1 - mahpel.dephub.go.idmahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/e1a665cd...kecelakaan...
Post on 31-Mar-2019
251 Views
Preview:
TRANSCRIPT
- 1 -
PUTUSAN NOMOR HK.210/16/ VIII /MP.18
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN
TENTANG
KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA KM. AMANIKAN
DI PERAIRAN RAJA AMPAT
Pada tanggal 23 Nopember 2017, pukul 09.30 WIT, KM. Amanikan, berbendera
Indonesia, GT. 173, Awak kapal 9 (sembilan) orang, muatan penumpang 6 (enam) orang,
bertolak dari Pelabuhan Sorong menuju Pulau Mioskun Raja Ampat. Dalam Pelayarannya
pada pukul 18.35 WIT, mengalami kandas pada posisi 00º 32’,5 S/ 130º 33’,6 T di Perairan
Raja Ampat.
Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, dan tidak
terdapat kerugian harta benda.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya nomor KL.205/I/4/DN-18,
tanggal 26 Februari 2018, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal kandasnya KM.
Amanikan kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.
Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008,
tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang
Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan
menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar
Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti
bersalah atau lalai.
Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :
1. Berita Acara dan Kronologi Kejadian, dibuat di Arborek, tanggal 23 November 2017, oleh
Nakhoda KM. Amanikan;
2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat di Saonek Papua Barat, tanggal 27
November 2017, oleh Staf Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Saonek:
a. Nakhoda…
- 2 -
a. Nakhoda, I Made Sudana;
b. Mualim I, I Gusti Bagus Putra
c. KKM, Totok Hariyanto;
d. Juru Mudi Jaga, Subaer;
3. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat di Saonek/ Waisai, tanggal 06 Desember 2017,
oleh Staf Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Saonek;
4. Surat-Surat Kapal terdiri dari :
a. Surat Ukur International (1969), nomor 487/Na, dikeluarkan di Banyuwangi, tanggal
13 April 2009, oleh Kepala Bidang Kelaiklautan Kapal, Kantor Administrator
Pelabuhan Banyuwangi;
b. Pas Besar, nomor PM 13 Tahun 2012, tanggal 14 November 2014, oleh Kabid Status
Hukum dan Sertifikasi kapal, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I
Sorong;
c. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang, nomor PK.001/69/9/KSOP.KSOP.BNA-
2017, diterbitkan di Benoa, tanggal 21 September 2017, berlaku sampai dengan 21
Desember 2017, oleh Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Benoa;
d. Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran Dari Kapal, nomor
PK.401/9/II/KSOP.BNA-2017, diterbitkan di Benoa, tanggal 22 September 2017,
berlaku sampai dengan 21 Desember 2017, oleh Kasi Status Hukum dan Sertifikasi
Kapal, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Benoa;
e. Sertifikat Garis Muat Kapal, nomor PK.102/24/3/ KSOP.BNA, diterbitkan di Benoa,
tanggal 22 September 2017 berlaku sampai dengan 21 Desember 2017, oleh Kepala
Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas II Benoa;
f. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum, nomor PK.003/3/9/KSOP.BNA-2017,
diterbitkan di Benoa, tanggal 22 September 2017, berlaku sampai dengan 21 Maret
2018, oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Benoa;
g. Rekomendasi Izin Stasiun Radio Kapal Laut, nomor NV.101/162/25/ DV-2015,
dikeluarkan tanggal 01 Juli 2015, oleh Kepala Subdit Telekomunikasi Pelayaran,
Direktorat Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
h. Surat Izin Operasi Perusahaan Angkutan Laut khusus, nomor B X-201/AL.002,
tanggal 16 April 2015, diterbitkan di Jakarta, tanggal 03 Desember 2015, oleh
Kasubdit Pengembangan Usaha Angkutan Laut, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
i. Surat Persetujuan Berlayar, nomor BB/10/51/X/2017, tanggal 23 Nopember 2017,
diterbitkan di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Saonek.
5. Sertifikat…
- 3 -
5. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :
a. ANT-IV, nomor 6200108282M40317, atas nama I Made Sudana, diterbitkan di Jakarta,
tanggal 14 Februari 2017, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Ditjenhubla;
b. ANT-V, nomor 6200149856N50511, atas nama I Gusti Bagus Putra, diterbitkan di
Jakarta, tanggal 21 November 2011, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan,
Ditjenhubla;
c. ATT-IV, nomor 6200364801T40516, atas nama Totok Hariyanto, diterbitkan di Jakarta,
tanggal 08 Agustus 2016, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Ditjenhubla;
d. ATT-V, nomor 6201110224T50515, atas nama Ahmad Syafii, diterbitkan di Jakarta,
tanggal 14 Agustus 2015, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Ditjenhubla.
Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta
keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut:
A. Berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan :
1. Data Kapal.
Nama : KM. AMANIKAN
Jenis : Kapal Penumpang
Bendera : Indonesia
Pembuatan : di Indonesia Tahun 2007
Konstruksi : Kayu
Call Sign : YB. 5386
Isi kotor : GT. 173
Isi bersih : NT. 107
Tanda Selar : GT. 173 No. 487/Na
Tenaga Penggerak Utama : 2 (dua) unit Mesin Merk MAN 400 HP
Panjang : 34,16 Meter
Lebar : 7,30 Meter
Dalam : 2,63 Meter
Pemilik : PT. IKAN SATU
Nakhoda : I Made Sudana
Awak Kapal : 9 (sembilan) orang termasuk Nakhoda
2. Jalannya Peristiwa.
a. Pada tanggal 23 November 2017, pukul 09.30 WIT, KM. Amanikan, berbendera
Indonesia, GT. 173, Awak Kapal 9 (sembilan) orang, penumpang 6 (enam)
orang, bertolak dari Pelabuhan Sorong menuju Pulau Mioskun Raja Ampat
wilayah kerja KUPP kelas III Saonek dan tiba di Pulau Mioskun Pukul 14.30 WIT;
b. Pukul…
- 4 -
b. Pukul 16.00 WIT, KM. Amanikan bertolak dari Pulau Mioskun menuju ke Pulau
Wayag di wilayah kerja KUPP Kelas III Saonek Raja Ampat. Pada pukul 18.15
WIT, Nakhoda menyerahkan tugas jaga kepada Juru Mudi Jaga, dan pada pukul
18.35 WIT, kapal mengalami kecelakaan kandas pada posisi sesuai dengan
penunjukan GPS 00° 32’,5 S/ 130°33’,6 T
c. Sejak bertolak dari Pelabuhan Sorong Kapal dalam kondisi laik laut di lengkapi
dengan alat navigasi berupa Radar 1 (satu) unit, Kompas magnet 1 (satu) unit,
GPS 2 (dua) unit, Echosounder 1 (satu) unit, Peta terbitan tahun 2010;
d. Saat kejadian yang berdinas jaga adalah Juru Mudi, yang saat itu Mualim I
sedang berada di Anjungan dan langsung memerintahkan Juru Mudi untuk stop
mesin, Nakhoda sedang makan dan mengetahui kapal berhenti langsung naik ke
Anjungan mengambil alih komando menggerakan mesin mundur agar kapal lepas
dari kandas, tetapi tidak behasil;
e. Selanjutnya Nakhoda memerintahkan ABK untuk melakukan pemeriksaan kondisi
kapal, diketahui lambung dan tangki tidak ada kebocoran, sekeliling kapal tidak
ada tumpahan minyak, dan kapal kandas di atas karang lebih kurang 15
meter/setengah panjang kapal, sedangkan kemudi dan baling baling aman/
kondisi baik;
f. Posisi kandasnya kapal sesuai GPS adalah 00° 32’,5 S/ 130°33’,6 T, namun
sebenarnya posisi kandas di karang pada posisi 00° 32’,8 S/ 130° 33’,9 T, dimana
terdapat perbedaan lebih kurang 1 (satu) Mil;
g. Pukul 20.00 WIT, Nakhoda melapor kecelakaan kapal kepada KUPP Saonek dan
atas hasil koordinasi pada tanggal 24 Nopember 2017, pukul 11.00 WIT, kapal
LCT. Everes- 40 tiba di lokasi untuk membantu menarik dari buritan dan Nakhoda
menggerakan mesin mundur selama 2 (dua) jam, namun belum berhasil lepas
dari kandas, selanjutnya penumpang berjumlah 6 (enam) orang yang dievakuasi
ke Terminal Waisai menggunakan KLM. Sililona;
h. Pada tanggal 25 November 2017, pukul 11.00 WIT, atas hasil koordinasi
Nakhoda dan pihak perusahan pelayaran mendatangkan kapal bantuan dari
Sorong untuk menolong dengan menarik dari buritan pada saat air pasang, pada
pukul 12.30 - 13.30 WIT, serta ABK di bantu masyarakat setempat memasang 30
(tiga puluh) buah drum, namun kapal belum berhasil lepas dari kandas;
i. Pada tanggal 27 Nopember 2017, Nakhoda memerintahkan ABK membuang air
tawar, memindahkan dua buah jangkar ke sekoci, memindahkan BBM solar 5
(lima) ton dari tanki ke drum KLM. Ayu, dengan maksud mengurangi beban agar
kapal bisa mengapung namun belum berhasil, sehingga pada pukul 23.00 WIT
Nakhoda memerintahkan kegiatan di hentikan ABK istirahat dan upaya
penyelamatan akan di lanjutkan besok pagi;
j. Pada…
- 5 -
j. Pada tanggal 28 Nopember 2017, pukul 10.00 WIT, Nakhoda dan seluruh ABK
melakukan persiapan untuk bebas dari kandas dan pada pukul 13.30 WIT
dengan bantuan KT. HL-I menarik dari buritan dan mesin mundur kapal lepas
dari kandas, setelah bebas dari kandas kapal berlabuh jangkar pada posisi lebih
kurang 1 (satu) Mil dari karang untuk pengecekan kondisi lambung kapal,
selanjutnya kapal menuju Terminal Waisai untuk pemeriksaan lebih lanjut dan di
buatkan BAPP;
k. Akibat peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka dan tidak ada
kerugian harta benda.
3. Dalam peristiwa kandasnya KM. Amanikan di Perairan Raja Ampat pada tanggal 23
Nopember 2017, pukul 18.35 WIT, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut,
dan para Saksi sebagai berikut :
Tersangkut : Nakhoda, I Made Sudana;
Saksi-saksi : 1) Mualim I, I Gusti Bagus Putra;
2) KKM, Totok Hariyanto;
3) Juru Mudi Jaga, Subaer.
Saksi Lainnya : 1) Pemilik KM. Amanikan PT. Ikan Satu, Sang Putu Eka Pratama;
2) Agen PT. Karya Cemerlang Patara, Jefry Uneputty.
B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan
Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada
Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang
Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, pada hari Selasa dan Rabu, tanggal 24 dan 25
April 2018, di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan kelas III Saonek. Keterangan yang
diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan di hadapan Sidang
Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berikut :
1. Tersangkut Nakhoda, Saudara I Made Sudana, dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani, didampingi Penasehat Ahli, hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan,
memberikan keterangan sebagai berikut :
a. Lahir di : Padangbai
Tanggal : 07 April 1973
Agama : Hindu
Alamat : Br. Dusun Mimba, Desa Padangbai, kecamatan Manggis
Karang Asem
Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1986, di Padangbai;
2) SMP, tahun 1989, di Ulakan;
3) SMA, tahun 1992, di Ulakan;
Teknis…
- 6 -
Teknis : 1) MPT, tahun 1996, di Semarang;
2) ANT V, tahun 2004, di Semarang;
3) ANT IV, tahun 2015, di Surabaya.
Pengalaman Berlayar :
1) Mualim I, KM. Baruna Explorer, tanggal 25 Februari 2005 s/d 12 Mei 2006;
2) Nakhoda, KM. Samata, tanggal 16 April 2009 s/d 14 Agustus 2009;
3) Mualim II, KM. Citra Bidadari, tanggal 15 Desember 2009 s/d 14 Mei 2010;
4) Nakhoda, KLM. Khatarina, tanggal 14 Mei 2010 s/d 21 Agustus 2012;
5) Mualim II, KM. Blue, tanggal 22 Maret 2017 s/d 24 Mei 2017;
6) Nakhoda, KM. Amanikan, tanggal 24 Mei 2017 s/d Sekarang.
b. Pada tanggal 23 Nopember 2017, pukul 09.30 WIT, KM. Amanikan bertolak dari
Pelabuhan Sorong menuju Pulau Mioskun Raja Ampat, kapal dilengkapi dengan
alat bantu Navigasi berupa Radar 1 (satu) unit, GPS 1 (satu) unit, Radio VHF 1
(satu) unit, eccosounder 1 (satu) unit dalam keadaan rusak, kompas magnet 1
(satu) unit pada saat berangkat draft depan 1.5 meter, tengah 2 meter dan
belakang 2.5 meter;
c. Pukul 16.00 WIT, bertolak dari Pulau Mioskun menuju Sorong melalui Pulau
Wayag, yang merupakan salah satu tempat wisata para penumpang, namun
dalam pelayaran menuju Pulau Wayag kapal kandas;
d. Pukul 18.15 WIT, Tersangkut Nakhoda menyerahkan tugas jaga kepada Juru
Mudi atas nama Saudara Subaer yang di tugaskan sebagai Mualim Jaga, karena
kekurangan 1 (satu) orang Perwira deck. Pada pukul 18.35 WIT, Tersangkut
Nakhoda sedang makan di dapur terjadi kecelakaan kapal kandas, pada posisi
00˚ 32,5 S / 130˚ 33,6 T sesuai penunjukan GPS, sehingga penunjukkan posisi
kurang akurat, dalam pelayaran menggunakan peta terbitan tahun 2010 yang
tidak pernah dikoreksi, dan diketahui posisi kandas yang sebenarnya diatas
karang pada posisi 00° 32,8 S/ 130° 33,9 T lebih kurang 1 Mil dari penunjukan
GPS;
e. Setelah mengetahui kapal kandas, Tersangkut Nakhoda berlari ke anjungan
langsung mengambil alih komando mengolah gerak kapal mundur agar lepas
dari kandas tetapi tidak berhasil;
f. Selanjutnya Tersangkut Nakhoda memerintahkan Mualim I dan Juru Mudi serta
ABK lain mengecek sekeliling kapal dengan cara menyelam pada posisi kandas,
diketahui kapal kandas diatas karang pada haluan sepanjang lebih kurang 15
meter/separuh panjang kapal, tidak ada kebocoran lambung dan tidak ada
pencemaran laut, dan hasil sounding kedalaman laut bagian depan 1 meter,
tengah 1,5 meter, belakang bebas pada kedalaman 15 meter;
g. Pukul…
- 7 -
g. Pukul 18.45 – pukul 23.00 WIT, Tersangkut Nakhoda mengolah gerakkan kapal
dengan mesin mundur sebanyak 5 (lima) kali namun kapal tetap kandas, Pukul
20.00 WIT, Tersangkut Nakhoda melapor ke Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan Kelas III Saonek bahwa terjadi kecelakaan kapal kandas dan
meminta bantuan tim penanggulangan musibah;
h. Pada tanggal 24 Nopember 2017, atas koordinasi dengan Kepala UPP Saonek
mendapat bantuan kapal LCT. Everest-40 untuk menarik dari buritan selama 2
(dua) jam (pukul 11.00 – 13.00 WIT) tapi tidak berhasil, dan setiap air pasang
sesuai tabel pasang surut Tersangkut Nakhoda mencoba mengolah gerakan
kapal mundur namun belum berhasil;
i. Pada tanggal 25 Nopember 2017, pukul 11.00 WIT, Perusahan pelayaran
melalui agent dari Sorong mengirim bantuan KT.HL-I, pada saat air pasang
kapal ditarik dari arah buritan dan dibantu dengan mesin mundur, namun tetap
tidak berhasil selanjutnya ABK dengan dibantu oleh masyarakat setempat
memasang 30 (tiga puluh) buah drum yang dibawa oleh KT. HL-I untuk
mengapungkan kapal namun belum berhasil;
j. Pada tanggal 27 Nopember 2017, Tersangkut Nakhoda memerintahkan ABK
untuk membuang air tawar, memindahkan 2 (dua) buah jangkar ke sekoci,
memindahkan 5 (lima) ton bahan bakar ke KLM. Ayu, hingga pukul 23.00 WIT,
belum berhasil mengapungkan kapal, Nakhoda memerintahkan seluruh ABK
istirahat dan kegiatan akan di lanjutkan besok pagi;
k. Pada tanggal 28 Nopember 2017, pukul 13.00, Tersangkut Nakhoda bersama
seluruh ABK melakukan kegiatan upaya lepas dari kandas, Nakhoda
menggerakan kapal dengan mesin mundur, KT. HL-I menarik dari buritan dan
pada pukul 13.30 WIT, kapal berhasil lepas dari kandas;
l. Selanjutnya kapal berlabuh jangkar lebih kurang 1 Mil dari tempat kandas
untuk pemeriksaan lambung, hasil pemeriksaan kondisi kapal dalam keadaan
baik, selanjutnya kapal sandar di Terminal Waisai untuk pemeriksaan lebih
lanjut dan di buatkan BAPP oleh Kantor UPP kelas III Saonek;
m. Tersangkut Nakhoda menjelaskan dalam pelayaran semua alat navigasi
berfungsi dengan baik kecuali ecosounder, karena power supply dari accu tidak
mampu, pada pukul 18.00 WIT, saat menentukan posisi terakhir sebelum
kejadian, posisi kapal berada pada sebelah kiri garis haluan, diperkirakan akibat
dari pengaruh arus, kesalahan pedoman dan kesalahan penunjukan GPS tidak
akurat dengan posisi sebenarnya;
n. Pembagian tugas jaga 3 (tiga) shift sesuai kesepakatan Nakhoda dan Mualim I
karena pelayaran jarak dekat, serta Mualim I dan Juru Mudi sudah
berpengalaman berlayar di perairan Raja Ampat lebih kurang 3 (tiga) tahun;
o. Dalam peristiwa kecelakaan kapal tersebut, tidak terdapat korban jiwa ataupun
luka - luka, maupun kerugian harta benda, dan tidak ada pencemaran laut.
2. Saksi…
- 8 -
2. Saksi Mualim I, Saudara I Gusti Bagus Putra, dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani, hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, dibawah sumpah, memberikan
keterangan sebagai berikut:
a. Lahir di : Perasi
Tanggal : 03 Juni 1983
Agama : Hindu
Alamat : BR. Dinas Perasi Tengah, Kelurahan/ Desa Pertima,
Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karang Asem
Pendidikan
Umum : 1) SD, tahun 1997, di Karang Asem;
2) SMP, tahun 2000, di Karang Asem;
3) SMA, tahun 2003, di PGRI Karang Asem;
Teknis : 1) BST, tahun 2005, di Benoa;
2) ANTD, tahun 2009, di Semarang;
3) ANT IV, tahun 2015, di Jakarta.
Pengalaman Berlayar :
Mualim I, KM. Amanikan, tahun 2011 s/d kejadian.
b. Saksi memegang jabatan sebagai Mualim I sejak tahun 2011 sampai dengan
kejadian dan mempunyai tugas sebagai berikut:
- Melayarkan kapal dari tempat tolak sampai tempat tiba;
- Mengkoordinir tugas-tugas bagian deck;
- Mengecek dan merawat alat-alat keselamatan;
- Melaksanakan Dinas jaga dengan pembagian tugas jaga
1. Nakhoda, pukul 15.00 – 18.00 WIT;
2. Juru Mudi, pukul 18.00 – 21.00 WIT;
3. Mualim I, pukul 21.00 – 24.00 WIT;
4. Dan seterusnya penggantian jaga dilakukan setiap 3 (tiga) jam.
c. Saksi membenarkan adanya peristiwa kandasnya KM. Amanikan pada tanggal 23
November 2017, pukul 18.35 WIT di Perairan Arborek Raja Ampat, dan saat itu
saksi mengalami sendiri dan berada di anjungan bersama Juru Mudi;
d. KM. Amanikan dilengkapi dengan alat-alat bantu Navigasi berupa Radar 1 (satu)
unit, GPS 2 (dua) unit, kompas magnet 1 (satu) unit, masing-masing berfungsi
dengan baik kecuali ecosounder pada saat kejadian tidak dihidupkan,
dikarenakan batery/ accu lemah, saksi sudah mengajukan penggantian accu
lebih kurang 4 (empat) bulan, namun belum ada penggantian;
e. Pada…
- 9 -
e. Pada tanggal 23 Nopember 2017, lebih kurang pukul 10.00 WIT, KM. Amanikan
bertolak dari Pelabuhan Sorong dengan tujuan Pulau Mioskun (wilayah kerja
KUPP kelas III Saonek) dan tiba lebih kurang pukul 14.30 WIT, selanjutnya
setelah mendapatkan SPB dari UPP kelas III Saonek di Perairan Arborek, kapal
melanjutkan Pelayaran ke Pulau Wayag;
f. Pada saat kejadian kandasnya KM. Amanikan, Juru Mudi Saudara Subaer sebagai
Mualim Jaga dianjungan, meskipun yang bersangkutan tidak memiliki sertifikat
keahlian pelaut, untuk bertindak sebagai perwira jaga diatas kapal, hal ini
disebabkan oleh karena kekurangan crew/ABK diatas kapal dan saksi saat
kejadian berada dianjungan sedang mengoperasikan kamera;
g. Saksi menjelaskan bahwa pembagian tugas jaga setiap 3 (tiga) jam sekali adalah
berdasarkan kesepakatan semua crew kapal;
h. Setelah kejadian kapal kandas, Saksi mendapat perintah dari Nakhoda untuk
menyelam kelaut dengan menggunakan masker penyelam, untuk melakukan
pengecekan kondisi lambung kapal yang berada dibawah air, ternyata kapal
kandas diatas karang;
i. Pada tanggal 24 Nopember 2017, pukul 11.00 – 13.00 WIT, dilakukan olah
gerak untuk berupaya lepas dari kandas dengan mesin mundur, namun tidak
memberikan hasil;
j. Pada tanggal 25 Nopember 2017, pukul 12.30 – 13.30 WIT, LCT Everest-40
membantu menarik dari buritan namun tidak berhasil, selanjutnya penumpang
sebanyak 6 (enam) orang dibawa ke Terminal Waisai dengan menggunakan
KLM. Sililona;
k. Pada tanggal 27 Nopember 2017, saat air mulai pasang, Nakhoda
memerintahkan untuk mengkosongkan air tawar, mengurangi BBM,
memindahkan BBM 5 (lima) ton dari kapal ke 40 (empat puluh) drum selesai
pada pukul 23.00 WIT;
l. Pada tanggal 28 Nopember 2017, pukul 12.00 WIT, Nakhoda menggerakan
mesin mundur dengan bantuan KT. HL-I untuk menarik kapal dari buritan, dan
pada pukul 13.30 WIT berhasil terlepas dari kandas, selanjutnya kapal berlabuh
jangkar ke tempat yang aman dan saksi di perintah Nakhoda untuk cek bagian
lunas dan hasilnya tidak ada kebocoran, selanjutnya kapal bergerak menuju
Terminal Waisai.
3. KKM, Totok Hariyanto, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, hadir dalam sidang
pemeriksaan lanjutan, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :
a. Lahir di : Lamongan
Tanggal : 15 Agustus 1985
Agama : Islam
Alamat…
- 10 -
Alamat : Desa Randu Bango, RT 17 RW 05 Kecamatan Mojosari
Kabupaten Mojokerto
Pendidikan
Umum
: 1) SD, tahun 1998, di Sidokumpul;
2) SMP, tahun 2001, di SMP Negeri Empang;
3) SMK, tahun 2004, di Jombang.
Teknis
: 1) ATT-D, tahun 2010 di Jakarta;
2) ATT-V, tahun 2012 di Jakarta;
3) ATT-IV, tahun 2016 di Surabaya.
Pengalaman Berlayar:
1) Juru Minyak, KM. Koei, 14 Maret 2008 s.d 19 September 2009;
2) Juru Minyak, KM. Kirana Nusantara, 16 Februari 2010 s.d 18 Februari 2012;
3) Masinis II, KMP. Bukit Patung, 15 Desember 2012 s.d 26 Februari 2013;
4) Masinis III, KM. Irama Nusantara, 26 Februari 2013 s.d 19 Desember 2013;
5) Chief Engineer, TB. Lius Baru, 08 Januari 2013 s.d 08 Desember 2013;
6) Masinis II, LCT. Super 98, 21 Desember 2013 s.d 28 April 2015;
7) Chief Engineer, KM. Amanikan, 09 Oktober 2017 s.d kejadian.
b. Saksi KKM, Totok Hariyanto telah bekerja di kapal KM. Amanikan sejak 9
Oktober 2017, dengan sertifikat ATT – IV, mempunyai tugas dan tanggung
jawab menjaga dan merawat mesin diatas kapal, melakukan permintaan spare
part dan bahan bakar pada perusahaan dan bertugas jaga setiap 6 (enam) jam
secara bergantian dengan Masinis II, Kapal mempunyai 1 (satu) unit Mesin
induk buatan Jerman, putaran 1800 rpm, dengan tenaga mesin 400 HP, 2 (dua)
unit pembangkit listrik generator merk CUMMINS, 4 BT, 39.87 KW, dan
CATERPILLAR, 3950/ 1500,42,7 KW, dan power untuk alat navigasi digunakan
accu yang di cas dari arus listrik kamar mesin dan kondisi accu tidak baik dan
telah diminta penggantian accu ke perusahaan tapi belum di supply;
c. Pada tanggal 23 Nopember 2017, Pukul 09.30 WIT, Kapal bertolak dari
Pelabuhan Sorong Tujuan Pulau Mioskun, dengan kondisi mesin baik dan
normal, jumlah BBM lebih kurang 5000 liter yang ditempatkan geladak buritan
kapal dan tangki BBM terbuat dari fiber tidak ada tumpahan minyak;
d. Saksi menyatakan bahwa saat terjadi kecelakaan kapal kandas sedang jaga di
kamar mesin bersama dengan Masinis II, mengontrol dan mengecek
permesinan yang sedang beroperasi, kapal tiba-tiba berhenti mendadak,
putaran mesin turun dan seterusnya stop, setelah itu saksi menuju maindeck
dan melihat kondisi kapal yang sudah kandas;
e. Saksi melakukan pengecekan terhadap lambung kiri/kanan kapal serta haluan
kapal dan kamar mesin dan tidak terlihat adanya kebocoran, selanjutnya
anjungan order mesin mundur beberapa kali tapi kapal tidak bergerak dan Saksi
KKM…
- 11 -
KKM menyatakan dalam olah gerak tidak dilakukan pencatatan, karena di kamar
mesin tidak tersedia buku manouver;
f. Dilakukan beberapa kali bantuan penarikan saat air pasang dengan
menggunakan LCT Everest-40, KT. HL-I serta dibantu pengapungan dengan 30
(tiga puluh) buah drum namun tidak memberikan hasil;
g. Selanjutnya membuang air tawar, memindahkan 2 (dua) buah jangkar ke
sekoci, memindahkan 5 (lima) ton bahan bakar ke KLM. Ayu, setelah dilakukan
olah gerak dengan mesin mundur dan kapal lepas dari kandas dan seterusnya
lego jangkar di tempat yang aman.
4. Saksi Juru Mudi Jaga, Saudara Subaer, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani,
hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, dibawah sumpah, memberikan keterangan
sebagai berikut :
a. Lahir di : Labuhan Terujung
Tanggal : 08 Januari 1973
Agama : Islam
Alamat : Dusun Terujung, RT 02 RW 06 Desa Lab. Aji Kec. Tarano
Kab. Sumbawa NTB
Pendidikan
Umum
: 1) SD, tahun 1987, di Labuhan Aji;
2) SMP, tahun 1990, di SMP Negeri Empang.
Teknis
: 1) Basic Safety Training, tahun 2013 di Jakarta;
2) Advance Fire Fighting, tahun 2014 di Makassar;
3) Security Awareness Training, tahun 2014 di Makassar;
4) Proficiency In Survial Craft and Rescue Boats,tahun 2014
di Makassar;
5) Medical First Aid, tahun 2014, di Makassar
6) Ratings Forming Part Of A Navigation Watch, tahun
2014, di Makassar.
Pengalaman Berlayar:
Juru Mudi, KM. Amanikan, 11 Agustus 2013 s.d 10 Februari 2018
b. Saksi membenarkan adanya peristiwa kecelakaan KM. Amanikan kandas pada
tanggal 23 Nopember 2017, lebih kurang pukul 18.35 WIT, yang saat itu Saksi
sedang bertugas jaga, di Perairan Arborek yang posisi saat itu 00˚ 32’,5 S /
130˚ 33’,6 T, saat itu Saksi mengalami sendiri dan berada di anjungan bersama
Mualim I;
c. Pada…
- 12 -
c. Pada tanggal 23 Nopember 2017, pukul 16.00 WIT, kapal bertolak dari Pulau
Mioskun dengan tujuan Pulau Wayag, jumlah awak kapal 9 (sembilan orang),
dengan membawa penumpang 6 (enam) orang;
d. Saksi melaksanakan tugas rutin sebagai Juru Mudi, dan atas kesepakatan
dengan Nakhoda dan Mualim I, maka Saksi di tugaskan Jaga Laut sebagai
Perwira, dengan pembagian jam jaga laut sebagai berikut yaitu Nakhoda 15.00 –
18.00 WIT, Juru Mudi (Saksi) 18.00 – 21.00 WIT serta Mualim I pada 21.00 –
24.00 WIT karena kekurangan Perwira Deck;
e. Saksi berlayar di Perairan Raja Ampat lebih kurang 3 tahun, kapal sering
melewati Perairan Arborek dan aman–aman saja, Saksi juga mempunyai
pengalaman pernah menjadi Nakhoda di kapal Pelra lebih kurang 3 (tiga) tahun
sebelum masuk ke PT. Ikan Satu Bali;
f. Pada pukul 18.00 WIT, Saksi naik ke anjungan untuk melaksanakan tugas jaga
laut dan sebelum serah terima jaga, Saksi melihat Nakhoda mengambil posisi
dari GPS dan di Plot pada peta, selanjutnya pukul 18.15 WIT, Nakhoda
menyerahkan tugas jaga kepada Saksi yang saat itu didampingi oleh Mualim I,
dengan haluan kapal 280 derajat, kecepatan kapal 6,5 knot, keadaan perairan
tenang agak berarus dari haluan, keadaan cuaca cerah dan pandangan agak
terbatas karena sudah mulai gelap;
g. Pukul 18.30 WIT, dengan haluan kapal masih tetap 280 derajat, tiba–tiba terasa
benturan di haluan dan kapal berhenti, Mualim I memerintahkan Saksi untuk
stop mesin ternyata kapal kandas diatas karang, tidak beselang lama Nakhoda
naik ke anjungan dan mengolah gerak kapal dengan mesin mundur, tetapi kapal
tidak bergerak dan tetap kandas, selanjutnya Nakhoda memerintahkan Mualim I
dan Saksi untuk memeriksa sekeliling kapal;
h. Saksi memeriksa sekeliling lambung kapal dengan menggunakan sekoci dan
Mualim I memeriksa bawah air dengan menyelam, diketahui kapal kandas dari
haluan kearah lambung kiri kapal lebih kurang 15 meter atau setengah panjang
kapal, sedangkan setengahnya kapal bebas termasuk baling–baling dan kemudi.
Pada pukul kurang lebih 19.00 WIT – 21. 00 WIT, Nakhoda melakukan upaya
membebaskan kapal dengan manuver mesin mundur, stop mesin beberapa saat
dan mulai mundur lagi, namun kapal tetap kandas;
i. Pada tanggal 24 Nopember 2017, tiba Kapal LCT. Everest-40 dan pada pukul
lebih kurang 11.00 WIT - 13.00 WIT, mulai menarik beberapa kali KM. Amanikan
dengan dibantu manuver mesin mundur oleh Nakhoda tetapi kapal tetap tidak
bergerak;
j. Tanggal 25 Nopember 2017, Agen Pelayaran yang berada di Sorong mengirim
bantuan berupa KT. HL-I untuk membantu menarik KM. Amanikan, penarikan di
mulai siang hari dan dibantu oleh olah gerak mesin mundur, namun tetap tidak
berhasil membebaskan kapal dari kandas, bahkan kapal tidak bergerak sama
sekali;
k. Tanggal…
- 13 -
k. Tanggal 26 Nopember 2017, Nakhoda memerintahkan membuang Air Tawar,
memindahkan jangkar ke sekoci dan memindahkan Bahan Bakar ke Kapal
KLM. Ayu dengan tujuan meringankan beban kapal, kemudian malam hari
semua ABK beristirahat menunggu pasang besok hari untuk melakukan upaya
pembebasan kapal dari kandas;
l. Tanggal 28 Nopember 2017, pukul 13.30 WIT, pada saat air pasang KM.
Amanikan berolah gerak dengan mesin mundur dibantu KT. HL-I menarik buritan
kapal terlepas dari posisi kandas dan selanjutnya berlabuh ditempat yang
aman,
m. Dalam kasus kecelakaan kandasnya KM. Amanikan tidak ada korban jiwa, tidak
ada pencemaran oleh minyak dan kapal tidak mengalami kerusakan ataupun
kebocoran.
5. Saksi Agen Pelayaran PT. Karya Cemerlang Patara, Saudara Jefry Uneputty, dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani, hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan,
dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:
a. Lahir di : Ambon
Tanggal : 02 Maret 1984
Agama : Kristen Prostestan
Alamat : Jl. K. Pattimura RT 003 RW 001 Kel/ Desa Tanpa Garam,
Kec. Maladum Mes, Kota Sorong-Papua Barat
Pendidikan
Umum
: 1) SD, tahun 1993, di Maluku Tengah;
2) SMP, tahun 1999, di Maluku Tengah;
3) SMA, tahun 2002, di Ambon.
Pengalaman Bekerja:
1. Operasional PT. Karya Cemerlang Patara, 2010 s.d 2015;
2. Direktur PT. Karya Cemerlang Patara, Mei 2015 s.d Sekarang.
b. Saksi mengetahui dan membenarkan adanya peristiwa kecelakaan KM.
Amanikan di Perairan kepulauan Raja Ampat pada tanggal 23 Nopember 2017
pada pukul 18.30 WIT, mendapat informasi dari Nakhoda diterima melalui
Handphone selluer pada pukul 19.30 WIT, yang saat itu sedang berada di
Sorong;
c. Saksi sebagai Agen Pelayaran PT. Karya Cemerlang Patara berada di Sorong,
telah bekerja lebih kurang 18 (delapan belas) tahun sejak tahun 2010,
mempunyai tugas dan tanggung jawab mengurus dokumen kapal, Surat
Persejutuan Berlayar, membuat Daftar Awak Kapal, daftar Manifest penumpang
maupun barang. Keagenan di Raja Ampat baru dibuka Januari 2018;
d. KM. Amanikan…
- 14 -
d. KM. Amanikan bertolak dari Raja Ampat tujuan Sorong diawaki oleh 9 (sembilan)
orang dan penumpang 6 (enam) orang, tanpa membawa alat penyelam, SPB
diterbitkan oleh KUPP Kelas III Saonek pada tanggal 23 Nopember 2017, pukul
18.00 WIT;
e. Setelah mengetahui adanya kecelakaan KM. Amanikan Saksi menghubungi
Syahbandar Saonek dan meminta bantuan kapal KT. AL-02 tanggal 24
November 2017 tetapi tidak datang;
f. Penumpang berjumlah 6 (enam) orang dievakuasi dengan KLM. Sililona,
selanjutnya dibawa ke Terminal Waisai;
g. Saksi mengirim 30 (tiga puluh) buah drum untuk membantu pengapungan kapal,
dilakukan pembuangan air tawar dalam tangki, pemindahan bahan bakar ke
KLM. Ayu, memindahkan 2 (dua) buah jangkar ke sekoci.
6. Saksi Pemilik Kapal KM. Amanikan, Saudara Sang Putu Eka Pratama, dalam keadaan
sehat jasmani dan rohani, hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, dibawah
sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:
a. Lahir di : Gianyar
Tanggal : 26 Maret 1969
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Raya Kedewatan 22 Ubud Gianyar, Bali
Pendidikan
Umum
: 1) SD, tahun 1982, di Kedewatan;
2) SMP, tahun 1985, di Ubud;
3) SMA, tahun 1988, di Denpasar;
4) DIII, tahun 1991, di Denpasar;
5) S1, tahun 2005, di Denpasar.
b. Saksi membenarkan adanya peristiwa kecelakaan KM. Amanikan, pada tanggal
23 Nopember 2017, pukul 18.35 WIT di Kepulauan Raja Ampat Sorong,
mengetahui kecelakaan dari laporan Agen yang berada di Sorong (PT. Karya
Cemerlang Patara) pada pukul 23.00 WIT, pada saat itu Saksi sedang berada di
Bali;
c. Saksi sejak tahun 2007 sebagai Direktur PT. Ikan Satu adalah pemilik kapal dan
Resort, sedangkan untuk pengelolaan operasional KM. Amanikan diserahkan
kepada Coorporate Aman Resort Bp. Yan White termasuk pengawakan kapal,
sedangkan Saksi mengurus keuangan dan Perjanjian Kerja Laut (PKL) untuk
awak kapal, PT. Ikan Satu tidak mempunyai DPA, karena Saksi tidak mengetahui
tentang aturan tersebut;
d. Setelah…
- 15 -
d. Setelah menerima laporan, Saksi langsung melakukan koordinasi dengan
penggelola Bapak Yan White dan hasil koordinasi tersebut diputuskan bahwa
pengurusan kecelakaan kapal diserahkan sepenuhnya kepada Coorporate Aman
Resort;
e. Saksi menerangkan bahwa KM. Amanikan melaksanakan dock terakhir bulan
September tahun 2017 di Kuala Mas Benoa, Bali;
f. Pelatihan keselamatan kapal tidak pernah dilakukan, seharusnya kapal diawaki
oleh 3 (tiga) perwira deck dan 3 (tiga) perwira ahli mesin, tetapi selama ini
hanya dilakukan masing-masing 2 (dua) orang, berhubung Saksi tidak
memahami manajemen pengoperasian kapal, seluruhnya diserahkan kepada
coorporate, Saksi menyatakan akan memperbaiki manajemen pengoperasian
kapal dan keselamatan serta keamanan berlayar;
C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.
Atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap berkas Berita
Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) yang diterima, serta keterangan yang diberikan
Tersangkut dan para Saksi dihadapan sidang pemeriksaan lanjutan pada hari Selasa dan
Rabu, tanggal 24 dan 25 April 2018, di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan kelas III
Saonek. Sehubungan dengan Kandasnya KM. Amanikan pada tanggal 23 November
2017 di Perairan Raja Ampat pukul 18.35 WIT, telah sampai pada pendapat sebagai
berikut :
1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal
Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil
pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal,
surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. KAPAL.
KM. Amanikan adalah Kapal Motor Penumpang, bahan utama kayu, berbendera
Indonesia, berukuran GT 173, dibangun di Pasuruan tahun 2007, bergeladak 1
(satu), berbaling-baling 1 (satu), penggerak utama motor Mesin Diesel merk MAN
tenaga efektif 400 HP, 4 Tak kerja tunggal, 2 (dua) unit mesin bantu CUMMINS,
4 BT.39.87 KW dan CATEPILLAR 3950/1500. 42.7 KW, ukuran panjang 34,16 m,
lebar 7,30 m, dalam 3,50 m.
Kapal telah melaksanakan docking terakhir di Koala Mas, Benoa, tanggal 09
September 2017 s.d 15 September 2017.
b. SURAT KAPAL.
KM. Amanikan, memiliki Pas Besar Nomor Urut 292, tanggal 14 Nopember 2014,
dikelurakan oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I
Sorong, Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 487/Na, Sertifikat Keselamatan
kapal Penumpang nomor PK.001/69/9/KSOP.BNA.2017, tanggal 22 September
2017…
- 16 -
2017, berlaku sampai dengan tanggal 21 Desember 2017, dikeluarkan oleh
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Benoa, dan
surat-surat lainnya lengkap serta masih berlaku.
c. AWAK KAPAL.
Sesuai Daftar Susunan Awak Kapal tanggal 23 November 2017, yang
ditandatangani Nakhoda sesuai dengan Dokumen Keselamatan Pengawakan
Minimum Nomor PK.003/3/9/KSOP.BNA.2017 dikeluarkan oleh Kepala Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Benoa, bahwa susunan Perwira
Deck dan Mesin untuk daerah pelayaran Lokal, sebagai berikut :
Bagian Dek
Nakhoda : I Made Sudana ijazah ANT IV Manajemen, tahun 2013;
Mualim I : I Gusti Bagus Putra ijazah ANT V, tahun 2011.
Bagian Mesin
KKM : Totok Hariyanto ijazah ATT IV, tahun 2016;
Masinis II : Ahmad Syafii ijazah ATT V, tahun 2015
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Kapal, instalasi
permesinan, perlengkapan kapal dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan,
surat-surat kapal lengkap dan masih berlaku, namun jumlah awak kapal tidak
memenuhi persyaratan sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.70 Tahun
1998 tentang Pengawakan Kapal Niaga dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun
2002 tentang Perkapalan.
2. Tentang Cuaca.
Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika-Stasiun
Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan Tersangkut
Nakhoda dan para Saksi, maka keadaan cuaca pada saat terjadinya Kecelakaan kapal
di lokasi kejadian sebagai berikut :
a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi
Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 13 Maret 2018, bahwa
keadaan cuaca pada tanggal 23 November 2017 pukul 18.35 WIT, di daerah
Perairan Kepulauan Mioskun - Raja Ampat sebagai berikut :
Cuaca : Berawan, Hujan Ringan
Arah dan kecepatan angin : Barat Laut – Utara, 6 – 10 knots
Arah dan kecepatan arus : Barat Laut – Timur Laut, 40 – 85 cm/s
Tinggi gelombang : Barat Daya Moderate
Jarak Penglihatan : 8 – 10 mil
b. Menurut…
- 17 -
b. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda Saudara I Made Sudana, yang
dikuatkan oleh Saksi Mualim I Saudara I Gusti Bagus Putra dan Saksi Juru Mudi
Saudara Subaer dalam BAPP maupun didepan sidang pemeriksaan lanjutan
Kecelakaan kapal, bahwa pada saat kejadian keadaan cuaca cerah, perairan
tenang agak berarus dari haluan kapal dan jarak pandang terbatas karena sudah
mulai gelap.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa berdasarkan keterangan
cuaca yang didapat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika serta
keterangan yang didapat dari Tersangkut Nakhoda dan para Saksi dapat diterima.
3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.
Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata
letak susunan muatan, maka keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai
berikut :
a. Keadaan Muatan.
KM. Amanikan sesuai dengan Surat Ukur Internasional (1969) No. 487/Na,
diterbitkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banyuwangi No
PK.671/21/13/DK-10, memiliki ukuran-ukuran pokok sebagai berikut:
Panjang (P) = 26,21 meter
Lebar (L) = 7,30 meter
Dalam (D) = 3,50 meter
Sesuai Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang:
Lambung Timbul (lt)
Draft Makimum (dm)
= 700 mm = 0,7 meter
= 3,50 + 0,09 – 0,7 meter
= 2,89 meter
Data kapal waktu berangkat:
Draft Depan (dd)
Draft Belakang (db)
Draft rata-rata (dr)
= 1,5 meter
= 2,5 meter
= 2,0 meter
Dari hasil perhitungan adalah draft rata-rata (dr) < draft Maksimum (dm), maka
KM. Amanikan tidak terjadi kelebihan muatan/ penumpang.
b. Keadaan Stabilitas.
1) KM. Amanikan sebelum kandas mengapung dengan tegak, stabilitas positip
dan jumlah beban/ muatan sebelum kejadian adalah sesuai yang diijinkan
dalam Sertifikat Keselamatan Penumpang sehingga stabilitas kapal positip,
baik dalam keadaan statis maupun dinamis;
2) Kejadian…
- 18 -
2) Kejadian paska kapal kandas tidak ada kebocoran pada bagian dibawah garis
air sehingga tidak terjadi penambahan beban yang berpengaruh kepada
stabilitas kapal karena tidak ada kebocoran bahkan ada pengurangan beban
yaitu 6 (enam) orang penumpang sudah dievakuasi ke KLM. Sililona sehingga
kondisi stabilitas sesudah kejadian tetap dalam keadaan positip.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa muatan dan stabilitas KM.
Amanikan baik sebelum dan sesudah terjadi kandas dapat diterima.
4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.
Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan
bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik
(good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai
berikut :
a. Tentang Navigasi.
1) Dalam Pelayarannya KM. Amanikan dilengkapi alat bantu navigasi Radar,
Kompas magnet, GPS, Echosounder, dinilai cukup memadai untuk
bernavigasi pada daerah pelayaran lokal sesuai dengan daerah pelayaran
yang ditunjuk dalam sertifikat keselamatan, tetapi alat pengukur
kedalaman laut (echosounder) tidak dapat dioperasikan karena power
supplynya yang berasal dari accu lemah;
2) KM. Amanikan berlayar dari Pulau Mioskun ke Pulau Wayag, haluan 280°
dengan kecepatan 6,5 knot;
3) Pada saat menentukan posisi pukul 18.00 WIT diketahui posisi kapal jatuh
disebelah kiri garis haluan, namun Nakhoda tidak merubah haluan
kekanan sesuai dengan rencana pelayaran/ rencana garis haluan.
b. Tentang Olah Gerak.
Dalam pelayarannya dari Pulau Mioskun ke Pulau Wayag, menggunakan kemudi
manual dipegang oleh Juru Mudi atas perintah Nakhoda berolah gerak di
perairan dengan cuaca baik berpedoman dengan GPS, setelah berlayar lebih
kurang 35 (tiga puluh lima) menit, kapal mengalami kandas diatas karang pada
posisi 00° 32’,8 S/ 130° 33’,9 T, Nakhoda mengolah gerak dengan kapal
mundur, tetap kapal tidak bergerak dan tetap kandas.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan cara
berolah gerak kurang dapat diterima.
5. Tentang…
- 19 -
5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.
Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen,
faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai kejadian kandasnya
KM. Amanikan maka penyebab kandasnya sebagai berikut :
a. Peta yang digunakan di KM. Amanikan adalah terbitan tahun 2010 tidak pernah
dikoreksi, dan dalam menentukan posisi kapal Nakhoda tidak menggunakan alat
Navigasi radar dan hanya berpedoman pada GPS yang tidak dikoreksi, yang
mempunyai kesalahan penunjukan posisi lebih kurang 1 NM;
b. Saat penentuan posisi terakhir pada pukul 18.00 WIT kapal berada di sebelah
kiri garis haluan, namun Tersangkut Nakhoda tidak merubah haluan ke kanan
untuk kembali ke garis haluan/ track, sehingga kapal kandas pada pukul 18.35
WIT di atas karang yang berada disebelah kiri garis haluan;
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab dari Kandasnya
KM. Amanikan adalah Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi tidak menggunakan alat
bantu Navigasi radar dan hanya mengandalkan GPS yang tidak akurat, serta tidak
merubah haluan kekanan meskipun mengetahui posisi kapal jatuh disebelah kiri garis
haluan.
6. Tentang Upaya Penyelamatan.
Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan
(BAPP), dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya
penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Setelah mengetahui kapal berhenti Tersangkut Nakhoda segera ke anjungan dan
langsung mengambil alih komando mengolah gerakan kapal dengan mesin
mundur tetapi tidak berhasil, selanjutnya Tersangkut Nakhoda memerintahkan
Mualim I dan Juru Mudi serta ABK lain mengecek sekeliling serta dilakukan
penyelaman, diketahui kapal kandas di atas karang pada bagian haluan lebih
kurang 15 meter;
b. Tersangkut Nakhoda beberapa kali melakukan gerakan mesin mundur namun
kapal tidak lepas dari kandas, selanjutnya melaporkan ke KUPP Saonek bahwa
telah terjadi kecelakaan kapal kandas dan meminta bantuan kapal untuk
mengevakuasi 6 (enam) orang penumpang, seluruh penumpang selamat
dievakuasi ke Terminal Waisai dengan menggunakan KLM. Sililona;
c. Saat air pasang Tersangkut Nakhoda kembali menggerakan mesin mundur dan
dibantu penarikan oleh kapal LCT. Everest-40 dan kapal KT. HL-I dari buritan
selama 2 (dua) jam namun tidak memberikan hasil, serta dibantu masyarakat
setempat memasang 30 (tiga puluh) buah drum untuk membantu pengapungan
kapal, namun belum berhasil;
d. Untuk…
- 20 -
d. Untuk mengurangi beban dilakukan pembuangan air tawar dalam tangki,
memindahkan 2 (dua) buah jangkar ke sekoci, 5 (lima) ton bahan bakar ke KLM.
Ayu, dan pada saat air pasang tertinggi dilakukan penarikan dari arah buritan
oleh KT. HL-I dan menggerakkan kapal dengan mesin mundur akhirnya kapal
lepas dari kandas;
e. Setelah lepas dari kandas kapal labuh jangkar lebih kurang 1 NM dari tempat
kandas untuk pemeriksaan lambung, kondisi kapal dalam keadaan baik,
selanjutnya kapal sandar di Terminal Waisai;
f. Dalam kecelakaan kandasnya KM. Amanikan tidak terdapat korban jiwa dan
kerugian harta benda.
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang
dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda dapat diterima.
7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus Kandasnya KM.
Amanikan, pada tanggal 23 Nopember 2017, pukul 18.35 WIT, di Perairan Raja
Ampat, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah
sebagai berikut:
a. Tersangkut Nakhoda telah lalai dalam bernavigasi tidak menggunakan alat
bantu Navigasi radar dan mengandalkan/menggunakan GPS yang
penunjukannya tidak akurat ;
b. Tersangkut Nakhoda meskipun telah mengetahui posisi kapal jatuh disebelah kiri
garis haluan pada saat plot posisi pukul 18.00 WIT tetapi tidak merubah haluan
kekanan sesuai recana pelayaran, sehingga kapal kandas diatas karang 1 NM
sebelah kiri garis haluan;
Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Kesalahan yang dibebankan
kepada Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi tidak menggunakan alat bantu Navigasi
radar dan hanya mengandalkan GPS yang tidak akurat, serta tidak merubah haluan
kekanan sesuai rencaca pelayaran meskipun mengetahui posisi kapal jatuh disebelah kiri
garis haluan, menyebabkan kapal KM. Amanikan kandas. Sehingga Tersangkut Nakhoda
dinilai belum melaksanakan kebiasaan sebagai pelaut yang baik (good seamenship) dan
belum memenuhi kewajibannya sesuai dengan pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD).
8. Tentang Hal-Hal Yang Meringankan dan Memberatkan.
Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut dan hal-hal pribadi yang
disampaikan oleh Tersangkut Nakhoda, maka dipandang perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Hal…
- 21 -
a. Hal yang meringankan.
1) Belum pernah dihukum;
2) Dalam memberikan keterangan tidak berbelit-belit;
b. Hal yang memberatkan.
Tidak ada.
D. Putusan.
Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas, Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang –
Undang Hukum Dagang (KUHD), Pasal 253 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b)
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal
dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah
Pelayaran :
M E M U T U S K A N :
I. Menyatakan bahwa kandasnya KM. Amanikan, pada tanggal 23 Nopember 2017,
pukul 18.35 WIT, di Perairan Raja Ampat, disebabkan karena kelalaian
Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi tidak menggunakan alat bantu Navigasi
radar dan hanya mengandalkan GPS yang penunjukannya tidak akurat serta
tidak merubah haluan ke kanan sesuai rencana pelayaran, saat posisi kapal
berada disebelah kiri garis haluan;
II. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda KM. Amanikan telah bersalah belum
sepenuhnya melaksanakan kebiasaan sebagai pelaut yang baik (good
seamenship), sehingga dinilai telah lalai dalam memenuhi kewajibannya sebagai
Nakhoda sesuai ketentuan Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD);
III. Menghukum Tersangkut Nakhoda KM. Amanikan, bernama I Made Sudana, lahir
tanggal 07 April 1973, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT-IV, nomor
6200108282M40317, diterbitkan di Jakarta, tanggal 14 Februari 2017, dengan
mencabut sementara sertifikat keahlian pelaut tersebut, untuk bertugas sebagai
Nakhoda di kapal-kapal niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 2
(dua) bulan.
IV. Putusan…
- 22 -
IV. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah
Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut disampaikan kepada
Terhukum.
Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam
sidang terbuka di Jakarta, pada hari Kamis, tanggal 30 Agustus 2018, dengan dihadiri
oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis, serta tidak dihadiri oleh Terhukum.
Ketua : TTD Capt. Karolus Geleuk Sengadji, M.M.
Anggota : TTD Capt. Bukhari, S.H., M. Mar.
Anggota : TTD
Capt. Frederick H. Roinwowan.
Anggota : TTD
Rusman Hoesien, M.Sc (ATT-I).
Anggota : TTD
Muryamtini, S. H.
Sekretaris : TTD
Yuniharto B. Arif, S.Sos., S.H., M.Si.
top related