akuntansi dagang
TRANSCRIPT
BAB VSIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
A. Perbedaan Aktivitas Perusahaan Jasa dengan Perusahaan Dagang
Perbedaan utama antara perusahaan jasa dengan perusahaan dagang berkaitan
dengan aktivitas pendapatan. Aktivitas perusahaan jasa untuk menghasilkan pendapatan
melibatkan pemberian pelayanan kepada pelanggan. Pada laporan laba rugi, pendapatan
atas jasa yang diberikan dilaporkan sebagai pendapatan jasa (fee). Beban operasi yang
terjadi dalam penyediaan jasa dikurangkan dari pendapatan jasa untuk mendapatkan laba
bersih.
Sebaliknya, aktivitas perusahaan dagang untuk menghasilkan pendapatan
melibatkan pembelian dan penjualan barang dagang. Bila barang dagang telah terjual,
pendapatan dilaporkan sebagai penjualan, dan biaya dari barang dagang tersebut diakui
sebagai beban, yang disebut harga pokok barang dagang yang dijual (cost of
merchandise sold) atau harga pokok penjualan. Istilah harga pokok penjualan lebih
sering digunakan karena lebih ringkas. Harga pokok penjualan dikurangkan dari
penjualan untuk mendapatkan laba kotor. Jumlah ini disebut laba kotor (gross profit),
karena angka tersebut merupakan laba sebelum dikurangi beban operasi. Persediaan yang
masih tersisa (belum dijual) pada akhir periode akuntansi disebut persediaan barang
dagang (merchandise inventory). Persediaan barang dagang dilaporkan sebagai aktiva
lancar di neraca.
B. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Laporan Laba Rugi Bentuk Bertahap
Laporan laba rugi bertahap (multiple-step income statement), memuat
beberapa bagian, sub-bagian, dan sub-total.
1
1. Penjualan, yaitu jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang
yang dijual, baik secara tunai maupun secara kredit. Retur dan potongan penjualan
serta diskon penjualan dikurangkan dari jumlah ini untuk mendapatkan penjualan
bersih.
2. Retur dan Potongan Penjualan, diberikan kepada pelanggan untuk barang yang
rusak atau cacat. Misalnya, daripada pembeli mengembalikan barang yang rusak atau
cacat, penjual menawarkan potongan sebagai kompensasi atas barang yang rusak
atau cacat tersebut. Retur dan potongan penjualan diakui ketika barang dagang
dikembalikan atau ketika potongan diberikan oleh penjual.
3. Diskon Penjualan, diberikan penjual kepada pelanggan untuk pembayaran lebih
awal dari jumlah terutang (misalnya, 2/10, n/30). Diskon penjualan diakui ketika
pelanggan membayar tagihan penjualan. Penjualan bersih diperoleh dengan
mengurangkan retur dan potongan penjualan, serta diskon penjualan.
Contoh laporan laba rugi bentuk bertahap (multiple-step income statement)
UD MAKMURLaporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006Pendapatan dari penjualan : Penjualan 720.185.000 Dikurangi : Retur dan potongan penjualan 6.140.000 Diskon penjualan 5.790.000 (11.930.000) Penjualan bersih 708.255.000Harga pokok penjualan (525.305.000)Laba kotor 182.950.000Beban operasi : Beban penjualan : Beban gaji penjualan 56.230.000 Beban iklan 10.860.000 Beban penyusutan peralatan took 3.100.000 Beban penjualan rupa-rupa 630.000 Total beban penjualan 70.820.000 Beban administrasi : Beban gaji kantor 21.020.000 Beban sewa 8.100.000 Beban penyusutan peralatan kantor 2.490.000 Beban asuransi 1.910.000 Beban perlengkapan kantor 610.000 Beban administrasi rupa-rupa 760.000
2
Total beban administrasi 34.890.000Total beban operasi (105.710.000)Laba operasi 77.240.000Pendapatan dan beban lain-lain : Pendapatan sewa 600.000 Beban bunga (2.440.000)
(1.840.000)Laba bersih 75.400.0004. Harga Pokok Penjualan, adalah harga barang yang terjual kepada konsumen.
Seperti telah kita ketahui, bahwa penjual mungkin menawarkan diskon kepada
pelanggan untuk pembayaran lebih awal atas tagihan mereka. Diskon semacam itu
merupakan diskon pembelian bagi pembeli. Diskon pembelian mengurangi harga
pokok barang dagang. Pembeli mungkin mengembalikan barang dagang kepada
penjual (retur pembelian), atau pembeli menerima pengurangan dari harga awal
barang yang dibeli (potongan pembelian). Seperti diskon pembelian, retur dan
potongan pembelian mengurangi harga pokok barang yang dibeli selama suatu
periode. Sebagai tambahan, biaya transportasi yang dibayar pembeli atas barang
dagang menambah harga pokok barang dagang yang dibeli. Misalnya, selama tahun
2006 UD Makmur membeli barang dagang seharga Rp. 521.980.000,00, menerima
retur dan potongan pembelian sebesar Rp. 9.100.000,00 mengambil diskon
pembelian sebesar Rp. 2.525.000,00 dan membayar biaya transportasi masuk
(transportation-in) sebesar Rp. 17.400.000,00, maka:
Pembelian Rp. 521.980.000,00Dikurangi : Retur dan potongan pembelian Rp. 9.100.000,00 Diskon pembelian Rp. 2.525.000,00Pembelian bersih Rp. 11.625.000,00
Rp. 510.355.000,00Ditambah : Biaya transportasi masuk Rp. 17.400.000,00Harga pokok barang yang dibeli Rp. 527.755.000,00
Saldo awal persediaan barang dagang ditambahkan pada harga pokok barang yang
dibeli untuk mendapatkan barang dagang tersedia dijual (merchadise available for sale).
Misalnya, persediaan awal tahun 2006 sebesar Rp. 59.700.000,00 dan persediaan akhir
tahun 2006 sebesar Rp. 62.150.000,00 maka HPP dihitung sbb.:
Persediaan barang dagang, 1 Januari 2006 Rp. 59.700.000Pembelian Rp.521.980.000
3
Dikurangi : Retur&potongan pembelian Rp. 9.100.000 Diskon pembelian Rp. 2.525.000Pembelian bersih (Rp.11.625.000)
Rp.510.355.000Ditambah : Biaya transportasi masuk Rp. 17.400.000Harga pokok barang yang dibeli Rp 527.755.000Barang dagang tersedia dijual Rp. 587.455.000Dikurangi : persediaan barang dagang, 31 Desember 2006 (Rp. 62.150.000)Harga pokok penjualan Rp. 525.305.000
Harga pokok penjualan ditentukan dengan mengurangkan persediaan barang
dagang pada akhir periode terhadap barang dagang tersedia dijual selama periode
bersangkutan. Persediaan barang dagang akhir periode ditentukan dengan metode
periodik atau metode perpetual.
Dengan metode periodik, catatan persediaan barang dagang tidak
memperlihatkan jumlah tersedia untuk dijual atau jumlah barang terjual selama periode.
Persediaan barang dagang akhir periode ditentukan dengan melakukan penghitungan
fisik persediaan barang dagang yang tersisa. Dengan metode perpetual, setiap pembelian
dan penjualan barang dagang diakui pada akun persediaan dan harga pokok penjualan.
Sebagai hasilnya, jumlah barang dagang tersedia dijual dan jumlah terjual secara terus-
menerus (perpetually) diungkapkan dalam catatan persediaan.
Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung
Laporan laba rugi bentuk langsung (single-step income stetement)
menekankan pada total pendapatan dan total beban sebagai faktor-faktor yang
menentukan laba bersih. Kritik terhadap bentuk langsung timbul karena jumlah laba kotor
dan laba operasi tidak tersedia untuk digunakan dalam analisis lebih lanjut. Berikut ini
contoh laporan laba rugi bentuk langsung.
UD MAKMURLaporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006Pendapatan : Penjualan bersih Rp.708.255.000 Pendapatan sewa Rp. 600.000 Total pendapatan Rp.708.855.000Beban : Harga pokok penjualan Rp. 525.305.000
4
Beban penjualan Rp. 70.820.000 Beban administrasi Rp. 34.890.000 Beban bunga Rp. 2.440.000 Total beban Rp.633.455.000Laba bersih Rp. 75.400.000
Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik untuk perusahaan dagang sama dengan perusahaan
jasa. Laporan ini disiapkan dengan cara yang sama seperti halnya perusahaan jasa.
Berikut ini laporan ekuitas pemilik UD Makmur.
UD MAKMURLaporan Ekuitas Pemilik
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006Modal Ny. Marmi, 1 Januari 2006 Rp. 153.800.000Laba bersih tahun berjalan Rp. 75.400.000Duikurangi : penarikan pemilik (Rp. 18.000.000) Kenaikan ekuitas pemilik Rp. 57.400.000Modal Ny. Marmi, 31 Desember 2006 Rp. 211.200.000
Neraca
Neraca bisa disajikan dalam bentuk akun (account form). Pada bentuk akun,
aktiva disajikan pada sisi kiri, kewajiban dan ekuitas pemilik disajikan pada sisi kanan.
Neraca juga bisa disajikan dalam bentuk laporan (report form). Pada bentuk laporan,
diurutkan pos-posnya ke bawah dalam tiga bagian, yaitu (1) aktiva, (2) kewajiban, dan
(3) ekuitas pemilik. Berikut ini contoh neraca bentuk laporan.
UD MAKMURNeraca
Per. 31 Desember 2006AKTIVA
Aktiva Lancar Kas Rp. 52.950.000 Piutang usaha 91.080.000 Persediaan barang dagang 62.150.000 Perlengkapan kantor 480.000 Asuransi dibayar dimuka 2.650.000 Total aktiva lancer Rp.209.310.000Aktiva Tetap Tanah Rp. 20.000.000
5
Peralatan took Rp.27.100.000 Akumulasi penyusutan (5.700.000) 21.400.000 Peralatan kantor Rp.15.570.000 Akumulasi penyusutan (4.720.000) 10.850.000 Total aktiva tetap Rp. 52.250.000Total aktiva Rp.261.560.000
KEWAJIBANKewajiban Lancar Utang usaha Rp. 22.420.000 Wesel bayar (bagian lancar) 5.000.000 Utang gaji 1.140.000 Sewa diterima dimuka 1.800.000 Total kewajiban lancer Rp. 30.360.000Kewajiban Jangka Panjang Wesel bayar (jatuh tempo 2007) 20.000.000 Total kewajiban Rp. 50.360.000
EKUITAS PEMILIKModal, Ny. Marmi 211.200.000Total kewajiban&ekuitas pemilik Rp.261.560.000
C. Daftar Akun Perusahaan Dagang
Transaksi yang biasa terjadi sehubungan dengan kegiatan pokok perusahaan
dagang secara unum adalah sebagai berikut:
1) Pembelian barang dagang:
2) Retur pembelian dan pengurangan harga;
3) Penerimaan potongan pembelian;
4) Penjualan barang dagang;
5) Retur penjualan dan pengurangan harga;
6) Pemberian potongan penjualan.
Selain transaksi di atas, sering juga terjadi transaksi pembayaran beban angkut
pembelian dan beban pengiriman barang ke tempat pembeli.
Daftar akun harus mencerminkan jenis-jenis transaksi sesuai dengan kegiatan
usahanya. Daftar akun untuk perusahaan dagang lebih kompleks disbanding daftar akun
untuk perusahaan jasa dan lazimnya mencakup akun-akun seperti Penjualan, Diskon
Penjualan, Retur dan Potongan Penjualan, Harga Pokok Penjualan, dan Persediaan
6
Barang Dagang. Berikut ini adalah sebuah contoh daftar akun UD Makmur, sebuah
perusahaan dagang..
Akun Neraca Akun Laporan Laba Rugi100 Aktiva 400 PendapatanAktiva Lancar 410 Penjualan
111 Kas 411 Retur dan Potongan Penjualan112 Piutang Usaha 412 Diskon Penjualan115 Persediaan Barang Dagang 500 Biaya dan Beban116 Perlengkapan Kantor 510 Harga Pokok Penjualan117 Asuransi Dibayar Dimuka 520 Beban Gaji Penjualan120 Tanah 521 Beban Iklan123 Peralatan Toko 522 Beban Penyusutan Peralatan Toko124 Akumulasi Penyusutan Perlt Toko 523 Beban Pengiriman125 Peralatan Kantor 529 Beban Penjualan Lain-lain126 Akml. Penyusutan Peralatan Kantor 530 Beban Gaji Kantor
200 Kewajiban 531 Beban Sewa210 Utang Usaha 532 Beban Penyusutan Peralatan Kantor211 Utang Gaji 533 Beban asuransi212 Sewa Diterima Dimuka 534 Beban Perlengkapan Kantor215 Wesel Bayar 539 Beban Administrasi Lain-lain
300 Ekuitas Pemilik 600 Pendapatan Lain-lain310 Modal Ny. Marmi 610 Pendapatan Sewa311 Penarikan Ny. Marmi 700 Beban Lain-lain312 Ikhtisar Laba Rugi 710 Beban Bunga
7
D. Akuntansi untuk Penjualan Barang Dagang
Transaksi barang dagang dicatat dalam akun dengan menggunakan kaidah
debit dan kredit. Jurnal khusus bisa digunakan, atau transaksi bisa dimasukkan, dicatat,
dan diposting ke akun-akun secara elektronik. Meskipun ayat jurnal mungkin tidak
disiapkan secara manual, namun akan digunakan format jurnal umum dua kolom demi
menyederhanakan pembahasan.
Penjualan Tunai
Perusahaan bisa menjual barang dagang secara tunai. Penjualan tunai biasanya
diproses melalui register kas dan dicatat dalam akun-akun. Contoh, tanggal 3 Januari
2008 UD Makmur melakukan penjualan tunai kepada CV Rejeki, seharga
Rp. 2.000.000,00. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai
berikut :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Januari 03 Kas 2.000.000
Penjualan 2.000.000(mencatat penj. tunai kpd CV Rejeki)
Pada sistem perpetual, harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan
juga harus dicatat. Dengan demikian, akun persediaan barang dagang akan
memperlihatkan jumlah persediaan yang masih tersisa (belum terjual). Misalnya, harga
pokok penjualan barang dagang yang dijual pada tanggal 3 Januari 2008 tersebut sebesar
Rp. 1.200.000,00. Ayat jurnal untuk mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan
persediaan barang dagang adalah sbb. :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Januari 03 Harga Pokok Penjualan 1.200.000
Persediaan barang dagang 1.200.000 (untuk mencatat HPP)
8
Penjualan kepada pelanggan yang menggunakan kartu kredit yang diterbitkan
bank dicatat sebagai penjualan tunai. Dalam hal ini, penjual menyetor slip kartu kredit
atau penjualan tersebut langsung ke rekening bank. Biasanya, bank membebankan
“service fee” untuk penanganan penjualan yang menggunakan kartu kredit. Penjual
mendebit “service fee” ke akun beban. Misalnya, selama bulan Maret 2008 jumlah
service fee yang dibebankan kepada UD Makmur atas penjualan kepada pelanggan yang
menggunakan kartu kredit sejumlah Rp. 350.000,00 maka ayat jurnal yang dibuat UD
Makmur adalah sebagai berikut :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Januari 31 Beban Kartu Kredit 350.000
Kas 350.000 (mencatat beban jasa atas penjualan dengan kartu kredit)
Penjualan Secara Kredit
Perusahaan mungkin melakukan penjualan secara kredit (sales on account).
Penjual mencatat penjualan semacam itu sebagai debit Piutang Usaha dan kredit
Penjualan. Contoh, tanggal 5 Januari 2008 UD Makmur menjual barang dagang secara
kredit seharga Rp. 5.000.000,00 faktur No. 025, syarat 2/10, n/30. Harga pokok penjualan
barang dagang tersebut adalah Rp. 3.000.000,00. Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Januari 05 Piutang Usaha 5.000.000
Penjualan 5.000.000
9
(untuk mencatat penj. kredit)
Harga Pokok Penjualan 3.000.000 Persediaan barang dagang 3.000.000(untuk mencatat HPP)
Diskon Penjualan
Apabila penjualan dilakukan secara kredit, biasanya syarat-syarat penjualan
ditunjukkan pada faktur atau tagihan yang dikirim oleh penjual kepada pembeli. Syarat-
syarat kapan waktu pembayaran atas penjualan yang dibuat dan disetujui oleh pembeli
dan penjual, dinamakan syarat kredit (credit terms). Jika pembayaran harus dilakukan
pada saat penyerahan barang, berarti syaratnya adalah “kas” atau “tunai”. Bila tidak,
maka kepada pembeli diberikan tenggang waktu untuk pembayaran yang disebut periode
kredit (credit period). Periode kredit biasanya dimulai dengan tanggal penjualan seperti
yang tercantum pada faktur penjualan. Jika pembayaran harus dilunasi dalam jumlah hari
yang ditentukan setelah tanggal faktur, misalnya 30 hari, maka syaratnya adalah “bersih
30 hari” (net 30 days). Syarat itu ditulis dengan n/30. Jika pembayaran harus dilunasi
pada akhir bulan (end of month) ketika terjadi penjualan, syaratnya ditulis dengan n/eom.
Untuk mendorong pembeli agar membayar sebelum periode kredit berakhir,
penjual biasanya menawarkan potongan tunai, misalnya dengan 2/10, n/30. Diskon yang
diambil oleh pembeli untuk pembayaran yang lebih cepat dicatat sebagai “Diskon
Penjualan” oleh penjual. Akun “Diskon Penjualan” merupakan akun kontra (lawan)
terhadap akun “Penjualan”. Contoh, bila tanggal 14 Januari 2008 atas penjualan tanggal
5 Januari 2008 tersebut dibayar pembeli, maka ayat jurnal yang
dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut : JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Januari 14 Kas 4.900.000
Diskon Penjualan 100.000 Piutang Usaha 5.000.000(penagihan Faktur No. 025 dikurangi diskon 2%)
10
Retur dan Potongan Penjualan
Barang dagang yang dijual mungkin akan dikembalikan kepada penjual (retur
penjualan). Disamping itu, karena kerusakan barang atau sebab lainnya, penjual bisa
mengurangi harga jual semula (potongan penjualan). Jika retur atau potongan tersebut
dilakukan untuk penjualan secara kredit, penjual biasanya mengirimkan kepada pembeli
“Memorandum Kredit”. Memorandum ini memperlihatkan jumlah dan alasan
dilakukannya pengkreditan oleh penjual ke piutang usaha. Akun “Retur dan Potongan
Penjualan” merupakan akun kontra (lawan) terhadap akun “Penjualan”. Bila penjualan
dilakukan secara kredit, penjual mengkredit akun “Piutang Usaha”. Karena catatan
persediaan selalu dimutakhirkan pada sistem perpetual, penjual menambahkan harga
pokok barang dagang yang dikembalikan ke akun “Persediaan barang dagang”.
Penjual juga harus mengkredit harga pokok barang dagang yang dikembalikan ke akun
“Harga Pokok Penjualan”, karena akun ini telah didebit pada saat penjualan dicatat.
Contoh, tanggal 10 Januari 2008 UD Makmur menjual barang dagang secara
kredit seharga Rp. 4.000.000,00 dan harga pokok barang dagang tersebut adalah
Rp. 2.800.000,00. Pada tanggal 12 Januari 2008, barang dagang seharga Rp. 500.000,00
dengan harga pokok Rp. 350.000,00 dikembalikan kepada penjual (Memo Kredit
No. 002). Ayat jurnal yang dibuat UD Makmur atas transaksi ini adalah :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Januari 12 Retur dan potongan penjualan 500.000
Piutang Usaha 500.000 (Memo Kredit No. 002)
12 Persediaan barang dagang 350.000 Harga Pokok Penjualan 350.000 (HPP barang yg dikembalikan,
Memo Kredit No. 002)
E. Akuntansi untuk Pembelian Barang Dagang
Seperti telah dibahas pada pokok bahasan sebelumnya, kebanyakan
perusahaan dagang menggunakan sistem persediaan perpetual yang terkomputerisasi.
Dengan sistem perpetual, pembelian barang dagang secara tunai dan kredit dicatat
11
sebagai berikut, contoh, tanggal 14 Januari 2008 UD Makmur membeli barang dagang
dari CV Jaya, secara tunai seharga Rp. 2.000.000,00. Tanggal 15 Januari 2008 membeli
barang dagang dari UD Rejeki secara kredit seharga Rp. 3.000.000,00. Ayat jurnal yang
dibuat UD Makmur atas transaksi ini adalah :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Januari 14 Persediaan barang dagang 2.000.000
Kas 2.000.000(pembelian dari CV Jaya)
15 Persediaan barang dagang 3.000.000 Utang Usaha 3.000.000(pembelian dari UD Rejeki)
Diskon Pembelian
Diskon yang diambil oleh pembeli untuk pembayaran yang lebih cepat
disebut “diskon pembelian” (purchase discounts). Diskon tersebut mengurangi harga
pokok barang yang dibeli. Kebanyakan perusahaan merancang sistem akuntansi mereka
sehingga semua diskon yang tersedia diambil. Pada sistem persediaan perpetual, pembeli
pada awalnya mendebit akun “Persediaan Barang Dagang” sebesar nilai faktur. Pada saat
membayar faktur, pembeli mengkredit akun “Persediaan Barang Dagang” sebesar diskon
yang diambil. Dengan demikian, persediaan barang dagang memperlihatkan harga pokok
bersih bagi pembeli. Contoh, tanggal 15 Maret 2008 UD Makmur membeli barang
dagang dari CV Rejeki seharga Rp. 3.000.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30. Pada
tanggal 25 Maret 2008, yaitu hari terakhir mendapat diskon, UD Makmur membayar
utang tersebut. Ayat jurnal yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut :
JURNAL UMUM Halaman :
Tanggal Uraian RefPost Debit Kredit
2008Maret 15 Persediaan barang dagang 3.000.000
Utang Usaha 3.000.000(pembelian dari CV Rejeki)
25 Utang Usaha 3.000.000
12
Kas 2.940.000 Persediaan barang dagang 60.000(pelunasan utang, diskon 2%)
Jika UD Makmur tidak mengambil diskon karena tidak membayar faktur sampai tanggal
11 April 2008, maka pembayaran akan dicatat sebagai berikut :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008April 14 Utang Usaha 3.000.000
Kas 3.000.000(pelunasan utang, diskon 2% tdk diambil)
Retur dan Potongan Pembelian
Bila barang dagang dikembalikan (retur pembelian) atau penyesuaian harga
(potongan pembelian) diajukan, pembeli (debitor) biasanya mengirimkan surat atau
“Memorandum Debit” yang memberikan informasi kepada penjual mengenai jumlah
yang diajukan oleh pembeli untuk didebit ke “Utang Usaha” yang harus dibayar kepada
penjual. Memorandum tersebut juga mengungkapkan sebab-sebab retur atau potongan
tersebut. Pembeli bisa menggunakan salinan dari memorandum debit tersebut sebagai
dasar untuk mencatat retur dan potongan pembelian, atau menunggu persetujuan dari
penjual (kreditor). Dalam hal ini pembeli akan mendebit Utang Usaha dan mengkredit
Persediaan Barang Dagang. Contoh, tanggal 10 Maret 2008 UD Makmur
mengembalikan barang dagang yang telah dibeli secara kredit dari CV Jaya tanggal 7
Maret 2008 seharga Rp. 1.000.000,00. Untuk pengembalian barang dagang ini UD
Makmur mengirim Memorandum Debit No. 003, kepada CV Jaya. Ayat jurnal yang
dibuat UD Makmur atas transaksi tersebut adalah :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Maret 10 Utang Usaha 1.000.000
Persediaan barang dagang 1.000.000 (Memorandum Debit No. 003)
13
Bila pembeli mengembalikan barang dagang atau diberi potongan sebelum
membayar faktur, maka jumlah memorandum debit dikurangkan dari nilai faktur. Jumlah
tersebut dikurangkan sebelum diskon pembelian diperhitungkan. Contoh, tanggal 2 April
2008 UD Makmur membeli barang dagang seharga Rp. 5.000.000,00 dari CV Jaya,
dengan syarat : 2/10, n/30. Pada tanggal 5 April 2008 UD Makmur mengembalikan
barang dagang yang telah dibeli tersebut seharga Rp. 1.000.000,00 dan pada tanggal 12
April 2008 UD Makmur membayar faktur semula dikurangi retur. Ayat jurnal yang
dibuat UD Makmur untuk mencatat transaksi ini adalah :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008April 2 Persediaan barang dagang 5.000.000
Utang Usaha 5.000.000(pembelian barang dagang)
5 Utang Usaha 1.000.000 Persediaan barang dagang 1.000.000(br dg dikembalikan sebagian)
12 Utang Usaha 4.000.000 Kas 3.920.000 Persediaan barang dagang 80.000(dibayar faktur, pot 2% dari pembelian setelah retur)
F. Biaya Transportasi, PPN, dan Diskon Dagang
1. Biaya Transportasi
Syarat-syarat penjualan harus menyebutkan kapan hak kepemilikan atas barang
dangang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli. Hal ini akan menentukan pihak
mana (penjual atau pembeli) yang harus menanggung biaya transportasi.
a. FOB tempat pengiriman (FOB shipping point)
14
Hak milik atas barang dagang beralih ke pembeli pada saat penjual
menyerahkan barang tersebut kepada perusahaan pengangkut. Pembeli menanggung
biaya transportasi bila syarat pengiriman adalah FOB shipping point. Biaya transportasi
(biaya angkut) merupakan bagian dari total biaya dalam pembelian barang dagang dan
harus ditambahkan ke harga pokok persediaan dengan mendebit Persediaan Barang
Dagang. Contoh, tanggal 15 Maret 2008 UD Makmur membeli barang dagang dari CV
Jaya secara kredit seharga Rp. 9.000.000,00 syarat penyerahan FOB shipping point, dan
membayar biaya transportasi sebesar Rp. 250.000,00. UD Makmur akan mencatat kedua
transaksi tersebut sbb. :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Maret 15 Persediaan barang dagang 9.000.000
Utang Usaha 9.000.000(pemb, syarat FOB shipping point)
15 Persediaan barang dagang 250.000 Kas 250.000(pembayaran biaya angkut br. dg)
b. FOB tempat tujuan (FOB destination)
Hak milik beralih ke pembeli pada saat pembeli menerima barang dagang
tersebut. Penjual menanggung biaya transportasi bila syarat pengiriman adalah FOB
destination. Ini berarti penjual menyerahkan barang dagang ke tempat tujuan pembeli,
tanpa membebani biaya transportasi (biaya angkut) kepada pembeli. Dalam hal ini,
penjual mendebit “Beban Pengiriman”, yang akan dilaporkan pada laporan laba rugi
penjual sebagai beban. Contoh, tanggal 17 Maret 2008 UD Makmur menjual barang
dagang kepada CV Agas secara kredit seharga Rp. 10.000.000,00 dengan syarat FOB
destination. Harga pokok penjualan barang dagang tersebut adalah Rp. 6.000.000,00 dan
15
UD Makmur membayar biaya transportasi sebesar Rp. 300.000,00. Ayat jurnal yang
dibuat UD Makmur untuk mencatat tersebut adalah sbb. :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Maret 17 Piutang Usaha 10.000.000
Penjualan 10.000.000(penj.kpd CV Agas,FOB destination)
17 Harga Pokok Penjualan 6.000.000 Persediaan Barang Dagang 6.000.000(mencatat HPP kepada CV Agas)
17 Beban Pengiriman 300.000 Kas 300.000(biaya pengiriman barang yg dijual)
Untuk memudahkan bagi pembeli, penjual bisa membayar terlebih dahulu
biaya transportasi, meskipun syarat penyerahan barang adalah FOB shipping point
Penjual akan menambahkan biaya transportasi tersebut ke dalam faktur. Pembeli akan
mendebit Persediaan Barang Dagang atas total jumlah faktur tersebut, termasuk biaya
transportasi. Syarat-syarat diskon atau pembayaran tidak akan dikenakan pada biaya
transportasi ini. Contoh, tanggal 20 Maret 2008 UD Makmur menjual barang dagang
kepada UD Cahaya secara kredit seharga Rp. 8.000.000,00 dengan suyarat FOB shipping
point. Harga pokok penjualan barang dagang tersebut adalah Rp. 4.500.000,00.UD
Makmur membayar biaya transportasi sebesar Rp. 350.000,00 dan menambahkan jumlah
tersebut ke dalam faktur. Ayat jurnal yang dibuat UD Makmur untuk mencatat transaksi
ini adalah sbb. :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Maret 20 Piutang Usaha 8.000.000
Penjualan 8.000.000(penj, kpd CV Cahaya, FOB shipping point)
20 Harga Pokok Penjualan 4.500.000 Persediaan Barang Dagang 4.500.000(mencatat HPP kepada CV Cahaya)
16
20 Piutang Usaha 350.000 Kas 350.000(pembayaran dimuka biaya pengiriman barang yang dijual)
2. Pajak Pertambahan Nilai
Pada saat penjualan tunai dilakukan, penjual memungut Pajak Pertambahan Nilai.
Bila penjualan dilakukan secara kredit, penjual membebankan pajak kepada pembeli
dengan mendebit “Piutang Usaha”, mengkredit akun “Penjualan” sebesar nilai
penjualan, dan mengkredit akun “Utang Pajak Pertambahan Nilai” atau “PPN
Keluaran”. Contoh, tanggal 15 Maret 2008 UD Makmur menjual barang dagang secara
kredit kepada CV Bima seharga Rp. 5.000.000,00 PPN 10%. Ayat jurnal yang dibuat UD
Makmur atas transaksi ini adalah sebagai berikut :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Maret 15 Piutang Usaha 5.500.000
Penjualan 5.000.000 PPN Keluaran 500.000(penj. kpd CV Bima, PPN 10%)
Dalam periode yang teratur, yaitu tanggal 15 bulan takwim berikutnya, penjual
menyetor pajak yang dipungut (dengan Surat Setoran Pajak) ke Kas Negara melalui bank
yang ditunjuk. Penjual akan mencatat penyetoran pajak tersebut sbb. :
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008April 15 PPN Keluaran 500.000
Kas 500.000(penyetoran PPN bulan Maret)
3. Diskon Dagang
17
Grosir atau pedagang besar adalah perusahaan yang menjual barang dagang ke
perusahaan lain dan bukan ke masyarakat umum. Grosir atau pedagang besar sering
menawarkan diskon khusus kepada kelompok pembeli seperti instansi pemerintah atau
perusahaan yang memesan dalam jumlah besar. Diskon semacam itu disebut diskon
dagang (trade discount). Penjual dan pembeli lazimnya tidak mencatat diskon dagang
dalam akun-akun. Contoh, suatu barang dagang mempunyai harga Rp. 5.000.000,00 dan
diskon dagang 30%. Dalam hal ini, penjual mencatat penjualan barang dagang tersebut
senilai Rp. 3.500.000,00 yaitu : Rp. 5.000.000,00 – (30% x Rp. 5.000.000,00). Begitu
pula, pembeli mencatat pembelian tersebut sebesar Rp. 3.500.000,0
Illustrasi Akuntansi untuk Transaksi Barang Dagang
Setiap tarnsaksi barang dagang mempengaruhi pembeli dan penjual. Dalam
illustrasi berikut ini akan diperlihatkan bagaimana transaksi yang sama dicatat baik oleh
penjual mapun oleh pembeli.
H. Penyusutan Persediaan Barang Dagang
Menutut sistem perpetual, dalam buku besar terdapat akun tersendiri untuk
mencatat persediaan barang dagang. Selama periode akuntansi, akun ini memperlihatkan
jumlah persediaan yang tersedia untuk dijual setiap saat. Akan tetapi, perusahaan dagang
mungkin akan kehilangan sejumlah persediaan akibat pencurian oleh calon pembeli,
pencurian oleh karyawan, atau kesalahan dalam pencatatan/penghitungan. Akibatnya,
hasil perhitungan persediaan pada akhir periode berbeda (lebih kecil) dari jumlah yang
tercatat dalam buku persediaan. Selisih kurang ini sering disebut penyusutan persediaan
(inventory shrinkage) atau kekurangan persediaan (inventory shortage). Contoh, catatan
barang dagang UD Makmur menunjukkan bahwa barang dagang tersedia untuk dijual
pada akhir tahun 2008 senilai Rp. 63.950.000,00. Akan tetapi, stock opname yang
dilakukan tanggal 31 Desember 2008 menunjukkan bahwa barang dagang tersedia untuk
dijual hanya senilai Rp. 62.150.000,00. Dengan demikian, penyusutan persediaan selama
setahun yang berakhir 31 Desember 2008 adalah Rp. 1.800.000,00 (yaitu:
Rp. 63.950.000,00 – Rp. 62.150.000). Jumlah ini akan dicatat dengan ayat jurnal
penyesuaian sebagai berikut :
18
JURNAL UMUM Halaman :Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2008Desemb 31 Harga Pokok Penjualan 1.800.000
Persediaan barang dagang 1.800.000(penyesuaian persediaan akhir)
Setelah ayat jurnal ini dicatat, catatan akuntansi menjadi cocok dengan
perhitungan fisik pada akhir periode. Karena penyusutan persediaan ini sangat sulit
dihindarkan dengan sistem dan prosedur manapun, maka penyusutan ini lazimnya
dianggap sebagai biaya operasi normal. Apabila jumlah penyusutan ini sangat besar,
maka hal ini diungkapkan seraca tersediri dalam laporan laba rugi. Dalam kasus ini,
penyusutan dapat dicatat pada akun tersendiri misalnya, “Kerugian Penyusutan
Persediaan”.
Neraca Lajur (Kertas Kerja)
Perusahaan dagang yang menggunakan sistem perpetual kemungkinan besar
menggunakan sistem akuntansi yang terkomputerisasi. Dalam sistem yang
terkomputerisasi, pencatatan ayat jurnal penyesuaian dan penyiapan laporan keuangan
dilakukan tanpa menggunakan neraca lajur. Oleh karena itu, illustrasi neraca lajur dan
ayat jurnal penyesuaian akan disajikan pada lampiran akhir bab ini.
Ayat Jurnal Penutup
Ayat jurnal penutup untuk perusahaan dagang hampir sama dengan
perusahaan jasa. Ayat jurnal pertama, menutup akun-akun sementara dengan saldo kredit,
seperti akun “Penjualan”, ke akun “Ikhtirsar Laba Rugi”. Ayat jurnal kedua, menutup
akun-akun sementara dengan saldo debit, termasuk Retur dan Potongan Penjualan,
Diskon Penjualan, dan Harga Pokok Penjualan, ke akun “Ikhtisar Laba Rugi”. Ayat
jurnal ketiga, menutup saldo ikhtisar laba rugi ke akun “Modal Pemilik”. Dalam sistem
akuntansi yang terkomputerisasi, ayat-ayat jurnal penutup disiapkan secara otomatis.
Oleh karena itu, ilustrasi ayat jurnal penutup disajikan pada lampiran di akhir bab ini.
19
I. Laporan Keuangan dan Interpretasi
Rasio penjualan bersih terhadap aktiva mengukur seberapa efektif
perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang tinggi
menunjukkan penggunaan aktiva yang efektif. Aktiva yang digunakan dalam menghitung
rasio ini bisa berupa total aktiva pada akhir tahun, total aktiva rata-rata pada awal dan
akhir tahun, atau aktiva rata-rata bulanan. Untuk pembahasan kali ini, akan digunakan
total aktiva rata-rata pada awal dan akhir tahun. Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Penjualan bersihRasio penjualan bersih terhadap aktiva = ------------------------- Total aktiva rata-rata
Contoh, laporan keuangan tahunan UD Makmur dan UD Rejeki untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut :
Keterangan UD Makmur UD RejekiPenjualan bersih 41.366.000.000 31.846.000.000Total aktiva awal tahun 50.409.000.000 19.742.000.000Total aktiva akhir tahun 44.317.000.000 20.908.000.000
Rasio penjualan bersih terhadap aktiva untuk masing-masing perusahaan adalah sebagai
berikut :
Keterangan UD Makmur UD RejekiPenjualan bersih terhadap aktiva :UD Makmur : 41.366 ------------------------- = 0,87 (50.409 + 44 317) : 2
UD Rejeki 31.846 ------------------------- = 1,57 (19.742 + 20.908) : 2
0,87 1,57
Berdasarkan rasio ini, UD Rejeki lebih baik daripada UD Makmur dalam
memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Perbandingan rasio ini dari waktu
20
ke waktu untuk UD Makmur dan UD Rejeki, dengan rata-rata industri akan memberikan
dasar yang baik untuk interpretasi kinerja keuangan masing-masing perusahaan
J. Jurnal Khusus, Buku Besar Umum, dan Buku Besar Pembantu
Teknis pencatatan transaksi ke dalam Jurnal Khusus tidak berbeda dengan
teknis pencatatan ke dalam Jurnal Umum yang telah dibahas di muka. Perbedaannya
terletak pada akun-akun yang digunakan. Pada bagian ini akan dibahas mengenai
hubungan antara dalam Jurnal Khusus, Buku Besar Umum dan Buku Besar Pembantu.
1. Pencatatan Transaksi Pembelian Kredit
Seperti telah dibahas di muka, transaksi-transaksi dengan syarat prabayaran
kredit dicatat ke dalam jurnal pembelian (purchases journal). Setiap terjadi transaksi
pembelian kredit mengakibatkan terjadinya hutang kepada kreditor. Pada perusahaan
yang melakukan transaksi pembelian kredit dengan banyak pihak (pemasok), perusahaan
yang bersangkutan akan mempunyai hutang kepada beberapa pihak kreditor sehingga
diperlukan satu buku yang khusus digunakan sebagai tempat mencatat perubahan hutang
perusahaan kepada setiap kreditor. Buku itulah yang selanjutnya disebut Buku Besar
Pembantu Hutang (accounts payable subsidiary ledger).
Dengan disediakannya buku besar pembantu hutang, setiap transaksi pembelian
kredit harus dicatat ke dalam Jurnal Pembelian dan Buku Besar Pembantu Hutang.
Seperti biasa, data Jurnal Pembelian tiap akhir periode tertentu dipindahbukukan ke
dalam buku besar umum. Sementara dari data buku besar pembantu hutang tiap akhir
periode tertentu dibuat “Daftar Saldo Hutang’. Sebagai ilustrasi, berikut ini pencatatan
transaksi pembelian kredit ke dalam jurnal pembelian, buku besar pembelian, buku besar
umum dan buku besar pembantu hutang.
a. Pencatatan ke dalam Jurnal Pembelian
Sesuai dengan karakteristik perusahaan dagang, didalam buku jurnal pembelian
yang digunakan harus disediakan kolorn khusus untuk akun pembelian. Kolom tersebut
disediakan khusus untuk mencatat transaksi pernbelian barang dagangan dengan
pernbayaran kredit.
Sebagai contoh, berikut ini transaksi pernbelian barang dagangan secara kredit yang dilakukan UD WIJAYA dalarn bulan Juli 2008:
21
Juli 05 : Penerimaan Faktur UD MAJU No. M-01, untuk pembelian barang dagang seharga Rp. 4.800.000,00. Syarat pernbayaran n/30.
08 : Pembelian perlengkapan toko dari UD LAKSANA seharga Rp. 1.200.000,00. Faktur No. L-015, syarat pernbayaran 10 hari setelah tanggal faktur.
12 : Penerimaan Faktur UD MEKAR No. 025, untuk pernbelian barang dagang seharga Rp. 8.000.000,00. Syarat pembayaran 2/10,n/30.
15 : Penerimaan Faktur Toko MAWAR No. 204, untuk pernbelian: 1 unit komputer seharga = Rp. 4.000.000,00 Perlengkapan kantor seharga = Rp. 1.000.000,00 Jumlah faktur = Rp. 5.000.000,00 Syarat pernbayaran n/30.
22 : Pembelian barang dagang dari UD MAJU seharga Rp. 9.200.000,00. Faktur No. M-35, syarat pembayaran 2/10,n/30.
24 : Pembelian perlengkapan toko dari UD LAKSANA seharga Rp. 800.000,00. Faktur No. L-065, Syarat pembayaran 10 hari setelah tanggal faktur.
28 : Penerimaan Faktur PT EKA No. 269-E, untuk pembelian barang dagang seharga Rp. 12.000.000,00. Syarat pembayaran 3/10,n/60.
Transaksi di atas dicatat dalam buku jurnal pembelian UD WIJAYA sebagai berikut:
J URNAL PEMBELIANBulan: Juli 2008
Tgl No. faktur Nama Kreditor Ref
DEBET KREDIT
Pembelian PerengkpToko
Serba – Serbi Hutang DagangAkun Ref Juml
2008Juli 05 M-01 UD Maju V 4.800.000 - - - - 4.800.0000Juli 08 L-05 UD LAKSANA V 1.200.000 - - - 1.200.000Juli 12 025 UD Mekar V 8.000.000 - - - - 8.000.000Juli 15 204 Toko MAWAR V - - Perlt Ktr
Perlkp Ktr121116
4.000.0001.000.000
4.000.0001.000.000
Juli 22 M-25 UD MAJU V 9.200.000 - - - - 9.200.000Juli 24 L-065 UD LAKSANA V - 800.000 - - - 800.000Juli 28 209 E PT. EKA V 12.000.000 - - - - 12.000.000
TOTAL 34.000.000 2.000.000 5.000.000 41.000.000(511) (117) (v) (211)
Dari Jurnal Pembelian tersebut Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:1) Berapa jumlah harga barang dagang yang dibeli secara kredit dalam bulan Juli 2008?2) Berapa jumlah harga perlengkapan toko yang dibeli secara kredit dalam bulan Juli 2 008?3) Berapa jumlah hutang UD WIJAYA yang terjadi dalam bulan Juli 2008?
Rekapitulasi data jurnal pembelian di atas sebagai berikut:
22
Akun-akun didebitPembelian Rp. 34.000.000,00Perlengkapan Toko Rp. 2.000.000,00Perlengkapan Kantor Rp. 1.000.000,00Peralatan Kantor Rp. 4.000.000,00
Rp. 41.000.000,00Akun-akun dikredit
Hutang Dagang Rp. 41.000.000,00
Setelah data rekapitulasi diposting ke buku besar, dalam buku besar tampak sbb.:
UD WIJAYABUKU BESAR
Akun: Perlengkapan Kantor No. 116
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JPb-1 1.000.000 - 1.000.000 -
Akun: Perlengkapan Toko No. 117
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JPb-1 2.000.000 - 2.000.000 -
Akun: Peralatan Kantor No. 121
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JPb-1 4.000.000 - 4.000.000 -
Akun: Hutang Dagang No. 211
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JPb-1 - 41.000.000 - 41.000.000
Akun: Pembelian No. 511
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -
23
Juli 31 Posting JPb-1 34.000.000 - 34.000.000 -
Perhatikan akun-akun buku besar diatas !
1) Semua akun tidak menunjukkan saldo pada 01 Juli 2008, untuk akun aktiva dan
kewajiban. Jika pada tanggal 30 Juni 2008 (periode yang lalu) mempunyai saldo, tentu
pada tanggal 01 Juli 2008 akun yang bersangkutan akan menunjukkan saldo awal.
2) Akun Hutang Dagang menunjukkan saldo kredit Rp. 19.000.000,00 (saldo awal
abaikan dulu), jumlah tersebut menunjukkan jumlah hutang UD WIJAYA kepada
semua kreditor secara kolektif (gabungan). Artinya di dalam buku besar umum tidak
ada informasi (catatan) mengenai hutang perusahaan kepada setiap kreditor secara
rinci.
Agar mudah diperoleh informasi mengenai jumlah hutang kepada setiap
kreditor, perusahaan menyediakan satu buku yang khusus digunakan sebagai tempat
mencatat perubahan hutang kepada setiap kreditor, yaitu “Buku Pembantu Hutang”.
Pencatatan transaksi dalam Buku Pembantu Hutang dan hubungannya dengan Buku
Besar Umum, adalah sebagai berikut:
b. Pencatatan Transaksi dalam Buku Besar Pembantu Hutang
Saldo akun Hutang Dagang dalam Buku Besar Umum menunjukkan jumlah
hutang perusahaan, kepada kreditor secara keseluruhan. Sementara informasi mengenai
hutang perusahaan kepaada setiap kreditor terdapat dalam Buku Pembantu Hutang.
Dalam hubungannya dengan buku besar pembantu hutang, akun Hutang Dagang
berfungsi sebagai akun pengendali (controlling account).
Sumber pencatatan dalam buku besar pembantu. hutang adalah bukti-bukti
transaksi yang mengakibatkan perubahan terhadap hutang perusahaan. MisaInya faktur
pembelian, bukti pengeluaran kas dan nota. debet/ kredit. Dalam perusahaan yang
menyelenggarakan buku besar pembantu hutang, bukti-bukti transaksi tersebut dicatat
dalam buku jurnal yang terkait dan dalam buku pembantu hutang. Apabila tidak terjadi
kesalahan pencatatan baik dalam buku jurnal atau dalam buku pembantu. hutang, pada
akhir periode total saldo hutang menurut data buku pembantu hutang harus sama dengan
saldo akun Hutang Dagang dalam Buku Besar Umum.
24
Sebagai ilustrasi pencatatan dalam Buku Pembantu Hutang, merujuk pada data
pembelian kredit UD WIJAYA di muka, maka catatan dalam Buku Pembantu Hutang
tampak sebagai berikut:
UD WIJAYABUKU BESAR PEMBANTU HUTANG
Akun: EKA, PT. JI.Purbasari No. 201 Bandung File : E.01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 28 Faktur No. 209E JPb-1 - 12.000.000 - 12.000.000
Akun: LAKSANA, UD, JI. GurumindaNo. 444 Bandung
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 08 Faktur No. L-015 JPb-1 - 1.200.000 - 1.200.000Juli 24 Faktur No. L-065 JPb-1 - 800.000 - 2.000.000
Akun : MAJU, UD. Jl. Sangkuriang No. 115 Bandung
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 05 Faktur No. M-01 JPb-1 - 4.800.000 - 4.800.000Juli 22 Faktur No. L-065 JPb-1 - 9.200.000 - 14.000.000
Akun : MEKAR, UD. Jl. Merpati No. 381 Bandung
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 05 Faktur No. 025 JPb-1 - 8.000.000 - 8.000.000
Akun : MAWAR, toko Jl. Dadali No. 567 Bandung
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 05 Faktur No. 204 JPb-1 - 5.000.000 - 5.000.000
Amati Buku Pembantu Hutang UD WIJAYA di muka! Setiap akun diberi kode
file dengan huruf pertama dari nama kreditor yang bersangkutan. Nama kreditor Toko
25
MAWAR dengan kode file M, kode tersebut menunjukkan bukti (dokumen) pencatatan
transaksi yang bersangkutan ada di file (tempat arsip) dengan kode M. Disusun demikian
untuk memudahkan mencari dokumen yang bersangkutan jika diperlukan.
Kolom referensi diisi dengan nomor halaman Jurnal Pembelian. Tanda yang
bersangkutan menunjukkan bahwa catatan (data) yang bersangkutan berhubungan dengan
catatan dalam Jurnal Pembelian halaman 1. Catatan dalam Jurnal Pembelian dan Buku
Besar Pembantu Hutang berasal dari sumber yang sama yaitu faktur pembelian. Dalam
artian catatan dalam Buku Besar Pembantu Hutang bukan bersumber dari catatan dalam
Jurnal Pembelian.
Saldo akun Hutang Dagang dalam buku besar pada akhir periode harus sama
dengan total saldo akun-akun kreditor dalam Buku Pembantu Hutang. Jika terjadi
perbedaan, menunjukkan adanya kesalaban pencatatan. Kesalahan pencatatan bisa terjadi
pada saat mencatat transaksi dalam Jumal Pembelian, atau terjadi pada saat mencatat
dalam Buku Pembantu Hutang. Untuk mencek kesamaan antara saldo akun Hutang
Dagang dengan total saldo akun-akun Buku Pembantu Hutang, biasanya tiap akhir
periode tertentu secara periodik dari Buku Pembantu Hutang disusun “Daftar Saldo
Hutang”.
Amati kembali saldo akun-akun Buku Besar Pembantu Hutang di muka,
kemudian jumlahkan! Total saldo akun-akun itu harus Rp. 41.000.000,00 (lihat saldo
akun Hutang Dagang). Selanjutnya bagaimana menurut Anda:
1) Mengapa kolom debet pada akun PT EKA, UD LAKSANA, UD MAJU, UD
MEKAR, dan Toko MAWAR dalam Buku Besar Pembantu Hutang UD WIJAYA
masih kosong?
2) Transaksi-transaksi apa yang harus dicatat disisi debet pada akun-akun tersebut
diatas?
2. Pencatatan Transaksi Pengeluaran Kas
Pada perusahaan dagang yang menggunakan Jurnal Khusus, transaksi-transaksi
pengeluaran kas tentu dicatat ke dalam “Jurnal Pengeluaran Kas” (Cash Payment
Journal). Seperti pada bahasan di muka, pada bagian ini bahasan terutama ditekankan
kepada pemahaman Anda mengenai hubungan antara catatan dalam Jurnal Pengeluaran
26
Kas, Buku Besar Umum, dan Buku Pembantu Hutang. Oleh karena itu hal yang sangat
perlu Anda cermati dalam bahasan ini adalah pencatatan transaksi pengeluaran kas untuk
pembayaran hutang kepada kreditor.
Transaksi pembayaran hutang kepada kreditor mengakibatkan perubahan
terhadap jumlah hutang perusahaan kepada kreditor yang bersangkutan. Oleh karena itu
setiap terjadi transaksi pembayaran hutang harus dicatat dalam Buku Jurnal Pengeluaran
Kas dan Buku Pembantu Hutang.
a. Pencatatan Transaksi dalam Buku Jurnal Pengeluaran Kas
Sebagai ilustrasi pencatatan transaksi dalam buku jurnal pengeluaran kas, berikut ini
sebagian dari transaksi yang terjadi pada UD WIJAYA dalam bulan Juli 2008:
Juli 01 : Pembayaran gaji pegawai Rp. 8.400.000,00. Bukti kas No. K-71.
Juli 02 : Pembayaran premi asuransi untuk masa l tahun Rp. 600.000,00,00. Bukti kas No. K-72
Juli 05 : Pembelian barang dagang seharga Rp. 3.600.000,00. Dibayar dengan cek No.C.001786. Bukti kas No. K-73.
Juli 07 : Pembelian tunai perlengkapan kantor seharga Rp. 400.000,00. Bukti kas No. K-74.
Juli 12 : Pembayaran rekening listrik, air, dan telepon Rp. 1.080.000,00. Bukti kas No. K-75
Juli 15 : Pengeluaran cek No. C.001787 sebesar Rp. 1.200.000,00, untuk pemasangan iklan mini. Bukti kas No. K-76
Juli 17 : Pembelian barang dagang seharga Rp. 4.000.000,00, ditambah biaya angkutan sebesar Rp. 200.000,00. Dibayar dengan cek No. C.001788. Bukti kas No. K-77.
Juli 20 : Pelunasan Faktur UD MEKAR No. 025 tanggal 12 Juli 2007: Harga faktur = Rp. 8.000.000,00 Dikurangi potongan 2% = Rp. 160.000,00 Dibayar dengan cek No. C.00 1789 = Rp. 7.840.000,00
3.920.000,00Bukti kas No. K-78
Juli 22 : Pembayaran macam-macam beban sebesar Rp. 1.300.000,00 tunai. Bukti kas No. K-79
Juli 24 : Pembelian barang dagang seharga Rp. 3.200.000,00. Dibayar dengan cek No. C.001790. Bukti kas No. K-80.
Juli 27 : Pelunasan Faktur UD LAKSANA No. L-015, tanggal 8 Juli 2008. Dibayar dengan cek No. C.001791sebesar Rp. 1.200.000,00. Bukti kas No. K-81
Juli 30 : Pelunasan Faktur UD MAJU No. M-25 tanggal 22 Juli 2008: Harga faktur = Rp. 9.200.000,00
27
4.600.000,00 Dikurangi potongan 2% = Rp. 184.000,00
92.000,00 Dibayar dengan cek No. C.001792 = Rp 9.016.000,00
4.508.000,00Bukti kas nomor K-82.
Juli 31 : Pengeluaran cek No. C.001793 sebesar Rp. 2.000.000,00, untuk keperluan pribadi Tuan Hamid sebagai pemilik perusahaan. Bukti kas No. K-83.
Dari transaksi pengeluaran kas yang teradi pada UD WIJAYA di atas, tampak
transaksi pembelian barang dagangan dan transaksi pembayaran hutang relatif sering
terjadi dibanding dengan transaksi lainnya. Oleh karena itu transaksi-transaksi
pengeluaran kas UD WIJAYA bisa dicatat dalam buku jurnal pengeluaran kas sebagai
berikut:
UD WIJAYABUKU BESAR PEMBANTU HUTANG
Akun: EKA, PT. JI.Purbasari No. 201 Bandung File : E.01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 28 Faktur No. 209E KPb-1 - 12.000.000 - 12.000.000
Akun: LAKSANA, UD, JI. GurumindaNo. 444 Bandung File L.01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 08 Faktur No. L-015 JPb-1 - 1.200.000 - 1.200.000Juli 24 Faktur No. L-065 JPb-1 - 800.000 - 2.000.000
Akun : MAJU, UD. Jl. Sangkuriang No. 115 Bandung File M.01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008
28
Juli 01 Saldo - - - -Juli 05 Faktur No. M-01 JPb-1 - 4.800.000 - 4.800.000Juli 22 Faktur No. L-065 JPb-1 - 9.200.000 - 14.000.000
Akun : MEKAR, UD. Jl. Merpati No. 381 Bandung File M.02
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 12 Faktur No. 025 JPb-1 - 8.000.000 - 8.000.000
Akun : MAWAR, toko Jl. Dadali No. 567 Bandung File. 03
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 15 Faktur No. 204 JPb-1 - 2.000.000 - 2.000.000
UD WIJAYAJURNAL PENGELUARAN KAS
Tgl No. Faktr Ket./Akun Ref
DEBET KREDIT
Serba-serbi Pembelian Hutang
DagangPotng Pemb. KAS
2008Juli 01 K-71 Beban Gaji 515 8.400.000 8.400.000Juli 02 K-72 Ass dibayar dmk 118 600.000 600.000Juli 05 K-73 Pembelian tunai - - 3.600.000 3.600.000Juli 07 K-74 Perlengkp kantor 116 400.000 400.000Juli 12 K-75 Beban list & telp 518 1.080.000 1.080.000Juli 15 K-76 Beban iklan 517 1.200.000 1.200.000Juli 17 K-77 Biaya angk masuk 512 200.000 4.000.000 4.200.000Juli 20 K-78 UD Mekar V 8.000.000 160.000 7.840.000Juli 22 K-79 Beban lain-lain 519 1.300.000 1.300.000Juli 24 K-80 Pembelian tunai - 3.200.000 3.200.000Juli 27 K-81 UD LAKSANA V 1.200.000 1.200.000Juli 30 K-82 UD MAJU V 9.200.000 184.000 9.016.000Juli 31 K-83 Prive Hamid 312 2.000.000 2.000.000
15.180.000 10.800.000 18.400.000 344.000 44.036.000(V) (511) (211) (514) (111)
29
Perhatikan Jurnal Pengeluaran Kas di atas, untuk setiap kolom dengan seksama! Dari
data yang terdapat dalam jumal tersebut, Anda akan dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
a) Data jurnal sudah diposting ke buku besar dan bukti transaksi yang bersangkutan
sudah dicatat ke dalam buku besar pembantu hutang. Apa alasannya menurut Anda?
b) Berapa jumlah akun buku pembantu hutang yang harus didebet? Dan mengapa harus
didebet?
c) Berapa jumlah kas uang tunai dan cek) dikeluarkan UD WIJAYA bulan Juli 2008?
d) Berapajumlah hutang UD WIJAYA yang dibayar selama bulan Juli 2008?
Selanjutnya perhatikan transaksi berikut:
1) Pencatatan transaksi 17 Juli 2008, biaya angkut pembelian Rp. 200.000,00 dicatat
terpisah dari harga pembelian barang, yaitu debet pada akun biaya angkut masuk
seperti tampak dalam kolom serba-serbi.
Sementara akun pembelian didebet dengan jumlah Rp. 4.000.000,00.
2) Transaksi tanggal 20 Juli 2008, pembayaran hutang dalam periode potongan. Jumlah
hutang yang dibayar pada. tanggal 20 Juli 2008 sebesar Rp. 8.000.000,00, oleh karena
itu jumlah tersebut dicatat debet akun “Hutang Dagang”. Sementara potongan yang
diterima sebesar Rp. 160.000,00 dicatat kredit akun “Potongan Pembelian”. Akun
“Kas” dikredit sebesar jumlah uangyang dikeluarkan yaitu Rp. 7.840.000,00.
Dengan demikian jumlah yang dicatat di sisi debet dengan jumlah yang dicatat di sisi
kredit atas transaksi yang bersangkutan menjadi sama.
Seperti biasa sebelum dipindahbukukan ke dalam Buku Besar Umum, dari data Jurnal
Pengeluaran Kas dibuat rekapitulasi sebagai berikut:
Akun-akun didebit
Beban gaji Rp. 8.400.000,00
Asuransi dibayar dimuka Rp. 600.000,00
Perlengkapan kantor Rp. 400.000,00
Beban listrik dan telepon Rp. 1.080.000,00
Beban iklan Rp. 1.200.000,00
30
Beban angkut masuk Rp. 200.000,00
Beban lain-lain Rp. 1.300.000,00
Prive Hamid Rp. 2.000.000,00
Pembelian Rp. 10.800.000,00
Hutang Dagang Rp. 18.400.000,00
Rp. 44.380.000,00
Akun-akun dikredit
Potongan Pembelian Rp. 344.000,00
Kas Rp. 44.036.000,00
Rp. 44.380.000,00
Setelah data dia ats di postong ke dalam Buku Besar Umum, akun-akun yang
bersangkutan akan tampak sebagai berikut :
UD WIJAYABUKU BESAR UMUM
Akun: KAS No. 111
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JKK-1 - 44.036.000 - -
Akun: PERLENGKAPAN KANTOR No. 116
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JPb-1 400.000 - 400.000 -Juli 31 Posting JKK-1 400.000 - 800.000
Akun: ASURANSI DIBAYAR DIMUKA No. 118
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -
31
Juli 15 Posting JKK-1 600.000 - 600.000
Akun: HUTANG DAGANG No. 221
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JPb-1 - 38.000.000 38.000.000Juli 31 Posting JKK-1 18.400.000 - - 19.600.000
Akun: PRIVE HAMID No. 312
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JKK-1 2.000.000 - 2.000.000 -
Akun: PEMBELIAN No. 511
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 31 Posting JPb-1 34.000.000 - 34.000.000 -Juli 31 Posting JKK-1 10.800.000 - 44.800.000 -
Akun: BIAYA ANGKUT MASUK No. 512
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 31 Posting JKK-1 200.000 - 200.000 -
Akun: POTONGAN PEMBELIAN No. 514
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 31 Posting JKK-1 - 344.000 - 344.000
Akun: BEBAN GAJI No. 515
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 31 Posting JKK-1 8.400.000 - 8.400.000 -
Akun: BEBAN IKLAN No. 512
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 31 Posting JKK-1 1.200.000 - 1.200.000 -
32
Akun: BEBAN LISTRIK DAN TELEPON No. 513
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 31 Posting JKK-1 - 1.080.000 - 1.080.000
Akun: BEBAN LAIN-LAIN No. 514
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 31 Posting JKK-1 - 1.300.000 - 1.300.000
Setelah posting data Jurnal Pengeluaran Kas, perhatikan akun Perlengkapan
Kantor No. 116, Hutang Dagang No. 211, dan Pembelian No. 511. Jumlah yang diposting
ke dalam akun-akun tersebut berasal dari Jurnal Pembelian (JPb-1) dan Jurnal
Pengeluaran Kas (JKK-1). Hal ini menunjukkan bahwa data dari kedua jurnal tersebut
bertemu di akun buku besar.
Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam Buku Pembantu Hutang
Transaksi pengeluaran aks yang dicatat dalam buku pembantu hutang adalah
transaksi pembayaran hutang. Transaksi pembayaran hutang yang dilakukan UD
WIJAYA dalam bulan Juli 2008 yaitu:
Tanggal 20 Juli 2007 kepada UD MEKAR sebesar = Rp. 8.000.000,00
Tanggal 27 Juli 2007 kepada UD LAKSANA sebesar = Rp. 1.200.000,00
Tanggal 30 Juli 2007 kepada UD MAJU sebesar = Rp. 9.200.000,00
Transaksi diatas selain dicatat dalam Jurnal Pengeluaran Kas, juga harus dicatat dalam
Buku Pembantu Hutang pada akun kreditor yang bersangkutan. Di dalam Jurnal
Pengeluaran Kas dimuka ditunjukkan bahwa transaksi yang bersangkutan telah dicatat
dalam Buku Pembantu Hutang (tanda v pada kolom referensi). Oleh karena itu Buku
Pembantu Hutang UD WIJAYA per 31 Juli 2008 akan tampak sebagai berikut :
UD WIJAYABUKU BESAR PEMBANTU HUTANG
Akun: EKA, PT. JI.Purbasari No. 201 Bandung File : E.01
33
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 28 Faktur No. 209E KPb-1 - 12.000.000 - 12.000.000
Akun: LAKSANA, UD, JI. GurumindaNo. 444 Bandung File L.01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 08 Faktur No. L-015 JPb-1 - 1.200.000 - 1.200.000Juli 24 Faktur No. L-065 JPb-1 - 800.000 - 2.000.000Juli 27 Cek No. JKK-1 1.200.000 - - 800.000
Akun : MAJU, UD. Jl. Sangkuriang No. 115 Bandung File M.01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 05 Faktur No. M-01 JPb-1 - 4.800.000 - 4.800.000Juli 22 Faktur No. L-065 JPb-1 - 9.200.000 - 14.000.000Juli 30 Cek No. JKK-1 9.200.000 - - 4.800.000
Akun : MEKAR, UD. Jl. Merpati No. 381 Bandung File M.02
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 05 Faktur No. 025 JPb-1 - 8.000.000 - 8.000.000Juli 20 Cek No. JKK-1 8.000.000 - - -
Akun : MAWAR, toko Jl. Dadali No. 567 Bandung File. 03
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 05 Faktur No. 204 JPb-1 - 2.000.000 - 2.000.000
Untuk mencek kesamaan antara total salso akun-akun Buku Pembantu Hutang
dengan saldo akun Hutang Dagang dalam Buku Besar Umum, dari data Buku Pembantu
Hutang pada tanggal 31 Juli 2008 dibuat “Daftar Saldo Hutang” sebagai berikut:
UD WIJAYADAFTAR SALDO HUTANG
31 Juli 2007
34
Nomor NAMA KREDITOR SALDO HUTANG1 PT EKA Rp. 12.000.000,002 UD LAKSANA Rp. 800.000,003 UD MAJU Rp. 4.800.000,004 UD MEKAR Rp. -5 Toko MAWAR Rp. 2.000.000,00
JUMLAH Rp. 19.600.000,00
Dari data daiatas menunjukkan bahwa saldo hutang UD WIJAYA menurut
Buku Besar Pembantu Hutang pada tanggal 31 Juli 2008 berjumlah Rp. 19.600.000,00.
Anda perhatikan akun Hutang Dagang dalam Buku Besar Umum! Setelah posting data
Jurnal Pengeluaran Kas, akun tersebut pada tanggal 31 Juli 2008 menunjukkan saldo
yang sama yaitu kredit sebesar Rp. 19.600.000,00.
Dari uraian bahasan dimuka, hubungan pencatatan transaksi dalam jurnal
pembelian, jurnal pengeluaran kas, buku besar umum dan buku pembantu hutang dapat
digambarkan dengan bagan sebagai berikut ;
Pencatatan Transaksi Penjualan Kredit
Transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan dagang dalam kegiatan usaha
normal adalah penjualan barang dagang. Artinya, dalam keadaan usaha normal jarang
sekali terjadi perusahaan misalnya, menjual peralatan kantor atau aktiva tetap lainnya
yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan. Oleh karena itu dalam perusahaan
yang biasa melakukan transaksi penjualan kredit, disediakan satu buku yang khusus
digunakan sebagai tempat mencatat transaksi penjualan barang dagang secara kredit,
yaitu buku Jurnal Penjualan (sales journal).
Transaksi penjualan kredit mengakibatkan timbulnya tagihan (piutang) kepada
pihak lain (debitor). Bagi perusahaan yang memiliki piutang kepada beberapa debitor,
diperlukan satu buku khusus sebagai tempat mencatat rincian piutang pada setiap debitor
yang disebut “Buku Pembantu Piutang” (account receivable subsidiary ledger). Dalam
pelaksanaannya, setiap transaksi penjualan kredit harus dicatat dalam Buku Jurnal
Penjualan untuk selanjutnya diposting ke Buku Besar Umum, dan dicatat dalam “Buku
35
Besar Pembantu Piutang” untuk kepentingan informasi mengenai piutang pada tiap
debitor.
a. Pencatatan Transaksi dalam Buku Jurnal Penjualan
Buku Jurnal Penjualan berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penjualan
barang dagang dengan pembayaran kredit. Sumber pencatatan dalam buku tersebut
adalah faktur penjualan. Bentuk Jurnal Penjualan bias dibuat lebeh sederhana daripada
Jurnal Pembelian, karena hanya menyangkut akun “Piutang Dagang” dan akun
“Penjualan”.
Sebagai illustrasi, misalkan dari kegiatan UD WIJAYA dalam bulan Juli 2008
diperoleh informasi sebagai berikut:
1) Daftar Piutang UD WIJAYA pada tanggal 1 Juli 2008 sebagai berikut:Nomor Nama Debitor SaldoA-01 UNG JAYA Rp. 7.600.000,00A-02 PD AGUNG JAYA Rp. 10.000.000,00C-01 PD CIPTA JAYA Rp. 9.000.000,00L-01 Toko LIBRA Rp. 8.000.000,00R-01 Toko RISMA -S-01 Toko SAHABAT Rp. 6.000.000,00
Total piutang Rp. 40.600.000,00
UD WIJAYAJURNAL PENJUALAN
Bulan: Juli 2008
TANGGAL NOMORFAKTUR DEBITOR REF JUMLAH
2008Juli 06 D-031 Toko RISMA Rp. 16.000.000,00
10 D-032 Toko ARISTA Rp. 12.000.000,0015 D-033 UD AUNG JAYA Rp. 9.600.000,0019 D-034 Toko SAHABAT Rp. 8.800.000,0027 D-035 PD CIPTA JAYA Rp. 13.000.000,0030 D-036 Toko LIBRA Rp. 6.400.000,00
JUMLAH Rp. 65.800.000,00 (112/441)
Perhatikan Jurnal Penjualan diatas
1) Nomor kode akun yang terkait sudah ditulis di bawah jumlah Rp. 65.800.000,00,
anggaplah data jurnal sudah diposting ke dalam Buku Besar Umum.
36
2) Di dalam kolom reference sudah ditulis chek mark (). Anggaplah faktur yang
bersangkutan sudah dicatat dalam Buku Besar Pembantu yang terkait.
3) Jumlah Rp. 65.800.000,00 menunjukkan jumlah penjualan barang dagang secara
kredit selama bulan Juli 2008. Jumlah tersebut harus dicatat debit akun “Piutang
Dagang” dan kredit akun “Penjualan”. Oleh karena itu setelah diposting ke Buku
Besar Umum 31 Juli 2008, akun-akun yang bersangkutan tampak sebagai berikut:
Akun: PIUTANG DAGANG No. 112
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 40.600.000 -Juli 31 Posting JPn-1 65.800.000 - 106.400.000 -
Akun: PENJUALAN No. 411
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 31 Posting JPn-1 - 65.800.000 - 65.800.000
Keterangan:
1) Di dalam kolom referensi ditulis “JPn-1”, artinya data yang bersangkutan berasal dari
Jurnal Penjualan halaman 1.
2) Saldo akun “Piutang Dagang” 01 Juli 2008 sebesar Rp. 40.600.000,00 sama dengan
total Daftar Piutang 01 Juli 2008 dimuka. Sementara jumlah Rp. 65.800.000,00
adalah piutang yang timbul dari penjualan kredit bulan Juli 2008, sehingga total saldo
piutang dagang pada 31 Juli 2008 menjadi Rp. 106.400.000,00. Jumlah tersebut
merupakan piutang secara kolektif (gabungan). Artinya dalam Buku Besar Umum
tidak ada data jumlah piutang pada tiap debitor secara individual. Oleh karena itu,
diperlukan buku pembantu sebagai tempat mencatat piutang pada setiap debitor.
Pencatatan Transaksi dalam Buku Pembantu Piutang
Seperti disebutkan dimuka, untuk mengetahui informasi mengenai tagihan
(piutang) perusahaan kepada tiap debitor, transaksi penjualan barang dagang secara kredit
37
selain dicatat ke dalam “Jurnal Penjualan”, juga harus dicatat ke dalam “Buku
Pembantu Piutang”. Sumber pencatatan dalam Buku Pembantu Piutang adalah bukti-
bukti transaksi yang mengakibatkan perubahan pada piutang. Misalnya, faktur penjualan,
bukti penerimaan kas, nota debit atau nota kredit.
Dalam perusahaan yang menyelenggarakan Buku Pembantu Piutang, faktur
penjualan dicatat dalam Buku Pembantu Piutang dengan mendebit akun debitor yang
bersangkutan. Sementara bukti penerimaan kas untuk piutang dan nota debit atau nota
kredit untuk barang yang diterima kembali (retur atau pengurangan harga faktur) dicatat
disisi kredit akun debitor yang bersangkutan.
Apabila tidak terjadi kesalahan pencatatan baik dalam Jurnal Penjualan maupun
dalam Buku Pembantu Piutang, total saldo akun-akun debitor dalam Buku Besar
Pembantu Piutang harus sama dengan saldo Piutang Dagang dalam Buku Besar Umum.
Berdasarkan data Daftar Piutang per 01 Juli 2008 dan transaksi penjualan kredit
yang dilakukan UD WIJAYA bulan Juli 2008, catatan dalam Buku Pembantu Piutang
tampak sebagai berikut:
UD WIJAYABUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG
Akun: ARISTA, Toko File: A-01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - 7.600.000 -Juli 06 Faktur No. JPn-1 12.000.000 - 19.600.000 -
Akun: AGUNG JAYA, UD File: A-02
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 10.000.000 -Juli 15 Faktur No. JPn-1 9.600.000 - 19.600.000 -
Akun : CIPTA JAYA, PD File: C-01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 9.000.000 -
38
Juli 27 Faktur No. JPn-1 13.000.000 - 22.000.000 -
Akun : LIBRA, Toko File: L-01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 8.000.000 -Juli 30 Faktiur No. JPn-1 6.400.000 - 6.400.000 -
Akun : RISMA, Toko File: R-01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 06 Faktur No. JPn-1 16.000.000 - 16.000.000 -
Akun : SAHABAT, Toko File: L-01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 6.000.000 -Juli 19 Faktiur No. JPn-1 8.800.000 - 14.800.000 -
Perhatikan catatan dalam Buku Besar Pembantu Piutang di atas !
1) Saldo akun tiap debitor pada 01 Juli 2008, lihat Daftar Piutang dimuka!.
2) Pada kolom referensi (ref) ditulis JPn-1, menunjukkan data yang bersangkutan dicatat
dalam Jurnal Penjualan, halaman 1.
3) Kolom kredit pada setiap akun tampak belum berisi. Menurut Anda, transaksi apa
yang harus dicatat dalam kolom kredit?
Pada tiap akhir periode, dari Buku Besar Pembantu Piutang dibuat Daftar Saldo
Piutang. Total saldo akun-akun debitor harus sama dengan saldo akun Piutang Dagang
dalam Buku Besar Umum. Dalam hal ini akun “Piutang Dagang” dalam Buku Besar
Umum berfungsi sebagai akun pengendali (kontrol). Artinya, jika total saldo akun-akun
debitor tidak sama dengan saldo akun “Piutang Dagang”, menunjukkan terdapat
kesalahan pencatatan.
Pencatatan Transaksi Penerimaan Kas
39
a. Pencatatan Transaksi dalam Buku Jurnal Penerimaan KasUD WIJAYA
JURNAL PENERIMAAN KASBulan: Juli 2008
Tgl No.Bukti Ket/Akun Ref
DEBIT KREDITSerba-Serbi Penjualn Piutang
DagangPotongn
Penj. Kas
2008
Juli 05 M-021 Toko SAHABAT - - 6.000.000 120.000 5.880.000
08 M-022 UD AGUNG JAYA - - 10.000.000 200.000 9.800.000
10 M-023 Uang Muka Penj. 214 4.000.000 - - - 4.000.000
12 M-024 Penjualan tunai - 5.400.000 - - 5.400.000
15 M-025 Toko RISMA - - 16.000.000 320.000 15.680.000
18 M-026 Toko LIBRA - - 8.000.000 - 8.000.000
20 M-027 Penjualan tunai - 5.200.000 - - 5.200.000
23 M-028 Toko ARISTA - - 7.600.000 - 7.600.000
24 M-029 Retur Pembelian 513 800.000 - - - 800.000
27 M-030 UD CIPTA JAYA - - 9.000.000 - 9.000.000
31 M-031 Penjualan tunai - 6.800.000 - - 6.800.000
4.800.000 16.400.000 56.600.000 640.000 78.160.000
(411) (112) (413) (111)
UD WIJAYABUKU BESAR UMUM
Akun: KAS No. 111
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JKK-1 - 44.036.000 - -Juli 31 Posting JKM-1 78.160.000 - 34.124.000 -
Akun: PIUTANG DAGANG No. 112
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 40.600.000 -Juli 31 Posting JPn-1 65.800.000 - 106.400.000 -Juli 31 Posting JKM-1 - 56.600.000 49.800.000 -
Akun: UANG MUKA PENJUALAN No. 214SALDO
40
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT DEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JKM-1 - 4.000.000 - 4.000.000
Akun: PENJUALAN No. 411
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - -Juli 31 Posting JPn-1 - 65.800.000 - 65.800.000Juli 31 Posting JKK-1 - 17.400.000 - 83.200.000
Akun: POTONGAN PENJUALAN No. 413
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JKM-1 640.000 - 640.000 -
Akun: RETUR PEMBELIAN No. 513
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - - -Juli 31 Posting JKM-1 - 8.400.000 - 8.400.000
UD WIJAYABUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG
Akun: ARISTA, Toko File: A-01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - 7.600.000 -Juli 06 Faktur No. JPn-1 12.000.000 - 19.600.000 -Juli 23 Bukti kas No. JKM-1 - 7.600.000 12.000.000 -
Akun: AGUNG JAYA, UD File: A-02
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 10.000.000 -Juli 08 Bukti kas No. JKM-1 - 10.00.000 - -Juli 15 Faktur No. JPn-1 9.600.000 - 9.600.000 -
Akun : CIPTA JAYA, PD File: C-01SALDO
41
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT DEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 9.000.000 -Juli 27 Faktur No. JPn-1 13.000.000 - 22.000.000 -Juli 27 Bukti kas No. JKM-1 - 9.000.000 13.000.000 -
Akun : LIBRA, Toko File: L-01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 8.000.000 -Juli 18 Bukti kas No. JKM-1 - 8.000.000 - -Juli 30 Faktiur No. JPn-1 6.400.000 - 6.400.000 -
Akun : RISMA, Toko File: R-01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - - -Juli 06 Faktur No. JPn-1 16.000.000 - 16.000.000 -Juli 15 Bukti kas No. JKM-1 - 16.000.000 - -
Akun : SAHABAT, Toko File: L-01
Tgl. Keterangan Ref DEBET KREDIT SALDODEBET KREDIT
2008Juli 01 Saldo - - 6.000.000 -Juli 05 Bukti kas No. JKM-1 - 6.000.000 - -Juli 19 Faktiur No. JPn-1 8.800.000 - 8.800.000 -
Daftar Saldo Piutang
Seperti halnya dari data Buku Pembantu Hutang, untuk menguji ketelitian
pencatatan yang berhubungan dengan perubahan piutang, pada tiap akhir periode dari
data Buku Pembantu Piutang, dibuat Daftar Saldo Piutang. Berdasarkan data Buku
Pembantu Piutang UD WIJAYA tersebut, dibuat Daftar Saldo Piutang sebagai berikut :
UD WIJAYADAFTAR SALDO PIUTANG
31 Juli 2008Nomor NAMA KREDITOR SALDO PIUTANG
1 Toko ARISTA Rp. 12.000.000,002 UD AGUNG JAYA Rp. 9.600.000,003 PD CIPTA JAYA Rp. 13.000.000,004 Toko LIBRA Rp. 6.400.000,005 Toko RISMA -6 Toko SAHABAT Rp. 8.800.000,00
42
JUMLAH Rp. 49.800.000,00
Jumlah Rp. 49.800.000,00 di atas menunjukkan jumlah piutang UD WIJAYA pada
tanggal 31 Juli 2008. Jumlah tersebut sama dengan saldo debit akun “Piutang Dagang”
dalam Buku Besar Umum.
Pencatatan Transaksi dalam Jurnal Umum
Dalam hal digunakan jurnal khusus seperti telah dibahas dimuka, jurnal umum
(general journal) juga berfungsi khusus yaitu sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi
yang tidak bisa dicatat ke dalam Jurnal Pembelian, Jurnal Penjualan, Jurnal Penerimaan
Kas dan Jurnal Pengeluaran Kas. Transaksi-transaksi yang dicatat ke dalam jurnal umum
antara lain :
1. Retur pembelian dan retur penjualan yang berasal dari transaksi pembelian atau
penjualan kredit.
2. Retur pembelian dan retur penjualan yang berasal dari pembelian atau penjualan
tunai, dalam hal harga barang yang dikembalikan diperlukan sebagai uang muka
(advance payment).
3. Koreksi kesalahan pencatatan yang dilakukan dalam buku jurnal misalnya, pembelian
barang dagang secara kredit seharga Rp. 5.400.000,00, dicatat dalam jurnal
pembelian dicatat dengan jumlah Rp. 4.500.000,00.
4. Penyesuaian saldo akun-akun buku besar umum pada akhir periode, untuk
kepentingan penyusunan lapaoran keuangan.
5. Penutupan akun-akun buku besar umum yang bersifatnya sementara seperti akun
penghasilan, beban, ikhtisar laba rugi, dan prive.
6. Pengembalian saldo akun-akun neraca yang berfungsi sebagai akun perantara yang
muncul dari pos penyesuaian ke dalam akun asalnya. (reversing entries).
Transaksi retur pembelian kredit mengakibatkan pengurangan terhadap hutang
perusahaan, oleh karena itu transaksi tersebut disamping dicatat dalam ”Jurnal Umum”
juga harus dicatat dalam ”Buku Pembantu Hutang”. Demikian pula transaksi retur
penjualan kredit, transaksi tersebut mengakibatkan pengurangan terhadp piutang
perusahaan sehingga harus dicatat juga dalam ”Buku Pembantu Piutang”.
43
R E F E R E N S I
Buku Wajib1. Warren, Reeve, Fess, Accounting, South-Western of Thomson Learning, 20052. Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso, dan Paul D. Kimmel. Accounting Principles,
Salemba Empat, 2008.
Buku Bacaan yang disarankan1. Haryono Yusup AL., Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1 dan 2, Yogyakarta : Bagian
Penerbitan Akademi Akuntansi YKPN2. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat,
20073. Sugiarto dan Suwardjono, Pengantar Akuntansi, Jakarta : Karunika, Universitas
Terbuka.
44