analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat …eprints.ums.ac.id/76357/1/naskah...
Post on 04-Feb-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Twinning Program Fakultas Ekonomi Bisnis dan Fakultas Agama Islam
Oleh :
AGUS EVI YANTI
B 300 152 009 / I 000 152 009
PROGRAM STUDI TWINNING PROGRAM
FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT BAGI HASIL
DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
Abstrak
Tingkat bagi hasil yang diberikan oleh Bank Syariah merupakan salah satu daya tarik
masyarakat untuk menyimpan dana pada produk-produk Bank Syariah. Tingkat bagi hasil
pada bank syariah selalu berubah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat bagi hasil pada bank syariah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah
diantaranya yaitu: Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang menerbitkan Laporan
Keuangan triwulan yang terdaftar di Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan pada tahun
2015 sampai dengan 2018 yang dipublikasikan pada website masing-masing. Metode analisis
data yang akan digunakan adalah Uji Regresi Data panel dengan Metode Common-Constant,
Metode Fixed Effect, Random Effect dan lain lain. Dimana Tingkat Bagi Hasil deposito
Mudharabah sebagai variabel dependen sedangkan Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO), dan Inflasi sebagai variabel independen yang mempengaruhi. Dari hasil regresi data
panel dan pengujian model, dipilih model yang terbaik yaitu model Random Effect. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Non Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Financing to
Deposit Ratio (FDR) dan Inflasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah, sedangkan variabel Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah.
Kata Kunci : tingkat bagi hasil deposito mudharabah, , NPF, FDR BOPO dan Inflasi.
Abstract
The rate for the outcome given by the sharia Bank is one of the public attractions to deposit
funds on the sharia Bank products. The level of yield on sharia banks is always changing, this
is due to several factors affecting the outcome of Sharia banks. This research aims to analyse
the factors that can affect the rate for the result of Mudharabah deposits such as: Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), operating expenses on
revenue Operations (BOPO), and inflation. The population in this research is the sharia Bank
registered with Bank Indonesia. The Data used in this research is the sharia Bank which
publishes the quarterly financial statements registered with Bank Indonesia and the Financial
Services Authority from 2015 to 2018 published on their respective websites. The data
analysis method to be used is the Data regression test panel with Common-Constant methods,
Fixed Effect methods, Random effects and others. Where Mudharabah deposits result rate as
dependent variable while Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), operating cost to operating income (BOPO), and inflation as independent variables
Affect. From the result of the data panel regression and testing model, selected the best model
of the Random Effect model. The results of this study showed that Non Performing Financing
(NPF) has a positive and significant influence on Mudharabah deposit result rate, Financing
to Deposit Ratio (FDR) and inflation has a significant and negative influence on Mudharabah
2
deposit result rate, while the operational cost of operating income (BOPO) variables have no
significant effect on the revenue Mudharabah deposit result rate.
Keywords: mudharabah deposit result rate, NPF, FDR, BOPO and inflation
1. PENDAHULUAN
Bank berperan penting dalam mendorong perekonomian nasional karena bank merupakan
pengumpul dana dari surplus unit dan penyalur kredit kepada defisit unit, tempat menabung
yang efektif dan produktif bagi masyarakat, serta memperlancar lalu lintas pembayaran bagi
semua sektor perekonomian (Malayu SP. Hasibuan, 2005: 3). Berdasarkan Pasal 5 Undang-
Undang No.10 Tahun 1998, tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat. Kedua jenis bank tersebut dalam menjalankan kegiatan
usahanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bank konvensional dan bank dengan prinsip
syariah. UU yang mengatur kehadiran bank syariah di Indonesia adalah UU N0.7 tahun 1992
tentang Perbankan. UU ini belum secara eksplisit mengatur mengenai bank syariah tetapi
yang tertera adalah diperkenankannya kehadiran bank dengan prinsip bagi hasil, serta diikuti
dengan keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan
prinsip bagi hasil. Perkembangan bank syariah pasca kehadiran UU No. 7 tahun 1992 masih
sangat lambat. Hal ini terlihat dari jumlah bank syariah yang tidak bertambah semenjak
kehadiran Bank Muamalat Indonesia (Rianto, 2012).
Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan
menjauhi praktik riba, untuk diisi dengan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dari
pembiayaan perdagangan. Industri perbankan syariah merupakan bagian dari sistem
perbankan nasional yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Peranan
perbankan syariah secara khusus antara lain sebagai perekat nasionalisme baru, artinya
menjadi fasilitator jaringan usaha ekonomi kerakyatan, memberdayakan ekonomi umat,
mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, mendorong pemerataan pendapatan, dan
peningkatan efisiensi mobilitas dana (Muhamad, 2005:16).
Bank Syariah juga berfungsi sebagai penghimpun dana dari nasabah dan penyalur
dana bagi kegiatan sektor riil. Salah satu dasar hukum yang digunakan adalah mudharabah.
Mudharabah dijadikan landasan hukum untuk produk deposito mudharabah yang bertujuan
menghimpun dana nasabah dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan mudharabah.
Kedua produk tersebut ditawarkan dengan skema bagi hasil. Pada deposito mudharabah,
nasabah sebagai shahibul maal akan memperoleh nisbah sesuai keuntungan bank. Pada
3
pembiayaan mudaharabah, bank sebagai shahibul maal akan memperoleh nisbah sesuai
dengan keuntungan mudharib.
Bank Syariah itu sendiri hadir untuk merespon kegiatan bank konvensional yang
menggunakan system bunga. Dalam islam bunga dipandang system yang timpang karena
cenderung menguntungkan kaum kapitalis dan kaum hartawan. Karena itu, Muhammad
(2009) mengatakan bahwa bank yang menggunakan sistem bunga harus ditolak karena
disamping tidak Islami juga karena paradigma yang dijadikan landasan operasionalnya tidak
manusiawai dan tidak adil. Hal ini sesuai dengan Al-qur’an dalam Qs. Ali Imran ayat 130
yang artinya sebagai betikut :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan hasil riba yang berlipat ganda.
Takwalah kamu kepada Allah agar kamu memperoleh kebahagian.” (Qs. Ali Imran 130).
Secara filosofis bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah
riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu
tantangan yang dihadapi dunia Islam. Oleh karena itu, didirikan mekanisme perbankan yang
bebas bunga (bank Syariah).
Mengingat begitu pentingnya fungsi dan peranan perbankan syariah di Indonesia,
maka pihak bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan dengan
prinsip syariah yang sehat dan efisien. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat
untuk mengukur kinerja suatu bank (Syofyan, 2002). Menurut Karya dan Rakhman, tingkat
profitabilitas bank syariah di Indonesia merupakan yang terbaik di dunia diukur dari rasio
laba terhadap asset (ROA), baik untuk kategori bank yang full fledge maupun untuk kategori
Unit Usaha Syariah.
Menurut Almilia dan Herdinigtyas (2005) rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional. Rasio yang semakin
meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional
dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena
bank kurang efisien dalam mengelola usahanya (Panco, 2008). Hal ini dapat menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara BOPO dengan tingkat bagi hasil deposito yang akan
dibagikan oleh bank syariah.
Tingginya tingkat bagi hasil yang ditawarkan perbankan syariah tidak terlepas dari
besarnya tingkat pembiayaannya dan kualitas aset bank yang dapat dilihat dari tingkat
Financing to Deposits Ratio (FDR). Dapat diketahui bahwa semakin tinggi rasio Financing
4
to Deposits Ratio (FDR) mengindikasikan tingkat pembiayaan yang tinggi dan ini berdampak
pada meningkatnya return yang akan dihasilkan dari pembiayaan. Hal tersebut secara
otomatis akan meningkatkan tingkat bagi hasil.
Inflasi merupakan salah satu masalah dalam perekonomian yang selalu dihadapi oleh
setiap Negara. Dalam menghadapi tingkat inflasi Saekhu (2015) mengungkapkan bahwa
perbankan syariah menghadapi masalah dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Dengan adanya kenaikan pada tingkat inflasi akan meningkatkan suku bunga deposito.
Sehingga suku bunga deposito di perbankan konvensional lebih tinggi dan menarik daripada
return dari perbankan syariah. Hal ini tentu menunjukkan bahwa inflasi dapat berpengaruh
terhadap kondisi kinerja keuangan perbankan syariah
Prinsip bagi hasil merupakan landasan pertama bagi produk pembiayaan mudharabah
dan musyarakah, prinsip dasar inilah yang membedakan antara bank syariah dan bank
konvensional. Prinsip bagi hasil di Indonesia diterapkan dengan menggunakan dua metode
yaitu profit sharing dan revenue sharing, Profit sharing menggunakan basis perhitungan
berupa laba yang diperoleh mudharib dalam mengelola usahanya, sedangkan revenue sharing
menggukan basis perhitungan berupa pendapatan yang diperoleh mudharib. (Muhammad ,
2012:96)
Deposito Mudharabah adalah salah satu alternative investasi pada perbankan syariah
yang ditawarkan dengan menggunakan profit sharing. Profit sharing menekankan bahwa
deposito yang ditabung oleh nasabah nantinya akan digunakan untuk pembiayaan pada bank
syariah, kemudian hasil atau keuntungan yang didapat akan dibagi menurut nisbah yang
disepakati bersama. Jika keuntungan bank meningkat maka keuntungan bagi hasil yang
diterima deposan juga akan meningkat. Tingkat bagi hasil yang tinggi akan menarik nasabah
dalam memilih perbankan (Nelwani, 2013).
Begitu pentingnya bagi hasil pada bank syariah, sehingga masyarakat memahami dan
menganggap bahwa sistem bagi hasil adalah sistem dari perbankan syariah. Dalam penelitian
ini variabel-variabel yang diduga mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah
adalah NPF, FDR, BOPO, dan Inflasi. Dengan demikian melalui kajian empiris dan alasan-
alasan penting secara konseptual, dijadikan peneliti untuk mengkaji masalah: “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada
Bank Umum Syariah di Indonesia”.
5
2. METODE
Objek dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel Non-
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi terhadap Tingkat Bagi Hasil deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data panel (pooled data), yaitu kombinasi antara data time series dan
data cross section.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi
kepustakaan dimana penulis memperoleh data dengan cara melihat laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), dengan
mengunjungi website-nya. Selain itu, data yang diperoleh juga dilakukan dengan cara
membaca berbagai sumber, antara lain : jurnal, buku yang berhubungan dengan Deposito
Mudharabah.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil estimasi Regresi Data Panel dengan pendekatan Pooled Ordinary Least Square (PLS),
Fixed effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Regresi Data Panel Cross Section
Variabel Koefisien Regresi
PLS FEM REM
C 19,43048 18,26931 18,28326
NPF 0,282322 0,021296 0,023079
FDR -0,054715 -0,017390 -0,017634
BOPO 0,006888 -0,004702 -0,004702
INF -0,012923 -0,028648 -0,028474
R2
0,686910 0,991167 0,621460
Adj. 0,673148 0,990242 0,604821
F-statistik 49,91292 1072,206 37,34937
Prob F-Statistik 0,000000 0,000000 0,000000
Uji Chow adalah uji statistik untuk memilih model terestimasi PLS atau FEM. H0 Uji
Chow : Model adalah Pooled Least Square (PLS) dan HA-nya: Model adalah Fixed Effect
Model (FEM). H0 diterima apabila prob F > α, HA ditolak apabila prob F < α. Hasil
pengolahan Uji Chow dapat dilihat pada Tabel 2.
6
Tabel 2. Hasil Estimasi Data Panel dengan Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 592,439019 (5,86) 0,0000
Cross-section Chi-square 342,523932 5 0,0000
Dari Tabel 2, diperoleh nilai prob F adalah 0,0000, sehingga nilai prob F < 0,01,
maka H0 ditolak sehingga model terestimasi terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM).
Tabel 3. Hasil Estimasi Data Panel dengan Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 5,423543 4 0,2465
Dari Tabel 3, diperoleh nilai prob Chi-square adalah 0,2465, sehingga nilai prob Chi-
square > 0,10, maka H0 diterima sehingga model terestimasi terbaik adalah Random Effect
Model (REM).
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen
Variabel T Sig.t Kriteria Kesimpulan
NPF 1,944288 0,0549 <0,10 Memiliki pengaruh
signifikan pada α = 0,10
FDR -7,358066 0,0000 < 0,01 Memiliki pengaruh
signifikan pada α = 0,01
BOPO -1,526375 0,1304 > 0,10 Tidak memiliki pengaruh
signifikan pada α = 0,10
INF -3,068304 0,0028 < 0,01 Memiliki pengaruh
signifikan pada α = 0,01
Variabel Non Performing Financing (NPF) memiliki koefisien regresi sebesar
0,023079, dengan pola hubungan logaritma-linier. Artinya apabila Non Performing
Financing (NPF) naik sebesar 1%, maka Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah akan
mengalami peningkatan sebesar 2,3079%, sebaliknya jika Non Performing Financing (NPF)
mengalami penurunan sebesar 1%, maka Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah akan
mengalami penurunan sebesar 2,3079%.
Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki koefisien regresi sebesar -
0,017634, dengan pola hubungan logaritma-linier. Artinya, jika variabel Financing to Deposit
Ratio (FDR) naik sebesar 1%, maka Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah akan
mengalami penurunan sebesar 1,7634%, sebaliknya jika variabel Financing to Deposit Ratio
7
(FDR) mengalami penurunan sebesar 1%, maka Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah
akan mengalami kenaikan sebesar 1,7634%.
Variabel Inflasi memiliki koefisien regresi sebesar -0,028474, dengan pola hubungan
logaritma-linier. Artinya, jika variabel Inflasi naik sebesar 1%, maka Tingkat Bagi Hasil
deposito Mudharabah akan mengalami penurunan sebesar 2,8474%, sebaliknya jika variabel
Inflasi mengalami penurunan sebesar 1%, maka Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah
akan mengalami kenaikan sebesar 2,8474%.
Dari Tabel 4 dapat diketahui konstanta dari masing-masing bank. Nilai konstanta
tertinggi adalah Bank Syariah Mandiri yaitu sebesar 19,22317 artinya terkait dengan
pengaruh Non Performing Financing, Financing to Deposit Ratio, Biaya Operasional
terhadap Pembiayaan Operasional, dan Inflasi terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah di Bank Syariah Mandiri cenderung lebih tinggi dibandingkan perbankan
syariah lain. Pada urutan kedua tertinggi adalah Bank Muamalah Indonesia dengan nilai
konstanta sebesar 19,187106. Pada urutan ketiga adalah Bank BRI Syariah dengan nilai
konstanta sebesar 18,479268. Nilai konstanta pada urutan keempat yaitu Bank BNI Syariah
sebesar 18,311525. Pada urutan kelima adalah Bank Mega Syariah dengan nilai konstanta
sebesar 17,303211. Sedangkan, nilai konstanta terendah adalah Bank BCA Syariah yaitu
17,195279 artinya terkait dengan pengaruh Non Performing Financing, Financing to Deposit
Ratio, Biaya Operasional terhadap Pembiayaan Operasional, dan Inflasi terhadap Deposito
Mudharabah cenderung lebih rendah dibandingkan dengan Bank Syariah lainnya.
Berdasarkah hasil estimasi REM, mununjukkan bahwa Non Performing Financing
(NPF) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah. Variabel NPF berpengaruh signifikan pada α < 0,10. Dengan demikian dapat
diartikan jika NPF mengalami kenaikan maka Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah pada
Bank Umum Syariah akan mengalami kenaikan juga, dan jika NPF menurun maka Tingkat
Bagi Hasil deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah akan menurun.
Penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rizki Amelia
(2011) dengan judul “Pengaruh CAR, FDR, dan NPF terhadap Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Pada Perbankan Syariah” dengan nilai probabilitas 0,001 berpengaruh positif
dan signifikan, yang berarti bahwa NPF meningkat maka tingkat bagi hasil deposito
mudharabah juga meningkat, sehingga hal ini mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
Berdasarkan hasil estimasi REM, menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio
dapat (FDR) memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil
8
deposito mudharabah. Variabel FDR memiliki pengaruh signifikan pada α = 0,01. Dengan
demikian dapat diartikan jika FDR mengalami kenaikan maka Tingkat Bagi Hasil deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah akan menurun, begitu sebaliknya jika FDR menurun
maka Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah akan mengalami kenaikan.
Penelian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Volta D dan
Enni S (2015) dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Syariah” hasil penelitian menunjukkan probabilitas 0,000, semakin tinggi
rasio Financing to Deposit Ratio dapat diartikan bahwa kemampuan perbankan syariah dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan cukup baik, sehingga variabel
FDR ini sangat berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Berdasarkan hasil estimasi REM, menunjukkan bahwa Biaya Operasional terhadap
Pembiayaan Operasional (BOPO) bernilai negatif dan tidak signifikan, yang berarti BOPO
tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah sampai tingkat α
sampai dengan 0,10. Hal ini mengidentifikasikan bahwa BOPO tidak menjadi bahan
pertimbangan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah.
Penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andryani
Isna K (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Return On Asset, BOPO, dan Suku Bunga
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah” dengan nilai
probabilitas 0,049, yang berarti bahwa apabila BOPO meningkat maka belum tentu tingkat
bagi hasil deposito mudharabah meningkat, begitu juga sebaliknya apabila BOPO menurun
belum tentu tingkat bagi hasil deposito mudharabah menurun.
Berdasarkan hasil estimasi REM, menunjukkan Inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Variabel Inflasi memiliki
pengaruh signifikan pada α = 0,01. Dengan demikian dapat diartikan jika Inflasi mengalami
kenaikan maka Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah akan
menurun, begitu sebaliknya jika Inflasi menurun maka Tingkat Bagi Hasil deposito
Mudharabah akan mengalami kenaikan.
Penelian ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ifat
Marifat (2016) dengan judul “Analisis Penaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah,
Jumlah Kantor Layanan, Inflasi, PDB terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia” hasil penelitian menunjukkan probabilitas 0,7910, dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan inflasi tidak terlalu mempengaruhi
nasabah untuk menyimpan dananya, kenaikan inflasi yang tinggi di Indonesia tidak
mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah.
9
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Uji Chow dapat diketahui bahwa Model FEM lebih tepat digunakan dalam
penelitian ini daripada model PLS, dan pengujian model Uji Hausman menunjukkan model
REM adalah model yang paling tepat digunakan dibandingkan model FEM. Maka dari itu
pemilihan model yang paling tepat dipilih dalam penelitian ini adalah model Random Effect
Model (REM).
Berdasarkan uji t yang dilakukan menunjukkan bahwa vaariabel yang berpengaruh
signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah adalah variabel Non Perfoming
Financing (NPF), variabel Financing to Deposit Ratio (FDR), dan variabel Inflasi dengan
tingkat probabilitas 0,01 sampai dengan 0,1. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh
signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah adalah variabel Biaya
Operasinal pendapatan Operasioanl (BOPO) pada tingkat α sampai dengan 0,1.
Berdasarkan uji F yang digunakan untuk menguji eksistensi model, diperoleh hasil
nilai signifikansi statistik F sebesar 0.000000 < 0,01, H0 ditolak sehingga model yang dipakai
eksis. Variabel Not Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi terdapat dalam persamaan regresi
secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
Berdasarkan uji koefisien determinasi diperoleh nilai R2 sebesar 0,621460 atau
62,14%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (Non Perfoming
Financing, Financing to Deposit Ratio, Biaya Operasinal pendapatan Operasioanl dan inflasi)
terhadap variabel dependen (Tingkat Bagi Hasil deposito Mudharabah) sebesar 62,14% atau
variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar
62,14%. Sedangkan sisanya sebesar 37,86% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak disertakan dalam penelitian ini.
4.2 Saran
Bank Umum syariah harus bisa lebih meningkatkan kenerjanya di bidang investasi deposito
mudharabah. Karena bank memiliki peran penting dalam pergerakan perekonomian
Indonesia, dan dalam penelitian ini diketahui bahwa perbankan syariah masih sulit lepas dari
dampak perekonomian yang bersifat ekonomi makro.
Hasil dari penelitian tentang tingkat bagi hasil deposito mudharabah ini diharapkan
bisa menambah wawasan serta pengetahuan bagi nasabah bank syariah terutama pada produk
10
deposito mudharabah, sehingga dapat menjadi landasan dalam pengambilan keputusan
nasabah untuk berinvestasi di Bank Umum Syariah.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel independen dari penelitian
ini dengan variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito
mudharabah di Bank Umum syariah. Dengan demikian, hasil yang didapat diharapkan lebih
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Amelia R. 2011. Pengaruh CAR, FDR, dan NPF terhadap Tingkat Bagi hasil Deposito
Mudharabah pada Perbankan Syariah. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Anisah, Nur, dkk. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan deposito
mudharabah bank syariah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.1 Nomor.2
Antonio, Muhamad Syafi’i. 2011. Bank Syariah dari teori ke praktek. Depok: Gema Insani.
Arifa, Umaira. 2008. Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF) dan Financing To
Deposit Ratio (FDR) terhadap persentase return bagi hasil deposito mudharabah
mutlaqah pada Bank Muamalat Indonesia. Jurnal Ekonomi & Bisnis, No. 3, Jilid 8
Diyanto, V & Savitri E. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Syariah. Jurnal Akuntansi. Vol. 7, No. 3.
Harfiah, Laila M dkk. 2016. The Impact of ROA, BOPO, and FDR to Indonesian Islamic
Bank's Mudharabah Deposit Profit Sharing. International Journal Etikonomi, Vol.15
No.1
Hilman, Iim. 2016. The Factors Affecting Mudharabah Deposits of Sharia Banking in
Indonesi. International Journal of Business and Management Invention, Vol.5
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Kencana. Jakarta.
Juwariyah, Siti. 2008. Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Efisiensi terhadap tingkat bagi
hasil tabungan dan Deposito Mudharabah Muthlaqah Studi Bank Muamalat
Indonesia. Buletin Studi Ekonomi, Vol.12 No.1
Mawardi, Nasrah. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Return Bagi Hasil
Deposito Mudharabah Mutlaqah studi pada Unit Usaha Syariah Bank X. Tesis S2
Universitas Indonesia.
Mawardi, Nasrah. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Return Bagi Hasil
Deposito Mudharabah Muthlaqah. Jurnal Eksis,Vol.4 No.3
Nainggolan, Marnov. 2009. Analisis LDR, NIM, BOPO Terhadap ROA Bank Umum
Indonesia. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan
11
Natalia E, Dzulkirom M & Rahayu S. M. 2014. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank
Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan
Deposito Mudhamarabah. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 9 No.1.
Nofianti, Badina T & Erlangga A. 2015. Analisis Pengaruh ROA, BOPO, Suku Bunga, FDR
dan NPF Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Studi Empiris pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2013. Esensi: Jurnal Bisnis dan
Manajemen. Vol.5 No.1.
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 597 hlm.
Wibowo, E.S & Syaichu M. 2013. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO,
NPF, terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Jurnal Management Vol.2
Nomor.2 Hal.1-10
top related