analisis pendapatan rumah tangga nelayan di ...repository.utu.ac.id/572/1/bab i_v.pdfanak dalam...
Post on 21-Oct-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYANDI KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN
NAGAN RAYA
SKRIPSI
OLEH
RIRIN MARINI08C10404102
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PertanianPada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT
TAHUN 2013
-
1
I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Indonesia merupakanNegara yang
sangatsubursertamenyimpanberbagaipotensi yang
dapatdimanfaatkandandikembangkan.Denganpotensipanjangpantai yang
mengelilingimasing-masingpulau yang tersebar di
negeriinimenjadikanbanyakmasyarakat yang
bermanfaatwilayahtersebutuntuklahanbudidayaikan.
Kondisinelayansecaraumum di Indonesia lainnya yang
matapencahariannyasecaratidaklangsungberhubungandenganpenggunaansumberd
ayalaut.Tingkat kemakmuranmasyarakat Indonesia yang
bergantungkepadaperikanansebagaisumberkehidupanpadaumumnyamasihsangatre
ndah.
Terkaittingkatkemiskinannelayanseringdisebutsebagaimasyarakattermiskind
arikelompokmasyarakatlainnya (the poorest of the poor).Mengenaikemiskinan,
bahwa 108,78 juta orang atau 49 persendari total penduduk Indonesia
dalamkondisimiskindanrentanmenjadimiskin. BadanPusatStasistik (BPS),
denganperhintunganberbedadari bank dunia, mengumumkanangkakemiskinan di
Indonesia sebesar 34,96juta orang (15,42 persen). Angka
tersebutdiperolehberdasarkanukurangaris kemiskinanditetapkansebesar 1,55
Dollar AS. Sebagianbesar (63,47persen) pendudukmiskin di Indonesia di
daerahpesisirdanperdesaan (BPS, 2008).
-
2
Secaraumum, kelompokusahabersamanelayan di seluruh Aceh
membentukkelompokusahabersama (KUB) Propinsi
Aceh.Pembentukanorganisasiitubertujuanuntukmeningkatkankemampuanberusah
asecarabersamagunamendapatkanpendapatandankesejahteraannelayan.Secaraumu
m, denganadanyakelompok usaha
bersamadiharapkandapatmeningkatkanskalaekonomiusahanelayangunameningkat
kanproduktifitasdanefisienusahanelayansertadalampemasaranhasilperikanan.Untu
kmewujudkaninitidakadacara lain agar nelayan Aceh
harusbersatumembangunhubungan sesamanelayan Aceh, dan forum KUB
sertamenjadipenampungdan yang memberimotivasipenyelesaianbagipermasalahan
yang dihadapiolehsetiap KUB yang berada di kerjamasing-masing.
Kondisimasyarakatkualapesisirpadaumumnyamemilikimatapencarianberag
am yang sebagianbesarmenggarapsawah (petani) dansebagiankecil yang
menjadinelayan.
Keluarganelayanadalahkeluargadimanakepalakeluargaatauanggotakeluarg
aterlibatdalam proses produksi ataupengolahanhasilperikanandengantujuansebagai
pendapatankehidupannya. Nelayanbiasaadalahnelayan yang
menjalankanusahaperikanansecaratradisionalbaikuntukpengetahuandanketerampil
an yang perludikembangkan.Nelayanmaju, nelayan yang
menerimaataumenerapkanteknologibaru.
Pendapatannelayan di tengahhargakomoditasperikanan yang
melambungsertamenyumbanginflasikeduatertinggipadabulanjanuari 2012
menyebabkannasibnelayanjustrukian
-
3
terpuruk.Kenaikanhargaikantidakmampudinikmatinelayan di
tengahkesulitanmelautakibatcuacaburukperairan.
Adapunmatapencaharianpendudukdikualapesisirsebagaiberikut :
Tabel 1Karakteristik Mata Pencarian Penduduk di Kuala PesisirNo Mata Pencarian Persentase (%)
1 Petani Sawah dan Ladang 5%
2 Perkebunan 40%
3 Nelayan 20%
4 Pedagang 8%
5 Karyawan Perusahaan 17%
6 PNS dan ABRI 4%
7 Lain-lain 6%
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Berdasarkanwawancaradenganpetugasstatistikdikualapesisirdiketahuijuml
ahnelayan 20 persen.Ataulebihkurangdari 80 persen,
masyarakatkualapesisir.KeadaanpendudukdalamKecamatan Kuala
PesisirKabupatenNagan Raya padabulanDesember 2010 mencapai 14.965 jiwa
yang terdiridari 7.754 Laki-lakidan 7.211
perempuandenganjumlahKepalaKeluarga (KK) 3.972 dengan data sebagaiberikut
-
4
Tabel2. Data Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir
No Gampong Jumlahjiwa L P Jumlahpenduduk JumlahKK
(%)
1. Suakpuntong _ 415 392 807 215 5,392. Gamponglhok _ 190 168 358 92 2,393. Kuala Baro _ 276 287 563 144 3,764. Padang
Rubek_ 618 564 1.182 297 7,90
5. Pulo _ 139 126 265 76 1,776. Langkak _ 674 653 1.327 356 8,877. Kuala Tuha _ 284 268 552 154 3,498. Kubang
Gajah_ 484 474 958 259 6,40
9. Kuala Trang _ 1.290 1.144 2.434 628 16,2610. Cot Rambong _ 225 205 430 120 2,8711. Padang
Panyang_ 738 622 1.360 380 9,09
12. Arongan _ 434 397 831 218 5,5513. Jatirejo _ 424 426 850 247 5,6514. Purwodadi _ 813 781 1.594 405 10,6515. LuengT.Ben _ 262 243 505 124 3,3716 Purwosari _ 488 461 949 257 6,34
Jumlah 7.754 7.211 14.965 3.972 100,00Sumber : Data primer di olah februari 2013
Adapunjenis-jeniskapaldikualapesisir, memilikikapal non
mesindanhanyamemilikikapalmesin yang aktif.Jumlahnelayanlebihbanyakterdapat
di DesaLangkakdari pada Desa Padang Rubek.Berdasarkanuraian di
atasmakapenulistertarikuntukmenelitimasalahtersebutdenganjudul“AnalisisPenda
patanRumahTanggaNelayan di Kecamatan Kuala PesisirKabupatenNagan
Raya”
1.2 RumusanMasalah
Penelitiandapatdilakukandenganbaikapabilarumusanmasalahnyajelas.Adap
unrumusanmasalahadalah:
1. BagaimanaPendapatanRumahTanggaNelayandi Kecamatan Kuala
PesisirKabupatenNagan Raya?
-
5
2. Bagaimanadistribusipendapatanrumahtangganelayan di Kecamatan Kuala
PesisirKabupatenNagan Raya?
3. Bagaimanaproduktifitaskapaldanalattangkapnelayan di kecamatan Kuala
PesisirKabupatenNagan Raya?
1.3 TujuanPenelitian
Sesuaidenganrumusanmasalahdiatas, makatujuanpenelitianadalah:
1. Untukmelihatpendapatanrumahtangganelayandi Kecamatan
KualaPesisiKabupatenNagan Raya.
2. Untukmelihatdistribusipendapatan rumahtangganelayan di Kecamatan
Kuala PesisirKabupatenNagan Raya.
3. Untukmelihatproduktifitaskapaldanalattangkapnelayan di kecamatan
Kuala PesisirKabupatenNagan Raya.
1.4 ManfaatPenelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan kegunaan
bagi pihak yang berkepentingan, baik bagi nelayan, penulis maupun mahasiswa.
1. Bagi nelayan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan yang
bermanfaat dalam penentuan kebijakan selanjutnya.
2. Bagi penulis sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan
dan pengalaman praktis dunia nelayan.
3. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka dan
referensi untuk penelitian yang akan dilakukan.
-
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nelayan
Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian dilaut. Para
nelayan di Indonesia biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut.
Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut
dan tinggal di desa-desa atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002).
Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari segi sebagai berikut :
a. Dari segi mata pencaharian. Nelayan adalah mereka yang segala aktifitasnya
berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir. Mereka yang menjadikan
perikanan sebagai mata pencaharian mereka.
b. Dari segi cara hidup. Komunitas gotong royong. Kebutuhan gotong royong
dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan
yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengarahan tenaga banyak,
seperti pada saat berlayar.
c. Dari segi keterampilan. Meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat
namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan yang sederhana.
Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan
oleh orang tua bukan yang dipelajari secara profesional.
Dari bangunan struktur sosial dimana terdapat komunitas yang heterogen
dan homogen maka masyarakat heterogen adalah mereka yang bermukim di desa-
desa yang mudah dijangkau secara trasportasi darat. Sedangkan pada masyarakat
homogen terdapat di desa-desa nelayan terpencil biasanya menggunakan alat-alat
tangkap ikan yang sederhana sehingga produktivitas kecil. Sementara itu,
-
7
kesulitan transportasi angkutan hasil pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya
harga hasil laut di daerah mereka. (Sastrawidjaya.2002).
Berdasarkan jenis teknologi peralatan tangkap yang digunakan dapat
dibedakan dua katagori yaitu, nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan
modern menggunakan teknologi penangkapan canggih dibandingkan dengan
nelayan tradisional. Ukuran modernitas bukan semata-mata karena penggunaan
motor untuk penggerakkan perahu, melaikan juga besar kecilnya motor yang
digunakan serta tingkat eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan. Perbedaan
modernitas tehknologi alat tangkap juga akan berpengaruh pada kemampuan
jelajah operasional mereka. (Imro, 2003 : 68).
Pada umunya, dalam pengusaha perikanan laut terdapat tiga jenis nelayan
yaitu :
a. Nelayan pengusaha.
b. Nelayan campuran, dan
c. Nelayan penuh.
Nelayan pengusaha yaitu pemilik modal yang memanfaatkan penanaman
modalnya dalam penangkapan ikan. Nelayan campuran yaitu seseorang nelayan
yang juga melakukan pekerjaan yang lain di samping pekerjaan pokoknya
sebagai nelayan. Sedangkan nelayan penuh ialah golongan nelayan yang hidup
sebagai penangkap ikan di laut dan dengan memakai peralatan lama atau
tradisional.
-
8
2.2 Faktor Pendidikan Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian Fathoni (2008) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat pendidikan dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa
beberapa faktor yang dua bagian yaitu faktor internal (keluarga dan orang tua) dan
faktor eksternal (lingkungan serta sarana informasi). Faktor internal terdiri dari
beberapa hal yaitu umur kepala keluarga, tingkat pendidikan, kepala keluarga,
besar keluarga (besar tanggungan), total pendapatan kelurga, total pengeluaran
keluarga, persepsi tentang arti penting sekolah, persepsi tentang biaya pendidikan
dan status usaha kepala kelurga. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan
pemerintah, informasi terhadap pendidikan, sarana pendidikan, serta jarak sarana
pendidikan.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Suryani (2004) yang
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan adalah
sebagai berikut:
Faktor internal
Faktor internal yang diduga mempengaruhi terhadap tingkat pendidikan
anak dalam penelitian ini adalah karakteristik personal kepala keluarga dan
perepsepsi kelurga nelayan terhadap pendidikan.
1. Tingkat pendidikan kepala keluarga
Menurut Gunarsa dan Gurnasa didalam Suryani (2004) tingkat pendidikan
secara langsung dan tidak langsung menentukan baik buruknya pola komunikasi
diantara anggota keluarga. Selain itu, dampak pendidikan orang tua
mempengaruhi persepsinya tentang penting atau tidaknya pendidikan.
-
9
Menurut heryanto (1998) dengan dasar pendidikan yang relatif memadai
untuk mampu memberikan makna terhadap nilai kegunaan dan pentingnya
pendidikan bagi masa depan anaknya. Sehingga kesungguhan untuk menambah
wawasan dan bekerja keras dengan menyekolahkan anak menjadi cita-cita dan
harapan dalam hidupnya.
2. Umur kepala keluarga
Selain berkaitan dengan tingkat kedewasaan teknis seseorang, usia juga
mempunyai kaitan dengan tingkat kedewasaan psikologis. Dalam hal ini berarti
semakin lanjut usia seseorang diharapkan akan semakin mampu menunjukan
kematangan jiwa (dalam arti semakin bijaksana ), semakin mampu berfikir secara
rasional dan semakin mampu mengendalikan emosi dan sifat-sifat lainnya yang
menunjukan kematangan intelektual dalam psikologis sehingga semakin tua usia
seseorang, motivasi yang dimiliki akan semakin tinggi. Usia dapat mempengaruhi
cara seseorang berfikir, mempersepsi dan menyikapi sesuatu yang menjadi
objeknya (Heryanto,1998).
3. Pendapatan keluarga.
Kondisi ekonomi keluarga dapat diukur dengan tingkat kesejahteraan
keluarga. Salah satu indikator tingkat kesejahteraan keluarga adalah tingkat
pendapatan keluarga. Pendapatan nelayan dapat diperoleh dari usaha perikanan
(usaha penangkapan dan non penangkapan) maupun dari usaha non perikanan
yang dilakukan oleh nelayan. Disatu sisi lain pendidikan formal memerlukan
biaya yang tidak sedikit. Kemiskinan yang melekat erat pada nelayan
mengakibatkan mereka tidak mampu memberikan tingkat pendidikan yang cukup
bagi anak-anaknya terutama pendidikan formal (Eriza di dalam Suryani 2004).
-
10
4. Jumlah tanggungan.
Banyaknya tanggungan dalam keluarga berimplikasi pada besar kecilnya
pengeluaran dalam satu keluarga berdasarkan penelitian Suryani (2004) bahwa
semakin banyak jumlah tanggungan mengakibatkan persepsi masyarakat nelayan
terhadap pendidikan formal semakin rendah.
5. Nilai anak dalam keluarga
Pada dasarnya semua orang tua menginginkan kondisi anaknya lebih baik
dari kondisi orang tua dalam menjalani kehidupan yang dapat ditujukan dengan
harapan orang tua terhadap masa depan kehidupan anaknya. Hasil penelitian
sukmawan (2000) menunjukan bahwa sebagian besar keluarga nelayan sangat
mengharapkan anaknya dapat menjadi pegawai negeri atau swasta.
6. Status sosial
Status (kedudukan) sosial adalah tempat seseorang secara umum dan
masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan, pergaulan,
hak dan kewajiban. Berdasarkan hasil penelitian suryani (2004) diketahui bahwa
semakin tinggi status sosial nelayan maka presepsi terhadap pendidikan formal
akan semakin tinggi.
2.3 Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang baik berupa uang kontan
maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income seseorang warga
masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang
dimilikinya pada sektor produksi ini “membeli” faktor-faktor produksi tersebut
untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di
pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar faktor produksi (seperti
-
11
halnya juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,
antara penawaran dan permintaan
Secara singkat income seseorang ditentukan oleh
a. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada :
hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu
warisan atau pemberian
b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.
Dalam pengertian umum, pendapatan adalah hasil pencaharian usaha.
Budiono (1992) mengumumkan bahwa pendapatan adalah hasil dari perjualan
faktor-faktor produksi yang dimiliki kepada sektor produksi. Sedangkan menurut
Winardi (1992) pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang
dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.
Berdasar kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan
usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan
pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan suatu badan usaha
dalam suatu periode tertntu. Dalam akuntansi, pendapatan dan beban dijelaskan
bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal baik selama satu periode yang mengakibatkan kenaikan
ekuitifitas dan tidak secara langsung berdasar dari kontribusi penanaman modal.
-
12
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Dan PendapatanNelayan
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan pedesaan di indonesia
termasuk adalah pertumbuhan penduduk (chemichokcsky dan Meeso, 1984 ; sigit,
1985 : Firdaussy, 1992 ; dan booth 1992). Pertumbuhan penduduk yang cepat
dipendesaan menjadi faktor utama yang mendorong kemiskinan di pendesaan
Indonesia. Peningkatan penduduk dapat berdampak pada mesalah penyediaan
pendidikan, peningkatan penganguran, dan masalah modal yang rendah.
Selanjutnya, faktor-faktor ini secara keseluruhan memberi pengaruh pada
pendapatan perkapita yang rendah penduduk pendesaan Indonesia.
Kajian Swaminathan (1997) di india yang menggunakan data panel,
dengan variabel pendapatan (log) sebagai variabel bersandar, menunjukkan
koefisien parameter variabel umur 0.023. manakala koefisien parameter variabel
tingkat pendidikan adalah 0.126. kajian yang serupa dilakukan oleh Berdegue et al
(2001), di chile. Menggunakan model OLS dengan variabel bersandar adalah
pendapatan dalam log, menunjukkan bahwa variabel umur tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan. Pada model probit, variabel
keduanya mempunyai signifikan pada derajat 10 persen. Nilai koefisien parameter
variable umur adalah 0,02 dan variabel pendidikan adalah 0.11
Hasil temuan beberapa peneliti seperti Swaminathan (1997), lisa (2000),
Berdegue et al (2001), dan Elbers dan Lanjouw (2001), menunjukkan bahwa umur
mempunyai pengaruh terhadap pendapatan. Pengaruh umur terhadap pendapatan
memang tidak besar (nilai koefisien parameter antara 0.023 hingga 0.106). walau
bagaimanapun umur memang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.
Demikian juga tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pendapatan
-
13
(Swaminathan, 1991 ; Lisa , 2000 ; Berdegue et al, 2001 ; Elbers dan Lanjouw,
2001 ; dan Naude dan Taylor, 2001). Nilai koefisien parameter variabel
pendidikan antara 0.023 hinnga 0.107, ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan
memang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.
Variabel lain yang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan adalah
jumlah anggota keluarga. Pengkaji-pengkaji seperti Firdassy dan Tisdel (1992)
menggunakan data kerat rentas (cross section) untuk mengkaji pendapatan dan
kemiskinan di tiga pendesaan Bali Indonesia (Gunanto).
2.5 Konsep Pendapatan Dan Pendapatan Distribusi Pendapatan
Menurut Todaro (1995) pembangunan merupakan proses multidimensi
yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap
rakyat dan lembaga-lembaga nasional, dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi,
pengurangan kesenjangan (inequity) dan pemberantasan kemiskinan absolut.
Sasaran pembangunan yang dicapai paling tidak mencakup tiga hal pokok yaitu
(1) meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang
kebutuhan pokok seperti pangan, papan, kesehatan dan perlindungan; (2)
meningkatkan taraf hidup yaitu, selain meningkatkan pendapatan, memperluas
kesempatan kerja, pendidikan yang lebih dan juga perhatian yang lebih besar
kepada nilai-nilai budaya dan kemanusian dan keseluruhannya akan memperbaiki
bukan hanya kesejahteraan material tetapi juga menghasilkan rasa percaya diri
terhadap individu atau sebagai suatu bangsa; (3) memperluas pilihan ekonomi
sosial yang tersedia bagi setiap orang dan setiap bangsa dengan mereka dari
perbudakan dan ketergantungan bangsanya dalam hubungan dengan orang dan
negara lain juga terhadap kebodohan dan kesengsaraan manusia.
-
14
2.6 Konsep Pendapatan
Menurut Kuznett dalam Sarasutha (1985) suatu perkiraan mengenai
distribusi pendapatan atau distribusi kekayaan menurut aturan kelas antar rumah
tangga atau keluarga-keluarga sangat bermanfaat, karena keluarga atau rumah
tangga unit penerimaan distribusi. Dalam hal ini yang ditekankan adalah keluarga
sebagai penerimaan pendapatan, bukan pada perorangan karena dianggap bahwa
rumah tangga atau keluarga sebagai unit pengambil keputusan dalam memperoleh
pendapatan. Rumah tangga sebagai unit analisis dalam distribusi pendapatan dapat
dipandang tidak hanya sebagai komponen demografi, tetapi juga karakteristik
umum dalam pengukuran.
Menurut biro pusat statistik (1980) mendefiniskan pendapatan keluarga
sebagai penjumlah upah, gaji, tingkat suku bunga, pensiun, sewa, keuntungan
usaha dan sebagainya yang diterima oleh semua anggota keluarga. Pendapatan
keluarga dikelompokan menjadi ;
a. Pendapatan pertanian, meliputi penerimaan pertanian, peternakan, perikanan
dan skala rumah tangga; serta
b. Pendapatan bukan pertanian, meliputi pendapatan yang diterima dari seluruh
kegiatan ekonomi yang lain.
Sumber pendapatan dapat berasal dari sektor pertanian maupun sektor non
pertanian. Merujuk dari Nurmanaf (1988) bahwa sumber pendapatan dari sub
sektor perikanan, termasuk penerimaan dari (1) usaha penangkapan, (2) usaha non
penangkapan (termaksud budidaya perikanan dan pengolahan hasil perikanan).
Sedangkan pendapatan dari sektor non perikanan yang diterima dari (1) kegiatan
-
15
berdagang, (2) usaha angkutan, (3) industri rumah tangga, dan (4) kegiatan
berburuh di luar usaha perikanan, serta (5) kegiatan usaha pertanian.
2.7 Jenis dan Fungsi Pendapatan
Untuk keperluan manajerial dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis,
yaitu :
a. Pendapatan Total
Pendapatan total adalah jumlah seluruh pendapatan dari penjualan, Total Revenue
ini adalah hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q), dengan harga jual per
unit (P). Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan matematis : TR = P.Q.
b. Pendapatan Rata-rata atau pendapatan per unit barang dan jasa
Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rata-rata dari setiap unit penjualan, oleh
karena itu maka pendapatan rata-rata (AR) dapat juga dirumuskan sebagai hasil
bagi dari pendapan total dengan unit yang terjual (Q). Bentuk rumusan
matematikanya adalah AR = TR/Q = PQ/Q = P.
c. Pendapatan Tambahan Atau Penerimaan Marginal.
Pendapatan tambahan adalah tambahan pendapatan yang didapat untuk setiap unit
penjualan atau produksi. Karena tambahan ini dapat terjadi pada setiap tingkatan
produksi. Dengan demikian, maka pendapatan tambahan, atau marginal Revenue
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
MR1 = TR1 -1 dimana MR1 tidak sama dengan MR1 -1.
-
16
2.8 Usaha-Usaha Meningkatkan Pendapatan
Pada umumnya manusia merasakan bahwa penghasilan/pendapatan yang
diterima saat ini masih kurang dan menjadi masalah yang tidak akan pernah
terselesaikan. Secara umum dapat diterangkan bahwa untuk meningkatkan
pendapatan dapat digunakan beberapa cara antara lain :
1. Pemanfaatan waktu luang
Individu mampu memanfaatkan waktu luang yang tersisa dari pekerjaan yang
telah dilakukan sebelumnya menjadi kesempatan yang baru untuk menambah
pendapatan.
2. Melakukan kreatifitas dan inovasi
Individu harus mampu berfikir positif dan inovatif menciptakan terobosan-
terobosan yang berarti untuk dapat mencapai kebutuhan yang dirasakan masih
kurang.
2.9 Pendapatan Dan Beban Sebagai Pertimbangan Kebijakan Produksi
Untuk produksi barang dan jasa dilakukan, diarahkan untuk mencapai
tujuan dalam mendapatkan laba . Laba yang didapat perusahaan diperoleh dari
selisih antara pendapatan (revenue) dengan biaya (cost), oleh karena itu, maka
pertimbangan utama atau parameter utama dalam melakukan produksi adalah
pendapatan (revenue), yang akan diterima dan biaya (cost) yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk menghasilkan produksi tersebut.
-
17
2.10 Modal Usaha
Salah satu faktor produksi yang tidak kalah penting adalah modal, sebab
dalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan
berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Modal dapat dibagi sebagai
berikut :
1. Modal Tetap
Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam
jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah
produksi. Modal tetap dapat berupa tanah, bangunan dan mesin yang digunakan.
2. Modal variabel (bergerak)
Adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi, biasa
dalam bentuk bahan baku dan kebutuhan sebagai penunjang usaha berikut.
Dapat dikemukakan pengertian secara klasik, dimana modal mengandung
pengertian sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih
lanjut. Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas,
yaitu modal meliputi baik modal dalam bentuk uang (Geldkapital), maupun dalam
bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan dan lain
sebagainya (Bambang Riyanto dalam suryananto 2005, h.37).
Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung
maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output (Irawan
dan suparmoko 2000, h. 93). Dalam pengertian ekonomi, modal yaitu barang atau
uang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-
-
18
barang dan jasa-jasa baru. Modal merupakan input (faktor produksi) yang sangat
menentukan tinggi rendahnya pendapatan. Tetapi bukan berarti merupakan faktor
satu-satunya yang dapat meningkatkan pendapatan.
2.11 Biaya Bahan Baku
Bahan baku atau bahan mentah merupakan faktor produksi yang
dibutuhkan dalam setiap proses produksi. Menurut Gunawan Adi Saputro dan
Marwan Asri, 2000, h. 225) bahan mentah atau bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Bahan baku langsung (direct material) adalah bahan mentah yang
merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang
dikeluarkan untuk membeli bahan baku ini mempunyai hubungan erat dan
sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
b. Bahan baku tidak langsung (inderect material) adalah bahan baku yang
ikut berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak
pada barang jadi yang dihasilkan.
Untuk memperoleh bahan baku yang akan digunakan dalam proses
produksi maka diperlukan pengorbanan uang untuk pembelian bahan baku
tersebut. Pengorbanan inilah yang dinamakan dengan biaya.
2.12 Perubahan Teknologi Dan Proses Kerja
Sejak pasca perang dunia II, dunia industri Internasional telah mengalami
perubahan mendasar pada teknologi dan proses tenaga kerja, yakni perubahan dari
pendekatan produksi massal menjadi pendekatan produksi fleksibel. Produksi
massal dalam literature ekonomi pembangunan disebut fordisme (fordism).
-
19
Fordisme ditandai dengan adanya lini produksi perakitan yang mengandung
tingkat pembagian kerja demikian tinggi, sehingga mempermudah tugas para
pekerja menjadi operasi rutin yang tidak banyak memerlukan keahlian maupun
pelatihan. Dengan cara semacam ini, ketepatan dan kecepatan pekerjaan di
kendalikan oleh mesin, bukan oleh seorang pekerja (Mudrajad kuncoro 2007,
hal.22)
-
20
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha nelayan yang menjadi salah satu
obyek nelayan di Kabupaten Nagan Raya. Penelitian dilakukan pada bulan
Januari – Agustus 2013.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam melaksanakan penelitian
adalah :
1. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung dan
wawancara dengan masyarakat, kepala desa dan staf pemerintah tingkat desa
di kecamatan kuala pesisir.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan pada data-data yang telah ada pada
instansi terkait dan studi kepustakaan yang terkait dengan topik penelitian ini.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga nelayan yang berada di
desa Kuala pesisir karena di daerah tersebut merupakan salah satu desa yang
melaksanakan pengembangan nelayan di Kab. Nagan Raya. Dari total masyarakat
yang memproduksi ikan diambil sampel 30 rumah tangga nelayan secara acak.
-
21
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan mengunakan metode
pengambilan contoh sederhana (Sample Random Sampling) berdasarkan bahwa
seluruh masyarakat elementer dari populasi yang diteliti telah diketahui nama dan
indentitasnya. Pengambilan sampel 30 rumah tangga nelayan dilakukan secara
menyebar proporsional berdasarkan jenis pekerjaan nelayan di desa Kuala pesisir
(Pada Tabel 2).
Tabel. 2 Populasi dan sampel penelitian .
No PopulasiJumlahPopulasi
RasioPerhitungan
Sampel
JumlahSampel
1 Pemilik kapal 40 40/90X30 13
2 Awak buah kapal (ABK) 50 50/90X30 17
Jumlah 90 30
Sumber : Data primer (diolah) 2013.
3.5 Metode Analisis
3.5.1 Analisis Pendapatan
Perhitungan pendapatan dari usaha penangkapan adalah penangkapan bersih
dengan formulasi rumus sebagai berikut:
π = TR – TC
Keterangan :
π = Keuntungan Pendapatan Usaha yang diperoleh (Rupiah)
TR = Total Penerimaan (Rupiah)
TC = Total Biaya (Rupiah)
-
22
Sedangkan pendapatan dari usaha non penangkapan dan non usaha perikanan
di peroleh dari pendapatan rata-rata per bulan anggota keluarga yang bekerja di
luar usaha penangkapan dan perikanan. Perhintungan pendapatan rumah tangga
nelayan digunakan formulasi rumus sebagai berikut :
Y = Y1+Y2
Keterangan
Y = Total pendapatan rumah tangga nelayan (Rupiah).
Y1 = Pendapatan keluarga dari usaha penangkapan (Rupiah).
Y2 = Pendapatan keluarga dari usaha non penangkapan (Rupiah).
3.5.2 Konsep dan Pengukuran
a. Nelayan adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dalam usaha penangkapan ikan dengan status sosial yang berbeda-beda
seperti nelayan pemilik dan pandega (RTP).
b. Nelayan pemilik adalah orang yang memilki armada penangkapan ikan baik
kapal/perahu atau alat tangkap (RTPP).
c. Nelayan pandega adalah orang yang berprofesi sebagai buruh dalam usaha
penangkapan ikan yang memliki ketrampilan (RTPB).
d. Sistem bagi hasil adalah system pembagian hasil usaha penangkapan ikan
antar nelayan pemilik dan nelayan pandega. Sistem bagi hasil pada alat
tangkap adalah 50 persen hasil pendapatan bersih hasil penangkapan untuk
nelayan pemilik dan 50 persen untuk nelayan buruh.
-
23
e. Pendapatan rumah tangga nelayan adalah pendapatan yang diterima oleh
keluarga nelayan yang berasal dari usaha penangkapan, non penangkapan,
maupun usaha non perikanan selama setahun.
f. Pendapatan usaha penangkapan adalah penerimaan usaha yang diterima
setelah dikurang seluruh pengeluaran atau biaya total penangkapan selama
satu tahun. Pendapatan yang termaksud termasuk pendapatan nelayan
pemilik dan nelayan pandega. (Rupiah)
g. Pendapatan usaha non perikanan adalah pendapatan rata-rata per bulan yang
diterima oleh keluarga nelayan selama setahun dari usaha diluar sub sektor
perikanan. (Rupiah)
-
24
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Wilayah AdministratifKecamatan Kuala Pesisir
Kecamatan Pesisir merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Kuala
pada tahun 2007 dengan ibukotanya Padang Rubek terletak pada garis 030400-
040380 Lintang Utara dan 960110 - 960480Bujur Timur yang luas wilayahnya
mencapai ± 267.39 Km2.
Adanya batasan-batasanya sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Kuala;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tadu Raya;
- Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Kuala;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meureubo dan Samudra
Indonesia
Jumlah penduduk dalam Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan
Rayakeadaan bulan Desember 2010 mencapai 14.975 jiwa yang terdiri dari 7.754
Laki-Laki dan 7.211 Perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 3.972.
dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel. 3. Komposisi Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir 2010No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase %
1 2 3 4
1 Laki-Laki 7.754 52%
2 Perempuan 7.221 48%
Jumlah 14.975 100
Sumber : Data primer di olah februari 2013
-
25
4.2Karakteristik Responden Pengusaha Kapal dan ABK
Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang
keadaan dan latar belakang responden yang berkaitan dan berpengaruh terhadap
kegiatannya dalam menjalankan usahanya. Responden pada penelitian ini adalah
Pemilik Kapal dan Awak Buah Kapal di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten
Nagan Raya. Karakteristik dari respondenmeliputi umur, pendidikan, jumlah
anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam produksi, jumlah
tenaga kerja luar, lama mengusahakan, status usaha dan alasan usaha.
1. Umur
Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-59 tahun dan usia non
produktif antara 0-14 tahun serta lebih atau sama dengan 60 tahun. Jumlah dan
persentase responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel.4.Karakteristik Kelompok UmurNo Kelompok Umur (Th) Jumlah
RespondenPersentase
(%)1 2 3 4
1 20 – 30 10 29%
2 31 -40 10 29%
3 41 – 50 8 23%
4 51 – 60 7 20%
Jumlah 35 100
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jumlah responden yaitu 35
orang yang terdiri dari 28 orang umur produktif dan 7 orang umur non produktif.
Pada usia produktif tersebut, produktivitas kerja pengusaha nelayan penangkapan
ikan masih cukup tinggi sehingga lebih potensial dalam menjalankan usahanya.
Pada usiaproduktif kemampuan fisik para pengusaha masih memadai, sehingga
-
26
memungkinkan usaha nelayan penangkapan ikan masih dapat terus dikembangkan
karena para pengusaha masih memiliki produktifitas dan kemampuan bekerja
yang tinggi.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk responden dalam
hal menerima dan menerapkan teknologi baru, disamping kemampuan dan
keterampilan dari nelayansendiri. Pendidikan akan mempengaruhi pola pikir
nelayan dalam menjalankan kegiatan usahanya dan pengambilan keputusan dalam
pemasaran Ikan tangkap yang dihasilkannya. Selain itu pendidikan juga akan
mempengaruhi nelayan dalam menyerap informasi terbaru yang dapat diterapkan
dalam kegiatan usahanya.
Tabel. 5.Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan DiKecamatan Kuala Pesisir.
No Tingkat Pendidikan JumlahResponden
Persentase(%)
1 2 3 4
1 Tidak Tamat SD 3 9%
2 Tamat SD 11 31%
3 Tamat SMP 14 40%
4 Tamat SMA 7 20%
Jumlah 35 100
Sumber : Data primer diolah februari 2013.
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
adalah tamat SD sebanyak 11 orang (31%). Hal ini menunjukkan tingkat
pendidikan masih rendah. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi
modal bagi nelayandalam menjalankan usahapenangkapan ikan, dapat
menghitung pengeluaran maupun keuntungan dari hasil usaha nelayan, dapat
-
27
memasarkan hasil tangkapan ke luar daerah dan yang paling penting nelayan tidak
dapat dibohongi oleh pedagang yang membeli untuk mengecer sehingga tidak
terjadi kerugian.
3. Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat
dilihat padaTabel 6.
Tabel.6.Jumlah Responden berdasarkan Jumlah Anggota KeluargaNo Anggota Keluarga Jumlah
(Orang)Persentase
(%)1 2 3 4
1 2 – 4 18 51
2 5 – 6 11 31
3 7 – 8 6 17
Jumlah 35 100
Sumber : Data primer diolah februari 2013.
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki
jumlah anggota terbanyak yaitu berkisar 2-4 orang sebanyak 18 orang atau 51 %.
Berdasarkan data tersebut diketahui seluruh responden mempunyai anggota
keluarga lebih dari 2 orang. Besar kecilnya jumlah anggota keluarga ini
berpengaruh terhadap ketersediaan jumlah tenaga nelayan, terutama tenaga kerja
yang berasal dari anggota keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan nelayan
penangkapan ikan.
4. Modal Nelayan
Modal adalah biaya yang dikeluarkan atau dibayar oleh pemilik usaha
untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi usaha.Rata-rata modal
-
28
nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir adalah Rp 15.455.000.dapat dilihat rincian
pada.
Tabel 7.Modal yang diperlukan oleh Nelayan Penangkap IkanNo Keterangan Jumlah Harga Satuan Harga
(Rp)
1 2 3 4 41 Kapal motor 1 15.000.000 Unit 15.000.000
2 Operasional BBM 30 6.500 Liter/ hari 195.000.
3 Jaring lingkar 4 60.000. Unit/untuk
3 bulan 240.000
4 Box/lainnya 5 50.000. Unit/untuk
3 bulan 250.000
Jumlah Total Modal 15.685.000 250.000
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Dari data padaTabel 7, dapat disimpulkan bahwa rata-rata modal yang
diperlukan oleh nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
bahwa jumlah total yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha penangkapan ikan
sebesar Rp 15.685.000. dimana Rp 195.000. untuk operasional BBM per hari, Rp
240.000. untuk jaring lingkar, Rp 250.000.untuk box/lainnya dan biasanya
masyarakat Kecamatan Pesisir dalam melakukan penangkapanikan di laut itu
dilakukan Per-Trep nya menghabiskan waktu 4 (empat) samapai 5 (lima) hari.
4.3Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1Analisis Pendapatan
Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian maka yang
-
29
dimaksud dengan pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan
suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.
1. Keuntungan Nelayan
Berikut rata-rata keuntungan nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir di
sajikan dengan rumus sebagai berikut.;
π = TR – TC
Keterangan :
π = Keuntungan Pendapatan Usaha yang diperoleh (Rupiah)
TR = Total Penerimaan (Rupiah)
TC = Total Biaya (Rupiah)
Tabel.8.Keuntungan Nelayan Kecamatan Kuala PesisirNo Total Rata-Rata
PenerimaanPemilik Kapal
UsahaPengangkapan
Per Trep
Rata-RataTotal BiayaOperasional
Rata-RataPendapatan Per
Bulan
Rata-RataPendapatan
/tahun
1 2 3 4 = (2)-(3) 5 = (4)x 4 Minggu 6 = (4) x 121 2.000.000 666.667 1.333.333 5.333.333 64.000.000
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa dari 30 responden di Kecamatan Kuala
Pesisir, rata-rata penerimaan pemilik kapal penangkapan ikan sebesar Rp
2.000.000,- sementara biaya operasional yang digunakan dalam usaha
penangkapan ikan tersebut sebesar Rp 666.667 dan keuntungan yang didapat dari
usaha penangkapan ikan Per-Trep nya sebesar Rp 1.333.333. Jika dihitung maka
= TR-RC
-
30
setiap pemilik kapal penangkapan ikan mampu memperoleh keuntungan sebesar
Rp 5.333.333dan setiaptahunnya sebesar Rp 64.000.000.
Tabel 9. Keuntungan ABK Nelayan Kecamatan Kuala PesisrNo Total Rata-Rata
Penerimaan ABKUsaha
PengangkapanPer Trep
Rata-RataTotal BiayaOperasional
Pendapatan PerBulan
Pendapatan/Tahun
1 2 3 4 = (2)-(3) 5 = (4)x 4 Minggu 6 = (4) x 121 678.667 678.667 2.714.667 32.576.000
Sunber : data primer di olah februari 2013
PadaTabel 9,diketahui bahwarata-rata penerimaan ABK usaha
penangkapan ikan Rp.678.667 sementara untuk biaya operasional ditanggung oleh
pemilik kapal, keuntungan rata-rata yang diperoleh oleh ABK Per-Trep nya
sebesar Rp 678.667 dan jika dikalikan perbulannya, maka ABK mampu
memperoleh hasil dari penangkapan ikan sebesar Rp.2.714.667selanjutnya jika
dikalikan pertahunnya rata-rata penerimaan sebesar Rp.32.576.000.
Perhintungan pendapatan rumah tangga nelayan digunakan formulasi
rumus sebagai berikut :
Y = Y1+Y2
Keterangan
Y = Total pendapatan rumah tangga nelayan (Rupiah).
Y1 = Pendapatan keluarga dari usaha penangkapan (Rupiah).
Y2 = Pendapatan keluarga dari usaha non penangkapan (Rupiah).
= TR-RC
-
31
Tabel.10.Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Kecamatan Kuala PesisirNo Rata-Rata Pendapatan
Keluarga dari NelayanPerbulan Pemilik Kapal
Rata-Rata PendapatanKeluarga dari usaha non
penangkapan
Total Rata-RataPendapatan Rumah
Tangga Nelayan1 2 3 4= (2) + (3)
1 5.333.333 1.100.000 6.433.333
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Dari Tabel 10, dapat di lihat rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan
di Kecamatan Kuala Pesisir menunjukkan tingkat kesejahteraan nelayan
penangkapan ikanyang semakin membaik. Dapat dilihat rata-rata pendapatan
rumah tangga nelayan pemilik kapal yaitu sebesar Rp.6.433.333/bulan dimana
pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.5.333.333 sementara dari hasil usaha
non penangkapan ikan sebesar Rp.1.100.000. perbulannya.
Tabel.10.Pendapatan Rumah Tangga ABK di Kecamatan Kuala PesisirNo Rata-Rata Pendapatan
Keluarga dari NelayanPerbulan ABK
Rata-Rata PendapatanKeluarga dari usaha non
penangkapan
Total Rata-RataPendapatan Rumah
Tangga Nelayan1 2 3 4= (2) + (3)
1 2.714.667 696.667 3.411.333
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Rata-rata pendapatan rumah tangganelayan perbulannya sebesar
Rp.3.411.333 dimana pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.2.714.667 dan
dari usaha non nelayan sebesar Rp.696.667usaha non nelayan berasal dari
kegiatan usaha yang tidak termasuk kedalam usaha penangkapan ikan, yang
berasal dari bertani,wiraswasta dan lain-lain.
-
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Wilayah Administratif Kecamatan Kuala Pesisir
Kecamatan Pesisir merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Kuala
pada tahun 2007 dengan ibukotanya Padang Rubek terletak pada garis 030 400 -
040380 Lintang Utara dan 960110 - 960480 Bujur Timur yang luas wilayahnya
mencapai ± 267.39 Km2.
Adanya batasan-batasanya sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Kuala;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Tadu Raya;
- Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Kuala;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meureubo dan Samudra
Indonesia
Jumlah penduduk dalam Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan
Rayakeadaan bulan Desember 2010 mencapai 14.975 jiwa yang terdiri dari 7.754
Laki-Laki dan 7.211 Perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 3.972.
dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel.3. Komposisi Penduduk Kecamatan Kuala Pesisir 2010
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase %
1 2 3 4
1Laki-Laki 7.754 52%
2Perempuan 7.221 48%
Jumlah 14.975 100
Sumber : Data primer di olah februari 2013
-
25
4.2 Karakteristik Responden Pengusaha Kapal dan ABK
Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang
keadaan dan latar belakang responden yang berkaitan dan berpengaruh terhadap
kegiatannya dalam menjalankan usahanya. Responden pada penelitian ini adalah
Pemilik Kapal dan Awak Buah Kapal di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten
Nagan Raya. Karakteristik dari responden meliputi umur, pendidikan, jumlah
anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam produksi, jumlah
tenaga kerja luar, lama mengusahakan, status usaha dan alasan usaha.
1. Umur
Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-59 tahun dan usia non
produktif antara 0-14 tahun serta lebih atau sama dengan 60 tahun. Jumlah dan
persentase responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel.4. Karakteristik Kelompok Umur
No Kelompok Umur (Th)Jumlah
RespondenPersentase
(%)1 2 3 4
1 20 – 30 10 29%
2 31 -40 10 29%
3 41 – 50 8 23%
4 51 – 60 7 20%
Jumlah 35 100
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jumlah responden yaitu 35
orang yang terdiri dari 28 orang umur produktif dan 7 orang umur non produktif.
Pada usia produktif tersebut, produktivitas kerja pengusaha nelayan penangkapan
ikan masih cukup tinggi sehingga lebih potensial dalam menjalankan usahanya.
Pada usia produktif kemampuan fisik para pengusaha masih memadai, sehingga
-
26
memungkinkan usaha nelayan penangkapan ikan masih dapat terus dikembangkan
karena para pengusaha masih memiliki produktifitas dan kemampuan bekerja
yang tinggi.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk responden dalam
hal menerima dan menerapkan teknologi baru, disamping kemampuan dan
keterampilan dari nelayan sendiri. Pendidikan akan mempengaruhi pola pikir
nelayan dalam menjalankan kegiatan usahanya dan pengambilan keputusan dalam
pemasaran Ikan tangkap yang dihasilkannya. Selain itu pendidikan juga akan
mempengaruhi nelayan dalam menyerap informasi terbaru yang dapat diterapkan
dalam kegiatan usahanya.
Tabel. 5. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan DiKecamatan Kuala Pesisir.
No TingkatPendidikan
JumlahResponden
Persentase(%)
1 2 3 4
1 Tidak Tamat SD 3 9%
2 Tamat SD 11 31%
3 Tamat SMP 14 40%
4 Tamat SMA 7 20%
Jumlah 35 100
Sumber : Data primer diolah februari 2013.
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
adalah tamat SD sebanyak 11 orang (31%). Hal ini menunjukkan tingkat
pendidikan masih rendah. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi
modal bagi nelayan dalam menjalankan usaha penangkapan ikan, dapat
menghitung pengeluaran maupun keuntungan dari hasil usaha nelayan, dapat
-
27
memasarkan hasil tangkapan ke luar daerah dan yang paling penting nelayan tidak
dapat dibohongi oleh pedagang yang membeli untuk mengecer sehingga tidak
terjadi kerugian.
3. Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel.6. Jumlah Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
No Anggota KeluargaJumlah(Orang)
Persentase(%)
1 2 3 4
1 2 – 4 18 51
2 5 – 6 11 31
3 7 – 8 6 17
Jumlah 35 100
Sumber : Data primer diolah februari 2013.
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki
jumlah anggota terbanyak yaitu berkisar 2-4 orang sebanyak 18 orang atau 51 %.
Berdasarkan data tersebut diketahui seluruh responden mempunyai anggota
keluarga lebih dari 2 orang. Besar kecilnya jumlah anggota keluarga ini
berpengaruh terhadap ketersediaan jumlah tenaga nelayan, terutama tenaga kerja
yang berasal dari anggota keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan nelayan
penangkapan ikan.
4. Modal Nelayan
Modal adalah biaya yang dikeluarkan atau dibayar oleh pemilik usaha
untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi usaha. Rata-rata modal
-
28
nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir adalah Rp 15.455.000. dapat dilihat rincian
pada.
Tabel 7. Modal yang diperlukan oleh Nelayan Penangkap Ikan
No Keterangan Jumlah Harga SatuanHarga(Rp)
1 2 3 4 41 Kapal motor 1 15.000.000 Unit
15.000.000
2 Operasional BBM 30 6.500 Liter/ hari 195.000.
3 Jaring lingkar 4 60.000.
Unit/untuk
3 bulan 240.000
4 Box/lainnya 5 50.000.
Unit/untuk
3 bulan 250.000
Jumlah Total Modal 15.685.000 250.000
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Dari data pada Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa rata-rata modal yang
diperlukan oleh nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
bahwa jumlah total yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha penangkapan ikan
sebesar Rp 15.685.000. dimana Rp 195.000. untuk operasional BBM per hari, Rp
240.000. untuk jaring lingkar, Rp 250.000. untuk box/lainnya dan biasanya
masyarakat Kecamatan Pesisir dalam melakukan penangkapan ikan di laut itu
dilakukan Per-Trep nya menghabiskan waktu 4 (empat) samapai 5 (lima) hari.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Analisis Pendapatan
Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian maka yang
-
29
dimaksud dengan pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan
suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.
1. Keuntungan Nelayan
Berikut rata-rata keuntungan nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir di
sajikan dengan rumus sebagai berikut.;
π = TR – TC
Keterangan :
π = Keuntungan Pendapatan Usaha yang diperoleh (Rupiah)
TR = Total Penerimaan (Rupiah)
TC = Total Biaya (Rupiah)
Tabel. 8. Keuntungan Nelayan Kecamatan Kuala Pesisir
No
Total Rata-RataPenerimaan
Pemilik KapalUsaha
PengangkapanPer Trep
Rata-RataTotal BiayaOperasional
Rata-RataPendapatan Per
Bulan
Rata-RataPendapatan
/tahun
1 2 3 4 = (2)-(3) 5 = (4)x 4 Minggu 6 = (4) x 12
12.000.000 666.667 1.333.333 5.333.333 64.000.000
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa dari 30 responden di Kecamatan Kuala
Pesisir, rata-rata penerimaan pemilik kapal penangkapan ikan sebesar Rp
2.000.000,- sementara biaya operasional yang digunakan dalam usaha
penangkapan ikan tersebut sebesar Rp 666.667 dan keuntungan yang didapat dari
usaha penangkapan ikan Per-Trep nya sebesar Rp 1.333.333. Jika dihitung maka
= TR-RC
-
30
setiap pemilik kapal penangkapan ikan mampu memperoleh keuntungan sebesar
Rp 5.333.333 dan setiap tahunnya sebesar Rp 64.000.000.
Tabel 9. Keuntungan ABK Nelayan Kecamatan Kuala Pesisr
No
Total Rata-RataPenerimaan ABK
UsahaPengangkapan
Per Trep
Rata-RataTotal BiayaOperasional
Pendapatan PerBulan
Pendapatan/Tahun
1 2 3 4 = (2)-(3) 5 = (4)x 4 Minggu 6 = (4) x 121 678.667 678.667 2.714.667 32.576.000
Sunber : data primer di olah februari 2013
Pada Tabel 9, diketahui bahwa rata-rata penerimaan ABK usaha
penangkapan ikan Rp.678.667 sementara untuk biaya operasional ditanggung oleh
pemilik kapal, keuntungan rata-rata yang diperoleh oleh ABK Per-Trep nya
sebesar Rp 678.667 dan jika dikalikan per bulannya, maka ABK mampu
memperoleh hasil dari penangkapan ikan sebesar Rp.2.714.667 selanjutnya jika
dikalikan pertahunnya rata-rata penerimaan sebesar Rp.32.576.000.
Perhintungan pendapatan rumah tangga nelayan digunakan formulasi
rumus sebagai berikut :
Y = Y1+Y2
Keterangan
Y = Total pendapatan rumah tangga nelayan (Rupiah).
Y1 = Pendapatan keluarga dari usaha penangkapan (Rupiah).
Y2 = Pendapatan keluarga dari usaha non penangkapan (Rupiah).
= TR-RC
-
31
Tabel.10. Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir
NoRata-Rata PendapatanKeluarga dari Nelayan
Perbulan Pemilik Kapal
Rata-Rata PendapatanKeluarga dari usaha non
penangkapan
Total Rata-RataPendapatan Rumah
Tangga Nelayan
1 2 3 4= (2) + (3)
1 5.333.333 1.100.000 6.433.333
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Dari Tabel 10, dapat di lihat rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan
di Kecamatan Kuala Pesisir menunjukkan tingkat kesejahteraan nelayan
penangkapan ikan yang semakin membaik. Dapat dilihat rata-rata pendapatan
rumah tangga nelayan pemilik kapal yaitu sebesar Rp.6.433.333/bulan dimana
pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.5.333.333 sementara dari hasil usaha
non penangkapan ikan sebesar Rp.1.100.000. per bulannya.
Tabel.10. Pendapatan Rumah Tangga ABK di Kecamatan Kuala Pesisir
NoRata-Rata PendapatanKeluarga dari Nelayan
Perbulan ABK
Rata-Rata PendapatanKeluarga dari usaha non
penangkapan
Total Rata-RataPendapatan Rumah
Tangga Nelayan
1 2 3 4= (2) + (3)
1 2.714.667 696.667 3.411.333
Sumber : Data primer di olah februari 2013
Rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan per bulannya sebesar
Rp.3.411.333 dimana pendapatan dari usaha nelayan sebesar Rp.2.714.667 dan
dari usaha non nelayan sebesar Rp.696.667 usaha non nelayan berasal dari
kegiatan usaha yang tidak termasuk ke dalam usaha penangkapan ikan, yang
berasal dari bertani,wiraswasta dan lain-lain.
-
32
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Biaya total rata-rata operasional nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir
adalah sebesar Rp. 666.667 sementara keuntungan rata-rata pemilik kapal
Per-Trep nya sebesar Rp. 1.333.333 sedangkan ABK mendapat
keuntungan Per-Trep nya sebesar Rp.678.667 sedangkan
pendapatan/keuntungan rata-rata pemilik kapal perbulanya sebesar Rp.
5.333.333 dan Pendapatan ABK perbulanya sebesar Rp. 2.714.667. Jika
dilihat hasil yang didapat dari usaha nelayan baik pemilik kapal dan ABK
berarti usaha ini menjanjikan dan menguntungkan.
2. Pendapatan rumah tangga nelayan di Kecamatan kuala pesisir, kalau
dilihat rata-rata pendapatan rumah tangga pemilik kapal nelayan di
Kecamatan Kuala pesisir per bulanya sebesar Rp.6.433.333 hasil ini di
dapat dari penjumlahan antara penerimaan keuntungan dari usaha nelayan
di tambah dengan jumlah penerimaan dari non nelayan. Sedangkan
pendapatan rata-rata rumah tangga nelayan ABK per bulannya sebesar
Rp.3.411.333 dan penerimaan pendapatan non nelayan per bulanya sebesar
Rp. 696.667 pendapatan ini didapat dari berbagai kegiatan non nelayan,
bisa bertani, berwiraswasta dan lain-lain.
-
33
3. Usaha nelayan di Kecamatan Kuala pesisir, hasil yang didapat cukup
signifikan, jika dikelola dengan baik maka ini akan berdampak positif
bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagan Raya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan demi
kemajuan usaha nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir antara lain sebagai berikut:
1. Sebaiknya pengusaha nelayan di Kecamatan Kuala Pesisir melakukan
kerja sama dengan investor untuk memperbaiki kualitas produk ikan yang
didapat dari usaha nelayan sehingga bisa diekspor diberbagai daerah,
didalam dan diluar negeri.
2. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya hendaknya memberikan perhatian
yang lebih kepada para pengusaha nelayan di Kecamatan Kuala pesisir
agar pengusaha ini menjadi lebih sejahtera. Perhatian dari pemerintah
antara lain dalam wujud kemudahan memperoleh kredit, pelatihan
manajemen dan lain-lain, sehingga para pengusaha nelayan di Kecamatan
Kuala Pesisir lebih tertarik untuk meningkatkan usahanya.
-
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, 2004 (1992 : 180) Pendapatan, ), diakses 16 maret 2012.
Checmichokscky dan meeso, 1984 : Sigit, Faktor-faktor yang mempengaruhikemiskinan dan pendapatan nelayan.
Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia.Erlangga. Jakarta. 10 hal
Eriza di acu dalam suryani 2004, Anak-anak Terutama Pendidikan Formal.Jakarta : bumi aksara.
Fathoni, 2008. Faktor Mempengaruhi tingkat Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Firdaus, Muhammad 2008. Manajemen agribisnis . Jakarta : Bumi Aksara.
Gunarsa dan Gunarsa, Suryani 2004 tingkat pendidikan secara langsung. Jakarta :Bumi Aksara
Heyanto, 1998 Dengan Dasar Pendidikan yang Relatif Menandai. Jakarta : BumiAksara.
Imro, 2003 : 63. Perbedaan Modernitas Tehnologi Alat Tangkap. Diakses 05maret 2012.
Irawan dan suparmako, M. 2000. Ekonomi pemabangunan edisi ke tiga. BPFEUGM. Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajat. 2007. Ekonomika Industri Indonesia.Menuju Negara IndustriBaru 2030. ANDI Yokyakarta
Mukhtar, A. Pi. M. Si. Alat Penangkapan Ikan. ), diakses 16 maret 2012.
Rafni Rita. 1998 Analisis Distribusi Pendapatan Rumah tangga Nelayan BaganPerahu dan Pancing Tonda.
Rusli,dkk. 1994. Metodologi Indefikasi Golongan dan Daerah Miskin, SuatuTinjauan dan Alternatif. Grasindo. Jakarta. 10 Hal
Sastrawidjaya. 2002. Ciri Komunitas Nelayan. Yogyakarta.
Sukmawan, 2004 Nilai Anak. ), diakses 15 maret 2012.
Suryani 2004, diDesa Karang Jaladri Ciamis. (), diakses 15 maret 2012.
Suryani, 2004 Status Kependidikan Sosial) ), diakses 15 maret 2012.
-
Suryani, 2004. Yang menyebutkan Bahwa Faktor-faktor yang MempengaruhiTingkat Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Swaminathan (1997), Lisa (2000), Berdegue et al (2001), dan Elbers dan lanjouw(2001), bahwa umur mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.
COVER ririnBAB IBAB IIBAB IIIBAB IV(1)BAB IVBAB VDAFTAR PUSTAKA(1)
top related