146984695 benjolan pada leher
Post on 01-Jun-2018
599 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 1/30
LAPORAN TUTORIAL
BENJOLAN PADA LEHER
Disusun
Oleh :
Kelompok 1
Ivana Yusuf
Suarniati
Ichsaniar Amaliah
Indra Wiratama
Muchlis Zainuddin
Ika Lukita Sari
Andi trisnawati
Andi Putriani
Herwik Ismail
Harry Murdy Abbas
PROGRAM STUDY PENDIDIKANDOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 2/30
BENJOLAN PADA LEHER
Skenario 1
Seorang laki-laki 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan pada leher
bagian lateral kiri, yang dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Benjolan ini mula-mula kecil,
yang kemudian membesar dengan cepat. Benjolan teraba keras tetapi tidak nyeri. Penderita
mengeluh telinga berdengung di sebelah kiri.
Kata Kunci
• Laki-laki 50 tahun
•
Benjolan leher, lateral kiri
• 4 bulan yang lalu
• membesar dengan cepat
• Benjolan keras
• tidak nyeri
•
telinga berdengung, sebelah kiri
Pertanyaan
1. Bagaimana Anatomi leher?
2. Menjelaskan Kelenjar limfe leher?
3.
Bagaimana Mekanisme terjadinya benjolan pada leher?
4. Bagaimana Mekanisme berdasarkan gejala (telinga berdengung)?
5.
Menjelaskan Anamnesis tambahan dari scenario tersebut?
6. Menjelaskan Differential diagnosis?
- Menjelaskan Etiologi?
- Menjelaskan Epidemiologi?
-
Menjelaskan Gejala klinik?
7. Menjelaskan Diagnosis sementara?
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 3/30
Jawaban
1.
Anatomi leher
Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thoraks
dan caput. Batas disebelah cranial adalah basis mandibula dan suatu garis yang ditarik
dari angulus mandibula menuju ke procesus mastoideus, linea nucrae suprema sampai
ke protuberantia occipitalis eksterna. Batas kaudal dari ventral ke dorsal dibentuk oleh
incisura jugularis sterni, klavikula, acromion, dan suatu garis lurus yang
menghubungkan kedua acromia.(3)
Gambar 1. Anatomi leher
Jaringan leher dibungkus oleh tiga fascia. Fascia koli superfisialis membungkus
musculus sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu
dengan fascia sisi lain. Fascia colli media membungkus otot-otot pratrakeal dan bertemu pula
dengan fascia sisi lain di garis tengah yang juga merupakan pertemuan dengan fascia colli
superficial. Ke dorsal fascia colli media membungkus arteri karotis komunis, vena jugularis
interna dan nervus vagus jadi satu. Fascia colli profunda membungkus musculus
prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan fascia koli media.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 4/30
Bentuk umum leher adalah sebagai conus dengan basis yang menghadap kea rah
kaudal. Ditentukan oleh processus spinosus vertebra cervicalis, otot-otot panniculus adiposus,
os.hyoideum, trakea dan glandula thyroidea. Turut menentukan adalah posisi kepala dan
columna vertebralis, pada posisi antefleksi kepala dan leher maka prosessus spinosus dari
vertebra prominens sangat menonjol, kulit disebelah ventral melipat-lipat. Pada posisi
retrofleksi kepala dan leher maka kulit disebelah dorsal melipat-lipat sedangkan disebelah
ventral akan kelihatan dengan jelas laring, trakea dan glandula thyroidea (terutama pada
wanita).
Leher dibagi oleh musculus sternokleidomastoideus menjadi trigonum anterior atau
medial dan trigonum posterior atau lateral.
1. Trigonum anterior : di anterior dibatasi oleh sternokleidomastoideus, linea
mediana leher dan mandibula, terdiri dari :
a) Trigonum muscular : dibentuk oleh linea mediana, musculus omohyoid
venter superior, dan musculus sternokleidomastoideus.
b) Trigonum caroticum : dibentuk oleh musculus omohyoid venter superior,
musculus sternokleidomastoideus, musculus digastricus venter posterior.
c) Trigonum submentale : dibentuk oleh venter anterior, musculus digastricus,
os.hyoid dan linea mediana.
d)
Trigonum submandibulare : dibentuk oleh mandibula, venter superior,
musculus digastricus, dan venter anterior musculus digastricus.
2.
Trigonum posterior : dibatasi superior oleh musculus sternokleidomastoideus,
musculus trapezius dan clavicula, terdiri dari :
a) Trigonum supraclavicular : dibentuk oleh venter inferior musculus
omohyoid, clavicula dan musculus sternokleidomastoideus.
b) Trigonum occipitalis : dibentuk oleh venter inferior musculus omohyoid,
musculus trapezius dan musculus sternokleidomastoideus.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 5/30
Gambar 2. Trigonum anatomicum
2. Kelenjar Limfe Leher
PEMBAGIAN KELENJAR LIMFE
Sekitar 75 buah kelenjar limfa terdapat pada setiap sisi leher, kebanyakan berada
pada rangkaian jugularis interna dan spinalis asesorius. Kelenjar limfa yang selalu terlibat
dalam metastasis tumor adalah kelenjar limfa pada rangkaian jugularis interna, yang
terbentang anatar klavikula sampai dasar terngkorak. Rangkaian jugularis interna ini
dibagi dalam kelompok superior, media, dan inferior. Kelompok kelenjar limfa yang lain
adalah submental, submandibula, servikalis superficial, retrofaring, paratrakeal, spinalis
asesorius, skalenus anterior dan supraklavikula.
Kelenjar limfe servical dibagi kedalam gugusan superficial dan gugusan profunda.
Kelenjar limfe superficial menembus lapisan pertama fascia servikal masuk kedalam
gugusan kelenjar limfe profunda. Meskipun kelenjar limfe nodus kelompok superficial
lebih sering terlibat dengan metastasis, keistimewaan yang dimiliki kelenjar kelompok ini
adalah sepanjang stadium akhir tumor, kelenjar limfe nodus kelompok ini masih signifikan
terhadap terapi pembedahan.
Kelenjar limfe profunda sangat penting sejak kelenjar-kelenjar kelompok ini
menerima aliran limfe dari membrane mukosa mulut, faring, laring, glandula saliva dan
glandula thyroidea sama halnya pada kepala dan leher.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 6/30
Hampir semua bentuk radang dan keganasan pada kepala – leher akan melibatkan
kelenjar getah bening leher bila ditemukan pembesaran kelenjar getah bening di leher,
perhatikan ukurannya, apakah nyeri atau tidak, bagaimana konsistensinya, apakah lunak
kenyal atau keras, apakah melekat pada dasar atau kulit. Menurut Sloan Kattering
Memorial Cancer Center Classification, kelenjar getah bening leher dibagi atas 5 daerah
penyebaran.
Gambar 3. Daerah penyebaran kelenjar limfe leher
Daerah Kelenjar Limfa Leher
Letak kelenjar limfa leher menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Center
Classification, dibagi dalam lima daerah penyebaran kelompok kelenjar, yaitu daerah : (1,7)
I. Kelenjar yang terletak di segitiga sub-mental dan submandibula.
II.
Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar limfa jugular superior,
kelenjar digastrik dan kelenjar servikal posterior superior.
III.
Kelenjar lumfa jugularis di antara bifurkasio karotis dan persilangan m.omohioid
dengan m.sternokleidomastoid dan batas posterior m.sternokleidomastoid.
IV. Grup kelenjar di daerah jugularis inferior dan supraklaviula
V.
Kelenjar yang berada di segitiga posterior servikal.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 7/30
Gambar 4. Penyebaran kelenjar limfe dikepala dan leher
a.
Kelenjar limfe occipitalis terletak diatas os occipitalis pada apeks trigonum cervicalis
posterior. Menampung aliran limfe dari kulit kepala bagian belakang. Pembuluh limfe
efferen mencurahkan isinya kedalam kelenjar limfe cervicalis profundi.
b. Kelenjar limfe retroaurikular terletak diatas permukaan lateral processus mastoideus.
Mereka menampung limfe sebagian kulit kepala diatas auricular dan dari dinding
posterior meatus acusticus externus. Pembuluh limfe eferen mencurahkan isinya
kedalam kelenjar limfe cervicalis profundi.
c. Kelenjar limfe parotid terletak pada atau di dalam glandula parotis. Menampung limfe
dari sebagian kulit kepala di atas glandula parotis, dari permukaan lateral auricular
dan dinding anterior meatus acusticus externus, dan dari bagian lateral palpebra.
Pembuluh limfe eferen mencurahkan isinya ke dalam kelenjar limfe cervicalis
profundi.
d. Kelenjar limfe jugualris interna superior menerima aliran limfa yang berasal dari
daerah palatum mole, tonsil, bagian posterior lidah, dasar lidah, sinus piriformis dan
supraglotik laring. Juga menerima aliran limfa yang berasal dari kelenjar limfa
retrofaring, spinalis asesorius, parotis, servikalis superficial dan kelenjar limfasubmandibula.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 8/30
e. Kelenjar limfe jugularis interna media menerima aliran limfa yang berasal langsung
dari subglotik laring, sinus piriformis bagian inferior dan daerah krikoid posterior.
Juga menerima aliran ,imfa yang berasal dari kelenjar limfa jugularis interna superior
dan kelenjar limfa retrofaring bagian bawah.
f.
Kelenjar limfe jugularis interna inferior menerima aliran limfa yang berasal langsung
dari glandula tiroid, trakea, esophagus bagian servikal. Juga menerima aliran limfa
yang berasal dari kelenjar limfa jugualris interna superior dan media, dan kelenjar
limfa paratrakea.
g. Kelenjar limfe submental, terletak pada segitiga submental di antara platisma dan
m.omohioid di dalam jaringan lunak. Pembulubh aferen menerima aliran limfa yang
erasal dari dagu, bibir bawah bagian tengah, pipi, gusi, dasar mulut bagian depan dan
1/3 bagian bawah lidah. Pembuluh eferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa
submandibula sisi hiomolateral atau kontralateral, kadang-kadang dapat langsung ke
rangkaian kelenjar limfa jugularis interna.
h. Kelenjar limfe submandibula, terletak di sekitar kelenjar liur submandibula dan di
dalam kelenjar liurnya sendiri. Pembuluh aferen menerima aliran limfa yang berasal
dari kelenjar liur submandibula, bibir artas, bagian lateral bibir bawah, rongga hidung, bagian anterior rongga mulut, bagian medial kelopak mata, palatum mole dan 2/3
depan lidah. Pembuluh eferen mengalirkan limfa ke kelenjar jugularis interna
superior.
i. Kelenjar limfe servical superficial terletak di sepanjang vena jugularis eksterna,
menerima aliran limfe yang berasal dari kulit muka, sekitar kelenjar parotis, daerah
retroaurikula, kelenjar parotis dan kelenjar limfe occipital. Pembuluh eferen
mengalirkan limfe ke kelenjar limfe jugularis interna superior.
j. Kelenjar limfa retrofaring, terletak di antara faring dan fasia prevertebra, mulai dari
dasar tengkorak sampai ke perbatasan leher dan toraks. Pembuluh aferen menerima
aliran limfa dari nasofaring, hipofaring, telinga tengah dan tuba Eustachius. Pembuluh
eferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa jugularis interna dan kelenjar limfa spinal
asesoris bagian superior.
k.
Kelenjar limfa paratrakea, menerima aliran limfa yang berasal dari laring bagian bawah, hipofaring, esophagus bagian servikal, trakea bagian atas dan tiroid. Pembuluh
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 9/30
eferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa jugularis interna inferior atau kelenjar
limfa mediastinum superior.
l. Kelenjar limfa spinal asesoris, terletak di sepanjang saraf spinal asesoris, menerima
aliran limfa yang berasal dari kulit kepala bagian parietal dan bagian belakang leher.
Kelenjar limfa parafaring menerima aliran limfa dari nasofaring, orofaring dan sinus
paranasal. Pembuluh eferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa supraklavikula.
m.
Rangkaian kelenjar limfa jugularis interna mengalirkan limfa ke trunkus jugularis dan
selanjutnya masuk ke duktus torasikus untuk sisi sebelah kiri, dengan untuk sisi yang
sebelah kanan masuk ke duktus limfatikus kanan atau langsung ke system vena pada
pertemuan vena jugularis interna dan vena subklavia. Juga duktus torasikus dan
duktus limfatikus kanan menerima aliran limfa dari kelenjat supraklavikula.
n. Kelenjar supraclavicular terletak di dalam cekungan diatas clavicula, lateral dan
persendian sternum. Menerima aliran dari bagian cavum thoraks dan abdomen.
STRUKTUR DAN FUNGSI KELENJAR LIMFE
Kelenjar limfe adalah organ limfoid perifer yang berhubungan dengan sirkulasi
pembuluh limfatik aferen dan eferen dan melalui venula pascakapiler berendotel tinggi.
Sejumlah tipe sel membentuk kerangka dan stroma penyokong kelenjar kapiler. Fibroblas
rrmelalui jalur aferen dan eferen. Limfe aferen mengandung limfosit makrofag dan antigen
memasuki kelenjar limfe melalui ruang subkapsul dan mengalir melalui daerah parakorteks
dan medula ke dalam sinus medula yang menyatu membentuk pembuluh limfatik eferen. (10)
Fungsi utama kelenjar limfe adalah sebagai penyaring (filtrasi) dari berbagai
mikroorganisme asing dan partikel-partikel akibat hasil dari degradasi sel-sel atau
metabolisme. Selain itu kelenjar limfe berfungsi sebagai tempat sel yang memperkenalkan
antigen, sel T dan sel B berkontak dengan antigen yang dengan struktur tertentu
meningkatkan interaksi sel T, sel B dan sel-sel yang mempresentasikan antigen secara
optimum. Dalam keadaan normal, interaksi seperti itu menyebabkan efisiensi pengenalan
antigen, aktivasi lengan reaksi imun seluler dan humoral dan berakhir dengan pembasmian
antigen. Fungsi lain kelenjar limfe adalah mengembalikan cairan dan protein dari jaringan k
dalaam sirkulasi darah, mengangkiut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah membawa
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 10/30
lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah dan yang melaksanakan fungsi
ini adalah saluran lakteal, kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
untuk menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya dalam jaringan, ke
bagian laion di tubuh dan apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi)
untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
Gambar 5. Aliran drainase kelenjar limfe
3. Mekanisme terjadinya benjolan pada leher
Ada banyak factor yang dapat menyebabkan timbulnya benjolan pada leher, seperti trauma,
infeksi, hormone, neoplasma dan kelainan herediter. Factor-faktor ini bekerja dengan caranya
masing-masing dalam menimbulkan benjolan. Hal yang perlu ditekankan adalah tidak
selamanya benjolan yang ada pada leher timbul karena kelainan yang ada pada leher. Tidak
jarang kelainan itu justru berasal dari kelainan sistemik seperti limpoma atau TBC.
Hampir semua struktur yang ada pada leher dapt mengalami benjolan entah itu kelenjar
tiroid, paratiroid dan getah bening, maupun benjolan yang berasal dari struktur jaringan lain
seperti lemak, otot dan tulang.
• Infeksi dapat menimbulkan benjolan pada leher melalui beberapa cara yang
diantaranya berupa benjolan yang berasal dari invasi bakteri langsung pada jaringan
yang terserang secara langsung maupun benjolan yang timbul sebagai efek dari kerja
imunitas tubuh yang bermanifestasi pada pembengkakan kelenjar getah bening.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 11/30
Sedangkan mekanisme timbulnya benjolan akibat neoplasma entah itu dari otot, sel limfoid,
tulang maupun kelenjar secara umum hampir sama. Awalnya terjadi dysplasia dan metaplasia
pada sel matur akibat berbagai factor sehingga differensiasi sel tidak lagi sempurna.
Dysplasia ini menimbulkan sejumlah kelainan fisiologs molekuler seperti peningkatan laju
pembelahan sel dan inaktifasi mekanisme bunuh diri sel terprogram. Hal ini berakibat pada
proliferasi sel tak terkendali yang bermanifestasi pada timbulnya benjolan pada jaringan.
Neoplasma dapat terjadi pada semua sel yang ada dileher entah itu kelenjar tiroid, adenoma
tiroid, lemak-lipoma, kartilago-kondroma, jaringan-limfe limpoma, maupun akibat dari
metastase kanker dari organ diluar leher.
Trauma & Reaksi
Imun
→ infeksia
Mast sel & sel
basofil → granulasi
mediator
radang Dilatasi
arteriola,
permeabilitas
venula,pelebaran
intraendotheli
aljunction
Cairan
keluar
benjolan
Makrofag,
neutrofil,
sel T
Menghancurka
n sel-sel tubuh
→ nutrisi
Produksi sel limfoid,
menyaring sel tubuh yg
mengalami kerusakan,
menghalangi agen infeksius
Pembesaran kelenjar
limfe
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 12/30
4. Mekanisme Telinga berdengung
Neoplasma di resessus faringeus & dinding lateral nasofaring menekan tuba
eustachia, menyebabkan tekanan negatif yang menghambat udara sehingga telinga
berdengung.
5.
Differensial Diagnosis
A. Karsinoma nasofaring
Definisi
Karsinoma nasofaring disebut juga tumor kanton. Menurut WHO,sekitar 80 % dari
kasus karsinoma nasofaring didunia terjadi di china.
ANATOMI
Nasofaring terletak diantara basis cranial dan pallatum mole,menghubungkan rongga
hidung dan orofaring.Rongga nasofaring menyerupai sebuah kubus yang tidak
Dysplasia &
metaplasia
→ sel matur
Peningkatan
laju
pembelahan
sel, inaktifasi
mekanisme
bunuh diri sel
terprogram
Proliferasi
sel tdk
terkendali
→manifestasi
Benjolan
Neoplasma
Otot,
sel
limfoid,
tulang,
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 13/30
beraturan, diameter atas-bawah dan kiri-kanan masing masing sekitar 3 cm, diameter
depan belakang 2-3 cm,dapat dibagi menjadi dinding anterior,superior,inferior dan 2
dinding lateral yang simetri bilateral.Dinding supero-posterior.Dinding superior dan
posterior bersambung dan miring membentuk lengkungan,diantara kedua dinding
tidak terdapat batas anatomis yang jelas
Epidemiologi
Kanker nasofaring dapat terjadi pada segala umur,tapi umumnya menyerang usia 30-
60 tahun,menduduki 75-90 %.Proporsi pria dan wanita 8:1.
Etiologi
Terjadinya kanker nasofaring mungkin multifactor,proses karsinogenesisnya mungkin
mencakup banyak tahap.Faktor yang mungkin terkait dengan timbulnya kanker
nasofaring adalah :
1.Kerentanan genetic
Analisis korelasi menunjukkan gen HLA (human leukocyte antigen) dan gen pengode
enzim sitokrom p4502E (CYP2E1) kemungkinan adalah,gen kerentanan terhadap
kanker nasofaring.
2.Virus EB
Metode imunologi membuktikan antigen spesifik seperti antigen kapsid virus (VCA)
antigen membrane (MA),antigen dini(EA),antigen nuklir,dll.
3.Faktor lingkungan
Menurut laporan luar negeri,orang cina generasi pertama (umumnya penduduk
kanton) yang bermigrasi ke Amerika Serikat,Kanada memiliki angka kematian akibat
kanker nasofaring 30 kali tinggi dari kulit putih setempat.Penelitian akhir akhir ini
menemukan zat berikut berkaitan dengan timbulnya kanker nasofaring:
1.Golongan nitrosamine : ini dapat menilbulkan kanker pada hewan.Diantaranya
dimetilnitrosamin dan dietilnitrosamin kandungannya agak tinggi pada ikan asin
Guangzhou.Tikus putih yang diberi pakan ikan asin dapat timbul kanker rongga nasal
atau sinus nasal.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 14/30
2.Hidrokarbon aromatic: pada keluarga di area insiden tinggi kanker
nasofaring,kandungan 3,4-benzpiren
3.Unsur renik : nikel sulfat dapat memacu efek karsinogenesis pada proses timbulnya
kanker nasofaring pada tikus akibat dinitrosopiperazin dosis kecil.
Patologi
Rongga nasofaring diselaputi selapis mukosa epitel tipis,terutama berupa epitel
skuamosa,epitel torak bersilia berlapis semu dan epitel transisional.Di dalam lamina
propria mukosa sering terdapat sebukan limfosit, di submukosa terdapat kelenjar
serosa dan musinosa.Kanker nasofaring adalah tumor ganas yang berasal dari epitel
yang melapisi nasofaring.
Manifestasi klinis
1.Epistaksis : sekitar 70 % pasien mengalami gejala ini, diantaranya 23,2 % pasien
datang dengan gejala awal ini.
2.Hidung tersumbat : Sering hanya sebelah dan secara progresif bertambah hebat.Ini
disebabkan tumor menyumbat lubang hidung posterior,insiden sekitar 48 %.
3.Tinitus dan pendengaran menurun : masing masing menempati 51,6-62,5 % dan
50 %.Penyebabnya adalah tumor diresesus faringeus dan dinding lateral nasofaring
menginfiltrasi,menekan tuba eustaki,menyebabkan tekanan negative di dalam kavum
timpani,hingga terjadi otitis media transudatif.
4.Sefalgia : Menempati 57,68,6 %,kekhasannya adalah nyeri kontinu di region
temporoparietal atau oksipital satu sisi.Ini sering disebabkan desakan tumor,infiltrasi
saraf cranial atau os basis cranial,juga mungkin karena infeksi local atau iritasi
pembuluh darah yng menyebabkan sefalgia reflektif.
5.Pembesaran kelenjar limfe leher : sekitar 40 % pasien dating dengan gejala
pertama pembesaran kelenjar limfe leher,pada waktu diagnosis ditegakkan,sekitar 60-
80 % sudah metastasis kelenjar limfe.
6.Gejala metastasis jauh : karena 95 % lebih sel kanker nasofaring berdiferensiasi
buruk.Lokasi metastasis paling sering ke tulang,paru,hati.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 15/30
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 16/30
Terapi Bedah
- Dilakukan operasi residif local nasofaring pasca radioterapi,lesi relative terlokalisasi
- 3 bulan pasca radioterapi kuratif terdapat residif lesi primer nasofaring
- Pasca radioterapi kuratif terdapat residif atau rekurensi kelenjar limfe leher.
B. Karsinoma laring
ANATOMI LARING
Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ).
Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya
mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada
pita suara. Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring
menghubungkan laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior
dari Leher Pada Vertebrata Cervical 4 Sampai 6.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan
b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
membentuk jakun ( Adam’s Apple )
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 17/30
d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring
(terletak di bawah kartilago thyroid )
e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid
f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara; pita suara melekat pada lumen laring.
Ada 2 fungsi lebih penting selain sebagai produksi suara, yaitu :
a. Laring sebagai katup, menutup selama menelan untuk mencegah aspirasi cairan
atau benda padat masuk ke dalam tracheobroncial
b. Laring sebagai katup selama batuk
Etiologi
Etiologi karsinoma larynx belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli
bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang-orang dengan
resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Penelitian epidemiologic menggambarkan
beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya karsinoma laring yang kuat ialah
rokok, alcohol da terpajan oleh sinar radioaktif.
Penelitian yang dilakukan di RS Ciptomangunkusomo menunjukan bahwa
karsinoma laring jarang ditemukan pada orang yang tidak merokok, sedangkan risiko
untuk mendapatkan karsinoma laring naik sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang
dihisap.
Yang terpenting pada penanggulangan karsinoma laring ialah diagnosis dini
dan pengobatan/ tindakan yang tepat dan kuratif karena tumornya masih terisolasi dan
dapat diangkat secara radikal. Tujuan utama ialah mengeluarkan bagian laring yang
terkena tumor dengan memperhatikan fungsi respirasi, fonasi serta fungsi sfingter
laring.
1. Tembakau
2. Alkohol Dan Efek Kombinasinya
3. Ketegangan Vocal
4. Laringitis Kronis
5. Pemajanan Industrial Terhadap Karsinogen
6. Defisiensi Nutrisi (riboflavin)
7. Predisposisi keluarga
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 18/30
FREKUENSI
Menurut penelitian dari departemen THT FKUI/RSCM pariode 1982-1987
proporsi karsinoma laring 13,8% dari 1030 kasus keganasan THT. Jumlah kasus rata-
rata 25 pertahun. Perbandingan laki dan perempuan adalah 11:1 terbanyak pada usia
56-69 tahun dengan kebiasaan merokok didapatkan pada 73.94%.
Periode 1988-1992 karsinoma laring sebesar 9,97% menduduki peringkat
ketiga keganasan THT (712 kasus). Karsinoma nasofaring sebesar 71,77% diikuti
oleh keganasan hidung dan paranasal 10.11%, telinga 2,11%, orofaring/tonsil 1,69%,
esophagus/bronkus 1,54%, rongga mulut 1,40% dan parotis 0,28%.
HISTOPATOLOGI
Ca sel skuamosa meliputi 95% sampai 98% dari semua tumor ganas laring. Ca sel
skuamosa dibagi 3 tingkat diferensiasi:
a) diferensiasi baik (grade 1)
b) berdiferensiasi sedang (grade 2)
c) berdiferensiasi buruk (grade 3)
kebanyakkan tumor ganas pita suara cenderung berdiferensiasi baik. Lesi yang
mengenai hipofaring, sinus piriformis dan plika ariepiglotika kurang berdiferensiasi
baik.
PATOFISIOLOGI
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada
orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan
debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum
diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari
semua penyakit keganasan. Terutama neoplasma laryngeal, 95% adalah karsinoma sel
skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.
Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase ke arah
kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih umum
terjadi. Tumor superglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita
suara sehingga mengakibatkan suara serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih
dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 19/30
KLASIFIKASI LETAK TUMOR
- Tumor supraglotik:
Terbatas pada daerah mulai dari tepi atas epiglottis sampai batas atas glottis termasuk
pita suara palsu dan ventrikel laring.
- Tumor glotik:
Mengenai pita suara asli. Batas inferior glotik adalah 10 mm di bawah tepi bebas pita
suara, 10 mm merupakan batas inferior otot-otot intrinsic pita suara. Batas superior
adalah ventrikel laring. Oleh karena itu tumor glotik dapat mengenai 1 atau ke 2 pita
suara, dapat meluas ke subglotik sejauh 10 mm dan dapat mengenai komisura
anterior atau posterior atau prosessus vokalis kartilago aritenoid.
- Tumor subglotik:
Tumbuh lebih dari 10 mm di bawah tepi bebas pita suara asli sampai batas inferior
krikoid.
- Tumor ganas transglotik:
Tumor yang menyeberangi ventrikel mengenai pita suara asli dan pita suara palsu atau
meluas ke subglotik lebih dari 10 mm.
GEJALA KLINIK
1. Serak:
Gejala utama Ca laring, merupakan gejala dini tumor pita suara. Hal ini
disebabkan karena gangguan fungsi fonasi laring. Kualitas nada sangat dipengaruhi
oleh besar celah glotik, besar pita suara, ketajaman tepi pita suara, kecepatan getaran
dan ketegangan pita suara.
Pada tumor ganas laring, pita suara gagal berfungsi secara baik disebabkan
oleh ketidak teraturan pita suara, oklusi atau penyempitan celah glotik, terserangnya
otot-otot vokalis, sendi dan ligament krikoaritenoid dan kadang-kadang menyerang
saraf. Adanya tumor di pita suara akan mengganggu gerak maupun getaran kedua pita
suara tersebut. Serak menyebabkan kualitas suara menjadi semakin kasar,
mengganggu, sumbang dan nadanya lebih rendah dari biasa. Kadang-kadang bisa
afoni karena nyeri, sumbatan jalan nafas atau paralisis komplit.
Hubungan antara serak dengan tumor laring tergantung pada letak tumor.
Apabila tumor laring tumbuh pada pita suara asli, serak merupakan gejala dini dan
menetap. Apabila tumor tumbuh di daerah ventrikel laring, dibagian bawah plikaventrikularis atau dibatas inferior pita suara, serak akan timbul kemudian.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 20/30
Pada tumor supraglotis dan subglotis, serak dapat merupakan gejala akhir atau
tidak timbul sama sekali. Pada kelompok ini, gejala pertama tidak khas dan subjektif
seperti perasaan tidak nyaman, rasa ada yang mengganjal di tenggorok. Tumor
hipofaring jarang menimbulkan serak kecuali tumornya eksentif.
2. Suara bergumam (hot potato voice): fiksasi dan nyeri menimbulkan suara
bergumam.
3. Dispnea dan stridor:
Gejala yang disebabkan sumbatan jalan nafas dan dapat timbul pada tiap
tumor laring. Gejala ini disebabkan oleh gangguan jalan nafas oleh massa tumor,
penumpukan kotoran atau secret maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor
supraglotik dan transglotik terdapat kedua gejala tersebut. Sumbatan yang terjadi
perlahan-lahan dapat dikompensasi. Pada umunya dispnea dan stridor adalah tanda
prognosis yang kurang baik.
4. Nyeri tenggorok: keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri
yang tajam.
5. Disfagia:
Merupakan ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan sinus
piriformis. Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering pada tumor ganas
postkrikoid. Rasa nyeri ketika menelan (odinofagia) menandakan adanya tumor ganas
lanjut yang mengenai struktur ekstra laring.
6. Batuk dan hemoptisis:
Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan
tertekanya hipofaring disertai secret yang mengalir ke dalam laring. Hemoptisis sering
terjadi pada tumor glotik dan tumor supraglotik.
7. Nyeri alih ke telinga ipsilateral, halitosis, hemoptisis, batuk dan penurunan berat
badan menandaka perluasan tumor ke luar laring atau metastasis jauh.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 21/30
8. Pembesaran kelenjar getah bening leher dipertimbangkan sebagai metastasis tumor
ganas yang menunjukkan tumor pada stadium lanjut.
9. Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi
tumor yang menyerang kartilago tiroid dan perikondrium.
Diagnosis
Diagnosis ditebgakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis.
Pemeriksaan laring dapat dilakukan dengan cara tidak langsung menggunakan kaca
laring atau langsung dengan mengggunakan laringoskop. Pemeriksaan ini untuk
menilai lokasi tumor, penyebaran tumor kemudian dilakukan biopsy untuk
pemeriksaan patologi anatomic.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan laboratorium
darah juga pemeriksaan radiologic. Foto toraks diperlukan untuk menilai keadaan
paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru. CT scan laring dapat
memeperlihatkan keadaan penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-
epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomic dari bahan
biopsy laring dan biopsy laring dan biopsy jarum halus pada pembesaran kelenjar
getah bening di leher. Dari hasil patologi anatomi yang terbanyak adalah karsinoma
sel skuamosa.
KLASIFIKASI TUMOR GANAS LARING (AJCC DAN UICC 1988)
Supraglotik
Tis Karsinoma in situ
T1 Tumor terdapat pada satu sisi suara/pita suara palsu (gerakan masih baik)
T2 Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daerah supraglotis dan glottis masih bisa
bergerak (tidak terfiksir)
T3 Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas ke daerah krikoid
bagian belakang, dinding medial dari sinus prirformis dan ke arah rongga pre
epiglottis.
T4 Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi orofaring jaringan lunak
pada leher atau merusak tulang rawan tiroid.\
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 22/30
Glottis
Tis Karsinoma in situ
T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih
baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksasi (impaired mobility).
T3 Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksasi.
T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar
dari laring.
Subglotik
Tis Karsinoma in situ
T1 Tumor terbatas pada daerah subglotis
T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah
terfiksasi.
T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksasi.
T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring
atau kedua- duanya.
Penjalaran ke kelenjar limfa (N)
Nx Kelenjar limfa tidak teraba
N0 Secara klinis kelenjar tidak teraba
N1 Secara klinis tidak teraba satu kelenjar linfa dengan ukuran diameter 3 cm
homolateral.
N2 Teraba kelenjar limfe tunggal, ipsilateral dengan ukuran diameter 3-6cm
N2a Satu kelenjar limfa ipsilateral, diameter lebih dari 3 cm tapi tidak lebih dari 6
cm.
N2b Multiple kelenjar limfa ipsilateral, diameter tidak lebih dari 6 cm
N3 Metastasis kelenjar limfa lebih dari 6 cm.
Metastasis jauh (M
Mx Tidak terdapat/terdeteksi.
M0 Tidak ada metastasis jauh M1 Terdapat metastasis jauh.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 23/30
Staging (= stadium)
ST1 T1 N0 M0
STII T2 N0 M0
STIII T3 N0 M0, T1/T2/T3 N1 M0
STIV T4 N0/N1 M0
T1/T2/T3/T4 N2/N3
T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3 M
Penatalaksanaan
Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan maka ditentukan tindakan
yang akan diambil sebagai penanggulanangannya.
Ada 3 cara penanggulangan yang lazim dilakukan yakni pembedahan, radiasi,
obat sitostatika atau pun kombinasi daripadanya, tergantung pada stadium penyakit
dan keadaan umum pasien.
Sebagai patokan dapat dikatakan stadium 1 dikirim untuk mendapatkan radiasi,
stadium 2 dan 3 dikirim untuk operasi, stadium 4 dilakukan operasi dengan
rekonstruksi bila masih memungkinkan atau dikirim untuk mendapatkan radiasi.
Jenis pembedahan adalah laringektomi totalis atau pun parsial, tergantung
lokasi dan penjalaran tumor, serta dilakukan juga diseksi leher radikal bila terdapat
penjalaran ke kelenjar limfa leher.
Pemakaian sitostatika belum memuaskan, biasanya jadwal pemberian
sitostatika tidak sampai selesai karena keadaan umum memburuk di samping harga
obat ini yang relative mahal sehingga tidak terjangkau oleh pasien.
Para ahli berpendapat bahwa tumor laring ini mempunyai prognosis yang
palaing baik di antara tumor-tumor daerah traktus aero-digestivus bila dikella dengan
tepat, cepat dan radikal.
Rehabilitasi Suara
Laringektomi yang dikerjakan untuk mengobati karsinoma laring
menyebabkan cacat pada pasien. Dengan dilakukannya pengangkatan laring beserta
pita suara yang ada di dalamnya, maka pasien akan menjdai afonia dan bernafas
melalui stoma permanen di leher.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 24/30
Untuk itu diperlukan rehabilitasi terhadap pasien, baik yang bersifat umum
yakni agar pasien dapat bermasyarakt dan mandiri kembali maupun rehabilitasi
khusus yakni rehabilitasi suara (voice rehabilitation), agar pasien dapat berbicara
(bersuara) sehingga berkomunikasi verbal. Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan
pertolongan alat bantu suara yakni semacam vibrator yang ditempelkan di daerah
submandibula atau pun dengan suara yang dihasilkan dari esophagus (esophageal
speech) melalui proses belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi suksesnya proses
rehabilitasi suara ini tetapi dapat disimpulkan menjadi 2 faktor utama ialah faktor fisik
dan faktor psiko-sosial.
Suatu hal yang sangat membantu adalah pembentukan wadah perkumpulan
guna menghimpun pasien-ppasien tuna-laring guna menyokong aspek psikis dalam
lingkup yang luas dari pasien baik sebelum maupun sesudah operasi.
C.
Karsinoma Thyroid
Epidemiologi
Penderita wanita lebih banyak dari pria, ratio pria terhadap wanita adalah 1:2-4,
penyakit tersering terjadi pada usia 20-40 tahun.
Etiologi
Etiologi kanker tiroid belum jelas, pada umumnya beranggapan karsinoma tiroid
berkaitan dengan banyak faktor, termasuk radiasi ionisasi, perubahan genetik dan
onkogen, jenis kelamin, faktor diet,dll.
1) Radiasi Ionisasi
Kontak dengan radiasi merupakan satu-satunya faktor karsinogen terhadap tiroid.
Populasi terpapar sinar X dan radiasi Ɣ, insiden karsinoma papilar dan folikular
tiroid lebih tinggi.
2) Genetik dan Onkogen
Sebagian Karsinoma medular tiroid bersifat herediter dan familial. Timbulnya
karsinoma medular tiroid familial berkitan dengan mutasi gen RET pada
kromosom nomor 10.
3)
Jenis Kelamin dan Hormonal
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 25/30
Pada kelenjar tiroid normal, tumor jinak dan tumor ganas tiroid terdapat reseptor
estrogen dalam jumlah bervariasi. Pada Jaringan karsinoma papilar tiroid
kandungan reseptor estrogen dan reseptor progesteron tertinggi, disimpulkan
bahwa reseptor estrogen , reseptor progesteron merupakan faktor penting yang
mempengaruhi insiden karsinoma tiroid pada wanita.
4)
Faktor Diet
Defisiensi iodium dianggap berakitan dengan timbulnya tumor tiroid termasuk
karsinoma tiroid.
5) Lesi Jinak Tiroid
Transformasi ganas adenomaberhubungan dengan tipe patologik, adenoma
folikuler tipe embrional dan tipe fetal lebih mudah menjadi ganas.
Penyebaran & Metastase
1) Penyebaran intraglandular tiroid : kelenjar tiroid kaya akan jaringan limfatik,
tumor dapat menyebar di dalam kelenjar.
2)
Penyebaran ekstraglandular tiroid : tumor dapat menembus kapsul tiroid,
menyerang jaringan sekitar tiroid, ke medial, posterior menginfiltrasi trakea,
esofagus, nervus laringeus rekuren dan kartilago tiroidea.
3)
Metastasis kelenjar limfe : kanker tiorid sering bermetastasis ke kelenjar limfe
anterior laring, pre-trakea, paratrakea, kelompok kelenjar limfe profunda leher
superior, media, inferior, lebih sering ke kelompok media dan inferior.
4)
Metastasis jauh : kanker tiroid sering bermetastasis jauh, tersering ke paru, lalu ke
tulang.
Manifestasi Klinis
1)
Tumor atau nodul tiroid : ditemukan adanya nodul keras dalam kelenjar tiroid,
bergerak naik turun sesuai gerakan menelan.
2) Gejala infiltasi dan desakan lokal
3)
Ketika tumor membesar sampai batas tertentu, sering mendesak trakea hingga
posisisnya berubah disertai gangguan bernapas yang bervariasi intensitasnya.
Ketika tumor menginfiltrasi trakea, dapat timbul dispnea atau hemoptoe; bila
tumor mendesak esofagus dapat timbul disfagia; bila tumor menginfltrasi nervus
laringeus rekuren dapat timbul suara serak.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 26/30
4) Metastasis jauh : kanker tyroid sering bermestasis jauh,tersering ke paru, lalu ke
tulang.
Manifestasi klinik
1)
Tumor atau nodul tiroid : gejala yang sering ditemukan,sejak dini dapat diketahui
adanya nodul keras dalam kelenjar tiroid,bergerak naik turun sesuai gerakan
menelan.
2)
Gejala infiltrasi dan desakan lokal : ketika tumor membesar sampai batas
tertentu,sering mendesak trakea hingga posisinya berubah,disertai gangguan
bernapas yang bervariasiintensitasnya.
3) Pembesaran kelenjar limfe leher : ketika tumor mengalami metastasis kelenjar
limfe,sering teraba pembesaran kelenjar limfe leher profunda
superior,media,inferior.
Pemeriksaan klinis
Anamnesis :
Dalam anamnesis harus menitikberatkan pada : usia pasien,jenis kelamin,ada tidaknya
riwayat paparan radiasi daerah kepala dan leher,ukuran dan laju pertumbuhan tumor
di leher,ada tidaknya gejala desakan atau infiltrasi lokal,ada tidaknya manifestasi
sindrom karsinoid,ada tidaknya riwayat keluarga adenoma
tiroid,kromafinoma,karsinoma medular tiroid atau tumor endokrin multiple,dll.
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik harus menitikberatkan perharian pada jumlah, ukuran, bentuk,
konsistensi, mobilitas, permukaan licin atau tidak,ada tidak nyeri tekan, apakah
bergerak turun naik sesuai gerakan menelan,kelenjar limfe leher membesar atau
tidak,gerakan pita suara,dll.
Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan serologi : terutama mmencakup pemeriksaan fungsi tiroid,kadar
kalsitonin serum,dll.semua pasien dengan tumor tiroid harus diperiksa fungsi
tiroid,termasuk TSH,T4,T3 serum dll.sebagian terbesar pasien kanker tiroid
memiliki fungsi tiroid yang normal.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 27/30
2) Pemeriksaan USG : mencakup USG biasa dan dopler warna,USG merupakan
cara cukup semsitif untuk memeriksa ukuran dan jumlah tumor tiroid,dapat
menunjukkan ada tidak adanya tumor ,sifatanya padat atau kistik,ada tidaknya
kalsifikasi,dll.
3) Pemeriksan radioisotop : sebagian besar karsinoma berdiferensiiasi tiroid
memiliki fungsimengambil iodium,tampak sebagai nodul hangat.
4) Pemeriksaan sinar X : termasuk foto trakea anteroposterior dan lateral,foto
barium esofagus,foto toraks ,dll.
5) Pemeriksaan CT : dapat menunjukkan lokasi,jumlah tumor,ada tidaknya
kalsifikasi kondisi struktur internalnya,keteraturan batasnya ,dll.
6) Pemeriksaan MRI : dapat menampilkan potongan
koronal,sagital,tranversal,dengan lapisan multiple,sangat baik dalam diagnosis
lokalisaisi karsinoma tiroid dan hubungannya dengan organ,vaskular dan
jarinagn sekitarnya.
7)
Pemeriksaan PET : dalam diagnsois lesi tiroid jinak atau ganas memiliki
akurasi relatif tinggi,tapi ini bukan cara diagnosis pasti.
8) Pemeriksaan sitologi aspirasi jarum halus (FNAC): merupakan cara diagnosis
sifat yang tersering dipakai pra-operasi untuk nodul tiroid dewasa
ini,kelebihannya adalah aman,praktis,murah dan akurasinya relatif tinggi.
Terapi
Terapi operatif
1.penanganan terhadap kanker primer
1) Lobektomi unilateral plus ismektomi: bila tumor terbatas pada satu sisi
tiroid. ketika melalukan lobektomi unilateral dan ismektomi, harus
memamparkan dan ememperhatikan proteksi nervus rekuren laringeus.
2) Tireidoktomi total atau subtotalbila lesi tiroid mengenai kedua
lobus,atu kanker tiroid sudah memngenai metaastasis
jauh,memerlukam terapi dengan isotop pasca operasi ,harus terkebih
dahulu dilakukan tireoidektomi.
3) Reseksi diperluas lobus residual unilateral: terhadap tumor tiroid
dengan sifat tak jelas dilakukan eksisi lokal tumor ,pasca operasi
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 28/30
secara patologik terrnyata ganas ,dilakukan operasi lagi untuk
mengangkat lobus residual.
2. penanganan terhadap kelenjar limfe regional
Terapi non-operatif
1.radioterapi
1) radioterapi eksternal : kanker tiroid berdiferensiasi tidak peka terhadap
raditerapu rutin.
2)
Radioterapi internal : radiasi I-131 berefek destruktif terhadap jaringan
tiroid,sedangkan sebagian besar karsinoma tiroid berdiferensiasibersifat
mengambilmI-131.
2.Terapi hormonal : pasca operasi karsinoma tiroid berdiferensiasi pada
dasarnya secara rutin diberikan tiroksin.dasar teorinya adalah tiroksin
dapat menghambat sekresi TSH sehingga mengurangi rekurensi dan
metastasis karsinoma tiroid berdiferensiasi.
3. kemoterapi : secara klinis kemoterapi hanya dipakai secara selektif
untuk pasien stadium lanjutyang tidak dapat dioperasiatau pasien dengan
metastasis jauh.
Prognosis
Prognosis karsinoma tiroid bervariasi besar,ada yang tumbuh lambat,sangat sedikit membawa
kematian,ada yang tumbuh cepat,angka kematian.
1. Anamnesis tambahan dan pemeriksaan tambahan
• Benjolan
– Lokasi (pertama x, tempat lain)
– Sifat benjolan: batas, konsistensi, warna, ulcus, dapat digerakkan/tidak
– Nyeri
• Keluhan lain
– BB menurun• Sejak kapan, bagaimana sifatnya
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 29/30
• Nafsu makan menurun/meningkat/normal
– Pengaruh mens ada/tidak
– Gangguan pernapasan, saat makan, pendengaran
– Demam
– gejala penyerta lainnya
• Riwayat medis: radiasi, pil KB,
• Riwayat kebiasaan hidup: rokok, alkohol, ikan asin
• Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisis Tambahan
• Inspeksi
Benjolan
• Lokasi
• Sifat benjolan: ukuran, warna, ulcus
• Menelan: ikut gerakan / tidak
• Palpasi
1. Benjolan: batas, permukaan, konsistensi, mudah digerakkan/tidak,
2. Kelenjar limfe leher: submental, submandibular, jugularis, asesorius, supra dan
infraklavikular
3. Kelenjar limfe aksilla dan inguinal.
8/9/2019 146984695 Benjolan Pada Leher
http://slidepdf.com/reader/full/146984695-benjolan-pada-leher 30/30
REFERENSI
Buku ajar Onkologi klinis Edisi Kedua Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2011
Dr.Suyatno SpB(K)Onk dan Dr.Emir Taris Pasaribu SpB(K)Onk. Bedah Onkologi Diagnosis
dan Terapi.2009
Aru Sudoyo dkk. 2006. Buku Ajar I lmu Penyakit Dalam Jili d 2 Edisi I V . Jakarta: IPD Press
Efiaty Arsyad dkk. 2007. Buku Ajar THT Edisi 6. Jakarta: UI Press
http://www.emedicine.medscape.com/oncology/ diakses pada pukul 7.30 22 December 2009
Theopilus B. dkk. 2008. Buku Ajar Anatomi Umum. Makassar: Bagian Anatomi FK Unhas
Wan Desen. 2008. Buku A jar Onkologi. Jakarta: UI Press
top related