aksi kolaborasi sektor bisnis bagi produksi dan konsumsi berkelanjutan di...
Post on 02-Mar-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Page1of13
AKSIKOLABORASISEKTORBISNISBAGIPRODUKSIDANKONSUMSI
BERKELANJUTANDIINDONESIA
GREENLIFESTYLEPROGRAM
Page2of13
Pendahuluan
Indonesia, memiliki komitmen kuat dalam pelaksanaan Sustainable DevelopmentGoals (SDGs) yang terdiri dari 17 Tujuan serta 169 Target. Pemerintah Indonesia
menerjemahkankomitmenpelaksanaanSDGsmelaluiintegrasidenganProgramNawa
Cita.PemerintahjugameratifikasiSDGsdenganmengeluarkanPeraturanPresidenno.
59Tahun2017TentangPelaksanaanPencapaianTujuanPembangunanBerkelanjutan.
PelaksanaanSDGsdi Indonesiamemegangprinsip“nooneleftbehind”yangartinyatidak ada yang boleh tertinggal. Prinsip ini mengandung arti bahwa dalam
melaksanakan SDGs semua pihak yaitu pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat
harus terlibat secara aktif. Semua pihak didorong untuk secara sinergis dan bahu-
membahudalammencapaitujuanSDGs.
SalahsatutujuanSDGsyangmembutuhkandukungankuatdarisectorbisnisadalah
SDGs tujuan No 12 yaitu Sustainable Consumption and Production (SCP). Dalam
mencapaitujuanSCP,bisnisdituntutmelakukanpemenuhandanpenggunaansumber
bahanbakuproduksiyangberkelanjutan.Bisnisjugaharusmenjadipemimpindalam
berinovasidanmendorongkonsumenmelakukankonsumsiyangbertanggungjawab.
Indonesia Business Council for Sustainable Developments (IBCSD) sebagai asosiasisektor bisnis dalam pembangunan berkelanjutan melalui program Green Lifestylemendukung pengembangan collaborative action untuk mewujudkan SCP. Melalui
serangkaian focus group discussion (FGD) dilakukan pemetaan situasi, identifikasi
praktikbaiksertausulanrencanakolaborasisebagaikomitmenantarpihakswastadan
multi—stakeholderlain.Rencanakolaborasidiharapkanbisadiimplementasikandan
dapatdigunakansebagaiguidelineuntukkolaborasidalamkampanyedansosialisasi
mengenaikonsumsidanproduksiberkelanjutanpadalevelkonsumen.
DukungSGDs,BisnisHarusBertransformasi
Sektor bisnis dalam mendukung SDGs dituntut untuk berubah dari usual businessmenjadi sustainable business. Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas, Bambang S. Brodjonegoro, menyatakan bahwa di masa
mendatang,tidakadalagiusualbusinessyangadahanyasustainablebusiness.
Salahsatuupayadalammenjalankanbisnisberkelanjutanadalah“Thebusinesssectorshould transform theiractivities from lineareconomy towardcirculareconomy thatstressedon5R(Re-use,Reduce,Recycle,Recovery,andRevalue)tominimize/eliminatewaste”(MenteriBappenasdalamacaraIBCSDCouncilandLiaisonDelegateMeetingpada31Agustus2017).
Di tingkat global, tuntutan komitmen perusahaan ini telah ditulis di dalam Jurnal
SustainableDevelopmentdenganjudulThePrivateSectorandtheSDGs:TheNeedtoMoveBusinessasUsual.
DalamFGDyangdiselenggarakanIBCSDpada18April2018,lembagasertifikasiyang
terdiriatasRoundtableSustainableonPalmOil(RSPO),ForestStewardCouncil(FSC)danRainforestAlliancemenyatakanbahwaterjaditrenperubahanperilakubisnisdari
usualbusinessmenjadiresponsiblebusiness.
Page3of13
Dari FGD tersebut disebutkan bahwa setidaknya terdapat tiga poin kunci yang
mendorongsektorbisnismenjadiresponsiblebusiness,yaitu:
1. Visiperusahaan–menunjukkankomitmenperusahaanuntukmenjalankan
bisnisnyasecarabertanggungjawab.Komitmenperusahaanadayang
terbentuksedariawal,adapulayangshifting.
2. Kompetisi–merupakan
keunggulan/competitiveadvantage,ketikaperusahaantelahmampumenerapkan
aspekbertanggungjawab.
3. Permintaanpasar–
meningkatnyapasardanpembeliyangmenginginkanprodukberkelanjutan
sebagaiglobaldriver.
Pasaratasprodukberkelanjutansaatinimemilikicerukkelastersendiridanterbatas
(nichemarket).Akantetapi,jumlahinidiyakiniakantumbuhsemakinbesar.Menurut
data WWF dan Nielsen (2017), 63% konsumen Indonesia bersedia mengonsumsi
produk ramah lingkungan meski dengan harga yang lebih tinggi. Riset RSPO dan
Daemeterjugamenunjukkandatayangsama.Risetmenyebutkanbahwa27%(setara
7,9Jutakonsumen)siapberalihkeprodukkelapasawitberkelanjutan.Lebihdari60%
bahkanbersediamembayarlebihmahal.
Salah satu rekomendasi—dari beberapa
FGD yang dilakukan oleh IBCSD—untuk
meyakinkan sektor bisnis adalah agar
fokus dalam menghasilkan “responsibleproduct for responsible market”. Dalam
upaya ke arah tersebut, salah satu poin
penting adalahmake it visible. Indikatordari visible yang mudah diidentifikasi adalah penggunaan sustainable sourcing—melalui penggunaan bahan baku tersertifikasi—dan mencantumkannya dalam
kemasanproduk.Dalam upaya mendorong pelaku usaha memenuhi kaidah responsible business,pemerintah telahmengeluarkan berbagai kebijakan. Berikut adalah kebijakan yang
telahdikeluarkanpemerintahuntukmendorongresponsiblebusinesshinggasaatini:
Tabel1.Kebijakanpemerintahuntukmendorongresponsiblebusiness
VisiPerusahaan,KompetisidanPermintaanPasar,mendorongtransformasimenujuresponsiblebusiness
Responsibleproductforresponsiblemarket;Penggunaansustainablesourcing&pencantumansourcesdalamkemasan
REGULASI MATERI
UndangUndangNo3/2014Mengaturprosesproduksiuntukmencapai
IndustriHijau.UUinilebihbanyakdi
wilayahKementerianPerindustrian
Page4of13
Situasidiatasmemberikangambaranpeluangdanmanfaattransformasiarahusaha
menuju responsible business. Keuntungan yangbisa diperoleh sektor bisnis denganbertransformasimenjadiresponsiblebusinessdiantaranya:
1. Citrapositifdankepercayaanpublik
2. Menciptakanpasarbaru(nitchemarket)3. Aksesmenujupendanaanberkelanjutan
PraktikBaikProduksidanKonsumsidiIndonesiasertaSituasiIndonesiasaatini
Sektor bisnis senantiasa terlibat di
dalamsuaturantainilai (valuechain)maupun rantai pasok (supply chain).Rantaitersebutmerupakansuatuhal
yang saling terkait dan bersifat
circular.
WorldBusinessCouncilforSustainableDevelopment (WBCSD)
mendefinisikan Rantai Nilai sebagai
suatusiklusyangbersifatsirkulerdari
suatuprodukatauprosestermasukdi
dalamnya proses pengadaan bahan,
produksi, distribusi, konsumsi dan
pembuangan/daur ulang. Dalam
PeraturanPemerintahNo2/2017FasilitasFiskaldanNon-fiskal(insentif)
untukIndustrihijaumelaluiKementerian
Perindustrian
PeraturanMenteriPertanianNo
11/2015
Mengaturtentangpenggunaanbahanbaku
berkelanjutanbagiindustriberbahan
dasarkelapasawitmelaluiIndonesia
SustainableonPalmOil(ISPO).
PeraturanMenteriPerdagangan
64/2012
KewajibanSistemVerifikasiLegalitasKayu
(SLVK)padaprodukberbahanbakukayu
PeraturanMenteriLingkungan
HidupdanKehutananNo.3/2014
PeraturantentangProgramPenilaian
PeringkatKinerjaPerusahaan(PROPER)
PeraturanMenteriLingkungan
HidupdanKehutananNo2/2014
PeraturantentangPenerapanEco-label.
PeraturanOtoritasJasaKeuangan
No51/POJK.03/2017
Mengaturtentangpenerapankeuangan
berkelanjutanbagilembagajasakeuangan,
emitendanperusahaanpublik
Gambar1.RantaiNilaidalambisnisproses
Page5of13
mewujudkanSCP,disetiaptahapanprosesrantaitersebut,sektorbisnisdituntutuntuk
menjalankanpraktikproduksiyangberkelanjutan.
DalamseriFGD17November2017danjuga29Agustus2018,IBCSDmengajaksektor
bisnisuntukberbagipraktikbaikbaikdidalamprosesbisnis(hulu)maupunkonsumsi
(hilir).DalamFGDtersebutuntuksektorhulu,perusahaandikategorikanmenjadidua
yaitu food industriesdannon food industries (manufactures danderivatives) untukmemberikangambaransituasikearahresponsibleproductforresponsiblemarketgunamendukungSDGs12.
DariFGDdiketahuibahwatelahbanyakperusahaandiIndonesiayangtelahmelakukan
praktikbaikdalammenjalankanresponsiblebusiness.DalampenggunaansustainablesourcesPT.MartinaBertotelahmelakukancultivationandorganicfarming,sedangkanPT. Unilever Indonesiamelakukan sustainable sourcing for palm oilmemanfaatkan
ISPOmaupunRSPO.
Dibagianhilir,praktikbaikyangdiidentifikasidiantaranyaHeromenjualproduksayur
danbuahdaripetanilokal,IKEAbekerjasamadenganReinforestAlliancemengedukasi
konsumendanmenjualkopilokal.EdukasikepadakonsumenjugadilakukanTetraPak
bekerja sama dengan FSC serta RSPO yang melakukan edukasi kepada komunitas
pemudatentangsawitberkelanjutan.
FGD juga menghasilkan bacaan situasi terkait pola produksi dan konsumsi yang
tergambarsebagaiberikut:
Tabel2.SituasidalamproduksidankonsumsidiIndonesia
PerspektifSektorBisnisterhadapSCP
Dari empat FGD yang telah diselenggarakan oleh IBCSD (diikuti oleh belasan
perusahaan, Kementerian Lingkungan Hidup serta Kementerian Perindustrian, lima
asosiasi bisnis, lima CSO serta tiga lembaga sertifikasi) didapat commence sense
HULU HILIR
• Top Management berkomitmen
menghasilkan responsible productnamun sering kali tidak sampai pada
seluruhsupplychainperusahaan;• Kurangnya info bahan baku
terstandarisasi;
• Biayacenderungmeningkat(highcost);• Rendahnya law enforcement terkait
produktidakramahlingkungan;
• Masih rendahnya kapasitas perusahaandalam menghasilkan responsibleproduct.
• Kurangnya info lanjutan
mengenairesponsibleproduct;• Masyarakat tidak memahami
maksuddarilabeldansertifikasi;
• Rendahnya tingkat kepercayaan
darimasyarakat;
• Banyakprodukmenjaditopbrandkarena dari sisi penjualannya
saja;
• Masih rendahnya demandresponsible product di tingkatkonsumen.
Page6of13
tentangperseptif sektor bisnis dalammelihat SCP. Perspektif inimemiliki dua arah
pandanganbaikkearahhulumaupunkearahhiliryangsemuanyadikaitkandengan
bagaimanakeduahaltersebutbisamendukungSCP.
Duaperspektiftersebutadalah;
1. Bisnis melihat ke hulu yang
menghasilkan perspektif terkait
Perolehan bahan baku berkelanjutan
(sustainablesourcing)
2. Bisnis melihat ke hilir yang
menghasilkan upaya bisnis untuk
menciptakanpasarbaru.
Sektorbisnismelihatduaperspektiftersebutsalingmenguatkandalamupayabisnis
bertransformasi menjadi responsible business. Sustainable sourcing menjadi poin
penting dalam proses menghasilkan responsible product. Di sisi lain, upayamenciptakannichemarket atau responsiblemarket juga bagian lain yang tak kalahpenting.Tanpaadaresponsiblemarketyangmenerimadanmenggunakanresponsibleproducttidakakanadakeuntunganbisadihasilkanolehperusahaan.
Gambar2.GambaralurcarapandangperusahaanterhadapSCP
Duaperspektifsebagaimanagambardiatasmemilikiduaarahdorongan;memperbaiki
diri dengan sustainable sourcing dan mendorong terbangunnya perilaku konsumsi
yanglebihbaikuntukmenciptakancerukpasarbaru.Edukasikonsumenmerupakan
DuaPerspektifBisnis:Perolehanbahanbakuberkelanjutan,serta
Menciptakanpasarbaru
Page7of13
kewajibanyangharusdilakukanpelakubisnis. Intervensi layananpublikmerupakan
intervensi strategis yang bisa dilakukan pemerintah dengan dukungan dari sektor
bisnis dan juga organisasi masyarakat sipil. Korporasi perlu menunjukkan successstoriessebagaidoronganpadapelakubisnislain
StrategidanUsulanKolaborasiMewujudkanSCP
Berdasarkan hasil empat FGD sebelumnya, dapat dirumuskan empat kelompok
strategisebagaipemenuhanSCPdiIndonesia.Empatstrategitersebutadalah:
1. Promosipenggunaanbahanbakuberkelanjutan;
Promosi tidak hanya dilakukan denganmembangun awareness namun juga
menyediakanplatforminformasiketersediaanbahanbakuberkelanjutan
2. Peningkatankapasitasproduksiberkelanjutan.
Peningkatan kapasitas tidak hanya berupa pelatihan namun dapat berupa
sharing knowledge dan transferring innovation and technology untuk
mendorongperubahansektorbisnismenjadiresponsiblebusiness.
3. Edukasidankampanyepenggunaanprodukberkelanjutan.
Edukasi tidakhanyaberupa jargon,namunberupaedukasimendalamuntuk
melihatrantaikomoditas.
4. Advokasikebijakandanperbaikanstandar.
Dibutuhkan aturan lain untuk mempertegas implementasi sustainableproductionandconsumptiondi Indonesia.Advokasi iniperludilakukanterusmenerusdanbutuhmediakhususuntukmenggaungkanlebihjauh.
Berdasarkan empat strategi tersebut, pada 18 Oktober 2018, IBCSD kembali
menyelenggarakan FGD untuk merumuskan usulan kolaborasi dari sektor bisnis.
DalamFGDtersebutdibagiduakelompokuntukmelakukanpembahasanatasempat
strategiyangtelahdirumuskansebelumnya.Kelompokpertamamembahastentang
strategi1dan2yangberfokusdibagianhulusedangkankelompokduafokuskepada
bagian hilir. Hasil pembahasan kelompok disepakati sebagai usulan kolaborasi dan
disajikandalamtabelsebagaiberikut:
Page8of13
Tabel3.UsulanrencanaaksikolaborasisektorbisnisuntukSCP
No AspekdanStrategiKeberlanjutan
TujuandanTargetCapaian ProgramStrategis AktivitasUtama
1. ASPEKKELEMBAGAAN
(KondisiPemungkin):
PembentukanKelompokKerjaKonsumsidanProduksiBerkelanjutan(WorkingGrouponSDG12:SCP)
TerbentuknyawadahkoordinasidankontribusisektorbisnisuntukpercepatanpencapaiantargetSDG12diIndonesia.
1.1. Pembentukandanoperasionalisasi
KelompokKerjasektorbisnisuntuk
KonsumsidanProduksiBerkelanjutan.
1.1.1. SerialFGDuntukmenetapkan
rencanakerja,pembagianperan
sesuaisumberdayamasing-
masingpihak,danpenyepakatan
mekanismekoordinasiserta
pemantauan.
1.1.2. SerialkonsultasidanFGDdenganK/Lterkait(Bappenas.Sekretariat
SDG,KLHK,Kementan,
Kemenperin,Kemendag,dll).
1.2. Konsolidasidanmobilisasisumber
dayabagiimplementasirencanakerja
KelompokKerjasektorbisnisuntuk
KonsumsidanProduksiBerkelanjutan.
1.2.1. Mini-workshopsosialisasidanpenggalangansumberdayabagi
implementasirencanakerja,
melibatkankorporasi,lembaga
filantropi,lembagadonor
potensial.
1.2.2. Tindaklanjutpengembangan
kemitraandankesepakatankerja
samadenganparapihak
pendukung.
Page9of13
No AspekdanStrategiKeberlanjutan
TujuandanTargetCapaian ProgramStrategis AktivitasUtama
2. ASPEKPRODUKSI:
PromosiPenggunaanBahanBakuBerkelanjutan(SustainableSourcing)
TersedianyaplatformberbagiinformasidanpromosipraktikbaikdanpetikanpembelajaranpenggunaanbahanbakuberkelanjutandiIndonesia.
2.1. Pengembanganmediainformasidan
mediasosialbagiupayapromosi
penggunaanbahanbaku
berkelanjutan.
2.1.1. Pengembangandanpemeliharaan
websitedanmediasosialpromosi
sustainablesourcing.2.1.2. Identifikasidandokumentasi
praktikbaikdanpetikan
pembelajaranpenggunaanbahan
bakuberkelanjutandiIndonesia.
2.2. Pertukaranpembelajaran(crosslearning)antarkorporasimengenai
praktikbaikdanpetikanpembelajaran
penggunaanbahanbaku
berkelanjutandiIndonesia.
2.2.1. SerialFGD/mini-workshopuntukberbagipembelajaranantar
korporasi,melibatkanpihak
pemangkukepentingankunci
lainnya(pemerintah,asosiasi
bisnis,CSO,akademisidll).
2.2.2. Studi/kunjunganlapanganuntukberbagipembelajarandanpraktik
baiksecarateknis.
3. ASPEKPRODUKSI:
PeningkatanKapasitasProduksiyangBertanggungjawabdanBerkelanjutan
MeningkatnyakapasitasperusahaandalamprosesproduksiyangbertanggungjawabdanberkelanjutandiIndonesia(dalam
keseluruhansiklus:
materialextraction–
3.1. PengembanganForumBisnisyang
Bertanggungjawab(ResponsibleBusinessForum)Indonesia.
3.1.1. SerialFGD/mini-workshopuntukmemfasilitasidialogpraktikbisnis
yangbertanggungjawabpada
levelCEOantarkorporasi,
melibatkanpihakpemangku
kepentingankuncilainnya
(pemerintah,asosiasibisnis,CSO,
akademisidll).
Page10of13
No AspekdanStrategiKeberlanjutan
TujuandanTargetCapaian ProgramStrategis AktivitasUtama
materialprocessing–manufacturing–distribution&retail–disposal&recycle).
3.1.2. Studi/kajiandanpengembangan
indeksbisnisyangbertanggung
jawabdiIndonesiadisertai
pengembanganformatpengakuan
danpenghargaannyasecara
periodik.
3.2. Peningkatankapasitasteknisperusahaandalamproduksiyang
bertanggungjawab,terutamapada
aspeksustainablesourcing.
3.2.1. Pengembangankurikulum,modul,
danalatbantupelatihan
peningkatankapasitasteknis
perusahaandalamproduksiyang
bertanggungjawab(sustainablesourcing).
3.2.2. Seminaratauworkshoppelatihanuntukpeningkatankapasitasteknis
perusahaandalamproduksiyang
bertanggungjawab(sustainablesourcing)bagitingkatanmanajer.
Page11of13
No AspekdanStrategiKeberlanjutan
TujuandanTargetCapaian ProgramStrategis AktivitasUtama
4. ASPEKKONSUMSI:
EdukasidanKampanyePenggunaanProdukBerkelanjutan
Berkembangnyapolakonsumsimasyarakatdankelompokkonsumenmasadepanyanglebihbertanggungjawab.
4.1. Pengembangan,perluasandan
dukunganbagikomunitas
keberlanjutanmuda(YouthSocietyinSustainability).
4.1.1. Pengembangankomunitas
keberlanjutanmudabekerjasama
denganuniversitas,sekolah(SMA)
dankelompokpemudalainnya.
4.1.2. Dukunganbagikegiatanedukasidankampanyebagi/oleh
komunitaskeberlanjutanmuda
dandukunganbagipeningkatan
kapasitasdanwawasanbagiduta
komunitaskeberlanjutanmuda.
4.1.3. Dukunganbagipengembangan
mediakomunikasidanmedia
sosialkomunitaskeberlanjutan
muda.
4.1.4. SerialFGD/mini-workshopdialogantarakomunitaskeberlanjutan
mudadansektorbisnis,dengan
melibatkanpihakpemangku
kepentingankuncilainnya
(pemerintah,asosiasibisnis,CSO,
akademisidll).
4.2. Edukasidankampanyepublikuntuk
mengonsumsidanmenggunakan
produk-produkyangberkelanjutan.
4.2.1. Kegiatanedukasidankampanye
publikbersamasektorbisnis
manufacturing,distribution&retail.
Page12of13
No AspekdanStrategiKeberlanjutan
TujuandanTargetCapaian ProgramStrategis AktivitasUtama
4.2.2. Dialogdanpenyelenggaraankegiatanedukasidankampanye
bersamadenganpemerintah,
lembagakonsumen,mediamassa,
CSO.
4. ASPEKKONSUMSI:
AdvokasiKebijakandanPerbaikanStandar
Adanyadukungankebijakandanstandarbagiprosestransformasiproduksidankonsumsimenjadilebihbertanggungjawabdanberkelanjutan.
5.1. Advokasikebijakanpendukungtransformasiproduksidankonsumsi
yangberkelanjutan.
5.1.1. Reviewdananalisakebijakandanpenyusunancatatanatau
rekomendasikebijakanpendukung
kepadapemerintah/kementerian
sektoralterkait.
5.1.2. Melakukanpertemuankonsultasi
secaraberkalaatauFGD/mini-
workshoppembahasanusulan
kebijakandenganK/Lterkait,
denganmelibatkanpara
pemangkukepentinganlainnya.
5.1.3. Fasilitasiketerlibatankorporasidalamprosesperencanaan
pembangunandanpengambilan
kebijakan/penetapanaturanyang
terkaitdenganbisnisyang
berkelanjutan.
5.1.4. Studi/kajianuntukmenemukan
opsiinsentif(disinsentif)bagi
konsumenpenggunaproduk-
produkberkelanjutandalam
Page13of13
No AspekdanStrategiKeberlanjutan
TujuandanTargetCapaian ProgramStrategis AktivitasUtama
kerangkacirculardansharingeconomy.
5.2. Penyempurnaanstandarpendukung
transformasiproduksidankonsumsi
yangberkelanjutan.
5.2.1. Reviewdananalisastandarproduksidankonsumsiyang
terkait.
5.2.2. Penyusunancatatanataurekomendasiperbaikanstandar
pendukungkepadapemerintah,
dankomisi/lembagasertifikasi.
5.2.3. Melakukanpertemuankonsultasi
secaraberkalaatauFGD/mini-
workshoppembahasanusulan
perbaikanstandardenganK/L
terkaitdankomisi/lembaga
sertifikasidenganmelibatkanpara
pemangkukepentinganlainnya.
top related