acuan perancah ii
Post on 05-Jul-2015
3.379 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Salah satu keuntungan penggunaan beton sebagai bahan bangunan
adalah mudahnya dibentuk sesuai dengan keinginan arsitektural. Beton
yang dapat dibentuk (plastis) pada saat pengadukan dapat dibentuk sesuai
dengan bentuk yang kita inginkan. Dalam mewujudkan bentuk keinginaan
tersebut pada pekerjaan beton diperlukan suatu pekerjaan bantu yang
dikenal sebagai Pekerjaan Acuan dan Pekerjaan Perancah.
Acuan dan Perancah merupakan cetakan atau wadah/mal dimana
beton itu dituangkan sampai adukan beton itu akan memperoleh bentuk
yang dikehendaki setelah beton tersebut menjadi keras. Beton yang sudah
selesai tidak akan memperoleh permukaan yang lebih halus dari pada
cetakannya. Tingkat keberhasilan beton dapat dicapai dari adukan beton
tersebut dan sangat tergantung pada Acuan dan Perancah yang
dipergunakan. Baik buruknya pekerjaan acuan dari perancah dapat
mempengaruhi pula mutu beton yang dikerjakan. Pekerjaan acuan dan
perancah yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti
kehilangan air semen, perubahan dimensi, perubahan geometrik dari
bangunan dan lain-lain.
Acuan dan Perancah harus cukup kokoh untuk menahan bentuknya
(beban yang terjadi), bila diisi dengan adukan beton yang cair, berat, dan
dapat memberikan tekanan yang besar (hidrostatis head) terhadap acuan
perancah tersebut. Sesuai dengan sifatnya sebagai bangunan membantu
yang sifatnya sementara maka pekerjaan acuan dan perancah harus
sederhana, mudah dibongkar tanpa menimbulkan kerusakan pada
betonnya sendiri. Walaupun harus bersifat sederhana dan mudah
dibongkar, acuan perancah harus kaku menerima beban beton dalam
1
keadaan basah dan beratnya sendiri sebelum beton mengeras dan
berfungsi sebagai penahan beban. Kaku dan kuat dengan maksud tidak
terjadi perubahan-perubahan seperti yang telah disebutkan di atas.
Dalam Acuan Perancah II akan dibahas hampir sama dengan
Acuan Perancah I seperti teknik pemsangan papan duga sebelum
membangun suatu konstruksi ,kolom ,balok dan lain sebagainya.
Perbedaan yang terdapat dari Acuan perancah 1 dan Acuan Perancah 2
antara lain seperti bahan dan peralatan yang digunakan serta caranya yang
lebih trampil.
Dalam pekerjaan Acuan Perancah II ini akan dibahas:
1. Kolom dengan menggunakan Rapid Klem
2. Kolom dengan menggunakan Plat Besi
3. Balok
4. Lantai
5. Dinding Beton
6. Tangga
Pekerjaan tersebut merupakan sebagian pekerjaan Acuan
Perancah. Dalam pekerjaan tersebut kita akan mendapatkan suatu ilmu dan
teknik pengerjaan yang baru.
1. 2 Tujuan dan Manfaat
Acuan dan Perancah merupakan suatu konstruksi yang berbahaya
dan perlu pemahamanan yang tinggi. Pekerjaan acuan perancah
merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pemahaman atau nalar
yang tinggi. Dalam Acuan Perancah kita harus memperhatikan Instruktur
yang menerangkan suatu pekerjaan, karena jika tidak kita tidak akan dapat
paham bagaimana kita menyelsaikan suatu pekerjaan tersebut. Dalam
pekerjaan Acuan Perancah ini kita harus dapat membaca suatu gambar
konstruksi dan paham serta tahu bagaimana cara membuat pekerjaan ini
selesai sesuai dengan yang kita harapkan. Acuan Perancah 2 ini
memberikan suatu ilmu baru seperti cara membaca gambar dengan baik
2
dan benar dan kita harus dapat menuangkan gambar yang kita baca
tersebut kedalam suatu pekerjaan konstruksi, kerja sama yang tinggi, serta
kita harus dapat memikirkan dan memhami bagaimna menyelasaikan suatu
pekerjaan konstruksi itu dengan teknik yang baik benar serta mudah dan
cepat. Pekerjaan Acuan Perancah merupakan sutu pekerjaan yang
berbahaya yang mana kita harus memperhatikan aturan-aturan yang
terdapat dalam pekerjaan tersebut dan kita harus memiliki sikap displin
yang tinggi dan kerja sama yang tinggi sesama teman serta harus
memperhatikan keselamatan kerja. Adapun tujuan dari Acuan Perancah II
ini antara lain:
Membentuk mahsiswa dapat membaca gambar suatu
konstruksi dengan baik dan benar dan paham bagaimana
menyelesaikannya dengan teknik yang benar
Membentuk mahasiswa berpikir bagaimana
menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi itu dengan baik
dan benar
Membentuk mahasiswa memiliki sikap disiplin,rasa
gotong royong yang tinggi dan saling menghormati
sesama mahasiswa
Kita harus memilki sikap disiplin yang tinggi dan kerja sama
sesama pekerja agar tercipta suatu pekerjaan yang tadinya berbahaya dapat
menjadian suatu pekerjaan yang tenang dan menyenangkan.
3
BAB II
ACUAN PERANCAH 2
II. 1 Defenisi Acuan Dan Perancah
Cetakan beton juga sering disebut bekisting, adalah suatu konstruksi
pembantu yang merupakan mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah
dari betuk beton yang dikehendaki. Dapat dikatakan juga adalah suatu
konstruksi sementara dari suatu bangunan yang fungsinya untuk
mendapatkan konstruksi beton yang dikehendaki.
II. 2 Bagian Konstruksi
Bagian-bagian pada acuan :
Papan cetakan
Klem
Skur Pengaku
Acuan berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan
Bagian-bagian pada perancah :
Tiang acuan
Pengaku/penyokong
Gelagar
Pasak/baji
Perancah berfungsi sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi.
II. 3 Syarat-Syarat Umum Acuan Dan Perancah
Acuan merupakan konstruksi sementara yang akan dibongkar lagi
setelah beton mencapai batas umur yang ditentukan.Untuk itu cetakan
harus dibuat sedemikian rupa agar mudah dibongkar setelah beton
mencapai umur,akan tetapi cukup kuat dan kaku selama dalam waktu
penggunaan.
4
Syarat-syarat umum Acuan dan Perancah
1) Kuat.
Cetakan harus kuat memikul beban vertikal, antara lain : Beton, AP
(Acuan dan Perancah) itu sendiri, pekerja dan alat-alat, agar tidak
terjadi perubahan dimensi dan beton dan bentuknya. Untuk
mendapatkan kekuatan dari perancah itu sendiri, harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
Beban sendiri
Cetakan harus sanggup menahan beban dari Formwork itu sendiri.
Beban Hidup
Cetakan harus sanggup menahan beban hidup,yaitu:orang yang
berada di formwork untuk mengerjakan beton,adanya getaran dari
vibrator saat meratakan beton,dan adanya faktor alam seperti
terjadinya suatu gempa atau retakan.
2) Kaku/Kokoh.
Suatu cetakan, tidak hanya kuat tapi juga bersifat kaku sehingga
mampu menahan gaya horizontal yang dipasang skur/penyokong. Dan
pada memasukkan adonan beton.cetakan tetap/tidak bergerak dan tidak
akan mengganggu hasil atau sesuai dengan beton yang kita inginkan.
Pengakuan pada Steel Prop kita gunakan alas papan yang
permukaanya rata dan dipakukan agar kuat dan diskoor miring dan
skor depan dengan menggunakan dolken.
5
3) Mudah Dibongkar.
Selain tidak merusak beton yang sudah jadi, hal ini memungkinkan
cetakan dapat digunakan berulang kali.
4) Ekonomis dan Efisien.
Material sebagai acuan dan perancah juga bisa dipakai berkali-kali
5) Rapat/Rapi/Tidak Bocor.
Agar dapat menahan air semen yang keluar sehingga dapat menjaga
mutu beton.
6) Bersih.
Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik kecuali syarat-syarat
di atas untuk cetakan juga harus diperhatikan bahwa cetakan harus
bersih. Apabila cetakan tidak bersih akan mempengaruhi kekuatan
beton itu sendiri pada saat pengecoran.
Acuan dan Perancah terbagi menjadi tiga kelompok :
1) Tradisioanal.
Bahan yang dipakai adalah bahan lokal dan merupakan konstruksi
yang turun temurun (kovensional).
2) Semi Sistem.
Gabumgan dari tradisional dan full sistem.
3) Full Sistem.
6
Alat yang dipakai merupakan buatan pabrik yang digunakan pada
pekerjaan besar seperti bangunan pencakar langit, gedung-gedung
berlantai banyak, dll.
Pada Acuan Perancah II ini akan digunakan beberapa bahan /alat yang lain
dengan Acuan Perancah I,yaitu:
Kayu
Non Kayu
Plat Jepit besi
Rapid Klem
Schafolding
Veri System
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Acuan Perancah
Dalam Acuan Perancah perlu tetliti dan hati-hati dalam
bekerja,diantaranya:
Cetakan harus serapat mungkin .
Pada saat pemakuan ,paku tidak boleh tembus dalam cetakan,sehingga
kita kita harus tahu berapa tebal papan dan paku mana yang
diguanakan.
Cetakan harus bersih dari segala kotoran yang dapat mempengaruhi
kekuatan mutu Beton.
Cetakan harus kuat dan kaku serta harus datar dan tegak.
Perhatikanlah Keselamatan Kerja,karena dalam Konstruksi Acuan
Perancah sangat berbahaya sehingga kita harus berhati-hati.
II. 4 Perencanaan Konstruksi Acuan & Perancah
Pembebanan
- Acuan horizontal, contoh : lantai
- Acuan vertikal, contoh: kolom
Contoh:
7
Pembebanan Horizontal, untuk 1 m
Beban mati
- Berat beton = t x 1 x 1 x γL = 0.12 x 1 x 1 x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
- Berat acuan = t x 1 x 1 x γh = 0.02 x 1 x 1 x 900 kg/m3 = 18 kg/m2
306 kg/m2 +
- Beban hidup = 200 kg/m2
506 kg/m2 + q = 101 kg/m’ 10
2 2
L
Misal : τl=50 cm2
Penyelesaian:
q = 20m3100
x 506kg /m2 = 101 kg/m’
RA = RB = 12ql
Mmax = RA∙12l – q .
12l ∙
14l W =
16bh2
= 12ql ∙
12l−q . 1
2l ∙
14l M = W. τl
= 14ql2
−18ql2 =
16
20.22.50 kg/cm2
= 18ql2 = 666,667 kgcm2
Mmax = 18ql2
6.667kgm = 18
.101 .l2
6,667 kgm = √8x 6,667101
l = 0.727
Pembebanan Vertikal
8
Perkiraan Tekanan yang dikembangkan oleh Beton
Ada 4 tekanan yang mungkin berbeda:
1. P. Hidrostatis
Phs = γc . h100 h = tinggi beton
P = tekanan beton γc = berat jenis beton (kg/m2)
2. Beton pada saat dituangkan tidak langsung rata, membentuk
lengkungan dan mendesak ke samping.
P. arching = P.arc =3 R+ d10∙15
R = Laju kecepatan vertikal pengecoran (m/jam)
d = Tebal beton (mm) dipertimbangkan jika d ≤ 500mm (faktor
lengkung tidak mendesak lagi)
3. Faktor pengaruh kekentalan dan suhu diabaikan
P. Stiffering = P.st = γc ∙R ∙ K
100 +5
K = nilai koreksi antara suhu dan slump
Tabel Nilai K
4. P. Impect = P. imp = 4 ∙ γL1000
9
Kemantapan
Penurunan
(mm)
Suhu Beton (C°)
15 20 25 30 35
25 K-C, 8 0,60 0,45 0,35 0,30
50 1,10 0,80 0,60 0,45 0,40
75 1,35 1,00 0,75 0,55 0,50
100 1,60 1,15 0,90 0,65 0,60
Bila tekanan jatuh Beton lebih dari 2m, pada waktu menghitung ditambahkan
dengan P. Impect. Apabila berat untuk beton lembek sangat berbeda dari nila
2400 kN/m2 maka suatu koreksi harus dibuat dengan rumus :
R2400
Keadaan Khusus:
Dengan campuran zat penghambat hanya Ph dan Pg dapat
dipertimbangkan.
Pada Beton dengan campuran zat Plasticizer hanya Ph dapat
dipertimbangkan.
Pada Beton dengan kemantapan S> 80 mm (Turun) dan getaran luar
hanya Ph dan Pv dapat dipertimbangkan.
Pada pengecoran Beton dengan pipa, dimana ujungnya berda
dibeton,maka tekanan hidrostatik sepanjang pipa keseluruhan harus
dipertimbangkan.
Pengecoran Beton dengan menggunakan pompa,diaman ujung pipa
berada didalam Beton, maka 150% dari tekanan hidrostatik yang ada
harus ditambahkan.
Contoh: Pengecoran dinding 30 cm, tinggi 6 m, dicor dengan beton normal γL =
2400 kg/m3, laju kec. Vertikal pengecoran = 3 m/jam, suhu 30º, slump 75 mm.
Berapa tekanan beton terhadap acuan sewaktu pengecoran?
Penyelesaian :
P.hs = γc . h100
= 2400.6100
= 144 Kpa
P. arc = 3 R+ d10∙15 = 3.3+ 30
10+15 = 54 Kpa
P. st = γc ∙R ∙ K
100 +5 =
2400.3.0,55100
+5= 44,6 Kpa
P. Imp = 4 ∙ γL1000
= 4 ∙24001000
= 54,2 Kpa
P. desain = 44,6 + 9,6 = 54, 2 Kpa
10
BAB III
BAHAN DAN ALAT
III. 1 Bahan-Bahan
A. Bahan Utama
Pada Acuan Perancah 2 ada sedikit perbedaan dengan Acuan Perancah
1, pada bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan pada
Acuan Perancah 2 ini antara lain:
1. Kayu
Kayu merupakan bahan utama dalam suatu konstruksi
bangunan,begitu juga dalam Acuan Perancah II ini kayu sangat
diperlukan kegunaanya.Dalam Acuan Perancah ini akan digunakan
balok kayu yang berukuran 8 X 12 cm dan papan yang difungsikan
sebagai penguat atau skur dan klem.
12 cm
8 cm
Kayu yang digunakan antara lain;
o Papan
o Balok
o Kasau
o Sento
o Dolken atau Gelam
o Bambu
Kayu Lokal
Didalam pekerjaan acuan perancah dan perancah banyak
dipergunakan kayu lokal, kayu-kayu tersebut harus cukup baik
dan jangan terlalu basah bila kayu tersebut berkadar air tinggi
11
dan mutu kayu sangat rendah maka cetakan akan mudah
mengalami perubahan bentuk dan akan mudah melengkung
sehingga hasil cetakan beton tidak memuaskan. Kayu yang
biasanya digunakan untuk peranca dan acuan antara lain kayu
kelas III dan kelas IV, yang mempunyai //45-60 kg/cm2.
Kayu merupakan bahan yang penting dan kita harus dapat
menyimpanya dengan baik.
Macam-macam kayu yang digunakan untuk acuan :
Terentang, termasuk kelas kuat III-IV dan kelas awet V.
Mengenai ukuran-ukuran kayu terentang ini didalam
perdagangan biasanya dengan ketebalan 2-3 cm,lebar
kurang lebih 17,5 cm dengan panjang 4 meter atau (2-3/17,5x400)cm.
Kayu Kamper/Kapur
Termasuk kelas kuat I-II dan kelas awet III dan macam-
macam ukuran yang ada di perdagangan dan dipergunakan
untuk bekisting, ialah 3/20 x 400 cm, 6/12 x 400 cm, 5/7 x
400 cm dan sebagainya.
Kayu Kruing
Jenis kayu kruing sama dengan kayu 7 kamfer.
Kayu Meranti
Termasuk dalam kelas kuat II-IV, dan kelas awet II-IV.
Adapun ukuran-ukuran yang diperdagangkan dan sering
digunakan untuk bekisting adalah dengan ukuran 3/20 x
400 cm, 6/12 x 400 cm, 5/7 x 400 cm dan sebagainya.
Kayu Albasia, Mutu Kayu Kelas IV.
// 45 kg/cm2. ukuran yang ada dioerdagangan dan sering
digunakan untuk bekisting antara lain : 2/20 x 250 cm, 4/10
x 250 cm dan lain-lain.
12
Tabel I
Daftar Kelas Kuat Kayu
I II III IV V Jati/tectona
grandis
(kg/cm2)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
150
130
40
20
100
85
25
12
75
60
45
8
50
45
10
5
-
-
-
-
130
110
30
15
Papan
Papan harus disimpan dengan baik dan harus telindung dari
pengaruh cuaca dan serangan serangga serta peresapan air
tanah.
Untuk penyimpanan papan harus diberi tumpuan .Bagi kayu
yang basah tiap satu papan diberi tumpuan teapi bagi papan
yang kering tiap tumpukan 5 papan diberi tumpuan
Dolken (Gelam)
Dolken biasa digunakan dalam perancah, dan dolken yang
digunakan biasanya bersal dari jenis pinus akasia, kayu manis,
kayu laut dan lain-lain.
Doken harus tahan akan cuaca .Ukuran yang biasa digunakan
dolken dalam perancah yaitu memeiliki diameter 6-10 cm
dengan panjang (tinggi) 4m.
Kasau
Tidak berbeda dengn penyimpanan papan.Ukuran kasau yang
digunakan untuk acuan :4/6 –400 cm ,5/7-400 cm.
2. Plywood / Multiplex
Pada Acuan Perancah II tidak hanya bahan yang dari alam saja
yang digunakan tetapi juga digunakan bahan buatan, yaitu plywood
yang merupakan salah satu bahan utama dalam Acuan Perancah II
ini. Dalam Acuan Perancah ini, akan digunakan Plywood sebagai
13
bahannya , yang digunakan untuk cetakan. Digunakan Plywood
sebagai cetakan karena permukaan dari plywood yang telah rata
dan halus sehingga tidak perlu diketam lagi.Keunggulan dari
cetakan dengan plywood anatara lain:
Hasil beton akan lebih baik dari pada cetakan papan
Permukaannya telah rata dan halus sehingga tidak perlu untuk
diketam
Ukuran plywood telah memenuhi standard (1,22 m X 2,44 m)
Plywood tidak mengalami perubahan bentuk plywood
sendiri,sedangkan papan mengalami perubahan akibat dari
factor alam dan manusia seperti melentingnya suatu papan
yang mempengaruhi kekuatan suatu beton
Plywood biasanya digunakan pada pekerjaan yang cukup besar dan
untuk permukaan beton yang tidak diplaster lagi tidak memerlukan
finishing (exposed concret). Pada acuan yang menggunakan
plywood diusahakan agar tidak banyak pemakuan, agar
pembongkaran dapat mudah dilakukan dan kemungkinan plywood
rusak sangat kecil, sehingga dapat digunakan berkali-kali (yang
baik dapat digunakan 10 kali). Untuk plywood berkualitas baik,
penggunaan paku yang sedit pada plywood dapat dilaksanakan
kalau kestabilan konstruksi perencanaan nya dilaksanakan dengan
baik. Adapun plywood yang sering diperginakan di Indonesia
khusus untuk acuan termasuk kelas II dan tebal 1,8 cm.
3. Baja Tulangan
Baja selain digunakan dalam pembuatan beton, pada Acuan
Perancah II ini baja tulangan digunakan sebagai alat penjepit pada
pembuatan Kolom atau Balok dengan Rapid Klem.
14
4. Paku
Bentuk penampang paku yang digunakan dalam acuan dan
perancah ialah yang berpenampang bulat. Hal ini untuk
mempermudah didalam pembongkarannya.
Panjang paku yang digunakan tergantung dari tebal sambungan
yang dibuat atau maximal sepanjang tebal sambungan. Paku
tidak boleh melebihi tebal sambungan karena bagian ujung
paku yang dibengkokkan akan menyuklitkan pekerjaan
pembongkaran.
Kekuatan paku berpenampang bulat dapat dilihat dalam daftar
A yang berlaku pula untuk tebal kayu yang akan di sambung.
Jarak minimum pemakuan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Dalam arah gaya
12.d. untuk tepi kayu yang dibebani
5.d. untuk tepi kayu yang tidak dibebani
10.d. untuk jarak antar paku
b. Dalam arah tegak lurus arah gaya
5.d. untuk jarak sampai tepi kayu
5.d. untuk jarak barisan paku
Penggunaan sambungan dengan paku harus memenuhi persyaratan
PKKI sebagai berikut :
a) Paku yang dipergunakan dapat mempunyai penampang
melintang yang berbentuk bulat persegi atau berakhir lurus.
b) Kekuatan paku berpenampang bulat diberikan dalam tebal II
PKKI dibawah ini dan berlaku untuk tebal kayu seperti tertera
pada daftar tersebut. Kekuatan paku tersebut tidak tergantung
dari besar sudut yaitu sudut antara arah gaya dan arah serat
kayu.
15
c) Untuk sambungan yang menyimpang tebal dari II, dapat
dipakai rumus dibawah ini dengan mengingat syarat-syarat
ukuran paku seperti tertera dalam table III.
1. Sambungan berpenampang Satu
S = ½ b d b 7d
S = 3,5 d2 7d b
2. Sambungan berpenampang dua
S = b d. b 7d
S = 7 d2 7d b
Ket :
S = gaya yang diperkenankan /paku
b = tebal paku
D = diameter paku (tebal II )
= kokoh desak kayu
d) Ujung paku yang keluar dari sambungan, sebaiknya
dibengkokkan tegaklurus arah serst, asal pembengkokan
tersebut tidak akan merusak kayu
e) Apabila dalam suatu barisan terdapat lebih dari 10 batang paku
maka kekuatan paku harus dikurangi dengan 10% dan jika
lebih dari 20 batang harus dikurangi 20%.
f) Pada sambungan dengan paku ,paling sedikit harus digunakan
4 batang paku.
5. Benang
Benang memliki fungsi sebagai pengatur kelurusan cetakan serta
kesikuan.
6. Kawat Beton
Kawat Beton merupakan bahan pembantu dalam Acuan Perancah
II ini,kawat beton digunakan sebagai pengikat antara Steel Prop
dengan skur (Karena Skur tidak dipakukan pada Steel Prop).
16
III. 2 Alat
Peralatan dalam Acuan Perancah 2 ini hampir sama dengan Acuan
Perancah 1, hanya ada beberapa alat yang berbeda atau belum digunakan
dalam Acuan Perancah 1.
Peralatan yang digunakan dalam Acuan Perancah 2, antara lain:
A. Peralatan Umum
1. Pensil / Kapur
Pensil / kapur digunakan sebagai bahan penanda atau batasan.
2. Rol Meter/Meteran
Rol Meter/Meteran digunakan sebagi alat ukur.
3. Unting-Unting
Unting-Unting digunakan sebagai penyemimbangan konstruksi dan
pengatur kelurusan suatu konstruksi.
4. WaterPass
WaterPass digunakan sebagai pengatur kedataran.
5. Siku
Siku digunakan sebagai penturs kesikuan.
17
6. Gergaji Tangan
Gergaji tangan digunakan sebagai pemotong kayu yang digunakan
secara manual.
7. Circular Hand Saw (Gergaji Mesin)
Secular Hand Saw memiliki fungsi hampir sama dengan gergaji
tangan hanya perbedaannya terletak dari cara
menggunakan ,kecepatan dan kekuatannya dalam memotong
berbagai jenis kayu.
8. Palu Cakar
Palu Cakar digunakan untuk memukul dan menarik paku yang
tertancap.
18
9. Linggis
Linggis memiliki fungsi yang tidak terlalu banyak tetapi pada saat
pembongkaran linggis digunakan untuk membongkar kolom atau
balok yang susah dibongkar dengan palu.
10. Rol Kabel
Rol kabel meiliki fungsi sebagi perantara jika menggunakan
peratalan yang menggunkan arus listrik.
11. Gerobak dorong
Gerobak dorong memiliki fungsi sebagai pembawa peralatan dan
bahan.
12. Slang Plastik
Terbuat dari plastik benang yang diisi air digunakan untuk
menentukan ketinggian dari ukuran yang satu ke ukuran yang lain
19
B. Peralatan Khusus
Peralatan Khusus merupakan peralatan yang tidak pernah digunakan
dalam Acuan Perancah I,antara lain:
1. Rapid Klem
Rapid Klem merupkan alat penjepit dengan memsaukkan tulangan
besi untuk penjepitnya dan dikunci hingga sesuatu yang akan diikat
itu tidak bergerak lagi atau kuat. Rapid Klem diikat dengan
perantara kunci rapid klem yang diputar hingga kencang.
2. Plat Besi
Plat Besi juga memiliki fungsi hampir sama dengan rapid klem,
akan tetapi plat besi lebih simple dari rapid klem karena plat besi
hanya ditaruh dan kunci dengan plat besi yang berbentuk segitiga
pada tiap lubang yang sesuai.
20
3. Steel Prop
Steel Prop memiliki fungsi yang sma dengan dolken pada Acuan
Perancah I,akan tetapi steel prop biasanya digunakan pada gedung
yang tinggi.Steel Prop memiliki tinggi yang dapat diatur.
Kelebihan Steel Prop dari dolken ,antara lain:
Steel Prop lebih simple dari dolken
Steel Prop memiliki bentuk yang sama sehingga mempermudah
dlam penegakannya dan pengaturan kedatarannya
Ketinggian Steel dapat diatur sesuai dengan yang dinginkan
sedangkan Dolken jika tinggnya kurang harus disambung.
4. Schaffoelding
21
Schaffoelding merupakan alat perancah yang terbuat dari baja. Alat
Perancah ini digunakan untuk konstruksi besar dan ini dapat
digunakan terus sampai alat perancah ini rusak. Alat Perancah ini
dapat disambung–sambung sesuai dengan kegunaannya. Alat
Perancah ini selain sebagai alat perancah juga memiliki fungsi lain
yaitu sebagai tempat orang berkerja yang dialasnya dapat dipasang
roda.
Schaffoelding ada 2 macam sesuai dengan tinggi standarnya:
Schaffoelding Besar
Schaefolding merupakan alat perancah yang memiliki tinggi
standard 170 cm.
Schaffoelding kecil
Extra Folding merupakan tambahan scahefolding yang
memiliki tinggi 90 cm
Tampak Samping
22
Tampak Depan
5. Pipa Penyambung Schaffoelding
Pipa Penyambung ini digunakan jika kita ingin menyambung
dengan schaffoelding yang lainnya.
6. Extra Foelding
Extra Foelding adalah suatu alat tambah dalam Schaffoelding yang
berfungsi sebagai alas dan tempat balok sesuai dengan bentuknya.
23
BAB IV
PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN
1. Papan
Papan disimpan dalam gudang dan harus terlindung dari cuaca, peresapan air
tanah. Penumpukan ini tidak boleh diletakan langsung diatas lantai/tanah
tetapi harus diberi tumpuan/ganjal sehingga kadar air dari papan tidak akan
bertambah. Untuk penyimpanan kayu basah, tiap lapisan kayu harus diberi
tumpuan, tapi untuk kayu kering tiap lima lapis baru kita beri tumpuan.
2. Plywood
Penyimpanan plywood ini hampir sama dengan penyimpanan kayu-kayu yang
lain, tetapi untuk plywood juga bisa disimpan dalam posisi miring.
3. Dolken
24
Dolken yang biasa digunakan untuk perancah, jenis pinus, akasiah, kayu
manis, kayu laut, dll.dolken ini harus lebih tinggi dari mutunya papan acuan
dan tahan terhadap cuaca. Jadi untuk keadaan yang memaksa penumpukan
bisa diletakan diluar gudang. adapun ukuran dolken yang biasa digunakan
untuk acuan dan perancah diameter 6-10 cm dengan panjang 4 m.
4. Kasau
Tidak banyak berbeda dengan penyimpanan papan kasau yang biasa
digunakan termasuk jenis kamper, kruing, meranti, borneo dsb. Ukuran yang
ada diperdagangan dan biasa digunkan 4/6 x 400 cm & 5/7 x 500 cm.
Berdasarkan sifat kayu yang disimpan :
1. Untuk kayu basah
hujan
matahari
kayu
udara
udara
2. Multiplek
25
Horizontal Vertikal
3. Untuk kayu kering
hujan
Matahari
udara
udara
4. ken atau kasau
26
BAB V
JOB SHEET
Judul : Praktek Kerja Acuan Perancah 2
Job 1 : Membuat Kolom dengan Plat Besi
Definisi :
Kolom dengan plat besi dan kolom dengan rapid
klem memiliki tujuan yang sama yaitu ingin memubuat
cetakan kolom kuat rapat dan kaku serta mendapatkan
hasil mutu beton yang baik. Perbedaan anatara keduanya
terletak pada teknik pengerjaanya,ketelitianya dan
kemudahannya.
Kolom dengan Plat Besi lebih mudah
pemasangannya daripada dengan Rapid Klem. Dalam
kolom dengan plat besi kita hanya memerlukan beberapa
plat besi dan dipasang seusai dengan kebutuhanya dan
dikunci dengan plat penguncinya. Klom dengan Plat Besi
27
relatif lebih mudah dan lebih cepat dari pada Kolom
dengan Rapid Klem.
Plat Besi adalah suatu plat yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk
pengeklem kolom dan dikunci pada lobang yang sesuai
dan dikencangkan dengan palu.
Tujuan :
Pada Akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat cetakan kolom dengan berbagai cara.
2. Memahami cara-cara dan teknik pembauatn kolom
dengan baik dan benar
3. Menggunakan bahan dan alat sesua dengan kebutuhan
dan fungsi.
4. Menggunakan plat besi sebagai pengklem cetakan
kolom dengan baik dan benar.
Bahan dan Alat :
1. Plywood
2. Papan 2/20 X 400 cm
3. Paku
4. Benang
5. Pensil/Kapur
6. Siku
7. Unting-Unting
8. Rol Meter
9. Gergaji Tangan
10. CircularHandSaw
28
11. Palu Cakar
12. Plat Besi dan Pengunci
13. WaterPass
14. Rol Kabel
15. Helm
Intstruksi Umum :
1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja
2. Perhatikanlah instruktur menerangkan cara
pemasangan cetakan kolom dengan plat besi.
3. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan.
4. Pahamilah bentuk gambar cetakan kolom dengan
rapid klem.
5. Buatlah cetakan kolom dengan 40X30 cm dengan
menggunakan plywood cm dan 30 cm berada didalam
cetakan.
Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan
didekat tempat kerja.
2. Dalam peersiapan penegakan Kolom dengan Plat Besi
sma dengan cara Kolom dengan rapid klem.
3. Buatlah jarak atau buatlah papan duga sebagai batas
tempat bekerja sesuai dengan uk balok dan ditambah
tebal multiplex 2 cm.
29
4. Buatlah jarak untuk pembuatan batas jarak yang akan
digunakan untuk batas penegakan Kolom.
5. Buatlah cetakan kolom dan klem dengan jarak dari
tepi 22 cm dan tengah 50 cm dari titik AS dengan
kolom uk. 40 X 30 cm :
Cetakan Kolom Uk.44 cm 2 buah
30
Cetakan Kolom Uk.30 cm 2 buah
6. Setelah rangkaian cetakan dipasang klem ,rakitlah
cetakan tersebut sehingga membentuk empat persegi
panjang dengan uk.30 X 40 X 244 cm.
7. Setelah dirakit tegakkanlah cetakan kolom tersebut
sesuai dengan tempatnya.
8. Setelah kolom tegak ditempatnya,periksalah
ketegakkannya dengan Unting-Unting.
9. Untuk memperkuat sementara agar kolom tidak
bergerak pasanglah skoor dengan memperhatikan
Unting-Unting.
10. Pasanglah plat besi tersebut diatas papan klem, dan
rangkailah plat besi tersebut dan kunci dengan plat
pengunci dan pukul dengan palu pada lubang baji
dengan kuat agar plat tersebut tidak bergerak / kaku.
11. Usahakan plat besi tersebut kuat dan kaku dalam
mengklem Kolom tersebut.
31
12. Pasangalah Plat Baji tersebut sebanyak 5 baris dan
terletak diatas papan klem.
13. Periksakanlah ketegakan Kolom dengan Unting-
Unting dan kedataran tiap papan klem dengan
WaterPass.
14. Setelah Kolom tersebut dipasang dengan plat besi,
usahakan ketegakan kolom tidak berubah.
15. Periksakanlah pekerjaan pada Instruktur.
16. Setelah selesai, rapikanlah bahan dan peralatan yang
digunakan dan simpan pada tempatnya.
Catatan :
Dalam pemasangan Kolom dengan Plat Besi harus diperhatikan
beberapa hal berikut:
Usahakan cetakan kolom harus serapat mungkin.
Pada saat pemakuan klem ,gunakankanlah paku yang sesuai
sehingga pada saat memaku paku tidak tembus (Paku tidak
32
boleh tembus cetakan)
Untuk klem papan 30 cm dilebihkan 2 cm tepi kanan dan kiri
dan klem 44 cm tetap 44 cm sesuai dengan lebar papan
plywood yang digunakan.
Kolom harus tegak berdiri kuat dan kaku dan dapat menahan
getaran beton,berat beton dan beban manusia.
Ketegakan kolom harus diperhatikan dan jangan sampai
berubah.
Usahakan pada saat penguncian harus kuat.
Kolom dengan Plat besi
33
34
Judul : Praktek Kerja acuan Perancah 2
Job 2 : Membuat Kolom dengan Rapid Klem
Definisi :
Kolom adalah tiang yang menahan suatu konstruksi
bangunan. Kolom merupakan bagian terpenting dalam
suatu konstruksi,sehingga kita harus teliti dalam
merencanakan suatu kolom yang baik, tegak lurus dan
kuat serta memiliki mutu yang baik.
Rapid Klem adalah suatu alat yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga dapat menjepit atau membuat
kaku suatu cetakan dengan menjepit baja tulanang
sebagai penjepitnya.
Kolom yang dibuat cetakannya dengan pengakuan
Rapid Klem sangat kuat cetakan tersebut, akan tetapi
Cetakan Kolom yang menggunakan Rapid Klem relatif
susah dalam pemasangan Rapid Klem dan berbahaya,
sehingga kita harus dapat memahami cara atau teknik
pemasangan Kolom dengan Rapid Klem.
Tujuan :
Pada akhir dari pelajaran Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat cetakan dengan baik dan benar serta rapi
sesuai dengan bentuknya
2. Menggunakan alat dan bahan dengan baik dan benar
3. Menghitung bahan yang digunakan setiap kolom
4. Menegakkan kedudukan cetakan jika daerahnya tidak
rata
5. Membuat kolom yang lurus dan jika dilhat seperti
garis lurus
Bahan dan alat :
1. Plywood
2. Profil I
3. Papan 2/20 X 400 cm
4. Blok Beton
5. Paku
6. Benang
35
7. Pensil/kapur
8. Siku
9. Unting-Unting
10. Rol Meter
11. Gergaji Tangan
12. Circular Hand Saw
13. Palu Cakar
14. Rapid Klem dan Pengunci
15. Rol Kabel
16. WaterPass
Instruksi Umum :
1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja
2. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan
3. Perhatikanlah instruktur menerangkan
4. Pahamilah gambar kerja yang akan dilaksanakan
Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan
didekat tempat kerja.
2. Buatlah jarak atau buatlah papan duga sebagai batas
tempat bekerja sesuai dengan uk balok dan ditambah
tebal plywood 2 cm.
Buatlah jarak untuk pembuatan batas jarak yang akan
digunakan untuk batas penegakan Kolom.
36
3. Buatlah cetakan kolom dan klem dengan jarak dari
tepi 22 cm dan tengah 50 cm dari titik AS dengan
kolom uk. 40 X 30 cm :
Cetakan Kolom Uk. 44 cm 2 buah
Cetakan Kolom Uk. 30 cm 2 buah
4. Setelah rangkaian cetakan dipasang klem ,rakitlah
cetakan tersebut sehingga membentuk empat persegi
panjang dengan uk.30 X 40 X 244 cm.
37
5. Setelah dirakit tegakkanlah cetakan kolom tersebut
sesuai dengan tempatnya.
6. Setelah kolom tegak ditempatnya,periksalah
ketegakkannya dengan Unting-Unting.
7. Untuk memperkuat sementara agar kolom tidak
bergerak pasanglah skoor dengan memperhatikan
Unting-Unting
8. Selanjutnya setelah kolom berdiri tegak, pasanglah
balok vertikal pada kolom dan harus segaris jika
tampak dari jauh.
38
9. Agar balok vertikal tersebut kuat, sebaiknya kita
pasang skoor diantara keduanya.
10. Selanjutnya, setelah kita pasang balok vertikal,
pasanglah balok penjepit, pasanglah dua balok
penjepit pada sisi dihdapannya dengan jalankedua
balok tersebut dirangkai dengan rapid klem dan
dikunci kuat dengan pengunci rapid klem. Baru
setelah itu memasang kedua sisi yang lainnya dengan
langkah sama. Jarak balok penjepit yang pertama 15-
25 cm dan jarak setelahnya diambil jarak 80 cm dari
garis tengah (AS).
11. Pada saat kita pasang tiap balok penjepit, balok
penjepit harus rata permukaanya dan periksakanlah
dengan waterpass.
39
40
12. Setelah kita telah memasang balok rapid klem seperti
gambar,periksanlah pekerjaan kita pada instruktur.
13. Setelah itu, rapikanlah bahan dan peralatan dan
simpan pada tempatnya.
Catatan :
Dalam pemasangan Kolom dengan Rapid Klem harus
diperhatikan beberapa hal berikut:
Usahakan cetakan kolom harus serapata mungkin.
Pada saat pemakuan klem, gunakanlah paku yang sesuai
sehingga pada saat memaku paku tidak tembus (Paku tidak
boleh tembus cetakan).
Untuk klem papan 30 cm dilebihkan 2 cm tepi kanan dan kiri
dan klem 44 cm tetap 44 cm sesuai dengan lebar papan
multiplex yang digunakan.
Kolom harus tegak berdiri kuat dan kaku dan dapat menahan
getaran beton, berat beton dan beban manusia.
Ketegakan kolom harus diperhatikan dan jangan sampai
berubah.
Untuk tulangan yang panjang diharapkan dibengkokkan
kebawah untuk Keselamatan Kerja.
41
Judul : Praktek Kerja acuan Perancah 2
Job 3 : Membuat Balok dengan Steel Prop
Definisi :
Balok dapat disebut kolom horizontal yang mana
cetakan kolom dan balok memiliki cara yang sama serta
memiliki fungsi sebagai penahan tekanan baik beban mati
maupun beban hidup.
Balok pada Acuan Perancah 2 ini berbeda dengan
balok pada Acuan Perancah 1, perbedaan itu terdapat
pada tiang perancah yang digunakan:
Balok pada Acuan Perancah 1 tiang perancah yang
digunakan yaitu dolken, sedangkan pada Acuan
Perancah 2 ini akan digunakan Steel Prop atau tiang
perancah yang terbuta dari baja.
Balok pada Acuan Perancah 1 lebih rumit pada saat
penegakan Balok, karena kadang-kadang dolken yang
digunakan tidak memiliki tinggi yang sama sehingga
perlu disambung jika kurang, sedangkan Steel Prop
pada Acuan Perancah 2 tingginya dapat diatur daan
dilahat kedataran dengan WaterPass agar memiliki
tinggi yang sama.
42
Tujuan :
Pada Akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
1. Membuat cetakan balok dengan baik dan benar.
2. Menggunakan bahan dan peralatan dengan benar.
3. Menghitung bahan yangdigunakan dengan benar.
4. Menghitung kekuatan cetakan balok jika ada beban
mati maupun hidup.
Bahan dan Alat :
1. Plywood 2 cm [1,22 x
2,44 M]
2. Balok 8/12X400 cm
3. Papan 2/20X400 cm
4. Profil I
5. Kawat Beton 1mm
6. Paku
7. Pensil/Kapur
8. Siku
9. Unting-Unting
10. WaterPass
11. Gergaji Tangan
12. Circular Hand Saw
13. Steel Prop
14. Kakak Tua
15. Palu cakar
16. Rol Meter
17. Rol Kabel
Instruksi Umum :
1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja.
43
2. Perhatikanlah Instruktur menerangkan cara membuat
dan memsang balok.
3. Pahamilah gambar kerja, bertanyalah jika kurang
mengerti pada Instruktur.
4. Persiapakanlah bahan dan perlatan yang digunakan.
Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan.
2. Buatlah Cetakan balok dengan rapat, siku dan kuat.
44
Denah Lokasi Pemasangan Balok
3. Setelah cetakan balok dibuat sesuai dengan ukuran
yang dibutuhkan, taruhlah 4 pasang Steel Prop dengan
jarak 100-120 cm dari AS, dan tinggi 230 cm.
4. Setelah selesai, tegakkanlah Steel Prop tersebut yang
beralaskan papan dan agar kuat pasanglah skoor
papan pada tiap steel prop dan ikatlah dengan kawat
beton dan pakukanlah Steel Prop pada alas papan agar
kuat dan tegak.
5. Setelah Steel Prop tersebut tegak, perhatikanlah
kedataranya dengan WaterPass.
6. Setelah Steel Prop datar,pasanglah balok penyangga
8/12 X 400 cm diatas Steel Prop dan pakukanlah dan
ikatlah balok penyangga tersebut pada Steel Prop agar
balok tersebut tidak jatuh dan agar balok tersebut
kuat.
7. Selanjutnya, pasanglah gelagar atau balok pendukung
8/12 X150 cm dengan jarak dari tepi tiap kolom 25
cm dan setelahnya 60 cm dan perhatikanlah
kedataranya dengan Water Pass.
45
8. Setelah gelagar atau balok pendukung
dipasang,taruhlah cetakan balok diatasnya.
9. Setelah cetakan balok dipasang pasanglah klem dan
skoor penguat cetakan balok.
10. Setelah balok selesai dipasang dan dipasang dengan
klem dasar serta skoor miring dan perhatikanlah
ketegakan cetakan balok dengan WaterPass.
11. Setelah selesai, periksakanlah cetakan tersebut pada
Instruktur.
12. Selanjutnya, rapikanlah bahan serta peralatan yang
dipakai dan taruh pada tempatnya.
Catatan :
Dalam pemasangan balok dengan Stel Prop ada beberapa hal
yang diperhatikan berikut:
1. Cetakan harus kuat dan serapat mungkin.
2. Steel Prop harus kuat dan dapat berdiri sendiri dengan kuat.
3. Pengikatan kawat beton anatara balok penyangga dan Steel
Prop harus kuat.
4. Steel Prop harus sejajar terlihat dari seperti garis lurus.
5. Pergunakan helm untuk perlindungan kepala karena
pemasangan cetakan balok sangat berbahaya.
6. Steel Prop harus tegak dan datar.
46
47
Judul : Praktek Kerja Acuan Perancah 2
48
Job 4 : Membuat Acuan Lantai dengan Schaelfoding
Definisi :
Cetakan lantai adalah lantai yang bisanya terletak
diatas lantai dasar yang mana lantai itu harus kuat dan
plat lantai harus terikat kuat satu sama lainnya.
Cetakan lantai biasanya disuatu konstruksi
bangunan rumah lantai 2 dan seterusnya dan
gedung.Lantai ini harus terikat denngan balok
Tujuan :
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat cetakan lantai dengan benar.
2. Meperhitungkan kekuatan terhadap lantai.
3. Mepergunakan bahan dan perlata dengan baik dan
benar.
Bahan dan Alat :
1. Plywood 2 cm
2. Balok 8/12 x 400 cm
3. Profil I
4. Papan 2/20 x 400 cm
5. Kawat Beton ø 1 mm
6. paku
7. Pensil / Kapur
8. Siku
9. Unting-unting
10. Waterpass
11. Gergaji tangan
12. Circular Hand saw
13. Schaefolding
14. Palu cakar
15. Rol Meter
16. Rol Kabel
17. KakakTua
Instruksi Umum :
2. Perhatikan Keselamatan Kerja.
3. Pahamilah Instruktur menerangkan dan bertanyalah
jika kurang mengerti.
4. Pahamilah cara menghitung kebutuhan bahan dan lata
yang digunakan.
5. Gunakanlah waktu seefektif mungkin
49
Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan alat yang akan digunakan.
2. Taruhlah Schefolding 170 cm ditengah dengan jarak
kanan-kiri 50 cm.
3. Pasanglah Extra folding Alas di Schaefolding dan
pasanglah penyambung Schaefolding dan pasanglah
juga shcaefolding 90 cm dan taruhlah juga Extra
Folding terbuka, sebaiknya Schaefolding dialasi
papan yang rata .
4. Aturlah ketinggian Schaefolding sampai dengan
ketinggian 298 cm, yaitu:
Jadi Tingginya yaitu:
[2 + 170 + 90 + 12 +12 + 7(Extrafolding Bawah)+7(Extrafolding)]=300
cm(Sisa 14 cm dibagi ½ sehingga 7 cm untuk atas dan 7cm untuk bawah)
50
Tinggi = Papan Alas+T.Schaefolding I+Schaefolding II+Balok penyangga+Gelagar+Extrafolding[atur
sampai sesuai dengan ukurannya]
5. Setelah telah dipasang Schaefolding ,taruhlah Balok
penyangga 8/12 300 cm di extra folding atas, pakukan
dan ikat dengan kawat beton agar kuat.
6. Setelah Balok penyangga dipasang taruhlah gelagar
dengan jarak 50-60 cm, dan kedataranya dilihat
dengan WaterPass.
7. Setelah dipsang dan pakukan semuanya taruhlah
papan multiplex uk.2.44 X1.22 m dengan tebal 2 cm
diatas a gelagar dan harus rapat dengan ½ dari tebal
tep balok 30 cm.
8. Setelah selesai, periksanlah pekerjaan pada Instruktur.
9. Selanjutnya, rapikanlah bahan dan peralatan yang
digunakan dan simpan pada tempat semula.
51
Catatan :
Pada saat pemasangan Cetakan lantai ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1. Pengikatan balok penyangga harus kuat
2. Gelagar harus dengan kaedah WaterPass.
3. Pada saat penyambungan antara lantai dan balok cetakan
lantai rapat dengan cetakan balok ½ dari tebal papan balok 30
cm agar pada saat pembongkaran lebih mudah.
52
Judul : Praktek Kerja Acuan Perancah 2
Job 5 : Membuat Cetakan Dinding dengan Rapid Klem
Definisi :
Dinding dengan Rapid Klem memiliki cara teknik
pekerjaanya sama dengan Kolom dengan Rapid Klem.
Dinding dengan Rapid Klem itu harus kuat dan kaku serta
siku dalam pembuatan cetakannya ,agar menghasilkan
dinding sesuai dengan harapan kita dan bermutu yang
baik.
Cetakan Dinding dengan menggunakan Rapid Klem
relatif rumit dan perlu ketelitian dan kehati-hatian,karena
dalam pembuatan cetakan dinding dengan Rapid Klem
cetakan itu harus siku dan memiliki jarak sama tiap
dinding serta datar dan tegak.
Tujuan :
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
1. Membuat cetakan dinding dengan rapid klem dengan
baik dan benar.
2. Memperhitungkan kebutuhan bahan dan peralatan
yang digunakan dalm pembuatan cetakan dinding
dengan rapid klem.
3. Menggunakan peralatn dengan baik dan benar.
Bahan dan Alat :
1. Plywood
2. Balok Prim/ Profil I
3. Papan 2/20 x 400 cm
4. Tulangan ø 10 mm
5. Paku
6. Benang
7. Pensil / Kapur
8. Rol Meter
9. Siku
10. Unting-unting
11. Waterpass
12. Gergaji Tangan
13. Circular Hand saw
14. Rapid Klem dan Pengunci
15. Rol Meter
16. Pipa PVC uk. 30 cm
Instruksi Umum :
53
1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja
2. Perhatikanlah Instruktur menerangkan cara
pembuatan cetakan dinding dengan rapid klem.
3. Persiapknlah bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
4. Gunakanlah waktu seefektif mungkin.
Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang akan
digunakan.
2. Buatlah Papan Duga dengan lebar dinding 100 cm
3. Setelah papan duga dibuat,pasanglah tiang vertical
rapat dengan benang dengan jarak masing-masing 60
cm dari AS dan di skoor horizontal dan miring.
4. Periksakanlah ketegakanya dengan dengan WaterPass
dan pasanglah skoor tiap Balok vertical.
54
5. Setelah kita pasang balok vertical, pasanglah cetakan
dinding dengan tinggi 30 cm + 1cm + 122 cm + 1cm
+ 122 cm sehingga tinggi total dari dinding tersebut
276 cm.
6. Pakukanlah cetakan tersebut pada balok vertikal
dengan kuat.
7. Cetakan memiliki panjang 488 cm (2xpanjang
multiplex).
8. Usahakan cetakan tersebut datar dan tegak dengan
melihat kaedah Unting-Unting dan WaterPass.
9. Usahakan cetakan harus siku denga kaedah siku.
10. Pada saat pemasangan kayu 1cm ,sebaiknya didaerah
untuk pemasangan tulangan kayunya dipisah dengan
jarak 2cm.
11. Usahakan kayu 1cm yang digunakan harus rata dan
lurus.
12. Setelah, cetakan dinding terpasangan, jepitlahlah
dengan rapid klem.
55
13. Sebelum memasang balok 8/12 sebagai penjepitnya,
buatlah jarak dengan memasang klem dan
WaterPasskanlah klem tersebut serta setelah itu
taruhlah balok 8/12 tersebut dan jepitlah dengan kuat
dengan Rapid Klem.
14. Setelah dinding dibagian bawah dipasang Rapid Klem
lakukan dengan cara yang sama untuk Rapid Klem
bagian Atas.
15. Setelah dinding semuanya dipasang Rapid Klem,
periksalah ketegakannya dan kedataranya dengan
WaterPass dan Unting-Unting.
16. Periksakanlah pekerjaan pada Instruktur.
17. Setelah selesai, rapikanlah bahan dan perlatannya
yang digunakan dan simpan pada tempat semula.
56
Catatan :
Pada saat pemasangan Cetakan Dinding ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1. Kedudukan balok-balok vertkal harus kuat dan kaku.
2. Usahakan balok penjepit rata dan penjepitan dengan rapid
klem harus kuat dan rapi sehingga tidak mengurangi lebar
didning.
3. Pada saat pemakuan cetakan dinding, paku jangan dipukul
habis, jika dipukul habis, pembongkaran akan susah
dibongkar.
4. Perhatikanlah keselamatan kerja, gunakanlah helm saat
bekerja.
57
58
59
Judul : Praktek Kerja Acuan Perancah 2
Job 6 : Membuat Acuan Tangga
Definisi :
Tangga merupakan suatu konstruksi yang
digunakan untuk tempat yang tinggi (rumah berlantai 2,
gedung besar, dll) merupakan perantarat jalan dari bawah
keatas atupun sebaliknya.
Bentuk tangga berbagai macam baik dari segi
bentuk,bahan serta fungsinya.Beberapa bentuk tangga
kebanyakan di Indonesia,diantaranya:
Tangga biasa
Tangga ¼ Lingkaran
Tangga ½ Lingkaran
Tangga Lingkaran
Dan lain sebagainya
Sebelum kita membuat Tangga kita harus
memperhitungakn dahulu tangga yang akan kita buat
tersebut, Perhitungan Pembuatan Tangga ¼
Lingkaran
Hitunglah tinggi dinding ,tinggi tangga ialah sama
dengan jumlah banyaknya optride
TinggiTangga=[30+1+122+1+122 ]cm=276cm
Setelah Kita menghitung tinggi tangga, tentukanlah
optride dan antride
2Optride+Antride=65 cm2(18cm)+Antride=65cmAntride=65cm−36cmAntride=29cm
60
2 Optride +Antride = 57-65 cmOptride minimal =18 cm
Tujuan :
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menghitung dan membuat berbagai bentuk tangga.
2. Merencanakan Tangga yang ideal.
3. Membuat cetakan dan acuan tangga dengan bentuk ¼
lingkaran.
4. Menentukan panjang optride dan lebar antride.
Bahan dan alat :
1. Plywood
2. Papan 2/20 x 400 cm
3. Balok 8/12 x 400 cm
4. Paku
5. Benang
6. Pensil / Kapur
7. Rol Meter
8. Waterpass
9. Unting-unting
10. Gergaji Tangan
11. Circular Hand Saw
12. Palu Cakar
13. Dolken
61
Instruksi Umum :
1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja.
2. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan.
3. Perhatikanlah penjelasan cara pembuatan Tangga ¼
Lingkaran,bertanyalah pada Intruktur jika kurang
mengerti.
4. Pahamilah bentuk gambar kerja.
5. Gunakanlah waktu seefektif mungkin.
Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Pelajarilah gambar kerja dan hitunglah kebutuhan
bahan-bahan yang digunakan.
3. Hitunglah optride dan antride tangga yang akan kita
buat.
4. Rencanakan pada optride keberapa tangga tersebut
mulai membentuk lingkaran.
5. Gambarlah pada kedua dinding cetakan kedudukan
daripada tangga tersebut sesuai dengan kita
rencanakan.
6. Pada gambar untuk lantai tangganya harus kita
turunkan setebal papan-papan cetakannya.
7. Potong papan sesuai dengan gambar tersebut dan
masing-masing kita pakukan pada dinding cetakan
hingga sampa selesai .
8. Potongan papan-papan yang sudah dipasang harus
kita sokong hingga kedudukannya kuat dan kokoh.
9. Pasang papan-papan cetakan lantai tangga yang telah
kita belah pada kedudukan papan-papan tersebut
62
sampai selesai,mengenai ukurannya dapat kita potong
ditempat.
10. Pada cetakan papan-papan cetakan tersebut ,ditengah-
tengah anatara lebar papan cetakan kita buatkan
penyokong/pengaku.
11. Pasang papan-papan optride pada dinding yang telah
kita gambar.
12. Pada masing-masing papan optride,ditengah-
tengahnya (diantara) kita pasang papan penyokong.
13. Periksanlah semua hasil pekerjaa sesuai dengan
gambar kerja dan ketentuan-ketentuan lainnya.
14. Kedudukan dari cetakan dan acuan tangga tersebut
harus benar-benar kuat,kokoh dan kaku.
15. Setelah selesai,periksanlah hasil pekerjaan pada
Instruktur.
16. Setelah selesai,rapikanlah bahan dan peralatan yang
digunakan dan simpan pada tempatnya.
Catatan :
Pada saat pembuatan Tangga ¼ Lingkaran ada beberapa hal yang
perlu kita perhatikan:
1. Kedudukan dari balok-balok pengklem vertical dan
penyokong pada cetakan lantai tangga harus benar-benar
kokoh,kuat dan kaku.
2. Perhatikanlah cara-cara langkah kerjanya.
3. Sambungan cetakan papan-papan pada lantai harus benar-
benar rapat,rapi dan baik.
4. Pada semua hasil pekerjaan harus kaku,kuat dan kokoh.
63
64
65
BAB VI
PENUTUP
VI. 1 Kesimpulan
Acuan Perancah 2 merupakan pengembangan dari Acuan Perancah
1,yang mana pada Acuan Perancah 1 kita tahu akan cara menbuat cetakan
dengan bimbingan Instruktur, tetapi pada Acuan Perancah 2 kita dituntut
untuk berpikir bagaimana cara menyelesaikan suatu konstruksi dengan
baik dan benar.
Dalam Acuan Perancah 2 yang telah dilaksanakan di Bengkel
Terbuka Teknik Sipil Politeknik Negri Sriwijaya, banyak ilmu baru dan
ketrampilan yang didapat, antara lain:
Kita dapat menghitung kebutuhan bahan dan peralatan serta pekerja
dalam suatu konstruksi.
Kita dapat menghitung kekuatan suatu konstruksi yang akan kita buat.
Kita dapat merencanakan suatu konstruksi sendiri dengan
meperhitungakan segala kebutuhanya konstruksi yanag akan kita buat
tersebut.
VI. 2 Saran
Dalam Acuan Perancah II ini, ada bebrapa perbedaan dengan
Acuan Perancah I, diantaranya peralatan serta bahan yang digunakan.
Acuan Perancah II ini lebih berbahaya dari Acuan Perancah I, karena
dalam Acuan Perancah II ini peralatan yang digunakan relati berbahaya
serta kontruksi dalam Acuan Perancah II ini suatu ilmu yang harus kita
pahami benar, sehingga sebaiknya dalam pelaksanakan Acuan Perancah II
kita harus paham dan mengerti tentang Acuan Perancah II.
Adapun beberapa saran, diantaranya:
66
Mematuhi peraturan yang ada dalam Bengkel baik tertulis maupun
tersirat.
Bersikap disiplin dan bekerja sama sehingga waktu yang digunakan
efektif.
Gunakanlah pakaian kerja seperti helm dan sepatu.
Perhatikanlah Instruktur dalam menerangakan sutu pekerjaan.
67
68
top related