analisis kinerja keuangan perusahaan...
Post on 30-Jan-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
(STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF GO PUBLIK)
Oleh
RAHMAN MUBAROK
H 24077030
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
ABSTRAK
Rahman Mubarok. H24077030. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Publik). Di bawah bimbingan Farida Ratna Dewi.
Krisis keuangan global menyebabkan ambruknya bursa saham dunia, hal ini berimbas kepada melemahnya saham-saham di BEI termasuk sektor otomotif. Akibatnya banyak investor yang menjual sahamnya dan tidak berani melakukan aksi borong terhadap saham-saham di BEI, karena takut terkena dampak dari perlambatan ekonomi dunia. Dengan adanya metode EVA diharapkan dapat membantu para investor dalam memilih perusahaan otomotif mana yang dapat memberikan nilai bagi pemegang sahamnya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah (1) mengevaluasi kinerja saham otomotif yang tercatat dalam indeks kompas-100 di BEI dengan menggunakan metode EVA (2) memberikan referensi bagi investor dalam berinvestasi pada saham-saham otomotif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2008 sampai dengan April 2008. Lokasi penelitian ini berasal dari beberapa instansi publik yang terkait dengan penelitian yaitu : Bursa Efek Indonesia (BEI), Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PRPM-BEI) dan Bank Indonesia (BI).
EVA merupakan alat analisis untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menghitung laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal. EVAdidasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis sebagai residual income yang menyatakan bahwa kekayaan dalam suatu perusahaan hanya diciptakan pada saat perusahaan mampu menutup biaya operasi dan biaya modal.
Berdasarkan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan metode EVA, dari dua perusahaan yang dianalisis terdapat satu perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dengan kata lain telah memenuhi harapan investor dan kreditur serta bagi manajemen perusahaan itu sendiri yaitu PT Multistrada Tbk, karena pada tahun 2008 PT Multistrada mengalami peningkatan kinerja keuangan dari tahun 2007 yang memiliki nilai EVA negatif meningkat menjadi positif pada tahun 2008, walaupun pada akhir tahun tersebut terjadi krisis ekonomi global. Berbeda dengan PT Multistrada, PT Gajah Tunggal Tbk memiliki penurunan kinerja pada tahun 2008. Pada tahun 2007 perusahaan memiliki nilai EVA yang positif, akan tetapi pada akhir tahun nilai EVA menurun menjadi negatif, karena adanya kerugian yang cukup besar akibat dari krisis ekonomi global.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
(STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF GO PUBLIK)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan KhususDepartemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitut Pertanian Bogor
Oleh
RAHMAN MUBAROK
H 24077030
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
(STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF GO PUBLIK)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan KhususDepartemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitut Pertanian Bogor
Oleh
RAHMAN MUBAROK
H 24077030
Menyetujui, Mei 2009
Farida Ratna Dewi, SE, MM.Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.ScKetua Departemen
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 01 Oktober 1984. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Kusoy Jamili dan
Almh. Sopiah Spd. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1
Cibatu pada tahun 1997, lalu melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Negeri 1 Cisaat pada Tahun 1997. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 4 Sukabumi. Tahun 2003,
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler di Program
Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Departemen Sosial Ekonomi
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Tahun 2007, penulis
melanjutkan pendidikan kembali di Institut Pertanian Bogor, Program Sarjana
Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen.
Selama perkuliahan, penulis sempat mengikuti pelatihan-pelatihan seperti
Pumping Talent, SPSS, Bisnis Plan dan TOEFL. Selain itu penulis sempat
mengikuti magang kerja di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi pada
tahun 2005 dan di Tania Aquaculture Bogor pada tahun 2006. Pada tahun 2009,
penulis sempat bekerja pada Consumer Loans Groups PT Bank Mandiri Tbk,
Bogor.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke khadirat Allah
SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi
Kasus Perusahaan Otomotif Go Publik)” ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara
moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan saran, motivasi, dan
pegarahan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
2. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, MSc dan Ibu Hardiana Widyastuti,
S.Hut, MM selaku penguji yang telah memberikan saran-saran dan
perbaikan dalam laporan skripsi ini.
3. Staff dan Karyawan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Pusat Referensi Pasar
Modal Bursa Efek Indonesia (PRPM-BEI) yang telah membantu dalam
penelitian dilapangan.
4. Seluruh staf pengajar dan karyawan Ekstensi Manajemen atas bantuannya
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang, motivasi dan
do’a yang tulus.
6. Rekan-rekan di Ekstensi Manajemen Angkatan ‘2 yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya.
7. Rekan-rekan seperjuangan dari Diploma III Manajemen Bisnis Perikana IPB,
atas bantuan dan dukungannya.
8. Semua pihak yang telah membantu secara langsung ataupun tidak langsung
dalam pembuatan laporan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan
untuk hal yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
yang membutuhkannya.
Bogor, Mei 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 11.1. Latar Belakang ..................................................................................... 11.2. Perumusan Masalah.............................................................................. 41.3. Tujuan Penelitian.................................................................................. 51.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 51.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 72.1. Otomotif ............................................................................................... 7
2.2. Laporan Keuangan ............................................................................... 7 2.3. Economic Value Added (EVA) ............................................................ 8 2.3.1. Laba Operasi Setelah Pajak
(Net Operating After Tax/NOPAT) ........................................... 10 2.3.2. Modal yang Diinvestasikan (Invested Capital/IC)..................... 10
2.3.3. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)........................... 11 2.3.4. Biaya Modal .............................................................................. 12 2.4. Strategi Perusahaan .............................................................................. 15 2.5 . Penelitian Terdahulu ............................................................................ 16
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 18 3.1. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 18 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 18 3.3. Pengumpulan Data ................................................................................ 193.4. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 24 4.1. Profil Perusahaan ................................................................................. 24
4.1.1. PT Multistrada Arah Sarana Tbk, .............................................. 244.1.2. PT Gajah Tunggal Tbk,.............................................................. 29
4.2. Perhitungan EVA.................................................................................. 344.2.1. PT Multistrada Arah Sarana Tbk,............................................... 344.2.2. PT Gajah Tunggal Tbk, .............................................................. 37
4.3. Ringkasan EVA .................................................................................... 40
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 431. Kesimpulan ................................................................................................... 432. Saran ............................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 45
LAMPIRAN....................................................................................................... 47
DAFTAR TABEL
Halaman
No.
1. Kepemilikan saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode 2008 .......... 262. Ringkasan neraca PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode 2007-2008 .... 283. Ringkasan laba/rugi PT Multistrada Arah Sarana Tbk,
periode 2007-2008 ........................................................................................ 284. Kepemilikan saham PT Gajah Tunggal Tbk, periode 2008.......................... 315. Ringkasan neraca PT Gajah Tunggal Tbk, periode 2007-2008.................... 336. Ringkasan laba/rugi PT Gajah Tunggal Tbk, periode 2007-2008 ................ 347. Ringkasan perhitungan EVA PT Multistrada Arah sarana Tbk,
periode 2007-2008 ....................................................................................... 418. Ringkasan perhitungan EVA PT Gajah Tungal Tbk, periode 2007-2008.... 42
DAFTAR GAMBAR
Halaman
No.
1. Kerangka pemikiran penelitian..................................................................... 192. Grafik NOPAT, biaya modal dan EVA PT Multistrada Arah Sarana Tbk,
periode 2007-2008 ........................................................................................ 373. Grafik NOPAT, biaya modal dan EVA PT Gajah Tunggal Tbk,
periode 2007-2008 ........................................................................................ 40
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
No.
1. Laporan keuangan konsolidasi PT Multistrada Arah Sarana Tbk, 31 Desember 2008 dan 2007 ........................................................................ 48
2. Laporan keuangan konsolidasi PT Gajah Tunggal Tbk, 31 Desember 2008 dan 2007 ........................................................................ 49
3. Perhitungan tingkat pengembalian saham bulanan PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode 2007-2008.................................. 50
4. Perhitungan tingkat pengembalian saham bulanan PT Gajah Tunggal Tbk, periode 2007-2008 ................................................. 50
5. Perhitungan tingkat pengembalian pasar bulanan periode 2007-2008 ........................................................................................ 51
6. Tingkat rata-rata suku bunga SBI bulanan tahun 2007-2008 ....................... 517. Perhitungan biaya saham (Ke) perusahaan otomotif
pada tahun 2007-2008................................................................................... 528. Perhitungan biaya utang perusahaan otomotif (Kd*)
periode 2007-2008 ........................................................................................ 539. Perhitungan proporsi utang dan ekuitas perusahaan otomotif
periode 2007-2008 ........................................................................................ 5310. Perhitungan modal yang diinvestasikan (Invested Capital)
perusahaan otomotif periode 2007-2008 ...................................................... 5411. Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted average
Cost of Capital) perusahaan otomotif periode 2007-2008............................ 5512. Perhitungan laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After
Tax/NOPAT) perusahaan otomotif periode 2007-2008 ............................... 5513. Perhitungan biaya modal (Cost Of Capital/COC)
perusahaan otomotif periode 2007-2008 ...................................................... 5614. Perhitungan Economic Value Added (EVA) perusahaan otomotif
periode 2007-2008 ........................................................................................ 56
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri otomotif di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat
dalam satu periode terakhir ini, sepanjang tahun 2008 pasar otomotif
mengalami pertumbuhan hampir 40 persen. Pasar otomotif dalam negeri
mengalami peningkatan penjualan sampai 39,3 persen menjadi 603.774 unit,
hal ini merupakan peristiwa yang fenomenal dan tidak pernah terjadi di
negara manapun. Pertumbuhan ini disebabkan adanya ketertarikan
pengusaha kendaraan untuk menanamkan modal di negara Indonesia. Tidak
hanya itu saja, hal ini juga didukung dengan adanya peningkatan permintaan
kendaraan serba guna yang menjadi kontribusi terbesar atas peningkatan
penjualan di Indonesia pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
semakin baik juga karena adanya sektor ini, sektor otomotif merupakan
penyumbang kelima terbesar APBN yaitu lebih dari Rp 30 triliun
(www.inilah.com, 2009).
Pada akhir tahun 2008, industri otomotif di dunia mengalami
keterpurukan akibat adanya krisis ekonomi global, yang diawali dengan
terpuruknya saham raksasa otomotif di Amerika General Motor (GM) yang
mengalami penurunan penjualan hampir 45 persen pada bulan Oktober dan
pesaingnya Ford menderita penurunan penjualan hingga 30 persen pada
periode yang sama. Perusahaan otomotif di Indonesia juga tak bisa lepas dari
dampak krisis keuangan ini, penjualan yang merosot membuat banyak
perusahaan mengalami kelebihan stok mobil.
Menurut beberapa pengamat, di tengah krisis global finansial dan
ketatnya likuiditas ini, minat masyarakat untuk membeli kendaraan masih
akan minim. Apalagi pembelian mobil adalah suatu hal yang bersifat
individual dan merupakan kebutuhan secondary (tidak terlalu penting). Hal
ini terjadi karena daya beli masyarakat masih terhambat pada krisis kredit
dengan suku bunga yang tinggi dan pihak perbankan yang enggan
memberikan kredit pada pembelian kendaraan karena ketatnya likuiditas.
Walaupun sektor otomotif terkena imbas dari krisis global, kinerja
perusahaan masih menunjukkan performa yang positif. Laba operasinal
group otomotif dan keuangan meningkat sebesar 46 persen menjadi Rp 3,42
triliun. Sektor otomotif dan jasa keuangan memberikan kontribusi terhadap
kinerja perseroan sebesar 35,75 persen, sedangkan 64,25 persen dari sumber
daya alam dan agribisnis. Laba bersih PT Astra Internasional (ASII)
melonjak 61 persen menjadi Rp 7,37 triliun, dan laba usaha naik 65 persen
menjadi Rp 9,96 triliun, sedangkan PT Indomobil Sukses Internasional
(IMAS) hingga bulan September, laba bersihnya tercatat Rp 95,150 miliar,
meningkat tajam sebesar 1.041,84 persen dibandingkan periode yang sama
tahun lalu sebesar Rp 8,333 miliar. Sedangkan pendapatan naik 65,42 persen
mencapai Rp 5,795 triliun, dari sebelumnya Rp 3,503 triliun
(www.inilah.com, 2009).
Terdapat 13 saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yaitu, Astra International Tbk (ASII), Astra Otoparts Tbk (AUTO),
Indo Kordsa Tbk (BRAM), Goodyear Indonesia Tbk (GDYR), Gajah
Tunggal Tbk (GJTL), Indomobil Sukses International Tbk (IMAS),
Indospring Tbk (INDS), Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN), Multistrada
Arah Sarana Tbk (MASA), Nipress Tbk (NIPS), Prima Alloy Steel Tbk
(PRAS), Selamat Sempurna Tbk (SMSM), Allbond Makmur Usaha Tbk
(SQMI). BEI mempunyai beberapa indeks saham sebagai indikator
pergerakan saham salah satunya adalah indeks kompas-100, (www.idx.co.id,
2009).
Indeks kompas 100 merupakan 100 saham yang dipilih harian
kompas melalui beberapa kriteria. Saham-saham yang terpilih harus
memiliki likuiditas yang tinggi, nilai kapitalisasi pasar yang besar, dan
merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik.
Terdapat dua saham perusahaan otomotif yang terpilih dan dimuat dalam
indeks kompas 100 antara lain, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan PT
Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).
Saham-saham yang termasuk dalam Kompas-100 diperkirakan
mewakili sekitar 70-80 persen dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham
yang tercatat di BEI, dengan demikian investor bisa melihat kecenderungan
arah pergerakan indeks dengan mengamati pergerakan indeks Kompas-100.
Akan tetapi, ini bisa saja berlawanan arah dengan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) maupun indeks lainnya. Tujuan utama BEI dalam
menerbitkan indeks Kompas-100 ini adalah untuk menyebarluaskan
informasi pasar modal kepada masyarakat umum serta menggairahkan
masyarakat untuk mengambil manfaat dari keberadaan BEI, baik untuk
investasi maupun mencari pendanaan bagi perusahaan dalam
mengembangkan perekonomian nasional
Supaya industri otomotif dapat bertahan dan terus berkembang pada
lingkungan bisnis yang semakin kompetitif dan kompleks, perusahaan
diharapkan dapat melipatgandakan kekayaan perusahaan. Untuk memenuhi
harapan tersebut diperlukan kinerja manajemen yang efektif dan efisien,
sehingga untuk mengetahui kinerja perusahaan otomotif mana yang efektif
terlebih akibat adanya krisis keuangan global pada akhir tahun 2008
diperlukan adanya pengukuran kinerja masing-masing perusahaan agar
investor mengetahui dengan jelas bagaimana keadaan perusahaannya.
Pendekatan untuk menilai kinerja perusahaan yang biasa dipakai
adalah evaluasi atas laporan keuangan. Evaluasi ini meliputi pengukuran
dengan melihat berbagai standar akuntansi seperti laba operasi, laba bersih
dan aliran kas dari operasi. Hal ini menjadi pertimbangan yang sangat
penting karena kondisi keuangan perusahaan, mencerminkan mampu
tidaknya perusahaan memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Laporan keuangan disusun untuk menyajikan data yang digunakan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja perusahaan.
Alat analisis keuangan yang umumnya sering dipergunakan oleh perusahaan
adalah rasio keuangan. Menurut Abdeen dan Haight (2002) dalam
Widyakusuma (2007), metode pengukuran kinerja berdasarkan akuntansi
tradisional yang sudah ada selama ini kurang efektif jika dikaitkan dengan
perubahan kondisi perekonomian dan bisnis. Perusahaan membutuhkan suatu
cara untuk melakukan penilaian yang berhubungan antara earnings dan
investasi, bukan hanya untuk kepentingan masing-masing individu. Dengan
kata lain, perusahaan mencoba mencari cara untuk menghubungkan
kepentingan perusahaan itu sendiri dengan kepentingan para pemegang
sahamnya.
Saat ini banyak perusahaan yang sudah mulai menggunakan Value
Based Management (VBM) sebagai dasar pengukuran kinerjanya. VBM
memiliki dua elemen penting yaitu penciptaan nilai bagi pemegang saham
sebagai tujuan utama perusahaan dan VBM sebagai ukuran kinerja internal
perusahaan sehingga dapat memotivasi manajemen untuk meningkatkan
kinerjanya tersebut. Penerapan VBM dalam manajemen dapat
mencerminkan kinerja dan prospek perusahaan di masa mendatang.
Salah satu alat pengukuran kinerja yang berdasarkan VBM adalah
Economic Value Added (EVA). Adanya Economic Value Added (EVA)
menjadi relevan untuk mengukur kinerja yang berdasarkan nilai (value)
karena EVA yang merupakan suatu indikator mengenai adanya penciptaan
nilai dari suatu investasi yang dilakukan oleh pemegang saham perusahaan.
EVA yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stewart & Company ini
menghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya,
EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini
tercipta bila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of
capital perusahaan. Secara matematis EVA dihitung dari laba setelah pajak
dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan
perusahaan telah menciptakan kekayaan. Oleh karena itu metode EVA dapat
menjadi alternatif penilaian kinerja keuangan perusahaan, karena salah satu
hal yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi adalah kinerja
perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
Krisis keuangan global menyebabkan ambruknya bursa saham dunia,
hal ini berimbas kepada melemahnya saham-saham di BEI termasuk sektor
otomotif. Akibatnya banyak investor yang menjual sahamnya dan tidak
berani melakukan aksi borong terhadap saham-saham di BEI, karena takut
terkena dampak dari perlambatan ekonomi dunia.
Investor akan selalu memperhatikan seberapa besar risiko yang
dihadapi dan seberapa besar tingkat pengembalian yang dapat diharapkan dari
investasi tersebut. Untuk itu para manajer harus bisa membujuk para investor
untuk menanamkan modalnya dan meyakinkan investor bahwa dana yang
ditanamkan akan lebih produktif dan menguntungkan bila ditanam pada
perusahaan mereka.
Perusahaan otomotif yang terpilih dalam indeks kompas 100
merupakan perusahaan yang memiliki keunggulan yang lebih dibanding
perusahan lain yang tidak masuk ke dalam indeks kompas 100, akan tetapi
hal ini tidak tidak terlalu berpengaruh, karena seperti diuraikan di atas, indeks
ini bisa saja berbeda dengan IHSG atau dengan indeks yang lain, sehingga
diperlukan adanya pengukuran kinerja terhadap masing-masing perusahaan.
Dengan adanya metode EVA diharapkan dapat membantu para investor
dalam memilih perusahaan otomotif mana yang dapat memberikan nilai bagi
pemegang sahamnya.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah kinerja keuangan perusahaan otomotif yang tercatat dalam
indeks kompas-100?
2. Apakah berinvestasi pada perusahaan otomotif menarik bagi investor?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengevaluasi kinerja saham otomotif yang tercatat dalam indeks kompas-
100 di BEI dengan menggunakan metode EVA.
2. Memberikan referensi bagi investor dalam berinvestasi pada saham-saham
otomotif.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
a. Bagi investor
Memberikan informasi dan pengetahuan sehingga mereka dapat
memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan ketika
mengambil keputusan investasi di pasar modal.
b. Bagi manajer perusahaan
Memberikan informasi alat pengukuran untuk menilai kinerja perusahaan
maupun unit bisnis.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja
keuangan perusahaan otomotif yang terpilih dalam indeks kompas 100
periode 2007-2008 dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).
Perusahaan otomotif yang diteliti adalah dua perusahaan yang dimuat dalam
indeks kompas 100 adalah PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), dan PT
Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Otomotif
Industri otomotif adalah kegiatan merancang, mengembangkan,
memproduksi, memasarkan, dan menjual kendaraan bermotor. Pada tahun
2007, lebih dari 73 juta kendaraan bermotor, termasuk mobil dan kendaraan
komersial diproduksi ke seluruh dunia. Sejumlah 71,9 juta mobil baru dijual
ke seluruh dunia, 22,9 juta ke Eropa, 21,4 juta di Asia-Pasifik, 19,4 juta ke
Amerika Serikat dan Canada, 4,4 juta di Amerika Latin, 2,4 di Timur Tengah
dan 1,4 juta di Afrika. Pada akhir tahun 2008, sebagai akibat dari krisis
ekonomi global, industri otomotif di seluruh dunia melemah sebagai akibat
tingginya harga BBM tidak terkecuali di Indonesia. Akibat meningkatnya
harga minyak, industri seperti otomotif mengalami tekanan harga dari
ongkos bahan mentah dan juga menghadapi persaingan luar dari sektor
transpor umum, karena konsumen mengevaluasi kembali penggunaan
kendaraan pribadi mereka (id.wikipedia.org, 2009).
2.2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang diterbitkan setiap tahun
oleh perusahaan kepada pemegang saham. Laporan keuangan berisi
informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan
petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang (Weston dan
Thomas, 1990).
Menurut Nordiawan (2006), laporan keuangan disusun untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.
Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik ini memegang peranan
penting dalam rangka menciptakan akuntabilitas sektor publik. Informasi
keuangan ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan. Pada umumnya, beberapa laporan keuangan tersebut
antara lain :
1. Neraca atau laporan posisi keuangan
2. Laporan operasi laporan aktivitas atau laporan realisasi anggaran
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Catatan atas laporan keuangan
2.3. Economic Value Added (EVA)
EVA merupakan salah satu alat pengukuran kinerja perusahaan yang
dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart dan Joel M. Stern pada tahun 1991.
Keduanya merupakan analis keuangan dari perusahaan konsultan Stern
Stewart and Co. EVA didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis
sebagai residual income yang menyatakan bahwa kekayaan dalam suatu
perusahaan hanya diciptakan pada saat perusahaan mampu menutup biaya
operasi dan biaya modal (Tunggal, 2008).
Menurut Young dan O’Byrne (2001), EVA sebagai penengah antara
pengukuran nilai dan kinerja perusahaan. EVA mengukur pertambahan nilai
yang dihasilkan oleh manajemen berkaitan dengan usaha manajemen untuk
meningkatkan kemakmuran pemegang sahamnya. EVA yang dipopulerkan
dan dipatenkan oleh Stewart & Company ini menghitung economic profit
dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah
dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta bila perusahaan
memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Secara
matematis EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of
capital tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah
menciptakan kekayaan.
EVA mengukur nilai-tambah perusahaan dengan menghitung seluruh
biaya modal, baik setoran modal yang berasal dari pemegang saham maupun
dari pinjaman, atau risiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan
investasi. Perusahaan baru dikatakan mampu memberikan nilai-tambah bagi
pemegang saham bila keuntungan (return) yang dihasilkan lebih tinggi dari
biaya modal.
Menurut Young dan O’Byrne (2001) sebagai alat pengukur kinerja,
EVA memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan metode yang
lain, yaitu:
1. EVA memiliki peran penting sebagai suatu sistem yang berbasis pada
value compensation dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan
utamanya, yaitu menciptakan nilai untuk pemegang saham.
2. EVA menjembatani konflik yang terjadi antara manajer dengan
perusahaan berkaitan dengan pemberian bonus. EVA menyediakan
insentif bagi manajer yang berperan mencari dan mengimplementasikan
investasi yang menciptakan nilai.
3. EVA merupakan alat komunikasi yang efektif dalam penciptaan nilai
dengan melibatkan semua elemen di dalam organisasi untuk ikut berperan
serta.
4. EVA merupakan kerangka kerja manajemen yang mencakup berbagai
fungsi, seperti perencanaan strategis (strategic planning), pengukuran
kinerja (performance measurement), serta komunikasi internal maupun
eksternal (internal/eksternal communication).
Menurut Keys et al. dalam Widyakusuma (2007) secara umum ada
beberapa keterbatasan dari metode EVA yaitu:
1. Penghitungan EVA terlalu kompleks.
2. EVA mudah untuk dimanipulasi, karena perhitungan EVA berdasarkan
pada metode accrual accounting. Hal ini berarti EVA menjadi bias, karena
metode accrual accounting tersebut banyak menggunakan model estimasi,
seperti tarif depresiasi, cadangan kerugian piutang, dan tarif amortisasi.
3. EVA merupakan pengukuran kinerja jangka pendek. Komponen -
komponen untuk menghitung EVA seperti income dan capital merupakan
pengukuran kinerja jangka pendek. Pengukuran kinerja jangka pendek
lebih mudah untuk dimanipulasi yang akan mempengaruhi kinerja jangka
panjang.
4. EVA mendorong perusahaan untuk melakukan investasi dengan biaya
modal yang rendah. Investasi yang demikian umumnya memiliki risiko
yang kecil, sehingga secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan
untuk menghindari risiko padahal sebagian inovasi-inovasi dalam bisnis
memiliki risiko yang sangat tinggi.
5. Pada kenyataannya EVA tidak mengukur economic value maupun
economic profit sebagaimana yang dikatakan oleh Stern Stewart.
Meskipun economic value secara konsep hampir sama dengan economic
profit tetapi pada praktiknya keduanya berbeda.
6. Tidak adanya konsistensi dalam mendefinisikan EVA, NOPAT, atau
Capital.
Dalam analisis EVA terdapat lima langkah utama yang perlu
dilakukan dalam mengukur nilai, yaitu :
1. Menghitung laba operasi bersih sesudah pajak (Net Operating Profit After
Tax/NOPAT).
2. Menghitung biaya modal yang di investasikan (Invested Capital/IC).
3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weight Average Cost of
Capital/WACC) dari seluruh komposisi modal perusahaan.
4. Menghitung biaya modal perusahaan yang terdiri dari beberapa sumber
pembiayaan.
5. Menghitung Economic Value Added (EVA).
2.3.1. Laba Operasi Bersih Setelah Pajak (Net Operation Profit Ater Tax
/NOPAT)
Menurut Tunggal (2008), NOPAT merupakan laba yang
diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan.
Besarnya NOPAT tidak dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan
karena diasumsikan restrukturisasi keuangan tidak akan memberi
dampak pada profitabilitas ataupun risiko bisnis yang ada sekarang.
Dengan kata lain, perusahaan yang membiayai bisnisnya dari utang
atau modal sendiri, nilai NOPAT akan selalu identik.
2.3.2. Modal yang di Investasikan (Invested Capital/IC)
Modal yang diinvestasikan merupakan jumlah seluruh keuangan
perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak
menangung bunga (non interest bearing liabilities), dan pajak yang
akan jatuh tempo (accrued taxes). Modal yang di investasikan sama
dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh hutang jangka
pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, hutang dan
kewajiban jangka panjang lainnya (Young and O’byrne, 2001).
2.3.3. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
WACC adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing
dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang dalam struktur modal
perusahaan. Karena biaya bunga (interest) dapat dikurangkan dari
penghasilan dalam rangka menentukan pendapatan kena pajak (interest
on debt is tax deductible), maka cost of debt dalam perhitungan
WACC adalah after-tax cost of debt (Utomo, 1999).
Menurut Young and O’byrne (2001), dalam menghitung WACC
suatu perusahaan perlu mengetahui ;
1. Jumlah utang dalam struktur modal
2. Jumlah ekuitas dalam struktur modal
3. Biaya utang
4. Tingkat pajak
5. Biaya ekuitas
Keseluruhan komponen tersebut dapat diformulasikan sebagai
berikut :
eedd WKWtKWACC 1 ……………………………….(1)
Dimana :
Kd : Biaya utang jangka panjang
t : Tingkat pajak perusahaan
Wd : Proporsi utang dalam struktur modal
Ke : Biaya pengembalian saham
We : Proporsi saham dalam struktur modal
Biaya penggunaan modal yang diukur melalui pendekatan
WACC akan berubah apabila terjadi perubahan struktur modal ataupun
perubahan biaya dari masing-masing komponen tersebut. Selama
struktur modal dan biaya masing-masing komponen dapat
dipertahankan maka tingkat biaya penggunaan modal akan tetap
meskipun modal yang digunakan berubah.
2.3.4. Biaya Modal
Biaya modal (Cost Of Capital) menunjukkan besarnya
kompensasi atau pengembalian modal yang dituntut oleh investor atas
modal yang diinvestasikan di perusahaan. Biaya modal merupakan
suatu biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang
diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa
(Young and O’byrne, 2001).
Menurut Utomo (1999) Biaya modal atau cost of capital adalah
tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh pemegang
saham (pemilik) perusahaan dalam investasinya. Untuk praktisi bidang
keuangan, istilah cost of capital ini digunakan:
1. Sebagai tarif diskonto (discount rate) untuk membawa arus kas
masa mendatang suatu proyek ke nilai sekarang (present value).
2. Sebagai tarif minimum yang diinginkan untuk menerima project
baru.
3. Sebagai biaya modal (capital charge) dalam perhitungan Economic
Value Added.
4. Sebagai bandingan (benchmark) untuk menaksir tarif biaya pada
modal yang digunakan Cost of capital sangat dipengaruhi oleh
hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return),
dimana semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor
semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki
sebelum nilai tambah dapat diciptakan dan semakin tinggi biaya
modal yang timbul.
Menurut Sartono (1997) model yang dipergunakan untuk
menghitung biaya modal meliputi biaya utang, biaya saham biasa dan
biaya saham preferen.
1. Biaya Utang
Biaya utang merupakan besarnya tingkat keuntungan yang
diminta oleh investor (pemilik dana). Besarnya tingkat keuntungan
yang diminta investor tersebut adalah sama dengan tingkat bunga
yang menyamakan present value penerimaan di masa datang yang
berupa bunga dan pembayaran pokok pinjaman dengan dana yang
diberikan saat ini (Sartono, 1997). Karena pembayaran bunga
mengurangi pajak, maka biaya utang setelah pajak harus
disesuaikan dengan faktor koreksi (1-t).
2. Biaya Saham Biasa
Saham biasa merupakan sumber dana yang paling berisiko
dibanding dengan sumber dana lain, hal ini disebabkan karena
pembayaran dividen kepada pemegang saham biasa dibayarkan
setelah pembayaran bunga dan dividen saham preferen. Seperti
halnya biaya modal yang berasal dari biaya utang dan saham
preferen, biaya saham biasa adalah sebesar tingkat keuntungan
yang disyaratkan investor saham biasa.
Menurut Keown (2004), terdapat dua metode untuk
mengestimasi tingkat pengembalian yang disyaratkan pemegang
saham biasa, yaitu :
a) Model pertumbuhan deviden
Pendekatan ini dipakai bila pertumbuhan deviden dan
pendapatan perusahaan akan tumbuh pada tingkat yang konstan.
Rumusnya adalah:
)2.(............................................................gPo
DiKs
Dimana,
Ks = Harga saham biasa
Di = Deviden tahun ke-i
Po = Nilai harga saham biasa
g = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan
b) Penetapan harga aktiva modal (Capital Asset Pricing
Model/CAPM)
CAPM merupakan pernyataan mengenai hubungan antara
pengembalian yang diharapkan dan risiko, dimana risiko sistematis
untuk aset yang berisiko. Risiko sistematis merupakan risiko yang
terjadi karena faktor perubahan pasar secara keseluruhan.
Menurut Keown (2004), CAPM memberikan dasar untuk
menentukan harapan investor atau tingkat pengembalian hasil dari
investasi saham biasa. Model ini tergantung pada tiga hal :
1. Tingkat bebas risiko.
2. Risiko sistematis dari pengembalian atas saham biasa
dibandingkan dengan pengembalian atas pasar secara
keseluruhan atau koefisien beta saham.
3. Premi risiko pasar yang setara dengan perbedaan tingkat
pengembalian yang diharapkan atas surat berharga rata-rata
dikurangi tingkat bebas risiko.
Young and O’byrne (2001), menjelaskan bahwa CAPM
dikembangkan secara independen oleh Professor William Sharpe
dari Universitas Standford dan John Lintner dari Universitas
Harvard, menarik sumbangsih sebelumnya terhadap teori keuangan
oleh James Tobin dan Harry Markowits. CAPM merupakan model
pengharapan yang berdasarkan pada apa yang diharapkan investor
akan terjadi dan bukan pada apa yang sudah terjadi.
Rumus dari CAPM dapat dirumuskan sebagai berikut :
E(R) = Rf + βi MRP…………………………………(3)
MRP = Rm – Rf ……………………………………..(4)
Dimana:
E(R) = Harapan pengembalian
Rf = Tingkat pengembalian atas risiko pasar
Βi = Faktor risiko (beta) yang berlaku spesifik untuk perusahaan
MRP = Market Premium Risk
3. Biaya Saham Preferen
Biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian yang
diperlukan investor atas perusahaan yang dihitung sebagai deviden
saham preferen dibagi dengan harga penerbitan. Menentukan
biaya saham istimewa begitu sederhana karena kesederhanaan arus
kas yang dibayarkan kepada pemegang saham istimewa (Keown,
2004).
2.4. Strategi Perusahaan
Tujuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya
sudah kurang relevan lagi di masa sekarang ini, karena tanggung jawab
perusahaan tidak hanya kepada pemilik saja, tanggung jawab kepada seluruh
stakeholder menjadi sangat penting sehingga hal ini menuntut perusahaan
untuk menimbang semua strategi yang diambil dan dampaknya kepada
stakeholder tersebut. Berdasarkan hal ini maka strategi perusahaan yang
sesuai adalah bagaimana perusahaan mampu menciptakan nilai bagi
pemegang sahamnya. Penciptaan nilai pada suatu perusahaan dapat dicapai
ketika perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian di atas biaya
modalnya maka perusahaan mampu meningkatkan nilai pemegang
sahamnya. Penciptaan nilai di dalam suatu perusahaan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
EVA = (RONA - WACC) x modal yang di investasikan..................(5)
Dimana,
EVA = Nilai yang diciptakan dalam suatu periode.
RONA = Laba operasi bersih setelah pajak dibagi dengan modal yang di
investasikan.
WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan (Young and O’byrne,
2001).
Berdasarkan perumusan di atas, perusahaan dapat melakukan banyak
hal untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan
meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut (Stewart,
1993 dalam Utomo, 1999):
1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal.
2. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return
lebih besar dari biaya modal yang ada.
3. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan.
Economic Value Added (EVA) juga mendorong manajemen untuk
berfokus pada proses dalam perusahaan yang menambah nilai dan
mengeliminasi aktivitas atau proses yang tidak menambah nilai. Perhitungan
EVA suatu perusahaan merupakan proses yang kompleks dan terpadu karena
perusahaan harus menentukan terlebih dahulu biaya modalnya.
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis kinerja keuangan dengan menggunakan
metode EVA telah dilakukan oleh beberapa peneliti-peneliti terdahulu. Hasil-
hasil yang diperoleh para peneliti tersebut juga bervariasi. Supiani (2005)
melakukan penelitian terhadap perusahaan BUMN yang terdaftar diseleksi di
Bursa Efek Jakarta dari tahun 2003-2004, perusahaan yang diteliti antara lain
PT Aneka Tambang Tbk, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat
Indonesia, PT Mandiri Indonesia, PT Indofarma, PT Kimia Farma, PT
Semen Gresik, PT Timah dan PT Telekomunikasi Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari sepuluh perusahaan yang diteliti dengan
mengunakan EVA tidak ada satupun perusahaan yang memiliki EVA positif.
Hal ini disebabkan biaya saham dan biaya utang yang tinggi sehingga
mempengaruhi tingginya nilai WACC, dengan begitu laba yang diciptakan
tidak mampu menutupi biaya modal yang besar.
Ningrum (2008), melakukan penelitian dengan judul “ Analisis
Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Go Public dengan Metode
Economic Value Added (EVA)” terhadap perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang diteliti antara lain PT
Telkom , PT Indosat, PT Excelcomindo Pratama, PT Bakrie Telecom dan PT
Mobile-8. Berdasarkan penelitian pada periode 2002-2007 menunjukkan dari
lima perusahaan yang dianalisis, terdapat satu perusahaan yang konsisten
dengan nilai EVA positif yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
sedangkan PT Indosat menjadi urutan kedua setelah PT Telkom karena
dalam historis perusahaan pada tahun 2003 dan 2004 memiliki kinerja yang
baik. Tiga perusahaan yang lain yaitu PT Excelcomindo Pratama Tbk., PT
Bakrie Telecom dan PT Mobile-8 kurang baik untuk berinvestasi karena
memiliki nilai EVA yang negatif sehingga disimpulkan bahwa ketiga
perusahaan belum dapat memberikan nilai lebih bagi pemegang saham. Hal
ini dikarenakan biaya modal yang lebih tinggi dari laba usaha yang
dihasilkan.
Widyakusuma (2007) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Economic Value Added, residual Income, Operating Cashflow Dan
Operating Income Terhadap Return Saham” terhadap perusahaan manufaktur
dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006.
Hasil penelitian menunjukkan variabel EVA mempunyai pengaruh paling
rendah terhadap return saham dibanding dengan variabel RI, CFO, dan OI.
Secara statistik, EVA tidak memiliki pengaruh yang paling tinggi
dibandingkan dengan variabel RI, CFO, dan OI, tetapi bukan berarti bahwa
variabel EVA tidak mempunyai pengaruh sama sekali, hanya saja pengaruh
yang ditimbulkan oleh variabel ini masih relatif kecil.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
EVA merupakan alat analisis untuk mengukur nilai tambah
perusahaan dengan menghitung seluruh biaya modal, baik setoran modal
yang berasal dari pemegang saham maupun dari pinjaman, atau risiko yang
dihadapi perusahaan dalam melakukan investasi. Perusahaan yang akan
diteliti adalah perusahaan-perusahaan otomotif yang telah tercatat di BEI dan
terpilih dalam indeks kompas 100 periode 2007-2008. Saham-saham
otomotif yang terpilih dalam indeks kompas 100 adalah PT Gajah Tunggal
Tbk (GJTL) dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).
Untuk mengukur kinerja keuangan diperlukan data laporan keuangan
berupa laporan laba-rugi dan neraca. Secara sederhana EVA dapat diketahui
dari NOPAT dikurangi biaya modal. Net Operating After Taxes (NOPAT)
merupakan laba bersih ditambah biaya bunga setelah pajak, sedangkan biaya
modal (Cost Of Capital) menunjukkan besarnya kompensasi atau
pengembalian modal yang dituntut oleh investor atas modal yang
diinvestasikan di perusahaan. Modal (capital) berasal dari dua sumber dana
yaitu ekuitas dan hutang. Nilai NOPAT dapat diperoleh dari laporan
laba/rugi, sedangkan biaya modal dapat diperoleh dari neraca perusahaan.
Setelah diketahui nilai EVA, maka dapat dilihat kinerja perusahaan
baik atau tidak. Nilai tersebut merupakan referensi bagi beberapa pihak yang
berkepentingan, seperti manajer, investor serta stakeholder lainnya untuk
mengambil keputusan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2008 sampai dengan
April 2008. Lokasi penelitian ini terdiri dari beberapa instansi publik yang
terkait dengan penelitian yaitu : Bursa Efek Indonesia (BEI), Pusat Referensi
Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PRPM-BEI) dan Bank Indonesia (BI).
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
3.3. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif dari periode Januari 2007 sampai Desember
2008. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
laporan keuangan dan gambaran umum perusahaan otomotif yang tercatat di
indeks kompas 100 periode 2007-2008, data bulanan indeks harga saham
masing-masing perusahaan yang terdaftar di BEI, Indeks Harga Saham
Perusahaan otomotif go publik (dimuat dalam indeks kompas 100)
Pasar modal
Laporan keuangan
Biaya Hutang Modal yang diinvestasikan
Economic Value Added(EVA)
Investor
Laporan Laba Rugi.
Biaya saham
Biaya modal rata-rata Tertimbang (WACC)
Net Operating After Tax (NOPAT)
Biaya modal (capital charge)
Neraca
Gabungan (IHSG) bulanan dari tahun 2007 hingga 2008, tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) per satu bulanan dari tahun 2007 sampai
2008. Sebagai data penunjang yang digunakan adalah data yang relevan
dengan penelitian yang diperoleh dari literatur, koran, jurnal, majalah,
laporan penelitian, dan media elektronik.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan setelah data di lapangan terkumpul.
Dalam penelitian ini, data-data yang diolah berasal dari data sekunder.
Menurut Nazir (2005), analisis data merupakan bagian yang sangat penting
dalam metode ilmiah, karena dengan analisislah data tersebut dapat diberi
arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan kalkulator dan perangkat
lunak Ms Excel 2003. Alat analisis yang digunakan dalam mengolah data
dalam penelitian ini adalah analisis Economic Value Added (EVA).
EVA merupakan alat analisis untuk mengukur kinerja perusahaan
dengan menghitung laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya
modal. Langkah-langkah dalam perhitungan analisis EVA adalah sebagai
berikut :
1. Menghitung tingkat pengembalian dari masing-masing saham yang
didefinisikan sebagai rata-rata dari keuntungan modal yaitu selisih antara
harga saham bulan ini dengan harga saham bulan sebelumnya. Rumusnya
adalah:
)6........(..................................................1
Iit
tititit P
DPPR
Dimana:
Rit = Tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t
Pit = Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t
Pit-1 = Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t-1
Dt = Deviden pada bulan ke-t
2. Menghitung tingkat pengembalian pasar bulanan dan tingkat
pengembalian rata-rata pasar. Rumusnya adalah:
)8......(............................................................
)7....(..................................................
1
1
1
N
RRE
IHSG
IHSGIHSGR
n
tmt
m
t
ttmt
Dimana:
Rmt = Tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke-t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke t-1
E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar yang diharapkan dalam satu bulan.
N = Jumlah pengamatan dalam satu tahun (N=12)
3. Menghitung risiko masing-masing saham yang ditunjukkan oleh beta
usaha (β). Beta dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
)11.......(..................................................
1
)10.....(........................................
)9......(......................................................................
2
2
1
2
n
RR
m
n
RRRRim
m
imi
n
mmt
n
tmmttit
Dimana:
σim = Kovarian tingkat pengembalian saham i dengan tingkat pengembalian pasar
σ2m = Varian tingkat pengembalian pasar.
4. Menentukan tingkat bunga bebas risiko (Rf). Tingkat bunga bebas risiko
adalah tingkat suku bunga investasi yang dapat diperoleh investor tanpa
menanggung risiko. Tingkat bunga bebas risiko yang digunakan adalah
tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
5. Menghitung biaya ekuitas atau Modal Sendiri. Rumusnya:
E(R)/Ke = Rf + β(Rm – Rf) ………..... …………………..(12)
MRP = Rm – Rf ……………….……………………….... (13)
Dimana:
E(R) = Harapan pengembalian
Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko
Rm = Tingkat pengembalian atas risiko pasar
β = Faktor risiko (beta) yang berlaku untuk perusahaan
MRP = Market Premium Risk (Premi Risiko Pasar)
6. Perhitungan biaya utang, dengan rumus:
Kd = kd x (1-t) ………………….. …………………….(14)
Dimana:
kd = Beban bunga dibagi jumlah utang jangka panjang
1-t = Faktor koreksi
7. Menghitung biaya atas modal dengan metode Weighted Average Cost of
Capital / WACC. Rumusnya adalah:
WACC = kd (1-t) Wd + Ke We ……………………... (15)
Dimana:
Kd = Biaya utang jangka panjang
Ke = Biaya pengembalian saham
Wd = Proporsi utang dalam struktur modal
We = Proporsi saham dalam struktur modal
t = Tingkat pajak perusahaan
8. Perhitungan NOPAT (Net Operating Profit After Tax). Rumusnya adalah:
NOPAT = Laba Bersih + Beban Bunga ……………(16)
Dimana:
Beban Bunga = biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan
9. Perhitungan EVA. Rumusnya:
EVA = NOPAT – Biaya Modal …………………… (17)
Dimana:
Biaya modal = WACC x modal yang diinvestasikan
Kinerja keuangan perusahaan melalui EVA, untuk menentukan
strategi yang dapat dijalankan agar kinerja keuangan lebih baik, dinilai
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika EVA > 0, maka terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja
perusahaan baik. Ini bermakna laba yang tersedia mampu melebihi
harapan investor, perusahaan dapat mengembalikan pinjaman kreditur
serta dapat menganggarkan pemberian bonus kepada karyawan.
2. Jika EVA = 0, maka menunjukan posisi impas perusahaan. Ini bermakna
laba yang tersedia impas untuk memenuhi harapan kreditur dan investor.
3. Jika EVA < 0, hal itu berarti total modal perusahaan lebih besar daripada
laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja
perusahaan tersebut tidak baik. Ini bermakna di dalam perusahaan tidak
terjadi nilai tambah, laba yang tersedia tidak mampu memberikan
pengembalian setimpal dengan yang ditanam investor.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan
4.1.1. PT Multistrada Arah Sarana Tbk,
1. Pendirian dan Informasi Umum
PT Multistrada Arah Sarana Tbk (Perusahaan) didirikan di
Indonesia pada tanggal 20 Juni 1988 dengan nama PT Oroban
Perkasa dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam
Negeri No. 6 tahun 1968. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
8932.HT.01.01-TH.88 tanggal 20 September 1988, serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 41.
Berdasarkan perubahan anggaran dasar perusahaan yang telah
disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam
surat keputusannya No. C-01973 HT.01.04.TH.2005 tertanggal 25
Januari 2005, yang diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 26 tanggal 1 April 2005, nama Perusahaan berubah
dari PT Multistrada Arah Sarana menjadi PT Multistrada Arah
Sarana Tbk.
Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, perubahan terakhir pada tanggal 15 Juli 2008 dengan
Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 26 mengenai perubahan
penyesuaian seluruh anggaran dasar perseroan dengan ketentuan
Undang-undang Perseroan Terbatas yang baru dan peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-
LK”). Perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. AHU-49709.AH.01.02.TH.2008 tanggal 11 Agustus
2008. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 3 Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah menjalankan
usaha di bidang industri ban yang mencakup usaha pembuatan ban
untuk semua jenis kendaraan bermotor.
Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang industri
pembuatan ban luar kendaraan bermotor roda empat atau lebih.
Pada tahun 2008, perusahaan memiliki kapasitas produksi tahunan
sebanyak 4.725.000 ban mobil dan 1.820.000 ban motor, hasil
produksi perusahaan tersebut dipasarkan di dalam dan di luar
negeri, termasuk Timur Tengah, Eropa, Australia, Afrika, Asia dan
Amerika. Perusahaan Multistrada ini terletak di Jl. Raya
Lemahabang Km 58,3, Cikarang Timur, Jawa Barat.
Perusahaan menyerahkan surat pernyataan pendaftaran
untuk penawaran umum efek perusahaan kepada Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM) pada tanggal 18 Maret 2005. Pada bulan
Juni 2005, perusahaan melakukan penawaran umum perdana
sebanyak 1.000.000.000 saham baru kepada masyarakat dengan
nilai nominal Rp 140 per saham dengan harga penawaran awal
sebesar Rp 170 per saham. Pada bulan Juni 2007, perusahaan
melakukan penawaran umum terbatas I dalam rangka penerbitan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) sejumlah
2.622.375.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 140 per saham
yang ditawarkan dengan harga Rp 200 dan sejumlah 440.559.000
waran seri I yang akan diterbitkan menyertai saham baru hasil
pelaksanaan HMETD tersebut yang diberikan secara cuma-cuma
sebagai insentif bagi pemegang saham perusahaan atau pemegang
HMETD yang melaksanakan HMETD.
Saat ini kepemilikan saham Multistrada kebanyakan
dimiliki oleh investor asing seperti PVP XVIII PTE LTD yang
merupakan pengendali saham sebesar 26,1 persen, dan saham yang
dimiliki publik kurang dari 5 persen jumlah saham berjumlah 45,67
persen. Untuk lebih jelasnya kepemilikan saham Multistrada dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kepemilikan saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk Periode 2008.
Nama Status Periode ∑ % sahamPrudent Capital Limited (Singapura)
Bukan PemegangSaham Pengendali
08-2008 15,92%
PVP XVIII PTE LTD (Malaysia)
Pemegang Saham Pengendali
08-2008 26,1%
Credit Suisse Securities (EURO)
Bukan Pemegang Saham Pengendali
08-2008 6,21%
The Bank Of New York As Custod
Bukan Pemegang Saham Pengendali
08-20086,1%
MasyarakatPemegang saham dibawah 5%
08-2008 45,67%
Sumber : BEI, 2008.
Visi dari perusahaan Multistrada adalah menjadi produsen
ban berkelas dunia. Untuk mendukung visi ini, perusahaan
memusatkan perhatian dengan memaksimalkan kepuasan pelanggan
serta menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi dan harga
yang kompetitif, selain itu perusahaan juga terus memaksimalkan
nilai-nilai bagi para pemegang saham.
Perusahaan mempunyai komitmen penuh untuk
menyediakan pelayanan yang terbaik dan produk-produk yang
berkualitas tinggi untuk para pelanggan, dengan tidak
menggunakan bahan baku di bawah standar, tidak memproduksi
dan mengirimkan produk yang tidak memenuhi standar kualitas.
Selain itu perusahaan mempunyai komitmen untuk melaksanakan
tata kelola perusahaan yang baik, dengan menekankan kepada para
karyawan pentingnya menerapkan prinsip etika tinggi, serta terus
menjaga kesehatan dan keselamatan kerja melalui cara kerja yang
baik dan pengawasan mutu yang tinggi serta berusaha keras untuk
meningkatkan kesejahteraan dan standar kehidupan bagi seluruh
karyawan.
2. Karyawan, Direktur dan Komisaris
Berdasarkan laporan perusahaan, susunan anggota dewan
komisaris dan direksi perusahaan per 31 Desember 2008 adalah :
a. Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Eugene Cho Park
Komisaris Independen : Uthan M. Arief Sadikin
Komisaris Independen : Mulyo Sutrisno
Komisaris Independen : Juanto Salim
Komisaris : Andi Solaiman
b. Dewan Direksi
Presiden Direktur : Pieter Tanuri
Direktur : Ir. Sukarman
Direktur : Yohanes Ade Bunian Moniaga
Direktur : Hartono Setiabudi
Jumlah karyawan perusahaan per 31 Desember 2008
adalah 860 karyawan tetap.
3. Kondisi Keuangan
Periode Desember 2008 PT Multistrada mengalami
penambahan aktiva sebesar 32,23 persen atau setara dengan Rp
579.851.809.525, dari tahun 2007 total aktiva sebesar Rp
1.799.172.358.609 meningkat menjadi Rp 2.379.024.168.134 pada
tahun 2008. Penambahan total aktiva ini terjadi karena adanya
peningkatan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar pada tahun 2008.
Aktiva lancar meningkat tajam pada tahun 2008 yaitu sebesar 73,71
persen sedangkan aktiva tidak lancar naik sebesar 22,05 persen.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Ringkasan neraca PT Multistarada Arah Sarana Tbk, periode 31 Desember 2008 dan 2007. (dalam Rupiah)
Komponen 2007 2008Aktiva lancar 354.388.531.257 615.608.566.102Aktiva tidak lancar 1.444.783.827.352 1.763.415.602.032Total aktiva 1.799.172.358.609 2.379.024.168.134Kewajiban lancar 268.270.762.076 688.819.526.603Kewajiban tidak lancar 242.959.855.517 405.408.182.337Total kewajiban 511.230.617.593 1.094.227.708.940Ekuitas 1.287.941.741.016 1.284.796.459.194Total ekuitas dan kewajiban
1.799.172.358.609 2.379.024.168.134
Total kewajiban PT Multistrada mengalami peningkatan
yang tinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 114,04 persen setara
dengan Rp 579.851.809.525, dari tahun 2007 total kewajiban
perusahaan sebesar Rp 511.230.617.593 menjadi Rp
1.094.227.708.940 pada tahun 2008. Penambahan total kewajiban
yang tinggi ini terjadi karena adanya peningkatan yang cukup
signifikan pada kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar,
dengan masing-masing kenaikannya adalah 156,76 persen untuk
kewajiban lancar dan 66,86 persen untuk kewajiban tidak lancar.
Tabel 3. Ringkasan laporan laba/rugi PT Multisrada Arah Sarana Tbk, 2007-2008. (dalam Rupiah)
Komponen 2007 2008Penjualan bersih 898.334.865.525 1.333.604.315.215Beban penjualan dan usaha
807.656.185.477 1.157.199.368.957
Laba/rugi usaha 90.678.680.048 176.404.946.258Pendapatan/Beban lain-lain
(47.102.176.788) (169.911.635.431)
Laba/rugi sebelum pajak
43.576.503.260 6.493.310.827
Beban pajak (14.372.007.477) (3.519.779.899)Laba/rugi bersih 29.204.495.783 2.973.530.928
Laba bersih yang dihasilkan PT Multistrada pada akhir
tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu sebesar
89,82 persen atau senilai dengan Rp 26.230.964.855 dari Rp
29.204.495.783 pada tahun 2007 menjadi Rp 2.973.530.928 pada
akhir 2008. Penurunan ini terjadi karena adanya kenaikan yang
sangat tinggi pada beban lain-lain sebesar dua kali lipatnya dari
tahun sebelumnya yaitu 260,73 persen. Kenaikan beban tersebut
dikarenakan adanya kerugian bersih selisih kurs pada tahun 2008
yaitu sebesar Rp 118.533.506.379, sehingga mengurangi laba usaha
perusahaan.
4.1.2. PT Gajah Tunggal Tbk
1. Pendirian dan Informasi Umum
PT Gajah Tunggal Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan
akta notaris No. 54 tanggal 24 Agustus 1951 dari Raden Meester
Soewandi, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya
No. J.A.5/69/23 tanggal 29 Mei 1952 serta diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 5 Agustus 1952.
Anggaran dasar perusahaan telah disesuaikan dengan Undang-
Undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas, dengan
akta No. 13 tanggal 22 November 2007 dari Amrul Partomuan
Pohan SH, Lex Legibus Magister notaris di Jakarta dan telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-
06556.HT.01.04-TH.2007 tanggal 13 Desember 2007. Perusahaan
mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1953.
Perusahaan Gajah Tunggal terletak di Wisma Hayam
Wuruk, Lantai 10 Jl. Hayam Wuruk 8, Jakarta, dengan pabrik
berlokasi di Tangerang dan Serang. Perusahaan Gajah Tunggal
bergerak dalam bidang otomotif khususnya dalam pembuatan ban
kendaraan bermotor. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar
perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi bidang
industri pembuatan barang-barang dari karet, termasuk ban dalam
dan luar segala jenis kendaraan, barang atau alat. Hasil produksi
perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk ke
Amerika Serikat, Asia, Australia dan Eropa.
Tanggal 15 Maret 1990, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal/Bapepam (sekarang menjadi Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan - Bapepam-LK) dengan suratnya No. SI-
087/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan Penawaran Umum atas
20.000.000 saham perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 8
Mei 1990, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.
Pada tanggal 21 Januari 1994, perusahaan memperoleh pernyataan
efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dengan
suratnya No.S-115/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum
terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD)sebesar 198.000.000 saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 11 Februari 1994.
Pada tanggal 24 September 1996, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam- LK)
dengan suratnya No. S-1563/PM/1996 untuk melakukan penawaran
umum terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
sebesar 792.000.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 16
Oktober 1996. Pada tanggal 21 Nopember 2007, perusahaan
memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan
suratnya No. S-5873/BL/2007 untuk melakukan Penawaran umum
terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar
316.800.000 saham. Pada tanggal 31 Desember 2008, seluruh
saham Perusahaan atau sejumlah 3.484.800.000 lembar saham telah
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
Saat ini kepemilikan saham terbesar Gajah Tunggal adalah
Denham Pte Limited sebesar 27,9 persen, dan saham yang dimiliki
publik dibawah 5 persen berjumlah 64.967 persen. Sisanya dimiliki
oleh beberapa investor yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Kepemilikan saham PT Gajah Tunggal Tbk, periode 2008.
Nama Status Periode ∑ % sahamGlobal Union Fiber Investment
Bukan Pemegang Saham Pengendali
06-2008 7,13%
Compagnie Financiere Michelin
Bukan Pemegang Saham Pengendali
06-2008 10%
Lightspeed Resoueces Limited
Bukan Pemegang Saham Pengendali
06-2008 19,854%
Denham PTE LTDPemegang Saham Pengendali
06-2008 27,9%
Irene Chan Direksi 06-2008 0,003%Chan Siew Choong Direksi 06-2008 0,08%
Publik Pemegang saham dibawah 5%
06-2008 64.967%
Sumber: BEI, 2008
Visi dari perusahaan Gajah Tunggal ini adalah Menjadi
Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang kuat,
pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan dengan
reputasi global sebagai produsen ban yang berkualitas. Untuk
mencapai visi tersebut perusahaan mempunyai misi menjadi
produsen yang memimpin dan terpercaya sebuah portofolio produk
ban yang optimal, dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang
unggul di saat yang sama terus meningkatkan ekuitas merek
produk, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan memberikan
profitabilitas/hasil investasi kepada para pemegang saham serta
nilai tambah untuk semua stakeholder perusahaan.
2. Karyawan, Direktur dan Komisaris
Susunan dewan komisaris dan direksi perusahaan Gajah
Tunggal per 31 Desember 2008 adalah :
a. Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris : Dibyo Widodo
Wakil Presiden Komisaris : Mulyati Gozali
Komisaris : Gautama Hartarto
Komisaris : Sean Gustav Standish Hughes
Komisaris Independen : Howell Rembrandt Pickett Keezell
Komisaris Independen : Sunaria Tadjuddin
Komisaris Independen : Sang Nyoman Suwisma
b. Direksi perusahaan
Presiden Direktur : Christopher Chan Siew Choong
Wakil Presiden Direktur : Budhi Santoso Tanasaleh
Direktur : Tan Enk Ee Directors
Direktur : Irene Chan
Direktur : Catharina Widjaja
Direktur : Hendra Soerijadi
Direktur : Kisyuwono
Direktur : Lin Jong Jeng
Direktur Tidak Terafiliasi : Veli Ilmari Nikkari
Jumlah karyawan perusahaan per tanggal 31 Desember 2008
adalah 11.331 orang.
3. Anak Perusahaan
GT 2005 Bonds B.V. ("GTBonds")
Anak perusahaan yang bertempat di Belanda ini bergerak dalam
perdagangan umum dan keuangan.
PT Prima Sentra Megah (PSM)
Perusahaan ini bertempat di Jakarta dan bergerak dalam bidang
perdagangan umum.
GTT Netherlands B.V. ("GTTN")
Perusahaan yang bertempat di Belanda ini mempunyai jenis
usaha dalam bidang Perdagangan umum dan keuangan.
4. Kondisi Keuangan Perusahaan
Pada periode Desember 2008 total aktiva perusahaan
meningkat sebesar 3,06 persen atau setara dengan Rp
258.866.000.000, dari tahun 2007 sebesar Rp 8.454.693.000.000
meningkat menjadi Rp 8.713.559.000.000 pada akhir tahun 2008.
Penambahan total aktiva ini terjadi karena adanya peningkatan yang
cukup signifikan dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
Tabel 5. Ringkasan neraca PT Gajah Tunggal Tbk, Periode 2007-2008. (dalam jutaan Rupiah)Komponen 2007 2008
Aktiva lancar 3.044.711 3.359.456Aktiva tidak lancar 5.095.237 5.668.848Total aktiva 8.454.693 8.713.559Kewajiban lancar 1.560.032 2.071.221Kewajiban tidak lancar 4.508.847 4.992.913Total kewajiban 6.068.879 7.064.134Ekuitas 2.385.814 1.649.425Total ekuitas dan kewajiban 8.454.693 8.713.559
Aktiva lancar periode Desember 2008 meningkat sebesar
10,34 persen atau setara dengan Rp 314.745.000.000. Aktiva lancar
pada Desember 2007 sebesar Rp 3.044.711.000.000 menjadi Rp
3.359.456.000.000 pada akhir tahun 2008. Sedangkan aktiva tidak
lancar meningkat sebesar 11,26 persen senilai dengan Rp
573.611.000.000, dari Rp 5.095.237.000.000 pada Desember 2007
menjadi Rp 5.668.848.000.000 pada akhir tahun 2008.
Penambahan aktiva ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Total kewajiban PT Gajah Tunggal juga mengalami
peningkatan pada Desember 2008 sebesar 16,40 persen atau setara
dengan Rp 995.255.000.000 dari Rp 6.068.879.000.000 meningkat
menjadi Rp 7.064.134.000.000. Peningkatan total kewajiban ini
terjadi karena adanya peningkatan kewajiban lancar sebesar 32,77
persen, dan kewajiban tidak lancar sebesar 7,07 persen. Sedangkan
pada ekuitas terjadi penurunan sebesar 30,87 persen dari tahun
2007. Lebih jelasnya peningkatan dan penurunan total kewajiban
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 6. Ringkasan laporan laba/rugi PT Gajah Tunggal Tbk, Periode Juni 2007 - 2008. (dalam jutaan Rupiah)
Komponen 2007 2008Penjualan bersih 6.659.854 7.963.473 Beban penjualan dan usaha 5.995.105 7.382.120Laba/rugi usaha 664.749 581.353Pendapatan/Beban lain-lain (541.121) (1.279.475)Bagian laba (rugi)atas hasil bersih perusahaan
16.693 (76.077)
Laba/rugi sebelum pajak 140.321 (774.199)Beban pajak (49.480) 149.411Laba/rugi bersih 90.841 (624.788)
Pada tahun 2008 PT Gajah Tunggal Tbk, mengalami
kerugian bersih sebesar Rp 624.788.000.000, sedangkan pada tahun
2007 perusahaan menghasilkan laba sebesar Rp 90.841.000.00.
Kerugian ini terjadi karena adanya pengaruh krisis global di tahun
2008, salah satunya yaitu adanya kerugian yang cukup besar dari
selisih kurs. Kerugian selisih kurs ini meningkat tajam sebesar
495,13 persen dari tahun 2007 sebesar Rp 132.131.000.000
meningkat menjadi Rp 786.384.000.000. Kerugian selisih kurs ini
merupakan bagian dari beban lain-lain yang mengurangi laba usaha.
Pengaruh naiknya kerugian kurs mengakibatkan beban lain-lain
juga meningkat sebesar 136 persen atau setara dengan Rp
738.354.000.000, dari Rp 541.121.000.000 pada tahun 2007
meningkat menjadi Rp 1.279.475.000.000 pada tahun 2008.
4.2. Perhitungan EVA
4.2.1. PT Multistrada Arah Sarana Tbk,
1. Biaya Modal Saham
Berdasarkan data bulanan harga saham periode 2007-2008
PT Multisrada memiliki beta (β) berturut-turut 0,44 dan 0,83. Hal
ini menunjukkan bahwa PT Multistrada Tbk, memiliki resiko yang
lebih kecil dari resiko pasar, karena perusahaan memiliki nilai beta
(β) berturut-turut kurang dari satu.
Pada periode 2007-2008 rata-rata tingkat pengembalian
pasar yang diharapkan/E(Rm) masing-masing sebesar 3,689 persen
dan negatif (5,102) persen. Rata-rata tingkat suku bunga SBI
perbulan pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing adalah sebesar
8,6 persen dan 9,12 persen. Dari hasil tingkat pengembalian pasar
dan suku bunga SBI di atas, maka diperoleh biaya modal saham
(Ke) PT Multistrada tahun 2007 dan 2008 masing-masing sebesar
6,458 persen dan negatif (2,631) persen. Pada tahun 2008 biaya
modal saham (Ke) memiliki nilai yang negatif, hal ini terjadi karena
adanya penurunan IHSG yang tajam pada periode akhir 2008
dampak dari krisis ekonomi global.
2. Biaya Hutang
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan tahun 2007 dan
2008, Perusahaan memiliki persentase beban bunga terhadap
hutang jangka panjang yang cenderung meningkat. Tahun 2007
perusahaan memiliki nilai nominal beban bunga sebesar Rp
36.859.349.122 atau 15,17 persen dari nilai nominal hutang.
Sedangkan pada tahun 2008 nilai beban bunga meningkat menjadi
Rp 47.197.622.878 atau 11,64 persen dari nilai nominal hutang.
Selama tahun 2007-2008 hutang PT Multistrada mengalami
kenaikan sebesar 31 persen dari hutang sebesar Rp
242.959.855.517 pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp
705.408.182.337 pada tahun 2008. Dari nilai beban bunga dan
hutang jangka panjang di atas dapat diperoleh biaya modal hutang
(Kd) Multistrada pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing adalah
6,95 persen dan 7,80 persen.
3. EVA
Perusahaan memiliki nilai rata-rata biaya modal tertimbang
(WACC) selama periode 2007 dan 2008 adalah masing-masing
sebesar 5,56 persen dan negatif (0,09) persen. Penurunan nilai
WACC ini disebabkan adanya penurunan pada biaya pengembalian
saham.
Perusahaan pada tahun 2008 mengalami penurunan laba
operasi bersih setelah pajak (NOPAT) sebesar 24,06 persen dari
tahun sebelumnya sebesar Rp 66.063.844.905 menjadi Rp
50.171.153.806 pada tahun 2008. Penurunan ini terjadi karena laba
bersih yang dimiliki perusahaan mengalami penurunan yang tinggi
mencapai 90 persen dari Rp 29.204.495.783 pada tahun 2007
menjadi Rp 2.973.530.928 pada tahun 2008.
Modal yang di investasikan (IC) perusahaan pada tahun
2008 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 9,75
persen, dari Rp 1.524.126.473.981 pada tahun 2007 meningkat
menjadi Rp 1.672.691.622.563 pada tahun 2008. Peningkatan
modal ini terjadi karena adanya kenaikan yang cukup tinggi pada
ekuitas perusahaan sebesar 67 persen selama periode 2007-2008.
Berdasarkan hasil analisis dari laporan keuangan, PT
Multistrada Tbk pada tahun 2007 memiliki nilai EVA yang negatif
(kurang dari nol) yaitu sebesar RP 18.698.277.623,57. Hal ini
menunjukkan bahwa di dalam perusahaan Multistrada pada tahun
2007 tidak terjadi nilai tambah, dan kinerja keuangan perusahaan
kurang baik. Nilai EVA yang negatif ini menunjukkan bahwa laba
perusahaan yang tersedia tidak mampu melebihi harapan investor
dan perusahaan tidak dapat mengembalikan pinjaman dari kreditur.
Sedangkan pada tahun 2008 perusahaan ini memiliki nilai EVA
yang positif yaitu Rp 42.698.678.047,70. hal ini , menunjukkan
bahwa pada tahun 2008 perusahaan mengalami peningkatan kinerja
dari tahun sebelumnya. Nilai EVA yang positif ini menunjukkan
adanya proses pertambahan nilai di dalam perusahaan, ini berarti
laba yang dihasilkan perusahaan sudah melebihi harapan investor
dan perusahaan dapat mengembalikan pinjaman kreditur serta dapat
menganggarkan pemberian bonus bagi para karyawan.
Nilai EVA pada tahun 2008 meningkat tajam dari tahun
sebelumnya, peningkatan ini terjadi karena biaya modal yang
dimiliki perusahaan memiliki nilai negatif yang diakibatkan dari
harga saham yang menurun, sehingga nilai EVA-nya bertambah.
Untuk lebih jelasnya peningkatan nilai EVA dan komponenya
dapat dilihat dilihat pada Gambar 2.
-1000
-800
-600
-400
-200
0
200
400
600
800
1000
2007 2008
periode
Ru
pia
h (
mil
yar
)
NOPAT
COC
EVA
Gambar 2. Grafik NOPAT, biaya modal dan EVA PT Multistrada Arah sarana Tbk, periode 2007-2008.
Nilai EVA yang negatif terjadi dikarenakan nilai NOPAT
yang lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk setiap modal yang dipakai. Pada
periode 2007 nilai NOPAT perusahaan memiliki nilai yang negatif,
sehingga berpengaruh terhadap hasil EVA yang negatif. Untuk
menghasilkan EVA yang positif, perusahaan harus menghasilkan
NOPAT selama periode 2007 harus lebih dari Rp
84.762.122.528,57.
4.2.2. PT Gajah Tunggal Tbk,
1. Biaya Modal Saham
Berdasarkan data bulanan harga saham periode 2007-2008
PT Gajah Tunggal memiliki beta (β) berturut-turut 0,65 dan 1,36.
Hal ini menunjukkan bahwa PT Gajah Tunggal Tbk, pada tahun
2007 memiliki resiko yang lebih kecil dari resiko pasar, karena
perusahaan memiliki nilai beta (β) yang kurang dari satu.
Sedangkan pada tahun 2008 perusahaan memiliki resiko yang lebih
besar dari resiko pasar, karena memiliki nilai Beta (β) lebih dari
satu.
Pada periode 2007-2008 rata-rata tingkat pengembalian
pasar yang diharapkan/E(Rm) masing-masing sebesar 3,689 persen
dan negatif (5,102) persen. Rata-rata tingkat suku bunga SBI
perbulan pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing adalah sebesar
8,6 persen dan 9,12 persen. Dari hasil tingkat pengembalian pasar
dan suku bunga SBI diatas, diperoleh biaya modal saham (Ke) PT
Multistrada tahun 2007 dan 2008 masing-masing sebesar 5,397
persen dan negatif (10,175) persen. Pada tahun 2008 biaya modal
saham (Ke) memiliki nilai yang negatif, hal ini terjadi karena
adanya penurunan IHSG yang tajam pada periode akhir 2008
akibat terjadinya krisis ekonomi global.
2. Biaya Hutang
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan tahun 2007 dan
2008, Perusahaan memiliki persentase beban bunga terhadap
hutang jangka panjang yang cenderung meningkat. Tahun 2007
perusahaan memiliki nilai nominal beban bunga sebesar Rp
411.503.000.000 atau 9,13 persen dari nilai nominal hutang.
Sedangkan pada tahun 2008 nilai beban bunga meningkat sebesar
13 persen menjadi Rp 462.994.000.000 atau 9,27 persen dari nilai
nominal hutang.
Selama tahun 2007-2008 hutang PT Gajah Tunggal
mengalami kenaikan sebesar 10,74 persen dari hutang sebesar Rp
4.508.847.000.000 pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp
4.992.913.000.000 pada tahun 2008. Dari nilai beban bunga dan
hutang jangka panjang di atas dapat diperoleh biaya modal hutang
(Kd) Gajah Tunggal pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing
adalah 5,91 persen dan 7,48 persen.
3. EVA
Perusahaan memiliki nilai rata-rata biaya modal tertimbang
(WACC) selama periode 2007 dan 2008 adalah berturut-turut
sebesar 4,67 persen dan 2,36 persen. Penurunan nilai WACC
disebabkan adanya penurunan pada biaya pengembalian saham.
Perusahaan selama periode 2007 memiliki nilai laba
operasi bersih setelah pajak (NOPAT) sebesar Rp 502.344.000.000
dengan nilai laba bersihnya sebesar Rp 90.841.000.000. Pada
tahun 2008 perusahaan mengalami kerugian bersih sebesar Rp
624.788.000.000, sehingga NOPATnya pun mengalami
mengalami penurunan/kerugian yang besar dari tahun sebelumnya
sebesar Rp 161.794.000.000 pada akhir 2008. Kerugian dari
pendapatan bersih ini dikarenakan adanya kerugian selisih kurs
yang besar dampak dari krisis ekonomi global.
Modal yang di investasikan (IC) perusahaan pada tahun
2008 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 4,48
persen, dari Rp 6.628.959.000.000 pada tahun 2007 turun menjadi
Rp 6.331.848.000.000 pada tahun 2008. Penurunan modal ini
terjadi karena adanya penurunan pada ekuitas sebesar 30,87 persen
selama periode 2007-2008.
Berdasarkan hasil analisis, PT Gajah Tunggal Tbk pada
tahun 2007 memiliki nilai EVA yang positif yaitu sebesar Rp
192.512.501.327,33. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2007
di dalam perusahaan Multistrada terjadi nilai tambah, dan kinerja
keuangan perusahaan baik, karena perusahaan mampu memenuhi
harapan investor dan kreditur. Sedangkan pada tahun 2008
perusahaan mempunyai nilai EVA yang negatif yaitu sebesar Rp
311.345.601.825,395. Nilai EVA yang negatif menunjukkan
bahwa laba perusahaan yang tersedia tidak mampu melebihi
harapan investor dan perusahaan tidak dapat mengembalikan
pinjaman dari kreditur.
Penurunan nilai EVA pada tahun 2008 ini terjadi karena
adanya kerugian bersih akibat dari kerugian selisih kurs. Hal ini
pula menunjukan adanya penurunan kinerja perusahaan pada tahun
2008. Penurunan nilai EVA yang di ikuti oleh NOPAT dapat
dilihat pada Gambar 3.
(400)
(300)
(200)
(100)
-
100
200
300
400
500
600
2007 2008
Periode
Ru
pia
h (
mil
yar)
NOPAT
COC
EVA
Gambar 3. Grafik NOPAT, biaya modal dan EVA PT Gajah Tunggal Tbk, periode 2007-2008.
Nilai EVA yang negatif pada tahun 2008 terjadi
dikarenakan nilai NOPAT yang dihasilkan negatif dibandingkan
dengan rata-rata biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
setiap modal yang dipakai, sehingga berpengaruh terhadap hasil
EVA yang negatif. Untuk menghasilkan EVA yang positif,
perusahaan harus menghasilkan NOPAT selama periode 2008
harus lebih dari Rp 149.551.601.825,40.
4.3. Ringkasan Perhitungan EVA
Dari kedua perusahaan otomotif go publik yang dapat dilihat dari
kinerja keuangan perusahaan dengan metode EVA, kedua perusahaan
tersebut memiliki nilai EVA yang positif dan negatif. PT multistrada tbk,
pada tahun 2007 memiliki nilai yang negatif dan pada tahun 2008 kinerja
perusahaan meningkat sehingga nilai EVA nya menjadi positif. Peningkatan
ini dipengaruhi oleh biaya modal yang negatif, sehingga menambah pada
nilai EVA.
Berbeda dengan PT Multistrada, PT Gajah Tunggal Tbk memiliki nilai
EVA positif pada tahun 2007 sebelum adanya krisis global, dan pada tahun
2008 kinerja perusahaan menurun karena nilai EVA yang dihasilkan kurang
dari nol (negatif) yang artinya laba bersih perusahaan tidak mampu
memenuhi harapan investor, nilai EVA yang negatif ini dikarenakan laba
operasi setelah pajak (NOPAT) yang dimiliki perusahaan tersebut lebih kecil
dari biaya modal yang dihasilkan. Dari kedua perusahaan tersebut PT
Multistrada Tbk mempunyai kinerja yang baik dibandingkan dengan PT
gajah tunggal, karena PT Multistrada pada tahun 2008 mengalami
peningkatan nilai EVA dari tahun sebelumnya meskipun pada tahun tersebut
terjadi krisis ekonomi global. Sedangkan kinerja PT Gajah Tunggal Tbk bisa
dikatakan kurang baik, karena perusahaan mengalami penurunan nilai EVA
yang drastis pada tahun 2008 dampak dari krisis ekonomi global. Untuk itu
perusahaan perlu melakukan strategi untuk meningkatkan kinerja
perusahaannya. Strategi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kinerjanya,
perusahaan harus bisa meningkatkan laba operasi tanpa menambah modal,
mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai perusahaan
(activity non value added) dan menambah kegiatan-kegiatan yang menambah
nilai perusahaan (activity value added).
Tabel 7. Ringkasan perhitungan EVA PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode 2007-2008.Komponen 2007 2008
Resiko (β) perusahaan 0,086 0,091 Hutang 242.959.855.517 405.408.182.337 Ekuitas 1.287.941.741.016 1.284.796.459.194 Invested Capital (IC) 1.524.126.473.981 1.672.691.622.563 Proporsi Hutang (Wd) 13,50% 17,04%Proporsi ekuitas (We) 71,59% 54,01%biaya saham (Ke) 6,46% -2,63%biaya hutang (Kd*) 6,95% 7,80%WACC 5,56% -0,09%NOPAT 66.063.844.905 50.171.153.806 Biaya Modal 84.762.122.528,57 (1.525.413.902,298)EVA (18.698.277.623,57) 51.696.567.708,298
Tabel 8. Ringkasan perhitungan EVA PT Gajah Tunggal Tbk, periode 2007-2008.
Komponen 2007 2008Resiko (β) perusahaan 0,652 1,357 Hutang RP 4.508.847.000.000 Rp 4.992.913.000.000 Ekuitas Rp 2.385.814.000.000 Rp 1.649.425.000.000 Invested Capital (IC) Rp 6.628.959.000.000 Rp 6.331.848.000.000 Proporsi Hutang (Wd) 53,33% 57,30%Proporsi ekuitas (We) 28,22% 18,93%biaya saham (Ke) 5,40% -10,18%biaya hutang (Kd*) 5,91% 7,48%WACC 4,67% 2,36%NOPAT Rp 502.344.000.000 Rp (161.794.000.000)Biaya Modal Rp 309.831.498.672,67 Rp 149.551.601.825,395 EVA Rp 192.512.501.327,33 Rp (311.345.601.825,395)
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan metode
EVA, dari dua perusahaan yang dianalisis terdapat satu perusahaan yang
memiliki kinerja keuangan yang baik dengan kata lain telah memenuhi harapan
investor dan kreditur serta bagi manajemen perusahaan itu sendiri yaitu PT
Multistrada Tbk, karena pada tahun 2008 PT Multistrada mengalami
peningkatan kinerja keuangan lebih baik dari tahun 2007 yang memiliki nilai
EVA negatif meningkat menjadi positif pada tahun 2008, walaupun pada akhir
tahun tersebut terjadi krisis ekonomi global. Berbeda dengan PT Multistrada,
PT Gajah Tunggal Tbk memiliki penurunan kinerja pada tahun 2008. Pada
tahun 2007 perusahaan memiliki nilai EVA yang positif, akan tetapi pada akhir
tahun nilai EVA menurun menjadi negatif, karena adanya kerugian yang cukup
besar akibat dari krisis ekonomi global.
Dengan melihat data keuangan perusahaan, PT Multistrada Tbk
merupakan perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Hal ini
dikarenakan PT Multistrada mengalami peningkatan kinerja keuangan pada
tahun 2008 dan tidak terlalu terpengaruh oleh krisis ekonomi global, sehingga
dapat menarik dimata para investor, dibandingkan dengan PT Gajah Tunggal
Tbk yang mengalami penurunan kinerja pada tahun 2008.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk investor dan perusahaan otomotif yang
terdaftar di BEI dalam memperbaiki kinerja keuangan perusahaan, antara lain :
a. Metode EVA ini bisa menjadi pertimbangan bagi investor untuk
mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan yang akan dibeli sahamnya.
b. Berdasarkan analisis EVA PT Multistrada Tbk, merupakan perusahaan
yang tepat bagi investor untuk menanam sahamnya, karena memiliki
kinerja keuangan yang baik dibandingkan PT Gajah Tunggal Tbk.
c. Bagi perusahaan otomotif yang menghasilkan nilai EVA negatif yaitu PT
Gajah Tunggal Tbk, sebaiknya menjalankan strategi untuk meningkatkan
laba perusahaan tanpa menambah biaya modal dan menghilangkan
kegiatan - kegiatan yang menyebabkan berkurangnya nilai perusahaan.
d. Untuk menyempurnakan analisis pengukuran kinerja perusahaan, investor
ataupun peneliti selanjutnya bisa mengkombinasikan alat analisis
Economic Value Added (EVA) dengan Market Value added (MVA).
e. Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan
dan menghitung expected return investor untuk tahun selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
“Kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM tidak serta merta meningkatkan penjualan kendaraan. Beberapa kendala masih menghadang, terutama tingginya suku bunga dan pelemahan rupiah. Saham sektor otomotif pun terancam muram” http://inilah.com, [09 januari 2009].
Keown, A. J . 2004. Manajemen Keuangan: prinsip-prinsip dan aplikasi. Edisi 9.PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia : Jakarta.
Ningrum, A P. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Go Publik dengan Metode Eonomic Value Added (EVA). Skripsi padaDepartemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nordiawan, D. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta
[PT Gajah Tunggal Tbk]. 2009. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Informasi Tambahan untuk Tahun-Tahun yang Berakhir 31 Desember 2008 dan 2007 dan Laporan Auditor . Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
[PT Multistrada Arah Sarana Tbk]. 2009. Laporan Keuangan Beserta Laporan Auditor Independen 31 Desember 2008 dan 2007 dan Laporan Auditor . Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Sartono, A. 1997. Manajemen Keuangan. Edisi 3. BPFE:Yogyakarta.
Supiani, D. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode Eonomic Value Added (EVA) (Studi Kasus pada BUMN Go Public). Skripsi padaDepartemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tunggal, A W. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA) teori, soal dan kasus. Harvarindo. Jakarta.
Utomo, L L. 1999. Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 1 No 1.http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/.[Februari 2009]
Weston, J.F. dan E, Thomas. 1990. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Erlangga: Jakarta.
Widyakusuma, R. 2007. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Operating Cashflow dan Operating Income Terhadap Return Saham (Studi empiris pada perusahaan manufaktur dan perbankan Bursa Efek Jakarta 2004-2006). Skripsi pada Program Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wikipedia. Industri Otomotif. http//id.wikipedia.org// Industri_otomotif.htm. [Januari 2009].
www.idx.co.id. 2009. Perusahaan Otomotif.
Young, S. D and S. E. O’byrne. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai: Panduan Praktis untuk Implementasi. Salemba Empat. Jakarta.
LAMPIRAN
PT MULTISTRADA ARAH SARANA TbkLAPORAN LABA RUGI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal31 Desember 2008 dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT MULTISTRADA ARAH SARANA TbkSTATEMENTS OF INCOME Years
EndedDecember 31, 2008 and 2007
(Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Catatan/2008 Notes 2007
PENJUALAN BERSIH 1.333.604.315.215 2,17,21,25 898.334.865.525 NET SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN 1.042.904.470.596 2,5,18,23 739.853.940.247 COST OF GOODS SOLD
LABA KOTOR 290.699.844.619 158.480.925.278 GROSS PROFIT
BEBAN USAHA 2,19 OPERATING EXPENSES Penjualan67.782.553.361 35.284.187.885 Selling Umum dan
administrasi 46.512.345.000 32.518.057.345 General and administrative
Jumlah beban usaha 114.294.898.361 67.802.245.230 Total operating expenses
LABA USAHA 176.404.946.258 90.678.680.048 INCOME FROM OPERATIONS
PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME/(EXPENSES) Penghasilan bunga 752.055.576 1.145.146.315 Interest income Rugi bersih
selisih kurs (118.533.506.379) 2,24 (4.687.728.020) Net loss on foreign exchange Interestexpenses and
Beban bunga dan keuangan lainnya (47.197.622.878) 2,9,12 (36.859.349.122) other financing chargesHasil bersih pemeriksaan pajak Net tax assessments and beserta denda (3.426.871.272) - penalties Amortisasi
beban hutang bank Amortization of prepaid dibayar dimuka (1.434.414.190) 2 (5.967.516.248) bank loan expenses
Lain-lain, bersih (71.276.288) (732.729.713) Others, net
Beban lain-lain, bersih (169.911.635.431) (47.102.176.788) Other expenses, net
LABA SEBELUM BEBAN INCOME BEFORE INCOMEPAJAK PENGHASILAN 6.493.310.827 43.576.503.260 TAX EXPENSE
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2,11 INCOME TAX EXPENSE Tahun berjalan (2.208.332.750) (10.102.774.852) Current Tangguhan (1.311.447.149) (4.269.232.625) Deferred
JUMLAH BEBANPAJAK PENGHASILAN (3.519.779.899) (14.372.007.477) TOTAL INCOME TAX EXPENSE
LABA BERSIH 2.973.530.928 2,20 29.204.495.783 NET INCOME
LABA PER SAHAM DASAR 0,5 2,20 5,7 BASIC EARNINGS PER SHARE
Lampiran 1. Laporan laba/rugi konsolidasi PT Multistrada Tbk, Desember 2008 dan 2007.
Lampiran 2. Laporan Laba/rugi konsolidasi PT Gajah Tunggal Tbk, periode Desember 2008 dan 2007.
PT. GAJAH TUNGGAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT. GAJAH TUNGGAL Tbk AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2008 AND 2007
Catatan/2008 Notes 2007
Rp'Juta/ Rp'Juta/ Rp'Million Rp'Million
PENJUALAN BERSIH 7.963.473 3e,3q,27,33 6.659.854 NET SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN 6.828.388 3e,3q,28,33 5.484.650 COST OF
SALES LABA KOTOR 1.135.085 1.175.204 GROSS
PROFIT
BEBAN USAHA 3q,29 OPERATING EXPENSESPenjualan 308.409 303.556 SellingUmum dan administrasi 245.323 206.899 General and administrative Jumlah Beban Usaha 553.732 510.455 Total Operating Expenses LABA USAHA 581.353 664.749 INCOME FROM OPERATIONS PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (CHARGES) Penghasilan bunga 12.329 3q 16.366 Interest incomeBeban penyisihan penurunan nilai Provision for decline in value
of persediaan (40.597) 3j,7 - inventories
Beban bunga dan keuangan (462.994) 3n,30 (411.503) Interest expense and financial chargesKerugian kurs mata uang asing - bersih (786.364) 3d (132.131) Loss on foreign exchange - netLain-lain - bersih (1.849) (13.853) Others - net
Beban Lain-lain - Bersih (1.279.475) (541.121) Other Charges - Net
BAGIAN LABA (RUGI) BERSIH PERUSAHAAN EQUITY IN NET INCOME (LOSS)OF ASOSIASI (76.077) 3h,10 16.693 ASSOCIATED COMPANY
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (774.199) 140.321 INCOME (LOSS) BEFORE TAX
MANFAAT (BEBAN) PAJAK - BERSIH 3r,31 TAX BENEFIT (EXPENSE) - NETPajak kini (2.321) (59.237) Current taxPajak tangguhan 151.732 9.757 Deferred tax
Manfaat (Beban) Pajak - Bersih 149.411 (49.480) Tax benefit (Expense) - Net
LABA (RUGI) BERSIH (624.788) 90.841 NET INCOME (LOSS)
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 3s,32 BASIC EARNINGS (LOSS) PER SHARE(dalam Rupiah penuh) (179) 29 (In full Rupiah)
Lampiran 3. Perhitungan tingkat pengembalian saham bulanan PT Multistrada Arah Sarana Tbk, periode 2007-2008.
2007 2008Bulan
Pit Pit-t Dt Rit Pit Pit-t Dt RitJanuari 220 215 0 0,02326 225 215 0 0,04651Februari 225 220 0 0,02273 264 225 0 0,17333Maret 240 225 0 0,06667 245 264 0 -0,072April 225 240 0 -0,0625 240 245 0 -0,0204Mei 235 225 0 0,04444 235 240 0 -0,0208Juni 245 235 1 0,04681 225 235 0 -0,0426Juli 235 245 0 -0,0408 245 225 1 0,09333Agustus 200 235 0 -0,1489 220 245 0 -0,102September 225 200 0 0,125 195 220 0 -0,1136Oktober 230 225 0 0,02222 140 195 0 -0,2821November 196 230 0 -0,1478 135 140 0 -0,0357Desember 215 196 0 0,09694 143 135 0 0,05926Rt 0,004 -0,0264
Lampiran 4. Perhitungan tingkat pengembalian saham bulanan PT Gajah Tunggal Tbk, periode 2007-2008
2007 2008Bulan
Pit Pit-t Dt Rit Pit Pit-t Dt RitJanuari 570 580 0 -0,0172 420 490 0 -0,1429Februari 540 570 0 -0,0526 420 420 0 0Maret 510 540 0 -0,0556 375 420 0 -0,1071April 540 510 0 0,05882 315 375 0 -0,16Mei 570 540 0 0,05556 485 315 0 0,53968Juni 600 570 0 0,05263 420 485 0 -0,134Juli 590 600 5 -0,0083 430 420 5 0,03571Agustus 520 590 0 -0,1186 390 430 0 -0,093September 530 520 0 0,01923 300 390 0 -0,2308Oktober 550 530 0 0,03774 204 300 0 -0,32November 495 550 0 -0,1 179 204 0 -0,1225Desember 490 495 0 -0,0101 200 179 0 0,11732Rt -0,0115 -0,0515
Lampiran 5. Perhitungan tingkat pengembalian pasar bulanan periode 2007-2008
2007 2008Bulan
IHSGt IHSGt-1 Rmt IHSGt IHSGt-1 RmtJanuari 1.757,26 1.805,52 (0,0267) 2627,25 2745,83 -0,0432Februari 1740,97 1.757,26 (0,0093) 2721,94 2627,25 0,03604Maret 1830,92 1740,97 0,0517 2447,3 2721,94 -0,1009April 1999,17 1830,92 0,0919 2304,52 2447,3 -0,0583Mei 2084,32 1999,17 0,0426 2444,35 2304,52 0,06068Juni 2139,28 2084,32 0,0264 2349,1 2444,35 -0,039Juli 2348,67 2139,28 0,0979 2304,51 2349,1 -0,019Agustus 2194,34 2348,67 (0,0657) 2165,94 2304,51 -0,0601September 2359,21 2194,34 0,0751 1832,51 2165,94 -0,1539oktober 2643,49 2359,21 0,1205 1256,7 1832,51 -0,3142November 2688,33 2643,49 0,0170 1241,54 1256,7 -0,0121Desember 2745,83 2688,33 0,0214 1355,41 1241,54 0,09172
Lampiran 6. Tingkat rata-rata suku bunga SBI bulanan tahun 2007-2008
2007 2008Bulan SBI Bulan SBI
Januari 9,50% Januari 10,94%Februari 9,25% Februari 11,21%Maret 9,00% Maret 10,70%April 9,00% April 9,53%Mei 8,75% Mei 9,27%Juni 8,50% Juni 9,07%Juli 8,25% Juli 8,59%Agustus 8,25% Agustus 8,26%September 8,25% September 7,98%Oktober 8,00% Oktober 7,95%November 8,25% November 7,94%Desember 8,25% Desember 8,00%rata-rata 8,60% rata-rata 9,12%
Lampiran 7. Perhitungan biaya saham (Ke) perusahaan otomotif tahun 2007-2008
kov E(Rm) varian Rf Beta (β) MRp Ke
Masa2007 0,0013044 0,03689 0,0030 8,60% 0,4361 -0,0491 6,46%2008 0,0094393 -0,051 0,011 9,12% 0,82622 -0,1422 -2,63%
GJTL2007 0,0019507 0,03689 0,0030 8,60% 0,65217 -0,0491 5,40%2008 0,0154998 -0,051 0,011 9,12% 1,35669 -0,1422 -10,18%
Lampiran 8. Perhitungan biaya utang perusahaan otomotif (Kd*) periode 2007-2008.
Beban bunga (Rp) Utang jangka panjang (Rp) kd 1-t t Kd*
Masa2007 36.859.349.122 242.959.855.517 0,1517 0,4579376 0,5420624 6,95%2008 47.197.622.878 405.408.182.337 0,1164 0,6701891 0,3298109 7,80%
GJTL2007 411.503.000.000 4.508.847.000.000 0,0913 0,6473799 0,3526201 5,91%2008 462.994.000.000 4.992.913.000.000 0,0927 0,8070122 0,1929878 7,48%
Lampiran 9. Perhitungan Proporsi utang dan ekuitas perusahaan otomotif periode 2007-2008.
Utang jangka panjang (Rp) Ekuitas (Rp) Total aktiva (Rp) Wd We
Masa2007 242.959.855.517 1.287.941.741.016 1.799.172.358.609 0,1350398 0,71585232008 405.408.182.337 1.284.796.459.194 2.379.024.168.134 0,1704094 0,5400519
GJTL2007 4.508.847.000.000 2.385.814.000.000 8.454.693.000.000 0,5332952 0,28218812008 4.992.913.000.000 1.649.425.000.000 8.713.559.000.000 0,573005 0,1892941
Lampiran 10. Perhitungan modal yang di investasikan (Invested Capital/IC) perusahaan otomotif pada tahun 2007-2008
Utang jangka panjang (Rp) Ekuitas (Rp) Utang beban (Rp) IC (Rp)Masa
2007 242.959.855.517 1.287.941.741.016 6.775.122.552 1.524.126.473.981 2008 405.408.182.337 1.284.796.459.194 17.513.018.968 1.672.691.622.563
GJTL2007 4.508.847.000.000 2.385.814.000.000 265.702.000.000 6.628.959.000.000 2008 4.992.913.000.000 1.649.425.000.000 310.490.000.000 6.331.848.000.000
Lampiran 11. Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) perusahaan otomotif periode 2007-2008.
Kd* Wd Ke We WACCMasa
2007 6,95% 0,1350398 0,06458 0,71585 5,56%2008 7,80% 0,1704094 -0,0263 0,54005 -0,09%
GJTL2007 5,91% 0,5332952 0,05397 0,28219 4,67%2008 7,48% 0,573005 -0,1018 0,18929 2,36%
Lampiran 12. Perhitungan laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT) perusahaan otomotif periode 2007-2008.
Laba (rugi) bersih (Rp) Biaya bunga ( Rp) NOPAT (Rp)
MASA2007 29.204.495.783 36.859.349.122 66.063.844.905 2008 2.973.530.928 47.197.622.878 50.171.153.806
GJTL2007 90.841.000.000 411.503.000.000 502.344.000.000 2008 (624.788.000.000) 462.994.000.000 (161.794.000.000)
Lampiran 13. Perhitungan biaya modal (Cost Of Capital/COC) perusahaan otomotif periode 2007-2008.
WACC IC (Rp) COC (Rp)Masa
2007 0,05561 1.524.126.473.981,00 84.762.122.528,57 2008 -0,0009 1.672.691.622.563,00 (1.525.413.902,30)
GJTL2007 0,04674 6.628.959.000.000,00 309.831.498.672,67 2008 0,02362 6.331.848.000.000,00 149.551.601.825,40
Lampiran 14. Perhitungan Economic Value added (EVA) perusahaan otomotif periode 2007-2008.
NOPAT (Rp) COC (Rp) EVA (Rp)Masa
2007 66.063.844.905 84.762.122.528,57 (18.698.277.623,57)2008 50.171.153.806 (1.525.413.902,30) 51.696.567.708,30
GJTL2007 502.344.000.000 309.831.498.672,67 192.512.501.327,33 2008 (161.794.000.000) 149.551.601.825,40 (311.345.601.825,40)
top related