acara 4 praktikum dasar-dasar ekologi

15
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI ACARA IV ADAPTASI TANAMAN TERHADAP FAKTOR AIR Disusun oleh : Nama : Achmad Chaza Ainal Chaq NIM: 13903 Kelompok: IV Golongan: A3 Asisten : - Muhamad Rom Ali Fikri - Dhika Cahyasita - Izza Hasna Syarifa LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

Upload: ainal-chaza

Post on 21-Aug-2015

140 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI

ACARA IV

ADAPTASI TANAMAN TERHADAP FAKTOR AIR

Disusun oleh :

Nama : Achmad Chaza Ainal Chaq

NIM : 13903

Kelompok : IV

Golongan : A3

Asisten : - Muhamad Rom Ali Fikri

- Dhika Cahyasita

- Izza Hasna Syarifa

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

ACARA IV

ADAPTASI TANAMAN TERHADAP FAKTOR AIR

I.   TUJUAN

Tujuan dari acara ini adalah :

1. Mengetahui macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air

2. Untuk mengetahui perbedaan anatomis maupun morfologis tanaman yang

beradaptasi pada kandungan air yang berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Selama siklus hidupnya tanaman memperoleh air dengan cara menyerap

air dari lingkungannya. Yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor

tanaman. Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kandungan air tanah,

kelembaban udara dan suhu tanah. Faktor tanaman yang berpengaruh adalah

efisiensi perakaran, perbedaan tekanan difusi air tanah ke akar, dan keadaan

protoplasma tanaman (Nofyangtri, 2011 cit. Ai dan Patricia, 2013). Kekurangan

air merupakan salah satu faktor pembatas utama di bidang pertanian yang dapat

mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan serta hasil produksi

tanaman. Ketersediaan air tanah yang semakin menurun serta adanya perubahan

iklim yang tidak menentu menyebabkan kemarau yang berkepanjangan dan

selanjutnya mengakibatkan kekurangan air pada tanaman (Efendi, 2009 cit. Ai

dan Patricia, 2013). Di samping itu kekurangan air pada tanaman dapat terjadi

karena laju hilangnya air akibat transpirasi terjadi lebih cepat dibandingkan

dengan laju pengambilan air dari tanah. (Nio dan Banyo, 2011 cit. Ai dan Patricia,

2013).

Air merupakan komponen yang sangat vital bagi tanaman karena

dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Kehilangan air pada jaringan tanaman akan menurunkan turgor sel,

meningkatkan konsentrasi makromolekul serta senyawa-senyawa berberat

molekul rendah yang terakumulasi serta mempengaruhi membran sel dan

potensial air sel tanaman. Karena air berperan penting bagi tanaman, maka secara

langsung ataupun tidak langsung kekurangan air dapat mempengaruhi semua

proses metabolisme tanaman yang selanjutnya menurunkan pertumbuhan tanaman

(Ai dan Patricia, 2013)

Adaptasi merupakan sifat khusus atau cara penyesuaian diri terhadap

lingkungan yang dimiliki hewan dan tumbuhan untuk mampu bertahan hidup

dalam kondisi tertentu. Adaptasi yang dilakukan tanaman  akan sesuai dengan 

habitat yang ditempati. Perilaku adaptasi yang dilakukan oleh setiap organisme

tumbuhan akan menampakkan karakteristik yang berbeda. Di alam tanaman

berdasarkan ketersediaan airnya terbagi atas tanaman  xerofit merupakan tanaman

yang beradaptasi dalam kondisi air terbatas, tanaman hidrofit beradatasi dalam

lingkungan basah, serta tanaman mesofit beradaptasi dalam kondisi cukup air

(Yatim, 1994).

Mekanisme adaptasi tanaman untuk mengatasi cekaman kurang air adalah

dengan respon kontrol transpirasi dan pengaturan osmotik sel. Pada mekanisme

ini terjadi sintesis dan akumulasi senyawa organik yang dapat menurunkan

potensial osmotik sehingga menurunkan potensial air dalam sel tanpa membatasi

fungsi enzim namun tetap menjaga turgor sel. Beberapa senyawa yang berperan

dalam penyesuaian osmotikal sel antara lain gula osmotik, prolin, betain dan

protein dehidrin (Verslues et al., 2006 cit. Setiawan et.al., 2011).

III. METODE PELAKSANAAN

Pada acara praktikum ini alat-alat yang dibutuhkan antara lain pisau/silet,

mikroskop, kaca preparat, dan pensil. Sedangkan bahan yang digunakan adalah

tanaman mesofit yang dipakai adalah jagung (Zea mays), tanaman hidrofit yang

dipakai adalah eceng gondok (Eichornia crassipes), dan tanaman xerofit yang

dipakai adalah kaktus (Opunctia sp.).

Untuk langkah kerja pada praktikum ini yaitu dengan menyiapkan preparat

dari bahan-bahan yang disiapkan. Kemudian preparat diperbesar dengan

mikroskop lalu digambar. Selain itu, tanaman utuh juga harus digambar pada

kertas yang telah disiapkan. Kemudian Bagian yang perlu diamati yang pertama

pada  penampang melintang daun adalah ketebalan kutikula, letak stomata,

banyak atau sedikitnya  jaringan pengangkut, ada atau tidaknya tempat

penimbunan air dan aerenkim. Sedangkan  pada penampang membujur daun

bagian yang diamati adalah bentuk sel epidermis dan  banyak atau sedikitnya

stomata. Lalu pada tiap-tiap pengamatan anatomis melintang dan membujur daun

pada tiap-tiap tanaman digambar.

IV. HASIL PENGAMATAN

1. Eceng gondok

Tumbuhan eceng gondok termasuk tumbuhan hidrofit atau tumbuhan yang

tahan dengan kadar air yang tinggi pada lingkungan hidupnya. Ciri-ciri tanaman

ini yaitu memiliki aerenkim yaitu tempat menyimpan udara sehingga bisa

terapung ketika berada di air, selain itu tanaman ini memiliki daun yang banyak

dan luas untuk mempercepat penguapan.Eceng gondok merupakan tumbuhan

yang hidup dalam perairan terbuka. Mengapung bila air dalam dan berakar didasar

bila air dangkal. Perkembangbiakan eceng gondok terjadi secara vegetative

maupun secara generatif. Perkembangan secara vegetatif terjadi bila tunas baru

tumbuh dari ketiak daun, lalu membesar dan akhirnya menjadi tumbuhan baru.

Setiap 10 tanaman eceng gondok mampu berkembangbiak menjadi 600.000

tanaman baru dalam waktu 8 bulan. Hal ini membuat eceng gondok dimanfaatkan

untuk pengolahan air limbah. Eceng gondok dapat mencapai ketinggian antara 40

- 80 cm dengan daun yang licin dan panjangnya 7 - 25 cm. Tumbuhan eceng

gondok terdiri atas helai daun, pengapung, leher daun, ligula, akar, akar rambut,

ujung akar, dan stolon yang dijadikan sebagai tempat perkembangbiakan vegetatif

2. Jagung

Jagung merupakan contoh tanaman mesofit yang kebutuhan dan

ketahanannyaterhadap air relatif lebih banyak dari xerofit dan lebih sedikit dari

xerofit. Tanaman ini menggunakan stomata sebagai alat untuk mengkonversi air

dan menghindari keadaan stress yang sedang, sampai stress yang berat. Morfologi

tanaman jagung antara lain biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari

3 bagian utama, yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Daun muncul dari

ruas-ruas batang. Pelepah daun muncul sejajar dengan batang. Ditinjau dari

morfologinya, akar jagung tergolong akar serabut yang dibagi menjadi akar

seminal, akar adventif, dan akar kait (akar penyangga). Akar seminal adalah akar

yang berkembang dari radikula dan embrio.

3.Kaktus

Kaktus merupakan tanaman yang biasa hidup di daerah kering atau di daerah dengan kadar air yang rendah. Oleh karena itu kaktus digolongkan sebagai tanaman xerofit. Karakteristik morfologi tanaman kaktus yang paling umum diketahui adalah tanaman ini memiliki akar yang sangat panjang untuk mencukupi kebutuhan airnya mengingat habitat tanaman kaktus yang terletak di daerah kering. Selain akarnya yang panjang, kaktus juga memiliki daun berbentuk duri. Hal ini merupakan bentuk adaptasi tanaman kaktus terhadap suhu daerahnya yang tinggi, yang menyebabkan penguapan air berlangsung lebih cepat, oleh karena itu kaktus memiliki daun berbentuk duri untuk mengurangi penguapan mengingat kaktus berada di daerah yang kekurangan air.

V. PEMBAHASAN

Pada acara praktikum 4 ini bertujuan untuk mengamati pengaruh faktor air

terhadap terhadap kelangsungsn hidup 3 macam golongan besar tumbuhan

berdasar kebutuhannya terhadap air, yaitu tumbuhan hidrofit, mesofit dan xerofit.

Dimana hidrofit adalah tumbuhan yang tahan kadar air yang tinggi atau tanaman

air. Lalu mesofit adalah tanaman yang terletak dianatara hidrofit dan xerofit

mengenai kebutuhan terhadap air dan toleransi minimum dan maximum mereka

terhadap air. Lalu tumbuhan xerofit yang mampu bertahanhidup dengan kondisi

cekaman air yang sangat sedikit dan pada kondisi suhu lingkungan yang tinggi.

Dalam hal ini yang kita bahas untuk tumbuhan hidrofit adalah eceng

gondok. Eceng gondok dapat bertahan hidup di lingkungan yang berair banayak

atau kadar air yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan eceng gondok harus bisa

beradaptasi dengan lingkungan hidupnya dengan cara salhsatunya memiliki

stomata yang memiliki regulasi yang membuat pengupan dapat berjalan dengan

cepat. Selain itu karena eceng gondok hidup di daerah yang berair, mebuat eceng

gondok beradaptasi dengan adanya aerenkim yang membantu tanaman eceng

gondok untuk selalu berada di permukaan air dan tidak tenggelam ke dalam air.

Untuk contoh tumbuhan mesofit dalam praktikum ini adalah jagung.

Habitat jagung adalah daerah yang memiliki kadar air yang sedang. Karena

jagung tidak bisa hidup di daerah yang kering atau daerah yang banyak air seperti

eceng gondok. Lain halnya jagung, padi tergolong tumbuhan yang lebih adaptif

terhadap faktor air, karena disamping dia bisa bertahan di kondisi air sedang padi

juga bisa berthan di daerah yang airnya menggenang banyak.

Sedangkan untuk golongan yang terakhir, yaitu golongan xerofit dalam

praktikum ini tanaman yang menjdi model untuk golongan ini adalah tanaman

kaktus. Tanaman kaktus merupakan tanaman yang bisa berthan di daerah dengan

keadaan air yang mecekam. Oleh karena itu tanaman kaktus bradaptasi dengan

memiliki akar yang panjang sehingga bisa mencapai daerah yang memiliki

ketersediaan air yang cukup meskipun jaraknya cukup jauh.

VI.  KESIMPULAN

1. Terdapat tiga jenis tanaman untuk bisa beradaptasi di lingkungan dengan

kadar air yang berbeda yaitu hidrofit mesofit dan xerofit.

2. Pada setiap golongan hidrofit mesofit dan xerofit memiliki anatomi fisik

yang berbeda satu sama lain untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan

dengan kondisi air di masing-masing lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Ai, N.S., dan Patricia T. 2013. Karakter Morfologi Akar Sebagai Indikator

Kekurangan Air Pada Tanaman (Root Morphological Characters As

Water-Deficit Indicators In Plants). Jurnal Bioslogos 3:31-39.

Setiawan, Tohari, dan Dja’far S. 2013. Pengaruh Cekaman Kurang Air Terhadap

Beberapa Karakter Fisiologis Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin

Benth). Jurnal Littri 19: 108-116.

Yatim, W. 1994. Biologi Modern: Pengantar Biologi. Bandung, Penerbit Tarsito.

LAMPIRAN