analisis aik final
Post on 02-Dec-2015
86 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Profil Singkat Perusahaan
PT. Kalbe Farma merupakan salah satu industri farmasi di Indonesia didirikan pada
tanggal 10 September 1966 oleh Dr. B. Setiawan yang kemudian mengambil gelar Ph.D. di
bidang farmakologi. Perusahaan ini pertama kali berdiri di Jl. Simpang 1/1 Tanjung Priok,
Jakarta Utara.
Aktivitas produksinya baru dimulai pada tahun 1967 dengan produksi yang terbatas
hanya pada jenis obat sirup. Seiring dengan perkembangan tersebut, ternyata lokasi yang
terletak di Tanjung Priok tidak mungkin lagi untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut.
Maka pada tahun 1970 pusat kegiatan dipindahkan ke lokasi yang baru di Jl. Ahmad Yani,
yaitu di kawasan Pulo Mas, Jakarta Timur. Pada tahun 1974 jaringan PT. Kalbe Farma telah
menguasai pasar di seluruh wilayah Indonesia dengan kekuatan penjualan produk PT. Kalbe
Farma.
Pada pertengahan tahun 1997, PT. Kalbe Farma berpindah lokasi di kawasan Industri
Delta Silikon, Jl. M.H Thamrin Blok A3-1 Lippo Cikarang, Bekasi 17550 dengan PO BOX
371 Bekasi 17073, Indonesia No. Telepon (021) 89907333-37 dan Faks (021) 8972874. PT.
Kalbe Farma juga mempunyai website dengan alamat http : //www.kalbe.co.id atau
www.kalbefarma.com
Pada tanggal 15 Agustus 1974, PT. Kalbe Farma memperoleh status Perusahaan
Modal Dalam Negeri (PMDN) atau perusahaan yang menanamkan modal untuk kemajuan
industri, sesuai dengan keputusan The Investment Coordination Board No.
352/4/BKPM/74/PMDN.
Hingga saat ini, PT. Kalbe Farma tetap merupakan produsen terbesar di pasaran
dalam negeri, baik untuk produk Ethical (obat dengan resep dokter) maupun produk OTC
(Over The Counter).
BAB II
PEMBAHASAN
Daftar Laporan Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Analisis Komparatif
5. Analisis Commonsize
6. Analisis Dupont
7. Analisis Kredit
8. Analisis Valuation
ANALISIS KOMPARATIF
A. Laba Rugi Konsolidasian
1) Jika dilihat dari laba bersih, terjadi peningkatan laba pada setiap tahunnya. Jumlah
kenaikannya pun meningkat dari tahun ke tahun,kecuali pada tahun 2011 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja perusahaan tahun tersebut tidak stabil.
2) Pertumbuhan laba tidak sejalan dengan penjualan.Hal itu mengindikasikan bahwa
penjualan bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi laba.Ada hal lain yang
dijaga oleh perusahaan yaitu dengan menekan beban pokok penjualan dan mengadakan
pendapatan lain-lain.
Pada tahun 2011-2010 terjadi penurunan peningkatan penjualan yang cukup
signifikan. Hal itu dikarenakan adanya penjualan kepada pelanggan yang biasanya
membeli lebih dari 10% dari total penjualan yang tidak dilakukan pada tahun tersebut.
Pada tahun 2008-2007 penjualan bersih tidak sejalan dengan beban pokok penjualan
sehingga menekan laba.
Pada tahun 2011-2010 penjualan bersih perusahaan mengalami penurunan kenaikan.
Namun, perusahaan mampu menekan beban pokok penjualan sehingga laba kotornya
tetap mengalami peningkatan.
3) Strategi perusahaan untuk meningkatkan laba adalah dengan :
Menekan beban pokok penjualan.
Menekan beban usaha terutama beban umum dan administrasi.
4) Terdapat pengaruh lain-lain yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan laba salah
satunya adanya penghasilan (beban) lain-lain.
Pada tahun 2009-2008 penghasilan (beban) lain-lain mengalami penurunan yang
sangat tajam karena terjadi penurunan kurs mata uang asing terhadap rupiah sehingga
menyebabkan perusahaan mengalami kerugian.
Kesimpulan :
Terjadi penurunan pertumbuhan laba pada tahun 2011. Hal itu terjadi dikarenakan
adanya penjualan kepada pelanggan yang biasanya membeli lebih dari 10% dari total
penjualan yang tidak dilakukan pada tahun tersebut.
Perusahaan meningkatkan labanya dengan cara menekan atau mengendalikan beban
pokok penjualan dan beban usaha.
Tahun 2011 kinerja perusahaannya menurun.
B. Neraca
1) Kenaikan harta tidak sejalan dengan kenaikan laba karena liabilitasnya mengalami
kenaikan peningkatan sedangkan saldo labanya cenderung stabil, namun modal
sahamnya mengalami penurunan karena saham treasuri hanya ada pada tahun 2011.
2) Jika dilihat dari segi liabilitas kenaikan atau penurunan aset lancar sejalan dengan
kenaikan atau penurunan hutang lancar. Begitu juga dengan kenaikan atau penurunan
aset tidak lancar juga sejalan dengan kenaikan atau penurunan hutang tidak lancar.
3) Piutang pada tahun 2008-2007 jumlah kenaikannya tidak terlalu tinggi karena penyisihan
piutangnya tinggi dan piutang tersebut digunakan sebagai jaminan atas pinjaman tertentu
yaitu pinjaman jangka pendek.
4) Persediaan pada tahun 2009-2008 mengalami penurunan karena sebagian besar
persediaan perusahaan pada tahun tersebut juga digunakan sebagai jaminan atas
pinjaman jangka pendek sehingga jumlah persediaannya berkurang.
Pada tahun 2011-2010 jumlah persediaan kembali mengalami peningkatan karena
perusahaan melakukan perbaikan-perbaikan yang berkesinambungan dari tahun
sebelumnya yaitu dengan melakukan penelitian dan pengembangan seperti
pengembanagan infrastruktur untuk memperluas jaringan distribusi dan penambahan
beberapa pusat distribusi regional serta peningkatan sistem teknologi informasi. Hal itu
telihat dari adanya kenaikan peningkatan beban penelitian dan pengembangan.
Kesimpulan :
Kenaikan laba tidak hanya dipengaruhi oleh penambahan harta tetapi juga terdapat
pengaruh lain-lain.
Sebagian dari piutang dan persediaan digunakan sebagai jaminan dari pinjaman jangka
pendek.
C. Laporan arus kas
1). Total arus kas dari aktivitas operasi pada PT Kalbe mengalami kenaikan dan penurunan
yang sangat tajam dari tahun ke tahun. Di tahun 2009 dan 2011 total arus kas bersih yang
dihasilkan perusahaan mengalami penurunan. Dibandingkan dengan tahun 2008 dan
2010 penurunan ditahun 2009 ini sangat signifikan karena total arus kas tahun 2010 naik
sebesar 21,04%, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan kenaikan penerimaan kas dari
pelanggan pada tahun itu. Penurunan total arus kas bersih di tahun 2011 berbanding
terbalik dengan peningkatan penjualan di tahun 2009 hal ini karena adanya kenaikan
pembayaran kas untuk aktivitas dan operasi lainnya yang meningkat sangat tajam sebesar
34,24% dibandingkan dengan tahun 2011 yang malah turun sebesar 0,44%.
2). Kinerja perusahaan yang paling buruk terjadi di tahun 2010 dimana kas bersih yang
dihasilkan aktivitas operasi menurun sebesar 8,04%. Hal ini sebanding dengan adanya
peningkatan pembayaran pajak penghasilan. Peningkatan piutang juga menyebabkan
terjadinya penurunan total arus kas pada tahun 2010.
3). Total arus kas yang digunakan dari aktivitas investasi pada tahun 2010 mengalami
penurunan sebesar 55,98%, ini terjadi karena di tahun 2010 perusahaan lebih banyak
melakukan investasi pada aset tetap sehingga arus kas netto untuk investasi mengalami
penurunan kenaikan.
4). Pada aktivitas pendanaan total arus kas yang digunakan perusahaan pada tahun 2010
mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pembayaran dividen pada
perusahaan sebesar 99,92%.
KESIMPULAN
PT Kalbe Farma mengalami total arus kas dari aktivitas operasi mengalami kenaikan
dan penurunan yang sangat tajam dari tahun ke tahun. hal ini disebabkan oleh adanya
penurunan kenaikan penerimaan kas dari pelanggan. Kinerja perusahaan yang buruk terjadi
pada tahun 2010 dikarenakan adanya peningkatan pembayaran pajak penghasilan. Karena
perusahaan lebih banyak berinvestasi pada aset tetap maka total arus kas yang digunakan
untuk investasi mengalami penurunan. Namun, karena adanya kenaikan pembayaran dividen
pada perusahaan maka total arus kas yang digunakan untuk pendanaan juga meningkat.
ANALISIS COMMONSIZE
1. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Dari perhitungan analisis common size, dapat di lihat bahwa proporsi
laba kotor dan beban pokok penjualan perusahaan dari tahun ke tahunnya
relatif stabil, sehingga memberikan kontribusi yang sama besar terhadap
penjualan bersih.
Pertumbuhan beban usahanya relatif stabil dari tahun ke tahun, hal ini menandakan
perusahaan mampu mengendalikan biaya usahanya.
Kontribusi laba kotor dan dan beban usaha relatif stabil terhadap total penjualan,
namun tidak sama halnya dengan proporsi laba komprehensif tahun berjalan perusahaan yang
proporsi kontribusinya tiap tahun mengalami peningkatan. hanya saja di tahun 2008
mengalami sedikit penurunan, hal ini dikarenakan pada tahun 2008 dan 2007
tidak ada pembelian dari satu pihak pemasok dengan jumlah akumulasi
setahun di atas 10% dari jumlah penjualan bersih konsolidasi.
Kesimpulan, semua komponen laba dapat dikendalikan dengan baik oleh perusahaan,
pertumbuhan beban pokok penjualan dan pertumbuhan beban usaha relatif stabil dari tahun
ke tahun, ini artinya operasional dan kinerja perusahaan stabil dan bagus dari tahun ke tahun.
Meskipun proporsi laba komprhensif tahun 2008 mengalami sedikit penurunan, hal ini
dikarenakan pada tahun 2008 dan 2007 tidak ada pembelian dari satu
pihak pemasok dengan jumlah akumulasi setahun di atas 10% dari jumlah
penjualan bersih konsolidasi.
2. Analisis Laporan Posisi Keuangan
Dari perhitungan common size di atas dapat kita bahwa total aset lancar dari tahun ke
tahun mengalami penurunan. Namun hal itu masih relatif stabil karena penurunannya tidak
terlalu signifikan. Lain halnya dengan total aset tidak lancar yang mengalami peningkatan
yang relatif stabil karena adanya peingkatan proporsi penyertaan saham dan aset tetap pada
dua tahun terakhir.
Perusahaan juga memiliki proporsi kas di tangan yang terlalu besar. Hal itu terjadi
karena perusahaan mengurangi pembelian barang dagang yang mengakibatkan penurunan
proporsi persediaan sehingga banyak kas yang menganggur.
Kontribusi piutang terhadap total aset mengalami fluktuasi namun masih tergolong
stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mengelola piutangnya dengan
baik.
Di lihat dari sisi liabilitas, perusahaan lebih lebih mengandalkan kasnya sendiri dari
pada hutang. Ini terlihat dari proporsi hutang yang terus menurun dari tahun ke tahun yang
berarti resiko perusahaannya juga sangat kecil.
Dilihat dari sisi ekuitas,terjadi peningkatan dari tahun ke tahun Peningkatan tersebut
terutama disebabkan oleh peningkatan saldo laba ditahan Perseroan meningkat. Namun pada
sisi saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya relatif stabil kecuali pada tahun 2011
yang dikarenakan adanya peningkatan pembagian dividen yang mengakibatkan turunnya
jumlah saldo laba yang dicadangkan.
Kesimpulan, secara keseluruhan kinerja perusahaan tergolong baik dilihat dari
stabilnya proporsi aset lancar dan aset tidak lancar terhadap total aset, dan perusahaan lebih
banyak menggunakan kasnya sendiri untuk pendanaan daripada menggunakan hutang.
ANALISIS DUPONT
1. Rasio Profitabilitas
a. ROA
ROA merupakan kemampuan manajemen dalam menggunakan aset yang dimiliki perusahaan
untuk menghasilkan laba. Nilai ROA dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya operating
performance dan asset utilization. ROA PT.KALBE FARMA mengalami fluktuasi dari tahun
ke tahun hal itu dikarenakan adanya penurunan beban pokok penjualan. meskipun komponen
bahan baku hampir seluruhnya diimpor, perusahaan mampu melakukan efisiensi biaya
karena menjelang akhir tahun kurs nilai tukar Rupiah berfluktuasi dan sedikit terdepresiasi,
nilai tukar Rupiah secara rata-rata tercatat menguat pada tahun 2011, sehingga memberikan
pengaruh positif terhadap penurunan biaya bahan baku dan kemasan. Keberhasilan Perseroan
menurunkan beban pokok penjualan juga terkait dengan upaya Perseroan untuk menerapkan
peningkatan produktivitas dan efisiensi antara lain melalui kombinasi produk. Dari 100%
perspektif beban, sekitar 50% nya adalah biaya produksi atau beban pokok penjualan.
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh beban - beban lain seperti beban penjualan, beban adm
dan umum, pendapatan (beban) luar usaha serta beban pajak penghasilan. Jika dibandingkan
dengan rata – rata industri, ROA PT.KALBE FARMA sangat baik karena berada jauh diatas
rata rata industri. Artinya, kemmpuan manajemen PT.KALBE FARMA dalam menggunakan
aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba lebih baik dibandingkan industri
sejenis.
.
b. ROE
ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang mampu diberikan
perusahaan kepada pemegang saham. ROE perusahaan mengalami fluktuasi terutama
pada dua tahun terakhir.ROE tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu 24,36% yang artinya
setiap Rp 100 ekuitas dala perusahaan mampu memberikan pengembalian sebesar Rp
24,36 kepada setiap investor. ROE perusahaan mengalami fluktuasi dan sejalan dengan
naik turunnya ROA. ROE perusahaan setiap tahunnya lebih tinggi dari rata – rata
industri. Hal itu juga mengindikasikan bahwa PT.KALBE FARMA mampu memberikan
tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang berada
pada industri sejenis
c. HPP
HPP perusahaan mengalami penurunan dari tahun ke tahun, hal tersebut
mengindikasikan bahwa adanya efisiensi biaya oleh perusahaan. Meskipun
komponen bahan baku hampir seluruhnya diimpor, perusahaan mampu melakukan
efisiensi biaya karena menjelang akhir tahun kurs nilai tukar Rupiah berfluktuasi
dan sedikit terdepresiasi, nilai tukar Rupiah secara rata-rata tercatat menguat pada
tahun 2011, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap penurunan biaya bahan
baku dan kemasan. Keberhasilan Perseroan menurunkan beban pokok penjualan juga
terkait dengan upaya Perseroan untuk menerapkan peningkatan produktivitas dan
efisiensi antara lain melalui kombinasi produk.. Namun, jika dibandingkan dengan
HPP pada rata – rata industri, HPP PT.Kalbe Farma pada tiga tahun pertama lebih
tinggi, sedangkan pada tahun terakhir yaitu tahun 2011 perusahaan mampu
melakukan efisiensi beban pokok penjualan lebih baik dari rata- rata industri pada
perusahaan farmasi. Dari 100% perspektif beban, sekitar 50% nya adalah biaya
produksi atau beban pokok penjualan.
d. Beban Penjualan
Beban penjualan mengalami fluktuasi dari ke tahun ke tahun tapi masih tergolong
stabil karena adanya pengurangan biaya promosi yang dilakukan oleh PT.KALBE
FARMA. Tahun 2008 perusahaan mempunyai beban penjualan yang tertinggi
dibandingkan tahun-tahun setelahnya karena pada tahun tersebut perusahaan
melakukan promosi besar-besaran. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri yang
juga berfluktuasi dari tahun ke tahun biaya penjualan yang dikeluarkan oleh
perusahaan ini lebih tinggi. Sehingga dapat diartikan bahwa manajemen perusahaan
belum mampu mengendalikan biaya penjualan sebaik perusahaan farmasi lainnya.
e. Beban adm & umum
Biaya adm yang dikeluarkan oleh PT. KALBE FARMA relatif stabil dari tahun ke
tahun yaitu berkisar pada angka 5%. Tahun 2011 beban adm & umum jauh lebih
rendah karena efisiensi biaya kompensasi karyawan jika dibandingkan rata-rata
industri biaya yang dikeluarkan oleh PT. Kalbe Farma jauh lebih kecil atau dapat
diartikan lebih efisien dibandingkan perusahaan sejenis.
f. Pendapatan (beban) luar usaha
Pendapatan (beban) luar usaha perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun
namun masih stabil
g. Beban pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun sejalan dengan
perolehan laba perusahaan. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri beban pajak
penghasilan lebih tinggi namun masih wajar karena laba perusahaannya juga tinggi.
h. Cash turn over
Cash turn over menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola kas.
Lambatnya CTO suatu perusahaan menunjukkan banyaknya kas menganggur yang
tidak digunakan untuk produktifitas perusahaan namun jika CTO nya cepat berarti
bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena pada saat kas terkumpul
langsung digunakan untuk membayar utang. CTO PT. Kalbe Farma dari tahun ke
tahun mengalami penurunan. Itu berarti bahwa semakin lama semakin banyak kas
menganggur di perusahaan. Jika dibandingkan dengan CTO rata-rata industri, CTO
PT. Kalbe Farma lebih rendah. Ini mengindikasikan bahwa adanya kas yang lama
menumpuk di perusahaan.
i. Account receivable turn over
Account receivable turn over digunakan untuk mengukur perputaran piutang dalam
suatu periode. RTO perusahaan mengalami penurunan dari tahun ke tahun, itu artinya
perputaran piutang perusahaan semakin lama semakin lambat dan jika dibandingkan
dengan rata-rata industri pada tiga tahun pertama perputaran piutang perusahaan
lebih cepat diabndingkan perusahaan sejenis. Namun pada tahun 2011 perputaran
piutang perusahaan menjadi lebih lambat dari rata-rata industri.
j. Inventory turn over
Inventory turn over digunakan untuk mengetahui seberapa cepat suatu perusahaan
dalam menjual persediaannya. Semakin cepat persediaan terjual maka semakin baik.
ITO perusahaan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menjual persediaannya semakin
lama semakin cepat. Namun jika dibandingkan dengan rata-rata industri kemampuan
perusahaan dalam menjual persediaannya masih belum sebaik perusahaan sejenis.
k. Working capital turn over
Working capital turn over digunakan untuk melihat seberapa perputaran modal kerja
perusahaan. WCTO perusahaan mengalami naik turun setiap tahunnya. Namun
karena aset lancar perusahaan lebih besar daripada kewajiban lancarnya maka
perusahaan mengalami surplus dan jika dibandingkan dengan rata-rata industri,
WCTO pada PT. KALBE FARMA jauh lebih rendah. Hal itu mengindikasikan
bahwa perputaran modal kerja yag dimiliki pt. Kalbe farma lebih rendah
dibandingkan perusahaan farmasi lainnya.
l. Fixed asset turn over
Fixed asset turn over digunakan untuk mengukur efektifitas penggunakan dana yang
ada pada perusahaan untuk menghasilkan penjualan, dengan kata lain untuk
mengetahui berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap. PT. Kalbe Farma dari tahun ke tahun cenderung
stabil namun pada tahun 2011 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dimana
FATO perusahaan adalah sebesar 6 kali dalam suatu periode. Jika dibandingkan
dengan rata-rata industri kemampuan perusahaan untuk mengelola asetnya relatif
sama namun pada tahun 2011 kemampuan perusahaan menurun dari tahun
sebelumnya.
m. Total asset turn over
Total asset turn over menggambarkan kecepatan perputaran total aktiva dalam suatu
periode tertentu atau digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan aktiva
perusahaan dalam menghasilkan penjualan bersih. TATO perusahaan relatif sama
dengan rata-rata industri yaiu berkisar pada angka 1,4 kali, namun pada tahun 2010
kemampuan perusahaan dalam penggunaan aset lebih tinggi dibandingkan pada
tahun-tahun lainnya.
ANALISIS KREDIT
A. Liquidity Ratio
1. Current Ratio
Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
lancarnya. Nilai current ratio perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ketahun. Pada
tahun 2008 dan tahun 2011, current ratio perusahaan ini relatif sama dengan rata-rata
industri, artinya 100 utang bisa ditutupi dengan sekitar 300 aset. Namun pada tahun
2009, current ratio perusahaan berada dibawah rata- rata industri yang menunjukkan
bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban atau utang lancarnya tidak
sebaik perusahaan lain yang berada pada industri yang sama. Sedangkan pada tahun
2010, current asset persahaan lebih baik dari rata-rata industri yang berarti perusahaan
mampu melunasi kewajiban lancar dengan aset lancanya secara lebih baik.
2. Quick Ratio
Quick ratio perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun kecuali pada
tahun 2011 yang agak sedikit menurun dari tahun sebelumnya namun masih tergolong
stabil. Tapi, jika dibandingkan dengan rata-rata industri quick ratio perusahaan selalu
berada dibawah rata-rata industri yang artinya kemampuan perusahaan untuk membayar
utang dengan kas dan setara kas dan investasi jangka pendek masih belum sebaik
perusahaan yang berada pada industri sejenis, dimana pada umumnya perusahaan
industri farmasi mampu membayar 100 utang dengan 291 aset yang dimiliki.
3. Cash Ratio
cash ratio perusahaan mengalami naik turun dari tahun ke tahun. Jika dibandingkan
dengan rata-rata industri cash ratio perusahaan pada tahun 2008 dan 2011 berada
dibawah rata-rata industri yang artinya kemampuan perusahaan untuk membayar utang
dengan kas dan investasi masih belum sebaik perusahaan yang berada pada industri
sejenis. Pada tahun 2010 cash ratio perusahaan berada diatas rata – rata industri, namu
perusahaan tidak mamspu mempertahankan hal tersebut sehingga cash rationya kembali
turun pada tahun 2011.
4. Days To Sell Account Receivable
Digunakan untuk melihat lamanya waktu yang diperlukan untuk mengkonversikan
pitang dan persediaan menjadi kas dalam satu periode tertentu. Lama waktu ideal yang
dibutuhkan biasannya adalah 30 hari, namun waktu yang dibutuhkan oleh PT KALBE
FARMA untuk menagih piutangnya melebihi waktu ideal tersebut yaitu berkisar antara
41-46 hari. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata industri waktu yang digunakan
oleh PT KALBE FARMA untuk mengumpulkan piutangnya relatif lebih cepat. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mengnendalikan perputaran piutangnya
dalam satu periode.
5. Days To Sell Inventory
Rasio ini memperlihatkan rata-rata hari kemampuan perusahaan untuk menjual barang
dagangnya selama satu periode tertentu. Rasio ini dari tahun ke tahun semakin lama semakin
turun . Ini artinya perputaran persediaan dari tahun ke tahun semakin cepat terjual. Namun
jika dibadingkan dengan rata – rata industri, perputaran persediaan pada perusahaan ini masih
tergolong lambat meskipun dari segi perusahaan selalu ada kemajuan setiap tahunnya.
6. Days in payable
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk melunasi utang usahannya. Pada PT KALBE FARMA jumlah hari yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk melunasi utang usahnnya semakin lama semakin
meningkat. Yaitu berkisar dari 28-44 hari. Pada tahun 2008 dan 2010 perusahaan mampu
melunasi utang usahnnya lebih cepat daripada rata-rata industri namun pada tahun2009 dan
2011 kemampuan perusahaan jauh dibawah rata-rata industri.
7. Net trade cycle
Secara keseluruhan untuk likuiditas dinamisnya (Net trade cycle) mengalami
penurunan dari tahun ketahun . setiap tahunnya net trade cycle berada di atas rata-rata
industri karena perusahaan ini mempunyai termin perputaran persediaan yang lebih lama
dibanding industri farmasi pada umumnya.
B. Capital sturcture and solvency
1. Debt ratio
Memperlihat kan posisi asset didanai oleh hutang jangka pendeknya.
Untuk debt ratio, nilainya selalu mengalami fluktuasi. Ini artinya pendanaan
perusahaan dari hutang selalu tidak stabil. Dibandingkan rata – rata industri
perusahaan ini lebih banyak menggunakan modal sendiri daripada menggunakan
hutang jangka pendek.
2. Long term debt to total asset
Memperlihatkan posisi aktiva didanai dengan utang jangka panjang.
Pada long term debt ratio, sama dengan debt ratio. Tapi dilihat dari hutang jangka
panjang perusahaan,yaitu melihat dari suatu asset yang dimiliki oleh perusahaan
berapa yang didanai oleh utang jangka panjang atau tidak lancar. Untuk perusahaan
PT. KALBE FARMA nilai rasio ini bisa dibilang bagus. Karena nilainya sangat kecil
hanya 1 koma persen dari total asset.
3. Debt equity ratio
Menjelaskan tentang asset yang dimiliki oleh perusahaan yang didanai dari
hutang dari luar. Nilai DER perusahaan dari tahun ke tahun selalu mengalami
fluktuasi, ini artinya perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri dan modal
saham dibandingkan dengan melakukan pinjaman ke pihak luar. Ini artinya
solvabilitas perusahaan sangat baik. Ini lah yang menyebabkan nilai DER perusahaan
lebih rendah daripada rata rata industri.
4. Long term debt equity ratio
Sama dengan DER, tapi perhitungan rasio ini dilihat dari hutang jangka
panjang atau tidak lancar perusahaan. Untuk perusahaan PT.KALBE FARMA , nilai
rasio ini bisa dibilang bagus. Karena nilainya sangat kecil dari total equitas yang
dimilikinya. Jadi ekuitas yang dimiliki perusahaan lebih cenderung dari modal
sendiridan modal saham dibandingkan dengan pinjaman jangka panjang dari pihak
luar.
5. Time Interest Earned
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kali perolehan bunga atau kemampuan
perusahaan dalam membayar biaya bunga. Dari perhitungan rasio dapat dilihat bahwa
perusahaan mampu dalam membayar bunga dan tidak mengalami kesulitan karena
jika dibandingkan dengan rata-rata industri, perusahaan mempunyai TIE yang jauh
lebih tinggi. Hal itu disebabkan kaena sedikitnya utang jangka panjang yang
digunakan perusahaan untuk membiayai aktivitas perusahaannya. Perusahaan lebih
banyak menggunakan modal sendiri.
ROA
Operating Performance Asset Utilization
Perspektif laba Perspektif Beban Cash AR Inventory W. Cap Fix Asset T. Asset
ANALISIS VALUATION
1. Kapitalisasi pasar
Kapitalisasi pasar merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode
berjalan tetapi manfaatnya dapat berlangsung selama beberapa periode di masa depan.
Nilai kapitalisai pasar dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, ini artinya
perusahaan dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan kinerja, sehingga nilai
pasar perusahaan meningkat yang menyebabkan nilai kapitalisasi pasarnya juga
meningkat.
2. Jumlah saham beredar
Jumlah saham beredar ini bukan merupakan jumlah total saham perusahaan. Ini
artinya perusahaan bisa saja akan akan menerbitkan saham pada periode selanjutnya di
masa yang akan datang.
3. Nilai saham
Nilai saham yang akan di bahas adalah nilai buku dan nilai pasar. Sedangkan untuk
nilai nominal selalu tetap dari awal diterbitkan. Dilihat dari nilai pasar dan nilai buku,
nilai pasar perusahaan terlihat lebih tinggi dari nilai buku. Ini artinya saham perusahaan
ini bagus.
Nilai saham ada 3:
a. Nilai nominal, nilai nominal saham perusahaan sama setiap tahunnya.
b. Nilai buku, nilai buku perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
c. Nilai pasar, sama halnya dengan nilai buku, niali pasar pun mengalami peningkatan
setipa tahunnya.
4. Laba per saham (EPS)
Laba per saham adalah angka yang memberikan informasi tentang berapa laba yang
diperoleh pemegang saham biasa atau setiap lembar saham yang dimilikinya. Nilai EPS
perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini di sebabkan karena laba
bersih perusahaan juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
5. Deviden per saham (DPS)
Total pengembalian kepada pemegang saham selama waktu tertentu terdiri dari
deviden yang diterima ditambah peningkatan harga saham. Nilai DPS perusahaan juga
mengalami peningkatan setiap tahun. Ini artinya ketika perusahaan mendapat laba,
perusahaan juga mengeluarkan kewajibannya yaitu mengeluarkan hak investor seperti
deviden.
6. Pay out ratio
Payout ratio menunjukan berapa persentase laba per lembar yang digunakan untuk
membayar deviden per lembar. Deviden yang dibayarkan dibawah jumlah laba yang di
dapat perusahaan.
7. Dividend cover
Deviden cover menunjukan berapa kali laba yang di dapat untuk membayar deviden
perusahaan.
8. Earning Yield
Earning yield perusahaan ini cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Hal ini disebabkan karena ketika harga saham mengalami peningkatan yang cukup
tinggi, EPS perusahaan mengalami kenaikan hanya beberapa saja. Hal ini tidak selaras
antara kinerja perusahaan dan keadaan pasar
9. Dividends yield
Menggambarkan tingkat pengembalian yang dapat diberikan saham dalam bentuk
deviden. Deviden yield menggambarkan perbandingan antara DPS dengan harga saham.
Nilai ini pada perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Sehingga dapat
dinilai bahwa tingkat pengembalin saham yang dapat diberikan perusahaan kepada
pemegang saham tidak stabil.
10. PER
PER adalah rasio harga saham terhadap laba. Ini berbanding terbalik antara dengan
earning yield, ini juga memperlihatkan ketidakseimbangan antara kinerja perusahaan
dengan keadaan di pasar. Sehingga nilai PER mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun.
11. Market to book ratio
Merupakan rasio nilai pasar terhadap nilai buku. Ini menggambarkan perbandingan
nilai kapitalisasi pasar dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Nilai ini mengalami
fluktuasi yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena
kapitalisasi pasar dipengaruhi oleh harga pasar. Sedangkan keadaan harga di pasaran
tidak selaras dengan kinerja perusahaan yang digambarkan dengan nilai buku ekuitas
perusahaan. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya kenaikan yang cukup signifikan.
top related