aimarusciencemania.files.wordpress.com · web viewpermasalahan lingkungan seperti pencemaran,...
Post on 08-Jul-2018
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di abad Milenium ini, kemajuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi
((IPTEK) seakan menimbulkan polemik terhadap lingkungan hidup manusia.Hal ini
karena kebanyakan manusia hanya mementingkan kepentingan individu tanpa
memikirkan dampak bagi lingkungan hidup dalam penggunaan sumber daya
alam(SDA). Selain itu penyebab kerusakan lingkungan akibat ulah manusia juga
disebabkan karena kurangnya kesadaran akan etika lingkungan.
Kerusakan lingkungan hidup dapat terjadi melalui pencemaran
lingkungan,yang meliputi udara, air, dan tanah.Contoh pencemaran udara
meliputi:global warming,penipisan lapisan ozon, dan hujan asam.Pencemaran
air:limbah sungai,eutrofikasi dll.Pencemaran tanah:tanah solid akibat penumpukan
pupuk kimia dll.
Dengan adanya contoh kerusakan-kerusakan di atas,maka diharapkan manusia
sebagai pengelola lingkungan hidup dapat mengetahui konsep pembangunan
berwawasan lingkungan dan pembangunan sumber daya alam serta sumber daya
manusia untuk meminimalisirkan kerusakan yang telah terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di rumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Jelaskan definisi dan konsep pembangunan lingkungan!
2) Bagaimana pembangunan sumber daya alam dan sumber daya manusia?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas,tujuan penulisan makalah ini adalah:
1) Menjelaskan definisi dan konsep pembangunan lingkungan;
2) Mendeskripsikan pembangunan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Konsep Pembangunan Berwawasan lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.(Administrator,2011) http://klh.tegalkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=14:pembangunan-berwawasan-lingkungan&catid=6:berita&Itemid=14
Menurut Prof. Dr. Emil Salim Lingkungan Hidup adalah segala benda dan kondisi
yang ada dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal-hal yang hidup termasuk
kehidupan manusia.
Menurut UU No.4 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan Lingkungan Hidup,
jumto UU No. 23 Tahun 1997, Pasal I bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
lainnya.
Menurut Prof.Dr.Otto Soemarwoto, Lingkungan adalah jumlah semua benda dan
kondisi yang ada dalam ruang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
KOMPONEN-KOMPONEN EKOSISTEM
Di dalam lingkungan terdapat hidup terdapat tiga komponen ekosistem, yaitu :
a.Unsure Fisik (abiotik)
Unsure fisik yang terdapat didalam lingkungan hidup terdiri atas tanah, air, sinar
mathari, senyawa kimia, dan sebagainya.fungsi unsure fisik didalam lingkungan sebagai
media untuk berlangsungnya kehidupan. Sebagai contoh air dioperlukan oleh semua makhluk
hidup untuk mengalirkan zat-zat makanan dan matahari merupakan energi utama untuk
bergerak atau berubah.
b.Unsure Hayati (biotic)
Unsure hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua makhluk hidup yang
terdapat di bumi, mulai dari tingkat yang paling rendah sampai ke tingkat tinggi, mulai dari
bentuk yang paling kecil hingga yang paling besar.sebagai contohnya adalah manusia, hewan,
tumbuhan dan jasad renik.
c.Unsure Budaya
Disamping lingkungan fisik alamiah, manusia juga memiliki lingkungan lain sebagai
pelengkap kehidupan yang disebut dengan lingkungan budaya. Lingkunga budaya merupakan
3
abtraksi yang berwujud nilai, norma, gagasan dan konsep dalam memahami dan
menginterpretasikan lingkungan. (Agustinarahmayani,2008)
DEFINISI PEMBANGUNAN
Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara bertahap dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki negara secara bijaksana.
Menurut Rostow pembangunan adalah
Tranformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern yang lebih
produktif.
Rostow membagi pembangunan menjadi lima tahapan yaitu :
1. Masyarakat tradisional ( the traditional society)
Ciri-cirinya :
a. Cara produksi masih primitive.
b. Tingkat produktifitas masih rendah khususnya bidang pertanian.
c. Kegiatan politik dan pemerintahan masih rendah berada pada tuan tanah
2. Tahap Prasyarat Lepas Landas ( The pra condition for take off) Ciri-cirinya :
Masa transisi masyarakat mempersiapkan untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan
sendiri.
3. Tahap lepas landas (the take off) Ciri-cirinya :
Pertumbuhan ekonomi selalu terjadi, adanya kemajuan pasar dan terbukanya
pasar-pasar baru.
4. Tahap menuju kedewasaan ( the drive to maturity)
Ciri-cirinya :
a. Kondisi masyarakat sudah secara efektif mengunakan teknologi modern di hamper semua
kegiatan produksi dan kekayaan alam.
b. Struktur dan keahlian para pekerja bertambah tinggi.
c. Struktur dan keahlian para tenaga kerja mengalami perubahan di mana sector industry
semakin penting sementara sector pertanian menurun.
Konsep pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar dan terencana yang
memadukan unsure lingkungan hidup termasuk sumberdaya kedalam proses
pembangunan.
Sumber daya yang mendukung pembangunan antara lain :
a. sumber daya alam.yaitu air, tanah, udara.
4
b. sumber daya manusia.
c. ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan :
1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Konsep pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan kita
sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
Dalam pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan berbagai upaya :
1. Menyatukan persepsi tentang pelestarian.
2. Menstabilkan populasi bumi baik di darat maupun di laut.
3. Melanjutkan mengamankan penggunaan sumber daya.
4. Menggunakan sumber daya secara efisien dan tidak membahayakan biosfer.
5. Mengembangkan dan menerapkan teknologi maju untuk mendukung pengelolaan dan
pengembangan lingkungan.
6. Mendukung program ekonomi baru yang memiliki strategi yang berkelanjutan dalam
pengelolaan sumber daya dan pengembangan lingkungan.
Pembangunan berkelanjuan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih
luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan:
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-
5
dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi
tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Skema pembangunan berkelanjutan:pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi
Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan
berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa “…keragaman budaya penting bagi manusia
sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam”. Dengan demikian “pembangunan
tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk
mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. dalam pandangan ini,
keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan
berkelanjutan.
Konsep lingkungan hidup menurut UNCC
Dalam pembicaraan mengenai perubahan iklim, Cina setuju membuka dialog
menghadapi berakhirnya Kyoto Protokol. Dialog-dialog ini diharapakan dapat memberi
kemajuan konferensi UNCC (United Nation Climate Conference) yang berlangsung di Bali
pada Desember 2007. (Agustinarahmayani,2008)
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan.( Afandi kusuma, 2009)
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi,
menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala yang
berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah
satu penyebabnya. Ada empat hal pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan. Pertama,
6
konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik. Kedua, perdamaian dan keadilan
(pemerataan) untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama.
Ketiga, pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan konservasi
bagi kelangsungan hidup bio-fisik dan harus adanya perdamaian dan pemerataan (keadilan)
dalam melaksanakan hidup bersama. Keempat, demokrasi yang memberikan kesempatan
kepada semua orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan,
kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berimbang haruslah berorientasi pada
kebutuhan pokok hidup manusia, pemerataan sosial, peningkatan kualitas hidup, serta
pembangunan yang berkesinambungan. Agar pembangunan yang berwawasan lingkungan ini
dapat berjalan dengan baik, maka pembangunan tersebut perlu memiliki pandangan jauh ke
depan yang dirumuskan sebagai visi pembangunan. Dan dapat diimplementasikan ke dalam
pembangunan jangka panjang secara ideal serta berorientasi kepada kepentingan seluruh
rakyat. Visi pembangunan yang dimaksud adalah tercapainya peningkatan kualitas hidup
seluruh masyarakat melalui: pengembangan kecerdasan, pengembangan teknologi,
ketrampilan dan moral pembangunan sumber daya manusia yang tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, serta seni untuk mengelola sumber daya alam secara
bijaksana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembangunan harus mengandung makna
perkembangan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui keadilan. Berhasil atau
tidaknya visi ini sangat tergantung pada misi pembangunan melalui strategi pembangunan
yang dijalankan. Srategi pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan potensi sumber
daya manusia dalam mendayagunakan sumber daya alam dengan segenap peluang serta
kendalanya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Penggunaan teknologi bersih yang berwawasan lingkungan dengan segala
perencanaan yang baik dan layak.
2. Melaksanakan rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna dalam
menghasilkan barang dan jasa yang unggul, tangguh dan berkualitas tinggi, yang
berdampak positif bagi kelangsungan hidup pembangunan itu sendiri.
3. Adanya pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya pembangunan, sehingga
sesuai dengan rencana dan tujuannya.
Di dalam kebijakan pengelolaan lingkungan hidup titik tekannya ada di daerah, untuk itu
seyogyanya di dalam program pembangunan nasional/daerah merumuskan program
pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, yang mencakup :
7
1. Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup. Bertujuan memperoleh dan menyebarluaskan informasi mengenai
potensi dan produktivitas sda dan lh melalui inventarisasi dan evaluasi serta penguatan
sistem informasi.
2. Program Peningkatan Efektivitas Pengelolaan, Konservasi dan Rehabilitasi Sumber
Daya Alam. Bertujuan menjaga keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian sda dan lh
laut, air, udara, atau dengan harapan tercapainya sasaran berupa terlindunginya
kawasan-kawasan konservasi dari kerusakan akibat pemanfaatan sda yang tidak
terkendali dan eksploitatif.
3. Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
Hidup. Bertujuan meningkatkan kualitas lh dalam upaya mencegah kerusakan dan
pencemaran lingkungan serta pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat
pemanfaatan sda yang berlebihan.
4. Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum, Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup. Bertujuan untuk mengembangkan
kelembagaan, menata sistem hukum, perundangan, kebijakan, serta terlaksananya
upaya penegakan hukum secara adil dan konsisten.
5. Program Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Bertujuan meningkatkan peranan dan
kepedulian semua pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sda dan pelestarian
fungsi lh.
Mengingat kompleksnya di dalam pengelolaan LH, maka dalam pelaksanaan pembangunan
dibutuhkan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan LH yang sejalan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup
yang berimbang sebagai pilar-pilar yang saling tergantung dan saling memperkuat satu sama
lain. Di samping itu yang terjadi di lapangan adalah menurunnya kualitas lingkungan hidup,
dan banyaknya hal yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup di daerah dalam
masa otonomi daerah, di antaranya :
1. Ego sektoral dan daerah, yang terjadi adalah pengelolaan hidup dilaksanakan
overlaping antar sektor satu dengan sektor yang lain.
2. Tumpang tindih perencanaan antar sektor.
3. Dana yang masih sangat kurang untuk bidang lingkungan hidup.
4. Keterbatasan sumberdaya manusia.
8
5. Eksploitasi sumberdaya alam masih terlalu mengedepankan profit dari sisi ekonomi.
6. Lemahnya implementasi peraturan perundangan.
7. Lemahnya penegakan hukum lingkungan khususnya pengawasan.
8. Pemahaman masyarakat tentang lingkungan hidup masih rendah.
9. penerapan teknologi yang tidak ramah lingkungan.( Sudarmadji,2011)
Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berimbang haruslah berorientasi
pada kebutuhan pokok hidup manusia, pemertaan sosial, peningkatan kualitas hidup, serta
pembangunan yang berkesinambungan.
Agar pembangunan yang berwawasan lingkungan ini dapat berjalan dengan baik, maka
pembangunan tersebut perlu memiliki pandangan jauh ke depan yang dirumuskan sebagai visi
pembangunan. Dan dapat diimplementasikan ke dalam pembangunan jangka panjang secara
ideal serta berorientasi kepada kepentingan seluruh rakyat. Visi pembangunan yang dimaksud
adalah tercapainya peningkatan kulitas hidup seluruh masyarakat melalui pengembangan
kecerdasan, pengembangan teknologi, keterampilan dan moral pembangunan sumber daya
manusia yang tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta seni untuk mengelola
sumber daya alam secara bijaksana dan berkesinambungan.
Oleh karena itu,pembangunan harus mengandung makna perkembangan dan perbaikan
kualitas hidup masyarakat melalui keadilan.
Berhasil atau tidaknya visi ini sangat tergantung pada misi pembangunan melalui strategi
pembangunan yang dijalankan.
Strategi pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam
mendayagunakan sumber daya alam dengan segenap peluang serta kendalanya. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara :
1. penggunaan teknologi bersih yang berwawasan lingkungan dengan segala perencanaan
yang baik dan layak.
2. Melaksanakan rekayasa ilmu pengetgahuan dan teknologi yang tepat guna dalam
menghasilkan barang dan jasa yang unggul, tangguh dan berkualitas tinggi, yang
berdampak positif bagi kelangsungan hidup pembangunan itu sendiri.
3. Adanya pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya pembangunan, sehingga
sesuai dengan rencana dan tujuannya.
Selain itu pembangunan harus dilaksanakan sesuai misinya, seperti adanya rencana
pembangunan dan pemantauan, harus dilakukan pengevaluasian serta pengauitan. Bertujuan
untuk memberikan umpan balik yang diperlukan bagi penyempurnaan pelaksanaan maupun
9
tahap perencanaan pembangunan berikutnya.
Prinsip pembangunan berwawasan lingkungan adalah pendayagunaan sumber daya alam
sebagai pokok kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, bertanggungjawab, dan sesuai
daya dukungnya dengan mengutamakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat serta
memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
Konsep pembangunan ini bertujuan membangun kualitas SDM (Sumber Daya
Manusia) yang mampu menyelaraskan tanggung jawab moral dengan strategi pembangunan
berwawasan lingkungan. Hal ini perlu ditegaskan mengingat adanya kecenderungan gaya
hidup konsumerisme, hingga bergesernya potensi fisik alami manusia (nature of human
physical potention) akibat meluasnya pemanfaatan perangkat teknologi (dependent on
technological instruments) dalam proses pembangunan itu berlangsung.
Konsep pembangunan yang ramah lingkungan ini bersifat ekonomis, karena dapat
menghasilkan keuntungan lebih besar dengan modal yang lebih kecil yang bersifat
bekelanjutan (sustainable). Baik dari segi lingkungan biogeofisik-kimia karena tidak terjadi
kerusakan maupun sosial-ekonomi dan budaya.
Problem pembangunan yang hanya bertumpu pada satu aspek menyebabkan
keterbelakangan dan kemiskinan menjadi suatu hal yang anakronistis, yang memperdebatkan
the gap between poor and rich tentang perbedaan urgensi environmental priorities. Karena
itu, strategi pembangunan yang konseptual harus meletakkan konsep pembangunan dengan
unsur SDM yang integral dan bermoral.
Kompleksitas pembangunan melahirkan aneka pro dan kontra. Artinya, kolaborasi
dampak pembangunan biasanya melahirkan dua temperamen. Pertama, pembangunan akan
menghasilkan output yang bersifat positif, yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh pada perubahan kualitas hidup. Kedua, akan menimbulkan pula dampak negatif
yang tidak menguntungkan seperti berdirinya industri kimia. Di satu sisi bermanfaat untuk
menunjang kualitas hidup manusia, namun limbah industri tersebut menjadi problema bagi
lingkungan hidup(Syafruddin,2008).
2.2 Pembangunan Sumber daya alam dan sumber daya manusia
2.2.1 Pembangunan SDA
Degradasi kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup (ecological losses)
secara empiris juga berarti: (1) Menghilangkan sebagian sumber-sumber kehidupan dan
10
mata pencaharian masyarakat (economic resources losses); (2) Mengerosi kearifan lokal
melalui perusakan sistem pengetahuan, teknologi, institusi, religi, dan tradisi masyarakat
lokal (social and cultural losses); dan (3) Mengabaikan hak-hak masyarakat dan
kemajemukan hukum dalam masyarakat (the political of legal pluralism ignorance).
Dari perspektif hukum dan kebijakan publik, degradasi sumberdaya alam dan
lingkungan hidup lebih dilihat sebagai akibat dari anutan politik hukum dan kebijakan
pemerintah untuk mendukung pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi. Instrumen hukum (legal instrument) yang diproduk pemerintah dalam bentuk
peraturan perundang-undangan (state law) selama kurun waktu tiga dekade terakhir ini
cenderung memperlihatkan karakteristik yang bersifat eksploitatif, sentralistik, sektoral,
represif, mengabaikan hak-hak masyarakat, dan mengingkari adanya kemajemukan
hukum dalam komunitas-komunitas masyarakat.
Keadaan tersebut membutuhkan perbaikan hukum yang tetap mendukung
pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang berbasis kelestarian
lingkungan, khususnya mencakup aspek wawasan, orientasi dan instrumen hukum yang
menjamin kelestarian lingkungan hidup, desentralistik, akomodatif terhadap penguatan
kelembagaan dan kearifan Pemanfaatan sumberdaya alam dalam pembangunan harus
dilandasi dengan pendekatan pendayagunaan sumberdaya alam dengan manfaat sebesar-
besarnya bagi kemakmuran masyarakat secara berkelanjutan. Pola konsumsi sumberdaya
alam seharusnya memberi kesempatan dan peran-serta masyarakat serta memberdayakan
masyarakat untuk dapat mengelola sumberdaya alam secara optimal dan lestari .
Masih sangat terbatas kebijakan yang secara eksplisit mendorong pada pola produksi
dan konsumsi yang optimal dan berkelanjutan. Selain itu, pola konsumsi yang dikaitkan
dengan peningkatan gizi dan kesehatan masih merupakan masalah utama bagi daerah-
daerah. (Naomi Ruth Dimara,SH,2009)
Dalam sebagian kehidupan masyarakat dan budaya perkotaan telah berkembang
gaya hidup konsumtif, karena sebagian besar mereka tidak lagi mengkonsumsi
berdasarkan nilai guna, nilai pakai, tetapi sesuatu yang hanya merupakan “simbol” di
mana image atau citra menjadi sangat penting. Hal ini seiring dengan semakin pesatnya
kemajuan dunia informasi dan komunikasi. Permasalahan Lingkungan seperti
11
pencemaran, degradasi lahan kritis, dan kelangkaan sumberdaya alam akan cenderung
berkembang sebagai dampak dari pola produksi/ industri dan konsumsi yang berlebihan.
Konsumsi energi meningkat sekitar 5-8% per tahun. Konsumen terbesar adalah
sektor industri (49%), transportasi membutuhkah 32% dan selebihnya adalah untuk
kebutuhan rumah tangga. Berubahnya struktur ekonomi dari pertanian ke industri dan
meningkainya aktivitas ekonomi di berbagai sektor kehidupan, mempengaruhi Iaju
peningkatan konsumsi energi yang secara langsung juga akan meningkatkan emisinya.
Untuk mencegah dan mengatasi dampak emisi ini pola konsumsi dan produksi
sumberdaya energi perlu segera ditangani secara tepat dan cermat.
Semakin terbatasnya ketersediaan sumberdaya air, maka pola konsumsi air harus
mempertimbangkan sumberdaya air di masa mendatang. Bidang agrokompleks masih
akan tetap menjadi konsumen terbesar. Walaupun demikian, di beberapa wilayah,
persaingan pemanfaatan sumberdaya air akan canderung menajam antara pertanian,
industri dan rumah tangga. Beberapa hal yang perlu diprioritaskan adalah sebagai
Salah satu tantangan pokok abad 21 adalah agar kualitas hidup manusia terus
meningkat dan pembangunan tetap berlanjut. Dalam kaitan ini, hal yang sangat penting
adalah bagaimana mengaktualisasikan konsep pembangunan berkelanjutan menjadi
komitmen dan arahan untuk melakukan tindakan nyata dalam berbagai kegiatan
pembangunan.
Sesuai dengan perhatian dan kepentingan semua pihak untuk menjaga
keberlanjutan pembangunan serta menjamin kelestarian bumi dengan segala isi dan
kehidupannya, maka dimensi penting dalam pembangunan SDA-LH, adalah:
(1). kerja sama sinergis antar daerah,
(2) pengendalian kependudukan,
(3) penanggulangan dan pengentasan kemiskinan,
(4) optimalisasi pola konsumsi sumberdaya alam,
(5) perlindungan dan peningkatan kesehatan lingkungan,
(6) penataan ruang, pemukiman dan perumahan,
(7) integrasi lingkungan ke dalam pengambilan keputusan pembangunan.
Dipahami bahwa sebagai masyarakat yang sedang membangun, segala cita-cita,
tujuan, dan sasaran hanya dapat dicapai apabila institusi yang ada mampu menggerakan
segala potensi daerah yang tersedia dan peniadakan berbagai hambatan yang
menghadang. Kemampuan institusi akan meningkat apabila sumberdaya manusia yang
menjalankan dan menggerakkannya mempunyai kemampuan yang memadai. Dengan
12
demikian peningkatan sumberdaya manusia dan pemberdayaan masyarakat merupakan
ujung tombak dari semua Program Pembangunan.
Penanggulangan kemiskinan dan ketertinggalan harus dijadikan program penting
dalam menjamin pembangunan yang berkelanjutan, karena kemiskinan selain akan
menjadi beban pertumbuhan juga akan menjadi penyebab degradasi sumberdaya alam –
lingkungan hidup. Masyarakat miskin tidak akan mampu memelihara SDA-LH apalagi
memulihkan kerusakannya. Di lain pihak, kemiskinan juga dapat terjadi akibat degradasi
kualitas SDA-LH dan pemutusan akses masyarakat terhadap sumberdaya milik bersama
(common property resources). Karena itu pengelolaan sumberdaya alam merupakan
upaya penting dalam kaitannya dengan penanggulangan kemiskinan. (Naomi Ruth
Dimara,SH,2009)
Pembangunan sumber daya manusia Indonesia mengalami perlambatan akibat
kondisi ekonomi dan sosial politik serta pertahanan dan keamanan yang kurang
menguntungkan. Indikator-indikator di bidang pembangunan itu menunjukkan Indonesia
jauh tertinggal dari negara lain seperti Singapura, Thailand dan Malaysia. "Masalah
besarnya adalah korupsi," kata Kwik Kian Gie, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas usai acara Mid Term Review Program Kerjasama Indonesia
dan UNICEF tahun 2001-2005 di Gedung Bappenas Jakarta, Rabu (22/10). Ia menilai,
setiap masalah sosial yang ada akan berhadapan adanya tindakan korupsi terhadap dana
pembangunan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Hal senada juga diutarakan
oleh Steven Allen, Kepala perwakilan UNICEF untuk Indonesia. Ia menyatakan, dana itu
bisa jadi masalah tetapi juga sebuah kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup
sumber daya manusianya. UNICEF menginginkan agar Indonesia mengalokasi dana lebih
besar bagi pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial. Steven menambahkan,
peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat bergantung bagaimana implementasi
kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah. Ia mencontohkan seperti undang-
undang perlindungan anak yang dibuat Indonesia. Undang-undang itu sampai saat ini
belum mampu mengatasi terjadinya pelanggaran hak anak.(Edy chan,2003)
13
UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM HAL PEMBANGUNAN SDA
1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki
tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian
lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna
Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan
pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan
hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan
dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air
yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan
tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang
menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut
dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang
tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan
menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul.
Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun
terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
14
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas,
salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme.
Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap
bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih
dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan
tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan
cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan
industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan
menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada
cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan
ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta
dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas
ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di
atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar
ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan
akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan
global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.
Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab
15
hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga
penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota
laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di
laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan
telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap
gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena
karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan,
tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan
mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora
dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.( Afandi kusuma ,2009)
16
2.2.2 Pembangunan SDA dan Sejarah Masalah SDM Di Indonesia
Pembangunan yang telah berlangsung selama tiga dasa warsa lalu lebih berorientasi
untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi (economic growth development) dengan
mengeksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Untuk mendukung orientasi
pembangunan tersebut diciptakan paradigma pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup yang berbasis negara (state-based resource management), yang pada
kenyataannya merupakan paradigma pembangunan yang berbasis pemerintah
(government-based resource management).
Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi cenderung
bersifat eksploitatif dan mengabaikan kaidah-kaidah kelestarian, konservasi, dan
keberlanjutan. Konsekuensi yang ditimbulkan adalah timbulnya dampak negatif yang
berupa degradasi kualitas sumberdaya alam serta pencemaran lingkungan hidup yang
serius seperti yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia.(Naomi Ruth
Dimara,SH,2009)
Pikiran Dasar
Pikiran dasar (Premis) penulisan ini adalah Pengembangan SDM merupakan hal yang
harus dilakukan untuk mendapatkan ketahanan dan kekuatan bangsa Indosesia dimasa
sekarang dan masa-masa yang akan datang.
Pengembangan SDM bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi seluruh
masyarakat Indonesia.
Pikiran dasar ini selanjutnya akan disandingkan dengan fakta yang penulis ambil dari literatur
buku maupun publikasi tulisan-tulisan di Internet. Kemudian ditarik kesimpulan.
SDM Indonesia Era Orde Baru
Setelah Soeharto menduduki bangku Presiden Indonesia, maka terbentuklah suatu era
yang disebut dengan Orde baru yang merupakan era atau orde dimana bangsa Indonesia
dibawah pemerintahan Presiden Soeharto mulai membangun disegala aspek kehidupan, untuk
mengejar ketertinggalan dari negara lain. Pada era orde baru ini, perkembangan bangsa
Indonesia sangat pesat dan sempat tumbuh menjadi kekuatan yang cukup diperhitungkan
hingga mencapai puncaknya pada tahun 1996 sampai pertengahan 1997.
SDM di era Krisis Ekonomi
17
Pada saat krisis Ekonomi pada akhir tahun 1997 yang melanda negara-negara
dikawasan Asia dimana Indonesia juga didalamnya, mengakibatkan perekonomian dengan
segala aspek didalamnya menjadi hancur dan mengalami kemunduran dan terpuruk. Kondisi
ini bisa terlihat dengan banyaknya perusahaan yang tidak bisa bertahan dan ditutup,
mengakibatkan timbulnya pengangaguran yang cukup besar dan juga terjadi ketimpangan
antara jumlah kesempatan kerja dengan angkatan kerja. Kondisi ini turut memicu
keterpurukan masyarat Indonesia yang mengakibatkan meningkatnya tingkat kemiskinan
diIndonesia. Dalam kondisi krisis multi ekonomi ini mengakibatkan rendahnya kesempatan
kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara disisi lain jumlah angkatan kerja
lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Merujuk HDI tahun 2004 dimana terjadi
kesenjangan antara kesejahteraan dan kesempatan hidup yang semakin terpuruh. Faktanya
tidak adanya pembagian akses kehidupan dan pendapatan yang merata.
Kondisi keterpurukan ekonomi yang berlangsung cukup lama ini mengindikasikan
bahwa dasar perekonomian Indonesia beserta SDM didalamnya tidak kuat menghadapi
terpaan goncangan ekonomi dari luar dan juga terpaan globalisasi yang semakin kuat masuk
dalam tatanan moral bangsa. Hal ini dikarenakan pembangunan perekonomian dan SDM
Indonesia dimasa orde baru terlalu otoriter dan tersentralisasi tanpa melibatkan daerah dan
lapisan masyarakat yang ada, sehingga pembangunan ekonomi dan SDM yang sudah bagus
itu tidak kuat dan rentan terhadap terhadap goncangan ekonomi dan globalisasi yang kuat.
SDM di era Globalisasi
Krisis ekonomi yang multi dimensional ditambah dengan globalisasi yang kuat
merasuk masuk ke Indonesia mengakibatkan kemunduran ekonomi disertai dengan
keterpurukan pengembangan SDM Indonesia sebagai akibat dari pengaruh globalisasi yang
tidak pandang bulu merasuki dan mempengaruhi semua kalangan dan lapisan masyarakat.
Akibat dari krisis yang berkepanjangan mengakibatkan banyak perusahaan yang bangkrut
dan gulung tikar, yang selanjutnya mengakibatkan angka pengangguran yang cukup besar.
Kemudian diperparah lagi dengan ketahanan dan kualitas SDM Indonesia yang tidak kuat dan
tidak mampu untuk menghadapi persaingan global yang kuat. Ketidak mampuan SDM ini
mengakibatkan Indonesia tidak mempunyai daya saing untuk mengangkat kembali
perekonomian dan mengembangkan SDMnya.
Kenyataan ini belum menjadi kesadaran bagi bangsa Indonesia untuk kembali
memperbaiki kesalahan pada masa lalu. Rendahnya APBN untuk sektor pendidikan (tidak
lebih dari 12%) pada pemerintahan era reformasi. Ini menunjukan belum adanya perhatian
serius dari pemerintah pusat terhadap perbaikan kualitas SDM. Padahal sudah saatnya
18
pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah secara serius membangun SDM yang
berkualitas, dan sudah saatnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan
potensi sumberdaya yang dimiliki dengan kemampuan SDM yang tinggi sebagai kekuatan
dalam membangun perekonomian nasioanal.
Orang tidak bekerja alias pengangguran merupakan masalah bangsa yang tidak pernah
terselesaikan. Ada tiga hambatan yang menjadi alasan mengapa orang tidak bekerja, yaitu
hambatan kultur, kurikulum pendidikan dan pasar kerja. Hambatan kultur yang dimaksud
adalah budaya dan etos kerja. Sementara yang menjadi masalah dari kurikulum pendidikan
adalah belum adanya standar baku kurikulum yang mampu menciptakan dan
mengembangkan kemandirian SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sedangkan
hambatan pasar kerja lebih disebabkan rendahnya kualitas SDM yang ada untuk memenuhi
kebutuhan pasar kerja.
Ekonomi abat ke 21 yang ditandai dengan globalisasi ekonomi merupakan suatu
kegiatan ekonomi perdagangan dimana negara-negara diseluruh dunia menjadi satu kekuatan
pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritori negara. Globalisasi
sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam
dunia usaha. Indonesia dikancah persaingan global menurut World Competitiveness Report
menempati urutan ke 45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, dibawah Singapura
(8), Malaysia (34), cina(35), Filipina (38), dan Thailand (40).
Realitas globalisasi yang demikian membawa membawa sejumlah implikasi bagi
pengembangan SDM di Indonesia. Problem utama dalam pengembangan SDM Indonesia
adalah terjadinya missalocation of human resources. Pada ere sebelum reformasi pasar tenaga
kerja mengikuti era konglomeresi. Dimana tenaga kerja yang ada cenderung memasuki dunia
kerja yang bercorak konglomeratif yaitu mulai dari sektor manufaktur sampai dengan
perbankan. Dengan begitu, dunia pendidikan akhirnya masuk dalam kemelut ekonomi poitik,
yakni terjadi kesenjangan ekonomi yang terakselerasi struktur pasar yang masih terdistorsi.
Kenyataan menunjukan banyak lulusan terbaik pendidikan masuk kesektor-sektor ekonomi
yang justru bukan memecahkan masalah ekonomi, tetapi malah memperkuat proses
konsentrasi ekonomi dan konglomerasi, yang mempertajam kesenjangan ekonomi.Hal ini
terjadi karena visi SDM terbatas pada struktur pasar yang sudah ada dan belum sanggup
menciptakan pasar sendiri, karena kondisi makro ekonomi yang memang belum kondusif
untuk itu.
Dengan demikian, pada era reformasi dewasa ini, alokasi SDM masih belum mampu
mengoreksi kecenderungan terciptanya konsentrasi ekonomi yang memang telah tercipta
19
sejak pemerintahan masa lalu. Sementara disisi lain Indonesia kekurangan berbagai keahlian
untuk mengisi berbagai tuntutan globalisasi.
Ketimpangan pengembangan SDM Indonesia dapat terlihat dengan tingkat kualitas
pendidikan yang berbeda cukup besar antara satu daerah/provinsi dengan daerah/provinsi
lainnya, dan juga antara kota dengan kampung/desa yang mana pembangunan pendidikan
dari yang paling dasar sampai dengan tingkat atas sangat terasa. Hal ini dibuktikan dengan
kurangnya fasilitas pendidikan maupun guru yang mengajar di desa yang mengakibatkan
tingginya angka buta huruf dan kadar penggunaan bahasa Indonesia yang masih rendah di
pedesaan maupun daerah pelosok. Dengan demikian maka akan sulit bagi bangsa Indonesia
untuk bisa meningkatkan kualitas hidup dan SDMnya jika kondisi ketimpangan ini tidak
diperhatikan dan diperbaiki.
Hubungannya dengan Pembangunan Berkelanjuatan
Pembangunan berkelanjutan adalah Kegiatan usaha memenuhi kebutuhan, dengan
menggunakan sumberdaya yang ada pada diri dan lingkungannya, tanpa menghambat
kebutuhan generasi masa depan, menuju tingkat kehidupan yang lebih tinggi, dengan atau
tanpa bantuan dari luar, didalam batas hukum dan HAM yang Universal Fakta bahwa
kebijakan pemerintah orde baru yang lebih menitik beratkan pada pembangunan disegala lini
tanpa melibatkan atau memperhatikan aspirasi masyarakat bawah, dan juga sistem
pengembangan SDM yang tidak merata antar daerah kota dan pedesaan yang mengakibatkan
ketahanan perekonomian dan SDM yang tidak bisa untuk bertahan dari krisis multi
dimensional, yang disusul juga dengan era globalisasi yang tidak bisa dihindari oleh
Indonesia, mengakibatkan pembangunan Indonesia sangat terpuruk dan seterusnya untuk bisa
bergerak naik dari keterpurukan dan untuk tidak mudah terpuruk lagi maka Indonesia harus
bisa menjaga Ketahanan SDMnya supaya bisa kuat. Pengembangan SDM sudah seharusnya
ditujukan lakukan dengan perbaikan mutu pendidikan dan lebih berorientasi pada
perkembangan persaingan global, supaya SDM Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara
lain. Disamping itu untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan bukan saja di dukung
oleh sektor pendidikan saja, tetapi harus juga diperhatikan tingkat kesejahteraan masyarakat
berupa tingkat kekurangan gizi, kematian bayi, usia harapan hidup, fasilitas kesehatan sampai
dengan pemberdayan gender sampai dengan tingkat kemiskinan.
Kalau kita melihat masing-masing indikator menurut HDI, kesejahteraan seperti usia
harapan hidup, melek huruf orang dewasa, rata-rata tahun bertahan disekolah dan
pengeluaran perkapita, maka dari tahun 1996 sebelum krisis ke tahun 1999 dan 2002 sesudah
krisis moneter, pada umumnya terjadi perbaikan indeks untuk seluruh Indonesia. Kecuali
20
pengeluaran perkapita dari 587,4 juta rupiah (1996) menurun ke 578,8 juta rupiah (1999)
tetapi lantas naik menjadi Rp 591,2 juta (2002).
Setelah itu dalam laporan UNDP 2007/2008 menyebutkan bahwa pembangunan
sektor kesehatan di Indonesia menunjukan kemajuan. Umum harapan hidup meningkat,
angka kematian bayi dan ibu menurun. Namun berbagai keberhasilan itu dikhawatirkan akan
mengalami guncangan karena penurunan anggaran pembangunan kesejahteraan dan
pendidikan, serta mundurnya pelaksanaan keluarga berencana akibat desentralisasi dan
otonomi daerah.
Dengan melihat kenyataan diatas, maka kita tidak boleh cepat berpuas diri, karena
kita masih tertinggal jauh dari negara-negara tetangga kita yang secara kultur dapat dikatakan
sama dengan kita. Namun meskipun tingkat kesejahteraan relatif meningkat, tetapi rendahnya
pembangunan pendidikan Indonesia mempengaruhi kualitas manusia Indonesia. Hal ini
sering dijadikan pegangan untuk melihat indeks pembangunan manusia (HDI) Indonesia amat
rendah. Padahal pengukuran HDI berdasarkan 3 indikator yaitu panjang usia, pendidikan dan
standar hidup.( Prof. DR. W.I.M. Poli.2007)
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan:
Definisi pembangunan berwawasan lingkungan:
pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber
daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya
alam untuk menopangnya
Ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan:
a.Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang
Pembangunan SDA dan SDM meliputi kombinasi antara upaya yang dilakukan oleh
warganegara dan upaya pemerintah
Sejarah Masalah SDM Di Indonesia
SDM Indonesia Era Orde Baru
Setelah Soeharto menduduki bangku Presiden Indonesia, maka terbentuklah suatu era
yang disebut dengan Orde baru yang merupakan era atau orde dimana bangsa IndonesiaPada
era orde baru ini, perkembangan bangsa Indonesia sangat pesat dan sempat tumbuh menjadi
kekuatan yang cukup diperhitungkan hingga mencapai puncaknya pada tahun 1996 sampai
pertengahan 1997.
22
SDM di era Krisis Ekonomi
Pada saat krisis Ekonomi pada akhir tahun 1997 yang melanda negara-negara
dikawasan Asia dimana Indonesia juga didalamnya, mengakibatkan perekonomian dengan
segala aspek didalamnya menjadi hancur dan mengalami kemunduran dan terpuruk. Hal ini
dikarenakan pembangunan perekonomian dan SDM Indonesia dimasa orde baru terlalu
otoriter dan tersentralisasi tanpa melibatkan daerah dan lapisan masyarakat yang ada,
sehingga pembangunan ekonomi dan SDM yang sudah bagus itu tidak kuat dan rentan
terhadap terhadap goncangan ekonomi dan globalisasi yang kuat.
SDM di era Globalisasi
Krisis ekonomi yang multi dimensional ditambah dengan globalisasi yang kuat
merasuk masuk ke Indonesia mengakibatkan kemunduran ekonomi disertai dengan
keterpurukan pengembangan SDM Indonesia sebagai akibat dari pengaruh globalisasi yang
tidak pandang bulu merasuki dan mempengaruhi semua kalangan dan lapisan masyarakat.
Dengan demikian maka akan sulit bagi bangsa Indonesia untuk bisa meningkatkan kualitas
hidup dan SDMnya jika kondisi ketimpangan ini tidak diperhatikan dan diperbaiki.
23
DAFTAR PUSTAKA
Siroth, Muhammad dkk.1998.Pembangunan Berwawasan Lingkungan.(online)
http://www.angelfire.com/id/akademika/mspemling98.html Diacces tanggal 16 Oktober
2011.
Syafruddin.2008 Pembangunan Berwawasan Lingkungan.(online)
http://dinazhar.multiply.com/journal/item/8?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Diacces tanggal 16 Oktober 2011.
Administrator.2011. Pembangunan Berwawasan Lingkungan.(online)
http://klh.tegalkota.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=14:pembangunan-berwawasan-
lingkungan&catid=6:berita&Itemid=14 Diacces tanggal 16 Oktober 2011.
Sudarmadji.2010.Pembangunan Berwawasan Lingkungan.(online)
http://geo.ugm.ac.id/archives/125 diacces tanggal 16 Oktober 2011.
Agustinarahmayan.2008. pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup
http://agustinarahmayani.wordpress.com/2008/04/17/pemanfaatan-dan-pelestarian-
lingkungan-hidup/
afandi kusuma 2009. lingkungan hidup,kerusakan lingkungan pengertian kerusakan
lingkungan dan pelestarian(online)
http://afand.cybermq.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-
pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian- diacces tanggal 16 Oktober 2011
Edy can.2003.Pembangunan Sumber Daya Manusia Melambat(On line)
24
http://tempointeraktif.com/hg/nasional/2003/10/22/brk,20031022-67,id.html diacces tanggal
16 Oktober 2011
Naomi Ruth Dimara,SH.2009.PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN
POLA HIDUP MASYARAKAT(On line)
http://vogelkoppapua.org/?page=article.detail&id=14 diacces tanggal 16 Oktober 2011
Prof. DR. W.I.M. Poli.2007.Pembangunan Sumber daya manusia.(Online)
http://sammy-ekonomiku.blogspot.com/2008/03/pengembangan-sumber-daya-manusia.html
Diacces tanggal 17 Oktober 2011
LAMPIRAN:
Dokumentasi Foto Anggota
Aini Maskuro(0910211107) Halimatus sa’diyah(0910211066)
25
Siti Aminah (0910211111) Arizal Irawan Putra (0910211082)
top related