03_penggerak fluida & transmisi mekanik.pdf
Post on 06-Jul-2018
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
1/83
DIKL T BERB SIS KOMPETENSI
IKL T BERB SIS KOMPETENSI
MODUL 1 PENGOPERASIAN
(PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK)
PT PLN ( Persero )
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
2/83
DAFTAR ISI
Halaman
1. TERMINOLOGI DAN KLASIFIKASI POMPA …………………………………... 1
1.1 Terminologi ......................................................................................... 1
2. POMPA ........................................................................................................... 4
2.1 Pompa Kinetic ..................................................................................... 4
2.1.1 Pompa Centrifugal ................................................................... 4
2.1.2 Tipe Pompa Centrifugal .......................................................... 8
2.1.3. Bagian - Bagian Pompa Centrifugal ........................................ 10
2.2 Positive Displacement ....................................................................... . 17
2.2.1 Pompa Bolak – Balik ............................................................... 17
2.2.2 Pompa Rotary ......................................................................... 24
3. KOMPRESOR DAN FAN ................................................................................ 29
3.1 Kompresor ........................................................................................... 29
3.1.1 Kompresor Positif Displacement .............................................. 29
3.1.2 Kompresor Dinamik ................................................................. 32
3.2 Fan ...................................................................................................... 34
3.2.1 Fan Aksial ................................................................................ 34
3.2.2 Fan Centrifugal ........................................................................ 36
4. POROS, BANTALAN DAN KOPLING ............................................................ 38
4.1 Poros .................................................................................................... 38
4.2 Pasak ................................................................................................... 40
4.3 Bantalan ............................................................................................... 43
4.3.1 Bantalan Jounal Dan Bantalan Aksial ..................................... 44
4.3.2 Beban Bantalan ....................................................................... 49
4.4 Kopling ................................................................................................. 50
4.4.1 Kopling Fleksibel ...................................................................... 50
4.4.2 Kopling Tetap/Kopling Rigid ..................................................... 55
4.4.3 Kopling Fluida .......................................................................... 57
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
3/83
5. PENGGERAK, PERANTARA, PENGHUBUNG/
PELEPAS DAN REM .................................................................................... 68
5.1. Penggerak Perantara (Drive) .............................................................. 68
5.1.1. Penggerak Perantara Sabuk ................................................... 68
5.1.2. Penggerak Perantara Rantai ................................................... 69
5.1.3. Penggerak Perantara Roda Gigi .............................................. 70
5.2. Penghubung/ Pelepas (Clutch) ............................................................ 71
5.2.1. Penghubung/ Pelepas Jenis Mekanik ...................................... 71
5.2.2. Penghubung/ Pelepas Pneumatic dan Hidrolik ........................ 73
5.3. Rem (Brake) ......................................................................................... 74
6. PENYEBARISAN (ALIGNMENT) .................................................................. 76
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
4/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
1. TERMINOLOGI DAN KLASIFIKASI POMPA.
Pompa adalah suatu perangkat yang menggunakan sumber energi penggerak
dari luar untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain. Jantung dari
pompa adalah komponen untuk menggerakkan fluida yang dapat berupa
impeler, piston ataupun gigi-gigi.
1.1 Terminologi
Sebelum membahas lebih jauh tentang pompa, ada baiknya bila kita berkenalan
terlebih dahulu dengan berbagai istilah / terminologi yang banyak dipakai
seperti :
• Kapasitas Pompa (Pump Capacity).
Kapasitas pompa menyatakan besarnya volume zat cair yang dapat dialirkan
per satuan waktu misalnya l/menit, gallon/menit dan lain sebagainya.
• Tekanan (Pressure).
Istilah tekanan kerap digunakan berkaitan dengan masalah pompa. Tekan
didefinisikan sebagai gaya yang bekerja per satuan luas penampang. dengan
demikian maka tekanan dinyatakan dalam satuan Pound per Square Inch,
N/m2 (Pa), bar dan lain sebagainya.
• Suction Lift
Istilah ini dipergunakan untuk menyatakan bahwa permukaan zat cair lebih
rendah dari titik pusat pompa sehingga pompa membutuhkan aksi hisap
guna menarik fluida keatas seperti yang terlihat pada gambar 1.1.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 1
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
5/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar 1.1. Suction L ift .
• Suction Head
Istilah ini dipakai bila permukaan zat cair berada diatas garis pusat pompa.
Suction head menyatakan jarak vertikal dari garis pusat pompa ke
permukaan zat cair, seperti terlihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2. Head
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 2
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
6/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
• Discharge head menyatakan jarak vertikal dari pusat pompa ke permukaan
zat cair hasil pemompaan seperti terlihat pada gambar 1.2.
• Total head menyatakan jarak vertikal antara permukaan zat cair sisi hisap
pompa (suction) dengan permukaan zat cair sisi tekan pompa (discharge)
seperti ilustrasi gambar 1.2.
Suction head yang positif menyatakan besarnya tekanan sisi hisap (suction)
minimum yang dibutuhkan pompa agar dapat beroperasi normal. Bila harga
suction head lebih kecil dari harga minimum tersebut, fenomena kavitasi akan
terjadi pada pompa. Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-
gelembung uap zat cair terutama pada sisi head (suction).
Ketika fluida memasuki pompa, tekanan akan naik sehingga gelembung-
gelembung uap tadi akan kolaps dan menimbulkan ketukan pada impelar.
Akibatnya terjadi erosi dan pitting pada impeler.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 3
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
7/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
2. POMPA.
Secara umum, pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : Pompa Kinetic dan
Pompa Positif Displacement.
2.1 Pompa Kinetic
Pompa Kinetic antara lain terdiri dari :
2.1.1 Pompa Centri fugal.
Pompa centrifugal merupakan pompa yang paling banyak dipakai. Pada
prinsipnya, pompa centrifugal menerapkan efek gaya centrifugal untuk
menggerakkan fluida dimana fluida akan bergerak dalam lintasan melingkar
untuk kemudian merubah kecepatan fluida menjadi tekanan.
Prinsip kerja pompa centrifugal diilustrasikan pada gambar 2.1.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 4
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
8/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
CENTRIFUGAL
FORCE
PULLY
SHAFT
Gambar 2.1. Prins ip Kerja Pompa Centri fugal.
Bila tabung selinder yang dilengkapi sirip (vane) seperti gambar 2.1.a. diisi air
dan kemudian diputar, maka akan timbul gaya centrifugal yang akan mendorong
air kearah dinding selinder. Karena itu tidak dapat menembus dinding selinder,
akibatnya permukaan air naik dan akhirnya luber dan tumpah melalui bibir
selinder seperti terlihat pada gambar 2.1.b.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 5
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
9/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
RECEIVERSUPPLY TANK
Karena air meluber dan tumpah dari bibir selinder, berarti energi kinetik yang
terbentuk akan ikut terbuang dengan percuma. Tetapi bila dilakukan sedikit
modifikasi dengan cara menambahkan penampung (receiver) guna mencegah
tumpahnya air, serta menghubungkan selinder melalui saluran penghubung ke
Tangki pemasok (supply tank) seperti gambar 2.1, maka energi kinetik yang
timbul tidak akan terbuang percuma.
Bila selinder dibuat stasioner (diam) dan hanya sirip (vane) didalam selinder
yang diputar, ternyata efek yang dihasilkan tetap sama. Ilustrasi tersebut
mensimulasikan prinsip kerja pompa centrifugal dimana sirip (vane) berlaku
sebagai impeler sedang selinder merupakan casing dari pompa centrifugal.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 6
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
10/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar 2.2 memperlihatkan bagaimana impeler yang sebenarnya mendorong
air kearah luar akibat efek gaya centrifugal.
Gambar 2.2. Efek Gaya Centrifugal Pada Impeler.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 7
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
11/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
2.1.2. Tipe Pompa Centri fugal.
Secara garis besar, pompa centrifugal dibedakan menjadi dua tipe :
• Pompa Aliran Radial.
Pompa ini menerapkan efek gaya centrifugal untuk membangkitkan energi
kinetik fluida. Umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan head dan
kapasitas aliran yang cukup besar. Ilustrasi gambar 2.3, memperlihatkan tipe
pompa aliran radial.
• Pompa Aliran Aksial.
Pompa ini menerapkan efek dari aksi menyendok (scooping) untuk
mengalirkan fluida. Umumnya digunakan dalam sistem yang membutuhkan
kapasitas aliran besar namun hanya membutuhkan tekanan/head yang relatif
kecil. Gambar 2.4, merupakan ilustrasi dari pompa tipe aliran aksial.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 8
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
12/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar 2.3. Pompa Aliran Radial
Gambar 2.4. Pompa Aliran Aksial.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 9
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
13/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
2.1.3. Bagian - Bagian Pompa Centri fugal.
Pompa centrifugal terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar
2.5.
SHAFT (1)
STUFFING BOX (7)
INTEGRAL WITH
CHASING
JOURNAL
BEARING (4)
LIQUID
SEAL
THROAT
BUSHING (9)
CASHING (3)
VOLUTE (15)
TRUST BEARING
(5)
IMPELLER (2)
VOLUTE (15)
EYE (13)
IMPELLER
VANES (14)
IMPELLER (2)
DISCHARGE
LATERN
RING (10)PACKING (6)
STUFFING BOX
GLAND (8)
CHASING RING (11)
OUTLET
Gambar 2.5. Bagian - Bagian Pompa.
•
Casing Pompa.Casing merupakan rumah pompa yang stasioner berbentuk rumah siput
(valute) dan berfungsi untuk mengubah energi kinetik fluida menjadi
tekanan/head. Untuk menyederhanakan konstruksi, casing pompa umumnya
dibuat dalam dua belahan yang terpisah secara horizontal (horizontal split
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 10
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
14/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
casing) seperti terlihat pada gambar 2.6, maupun terpisah secara vertikal
(vertically split casing) seperti gambar 2.7.
Gambar 2.6. Horizontal Split Casing.
Gambar 2.7. Vertical Split Casing.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 11
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
15/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
• Impeler.
Impeler adalah komponen pompa yang berputar dan berfungsi untuk
mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran poros menjadi energi
kinetik fluida. Impeler pompa ada yang bertipe terbuka seperti terlihat pada
gambar 2.8 dan bertipe tertutup seperti gambar 2.9. Impeler tertutup secara
umum lebih efisien dibanding tipe terbuka.
Gambar 2.8. Impeler Tipe Terbuka.
Gambar 2.9. Impeler Tipe Tetutup.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 12
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
16/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Impeler dapat hanya memiliki satu saluran masuk fluida (single suction) atau
bisa juga memiliki dua saluran masuk (double suction).
Pada impeler dengan saluran masuk tunggal akan timbul gaya aksial yang
cenderung mendoronng impeler kearah sisi hisap akibat adanya perbedaan
tekanan antara sisi hisap dengan sisi tekan.
Sedang pada impeler-impeler bersisi masuk ganda, kedua sisi masuk berada
pada posisi yang berlawanan sedang sisi tekan berada ditengah sehingga
gaya aksial yang timbul juga kedua arah yang berlawanan. Akibatnya
Resultan gaya aksial menjadi nol.
Gambar 2.10, memperlihatkan kedua tipe impeler tersebut.
Gambar 2.10. Single And Double Suction Impeler.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 13
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
17/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Konstruksi pompa yang hanya memiliki satu impeler disebut pompa satu
tingkat (single stage pump) sedang konstruksi pompa dimana pada satu
poros terdapat banyak impeler disebut pompa bertingkat banyak (multy stage
pump). Pompa bertingkat banyak dapat menghasilkan tekanan yang tinggi.
Sisi tekan impeler tingkat pertama akan menjadi sisi hisap (suction) dari
impeler tingkat berikutnya dan demikian seterusnya. Ini berarti pada setiap
rtingkat, fluida mengalami kenaikkan tekanan.
Gambar 2.11, memperlihatkan pompa multy stage single suction.
Gambar 2.11. Multy Stage Pump.
Pada konstruksi seperti ini terdapat perbedaan tekanan yang cukup tinggi
antara sisi tekan (discharge) dan sisi hisap (suction). Akibatnya, poros akan
didorong oleh gaya aksial yang cukup besar kearah suction. Untuk
menetralisir gaya aksial ini, maka pada poros dipasang cincin pengimbang
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 14
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
18/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
(Balancing drum) yang ditempatkan pada sisi discharge. Sebagian fluida
pada sisi discharge akan menekan cincin pengimbang sehingga timbul gaya
aksial dengan arah yang berlawanan. Dengan cara ini diharapkan Resultan
gaya aksial poros menjadi nol.
• Perapat Poros (Shaft seal) Pompa.
Untuk mencegah masuknya udara atau mencegah bocornya fluida maka
diantara poros dengan casing harus dipasang perapat poros (shaft seal). Ada
berbagai jenis perapat poros yang diaplikasikan. Salah satu perapat poros
yang banyak dipakai adalah jenis “Stuffing Box” seperti terlihat pada gambar
2.12.
Packing dari bahan lunak diselipkan diantara casing dan poros lalu ditekan
oleh penekan paking (packing gland) dengan perantaraan baut.
Gambar 2.12. Stuffing Box.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 15
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
19/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Stuffing box dengan “Latern Ring” seperti pada gambar diatas umumnya
dipasang pada sisi hisap (suction) dimana tekanan sisi hisap pompa lebih
rendah dari tekana atmosfir (vacum) atau pada pompa-pompa yang
memompakan fluida yang bersifat abrasif.
Pada latern ring terdapat alur melingkar sehingga memungkinkan zat cair
untuk diinjeksikan dan mengisi alur tersebut. Zat cair yang diinjeksikan dapat
diambil dari sisi tekan pompa yang selain berfungsi sebagai perapat juga
berfungsi sebagai pelumas packing.
Untuk pompa-pompa yang menghasilkan tekanan tinggi, perapat poros
stuffing box kurang efektif. Untuk kondisi semacam ini umumnya dipakai
perapat poros jenis “Mechanical Seal”.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 16
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
20/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
2.2 Positive Displacement.
Prinsip kerja pompa positive displacement adalah berdasarkan kepada hukum
yang menyatakan bahwa tidak mungkin ada dua macam benda yang secara
substansial menempati tempat yang sama dalam waktu bersamaan. Contoh
kongkrit dari pompa ini adalah pompa piston.
Piston secara tegas dan pasti akan mengambil alih atau meyerahkan ruangan
didalam selinder kepada fluida. Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa
piston menarik fluida kedalam silinder untuk selanjutnya secara pasti (postively)
menggantikan (displaces) atau mengambil alih tempat yang tadinya ditempati
oleh fluida.
Pada Positive Displacement terdiri dari Pompa bolak - balik dan Pompa Rotary.
2.2.1 Pompa Bolak - Balik .
Konstruksi pompa bolak balik terdiri dari piston yang bergerak maju mundur atau
bolak balik didalam sebuah selinder.
Gambar 2.13, merupakan contoh penampang pompa bolak balik beserta
komponen-komponennya yang antara lain terdiri dari selinder, piston, cincin
piston, batang piston (piston rod), katup hisap (sucton valve), katup tekan
(discharge valve) dan casing pompa.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 17
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
21/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
DISCHARGE
VALVEPISTON
PISTON
RING
PUMP
CHASINGFLUID
DISCHARGE
FLUID INLET
SUCTION
VALVE
CYLINDERPISTON ROD
(CONNECTING ROD)
Gambar 2.13. Pompa Bolak - Balik.
Pompa ini umumnya digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan poros
engkol. Poros engkol akan menggerakkan piston bolak balik didalam selinder.
Ketika piston bergerak kekiri, maka ruang disebelah kanan piston akan
membesar sehingga tekanan dalam ruangan ini turun. Langkah ini disebut
langkah hisap. Akibat turunnya tekanan, katup hisap (suction valve) akan
membuka dan fluida akan mengalir masuk keruangan silinder melalui saluran
hisap. Setelah gerakan kekiri dari piston mencapai posisi maksimum, piston akan
bergerak dengan arah kekanan. gerakan ini disebut langkah tekan. Akibat
gerakan ini, ruang disebelah kanan piston akan menyempit sehingga tekanan
naik.
Naiknya tekanan akan mendorong katup tekan (Discharge Valve) untuk
membuka dan sesuia hukum bahwa piston dan fluida tidak mungkin menempati
tempat yang sama dalam waktu yang sama, maka fluida akan mengalir keluar
selinder melalui saluran tekan.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 18
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
22/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Hal penting yang harus dicamkan pada pompa ini adalah bahwa bila piston
bergerak, maka fluida harus bergerak. Jadi bila pompa ini beroperasi, harus
selalu ada aliran. Karena itu, sebagai operator, yang harus selalu diingat adalah
bahwa jangan sekali-kali menjalankan pompa positive displacement dengan
kondisi katup saluran sisi tekan dalam keadaan tertutup penuh.
Bila sampai pompa beroperasi tanpa ada saluran terbuka untuk mengalirkan
fluida, maka pompa, katup maupun pipa saluran akan rusak seperti terlihat pada
gambar 2.14.
Gambar 2.14. Akibat Mengoperasikan Pompa Positive Displacement Dalam
Kondisi Katup Discharge Tertutup.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 19
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
23/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Ada empat tipe pompa bolak balik yaitu :
• Pompa Bolak Balik Aksi Tunggal (Single Acting).
Pompa ini hanya mengalirkan fluida pada langkah tekan dari piston seperti
terlihat pada gambar 2.15.
Suction Discharge
Gambar 2.15. Single Act ing Simplex Pump.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 20
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
24/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar 2.16. Single Act ing Simplex Pump.
Pada saat langkah hisap dari piston, pompa tidak mengalirkan fluida melaui
saluran discharge. Karena itu aliran pompa ini tidak rata.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 21
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
25/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
• Pompa Simplex.
Adalah pompa dengan selinder tunggal. Gambar 2.15, sekaligus juga
merupakan ilustrasi pompa simplex.
• Pompa Aksi Ganda (Doube Acting Pump).
Pompa aksi ganda akan menghasilkan aliran fluida melalui kedua langkah
piston sperti terlihat pada gambar 2.16.
Ketika piston bergerak kekanan, maka fluida disebelah kanan piston akan
mengalir melalui katup tekan sebelah kanan. Pada langkah ini juga, secara
simultan fluida dihisap dan masuk mengisi ruangan sebelah kiri piston
melalui katup hisap sebelah kiri. manakala piston bergerak kekiri, maka fluida
sebelah kiri piston akan mengalir melalui katup discharge sebelah kiri
sementara dalam waktu yang sama, ruang sebelah kanan piston akan
menghisap dan fluida akan mengalir mengisi ruangan ini melalui katup hisap
sebelah kanan.
Meskipun pompa aksi ganda jauh lebih efektif dan efisien, tetapi aliran tetap
belum rata mengingat gerakan bolak-balik dari piston selalu melewati titik
mati.
• Pompa Duplex.
Pompa duplex adalah pompa yang terdiri dari dua selinder atau merupakan
dua buah pompa simplex yang disatukan dalam satu casing. Umumnya
kedua pompa juga bertipe double acting. Pompa duplex akan menghasilkan
kapasitas aliran dua kali lebih banyak dari pompa simplex double acting. Laju
aliran pompa duplex juga jauh lebih rata dibanding pompa simplex.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 22
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
26/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Perlengkapan Pompa Bolak - Balik.
Pompa bolak-balik umumnya dilengkapi dengan kantung udara (Air Chamber)
yang dipasang disisi hilir (down stream) dari katup sisi tekan (discharge) pompa.
Alat ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) untuk mengantisipasi
ketidak rataan tekanan dan aliran pada sistem. Seperti diketahui bahwa air serta
fluida cair lainnya bersifat inkompresibel. Karena itu, adanya fluktuasi aliran akan
diteruskan dan dirasakan oleh keseluruhan sistem. Dengan pemasangan
kantung udara, maka kondisi seperti tersebut dapat dinetralisir. Gambar .2.17,
merupakan ilustrasi dari kantung udara.
DISCHARGE STROGE
OF PUMP
PRESSURE (INCREASING
HIGH
LEVEL
LOW LEVEL
CHARGING
PRESSURE DECRESSING
ADMINISSION STROKE
OF PUMP
Gambar 2.17. Kantong Udara (Air Chamber).
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 23
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
27/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Ketika pompa mulai start dan berada pada langkah tekan, fluida mengalir
kesaluran tekan dan sebagian mengisi kantung udara sehingga level fluida
dalam kantung udara naik seiring dengan naiknya tekanan dalam kantung udara
(gambar 2.17.a). Ketika piston mencapai titik mati dan akan berbalik arah, laju
aliran fluida keluar katup discharge berkurang atau bahkan mencapai nol. Ketika
hal ini berlangsung, tekanan yang tersimpan dalam kantung udara akan
menekan fluida keluar dari kantung udara sehingga aliran disaluran tekan tetap
berlangsung (gambar 2.17.b). Kondisi seperti ini terus berulang secara kontinyu
selama pompa beroperasi.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa kantung udara harus tetap dijaga agar
bagian atasnya selalu berisi udara karena sifat kompresibilitas udaralah yang
memungkinkan aksi tersebut berlangsung.
2.2.2 Pompa Rotary.
Pompa rotari adalah juga pompa positive displacement yang menggunakan
komponen berputar untuk mengalirkan fluida. Kelebihan pompa ini adalah
kemampuannya menghasilkan aliran yang lebih rata dibanding pompa bolak-
balik.
Tipe pompa Rotary antara lain :
• Pompa Ulir.
Pompa ulir minimum terdiri dari satu ulir sebagai ulir penggerak (power rotor)
yang disambung ke motor listrik dan satu atau dua ulir yang digerakkan (idle
rotor), seperti terlihat pada gambar 2.18.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 24
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
28/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Pompa ulir dengan dua idler rotor memiliki kapasitas aliran yang lebih besar
dibanding pompa ulir dengan satu idler rotor.
Gambar 2.18. Pompa Ulir.
Pompa ulir juga menghasilkan aliran yang rata. Seperti diketahui, rotor yang
berulir memiliki bentuk yang rumit serta membutuhkan akurasi dimensi yang
tinggi. Hai ini membuat harga pompa ulir menjadi relatif mahal.
Disamping itu, pompa ini juga sangat sensitif terhadap partikel padat yang
bersifat abrasif. Partikel abrasif sekecil apapun yang masuk dapat
mengakibatkan abrasi dan keausan pada ulir. Bila hal ini sampai terjadi,
maka ruang bebas (clearence) antar ulir akan bertambah dan akibatnya
pompa tidak berfungsi lagi.
Ketika beroperasi, fluida akan mengalir dari ujung saluran masuk (intake)
terperangkap diantara alur-alur uliran dan terdorong kearah sisi keluar
(discharge).
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 25
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
29/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
• Pompa Sudu Luncur (Vane Pump).
Pompa ini dapat dipakai untuk memompakan hampir semua jenis fluida dari
minyak hidrolik, minyak pelumas, bahan bakar minyak, larutan kimia dan
bahkan larutan yang mengandung partikel abrasif. Bila dipakai untuk
memompakan fluida abrasif, maka sudu-sudu dibuat dari material yang lebih
lunak dari casing. Bila mengalami keausan, maka sudu-sudu mudah diganti
dan harganya relatif murah.
Gambar 2.19, memperlihatkan ilustrasi sebuah pompa sudu luncur.
Gambar 2.19. Pompa Sudu Luncur.
Konstruksinya terdiri dari rotor dan casing dimana sumbu rotor dan sumbu
casing tidak segaris (eksentrik), sehingga bagian atas rotor akan merapat ke
casing sedang bagian bawah rotor cukup renggang dengan casing.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 26
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
30/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Disekeliling rotor dibuat alur-alur secara radial. Kedalam alur tersebut
kemudian ditanamkan sudu-sudu yang dapat meluncur dengan bebas kearah
radial didalam alur. Ketika rotor diputar, sudu-sudu dalam alur akan terlempar
kearah luar akibat gaya centrifugal. Akibatnya, akan terbentuk rongga-rongga
yang dibatasi oleh rotor, casing dan sudu-sudu. Dari sisi inlet, fluida akan
mengalir mengisi rongga-rongga ini. Selanjutnya fluida akan terperangkap
didalam rongga dan didorong kearah sisi tekan (discharge).
• Pompa Roda Gigi.
Pompa roda gigi dibedakan menjadi pompa roda gigi luar (external gear
pump) seperti yang tampak gambar 2.20, dan pompa roda gigi dalam
(internal gear pump)seperti pada gambar 2.21.
Gambar 2.20. Pompa Gigi Luar. Gambar 2.21. Pompa Roda Gigi Dalam.
Pada pompa roda gigi luar, gigi-gigi yang berputar akan memindahkan fluida
yang terperangkap diruangan diantara gigi-gigi dengan casing dan
mengalirkannya melalui saluran discharge. Sedangkan pompa roda gigi
dalam, konstruksinya agak berbeda sedikit. Pompa roda gigi dalam terdiri
dari sepasang roda gigi dengan gigi-gigi yang cocok satu sama lain tetapi
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 27
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
31/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
yang satu merupakan roda gigi luar sedang yang satunya roda gigi dalam
(gambar 2.21) dan keduanya tidak bersumbu (eksentrik).
Roda gigi dalam merupakan penggerak. Tembereng (crescent) yang
merupakan bagian dari casing berfungsi sebagai pemisah yang memisahkan
kedua roda gigi dibagian bawah guna mengurangi arus pusar (Eddy Current)
fluida sehingga efisiensi pompa akan meningkat.
Umumnya sisi hisap dan sisi tekan pompa ini dapat dipertukarkan atau
dengan kata lain bila arah putaran dibalik, pompa ini tetap dapat berfungsi
hanya sisi hisapnya kini menjadi sisi tekan.
Prinsip kerja pompa ini cukup sederhana. Bila pompa beroperasi, roda gigi
yang berigi luar akan berputar dengan memutar roda gigi yang lain. Ketika
beroputar , posisi gigi-gigi yang tepat ada disisi saluran masuk mulai
merenggang satu sama lain, sehingga membentuk rongga. Fluida akan
mengalir dari saluran hisap (intake) dan mengisi rongga tersebut untuk
selanjutnya terperangkap dan terus terdorong kearah sisi tekan. Pada saat
berada diposisi saluran keluar (discharge), posisi gigi-gigi kembali saling
kontak dan rongga antara kedua gigi semakin mengecil. Kondisi ini
mengakibatkan fluida yang terperangkap dipakai keluar dari rongga dan
mengalir melalui saluran tekan (discharge).
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 28
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
32/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
3. KOMPRESOR DAN FAN.
Kompresor maupun Fan merupakan perangkat untuk mengalirkan fluida gas.
3.1 Kompresor.
Kompresor digunakan untuk memampatkan dan mengalirkan gas sampai pada
tekanan yang cukup tinggi. Berdasarkan cara kerjanya, kompresor
diklasifikasikan menjadi : kompresor positive displacement dan kompresor
dynamic.
3.1.1 Kompresor Positi f Displacement.
Kompresor positif displacement masih dibedakan lagi menjadi 2 yaitu ;
• Kompresor rotari.
Terdiri dari jenis kompresor ulir, kompresor sudu luncur (sliding vane) dan
sebagainya. Tetapi kompresor ini jarang dipakai di PLTU.
• Kompresor torak.
Kompresor torak dapat mengompresikan gas sampai tekanan yang cukup
tinggi. Kompesor ini dapat terdiri dari 1 tingkat (single stage) maupun banyak
tingkat (multy stage).
Selain itu juga dapat dibuat untuk aksi tunggal (single casing) atau aksi ganda
(double acting). Kompresor torak yang dirancang untuk mengompresi gas pada
tekanan tinggi biasanya dibuat bertingkat banyak (multy stage). Kompresor multy
stage tidak lain adalah gabungan beberapa buah kompresor single stage yang
dihubungkan secara seri. Dengan demikian gas akan dikompresikan secara
bertingkat sehingga tekanan gas keluar kompresor akan menjadi semakin tinggi.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 29
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
33/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gas yang ditekan temperaturnya akan naik, karena itu gas perlu didinginkan.
Pendingin gas/udara yang dipasang diantara tingkat kompresor disebut
intercooler, sedang yang dipasang disisi udara keluar kompresor disebut
aftercooler. Didalam pendingin-pendingin tersebut gas/udara didinginkan oleh air
pendingin atau oleh udara atmosfir.
Kompresor torak dapat dibuat dengan konstruksi selinder horizontal seperti
terlihat pada gambar 3.1, maupun konstruksi selinder membentuk huruf “V”,
seperti terlihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.1. Kompresor Torak Double Act ing.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 30
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
34/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar. 3.2. Kompresor Torak Konf igurasi “ V” .
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 31
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
35/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
3.1.2 Kompresor Dinamik.
Kompresor dinamik dibedakan atas :
• Kompresor centrifugal.
Pada prinsipnya sama dengan pompa centrifugal.
Kompresor centrifugal juga dapat terdiri dari satu tingkat (single stage)
ataupun banyak tingkat (multy stage). Prinsipnya adalah menciptakan efek
centrifugal pada fluida gas melalui putaran impeler untuk selanjutnya
dikonversikan menjadi kecepatan fluida dan akhirnya menjadi tekanan.
Kompresor centrifugal 2 tingkat dapat dilihat pada gambar 3.3. Sedangkan
kompresor sentrifugal multy stage dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar. 3.3. Kompresor Centri fugal 2 Tingkat.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 32
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
36/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
• Kompresor aksial.
Jenis kompresor ini terdiri dari jajaran sudu-sudu dengan diameter yang
makin mengecil kearah sisi tekan kompresor. Diameter sudu yang semakin
mengecil itu mengakibatkan penampang saluran fluida diantara sudu-sudu
tersebut menjadi semakin mengecil pula. Ini mengakibatkan kecepatan fluida
juga meningkat. Selain itu, kecepatan juga dipengaruhi oleh efek lift dari
gerakan dan bentuk sudu-sudu. Ilustrasi kompresor aksial terlihat seperti
gambar. 3.4.
Gambar. 3.4. Kompresor Aksial.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 33
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
37/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
3.2 Fan.
Fan dan kompresor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengalirkan
atau memampatkan fluida gas. Sebenarnya fan dan kompresor hampir sama,
tetapi fan lebih banyak dipakai untuk mengalirkan fluida gas pada tekanan yang
relatif rendah sedang kompresor digunakan untuk mengalirkan fluida gas pada
tekanan yang relatif lebih tinggi.
Fan sering juga disebut sebagai kipas. Menurut arah aliran gas, fan dibedakan
menjadi 2 yaitu : fan aksial dan fan sentrifugal.
3.2.1 Fan Aks ial.
Fan aksial disebut juga Propeler atau Blower. Dapat mengalirkan gas akibat aksi
lift dari gerakan dan bentuk kipas/sudu, seperti terlihat pada gambar 3.5.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 34
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
38/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar. 3.5. Fan Aks ial.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 35
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
39/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
3.2.2 Fan Centri fugal.
Fan centrifugal dapat mengalirkan gas akibat gaya centrifugal. Prinsipnya hampir
sama dengan pompa sentrifugal dimana gaya sentrifugal ditimbulkan oleh
putaran sudu-sudu (impeler).
Berdasarkan bentuk sudu, fan centrifugal dapat dibedakan menjadi :
• Fan dengan bentuk sudu lurus.
• Fan dengan bentuk sudu melengkung kedepan.
• Fan dengan bentuk sudu melengkung kebelakang.
Gambar 3.6, memperlihatkan jenis-jenis fan tersebut.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 36
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
40/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar. 3.6. Fan Centrifugal.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 37
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
41/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
4. POROS, BANTALAN DAN KOPLING.
4.1 Poros.
Poros adalah batang bulat yang berputar untuk mentransfer daya. Poros
merupakan bagian penting dari mesin-mesin penggerak mula (prime mover)
seperti motor listrik, turbin uap, mesin diesel dan turbin gas.
Penggerak mula adalah merupakan sumber daya utama yang mengkonversi
energi untuk memutar poros. Umumnya poros terbuat dari baja carbon yang
dibubut untuk memperoleh dimensi diameter tertentu dan dipoles akhir. Bagi
kepentingan aplikasi-aplikasi khusus misalnya untuk poros pompa-pompa bahan
kimia yang bersifat asam, poros dibuat dari bahan tahan karat seperti stainless
steel.
Sifat ketahanan terhadap korosi dari baja akan meningkat bila persentase
kandungan chromium dan nikel ditambah, sedang persentase carbonnya
dikurangi. Chromium juga memiliki sifat tahan panas. Akibat dari karakteristiknya
ini, poros dari stainless steel akan berumur lebih lama dibanding poros carbon
steel.
Faktor lain yang juga perlu diketahui adalah stress yang umum terjadi pada
poros. Umumnya jenis stress yang terjadi adalah : stress karena Torsi atau
tegangan puntir, bending stress dan stress aksial baik tegangan tarik maupun
tekan seperti terlihat pada ilustrasi gambar 4.1.1.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 38
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
42/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar 4.1.1. Macam - Macam Stress Pada Poros .
Poros harus cukup kuat dan cukup elastis sehingga poros akan kembali ke posisi
dan bentuk aslinya manakala semua tegangan hilang.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 39
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
43/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
4.2 Pasak.
Agar dapat melaksanakan tugasnya untuk mentransfer daya dari penggerak
mula keperalatan yang digerakkan, poros dilengkapi dengan perangkat lain
seperti puley, sproket atau kopling.
Perangkat-perangkat ini harus tersambung secara kukuh terhadap poros agar
tidak terjadi slip ketika berputar. Untuk itu diperlukan perangkat pengunci yang
dapat berupa pasak, cincin grip (grip ring) atau selinder tirus (taper lock).
Pasak merupakan perangkat yang paling banyak dipakai. Pada waktu metode
ini, dibuat alur yang umumnya berpenampang segi empat pada permukaan
poros. Pasaknya sendiri juga dibuat dari batang logam berpenampang segi
empat dengan ukuran yang sesuai dengan dimensi alur pada poros seperti
terlihat pada gambar 4.2.1.
Gambar 4.2.1. Pasak Lurus.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 40
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
44/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Kedalaman alur pada poros adalah separuh dari ketebalan pasak. Dengan
demikian, setelah dipasangkan, maka setengah bagian dari pasak akan mengait
pada perangkat yang dihubungkan ke poros seperti terlihat pada contoh dalam
gambar 4.2.2.
Gambar 4.2.2. Pemasangan Pasak Lurus.
Untuk mencegah agar pasak tidak bergeser kearah aksial, maka dipasang baut
pengunci (locking screw).
Cincin grip adalah perangkat lain yang dipakai untuk mengunci puley atau roda
gigi pada poros. Konstruksinya terdiri dari selongsong selindris dan cincin
penekan (collar) seperti terlihat pada gambar 4.2.3.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 41
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
45/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar 4.2.3. Cincin Grip.
Kedua selongsong diiris miring dimana selongsong yang satu merupakan
selongsong luar (outer) sedang yang lain adalah selongsong dalam (inner).
Lubang bagian dalam selongsong luar berbentuk tirus. Bila seluruh bagian
dipasangkan dan baut penekan (loading bolt) dikencangkan, maka selongsong
dalam akan menjepit poros sedang selongsong luar akan menekan roda gigi.
Cemgkeraman ini dapat mencegah terjadinya slip. Makin dalam baut penekan
diputar, makin kuat daya cengkeram ini.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 42
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
46/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
4.3 Bantalan.
Bantalan berfungsi untuk menyangga poros yang berputar serta membatasi
gerakan radial ataupun aksial poros. Poros dan bantalan merupakan pasangan
yang diaplikasikan pada semua jenis peralatan yang berputar di Unit
Pembangkit.
Gambar 4.3.1, memperlihatkan konstruksi bantalan sederhana.
Gambar 4.3.1. Bantalan Dan Poros.
Dalam gambar terlihat bahwa poros berputar pada bantalan. Bantalan sendiri
dipegang kukuh oleh rumah bantalan (bearing housing). Seperti kita maklumi
bahwa pada setiap permukaan-permukaan logam yang bergerak secara relatif
sesamanya, akan timbul gesekan. Selain untuk menyangga beban poros,
bantalan dirancang untuk mengurangi gesekan. Karena itu, permukaan bantalan
harus dibuat sehalus mungkin dan sebagai tambahan, bantalan juga harus
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 43
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
47/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
dilumasi. Tanpa pelumasan, bantalan akan rusak dalam waktu yang sangat
singkat.
Beban yang harus ditahan oleh bantalan tergantung pada berat poros, beban
(Load) pada poros serta gaya yang timbul akibat putaran poros. Ukuran dari
bantalan ditentukan oleh beban tersebut.
4.3.1 Bantalan Jounal Dan Bantalan Aksial.
Secara garis besar, bantalan dibedakan menjadi 2 group yaitu sliding surface
bearing dan roller contact bearing.
4.3.1.1 Sliding Surface Bearing .
Bantalan ini terdiri dari 2 tipe yaitu :
• Journal bearing
• Thrust bearing
Bantalan journal (journal bearing) mampu mencegah gerakan radial dari poros
dan permukaan poros meluncur pada permukaan bantalan. Rongga kecil
diantara permukaan poros dan permukaan bantalan memungkinkam bahan
pelumas menyuusup sehingga kontak langsung antara dua permukaan loga
dapat dihindari. bantalan journal umumnya dibuat dari logam lunak seperti
Babbitt , Cadmium, Bronze, Copperlead, Alumunium, Silver .
Dari sekian banyak jenis logam, Babbitt merupakan material yang paling banyak
dipakai karena beberapa keunggulan yang dimilikinya.
Agar keseluruhan konstruksi bantalan memilki daya tahan baik terhadap beban,
tahan fatique dan tahan aus, maka bantalan dibuat berlapis dengan masing-
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 44
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
48/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
masing lapisan terbuat dari material yang berbeda. Gambar 4.3.2, merupakan
contoh dari lapisan sebuah bantalan journal yang terdiri dari lapisan baja, Copper
lead dan babbit.
Gambar 4.3.2. Lapisan Pada Bantalan Journal.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 45
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
49/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Lapisan tipis babbit digunakan menahan keausan akibat gesekan poros. Lapisan
Copper lead dibagian tengah berfungsi untuk menahan fatique. Lapisan paling
luar bantalan yang terbuat dari baja berfungsi untuk menjamin kekuatan.
Thrust bearing berfungsi untuk mencegah terjadinya gerakan aksial poros.
Gerakan aksial terjadi bila poros bergerak searah sumbu poros. Thrust bearing
selalu dipasangkan dengan collar yang terdapat pada poros seperti terlihat pada
gambar 4.3.3.
Gambar 4.3.3. Thrust Bearing.
Thrust bearing ditahan dengan kukuh oleh rumah bantalan (housing) dan
ditempatkan dihadapan collar. Bila poros bergerak secara kasial kearah
bantalan, maka collar akan ditahan oleh bantalan dan permukaan collar akan
meluncur pada permukaan bantalan. Dengan pelumasan, gesekan yang timbul
dapat diperkecil.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 46
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
50/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar diatas merupakan konstruksi bantalan aksial tipe sepatu engsel (Pivoted
Shoe). Gambar 4.3.3.a, memperlihatkan posisi sepatu bantalan saat poros
belum berputar. Dalam kondisi ini posisi sepatu rata terhadap permukaan collar.
Manakala poros mulai berputar (gambar 4.3.3.b), minyak pelumas akan
menyusup kebagian bawah sepatu dan mendorong sepatu sehingga sepatu
akan terangkat.
4.3.1.2 Rolli ng Contact Bearing.
Bantalan ini terdiri dari roller atau bola-bola yang berputar diantara permukaan
cincin dalam dan cincin luar. Gambar 4.3.4.a, merupakan ilustrasi roller bearing
sedang gambar 4.3.4.b, merupakan ilustrasi ball bearing.
Gambar 4.3.4. Rolling Contact Bearing.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 47
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
51/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Sangkar pemisah (separator) dipasang agar jarak antara roller atau bola yang
satu dengan lain selalu tetap sehingga kemungkinan berkelompoknya bola atau
roller dapat dihindari. Cincin bagian dalam dipasang erat pada poros sedang
cincin bagian luar dipasang erat pada rumah bantalan seperti gambar 4.3.5.
Gambar 4.3.5. Rumah Bantalan
Gesekan yang terjadi pada rolling contact bearing lebih kecil dari sliding surface
bearing. bahkan bantalan ini kerap disebut bantalan anti gesekan (anti friction
bearing). Meskipun demikian, oleh bantalan ini masih memerlukan pelumasan.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 48
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
52/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
4.3.2 Beban Bantalan.
Beban bantalan adalah seluruh yang harus ditanggung oleh bentalan yang
meliputi : berat rotor, gaya akibat putaran termasuk stress. Stress yang umum
terjadi adalah stress lenduran (bending stress) dan stress aksial seperti tampak
pada ilustrasi gambar 4.3.1.
Gambar 4.3.1. Stress Pada Bantalan.
Stress tersebut merupakan bagian dari beban yang harus ditanggung oleh
bantalan. Bending stress lebih banyak ditanggung oleh bantalan journal sedang
stress aksial umumnya ditanggung oleh bantalan aksial (thrust bearing).
Akibat dari beban-beban tersebut, ditambah dengan kondisi lingkungan pola
operasi, faktor usia dan lain sebagainya, maka bantalan juga dapat mengalami
kerusakan. Bantalan dikatakan rusak bila lapisan lunak babbitt mulai terkelupas
akibat tergesek oleh permukaan poros yang keras. Bila mesin tetap dibiarkan
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 49
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
53/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
beroperasi dalam kondisi seperti ini, maka lapisan copper juga akan mulai
terkelupas dan pada akhirnya sampai pada lapisan baja. Kalau hal ini sampai
terjadi, maka porospun akan ikut rusak dan proses perbaikkannya akan semakin
sulit.
Gangguan - gangguan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bantalan
disebabkan oleh banyak faktor diantaranya :
• Gangguan sistem pelumasan.
• Ketidak sebarisan (misalignment) pada poros.
• Kesalahan pada bantalan.
4.4 Kopling.
Kopling merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menghubungkan 2 buah
poros yang terpisah guna mentransfer daya. Ada beberapa jenis dan tipe kopling
yang kita kenal diantaranya :
4.4.1 Kopl ing Fleksibel
Kopling fleksibel umumnya digunakan pada peralatan berukuran kecil sampai
sedang. Dalam skala terbatas, kopling ini mampu mengkompensasi ketidak
sebarisan (misalignment) diantara 2 poros yang dihubungkannya. Disamping itu,
ia juga mampu mengkompensasi adanya pemuaian poros yang disebabkan oleh
perubahan temperatur tanpa mengakibatkan timbulnya stress pada bantalan dan
perapat (seal). Kopling fleksibel juga terdiri dari beberapa tipe seperti : kopling
roda gigi, kopling pegas, kopling rantai dan kopling disc.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 50
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
54/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
4.4.1.1 Kopling Roda Gigi.
Kopling ini tampak seperti pada gambar 4.4.1.1.
Gambar 4.4.1.1. Kopling Roda Gigi.
Dua buah roda gigi luar dipasangkan dimasing-masing ujung poros yang akan
dihubungkan dan dikunci dengan pasak. Dua buah sungkup berbentuk flents
yang bergigi dalam kemudian dipasangkan kemasing-masing roda gigi pada
ujung poros. Kedua sungkup tersebut lalu diikat menjadi satu dengan
menggunakan baut-baut pengikat. Antara gigi-gigi luar dan gigi dalam dirancang
sedemikian rupa sehingga memiliki ruang bebas (clearence) yang cukup guna
mengakomodir adanya ketidak sebarisan (misalignment). Kopling roda gigi juga
dirancang untuk dapat memberikan toleransi bagi adanya sedikit gerakan aksial
dari kedua poros.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 51
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
55/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
4.4.1.2 Kop ling Pegas.
Gambar 4.4.1.2, merupakan ilustarsi dari kopling pegas.
Gambar 4.4.1.2. Kopling Pegas.
Pada kedua ujung poros yang akan disambung dipasangi sungkup (hub)
berbentuk flens yang disekeliling bagian luarnya terdapat alur. Sungkup ini
dikunci ke poros dengan menggunakan pasak. Kedua sungkup kemudian
disatukan dan keduanya dihubungkan oleh pegas pipih zig-zag yang dikaitkan
pada alur-alur disekeliling sungkup. Rumah kopling yang terdiri dari 2 bagian
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 52
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
56/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
kemudian dipasangkan untuk menutupi kopling dan keduanya didikat oleh baut-
baut pengikat.
Jadi pada kopling ini, daya ditransfer melalui pegas. Kopling pegas juga dapat
mentolerir ketidak sebarisan yang kecil serta sedikit gerakan aksial poros seperti
terlihat pada ilustrasi 4.4.1.2.b.
4.4.1.3 Kopling Rantai.
Kopling rantai terlihat seperti gambar 4.4.1.3.
Gambar 4.4.1.3. Kopling Rantai.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 53
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
57/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Konstruksinya terdiri dari dua sungkup berbentuk flens yang pada sisi luarnya
terdapat roda gigi. Sungkup tersebut dipasangkan kekedua ujung poros dan
dikunci dengan pasak. Sisi bergigi dari kedua sungkup kemudian dirapatkan satu
sama lain. Selanjutnya dipasangkan rantai ganda pada gigi-gigi tersebut. Jadi
transmisi daya pada kopling ini dilakukan oleh rantai. Kopling ini juga
membutuhkan pelumasan.
4.4.1.4 Kopling Disk.
Konstruksi kopling disk terdiri dari paket lempengan-lempengan piringan baja
tipis seperti terlihat pada gambar 4.4.1.4.
Gambar 4.4.1.4. Kopling Disk.
Pada kopling ini umumnya digunakan poros perantara (center pool) yang
diletakkan diantara 2 poros. Piringan tadi kemudian dislipkan diantara ujung-
ujung poros dengan center pool dan diikat dengan baut. Kopling ini tidak
memerlukan pelumasan serta dapat mentolerir ketak sebarisan hingga batas-
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 54
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
58/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
batas tertentu. Dapat dipasang dan dibongkar dengan mudah tanpa perlu harus
membongkar sungkup kopling maupun mesin yang dihubungkannya.
4.4.2 Kopl ing Tetap/Kopling Rigid :
Kopling rigid memiliki kemampuan mentransfer daya yang besar sehingga sering
dipakai untuk menghubungkan poros turbin dengan poros dengan generator.
Kelemahannya, kopling ini tidak dapat mengkompensir adanya ketidak sebarisan
antara dua poros yang akan dihubungkan. Jadi kopling rigid hanya dapat
dipergunakan untuk menyambung dua buah poros dengan kesebarisan yang
akurat.
Jenis kopling tetap antara lain adalah :
• Kopling Flens (Flange Coupling).
Kopling inin umumnya terbuat dari dua belahan flens yang masing-masing
belahan biasanya merupakan bagian dari ujung poros. Kedua belahan
kemudian disatukan dan diikat dengan beberapa buah baut pengikat seperti
terlihat pada gambar 4.4.2.1.
Gambar. 4.4.2.1. Kopling Flens.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 55
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
59/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
• Kopling Ribbed.
Kopling ini biasanya dipakai untuk menghubungkan dua poros dimana kedua
ujung poros yang akan disambung terdapat gap yang cukup besar. Kopling
ini terdiri dari dua belahan yang terpisah secara horizontal. Kedua belahan
kemudian dihubungkan dan diikat dengan baut-baut pengikat seperti terlihat
pada gambar 4.4.2.2.
Gambar. 4.4.2.2. Kopling Ribbed.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 56
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
60/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
4.4.3 Kopl ing Fluida.
Istilah kopling fluida atau kopling hidrolik merupakan sebutanumum dari suatu
perangkat kopling menggunakan fluida/hidrolik untuk mentransmisikan daya.
Fluida yang digunakan dapat beruapa minyak alam atau minyak sintetis. Hal ini
berdasarkan pertimbangan bahwa minyak memiliki kemampuan untuk
mentransmisikan daya, memiliki sifat melunasi serta mampu menyerap maupun
melepaskan panas. Prinsip kerja kopling fluida seperti terlihat pada ilustrasi
gambar 4.4.3.1.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 57
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
61/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
MOTOR
PUMP
OIL FLOW
OPERATING PRINCIPLE OF THE TURBO COUPLING
TURBINE
PUMP IMPELLER
Gambar 4.4.3.1. Prinsip Kopl ing Fluida.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 58
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
62/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Dalam aplikasinya, koplinng fluida dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :
• Hydrokinetic.
• Hydrodynamic.
• Hydroviscous.
4.4.3.1 Kopl ing Hydrokinetic.
Prinsip dasar kopling hydrokinetic terlihat pada gambar 4.4.3.2.
IMPELLER OIL
VORTEXRUNNER
Gambar 4.4.3.2. Prins ip Dasar Kopl ing Hydrokinetic.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 59
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
63/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Pada kopling ini, partikel fluida mengalami percepatan (acceleration) didalam
impeler (sebagai komponen penggerak) yang digerakkan oleh sumber
penggerak dari luar.
Fluida ini kemudian akan membentur runner (sebagai komponen yang
digerakkan) dan mengalami perlambatan (deceleration). Akibatnya, fluida
mengalalmi perubahan energi kinetik sebesar :
EK = ½ m ( V1 2 - V2
2 ).
dimana : EK = Energi kinetik
m = massa fluida
V1 = Kecepatan fluida sebelum membentur runner.
V2 = Kecepatan fluida setelah membentur runner.
Perubahan energi sebesar ini merepresentasikan besarnya transformasi daya
dari impeler ke runner.
Apabila dikehendaki agar daya yang ditransfer kerunner dapat bervariasi, maka
yang diperlukan hanya mengatur variasi massa fluida, kita akan memperoleh
variasi putaran runner meskipun putaran impeler tetap konstan. Pengaturan
variasi massa fluida dapat dilakukan memalui 4 cara yaitu : scoop trimming, leak
off dan jenis “put & take” dimana jenis yang terakhir ini sudah sangat jarang
dipakai.
Kopling hydrokinetic tipe scoop trimming terlihat seperti gambar 4.4.3.3.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 60
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
64/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar. 4.4.3.3. Kopling Hydrok inetic Tipe Scoop Trimming.
Konstruksinya terdiri dari casing dalam (inner casing) dimana ditempatkan
impeler dan runner serta casing luar (outer casing) dimana ditempatkan scoop
tube. Pada casing dalam terdapat saluran yang menghubungkannya dengan
ruang scoop tube sehingga minyak hidrolik dapat mengalir melintasi saluran ini.
Scoop tube dapat digerakkan dalam arah radial oleh mekanisme penggerak
yang terletak diluar casing. Sistem ini juga dilengkapi dengan pompa untuk
mensirkulasikan minyak. Selain itu juga disediakan pendingin (cooler) untuk
mendinginkan minyak.
Sirkulasi minyak dimulai dari pompa yang biasanya digerakkan oleh poros
penggerak (drive shaft). Dari pompa, minyak mengalir melintasi pendingin
(cooler) untuk selanjutnya masuk kedalam casing kopling. Minyak yang masuk
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 61
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
65/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
kekopling kemudian menerima efek gaya centrifugal akibat putaran impeler yang
berputar bersama poros penggerak (input shaft).
Gaya centrifugal ini cenderung melempar minyak kearah radial sehingga
membentuk cincin radial disekeliling impeler-runner. Kuantitas minyak yang ada
didalam kopling akan menentukan tebal/tipisnya cincin minyak ini. Sedangkan
kuantitas minyak didalam kopling diatur oleh scoop tube. Jadi posisi ujung scoop
tube akan bergerak kearah dalam, sehingga ujung scoop tube berada pada
posisi terdalam, maka seluruh minyak akan mengalir keluar sehingga hampir
tidak ada lagi minyak tersisa didalam kopling. Ini berarti tidak ada lagi fluida kerja
didalam kopling.
Pada kondisi seperti ini, secara teoritis tidak ada daya yang ditransfer antara
impeler dengan runner sehingga meski impeler berputar pada putaran tertentu,
tetapi runner dan poros yang digerakkan (output shaft) tidak berputar. Manakala
scoop tube digerakkan kearah luar, maka ujung scoop tube akan bergerak
keatas sehingga kuantitas minyak didalam kopling akan bertambah. Dengan
bertambahnya fluida kerja ini, maka bertambah pula daya yang ditransfer dari
impeler ke runner. Dengan demikian maka putaran runner (output shaft) akan
bertambah. Secara teoritis, bila scoop tube berada pada posisi maksimum, maka
putaran runner (output shaft) sama dengan putaran impeler (input shaft).
Gambar 4.4.3.4, merupakan ilustrasi dari kopling hydrokinetic tipe leak off.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 62
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
66/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar. 4.4.3.4. Kopling Hydrokinetic Tipe Leak Off.
Pada kopling hydrokinetic jenis ini, tidak dilengkapi dengan casing luar dan
scoop tube. Minyak hidrolik / fluida kerja dipasok oleh pompa yang umumnya
digerakkan oleh poros penggerak (input shaft). dari pompa, minyak mengalir
melintasi pendingin (cooler) dan katup dua arah (two way valve). katup ini
berfungsi untuk mengatur arah aliran minyak. Dari katup ini, minyak dapat
mengalir seluruhnya kedalam kopling atau seluruhnya kembali ke tangki ataupun
ke kedua arah.
Pada casing kopling terdapat lubang dengan oriffice yang disebut saluran leak
off. Dari dalam kopling, minyak akan mengalir keluar casing melalui saluran ini.
Terjadinya aliran minyak adalah karena gaya centrifugal yang ditimbulkan oleh
putaran poros penggerak (input shaft). Besarnya gaya centrifugal dan juga aliran
minyak tergantung pada massa/kuantitas minyak didalam kopling. Apabila aliran
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 63
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
67/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
(flow) minyak yang masuk kedalam kopling lebih besar dari aliran (flow) minyak
yang keluar dari kopling melalui oriffice, maka kuantitas minyak didalam kopling
akan bertambah. Hal ini akan mengakibatkan transfer daya antara impeler ke
runner akan bertambah pula.
Dengan demikian, maka putaran runner (output shaft) juga akan bertambah
tinggi.
4.4.3.2 Kopl ing Hydroviscous.
Kopling hydroviscous bekerja berdasarkan prinsip bahwa minyak memiliki
kekentalan (viscosty) dan dibutuhkan energi untuk menggesernya (shear). Makin
tipis lapisan minyak, makin besar energi yang diperlukan untuk menggesernya.
Gambar 4.4.3.5, merupakan ilustrasi dari kopling hydroviscous.
Gambar. 4.4.3.5. Kopl ing Hydroviscous.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 64
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
68/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Kopling terdiri dari jajaran piringan-piringan (disc) yang dipasangkan pada poros
penggerak (input shaft) serta poros yang digerakkan (output shaft). Posisi
piringan dipasang berselang - seling antara piringan penggerak dan piringan
yang digerakkan. Prinsip kerjanya adalah bahwa dengan mengatur ketebalan
lapisan film minyak diantara piringan penggerak dengan piringan yang
digerakkan, maka akan terjadi variasi transfer daya antara poros penggerak
dengan poros yang digerakkan.
Mula-mula minyak hidrolik dialirkan oleh pompa melintasi saluran ditengah-
tengah poros dan masuk kedalam kopling serta mengisi rongga-rongga diantara
piringan-piringan dan akhirnya mengalir kembali ketangki melaui lubang-lubang
saluran yang ada disekeliling kopling.
Pada saat pengaturan berada dalam selinder (Activating Cylinder) berada dalam
posisi bebas sehingga piringan penggerak dengan piringan yang digerakkan
berada pada posisi renggang.
Dalam kondisi ini berarti transfer daya dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan sangat minim. Bila piston penekan digeser kekanan, maka piston
akan menekan piringan, sehingga piringan-piringan tersebut semakin rapat yang
berarti ketebalan lapisan film diantara piringan-piringan tersebut semangkin tipis.
Keadaan ini mengakibatkan naiknya daya yang ditransfer dari poros penggerak
ke poros yang digerakkan.
Pada saat piston penekan berada pada posisi maksimum, jarak antara piringan
penggerak dengan piringan yang digerakkan menjadi nol.
Dalam kondisi seperti ini, secara teoritis daya yang dtransfer maksimum
sehingga putaran poros yang digerakkan sama dengan putaran poros
penggerak.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 65
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
69/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
4.5.2.3 Kopl ing Hydrodinamic.
Konstruksi kopling hyrodinamic terlihat seperti gambar 4.4.3.6.
Gambar. 4.4.3.6. Kopling Hydrodinamic.
Kopling ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa tekanan fluida dapat
dimanfaatkan untuk mentransfer daya diantara dua poros.
Terdiri dari rangkaian roda gigi. Roda gigi planet (planetary gears) yang
dipasangakan dengan roda gigi matahari (sun gear). Rumah kopling (housing)
serta gigi-gigi planet dan manifold merupakan kesatuan dengan poros penggerak
(input shaft). Sedangkan roda gigi matahari disatukan dengan poros yang
digerakkan (output shaft). Pada manifold terdapat lubang sebagai saluran
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 66
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
70/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
minyak keluar. Disekeliling roda gigi planet dipasang sungkup (gear housing)
dimana pada sungkup tersebut terdapat lubang tempat minyak masuk. Pada
lubang saluran minyak keluar (discharge port) terdapat katup untuk mengatur
pembukaaan saluran keluar.
Ketika poros penggerak diputar, minyak akan mengalir melalui saluran masuk
inlet port) karena dihisap oleh roda gigi planet yang berfungsi sebagai “pompa”.
Dengan kondisi pengaturan pada posisi minimum, maka saluran keluar minyak
(discharge port) dalam kondisi terbuka penuh. Hal ini mengakibatkan tekanan
minyak mendekati nol sehingga roda gigi planet hanya berputar mengelilingi roda
gigi matahari dan tidak terjadi transfer daya.
Ketika posisi pengaturan diubah, maka lubang saluran keluar minyak (discharge
port) mulai menutup sehingga tekanan mulai naik. Naiknya tekanan minyak
mengakibatkan timbulnya gaya terhadap roda gigi matahari sehingga roda gigi
matahari akan mulai ikut berputar.
Bila saluran minyak keluar (discharge port) tertutup penuh, maka tekanan dalam
“pompa” akan maksimum, sehingga roda gigi planet seolah-olah terkunci pada
roda gigi matahari. Dalam kondisi seperti ini, secara teoritis putaran ouput shaft
akan sama dengan input shaft.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 67
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
71/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
5. PENGGERAK, PERANTARA, PENGHUBUNG/ PELEPAS DAN REM
5.1. Penggerak Perantara (Drive).
Berfungsi sebagai perantara untuk meneruskan gerakan atau daya. Jenis
penggerak perantara ini ada beberapa macam seperti :
5.1.1. Penggerak Perantara Sabuk.
Penggerak perantara ini mengguanakan sabuk atau sabuk-sabuk guna
menghubungkan puley pada penggerak mula (prime mover) dengan puley dari
poros peralatan yang digerakan. Konfigurasinya tampak seperti pada gambar
5.1.1.
Gambar 5.1.1. Penggerak Perantara Sabuk
Pada sistem ini, hal yang perlu diperhatikan adalah tegangan sabuk, bila terlalu
kencang, disamping menimbulkan panas yang berlebihan, juga meningkatkan beban
pada bantalan-bantalan poros. Tapi bila terlalu longgar, dapat mengakibatkan slip
atau bahkan sabuk terlepas sehingga dapat mengganggu operasi.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 68
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
72/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
5.1.2. Penggerak Perantara Rantai.
Prinsip sama seperti penggerak perantara sabuk hanya menggunakan pasangan
rantai dan sprocket sebagai pengganti sabuk dan pulley. Kelebihan sistem ini
adalah bahwa tidak adanya faktor slip yang normal terjadi penggerak perantara
sabuk. Gambar 5.1.2. merupakan ilustrasi dari sistem ini.
Gambar 5.1.2. Penggerak Perantara Rantai
Dalam sistem ini umumnya dibutuhkan pelumasan. Tegangan rantai juga merupakan
faktor penting yang harus diperhatikan.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 69
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
73/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
5.1.3. Penggerak Perantara Roda Gigi.
Pada sistem ini, roda gigi dipakai sebagai perantara untuk mentransmisikan daya
antara dua poros. Roda gigi yang dipasang pada poros penggerak mula (prime
mover) dihubungkan dengan roda gigi yang dipasang pada poros dari peralatan
yang digerakan seperti terlihat pada gambar 5.1.3.
Gambar 5.1.3. Penggerak Perantara Roda Gigi
Pada sistem ini diperlukan pelumasan secara kontinyu karena adanya kontak
langsung pada roda-roda gigi untuk memenuhi kebutuhan ini, biasanya roda-roda
gigi direndam dalam minyak pelumas yang ditempatkan dalam rumah roda gigi (gear
box).
Hal yang perlu diperhatikan adalah level minyak pelumas didalam gear box harus
senantiasa berada pada batasan yang ditetapkan.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 70
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
74/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Sistem ini dapat digunakan untuk poros-poros yang beroperasi pada putaran tinggi
dan dapat menghubungkan/ melepaskan hubungan dari kedua poros yang sedang
dalam keadaan berputar. Gambar sebelah kiri memperlihatkan posisi lepas
(disengage) dan gambar sebelah kanan dalam posisi terhubung (engage).
Bila tekanan baik dari udara maupun hidrolik diaktifkan, maka piringan sebelah kiri
akan bergerak dan merapat kepiringan pasangannnya. Dalam posisi demikian maka
terjadi transfer daya dan kedua poros akan berputar. Melalui mekanisme ini maka
dimungkinkan bagi penggerak mulai untuk mencapai putaran nominal sebelum
menggerakan poros dari peralatan yang digerakan. Hal ini sangat membantu
penggerak mula untuk mencapai apa yang disebut ” Shoft Start .
5.2. Penghubung/ Pelepas (Clutch).
Berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan hubungan antara poros
penggerak dengan poros yang digerakan ketika dalam keadaan beroperasi.
Perangkat ini umumnya terdiri dari beberapa jenis yaitu jenis mekanik, pneumatik
dan jenis hidrolik.
5.2.1. Penghubung/ Pelepas Jenis Mekanik.
Contoh dari perangkat jenis ini adalah jaw clutch seperti yang tampak pada
gambar 5.2.1.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 71
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
75/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar 5.2.1. Jaw Clutch.
Umumnya digunakan pada poros-poros berputaran rendah. Terdiri dari sepasang
material yang permukaannya bergerigi dan masing-masing dipasang pada poros
penggerak dan poros yang digerakan dimana salah satunya dapat digerakan secara
aksial oleh sebatang tuas.
Gambar sebelah kiri memperlihatkan posisi lepas (disengaged) dimana poros
penggerak dengan poros yang digerakan tidak terhubung. Dengan menggerakan
tuas, maka belahan sebelah kiri akan bergerak kekanan sehingga kedua belahan
akan menyatu dan kedua poros kini dalam posisi terhubung (engage). Umumnya hal
ini dilakukan pada saat poros belum berputar.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 72
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
76/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
5.2.2. Penghubung/ Pelepas Pneumatic dan Hidrol ik.
Dinamakan demikian adalah berdasarkan pada sumber penggerak untuk
menghubungkan dan melepaskan kedua poros yaitu dengan perantaraan udara
dan minyak hidrolik. Konstruksinya terdiri dari sepasang piringan yang dilekatkan
dimasing-masing ujung poros seperti tampak pada gambar 5.2.2.
Gambar 5.2.2. Penghubung/ Pelepas Pneumatik dan Hidro lik.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 73
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
77/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
5.3. Rem (Brake).
Rem juga dibutuhkan oleh beberapa jenis peralatan PLTU misalnya pada sistem
conveyor. Rem ini berfungsi untuk mencegah terjadinya putaran balik dari
peralatan terutama ketika kehilangan power dari penggerak mula (prime mover)
atau ketika penggerak mula dimatikan.
Untuk aplikasi pada motor-motor listrik kecil biasanya digunakan rem elektrik
(electric brake). Rem ini umumnya berupa piringan pirodo yang akan
mencengkram poros motor, seperti terlihat pada gambar 5.3.1.
Gambar 5.3.1. Rem Electr ik.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 74
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
78/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Ketika motor distart, katup solenoid akan energized dan membebaskan
cengkraman rem. Ketika motor dimatikan atau trip, katup solenoid juga akan de
energized dan pegas akan menarik pirodo untuk mencengkram poros.
Jenis lain adalah rem mekanik seperti yang tampak pada gambar 5.3.2.
Gambar 5.3.2. Rem Mekanik.
Konstruksi ini memungkinkan rotor berputar hanya kesatu arah. Bila motor
dimatikan atau trip, rotor akan terkunci sehingga tidak mungkin dapat berputar
dengan arah terbalik.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 75
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
79/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
6. PENYEBARISAN (ALIGNMENT).
Penyebarisan adalah penyetelan posisi kesebarisan yang tepat bagi berbagia
jenis komponen mekanik. Salah satu contoh aplikasi dari penyebarisan adalah
ketika akan menghubungkan 2 poros yang terpisah dari 2 peralatan yang
berbeda, misalnya antara poros motor dengan poros pompa. Sebelum kedua
poros dihubungkan, terlebih dahulu harus dilakukan penyetelan sedemikian rupa
sehingga diperoleh posisi kesebarisan yang tepat diantara keduanya.
Penyebarisan yang akurat merupakan faktor yang esensial guna mencapai usia
operasi mesin yang panjang.
Penyetelan kesebarisan yang tidak akuratt dapat menimbulkan vibrasi yang pada
akhirnya juga akan mengurangi usia dari kopling, bantalan maupun seal. Ketidak
tepatan posis semacam ini disebut ketidak sebarisan (misalignment).
Dalam keadaan operasi, ada beberapa indikasi yang menunjukknan adanya
ketidak sebarisan ini misalnya :
• Poros berayun
• Timbul getaran (vibrasi) yang lebih besar dari kondisi normal. Meskipun
demikian perlu juga diketahui bahwa vibrasi tidak hanya disebabkan oleh
ketidak sebarisan, tetapi banyak penyebab lain yang juga menimbulkan
vibrasi.
• Temperatur tinggi
Biasanya ketidak sebarisan mengakibatkan temperatur bantalan naik
melebihi temperatur normalnya.
• Suara yang bising.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 76
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
80/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Gambar 6.1, merupakan ilustrasi dari dua buah poros dalam posisi kesebarisan
yang benar.
Gambar 6.1. Kesebarisan 2 Poros Yang Benar.
Jadi penyebarisan adalah proses penyetelan yang dilakukan guna memperoleh
posisi seperti yang dilukiskan oleh gambar 6.1.
Manakala poros-poros mengalami ketidak sebarisan (misalignment), maka
secara umum ketidak sebarisan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
ketidak sebarisan paralel (parallel misalignment) dan ketidak sebarisan sudut
(angular misalignment). Tetapi pada prakteknya, biasanya poros-poros
mengalami kombinasi dari kedua macam ketidak sebarisan tersebut. Jenis-jenis
ketidak sebarisan dapat dilihat pada gambar 6.2.
Gambar 6.2. Jenis Ketidak Sebarisan Poros.
11205/HIS/LK/KJ/BBD/Unj 77
-
8/17/2019 03_PENGGERAK FLUIDA & TRANSMISI MEKANIK.pdf
81/83
PT PLN (Persero) JASA DIKLATPENGOPERASIAN ALAT BANTU
UNIT PENDIDIKAN & PELATIHAN
SURALAYA
PLTU MODUL 1/OP
PENGGERAK FLUIDA DAN
TRANSMISI MEKANIK
Adapun penyebab dari terjadinya ketidak sebarisan diantaranya adalah :
• Terjadinya pergeseran posisi relatif antara kedua peralatan akibat pemuaian.
• Terjadinya pergeseran pondasi.
• Peralatan mengalami tegangan yang berlebihan akibat penyambungan
dengan pipa-pipa saluran. Sehingga mengakibatkan terjadinya distorsi atau
pergeseran pada peralatan.
• Adanya kesalahan manusia ketika melakukan penyebarisan.
•
Adanya masalah pada dudukan peralatan yang duduk pada pondasimisalnya kendornya baut-baut pengikat, perubahan bentuk dan sebagainya.
Operator yang baik harus cukup familier dan mampu menganalisis untuk dapat
menentukan penyebab timbulnya kondisi abnormal sekecil apapun juga.
• Ketidak sebarisan sudut masih dibedakan lagi menjadi :
Ketidak sebarisan sudut dari sisi horizontal seperti terlihat pada gambar 6.3.
dan ketidak sebarisan sudut dari sisi vertikal, seperti terlihat pada gambar6.4.
top related