analisis komparasi produktivitas dan efisiensi perbankan
Post on 18-Oct-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Analisis Komparasi Produktivitas dan Efisiensi Perbankan Indonesia Fajra Octrina
1, Rike Setiawati
2
1Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I
2 Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi
E-mail: fajraoctrina@plb.ac.id
Abstract
The present research on Indonesian banking was conducted from 2006 – 2016 to
assess the level of productivity using the Malmquist index productivity (MPI) approach based
on data envelopment analysis (DEA), a non-parametric approach. Meanwhile, the efficiency
assessment was carried out using stochastic frontier analysis (SFA).
Based on the results of the research, it showed that the level of productivity of the
Indonesian banking industries was mostly affected by the technological improvements.
Meanwhile, out of 86 research samples, it showed that there were 24 unproductive banks. In
terms of efficiency, the results showed that only 38 banks were within the average limit (0.32)
of overall efficiency in the model.
Based on the quadrant test for MPI and SFA, it showed that there were 35
commercial banks in quadrant 1 and 4 of them classified in quadrant 2. On the other hand,
24 commercial banks were in quadrant 3 and 21 commercial banks classified in quadrant 4.
keyword: Bank Productivity, Malmquist Index productivity (MPI), Bank Efficiency,
Stochastic Frontier Ananlysis (SFA), Banking.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kondisi produktivitas dengan menggunakan
pendekatan Malmquist Index productivity (MPI) berbasis Data Envelopment Analysis (DEA)
yang merupakan suatu pendekatan non parametrik. Sedangkan kajian efisiensi dilakukan
dengan menggunakan Stochastic Frontier Ananlysis (SFA). Penelitian ini dilakukan pada
perbankan Indonesia selama tahun 2006-2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat produktivitas perbankan Indonesia
paling besar dipengaruhi oleh peningkatan teknologi, sementara itu dari 86 sampel penelitian
menunjukan bahwa terdapat 24 bank yang tidak produktif. Dari sisi efisiensi, hasil
menunjukan bahwa hanya 38 bank yang berada pada batas rata-rata (0.32) efisiensi secara
keseluruhan pada model tersebut.
Berdasarkan uji kuadran untuk MPI dan SFA, menunjukkan bahwa terdapat 35 bank
umum yang berada pada kuadran 1, ada 4 bank umum yang berada pada kuadran 2, dan 24
bank umum yang masuk ke dalam kuadran 3, dan sementara itu terdapat 21 bank umum yang
masuk kategori kuadran 4.
Kata kunci: Produktivitas Bank, Malmquist Index productivity (MPI), Efisiensi Bank,
Stochastic Frontier Ananlysis (SFA), Perbankan.
Pendahuluan
Perbankan merupakan sebuah lembaga intermediasi yang hadir sebagai bentuk untuk
meningkatkan perekonomian bangsa yang menghasilkan suatu output berupa penyediaan
dana pinjaman bagi masyarakat dengan input berupa simpanan. Suatu bank dapat dikatakan
memiliki kinerja yang baik, jika rasio rasio keuangannya berada pada batas yang telah
2
ditentukan berdasarkan aturan Bank Indonesia (BI). Namun, selain itu penilaian kinerja bank
juga dapat dilihat dari seberapa produktif dan efisienya bank tersebut dalam mengelola input
dan outputnya.
Malmquist Index adalah indeks yang digunakan untuk membandingkan antara input
dan output dalam konsep produksi. Pertama kali dikenalkan oleh Malmquist pada tahun 1953,
indeks ini juga dikenal dengan indeks kuantitas (quantity index) karena merupakan suatu
interpretasi rasio antara dua fungsi jarak yang digagas oleh Caves, Christensen dan Diewert
pada tahun 1982 untuk melihat fungsi produksi secara umum, model ini kemudian
dikembangkan oleh Fӓre et al. pada tahun 1994.
Beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengukur produktifitas bank anatara lain
yang dilakukan oleh Figueira, Nellis dan Parker (2009) yang menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan produktivitas bank yang disebabkan oleh adanya perubahan teknologi. Isik dan
Hasan (2003), Sufian (2007), dan Raphael (2013) menunjukkan bahwa produktifitas lebih
dipengaruhi oleh perubahan efisiensi. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian
Suzuki dan Sastosuwito (2011) yang menyebutkan hasil sebaliknya, bahwa tidak ada
pengaruh antara produktivitas dengan efisiensi. Sementara itu penelitian di Albania yang
dilakukan oleh Kalluci (2018) menunjukkan hasil bahwa nilai produktivitas dipengaruhi
secara positif oleh perubahan efisiensi dan bukan oleh perubahan teknologi, selain itu
perubahan efisiensi juga didorong oleh faktor efisiensi murni dan skala, jika dilihat
berdasarkan ukuran bank maka pertumbuhan produkvitas terlihat lebih tinggi secara rata-rata
pada bank dengan skala mengengah.
Selain menggunakan produktivitas sebagai proxy dari kinerja perbankan, perlu juga
dilihat dari seberapa efisien bank tersebut dalam mengelola dana mereka. Salah satu yang
dapat dilakukan dalam menjalankan perusahaan seefisien mungkin adalah dengan cara
meminimalisir biaya yang ada, sehingga perusahaan akan semakin berkembang dan
3
meningkatkan pangsa pasarnya. Efisiensi digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan,
suatu perusahaan dapat dikatakan efisien jika dapat memperoleh output maksimum dari input
yang diberikan atau meminimalkan input yang digunakan dalam menghasilkan output yang
diberikan.
Dalam penelitian ini, akan digunakan metode Stochastic Frontier Approach (SFA).
Stochastic Frontier Analysis (SFA) yang dipergunakan untuk menganalisis tingkat efisiensi
bank yang didapat melalui intercept persamaan hubungan antara faktor biaya, profit atau
produksi terhadap input, output, dan faktor lingkungan. Dalam mengukur efisiensi bank maka
Stochastic Frontier Approach (SFA) pertamakali dikemukan oleh Meeusen dan Van Den
Broeck pada tahun 1977.
Beberapa penelitian terkait SFA diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Perera et al. (2006) yang menguji pada empat negara South Asian selama tahun 1997-2004,
Berger et al. (2009) melakukan pengujian di China tahun 1994-2003, Majid et al. (2011) yang
menguji efisiensi di Malaysia tahun 1996-2002 hasil penelitianya menunjukan bahwa pasar
perbankan sudah berjalan secara efisien. Selain itu menurut penelitian Bonin, Hasan dan
Wachetel (2005) tentang efisiensi bank maka bank milik pemerintah masuk kedalam
golongan tidak efisien dari pada dengan bank milik asing.
Mohamad et al. (2008) melakukan penelitian untuk melihat efisiensi pada 80 bank
pada 21 negara syariah dan konvensional, dari sisi biaya dan keuntungan, selain itu peneliti
juga menilai efisiensi dari sisi ukuran, usia dan wilayah bank. Temuan menunjukan bahwa
tidak ada perbedaan antara efisiensi bank konvensional dengan bank syariah, namun perlu
adanya perbaikan dalam kebijakan minimalisasi biaya dan maksimalisasi keuntungan, namun
efisiensi keuntungan dinilai cenderung lebih stabil. Hasil penelian Besar (2011) menunjukkan
hasil bahwa bank milik pemerintah cenderung lebih efisien jika dibandingkan dengan bank
asing. Sementara itu hasil penelitian yang dilakuakn oleh Anwar (2018) menunjukan bahwa
4
efisiensi perbanakn di Inodonesia cenderung turun selama periode sampel penelitian tahun
2002-2010.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbandingan tingkat produktivitas dan
efisiensi perbankan, sehingga menjadi sebuah evaluasi, menciptakan solusi kebijakan,dan
bahan pertimbangan bagi para regulator untuk lebih mengoptimalkan kinerja perbankan
kedepan.
Terdapat tiga masalah yang perlu dijawab dalam penelitian ini sehingga dapat
dilakukan analisis lebih mendalam sebagai evaluasi untuk menemukan solusi dan
memunculkan kebijakan yang memperkuat pengembangan perbankan. Bagaimana tingkat
produktivitas bank umum di Indonesia selama periode penelitian, bagaimana tingkat efisiesni
bank umum di Indonesia selama periode penelitian serta bagaimana komparasi yang muncul
antara tingkat produktivitas dengan efisiensi bank umum di Indonesia selama periode
penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tahun 2006 hingga 2016, adapun jumlah bank umum
di Indonesia sampai tahun 2016 sebanyak 116, namun untuk membatasi lingkup penelitian
maka digunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel penelitian
sebanyak 84 bank.
Objek penelitian ini yaitu produktivitas dan efisiensi perbankan. Jenis penelitian ini
diawali dengan menggambarkan variabel yang digunakan secara deskriptif dengan tujuan
untuk menggambarkan kondisi produktivitas dan efisiensi. Selanjutnya dilakukan uji kuadran
untuk melihat posisi bank dalam kuadran yang dilhat berdasarkan tingkat produktivitas dan
efisiensinya.
5
Definisi variabel yang tepat diberikan pada tabel berikut, dimana pada produktivitas
akan menggunakan pendekatan Malmquist Index productivity (MPI). MPI berbasis Data
Envelopment Analysis (DEA) merupakan suatu pendekatan non parametrik dengan indeks
bilateral yang digunakan untuk membandingkan teknologi produksi atas dua unsur ekonomi
yang berlandaskan pada konsep fungsi produksi (production function) dengan mengukur
fungsi produksi maksimum dengan batasan input yang sudah ditentukan.
Sedangkan pada efisiensi menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA) yang
merupakan sebuah pendekatan parametrik. Pada tabel berikut akan dijelaskan lebih rinci
mengenai variabel pada penelitian ini:
Tabel 1. Operasional Variabel
Keterangan Input Output
Produktivitas
Beban Administrasi dan Umum
Aset Tetap
Total Simpanan
Pembiayaan Usaha Kecil
Pinjaman Lainnya
Investasi Sekuritas
Pendapaatan Lainnya
Efisiensi
Harga Dana
Harga Tenaga Kerja
Harga Modal
Pembiayaan Usaha Kecil
Pinjaman Lainnya
Investasi Sekuritas
Pendpaatan Lainnya Sumber : Anwar, 2018 (diolah)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif Statistik untuk Variabel Produktivitas
Untuk menganalisis tingkat pertumbuhan produktivitas Bank Umum di Indonesia
menggunakan pendekatan Malmquist Total Factor Productivity Index (MTFPI).
Produktivitas total atau biasa disebut dengan Total Factor Productivity (TFP) mengukur
hubungan antara output dengan beberapa input secara bersama-sama. Hubungan tersebut
dinyatakan dalam rasio dari indeks output terhadap indeks input agregat. Jika rasio meningkat
berarti lebih banyak output dapat diproduksi menggunakan jumlah input tertentu, atau
sejumlah output tertentu dapat diproduksi dengan menggunakan lebih sedikit input.
6
Hasil dari produktivitas perbankan di Indonesia selama periode 2005-2016 dapat
dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. MTFPI (Malmquist Total Factor Productivity Index) Malmquist Index
Summary of Annual Means di Indonesia
Year EFFCH TECHCH PECH SECH TFPCH
2005/2006 1.043 0.986 1.080 0.966 1.029
2006/2007 1.122 0.954 1.060 1.059 1.070
2007/2008 0.791 1.229 0.811 0.976 0.972
2008/2009 1.007 0.941 1.066 0.945 0.948
2009/2010 1.005 1.308 1.071 0.938 1.314
2010/2011 1.150 0.870 1.062 1.083 1.000
2011/2012 1.031 1.009 1.000 1.031 1.041
2012/2013 1.004 1.049 1.016 0.989 1.053
2013/2014 0.840 1.169 0.915 0.918 0.983
2014/2015 0.741 1.233 0.874 0.848 0.914
2014/2016 1.285 0.816 1.096 1.173 1.049
Mean 0.990 1.040 1.000 0.990 1.030 Sumber: hasil diolah dengan software DEAP 2.1, 2018
Keterangan: EFFCH (Technical Efficiency Change); TECHCH (Technological Change); PECH (Pure Technical
Efficiency Change); SECH (Scale Efficiency Change); TFPCH (Total Factor Productivity Change)
Secara keseluruhan bank-bank dinilai sepenuhnya produktif, hal ini terlihat dari
optimalnya pemanfaatan teknologi pada setiap tahun penelitian yang mencapai 1.040
meskipun belum optimal dari sisi perubahan efisiensi dan skala efisiensi yang hanya bernilai
0.990. jika dilihat lebih rinci, ada beberapa tahun yang belum menunjukkan produktivitas
yang optimal seperti pada tahun 2007/2008, 2008/2009, 2013/2014 dan 2014/2015.
Hasil MPI menunjukan bahwa perubahan produktivitas bank terbesar berasal dari
perubahan teknologi, dimana perbankan harus selalu dituntut dan diharapkan melakukan
inovasi melalui teknologi. Perubahan teknologi dilakukan dengan peningkatan digital
banking dengan harapan bahwa peningkatan penggunaan digital akan dapat membantu bank
memeperluas jangkauan wilayah dalam meraih nasabah, selain itu penerapan sistem digital
juga dapat meringankan beban operasional yang termasuk didalamnya pemeliharaan gedung
dan tenaga kerja. Selain itu peningkatan teknologi juga dapat meningkatakan pendapatan
7
khususnya melalui fee based income yang diperoleh dari pendapatan non bunga seperti
pembayaran tagiha-tagihan rumah tangga dan transaksi lainnya.
Sumber: hasil diolah dengan software DEAP 2.1, 2018
Keterangan: TFPCH (Total Factor Productivity Change)
Gambar 1. Produktivitas Model 2 TFPCH Malmquist Productivity Index
TFPCH pada priode penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 24 perusahaan yang
tidak produktif atau 28.57% dari jumlah perbankan selama penelitian di Indonesia akan
mengalami ketidakproduktifan. Adapun nilai persamaan antar perusahaannya berdekatan
ditunjukan dengan X Scatter berwarna biru dengan posisinya yang berdekatan atau tidak
menjauh ke atas secara masing-masing, berikut daftar bank yang produktif (tabel 3).
Tabel 3 Nilai TFPCH dengan Pendekatan Malmquist Productivity Index No Kode Bank TFPCH
1 009 1.043*
2 002 1.062*
3 200 0.969
4 008 1.005*
5 441 0.997
6 076 1.011*
7 014 1.018*
8 011 1.041*
9 161 1.073*
10 164 1.034*
11 157 1.072*
12 097 1.102*
13 426 1.141*
14 151 0.984
15 095 1.028*
16 145 1.031*
17 146 1.062*
18 013 1.092*
19 494 1.029*
20 498 1.043*
No Kode Bank TFPCH
21 153 1.005*
22 019 1.044*
23 167 1.038*
24 531 1.047*
25 466 1.140*
26 542 1.076*
27 459 1.154*
28 526 0.971
29 562 1.084*
30 567 1.008*
31 513 1.022*
32 472 0.993
33 535 1.036*
34 553 1.086*
35 491 1.088*
36 548 1.003*
37 503 1.048*
38 501 1.027*
39 523 1.099*
40 213 1.035*
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Produktivitas TFPCH Malmquist Productivity Index
8
No Kode Bank TFPCH
41 566 1.023*
42 490 0.977
43 135 1.017*
44 112 1.325*
45 124 0.951
46 111 0.944
47 125 1.036*
48 115 0.968
49 126 0.993
50 121 0.984
51 119 0.949
52 118 1.028*
53 110 0.915
54 131 0.987
55 133 0.912
56 113 0.973
57 114 1.011*
58 123 0.972
59 128 0.916
60 130 1.000*
61 134 0.876
62 127 1.100*
No Kode Bank TFPCH
63 129 1.044*
64 122 1.021*
65 132 0.929
66 120 0.969
67 117 1.006*
68 945 0.919
69 061 1.017*
70 057 1.047*
71 054 1.092*
72 046 0.977
73 048 1.064*
74 949 1.099*
75 045 1.033*
76 033 1.188*
77 069 1.099*
78 031 1.044*
79 067 0.944
80 032 1.109*
81 050 1.134*
82 040 1.104*
83 042 1.086*
84 041 1.045*
Sumber: hasil diolah dengan software DEAP 2.1, 2018
Keterangan: : *Bank yang produktif; TFPCH (Total Factor Productivity Change)
Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perubahan produktivitas yang
exponensial pada tahun ke 5-7 dengan tidak menimbulkan gap antar jarak pertumbuhan setiap
perbankan. Artinya model ini menunjukan hasil yang baik, karena penyebaran pertumbuhan
produktivitas antar bank tidak berjauhan, sehingga semua perusahaan perbankan di Indonesia
bersaing dan tumbuh secara bersamaan.
Analisis Deskriptif Statistik untuk Variabel Efisiensi
Gambar 2 dibawah, menggambarkan ringkasan rerata skor efisiensi seluruh Bank
Umum untuk model penelitian ini di Indonesia dari tahun 2006-2016 (periode penelitian),
dan rerata efisiensi seluruh bank dari rerata semua tahun sepanjang periode penelitian (all
banks all years).
9
Sumber: Hasil diolah Frontier 4.1 (2018)
Gambar 2. Summary of Efficiency Score
Gambar 3 menunjukkan sebaran rerata efisiensi pada model yang dilihat dari output
pembiayaan usaha kecil, pinajman lainnya, investasi sekuritas, dan pendpaatan lainnya. Hasil
menunjukan bahwa hanya 38 (tabel 4) bank yang berada pada batas rata-rata efisiensi
keseluruhan pada model tersebut. Hasil tersebut menunjukan nilai efisiensi berada diatas rata-
rata yang bernilai 0.32, artinya bahwa bank memiliki nilai efisien yang cukup rendah
sehingga belum dapat mewakili efisiensi penuh (fully efficient firm) (1 atau 100%) atau
perusahaan yang paling efisien secara teknis (fully technical efficient), sehingga bank tersebut
dinilai belum sepenuhnya mampu mengelola output perusahaan.
Sumber: Hasil diolah Frontier 4.1 (2018)
Gambar 3. Sebaran Summary of Efficiency Score
-
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073767982
Skor Efisiensi
eff.-st.
-
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81
Sebaran Efisiensi
Mean
eff.-st.
10
Hasil model menunjukkan bahwa bank-bank yang cenderung masuk pada kelompok
bank yang lebih beragam, hasil ini menunjukkan bahwa bank sudah cukup efisien dalam
mengelola input sehingga output pada model lebih berjalan efisien. Pengelolaan input
sehingga membuat bank dapat mengelola pembiayan pada usaha kecil dapat dilakukan
dengan lebih efisien, hal ini tentu saja sejalan dengan harapan pemerintah melalui Bank
Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan bahwa perbankan diharapkan dapat menyalurkan
20% dari total kredit dapat disalurkan pada kredit mikro.
Tabel 4. Sebaran Summary of Efficiency ScoreNo Kode Bank eff.-st.
1 009 0.56 *
2 002 0.74 *
3 200 0.50 *
4 008 0.42 *
5 441 0.45 *
6 076 0.33 *
7 014 0.40 *
8 011 0.61 *
9 161 0.38 *
10 164 0.33 *
11 157 0.39 *
12 097 0.52 *
13 426 0.43 *
14 151 0.28
15 095 0.47 *
16 145 0.36 *
17 146 0.35 *
18 013 0.52 *
19 494 0.43 *
20 498 0.34 *
21 153 0.34 *
22 019 0.41 *
23 167 0.35 *
24 531 0.26
25 466 0.65 *
26 542 0.44 *
27 459 0.33 *
28 526 0.24
29 562 0.37 *
30 567 0.39 *
31 513 0.37 *
32 472 0.31
33 535 0.57 *
34 553 0.28
35 491 0.38 *
36 548 0.30
37 503 0.25
38 501 0.30
39 523 0.15
No Kode Bank eff.-st.
40 213 0.40 *
41 566 0.10
42 490 0.15
43 135 0.22
44 112 0.20
45 124 0.11
46 111 0.25
47 125 0.19
48 115 0.17
49 126 0.28
50 121 0.17
51 119 0.15
52 118 0.29
53 110 0.24
54 131 0.41 *
55 133 0.34
56 113 0.23
57 114 0.23
58 123 0.31
59 128 0.23
60 130 0.25
61 134 0.17
62 127 0.25
63 129 0.19
64 122 0.15
65 132 0.24
66 120 0.26
67 117 0.28
68 945 0.11
69 061 0.49 *
70 057 0.55 *
71 054 0.12
72 046 0.22
73 048 0.21
74 949 0.29
75 045 0.11
76 033 0.14
77 069 0.11
78 031 0.49 *
11
No Kode Bank eff.-st.
79 067 0.26
80 032 0.37 *
81 050 0.48 *
No Kode Bank eff.-st.
82 040 0.11
83 042 0.29
84 041 0.44 *
Sumber: Hasil diolah Frontier 4.1 (2018)
Keterangan: *Bank yang berada diatas rata-rata nilai efisiensi
Analisis Komparasi Efisiensi dan Produktivitas Bank Umum
Tingkat efisiensi secara langsung akan berpengaruh pada produktivitas bank.
Pengukuran produktivitas diperlukan untuk menentukan kemampuan manajemen dalam
memberilan pelayanan dan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan.
Dengan menggabungkan dua hasil estimasi yakni nilai rata-rata efisiensi dari hasil SFA
dan indeks produktivitas Malmquist dalam satu pengukuran, berikut ini adalah kerangka
analisis yang diturunkan ke dalam 4 kuadran. Bank Umum dikelompokkan ke dalam 4
(empat) kuadran berdasarkan kategori tingkat efisiensi dan kategori tingkat pertumbuhan
produktivitasnya, yakni high dan low1.
Berikut di bawah ini adalah pembagian kelompok bank umum berdasarkan
perhitungan tingkat efisiensi (SFA) yang dicapai dan pertumbuhan produktivitas (MPI),
dengan dua kategori yakni angka efisiensi pada sumbu y dan nilai indeks produktivitas
Malmquist selama periode penelitian, pada sumbu x.
Pada gambar 4 terlihat bahwa pada periode penelitian, terdapat 35 bank umum yang
berada pada kuadran 1, ada 4 bank umum yang berada pada kuadran 2, dan 24 bank umum
yang masuk ke dalam kuadran 3. Sementara itu terdapat 21 bank umum yang masuk kategori
kuadran 4.
1 Tingkat efisiensi dan pertumbuhan produktivitas diklasifikasikan ke dalam kategori high dan low berdasarkan
nilai meannya.
12
Sumber: Hasil diolah dengan SPSS, 2018
Gambar 4. Kuadran Efisiensi - Produktivitas Bank
Kuadran 1 [High Efficiency, High Productivity]: 35 Bank
Kuadran 1 meliputi bank umum yang memiliki tingkat efisiensi dan pertumbuhan
produktivitas yang relatif tinggi, sehingga dapat dianggap sebagai bank umum terbaik
dibanding kelompok kuadran lain. Dalam kelompok bank ini, bank dinilai dapat secara
produktif dan efisien dalam mengelola input dan outputnya. Bank tersebut dapat mengelola
output berupa pembiayaan usaha kecil, pinjaman lainnya, sekuritas dan pendapatanya
lainnya. Adapun bank dalam kelompok ini adalah bank 009, 002, 008, 076, 014, 011, 161,
164, 157, 097, 426, 095, 145, 146, 013, 494, 498, 153, 019, 167, 466, 542, 459, 562, 567,
513, 535, 491, 213, 061, 057, 031, 032, 050, 041.
Kuadran 2 [High Efficiency, Low Productivity]: 4 Bank
Kuadran 2 mencakup bank umum yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi, tapi
disisi lain mempunyai tingkat pertumbuhan produktivitas yang rendah, bank tersebut adalah
bank nomor 200, 441, 131, 133. Kumpulan bank umum pada kelompok ini dapat dianggap
sebagai bank umum dengan nilai efisiensi yang cukup tinggi namun relatif mengalami
13
penurunan pada tingkat produktivitas. Artinya, nilai tinggi pada efisiensi pada bank
kelompok ini tidak secara persisten dicapai sehingga dikhawatirkan dapat mengalami
penurunan efisiensi akibat rendahnya tingkat produktivitas.
Kuadran 3 [Low Efficiency, High Productivity]: 24 Bank
Kuadran 3 meliputi kelompok bank umum yang memiliki tingkat efisiensi yang rendah,
namun di sisi lain mempunyai nilai pertumbuhan produktivitas yang relatif tinggi. Bank
dalam kelompok kuaadran ini diharapkan mampu mencapai peningkatan tingkat efisiensi
dimasa mendatang. Adapun bank dalam kelompok ini adalah 531, 553, 548, 503, 501, 523,
566, 135, 112, 125, 118, 114, 127, 129, 122, 117, 054, 048, 949, 045, 033, 069, 040, 042.
Kuadran 4 [Low Efficiency, Low Productivity]: 21 Bank
Kuadran 4 merupakan kelompok bank umum dengan tingkat efisiensi yang rendah
dan pertumbuhan produktivitas yang juga rendah. Kumpulan bank umum pada kelompok ini
dapat dianggap sebagai kelompok bank umum yang perlu ditingkatkan kinerjanya, baik dari
sisi efisiensi maupun pertumbuhan produktivitas. Adapun bank tersebut adalah 151, 526, 472,
490, 124, 111, 115, 126, 121, 119, 110, 113, 123, 128, 130, 134, 132, 120, 945, 046, 067.
Demi mencapai hasil yang lebih baik, bukan tidak mungkin kelompok bank umum pada
kuadran ini perlu melakukan upaya penggabungan dengan bank lain (merger) maupun
akuisisi serta upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kinerja terutama
dalam hal produktivitas dan efisiensi bank, sehingga dapat terjadi peningkatan tingkat
efisiensi yang lebih baik.
Kesimpulan dan Saran
Salah satu isu penting dalam pembahasan perbankan adalah terkait seberapa produktif
dan efisien bank dalam mengelola input dan outputnya. Penelitian ini mencoba menganalisa
model produktivitas dan efisiensi perbankan di Indonesia dengan menggunakan pendekatan
14
Malmquist Index Productivity (MPI) dan Stochastic Frontier Analysis (SFA) untuk melihat
tingkat produktivitas dan efisiensi perbankan di Indonesia selama periode tahun 2006-2016
yang kemudian ditampilkan dalam bentuk kuadran 4 kelompok.
Hasil dari MPI menunjukkan bahwa 24 perusahaan yang tidak produktif dari 84
sampel penelitian, yang terlihat dari nilai skor yang berada dibawah 1. Sementara itu hasil uji
efisiensi menunjukan bahwa 38 bank berada di atas nilai rata-rata efisiensi yang menunjukan
bahwa bank sudah berjalan efisien.
Bagi regulator khususnya OJK hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
panduan arah kebijakan perbankan dimasa yang akan datang, sehingga perbankan dapat terus
melakukan digitalisasi agar industri dapat berjalan dengan lebih efisien.
Referensi
Abdul-Majid, Mariani., Saal, David S., Battisti, Giuliana. (2011). The Impact of Islamic
Banking on the Cost Efficiency and Productivity Change of Malaysian Commercial
Banks. Journal Applied Economics. Vol. 43, Issue 16.
Anwar, Mokhamad. (2018). Cost Efficiency Performance of Indonesian Banks Over the
Recovery Period: A Stocastic Frontier Analysis. The Social Scinence Journal.
Berger, A.N., Hasan, I. and Zhou, M., (2009). "Bank ownership and efficiency in China:
What will happen in the world’s largest nation?. Journal of Banking and Finance, 33
(1):113-130.
Besar, D. S. (2011). Essays on Indonesian banking: Competition, efficiency, and its role in
monetary policy transmission. City University London. Unpublished Doctoral thesis.
Figueira, C., Nellis, J., Parker, D. (2009). Banking Performance and Technological Change in
non-core EU Countries: A Study of Spain and Portugal. Studies in Economics and
Finance. Vol. 26, Issue: 3, pp.155-170.
15
Isik, I. & Kabir Hassan, M. (2003). Financial deregulation and total factor productivity
change: An empirical study of Turkish commercial banks. Journal of Banking and
Finance, 27(8), pp.1455–1485.
John P. Bonin; Iftekhar Hasan and Paul Wachtel. (2005). Bank performance, Efficiency and
Ownership in Transition Countries, Journal of Banking & Finance, 29, (1), 31-53.
Kalluci, Irini. (2018). Albanian Banking Sector Productivity Using Malmquist Index.
Research Journal of Finance and Accounting. Vol 9, No. 12.
Mohamad, S., Hassan, T. & Bader, M.K.I., (2008). Efficiency of Conventional versus Islamic
Banks : International Evidence using the Stochastic Frontier Approach ( SFA ).
International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, 2(1).
Perera, S., Skully, M. and Wickramanayake, J. (2006). Competition and structure of South
Asian Banking: a Revenue Behaviour Approach. Applied Financial Economics, Vol.
16, pp. 789-801.
Raphael, G. (2013). A DEA Based Malmquist Productivity Index Approach in Assessing
Performance of Commercial Banks: Evidence from Tanzania. European Journal of
Business and Management, Vol. 5, No. 6, pp. 25-34.
Sufian, Fadzlan. (2007). Malmquist Indices of Productivity Change in Malaysian Islamic
Banking Industry: Foreign Versus Domestic Banks. Journal of Economic
Cooperation, 28,1 (2007), 115-150.
Suzuki, Yasushi., Sastrosuwito, Suminto. (2011). Efficiency and Productivity Change of the
Indonesian Commercial Banks. International Conference on Economics, Trade and
Development IPEDR, vol.7.
top related