alpha selulosa
Post on 13-Aug-2015
205 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO
LESTARI, BAKRIE SUMATERA PLANTATION, JAMBI (DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN)
Oleh INDRA HARIMURTI SARTONO PRABOWO
A34104063
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
PENGELOLAAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis . Jacq) di PT. ERAMITRA AGRO
LESTARI, BAKRIE SUMATERA PLANTATION, JAMBI
(DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
INDRA HARIMURTI SARTONO PRABOWO
A 34104063
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN
INDRA HARIMURTI SARTONO PRABOWO. Pengelolaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Eramitra Agro Lestari, Bakrie Sumatera Plantation, Jambi (Dengan Aspek Khusus Pemanenan). Dibawah bimbingan PURWONO. Kegiatan magang dilaksanakan mulai tanggal 14 Februari 2008 dan berakhir pada tanggal 7 Juni 2008 di PT Eramitra Agro Lestari, Bakrie Sumatera Plantation, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Tujuan umum kegiatan magang adalah meningkatkan pengetahuan yang telah diterima selama perkuliahan dengan penerapan langsung di lapangan, menambah pengalaman serta meningkatkan kemampuan, baik teknis maupun manajerial dan meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam memahami proses kerja yang nyata. Tujuan khusus dari kegiatan magang adalah melakukan pengamatan, mengimplementasi serta melatih berpikir sistematis dalam mencari alternatif pemecahan masalah yang mungkin ditemukan dalam kegiatan pemanenan dan memberi masukan kepada pihak kebun untuk mengatasi masalah yang terjadi pada kebun yang berkaitan dengan kegiatan panen. Dalam pelaksanaan kegiatan magang, mahasiswa melakukan beberapa kegiatan yang terdiri dari aspek teknis, aspek khusus dan aspek manajerial. Aspek teknis kegiatan magang yang dilakukan meliputi: kegiatan pemeliharaan dan pemanenan. Dalam kegiatan pemanenan terdapat aspek khusus yang diamati yang meliputi: kegiatan sensus buah, kriteria matang panen dan mutu buah serta perhitungan angka kerapatan panen (AKP). Aspek manajerial yang dilaksanakan mahasiswa meliputi: satu bulan pertama menjadi KHL (karyawan harian lepas), satu bulan menjadi pendamping mandor, dan dua bulan menjadi pendamping asisten. Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan lapang dan wawancara langsung dengan tenaga kerja. Data sekunder diperoleh dari kebun yang meliputi: lokasi kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, kondisi pertanaman dan produksi, norma kerja di lapangan, serta organisasi dan manajemen kebun. Kebun EMAL memiliki keadaan topografi datar sampai bergelombang. Jenis tanah yang mendominasi adalah tanah mineral Padsolik Merah Kuning. Keadaan iklim di kebun EMAL termasuk kategori iklim sangat basah (tipe A) menurut Scmidth dan Ferguson. Kebun EMAL tergolong dalam kelas kesesuaian lahan S2 (agak sesuai). Produksi dan produktivitas kelapa sawit per tahun tanam di kebun EMAL dalam lima tahun terakhir (2003 – 2007) mengalami peningkatan. Keadaan jalan rusak akibat curah hujan yang tinggi dan kurangnya fasilitas bekerja mengakibatkan kegiatan pemanenan, pemeliharaan dan transportasi panen menjadi terhambat dan tidak maksimal. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan jalan secara menyeluruh dan kelengkapan fasilitas bekerja. Kegiatan pemeliharaan di kebun EMAL secara umum sudah berjalan baik dan lancar. Keadaan topografi yang cukup curam dan beberapa tajuk tanaman terlampau tinggi di beberapa areal mengakibatkan kegiatan pemeliharaan menjadi terhambat.
Secara umum jumlah tenaga pemanen divisi III sudah mencukupi. Tetapi masih banyak dijumpai kualitas hasil panen yang rendah yang ditunjukkan dengan masih cukup banyaknya jumlah buah kurang matang terpanen dan tandan bergagang panjang. Banyaknya pemanen memotong buah kurang matang disebabkan para pemanen ingin mengejar basis dan premi panen. Kondisi ini disebabkan angka kerapatan panen divisi III rendah. Diperlukan pengurangan basis panen agar para pemanen tidak memotong buah mentah dan kurang matang. Basis panen dapat ditentukan berdasarkan angka kerapatan panen kebun. Jumlah tandan bergagang panjang yang dipanen di divisi III masih cukup banyak. Hal ini disebabkan pengawasan panen yang kurang teliti sehingga diperlukan pengawasan panen yang lebih ketat.
Judul : PENGELOLAAN PEMANENAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO
LESTARI, BAKRIE SUMATERA PLANTATION,
PEMATANG KULIM, JAMBI (DENGAN ASPEK
KHUSUS PEMANENAN)
Nama Mahasiswa : Indra Harimurti Sartono Prabowo
Nomor Pokok : A 34104063
Program Studi : Agronomi
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
NIP. 131 124 018
Ir. Purwono, MS
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
NIP : 131 124 019
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 22 maret 1986.
Penulis merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari Bapak Haryadi dan Ibu
Sri wahyuningsih.
Tahun 1998 penulis menyelesaikan bangku pendidikan Sekolah Dasar
selama 6 tahun di SD. Letjen S. Prapto, Panca Arga, Magelang. Pada tahun 2001
lulus dari SLTPN 7 Magelang. Tahun 2004 penulis lulus dari SMA 1 Magelang.
Tahun 2004 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor
melalui jalur SPMB pada Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian. Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis pernah
bergabung dalam OMDA (Organisasi Mahasiswa Daerah) Magelang Institut
Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengelolaan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di PT.
Eramitra Agro Lestari, Bakrie Sumatera Plantation (Dengan Aspek Khusus
Pemanenan)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis sehingga laporan tugas akhir ini dapat penulis
selesaikan. Dan secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
• Ayahanda Haryadi dan Ibunda Sri Wahyuningsih tercinta, beserta adik –
adik tersayang yang selalu memberikan kasih sayang tak terbatas
sepanjang masa kepada penulis.
• Ir. Purwono, MS. selaku dosen pembimbingan yang telah memberikan
saran, bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi.
• Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M Agr. selaku dosen pembimbing akademik
penulis
• Bapak Sugiyanto, Ibu Nunuk, Nur Fajri Rahmawati beserta adik – adik
tersayang di Magelang, terima kasih atas kasih sayang dan motivasi hidup
yang diberikan kepada penulis.
• Rekan - rekan satu perjuangan selama di Bogor dan Jambi, Agronomer’s
41, anak - anak kostan Arjuna dan kostan Kumbang terima kasih atas
kebersamaan dan kekompakan kita selama 4 tahun ini.
Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan di IPB dan magang di
Jambi. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan manfaat yang
berharga bagi kita semua baik saat ini maupun di saat yang akan datang. Amin.
Bogor, Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ........................................................................................... i
DAFTAR TABEL .................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 4
2.1. Botani Kelapa Sawit .................................................................. 4
2.2. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit .................................................... 5
2.3. Pemeliharan Tanaman Kelapa Sawit ......................................... 5
2.4. Pemanenan Kelapa Sawit .......................................................... 5
BAB III. METODOLOGI. ..................................................................... 8
3.1. Waktu dan Tempat .................................................................... 8
3.2. Metode Pelaksanaan .................................................................. 8
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI KEBUN ..................................... 15
4.1. Lokasi Kebun ............................................................................ 15
4.2. Keadaan Topografi, Tanah dan Iklim ......................................... 15
4.3. Areal Konsesi danTata Guna Lahan ........................................... 15
4.4. Keadaan Tanaman, Produksi dan Produktivitas Kebun .............. 16
4.5. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan .................................. 17
BAB V. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG .............................. 20
5.1. Aspek Teknis ..................................................................................... 20
5.1.1. Kegiatan Pemeliharaan .................................................................... 20
5.1.1.1. Pengendalian Gulma Tanaman Menghasilkan ...................... 20
5.1.1.2. Pengendalian Ulat Api ......................................................... 26
5.1.1.3. Pemupukan ......................................................................... 31
5.1.1.4. Perawatan Jalan ................................................................... 35
5.1.2. Pemanenan ...................................................................................... 36
5.1.2.1. Persiapan Panen ................................................................... 36
5.1.2.2. Pelaksanaan Panen ............................................................... 45
5.1.2.3. Basis dan Premi Panen ......................................................... 47
5.1.2.4. Pengawasan dan Denda Panen ............................................. 50
5.1.2.5. Organisasi Panen ................................................................. 51
5.1.2.6. Administrasi Panen .............................................................. 52
5.1.2.7. Transportasi Panen .............................................................. 53
5.1.3. Pengolahan Kelapa Sawit ................................................................ 54
5.2. Aspek Manajerial ............................................................................... 56
5.2.1. Pendamping Mandor............................................................... 57
5.2.2. Pendamping Asisten ............................................................... 61
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 62
7.1. Kesimpulan ............................................................................... 62
7.2. Saran ......................................................................................... 63
BAB VII. DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 65
LAMPIRAN ............................................................................................ 66
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Tingkat Kematangan Tandan Kelapa Sawit ................................... 6
2. Tata Guna Lahan PT. EMAL 2008 ................................................ 16
3. Produksi TBS PT. EMAL per Tahun Tanam ................................. 17
4. Produktivitas TBS PT. EMAL per Tahun Tanam ........................... 17
5. Jumlah Karyawan PT. EMAL Bulan April 2008 ............................ 19
6. Kategori Tingkat Serangan Ulat Api di PT. EMAL........................ 27
7. Basis Tugas dan Premi Pemupukan Berdasarkan Dosis ................. 34
8. Pengamatan Sensus Buah Blok J Tahun Tanam 1994 .................... 37
9. Perbandingan Luas Perhitungan dengan Luas Aktual Kapel Panen ............................................................................................ 38
10. Peralatan Panen di Kebun EMAL .................................................. 41
11. Pengamatan Kriteria Matang Panen Berdasarkan Fraksi Panen ............................................................................................ 42
12. Jumlah Buah Bergagang Panjang................................................... 43
13. Pengamatan Angka Kerapatan Panen............................................. 44
14. Rekapitulasi Angka Kerapatan Panen ............................................ 44
15. Basis dan Premi Over Basis Panen Tahun 2008 ............................. 48
Lampiran
1. Jurnal Harian Sebagai KHL ........................................................... 67
2. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor .................. 68
3. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten ................... 69
4. Kelas Kesesuaian Lahan PT. EMAL .............................................. 70
5. Data Curah Hujan PT Eramitra Agro Lestari pada 10 Tahun Terakhir ........................................................................................ 71
6. Nota Angkut Buah (NAB) ............................................................. 72
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Pengamatan Sensus Buah ................................................................. 10
2. Pengamatan Angka Kerapatan Panen ............................................... 12
3. Kegiatan Pembabadan ...................................................................... 21
4. Kegiatan Menyemprot Gawangan .................................................... 24
5. Kegiatan Menyemprot Piringan ....................................................... 25
6. Ulat Api Sethosea asigna ................................................................. 26
7. Gejala Serangan Ulat Api................................................................. 27
8. Penyemprotan Ulat Api dengan Knapsack ....................................... 28
9. Injeksi Batang ................................................................................. 29
10. a. Jamur Cordyceps .......................................................................... 31
b. Bunga Turnera subulata .............................................................. 31
11. Kegiatan Pemupukan ...................................................................... 32
12. Kegiatan Panen TBS ........................................................................ 46
13. Muat TBS Menggunakan Truk Buah................................................ 53
Lampiran
1. Peta Kebun Eramitra Agro Lestari ................................................... 73
2. Struktur Organisasi PT Eramitra Agro Lestari .................................. 74
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elais Guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan devisa negara
melalui minyak sawit dan minyak inti sawit. Dengan berkurangnya peranan
minyak dan gas bumi dalam menghasilkan devisa dan pendapatan negara maka
peranan komoditas di sub sektor perkebunan sangat dirasakan pentingnya. Kelapa
sawit merupakan pilihan yang tepat untuk dikembangkan sebagai sumber devisa
negara. Kelapa sawit banyak diminati oleh para investor karena mempunyai
prospek yang cukup tinggi (Fauzi et al. 2002).
Indonesia pada tahun 2007 merupakan produsen kelapa sawit terbesar di
dunia dengan produksi sebesar 17.00 juta ton dan tahun 2008 diperkirakan
Indonesia akan tetap menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan
estimasi produksi sebesar 18.60 juta ton. Saat ini sebanyak 85% lebih pasar dunia
kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia (Pahan, 2006).
Produksi minyak sawit (CPO) Indonesia tahun 2004 sebesar 12 juta ton
yaitu 39,1 % dari total produksi dunia, sedangkan ekspor CPO sebesar 35,1 %
dengan volume 8,6 juta ton. Begitu juga dengan luas areal pertanaman kelapa
sawit yang mengalami peningkatan selama periode 2000-2005. Pada tahun 2000
luas areal sebesar 4 158 077 ha meningkat menjadi 5 597 158 ha pada tahun 2005.
Tahun 2006 terjadi kenaikan yang signifikan pada peningkatan produksi minyak
sawit menjadi 17,75 juta ton, ekspor CPO sebesar 39,18 % dengan volume 12,1
juta ton, dan luas areal pertanaman kelapa sawit menjadi 6 074 926 ha (Direktorat
Jendral Bina Produksi Perkebunan, 2006).
Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat
pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto. Jumlah
penduduk di negara-negara kawasan Timur-Jauh sekitar 3.2 milyar atau 50% dari
penduduk dunia. Di daerah inilah, tingkat pertumbuhan ekonomi pada saat ini
hingga tahun 2010 merupakan yang paling tinggi. Selain itu, konsumsi minyak
per kapita penduduk di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara juga masih jauh
di bawah rata-rata penggunaan minyak nabati dan lemak per kapita per tahun
penduduk dunia (Pahan, 2006).
Panen merupakan salah satu kegiatan yang paling penting pada pengelolaan
tanaman kelapa sawit menghasilkan disamping transportasi. Selain bahan tanam
yang baik dan pemeliharaan tanaman, panen juga salah satu faktor yang paling
penting dalam menampung produksi, keberhasilan panen akan menunjang
pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Sebab potensi produksi yang
tinggi juga tidak ada artinya jika eksploitasi hasil tidak dilakukan secara optimal.
Produksi minyak CPO di suatu kebun dapat menunjukkan tingkat hasil
yang dicapai sudah maksimal atau belum. Hasil yang maksimal hanya dapat
dicapai jika kehilangan (losses) minimal. Sumber-sumber kerugian produksi di
lapangan ialah panen buah mentah, buah matang tertinggal di pokok (tidak
dipanen), brondolan tidak dikutip, serta buah di TPH tidak terangkut ke PKS.
Mengutip hasil panen, transportasi dan pengolahan merupakan suatu rangkaian
mata rantai yang harus dilaksanakan secara terpadu karena kepentingannya yang
saling mempengaruhi.
Dalam industri perkebunan kelapa sawit pengelolaan panen merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas (asam lemak bebas atau
FFA) dan kuantitas (ekstraksi) produktivitas kebun. Sistem panen bertujuan untuk
memperoleh rendemen minyak yang tinggi serta mutu minyak yang baik. Tujuan
tersebut dapat tercapai apabila ketentuan panen yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dapat dijalankan dengan baik oleh seluruh anggota kebun dan untuk
mengawasi jalannya ketentuan tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan panen
yang baik.
Pengelolaan panen yang baik adalah manajemen yang dapat menciptakan
keharmonisan di antara kegiatan panen, pengangkutan tandan buah segar (TBS)
dan brondolan, dan pengolahan hasil kelapa sawit. Apabila di antara ketiga
kegiatan tersebut telah tercipta suatu hubungan kerja yang erat maka akan
menciptakan suatu hasil kualitas dan kuantitas yang baik dari hasil kebun
perusahaan tersebut.
1.2. Tujuan
Tujuan umum kegiatan magang adalah meningkatkan pengetahuan yang
telah diterima selama perkuliahan dengan penerapan langsung di lapangan,
menambah pengalaman serta meningkatkan kemampuan, baik teknis maupun
manajerial dan meningkatkan keterampilan dalam memahami proses kerja yang
nyata. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah melakukan pengamatan,
mengimplementasi serta melatih berpikir sistematis dalam mencari alternatif
pemecahan masalah yang mungkin ditemukan dalam kegiatan pemanenan dan
memberi masukan kepada pihak kebun untuk mengatasi masalah yang terjadi
pada kebun yang berkaitan dengan kegiatan panen.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Kelapa Sawit
Menurut Semangun dan Mangoensokardjo (2003), upaya klasifikasi
kelapa sawit sudah dimulai sejak empat abad yang lalu (abad ke-16) dan
dilanjutkan ke abad-abad selanjutnya. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi diperoleh data dan informasi baru untuk para ahli dalam melakukan
perubahan, penyesuaian dan pembetulan. Taksonomi kelapa sawit yang umum
sekarang adalah sebagai berikut :
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Palmae (Arecaceae)
Subfamili : Cocoidae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Tanaman kelapa sawit berakar serabut yang mempunyai fungsi sebagai
penyerap unsur hara dan respirasi tanaman serta sebagai penyangga berdirinya
tanaman. Tanaman kelapa sawit dewasa memiliki 8 000 – 10 000 akar primer
yang panjangnya 15 – 20 meter dari dasar batang dengan diameter 4 – 10 mm.
Sebagian besar tumbuh mendatar sekitar 20 – 60 cm di bawah permukaan tanah.
Batang kelapa sawit tidak memiliki kambium dan tidak bercabang. Batang
kelapa sawit berfungsi sebagai penyangga tajuk dan sebagai jalan pengangkutan
air dan hara (zat makanan) dari akar ke seluruh bagian tanaman dan jalan
pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke seluruh bagian tanaman serta sebagai
tempat menyimpan bahan makanan atau zat-zat cadangan makanan. Pertumbuhan
batang kelapa sawit tidak terbatas selama masa hidupnya, tetapi menurut
pertimbangan ekonomisnya hanya sampai berumur 25 tahun atau mencapai
ketinggian 10 – 11 m (Lubis et al. , 1989).
2.2. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah curah hujan, suhu udara,
kelembaban udara, dan radiasi matahari. Curah hujan yang tinggi menurunkan
radiasi matahari karena cuaca banyak berawan. Tanaman kelapa sawit akan
tumbuh baik pada ketinggian 0 – 400 m dpl. Kelapa sawit menghendaki iklim
dengan curah hujan antara 2 000 – 2 500 mm per tahun, dengan jumlah bulan
kering dalam satu tahun 1 – 2 bulan. Suhu udara rata-rata 22 – 33o
Kelapa sawit dapat tumbuh baik pada sejumlah besar jenis tanah di
wilayah tropika. Sebagian besar dari lahan-lahan yang dipakai untuk usaha tani
kelapa sawit termasuk jenis-jenis tanah Organosol, Regosol, Andosol, Aluvial,
Latosol, Podsolik Merah Kuning, dan Podsolik Coklat. Tanah yang baik untuk
pertumbuhan kelapa sawit adalah tanah yang memiliki pH netral, lapisan tanah
dalam (tebal solum 80 cm), tekstur ringan, perkembangan struktur baik dan
memiliki kandungan unsur hara yang tinggi (Lubis et al. , 1989).
C. Kelembapan
udara 50 – 90 % dengan kelembapan udara optimal 80 %.
2.3. Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang
sangat penting dan sangat menentukan produksi kelapa sawit. Pemeliharaan
tersebut juga ditujukan terhadap media tumbuh (tanah) agar tidak terjadi
kerusakan atau kemiskinan unsur hara. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit
meliputi beberapa aspek, yaitu penyulaman, penanaman tanaman penutup tanah,
pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama penyakit, penunasan,
kastrasi dan penyerbukan buatan.
2.4. Pemanenan Kelapa Sawit
Sasaran atau tujuan panen kelapa sawit adalah mendapatkan minyak dan
inti sebanyak-banyaknya. Panen adalah suatu kegiatan memotong tandan buah
matang panen serta mengumpulkan brondolannya, kemudian mengangkut tandan
buah serta brondolan ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Kriteria matang panen
ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal dalam daging buah dan
kandungan asam lemak bebas (ALB) serendah mungkin. Untuk memperoleh mutu
panen yang baik perlu diperhatikan derajat kematangan buah, hal ini dapat
berpengaruh terhadap rendemen minyak dan kandungan ALB (Lubis et al. ,
1989). Tingkat kematangan tandan yaitu persentase buah luar yang memberondol
dengan kiteria dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat Kematangan Tandan Kelapa Sawit
Fraksi Kriteria kematangan Derajat kematangan 00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah 0 Satu brondolan sampai 12.5 % dari buah luar Mentah 1 12.5 – 25 % buah luar membrondol Kurang matang 2 25 – 50 % buah luar membrondol Matang I 3 50 – 75 % buah luar membrondol Matang II 4 75 – 100 % buah luar membrondol Lewat matang I 5 Buah dalam ikut memberondol Lewat matang II
Sumber : Lubis (1992)
Kerapatan panen adalah perkiraan jumlah pohon yang dapat dipanen dari
seluruh pohon yang ada dalam blok, dihitung secara acak dari sejumlah pohon
tertentu dalam blok tersebut. Kerapatan panen tersebut akan digunakan untuk
meramalkan produksi, kebutuhan pemanen, kebutuhan angkutan dan pengolahan
TBS pada esok harinya (Yahya, 1990).
Rotasi panen adalah lamanya waktu antara satu panen dengan panen
berikutnya dalam satu kapel panen tertentu. Kapel adalah luasan areal yang
dipanen dalam sekali panen oleh beberapa pemanen. Setiap afdeling biasanya
dibagi menjadi beberapa kapel panen yang jumlahnya sesuai dengan jumlah hari
panen dalam satu rotasi panen.
Sistem panen terdiri dari dua, yaitu ancak tetap dan ancak giring. Ancak
tetap adalah setiap pemanen diberi ancak panen yang sama dengan luasan tertentu
dan harus selesai pada hari itu. Ancak giring adalah setiap pemanen diberikan
ancak per baris tanaman dan digiring bersama-sama (Koedadiri et al. , 2005).
Tenaga panen jumlahnya harus disiapkan agar pemanenan dapat
diselesaikan dalam satu hari. Apabila panen tidak sesuai, buah yang telah matang
akan lewat matang pada rotasi berikutnya. Jumlah pemanen yang dibutuhkan
dapat ditentukan dari kapsitas panen. Kapasitas panen tergantung pada kerapatan
panen dan keadaan lahan (topoprafi) tempat pemanen. Untuk menghitung
kebutuhan tenaga kerja pemanen buah dapat menggunakan rumus:
Kebutuhan tenaga pemanen = 𝐀𝐀 𝐱𝐱 𝐁𝐁 𝐱𝐱 𝐂𝐂 𝐱𝐱 𝐃𝐃𝐄𝐄
Keterangan :
A = Luas ancak (kappel) yang akan dipanen (ha)
B = Kerapatan panen
C = Rata-rata berat buah
D = Populasi tanaman/ha
E = Kapasitas panen/HK
Pengangkutan tandan buah segar (TBS) adalah kegiatan pengangkutan dari
tempat pengumpulan hasil (TPH) di lapangan ke pabrik. Tandan buah segar yang
dipanen harus diangkut dan sampai ke pabrik kelapa sawit pada hari itu juga
maksimum 12 jam setelah panen. Hal ini bertujuan agar minyak yang dihasilkan
dari buah tersebut mempunyai mutu yang baik. Untuk tercapainya tujuan ini harus
didukung dengan sarana jalan yang baik dan sarana angkutan yang cukup,
sehingga kemungkinan buah menginap di kebun tidak terjadi. Kebutuhan alat
angkut ini tergantung dari jumlah alat angkut, kapasitas alat angkutnya dan jarak
tempuh dari lapangan sampai ke pabrik. Karena bila buah yang telah dipanen
sampai menginap pada hari itu juga, maka akan terjadi perubahan mutu minyak
yaitu meningkatnya asam lemak bebas (Tim Penyusun Vademecum, 1993).
Pemberian premi panen bertujuan untuk meningkatkan mutu hasil panen
dan meningkatkan pendapatan karyawan sesuai dengan jumlah dan mutu yang
diperoleh. Premi panen diberikan kepada pemanen yang memperoleh panenan
melebihi target.
Pemeriksaan hasil panen dilakukan di lapangan dan di TPH. Pemeriksaan
di lapangan meliputi: pemeriksaan tandan matang tidak panen, tandan dipanen
tidak terkumpul, brondolan tertinggal di piringan pohon/ jalan pikul, dan buah
tertinggal di pelepah. Pemeriksaan di TPH meliputi: pemeriksaan tandan mentah,
cangkem kodok (huruf V), susunan tandan dan kebersihan brondolan.
BAB III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan. Praktik dimulai dari
tanggal 14 Februari 2008 sampai dengan 7 Juni 2008 di kebun Eramitra
Agrolestari (EMAL), PT. Bakrie Sumatera Plantation, Pematang Kulim,
Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Jambi.
3.2. Metode Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan magang, beberapa kegiatan yang
dilaksanakan antara lain: aspek teknis, aspek manajerial dan aspek khusus.
3.2.1. Aspek teknis kegiatan magang
Aspek teknis kegiatan magang yang dilakukan meliputi:
3.2.1.1. Pemeliharaan
a) Pengendalian gulma tanaman menghasilkan
Kegiatan pengendalian gulma tanaman menghasilkan meliputi
pengendalian gulma secara manual dan secara kimia. Dalam kegiatan ini
mempelajari dan mempraktikkan cara pengendalian gulma secara manual dan
kimia, mempelajari macam – macam jenis gulma yang dikendalikan, peralatan
yang digunakan, dosis herbisida yang digunakan dalam pengendalian secara
kimia, cara kerja, jumlah tenaga kerja yang digunakan tiap kegiatan, norma
kerja yang digunakan dan kendala yang dihadapi di lapangan.
b) Pengendalian ulat api
Kegiatan pengendalian ulat api mempelajari jenis ulat api yang menyerang
di kebun EMAL dan cara penanggulangannya, mempelajari alat dan bahan
yang digunakan, cara kerja tiap kegiatan pembrantasan ulat api, jumlah tenaga
kerja yang digunakan, norma kerja yang digunakan, dan kendala yang dihadapi
di lapangan.
c) Pemupukan
Dalam kegiatan pemupukan mempelajari jenis pupuk yang digunakan,
waktu dan rotasi pemupukan, mekanisme kegiatan pemupukan, dosis tiap jenis
pupuk, norma kerja pemupukan, serta perhitungan premi pupuk.
d) Perawatan jalan
Kegiatan perawatan jalan mempelajari dan melaksanakan secara langsung
kegiatan perawatan jalan dan norma kerja yang digunakan.
3.2.1.2. Pemanenan
Dalam kegiatan pemanenan beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
persiapan panen, pelaksanaan panen, perhitungan basis dan premi panen,
pengawasan dan denda panen, organisasi panen, administrasi panen, serta
transportasi panen.
a) Persiapan panen
Pada kegiatan persiapan panen mempelajari dan melaksanakan kegiatan
sensus buah, rotasi dan kapel panen, sistem hanca panen, persiapan teknis
lapang, peralatan panen, kriteria matang panen, mutu buah, angka kerapatan
panen (AKP) serta perhitungan tenaga kerja pemanen. Dalam persiapan panen
terdapat aspek khusus yaitu kegiatan sensus buah, kriteria matang panen, mutu
buah dan perhitungan angka kerapatan panen (AKP).
Tempat : Divisi III blok J
Pengamatan sensus buah
Tahun tanam : 1994
Luas areal : 59.84 ha
SPH : 125 pokok/ ha
Total pokok : 7480
BJR : 16.4 kg
Dalam 1 baris tanaman terdapat 29 – 32 pokok sawit
Cara pelaksanaan sensus buah adalah:
• Baris pertama yang dimasuki adalah baris nomor 3 (titik sensus) dari arah
selatan – utara
Baris 18
• Menentukan jumlah pohon sampelnya antar barisan jaraknya 5 baris dan
dalam baris berselang 5 pohon
• Tiap baris tanaman rata – rata terdapat 6 – 7 pohon sampel (pohon sensus)
yang diamati
• Pengamatan jumlan tandan dalam pohon sampel dimulai dengan
menghitung buah antesis sampai dengan buah mentah (fraksi 0) yang
diperkirakan siap dipanen 1 – 6 bulan berikutnya
• Pengamatan jumlah tandan dilakukan pada tiap pohon sampel dan setelah
selesai menghitung tandan dari pohon sensus, penulis memberi tanda pada
pohon yang telah disensus menggunakan cat putih
o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
U X o o o o X o o o o o X o o o o X o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
S o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
Gambar 1. Pengamatan Sensus Buah Keterangan:
: Gawangan mati
: Pasar pikul
X : Pohon sampel
• 1 blok besar : 240 baris
No. baris contoh : 3,8,13,18,...,238
No. pohon sampel : 5,10,15,20,25,30
Baris 3
Baris 8
Baris 13
• Cara perhitungan estimasi produksi adalah:
Jumlah tandan dari pokok sampelPokok sampel × Jumlah total pokok × BJR
Pengambilan sampel buah
Kriteria matang panen (berdasarkan fraksi panen)
Tempat : Divisi III
Grup : A dan B
1 grup : Diambil masing – masing 3 pemanen
1 pemanen : Diambil 2 TPH
Total pemanen : 6 pemanen
Total TPH : 12 TPH (TPH no. 2 dan 3)
No. Pemanen : No. 1, 2, 3 (grup A)
No. 19, 20, 21 (grup B)
Cara pelaksanaan : Pencatatan kriteria tandan matang panen dilakukan
dengan menghitung semua buah setelah selesai dipanen dan dikumpulkan
dalam TPH
Tempat : Divisi III
Mutu buah (berdasarkan buah bergagang panjang)
Total TPH : 10 TPH
Cara pelaksanaan : Pengambilan TPH dilakukan acak pada tiap pemanen.
Pengamatan dilakukan setelah para pemanen memanen buah di pohon dan
meletakkannya di TPH. Standar maksimal panjang gagang TBS yang
dipanen di kebun EMAL adalah 3 cm.
Tempat : Divisi III blok K – 23 dan blok L – 25
Perhitungan angka kerapatan panen (AKP)
Tahun tanam : 1994
Luas areal : 17.67 ha (blok K – 23)
: 15.57 ha (blok L – 25)
SPH : 121 pokok/ ha
: 134 pokok/ ha
Total pokok : 2138 (blok K – 23)
: 2086 (blok L – 25)
Cara pelaksanaan pengamatan AKP:
• Pengamatan dilakukan dengan mengambil pohon sampel dalam satu baris
tanaman dari arah selatan ke utara, tiap baris tanaman terdapat 28 – 32
pohon
• Tiap pohon dalam 1 baris tanaman dijadikan sebagai pohon sampel dan
pengamatan pohon sampel dimulai dari baris ke – 5
• Jarak antar baris yang diamati adalah 10 baris
• Dalam pohon sampel diamati jumlah tandan yang matang dan siap dipanen
o X o o o o X o o o o o o o o o o o o X o o o o X o o
U o o o o o o o o o o X o o o o X o o o o o o o o o o o o X o o o o X o o o o o o o o o o o
S o X o o o o X o o o o o o o o o o o o X o o o o X o o o o o o o o o o o o X o o o o X o o
Gambar 2. Pengamatan Angka Kerapatan Panen
Keterangan:
: Gawangan mati X : Pohon sampel
: Pasar pikul
• Jumlah baris
Blok K - 23 : 71 baris
Blok L - 25 : 62 baris
• No. baris contoh : 5,15,25,35,45,55,65
No. pohon contoh : 1,2,3,4,5,...,30
% 100sampelpokok Jumlah
tanamanbaris tiapdalam matangdan Jumlah tanAKP ×=
Baris 15
Baris 5
b) Pelaksanaan panen
Dalam pelaksanaan panen mempelajari langkah – langkah kerja pemanen
dalam memanen buah serta beberapa hal penting yang harus diperhatikan
pada saat kegiatan panen berlangsung.
c) Perhitungan basis dan premi panen
Mempelajari dan mengetahui cara perhitungan basis dan premi panen yang
diberikan kepada pemanen.
d) Pengawasan dan denda panen
Mempelajari dan mengetahui jenis denda yang berlaku di kebun EMAL
beserta besaran nilai denda yang diberikan kepada pemanen.
e) Struktur organisasi
Mempelajari struktur organisasi panen yang digunakan di kebun EMAL.
f) Administrasi panen
Mempelajari kegiatan administrasi dalam kegiatan panen di kebun EMAL,
mempelajari cara - cara pencatatan nota angkut buah, produksi buah,
laporan harian mandor panen, produksi TBS per hari dan per blok, serta
macam - macam pencatatan administrasi panen di kantor estate.
g) Transportasi panen
Dalam kegiatan transportasi panen mempelajari sistem transportasi dalam
kegiatan panen di kebun EMAL yang meliputi: macam - macam alat
transportasi yang digunakan dalam pengangkutan buah, kapasitas masing -
masing alat angkut transportasi panen, serta kendala yang dihadapi dalam
kegiatan transportasi panen.
3.2.1.3. Pengolahan kelapa sawit
Mahasiswa mempelajari fungsi masing – masing stasiun pengolahan
kelapa sawit yang meliputi: stasiun penerimaan buah, stasiun perebusan
(sterilizer), stasiun pemipilan, stasiun pencacahan (digester) dan pengempaan
(presser), stasiun pemurnian (clarifier), stasiun pemisahan biji dan kernel, stasiun
pembangkit tenaga, dan stasiun pengolahan limbah (effluent treatment).
Mahasiswa berada di pabrik kelapa sawit kebun EMAL selama 2 hari.
3.2.2. Aspek manajerial kegiatan magang
Kegiatan aspek manajerial yang diikuti adalah:
a) Satu bulan pertama menjadi KHL (karyawan harian lepas)
Selama menjadi KHL kegiatan yang dilakukan antara lain: kegiatan
pemeliharaan (pengendalian gulma tanaman menghasilkan, pengendalian ulat
api, pemupukan, dan perawatan jalan) dan kegiatan pemanenan (persiapan
panen, pelaksanaan panen, perhitungan basis dan premi panen, pengawasan
dan denda panen, organisasi panen, administrasi panen, serta transportasi
panen).
b) Satu bulan menjadi pendamping mandor
Selama menjadi pendamping mandor, kegiatan yang dilaksanakan adalah
mengabsen dan mengawasi pekerjaan karyawan.
c) Dua bulan menjadi pendamping asisten
Selama menjadi pendamping asisten, kegiatan yang dilaksanakan adalah
mengontrol tiap jenis pekerjaan dan mempelajari administrasi kebun.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data
primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan
lapang dan wawancara langsung dengan tenaga kerja. Data sekunder diperoleh
dari kebun yang meliputi: lokasi kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan
tata guna lahan, kondisi pertanaman dan produksi, norma kerja di lapangan, serta
organisasi dan manajemen kebun.
BAB. IV KONDISI UMUM LOKASI KEBUN
4.1. Lokasi Kebun
Secara administratif PT. Eramitra Agro Lestari, Bakrie Sumatera
Plantation terletak di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Jarak dari kota Jambi ke lokasi kebun sekitar 150 Km atau 4 jam perjalanan
melalui darat. Jarak dari Kabupaten Sarolangun ke lokasi kebun sekitar 41 Km
atau 1 jam perjalanan melalui darat.
Secara geografis, lokasi kebun EMAL sebelah utara berbatasan dengan
Desa Pauh, sebelah selatan berbatasan dengan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan
kebun karet masyarakat, sebelah barat berbatasan dengan Desa Lubuk Kepayang,
dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Gurun Tuo dan Desa Gurun Mudo.
4.2. Keadaan Topografi, Tanah dan Iklim
Kondisi lahan Kebun EMAL memiliki topografi datar sampai
bergelombang dengan kemiringan lahan 0 – 30 % dengan ketinggian tempat
mencapai 50 – 100 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan hasil survey tinjau
di kebun jenis tanah yang mendominasi kebun EMAL adalah tanah mineral
Padsolik Merah Kuning. Adapun hasil evaluasi kelas kesesuaian lahan terhadap
sifat fisik dan kimia tanah maka kebun EMAL tergolong dalam kelas kesesuaian
lahan S2 (agak sesuai). Data hasil evaluasi kesesuaian lahan PT. EMAL terlampir
pada Tabel Lampiran 4.
Menurut Scmidth dan Ferguson, keadaan iklim di kebun EMAL termasuk
tipe A ( Q = 10 %) yaitu kategori iklim sangat basah. Rata – rata curah hujan per
tahun dalam 10 tahun terakhir adalah 2 892 mm, rata – rata hari hujan 123 hari/
tahun dengan rata-rata bulan kering 1 bulan/ tahun dan rata-rata bulan basah 10
bulan per tahun. Data curah hujan dalam 10 tahun terakhir (tahun 1998 – 2008)
dapat dilihat pada Tabel Lampiran 5.
4.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Menurut SK/ HGU, luas lahan yang diizinkan untuk PT. EMAL adalah 10
617 ha. Luas total areal tanaman menghasilkan kebun EMAL adalah 3989.77 ha
yang terdiri dari 6 divisi. Divisi I seluas 484.94 ha, Divisi II seluas 665.12 ha,
Divisi III seluas 702.91 ha, Divisi IV seluas 699.06 ha, Divisi V seluas 883.33 ha,
dan Divisi VI seluas 590.08 ha seperti yang terlihat pada Gambar Lampiran 1.
Sebelum akhir tahun 2007 kebun EMAL terbagi menjadi 8 divisi, tetapi pada
akhir tahun 2007 dirubah menjadi 6 divisi. Data tata guna lahan kebun EMAL
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tata Guna Lahan PT. EMAL 2008
No. Kategori Luas (ha) 1 Tanaman menghasilkan
TM 94 1 283.74 TM 95 1 447.88 TM 96 259.21 TM 97 564.87 TM 98 232.29 TM 99 191.13 Sisipan 2000 10.65 Total TM 3 989.77
2 TBM 2007 22.50 3 Land clearing 2008 36.91 4 Total areal dapat ditanam ( 1+2+3) 4 049.18 5 6
Total areal tidak ditanam Hutan muda/ tanah kosong
346.99 49.16
7 Areal cadangan 4 420.00 8 Total areal diusahakan ( 4+5 ) 4 396.17 Total SK/ HGU 10 617.00
Sumber: Kantor Estate EMAL 2007
4.4. Keadaan Tanaman, Produksi dan Produktivitas Kebun
Berdasarkan sumber bibitnya, jenis tanaman kelapa sawit yang diusahakan
di PT EMAL adalah varietas Tenera dan Dura. Bibit ini berasal dari PT Socfindo
dan Marihat. Tata tanam yang digunakan adalah tata tanam segitiga sama sisi
dengan jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m.
Produksi dan produktivitas kelapa sawit per tahun tanam di kebun EMAL
dalam lima tahun terakhir (2003 – 2007) mengalami peningkatan. Umumnya
produksi akan tinggi jika pemeliharaan kebun terjaga dengan baik dan keadaan
iklim mendukung tanaman untuk berproduksi. Perkembangan produksi dan
produktivitas kelapa sawit PT. EMAL per tahun tanam dalam lima tahun terakhir
disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Produksi TBS PT. EMAL per Tahun Tanam
Tahun tanam Luas (ha) Produksi aktual (ton TBS) 2003 2004 2005 2006 2007
1994 1284 18994 20651 22112 25610 28424 1995 1448 23075 24530 26212 29740 30235 1996 259 3070 3274 3789 4035 4429 1997 550 5321 6099 8965 11118 11661 1998 230 1884 2397 4033 4505 4766 1999 55 145 165 325 853 795 Total 3826 52489 57116 65446 75861 80310
Sumber: Kantor Estate EMAL 2007
Tabel 4. Produktivitas TBS PT. EMAL per Tahun Tanam
Tahun Tanam Produktivitas aktual (ton TBS/ ha/ tahun) 2003 2004 2005 2006 2007
1994 14,8 16,1 17,2 19,9 22,1 1995 15,9 16,9 18,1 20,5 20,9 1996 11,8 12,6 14,7 15,6 17,1 1997 9,7 11,1 16,3 20,2 21,2 1998 8,2 10,4 17,5 19,6 20,7 1999 2,6 3,0 5,9 15,5 14,4 Total 13,7 14,9 17,1 19,8 21
Sumber: Kantor Estate EMAL 2007
4.5. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PT. Eramitra Agro Lestari merupakan salah satu unit perkebunan yang
dikelola oleh Bakrie Sumatera Plantation. Di tingkat kebun, kekuasaan tertinggi
dipegang oleh seorang GM (General Manager) yang membawahi seorang EM
(Estate Manager) yang bertanggung jawab langsung kepada AM. Dalam
melaksanakan tugasnya, EM dibantu olek 6 orang asisten divisi, 1 orang asisten
gudang, 1 orang asisten traksi dan bengkel, serta satu orang clief clerk (asisten
kantor estate).
Estate manager bertugas mengelola, mengorganisir dan mengendalikan
seluruh unit kegiatan kebun yang bertujuan untuk mencapai target produksi kebun
dengan efisien. EM bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional dan
administrasi kebun.
Asisten divisi bertanggung jawab langsung terhadap EM atas masing –
masing divisi yang dikelolanya dengan tujuan agar tercapai target produksi
masing – masing divisi yang dikelola dengan biaya serendah – rendahnya. Asisten
divisi bertugas dan bertanggung jawab terhadap kebun dengan melaksanakan
kegiatan operasional dan administrasi divisi secara tertib, pembinaan sumber daya
manusia yang dipimpin dalam divisi, dan pengendalian biaya yang telah
ditetapkan perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, asisten divisi dibantu oleh
seoran mandor I sebagai orang kepercayaannya. Mandor I dibantu oleh mandor
panen, mandor pupuk, mandor semprot, mandor babad, kerani cek dan kerani
transport. Dalam kegiatan administrasi asisten divisi dibantu oleh seorang kerani
divisi.
Asisten gudang bertanggung jawab terhadap pengadaan dan distribusi
bahan – bahan di gudang yang dikirim dari kantor Jambi. Asisten gudang dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang kepala gudang dan beberapa
pembantu gudang dalam melaksanakan pengawasan dan menghitung segala
macam bahan yang masuk ke gudang (solar, spare part, herbisida, insektisisda,
obat – obatan, dan lain – lain). Dalam kegiatan administrasi gudang asisten
gudang dibantu oleh seorang kerani gudang.
Asisten traksi dan bengkel bertugas mengatur semua yang berhubungan
dengan transportasi di kebun EMAL. Baik transportasi untuk tenaga kerja (staf/
non staf) maupun untuk transportasi yang berhubungan dengan pengangkutan
buah dan produksi. Dalam kegiatan operasional transportasi lapangan, asisten
traksi dan bengkel dibantu oleh seorang kepala traksi yang bertugas untuk
mengatur kelancaran transportasi di kebun. Dalam kegiatan administrasi, asisten
traksi dan bengkel dibantu oleh seorang kerani traksi dan bengkel dalam membuat
laporan administrasi traksi dan bengkel.
Asisten kantor estate (clief clerk) bertugas merekap data kebun baik
harian, bulanan, maupun tahunan. Dalam melaksanakan tugasnya, clief clerk
dibantu oleh seorang kerani produksi untuk bagian produksi dan panen, seorang
kerani upah ( payroll) untuk bagian premi dan gaji karyawan, serta kerani umun
untuk bagian perawatan dan umum. Data dari masing – masing kerani tersebut
direkap oleh clief clerk.
Karyawan di kebun EMAL terdiri dari 3 golongan, yaitu HIP (Hubungan
Industri Pancasila), SKU (Serikat Kerja Umum), dan KHL (Karyawan Harian
Lepas). Karyawan HIP merupakan karyawan bulanan yang dingkat berdasarkan
prestasi, bila tidak masuk kerja tidak dianggap mangkir dan tidak dipotong gaji.
Karyawan SKU adalah karyawan bulanan yang diangkat berdasarkan lamanya
bekerja, bila tidak masuk kerja dianggap mangkir dan mendapat potongan kerja.
KHL adalah karyawan terikat oleh perusahaan yang hanya mendapatkan upah bila
mereka bekerja dan jika tidak bekerja tidak akan mendapatkan upah.
Tabel 5. Jumlah Karyawan PT. EMAL Bulan April 2008
Jabatan Jumlah (orang) - Staff
Estate Manajer Asisten Divisi Asisten Infrastruktur KaPAM
- Non Staff HIP SKU KHL
1 6 1 1
80 282 476
Total 847 Sumber: Kantor HRD EMAL 2007
Sistem pengupahan di kebun EMAL didasarkan pada golongan. Besarnya
pengupahan HIP dan SKU diatur oleh kantor pusat yang besarnya Rp.24 350,00
per hari. Pengupahan untuk KHL diatur berdasarkan UMR (upah minimum
regional) yang berlaku yaitu sebesar Rp.28 960,00 per hari. Perbedaan lain adalah
HIP dan SKU mendapatkan jatah beras per bulan untuk kebutuhan sendiri dan
keluarga sedangkan KHL tidak mendapatkan jatah beras. PT. EMAL juga
menyediakan fasilitas kesejahteraan bagi karyawannya seperti rumah, pelayanan
kesehatan di klinik kebun, alat transportasi untuk anak sekolah berupa truk dan
mini bus. Struktur organisasi PT. EMAL dapat dilihat pada Gambar Lampiran 2.
BAB V. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
5.1. Aspek Teknis
5.1.1. Kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang diikuti di kebun EMAL diantaranya:
pengendalian gulma tanaman menghasilkan, pengendalian ulat api, pemupukan
dan perawatan jalan.
5.1.1.1. Pengendalian gulma tanaman menghasilkan
Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi
yang tidak diinginkan manusia. Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit
dilakukan pada gawangan hidup (pasar pikul) dan piringan. Tetapi tidak semua
gulma harus diberantas. Contoh gulma yang tidak diberantas adalah pakis
nephrolepis biserata. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi penguapan berlebihan
sehingga mendorong timbulnya erosi yang sangat merugikan. Selain itu agar
musuh alami hama pemakan daun dapat hidup dan berkembang di pakis tersebut.
Ada beberapa jenis gulma yang perlu diperhatikan antara lain: ilalang di
piringan dan gawangan, rumput - rumputan di piringan serta anak kayu di
gawangan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif, pembrantasan gulma
dapat dilakukan dengan kombinasi manual dan kimiawi dengan rotasi yang telah
ditentukan.
a) Pengendalian gulma secara manual
Pembabadan (slashing)
Pembabadan merupakan kegiatan pengendalian gulma dengan
menggunakan parang babad. Kegiatan tersebut dilakukan di gawangan dan
piringan. Jenis gulma yang dominan di gawangan dan pasar pikul antara lain:
Melastoma malabathricum, Clidemia hirta, Axonopus compressus, Gleicheina
linearis (pakis kawat), Nephrolepis biserata (pakis harupat), dan anak sawit
(pentosan).
Kegiatan pembabadan ada 2 macam di PT. EMAL yaitu babad selektif dan
babad rendahan. Babad selektif dilakukan untuk gulma-gulma tertentu saja,
contohnya yaitu anak kayu dan pakis-pakisan. Babad rendahan diperuntukan
semua jenis gulma pada daerah-daerah rendahan, baik di gawangan maupun
piringan.
Cara kerja pembabadan adalah dengan membabad habis semua gulma
yang tumbuh yang tumbuh pada gawangan dan piringan dengan menggunakan
parang babad. Pembabadan dilakukan setiap orang untuk tiap jalan pikul lalu
pindah ke jalan pikul selanjutnya sampai norma kerja tercapai. Tenaga kerja yang
digunakan dalam kegiatan pembabadan adalah KHL (Karyawan Harian Lepas).
Gambar 3. Kegiatan Pembabadan
Kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pembabadan adalah
keadaan topografi yang cukup curam, sehingga pekerjaan menjadi sulit dan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Norma kerja dalam kegiatan pembabadan
adalah 0.6 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 0.6 ha/ HK dan prestasi kerja
mahasiswa adalah 0.5 ha/ HK. Rotasi pembabadan pada tanaman menghasilkan di
PT. EMAL adalah 2 kali dalam 1 tahun.
Rempes jalan
Kegiatan rempes jalan adalah kegiatan mengendalikan gulma di tepi jalan
utama (poros). Kegiatan ini sekaligus bertujuan agar daerah di pinggir jalan utama
lebih rapi dan enak dilihat. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah parang
babad. Kegiatan rempes jalan hanya dilakukan pada tanaman menghasilkan.
Teknik dalam melakukan kegiatan rempes jalan adalah dengan membabad gulma-
gulma yang terdapat di pinggir jalan utama, lalu masuk 1 baris tanaman sampai
tembus jalan utama dan diteruskan ke blok selanjutnya. Norma kerja dalam
kegiatan ini adalah 5 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 5 ha/ HK dan prestasi
kerja mahasiswa adalah 3 ha/ HK. Jenis gulma-gulma yang dibabad antara lain
Gleicheina linearis (pakis kawat), Clidemia hirta, Cynodon dactylon, Melastoma
malabraticum, dan Cyperus rotundus. Rotasi dalam kegiatan rempes jalan adalah
2 kali setahun.
Dongkel anak kayu (DAK)
Dongkel anak kayu merupakan kegiatan mendongkel anak kayu secara
selektif di sekitar gawangan dan piringan. Jenis gulma yang didongkel antara lain:
Melastoma malabathricum, Clidemia hirta, Lantana camara, Chromolaena
odorata, dan anak sawit (pentosan). Dongkel anak kayu dilakukan dengan cara
mendongkel dan membongkar gulma anak kayu sampai ujung akar dengan
menggunakan cangkul kecil, dengan lebar 14 cm. Pekerja mendongkel semua
gulma yang dijumpai di pasar pikul dan piringan lalu membuangnya di gawangan
mati. Pekerja berjalan sampai ke jalan tengah lalu pindah ke pasar pikul
sebelahnya, demikian seterusnya sampai norma kerja tercapai.
Kendala yang dijumpai dalam kegiatan DAK adalah keadaan topografi
yang cukup curam dan kerapatan gulma yang terlalu rapat, sehingga waktu
pekerjaan menjadi lama dan norma kerja sering tidak tercapai. Norma kerja DAK
adalah 0.5 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 0.5 ha/ HK dan prestasi kerja
mahasiswa 0.25 ha/ HK. Rotasi kegiatan DAK adalah 2 kali dalam setahun untuk
tanaman menghasilkan.
b) Pengendalian gulma secara kimia
Pengendalian gulma secara kimia di kebun EMAL dilakukan dengan
menggunakan herbisida yang mengandung sejumlah bahan aktif metilmetsulfuron
(Ally), paraquat (Gramoxone), fluroxypyr (Starane) dan Isopropilamina glifosat
(SMART). Bahan aktif metilmetsulfuron, Isopropilamina glifosat, dan fluroxypyr
mengandung racun sistemik sedangkan bahan aktif paraquat mengandung racun
kontak. Pengendalian gulma yang dilakukan di PT. EMAL antara lain:
penyemprotan gawangan, penyemprotan piringan, dan penyemprotan sporadis.
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat semprot punggung knapsack
sprayer tipe Solo berkapasitas 15 liter. Nozzle yang digunakan memiliki kategori
VLV (very low volume) dengan volume semprot 50 - 200 liter/ ha blanket.
Dalam pelaksanaan kegiatan penyemprotan ada pembagian tenaga kerja.
Tenaga kerja dibagi menjadi tenaga penyemprot larutan herbisida dan tenaga
pelangsir air. Dalam 1 orang tenaga pelangsir air mendampingi 2 orang tenaga
penyemprot. Tenaga pelangsir air bertugas untuk mencari sumber air yang
digunakan untuk mencampur larutan herbisida yang akan digunakan. Tenaga
penyemprot bertugas untuk menyemprot larutan herbisida yang telah diencerkan
dengan air ke gulma – gulma yang akan dikendalikan.
Dalam kegiatan penyemprotan di PT. EMAL tidak dibenarkan dilakukan
semprot total. Hal ini dikarenakan dapat merusak keseimbangan ekosistem
lingkungan. Salah satu contohnya adalah matinya musuh – musuh alami hama
pemakan daun. Permasalahan yang ditemukan di lapangan antara lain: keadaan
topografi yang cukup curam, jauhnya sumber air sehingga mempersulit tenaga
pelangsir air dalam mendapatkan air, dan kurangnya fasilitas keamanan dalam
melakukan kegiatan penyemprotan seperti tidak adanya masker pelindung wajah.
Kendala lain yang ditemukan adalah stok herbisida di gudang terbatas sehingga
rotasi penyemprotan menjadi terlambat dan keadaan cuaca yang tidak menentu.
Apabila hujan, maka semua kegiatan penyemprotan dihentikan dan akan dialihkan
ke pengendalian gulma secara manual.
Tenaga kerja yang dipakai dalam kegiatan penyemprotan adalah KHL
(Karyawan Harian Lepas). Sistem pengupahan dalam kegiatan penyemprotan
adalah sistem HK, dimana setiap KHL mendapatkan UMR (Upah Minimum
Ragional) sebesar Rp 28 960/ hari. Selain itu para KHL juga mendapatkan
tambahan premi sebesar Rp 1 000/ hari.
Penyemprotan gawangan
Kegiatan penyemprotan gawangan merupakan kegiatan pengendalian
gulma secara kimia yang dilakukan di sekitar gawangan hidup maupun gawangan
mati. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut menggunakan campuran herbisida
untuk mengendalikan gulma. Contohnya adalah Gramoxone dicampur Ally
dengan perbandingan 10 liter Gramoxone dan 500 gram Ally dengan dosis
campuran 250 cc/ ha dan volume semprot 30 liter/ ha yang diperuntukkan gulma
berdaun lebar, anak kayu dan pakisan. Dalam tiap areal dosisnya dapat berbeda,
hal ini dikarenakan kerapatan gulma dan keadaan topografinya yang berbeda tiap
areal.
Gambar 4. Kegiatan Menyemprot Gawangan
Mekanisme kerja dalam penyemprotan gawangan adalah dengan
memasuki jalur tanaman pada pasar pikul sampai di pasar tengah dan dilakukan
penyemprotan diantara 2 baris tanaman dengan ketinggian semprot 30 – 40 cm
diatas permukaan gulma. Setelah itu pindah ke pasar pikul sebelahnya sampai
norma kerja tercapai. Gulma yang dominan pada kegiatan penyemprotan
gawangan adalah anak kayu dan berdaun lebar.
Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah kegiatan panen dan
pemupukan. Para pemanen dapat melangsir TBS ke TPH dengan mudah, karena
jalan di pasar pikul bersih. Selain itu untuk mempermudah para penabur pupuk
dalam kegiatan pemupukan. Norma kerja kegiatan semprot pasar pikul adalah 1.6
ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 1.6 ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa
adalah 1 ha/ HK. Rotasi kegiatan ini adalah 2 kali dalam setahun.
Penyemprotan piringan (circle spraying)
Kegiatan penyemprotan piringan merupakan kegiatan pengendalian gulma
tanaman menghasilkan di sekitar piringan kelapa sawit dengan menggunakan
herbisida. Contoh herbisida yang digunakan adalah Smart dengan dosis 250 cc/ ha
dan volume semprot 30 liter/ ha. Herbisida tersebut bersifat sistemik.
Gambar 5. Kegiatan Menyemprot Piringan
Mekanisme kegiatan penyemprotan pasar pikul adalah dengan
menyemprot gulma yang terdapat dalam piringan pokok sawit yang terdapat
diantara pasar pikul. Setelah piringan yang terdapat diantara satu pasar pikul
selesai disemprot, kemudian pindah ke pasar pikul sebelahnya sampai norma
kerjanya tercapai. Gulma yang dominan dalam piringan ini adalah anak kayu dan
gulma berdaun lebar. Kegiatan penyemprotan pasar pikul dilaksanakan setelah
kegiatan pembabadan selesai dikerjakan, sehingga hasil yang dikerjakan dapat
lebih optimal. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah kegiatan panen
dan pemupukan. Dalam kegiatan panen dapat mempermudah pembrondol dalam
mengutip brondolan dan dalam kegiatan pemupukan mempermudah penabur
pupuk dalam memupuk. Norma kerja kegiatan ini adalah 1.6 ha/ HK. Prestasi
kerja pekerja adalah 1.6 ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa 1 ha/ HK. Rotasi
kegiatan penyemprotan piringan yaitu 2 kali dalam setahun.
Penyemprotan sporadis
Kegiatan penyemprotan sporadis merupakan kegiatan pengendalian ilalang
yang sporadis (terpencar – pencar) dengan cara penyemprotan menggunakan
herbisida. Herbisida yang digunakan dalam mengendalikan gulma tersebut adalah
Smart murni berbahan aktif Isopropilamina glifosat dengan dosis 150 cc/ ha dan
volume semprot 30 liter/ ha.
Mekanisme kegiatan ini adalah pekerja memasuki satu pasar pikul dengan
menyemprot semua ilalang di suatu blok yang gulmanya dominan ilalang. Setelah
itu pindah ke pasar pikul di sebelahnya sampai norma kerja tercapai. Norma kerja
kegiatan penyemprotan sporadis adalah 5 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 5
ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa adalah 4 ha/ HK. Rotasi kegiatan ini adalah
1 kali dalam setahun.
5.1.1.2. Pengendalian ulat api
Ulat api dapat menimbulkan kerugian yang sangat signifikan bagi kebun
dalam memproduksi buah. Kerugian ini disebabkan karena ulat api tersebut
memakan daun dan dapat mengganggu proses fotosintesis sehingga proses
pembentukan buah menjadi terhambat. Berbagai jenis macam ulat api antara lain
Darna trima, Ploneta diducta, Setora nitens, dan Sethosea asigna. Jenis ulat api
paling dominan yang menyerang tanaman di PT. EMAL terutama divisi II dan III
adalah jenis Sethosea asigna.
Gambar 6. Ulat Api Sethosea asigna
Gejala serangan ulat api mudah dilihat yaitu dengan melihat daun pada
pelepah yang bolong-bolong akibat dimakan ulat api. Dan bila terjadi serangan
berat maka pelepah tinggal lidinya saja. Ulat api sering hidup berkoloni
(berkelompok) dalam satu pelepah seperti yang terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Gejala Serangan Ulat Api
Di PT. EMAL, tingkat serangan ulat api dapat digolongkan menjadi tiga
kategori seperti yang terlihat dalam Tabel 6.
Tabel 6. Kategori Tingkat Serangan Ulat Api di PT. EMAL
Tingkat serangan
Rata-rata jumlah ulat per pelepah
Setora nitens, Thosea asigna
Thosea bisura, Ploneta diducta
Darna trima
TBM TM TBM TM TBM TM Ringan
Sedang Berat
< 1
1 – 4 ≥ 5
< 1
1 – 4 ≥ 5
< 7
7 – 9 ≥ 10
< 15
15 – 19 ≥ 20
< 15
15 – 24 ≥ 25
< 35
35 – 49 ≥ 50
Sumber : Kantor Divisi III 2007
Tindakan pengendalian yang dilakukan di PT. EMAL antara lain
penyemprotan dengan knapsack, penyemprotan dengan mist blower, injeksi
batang, fogging dengan swingfog, penanaman bunga Turnera subulata dan
pengembangan jamur cordyceps. Insektisida yang dipakai berbahan aktif
deltametrin (Decis).
a) Penyemprotan dengan knapsack
Penyemprotan ulat api dengan metode ini dilakukan jika tanaman kelapa
sawit masih dalam ketinggian maksimal 6 meter. Jika lebih tinggi, maka
pengendalian kurang optimal. Insektisida yang digunakan adalah Decis dengan
konsentrasi 1 cc/ liter dan volume semprot 30 liter/ ha. Alat yang digunakan
adalah knapsack dengan kapasitas 15 Liter dan dimodifikasi pada selang dengan
penambahan selang sepanjang 7-8 meter. Pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat
pada Gambar 8.
Gambar 8. Penyemprotan Ulat Api dengan Knapsack
Mekanisme kegiatan ini adalah para pekerja memasuki daerah pasar pikul
diantara 2 baris tanaman lalu menyemprotkan larutan Decis ke setiap pokok sawit
sampai ke pasar tengah, lalu pindah ke pasar pikul sebelahnya sampai norma kerja
tercapai. Norma kerja kegiatan ini adalah 4 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah
4 ha/ HK. Mahasiswa tidak melakukan penyemprotan karena alat yang digunakan
sangat terbatas. Alat knapsack tersebut dioperasikan oleh 2 orang yaitu sebagai
penyemprot dan sebagai pelangsir air.
b) Penyemprotan dengan mist blower
Mist blower adalah sejenis alat CDA akan tetapi berprinsip pada hembusan
yang kuat untuk menyemprotkan cairan yang ada pada tabung yang berkapasitas
15 Liter. Konsentrasi Decis yang digunakan adalah 1 cc/ liter dan volume semprot
30 liter/ ha. Mahasiswa tidak melakukan kegiatan penyemprotan karena alat yang
tersedia sangat terbatas. Norma kerja kegiatan ini adalah 1 ha/ HK. Prestasi kerja
pekerja adalah 1 ha/ HK. Alat ini dioperasikan oleh 1 orang pekerja. Mekanisme
kerja ini sama dengan mekanisme penyemprotan dengan knapsack.
Mist blower memiliki kelebihan dibandingkan knapsack yaitu semakin
mudah dalam pemakaian alat dan hemat dalam penggunaan tenaga kerja. Kendala
yang ditemui di lapangan adalah tajuk tanaman terlalu tinggi karena sudah tahun
tanam 94 sehingga pelepah tertinggi tidak terkena obat. Selain itu kurang adanya
fasilitas pengaman dalam melakukan kegiatan ini.
c) Injeksi batang (trunk injection)
Pemberantasan ulat api dengan cara ini dapat dilakukan pada blok – blok
setelah hasil sensus menunjukkan adanya serangan yang tidak merata (spot). Alat
dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain: suntikan bekas, bor
beserta mata bornya, kapak, dodos, ember, sarung tangan plastik, Decis dengan
dosis 10 cc/ pokok dan tanah liat yang telah dibentuk bulat. Pelaksanaan kegiatan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Injeksi Batang
Mekanisme kerja kegiatan ini adalah dengan mengebor batang sampai
kedalaman sekitar 20 cm dan disuntikkan Decis dengan dosis 10 cc/ pokok,
kemudian ditutup rapat dengan tanah liat. Hasil pengendalian dari kegiatan ini
dapat terlihat setelah 3 – 5 jam pada cuaca panas dan 5 – 6 jam pada cuaca cerah.
Norma kerja kegiatan ini adalah 4 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 4 ha/ HK
dan prestasi kerja mahasiswa 3 ha/ HK.
Kelebihan dalam penggunaan metode ini adalah pengendalian dapat
dilakukan dengan tepat sasaran. Akan tetapi kelemahan kegiatan ini adalah biaya
yang dikeluarkan terlalu tinggi sehingga kurang efisien.
d) Fogging dengan swing fog
Metode fogging adalah jalan alternatif terakhir yang dapat digunakan
apabila semua cara yang digunakan dalam pengendalian ulat api tidak
menunjukkan hasil yang optimal. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan
ini antara lain: swingfog, senter, masker, Decis dengan dosis 200 cc/ ha (volume
semprot 15 liter/ ha) dan bensin 2 liter. Bensin sebanyak 2 liter digunakan untuk
menjalankan alat tersebut untuk setiap satu tabung berkapasitas 15 liter. Kegiatan
ini dilakukan pada malam hari karena pada malam hari udara mengembun,
sehingga hembusan angin mengalir ke atas dan dapat membawa asap dari larutan
Decis. Norma kerja untuk kegiatan ini adalah 2.5 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja
adalah 2.5 ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa adalah 2.5 ha/ HK.
Kelebihan alat ini adalah efektif untuk serangan pada areal yang sangat
luas dan sudah menyebar. Kelemahan penggunaan alat ini adalah serangan tidak
tepat sasaran (selektif) karena dapat membunuh organisme lain yang hidup di
suatu tanaman sawit, contohnya adalah musuh alami hama pemakan daun.
Kendala yang dijumpai dalam kegiatan ini adalah apabila hujan, maka kegiatan
dihentikan. Kegiatan ini dilakukan pada malam hari sehingga kerja menjadi tidak
optimal dan diperlukan pengawasan yang lebih ketat.
e) Penanaman bunga Turnera subulata dan pengembangan jamur
Cordyceps
Penanaman bunga Turnera subulata dilakukan pada areal terbuka di
daerah kelapa sawit yang bermanfaat sebagai inang atau tempat berkembangnya
musuh alami ulat api seperti serangga Sycanus sp. Tanaman tersebut ditanam pada
tepi main road dan collection road. Bunga Tunera sp. merupakan tanaman yang
sesuai terhadap berbagai jenis tanah. Norma kerja kegiatan ini adalah 100
tanaman/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 100 tanaman/ HK dan prestasi kerja
mahasiswa adalah 50 tanaman/ HK.
Jamur cordyceps merupakan parasit bagi kokon ulat api. Cara
pengembangan jamur ini adalah dengan mencari kokon yang terserang cordyceps,
biasanya ditemukan di tempat – tempat lembab. Kokon yang terserang jamur
diblender (dilumatkan) lalu disemprotkan ke pokok yang terserang ulat api di
bagian akar. Penanaman Turnera subulata dan pengembangan jamur cordyceps
merupakan pengendalian ulat api secara biologis.
Gambar 10a. Jamur Cordyceps Gambar 10b. Bunga Turnera subulata
5.1.1.3. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan tanaman yang
mempengaruhi pertumbuhan, hasil, dan kualitas produk yang dihasilkan tanaman.
Pemupukan bertujuan untuk menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman sehingga
tanaman akan tumbuh dengan baik dan akan mampu berpotensi secara maksimal.
Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman, dapat diketahui melalui
gejala – gejala yang tampak pada tanaman. Pemberian pupuk pada tanaman harus
memperhatikan beberapa hal yang menjadi kunci keefektifan pemberian pupuk,
diantaranya daya serap akar tanaman, cara pemberian dan penempatan pupuk,
waktu pemberian, serta jenis dan dosis pupuk. Pupuk yang digunakan di PT.
EMAL antara lain: Urea, Rockphospat (RP), MOP, Kieserit, dan HGFB (Borate)
yang merupakan jenis pupuk tunggal.
Di PT. EMAL wewenang pelaksanaan pemupukan merupakan tanggung
jawab masing – masing divisi. Rencana kerja pemupukan dibuat oleh asisten
kebun. Hasil rencana kerja tersebut selanjutnya ditujukan kepada estate manager,
area manager, lalu HBU (Head Bussines Unit) untuk disetujui. Setelah disetujui
maka akan dibuat oleh asisten estate atau chief clerk dan diberikan kepada divisi
masing – masing untuk dilaksanakan. Rencana kerja yang dibuat meliputi tahun
tanam, luas areal, blok yang akan dipupuk, jumlah total tanaman, jumlah tanaman/
ha, jenis pupuk, jumlah pupuk, dosis per pupuk, serta waktu pemupukan.
Pemupukan di PT. EMAL dilaksanakan dalam 2 semester. Semester
pertama pada bulan Februari – Juni, semester kedua dilaksanakan pada bulan
Agustus - Desember. Rekomendasi pupuk (dosis) yang dibuat berdasarkan Leaf
Sampling Unit (LSU) yang dibuat setiap tahun dan dikirim ke Malaysia untuk
mengetahui hasilnya. Realisasi pemupukan semester kedua (Agustus – Desember)
tahun 2007 belum dilaksanakan oleh pemilik kebun sebelumnya karena sedang
terjadi perubahan kepemilikan kebun kepada Bakrie Sumatera Plantation grup.
Gambar 11. Kegiatan Pemupukan
Mekanisme kegiatan pemupukan yang dilakukan di PT. EMAL antara
lain sebagai berikut: (1) pupuk diambil ke gudang dengan menggunakan truk buah
sesuai dengan BPPB (Bon Permintaan dan Pengeluaran Barang) yang dibuat. (2)
pengeceran pupuk di tiap jalan – jalan koleksi masing – masing blok yang akan
dipupuk. (3) penabur bersama pelangsir pupuk membuka pupuk dan langsung
memasuki pasar pikul sampai ke pasar tengah untuk menabur pupuk sesuai dosis.
(4) penaburan pupuk dilakukan melingkar di sekeliling pohon dengan jarak 1.5 m
dari pohon seperti yang tampak pada Gambar 11. (5) karung bekas pupuk
dikumpulkan dan dibuat tumpukan karung masing - masing 10 buah untuk
memudahkan penghitungan kesesuaian jumlah pupuk.
Pelaksanaan dan pengawasan pemupukan sangat penting untuk
diperhatikan, karena biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan paling besar
dibandingkan dengan biaya kegiatan pemeliharaan yang lain. Biaya pemupukan
hampir mencangkup 60 % dari total biaya pemeliharaan secara keseluruhan.
Pelaksanaan pemupukan dilakukan secara efektif agar produksi menjadi lebih
optimal. Pada saat pelaksaan pemupukan, mandor pupuk dan asisten bertanggung
jawab penuh dalam pelaksanaannya. Oleh sebab itu di saat kegiataan pemupukan
asisten wajib mengawasi secara langsung kegiatan tersebut sampai kegiatan
pemupukan selesai dilaksanakan. Untuk mengontrol dan mengawasi kerja
karyawan, asisten dan mandor pupuk melakukan pengecekan yang dilakukan dari
pasar pikul sampai ke pasar tengah. Kendala yang dihadapi di lapangan adalah
terkadang banyak dijumpai para pekerja yang tidak bekerja sesuai aturan kerja
dengan menabur pupuk sembarangan agar cepat selesai, keadaan topografi yang
cukup curam dan bergelombang, serta banyaknya parit sehingga menyebabkan
kegiatan pemupukan menjadi lama dan kurang efektif.
Realisasi pemupukan akan dilaporkan dan digambarkan dalam bentuk peta
blok pemupukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui blok mana yang sudah
terpupuk dan digunakan untuk perencanaan pemupukan untuk program
selanjutnya. Rotasi kerja pemupukan untuk semua jenis pupuk adalah 2 kali dalam
setahun. Realisasi pemupukan dibuat berdasarkan rencana program kerja
pemupukan yang telah dibuat sebelumnya.
Jenis dan dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman,
jenis tanah, dan waktu pemberiannya. Untuk tanaman tahun tanam 1994 pupuk
Urea sebagai sumber unsur nitrogen dosisnya adalah 1.8 kg/ pokok, pupuk
Rockphospat sebagai sumber unsur fosfor 2.5 kg/ pokok, pupuk MOP sebagai
sumber unsur kalium 2.5 kg/ pokok, pupuk Kieserit sebagai sumber unsur
magnesium 2 kg/ pokok, dan pupuk HGFB sebagai sumber unsur Boron 0.11 kg/
pokok.
Norma kerja untuk kegiatan pemupukan sudah diatur oleh perusahaan
berdasarkan dosis pupuk. Oleh sebab itu perhitungan premi pupuk didasarkan atas
dosis dan basis yang telah ditentukan. Tabel basis tugas dan premi dapat dilihat
dalam Tabel 7.
Tabel 7. Basis Tugas dan Premi Pemupukan Berdasarkan Dosis
Dosis Basis Premi Over Basic (kg/ pokok) (ha/ HK) (Rp/ ha)
0.1 3.33 5 250 0.6 1.25 13 900
1.5 - 2 0.80 21 500 2 – 3.99 0.7 40 000
4 0.6 49 500 Sumber: Kantor Estate 2007
Contoh perhitungan premi pupuk penabur dan pelangsir pemupukan:
Pemupukan Urea 10 ton dilaksanakan di divisi IV blok 95 E dengan
jumlah tanaman/ ha (SPH) adalah 123. Jumlah pemuat 7 orang dan operator truk
buah 1 orang. Jumlah penabur pupuk 10 orang dan pelangsir 5 orang. Dosis
pupuknya 1.8 ha/ HK, basis kerjanya 0.8 ha/ HK dan premi over basic yang
digunakan adalah Rp. 21 500,00 /ha.
Luasan yang akan dipupuk = Jumlah pupuk
SPH : dosis pupuk
= 10 000 kg
123 pokok/ ha : 1.8 kg/ pokok
= 45.17 ha
Luasan areal yang dipupuk untuk 23 orang (penabur, pelangsir, pemuat,
dan operator)
= jumlah HK x basis pupuk
= 23 HK x 0.8 ha/ HK
= 18.4 ha
Luasan areal yang dipupuk untuk 15 orang (penabur dan pelangsir)
= total luasan yang dipupuk – luas areal yang
dipupuk untuk 23 orang
= 45.17 ha – 18.4 ha
= 26.77 ha
Premi pupuk untuk penabur dan pelangsir (15 orang)
= luas yang dipupuk untuk 15 orang x premi over basic
= 26.77 ha x Rp. 21 500,00
= Rp. 575 555,00
Premi pupuk/ orang
= Rp 575 555,00
15 orang
= Rp. 38 370,00/ orang
5.1.1.4. Perawatan jalan
Jalan di perkebunan kelapa sawit sangat dibutuhkan sejak dari pembukaan
lahan sampai tanaman menghasilkan. Pemeliharaan jalan merupakan hal penting
yang perlu diperhatikan karena kebutuhannya semakin meningkat. Jalan pada
perkebunan kelapa sawit sebaiknya dalam keadaan baik sepanjang tahun sehingga
kondisi jalan tidak menjadi penghambat dalam pengangkutan tandan buah segar
(TBS), pupuk, peralatan, dan lain – lain. Pada tanaman menghasilkan kegiatan
perawatan jalan merupakan kegiatan pemeliharaan. Sistem jaringan jalan di kebun
merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang dan menjamin kelancaran
pengangkutan terutama bahan – bahan keperluan pemeliharaan tanaman,
pengumpulan/ pengangkutan hasil panen serta pengontrolan. Masih banyak
dijumpai keadaan jalan di kebun EMAL yang rusak terutama jalan utama, jalan
koleksi dan jalan bantu. Hal ini disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi
yang dapat menyebabkan banjir. Untuk itu diperlukan kegiatan perbaikan dan
pengerasan jalan secara intensif.
Pengerasan jalan di PT. EMAL dilakukan dengan menggunakan batu
maupun pasir batu (sirtu). Pada lahan gambut, perbaikan jalan ditambahkan tanah
mineral dahulu sebelum ditumpuk sirtu. Kegiatan rawat jalan di PT. EMAL lebih
diutamakan pada jalan utama (main road) dan jalan koleksi (collection road). Hal
ini disebabkan untuk mempermudah akses transportasi kegiatan pemanenan dan
pemeliharaan. Perawatan jalan dapat dilakukan secara mekanis maupun manual.
Perbaikan jalan secara mekanis menggunakan alat berat seperti grader,
backholeder dan bomag. Secara manual dengan menggunakan cangkul. Norma
kerja untuk kegiatan ini adalah 100 m/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 100 m/
HK dan prestasi kerja mahasiswa adalah 10 m/ HK.
5.1.2. Pemanenan
Kegiatan pemanenan yang dilaksanakan di PT. EMAL meliputi: persiapan
panen, pelaksanaan panen, perhitungan basis dan premi panen, pengawasan dan
denda panen, organisasi panen, administrasi panen, serta transportasi panen.
5.1.2.1. Persiapan panen
Persiapan panen yang akurat akan mempelancar pelaksanaan panen.
Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan
biaya panen seminimal mungkin. Kegiatan persiapan panen di kebun EMAL
meliputi: kegiatan sensus buah, rotasi dan kapel panen, sistem hanca panen,
persiapan teknis lapang, peralatan panen, kriteria matang panen dan mutu buah
serta angka kerapatan panen (AKP) dan perhitungan tenaga kerja pemanen. Dalam
persiapan panen terdapat aspek khusus yang diamati mahasiswa yaitu kegiatan
sensus buah, kriteria matang panen dan mutu buah serta perhitungan angka
kerapatan panen.
a) Sensus buah
Kegiatan sensus buah merupakan kegiatan mendata tanaman kelapa sawit
dengan cara menghitung buah yang akan matang panen dalam jangka waktu 1 – 6
bulan kedepan sebagai dasar penghitungan produksi buah satu semester ke depan.
Kegiatan sensus buah digunakan sebagai penyusunan estimasi produksi yang
tersusun dalam rencana anggaran biaya.
Dalam kegiatan sensus buah mahasiswa tidak melaksanakan bersamaan
dengan kegiatan sensus buah kebun EMAL. Hal ini disebabkan kegiatan sensus
buah kebun dilakukan pada bulan Desember 2007 – Januari 2008 untuk semester I
dan semester II dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2008. Mahasiswa
melaksanakan kegiatan sensus buah bulan Maret 2008.
Tabel 8. Pengamatan Sensus Buah Blok J Tahun Tanam 1994
Variabel Nilai
Luas (ha) 59.84
Jumlah pokok 7 480
Pengamatan
• Jumlah pokok
• Jumlah tandan
315
1 234
BJR (Kg) 16.4
Estimasi (Kg) 480 562.69
Sumber: Pengamatan Data Lapangan 2008
Dari Tabel 8 dapat dilihat estimasi produksi di divisi III blok J tahun
tanam 1994 untuk 6 bulan ke depan adalah 480 562.69 kg. Hasil perhitungan
perolehan estimasi produksi tersebut didapat dari membagi jumlah tandan dari
pokok sampel dengan jumlah pohon sampel yang didapat dikalikan jumlah total
pohon di blok tersebut dan dikalikan BJR (bobot janjang rata – rata). Estimasi ini
tidak sesuai dengan estimasi kebun yang mencapai 510 338 kg. Selisih
perhitungan mahasiswa dengan kebun mencapai 29 775.31 kg (5.83 %). Selisih
perhitungan dapat disebabkan kurang telitinya mahasiswa dalam menghitung buah
dalam pohon sampel yang diamati sehingga perhitungan estimasi produksi
berbeda.
b) Rotasi dan kapel panen
Rotasi panen adalah waktu yang dibutuhkan antara panen terakhir dengan
panen berikutnya dalam satu kapel panen yang sama. Kapel panen adalah luasan
areal panen yang dibagi menjadi beberapa bagian. Rotasi panen ditentukan
berdasarkan kerapatan panen dan umur tanaman dalam satu pohon. Rotasi panen
yang digunakan di PT. EMAL divisi III adalah 7/ 8. Artinya terdapat 7 kapel
panen dan dipanen lagi pada kapel yang sama setelah 8 hari. Pada saat kondisi
buah sedikit yang disebabkan karena sedang mengalami musim trek (jarang buah)
rotasi panen dapat mencapai < 9 hari. Disaat buah banyak rotasi panen dapat
mencapai > 12 hari yang disebabkan banyaknya buah tertinggal (buah restan) di
lapangan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas buah.
Apabila rotasi panen semakin panjang (lama), maka kerapatan panen
semakin meningkat, tetapi kualitas panen cenderung menurun. Rotasi yang terlalu
cepat dapat mengakibatkan pemanen memotong buah mentah (untuk mengejar
basis borong) yang dikarenakan kerapatan panen telah menurun. Luasan areal
panen di divisi III dibagi menjadi 7 kapel panen. Dasar perhitungan pembagian
luas rata – rata per kapel panen adalah sebagai berikut:
• Luasan total tanaman menghasilkan divisi III: 702.91 Ha
• Luas rata – rata per kapel panen : 702.91/ 7 = 100.42 Ha
Pada kenyataannya luas kapel panen tidak selalu sama dengan perhitungan
di atas. Luasan kapel panen tiap hari biasanya berbeda dari kenyataannya.
Perbandingan luas perhitungan kapel panen dengan luas aktual kapel panen divisi
III dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Perbandingan Luas Perhitungan dengan Luas Aktual Kapel Panen
Kapel Luas perhitungan (Ha) Luas aktual (Ha) 1 100.42 93.72 2 100.42 119.26 3 100.42 97.12 4 100.42 90.94 5 100.42 96.51 6 100.42 107.68 7 100.42 129.14
Rata - rata 100.42 104.91 Sumber: Kantor Estate 2007
Dari Tabel 9 dapat dilihat luas perhitungan dan luas aktual kapel panen di
divisi III berbeda. Hal ini dapat disebabkan adanya beberapa faktor yang
menyebabkan pembagian kapel panen menjadi berbeda. Faktor tersebut antara
lain:
1. Curah hujan tinggi
Curah hujan yang tinggi menyebabkan keadaan jalan becek dan rusak.
Jalan utama (main road), jalan koleksi (collection road), dan jalan bantu
sulit untuk dilewati alat – alat transportasi panen seperti traktor buah dan
truk buah dalam mengangkut buah. Hal ini mengakibatkan kapel panen
menjadi berubah karena kegiatan pemanenan akan dialihkan ke blok lain
yang memiliki keadaan jalan yang tidak becek (kering) dan rusak.
2. Keadaan topografi
Keadaan topografi di divisi III relatif bergelombang sehingga sulit untuk
dilewati alat – alat transportasi panen dalam mengangkut buah ke loading
ramp dan pabrik. Hal ini mengakibatkan perubahan kapel panen karena
kegiatan panen dialihkan sementara ke blok lain yang masih dapat dilewati
alat – alat transportasi panen.
3. Buah tertinggal di lapangan (buah restan)
Buah restan adalah buah yang tidak terangkut ke pabrik dan masih
tertinggal di lapangan terutama di piringan dan TPH (tempat pengumpulan
hasil). Semakin banyak buah restan maka pembagian kapel panen menjadi
berubah. Kegiatan pemanenan akan dialihkan ke blok lain yang tidak
memiliki buah restan di lapangan.
c) Sistem hanca panen
Sistem ancak (hanca) panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan
ketersediaan tenaga. Panen yang paling ideal adalah dengan cara membagi areal
dalam suatu luasan tertentu, sehingga kegiatan panen dapat dilaksanakan secara
efektif selama 5 – 7 hari dalam seminggu. Hanca panen adalah luasan areal panen
yang harus dipanen pada hari itu juga oleh pemanen. Rata – rata luasan hanca
panen di PT. EMAL mencapai 2.5 – 3 ha/ pemanen.
Di kebun EMAL sistem ancak yang digunakan adalah sistem hanca giring
tetap. Pada sistem hanca giring tetap, pemanen diberi hanca dengan luasan
tertentu oleh mandor panen dan apabila hanca telah selesai dikerjakan, maka
pemanen berpindah ke hanca berikutnya dengan digiring oleh mandornya sesuai
dengan nomor hanca. Kelebihan ancak giring tetap antara lain jumlah tenaga kerja
dapat diatur sesuai kebutuhan, persaingan yang sehat antara mandor, mandor aktif
melaksanakan pengawasan dan senantiasa terbiasa untuk berfikir. Kelemahan
sistem ini antara lain: sulit untuk menggantikan pemanen yang tidak masuk, hanca
tidak seragam sehingga sering ada pemanen yang ketinggalan dan pemanen sering
meninggalkan hancanya karena tertinggal dengan pemanen lain.
d) Persiapan teknis lapang
Persiapan teknis lapang di kebun EMAL meliputi kegiatan pemeliharaan
TPH (tempat pengumpulan hasil) dan kegiatan pemeliharaan titi panen. Kegiatan
pemeliharaan TPH merupakan salah satu hal penting dalam persiapan teknis
lapangan yang harus diperhatikan. Di kebun EMAL, ratio pasar pikul dengan
ketersediaan TPH adalah 2 : 1 dimana pengertiannya adalah setiap dua pasar pikul
terdapat satu TPH. Kegiatan pemeliharaan TPH dilakukan dengan kegiatan
pembabadan gulma di TPH hingga bersih. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah
mempermudah pemanen mengumpulkan buah di TPH dan mempermudah
kegiatan muat buah dengan alat transportasi panen.
Pemeliharaan titi panen bertujuan untuk mempermudah pekerja dalam
melaksanakan kegiatan panen dan pemeliharaan. Pembuatan titi panen disebabkan
banyaknya parit atau sungai kecil yang terdapat di lapangan. Titi panen yang
digunakan di kebun EMAL adalah berbentuk balok kayu dan beton. Untuk titi
panen balok kayu ukuran yang digunakan adalah lebar 30 cm dan panjang 2 – 3
meter. Sedangkan untuk titi panen beton memiliki lebar 50 cm dan panjang 2 – 3
meter. Berdasarkan pengamatan penulis titi panen beton lebih disukai oleh para
pekerja karena kuat, tahan lama, tidak mudah terbawa air ketika banjir dan tidak
licin dilewati ketika musim hujan. Pemasangan titi panen di kebun EMAL
dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia. Di kebun EMAL, ratio
pasar pikul dengan ketersediaan titi panen adalah 3 : 1 yang artinya setiap tiga
pasar pikul terdapat satu titi panen. Titi panen yang digunakan di kebun EMAL
sebagian besar terbuat dari balok kayu. Tapi pada kenyataannya ketersediaan titi
panen di beberapa divisi kebun EMAL masih kurang mencukupi. Hal ini
disebabkan banyak titi panen yang rusak akibat banjir dan belum dilaksanakan
pergantian titi panen yang baru.
e) Peralatan panen
Alat – alat kerja yang digunakan untuk kegiatan pemanenan berbeda
berdasarkan tinggi tanaman, kondisi areal, dan umur tanaman. Alat dan
perlengkapan harus tersedia pada saat kegiatan panen. Pada kebun EMAL alat –
alat yang digunakan adalah alat memotong TBS (dodos besar, pisau egrek, dan
kampak), alat untuk bongkar muat TBS (gancu dan tojok) dan alat mengangkut
TBS dan brondolan ke TPH (angkong dan karung goni bekas pupuk). Alat dan
perlengkapan panen di kebun di kebun EMAL dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Peralatan Panen di Kebun EMAL
No. Nama alat Penggunaan Spesifikasi
1 Dodos Memotong tandan bergagang panjang
Lebar mata 14 cm, lebar tengah 12 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm
2 Egrek Memotong buah umur > 9 tahun
Berat 0.5 kg, panjang pangkal 20 cm, panjang pisau 45 cm, sudut lengkung dihitung pada sumbu 135
3 Angkong Tempat buah dan brondolan untuk diangkut ke TPH
4 Karung goni Tempat untuk mengumpulan brondolan
5 Tali nilon Pengikat pisau egrek 0.55 mm dipilin 3, 1 kg memiliki panjang 43 m, dan untuk 5 egrek
6 Batu asah Penagasah dodos dan pisau egrek
7 Allumunium pole Gagang pisau egrek
8 Gancu Memuat dan membongkar TBS dari dan ke alat transport
Besi beton 3/ 8 “ dan panjang sesuai dengan kebiasaan setempat
9 Tojok Memuat dan membongkar TBS dari dan ke alat transport
Disesuaikan dengan kebiasaan setempat
Sumber: Kantor Estate 2007
Kebun EMAL menggunakan egrek untuk memanen tanaman dan
memotong pelepah. Hal ini disebabkan tanaman sawit di kebun EMAL sudah
cukup tinggi yaitu sekitar 7 – 12 meter dengan umur tanaman 8 – 14 tahun.
Dodos dan kampak biasa digunakan untuk memotong pelepah bergagang panjang.
Secara umum ketersediaan peralatan panen di kebun EMAL mencukupi. Kondisi
peralatan panen juga baik. Apabila terjadi kerusakan peralatan panen, maka para
pemanen dapat menggantinya di gudang. Peralatan – peralatan panen tersebut
merupakan inventaris perusahaan yang dipinjamkan kepada pemanen.
f) Kriteria matang panen dan mutu buah
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen
agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen ditentukan pada
saat kandungan minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas atau free
fatty acid (ALB atau FFA) minimal (Fauzi et al. 2002). Standar kriteria matang
panen yang digunakan di kebun EMAL adalah fraksi 2 dan fraksi 3, yaitu 25 %
sampai 75 % buah luar membrondol dan berwarna merah mengkilat sampai
orange.
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa persentase buah matang (fraksi 2 dan 3)
yang dipanen kebun EMAL rendah (38.24 %) dan persentase buah kurang matang
terpanen cukup tinggi (44.21 %). Kondisi ini disebabkan para pemanen tidak
menaati standar kriteria matang panen perusahaan dengan memanen buah mentah
dan kurang matang. Para pemanen cenderung memotong buah kurang matang
untuk mencapai basis dan mendapatkan premi panen yang lebih besar karena
jumlah buah matang di divisi III sedikit. Sehubungan dengan hal ini, maka
manajer akan menginstruksikan dengan keras pelarangan panen buah mentah dan
kurang matang karena akan menghasilkan kandungan minyak CPO dengan
rendemen yang rendah.
Tabel 11. Pengamatan Kriteria Matang Panen Berdasarkan Fraksi Panen
Fraksi Mandor A Mandor B Total % (tandan sampel) (tandan sampel) sampel
Mentah 00 7 - 7 0.9 0 60 45 105 13.65 Kurang matang 1 195 145 340 44.21 Matang 2 156 120 276 35.90 3 2 16 18 2.34 Lewat matang 4 20 3 23 3 5 - - - - Total 440 329 769 100
Sumber: Pengamatan Data Lapangan 2008
Untuk mencegah para pemanen memanen buah mentah dan kurang matang
maka dapat dilakukan dengan pengurangan basis panen. Basis panen yang
digunakan di divisi III yaitu 1 000 kg/ hari dengan rata – rata 60 janjang/ hari
(BJR = 16 kg/ janjang). Pengurangan basis panen dapat mencapai 200 kg/ hari
sehingga basis panen yang digunakan adalah 800 kg/ hari dengan rata – rata 50
janjang/ hari. Pengurangan basis panen akan mengurangi jumlah buah yang harus
dipanen per hari dengan syarat hasil panen baik dan sesuai dengan standar kriteria
matang panen perusahaan. Dengan begitu para pemanen mendapatkan premi
panen karena basis panen sudah dikurangi asalkan mereka tidak memanen buah
mentah dan kurang matang. Apabila mereka masih memanen buah mentah dan
kurang matang, maka mereka tidak akan mendapatkan premi panen dan akan
memperoleh potongan denda panen. Penentuan basis panen sebaiknya didasarkan
pada perhitungan angka kerapatan panen kebun.
Mutu buah ditentukan berdasarkan buah bergagang panjang. Standar
maksimal panjang gagang TBS yang dipanen di kebun EMAL adalah 3 cm.
Apabila panjang gagang TBS terlalu panjang (lebih dari 3 cm), maka akan
mempengaruhi kualitas minyak CPO yang dihasilkan dalam proses pengolahan di
pabrik. Tandan bergagang panjang tersebut banyak mengandung air yang akan
bercampur dengan minyak CPO sehingga kualitas minyak CPO yang dihasilkan
rendah.
Tabel 12. Jumlah Buah Bergagang Panjang
Panjang
gagang
No. TPH Total
janjang
% I II III IV V VI VII VIII IX X
≤ 3 cm 11 10 11 12 13 14 9 10 13 10 113 76.87
> 3 cm 4 4 3 4 2 1 4 6 2 4 34 23.13
Total 15 14 14 16 15 15 13 16 15 14 147 100
Sumber: Pengamatan Data Lapangan 2008
Persentase standar perusahaan untuk buah bergagang panjang adalah 0 %
yang artinya tidak diperbolehkan adanya buah yang panjang gagangnya lebih dari
3 cm. Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa TBS bergagang panjang di divisi III
masih cukup banyak (23.13 %). Hal ini disebabkan kurang telitinya pemanen
dalam memotong gagang, sehingga mereka sering tidak tahu bahwa gagang yang
telah mereka potong pada tandan masih cukup panjang. Untuk itu pengawasan
panen perlu diperketat dan diberlakukan sistem denda agar tidak ditemukan lagi
buah bergagang panjang di tiap TPH (tempat pengumpulan hasil).
g) Angka kerapatan panen (AKP)
Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat
kerapatan pohon matang panen di dalam suatu areal baik itu pada sistem blok
maupun pada sistem grup. Tujuannya adalah untuk mendapatkan minimal satu
pohon yang dapat dipanen buahnya.
Tabel 13. Pengamatan Angka Kerapatan Panen
Baris sampel Blok K - 23 Blok L - 25
A B A B 5 4 29 5 32
15 3 27 2 30 25 4 31 3 32 35 3 29 4 29 45 5 32 4 29 55 3 28 4 31 65 4 30 5 32
Total 26 206 27 215 Sumber: Pengamatan Data Lapangan 2008
A = Jumlah tandan matang
B = Jumlah pokok sampel
Tabel 14. Rekapitulasi Angka Kerapatan Panen
Blok Total pokok Pokok sampel
Tandan matang di pokok sampel
Kerapatan Panen (%)
K - 23 2138 206 26 12.62 L - 25 2086 215 27 12.56
Sumber: Pengamatan Data Lapangan 2008
Pada Tabel 13 dan Tabel 14 dapat dilihat bahwa angka kerapatan panen
(AKP) di dua blok tersebut berkisar antara 12 % - 13 % yang artinya setiap
delapan pohon hanya ada satu pohon yang dapat dipanen buahnya. Lubis (1992)
menyatakan bahwa kisaran nilai angka kerapatan panen 0 % - 14 % menunjukkan
produksi rendah, nilai AKP 15 % - 20 % menunjukkan produksi sedang dan nilai
AKP 25 % - 100 % menunjukkan produksi tinggi. Berdasarkan pernyataan
tersebut maka produksi buah divisi III blok K – 23 dan L – 25 divisi III rendah.
h) Tenaga kerja pemanen
Tenaga kerja pemanen adalah faktor penting yang diperlukan dalam
kegiatan pemanenan. Perencanaan dan pengorganisasian tenaga pemanen penting
dilakukan dalam menjamin TBS yang akan dipanen pada hari yang telah
direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Kebutuhan tenaga pemanen dapat
diketahui berdasarkan luas areal panen yang akan dipanen. Di kebun EMAL,
standar hanca panen setiap pemanen sebesar 3 ha dengan jumlah tenaga pemanen
30 orang tiap divisi. Dasar perhitungan tenaga kerja pemanen di divisi III adalah:
TK pemanen = Luas rata – rata kapel panen divisi III/ standar luasan pemanen
= 100.42 ha : 3 ha/ orang
= 33 orang
Dari perhitungan tenaga kerja pemanen diatas dapat diketahui bahwa
jumlah tenaga kerja pemanen di divisi III sebanyak 33 orang. Jumlah ini hampir
sesuai dengan standar jumlah tenaga pemanen perusahaan yaitu 30 orang sehingga
dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga pemanen divisi III sudah mencukupi.
5.1.2.2. Pelaksanaan panen
Pada prinsipnya kegiatan panen adalah memotong tandan matang panen
serta mengumpulkan brondolannya untuk diangkut ke TPH lalu ke pabrik yang
kemudian diolah menjadi minyak sawit berkualitas baik dengan rendemen yang
tinggi dan kandungan asam lemak bebas (ALB) serendah – rendahnya.
Dalam pelaksanaan pemanenan di PT. EMAL, langkah – langkah kerja
pemanen setelah pembagian hanca panen antara lain sebagai berikut:
Pemanen berjalan di daerah pasar pikul sambil mengamati dan memeriksa
buah masak dengan cara mengelilingi pohon. Panen buah dengan cara
memotong tandan buah menurut kriteria matang panen. setelah itu potong
tangkai buah serapat mungkin (maksimal 3 cm).
Pemanen memotong pelepah sampai menyisakan 2 pelepah di bawah
tandan paling bawah (sangga dua).
Semua brondolan dibersihkan dari ketiak pelepah dengan mencungkil
menggunakan egrek.
Pelepah yang terpotong disusun di gawangan mati, tidak boleh dibuang di
pasar pikul.
Tandan buah dan brondolan dikeluarkan dari piringan ke TPH
menggunakan angkong. Brondolan harus bersih dari segala macam
sampah dan kotoran.
Tandan buah di TPH disusun dengan teratur dengan susunan 5 – 10 baris
gagang di sebelah atas supaya mudah dalam perhitungan. Selain itu
nomor potong pemanen dituliskan pada gagang tandan buah.
Brondolan yang terkutip dan sudah bersih diletakkan disebelah susunan
tandan buah di TPH.
Gambar 12. Kegiatan Panen TBS
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada saat panen adalah:
• Pemanen harus teratur dalam memeriksa secara teliti setiap pokok untuk
melihat tandan matang sesuai dengan kriteria matang panen.
• Hindari tandan matang tertinggal di pokok.
• Hindari panen buah mentah.
• Tidak ada buah matang yang tertinggal di piringan dan gawangan.
• Tandan buah harus bersih.
• Tangkai buah harus pendek (maksimal 3 cm) dan berbentuk “cangkem
kodok” (berbentuk “V”).
• Tidak ada potongan buah yang tertinggal di pokok dan hindari pelepah
sengkleh.
Dalam pelaksanaan pemanenan masih ditemui beberapa hal penting
mengenai kesalahan pemanen diantaranya banyak pemanen yang memanen buah
mentah. Hal ini dilakukan demi mendapatkan basis dan premi panen sehingga
mengakibatkan banyak buah mentah yang terpanen di TPH (tempat pengumpulan
hasil). Para pemanen kadang – kadang meninggalkan TBS di piringan tanpa
memindahkannya di TPH karena jaraknya terlalu jauh dan keadaan topografi yang
cukup curam. Untuk mengatasi masalah tersebut maka pengawasan panen dan
sistem denda harus diperketat.
Pelaksanaan panen dilakukan setelah pembagian hanca panen yang
dilakukan oleh mandor panen. Biasanya pembagian hanca panen dilakukan
setelah mandor panen melakukan kegiatan apel pagi pada pukul 06.00 WIB.
Panen dilakukan pada pukul 07.00 WIB – 14.00 WIB. Tetapi seringkali pemanen
sudah selesai pada pukul 12.00 WIB yang dikarenakan mereka sudah
mendapatkan basis panen.
5.1.2.3. Basis dan premi panen
Basis yang diterapkan di kebun EMAL adalah basis borong. Basis borong
adalah jumlah tonase (kg) yang harus didapatkan oleh pemanen dalam satu hari.
Berdasarkan umur dan produksi tanaman maka basis panen per tahun tanam dapat
berbeda. Apabila pemanen mendapatkan basis, maka mereka akan mendapatkan
premi basis panen sebesar Rp 6 500,00. Apabila pemanen tidak mendapatkan
basis, maka mereka hanya mendapatkan upah standar yang diperoleh yaitu Rp. 28
960,00 untuk KHL dan Rp. 24 350,00 untuk karyawan tetap dan bulanan.
Besarnya basis borong pemanen di divisi III tahun tanam 1994 adalah 1 000 kg
dengan penjabaran: 750 kg bobot tandan yang diperoleh pemanen dibayar Rp. 28
960,00 untuk KHL dan Rp. 24 350,00 untuk KHT, sedangkan sisanya yaitu 250
kg bobot tandan dibayar Rp. 6 500,00 yang merupakan premi basis panen.
Premi panen adalah penghargaan berupa uang yang diberikan kepada
pemanen atas kelebihan prestasi kerjanya, yaitu jumlah tonase (kg) yang diperoleh
melebihi basis borong yang telah ditetapkan dengan mutu buah yang sesuai
dengan ketentuan panen. Pemberian premi panen bertujuan untuk memotivasi
pemanen untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas hasil panen. Besarnya premi
basis panen (1 000 kg) divisi III adalah Rp. 6 500,00. Apabila pemanen
mendapatkan bobot janjang lebih 200 kg pertama dari basis panen, maka akan
dibayar Rp. 28/ kg, kelebihan 200 kg kedua dibayar Rp. 33/ kg dan kelebihan 200
kg ketiga dibayar Rp. 35/ kg. Pemanen juga akan memperoleh premi brondolan
sebesar Rp. 125,00 per kg. Ketentuan basis dan premi panen di kebun EMAL
dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Basis dan Premi Over Basis Panen Tahun 2008
No. TT Basis panen (kg)
Over basic I
(kg)
Over basic II
(kg)
Over basic
III (kg)
Cost/ Kg
(Rp)
Incentive I (Rp)
Incentive II (Rp)
Incentive III (Rp)
1 1994 1000 1001-
1200
1201-
1400
>1400 22 28 33 35
2 1995 1000 1001-
1200
1201-
1400
>1400 22 28 33 35
3 1996 1000 1001-
1200
1201-
1400
>1400 22 28 33 35
4 1997 1000 1001-
1200
1201-
1400
>1400 22 28 33 35
5 1998 900 901-
1100
1101-
1300
>1300 24 32 38 40
6 1999 900 901-
1100
1101-
1300
>1300 24 32 38 40
Sumber: Kantor Estate 2007
Premi juga diberikan kepada mandor panen, mandor I, dan kerani cek
(kerani buah). Untuk mandor panen premi yang diperoleh adalah 10 % dari total
rata – rata premi pemanen dalam tiap mandorannya (grup). Premi mandor I adalah
5 % dari total rata – rata premi pemanen dalam divisinya. Premi kerani cek adalah
3.75 % dari total rata – rata premi pemanen dalam divisinya.
Contoh perhitungan premi panen:
• Seorang pemanen memanen buah di divisi III tahun tanam 1994 sebanyak
1 603 janjang dalam 21 hari
• BJR di divisi tersebut adalah 16.58 kg/ janjang
Hasil/ bulan (kg) = BJR x jumlah janjang
= 16.58 kg/ janjang x 1 603 janjang
= 26 577.74 kg
Berat basis/ bulan (kg) = Total hari kerja x berat basis/ hari
= 21 hari x 1 000 kg/ hari
= 21 000 kg
Kelebihan basis (kg) = Tonase 1 bulan – berat basis/ bulan
= 26 577.74 kg – 21 000 kg
= 5 577.74 kg
Basic incentive I (kg) = Total hari kerja x over basic I/ hari
= 21 hari x 200 kg/ hari
= 4 200 kg
Basic incentive II (kg) = Kelebihan basis – berat incentive I (kg)
= 5 577.74 kg – 4 200 kg
= 1 377.74 kg
Premi Basis/ bulan (Rp) = Total hari kerja x premi basis/ hari
= 21 hari x Rp 6 500,00/ hari
= Rp 136 500,00
Premi incentive I (Rp) = Basic incentive I (kg) x premi over basic I
= 4 200 kg x Rp. 28,00/ kg
= Rp 117 600,00
Premi incentive II (Rp) = Basic incentive II (kg) x premi over basic II
= 1 377.74 kg x Rp. 33,00/ kg
= Rp 45 465.42,00
Total premi kotor/ bulan = Premi basis/ bulan + Incentive I (Rp) +
Incentive II (Rp)
= Rp 136 500,00 + Rp 117 600,00 + Rp 45
465.42
= Rp 299 565.42,00
Premi bersih/ bulan = Premi kotor/ bulan – denda (potongan)
= Rp 299 565.42 – 0
= Rp 299 565.42,00
5.1.2.4. Pengawasan dan denda
Pengawasan panen secara rutin perlu dilakukan, karena dengan
pengawasan yang baik maka akan diperoleh kualitas panen yang baik.
Pengawasan yang dilakukan di kebun EMAL dimulai dari AM (Area Manager),
EM (Estate Manager), asisten divisi, mandor I, dan mandor panen. Asisten,
mandor I, dan mandor panen wajib melakukan pemeriksaan hanca panen setiap
hari. EM (Estate Manager) melakukan pemeriksaan di semua divisi dalam satu
kebun, khususnya di divisi yang banyak buah restan (buah tinggal di lapangan).
AM (Area Manager) melakukan pemeriksaan dalam 2 kebun (kebun EMAL dan
kebun JAW) dan memperoleh informasi dari masing – masing EM.
Pemeriksaan dilakukan pada saat kegiatan panen dilaksanakan.
Pemeriksaan yang dilakukan di kebun EMAL meliputi pemeriksaan di lapangan
dan pemeriksaan di TPH. Pemeriksaan di lapangan meliputi: tandan matang tidak
terpanen, pelepah sengkleh, TBS tertinggal di piringan, brondolan tidak terkutip
dan penyusunan pelepah di gawangan tidak teratur. Untuk pemeriksaan di TPH
meliputi gagang buah, buah mentah terpanen dan adanya buah lewat matang.
Denda adalah potongan terhadap buah yang diperoleh pemanen karena
melanggar tata tertib panen Denda panen yang berlaku di PT EMAL antara lain:
• Pelepah sengkleh didenda Rp. 1 000,00/ pelepah
• Tandan matang tidak terpanen didenda Rp. 1 000,00/ janjang
• Buah mentah terpanen didenda Rp. 1 000,00/ janjang
• Tandan tertinggal di piringan didenda 1000,00/ janjang
• Gagang panjang didenda Rp. 1000,00/ janjang
Tujuan diberikan denda adalah agar pemanen dapat melaksanakan
ketentuan panen yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sistem denda belum
berjalan di semua divisi yang mengakibatkan banyak ditemukan kesalahan dalam
kegiatan pemanenan di beberapa divisi.
5.1.2.5. Organisasi panen
Kegiatan panen yang baik harus terorganisasi dengan baik juga. Hal ini
agar kegiatan panen dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai target
produksi yang diinginkan. Organisasi yang baik akan mendukung tujuan
perusahaan yaitu mendapatkan produksi setinggi – tingginya dengan kandungan
ALB (asam lemak bebas ) yang rendah. Divisi III kebun EMAL terdapat 2 grup
(kemandoran) panen, yaitu grup A dan grup B. Masing – masing grup terdapat
seorang mandor panen. Grup A terdiri dari 15 pemanen dan seorang mandor
panen. Grup B terdiri dari 15 pemanen dan seorang mandor panen. Setiap grup A
dan grup B terdapat 2 orang kerani cek (kerani buah) dan 1 orang kerani transport.
Selain itu di divisi III terdapat pemuat buah yang berjumlah 6 orang. Pemanen
tersebut harus bertanggung jawab terhadap hanca masing – masing. Mandor panen
bertanggung jawab terhadap mandor I agar buah yang dipanen sesuai dengan
kriteria panen. Mandor I bertanggung jawab terhadap buah yang dihasilkan serta
buah restan di lapangan kepada asisten.
Sebagian pemanen di divisi III adalah KHL (karyawan harian lepas) yang
berjumlah 16 orang dan KHT (karyawan harian tetap) berjumlah 14 orang. Tetapi
saat ini sedang diusahakan untuk semua pemanen di kebun EMAL menjadi KHT.
Untuk mandor panen grup A berstatus HIP (hubungan industri pancasila) dan
mandor panen grup B statusnya KHT. Kerani cek dan kerani transport berstatus
KHT semua.
Status KHL berbeda dengan KHT dan HIP. KHL tidak mendapatkan jatah
beras per bulan dan UMR (upah minimum regional) yang diterima per hari adalah
Rp. 28 960,00. KHT dan HIP mendapatkan jatah beras per bulan yang besarnya
sama dan UMR yang diperoleh per hari adalah Rp. 24 350,00. Perbedaan antara
status KHT dan HIP adalah apabila KHT tidak masuk kerja mendapat potongan
gaji dan dianggap mangkir. Apabila HIP tidak masuk kerja, maka tidak mendapat
potongan gaji dan tidak dianggap mangkir tetapi diberi surat peringatan yang
terdiri dari beberapa tahap.
5.1.2.6. Administrasi panen
Administrasi panen dilakukan oleh mandor panen, kerani transport, kerani
cek (kerani buah), kerani estate, dan payroll. Pencatatan yang rapi dan teratur
serta kelengkapan data akan memudahkan evaluasi kerja panen dan pemeriksaan
sewaktu – waktu bila diperlukan. Administrasi panen yang dilakukan antara lain:
a) Nota angkut buah.
Berisi nama divisi, tanggal panen, nama sopir, nomor polisi, jumlah TBS
per blok dan jumlah timbangan pabrik. Buku tersebut diisi oleh kerani
transport.
b) Buku produksi buah
Berisi catatan total TBS yang diangkut yang terdiri dari jumlah TBS dan
brondolan yang diperoleh pemanen. Buku tersebut diisi oleh mandor
panen dan krani cek.
c) Buku laporan harian mandor panen
Berisi daftar hadir pemanen, jumlah TBS yang diperoleh tiap blok,
pemakaian HK dan luas yang akan dipanen. Buku tersebut diisi oleh
mandor panen dan dilaporkan ke kerani divisi di kantor divisi tiap pagi
sebagai dasar untuk mengisi buku premi pemanen yang dilakukan oleh
payroll.
d) Buku produksi TBS per hari dan per blok.
Berisi catatan jumlah TBS yang diperoleh dan jumlah yang diangkut tiap
hari per blok setiap hari. Buku tersebut diisi oleh mandor panen dan krani
transport.
e) Pencatatan di kantor estate
Berisi rekap laporan produksi harian divisi, monitoring produksi panen,
rotasi panen, dan interval panen yang dilakukan oleh kerani estate.
Sedangkan untuk daftar upah dan premi panen diisi oleh payroll.
5.1.2.7. Transportasi panen
Pengangkutan TBS ke pabrik harus segera dilakukan untuk diolah.
Maksikmal 8 – 12 jam setelah panen harus segera diolah. Hal ini bertujuan agar
buah tidak mengalami kerusakan dan menghindari kandungan asam lemak bebas
(ALB) menjadi tinggi. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu
mengatasi kerusakan buah selama pengangkutan.
Pengangkutan TBS dan brondolan adalah kegiatan pengangkutan dari
tempat pengumpulan hasil (TPH) ke pabrik kelapa sawit (PKS). Alat transport
yang digunakan di kebun EMAL dalam mengangkut buah tergantung dari kondisi
topografi (areal) dan alat yang tersedia. Jika kondisi lahan baik dapat
menggunakan truk (Dutro). Apabila kondisi lahan tidak dapat dilalui truk, maka
dapat digunakan traktor (Jhon deer). Buah yang diangkut oleh traktor terlebih
dahulu dikumpulkan ke loading ramp sebelum diangkut ke pabrik oleh truk.
Apabila kondisi lahan baik, maka pengangkutan buah ke pabrik dapat dilakukan
langsung oleh truk. Kapasitas angkut satu truk untuk satu trip adalah 6 – 8 ton,
sedangkan traktor memiliki kapasitas angkut 4 – 5 ton untuk satu trip.
Gambar 13. Muat TBS Menggunakan Truk
Secara umum sarana pengangkutan yang terdapat di kebun EMAL sudah
cukup baik. Tetapi seringkali ditemukan pengangkutan buah dari lapangan ke
loading ramp maupun ke pabrik mengalami hambatan. Hal ini dikarenakan jalan –
jalan yang dilalui traktor dan truk mengalami kerusakan. Untuk mengatasi hal
tersebut maka truk dan traktor yang terperosok dapat ditarik oleh grader dan
setelah itu dilakukan pemeliharaan dan perbaikan jalan secara berkala. Alat berat
yang biasanya digunakan dalam perbaikan jalan adalah grader, backholeder dan
bomag. Kendala lain yang sering ditemukan dalam transportasi panen adalah
adanya kerusakan pada alat transport panen, seperti pada truk, traktor dan grader
yang disebabkan banyaknya jalan yang rusak. Upaya dalam perbaikan alat – alat
transport juga lama yang menyebabkan buah restan di tiap divisi menjadi
meningkat. Hal ini disebabkan karena lamanya order barang spare part untuk alat
transport yang rusak. Untuk mengatasi hal ini maka dilakukan pemakaian alat –
alat transportasi seperti traktor dan grader secara bergantian dalam tiap divisi.
5.1.3. Pengolahan kelapa sawit
Pabrik kelapa sawit adalah tempat untuk menampung dan mengolah
tandan buah segar yang telah dipanen dari kebun menjadi minyak kelapa sawit
(Crude Palm Oil) dan inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil). Minyak dan inti yang
dihasilkan dari PKS merupakan produk setengah jadi. Minyak mentah atau CPO
dan inti (PKO) harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya.
Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan PKO harus melalui beberapa stasiun
pengolahan yang terdapat di pabrik kelapa sawit. Kapasitas pabrik kelapa sawit di
kebun EMAL adalah 60 ton per jam.
5.1.3.1. Stasiun penerimaan buah
Sebelum diolah dalam pabrik, tandan buah segar yang berasal dari kebun
pertama kali ditimbang di jembatan timbang (weight bridge) dan selanjutnya
ditampung sementara di penampungan buah (loading ramp). Penimbangan
dilakukan dua kali untuk setiap truk yang mengangkut TBS masuk ke pabrik yaitu
pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta pada saat keluar (berat truk). Dari
selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh berat bersih TBS yang
masuk ke pabrik. Kapasitas jembatan timbang di PKS adalah 30 – 40 ton. Loading
ramp adalah tempat penampungan TBS sementara dari kebun setelah melewati
jembatan timbang. Selain itu loading ramp merupakan tempat sortasi TBS yang
masuk dari kebun sehingga dapat diketahui buah mentah, buah busuk dan buah
bergagang panjang.
5.1.3.2. Stasiun perebusan (sterilizer)
TBS yang telah ditimbang beserta lorinya selanjutnya direbus dalam
sterilizer atau dalam ketel rebus. Sterilizer yang digunakan adalah bejana tekan
horizontal yang menampung 3 lori per unit. Tiap lori berkapasitas 15 ton TBS.
Tujuan proses perebusan antara lain: menghentikan perkembangan asam lemak
bebas (ALB), memudahkan pemipilan, penyempurnaan dalam pengolahan dan
proses pengolahan inti sawit. Waktu yang diperlukan dalam perebusan adalah 90
menit.
5.1.3.3. Stasiun pemipilan
Stasiun pemipilan berfungsi untuk melepaskan brondolan dari tandannya
dengan menggunakan alat pemipil atau mesin perontok buah yang dinamakan
thresher. Tandan kosong hasil perontokan dapat digunakan sebagai pembuatan
pupuk abu janjang.
5.1.3.4. Stasiun pencacahan (digester) dan pengempaan (presser)
Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipil kemudian diangkut ke
bagian pengadukan/ pencacahan (digester). Untuk memudahkan penghancuran
daging buah dan pelepasan biji, selama proses digester diberi uap. Tujuan utama
dari proses digesting adalah mempersiapkan daging buah untuk pengempaan
(pressing) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah
dengan kerugian yang sekecil – kecilnya.
5.1.3.5. Stasiun pemurnian (clarifier)
Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan untuk
melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran – kotoran, seperti padatan
(solid), lumpur (sludge), dan air. Minyak sawit yang keluar dari tempat
pengepresan masih berupa minyak kasar karena masih mengandung kotoran
berupa partikel – partikel dari tempurung, serabut, dan air. Tujuan dari pemurnian
minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan
dapat dipasarkan dengan harga yang layak.
5.1.3.6. Stasiun pemiahan biji dan kernel
Proses pemisahan biji – serabut dari ampas pengempaan bertujuan untuk
memperoleh biji sebersih mungkin. Hasil pemisahan terbagi menjadi dua yaitu
fibre dan kernel. Fibre adalah fraksi ringan dan biji pecah sedangkan kernel
adalah fraksi berat. Selain itu pada stasiun ini ampas yang keluar dari pengepresan
akan diolah lagi hingga menghasilkan kernel (inti) yang siap dijual.
5.1.3.7. Stasiun pembangkit tenaga
Sebagai sebuah unit produksi, PKS membutuhkan sumber energi untuk
menggerakkan mesin-mesin dan peralatan lain yang membutuhkan tenaga dalam
jumlah yang besar. Kebutuhan energi di PKS dipasok dari dua sumber, yaitu ketel
uap (boiler) yang menghasilkan tenaga uap dan diesel genset. Tenaga uap yang
dihasilkan oleh boiler pertama – tama dikonversikan menjadi energi listrik
melalui turbin. Kemudian uap yang keluar dari turbin ditampung dalam sebuah
bejana tekan dan dimanfaatkan untuk proses perebusan dan keperluan proses
pengolahan. Diesel genset merupakan sumber tenaga pembantu yang digunakan
pada saat PKS akan memulai operasi atau pada saat PKS tidak beroperasi.
5.1.3.8. Stasiun pengolahan limbah (Effluent Treatment)
Air limbah pada pabrik kelapa sawit banyak mengandung bahan organik
dan anorganik, sehingga jika dibuang langsung akan menyebabkan pencemaran di
sungai. Ada tiga jenis proses pengolahan limbah yaitu proses mekanis, proses
biologis, dan kimia. Dari ketiga proses tersebut harus memperhatikan parameter
yang menentukan tinggi rendahnya kualitas air limbah di antaranya: Biological
Oxigen Demand (BOD), Chemical Oxigen Demand (COD), pH (alkalinitas),
Total Solid, Lemak (grease), Suspended Solid, dan suhu (temperatur). Dari
ketujuh parameter tersebut dapat di uji kelayakan terhadap limbah pabrik, apakah
telah layak digunakan dan tidak membahayakan lingkungan (pencemaran).
5.2. Aspek Manajerial
Manajemen kebun tingkat karyawan di kebun EMAL terdiri dari dua, yaitu
manajemen tingkat staf dan manajemen tingkat non staf. Manajemen karyawan
tingkat non staf meliputi karyawan yang bertugas membantu jalannya kegiatan,
baik di lapangan maupun administrasi kantor. Manajemen tingkat non staf terdiri
dari mandor I, mandor, kerani produksi (kerani estate) yang dibantu oleh kerani
divisi, kerani buah (kerani cek), dan kerani transport. Manajemen karyawan
tingkat staf dilaksanakan oleh estate manager yang dibantu oleh asisten kebun
(asisten divisi) untuk tugas operasional lapangan. Untuk tugas administrasi dan
keuangan, estate manager dibantu oleh asisten estate (kepala administrasi). Dan
untuk keamanan estate manager dibantu oleh koordinator keamanan.
5.2.1. Pendamping mandor
Mandor bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilaksanakan
anggotanya, di bawah pengawasan mandor I dan asisten divisi. Mandor I sebagai
tangan kanan atau orang kepercayaan asisten divisi bertugas memberikan
pembinaan sekaligus pengawasan terhadap semua jenis pekerjaan teknis di
lapangan agar pekerjaan tersebut tercapai dengan tepat dan cepat. Hubungan
antara mandor I dengan mandor adalah garis instruksi, sedangkan dengan kerani
produksi (kerani estate) adalah garis koordinasi. Kegiatan yang dilakukan
mahasiswa sebagai pendamping mandor adalah mengetahui tahapan setiap jenis
pekerjaan, mengabsen tenaga kerja yang digunakan, mengawasi pekerja,
mengawasi penggunaan bahan serta mengisi laporan harian mandor. Hal – hal
yang perlu dicatat dalam laporan mandor antara lain: jumlah tenaga kerja dan
bahan yang digunakan, prestasi yang diperoleh pekerja dan luas areal yang
dikerjakan. Dalam pendamping mandor, mahasiswa bertugas sebagai pendamping
mandor semprot, mandor babad, mandor pupuk, mandor panen, kerani cek, kerani
transport dan krani divisi.
5.2.1.1. Mandor semprot
Sebagai mandor semprot, penulis bertanggung jawab terhadap pekerja dan
bahan yang digunakan. Dalam permintaan bahan yaitu herbisida, sehari sebelum
kegiatan penyemprotan kantor divisi terlebih dahulu mengeluarkan bon
permintaan dan pengeluaran barang (BPPB) yang dibuat oleh kerani divisi dan
mandor semprot. Bon tersebut selanjutnya diperiksa oleh asisten divisi agar
disetujui, kemudian diajukan ke estate manager. Setelah diperiksa oleh estate
manager dan ditandatangani, bon tersebut diberikan kepada kepala gudang untuk
diperiksa. Setelah lengkap, maka mandor semprot dapat mengambil herbisida di
gudang sesuai dengan yang tercantum dalam BPPB.
Tugas mandor semprot di lapangan antara lain: mengabsen tenaga kerja,
menentukan areal yang disemprot, mengawasi kegiatan penyemprotan,
mengawasi penggunaan herbisida di lapangan serta mengisi buku harian mandor.
Mandor semprot perlu memperhatikan penggunaan herbisida dan letak sumber air.
Pengawasan penggunaan herbisida sangat penting dilakukan karena kebutuhan
herbisisda sudah ditentukan. Apabila terjadi kekurangan maka pengendalian
gulma menjadi kurang efektif. Letak sumber air sangat berpengaruh pada
kecepatan kerja. Apabila letak sumber air jauh, maka kegiatan penyemprotan
menjadi lama dan terhambat. Selama menjadi pendamping mandor, mahasiswa
mengawasi kegiatan penyemprotan gawangan dan piringan. Jumlah karyawan
yang diawasi oleh mahasiswa adalah 12 orang, yang terdiri dari 3 orang pelangsir
air dan 9 orang sebagai penyemprot dengan luasan 19.20 Ha. Semua tenaga kerja
yang dipakai adalah KHL (karyawan harian lepas).
5.2.1.2. Mandor babad
Mandor babad bertugas menentukan areal yang dibabad, mengawasi
kegiatan babad, dan mengisi buku harian mandor. Kegiatan pembabadan yang
dilakukan antara lain: babad selektif, babad rendahan, rempes jalan dan rawat
jalan. Dalam kegiatan pembabadan perlu mengetahui areal atau lahan yang
banyak terdapat gulma anak kayu yang sudah tumbuh besar, sehingga kegiatan
pembabadan dapat didahulukan pada areal tersebut. Jumlah tenaga kerja yang
diawasi mahasiswa selama menjadi pendamping mandor babad berjumlah 8 orang
yang semuanya berstatus KHL dengan luasan 4.8 Ha.
5.2.1.3. Mandor pupuk
Rencana program pemupukan dibuat oleh asisten divisi yang diajukan oleh
manajer kebun. Rencana kerja yang dibuat mencangkup luas areal dan blok, tahun
tanam, jumlah pokok, SPH (stand per hektar), jenis pupuk, dosis per jenis pupuk,
serta waktu pemupukan. Kerani divisi dan mandor pupuk membuat bon
permintaan dan pengeluaran barang yang telah direncanakan oleh asisten divisi
untuk satu kali aplikasi. Bon tersebut diberikan kepada asisten estate (chief clerk)
agar diperiksa dan ditandatangani oleh estate manager. Setelah bon tersebut
mendapat tanda tangan asisten divisi dan estate manager, maka bon tersebut akan
dibawa ke gudang oleh mandor pupuk untuk diperiksa kepala gudang dan
selanjutnya dapat digunakan untuk mengambil pupuk yang jenis dan jumlahnya
sesuai dengan yang tecantum dalam BPPB yang telah dibuat oleh mandor pupuk.
Pengangkutan pupuk menggunakan traktor dan selanjutnya langsung diecer ke
lapangan. Dalam pengangkutan pupuk ke traktor, kepala gudang dan bawahannya
secara langsung mengawasi kegiatan pemindahan pupuk tersebut. Hal bertujuan
agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan perhitungan jumlah pupuk yang akan
dipakai. Jumlah karyawan yang diawasi mahasiswa adalah 12 orang, yang terdiri
dari 8 orang penabur dan 4 orang pelangsir dengan luas areal yang dipupuk adalah
23.53 Ha. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea dengan jumlah 50 ton.
5.2.1.4. Mandor panen
Panen berkaitan langsung dengan produksi. Kegiatan pengawasan panen
merupakan kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan untuk melihat
kemajuan usaha yang telah tercapai, sehingga dapat mengetahui sumber
pemasukan uang yang dapat digunakan sebagai biaya seluruh kegiatan operasional
kebun. Pengawasan dilaksanakan dari tingkat mandor sampai asisten divisi yang
bersifat kontrol setiap hari, baik kuantitas maupun kualitas panen.
Tugas dan tanggung jawab mandor panen antara lain: membagi hanca
panen tiap – tiap pemanen dan memastikan hanca tersebut selesai, mencatat
seluruh hasil panen dan lokasi panen setiap hari dan berkoordinasi dengan dengan
kerani cek, membuat data rotasi panen setiap hari untuk memastikan agar rotasi
dapat normal, bertanggung jawab secara langsung atas kuantitas dan kualitas hasil
panen yang dihasilkan dalam hancanya kepada mandor I dan asisten divisi, serta
memonitor absensi karyawan. Mahasiswa menjadi pendamping mandor panen di
divisi III kemandoran (grup B) dengan jumlah tenaga panen 15 orang.
5.2.1.5. Kerani buah (kerani cek)
Kerani cek bertugas mencatat dan memeriksa hasil panen yang diperoleh
masing – masing pemanen di tiap – tiap TPH (tempat pengumpulan hasil). Hasil
panen yang diperiksa berdasarkan kriteria matang dan mutu panen. Pencatatan
jumlah TBS dan brondolan yang diperoleh masing – masing pemanen dilakukan
dalam tiap – tiap blok. Pencatatan ditulis di dalam buku produksi buah. Hasil
pencatatan kerani cek harus sesuai yang diperoleh mandor panen. Hasil pencatatan
buah selanjutnya dilaporkan ke kantor divisi untuk dicatat dan direkap oleh kerani
divisi dalam buku produksi TBS, untuk selanjutnya dikirim ke kantor estate.
Penulis menjadi pendamping kerani cek di divisi III grup B. Mahasiswa
melakukan pengecekan di tiap – tiap TPH masing – masing pemanen yang
berjumlah 15 orang.
5.2.1.6. Kerani transport
Kerani transport bertugas menghitung jumlah buah yang diangkut ke
pabrik serta memastikan buah telah sampai ke pabrik dari lapangan. Selain itu
kerani transport bertugas membuat nota angkut buah (NAB), menghitung
kebutuhan truk, melaporkan buah restan, mengabsen tenaga kerja pemuat dan
menginformasikan kondisi jalan yang dapat dilalui truk dan traktor agar buah
dapat terangkut. Informasi tentang kondisi jalan sangat penting dimiliki oleh
seorang kerani transport. Hal ini dikarenakan untuk mencegah meningkatnya buah
restan di lapangan. Dalam pengangkutan buah di lapangan, kerani transport
berkoordinasi dengan kepala traksi. Koordinasi dengan kepala traksi sangat
penting karena dari kantor traksi masing - masing divisi dapat meminjam alat –
alat berat seperti grader, boomag dan backholeder. Grader dan alat – alat berat
tersebut digunakan untuk menarik truk dan traktor yang terperosok di lapangan
pada saat mengangkut buah karena jalan yang dilalui rusak dan berbukit serta
dapat digunakan sebagai sarana perbaikan jalan. Penggunaan grader dan alat –
alat berat di kebun EMAL dilakukan bergilir di tiap divisi karena ketersediaannya
terbatas.
Pencatatan kerani transport dalam NAB, langsung dikirim ke kantor
estate, untuk selanjutnya diberikan oleh kerani produksi. Oleh kerani produksi
akan dicatat dalam laporan produksi harian. Sebelumnya hasil pencatatan yang
diperoleh kerani transport dicocokkan terlebih dahulu dari catatan dari kantor
divisi yang dibuat oleh kerani divisi. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi
penyimpangan perhitungan jumlah buah yang diperoleh serta agar dapat
mengetahui besarnya buah restan di lapangan. Hasil pencatatan kerani produksi
selanjutnya dikirim ke pabrik untuk direkap ulang.
Tugas mahasiswa saat menjadi pendamping kerani transport adalah
mencari jalan yang dapat dilalui oleh truk dan traktor, mencari lokasi buah restan,
dan mengisi nota angkut buah untuk surat pengantar ke pabrik.
5.2.1.7. Kerani divisi
Kerani divisi merupakan manajemen tingkat divisi dalam suatu divisi.
Kerani divisi bertanggung jawab masalah administrasi secara keseluruhan dalam
divisinya. Tugas dari kerani divisi antara lain: membuat rencana permintaan dana
operasional (RPDO) bersama asisten divisi, membuat BPPB, mencatat seluruh
kegiatan harian perawatan dan produksi, membuat laporan rencana dan realisasi
pekerjaan, mengisi daftar hadir karyawan, membuat dan merekap data produksi
harian panen divisi, serta bertanggung jawab terhadap kerani produksi (estate),
mandor I dan asisten divisi.
5.2.2. Pendamping asisten
Tugas dan tanggung jawab asisten divisi adalah mengelola seluruh
kegiatan divisi secara efektif dan efisien untuk mencapai target produksi dengan
biaya seminimal mungkin. Asisten juga bertugas melaksanakan administrasi divisi
dengan tertib, pembinaan sumber daya manusia di divisi, kontrol biaya yang telah
disetujui estate manager dan area manager (AM), berwenang dalam pemberian
persetujuan buku mandor, serta bertanggung jawab terhadap estate manager
secara langsung. Asisten divisi dibantu oleh seorang kerani divisi dalam
pembuatan RPDO (rencana permintaan dana operasional). RPDO digunakan
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pemanenan setiap divisi.
Asisten kebun bertanggung jawab penuh terhadap lingkungan kebun selama 24
jam, yang meliputi semua pekerjaan di divisi maupun dalam lingkungan
kemasyarakatan.
Selama menjadi pendamping asisten, mahasiswa melakukan pengawasan
terhadap semua kegiatan di divisi III baik pekerja maupun mandor. Mahasiswa
ikut mengontrol semua pekerjaan bersama dengan asisten divisi ke setiap blok
yang sedang melaksanakan pekerjaan. Dalam hal ini asisten melihat kualitas
pekerjaan tersebut agar sesuai dengan pedoman kerja. Dalam kegiatan
pemupukan, asisten akan menyediakan waktu yang lebih lama dalam
pengontrolan agar pekerjaan tersebut dilakukan dengan baik dan benar.
BAB. VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan magang di PT. Eramitra Agro Lestari, Bakrie
Sumatera Plantation secara umum memberikan manfaat yang cukup banyak bagi
mahasiswa. Selama menjadi karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor,
dan pendamping asisten mahasiswa terlibat interaksi langsung dengan staf dan
karyawan kebun dari berbagai tingkatan. Hal tersebut secara langsung dan tidak
langsung, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa secara
teknis lapangan dan manajerial.
Dalam pelaksanaan kegiatan magang, beberapa kegiatan yang dilaksanakan
antara lain: kegiatan aspek teknis, aspek khusus, dan aspek manajerial. Kegiatan
magang dilaksanakan sesuai aturan dan standar perusahaan. Aspek teknis kegiatan
magang yang dilakukan mahasiswa terdiri dari kegiatan pemeliharaan (pengendalian
gulma tanaman menghasilkan, pengendalian ulat api, pemupukan serta perawatan
jalan) dan pemanenan (persiapan panen, pelaksanaan panen, basis dan premi panen,
pengawasan dan denda panen, organisasi panen, administrasi panen serta transportasi
panen).
Keadaan infrastruktur di PT. EMAL memiliki beberapa permasalahan.
Keadaan jalan yang rusak disebabkan curah hujan yang tinggi mengakibatkan
kegiatan transportasi, khususnya transportasi panen menjadi terhambat. Selain itu
fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan pemanenan, pemeliharaan, keamanan
kerja dan transportasi panen dirasa sangat kurang sehingga kegiatan tersebut
menjadi kurang optimal.
Kegiatan pemeliharaan di kebun EMAL secara umum berjalan baik dan
lancar. Segala jenis pekerjaan pemeliharaan sudah dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan standar dan norma yang berlaku di perusahaan. Permasalahan yang
dijumpai yaitu keadaan topografi yang cukup curam di beberapa areal dan
keadaan tajuk tanaman terlampau tinggi yang mengakibatkan kegiatan
pemeliharaan menjadi terhambat.
Dalam kegiatan pemanenan dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kerja
panen divisi III kebun EMAL sudah mencukupi yaitu 33 orang. Di lapangan
masih banyak dijumpai kualitas hasil panen yang rendah yang ditunjukkan dengan
masih banyaknya jumlah buah kurang matang terpanen (44.21 %) dan cukup
banyaknya buah bergagang panjang di tiap TPH (23.13 %). Banyaknya buah
kurang matang terpanen disebabkan para pemanen ingin mengejar basis panen
dan memperoleh premi panen. Para pemanen melakukan hal ini (panen buah
kurang matang) karena angka kerapatan panen di divisi III rendah (12 % - 13 %).
Masih cukup banyaknya buah bergagang panjang di tiap TPH disebabkan
pengawasan panen yang kurang teliti.
6.2. Saran
Selama pelaksanaan kegiatan magang di kebun EMAL, ditemukan
beberapa masalah yang berkaitan dengan kegiatan infrastruktur, pemeliharaan dan
pemanenan. Oleh sebab itu beberapa saran yang dapat digunakan oleh kebun
adalah:
a) Perbaikan dan rawat jalan secara menyeluruh
Perbaikan dan rawat jalan sangat perlu dilakukan karena dapat
memperlancar pengangkutan buah ke pabrik sehingga buah dapat langsung
diolah dan dapat mencegah timbulnya buah tertinggal di lapangan (buah restan)
terutama di TPH. Dilakukan perawatan secara intensif pada jalan utama (main
road), jalan koleksi (collection road), dan jalan bantu karena sangat
berhubungan dengan akses panen.
b) Fasilitas kegiatan pemanenan, fasilitas kegiatan pemeliharaan, fasilitas
keamanan kerja dan fasilitas transportasi panen harus sangat diperhatikan
Kelengkapan berbagai fasilitas bertujuan agar kegiatan transportasi panen,
pemeliharaan dan kegiatan pemanenan berjalan secara lancar dan maksimal.
c) Pengurangan basis panen dan penetapan basis panen berdasarkan angka
kerapatan panen
Hal ini bertujuan mencegah para pemanen memanen buah mentah dan
kurang matang. Dengan pengurangan basis panen maka jumlah janjang yang
dipanen pemanen tiap hari berkurang dengan syarat kualitas hasil panen baik
dan sesuai dengan standar kriteria matang panen perusahaan yaitu fraksi 2 dan
fraksi 3. Basis panen yang digunakan dapat ditentukan berdasarkan perhitungan
angka kerapatan panen kebun karena produksi buah di divisi III rendah.
d) Pengawasan panen diperketat
Hal ini bertujuan mempertahankan kualitas dan kuantitas buah. Tugas ini
terutama dikhususkan pada mandor panen dan kerani transport. Tugas mandor
panen lebih ditingkatkan lagi dalam pengawasan mutu panen, sedangkan kerani
transport lebih teliti lagi dalam mencari lokasi yang paling banyak terdapat
buah restan (buah tertinggal di lapangan).
BAB VII. DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Statistik Perkebunan Indonesia 2001-2005. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. 57 Hal.
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.
Koedadiri, A. D., E. S. Sutarta, W. Darmosarkoro, P. Purba, L. Fadli dan S. Rahutomo. Tanpa Tahun. Panen, hal 8.1 – 8.8 Dalam
L. Buana, D. Siahaan dan S. Adiputra, (Eds). Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Sumatera Utara.
Lubis, A. U., A. Djamin, S. Wahyuni dan I. R. Harahap. 1989. Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Bandar Kuala. Sumatera Utara.
409 hal.
Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Perkebunan Marihat. Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 Hal.
Mangoensoekarjo,S. dan H. Semangun. 2000. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 Hal.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar swadaya. Jakarta. 411 Hal.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 153 Hal.
PT.Pekebunan X. 2002. Vademicum Budidaya Kelapa Sawit Dan Karet. Bandar Lampung. 232 hal.
Setyamidjaja, D. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.
Tim Penyusun Vademecum. 1993. Vademecum Kelapa Sawit. PT. Perkebunan X. Bandar Lampung. 442 hal.
Yahya, S. 1990. Budidaya Kelapa Sawit. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 52 hal.
LAMPIRAN
Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian sebagai KHL
Tanggal Tempat Kegiatan Norma kerja (ha/ HK)
Prestasi kerja (ha/ HK) keterangan Pekerja Penulis
14 Feb 2008 Berangkat dari Bogor 15 Feb 2008 Orientasi lapangan 16 Feb 2008 Blok 95 E (div IV) Semprot pasar pikul dan piringan 1.6 1.6 1 1 hk = 7 jam kerja 18 Feb 2008 Blok 95 B,E (div IV) Rempes jalan 5 5 3 19 Feb 2008 Blok 94 D (div II) Pemupukan RP 0.8 0.8 20 Feb 2008 Blok 96 B (div II) Pembuatan TPH 30 TPH 30 TPH 20 TPH 21 Feb 2008 Blok 98 B (div I) Babad rendahan 0.6 0.6 0.3 22 Feb 2008 Blok 94 G (div III) Transportasi panen - - - 23 Feb 2008 Blok 95 C (div IV) Pemupukan RP 0.8 0.8 - 25 Feb 2008 Blok 96 A (div I) Pemupukan RP 0.8 0.8 - 26 Feb 2008 Blok 95 K (div V) Pemanenan 60 janjang 80 janjang 10 janjang 27 Feb 2008 Blok 94 M (div III) Pemanenan 60 janjang 100 janjang 12 janjang 28 Feb 2008 Blok 94 H (div III) Pemupukan RP 0.8 0.8 - 29 Feb 2008 Blok 94 H ( div III) Sensus ulat api 2 2 2 1 Mar 2008 Blok 94 B (div II) Pemanenan 60 janjang 100 janjang 7 janjang 3 Mar 2008 Blok 97 M (div IV) Kutip brondolan 13 ember 13 ember 4 ember 4 Mar 2008 TBM (div IV) Spot lalang dan anak kayu 5 5 2 5 Mar 2008 Blok 94 G (div III) Transportasi panen - - - 6 Mar 2008 Blok 94 H (div III) Sensus ulat api 2 2 2 8 Mar 2008 Blok 94 I (div III) Pemupukan urea 0.7 0.7 -
10 Mar 2008 Blok 94 L (div III) Rawat jalan 100 m 100 m 20 m 11 Mar 2008 Divisi III Pengamatan lapang 12 Mar 2008 Blok 94 H (div III) Sprying ulat api 5 5 2 13 Mar 2008 Blok 95 D (div IV) Pemupukan RP 0.8 0.8 - 14 Mar 2008 Dusun Baru, Kebun JAW Pengambilan bibit sisipan 15 Mar 2008 Blok 94 H (div III) Spraying ulat api 5 5 2 17 Mar 2008 Divisi III Pengamatan lapang
Tabel Lampiran 2. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor
Tanggal Uraian kegiatan Prestasi kerja
Keterangan Jumlah pekerja diawasi (orang)
Luas areal diawasi (ha)
18 Mar 2008 Pengamatan lapang Divisi III 19 Mar 2008 Transportasi panen 4 - 1 hk = 7 jam kerja 20 Mar 2008 Rawat jalan 3 15 22 Mar 2008 Babad selektif 2 1.5 24 Mar 2008 Pemanenan 13 32.5 24 Mar 2008 Sortasi dan grading PKS 25 Mar 2008 Pengamatan lapang Divisi III 26 Mar 2008 Pengamatan lapang Divisi III 27 Mar 2008 Pengamatan lapang Divisi III 28 Mar 2008 Pemupukan RP 10 45.24 29 Mar 2008 Pengendalian ulat api dengan injeksi 4 1.5 31 Mar 2008 Pengendalian ulat api dengan injeksi 6 1.5 1 Apr 2008 Semprot gawangan dan pasar pikul 9 9.6 2 Apr 2008 Pemupukan RP 15 45.17
3 Aprl 2008 Transportasi panen 4 - 4 Apr 2008 Transportasi panen 4 - 5 Apr 2008 Transportasi panen 6 -
5 Aprl 2008 Sortasi dan grading PKS 7 April 2008 Transportasi panen 6 -
8 Apr – 1 Mei 2008 Administrasi Kantor estate
Tabel Lampiran 3. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten Tanggal Uraian kegiatan Prestasi kerja Keterangan
Jumlah mandor yang diawasi (orang)
Lama kegiatan (jam)
2 Mei 2008 Transportasi panen 1 4 2 Mei 2008 Rawat jalan 1 3 3 Mei 2008 Pemanenan 1 7 5 Mei 2008 Pemupukan MOP 2 5 6 Mei 2008 Spraying ulat api 1 5 7 Mei 2008 Pemupukan urea 1 5 7 Mei 2008 Transportasi panen 1 2 8 Mei 2008 Dongkel anak kayu 1 7 9 Mei 2008 Cek dan spraying ulat api 1 7 9 Mei 2008 Supervisi dosen Mes tamu 10 mei 2008 Pemupukan urea 2 5 12 Mei 2008 Kunjungan ke pembibitan Kebun JAW 13 Mei 2008 Pemupukan MOP 2 5 14 Mei 2008 Pemupukan MOP 2 5
15 – 16 Mei 2008 Kunjungan ke pabrik PKS 17 Mei 2008 Pemupukan MOP 2 5 19 Mei 2008 Pemupukan MOP 2 5 20 Mei 2008 Pemupukan MOP 2 5 21 Mei 2008 Administrasi Traksi dan Bengkel
22 – 23 mei 2008 Administrasi Gudang 24 Mei 2008 Transportasi panen 1 7 26 Mei 2008 Pemanenan 1 7 27 Mei 2008 Transportasi panen 1 7 28 Mei 2008 Pemanenan 1 7
29 – 31 Mei 2008 Transportasi panen 1 7 1 – 5 Juni 2008 Pengamatan lapangan Divisi III 6 – 7 Juni 2008 Melengkapi data Kantor estate
Tabel Lampiran 4. Kelas Kesesuaian Lahan PT. EMAL
Keadaan Tanah PT. EMAL Baik
(Kelas I)
Sedang
(Kelas II)
Kurang Baik
(Kelas III)
Tidak Baik
(Kelas IV)
Tinggi tempat (m
dpl) 50 – 100 0 – 400 0 – 400 0 – 400 0 – 400
Topografi Datar,
bergelombang Datar
Datar,
bergelombang Berbukit Curam
Lereng (%) 0 – 30 0 – 15 16 – 25 25 – 36 > 36
Tekstur liat berpasir Lempung, liat Liat berpasir Pasir, lempung, liat Pasir
Erosi Sedikit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit
Drainase Agak baik Baik Baik Agak baik Agak baik
Banjir Sedikit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit
Pengaruh pasang
surut Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit
Sumber: Vademecum Kelapa Sawit, 1993
Tabel Lampiran 5. Data Curah Hujan PT Era Mitra Agro Lestari pada 10 Tahun Terakhir
Sumber : Kantor estate 2007 Keterangan: HH : Hari Hujan (hari) Rata – rata bulan kering/ tahun = 1 bulan CH : Curah Hujan (milimeter) Rata – rata bulan basah/ tahun = 10 bulan
BB : Bulan Basah (CH > 100 mm)
BL : Bulan Lembab ( CH 60 mm – 100 mm) Q = rata – rata bulan keringrata – rata bulan basah
x 100 %
BK : Bulan Kering (CH < 60 mm) = 1/ 10 x 100 % = 10 %
NO BULAN
T A H U N 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
H.H C.H. H.H C.H. H.H C.H. H.H C.H. H.H C.H. H.H C.H. H.H C.H. H.H C.H. H.H C.H. H.H C.H. 1 Januari 18 465 13 257 8 124 10 230 17 502 12 344 28 372 11 181 14 330 11 390 2 Februari 10 204 14 280 11 191 6 135 9 270 13 435 21 142 11 489 16 179 8 103 3 Maret 10 248 11 169 7 89 9 365 18 298 12 257 28 354 14 388 9 133 7 152 4 April 8 100 8 50 8 281 13 185 16 189 11 388 26 239 10 286 15 427 11 210 5 May 8 240 12 173 4 120 9 260 10 354 7 187 15 71 6 237 1 6 7 325 6 Juni 10 345 5 246 2 25 8 214 8 187 3 25 7 28 7 115 6 41 6 255 7 Juli 9 272 4 86 4 62 4 78 12 149 5 209 18 123 9 266 4 92 6 257 8 Agustus 9 317 5 162 13 130 8 126 3 155 14 480 5 164 12 335 3 46 5 100 9 September 7 288 7 25 10 168 5 64 5 84 7 200 12 412 7 251 5 76 5 130
10 Oktober 14 356 12 91 9 168 17 651 3 43 8 180 8 204 14 402 2 1 4 109 11 November 7 356 18 109 10 127 19 686 18 592 17 355 10 484 13 504 8 293 13 328 12 Desember 9 768 16 167 12 211 19 643 11 231 15 362 16 516 16 319 3 207 15 265
TOTAL 119 3,957 125 1,815 98 1,695 127 3,636 130 3,053 124 3,421 194 3,109 130 3,773 86 1,832 98 2,623 BB 12 8 9 10 10 11 10 12 6 12 BL - 2 2 2 1 - 1 - 2 - BK - 2 1 - 1 1 1 - 4 -
Tabel Lampiran 6. Nota Angkut Buah (NAB)
NO. NAB TRUKEST / DIV NO. POLISITGL SUPIR
TANDAN BJR KG KG BJR
NOTA ANGKUT BUAH ( NAB )
DIANGKUT DITIMBANGBLOK KET
Gambar Lampiran 1. Peta Kebun Eramitra Agro Lestari
Sumber: Kantor Estate
74
Gambar Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Eramitra Agro Lestari
Pelegalan
Kanitpam
EM EMAL
Proses II
Kepala HRD
Kepala Akuntan
Manajer PKS
Proses I
Perawatan
Pengontrol
Kualitas
Asisten Divisi I - VI
Satpam/Security
Pers & Administrasi
Akuntan
Asisten Infrastruktur
Bangunan Kebun
Karyawan
Petugas Kesehatan/Perawat
Asisten Gudang
Asisten Bengkel &
Traksi
Area Manager
top related