analisis pengaruh fraud pentagone-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8743/1...pada tahun 2018 pt...
Post on 14-Dec-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH FRAUD PENTAGON
TERHADAP FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING
DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL
MODERASI PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE TAHUN 2014 – 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun oleh :
AFIF IMAWAN
63010-16-0001
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN SALATIGA
2020
ANALISIS PENGARUH FRAUD PENTAGON
TERHADAP FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING
DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL
MODERASI PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE TAHUN 2014 – 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun oleh :
AFIF IMAWAN
63010-16-0001
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN SALATIGA
2020
i
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. 02 Telepon( 0298) 3432784 Salatiga 50721 Website : www.febi.iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. 02 Telepon( 0298) 3432784 Salatiga 50721 Website : www.febi.iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
v
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Tidak ada orang bodoh, yang ada hanya orang yang tidak mau berfikir”
- Afif Imawan -
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu saya yang telah bekerja keras dan menemani saya dalam
mewujudkan cita-cita.
2. Mas Mulyanto, Mbak Iis, Mas Sudaryono, Mbak Yunani, Ninda, Alwi,
Kiya, Aisyah keluargaku semua.
3. Bapak Anton Bawono selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
4. Santi, nana, taufik, ihza, aldi, angga, lala sahabat saya selama di Salatiga.
5. Teman-teman magang BSM Ungaran bulan Juli 2019.
6. Teman – teman KKN Posko 18.
7. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2016.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrahiim…
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat, taufiq,
hidayah dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW.
beserta keluarga dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan kebenaran dengan
perantara agama Islam.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak, dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr .H. Zakiyuddin, M.Ag selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga dan selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan selam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Ari Setiawan M.M selaku Ketua program studi Perbankan Syariah S1
IAIN Salatiga.
4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.
5. Seluruh dosen Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan
wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
ix
6. Kedua Orang Tuaku, Bapak Dalhari dan Ibu Barokah yang selalu
memberikan doa restunya.
7. Teman – teman Perbankan Syariah angkatan 2016
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya
pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan
segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
mempelajarinya.
Salatiga, 5 Juni 2020
Penulis,
x
ABSTRAK
Imawan, Afif. 2020. Analisis Pengaruh Fraud Pentagon dalam Terhadap
Fraudulent Financial Reporting dengan Komite Audit Sebagai Variabel
Moderasi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Tahun 2014 –
2018. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1
Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing:Dr. Anton Bawono, M.Si.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empirin mengenai
fraud pentagon (pressure, opportunity, rationalization, capability dan arrogance)
yang diproksikan dengan rasio ROA, rasio leverage, rasio perubahan total asset,
rasio dewan komisaris independent, pergantian auditor, rasio total akrual,
pergantian direksi perusahaan dan frequent number of CEO’s pictures terhadap
fraudulent financial reporting dengan komite audit sebagai variable moderasi.
Penelitina ini menggunakan data sekunder berbentuk panel data tahunan
yang diperolah dari laporan keuangan tahunan masing-masing bank umum sayriah
di Indonesia yang telah dipublikasikan dengan teknik purposive sampling. Data
yang diperoleh kemudian diolah dengan alat bantu statistik EViews 10. Analisis ini
meliputi uji stasioneritas, uji regresi logistic, uji koefisien determinasi (R2
McFadden), uji goodness of fit model, uji likelihood ratio (LR) dan uji statistik z.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel financial target, pergantian
direksi dan frequent number of CEO’s pictures berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Variabel external pressure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Variabel financial stability berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Variabel ineffective monitoring, perubahan auditor,
rasio total akrual dan variabel pemoderasi yakni komite audit berpengaruh positif dan signifkan terhadap fraudulent financial reporting. Variabel financial target, pergantian direksi dan frequent number of CEO’s pictures berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting yang dimoderasi komite audit. Variabel external pressure berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting yang dimoderasi komite audit. Variabel financial stability berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting yang dimoderasi komite audit. Variabel ineffective monitoring,
pergantian auditor dan rasio total akrual berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting yang dimoderasi komite audit.
Kata Kunci : Fraudulent Financial Reporting, Financial Target, External Pressure, Financial Stability, Ineffective Monitoring, Pergantian
Auditor, Rasio Total Akrual, Pergantian Direksi, Frequent
Number Of CEO’s Pictures dan Komite Audit
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................................i
PENGESAHAN .......................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...............................................................iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT......................................................................iv
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI .................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................viii
ABSTRAK ...............................................................................................................x
DAFTAR ISI ...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xiv
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................8
D. Kegunaan Penelitian....................................................................................10
E. Sistematika Penulisan..................................................................................11
BAB II ....................................................................................................................13
LANDASAN TEORI .............................................................................................13
A. Kerangka Teori............................................................................................13
1. Agency Theory .........................................................................................13
2. Assymetric Information Theory ...............................................................14
3. Fraud .......................................................................................................14
4. Fraud Pentagon .......................................................................................15
5. Fraudulent Financial Reporting ..............................................................16
6. Pressure ...................................................................................................17
xii
7. Opportunity..............................................................................................20
8. Rationalization ........................................................................................21
9. Capability ................................................................................................22
10. Arrogance.............................................................................................23
11. Komite Audit........................................................................................24
B. Telaah Pustaka.............................................................................................25
C. Kerangka Penelitian ....................................................................................62
D. Penyusunan Hipotesis .................................................................................63
BAB III...................................................................................................................79
METODE PENELITIAN .......................................................................................79
A. Jenis Penelitian ............................................................................................79
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................79
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................79
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................81
E. Definisi Konsep dan Operasional................................................................81
F. Alat Analisis ................................................................................................87
BAB IV ..................................................................................................................89
ANALISIS DATA..................................................................................................89
A. Deskripsi Objek Penelitian ..........................................................................89
B. Analisi Data .................................................................................................91
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................103
BAB V ..................................................................................................................125
PENUTUP ............................................................................................................125
A. Kesimpulan................................................................................................125
B. Saran ..........................................................................................................127
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................128
LAMPIRAN .........................................................................................................133
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Temuan Reseacrh Gap dan Penelitian Terdahulu..................................30
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif .................................................................................89
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level.....................................................91
Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 McFadden)..................................92
Tabel 4.4 Hasil Uji Goodness of Fit Model ...........................................................93
Tabel 4.5 Hasil Uji Likelihood Ratio .....................................................................93
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Z................................................................................94
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................................101
Tabel 4.8 Hasil Estimasi Model Logit .................................................................103
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ..............................................................62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan tolok ukur dari kondisi keuangan suatu
perusahaan dimana nantinya para pengguna informasi bisa melihat apakah
perusahaan tersebut baik tidaknya melalui laporan keuangan tersebut yang
mana didalamnya berisi tentang semua data perusahaan dan semua aktivitas
operasional perusahaan itu sendiri. Manajemen, pemilik perusahaan, kreditor,
investor, supplier, pelanggan merupakan pihak-pihak yang menggunakan
informasi yang tertuang di dalam laporan keuangan tersebut. Karena begitu
pentingnya laporan keuangan itu sendiri, semua pelaku bisnis diharapkan untuk
bisa memberikan informasi yang benar-benar akurat dan relevan tanpa adanya
tindakan kejahatan berupa kecurangan agar semua pihak yang akan
menggunakan informasi tersebut tidak merasa dirugikan dalam pengambilan
keputusan.
Bank syariah sebagai lembaga yang berdasarkan prinsip Islam tidak
diperkenankan untuk memanipulasi atau merekayasa dalam membuat kaporan
keuangan. Hal ini dikarenakan dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan
sebagai informasi suatu kinerja perusahaan. Menurut Harahap dkk (2006)
dalam Syahfandi (2012:7), Fatwa Dewan Syariah Nasional No.15/DSN-
MUI/IX/2000 tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha menyebutkan bahwa
untuk kemaslahatan dalam pencatatan (laporan keuangan) sebaiknya
digunakan sistem basis akrual.
2
Menurut Padmantyo (2010:54), tujuan manajemen keuangan syariah
adalah pertanggungjawaban (accountability), baik pertanggungjawaban
terhadap Allah, pihak-pihak yang berhak atas perusahaan, maupun alam.
Pihak-pihak yang berhak atas perusahaan adalah pengguna laporan keuangan
diantaranya adalah pemilik dana, pihak-pihak yang memanfaatkan dan
menerima penyaluran dana, pembayar zakat, pemegang saham, otoritas
pengawasan, Bank Indonesia, Pemerintah, lembaga penjamin simpanan dan
masyarakat.
Meningkatnya berbagai kasus skandal akuntansi di dunia menyebabkan
berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan kecurangan
pada laporan keuangan (Skousen et al., 2009). Menurut Australian Audit
Standard (AUS) dalam Brennan and McGrath (2007) financial reporting fraud
adalah salah saji yang disengaja termasuk kelalaian jumlah atau pengungkapan
dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan keuangan. Sehingga,
kecurangan laporan keuangan dapat dikatakan sebagai kegiatan baik disengaja
maupun tidak disengaja dengan menyajikan laporan keuangan tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum, sehingga menghasilkan informasi
yang dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan tersebut.
Kecurangan laporan keuangan sulit dideteksi, karena memiliki berbagai
motivasi dibalik tindakan yang dilakukan Brennan and McGrath (2007).
Pada tahun 2013 Bank Syariah Mandiri, harus tertimpa kasus fraud
yang boleh dibilang paling primitif yaitu kredit fiktif dengan memalsukan
dokumen-dokumen utama. Karena kasus itu, anak usaha bank terbesar di
3
Indonesia itu harus menanggung potensi kerugian yang mencapai Rp102
miliar. Pada tahun 2014 dua orang oknum pegawai Bank Syariah Mandiri
ditangkap penyidik Subdit Fiskal, Moneter dan Devisa (Fismondev) atas
dugaan penipuan dan penggelapan. Kedua tersangka bekerjasama dengan
pihak lain untuk mencairkan SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri) hingga pihak bank dirugikan Rp 75 miliar. Pada tahun 2018 PT Bank
Jawa Barat dan Banten (BJB) Syariah terlilit kasus dugaan kredit fiktif yang
merugikan perseroan senilai Rp548 miliar. Pada tahun yang sama Masyarakat
Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menduga bahwa PT. Bank Syariah Mandiri
(BSM), anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, menyalurkan pembiayaan
fiktif senilai Rp1,1 triliun. Disebut fiktif lantaran MAKI menilai pengajuan
pembiayaan dari debitur tidak digunakan sesuai proposal ketika uang cair.
Bahkan, ada indikasi pembiayaan yang cair digunakan untuk kepentingan
pribadi.
Salah satu penelitian yang paling terkenal yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Cressey pada tahun 1953, menghasilkan sebuah teori fraud
yang sering dikenal dengan sebutan teori segitiga kecurangan (Fraud Triangle
Theory) dengan mengkategorikan adanya 3 faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya fraud yaitu tekanan (pressure), peluang/kesempatan (opportunity),
dan sikap/rasionalisasi (rationalization). Pada tahun 2004 Wolfe dan
Hermanson mengembangkan teori yang telah dicetus oleh Cressey. Dalam
penelitiannya, Wolfe dan Hermanson menambah satu elemen lagi yang di
percaya dapat berpengaruh terhadap fraud. Elemen tersebut yaitu
4
kapabilitas/kemampuan. Teori ini dikenal dengan sebutan Fraud Diamond
Theory. Pada tahun 2011, Crowe juga ikut terlibat dalam perkembangan teori
fraud. Crowe melakukan penelitian dan menentukan bahwa elemen arogansi
juga berpengaruh dalam mendeteksi terjadinya kecurangan. Crowe
menambahkan elemen yang diyakininya kedalam teori yang sebelumnya
dicetus oleh Cressey dan teori tersebut dikenal dengan sebutan Crowe’s fraud
pentagon teory. Teori ini terdiri dari 5 elemen yaitu pressure, opportunity,
rationalization, competence, dan arrogance.
Data dan kasus yang ada dapat disimpulkan bahwa fraud adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh seseoarang secara sengaja dan terencana untuk
keuntungan dirinya sendiri. Menurut Sihombing dan Rahardjo (2014) fraud
yaitu suatu perbuatan menyalahgunakan segala sesuatu yang merupakan milik
umum dengan sengaja, mau, tau, dan sadar, contohnya manajer untuk
mendapatkan pujian dan reward dari owner perusahan dengan saja melakukan
manipulasi dan rekayasa pada laporan keuangan perusahaan. Harahap (2017)
menyatakan bahwa fraud adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang
untuk menyesatkan para stakeholder perusahaan secara sengaja dalam
membaca laporan keuangan perusahaan untuk kepentingan dirinya sendiri.
Fraud ini biasanya dilakukan secara sembunyi, sehingga susah untuk
terdeteksi. Susahnya untuk mendeteksi tindakan ini disebebkan oleh faktor-
faktor yang mempermudah seseorang untuk melakukan fraud.
Penelitian yang berkaitan dengan fraud terhadap fraudulent financial
reporting memiliki hasil pengujian yang beragam dari peneliti sebelumnya.
5
Rukmana (2018) dalam penelitiannya menggunakan teori fraud diamond untuk
mendeteksi terjadinya fraudulent financial reporting, sedangkan Quraini dan
Rimawati (2018) menggunakan teori fraud pentagon yang merupakan teori
terbaru dalam mendeteksi fraudulent financial reporting. Menurut Santoso
(2019) financial target yang diproksikan dengan ROA memiliki pengaruh yang
positif dan signfikan terhadapa fraudulent financial reporting. Hal yang sama
juga dikemukakan oleh Vivianita dan Indudewi (2018 dan Antawirya, dkk.
Disisi lain penelitian yang dilakukan Agustina (2017) dan Quraini dan
Rimawati (2018) menyatakan bahwa ROA berpenagruh positif dan tidak
signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Penelitian yang dilakukan
oleh Devy, dkk. (2017) menemukan bahwa external pressure diproksikan
dengan leverage (LEV) berpengaruh positif dan singnifikan terhadap
fraudulent financial reporting. Hal di atas tersebut tidak didukung oleh
penelitian Apriliana dan Agustina (2017) yang menemukan bahwa ineffective
monitoring berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent
financial reporting. Penelitan Novitasari dan Chariri (2018) menemukan hasil
bahwa perubahan auditor (ACHANGE) memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap kemungkinan terjadinya fraudulent financial reporting.
Hasil yang berbeda ditemukan oleh Bawekes, dkk. (2017) dalam penelitiannya
Change in auditor (AUDCHANGE) berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap fraudulent financial reporting. Penelitian Yesiariani dan Rahayu
(2017) menemukan hasil bahwa rasio total akrual (TATA) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Hasil di atas tidak
6
didukung oleh Nindito (2018) yang menyatakan bahwa rasio total akrual
(TATA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent financial
reporting. Penelitian Suryani (2019) menemukan bahwa pergantian direksi
perusahaan (DCHANGE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting. Berbeda dengan penelitian Setyawati dan
Baningrum (2018), bahwa pergantian direksi perusahaan berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Bawekes, dkk.
(2017) dalam penelitiannya menemukan bahwa Frequent number of CEO’s
picture (CEOPIC) berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting. Hasil itu bertentangan dengan penelitian Antawirya, dkk.,
(2019) yang menemukan bahwa frequent number of ceo’s picture tidak
berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial reporting
Setelah mengetahui penelitian terdahulu mengenai pengaruh fraud
terhadap fraudulent financial reporting. Pada penelitian ini menggunakan teori
fraud pentagon dengan ditambahkan variabel moderasi yakni komite audit
yang dapat menghubungkaan fraud pentagon dengan fraudulent financial
reporting sebagai hal yang belum banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Fraud Pentagon
Terhadap Fraudulent Financial Reporting Dengan Komite Audit Sebagai
Variabel Moderasi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
Tahun 2014 – 2018”
7
B. Rumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan latar belakang di atas,
beberapa jawaban diperlukan untuk hal berikut:
1. Bagaimana pengaruh financial target (ROA) terhadap fraudulent financial
reporting?
2. Bagaimana pengaruh external pressure (LEV) terhadap fraudulent
financial reporting?
3. Bagaimana pengaruh financial stability ACHANGE) terhadap fraudulent
financial reporting?
4. Bagaimana pengaruh ineffective monitoring (BDOUT) terhadap fraudulent
financial reporting?
5. Bagaimana pengaruh perubahan auditor (AUDCHANGE) terhadap
fraudulent financial reporting?
6. Bagaimana pengaruh rationalization (TATA) terhadap fraudulent financial
reporting?
7. Bagaimana pengaruh pergantian direksi perusahaan (DCHANGE) terhadap
fraudulent financial reporting?
8. Bagaimana pengaruh frequent number of CEO’s picture (CEOPICT)
terhadap fraudulent financial reporting?
9. Bagaimana pengaruh komite audit (KA) terhadap fraudulent financial
reporting?
10. Bagaimana pengaruh financial target (ROA) terhadap fraudulent financial
reporting dengan komite audit (KA) sebagai variabel moderasi?
8
11. Bagaimana pengaruh external pressure (LEV) terhadap fraudulent
financial reporting dengan komite audit (KA) sebagai variabel moderasi?
12. Bagaimana pengaruh financial stability ACHANGE) terhadap fraudulent
financial reporting dengan komite audit (KA) sebagai variabel moderasi?
13. Bagaimana pengaruh ineffective monitoring (BDOUT) terhadap fraudulent
financial reporting dengan komite audit (KA) sebagai variabel moderasi?
14. Bagaimana pengaruh perubahan auditor (AUDCHANGE) terhadap
fraudulent financial reporting dengan komite audit (KA) sebagai variabel
moderasi?
15. Bagaimana pengaruh rationalization (TATA) terhadap fraudulent financial
reporting dengan komite audit (KA) sebagai variabel moderasi?
16. Bagaimana pengaruh pergantian direksi perusahaa (DCHANGE) terhadap
fraudulent financial reporting dengan komite audit (KA) sebagai variabel
moderasi?
17. Bagaimana pengaruh frequent number of CEO’s picture (CEOPICT)
terhadap fraudulent financial reporting dengan komite audit (KA) sebagai
variabel moderasi?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh financial target (ROA) terhadap fraudulent
financial reporting.
2. Untuk menganalisis pengaruh external pressure (LEV) terhadap
fraudulent financial reporting.
9
3. Untuk menganalisis pengaruh financial stability ACHANGE) terhadap
fraudulent financial reporting.
4. Untuk menganalisis pengaruh ineffective monitoring (BDOUT) terhadap
fraudulent financial reporting.
5. Untuk menganalisis pengaruh perubahan auditor (AUDCHANGE)
terhadap fraudulent financial reporting.
6. Untuk menganalisis pengaruh rationalization (TATA) terhadap fraudulent
financial reporting.
7. Untuk menganalisis pengaruh pergantian direksi perusahaa (DCHANGE)
terhadap fraudulent financial reporting.
8. Untuk menganalisis pengaruh frequent number of CEO’s picture
(CEOPICT) terhadap fraudulent financial reporting.
9. Untuk menganalisis pengaruh komite audit (KA) terhadap fraudulent
financial reporting.
10. Untuk menganalisis pengaruh financial target (ROA) terhadap fraudulent
financial reporting setelah dimoderasi oleh komite audit (KA).
11. Untuk menganalisis pengaruh external pressure (LEV) terhadap
fraudulent financial reporting setelah dimoderasi oleh komite audit (KA).
12. Untuk menganalisis pengaruh financial stability ACHANGE) terhadap
fraudulent financial reporting setelah dimoderasi oleh komite audit (KA).
13. Untuk menganalisis pengaruh ineffective monitoring (BDOUT) terhadap
fraudulent financial reporting setelah dimoderasi oleh komite audit (KA).
10
14. Untuk menganalisis pengaruh perubahan auditor (AUDCHANGE)
terhadap fraudulent financial reporting setelah dimoderasi oleh komite
audit (KA).
15. Untuk menganalisis pengaruh rationalization (TATA) terhadap fraudulent
financial reporting setelah dimoderasi oleh komite audit (KA).
16. Untuk menganalisis pengaruh pergantian direksi perusahaa (DCHANGE)
terhadap fraudulent financial reporting setelah dimoderasi oleh komite
audit (KA).
17. Untuk menganalisis pengaruh frequent number of CEO’s picture
(CEOPICT) terhadap fraudulent financial reporting setelah dimoderasi
oleh komite audit (KA).
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan mengenai pengaruh lima elemen fraud pentagon dalam
mendeteksi praktik fraudulent financial reporting pada pebankan syariah
di Indonesia.
11
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan teori
kecurangan dalam perspektif fraud pentagon serta dapat digunakan
sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
b. Bagi Auditor
Penelitian ini diharapkan dapat membantu auditor untuk mencegah dan
mendeteksi adanya fraudulent financial reporting yang terjadi pada
bank sayriah.
c. Bagi Bank Syariah
Bagi bank syariah diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi terhadap
kebijakan yang telah dilakukan dan menjadi bahan pertimbangan untuk
mencegah terjadinya fraudulent financial reporting.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang masalah diadakannya suatu
penelitian, berbagai macam rumusan masalah yang akan diteliti, tujuan dari
penilitian, manfaat dari diadakannya suatu penelitian, dan sistematika
penulisan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini membahas mengenai teori-teori terkait financial
statement fraud yang dapat dijadikan landasan dalam melakukan penelitian ini.
12
Selain itu juga bab ini membahas mengenai penelitian-penelitian terdahulu
dengan tema yang sama. Selanjutnya, teori-teori dan penelitian terdahulu
tersebut dijadikan acuan dalam membuat kerangka teoritis serta pengembangan
hipotesis dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel,
teknik dalam pengumpulan data, definisi konsep dan operasional
metodepengambilan sampel, sumber data, metode pengumpulan data, variabel
penelitian dan metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam ini ini membahas mengenai deskripsi objek penelitian, analisis
data, dan interpretasi hasil beserta dengan penjelasan yang terkait dengan
agumentasi sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan ini. Seluruh hasil
penelitian akan dirangkum dalam bab ini. Pada bab ini berisikan tentang
kesimpulan dan saran.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Agency Theory
Teori keagenan (agency theory) merupakan acuan utama dan
landasan dasar pada praktik bisnis di perusahaan. Jensen dan Meckling
(1976) menyatakan hubungan keagenan timbul karena adanya kontrak
antara prinsipal dan agen dengan mendelegasikan beberapa wewenang
pengambilan keputusan kepada agen. Fraudulent financial reporting bisa
terjadi karena ada celah-celah tertentu yang sengaja dimanfaatkan oleh agen
(manager perusahaan) yang dalam hal ini agen telah mengetahui secara
persis peluang tersebut dan tahu bagaimana cara menutupi agar tindakan
kecurangan atau fraud tidak diketahui oleh principal (pemilik perusahaan).
Pada hakekatnya, menurut teori ini, hubungan antara pemegang
saham atau investor (principal) dan manajemen (agent) sukar tercipta
karena adanya konflik kepentingan (conflict of interest). Benturan
kepentingan yang terjadi antara principal dan agent menimbulkan sikap
tidak saling percaya karena agent akan bertindak demi kepentingan pribadi
dan tidak memaksimalkan kepentingan principal. Kondisi inilah yang
memberikan kesempatan yang besar bagi agent untuk melakukan
kecurangan. Kecurangan terjadi karena sifat alamiah manusia yaitu
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki daya pikir yang terbatas
mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan selalu
14
menghindari risiko (risk averse). Self interest berkaitan dengan faktor
tekanan, kemampuan, dan arogansi. Risk averse berkaitan dengan faktor
kesempatan dan rasionalisasi (Aprilia, 2017). Hubungan antara pihak
principal dengan agen dapat menimbulkan terjadinya konflik keagenan
karena masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda yang dapat
menyebabkan terjadinya kecurangan (fraud) dalam pelaporan laporan
keuangan.
2. Assymetric Information Theory
Asimetris Informasi adalah keadaan dimana terdapat
ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh pihak manajemen selaku
penyedia informasi (preparer) dan pihak shareholder serta pihak lainnya
yang berkepentingan dalam perusahaan sebagai pengguna informasi laporan
keuangan (Kurnianto, 2015). Ketidakseimbangan informasi yang mana
manajemen mengetahui lebih banyak informasi tentang keadaan perusahaan
termasuk permasalahan di dalamnya daripada pemegang saham dan pihak
berkepentingan lainnya memberikan peluang bagi manajemen untuk
melakukan tindakan kecurangan, terutama dalam hal penyajian informasi
laporan keuangan (Agusputri, 2019: 107).
3. Fraud
Menurut Hukum, fraud atau kecurangan/penipuan adalah tindakan
yang sengaja dilakukan secara tidak adil dan merugikan pihak lainnya
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam dunia
bisnis dijelaskan bahwa fraud yaitu penipuan yang dilakukan dengan niat,
15
penyalahgunaan/penyelewengan terhadap aset perusahaan, atau manipulasi
data keuangan untuk kepentingan/keuntungan pelaku.
Pada literatur akuntansi dijelaskan bahwa fraud atau
kecurangan/penipuan disebutkan kejahatan tinggi (white-collar crime),
penyalahgunaan terhadap kepercayaan, penggelapan, serta penyimpangan.
Karena perbedaan pada implikasi fraud atau kecurangan/penipuan terhadap
auditor, sehingga digolongkan menjadi 2 (dua) tingkatan yaitu, fraud yang
dilakukan karyawan (employee fraud) dan fraud yang dilakukan manajemen
(management fraud).
4. Fraud Pentagon
The Crowe’s Fraud Pentagon atau umumnya dikenal dengan Fraud
pentagon adalah teori fraud terbaru yang dikemukakan oleh Crowe Horwath
(2011). Teori pentagon memperluas teori fraud triangle dan teori fraud
diamond, yang mana dalam teori fraud pentagon ini Crowe memasukkan
dua elemen fraud lainnya, yaitu kompetensi (competence) yang memiliki
makna sama dengan kapabilitas (capability),dan arogansi (arrogance).
Teori fraud pentagon terdiri dari pressure, opportunity, rationalization,
competence dan arrogance.
Tekanan pada fraud adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang untuk memaksa orang lain melakukan tindakan fraud untuk
kepentingan individu. Kesempatan seseorang melakukan fraud disebabkan
ada peluang untuk melakukannya, yang mana sektor pengawasan dan
pengendalian yang dilakukan perusahaan tidak berjalan sebagaimana
16
mestinya. Rasionalisasi dalam fraud adalah suatu bentuk pembenaran
bahwa melakukan fraud adalah tindakan yang biasa. Kemampuan
(capability) yang terjadi saat melakukan fraud adalah jabatan yang melekat
pada seseorang yang kebal terhadap aturan atau hukuman saat fraud
dilakukan. Arogansi yang terjadi saat fraud didasarkan bahwa perusahaan
berkembang baik, karena kerja kerasnya, untuk mempertahankan
arogansinya maka fraud akan dilakukan agar perusahaan tetap terlihat baik
dimata stakeholder, sehingga reward atau pujian dapat disematkan padanya.
5. Fraudulent Financial Reporting
Dalam The Treadway Commission’s Report of the National
Commission on Fraudulent Financial Reporting, (1987), Financial
Statement Fraud diartikan sebagai kesengajaan atau kecerobohan dalam
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan yang menyebabkan laporan keuangan menjadi penyesatkan
secara material. Menurut Wells (2011), Financial Statement Fraud
mencakup beberapa modus, antara lain :
1. Pemalsuan, pengubahan, atau manipulasi catatan keuangan (financial
record), dokumen pendukung atau transaksi bisnis.
2. Penghilangan yang disengaja atas peristiwa, transaksi, akun, atau
informasi signifikan lainnya sebagai sumber dari penyajian laporan
keuangan.
17
3. Penerapan yang salah dan disengaja terhadap prinsip akuntansi,
kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, mengakui,
melaporkan dan mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi
bisnis.
4. Penghilangan yang disengaja terhadap informasi yang seharusnya
disajikan dan diungkapkan menyangkut prinsip dan kebijakan akuntansi
yang digunakan dalam membuat laporan keuangan (Rezaee, 2002).
Kecurangan penyajian laporan (Fraudulent Statements) umumnya
digunakan untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya terjadi dalam
suatu perusahaan dengan melakukan rekayasa keuangan. Laporan keuangan
yang disajikan secara salah atau tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang
ada, beresiko besar untuk menimbulkan masalah serius bagi perusahaan
ataupun pihak eksternal terkait. Untuk itu deteksi fraud (kecurangan)
penting dilakukan agar dapat menekan resiko terjadinnya fraudulent
statements. Kecurangan penyajian Laporan Keuangan dapat dideteksi salah
satunnya dengan menggunakan Fraud Model.
6. Pressure
Pressure adalah dorongan seseorang untuk melakukan kecurangan,
baik dorongan keuangan maupun non keuangan. Menurut SAS No. 99
(dalam Skousen et al., 2008) terdapat beberapa kondisi terkait dengan
tekanan yang mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu:
financial target, external pressure, dan financial stability (Nugraheni, 2017:
121).
18
a. Financial Target
Menurut SAS No. 99 (AICPA, 2002) financial target adalah
target keuangan yang menyebabkan adanya tekanan berlebihan pada
manajemen yang ditetapkan oleh direksi, termasuk tujuan-tujuan
penerimaan bonus dari penjualan ataupun keuntungan. Tekanan atas
pencapaian target keuangan dapat memunculkan kemungkinan adanya
pengaruh financial target terhadap kecurangan pelaporan keuangan.
Return on Asset (ROA) adalah salah satu pengukuran yang digunakan
untuk mengukur kinerja manajer terutama terkait dengan bonus
peningkatan dan sebagainya. Summer dan Sweeny (1998) dalam
melaporkan bahwa ROA secara signifikan mampu membedakan
perusahaan yang melakukan fraud dengan perusahaan yang tidak
melakukan fraud (Septriani, 2018: 14).
Menurunnya kinerja keuangan perusahaan mengartikan bahwa
pihak manajemen gagal memenuhi target keuangan yang telah
ditentukan. Hal ini akan berpotensi pada tindakan kecurangan laporan
keuangan, pihak manajemen akan berusaha melakukan segala cara
untuk mencapai target keuangan yang telah ditetapkan termasuk
melakukan tindakan kecurangan laporan keuangan (Agusputri, 2019:
108).
19
b. External Pressure
Perusahaan sering mengalami suatu tekanan dari pihak eksternal.
Salah satu tekanan yangkerapkali dialami manajemen perusahaan
adalah kebutuhan untuk mendapatkan tambahan utangatau sumber
pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset
danpengeluaran pembangunan atau modal Skousen et al. (2009).
Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan
dari utang yang dalam penelitian ini diproksikan dengan leverage ratio
(Purba, 2017: 86). Rasio utang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total asset. Semakin besar
tingkat utang perusahaan dibandingkan dengan total asset yang dimiliki
maka semakin besar pula tekanan yang akan mendorong manajemen
melakukan kecurangan dalam penyajian laporan keuangan (Faidah,
2018: 149).
c. Financial Stability
Stabilitas keuangan (financial stability) ialah situasi dimana
keuangan perusahaan sedang stabil dan umumnya perusahaan
menginginkan agar keuangannya meningkat atau minimal dalam
keadaan stabil (tidak menurun), namun kondisi perusahaan tidak
selamanya stabil, ketidakstabilan keuangan mungkin saja terjadi dalam
suatu perusahaan. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan dampak
tekanan kepada pihak manajemen sehingga manajemen akan mencari
cara dan melakukan berbagai cara agar keuangan perusahaan dalam
20
keadaan stabil, termasuk melakukan kecurangan dalam penyajian
laporan keuangan (Agusputri, 2019: 109).
Bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh
manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan (Skousen et
al., 2008). Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan aset digunakan untuk
memproksikan stabilitas keuangan. Aset merupakan cerminan kekayaan
yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk
menunjukkan outlook dari suatu perusahaan. Pertumbuhan asset dapat
digunakan untuk menilai besar atau kecilnya suatu perusahaan dan citra
perusahaan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan aset yang di suatu
perusahaan, maka dapat dikatakan perusahaan itu besar dan mempunyai
citra atau outlook yang baik. Sebaliknya, apabila tingkat pertumbuhan
aset suatu perusahaan semakin kecil atau bahkan negatif, maka dapat
dikatakan perusahaan tersebut dalam kondisi keuangan yang tidak stabil
dan dianggap tidak mampu beroperasi dengan baik (Nugraheni,
2016:124).
7. Opportunity
Opportunity merupakan kondisi dimana memungkinkan
dilakukannya kecurangan. SAS No.99 menyebutkan bahwa peluang pada
financial statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori kondisi. Ineffective
monitoring adalah kondisi dimana sistem pengendalian internal tidak
berjalan secara efektif. ketidakefektian pengawasan (ineffective monitoring)
merupakan lemahnya perusahaan dalam mengawasi jalannya kinerja
21
perusahaan, dampak dari kelemahan pengawasan ini akan memberikan
kesempatan terhadap agen perusahaan yaitu manajer berperilaku
menyimpang dengan melakukan manajemen laba (Andayani, 2010) dalam
(Yesiariani dan Rahayu, 2016). Lemahnya pengawasan manajemen akan
menimbulkan tindakan fraud dalam laporan keuangan. Pengawasan erat
kaitannya dengan dewan komisaris. Proporsi dewan komisaris yang lebih
besar dapat mencegah tindakan fraud dalam perusahaan (Siddiq et al., 2017
dalam Setiawati, 2018: 95).
8. Rationalization
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud,
dimana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya (Molida, 2011).
Rasionalisasi merupakan bagian dari fraud triangle yang sulit diukur
(Skousen et al., 2008). Dalam penelitian Skousen et al. menyatakan bahwa
ada beberapa kondisi terkait dengan rasionalisasi yang mengakibatkan
seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu: perubahan auditor dan rasio
total akrual (Nugraheni, 2017: 122).
a. Pergantian Auditor
Pergantian auditor yang digunakan perusahaan dapat dianggap
sebagai suatu bentuk untuk menghilangkan jejak fraud (fraud trail) yang
ditemukan oleh auditor sebelumnya. Kecenderungan tersebut
mendorong perusahaan untuk mengganti auditor independennya guna
menutupi kecurangan yang terdapat dalam perusahaan (Tessa & Harto,
2016). Bukan hanya untuk menghilangkan jejak fraud, apabila suatu
22
perusahaan mulai tidak puas dengan kinerja auditor yang tidak dapat
diintervensi atau dipengaruhi perusahaan agar memanipulasi hasil
auditan maka kecenderungan fraud akan semakin tinggi (Sihombing &
Rahardjo, 2014 dalam Damayani, dkk., 2017: 157)
b. Rasio Total Akrual
Rasionalisasi (rationalization) merupakan pembenaran terhadap
tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pelaku. Prinsip akrual
disepakati sebagai dasar penyusunan laporan keuangan karena lebih
rasional dan adil. Namun prinsip akrual dapat digerakkan (tuned) untuk
mengubah angka laba yang dihasilkan, sehingga terindikasi sebagai
tindakan kecurangan dalam pelaporan keuangan. Prinsip akrual
berhubungan dengan pengambilan keputusan manajemen dan
memberikan wawasan terhadap rasionalisasi dalam pelaporan keuangan
(Septriani, 2018: 15) .
9. Capability
Capability adalah suatu faktor kualitatif yang menurut Wolfe dan
Hermanson merupakan salah satu pelengkap dari model fraud triangle dari
Cressey. Capability artinya seberapa besar daya dan kapasitas dari
seseorang itu melakukan Fraud di lingkungan perusahaan. Perubahan
direksi pada umumnya sarat dengan muatan politis dan
kepentingan pihak-pihak tertentu yang memicu munculnya conflict of
interest. Capability sebagai salah satu fraud risk factor yang
melatarbelakangi terjadinya fraud menyimpulkan bahwa perubahan direksi
23
dapat mengindikasikan terjadinya fraud. Perubahan direksi tidak
selamanya berdampak baik bagi perusahaan. Sihombing (2014) Perubahaan
direksi bisa menjadi suatu upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja
direksi sebelumnya dengan melakukan perubahan susunan direksi ataupun
perekrutan direksi yang baru yang dianggap lebih berkompeten dari direksi
sebelumnya. Sementara disisi lain, pergantian direksi bisa jadi merupakan
upaya perusahaan untuk menyingkirkan direksi yang dianggap mengetahui
fraud yang dilakukan perusahaan serta perubahan direksi dianggap akan
membutuhkan waktu adaptasi sehingga kinerja awal tidak maksimal
(Suryani, 2019: 3).
10. Arrogance
Arogansi merupakan sikap superioritas atau keserakahan dari orang
yang percaya bahwa pengendalian internal tidak berlaku secara pribadi
(Crowe Horwarth, 2012). Arogansi juga merupakan sikap sombong dari
seseorang yang yakin bahwa dirinya mampu melakukan kecurangan dan
tidak akan diketahui apabila kecurangan telah terjadi. (Aprilia, 2017 dalam
Damayani, dkk., 2017: 154).
Arrogance yang diproksikan dengan frequent number of CEO’s
pictures merupakan jumlah foto CEO yang terpampang pada laporan
tahunan perusahaan. Banyaknya foto CEO yang terpampang dalam sebuah
laporan tahunan perusahaan dapat merepresentasikan tingkat arogansi atau
superioritas yang dimiliki CEO tersebut. Seorang CEO cenderung lebih
ingin menunjukkan kepada semua orang akan status dan posisi yang
24
dimilikinya dalam perusahaan karena mereka tidak ingin kehilangan status
atau posisi tersebut (atau merasa tidak dianggap), hal ini sesuai dengan salah
satu elemen yang dipaparkan oleh Crowe (2011) dalam Tessa dan Harto
(2016). Arrogance dapat memicu terjadinya financial statement fraud
dengan cara menggunakan dan memanfaatkan wewenang yang dimiliki.
control internal system apapun tidak bisa membatasi tindakan dan perilaku
seorang CEO karena kekuasaan yang dimiliki (Siddiq, et al, 2017 dalam
Setiawati, 2018: 96).
11. Komite Audit
Menurut Kep. 29/PM/2004, komite audit merupakan suatu komite
yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam melakukan pengawasan
kegiatan pengelolaan suatu perusahaan. Tugas komite audit membantu
dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh
manajemen dalam upaya meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.
Komite audit mempunyai tanggung jawab utama yang berhubungan dengan
kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan, pengawasan internal,
menelaah sistem pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan
(Wicaksono, 2015:4).
Komite audit memiliki hubungan yang erat dengan audit eksternal.
Komite audit bertugas untuk memberikan rekomendasi kepada dewan
direksi dalam hal penentuan penggunaan jasa auditor. Komite audit harus
bertemu dengan auditor eksternal sebelum perikatan dimulai untuk
membahas tanggung jawab auditor dan kebijakan akuntansi signifikan serta
25
memberikan masukan terbatas tentang persetujuan rencana tindakan,
program kegiatan, dan lingkup pekerjaan auditor (Messier, 2005 dalam
Riyanti, dkk., 2019:273).
B. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan
elemen fraud pentagon yakni financial target (ROA), external pressure (LEV),
financial stability (ACHANGE), ineffective monitoring (BDOUT), perubahan
auditor (AUDCHANGE), rasio total akrual (TATA), pergantian direksi
perusahaan (DCHANGE) dan frequent number of CEO’s picture (CEOPIC)
terhadap fraudulent financial reporting.
1. Financial target terhadap fraudulent financial reporting
Financial Target diproksikan dengan Return On Asset (ROA).
Menurut Santoso (2019) ROA memiliki pengaruh yang positif dan
signfikan terhadapa fraudulent financial reporting. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Vivianita (2018), yang menyatakan bahwa ROA
berpengaruh positif terhadap fraudulent financial reporting. Penelitian ini
juga didukung oleh Antawirya, dkk., (2019) mengatakan jika ROA naik
maka fraudulent financial reporting juga naik, sehingga ROA berpengaruh
positif dan signifkan terhadap fraudulent financial reporting.
26
Namun pada penelitian Apriliana (2017) ROA berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Hal tersebut
didukung oleh penelitian Quraini (2018) yang menyatakan bahwa ROA
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting.
2. External Pressure terhadap fraudulent financial reporting
External pressure diproksikan dengan leverage (LEV). Penelitian
yang dilakukan oleh Devy, dkk. (2017) menemukan bahwa leverage
(LEV) berpengaruh positif dan singnifikan terhadap fraudulent financial
reporting. Hal yang sama juga ditemukan oleh Septriani (2018) dalam
penelitiannya LEV berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting dan Quraini (2018) mendukung hasil tersebut bahwa
LEV berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial
reporting.
Namun hasil di atas bertentangan dengan penelitian Nugraheni
(2017) dan Faidah (2018), yang menemukan bahwa LEV berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
3. Financial Stability terhadap fraudulent financial reporting
Financial stability diproksikan mengggunakan perubahan total
aset (ACHANGE). Menurut Bawekes, dkk. (2017) perubahan total aset
(ACHANGE) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting. Faradiza (2018) mendukung hasil yang
sama dalam penelitiannya yang menemukan bahwa perubahan total aset
27
(ACHANGE) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting. Hal serupa diungkapkan Apriliana (2017)
dalam penelitiannya bahwa perubahan total aset (ACHANGE) memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Hasil di atas berbeda dengan penelitian Ulfah, dkk. (2017) dan
Purba (2017) yang menemukan bahwa ACHANGE berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
4. Ineffective monitoring terhadap fraudulent financial reporting
Opportunity yang diproksikan dengan ineffective monitoring
(BDOUT). Penelitian Putriasih, dkk. (2016) menemukan bahwa
ineffective monitoring (BDOUT) memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting. Hal sama juga ditemukan oleh
Agustina (2019) dalam penelitiannya ineffective monitoring (BDOUT)
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial
reporting. Agusputri dan Sofie (2019) mendukung hasil tersebut dengan
penelitian yang telah mereka lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
ineffective monitoring (BDOUT) memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting.
Hal di atas tersebut tidak didukung oleh penelitian Septriani
(2018)dan Faradiza (2018) yang menemukan bahwa ineffective monitoring
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting.
28
5. Pergantian auditor terhadap fraudulent financial reporting
Rasionalitazion yang pertama diproksikan dengan pergantian
auditor (AUDCHANGE). Penelitan Novitasari (2018) menemukan hasil
bahwa pergantian auditor (ACHANGE) memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap kemungkinan terjadinya fraudulent financial reporting.
Menurut Ulfah, dkk. (2017) Pergantian auditor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Hasil penelitian tersebut
didukung oleh Putriasih, dkk. (2016) dalam penelitiannya (AUDCHANGE)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Hasil yang berbeda ditemukan oleh Bawekes, dkk. (2017) dalam
penelitiannya Change in auditor (AUDCHANGE) berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Quraini (2018)
juga menemukan bahwa Change in auditor berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
6. Rasio total akrual terhadap fraudulent financial reporting
Rasionalitazion yang kedua diproksikan dengan rasio total akrual
(TATA). Penelitian Yesiariani (2017) menemukan hasil bahwa rasio total
akrual (TATA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting. Hasil temuan Rukmana (2018) mendukung penelitian
Yesiariani (2017) yang menyatakan bahwa rasio total akrual (TATA)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Septriani (2018) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa rasio total
29
akrual (TATA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
Hasil di atas tidak didukung oleh Agusputri (2019) dan Nindito
(2018) yang menyatakan bahwa rasio total akrual (TATA) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
7. Perubahan direksi terhadap fraudulent financial reporting
Capability diproksikan dengan pergantian direksi perusahaan
(DCHANGE). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Devy, dkk. (2017)
pergantian direksi perusahaan (DCHANGE) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Hal tersebut didukung
oleh penelitian Suryani (2019) yang menemukan bahwa pergantian direksi
perusahaan (DCHANGE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting. Hasil lain juga menyatakan bahwa
pergantian direksi perusahaan (DCHANGE) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap fraudulent financial reporting seperti dalam penelitian
Putriasih, dkk. (2016).
Berbeda dengan penelitian Nugraheni (2017) dan Quraini (2018)
bahwa pergantian direksi perusahaan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
8. Frequent number of CEO’s picture
Arrogance diproksikan dengan Frequent number of CEO’s
pictures (CEOPIC). Menurut Devy, dkk. (2017), Frequent number of
CEO’s picture (CEOPIC) memiliki pengaruh positif dan signifikan
30
terhadap fraudulent financial reporting. Penelitian Apriliana dan Agustina
(2017) juga menemukan hal yang sama yakni CEOPIC berpengaruh positif
dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Bawekes, dkk.
(2017) mendukung hasil tersebut dengan hasil penelitiannya yang
menemukan bahwa Frequent number of CEO’s picture (CEOPIC)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Hasil di atas bertentangan dengan penelitian Agusputri (2019) dan
Damayani, dkk. (2017), yang menemukan bahwa frequent number of
CEO’s picture berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
Tabel 2.1
Temuan Reseacrh Gap dan Penelitian terdahulu
No Peneliti Variabel Hasil
Penelitian
Beda Penelitian
Pengaruh ROA Terhadap FFR
1
Santoso,
2019
Independen :
a. Financal Target
b. Ineffective
Monitoring
c. Pergantian
Auditor
d. Perubahan direksi
e. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
Financial
target (ROA)
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kecurangan
laporan
keuangan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
external
pressure,
financial
stability dan
rasio total akrual.
31
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
2 Vivianita
dan
Indudewi
, 2018
Independen :
a. External Pressure
b. Financal Target
c. Ineffective
Monitoring
d. Kualitas Audit
Eksternal
e. Pergantian
Auditor
f. Perubahan direksi
g. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
ROA
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
financial
statement
fraud
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
financial target,
rasio total akrual
dan komite audit
sebagai variabel
moderasi
3 Antawiry
a, dkk.,
2019
Independen :
a. Financal Target
b. Jumlah Rapat
Komite Audit
c. Pergantian
Auditor
d. Perubahan direksi
Financial
targets
berpenganruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraudulent
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
external
pressure,
financial
32
e. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
financial
statements
stability,
ineffective
monitoring, rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
4 Apriliana
dan
Agustina,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. Liquiduty
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. External Auditor
Quality
g. Changes in
Auditor
h. Director Change
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Financial
target (ROA)
positif
berpengaruh
dan tidak
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
statements
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
external
pressure, rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
5 Quraini
dan
Rimawati
, 2018
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
Financial
target (ROA)
berpengaruh
positif dan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
33
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. Quality of
External Audior
g. Change in Auditor
h. Change in
Director
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
tidak
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
statements
independen rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
Pengaruh LEV Terhadap FFR
1 Devy,
dkk.,
2017
Independen :
a. External Pressure
b. Change in
Director
c. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
External
pressure
(LEV)
berpengaruh
positif dan
signifikan
dalam
mendeteksi
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
financial target,
financial
stability,
ineffective
monitoring,
pergantian
auditor, rasio
total akrual dan
komite audit
34
sebagai variabel
moderasi
2 Septriani
dan
Handayan
i, 2018
Independen :
a. Financial Target
b. Financial Stability
c. External Pressure\
d. Ineffective
Monitoring
e. Nature Of Industry
f. Change in Auditor
g. Rasio Total
Akrual
h. Change in
Director
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
External
pressure
(LEV)
berpengaruh
positif dan
signifikan
dalam
mendeteksi
kecurangan
laporan
keuangan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel komite
audit sebagai
variabel
moderasi
3 Quraini
dan
Rimawati
, 2018
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. Quality of
External Audior
g. Change in Auditor
External
pressure
(LEV)
berpengaruh
positif dan
signifikan
dalam
mendeteksi
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
rasio total akrual
dan komite audit
sebagai variabel
moderasi
35
h. Change in
Director
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
4 Nugrahe
ni dan
Trihatmo
ko, 2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Personal
Financial Need
e. Ineffective
Monitoring
f. Nature Of Industry
g. Opini Audit
h. Change in
Director
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Variabel
external
pressure
mempunyai
pengaruh
negatif
signifikan
terhadap
financial
statement
fraud
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
pergantian
auditor, rasio
total akrual,
frequent number
of CEO’s
pictures dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
5 Faidah
dan
Suwarti,
2018
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Personal
Financial Need
External
pressure
(LEV)
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen rasio
total akrual dan
komite audit
36
e. Ineffective
Monitoring
f. Nature Of Industry
g. Pergantian
Auditor
h. Pergantian Direksi
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
financial
statement
fraud
sebagai variabel
moderasi
Pengaruh ACHANGE Terhadap FFR
1 Bawekes,
dkk.,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. Kualitas Auditor
Eksternal
g. Changes in
Auditor
h. Pergantian Direksi
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
Fraudulent Financial
Reporting
Financial
stability
(ACHANGE)
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
rasio total akrual
dan komite audit
sebagai variabel
moderasi
37
2 Faradiza,
2018
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Ineffective
Monitoring
e. Nature Of Industry
f. Changes in
Auditor
g. Total Accrual
Ratio
h. Pergantian Direksi
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Stabilitas
keuangan
(ACHANGE)
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraud pada
laporan
keuangan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel komite
audit sebagai
variabel
moderasi
3 Apriliana
dan
Agustina,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. Liquiduty
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. External Auditor
Quality
g. Changes in
Auditor
h. Director Change
Financial
stability
(ACHANGE)
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
external
pressure, rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
38
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
4 Ulfah,
dkk.,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. Kualitas Auditor
Eksternal
g. Pergantian
Auditor
h. Opini Auditor
i. Pergantian Direksi
j. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Financial
stability
(ACHANGE)
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
rasio total akrual
dan komite audit
sebagai variabel
moderasi
5 Purba
dan
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
Financial
stability
(ACHANGE)
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
39
Putra,
2017
c. External Pressure
d. Nature Of Industry
e. Ineffective
Monitoring
f. Pergantian
Auditor
g. Rasio Total
Akrual
h. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
variabel
independen
frequent number
of CEO’s
pictures dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
Pengaruh BDOUT Terhadap FFR
1 Putriasih,
dkk.,
2016
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Nature Of Industry
e. Ineffective
Monitoring
f. Pergantian
Auditor
g. Rasio Total
Akrual
h. Pergantian Direksi
Dependen:
Ineffective
monitoring
(BDOUT)
memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
pada
perusahaan
perbankan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
frequent number
of CEO’s
pictures dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
40
a. Fraudulent
Financial
Reporting
2 Agustina
dan
Pratomo,
2019
Independen :
a. External Pressure
b. Ineffective
Monitoring
c. Pergantian
Auditor
d. Pergantian Direksi
e. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Ineffective
monitoring
(BDOUT)
memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
pada
perusahaan
perbankan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
financial target,
financial
stability, rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
3 Agusputr
i dan
Sofie,
2019
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Nature Of Industry
e. Ineffective
Monitoring
f. Pergantian
Auditor
g. Rasio Total
Akrual
h. Pergantian Direksi
Ineffective
monitoring
(BDOUT)
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kecurangan
pelaporan
keuangan.
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel komite
audit sebagai
variabel
moderasi
41
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
4 Septriani
dan
Handayan
i, 2018
Independen :
a. Financial Target
b. Financial Stability
c. External Pressure\
d. Ineffective
Monitoring
e. Nature Of Industry
f. Change in Auditor
g. Rasio Total
Akrual
h. Change in
Director
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Ineffective
monitoring
(BDOUT)
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting.
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel komite
audit sebagai
variabel
moderasi
5 Faradiza,
2018
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Ineffective
Monitoring
e. Nature Of Industry
Ineffective
monitoring
(BDOUT)
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel komite
audit sebagai
variabel
moderasi
42
f. Changes in
Auditor
g. Total Accrual
Ratio
h. Pergantian Direksi
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
fraudulent
financial
reporting
pada
perusahaan
manufaktur.
Pengaruh AUDCHANGE Terhadap FFR
1 Novitasar
i dan
Chariri,
2018
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Ineffective
Monitoring
e. Nature Of Industry
f. Changes in
Auditor
g. Pergantian Direksi
h. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Change in
auditor
memiliki
pengaruh
positif yang
signifikan
terhadap
kemungkinan
terjadinya
financial
statement
fraud.
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
43
2 Ulfah,
dkk.,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. Kualitas Auditor
Eksternal
g. Pergantian
Auditor
h. Opini Auditor
i. Pergantian Direksi
j. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Pergantian
auditor
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
rasio total akrual
dan komite audit
sebagai variabel
moderasi
3 Putriasih,
dkk.,
2016
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Nature Of Industry
e. Ineffective
Monitoring
f. Pergantian
Auditor
Change in
auditor
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
frequent number
of CEO’s
pictures dan
komite audit
44
g. Rasio Total
Akrual
h. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
sebagai variabel
moderasi
4 Bawekes,
dkk.,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. Kualitas Auditor
Eksternal
g. Changes in
Auditor
h. Pergantian Direksi
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
Fraudulent Financial
Reporting
Change in
auditor
(AUDCHAN
GE)
berpengaruh
positif dan
tidak
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
5 Quraini
dan
Rimawati
, 2018
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Institutional
Ownership
Change in
auditor
berpengaruh
positif dan
tidak
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen rasio
total akrual dan
45
e. Ineffective
Monitoring
f. Quality of
External Audior
g. Change in Auditor
h. Change in
Director
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
terhadap
fraudulent
financial
reporting
komite audit
sebagai variabel
moderasi
Pengaruh TATA Terhadap FFR
1 Yesiarian
i dan
Rahayu,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Personal
Financial Need
e. Ineffective
Monitoring
f. Nature Of Industry
g. Changes in
Auditor
h. Rasio Total
Akrual
i. Pergantian Direksi
Dependen:
Rationalizatio
n (TATA)
terbukti
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
financial
statement
fraud
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
frequent number
of CEO’s
pictures dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
46
a. Fraudulent
Financial
Reporting
2 Rukmana
, 2018
Independen :
a. Financial Stability
b. External Pressure
c. Fiancial Stability
d. Personal
Financial Need
e. Nature Of Industry
f. Ineffective
Monitoring
g. Struktur
Organisasi
h. Rasio Total
Akrual
i. Pemegang Saham
Mayoritas
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Total akrual
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
financial
statement
fraud
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
pergantian
auditor,
pergantian
direksi, frequent
number of
CEO’s pictures
dan komite audit
sebagai variabel
moderasi
3 Septriani
dan
Handayan
i, 2018
Independen :
a. Financial Target
b. Financial Stability
c. External Pressure\
d. Ineffective
Monitoring
e. Nature Of Industry
f. Change in Auditor
Rasionalisasi
total akrual
pada total aset
memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel komite
audit sebagai
variabel
moderasi
47
g. Rasio Total
Akrual
h. Change in
Director
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
fraudulent
financial
reporting
pada
perusahaan
perbankan.
4 Agusputr
i dan
Sofie,
2019
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Nature Of Industry
e. Ineffective
Monitoring
f. Pergantian
Auditor
g. Rasio Total
Akrual
h. Pergantian Direksi
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Rationalizatio
n yang
diproksikan
dengan rasio
perubahan
total akrual
terbukti
berpengaruh
negatif dan
signifikan
signifikan
terhadap
financial
statement
fraud.
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel komite
audit sebagai
variabel
moderasi
5 Nindito,
2018
Independen :
a. Financial Stability
b. External Pressure
TATA
berpengaruh
negatif dan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
48
c. Free Cash Flow
d. Ineffective
Monitoring
e. Ratio Total
Accrual
f. Unqualified Ausit
Opinion
g. Change in Auditor
h. Change in
Director
i. The Non
Disclosure Of A
Doubtful Debt
j. Frequent Number
Of CEO’s
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
signfikan
terhadap
financial
statement
fraud.
variabel
independen
financial target
dan komite audit
sebagai variabel
moderasi
Pengaruh DCHANGE Terhadap FFR
1 Devy,
dkk.,
2017
Independen :
a. External Pressure
b. Change in
Director
c. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Pergantian
direksi
perusahaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
dalam
mendeteksi
fraudulent
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
financial target,
financial
stability,
ineffective
monitoring,
49
financial
reporting
pergantian
auditor, rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
2 Suryani,
2019
Independen :
a. Financial Target
b. Ineffective
Monitoring
c. Change in Auditor
d. Change in
Director
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Change in
director
(DCHANGE)
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
financial
statement
fraud.
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
financial
stability,
external
pressure, rasio
total akrual, dan
frequent number
of CEO’s
pictures komite
audit sebagai
variabel
moderasi
3 Putriasih,
dkk.,
2016
Independen :
Financal Target
a. Financial Stability
b. External Pressure
c. Nature Of Industry
d. Ineffective
Monitoring
Pergantian
direksi
berpengaruh
positif dan
signifikan
dalam
mendeteksi
kecurangan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
frequent number
of CEO’s
pictures dan
50
e. Pergantian
Auditor
f. Rasio Total
Akrual
g. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
laporan
keuangan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
4 Quraini
dan
Rimawati
, 2018
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. Quality of
External Audior
g. Change in Auditor
h. Change in
Director
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Pergantian
direksi
berpengaruh
positif dan
tidak
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
5 Nugrahe
ni dan
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
Pergantian
direksi
berpengaruh
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
51
Trihatmo
ko, 2017
c. External Pressure
d. Personal
Financial Need
e. Ineffective
Monitoring
f. Nature Of Industry
g. Opini Audit
h. Change in
Director
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
positif dan
tidak
signifikan
terhadap
terjadinya
fraudulent
financial
reporting
variabel
independen
pergantian
auditor, rasio
total akrual,
frequent number
of CEO’s
pictures dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
Pengaruh CEOPIC Terhadap FFR
1 Devy,
dkk.,
2017
Independen :
a. External Pressure
b. Change in
Director
c. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Frequent
number of
CEO’s picture
berpengaruh
positif dan
signifikan
dalam
mendeteksi
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
financial target,
financial
stability,
ineffective
monitoring,
pergantian
auditor, rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
52
2 Apriliana
dan
Agustina,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. Liquiduty
d. Institutional
Ownership
e. Ineffective
Monitoring
f. External Auditor
Quality
g. Changes in
Auditor
h. Director Change
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Frequent
number of
CEO’s picture
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
external
pressure, rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
3 Bawekes,
dkk.,
2017
Independen :
j. Financal Target
k. Financial Stability
l. External Pressure
m. Institutional
Ownership
n. Ineffective
Monitoring
o. Kualitas Auditor
Eksternal
p. Changes in
Auditor
Frequent
number of
CEO’s picture
berpengaruh
secara positif
dan signifikan
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen rasio
total akrual dan
komite audit
sebagai variabel
moderasi
53
q. Pergantian Direksi
r. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
4 Agusputr
i dan
Sofie,
2019
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Nature Of Industry
e. Ineffective
Monitoring
f. Pergantian
Auditor
g. Rasio Total
Akrual
h. Pergantian Direksi
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Frequent
number of
CEO’s picture
berpengaruh
positif dan
tidak
signifikan
terhadap
terjadinya
fraud
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel komite
audit sebagai
variabel
moderasi
5 Damayan
i,dkk.,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Kepemilikan
Manajerial
Frequency of
CEO images
berpenganruh
positif dan
tidak
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen rasio
total akrual dan
54
e. Nature Of Industry
f. Ineffective
Monitoring
g. Pergantian
Auditor
h. Pergantian Direksi
i. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
terhadap
fraudulent
financial
statements
komite audit
sebagai variabel
moderasi
Pengaruh ROA Terhadap FFR yang Dimoderasi Komite Audit
1. Mardiani,
20117
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Ineffective
Monitoring
e. Pergantian
Auditor
f. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
Komite audit
tidak mampu
memoderasi
pengaruh
financial
target
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen rasio
total akrual dan
frequent number
of CEO’s
pictures
2. Sugita,
2018
Independen :
a. Financal Target
Komite audit
mampu
Penelitian yang
akan dilakukan
55
b. Ineffective
Monitoring
c. Pergantian
Auditor
d. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
memoderasi
dan
memperkuat
pengaruh
financial
targets
terhadap
fraudulent
financial
reporting.
menggunakan
variabel
independen
financial
stability,
external
pressure, rasio
total akrual dan
frequent number
of CEO’s
pictures
Pengaruh LEV Terhadap FFR yang Dimoderasi Komite Audit
1. Murtanto
, 2019
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Personal
Financial Need
e. Nature Of
Industry
f. Ineffective
Monitoring
g. Rasio Total
Akrual
h. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
Komite audit
tidak mampu
moderasi
external
pressure
terhadap
accounting
irregularities
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
pergantian
auditor dan
frequent number
of CEO’s
pictures
56
a. Komite Audit
2. Mardiani,
20117
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Ineffective
Monitoring
e. Pergantian
Auditor
f. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
Komite audit
tidak mampu
memoderasi
pengaruh
external
pressure
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen rasio
total akrual dan
frequent number
of CEO’s
pictures dan
Pengaruh ACHANGE Terhadap FFR yang Dimoderasi Komite Audit
1. Murtanto
, 2019
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Personal
Financial Need
e. Nature Of
Industry
f. Ineffective
Monitoring
g. Rasio Total
Akrual
h. Pergantian Direksi
Komite audit
mampu
moderasi dan
memperlemah
financial
stability
terhadap
accounting
irregularities
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
pergantian
auditor dan
frequent number
of CEO’s
pictures
57
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
2. Mardiani,
2017
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Ineffective
Monitoring
e. Pergantian
Auditor
f. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
Komite audit
tidak mampu
memoderasi
pengaruh
financial
stability
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen rasio
total akrual dan
frequent number
of CEO’s
pictures
Pengaruh BDOUT Terhadap FFR yang Dimoderasi Komite Audit
1. Santoso,
2019
Independen :
a. Financal Target
b. Ineffective
Monitoring
c. Pergantian
Auditor
d. Perubahan direksi
Komite audit
mampu
memperlemah
pengaruh
rasio dewan
komisaris
independen
terhadap
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independent
external
pressure,
financial
58
e. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
fraudulent
financial
reporting
stability dan
rasio total akrual
2. Sugita,
2018
Independen :
a. Financal Target
b. Ineffective
Monitoring
c. Pergantian
Auditor
d. Pergantian
Direksi
Dependen:
b. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
Komite Audit
Komite audit
mampu
memoderasi
dan
memperkuat
pengaruh
rasio dewan
komisaris
independen
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
financial
stability,
external
pressure, rasio
total akrual dan
frequent number
of CEO’s
pictures
Pengaruh AUDCHANGE Terhadap FFR yang Dimoderasi Komite
Audit
1. Santoso,
2019
Independen :
a. Financal Target
b. Ineffective
Monitoring
c. Pergantian
Auditor
Komite audit
mampu
memperlemah
pengaruh
pergantian
auditor
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independent
external
59
d. Perubahan direksi
e. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
terhadap
fraudulent
financial
reporting
pressure,
financial
stability dan
rasio total akrual
2. Sugita,
2018
Independen :
a. Financal Target
b. Ineffective
Monitoring
c. Pergantian
Auditor
d. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
Komite audit
tidak mampu
memoderasi
pengaruh
pergantian
auditor
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
financial
stability,
external
pressure, rasio
total akrual dan
frequent number
of CEO’s
pictures
Pengaruh DCHANGE Terhadap FFR yang Dimoderasi Komite Audit
1. Santoso,
2019
Independen :
a. Financal Target
b. Ineffective
Monitoring
c. Pergantian
Auditor
d. Perubahan direksi
Komite audit
tidak mampu
memoderasi
pengaruh
pergantian
direksi
terhadap
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
external
pressure,
60
e. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
fraudulent
financial
reporting
financial
stability dan
rasio total akrual
2. Murtanto
, 2019
Independen :
a. Financal Target
b. Financial Stability
c. External Pressure
d. Personal
Financial Need
e. Nature Of
Industry
f. Ineffective
Monitoring
g. Rasio Total
Akrual
h. Pergantian Direksi
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
Komite audit
tidak mampu
moderasi
pergantian
direksi
terhadap
accounting
irregularities
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
pergantian
auditor dan
frequent number
of CEO’s
pictures
61
Pengaruh CEOPIC Terhadap FFR yang Dimoderasi Komite Audit
1. Santoso,
2019
Independen :
a. Financal Target
b. Ineffective
Monitoring
c. Pergantian
Auditor
d. Perubahan direksi
e. Frequent Number
Of CEO’s Pictures
Dependen:
a. Fraudulent
Financial
Reporting
Moderasi:
a. Komite Audit
Komite audit
tidak mampu
memoderasi
pengaruh
frequent
number of
CEO’s picture
direksi
terhadap
fraudulent
financial
reporting
Penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
variabel
independen
external
pressure,
financial
stability dan
rasio total akrual.
62
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Penelitian
Financial
Target
Ineffective
Monitoring
Rasio Total
Akrual
FFR
Pergantian
Direksi
Frequent
Number Of
CEO’s Picture
Komite Audit
External
Pressure
Financial
Stability
Pergantian
Auditor
H3
H4
H5
H6
H7
H8
H2
H1
H17
H16
H9
H14
H15
H13
H12
H11
H10
63
D. Penyusunan Hipotesis
Hipotesis yakni adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian sudah
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis maka dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori (Sugiyono, 2009:
96).
1. Pengaruh Financial Target terhadap Fraudulent Financial Reporting
ROA yang bernilai tinggi pada periode sebelumnya menunjukkan
bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi dan
menargetkan perolehan laba yang lebih tinggi untuk periode yang akan
datang. Kenaikan financial target pada perusahaan perbankan merupakan
suatu tekanan (pressure) bagi manajemen. Dengan kondisi demikian,
manajemen terdorong untuk melakukan manipulasi agar mencapai target
laba yang sudah ditetapkan, sehingga adanya indikasi kecurangan dalam
penyusunan laporan keuangan (Agusputri, 2019: 118).
Financial Target yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA)
memiliki pengaruh yang positif dan signfikan terhadap fraudulent
financial reporting (Santoso (2019), Vivianita (2018), dan Antawirya,
dkk. (2019)).
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H1 : Financial target berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
64
2. Pengaruh External Pressure terhadap Fraudulent Financial Reporting
External pressure adalah tekanan yang berlebihan bagi manajemen
untuk memiliki persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Menurut SAS
No. 99 dalam, ketika tekanan yang berlebihan dari pihak ekternal terjadi,
maka terdapat risiko kecurangan terhadap laporan keuangan. Hal ini
didukung oleh pendapat Skousen, et.al. yang menyatakan bahwa salah satu
tekanan yang seringkali dialami oleh manajemen di sebuah perusahaan
adalah kebutuhan untuk mendapatkan tambahan utang atau sumber
pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset
dan pengeluaran pembangunan atau modal. Manajer akan semakin merasa
berada di bawah tekanan karena harus memenuhi kebutuhan untuk
memperoleh tambahan pada keuangan melalui utang dan pembiayaan
investasi (Septriani, 2018: 14-15). Hal ini didukung oleh penelitian Devy,
dkk. (2017), Septriani (2018), dan Quraini (2018) yang menyatakan
External Pressure yang diproksikan dengan Leverage (LEV) memiliki
pengaruh yang positif dan signfikan terhadap fraudulent financial
reporting.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H2 : External Pressure berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
65
3. Pengaruh Financial Stability terhadap Fraudulent Financial Reporting
Skousen, et.al., (2009) menjelaskan ketika stabilitas dalam
keuangan (financial stability) terancam oleh keadaan ekonomi, industri,
dan situasi entitas yang beroperasi, manajer menghadapi tekanan untuk
melakukan financial statement fraud. Stabilitas keuangan perusahaan
diukur berdasarkan jumlah pertambahan total aset dari tahun ke tahun.
Banyaknya total aset yang dimiliki perusahaan menjadi daya tarik
tersendiri bagi para investor, kreditor, maupun para pemegang keputusan
yang lain. Ketika total aset perusahaan cukup banyak, perusahaan
dianggap mampu memberikan return maksimal bagi investor. Namun
sebaliknya, apabila total aset mengalami penurunan atau bahkan negatif
dapat membuat investor, kreditor maupun para pemegang keputusan
menjadi tidak tertarik, karena kondisi perusahaan dianggap tidak stabil,
perusahaan dianggap tidak mampu untuk beroperasi dengan baik, dan
tidak menguntungkan (Bawekes, dkk., 2018: 118). Hal ini didukung oleh
penelitian Bawekes, dkk., (2017), Faradiza (2018), dan Apriliana (2017)
yang menemukan bahwa Financial Stability yang diproksikan dengan
rasio perubahan aset (ACHANGE) memiliki pengaruh yang positif dan
signfikan terhadap fraudulent financial reporting.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H3 : Financial Stability berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
66
4. Pengaruh Ineffective Monitoring terhadap Fraudulent Financial
Reporting
Tindakan kecurangan dengan cara melakukan manajemen laba
dapat diminimalkan salah satunya dengan mekanisme pengawasan yang
baik. Dewan komisaris bertugas untuk menjamin terlaksananya strategi
perusahaan dan mengawasi manajemen, serta mewajibkan terlaksananya
akuntabilitas. Ineffective monitoring adalah keadaan dimana pengawasan
internal yang tidak efektif. Dengan begitu komisaris independen dinilai
kurang bekerja secara efektif dan maksimal dalam mengawasai
manajemen, sehingga membuka peluang bagi manajemen untuk
melakukan tindak kecurangan dalam menyusun laporan keuangan
(Septriani, 2018: 19). Hal ini didukung oleh penelitian Putriasih, dkk.
(2016), Agustina (2019) dan Agusputri (2019) yang menyatakan bahwa
Ineffective monitoring yang diproksikan dengan rasio dewan komisaris
independen (BDOUT) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H4 : Ineffective Monitoring berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
67
5. Pengaruh Pergantian Auditor terhadap Fraudulent Financial
Reporting
Dalam SAS No.99 (AICPA, 2002) menyatakan bahwa pengaruh
adanya pergantian auditor dalam perusahaan dapat menjadi indikasi
terjadinya kecurangan. Studi yang dilakukan oleh Stice (1991) dan St
Pierre dan Anderson (1984) menunjukkan bahwa perubahan auditor dapat
terjadi karena alasan yang sah, risiko kegagalan audit dan litigasi
berikutnya akan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun berikutnya.
Loebbecke et al. (1989) menemukan bahwa sejumlah besar fraud dalam
sampel mereka dilakukan dalam dua tahun pertama masa jabatan auditor.
Change in auditor atau pergantian auditor yang digunakan perusahaan
dapat dianggap sebagai suatu bentuk untuk menghilangkan jejak fraud
(fraud trail) yang ditemukan oleh auditor sebelumnya. Kecenderungan
tersebut mendorong perusahaan untuk mengganti auditor independennya
guna menutupi kecurangan yang terdapat dalam perusahaan (Novitasari,
2018: 6). Rasionalitazion yang pertama diproksikan dengan
pergantianauditor (AUDCHANGE). Penelitan Novitasari (2018)
menemukan hasil bahwa perubahan auditor (ACHANGE) memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya
fraudulent financial reporting. Menurut Ulfah, dkk. (2017) Pergantian
auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial
reporting. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Putriasih, dkk. (2016)
68
dalam penelitiannya (AUDCHANGE) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H5 : Pergantian auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
6. Hubungan Rasio Total Akrual terhadap Fraudulent Financial
Reporting
Menurut SA nomor 99 rasionalisasi dapat menjadi upaya
manajemen untuk membenarkan penggunaan akuntansi yang tidak tepat
karena dampaknya tidak material. Manajemen mencoba untuk melakukan
pembenaran atas praktik akuntansi karena dampaknya yang tidak material
adalah bentuk rasionalisasi. Salah satu contohnya adalah memanfaatkan
yang terkandung dalam laporan keuangan. Manajemen dapat mengakui
pendapatan yang seharusnya tidak dapat diakui karena merasa dampaknya
tidak material. Rasionalisasi sering menjadi permohonan agen untuk
membenarkan melakukan kecurangan. ketika ada rasionalisasi,
kemungkinan perusahaan melakukan penyimpangan akuntansi semakin
tinggi (Murtanto, 2019: 213).
Rasionalitazion yang kedua diproksikan dengan rasio total akrual
(TATA). Penelitian Yesiariani (2017) menemukan hasil bahwa rasio total
akrual (TATA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting. Hasil temuan Rukmana (2018) mendukung penelitian
69
Yesiariani (2017) yang menyatakan bahwa rasio total akrual (TATA)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Septriani (2018) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa rasio total
akrual (TATA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting..
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H6 : Rasio total akrual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial reporting.
7. Pergantian Direksi Perusahaan terhadap Fraudulent Financial
Reporting
Perubahan direksi tidak selamanya berdampak baik bagi
perusahaan. Perubahaan direksi bisa menjadi suatu upaya perusahaan
untuk memperbaiki kinerja direksi sebelumnya dengan melakukan
perubahan susunan direksi ataupun perekrutan direksi yang baru yang
dianggap lebih berkompeten dari direksi sebelumnya. Sementara disisi
lain, pergantian direksi bisa jadi merupakan upaya perusahaan untuk
menyingkirkan direksi yang dianggap mengetahui fraud yang dilakukan
perusahaan serta perubahan direksi dianggap akan membutuhkan waktu
adaptasi sehingga kinerja awal tidak maksimal (Purba, 2017: 88).
Capability diproksikan dengan pergantian direksi perusahaan
(DCHANGE). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Devy, dkk. (2017)
pergantian direksi perusahaan (DCHANGE) berpengaruh positif dan
70
signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Hal tersebut didukung
oleh penelitian Suryani (2019) yang menemukan bahwa pergantian direksi
perusahaan (DCHANGE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting. Hasil lain juga menyatakan bahwa
pergantian direksi perusahaan (DCHANGE) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap fraudulent financial reporting seperti dalam penelitian
Putriasih, dkk. (2016).
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H7 : Pergantian Direksi Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting.
8. Frequent Number Of CEO’s Picture terhadap Fraudulent Financial
Reporting
Frequent number of CEO’s picture merupakan jumlah foto CEO
yang terpampang pada laporan tahunan perusahaan. Menurut Crowe
(2011), sebuah studi oleh Committee of Sponsoring Organisations of the
Treadway Commission (COSO) telah menemukan bahwa 70% dari fraud
memiliki profil yang menggabungkan tekanan dengan arogansi atau
keserakahan dan 89% dari kasus penipuan yang terlibat CEO. Crowe
(2011) menunjukkan bahwa ada lima unsur arogansi dari perspektif CEO,
diantarnya (Devy, dkk., 2017):
a. Ego besar CEO dipandang sebagai 'selebriti' daripada pengusaha
b. Mereka dapat menghindari kontrol internal dan tidak terjebak
71
c. Mereka memiliki sikap membully
d. Mereka berlatih gaya manajemen otokratis
e. Takut mereka akan kehilangan posisi atau status mereka.
Arrogance diproksikan dengan Frequent number of CEO’s
pictures (CEOPIC). Menurut Devy, dkk. (2017), Frequent number of
CEO’s picture (CEOPIC) memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting. Penelitian Apriliana (2017) juga
menemukan hal yang sama yakni CEOPIC berpengaruh positif dan
signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Bawekes, dkk. (2017)
mendukung hasil tersebut dengan hasil penelitiannya yang menemukan
bahwa Frequent number of CEO’s picture (CEOPIC) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H8 : Frequent Number Of CEO’s Picture berpengaruh positif dan
signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
9. Komite Audit terhadap Fraudulent Financial Reporting
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung
jawab kepada dewan komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan
fungsi dewan komisaris. Komite audit memiliki peran dalam mengawasi
pihak manajer agar tidak melakukan tindakan yang dapat menguntungkan
dirinya sendiri sehingga adanya komite audit dalam
perusahaan dapat mengurangi kecurangan dalam penyusunan pelaporan
72
keuangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Lidiawati dan
Asyik (2016) menyebutkan bahwa komite audit berpengaruh negative
terhadap manajemen laba dengan demikian adanya komite audit dalam
perusahaan dapat memperkecil atau memperlemah tekanan pada manajer
untuk melakukan penyimpangan akuntansi dalam melakukan penyusunan
laporan keuangan (Murtanto, 2019: 214).
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H9 : komite audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
10. Pengaruh Financial Target yang Dimoderasi Komite Audit terhadap
Fraudulent Financial Reporting
Target keuangan yang ditetapkan oleh perusahaan dinilai mampu
meningkatkan kemungkinan perusahaan melakukan financial statement
fraud. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu mekanisme pemantauan
yang bisa menjamin proses pelaporan keuangan berlangsung dengan baik.
Pemantauan terhadap proses pelaporan keuangan salah satunya dilakukan
oleh komite audit perusahaan. Keberadaan komite audit dalam perusahaan
dapat memberikan pengawasan yang lebih terhadap kinerja manajemen
dan memberikan informasi yang akurat dan tepat terhadap pelaporan
perusahaan. Sehingga hubungan target keuangan akan semakin kuat untuk
mendeteksi kecurangan laporan keuangan dengan adanya komite audit di
perusahaan (Sugita, 2018: 5).
73
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H10 : Komite audit mampu memoderasi pengaruh fianancial target
terhadap fraudulent financial reporting.
11. Komite Audit dalam Memoderasi Pengaruh External Pressure
terhadap Fraudulent Financial Reporting
Standar Audit nomor 99 menyatakan bahwa tekanan dapat berasal
dari tekanan pihak ketiga. Salah satu tekanannya adalah memenuhi
perjanjian utang dan membayar utangnya. Manajer akan mengalami
tekanan yang lebih besar untuk memenuhi harapan ini dan lebih mungkin
melakukan penyimpangan akuntansi. Komite audit memiliki peran dalam
mengawasi pihak manajer agar tidak melakukan tindakan kecurangan
dalam melakukan pelaporan keuangan sehingga adanya komite audit dapat
mengurangi terjadinya penyimpangan akuntansi (Murtanto, 2019: 215).
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H11 : Komite audit mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh
external pressure terhadap fraudulent financial reporting
12. Komite Audit dalam Memoderasi Pengaruh Financial Stability
terhadap Fraudulent Financial Reporting
Menurut Sihombing (2014) financial stability merupakan keadaan
yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil.
Manajer akan memiliki tekanan untuk memanipulasi laporan keuangan
74
yang stabilitas keuangannya terancam. Komite audit memiliki peran dalam
mengawasi pihak manajer agar tidak melakukan tindakan yang dapat
menguntungkan dirinya sendiri sehingga adanya komite audit dalam
perusahaan dapat mengurangi kecurangan dalam penyusunan pelaporan
keuangan (Murtanto, 2019: 214).
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H12 : Komite audit mampu memoderasi pengaruh fianancial stability
terhadap fraudulent financial reporting
13. Komite Audit dalam Memoderasi Hubungan Ineffective Monitoring
terhadap Fraudulent Financial Reporting
Dengan iadanya ipengawasan idari idewan ikomisaris iindependen,
idiharapkan iperusahaan iakan iberjalan iefektif idan ipraktik ikecurangan
itidak idapat iterjadi. iOleh ikarena iitu, ifungsi idewan komisaris iindependen
isangat idibutuhkan iuntuk imengawasi ijalannya ikinerja iperusahaan.
iApabila suatu iperusahaan imemiliki idewan ikomisaris iindependen ilebih
idari isatu, maka isemakin ibesar tingkat ipengawasan idi idalam iperusahaan,
isehingga ifraud idapat idiminimalisir i(Skousen iet ial, i2008). iPembentukan
ikomite iaudit disandingkan idengan idewan ikomisaris isebagai icerminan
ipelaksanaan iGood iCorporate iGovernance iyang idapat imembantu
imengawasi ioperasi iperusahaan iterutama idalam ipenyusunan ilaporan
ikeuangan. iKomite iaudit imempunyai itugas imenelaah idan imemberikan
isaran ikepada idewan ikomisaris iterkait idengan iadanya ipotensi ibenturan
75
ikepentingan iemiten. iSehingga ipengaruh iketidakefektifan ipengawasan
iuntuk imendeteksi ikecurangan ilaporan keuangan iakan isemakin ikuat
idengan ikeberadaan ikomite iaudit idi iperusahaan (Santoso, 2019: 181-182).
I
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H13 : Komite audit mampu memoderasi pengaruh ineffective monitoring
terhadap fraudulent financial reporting.
14. Komite Audit dalam Memoderasi Pengaruh Pergantian Auditor
terhadap Fraudulent Financial Reporting
Menurut Sukirman dan Sari (2013) rasionalisasi merupakan
pembenaran terhadap tindakan yang akan dilakukan. Para pelaku
kecurangan biasanya akan mencari berbagai alasan yang rasional untuk
mengidentifikasi tindakan mereka. Semakin tinggi rasionalisasi yang
dimiliki manajemen kemungkinan semakin besar tingkat
penyimpangan akuntansi. Salah satu cara manajemen melakukan
pembenaran adalah dengan melakukan perubahan auditor dalam
mengaudit laporan keuangan. Salah satu tugas komite audit adalah
memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris mengenai penunjukan
auditor sehingga adanya komite audit dapat mengurangi adanya
kecurangan laporan keuangan (Murtanto, 2019: 216).
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
76
H14 : Komite audit mampu memoderasi pengaruh pergantian auditor
terhadap fraudulent financial reporting
15. Komite Audit dalam Memoderasi Hubungan Rasio Total Akrual
terhadap Fraudulent Financial Reporting
Bentuk rasionalisasi yang dapat dilakukan oleh pelaku kecurangan
adalah rasionalisasi terhadap penilaian yang bersifat subjektif. Penilain
dan pengambilan keputusan yang subjektif akan tercermin pada nilai
akrual perusahaan (Skousen et al., 2009), selain itu adanya penilaian dan
estimasi yang lebih baik yang dibuat oleh manajemen yang mana dalam
hal ini berarti tingkat akrual diskresioner menjadi lebih kecil sementara
tingkat akrual non-diskresioner menjadi lebih besar, sehingga
kemungkinan terjadinya kecurangan pelaporan keuangan semakin kecil.
(Agusputri, 2019: 120). Keberadaan komite audit dapat meminimalisir
terjadinya fraudulent financial reporting. Salah satu tugas dari komite
audit adalah melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, komite audit akan mengkaji
setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan sehingga tindakan
kecurangan akan menurun.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H15 : Komite audit mampu memoderasi pengaruh rasio total akrual
terhadap fraudulent financial reporting.
77
16. Komite Audit dalam Memoderasi Hubungan Pergantian Direksi
Perusahaan terhadap Fraudulent Financial Reporting
Kecurangan ilaporan ikeuangan isemakin irentan iakibat iperubahan
idireksi ipada isuatu iperusahaan. iOleh isebab iitu iharus iada ipemantauan
iyang ibisa imenjamin iproses ipelaporan ikeuangan iperusahaan idapat
iberlangsung idengan ibaik. iPemantauan isalah isatunya idilakukan ioleh
ikomite iaudit iyang imempunyai iperanan imembantu idireksi idalam ihal
ipengawasan iperusahaan iuntuk imencegah ikecurangan ilaporan ikeuangan.
iKomite iaudit imemiliki itanggung ijawab iuntuk imenelaah iaktivitas
ipelaksanaan imanajemen iresiko iyang idilakukan idireksi idan ipengawasan
iterhadap itindak ilanjut itemuan iauditor iinternal i(Sugita, i2018). iSehingga
ipengaruh iantara iperubahan idireksi iuntuk imendeteksi ikecurangan ilaporan
ikeuangan isemakin ikuat idengan ikeberadaan ikomite iaudit iyang iterlibat
idalam itugas idireksi (Santoso, 2019: 182). I
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H16 : Komite audit mampu memoderasi pengaruh pergantian direksi
perusahaan terhadap fraudulent financial reporting.
17. Komite Audit dalam Memoderasi Hubungan Frequent Number Of
CEO’s Picture terhadap Fraudulent Financial Reporting
Kecurangan laporan keuangan semakin rentan akibat arogansi pada
suatu perusahaan. Oleh sebab itu harus ada pemantauan yang bisa
menjamin proses pelaporan keuangan perusahaan dapat berlangsung
78
dengan baik (Tessa dan harto, 2016). Pemantauan salah satunya dilakukan
oleh komite audit yang mempunyai tugas mereview dan memberi saran
serta rekomendasi dalam setiap pengambilan keputusan perusahaan.
Dalam fungsi transparansi komite audit terhadap good corporate
governance ini diharapkan dapat membantu mencegah kecurangan laporan
keuangan (Chrisdianto, 2013). Sehingga pengaruh arogansi untuk
mendeteksi kecurangan laporan keuangan semakin kuat dengan
keberadaan komite audit yang terlibat dalam perusahaan (Santoso, 2019:
182-183).
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H17 : Komite audit mampu memoderasi pengaruh frequent number of
CEO’s picture terhadap fraudulent financial reporting.
79
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai pendekatan
untuk menganalisis permasalahan penelitian. Metode kuantitatif adalah ilmu
yang berkaitan dengan metode pengumpulan data, analisis data, dan
interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan
kesimpulan dan pengambilan kesimpulan (Tuban dalam Putriasih, dkk., 2016).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia yang terdaftar di OJK. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan
November 2019 sampai dengan April 2020 dengan meneliti laporan keuanagn
Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode tahun 2014 – 2018 yaitu
berjumlah 12 Bank Syariah..
C. Populasi dan Sampel
Menuut Kurniasari (2014:18) Populasi didefinisikan sebagai
keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi yang digunakan dalam studi
penelitian ini adalah 12 Bank Umum Syariah di Indonesia pada Periode Tahun
2014 – 2018 yang telah tersedia dimasing-masing wabsite perusahaan.
Sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi (Kurniasari,
2014:18). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa laporan keuangan yang diperoleh dari website resmi Bank Umum
80
Syariah yang dijadikan sampel. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 60.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Tiffani, 2015:117). Dimana pengambilan data dilakukan dengan memilah
mana saja yang dianggap sesuai dan memiliki keterkaitan dengan penelitian
yang dilakukan. Sampel dari penelitian ini harus memenuhi syarat yang telah
ditentukan, yaitu:
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK periode 2014-2018, yaitu:
a. Bank Muamalat Indonesia
b. Bank Victoria Syariah
c. Bank BRI Syariah
d. Bank BNI Syariah
e. Bank Syariah Mandiri
f. Bank Syariah Mega Indonesia
g. Bank Panin Syariah
h. Bank Syariah Bukopin
i. BCA Syariah
j. Maybank Syariah Indonesia
k. BTPN Sayriah
l. Bank BJB Syariah
2. Bank Umum Syariah yang menerbitkan annual report dan laporan
keuangan periode tahun 2014 – 2018.
81
3. Bank Umum Syariah yang memiliki data yang lengkap yang dibutuhkan
dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan (Kuncoro, 2003: 124 dalam Kurniasari, 2014: 26). Jenis data dalam
penelitian ini adalah data sekunder. Secara mudah data sekunder adalah data
yang telah di kumpulkan oleh pihak lain (diluar pihak peneliti). Data sekunder
dapat diperoleh dalam bentuk hard copy maupun soft copy (Kurniasari, 2014:
31).
Data sekunder dalam penelitian ini menggunakan data panel dalam
bentuk laporan keuangan tahunan. Jumlah data yang digunakan dalam
penelitian ini ada 60 data terbagi dari 12 Bank Umum Syariah di Indonesia
dengan mengambil data berupa laporan keuangan disetiap Bank Umum
Syariah dari tahun 2014 – 2018 yang telah tersedia dimasing-masing website
perusahaan.
E. Definisi Konsep dan Operasional
Pada studi penelitian ini variabel yang digunakan terdapat 8 variabel
independen, 1 variabel moderasi dan 1 variabel dependen, yaitu:
1. Variabel Independen
a. Financial Target
Financial target diproksikan dengan ROA yang dirumuskan
sebagai berikut:
82
ROA = Laba Bersih
Total Aset
b. External Pressure
External pressure diproksikan dengan rasio hutang yang
dirumuskan sebagai berikut:
LEV= Total Hutang
Total Aset
c. Fiancial Stability
Financial stability diproksikan dengan rasio perubahan aset
yang dirumuskan sebagai berikut:
ACHANGE= Total Aset (t)−Total Aset (t−1)
Total Aset (t−1)
d. Ineffective Monitoring
Innefective monitoring diproksikan dengan rasio dewan
komisaris independen yang dirumuskan sebagai berikut:
BDOUT = Total Komisaris Independen
Total Dewan Komisaris
e. Perubahan Auditor
Variabel dummy, apabila terdapat pergantian Kantor
Akuntan Publik selama periode 2014-2018 maka diberi
kode 1, sebaliknya diberi kode 0.
f. Rasio Total Akrual
Rasionalizatioan akan diproksikan dengan rasio Total Akrual
(TATA) yang dihitung dengan:
TATA =
𝛥𝑤𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 − 𝛥𝑐𝑎𝑠ℎ − 𝛥𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑡𝑎𝑥 𝑝𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒− 𝛥𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑎𝑛𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑡𝑖𝑠𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Total Aset
83
g. Pergantian Direksi Perusahaan
Perhitungan pergantian direksi ini menggunakan dummy
variable dimana pergantian direksi diberi angka 1 dan angka 0 untuk
perusahaan yang tidak mengganti direksinya selama masa penelitian.
h. Frequent Number Of CEO’s Pictures
CEOPIC = total foto CEO yang terpampang dalam sebuah
laporan tahunan.
2. Variabel Moderasi
Menurut Sugiyono (2014: 39) variabel moderasi merupakan
variabel yang mempengaruhi baik memperkuat ataupun memperlemah
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Penelitian ini
menggunakan variabel pemoderasi untuk mengetahui apakah variabel
tersebut mampu memoderasi hubungan variabel independen dan variabel
dependen. Variabel moderasi pada penelitian ini adala komite audit.
KA i= iΣ iAnggota iKomite iAudit
3. Variabel Dependen
a. Fraudulent Financial Reporting
Variabel dummy, apabila terdapat bank umum syariah
melaukan restatement annual report dan laporan keuangan selama
periode 2014-2018 maka diberi kode 1, sebaliknya diberi kode 0.
84
4. Teknik Analisis
a. Uji Stasioner
Uji akar-akar unit dapat pula dipandang sebagai uji
stasioneritas. Hal ini karena pada prinsipnya uji tersebut dimaksudkan
untuk menguji apakah koefisien tertentu dalam model autoregresif
yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Berkenaan dengan itu
banyak pelaku ekonometrika telah dan sedang mengembangkan suatu
prosedur untuk uji akar-akar unit (Rusdi, 2011:71). Dalam penelitisan
ini akan menggunakan uji stasioneritas menggunakan model uji
Levin, Lin & Chu.
b. Uji Regresi Logistik
Logistic regression sebetulnya mirip dengan analisis
deskriminan yaitu kita ingin menguji apakah probabilitas terjadinya
variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Logistic
regression juga disebut model regresi binary response karena variabel
terikat diukur dengan skala nominal dua kategori (Ghozali, 2017:282).
Menurut Ghozali (2011:334), logistic regression mirip dengan
diskriminan yaitu kita ingin menguji apakah terjadinya variabel
dependen dapat diprediksi dengan variabel bebas merupakan
campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-
metrik). Dalam hal ini asumsi multivariate normal distribution tidak
dapat dipenuhi karena adanya campuran skala pada variabel bebas.
Oleh karena itu, analisis dengan logistic regression tidak perlu asumsi
85
normalitas data pada variabel bebasnya. Penggunaan regresi logistik
pada variabel dependen atau variabel terikatnya dihitung
menggunakan variabel dummy yang merupakan salah satu syarat
dalam menggunakan regresi logistik. Dalam penelitian ini, peneliti
tidak melakukan uji normalitas data karena menurut Ghozali
(2011:211) regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas pada
variabel bebasnya dan mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati,
2003:597).
1) Uji Koefisien Determinasi (R2 McFadden)
Output logistic regression pada Eviews menyediakan
nilai McFadden R-squared yang meruapakan ukuran yang analog
dengan R2 pada regresi OLS sehingga disebut Pseudio R2. Nilai
McFadden R-squared berarti variabilitas variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variabilitas variabel independen (Ghozali,
2017:287).
2) Uji Goodness of Fit Model
Hosmer and Lemeshow’s (HL) untuk menguji hipotesis
nol bahwa tidak ada perbedaan antara model dengan data
sehingga model dapat dikatakan fit. Jika nilai statistik HL
Goodness-of-fit lebih besar dari 0.05 berarti model mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat
diterimak karena cocok dengan data observasinya (Ghozali,
2017:289).
86
3) Uji Likelihood Ratio (Uji LR)
Uji statistik likelihood ratio (LR) untuk menguji apakah
semua variabel penjelas secara bersama-sama mempengaruhi
variable dependen. Uji statistik likelihood ratio (LR)
sebagaimana uji F pada regresi metode OLS (Ramadhona, 2017:
74).
4) Uji Statistik Z
Uji Z dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
Uji Z dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas
terhadap α = 0.05, jika nilai probabilitas < α, maka variabel
independen mempengaruhi variabel dependen, sedangkan jika
nilai probabilitas > α, maka variabel independen tidak
mempengaruhi variabel dependen (Ramadhona, 2017: 75-76).
5) Uji Multikolinieritas
Menurut Imam Ghozali (2011: 105-106) uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas.
87
Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek
kombinasi dua atau lebuh variabel independen.
F. Alat Analisis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
logistik untuk menguji variabel fraud pentagon yang dimoderasi komite audit
digambarkan dengan model sebagai berikut:
FFR = β0 + β1ROA + β2LEV + β3ACHANGE + β4BDOUT +
β5AUDCHANGE + β6TATA + β7DCHANGE + β8CEOPIC +
β9KA + β10ROA_KA + β11LEV_KA + β12ACHANGE_KA +
β13BDOUT_KA + β14AUDCHANGE_KA + β15TATA_KA +
β16DCHANGE_KA + β17CEOPIC_KA + ε
Keterangan:
FFR = Fraudulent Financial Reporting
β0 = Konstanta
ROA = Return on Assets
LEV = Rasio total kewajiban per aset total
ACHANGE = Rasio perubahan aset total
BDOUT = Rasio dewan komisaris independen
AUDCHANGE = Perubahan auditor
TATA = Rasio Total Akrual per total aset
DCHANGE = Pergantian Direksi
CEOPICT = Jumlah gambar CEO di annual report
KA = Komite audit
88
ε = error
89
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini ada bank umum syariah yang terdaftar di
otoritaqs jasa keuangan (OJK) dan masih beroperasi hingga saat ini. Data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa laporan tahunan atau annual report bank
umum sayriah periode tahun 2014 sampai dengan 2018. Bank umum syariah
yang terdaftar dan masih beroperasi hingga saat ini ada 14, namun yang
memenuhi kriteria dalam penelitian ini ada 12. Laporan tahunan atau annual
report dalam penelitian ini berasal dari Bank Muamalat, Bank Victoria
Syariah, Bank BRISyariah, Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank
Syariah Mega Indonesia, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Syariah Bukopin,
BCA Syariah, Maybank Syariah Indonesia, Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Sayriah dan Bank Jawa Barat Banten Syariah.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Statistik
Deskriptif Obvervasi Mean Median Maksimum Minimum
Standar
Deviasi
ROA 60 0.26 0.58 1.25 -2.02 4.61 LEV 60 0.22 0.16 0.97 0.01 0.22
ACHANGE 60 0.86 0.14 2.24 -0.89 3.56 BDOUT 60 0.67 0.67 1.00 0.34 0.16
AUDCHANGE 60 0.47 0.00 1.00 0.00 0.51 TATA 60 0.31 0.24 2.09 -0.01 0.34
DCHANGE 60 0.60 1.00 1.00 0.00 0.50 CEOPIC 60 6.70 6.00 2.10 0.00 3.82
KA 60 3.85 3.50 7.00 2.00 1.26 FFR 60 0.17 0.00 1.00 0.00 0.38
90
Variabel independen financial target yang diproksikan dengan return
on asset (ROA) menunjukkan nilai rata-rata 0.26 dengan standar deviasi 4.61,
nilai ROA tertinggi sebesar 1.25, nilai terendah -2.02 dan nilai median 0.58.
Variabel independen external pressure yang diproksikan dengan leverage
(LEV) menunjukkan nilai rata-rata 0.22 dengan standar deviasi 0.22, nilai LEV
tertinggi sebesar 0.97, nilai terendah 0.01 dan nilai median 0.22. Variabel
independen financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan aset
(ACHANGE) menunjukkan nilai rata-rata 0.86 dengan standar deviasi 3.56,
nilai ACHANGE tertinggi sebesar 2.24, nilai terendah -0.89 dan nilai median
0.14. Variabel independen ineffective monitoring yang diproksikan dengan
rasio dewan komisaris independen (BDOUT) menunjukkan nilai rata-rata 0.67
dengan standar deviasi 0.16, nilai BDOUT tertinggi sebesar 1.00, nilai terendah
0.34dan nilai median 0.67. Variabel independen pergantian auditor
(AUDCHANGE) menunjukkan nilai rata-rata 0.47 dengan standar deviasi
0.51, nilai AUDCHANGE tertinggi sebesar 1.00, nilai terendah 0.00 dan nilai
median 0.00. Variabel independen rasio total akrual (TATA) menunjukkan
nilai rata-rata 0.31 dengan standar deviasi 0.34, nilai TATA tertinggi sebesar
2.09, nilai terendah -0.01 dan nilai median 0.24. Variabel independen
pergantian direksi (DCHANGE) menunjukkan nilai rata-rata 0.60 dengan
standar deviasi 0.50, nilai DCHANGE tertinggi sebesar 1.00, nilai terendah
0.00 dan nilai median 1.00. Variabel independen frequent number of CEO’s
picture (CEOPIC) menunjukkan nilai rata-rata 6.70 dengan standar deviasi
91
3.82, nilai CEOPIC tertinggi sebesar 2.10, nilai terendah 0.00 dan nilai median
6.00.
Variabel moderasi komite audit (KA) menunjukkan nilai rata-rata 3.85
dengan standar deviasi 1.26, nilai KA tertinggi sebesar 7.00, nilai terendah 2.00
dan nilai median 3.50. Variabel dependen fraudulent financial reporting (FFR)
menunjukkan nilai rata-rata 0.17 dengan standar deviasi 0.38, nilai KA
tertinggi sebesar 1.00, nilai terendah 0.00 dan nilai median 0.00.
B. Analisi Data
1. Uji Stasioneritas
Uji yang digunakan adalah uji Unit Root Test dengan Uji Levin,
Lin & Chu. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan
tahunan Bank Umum Syariah periode 2014-2018, maka hasil uji
stasioneritas data adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Stasioner Tingkat Level
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
No Variabel Prob.* Keterangan
1 ROA 0.0000 Data Stasioner
2 LEV 0.0000 Data Stasioner
4 ACHANGE 0.0000 Data Stasioner
4 BDOUT 0.0000 Data Stasioner
5 AUDCHANGE 0.0000 Data Stasioner
6 TATA 0.0000 Data Stasioner
7 DCHANGE 0.0000 Data Stasioner
8 CEOPIC 0.0000 Data Stasioner
9 KA 0.0000 Data Stasioner
10 FFR 0.0000 Data Stasioner
92
2. Analisis Regresi Logistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2 McFadden)
Output logistic regression menyediakan nilai McFadden R-
squared yang meruapakan ukuran yang analog dengan R2 pada regresi
OLS sehingga disebut Pseudio R2.
Tabel 4.3
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 McFadden)
McFadden R-squared 0.670472 Mean dependent var 0.166667
S.D. dependent var 0.375823 S.E. of regression 0.211895
Akaike info criterion 0.896945 Sum squared resid 1.885781
Schwarz criterion 1.525248 Log likelihood -8.908341
Hannan-Quinn criter. 1.142709 Deviance 17.81668
Restr. deviance 54.06735 Restr. log likelihood -27.03367
LR statistic 36.25066 Avg. log likelihood -0.148472
Prob(LR statistic) 0.004246
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Nilai McFadden R-squared adalah 0.6704 yang berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas
variabel independen sebesar 67.04% dan selebihnya 32.96%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
b. Uji Goodness of Fit Model
Hosmer and Lemeshow’s (HL) untuk menguji hipotesis nol
bahwa tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model
dapat dikatakan fit. Jika nilai statistik HL Goodness-of-fit lebih besar
dari 0.05 berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau
dapat dikatakan model dapat diterimak karena cocok dengan data
observasinya.
93
Tabel 4.4
Hasil Uji Goodness of Fit Model
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Dalam penelitian ini, diketahui bahwa besarnya niali HL
statistik sebsesar 9.7646 dengan probabilitas signifikan 0.3699 yang
nilainya di atas 0.05. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model dapat diterima.
c. Uji Likelihood Ratio (Uji LR)
Uji statistik likelihood ratio (LR) untuk menguji apakah semua
variabel penjelas secara bersama-sama mempengaruhi variable
dependen. Uji statistik likelihood ratio (LR) sebagaimana uji F pada
regresi metode OLS.
Tabel 4.5
Hasil Uji Likelihood Ratio
McFadden R-squared 0.670472 Mean dependent var 0.166667
S.D. dependent var 0.375823 S.E. of regression 0.211895
Akaike info criterion 0.896945 Sum squared resid 1.885781
Schwarz criterion 1.525248 Log likelihood -8.908341
Hannan-Quinn criter. 1.142709 Deviance 17.81668
Restr. deviance 54.06735 Restr. log likelihood -27.03367
LR statistic 36.25066 Avg. log likelihood -0.148472
Prob(LR statistic) 0.004246
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh, nilai Prob (LR
statistics) 0.004246 < 0.05, maka keputusannya adalah semua variabel
independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
H-L Statistic 9.7646 Prob. Chi-Sq(9) 0.3699
Andrews Statistic 22.7944 Prob. Chi-Sq(11) 0.0189
94
d. Uji Statistik Z
Uji Z dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen. Uji Z dapat
dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas terhadap α =
0.05, jika nilai probabilitas < α, maka variabel independen
mempengaruhi variabel dependen, sedangkan jika nilai probabilitas >
α, maka variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik Z
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -1284.375 636.1932 -2.018845 0.0435
ROA 43.78112 22.69679 1.928957 0.0537 LEV -4519.274 2200.791 -2.053477 0.0400
ACHANGE -20.20166 32.26690 -0.626080 0.5313 BDOUT 2359.787 1159.155 2.035783 0.0418
AUDCHANGE 77.85189 37.90140 2.054064 0.0400 TATA 2926.802 1444.365 2.026358 0.0427
DCHANGE 89.25648 48.21240 1.851318 0.0641 CEOPIC 2.347877 1.550992 1.513790 0.1301
KA 433.0347 213.3729 2.029474 0.0424 ROA_KA -14.78857 7.618097 -1.941242 0.0522 LEV_KA 1506.644 733.3337 2.054513 0.0399
ACHANGE_KA 8.288648 8.374201 0.989784 0.3223 BDOUT_KA -788.4288 386.3936 -2.040481 0.0413
AUDCHANGE_KA -26.87422 13.04678 -2.059835 0.0394 TATA_KA -985.0580 483.9458 -2.035472 0.0418
DCHANGE_KA -30.85296 16.11772 -1.914226 0.0556 CEOPIC_KA -1.188895 0.620514 -1.915984 0.0554
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
95
Berikut ini ada hasil Uji Z masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen.
1) Pengaruh ROA terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien 43.78112 dan probabilitas variabel independen
financial target yang diproksikan dengan ROA sebesar 0.0537.
Bila dibandingkan dengan α = 5%, maka nilai ROA (0.0537) >
nilai α (0.05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel
financial target yang diproksikan dengan ROA berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting.
2) Pengaruh LEV terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien -4519.274 dan probabilitas variabel independen
external pressure yang diproksikan dengan LEV sebesar
0.0400. Bila dibandingkan dengan α = 5%, maka nilai LEV
(0.0400) < nilai α (0.05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
variabel external pressure yang diproksikan dengan LEV
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
96
3) Pengaruh ACHANGE terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien -20.20166 dan probabilitas variabel independen
financial stability yang diproksikan dengan perubahan aset
sebesar 0.5313. Bila dibandingkan dengan α = 5%, maka nilai
ACHANGE (0.5313) > nilai α (0.05). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa variabel financial stability yang diproksikan dengan
perubahan aset berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap fraudulent financial reporting.
4) Pengaruh BDOUT terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien 2359.787 dan probabilitas variabel independen
ineffective monitoring yang diproksikan dengan rasio dewan
komisaris independen sebesar 0.0418. Bila dibandingkan
dengan α = 5%, maka nilai BDOUT (0.0418) < nilai α (0.05).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel ineffective monitoring
yang diproksikan dengan rasio dewan komisaris independen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial
reporting.
5) Pengaruh AUDCHANGE terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien 77.85189 dan probabilitas variabel independen
rationalization yang diproksikan dengan perubahan auditor
97
sebesar 0.0400. Bila dibandingkan dengan α = 5%, maka nilai
AUDCHANGE (0.0400) < nilai α (0.05). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel rationalization yang diproksikan
dengan perubahan auditor berpengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting.
6) Pengaruh TATA terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien 2926.802 dan probabilitas variabel independen
rationalization yang diproksikan dengan rasio total akrual
sebesar 0.0427. Bila dibandingkan dengan α = 5%, maka nilai
TATA (0.0427) < nilai α (0.05). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa variabel rationalization yang diproksikan dengan rasio
total akrual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
7) Pengaruh DCHANGE terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien 89.25648 dan probabilitas variabel independen
capability yang diproksikan dengan pergantian direksi sebesar
0.0641. Bila dibandingkan dengan α = 5%, maka nilai
DCHANGE (0.0641) > nilai α (0.05). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa variabel capability yang diproksikan dengan pergantian
direksi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
98
8) Pengaruh CEOPIC terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien 2.347877 dan probabilitas variabel independen
arrogance yang diproksikan dengan frequent number of CEO’s
picture sebesar 0.1301. Bila dibandingkan dengan α = 5%, maka
nilai CEOPIC (0.1301) > nilai α (0.05). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel arrogance yang diproksikan
dengan frequent number of CEO’s picture berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
9) Pengaruh KA terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien 433.0347 dan probabilitas variabel pemoderasi yakni
komite audit sebesar 0.0424. Bila dibandingkan dengan α = 5%,
maka nilai KA (0.0424) < nilai α (0.05), sehingga dapat diambil
keputusan untuk menolak H6. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
variabel komite audit berpengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting.
10) KA memoderasi pengaruh ROA terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien -14.78857 dan probabilitas 0.0522. Bila dibandingkan
dengan α = 5%, maka nilai ROA (0.0522) > nilai α (0.05). Hal
ini dapat disimpulkan bahwa variabel financial target yang
diproksikan dengan ROA yang dimoderasi komite audit
99
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
11) KA memoderasi pengaruh LEV terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien 1506.644 dan 0.0399. Bila dibandingkan dengan α =
5%, maka nilai LEV (0.0399) < nilai α (0.05). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel external pressure yang diproksikan
dengan LEV yang dimoderasi komite audit berpengaruh positif
dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
12) KA memoderasi pengaruh ACHANGE terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien 8.288648 dan probabilitas 0.3223. Bila dibandingkan
dengan α = 5%, maka nilai ACHANGE (0.3223) > nilai α (0.05).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel financial stability
yang diproksikan dengan perubahan aset yang dimoderasi
komite audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
13) KA memoderasi pengaruh BDOUT terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien -788.4288 dan probabilitas 0.0413. Bila dibandingkan
dengan α = 5%, maka nilai BDOUT (0.0413) < nilai α (0.05).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel ineffective monitoring
100
yang diproksikan dengan rasio dewan komisaris independen
yang dimoderasi komite audit berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
14) KA memoderasi pengaruh AUDCHANGE terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien -26.87422 dan probabilitas 0.0394. Bila dibandingkan
dengan α = 5%, maka nilai AUDCHANGE (0.0394) < nilai α
(0.05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel rationalization
yang diproksikan dengan perubahan auditor yang dimoderasi
komite audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
15) KA memoderasi pengaruh TATA terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien -985.0580 dan probabilitas 0.0418. Bila dibandingkan
dengan α = 5%, maka nilai TATA (0.0418) < nilai α (0.05). Hal
ini dapat disimpulkan bahwa variabel rationalization yang
diproksikan dengan rasio total akrual yang dimoderasi komite
audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
16) KA memoderasi pengaruh DCHANGE terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien -30.85296 dan probabilitas 0.0556. Bila dibandingkan
101
dengan α = 5%, maka nilai DCHANGE (0.0556) > nilai α (0.05).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel capability yang
diproksikan dengan pergantian direksi yang dimoderasi komite
audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
17) KA memoderasi pengaruh CEOPIC terhadap FFR
Berdasarkan hasil output dapat dilihat bahwa nilai
koefisien -1.188895 dan probabilitas 0.0554. Bila dibandingkan
dengan α = 5%, maka nilai CEOPIC (0.0554) > nilai α (0.05).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel arrogance yang
diproksikan dengan frequent number of CEO’s picture yang
dimoderasi komite audit berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
e. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.7
Uji Multikolinieritas
102
Pada tabel 4.7, menunkukkan bahwa hasil uji
multikolinieritas nilai korelasi antar variabel < 0.9, maka dipastikan
tidak terjadi gejala multikolinieritas.
103
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Tabel 4.8
Hasil Estimasi Model Logit
Dependent Variable: FFR Method: ML - Binary Logit (Newton-Raphson / Marquardt steps) Date: 12/03/19 Time: 10:26
Sample: 2014 2018 Included observations: 60 Convergence achieved after 21 iterations Coefficient covariance computed using observed Hessian
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C -1284.375 636.1932 -2.018845 0.0435
ROA 43.78112 22.69679 1.928957 0.0537 LEV -4519.274 2200.791 -2.053477 0.0400
ACHANGE -20.20166 32.26690 -0.626080 0.5313 BDOUT 2359.787 1159.155 2.035783 0.0418
AUDCHANGE 77.85189 37.90140 2.054064 0.0400 TATA 2926.802 1444.365 2.026358 0.0427
DCHANGE 89.25648 48.21240 1.851318 0.0641
CEOPIC 2.347877 1.550992 1.513790 0.1301 KA 433.0347 213.3729 2.029474 0.0424
ROA_KA -14.78857 7.618097 -1.941242 0.0522 LEV_KA 1506.644 733.3337 2.054513 0.0399
ACHANGE_KA 8.288648 8.374201 0.989784 0.3223 BDOUT_KA -788.4288 386.3936 -2.040481 0.0413
AUDCHANGE_KA -26.87422 13.04678 -2.059835 0.0394 TATA_KA -985.0580 483.9458 -2.035472 0.0418
DCHANGE_KA -30.85296 16.11772 -1.914226 0.0556 CEOPIC_KA -1.188895 0.620514 -1.915984 0.0554
McFadden R-squared 0.670472 Mean dependent var 0.166667
S.D. dependent var 0.375823 S.E. of regression 0.211895 Akaike info criterion 0.896945 Sum squared resid 1.885781 Schwarz criterion 1.525248 Log likelihood -8.908341
Hannan-Quinn criter. 1.142709 Deviance 17.81668 Restr. deviance 54.06735 Restr. log likelihood -27.03367 LR statistic 36.25066 Avg. log likelihood -0.148472 Prob(LR statistic) 0.004246
Obs with Dep=0 50 Total obs 60
Obs with Dep=1 10
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019
104
𝐿𝑛𝑝
1−𝑝 = α + β1ROA + β2LEV + β3ACHANGE + β4BDOUT +
β5AUDCHANGE + β6TATA + β7DCHANGE +
β8CEOPIC + β9KA + β10ROA_KA + β11LEV_KA +
β12ACHANGE_KA + β13BDOUT_KA +
β14AUDCHANGE_KA + β15TATA_KA +
β16DCHANGE + β17CEOPIC
FFR = -1284.375 + 43.78112ROA - 4519.274LEV -
20.20166ACHANGE + 2359.787BDOUT +
77.85189AUDCHANGE + 2926.802TATA +
89.25648DCHANGE + 2.347877CEOPIC + 433.0347KA
- 14.78857ROA_KA + 1506.644LEV_KA +
8.288648ACHANGE_KA - 788.4288BDOUT_KA -
26.87422AUDCHANGE_KA - 985.0580TATA_KA -
30.85296DCHANGE_KA - 1.188895CEOPIC_KA
Dari hasil persamaan regresi logistik di atas maka dapat dijelaskan bahwa:
1. Pengaruh Financial Target terhadap Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel financial target yang diproksikan dengan
return on asset (ROA) sebesar 43.7811 dan tidak signifikan pada α = 5%.
Jika variabel lainnya dianggap konstan maka return on asset (ROA)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting, sehingga H1 ditolak.
105
Hal ini dikarenakan kemungkinan adanya kenaikan ROA pada
perusahaan perbankan di Indonesia disebabkan guna meningkatkan mutu
perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahaan lain dengan cara
menciptakan produk-produk baru sesuai kebutuhan nasabah dan yang
memudahkan para nasabah. Selain itu sebagian besar perbankan di
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang bagus sehingga mampu
mengikuti perkembangan pasar. Dengan adanya kualitas SDM yang bagus
tentu tidak akan membuat mereka tertekan karena tuntutan
target keuangan. Selain itu perusahaan akan selalu berpegang teguh pada
prinsip Good Corporate Governance (GCG) tanpa harus memanipulasi
laporan keuangan guna meningkatkan nilai bagi para pemegang saham
(Ulfah, dkk., 2017: 409).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Apriliana (2017) dan
Quraini (2018) yang menyatakan ROA berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Namun berbeda dengan
hasil penelitian Santoso (2019), Vivianita (2018) dan Antawirya, dkk.,
(2019) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifkan
terhadap fraudulent financial reporting
106
2. Pengaruh External Pressure terhadap Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel external pressure yang diproksikan dengan
leverage (LEV) sebesar -4519.274 dan signifikan pada α = 5%. Jika
variabel lainnya dianggap konstan maka leverage (LEV) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting, sehingga
H2 ditolak.
Alasan temuan ini tidak mendukung hipotesis karena
kecenderungan perusahaan yang melakukan financial statement fraud
dengan rasio leverage yang rendah disebabkan karena kreditor saat ini
tidak mempertimbangkan lagi besaran leverage yang dihasilkan melainkan
karena ada pertimbangan lain seperti tinggi rendahnya arus kas bebas
perusahaan tersebut serta adanya hubungan yang baik antara perusahaan
dengan kreditur (Nugraheni, 2017: 134). Rasio hutang yang dimiliki
perusahaan dapat menggambarkan seberapa besar hutang yang
dimiliki perusahaan dan seberapa besar asset yang dimiliki perusahaan
dalam mengelola hutang. Penerapan manajemen baik dapat mendukung
pengelolaan hutang perusahaan memungkinkan perusahaan untuk
memperoleh laba. Namun jika hutang yang dimiliki perusahaan tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah bagi aktifitas keuangan
perusahaan. Selain itu besarnnya tingkat hutang yang dimiliki perusahaan
secara tidak langsung menandakan bahwa perusahaan memiliki dana
pinjaman yang cukup. Sehingga manajemen tidak perlu lagi melakukan
107
manipulasi dalam penyajian laporan keuangan untuk memperoleh dana
(Faidah, 2018: 159).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugraheni (2017)
dan Faidah (2018), yang menemukan bahwa LEV berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Namun berbeda dengan
hasil penelitian Devy, dkk. (2017), Septriani (2018) dan Quraini (2018)
yang menyatakan bahwa LEV berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
3. Pengaruh Financial Stability terhadap Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel fiancial stability yang diproksikan dengan
perubahan aset (ACHANGE) sebesar -20.20166 dan tidak signifikan pada
α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka perubahan aset
(ACHANGE) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
fraudulent financial reporting, sehingga H3 ditolak.
Hal yang menjadi penyebab adalah para manajer tidak serta merta
akan memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek
perusahaan ketika kondisi keuangan tidak stabil atau mengalami
penurunan karena hal tersebut justru akan memperparah kondisi keuangan
dimasa yang akan datang. Selain itu bank akan tetap menjaga prinsip GCG
secara komprehensif, manajamen risiko dijalankan secara efektif dan
efisien dan juga pengembangan SDM tanpa harus memanipulasi laporan
keuangan guna tetap menjaga nilai bagi pemegang saham (Ulfah, dkk.,
2017: 410). Oleh karena itu stabilitas keuangan menunjukkan bahwa tidak
108
terdapat masalah keuangan yang mengakibatkan bank tidak mampu
melakukan kegiatan operasional untuk mencapai target yang telah
ditetapkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ulfah, dkk. (2017)
dan Purba (2017) yang menemukan bahwa ACHANGE berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
Berbeda dengan penelitian Bawekes, dkk. (2017), Faradiza (2018) dan
Apriliana (2017) yang menyatakan bahwa perubahan total aset
(ACHANGE) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
4. Pengaruh Ineffective Monitoring terhadap Fraudulent Financial
Reporting
Koefisien dari variabel ineffective monitoring yang diproksikan
dengan rasio dewan komisaris (BDOUT) sebesar 2359.787 dan
signifikan pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka
ineffective monitoring (BDOUT) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting, sehingga H4 diterima.
Hal ini dikarenakan lemahnya pengawasan dan ketidakefektifan
pengawasan dalam suatu perusahaan sehingga muncul potensi terjadinya
tindakan kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting).
Dengan adanya pengawasan yang tidak efektif membuat manajemen akan
merasa tidak diawasi secara ketat sehingga semakin leluasa mencari cara
untuk memaksimalkan kesejahteraan dan keuntungan pribadinya
109
(Agusputri, 2019: 119). Dewan komisaris independen bertugas untuk
mengawasi dan menjamin terciptanya akuntabilitas perusahaan tidak
mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Pengawasan yang tidak
berjalan dengan efektif memberikan kesempatan manajemen untuk
memanipulasi data keuangan sehingga tercipta laporan keuangan yang
menyesatkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putriasih, dkk,
(2016), Agustina (2019) dan Agusputri (2019) yang menyatakan bahwa
ineffective monitoring (BDOUT) memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting. Berbeda dengan penelitian
Septriani (2018) dan Faradiza (2018) yang menemukan bahwa ineffective
monitoring berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
5. Pengaruh Perubahan Auditor terhadap Fraudulent Financial
Reporting
Koefisien dari variabel rationalization yang diproksikan dengan
perubahan auditor (AUDCHANGE) sebesar 77.85189 dan signifikan pada
α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka perubahan auditor
(AUDCHANGE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting, sehingga H5 diterima.
Change in auditor pada suatu perusahaan dapat dinilai sebagai
suatu upaya untuk menghilangkan jejak fraud (fraud trail) yang ditemukan
oleh auditor sebelumnya. Kecenderungan tersebut mendorong perusahaan
110
untuk mengganti auditor independennya guna menutupi kecurangan yang
terdapat dalam perusahaan (Putriasih, dkk., 2016). Daftar kecurangan yang
telah dilakukan merupakan bukti untuk menunjukkan bahwa manajemen
dengan sengaja memanipulasi data untuk kepentingan tertentu. Sehingga
untuk menghilangkan bukti maka perusahaan mengganti auditor yang
telah mengetahui bukti kecurangan dengan auditor baru. Dengan
hilangnya jejak fraud (fraud trail) maka kecurangan yang telah dilakukan
sebelumnya akan hilang karena auditor yang baru akan menerima data
yang telah disusun sedemikian rupa agar lolos audit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Novitasari (2018),
Ulfah, dkk. (2017) dan Putriasih, dkk. (2016) yang menyatakan bahwa
pergantian auditor (AUDCHANGE) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap fraudulent financial reporting. Namun berbeda dengan penelitian
Hasil yang berbeda ditemukan oleh Bawekes, dkk. (2017) dan Quraini
(2018) yang menemukan bahwa pergantian auditor (AUDCHANGE)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting.
6. Pengaruh Rasio Total Akrual terhadap Fraudulent Financial
Reporting
Koefisien dari variabel rationalization yang diproksikan dengan
rasio total akrual (TATA) sebesar 2926.802 dan signifikan pada α = 5%.
Jika variabel lainnya dianggap konstan maka rationalization (TATA)
111
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting,
sehingga H6 diterima.
Nilai aset lancar, liabilitas lancar, arus kas operasional, beban
depresiasi dan amortisasi dapat menggambarkan fraudulent financial
reporting (Yesiariani, 2017: 20). Manajemen mencoba untuk melakukan
pembenaran atas praktik akuntansi karena dampaknya yang tidak material
adalah bentuk rasionalisasi. salah satu contohnya adalah memanfaatkan
yang terkandung dalam laporan keuangan. Manajemen dapat mengakui
pendapatan yang seharusnya tidak dapat diakui karena merasa dampaknya
tidak material (Murtanto, 2019: 213).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yesiariani (2017)
Rukmana (2018), dan Septriani (2018) yang menyatakan bahwa rasio total
akrual (TATA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting. Namun berbeda dengan hasil penelitian Agusputri
(2019) dan Nindito (2018) yang menyatakan bahwa rasio total akrual
(TATA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent financial
reporting.
7. Pengaruh Pergantian Direksi terhadap Fraudulent Financial
Reporting
Koefisien dari variabel capability yang diproksikan dengan
pergantian direksi (DCHANGE) sebesar 89.25648 dan tidak signifikan
pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka capability
112
(DCHANGE) berpengaruh berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap fraudulent financial reporting, sehingga H7 ditolak.
Alasan temuan ini tidak mendukung hipotesis karena adanya
pengawasan yang efektif dari dewan komisaris terhadap setiap kinerja
manajemen. Selain itu perubahan direksi bisa terjadi karena ada
pengunduran diri atau karena direksi sebelumnya telah meninggal dunia
sehingga untuk mengisi kekosongan posisi tersebut perusahaan melakukan
perubahan pada susunan dewan direksi. Di samping itu perusahaan sampel
yang melakukan perubahan direksi bisa jadi bukan disebabkan karena
perusahaan ingin menutupi kecurangan yang dilakukan direksi
sebelumnya tetapi karena perusahaan menginginkan adanya perbaikan
kinerja perusahaan dengan cara merekrut direksi yang dianggap lebih
kompeten dari pada direksi sebelumnya. (Nugraheni, 2017: 140).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan Nugraheni (2017) dan
Quraini (2018) yang menyatakan bahwa pergantian direksi perusahaan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting. Berbeda dengan penelitian Devy, dkk. (2017), Suryani (2019)
dan Putriasih, dkk. (2016) yang menyatakan bahwa pergantian direksi
perusahaan (DCHANGE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
113
8. Pengaruh Frequent Number Of CEO’s Picture terhadap Fraudulent
Financial Reporting
Koefisien dari variabel arrogance yang diproksikan dengan frequent
number of CEO’s picture (CEOPIC) sebesar 2.347877 dan tidak signifikan
pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka arrogance
(CEOPIC) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent
financial reporting, sehingga H8 ditolak.
Sebelumnya, Yusof et al (2015) menjelaskan bahwa banyaknya
gambar CEO menunjukkan cara dirinya untuk dikenal masyarakat luas dan
memperlakukan diri mereka sendiri sebagai selebritas karena adanya sifat
sombong dalam diri mereka. Sifat arogansi dan sombong ini dapat
dikategorikan sebagai salah satu ciri-ciri dari narsisme. Namun, jumlah
gambar CEO dapat dikaitkan dengan hal yang positif yaitu kepercayaan
diri. Kepercayaan diri dibangun atas dasar keberhasilan dan pencapaian
yang telah diraih, keterampilan hidup yang sudah dikuasai, prinsip dan
norma yang dipegang teguh, dan kepedulian yang ditunjukkan kepada
orang lain (Quamila, 2017 dalam Damayani, dkk., 2017: 167)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Agusputri (2019) dan
Damayani, dkk. (2017), yang menemukan bahwa frequent number of
CEO’s picture berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting. Namun berbeda dengan penelitian Devy, dkk. (2017),
Apriliana (2017) dan Bawekes, dkk. (2017) yang menemukan bahwa
114
frequent number of CEO’s picture (CEOPIC) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap fraudulent financial reporting.
9. Pengaruh Komite Audit terhadap Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel komite audit (KA) sebesar 433.0347 dan
signifikan pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka
komite audit (KA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting, sehingga H9 ditolak.
Adanya komite audit dalam perusahaan diharapkan mampu
meberikan pengawasan sehingga tercipta kegiatan yang transparan dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam penelitian ini keberadaan
komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan
laporan keuangan. Sehingga dapat diasumsikan, dalam pelaksanaannya
komite audit tidak berjalan dengan efektif dalam melakukan tugas dan
wewenangnya dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan dalam
perusahaan.
10. Pengaruh Financial Target yang Dimoderasi Komite Audit terhadap
Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel financial target yang diproksikan dengan
return on asset (ROA) yang dimoderasi oleh KA sebesar -14.78857dan
tidak signifikan pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap
konstan maka financial target (ROA) berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap fraudulent financial reporting yang dimoderasi komite
audit.
115
ROA (profitabilitas) perusahaan yang tinggi belum tentu ada
indikasi kecurangan laporan keuangan di dalamnya. Kenaikan ROA bisa
saja disebabkan oleh peningkatan mutu operasional dan kinerja
perusahaan seperti modernisasi sistem informasi (Septriani, 2018: 18).
Dengan adanya peningkatan kinerja perusahaan maka kegiatan
operasional telah berjalan dengan baik. Manajemen perusahaan telah
bertugas dan bertanggung jawab dengan semestinya, sehingga target
keuangan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Komite audit dalam hal ini
telah melakukan pengawasan dengan efektif karena tidak terdapat indikasi
kecurangan dalam peningkatan ROA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit tidak
memperkuat atau memperlemah pengaruh financial target terhadap
fraudulent financial reporting. Hal ini dikarenakan komite audit tidak
mampu memoderasi pengaruh financial target terhadap fraudulent
financial reporting. Penelitian ini sejalan dengan Mardiani (2017) yang
menyatakan komite audit tidak mampu memoderasi pengaruh financial
target terhadap fraudulent financial reporting. Namun bertentangan
dengan penelitian Sugita (2018) yang menemukan bahwa komite audit
mampu memoderasi dan memperkuat pengaruh financial targets terhadap
fraudulent financial reporting.
116
11. Pengaruh External Pressure yang Dimoderasi Komite Audit terhadap
Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel external pressure yang diproksikan
dengann leverage (LEV) yang dimoderasi oleh KA sebesar 1506.644 dan
signifikan pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka
leverage (LEV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting yang dimoderasi komite audit.
Dengan tingginya tingkat utang, manajemen mangalami tekanan
untuk menutupi utang tersebut sehingga perusahaan dapat terlihat lebih
sehat. Jika perusahaan dengan nilai leverage yang tinggi, maka perusahaan
tersebut dapat dikatakan memiliki hutang yang besar dan risiko kreditnya
tinggi. Adanya risiko kredit yang tinggi, maka terdapat kekhawatiran
bahwa perusahaan tersebut tidak mampu untuk mengembalikan pinjaman
yang diberikan. Oleh karena itu, perusahaan harus menyelamatkan diri dari
kondisi tersebut agar dianggap mampu untuk mengembalikan hutang-
hutangnya, dengan cara melakukan kecurangan. Jika perusahaan dengan
nilai leverage yang tinggi, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan
memiliki hutang yang besar dan risiko kreditnya tinggi. Adanya risiko
kredit yang tinggi, maka terdapat kekhawatiran bahwa perusahaan tersebut
tidak mampu untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan. Oleh karena
itu, perusahaan harus menyelamatkan diri dari kondisi tersebut agar
dianggap mampu untuk mengembalikan hutang- hutangnya, dengan cara
melakukan kecurangan (Nugraheni, 2017: 124). Komite audit dalam kasus
117
ini tidak dapat menjalan tugas pengawasan dengan baik. Pengawasan yang
lemah menyebabkan peluang manajemen untuk memanupilasi keuangan
perusahaan semakin besar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit mampu
memperkuat pengaruh external pressure terhadap fraudulent financial
reporting. Hal ini dikarenakan komite audit mampu memoderasi pengaruh
external pressure terhadap fraudulent financial reporting. Penelitian ini
tidak sejalan dengan Murtanto (2019) dan Mardiani (2017) yang
meyatakan bahwa komite audit tidak mampu memoderasi pengaruh
external pressure terhadap fraudulent financial reporting.
12. Pengaruh Financial Stability yang Dimoderasi Komite Audit terhadap
Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel fiancial stability yang diproksikan dengan
perubahan aset (ACHANGE) yang dimoderasi oleh KA sebesar 8.288648
dan signifikan pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka
perubahan aset (ACHANGE) berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap fraudulent financial reporting yang dimoderasi komite audit.
Stabilitas keuangan merupakan salah satu indikator kinerja dari
suatu perusahaan. Hal ini akan memberikan tekanan terhadap manajemen
perusahaan. Hal ini akan mendorong manajemen untuk menghalalkan
segala macam cara untuk menampilkan laporan keuangan yang terkesan
baik. Untuk mencapai target finansial, perusahaan akan didorong untuk
memanfaatkan metode akuntansi untuk menaikkan atau menurunkan aset
118
perusahaan karena tingkat pertumbuhan aset digunakan untuk melihat
stabilitas keaugnan (Faradiza, 2018: 18). Dalam hal ini, komite audit tidak
malakukan pengawasan secara efektif terhadap perubahan aset sehingga
terjadi kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit tidak
memperkuat atau memperlemah pengaruh financial stability terhadap
fraudulent financial reporting. Hal ini dikarenakan komite audit tidak
mampu memoderasi pengaruh financial stability terhadap fraudulent
financial reporting. Penelitian ini sejalan dengan Mardiani (2017) yang
menemukan bahwa komite audit tidak mampu memoderasi pengaruh
financial stability terhadap fraudulent financial reporting. Namun
bertentangan dengan penelitian Murtanto (2019) yang meyatakan bahwa
komite audit mampu memoderasi dan memperlemah pengaruh external
pressure terhadap fraudulent financial reporting.
13. Pengaruh Ineffective Monitoring yang Dimoderasi Komite Audit
terhadap Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel ineffective monitoring yang diproksikan
dengan rasio dewan komisaris (BDOUT) yang dimoderasi oleh KA
sebesar negatif -788.4288 dan signifikan pada α = 5%. Jika variabel
lainnya dianggap konstan maka rasio dewan komisaris independen
(BDOUT) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting yang dimoderasi komite audit.
119
Pembentukan komite audit disandingkan dengan dewan komisaris
sebagai cerminan pelaksanaan good corporate governance yang dapat
membantu mengawasi operasi perusahaan terutama dalam penyusunan
laporan keuangan. Komite audit mempunyai tugas menelaah dan
memberikan saran kepada dewan komisaris terkait dengan adanya potensi
benturan kepentingan emiten. Sehingga pengaruh ketidakefektifan
pengawasan untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan akan
semakin kuat dengan keberadaan komite audit di perusahaan (Santoso,
2019: 181).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit mampu
memperlemah pengaruh ineffective monitoring terhadap fraudulent
financial reporting. Penelitian ini didukung oleh Santoso (2019) yang
menemukan bahwa komite audit mampu memoderasi dan memperlemah
pengaruh ineffective monitoring independen terhadap fraudulent financial
reporting. Namun bertentangan dengan penelitian Sugita (2018) yang
meyatakan bahwa komite audit mampu memoderasi dan memperkuat
pengaruh ineffective monitoring terhadap fraudulent financial reporting.
14. Pengaruh Pergantian Auditor yang Dimoderasi Komite Audit
terhadap Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel rationalization yang diproksikan dengan
pergantia auditor (AUDCHANGE) yang dimoderasi oleh KA sebesar -
26.87422 dan signifikan pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap
konstan maka perubahan auditor (AUDCHANGE) berpengaruh negatif
120
dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting yang dimoderasi
komite audit.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan keberadaan komite audit
semakin memperlemah pengaruh perubahan auditor terhadap kecurangan
laporan keuangan. Perubahan penggunaan jasa akuntan publik dilakukan
perusahaan dapat dinilai sebagai upaya untuk menghilangkan jejak
kecurangan yang ditemukan oleh auditor sebelumnya. Pelaku kecurangan
beranggapan bahwa tindakan kecurangan tidak akan terdeteksi oleh
auditor pengganti. Kecenderungan tersebut mendorong perusahaan untuk
mengganti auditor independennya. Oleh karena itu, dengan adanya komite
audit setiap perubahan auditor akan dilakukan pengawasan secara
menyeluruh oleh komite audit sehingga kecurangan laporan keuangan
semakin menurun (Santoso, 2019: 195).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komoite audit mampu
memoderasi dan memperlemah pengaruh pergantian auditor terhadap
fraudulent financial reporting. Penelitian ini didukung oleh Santoso
(2019), namun bertentangan dengan penelitian Sugita (2018) yang
meyatakan bahwa komite audit tidak mampu memoderasi pengaruh
ineffective monitoring terhadap fraudulent financial reporting.
121
15. Pengaruh Rasio Total Akrual yang Dimoderasi Komite Audit
terhadap Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel rationalization yang diproksikan dengan
rasio total akrual (TATA) yang dimoderasi oleh KA sebesar -985.0580 dan
signifikan pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap konstan maka rasio
total akrual (TATA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting yang dimoderasi komite audit.
Bentuk rasionalisasi yang dapat dilakukan oleh pelaku kecurangan
adalah rasionalisasi terhadap penilaian yang bersifat subjektif. Penilain
dan pengambilan keputusan yang subjektif akan tercermin pada nilai
akrual perusahaan (Skousen et al., 2009), selain itu, adanya penilaian dan
estimasi yang lebih baik yang dibuat oleh manajemen yang mana dalam
hal ini berarti tingkat akrual diskresioner menjadi lebih kecil sementara
tingkat akrual non-diskresioner menjadi lebih besar, sehingga
kemungkinan terjadinya kecurangan pelaporan keuangan semakin kecil.
Penggunaan tingkat akrual diskresioner yang berlebihan dapat
menyebabkan opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
(Francis & Krishan dalam Nindito, 2018), yaitu perusahaan telah
menyajikan laporan keuangan secara wajar dan sesuai dengan standar
akutansi yang berlaku (Agusputri, 2019: 120). Keberadaan komite audit
dapat meminimalisir terjadinya fraudulent financial reporting. Salah satu
tugas dari komite audit adalah melakukan penelaahan atas informasi
keuangan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, komite
122
audit akan mengkaji setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
sehingga tindakan kecurangan akan menurun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit mampu
memoderasi dan memperlemah pengaruh rasio total akrual terhadap
fraudulent financial reporting.
16. Pengaruh Pergantian Direksi yang Dimoderasi Komite Audit
terhadap Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari variabel capability yang diproksikan dengan
pergantian direksi (DCHANGE) yang dimoderasi oleh KA sebesar -
30.85296 dan tidak signifikan pada α = 5%. Jika variabel lainnya dianggap
konstan maka pergantian direksi (DCHANGE) berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting yang dimoderasi
komite audit.
iDalam ihal iini iterdapat iperubahan iatau itidak idari istruktur idewa
idireksi iperusahaan, itidak imengindikasikan iada iatau itidaknya ikecurangan
ilaporan ikeuangan iPerubahan idireksi ipada iumumnya isarat idengan
ikepentingan ipihak-pihak itertentu iyang memicu ikonflik ikepentingan,
iNamun, iperubahan idireksi ibisa imenjadi isuatu iupaya iperusahaan
memperbaiki ikinerja idireksi isebelumnya idengan imelakukan iperubahan
isusunan idireksi iata iperekrutan idireksi iyang ibaru iyang ilebih ikompeten.
iOleh ikarena iitu, ipenelitian iini imembuktikan ikomite iaudit itidak
imemperlemah ihubungan iperubahan idireksi iterhadap kecurangan ilaporan
ikeuangan (Santoso, 2019: 195).
123
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit tidak
memperkuat atau memperlemah pengaruh pergantian direksi terhadap
fraudulent financial reporting. Hal ini dikarenakan komite audit tidak
mampu memoderasi pengaruh pergantian direksi terhadap fraudulent
financial reporting. Penelitian ini didukung oleh Santoso (2019) dan
Murtanto (2019) yang menyatakan bahwa komite audit tidak mampu
memoderasi pengaruh pergantian direksi terhadap fraudulent financial
reporting.
17. Pengaruh Frequent Number Of CEO’s Picture yang Dimoderasi
Komite Audit terhadap Fraudulent Financial Reporting
Koefisien dari arrogance yang diproksikan dengan frequent
number of CEO’s picture (CEOPIC) yang dimoderasi oleh KA sebesar
negatif -1.188895 dan tidak signifikan pada α = 5%. Jika variabel lainnya
dianggap konstan maka frequent number of CEO’s picture (CEOPIC
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting yang dimoderasi komite audit.
iDalam ihal iini iterdapat iarogansi idari itop imanajemen itidak semata-
mata idari ijumlah ifoto iCEO idi ilaporan itahunan imanajemen. iHal iini idapat
idikatakan ibahwa ikomite iaudit itidak imemperlemah ipengaruh i iarogansi
iyang idiperlihatkan imelalui ifoto iCEO iterhadap ipeningkatan ikecurangan
ilaporan ikeuangan (Santoso, 2019: 195).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit tidak
memperkuat atau memperlemah pengaruh frequent number of CEO’s
124
picture terhadap fraudulent financial reporting. Hal ini dikarenakan
komite audit tidak mampu memoderasi frequent number of CEO’s picture
direksi terhadap fraudulent financial reporting. Penelitian ini didukung
oleh Santoso (2019) yang menyatakan komite audit tidak mampu
memoderasi pengaruh frequent number of CEO’s picture direksi terhadap
fraudulent financial reporting.
125
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, maka dapat
ditarik kesimpulan mengenai pengaruh financial target, external pressure,
financial stability, ineffective monitoring, pergantian auditor, rasio total akrual,
pergantian dirkeksi dan frequent number of CEO’s picture terhadap fraudulent
financial reporting dengan komite audit sebagai variabel moderasi, adalah
sebagai berikut:
1. Financial target berpengaruh berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap fraudulent financial reporting.
2. External pressure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
3. Financial stability berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
4. Ineffective monitoring berpengaruh positif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting.
5. Perubahan auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
6. Rasio total akrual berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
7. Pergantian direksi berpengaruh berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap fraudulent financial reporting.
126
8. Frequent number of ceo’s picture berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap fraudulent financial reporting.
9. Komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting.
10. Financial target berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
fraudulent financial reporting dengan dimoderasi komite audit.
11. External pressure berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting dengan dimoderasi komite audit.
12. Financial stability berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
fraudulent financial reporting dengan dimoderasi komite audit.
13. Ineffective monitoring berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
fraudulent financial reporting dengan dimoderasi komite audit.
14. Pergantian auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting dengan dimoderasi komite audit.
15. Rasio total akrual berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent
financial reporting dengan dimoderasi komite audit.
16. Pergantian direksi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
fraudulent financial reporting dengan dimoderasi komite audit.
17. Frequent number of ceo’s picture berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap fraudulent financial reporting dengan dimoderasi komite audit.
127
B. Saran
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu penelitian terdahulu pada
objek perbankan syariah sangat minim. Kurangnya penelitian terdahulu pada
objek Perbankan Syariah, sehingga kurang mendukung dan membuat hasil
penelitian tidak konsisten. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk
membahkan variabel lain yang memiliki pengaruh besar terhadap fraudulent
financial reporting dan mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
Objek penelitian ini hanya pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di
OJK, yakni berjumlah 14 bank umum Syariah. Namun pada penelitian ini
hanya 12 bank yang masuk kriteria dalam penelitian. Periode laporan keuangan
yang diambil hanya dalam rentang waktu 5 tahun, sehingga tidak mampu
memberikan gambaran yang akurat. Untuk penelitian yang akan datang
diharapkan dapat memperluas objek penelitian dan mampu meneliti seluruh
Bank Syariah di Indonesia (BUS maupun UUS).
128
DAFTAR PUSTAKA
Agusputri, Hanifah dan Sofie. 2019. "Faktor - Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Fraudulent Financial Reporting dengan Menggunakan Analisis Fraud
Pentagon". Jurnal Informasi Perpajakan, Akuntansi Dan Keuangan Publik.
Volume 14, Nomor 2: 105-124.
Agustina, Ratna Dewi dan Dudi Pratomo. 2019. "Pengaruh Fraud Pentagon dalam
Mendeteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan
Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2017)". Jurnal Ilmiah Mea (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi). Volume
3, Nomor 1: 44-62.
Antawirya, R. D. E, dkk. 2019. "Application of Fraud Pentagon in Detecting
Financial Statement Fraud". International Research Journal Of
Management, It & Social Sciences. Volume 6. Nomor 5: 73-80
Apriliana, Siska dan Linda Agustina. 2017. "The Analysis of Fraudulent Financial
Reporting Determinant Through Fraud Pentagon Approach". Jurnal
Dinamika Akuntansi. Volume 9, Nomor 2: 154-165.
Arief, Tegar. 2019. "Terjadi 4 Internal Fraud di BJB Syariah Selama 2018".
(https://finansial.bisnis.com/read/20190423/90/914480/terjadi-4-internal-
fraud-di-bjb-syariah-selama-2018, diakses 24 September 2019).
Bawekes, Helda F., dkk. 2018. "Pengujian Teori Fraud Pentagon Terhadap
Fraudulent Financial Reporting (Studi Empiris Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)". Jurnal Akuntansi &
Keuangan Daerah. Volume 13, Nomor 1: 114–134.
Damayani, Fitri, dkk. 2017. "Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Infrastruktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2014-2016". Akuntabilitas: Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Akuntansi. Volume 11, Nomor 2: 151–170.
DetikNews. 2015. "Bank Syariah Mandiri Pecat Pegawai yang Gelapkan dana Rp
75 M". (https://news.detik.com/berita/d-2821619/bank-syariah-mandiri-
pecat-pegawai-yang-gelapkan-dana-rp-75-m, diakses pada 24 September
2019).
129
Devy, Komang, dkk. 2017. "Pengaruh Frequent Number of CEO’s Picture,
Pergantian Direksi Perusahaan dan External Pressure dalam Mendeteksi
Fraudulent Financial Reporting (Studi Empiris Pada Perusahaan Farmasi
yang Listing di Bei Periode 2012-2016). E-Journal S1 Ak. Volume 8,
Nomor 2.
Faidah, Fatihatul dan Titiek Suwarti. 2018. "Deteksi Financial Statement Fraud
dengan Analisis Fraud Pentagon Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2017”. Dinamika
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Volume 7, Nomor 2: 147-162.
Faradiza, Sekar Akrom. 2018. "Fraud Pentagon dan Kecurangan Laporan
Keuangan". Ekbis: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Volume 2, Nomor 1: 1-22.
Fauzie, Yuli Yanna dan Agustiyani. 2018. "Bank Syariah mandiri diduga beri
pembiayaan fiktif Rp 1,1 T".
(https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180214172620-78-
276222/bank-syariah-mandiri-diduga-beri-pembiayaan-fiktif-rp11-t,
diakses 24 September 2019).
Ghozali, Imam. 2011. "Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
_____________ dan Dwi Ratmono. 2017. "Analisis Multivariat dan Ekonometrika
Teori, Konsep dan Aplikasi dengan EViews 10”. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Kurniasari, Wiwin. 2014. "Statistika Ekonomi dan Bisnis". Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Mardiani, Syifa, dkk. 2017. "Pengaruh Fraud Diamond Terhadap Pendeteksian
Financial Statement Fraud dengan Komite Audit Sebagai Variabel
Moderasi (Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)”. Prosiding Akuntansi. Volume 3, Nomor 2: 476-484.
Murtanto dan Dewi Sandra. 2019. "Pengaruh Fraud Diamond dalam Mendeteksi
Tingkat Accounting Irregularities”. Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing
dan Informasi. Volume 19, Nomor 2: 209-226.
Nindito, Marsellisa. 2018. "Financial Statement Fraud: Perspective of The
Pentagon Fraud Model in Indonesia”. Academy of Accounting and
Financial Studies Journal. Volume 22, Nomor 2: 1-9.
130
Nuryanti. 2018. "Determinan Financial Statement Fraud Berdasarkan Perspektif
Fraud Pentagon". Tesis. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Islam
Indonesia.
Novitasari, Ade Rizky dan Anis Chariri. 2018. "Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Financial Statetment Fraud dalam Perspektif Fraud
Pentagon". Diponegoro Journal of Accounting. Volume 7, Nomor 4: 1-15.
Nugraheni, Nella Kartika dan Hanung Triatmoko. 2017. "Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Terjadinya Financial Statement Fraud: Perspektif Diamond
Fraud Theory (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014-2016”. Jurnal Akuntansi dan Auditing.
Volume 14, Nomor 2: 118-143.
Purba, Erny Luxy D. dan Samuel Putra. 2017. "Analisis Fraud Diamond dalam
Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-
2015". Jakpi. Volume 5, Nomor 1: 80-101.
Putriasih, Ketut, dkk. 2016. "Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Financial
Statement Fraud: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2105". e-Journal S1
Ak. Volume 6, Nomor 3.
Quraini, Fidyah dan Yuni Rahmawati. 2018. "Determinan Fraudulent Financial
Reporting Using Fraud Pentagon Analysis". Journal of Auditing, Finance,
And Forensic Accounting (Jaffa). Volume 6, Nomor 2: 105-114.
Ramadhona, Shaumi. 2017. "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik
Perataan Laba (Income Smoothing) (Studi Empiris Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Pada Periode 2010-2016)". Skripsi.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Riyanti, Endah Catur, dkk. 2019. "Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Fraudulent
Financial Reporting dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2016-2018). Seminar Nasional Cendekiawan ke 5.
Rukmana, Heru Satria. 2018. "Determinan Fraud Diamond dalam Mendeteksi
Financial Statement Fraud dan Nilai Perusahaan". Economicus. Volume 9,
Nomor 1: 12-25.
131
Rusdi. 2011. "Uji Akar-Akar Unit dalam Model Runtun Waktu Autoregresif".
Statistika. Volume 11, Nomor 2: 67-78.
Santoso, Stefanus Heru. 2019. "Fenomena Kecurangan Laporan Keuangan Pada
Perusahaan Terbuka di Indonesia". Jurnal Magister Akuntansi Trisakti.
Volume 6, Nomor 2: 173-200.
Septriani, Yossi dan Desi Handayani. 2018. "Mendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan dengan Analisis Fraud Pentagon". Jurnal Akuntansi, Keuangan
Dan Bisnis. Volume 11, Nomor 1: 11-23.
Setiawati, Erma dan Ratih Mar Baningrum. 2018. "Deteksi Fraudulent Financial
Reporting Menggunakan Analisis Fraud Pentagon : Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI Tahun 2014-2016". Riset
Akuntansi Dan Keuangan Indonesia. Volume 3, Nomor 2: 91-106.
Stabilitas. 2013. "Setitik Nila di Perbankan Syariah". Dipetik september 24, 2019,
dari http://stabilitas.co.id/home/detail/setitik-nila-di-perbankan-syariah,
dikases pada 24 September 2019)
Sugita, Meliana. 2018. "Peran Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi Terhadap
Hubungan Fraud Diamond dan Pendekatan Financial Statement Fraud
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016). JOM FEB. Volume 1, Nomor 1: 5-14.
Sugiyono. 2009. "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung:
Alfabeta.
________. 2014. "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung:
Alfabeta.
Suryani, Ika Cipta. 2019. "Analisis Fraud Pentagon dalam Mendeteksi Financial
Statement Fraud: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia". Seminar Nasional Cendekiawan ke 5.
3-5.
Ulfah, Maria, dkk. 2017. "Pengaruh Fraud Pentagon dalam Mendeteksi Fraudulent
Financial Reporting (Studi Empiris Pada Perbankan di Indonesia yang
Terdaftar di BEI”. Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi. Volume 5, Nomor
1: 399-418.
Vivianita, Alfa dan Dian Indudewi. 2018. "Financial Statement Fraud Pada
Perusahaan Pertambangan yang Dipengaruhi Oleh Fraud Pentagon Theory
132
(Studi Kasus Di Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2014-
2016). Dinamika Sosial Budaya. Volume 20, Nomor 1: 1-15.
Wicaksono, Satrio Gregorius dan Anis Chariri. 2015. "Mekanisme Corporate
Governance dan Kemungkinan Kecurangan dalam Pelaporan Keuangan.
Diponegoro Journal of Accounting. Volume 4, Nomor 4: 1-12.
Yesiariani, Merissa dan Rahayu, Isti. 2017. "Deteksi Financial Statement Fraud:
Pengujian Dengan Fraud Diamond". Jurnal Akuntansi & Auditing
Indonesia. Volume 21, Nomor 1: 51-60.
https://www.bankmuamalat.co.id/.
https://www.bankvictoriasyariah.co.id/
https://www.brisyariah.co.id/
https://www.bnisyariah.co.id/
https://www.mandirisyariah.co.id/
https://www.megasyariah.co.id/
https://www.paninbanksyariah.co.id/
https://www.syariahbukopin.co.id/
https://www.bcasyariah.co.id/
http://maybanksyariah.co.id/
https://www.btpnsyariah.com/
http://www.bjbsyariah.co.id/
133
LAMPIRAN
134
A. Data Penelitian
135
136
137
138
B. Uji Stasioner
1. ROA
2. LEV
3. ACHANGE
Panel unit root test: Summary
Series: ROA
Date: 12/25/19 Time: 19:04
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -8.07477 0.0000 12 60
Panel unit root test: Summary
Series: LEV
Date: 12/25/19 Time: 19:06
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -40.1152 0.0000 12 60
Panel unit root test: Summary
Series: ACHANGE
Date: 12/25/19 Time: 19:08
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
139
4. BDOUT
5. AUDCHANGE
Panel unit root test: Summary
Series: AUDCHANGE
Date: 12/25/19 Time: 19:08
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -6.63678 0.0000 12 60
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -75.3712 0.0000 12 60
Panel unit root test: Summary
Series: BDOUT
Date: 12/25/19 Time: 19:07
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -7.14223 0.0000 12 60
140
6. TATA
7. DCAHNGE
Panel unit root test: Summary
Series: DCHANGE
Date: 12/25/19 Time: 19:07
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -13.6849 0.0000 12 60
Panel unit root test: Summary
Series: TATA
Date: 12/25/19 Time: 19:05
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -202.545 0.0000 12 60
141
8. CEOPIC
9. KA
Panel unit root test: Summary
Series: KA
Date: 12/25/19 Time: 19:06
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -9.52729 0.0000 12 60
Panel unit root test: Summary
Series: CEOPIC
Date: 12/25/19 Time: 19:07
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -24.7099 0.0000 12 60
142
10. FFR
Panel unit root test: Summary
Series: FFR
Date: 12/25/19 Time: 19:06
Sample: 2014 2018
Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -8.86802 0.0000 12 60
143
C. Uji Regresi Logistik
1. Koefisin Determinansi (R2 McFadden)
Dependent Variable: FFR Method: ML - Binary Logit (Newton-Raphson / Marquardt steps) Date: 12/03/19 Time: 10:26 Sample: 2014 2018 Included observations: 60
Convergence achieved after 21 iterations Coefficient covariance computed using observed Hessian
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C -1284.375 636.1932 -2.018845 0.0435
ROA 43.78112 22.69679 1.928957 0.0537 LEV -4519.274 2200.791 -2.053477 0.0400
ACHANGE -20.20166 32.26690 -0.626080 0.5313 BDOUT 2359.787 1159.155 2.035783 0.0418
AUDCHANGE 77.85189 37.90140 2.054064 0.0400 TATA 2926.802 1444.365 2.026358 0.0427
DCHANGE 89.25648 48.21240 1.851318 0.0641 CEOPIC 2.347877 1.550992 1.513790 0.1301
KA 433.0347 213.3729 2.029474 0.0424
ROA_KA -14.78857 7.618097 -1.941242 0.0522 LEV_KA 1506.644 733.3337 2.054513 0.0399
ACHANGE_KA 8.288648 8.374201 0.989784 0.3223 BDOUT_KA -788.4288 386.3936 -2.040481 0.0413
AUDCHANGE_KA -26.87422 13.04678 -2.059835 0.0394 TATA_KA -985.0580 483.9458 -2.035472 0.0418
DCHANGE_KA -30.85296 16.11772 -1.914226 0.0556 CEOPIC_KA -1.188895 0.620514 -1.915984 0.0554
McFadden R-squared 0.670472 Mean dependent var 0.166667
S.D. dependent var 0.375823 S.E. of regression 0.211895 Akaike info criterion 0.896945 Sum squared resid 1.885781 Schwarz criterion 1.525248 Log likelihood -8.908341 Hannan-Quinn criter. 1.142709 Deviance 17.81668 Restr. deviance 54.06735 Restr. log likelihood -27.03367
LR statistic 36.25066 Avg. log likelihood -0.148472 Prob(LR statistic) 0.004246
Obs with Dep=0 50 Total obs 60
Obs with Dep=1 10
144
2. Uji Goodness of Fit Model
Goodness-of-Fit Evaluation for Binary Specification Andrews and Hosmer-Lemeshow Tests
Equation: HL_11Q
Date: 04/14/20 Time: 20:14 Grouping based upon predicted risk (randomize ties)
Quantile of Risk Dep=0 Dep=1 Total H-L
Low High Actual Expect Actual Expect Obs Value 1 0.0000 2E-209 5 5.00000 0 2.E-209 6 0.00000
2 7E-168 8E-113 5 5.00000 0 8.E-113 6 8.E-113
3 8.E-97 3.E-48 6 6.00000 0 3.3E-48 6 3.3E-48
4 3.E-40 3.E-20 5 5.00000 0 2.9E-20 6 2.9E-20
5 2.E-09 5.E-05 6 5.99989 0 0.00011 6 0.00011
6 8.E-05 0.0033 5 4.99340 0 0.00660 6 0.00661
7 0.0039 0.0312 5 5.89383 1 0.10617 6 7.66042
8 0.0325 0.0940 5 4.61724 0 0.38276 6 0.41450
9 0.0987 0.2752 6 4.98941 0 1.01059 6 1.21528
10 0.2905 0.8031 2 2.07648 3 2.92352 6 0.00482 Total 50 50.0000 10 10.0000 60 9.76465
H-L Statistic 9.7646 Prob. Chi-Sq(9) 0.3699
Andrews Statistic 22.7944 Prob. Chi-Sq(11) 0.0189
145
3. Uji Likelihood Ratio (Uji LR)
McFadden R-squared 0.670472 Mean dependent var 0.166667
S.D. dependent var 0.375823 S.E. of regression 0.211895
Akaike info criterion 0.896945 Sum squared resid 1.885781
Schwarz criterion 1.525248 Log likelihood -8.908341
Hannan-Quinn criter. 1.142709 Deviance 17.81668
Restr. deviance 54.06735 Restr. log likelihood -27.03367
LR statistic 36.25066 Avg. log likelihood -0.148472
Prob(LR statistic) 0.004246 Obs with Dep=0 50 Total obs 60
Obs with Dep=1 10
4. Uji Statistik Z
Dependent Variable: FFR
Method: ML - Binary Logit (Newton-Raphson / Marquardt steps)
Date: 12/03/19 Time: 20:11
Sample: 2014 2018
Included observations: 60
Convergence achieved after 21 iterations
Coefficient covariance computed using observed Hessian Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C -1284.375 636.1932 -2.018845 0.0435
ROA 43.78112 22.69679 1.928957 0.0537
LEV -4519.274 2200.791 -2.053477 0.0400
ACHANGE -20.20166 32.26690 -0.626080 0.5313
BDOUT 2359.787 1159.155 2.035783 0.0418
AUDCHANGE 77.85189 37.90140 2.054064 0.0400
TATA 2926.802 1444.365 2.026358 0.0427
DCHANGE 89.25648 48.21240 1.851318 0.0641
CEOPIC 2.347877 1.550992 1.513790 0.1301
KA 433.0347 213.3729 2.029474 0.0424
ROA_KA -14.78857 7.618097 -1.941242 0.0522
LEV_KA 1506.644 733.3337 2.054513 0.0399
ACHANGE_KA 8.288648 8.374201 0.989784 0.3223
BDOUT_KA -788.4288 386.3936 -2.040481 0.0413
AUDCHANGE_KA -26.87422 13.04678 -2.059835 0.0394
TATA_KA -985.0580 483.9458 -2.035472 0.0418
DCHANGE_KA -30.85296 16.11772 -1.914226 0.0556
CEOPIC_KA -1.188895 0.620514 -1.915984 0.0554
146
5. Regresi Logistik
Dependent Variable: FFR
Method: ML - Binary Logit (Newton-Raphson / Marquardt steps)
Date: 12/03/19 Time: 20:11
Sample: 2014 2018
Included observations: 60
Convergence achieved after 21 iterations
Coefficient covariance computed using observed Hessian Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C -1284.375 636.1932 -2.018845 0.0435
ROA 43.78112 22.69679 1.928957 0.0537
LEV -4519.274 2200.791 -2.053477 0.0400
ACHANGE -20.20166 32.26690 -0.626080 0.5313
BDOUT 2359.787 1159.155 2.035783 0.0418
AUDCHANGE 77.85189 37.90140 2.054064 0.0400
TATA 2926.802 1444.365 2.026358 0.0427
DCHANGE 89.25648 48.21240 1.851318 0.0641
CEOPIC 2.347877 1.550992 1.513790 0.1301
KA 433.0347 213.3729 2.029474 0.0424
ROA_KA -14.78857 7.618097 -1.941242 0.0522
LEV_KA 1506.644 733.3337 2.054513 0.0399
ACHANGE_KA 8.288648 8.374201 0.989784 0.3223
BDOUT_KA -788.4288 386.3936 -2.040481 0.0413
AUDCHANGE_KA -26.87422 13.04678 -2.059835 0.0394
TATA_KA -985.0580 483.9458 -2.035472 0.0418
DCHANGE_KA -30.85296 16.11772 -1.914226 0.0556
CEOPIC_KA -1.188895 0.620514 -1.915984 0.0554 McFadden R-squared 0.670472 Mean dependent var 0.166667
S.D. dependent var 0.375823 S.E. of regression 0.211895
Akaike info criterion 0.896945 Sum squared resid 1.885781
Schwarz criterion 1.525248 Log likelihood -8.908341
Hannan-Quinn criter. 1.142709 Deviance 17.81668
Restr. deviance 54.06735 Restr. log likelihood -27.03367
LR statistic 36.25066 Avg. log likelihood -0.148472
Prob(LR statistic) 0.004246 Obs with Dep=0 50 Total obs 60
Obs with Dep=1 10
147
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Afif Imawan
Tempat dan Tanggal lahir : Boyolali, 22 Februari 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Warga Negera : Indonesia
Alamat : Cekelan RT 02/01, Ds. Kauman, Kec.
Wonosegoro, Kab. Boyolali
Telepon : 0853 3643 5739
E-Mail : afif.imawan22@gmail.com
Riwayat Pendidikan : MI Muhammadiyah Cekelan Lulus Tahun 2010
SMP N 1 Wonosegoro Lulus Tahun 2013
SMA N 1 Karanggede Lulus Tahun 2016
Pengalaman Organisasi : Devisi KBBN OSIS SMA N 1 Karanggede 2014-
2015
Devisi BINLAT PASKIBRA SMA N 1
Karanggede 2014-2015
148
top related