amanah rasulullah

22
Amanah adalah sifat istimewa bagi para pemangku risalah (para nabi), sungguhnya setiap orang dari mereka berkata kepada kaumnya: ٌ ن يِ م ٌ ولُ س رْ مُ ك ل يِ ّ نِ Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (QS. Asy-Syu'ara:107,125,143, 162, 178)) Amanah tersebut merupakan persaksian musuh-musuh mereka (para nabi) kepada mereka, seperti dalam dialog Heraclius (raja Romawi) dengan Abu Sufyan , ketika Heraclius berkata: 'Aku bertanya kepadamu, apa yang diperintahkannya kepadamu? Maka engkau menjelaskan bahwa ia memerintahkan shalat, jujur, menahan dari yang haram, melaksanakan janji, menunaikan amanah- ia berkata: dan ini adalah sifat seorang nabi.'[1] Dan di tempat yang lain dalam Shahih '…Dan aku bertanya kepadamu: apakah ia menipu? Maka engkau menjelaskan bahwa ia tidak pernah menipu.

Upload: yasirbasalamah

Post on 16-Nov-2015

285 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Amanah Merupakan ajaran prinsip dalam Islam. Menyia-nyiakan amanah berarti berkhianat kepada Allah, karena Allah telah memperingatkan dalam al-Quran.

TRANSCRIPT

  • Amanah adalah sifat istimewa bagi para pemangku risalah (para nabi), sungguhnya setiap orang dari mereka berkata kepada kaumnya: Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (QS. Asy-Syu'ara:107,125,143, 162, 178))

    Amanah tersebut merupakan persaksian musuh-musuh mereka (para nabi) kepada mereka, seperti dalam dialog Heraclius (raja Romawi) dengan Abu Sufyan , ketika Heraclius berkata: 'Aku bertanya kepadamu, apa yang diperintahkannya kepadamu? Maka engkau menjelaskan bahwa ia memerintahkan shalat, jujur, menahan dari yang haram, melaksanakan janji, menunaikan amanah- ia berkata: dan ini adalah sifat seorang nabi.'[1] Dan di tempat yang lain dalam Shahih 'Dan aku bertanya kepadamu: apakah ia menipu? Maka engkau menjelaskan bahwa ia tidak pernah menipu.

  • Ketika fitrah tetap lurus dan selamat dari mengikuti hawa nafsu, hal itu tergambar pada pemiliknya dengan sifat amanah. Dan dalam firman Allah : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS. Al-Ahzab:72)

  • Melaksanakan hak-hak amanah termasuk sifat orang-orang yang beriman, dan kekurangan sebagian darinya termasuk bagian dari sifat orang munafik. Karena itulah disebutkan sifat orang yang munafik: Apabila diberi amanah ia berkhianat.[1]Dan beliau bersabda: Tidak ada iman (yang sempurna) bagi orang yang tidak ada amanah padanya, dan tidak ada agama (yang sempurna) bagi orang yang tidak menepati janji.

  • Dari Yusuf bin Asbath diriwayatkan, bahwa ia berkata," Aku pernah mendengar Sufyan berkata," Aku tidak pernah melihat kezuhudan yang lebih sulit dari kezuhudan terhadap kekuasaan. Kita bisa dapati orang yang zuhud dalam hal makanan, minuman, harta dan pakaian. Namum kalau kita berikan kepadanya kekuasaan, ia akan mempertahankan dan berani bermusuhan untuk membelanya. (Siyarul A'lam an-Nubala VII:262)

    Dari Abu Dzar Ra Ia berkata,"Saya berkata kepada Rasulullah, ya Rasulullah mengapa engkau tidak memberi jabatan kepadaku? Maka beliau menepuk bahuku dan bersabda,' Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau ini adalah orang yang lemah, sedang jabatan itu suatu amanat, yang kelak pada hari kiamat merupakan suatu kehinaan dan penyesalan. Kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan kewajiban (jabatan) dengan sebaik-baiknya (HR Muslim)Dari Abu Hurairah RA , Rasulullah saw bersabda,"

    " sesungguhnya kalian berambisi merebut jabatan, dan nanti pada hari kiamat jabatan itu akan menjadi penyesalan." (HR Bukhori)

  • Al-Qurthubi berkata: amanah meliputi semua tugas agama menurut pendapat yang paling kuat.[1] Sebagaimana ia berkata dalam firman-Nya : Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, (QS. Al-Mu'minun:8)Amanah dan janji menggabungkan semua yang dipikul manusia berupa perkara agama dan dunia, ucapan dan perbuatan. Dan hal ini meliputi pergaulan dengan manusia, janji-janji, dan selain yang demikian itu. Dan kesudahan yang demikian itu adalah menjaga dan melaksanakannya.[2]

  • Diriwayatkan dalam cerita penduduk Najran, tatkala mereka setuju membayar jizyah, sesungguhnya mereka berkata: 'Sesungguhnya kami memberikan kepadamu apa-apa yang engkau minta kepada kami, utuslah bersama kami seorang laki-laki yang amin (dipercaya), dan janganlah engkau mengutus bersama kami kecuali orang yang amanah.' Maka beliau bersabda:

    'Sungguh aku akan mengutus seorang laki-laki yang amanah bersamamu, orang yang benar-benar amanah.'[1] Dan beliau mengirim Abu Ubaidah .

  • Sungguh, jika ini merupakan sifat para penyeru risalah, maka sesungguhnya para pengikut mereka juga memiliki karasteristik seperti itu. Karena itulah beliau menyertakan definisi seorang mukmin dengan perilakunya yang istimewa, di mana beliau bersabda: "Dan seorang mukmin adalah orang yang manusia memberikan amanah kepadanya terhadap darah dan harta mereka."[1]

  • Apabila sifat amanah sudah menyatu dengan pemiliknya, ia bergaul dengan sifat itu bersama yang dekat dan jauh, muslim dan non muslim. Ibnu Hajar rahimahullah berkata: 'Menipu hukumnya haram dengan kesepakatan ulama, sama saja terhadap muslim atau kafir zimmi.'[1] Demikian pula keadaan orang yang beriman, sehingga bersama orang yang terkenal sebagai pengkhianat dan masyhur sebagai penipu, sebagaimana dalam hadits: "Tunaikanlah amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan janganlah engkau berkhianat kepada orang yang berkhianat kepadamu."[2]

  • Penipuan orang-orang besar, para pemuka, dan pengkhianatan orang-orang yang berkedudukan lebih keji dan lebih jahat dari pada tergelincirnya kalangan awam, karena kesalahan orang-orang besar merupakan kerusakan besar.

  • Tidak bersifat amanah bukan hanya mendapatkan kehinaan dan kenistaan di dunia, sesungguhnya ia akan mendapatkannya tergambar baginya di hari kiamat saat berada di titian, agar ia tersungkur karenanya dari atas titian, menuju dasar neraka jahanam, sebagai akibat menyia-nyiakan amanah dan melewati batas dalam melanggarnya, sebagaimana dalam hadits: ..."Dan dikirimlah amanah dan silaturrahim, maka keduanya berdiri di kedua

  • Mujahid (pejuang) di medan perang diperintahkan bersikap amanah, dilarang menipu, berkhianat dan ghulul (mengambil harta ghanimah sebelum dibagi):

    "Janganlah kamu menipu, janganlah berbuat ghulul, dan janganlah mencincang musuh"[1]Dan orang yang diberi amanah menjaga keluarga mujahid (pejuang) adalah sebaik-baik yang melaksanakan amanah. Jika ia lalai atau berkhianat, niscaya mujahid itu berdiri di hari kiamat, mengambil dari kebaikannya apa-apa yang dikehendakinya:

    , ... "Dan tidak ada seorang laki-laki yang tidak ikut berperang, menggantikan laki-laki dari para mujahidin (dalam mengurus) keluarganya, lalu ia berkhianat pada mereka melainkan ia berdiri baginya di hari kiamat, maka ia mengambil dari amal ibadahnya apa-apa yang dikehendakinya maka apakah dugaanmu?[2] Maksudnya, apakah kamu mengira bahwa masih tersisa sedikit lagi dari kebaikannya?

  • Adapun amanah didalam ibadah adl anda menunaikan -wahai kaum muslimin- dgn apa yg diwajibkan Allah kepadamu dgn ikhlash kepada-Nya dan mengikuti Rasul-Nya SAW tanpa adanya penambahan dan pengurangan menjunjung tinggi segala perintah menjauhi segala larangan kamu takut kepada Allah secara sembunyi dan terang terangan kamu takut kepadanya dihadapan manusia dan dalam kesendirian krn Allah mengetahui kedipan mata dan apa yg disembunyikan hati kamu menyembah Allah seolah olah kamu melihat-Nya jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia melihatmu kamu mengaplikasikan dua kaliamat syahadat mendirikan shalat menunaikan zakat puasa ramadhan berhaji ke baitullah dan berumrah dan kamu menunaikan apa yg diwajibkan kepadamu dihadapan Tuhanmu krn ingin mendapatkan keridhaannya dan krn takut kemarahan dan kemurkaannya. Maka siapa yg seperti itu maka sesungguhnya dia telah menunaikan amanah dihadapan Tuhannya dan mendapatkan kenimatan yg abadi dgn izin Allah.

  • Dan adapun amanah didalam muamalat maka ruang lingkupnya sangatlah banyak sebagiannya adl bahwa kamu ber-muamalah dgn manusia sebagaimana kamu menginginkan orang lain mempergaulimu seperti itu dari nasehat dan tutur kata dan kamu memelihara hak-hak mereka yg berhubungan dgn harta ataupun bukan dari tiap sesuatu yg diberi amanah kepadanya baik secara lapaz maupun urf .

  • Amanah juga ada antara seseorang dan istrinya maka diwajibkan kepada masing-masing memelihara yg lain pada harta dan rahasianya maka janganlah menceritakan kepada seseorang tentang hal itu. Dalam sebuah hadits yg shahih dari nabi saw bersabda Sesungguhnya sejahat-jahat manusia kedudukannya disisi Allah pada hari qiyamat adl seorang laki laki yg berkumpul dgn istrinya dan kemudian salah satu dari keduanya membuka rahasia yg lainnya.

  • Amanah juga ada antara seseorang dgn temannya ia bercerita kepadanya tentang rahasianya yg ia ketahui bahwasanya ia tidak ingin orang lain mengetahui tentang hal itu kemudian ia berkhianat kepadanya tidak menunaikan sesuatu yg diamanahkan kepadanya membuka rahasianya serta menceritakannya kepada orang lain.

  • Amanah juga ada dalam jual beli sewa-menyewa maka tidak boleh bagi pedagang mengkhianati pembeli dgn mengurangi takaran atau timbangan atau menambah harga atau menyembunyikan aib atau menyamarkan aqad. Pembeli pun tidak boleh mengkhianati penjual dgn mengurangi harga atau mengingkari tidak mau membayar hutang padahal dia mampu . Orang yg menyewakan juga tidak boleh mengkhianati penyewa denga cara mengurangi harga atau mengingkarinya atau suatu muamalah yg merugikan penyewa baik itu berupa rumah tempat alat atau yg ditunggangi .

  • Amanah juga terdapat dalam perwakilan dan kekuasaan maka wajib atas wakil melakukan yg terbaik dan ia tidak boleh berkhianat kepada orang yg mewakilkan kepadanya maka ia menjual barang milik muwakkil dalam perdagangannya lbh murah dari nilainya krn berkolusi dgn pembeli. Atau ia membelikan barang utk muwakkil didalam pembeliannya lbh mahal dari harga semestinya krn berkolusi dgn penjual.

  • Dan didalam kekuasaan tiap orang yg berkuasa atau sesuatu yg khusus atau umum maka ia diberi amanah yg wajib ditunaikannya Maka seorang qadhi adl amin amir adl amin pemimpin-pemimpin kantor dan direktur adl amin. Mereka wajib melakukan segala hal yg berhubungan dgn kekuasaan mereka dgn yg lbh baik utk kekuasaan mereka dan pada apa yg mereka diberi kekuasaan sebatas kemampuan mereka.

  • Pengurus pengurus anak yatim mesjid dan orang-orang yg diberi wasiat mereka semua adl amin wajib melaksanakan amanah dgn yg lbh baik. Ketahuilah bahwasanya sebagian dari amanah ada yg berhubungan dgn kebudayaan pendidikan dan pengajaran. Maka wajib atas orang yg melaksanakan itu baik itu pembuat-pembuat manhaj kepala-kepala bagian dan para pembimbing memelihara amanah dalam hal yg demikian itu dgn memilih manhaj yg benar serta pengajar pengajar yg baik membekali para pelajar dgn ilmu dan amal agama dan dunia ibadah dan akhlak.

  • Di antara gambaran amaliyah terhadap amanah: bahwa engkau memberi nasehat kepada orang yang meminta pendapatmu dan jujur kepada orang yang percaya terhadap pendapatmu. Disebutkan dalam hadits: "Yang diminta pendapat adalah yang dipercaya."[1]... "Dan barangsiapa yang memberi isyarat kepada saudaranya dengan perkara yang ia mengetahui bahwa petunjuk pada yang lainnya, berarti ia telah berkhianat kepadanya."[2]

  • jadilah orang yang amanah benar-benar menjadi langka, yang diisyaratkan kepada mereka, seperti dalam hadits:

    , , : ..."Jadilah manusia berjual beli, maka hampirlah salah seorang dari mereka tidak ada yang menunaikan amanah. Maka dikatakan: sesungguhnya pada bani fulan ada seorang laki-laki yang amanah"[1]

    Padahal sudah sangat langkanya orang-orang yang amanah, mereka dijauhkan dan diberikan jabatan kepada selain mereka, dan hal itu menjadi penyebab tersia-sianya amanah, itulah salah satu tanda hari kiamat. Rasulullah bersabda:

    . : : ."Apabila amanah sudah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat.' Abu Hurairah bertanya, 'Bagaimanakah menyia-nyiakannya?' Beliau menjawab, 'Apakah perkara diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari kiamat."[2]