acara 1 praktikum dasar-dasar ekologi

22
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI ACARA I SALINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK Disusun oleh : Nama : Achmad Chaza Ainal Chaq NIM: 13903 Kelompok: IV Golongan: A3 Asisten : - Muhamad Rom Ali Fikri - Dhika Cahyasita - Izza Hasna Syarifa LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

Upload: ainal-chaza

Post on 21-Aug-2015

38 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI

ACARA I

SALINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK

Disusun oleh :

Nama : Achmad Chaza Ainal Chaq

NIM : 13903

Kelompok : IV

Golongan : A3

Asisten : - Muhamad Rom Ali Fikri

- Dhika Cahyasita

- Izza Hasna Syarifa

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

ACARA I

SALINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS

I.   TUJUAN

1. Mengetahui dampak salinitas terhadap pertumbuhan tanaman

2.  Mengetahui tanggapan tanaman kacang tunggak terhadap tingkat salinitas

yang berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan iklim global disebabkan antara lain karena terjadinya

peningkatan emisi gas rumah kaca akibat berbagai aktivitas manusia yang

kemudian mendorong terjadinya peningkatan suhu bumi (Praven, 2007 cit.

Suwignyo, 2010). Perubahan iklim yang terjadi tersebut akan sangat

mempengaruhi sistem pertanian karena iklim merupakan unsur utama dalam

sistem metabolisme dan fisiologi tanaman. Dalam upaya mengantisipasi

terjadinya perubahan tersebut, adaptasi sistem usahatani, pola tanam, pergeseran

jenis dan varietas merupakan hal-hal yang perlu dilakukan (Suwignyo, 2010 ).

Posisi Indonesia yang berada di daerah tropis dan sebagai negara kepulauan

sangat rawan terhadap perubahan iklim. Dampak pemanasan global terhadap

wilayah pesisir akan menyebabkan terjadinya peningkatan muka air laut sehingga

akan memberikan pengaruh yang sangat besar (Wieczorek-Zeul, 2008 cit.

Suwignyo, 2010).

Lahan rawa pasang surut yang merupakan lahan yang terletak di daerah

pesisir merupakan daerah yang sangat rentan dengan berbagai kondisi yang

marginal (Suwignyo, 2003a, Suwignyo, 2003b cit. Suwignyo, 2010). Peningkatan

muka air laut akan menyebabkan terjadinya peningkatan salinitas air yang

kemudian berpengaruh terhadap sistem pola tanam di daerah itu. Akumulasi

garam dapat terjadi karena adanya pergerakan dan penguapan air dari muka air

tanah sehingga garam tertinggal di tanah karena leaching yang rendah (Grattan,

2005 cit. Suwignyo, 2010). Beberapa perlakuan dan pengelolaan praktis dapat

dilakukan untuk mengurangi tingkat garam di tanah. Perlakuan yang diberikan

terhadap tanaman dapat meningkatkan daya toleransi tanaman terhadap salinitas

Page 3: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

(Suwignyo et.al.,2011 cit. Suwignyo, 2010). Adaptasi toleransi terhadap garam

terjadi pada tanaman sorgum (Amzallag, 1999 cit. Suwignyo, 2010). Pada

tanaman tomat, perlakuan awal garam pada fase pertumbuhan tertentu dapat

meningkatkan kapasitas tanaman untuk beradaptasi terhadap salinitas sehingga

menjadi lebih toleran (Cuartero et al., 2006 cit. Suwignyo, 2010). Perlakuan

konsentasi rendah NaCl diketahui dapat meningkatkan toleransi tanaman padi bila

kemudian mendapat perlakuan NaCl yang tinggi (Bonilla et al., 1995 cit.

Suwignyo, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk mencari metode budidaya

tanaman jagung di lahan pasang surut melalui peningkatan toleransi tanaman

terhadap kondisi stres salin (Suwignyo, 2010).

Hukum Minimum Liebig mengatakan untuk dapat bertahan dan hidup di

dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan penting

yang diperlukan untuk pertumbuhan dan berkembang biak (Odum, 2004).

Hukum Toleransi Shelford mengatakan kehadiran dan keberhasilan

sesuatu organisme tergantung kepada lengkapnya kompleks-kompleks keadaan.

Juga Ketiadaan atau kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh

kekurangan atau kelebihan secara kualitatif dan kuantitatif dari salah satu dari

beberapa faktor yang mungkin mendekati batas-batas tolerasi organisme tersebut

(Odum, 2004).

Berdasarkan ketahanan terhadap salinitasnya tumbuhan dibedakan menjadi

dua yaitu halopita dan glikofita. Tumbuhan halopita merupakan tumbuhan yang

mampu bertahan dalam kondisi salinitas tinggi, sedangkan glikofita merupakan

tumbuhan yang tidak dapat hidup dalam kondisi yang demikian (Garg Rohini

et.al., 2013).

Salinitas berpengaruh terhadap menurunnya pertumbuhan tanaman sebagai

akibat dari penurunan luas daun dan jumlah daun. Sehingga hal itu dapat

mengganggu proses fotosintesis, jika proses fotosintesis terganggu maka energi

yang dihasilkan tumbuhan sangat sedikit. Hal tersebut mengakibatkan pasokan

hasil fotosintesis yang terangkut pun sangat kurang untuk pertumbuhan tanaman.

Salinitas dengan taraf rendah hingga sedang terutama berpengaruh terhadap nilai

osmotik di daerah perakaran tanaman (Munns dan Termaat,1985 cit.

Shannon,1999 cit. Syakir M, 2008).

Page 4: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

III. METODE PELAKSANAAN

Pada praktikum ini digunakan alat – alat berupa timbangan analitik, gelas

ukur, erlenmeyer, alat pengaduk, peralatan tanam, penggaris. Sedangkan bahan-

bahan yang digunakan yaitu benih tanaman yang terdiri atas benih padi, kacang

tunggak, kacang hijau, timun, polibag, NaCl teknis, pupuk kandang, dan kertas

label. Langkah kerja dalam praktikum ini dilakukan dalam dua bagian. Bagian

pertama, yakni pembuatan larutan NaCl, dan bagian kedua yaitu persiapan bahan

tanam dan penanaman.

Pada pembuatan NaCl dibutuhkan air dengan kandungan garam NaCl 0

ppm, 3000 ppm, dan 6000 ppm. Setelah NaCl siap langkah selanjutnya adalah

mengecambahkan biji selama 7 hari dan dilakukan penyiraman dengan air biasa.

Setelah 7 hari dilakukan penyiraman menggunakan air salin atau air garam 0 ppm,

3000 ppm, dan 6000 ppm sampai 7 kali penyiraman yang di setiap penyiraman

diberi selang waktu 2 hari. Pengamatan yang dilakukan selama penyiraman yaitu

tinggi tanaman dan jumlah daun. Setelah 21 hari penanaman dilakukan

pemanenan, kemudian dihitung panjang akar, berat basah serta berat keringnya.

Page 5: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

IV.   HASIL PENGAMATAN

NO JENIS TANAMAN

PERLAKUANPENELITIAN

1 2 3 4 5 6 7

1 KACANG TANAH

0 PPM 6.6 8.83 11.96 12.67 15.06 16.12 17.253.000 PPM 5.78 9.12 12.11 12.79 13.86 14.9 16.026.000 PPM 5.49 8.84 10.88 12.02 13.12 13.69 14.57

2 TIMUN0 PPM 6.31 7.95 8.93 10.72 11.11 11.62 12.81

3.000 PPM 6.5 8.13 9.28 9.95 10.4 11.46 12.716.000 PPM 6.36 8.16 8.87 10.72 11.28 11.8 12.11

3 PADI0 PPM 9.64 13.82 16.02 15.2 16.16 16.84 17.45

3.000 PPM 8.63 12.41 15.14 15.79 16.56 17.33 16.96.000 PPM 10.68 13.42 16.22 15.6 16.78 17.77 18.37

NO JENIS TANAMAN

PERLAKUANPENELITIAN

1 2 3 4 5 6 7

1 KACANG TANAH

0 PPM 2.75 4.250 5.417 5.583 6.583 7.167 8.1673.000 PPM 2.583 4.000 5.750 6.75 7.583 7.917 8.6676.000 PPM 2.750 4 5.667 6.000 7.333 7.800 8.083

2 TIMUN0 PPM 1.833 2.667 2.667 3.25 3.583 3.833 3.917

3.000 PPM 1.917 2.667 2.75 3.417 3.5 4.033 4.256.000 PPM 1.75 2.667 2.833 3.333 3.75 3.717 3.917

3 PADI0 PPM 1.833 1.833 2.167 2.417 2.417 2.65 2.833

3.000 PPM 1.667 1.833 2.167 2.25 2.667 2.633 2.8336.000 PPM 1.667 1.667 2.083 2.583 2.75 2.75 2.75

NO JENIS TANAMAN

PERLAKUAN P. AKAR LUAS DAUN BERAT SEGAR BERAT KERING

1 KACANG TANAH

0 PPM 18.30 216.28 8.53 1.593.000 PPM 21.91 204.32 9.41 1.416.000 PPM 21.35 247.61 8.49 1.56

2 TIMUN0 PPM 15.50 249.14 4.29 1.12

3.000 PPM 13.40 223.90 5.18 1.186.000 PPM 12.79 246.27 4.88 1.05

3 PADI0 PPM 7.11 1505.65 0.16 1.33

3.000 PPM 6.21 4005.85 0.18 1.406.000 PPM 6.95 3006.77 0.22 1.50

V.   PEMBAHASAN

Page 6: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh dari pemberian air

yang bersifat salin pada masing-masing tanaman yang diamati yaitu Timun,

Kacang tanah, dan Padi. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara

salinitas dengan pertumbuhan tanaman, hal ini didasarkan pada teori toleransi

shelford yang mengatakan bahwa terdapat batas minimum dan maksimum dari

kebutuhan tanaman untuk mengonsumsi suatu zat. Oleh karena itu, praktikum ini

bertujuan untuk mengetahui ketahanan tanaman terhadap kadar salin yang

berbeda, sehingga dapat diketahui juga batas toleransi maksimum maupun

minimum dari kadar salin yang dapat dikonsumsi oleh tanaman.

Pengaruh yang tampak dari perbedaan kadar salin yang diberikan antara

lain pertumbuhan tanaman, jumlah daun, panjang akar, berat basah, dan berat

kering tanaman. Pengaruh tersebut dapat dilihat seberapa kuat korelasinya dengan

kadar salin dengan melihat perbedaan antara jumlah atau kadar salin yang

diberikan dengan besar pengaruh yang diberikan. Hal ini akan dibahas lebih detail

dengan membahas satu persatu grafik atau histogram yang mempresentasikan

tingkat pengaruh kadar terhadap:

a. Tinggi tanaman

salin.

1 2 3 4 5 6 70

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Kacang Tanah

0 ppm3000 ppm6000 ppm

Pengamatan ke-

Panj

ang

Tana

man

Page 7: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap tinggi tanaman. Terlihat bahwa pada penyiraman air dengan kadar salinitas rendah yaitu 0 ppm untuk tanaman kacang tanah memiliki tinggi tanamana yang lebih tinggi daripada penyiraman dengan air yang kadar salinitasnya lebih tinggi, dan pada kadar salin 3000 ppm tanaman lebih tinggi daripada tanaman dengan penyiraman air yang kadar salinnya 6000 ppm.

Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap tinggi tanaman Timun. Terlihat bahwa di akhir pengamatan penyiraman dengan kadar salinitas air rendah memiliki tinggi tanaman timun yang lebih tinggi daripada yang lebih besar.

1 2 3 4 5 6 70

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Padi

0 PPM3.000 PPM6.000 PPM

Pengmatan Ke-

Ting

gi T

anam

an

1 2 3 4 5 6 70

2

4

6

8

10

12

14

Timun

0 PPM3.000 PPM6.000 PPM

Pengamatan ke-

Ting

gi ta

nam

an

Page 8: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap tinggi tanaman Padi. Terdapat perbedaan antara pengaruh kadar salin pada penyiraman tanaman padi dengan tanaman timun dan kacang tanah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kebutuhan mineral yang membuat air salin, sehingga tanaman padi lebih cepat tumbuh dengan penyiraman air dengan kadar salin tinggi.

b.jumlah daun

Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah. Terlihat di akhir pengamatan bahwa jumlah daun terbanyak terdapat pada tanaman kacang tanah dengan perlakuan penyiraman dengan air kadar salin 3000 ppm, yang berati untuk jumlah daun tanaman kacang tanah optimal pada penyiraman dengan air berkdar salin 3000 ppm

1 2 3 4 5 6 70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kacang Tanah

0 PPM3.000 PPM6.000 PPM

Pengamatan ke-

Jum

lah

daun

1 2 3 4 5 6 70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Timun

0 PPM3.000 PPM6.000 PPM

Pengamatan Ke-

Jum

lah

daun

Page 9: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap jumlah daun tanaman timun. Terlihat terdapat kesamaan antara grafik pengaruh terhadap kacang tanah dan timun, yaitu kadar salin yang sesuai untuk pertumbuhan daun ada pada perlakuan penyiraman air berkadar salin 3000 ppm.

Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap jumlah daun tanaman Padi. Terlihat bahwa penyiraman tanaman dengan air berkadar 3000 ppm adalah perlakuan yang paling sesuai dengan pertumbuhan daun tanaman padi. Hal ini ssama dengan tanaman kacang tanah dan timun

c. Panjang akar, Luas daun, dan berat segar.

1 2 3 4 5 6 70

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Padi

0 ppm3000 ppm6000 ppm

Pengamatan Ke-

Jum

lah

daun

0 ppm 3000 ppm 6000 ppm0

5

10

15

20

25

Kacang Tanah

P. AKAR (cm)LUAS DAUN (dm2BERAT SEGAR(gr)BERAT KERING (gr)

Perlakuan

Jum

lah

Page 10: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

Histogram di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap panjang akar,

luas daun, dan berat segar tanaman kacang tanah. Terlihat untuk panjang akar

pada tanaman kacang tanah ini yang terpanjang adalah pada perlakuan 3000 pmm

kadar salin dalam air dan yang terpendek adalah 0 ppm. Panjang akar dipengaruhi

oleh ketersediaan air yang dibutuhkan tanaman jadi pada kadr 0 ppm adalah kadar

yang optimal bagi tanaman kacang tanah jadi akarnya tidak terlalu panjang untuk

menjangkau air yang sesuai. Sedangkan untuk luas daun berat kering dan berat

segar tidak terlihat banyak perbedaan. Namun, tetap terdapat pengaruh kadar salin

air terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah.

Histogram di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap panjang akar,

luas daun, dan berat segar tanaman timun. Terlihat untuk panjang akar pada

tanaman timun ini yang terpanjang adalah pada perlakuan 0 pmm kadar salin

dalam air dan yang terpendek adalah 6000 ppm. Panjang akar dipengaruhi oleh

ketersediaan air yang dibutuhkan tanaman jadi pada kadar 6000 ppm adalah kadar

yang optimal bagi tanaman timun jadi akarnya tidak terlalu panjang untuk

menjangkau air yang sesuai kebutuhannya. Sedangkan untuk luas daun berat

kering dan berat segar tidak terlihat banyak perbedaan. Namun, tetap terdapat

pengaruh kadar salin air terhadap pertumbuhan tanaman timun.

0 ppm 3000 ppm 6000 ppm0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Timun

P. AKAR (cm)LUAS DAUN (dm2BERAT SEGAR(gr)BERAT KERING (gr)

Perlakuan

Jum

lah

Page 11: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Page 12: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

Histogram di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap panjang akar,

luas daun, dan berat segar tanaman kacang tanah. Terlihat untuk tanaman padi

terdapat perbedaan dari kavang tanah dan timun, yaitu yang lebih terpengaruh

oleh kadar salin adalah luas daun tanaman padi. Yang terluas adalah pada

perlakuan 3000 ppm.

0 ppm 3000 ppm 6000 ppm0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Padi

P. AKAR (cm)LUAS DAUN (dm2BERAT SEGAR(gr)BERAT KERING (gr)

Perlakuan

Jum

lah

Page 13: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

VI. KESIMPULAN

1. Salinitas pada air yang diserap tanaman berpengaruh terhadap panjang akar, luas daun, dan berat segar, serta tinggi dan jumlah daun tanaman.

2. Salinitas bepengaruh terhadap tanaman kacang tanah , khususnya terhadap pertumbuhannya.

Page 14: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

DAFTAR PUSTAKA

Garg, R., Mohit V., Shashank A., Rama S., Manoj M., dan Mukesh J. 2013.

Deep   transcriptome sequencing of wild halophyte rice, Portesia

coarctata, provides novel insights into the salinity and submergence

tolerance factors. Jurnal DNA Research 21:69-84.

Odum, E. P., dan Gray W. 1971. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan dari buku

Fundamentals of Ecology. Yogyakarta. Gadjah Mada Press

Suwignyo, R. A., Reni H., dan Mardiyanto. 2010. Toleransi Tanaman Jagung

Terhadap Salinitas Dengan Perlakuan Stres Awal Rendah. Jurnal

Agrivigor 10:73-83.

Syakir, M., Nur M., dan Januati M. 2008. Pengaruh salinitas terhadap

pertumbuhan, produksi, dan mutu sambiloto. Jurnal Balai Penelitian

Tanaman Obat dan Aromatik 19:129-137.

Page 15: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi

LAMPIRAN

Page 16: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Page 17: Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi