1 | m e n y i n g k a p a k a r m a s a l a h p a l e s t ... filetidak hanya tindakan pembantaian...
Post on 28-Apr-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
2 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
Kondisi Palestina kian memprihatinkan. Pembantaian
demi pembantaian terus terjadi. Tahun 2014,
berdasarkan sumber dari kementerian Kesehatan
Palestina pada hari selasa (5/8/14), hampir sebulan agresi
penjajah Zionis ke Jalur Gaza telah menelan korban
sebanyak 1.867 warga gugur dan 9.563 luka-luka.
Sebelumnya, tahun 2012, Zionis Israel membombardir
Gaza selama 8 hari. Serangan ini menghancurkan 60
Mesjid dan menewaskan ratusan korban dan penduduk
sipil disana. Lebih dari seribu orang yang terluka. Kita
juga ingat, tahun 2009, dalam tempo seminggu Israel
melakukan serangan massif, 1.500 orang tewas.
Apa yang terjadi di Palestina bukanlah peperangan,
melainkan tindakan pembantaian. Sebab bila itu
peperangan, berarti ada upaya saling serang antara Israel
dan Palestina. Namun faktanya, hanya Israel yang
melakukan serangan dan melakukan pembantaian kepada
kaum muslim disana. Menurut Professor Noam
Chomsky dari AS, agresi Israel yang mengerahkan jet-jet
tempur, bukan sebagai perang, tapi pembunuhan!
Palestina: Penjara Terbesar Dunia
Tidak hanya tindakan pembantaian yang kita saksikan di
Palestina. Lebih dari itu, kita juga menyaksikan Palestina
sudah menjadi penjara terbesar di dunia. Pasalnya, di
perbatasan wilayah palestina, Israel membangun tembok
betok pemisah (apartheid wall) yang berjarak 700 Km.
Tembok beton ini memiliki ketinggian 8 meter. Tentu
saja, tembok ini lebih tinggi 2 kali lipat dari tembok
Berlin yang hanya 3,6 meter.
3 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
Tembok yang dibangun tahun 2002 ini memiliki 8 pintu.
7 pintu mengarah ke Israel dan 1 pintu berbatasan
dengan Rafah Mesir. Untuk keluar dari Palestina, tentu
hanya pintu ke Rafah saja yang bisa digunakan. Tapi
setelah Mesir menandatangani perjanjian Camp David,
pintu ini tak bisa lagi digunakan. Bahkan saat ini, pintu
itu dijaga ketat oleh pihak keamanan Mesir.
4 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
Karena pintu Rafah sudah ditutup, maka pilihan warga
Palestina keluar dari sana adalah membuat terowongan
bawah tanah. Dan benar saja, terowongan ini dapat
mengurangi dampak buruk dari blokade Israel terhadap
Gaza, Palestina. Diperkirakan sekitar 30% dari seluruh
komoditas dari Mesir diangkut melalui terowongan
tersebut.
Benarlah, Palestina sudah menjadi penjara terbesar di
dunia. Untuk keluar dari penjara itu, warga Palestina
tidak lagi menggunakan pintu, melainkan terowongan
bawah tanah. Ketua MPR, Sidharto Danusoebroto
mengatakan bahwa kondisi rakyat Palestina sangat
memprihatinkan. “Penjara terbesar di dunia adalah
Palestina” Ujar Sidharto.
Theodore Herzl dan Negara Yahudi
Gagasan pendirian negara Yahudi berasal dari seorang
wartawan asal Budapest, Theodore Herzl. Gagasan ini
bermula saat tokoh Zionis ini ditugaskan meliput
pengadilan pengkhianatan Kapten Alfred Dreyfus (1859-
1935), seorang anggota militer Prancis yang berdarah
Yahudi. Kapten ini dituduh berkhianat dengan
membocorkan rahasia militer Prancis kepada pihak
Jerman, yang ketika itu tengah berkonflik dengan
Prancis. Karena itu, Kapten Dreyfus dijatuhi hukuman
berat dan dibuang ke “Pulau Setan”. Peristiwa inilah
yang menjadi pemikiran bagi Theodore Herzl untuk
mendirikan negara Yahudi.
5 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
Dua tahun kemudian, tahun 1896, Theodore Herzl
menulis gagasannya dalam sebuah buku yang berjudul
“Der Judenstaat” (Jerman, Negara Yahudi) dan
diterbitkan di Leipzig dan Wina. Buku ini memiliki
subjudul “Versuch einer modernen Losung der
JudenFrage”, “Proposal untuk Sebuah Solusi Modern
mengenai Masalah Yahudi”. Buku ini dianggap salah
satu teks terpenting dalam fenomena Zionis awal. Seperti
tertulis dalam buku ini, Herzl memiliki visi mendirikan
negara Yahudi dalam abad ke-20. Herzl menyatakan
bahwa cara terbaik untuk menghindari anti-semitisme di
Eropa adalah mendirikan negara Yahudi yang merdeka.
Theodore Herzl lalu menggelar Kongres Zionis Pertama
di Basle, Swiss pada Ahad pagi tanggal 29 Agustus
1897. Kongres ini awalnya ingin digelar di Muenchen,
Jerman. Namun, karena adanya penentangan keras dari
6 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
pemuka agama Yahudi dan Pro asimilasionis, kongres
ini pun gagal diseleggarakan disana. Oleh karenanya,
Herzl terpaksa memindahkan Kongres itu di kota kecil
Basle yang terletak di wilayah Swiss, tapi masih
berbatasan dengan Jerman. Kongres ini dihadiri antara
200 sampai 250 wanita dan pria yang datang dari 24
negara. Hadir pula Israel Zangwill (intelektual Inggris)
dan Professor Herman Schapira, pakar matematika yang
memiliki reputasi internasional. Puncak kongres
dibacakan hasil Kongres yang salah satunya adalah
rencana pendirian negara Yahudi dan pembangunan
kembali Haekal Sulaiman.
Akar Masalah: Runtuhnya Khilafah
Tak lama setelah bukunya terbit, Theodore Herzl dan
teman karibnya, Neolanski berkunjung ke Instanbul pada
Juni tahun 1896. Mereka bertemu dengan Sultan Abdul
Hamid II selaku Khalifah kaum muslimin. Kedatangan
mereka adalah untuk meminta tanah Palestina untuk
didirikannya negara Yahudi. Tidak tanggung-tanggung,
mereka memberikan iming-iming. “Jika kami berhasil
menguasai Palestina, kami akan memberi uang kepada
Turki (Khilafah Utsmani) dalam jumlah yang sangat
besar. Kami pun akan memberikan hadiah melimpah
bagi orang yang menjadi perantara kami. Sebagai
balasan juga, kami akan senantiasa bersiap sedia untuk
membereskan masalah keuangan Turki”.
Namun, Khalifah, Sultan Abdul Hamid II menolak
tawaran Herzlt. Beliau berkata: “Aku tidak akan
melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina)
7 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
karena ia bukan miliku. Tanah itu adalah hak umat.
Umat ini telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan
mereka telah menyirami tanah ini dengan darah mereka.
Yahudi silakan menyimpan harta mereka. Jika Khilafah
Islam dimusnahkan pada suatu hari, mereka boleh
mengambil tanpa membayar harganya. Akan tetapi,
sementara aku hidup, aku lebih rela menusuk tubuhku
daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan
dipisahkan dari Khilafah Islam. Perpisahan adalah
sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai
pemisahan tubuh kami selama kami masih hidup! ”
Kesungguhan sang Khalifah itu ditunjukkan pula dalam
Maklumat yang ia keluarkan pada tahun 1890 M, “Wajib
bagi semua menteri untuk melakukan studi beragam
serta wajib mengambil keputusan yang serius dan tegas
dalam masalah Yahudi tersebut.” ( As-Sulthan Abdul
Hamid II , hlm. 88).
Ketegasan Khalifah menjadikan Herzl tak berdaya. Dia
pun menyampaikan , “Sesungguh-nya saya kehilangan
harapan untuk bisa merealisasikan keinginan orang-
orang Yahudi di Palestina. Sesungguhnya orang-orang
Yahudi tidak akan pernah bisa masuk ke dalam tanah
yang dijanjikan selama Sultan Abdul Hamid II masih
tetap berkuasa dan duduk di atas kursinya” ( Al- Yahud
wa ad-Dawlat al- Utsmaniyah , hlm. 158).
Tahun 1902, delegasi Herzlt kembali mendatangi Sultan
Abdul Hamid. Kali ini Delegasi Herzlt menyodorkan
sejumlah tawaran seperti: memberikan hadiah sebesar
150 juta Poundsterling untuk pribadi Sultan, membayar
8 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
semua utang pemerintah Turki Utsmani yang mencapai
33 juta Poundsterling, membangun kapal induk, untuk
menjaga pertahanan pemerintah Utsmani yang bernilai
120 juta Frank, memberikan pinjaman tanpa bunga
sebesar 35 juta Poundsterling dan membangung sebuah
Universitas Utsmani di Palestina.
Namun semua tawaran itu ditolak oleh Sultan Abdul
Hamid. Khalifah mengatakan kepada delegasi tersebut:
““If Mr. Herzl is as much your friend as you are mine,
then advise him not to take another step in this matter. I
can not sell even a foot step of land, for it
does belong to me but to my people. My people have
won this empire by fighting for
it with their blood and have fertilized it with their blood.
We will again cover it with our blood before we allow it
to be wrested away from us … The Turkish Empire
belongs not to me but to the Turkish people. I
can not give away any part of it. Let the Jews save
their billions. When my Empire is partitioned, they may
get Palestine for nothing.” 17 (Jika Mr. Herzl
sebagaimana kamu juga mau menjadi temanku, maka
nasehati dia, agar jangan mengambil langkah lagi untuk
masalah ini. Saya tidak dapat menjual, walau
pun sejengkal, dari tanah ini (Palestina), yang bukan
menjadi milikku, tetapi milik rakyatku. Rakyat ku
telah memenangkan empire ini dengan bertempur
untuknya, dengan mengucurkan darah mereka, dan telah
menyuburkan tanah ini dengan darah mereka. Kami akan
melindungi tanah ini dengan darah kami sebelum kami
mengizinkannya dirampas dari kami… Turki Utsmani
9 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
bukanlah milikku tetapi untuk rakyat Turki. Saya tidak
dapat memberikan bagian mana pun dari tanah ini.
Silakan Yahudi menabung milyaran (uang) mereka. Jika
Empireku sudah terbagibagi, mereka mungkin akan
mendapatkan Palestina tanpa imbalan).
Setelah penolakan tersebut, kaum Zionis mengubah
strategi merampas tanah Palestina dengan cara
memanfaatkan kekuatan negara Inggris. Lalu bagaimana
kaum Zionis bisa mempengaruhi pemerintah Inggris agar
menjalankan agenda mereka? Jawabnya: lewat jeratan
hutang.
Kita tahu bahwa Lord Rothchild adalah bankir Yahudi
ternama di Inggris dan Eropa. Ia memutar uangnya,
dengan riba tentunya hingga mampu menghutangi
negara-negara yang terlibat perang dan butuh biaya
besar. Ketika leher Inggris sudah terjerat hutang dan
ribanya, Rothchild pun nantinya akan mudah meminta
tanah untuk bangsanya.
Mimpi Buruk Palestina
Patut dicatat, kondisi Khilafah saat kaum Zionis datang
meminta tanah Palestina ke Khalifah sangat lah
melemah. Bahkan saking melemahnya, Khilafah dijuluki
“Sick man of Eruope” oleh Tsar Nicholas I. Meski
demikian, Khilafah saat itu masih disegani oleh
lawannya. Dan saat itu, tak seujung kuku tanah Palestina
terusik oleh kaum Yahudi.
10 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
Namun, nafas segar tak bertahan lama. Mimpi buruk
Palestina akhirnya datang atas nama Perang Dunia 1.
Negara Khilafah yang saat itu melemah terjebak
mengikuti Perang Dunia 1 dan terpaksa masuk dalam
aliansi sentral, yaitu dengan Jerman dan Austria-
Hongaria melawan aliansi sekutu yaitu Prancis, Britania
Raya (Inggris) dan Rusia. Puncaknya, aliansi sentral
(Khilafah, Jerman dan Austria-Hongaria) menderita
kekalahan memalukan.
Wilayah Khilafah pun dibagi-bagi melalui perjanjian
Sykes-Picot (16 Mei 1916). Dalam perjanjian ini,
wilayah Palestina dibawah kendali Britani Raya
(Inggris). Karena itu, sebagai balas jasa atas hutang
Rothchild kepada Inggris, maka Menteri Luar Negeri
Inggris, Sir Arhur James Balfour memberikan surat
(Deklarasi Balfour 2 November 1917) kepada Lord
Rothchild, Pemimpin Komunitas Yahudi Inggris untuk
dikirimkan kepada Federasi Zionis. Pada intinya, surat
itu adalah surat yang berisi janji pemerintahan Inggris
untuk memberikan rumah tetap (tanah air) bagi Yahudi
di Palestina.
Singkatnya, untuk mewujudkan janjinya kepada Yahudi,
Inggris melalui LBB (Liga Bangsa-Bangsa) menerbitkan
Mandat For Palestine pada 1920. Setelah Mandat ini
disahkan LBB, terjadilah imigrasi besar-besaran
penduduk Yahudi ke Palestina. Ada 90.000 orang
Yahudi yang melakukan imigrasi ke Palestina. Dan
dalam suatu sumber, disinilah cikal bakal pembantaian
Palestina oleh kaum Yahudi.
11 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
Tahun 1945, Perang Dunia II berakhir setelah sekian
lama berkecamuk. Berakhirnya perang ini ternyata tidak
memberikan nafas segar bagi rakyat Palestina.
Berakhirnya perang ini justru menjadi malapetaka bagi
Palestina. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang lahir
dari Perang Dunia II membuat Resolusi 181 (UN
Partition Plan) pada tanggal 29 November 1947. Secara
kasar Resolusi ini membagi wilayah Palestina: 55%
untuk Yahudi dan 45% untuk rakyat Palestina. Tak
sampai disitu, tanggal 14 Mei 1948, diproklamirkanlah
kemerdekaan Israel. Hanya dalam hitungan jam saja, Uni
Soviet dan Amerika mengakui negara yang baru lahir
itu.
Akhirnya, eksistensi Israel sebagai sebuah negara pun
diakui dunia. Sejak saat itu, imigrasi Yahudi ke negara
ini semakin bertambah pesat. Ada setengah juta orang
Yahudi datang ke Israel antara 1948 dan 1950.
Kesimpulan
Dari sini jelaslah bahwa akar masalah Palestina adalah
runtuhnya Khilafah setelah Perang Dunia 1. Setelah
Perang ini, tanah Palestina direbut dan rakyatnya
dibantai. Inilah akar masalah Palestina sesungguhnya.
Oleh karena itu, bila ketiadaan Khilafah adalah awal
mimpi buruk Palestina, maka solusi total Palestina, tak
lain adalah tegaknya kembali Khilafah. Inilah yang harus
kita perjuangkan sekarang! Wallahu a’lam bish
shawab.[]
12 | m e n y i n g k a p A k a r M a s a l a h P a l e s t i n a d a n S o l u s i n y a
top related