aktivitas kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun pepaya dalam menghambat pertumbuhan bakteri...

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi merupakan masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri patogen, contohnya seperti Eschericia coli dapat menyebabkan diare akut, serta penyebab utama infeksi saluaran kemih (Jawetz et al,2005). Echerichia coli merupakan flora normal di dalam usus manusia dan akan menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam organ atau jaringan lain. E.coli Dapat menimbulkan pneumonia, endocarditis, infeksi pada luka, abses pada berbagai organ, meningitis dan dapat menyebabkan penyakit diare (Entjang i, 2003) Penyakit yang disebabkan oleh infeksi ini biasanya diatasi dengan menggunakan antibiotik. Pemakaian obat sintesis seperti antibiotik ini memiliki banyak efek samping seperti alergi dan gangguan pencernaan, sehingga penggunaan obat-obatan herbal lebih disarankan. Berdasarkan hasil penelitian Dian ND. Anggrahini, Rodesia M. Roza, Fitmawati menyatakan bahwa daun pepaya mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli pada konsentarasi 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Dan pada penelitian tanaman mengkudu juga mempunyai aktivitas

Upload: imam-prayitno

Post on 28-Sep-2015

52 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

aktivitas kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun pepaya dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.coli.AKADEMI FARMASI NASIONAL SURAKARTA

TRANSCRIPT

20

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi merupakan masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri patogen, contohnya seperti Eschericia coli dapat menyebabkan diare akut, serta penyebab utama infeksi saluaran kemih (Jawetz et al,2005). Echerichia coli merupakan flora normal di dalam usus manusia dan akan menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam organ atau jaringan lain. E.coli Dapat menimbulkan pneumonia, endocarditis, infeksi pada luka, abses pada berbagai organ, meningitis dan dapat menyebabkan penyakit diare (Entjang i, 2003)Penyakit yang disebabkan oleh infeksi ini biasanya diatasi dengan menggunakan antibiotik. Pemakaian obat sintesis seperti antibiotik ini memiliki banyak efek samping seperti alergi dan gangguan pencernaan, sehingga penggunaan obat-obatan herbal lebih disarankan. Berdasarkan hasil penelitian Dian ND. Anggrahini, Rodesia M. Roza, Fitmawati menyatakan bahwa daun pepaya mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli pada konsentarasi 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Dan pada penelitian tanaman mengkudu juga mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli pada konsentrasi 0%, 25%, 75%, 100%. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui Daya Hambat kombinasi daun mengkudu (Morinda citrifolia) dan daun papaya (Carica papaya L) terhadap E.coli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dan konsentrasi kombinasi Air Perasan daun mengkudu (Morinda citrifolia) dan daun papaya (Carica papaya L) terhadap E.coli yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan E.coli. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai pemanfaatan kombinasi daun mengkudu dan daun pepaya sebagai obat-obatan herbal yang dikombinasi sehingga dapat mengobati berbagai penyakit infeksi, khususnya infeksi yang disebabkan oleh E.coli.

1

B. Perumusan Masalah1. Apakah kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun pepaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli?2. Pada konsentrasi berapa kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun pepaya yang berpotensi menghambat pertumbuhan E. coli?

C. Tujuan Penelitian1. Mengetahui daya hambat antibakteri kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun pepaya terhadap pertumbuhan bakteri E. coli 2. Mengetahui konsentrasi kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun pepaya terhadap pertumbuhan E. coli yang dapat menghasilkan aktivitas daya hambat.

D. Manfaat PenelitianHasil dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat tentang aktivitas kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun pepaya dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.coli.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Penyakit Diare Infeksi merupakan masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri patogen, contohnya seperti Eschericia coli dapat menyebabkan diare akut, serta penyebab utama infeksi saluaran kemih (Jawetz et al,2005). Echerichia coli merupakan flora normal di dalam usus manusia dan akan menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam organ atau jaringan lain. E.coli Dapat menimbulkan pneumonia, endocarditis, infeksi pada luka, abses pada berbagai organ, meningitis dan dapat menyebabkan penyakit diare. (Entjang i, 2003).Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun. Di dunia terdapat 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Dari 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare, dari hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa diare di Indonesia masih merupakan penyebab kematian bayi terbanyak untuk golongan 1 4 tahun dengan persentase 25,2% dibanding pneumonia dengan persentase 15,5%. Dari survei kesehatan demografi Indonesia (1991) menyatakan bahwa satu dari sepuluh balita menderita diare dalam dua minggu terakhir, selain itu setiap tahun di Indonesia terjadi 150 kejadian luar biasa dengan jumlah kasus sekitar 20.000 orang dan angka kematian sekitar 2 %. Angka kesakitan diare diperkirakan antara 120 130 kejadian per 1000 penduduk, 60% kejadian tersebut terjadi pada Balita (Depkes, 1993).Diare pada anak seringkali terjadi karena salah makan atau akibat jajan makanan yang kurang sehat dan higienis.Diare pada anak terjadi karena diare ditularkan dengan berbagai cara yang biasa disebut 4F:1. 3Finger (jari) :Balita atau anak-anak kecil sangat suka memasukkan jarinya kedalam mulut dan atau mengisap jempol. Pada saat itulah kemungkinan besar dapat terjadinya kontaminasi virus , kuman , bakteri , parasit dan micro-organisme lainnya.2. Food (makanan) : Makanan atau susu yang sudah terlalu lama terkena udara , makanan yang dimasak tidak matang, makanan yang berada di tempat yg tidak higienis adalah tersangka terjadinya diare pada anak.3. Feces (tinja) : Feces adalah kotoran yang berisi penyakit, oleh sebab itu wajib dibersihkan dengan benar-benar bersih karena menjadi sumber penyakit.4. Fly (lalat) : Lalat banyak hinggap ditempat-tempat kotor seperti tempat sampah , makanan yang tidak ditutup rapat sangat mudah dihinggapi oleh lalat sehingga terjadi perpindahan sumber penyakit dari sampah ke makanan. Dan ini perlu diwaspadai dan diperhatikan karena menjadi sumber terjadinya diare kepada anak. (Depkes, 1993).Diare pada anak sebagian besar sekitar 90% oleh infeksi rotavirus dan 10% sisanya disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, jamur dan alergi pada makanan tertentu, bisa juga keracunan makanan.Pada umumnya memakan secara berlebihan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus adalah salah satu penyebab diare juga karena membuat kinerja usus berlebihan.Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair. (Eva, 2009).Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteri. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. (Eva, 2009).Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.Gejala utama dari diare adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut melilit sering berbunyi.Sebuah vaksin rotavirus memiliki potensi untuk mengurangi jumlah penderita diare. Saat ini ada dua vaksin berlisensi untuk menghadapi rotavirus. Vaksin rotavirus yang lainnya seperti, Shigella, ETEC, dan Cholera sedang dikembangkan, vaksin ini juga berfungsi untuk mencegah penularan diare. (Eva, 2009).

Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun terakhir . Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:1. Diare pada balita2. Diare menengah atau berat pada anak-anak3. Diare yang bercampur dengan darah.4. Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.5. Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat badan, dan lain-lain.6. Diare pada orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit). (Eva, 2009).

2. Escherichia coliEscherichia coli merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang pendek, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul, merupakan jasad indikator adanya jasad yang berbahaya di dalam substrat air dan bahan makanan. Bakteri ini dapat tumbuh dengan medium nutrien sederhana dan umumnya meragi laktosa dengan membentuk asam dan gas (Eva, 2009).Taksonomi E. Coli:Divisio : ProtophytaClassis : SchizomycetesOrdo : EubacterialisFamily : EubacteriaceaeGenus : EscherichiaSpesies : Escherichia coli

Gambar 1: Escherichia coli (WHO, 2005)

Escherichia coli yang menyebabkan diare sangat banyak ditemukan di seluruh dunia. E. Coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Ada lima kelompok galur E. coli yang patogen, yaitu :1) Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC) EPEC penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC sebelumnya dikaitkan dengan wabah diare pada anak-anak di Negara maju. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil(Jawetz et al.,1996).

2) Escherichia coli Enterotoksigenik (ETEC)ETEC penyebab yang sering dari diare wisatawan dan penyebab diare pada bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil( Jawetz et al., 1996) .3) Escherichia coli Enteroinvasif (EIEC)Enteroinvasive E. coli menyebabkan penyakit diare seperti disentri yang disebabkan oleh Shigella. Bakteri menginvasi sel mukosa, menimbulkan kerusakan sel dan terlepasnya lapisan mukosa. Ciri khas diare yang disebabkan oleh strain Enteroinvasive E.coli adalah : tinja mengandung darah, mukus dan pus (Karsinah et al., 1994).Galur EIEC bersifat non-laktosa atau melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus(Jawetz et al.,1996).4) Escherichia coli Enterohemoragik (EHEK)EHEK menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel vero, suatu ginjal dari monyet hijau Afrika(Jawetz et al., 1996).5) Escherichia coli Enteroagregatif (EAEC)EAEC menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara berkembang. Organisme ini juga menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui makanan pada Negara industri pada. EAEC menghasilkan toksin dan hemolisin (Jawetz, et al 1996). Sifat bakteri E.coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri Gram negative (Eva, 2009). E.coli merupakan bakteri oportunis, banyak terdapat dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak travelers diarrhea, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain diluar usus. Genus Escherechia terdiri dari 2 spesies yaitu : E.coli dan E.hermanii. (Karsinah et al., 1994).Escherichia coli tumbuh baik pada hampir semua media yang bisa dipakai di laboratorium Mikrobiologi. Pada media yang dipergunakan untuk isolasi bakteri enterik, sebagian besar strain E .coli tumbuh sebagai koloni yang meragi laktosa. E.coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain bisa ditanam pada agar darah menunjukkan hemolisis tipe beta (Karsinah et al.,1994).Beberapa uji tes Biokimia yang dipakai untuk penegasan bakteri E.coliTabel 1. Tes biokimia E.coli (Maksum, 2009)TestReaksi

Indol+

Lisin Dekarboksilase+

Asetat+

Peragian Laktosa+

Gas dari Glukosa+

Moltilitas+

Pigmen Kuning+

Bakteri E.coli jika sudah memasuki usus manusia pada waktu terinfeksi dan perkembangan gejala biasanya dapat berlangsung antara 24 72 jam . Gejala ringan jika sudah terinfeksi bakteri E.coli antara lain:1. Demam2. Gas dalam perut3. Kehilangan nafsu makan4. Kram perut5. Muntah, meskipun jarang

Keracunan makanan akibat E.coli seringkali terjadi dari makanan atau minuman :1. Makanan yang disiapkan oleh seseorang yang tidak mencuci tangan dengan benar.2. Makanan yang disiapkan dengan menggunakan peralatan memasak yang kotor.3. Produk-produk susu atau makanan yang mengandung mayones (seperti coleslaw atau salad kentang) yang telah berada diluar lemari es terlalu lama.4. Makanan beku yang tidak disimpan pada suhu yang tepat, atau tidak dipanaskan dengan benar.5. Ikan atau tiram mentah6. Buah mentah atau sayuran yang belum dicuci bersih.7. Sayuran mentah atau jus buah dan produk susu.8. Daging matang atau telur.9. Air dari sumur atau sungai, atau air kran yang belum diolah.Meskipun tidak umum, bakteri E.coli juga dapat menyebar dari satu orang ke orang lain . Hal ini bisa saja terjadi ketika seseorang tidak mencuci tangan nya setelah buang air besar, dan kemudian menyentuh benda atau tangan orang lain.

3. Tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia L)

Gambar 2: Daun Mengkudua. Sistematika TanamanTanaman mengkudu diklasifikasikan sebagai berikut :Filum : AngiospermaeSub filum : DicotyledoneaeDivisio : LignosaeFamily : RubiaceaeGenus : MorindaSpesies : Morinda citrifolia L. (Djauhariya, 2003)

b. Nama Daerah Daun mengkudu adalah daun dari tanaman (Morinda Citrifolia L.) Nama daerah: Pace (jawa), Cangkudu (Pasundan), Kodhuk (Madura), Bakudu (Sumatra), Wangkudu (Kalimantan), Bakulu (Nusa Tenggara). (Depkes, 1985).

c. MorfologiTumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daun mengkudu bersusun berhadapan dengan panjang 20-40cm dan lebar 7-15cm Daun tunggal dengan ujung dan pangkal kebanyakan runcing. Bunga mengkudu berbentuk bongkol yang kecil-kecil dan bewarna putih. Buah mengkudu berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. Biji mengkudu banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. (Suryowinoto, 1997).Tanaman mengkudu berbuah sepanjang tahun. Mudah tumbuh pada berbagai tipe lahan, dengan daerah penyebaran dari dataran rendah hingga ketinggian 1500 dpl. Ukuran dan bentuk buahnya bervariasi, pada umumnya mengandung banyak biji, dalam satu buah terdapat 300 biji, namun ada juga tipe buah mengkudu yang memiliki sedikit biji. Bijinya dibungkus oleh suatu lapisan atau kantong biji, sehingga daya simpannya lama dan daya tumbuhnya tinggi. Dengan demikian, perbanyakan mengkudu dengan biji sangat mudah dilakukan (Djauhariya dkk., 2006).d. Kegunaan dan Kandungan Kimia MengkuduBuah mengkudu (Morinda citrifolia, L.) mengandung scopoletin, sebagai antiradang, antibakteri, antialergi. Alkaloid yang terdapat dalam buah mengkudu adalah Xeronin Glikosida, sebagai antibakteri, antikanker, imunostimulan. Alizarin, Acubin, L. Asperuloside, dan flavonoid sebagai antibakteri. Vitamin C, sebagai antioksidan (Peter, 2005; Waha, 2000; Winarti,2005).

4. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

Sumber : Dok. Pribadi( Daun Pepaya)a. Sistematika Tanaman Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) mempunyai sitematika sebagai berikut :Divisi : SpermathopytaSub Divisi: AngiospermaeKelas : DicotyledonaeBangsa : CistalesSuku : CaricaceaeMarga : CaricaJenis : Carica papaya L. (Depkes, 2000)b. Nama lain dan nama daerahGedang (sunda), kates (jawa), ralempaya (Sumatra), bua medung (Kalimantan), kalujawa (Nusa Tenggara), kapalay, kaliki (Sulawesi), papaino (Maluku), sampain (Irian). (Depkes, 1985)c. Morfologi tanaman Papaya merupakan tanaman semak berbentuk pohon dengan tinggi 2,5-10m. Batang papaya berbentuk bulat dan bagian dalamnya seperti spon dan berongga. Tangkai daun berongga, tidak berbulu, silindris dan panjangnya sekitar 100cm. Helaian daun bulat, bertulang daun menjari, bercangap menjari, pangkal berbentuk jantung dengan garis tengah 25-75cm. Tajuk berlekuk menyirip tidak beraturan. Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna kuning keputihan sampai kuning terang. Buah berbentuk elips atau seperti bola lampu. Buah muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi jingga. (Mangonting et al, 2005)

d. Habitat tanamanTanaman pepaya banyak tumbuh didataran rendah hingga 1000m di atas permukaan laut, terutama didaerah yang subur. Tanaman papaya juga dibudidayakan dikebun-kebun luas karena buahnya yang sangat segar dan bergizi. (Mangonting et al, 2005)e. Khasiat pepayaDaun pepaya berkhasiat sebagai obat malaria, mencegah kanker, obat penambah nafsu makan dan sebagai hepatoprotektor (Depkes, 2000).

5. Antibiotik CefotaximeCefotaxime adalah antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai khasiat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat sintesis mukopeptida pada dinding sel bakteri. Cefotaxime sangat stabil terhadap hidrolisis beta laktamease, maka Cefotaxime digunakan sebagai alternatif lini pertama pada bakteri yang resisten terhadap Penisilin. Cefotaxime memiliki aktivitas spectrum yang lebih luas terhadap organisme gram positif dan gram negatif. Aktivitas Cefotaxime lebih besar terhadap bakteri gram negatif sedangkan aktivitas terhadap bakteri gram positif lebih kecil, tetapi beberapa streptococci sangat sensitif terhadap Cefotaxime. Pada pengobatan dengan Cefotaxime, bila pasien memiliki volume distribusi sangat kecil, sebagian besar obat ada didalam darah. Antibiotik Cefotaxime ini dapat diberikan secara i.v. dan i.m. karena absorpsi di saluran cerna kecil. Masa paruh eliminasi pendek sekitar 1 jam, maka diberikan tiap 12 jam MIC dapat dicapai dalam waktu 10 jam. Ikatan protein plasma sebesar 40%. Ekskresi pada ginjal, hati-hati pemberian pada wanita menyusui karena Cefotaxime juga diekskresi melalui air susu ibu. Pengobatan dengan Cefotaxime yang merupakan antibiotik spektrum luas dapat mengubah flora normal dari usus dan menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari Clostridia. Toxin yang dihasilkan Clostridium difficile merupakan penyebab colitis. Jadi perlu hati hati untuk pasien yang memiliki gangguan pencernaan.Cefotaxime sodium efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif, seperti pada : infeksi saluran pernafasan bagian bawah, infeksi saluran kemih dan kelamin, infeksi ginekologikal, Bakteremia, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi intra-abdominal, infeksi tulang dan atau sendi dan infeksi sistem syaraf pusat.Efek samping yang sering dilaporkan: Lokal : radang pada tempat suntikan, sakit, indurasi dan tenderness, demam, eosinofilia, urtikaria, anafilaksis. Gastrointestinal : colitis, diare, mual, untah, gejala pseudo-membran colitis.Metabolisme yang penting adalah desasetilasi. Metabolisme Cefotaxime di hati dan 20-30% berupa Desacetylcefotaxime yang merupakan metabolit aktif. Desacetylcefotaxime ini dapat memperbesar aktivitas antibakteri dari Cefotaxime dan mempunyai waktu paruh yang sedikit lebih panjang. Metabolit aktif Desacetylcefotaxime ini mempunyai penetrasi yang baik terutama untuk cairan cerebrospinalis. Makin besar berat badan pasien dan serum protein akan memperbesar clearencernya.Kelebihan Cefotaxime aktif terhadap bakteri gram negatif seperti E.coli, H. influenzae, Klebsiella sp.,Proteus sp. Berdasarkan Drug Information Handbook edisi tahun Cefotaxime merupakan pilihan pertama untuk infeksi yang disebabkan oleh E.coli.B. HIPOTESISKombinasi Air Perasan Daun mengkudu dan daun papaya dapat menghambat bakteri E. coli.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Desain PenelitianJenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis Penelitian Eksperimental.

B. Tempat dan Waktu PenelitianTempat penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi Nasional Surakarta.Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2014 sampai Januari 2014.

C. Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah Daun Mengkudu dan Daun Pepaya yang dipetik di desa Menuran Baki Sukoharjo.Sampel dalam penelitian ini adalah Kombinasi Air Perasan Daun Mengkudu dan Daun Pepaya masing-masing 100 gram.

D. Besar SampelPada penelitian ini dibutuhkan 100 gram Daun Mengkudu dan 100 gram Daun Pepaya.E. Variabel Penelitian1. Variabel BebasVariabel bebas dalam penelitian ini adalah Kombinasi Air Perasan Daun Mengkudu dan Daun Pepaya.2. Variabel TerikatVariabel terikat dalam penelitian ini adalah Diameter Zona Hambat Kombinasi Air Perasan Daun Mengkudu dan Daun Pepaya Escherichia coli .

F. Kerangka Pikir

Persiapan sampel

Air perasan dari Daun Mengkudu dan Daun Pepaya

Uji Daya Hambat kombinasi Daun Mengkudu dan Daun Pepaya, Terhadap E. Coli dengan Metode Cakram dengan seri konsentrasi

Kombinasi Air Perasan Daun Pepaya dan Air Perasan Daun Mengkudu Perbandingan(3:1)Kombinasi Air Perasan Daun Pepaya dan Air Perasan Daun Mengkudu Perbandingan(2:2)Kombinasi Air Perasan Daun Pepaya dan Air Perasan Daun Mengkudu Perbandingan(1:3)

Kontrol (+) Antibiotik CefotaximeKontrol (-) Aquadest steril

Uji Daya Hambat

Diameter zona

Analisis Data

KESIMPULAN Gambar 4. Skema Kerangka Pikir

G. Alur Penenlitian

Penyiapan sampel Daun Mengkudu dan Daun Pepaya.

Daun Mengkudu dan Daun pepaya di Blender

Pemerasan Air yang didapat dari Kombinasi Daun Mengkudu dan Daun Pepaya

Dilakukan Uji Daya Hambat terhadap Bakteri E-coli dengan beberapa konsentrasi.

Diukur Diameter Daya Hambat

Gambar 5. Skema Alur Penelitian

H. Cara Kerja

1. Persiapan Sampel100 gram daun Daun Mengkudu dan 100 gram Daun Pepaya dicuci bersih.2. Daun Mengkudu dan Daun Pepaya di Blender 3. Pemerasan Daun Mengkudu dan Daun Pepaya agar diperoleh kombinasi air perasan tersebut masing-masing sebanyak 100 gram Daun Mengkudu dan 100 gram Daun Pepaya diperas agar didapatkan air dari perasan Daun Mengkudu dan Daun Pepaya kemudian dikombinasikan setengah dari Daun Mengkudu dan setengah dari Daun Pepaya setelah itu ditampung dan air yang diperoleh digunakan untuk uji antibakteri.4. Sterilisasi AlatSterilisasi alat dilakukan sebelum semua peralatan digunakan yaitu dengan cara semua alat dibungkus menggunakan kertas dan disterilkan dalam autoklaf pada 121oC dengan tekanan 15 psi (per square inci) selama 15 menit. Alat yang tidak tahan terhadap panas tinggi disterilkan dengan alkohol 90%.5. Penyiapan MediaPembuatan media dilakukan dengan cara 1 g nutrien agar dilarutkan dalam 50 ml akuades. Suspensi yang dihasilkan dipanaskan sampai mendidih, kemudian dimasukkan dalam beberapa tabung raksi masing-masing sebanyak 10 ml dan ditutup dengan kapas. Proses ini dilakukan di dekat nyala api. Tabung-tabung tersebut kemudian disterilkan dalam autoklaf pada 121oC dengan tekanan 15 psi (per square inci) selama 15 menit kemudian diletakkan dalam posisi miring selama 24 jam pada suhu ruang (Volk dan Wheeler, 1993).6. Peremajaan Biakan MurniBiakan murni diremajakan pada media padat agar miring dengan cara menggoreskan jarum ohse yang mengandung bakteri E.coli secara aseptis yaitu dengan mendekatkan mulut tabung pada nyaa api saat menggoreskan jarum ohse. Kemudian tabung reaksi ditutup kembali dengan kapas dan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC dalam inkubator.7. Pembuatan Biakan AktifSatu ohse hasil permajaan biakan murni bakteri dibiakkan dalam 10 ml akuades steril dan homogenkan. Larutan ini berfungsi sebagai biakan aktif.8. Uji Antibakteri Uji Daya Hambat Bakteri Antibakteri: a. disemprotkan alcohol kepada tangan pratikan yang akan melakukan percobaan.b. disiapkan cawan petri, media lba padat, bahan-bahan, lampu Bunsen, tabung reaksi, rak tabung reaksi, dan kertas cakram.c. ditimbang bahan-bahan yang merupakan sebanyak 0,125 gr kemudian dilarutkan pada 10 ml aquades.d. disiapkan tabung reasi yang bersisi biakan bakteri E.Coli dan nacl 0,9 % serta cawan petri yang sudah berisi media lba padat untuk antibakteri. e. diambil 4 ose dari tabung reaksi biakan bakteriE.Coli kedalam tabung reaksi berisi nacl 0,9 %.f. kemudian dimasukkan lidi berujung kapas steril didalam tabung-tabung reaksi yang berisi nacl 0,9 % kemudian diangkat diswabkan kedalam cawan petri untuk antibakterial yang terdapat media lba beberapa kali sampai rata pada permukaan media.g. bakar pinset agar steril, diamkan sebentar agar dingin.h. kemudian ambil kertas cakram, celupkan dalam larutan air perasan daun jambu biji kemudian masukkan kedalam cawan petri yang sudah diswab tadi dengan ditekan pelan kertas cakramnya, bakar kembali pinset lakukan berulang-ulang.i. diberi kertas label dibawah cawan petri yang berisi kertas cakram dengan bertuliskan komnbinasi Daun Mengkudu dan Daun Pepaya.j. dipanaskan cawan petri biar steril.k. diinkubasikan pada temperatur 37 c selama 24 jam.l. diamati dan diukur diameter hambatannya menggunakan penggaris kemudian ditulis datanya dan dihitung.

DAFTAR PUSTAKA

Buckel. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia : Jakarta

Dwidjoseputo, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT Citra Aditya Bakti : Bandung

Indu, M,N., Hatta, A.A.M., Abirosh, C., Harsha U., dan Vivekanandan, G.2006. Antimicrobial activity of some South-Indian spices against serotypes of Eshercia coli, Salmonella, Listeria monocytogenes And aeromonas hydrophila. Brazilian journal of Biotechnology.37: 153-158.

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Wyrama Widya : Bandung

Jawetz, E., Melnick, J. L, dan Adelberg, E.A.2005. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta: Salemba Medika

Lay, Bibiana W dan Sugyo Hastowo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali : Jakarta

Pelczar, micheal. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press : Jakarta

Putri M. 2004. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Bawang Putih dan Bawang Merah terhadap Staphylococcus aureus dan Escherica coli secara In Vitro.[Skipsi] Universitas Riau.

Robinson,T. 1995.Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB

Suharmati,dan Handayani,L. 2007. Tanaman Obat dan Ramuan Tradidional untuk Mengatasi Demam Berdarah Dangue. Jakarta:AgroMedia Pustaka.

Suresh, K., Deepa, P,. Harisaranraj, R.,dan Vaira,A.V.2008. Antimicrobial and phytochemical investigation of the leaves of Carica papaya L. Cynodon dactylon(L), pers., Euphorbia hirta L,. Melia azedarach L., and Psidium guajava L. Etnobotanical Leafelts.12: 1184-91

Wati. R. A., Asti, N. D,. Rahmasari,R,. Wulandari,p. dan Rifai,. Z, 2008. Kajian Pemberian Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia lignosae) sebagai Antibakteri Alami Salmonella typhimurium dan Pengaruhnya Terhadap Perfoma Ayam pedaging. Program kreatif mahasiswa.