web viewteknologi jaringan komputer sangat diperlukan dalam membantu meningkatkan kinerja dalam...
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa ,karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah yang berjudul Konsep dan Implementasi
Subnetting.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan kami.Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, dan memberi motivasi bagi para pembaca.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................... 3
1.2 Tujuan Makalah............................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ………………...…………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Pengertian Subnetting ................ 5
2.2 Sejarah Subnetting …………………………. 9
2.3 Subnet Mask Notasi ………………..….….... 11
2.4 Tujuan Penggunaan Subnetting……….……..12
2.5 Menghitung Subnetting IP …………………..14
2.6 Melakukan Subnetting …………………...….24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................29
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Teknologi jaringan komputer sangat diperlukan
dalam membantu meningkatkan kinerja dalam kehidupan
manusia. Dengan jaringan komputer manusia dapat
saling berkomunikasi dengan yang lainnya melalu
komputer mereka yang membentuk sebuah jaringan.
Melalui jaringan itu mereka dapat saling bertukar
informasi, dan data satu sama lainnya. Dalam IP Address
juga dikenal sebuah istilah subnetting yang bertujuan
untuk membagi jaringan kedalam subnet – subnet
sehingga memudahkan dalam pembagian network dan
pengontrolan dari sebuah jaringan.
Subnetting merupakan teknik memecah network
menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil dengan
cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk
dijadikan Network ID baru.
Sebagai seorang mahasiswa Sistem Informasi, tentu
saja konsep subnetting perlu untuk di ketahui. Oleh
3
karena itu dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep dasar
subnetting dan perhitungan subnetting.
1.2. TUJUAN MAKALAH
Tujuan makalah ini dibuat untuk mengetahui
konsep dan implementasi subnetting , sejarah dan
struktur subnetting, bentuk notasi subnet , tujuan subnet
dan cara menghitung subnetting IP
1.3. RUMUSAN MASALAH
1.3.1 Apa konsep dan pengertian dari subnetting ?
1.3.2 Bagaimana sejarah dari subnetting?
1.3.3 Bagaimana bentuk notasi subnet tujuan subnet
digunakan?
1.3.4.Bagaimana cara menghitung subnetting IP?
1.3.5.Bagaimana implementasinya subnetting?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan pengertian Subnetting
Subnetting adalah proses memecah suatu IP
jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut
"subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID)
untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari
host yang mengandung satu router -router dalam jaringan
multi).
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus
dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi
sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari
beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor
5
08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas
mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah
di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu
kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan.
Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat
gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor
rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya
sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan
kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta
setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam
mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru
seperti di bawah:
6
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep
subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah
pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja
menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki
15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi
dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak
terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa
ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto
dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk
jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama
jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan
7
Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS
(192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke
semua host yang ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita
terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di
bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet
memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST
ADDRESS.
8
2.2 Sejarah Subnetting
Subnetting merupakan proses memecah
satu kelas IP Address menjadi beberapa
subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan
untuk menentukan batas network ID dalam suatu
subnet, digunakan subnet mask. Seperti yang telah
diketahui, bahwa selain menggunakan metode
classfull untuk pembagian IP address, kita juga
dapat menggunakan metode classless addressing
(pengalamatan tanpa klas), menggunakan notasi
penulisan singkat dengan prefix. Metode ini
merupakan metode pengalamatan IPv4 tingkat
lanjut, muncul karena ada ke-khawatiran
persediaan IPv4 berkelas tidak akan mencukupi
kebutuhan, sehingga diciptakan metode lain untuk
memperbanyak persediaan IP address. Metode
VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu
untuk mengatasi kekurangan IP Address dan
dilakukannya pemecahan Network ID guna
mengatasi kekerungan IP Address tersebut.
Network Address yang telah diberikan oleh lembaga
IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu
9
perusahaan baik instansi pemerintah, swasta
maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke
jaringan internet hanya memilik Network ID tidak
lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan
para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32
bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien.
Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih
luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP
Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan
subnetting, anda bisa membuat network dengan
batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel
untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit
IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian
mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3
kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk
kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas
C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit
10
acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai
network ID.
2.3 Subnet Mask Notasi
Ada dua bentuk notasi subnet, notasi standar dan
CIDR (Classless Internet Domain Routing) notasi. Kedua
versi dari notasi menggunakan alamat dasar (atau alamat
jaringan) untuk menentukan titik awal jaringan, seperti
192.168.1.0. Ini berarti bahwa jaringan dimulai di
192.168.1.0 dan host mungkin pertama alamat IP di
subnet ini akan 192.168.1.1.
Dalam standar subnet mask notasi, empat oktet
nilai numerik digunakan sebagai dengan alamat dasar,
misalnya 255.255.255.0. Topeng standar dapat dihitung
dengan menciptakan empat biner oktet nilai untuk
masing-masing, dan menempatkan biner digit .1. dengan
ramuan jaringan, dan menempatkan digit biner 0. dengan
ramuan jaringan. Pada contoh di atas nilai ini akan
menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000.
Dalam kombinasi dengan alamat dasar yang Anda
memiliki definisi subnet,
11
Dalam hal ini subnet dalam notasi standar akan
192.168.1.0255.255.255.0.
Dalam notasi CIDR, jumlah 1.s dalam versi biner dari
topeng dihitung dari kiri, dan jumlah yang ditambahkan
ke akhir dari alamat dasar setelah slash (/). Pada contoh
di sini subnet akan dicatatkan dalam notasi CIDR sebagai
192.168.1.0/24.
2.4 Tujuan penggunaan subnetting
Subnet dibuat untuk membatasi ruang lingkup
lalu lintas siaran, untuk menerapkan keamanan jaringan
tindakan, untuk memisahkan segmen jaringan
berdasarkan fungsi, dan / atau untuk membantu dalam
menyelesaikan masalah kemacetan jaringan
subnet A biasanya terdiri dari router jaringan, sebuah
switch atau hub, dan setidaknya satu host.
Untuk menghitung jumlah maksimum host untuk
subnet mask, mengambil dua dan meningkatkan itu
dengan jumlah bit yang dialokasikan untuk subnet
(menghitung jumlah 0.s nilai subnet mask biner) dan
kurangi dua. Anda harus kurangi dua dari nilai yang
dihasilkan karena nilai pertama dalam kisaran alamat IP
12
(semua 0s) disediakan untuk alamat jaringan, dan nilai
terakhir dalam kisaran alamat IP (semua 1s) disediakan
untuk alamat broadcast jaringan. Misalnya, DSL jaringan
biasa digunakan 8 bit untuk subnet mereka.
Jumlah host diijinkan untuk suatu jaringan DSL dapat
dihitung dengan rumus berikut:
host max = (2 ^ 8) -2 = 254 host.
Ketika Anda subnet jaringan, jumlah bit diwakili
oleh subnet mask akan berkurang. Anda mengurangi
oktet dalam rangka mulai dari nilai paling kanan dan
lanjutkan kiri saat Anda mencapai nilai nol. Topeng nilai
turun sebesar kelipatan dari dua setiap kali Anda
memisahkan jaringan ke dalam subnet yang lebih. Nilai
adalah 255, 254 *, 252, 248, 240, 224, 224, 192, 128.
Setiap penurunan menunjukkan bahwa sedikit tambahan
telah dialokasikan. Setelah 128, bit berikutnya
dialokasikan akan mengurangi oktet keempat ke 0, dan
oktet ketiga akan mengikuti perkembangan yang sama 8-
angka.
Sebagai contoh, subnet mask angka desimal
bertitik dari 255.255.255.255 menunjukkan bahwa tidak
ada bit telah dialokasikan dan jumlah maksimum host
13
adalah 1 (0 ^ 1 = 1). Subnet mask 255.255.255.128
menunjukkan bahwa jumlah maksimal host adalah 128.
Dan subnet mask 255.255.128.0 menunjukkan bahwa
jumlah maksimum host 32.786.
2.5 Menghitung subnetting IP
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan
dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus
yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berkisar di empat masalah:
Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet,
dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan
192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP
address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0.
Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung
dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya
adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0).
14
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless
Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask
berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan
subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet MaskNilai
CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
15
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
2.4.1 Subnetting pada ip address class c
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting
seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK
ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet
Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan
sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet,
blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi
kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
16
2.5.1.1 Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet
mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3
oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
2.5.1.2 Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y
adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir
subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26
– 2 = 62 host
2.5.1.3 Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir
subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah
64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
2.4.1.4 Bagaimana dengan alamat host dan
broadcast yang valid? Kita langsung buat
tabelnya. Sebagai catatan, host pertama
adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class
C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask
17
yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet
mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C
adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung
seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
2.4.2 Subnetting pada ip address class b
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting
untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class B adalah seperti
dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah
kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik 18
terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok
subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis
dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita
masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class
C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan
CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet
ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet MaskNilai
CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
Subnet Mask
Nilai
CID
R
255.255.255.1
28/25
255.255.255.1
92/26
255.255.255.2
24/27
255.255.255.2
40/28
19
255.255.255.0 /24
255.255.255.2
48/29
255.255.255.2
52/30
Mencoba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk
Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask
dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address
172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask
/18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya
binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet
adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y
adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host
per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host20
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,
64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya
untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25
sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask
/25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000
(255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya
adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
2.4.3 Subnetting pada ip address class a
21
Kalau sudah faham, kita lanjut ke Class A.
Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di
OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C
di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet
terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet
terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan
untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari
CIDR /8 sampai /30.
Latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask
/16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000
(255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet
lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
2.5 Implementasi Subnetting
22
Di tiap perusahaan yang mempunyai jaringan
pasti memiliki komputer lebih dari satu mungkin 100
atau 200 komputer. Agar Komputer tersebut dapat
berhubungan dengan lancar maka harus kita harus
menggunakan subnetting. Fungsi dari subnetting ini
yaitu:
1.Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang
lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision)
atau macet.
2.Teroptimasinya unjuk kerja jaringan
3.Pengelolaan yang disederhanakan
4.Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak
geografis yang menjauh, contoh
WAN yang menggunakan jaringan antar kota yang
berbeda.
Class Subnet Mask Default
A 255.0.0.0
23
B 255.255.0.0
C 255.255.255.0
Untuk IP adress kelas A tidak dapat memakai
subnet kelas B demikian pula sebaliknya. Jika kalian
pernah menemukan istilah 255.0.0.0/8 maksud dari
istilah tersebut adalah, subnet mask 255.0.0.0
mempunyai bit yang aktif (angka 1) sebanyak 8. Angka 8
setelah karakter ‘/’ menunjukkan banyaknya angka 1.
Sebenarnya subnet mask terdiri dari bilangan – bilangan
biner, misalnya 255.0.0.0 jika dikonversi ke biner maka
menjadi 11111111.00000000.00000000.00000000. Oleh
karena itu penulisannya menjadi 255.0.0.0/8. Contoh
lainnya adalah 255.255.255.224/27 jika dikonversi ke
biner maka akan menjadi
11111111.11111111.11111111.11100000.
2.6 Melakukan Subnetting
Untuk melakukan subnetting terdiri dari beberapa proses,
yaitu:
24
Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet
mask Yaitu dengan cara memakai rumus 2x– 2 = jumlah
subnet, x adalah bit 1 pada subnet mask. Misalnya
11000000, maka x adalah 2 (dilihat dari jumlah angka 1
yang ada di situ), 22– 2 = 2 subnet.
1.Menentukan jumlah host per subnet Yaitu dengan
memakai rumus 2y – 2 = jumlah host per subnet, y
adalah jumlah bit dibagian host atau yang bernilai nol
‘0’. Misalnya 11000000, maka y adalah 6 (dilihat dari
angka 0 yang ada disitu), 26– 2 = 62 host
2. Menentukan subnet yang valid Yaitu dengan
mengurangi 256 dengan angka yang ada dibelakang
subnet mask, misalnya 255.255.255.224/27, maka untuk
menentukan subnet yang valid 256 – 224 = 32. Hasil dari
pengurangan ditambahkan dengan bilangan itu sendiri
sampai berjumlah sama dengan angka belakang subnet
mask. 32 + 32 =64, 64 + 32 = 96, 96 + 32 = 128, 128 +
32 = 160,160 + 32 = 192, 192 + 32 = 224. maka jumlah
host yang valid adalah 32, 64, 96,128, 160, 192.
25
3. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet Yaitu
mengambil alamat ip address yang terletak paling akhir
4.Menetukan host-host yang valid untuk tiap subnet
Yaitu mengambil nomor diantara subnet-subnet dengan
menghilangkan angka 0 dan angka 1.
Contoh Kasus
Misalnya 255.255.255.192/26, kita akan melakukan
subnetting IP address 192.168.10.0. Maka langkah yang
harus dilakukan. Alamat network : 192.168.10.0 Subnet
mask : 255.255.255.192
1.Menentukan subnet yang dihasilkan subnet mask
Konversi 192 ke biner yaitu 11000000. Ambil jumlah
angka 1 untuk menentukan x, sehingga x = 2. Pakai
rumus 2x– 2 = jumlah subnet, sehingga 22– 2 = 2.
2.Menentukan jumlah host Ambil jumlah angka 0 dari
konversi 192 untuk memberi nilai y. 11000000.
Sehingga y = 6. Pakai rumus 2x– 2 = jumlah host, maka
26– 2= 62.
26
3.Menentukan subnet yang valid. Kurangi 256 dengan
192, 256 – 192 = 64. Tambahkan 64 sampai sejumlah
192. 64 + 64 = 128, 128 + 64 = 192. Maka subnet yang
valid 64, 128
4.Menentukan broadcast Terletak tepat sebelum subnet
berikutnya yaitu 127 dan 191
5.Menentukan host yang valid Dapat dilihat
keterangannya di tabel berikut
Nama Host I Host II IP address asli Host I IP address asli
Host Subnet 64 128
Host Pertama 65 129 192.168.10.65 192.168.10.129
Host terakhir 126 190 192.168.10.126 192.168.10.190
Alamat Broadcast 127 191 - -
(126-65) + (190-129) = 122 host dalam 1 jaringan
tersebut.
27
2.6 Rentangan subnetting
Kelas Rentangan Bit
A 0 – 127 8 (255.0.0.0)
B 128 - 191 16(255.255.0.0)
C 192 – 223 24(255.255.255.0)
D 224 – 239 28(255.255.255.255)
28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya kami dapat
menyimpulkan bahwa Subnetting merupakan proses
memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih
kecil. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan
dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus
yang lebih cepat.
Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan
bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung
secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga
CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP
Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-
2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di
kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command
ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa
buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda
masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet =
2x – 2.
29
Daftar pustaka
http://nowsmart.blogspot.co.id/2014/05/subnetting.html#ixzz4
9gK2gGQ3
https://www.scribd.com/doc/89771086/
makalahSUBNETTING
http://www.javanetmedia.com/2015/06/subnetting-pada-
jaringan-komputer.html
30