an vegetatif layering

Post on 25-Jun-2015

1.115 Views

Category:

Documents

23 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PERBANYAKAN VEGETATIF

LAYERING

Oleh:

KELOMPOK I Anggota:

Budi SantosoHardianti PutriMahfriza FansuriMariana PutriMirna SariMuhdan Syarovi SugiyartoToni caesarWikka Sasvita

MENCANGKOK

Cangkok sering disebut dengan air layerage atau aerial layering (Inggris), yaitu teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar.

Kelebihan dan Kekurangan Mencangkok

a. Keuntungansifat tanaman-baru persis seperti sifat induknya apabila nanti hasil cangkokan ditanam pada tanah yang permukaan air tanahnya tinggi, cangkokan dapat tumbuh baik, hal ini disebabkan karena tanaman cangkokan umumnya memiliki perakaran dangkal tanaman cepat menghasilkan buah dalam waktu yang relatif singkat.

b. Kekurangancangkok tidak dapat dilakukan secara besar-besaran, karena jumlah dahan yang dapat dicangkok dari sebuah pohon terbatas kematian pada cangkokan umumnya tinggi Apabila cangkokan ini akan ditanam di daerah yang air tanahnya rendah, bibit ini banyak mengalami kematian karena sangat susah menyesuaikan diri dengan perakaran pendek yang dimiliki.

Jenis-jenis Cangkokan

1.Cangkok SayatCangkok sayat adalah mencangkok

dengan cara menyayat kulit cabang, dan jenis cangkok seperti ini yang paling banyak dilakukan orang.

Media cangkokBanyak macam media cangkok

yang dapat digunakkan, mos, bubuk sabut kelapa, pupuk kandang, kompos, bahkan tanah comberan pun dapat digunakan.

Cara mencangkok1. Membuat keratan melingkar pada cabang

pilihan sebanyak dua keratin atas dan bawah. Jarak antara kedua keratan tersebut tergantung pada jenis tanamannya, misalnya untuk jeruk antara kedua keratan adalah 2 – 3 cm, mangga jarak antara kedua keratan adalah 7 – 10 cm. Bagian cabang yang tapat untuk dikerat adalah dibawah kuncup daun, karena ditempat ini banyak terkandung zat pembentuk akar yang disebut rizokalin.

2. Kulit antara dua keratan daingkat atau disayat sehingga terlihat kambiumnya

3. Setelah sayatan tempat cangkok dibersihkan kambiumnya, kemudian dikeringkan selama 2-3 hari untuk tanaman yang tidak banyak getahnya

4. Pemberian hormon dan pupuk. Hormon yang umum digunakan untuk mencangkok adalah hormon perangsang pertumbuhan akar misalnya Rotone F Membungkus sayatan. Cara membungkus sayatan sangat tergantung pada jenis media yang digunakan

2. Cangkok Belah

Cangkok belah umumnya diterapkan pada cabang-cabang tanaman yang besar.

Cara mencangkok:1) mengerat cabang yang dipilih sampai separuhnya,

lalu dibelah atas kira-kira sepanjang 15-20 cm. Luka yang baru saja kita kerat ini dibiarkan kering

2) membungkus luka belahan, dan bila tersedia hormon/zat perangsang akar dioleskan pada luka, terutama bagian yang akan ditumbuhi akar.

3) Pot diisi dengan media lalu belahan cabang dimasukkan ke dalam media, kemudian ditutup lagi dengan media hingga penuh dan dipadatkan.

4) mengikat pot pada batang pokok. Selanjutnya lakukan penyiraman terutama bila musim kemarau

5) Cangkokan yang jadi biasanya mulai tumbuh akar setelah berumur 2-3 bulan (bila menggunakan ZPT bisa lebih cepat lagi) dan sudah dapat dipotong.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok

Menurut Rochiman dan Harjadi (1973), hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman adalah :

Waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang,Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik buahnya, Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.

MERUNDUK

Merunduk pada prinsipnya menyerupai cangkok, namun pengaplikasiannya dilakukan di bawah permukaan tanah, atau lebih sering disebut dengan ground layerage / cangkok tanah / cangkok runduk, yaitu satu teknik perbanyakan dengan cara melengkungkan/merundukkan cabang/ranting dan membenamkannya di dalam tanah sampai terbentuk akar.

MERUNDUK

Merunduk pada prinsipnya menyerupai cangkok, namun pengaplikasiannya dilakukan di bawah permukaan tanah, atau lebih sering disebut dengan ground layerage / cangkok tanah / cangkok runduk, yaitu satu teknik perbanyakan dengan cara melengkungkan/merundukkan cabang/ranting dan membenamkannya di dalam tanah sampai terbentuk akar.

Tanaman yang dikembangbiakkan merunduk jenisnya sangat sedikit. Jenis tanaman yang memiliki cabang panjang dan lentur saja yang umumnya dapat dirundukkan.

Cara Merundukkan

membengkokan atau melengkungan cabang tersebut lalu sebagian cabang yang dirundukkan itu dibenamkan kedalam tanah. Sedangkan ujung-ujung cabang dibiarkan muncul di atas permukaan tanah Pada bagian cabang yang dibenamkan harus ada tunasnya, sebab pada tunas ini umumya mempunyai kandungan auxin yang tinggi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan akar.

Tingkat keberhasilan merunduk ini cukup besar (di atas 90%), sebab cabang yang dirundukkan tetap berhubungan dengan induknya sehingga persediaan zat-zat makanan bagi cabang-cabang itu tetap terpenuhi sampai ia berakar dan bertunas.

Perbanyakan tanaman dengan merunduk dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni sebagai berikut :

Simple layering (Common layering)Prinsip kerjanya adalah dengan

melengkungkan cabang (±umur 1 tahun), lalu bagian bawah ujung cabang ditimbun dengan media, sedangkan pucuk cabang beserta beberapa lembar daun dibiarkan muncul di atas permukaan tanah dengan kedalaman sekitar 15-25 cm. Bagian cabang yang tertutup tanah sebaiknya dilukai dengan pisau untuk merangsang titik tumbuh akar. Contoh: Apel, Mawar pagar. Teknik ini hanya menghasilkan satu tanaman baru dari satu cabang yang dirundukkan.

Tip Layering (Runduk Pucuk) Seluruh ujung cabang dirundukkan /

dihujamkan ke dalam tanah dengan kedalaman cukup dangkal (2,5-5 cm) sampai tunas dan akar terbentuk. Tunas baru akar-akarnya akan dibentuk di sekitar ujung cabang dalam waktu 2-3 bulan. Contoh : Murbei.

Mound Layering (Runduk Timbun) Mula-mula batang di potong sampai

kebagian dasar, saat tunas baru muncul, ditimbun tanah secara priodik sampai tunas membentuk akar.

Serpentive Layering (Compound Layering)

Cabang yang ditimbuni telah berselang seling, tidak seluruh cabang yang direbahkan ditimbun tanah, ada yang berada didalam tanah dan timbul diatas tanah. Akar akan tumbuh dari bagian yang ditimbun tanah dan bagian cabang yang tidak ditimbun akan tumbuh tunas-tunas. Contoh: ornamental vine, anggur, tanaman hias jenis Clemantis, Ficus, dll.

Trench Layering Mula-mula bagian cabang yang cukup panjang

dirundukkan lalu direbahkan ke dalam tanah dengan posisi tidur, cabang ditempatkan dalam 1 alur secara mendatar/memanjang seperti parit (trench). kemudian ditimbun tanah pada kedalaman 5-15 cm., pucuk cabang dan beberapa lembar daun di biarkan diatas tanah. Dengan cara ini akan dapat dihasilkan banyak bibit. Contoh: Apel, Azalea, Mawar.

Untuk semua teknik yang di gunakan, tanah tempat menanam rundukan cabang harus subur dan gembur agar pertumbuhan akar dan tunas semakin cepat. Oleh karena itu, media untuk menutup cabang berupa campuran tanah topsoil dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1. tambahkan zat perangsang tumbuh (ZPT) dan NPK sebanyak 1 sendok makan/kg media. Lakukan penyiraman 1-2 hari sekali agar media rundukkan tetap terjaga kelembabanya.

Pekerjaan terakhir adalah memotong cabang-cabang hasil merunduk bila tunas-tunas baru telah tumbuh subur dan perakarannya cukup banyak.biasanya 2-3 bulan hasil rudukan dapat diambil dengan pisau atau gergaji.

MENYAMBUNG / GRAFTING

Pengertian menyambung (grafting atau ent) adalah menyambungkan batang bawah dengan batang atas dari tanaman yang berbeda sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi ini akan terus membentuk tanaman baru. Batang bawah sering disebut stock atau root stock (Inggris) atau onderstam (Belanda).

Tujuan Penyambungan

Memperoleh tanaman dengan sistem perakaran yang kuat dan kekar.Memperbaiki kualitas buah tanaman. Tanaman yang semula menghasilkan buah yang masam, misalnya jeruk sitrun disambung dengan tanaman yang terasa manis.Untuk membentuk keindahan tanaman (estetika). Misalnya dilakukan pada tanaman bunga mawar, bougenville, azalea dll, sehingga dalam satu pohon terdapat warna-warni bunga yang menawan.

Untuk memperoleh aneka bentuk dan rasa buah-buahan. Misalnya satu jenis pohon jambu, ujung-ujungnya disambung dengan jenis-jenis jambu yang berbeda. Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya seperti setek, cangkok, dan lain-lain.Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang rendah, atau gangguan-gangguan lain yang terdapat di dalam tanah.Dapat mempercepat berbuahnya tanaman.

Contoh, suatu batang kita pilih untuk batang atas bila sifat-sifatnya antara lain :

Cabang dari pohon yang kuat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit.Bentuk cabang lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawah, yaitu sama atau lebih kecil dari diameter batang bawah, diameter paling besar 1 cm.Cabang berasal dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti yang kita kehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi.Bisa ’’menyesuaikan diri’’ dengan batang bawah sehingga sambungan kompatibel.

Secara garis besarnya penyambungan dapat dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu:

–Sambung pucuk atau enten (Grafting atau scion grafting)

–Sambung susuan (Grafting by approach atau inarching) yaitu batang atas dan batang bawah masih tumbuh dengan akarnya masing-masing.

–Sambung mata tunas (menempel) atau okulasi (bud-grafting atau budding). Cara ini sebenarnya lebih tepat disebut “menempel” (bukan menyambung).

Metode Grafting

1.Appoarch grafting menyambung dua tanaman yang masing-

masing masih berhubungan dengan perakaran masing-masing. Setelah bertautan terjadi, bagian atas batangbawah diatas sambung dan bagian bawahsambungan dibuang.

Teknik ini dibedakan atas : – Spliced approach grafting (sambung

lengkung)– Tongue approachgrafting ( sambung

lidah),– Inlay approach grafting.

2. In Arching cara ini mirip dengan approach graft dalam

hal ini batang bawah dan batang atas tanaman masing-masing masih berada pada akar pada saat disambung, bedanya dengan cara ini bagian batang atas batang bawah biasanya tidak sampai diatas titik pertautan sambung.

3. Whip Grafting (Sambung Celah Lidah)

untuk menyambung bahan tanman yang relatif kecil, p[ersentase keberhasilan dengan cara ini cukup tinggi jika dilakukan dengan benar karena terjadinya kontak kambium yang erat.

4. The Cleft Grafting salah satu metode grafting yang tertua,

biasanya digunakan untuk mengganti varieti suatu tanaman dan meremajakan tanaman yang sudah cukup tua, yang sudahtidak produktif lagi misal : mangga, Kopi, Kakao, Durian, Rambutan, Jambu air dan Lengkeng.

5. Splice Grafting cara kerjanya hampir sama dengan

whip graft,hanya pada splice grafting tidak ada sayatan kedua. Batang atas dan batang bawah dipotong secara diagoanal miringdengan bidang permukaan disatukan dan diikat tali rafia.

6. Bridge Grafting merupakan salah satu bentuk dari repair

garafting dan digunakan pada pohon yang sistem perakarannya belum rusak tapi ada luka pada batang pohon, misal pada jeruk sering terkena penyakit cendawan Phitopthora parasitica

7. Side grafting dengan cara ini batang atas disispkan

kebagian sisi batang bawah yang umumnya memiliki diameter yang lebih besar dibandingkan batang atas.

8. Sambung Pucuk Cara ini sudah digunakan secara luas pada tanaman

hias, buah dan perkebunan misalnya pada kopi, soka, bougenvil, kembang sepatu, pukat, anggur, belimbing, duku, jambu dan lain-lain. Batang bawah diperoleh dari semaian biji, batang atas bisa berupa pucuk atas. Dinamakan sambung pucuk karena batang atas disambungkan di ujung atas batang bawah.

9. Sambung Samping dilakukan dengan menyambungkan potongan pucuk

batang atas ke bagian sisi batang atas ke bagian sisi batang bawah yang pucuknya tidak dipotong. Dibandingkan dengan sambungan pucuk, perbanyakan ini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi karena batang bawah masih memiliki tajuk yang lengkap sehingga proses fotosintesis untuk menghasilkan zat-zat makanan dapat berlangsung dengan baik.

10.Sambung susu dinamakan sambung susu (opproach

grafting) karena saat penyambungan batang bawah seperti digendong dan disusukan oleh batang atas yang masing-masing tanaman masih berhubungan dengan perakarannya.

Penyambungan untuk Mendapatkan Bibit Tanaman

PenyusuanBila suatu tanaman muda kita sayat

batangnya, dan luka sayatan itu kita padukan dengan luka sayatan yang telah kita buat pada cabang pohon induk, lalu tempat perpaduan itu kita ikat erat sampai beberapa waktu, itulah yang disebut dengan penyusuan.

Pertautan SambunganAgar batang atas dan batang bawah bisa

terus merupakan perpaduan yang kekal, maka sebaiknya kita pilih batang atas dan batang bawah yang masih mempunyai hubungan botani yang dekat.

Proses Pertautan Sambungan

Proses pertautan sambungan diawali dengan terbentuknya lapisan nekrotik pada permukaan sambungan yang membantu menyatukan jaringan sambungan terutama di dekat berkas vaskular. Pemulihan luka dilakukan oleh sel-sel meristematiksel-sel meristematik yang terbentuk antara jaringan yang tidak terluka dengan lapisan nekrotik. Lapisan nekrotik ini kemudian menghilang dan digantikan oleh kaluskalus yang dihasilkan oleh sel-sel parenkim (Hartmann et al, 1997).

Pengaruh Batang Bawah Terhadap Batang Atas

Menurut Ashari (1995) pengaruh batang bawah terhadap batang atas antara lain:mengontrol kecepatan tumbuh batang atas dan bentuk tajuknya,mengontrol pembungaan, jumlah tunas dan hasil batang atas,mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah, dan resistensi terhadap hama dan penyakit tanaman.

top related