absorpsi-praktikum operasi teknik kimia
DESCRIPTION
AbsorpsiTRANSCRIPT
ABSORPSI
I. LATAR BELAKANG
Absorpsi merupakan suatu proses transfer massa yang penting dalam dunia
industri. Absorpsi adalah proses perpindahan massa zat-zat yang terlarut dalam fase gas
ke fase cair. Proses perpindahan massa terjadi karena adanya driving force yang berupa
beda konsentrasi zat terlarut antar fase, dimana konsentrasi zat terlarut dalam gas lebih
besar daripada konsentrasi dalam fase cair pada kondisi seimbangnya.
Kecepatan perpindahan massa ini tergantung dari besarnya koefisien
perpindahan massa (Kya). Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenal konsep Kya
dan cara menentukan Kya dalam suatu proses sehingga mempermudah perancangan dan
penanganan alat absorpsi dalam industri.
Pada percobaan ini digunakan menara bahan isian dengan aliran countercurrent.
Gas yang masuk ke absorber berasal dari NH3 yang teruapkan, sedangkan cairannya
merupakan air murni tanpa ada kandungan NH3.
II. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk :
1. Memahami prinsip perpindahan massa dalam sistem gas-cair.
2. Mencari koefisien perpindahan massa keseluruhan dalam sistem gas-cair.
3. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan massa dalam sistem
gas-cair.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Gs Ls y2 x2
loop 1 z + ∆ z z
loop2 Gs Ls y1 x1
loop3
Gambar 1. Bagan Menara Absorpsi
1
Loop 1
Neraca Massa NH3 pada elemen volume A.∆z pada fase gas :
Massa masuk – Massa keluar = Massa akumulasi
Gs . Y |z−¿¿.....................................(1)
dYdz
=−K y a
G s
A(Y −Y∗)
−∫
Y 1
Y 2dY
Y−Y∗¿=−
K y a
G s
A∫0
L
dz ¿
Dengan A=π /4 . D2 diperoleh persamaan :
K y a=−
4Gs
πD2 L∫Y 1
Y 2dY
Y−Y∗¿¿
.....................................(2)
dengan :
Kya = koefisien perpindahan massa volumetris overall , gmol/cm3detik
Gs = kecepatan alir molar gas bebas NH3 , gmol udara/detik
D = diameter dalam kolom , cm
L = tinggi kolom , cm
Y1 = rasio mol NH3 dalam gas masuk , gmol NH3/gmol udara
Y2 = rasio mol NH3 dalam gas keluar , gmol NH3/gmol udara
Y* = rasio mol NH3 dalam gas yang setimbang dengan rasio mol NH3 dalam
cairan , gmol NH3/gmol udara
Persamaan garis operasi untuk tiap variasi kecepatan gas ditentukan dengan neraca
massa pada loop 2 :
Massa masuk – Massa keluar = Massa akumulasi
(G s .Y 1+Ls . X )−(G s Y +Ls X 1)=0 .....................................(3)
X=X1+
G s
Ls
(Y −Y 1 ).....................................(4)
dengan :
X = rasio mol NH3 dalam cairan pada z=z , gmol NH3/gmol H2O
X1 = rasio mol NH3 dalam cairan pada z=0 , gmol NH3/gmol H2O
Y = rasio mol NH3 dalam gas pada z=z , gmol NH3/gmol H2O
2
Y1 = rasio mol NH3 dalam gas pada z=0 , gmol NH3/gmol H2O
Ls = kecepatan alir molar cairan bebas NH3 , gmol H2O/detik
Gs = kecepatan alir molar gas bebas NH3 , gmol udara/detik
Persamaan garis operasi berupa garis lurus dan dicari dengan neraca massa loop 3 :
Massa masuk – Massa keluar = Massa akumulasi
(Ls . X )−(Gs Y 1 )=(Ls X1 )+(G s Y ) .....................................(5)
Y=Ls
G s
X+(Y 1−Ls
Gs
X1).....................................(6)
Nilai Kya dievaluasi dengan persamaan :
( K y a. Dp
C . DAU
2
)=K1( ρL v L D p
μL)C1
( ρg v g Dp
μg)C 2
.....................................(7)
dengan :
Kya = koefisien transfer massa overall , gmol/cm3detik
Dp = diameter packing , cm
T = suhu gas , K
P = tekanan gas , atm
R = tetapan gas ideal = 82,06 cm3atm/gmol.K, (Perry,1997)
DAU = difusivitas amonia melalui udara, cm2/detik
C = konsentrasi amonia gas rata-rata masuk , gmol/cm3
ρg , ρL = rapat massa gas, rapat massa cairan, g/cm3
μg , μL = viskositas gas, viskositas cairan, g/cm.detik
vg , vL = kecepatan linier gas, kecepatan linier cairan, cm/detik
K1,C1,C2 = konstanta
Nilai ρg ditentukan dengan persamaan :
ρg=P .BM gas
RT .....................................(9)
dengan :
BM gas=BM NH 3 . y+BM udara(1− y ) ...................................(10)
3
Nilai diffusivitas amonia (DAU) ditentukan dengan persamaan Hirsch-Felder, Bird dan
Spatz:
DAB=
0 , 001858T 3/2 ( 1μ A
+ 1μB )
0,5
P . σAB
2Ω ...................................(11)
dengan :
DAB = diffusivitas A melalui B, cm2/detik
T = suhu absolut, K
μA = berat molekul A, g/gmol
μB = berat molekul B, g/gmol
P = tekanan absolut , atm
σ AB = diameter tumbukan, Amstrong
Ω = integral tumbukan
(Treybal,1981)
Menurut Treybal, untuk pasangan gas yang sama pada kondisi yang berbeda biasanya
nilai
ΩT1 mendekati
ΩT2 . Pada percobaan ini P1=P2 maka persamaan menjadi :
DAB|T2=DAB|T 1(T 2
T 1)
32
...................................(12)
Bila C1=0 maka :
( K y a. Dp
C . DAU
2
)=K1( ρg vg D p
μg)C 2
K y a=K 1( P .DAU
Dp
2 RT )( ρg v g Dp
μg)C 2
...................................(13)
Menara dengan bahan isian terdiri atas sebuah silinder vertikal yang didalamnya
terdapat bahan isian tertentu. Bahan isian merupakan media untuk memperluas bidang
kontak antara fase uap dan cair sehingga transfer massa dan panas berjalan baik. Cairan
mengalir melewati permukaan bahan isian dalam bentuk lapisan film tipis sehingga luas
bidang kontak antara fase uap dan cair makin besar. Cairan masuk dari bagian atas
menara, sedangkan gas masuk dari bagian bawah menara (Brown, 1950).
Jenis bahan isian yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
4
E-10
1
3
4
5
6
78
9
2
1. Harus memiliki luas permukaan per volume yang besar sehingga dapat menyediakan
luas kontak yang besar.
2. Harus memiliki porositas yang besar sehingga pressure drop tidak tinggi.
3. Harus dapat memiliki ”wetting characteristic” yang baik.
4. Tahan korosi.
5. Memiliki bulk density yang rendah.
6. Tidak mahal. (Foust, 1980)
IV. PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Bahan
a. Aquadest
b. Larutan umpan
c. HCl pekat 37%
d. Boraks
e. Air ledeng
f. Methyl orange
g. Phenolphlatein
2. Alat
5
Keterangan :
1. Bak air
2. Pengatur aliran
3. Tangki cairan
4. Pembuangan over flow
5. Flowmeter
6. Menara bahan isian
7. Penampung larutan amonia
8. Kompresor
9. Manometer
Menimbang piknometer kosong, piknometer + aquadest, danpiknometer + larutan umpan.
Menghitung waktu alir aquadest dengan viskosimeter Ostwald.
Menghitung waktu alir umpan.
Menghitung waktu alir air kran.
Gambar 2. Rangkaian Alat Percobaan
V. CARA KERJA
1. Menentukan Densitas Larutan Umpan
2. Menentukan Viskositas Larutan Umpan
6
Mengukur suhu dan tekanan percobaan, kemudian mengambil 100 ml larutan umpan.
Mengambil 0,83 ml HCl 37% lalu mengencerkan larutan tersebut dengan aquadest hingga volumenya 100 ml.
Menimbang 1,9069 gram boraks dan melarutkan boraks dalam 100 ml aquadest.
Mengambil 10 ml larutan boraks kemudian meneteskan tiga tetes indikator metil orange ke dalam larutan tersebut.
Menitrasi 10 ml larutan boraks 0,1 N dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna larutan boraks berubah dari orange menjadi pink.
3. Standardisasi HCL 0,1 N dengan boraks 0,1 N
7
Mengulangi langkah ketiga dan keempat sekali lagi.
Mengencerkan 10 ml HCl 0,1 N dengan aquadest hingga volumenya 100 ml.
Menimbang 0,0410 gram boraks kemudian melarutkan boraks dengan 100 ml aquadest.
Mengambil 10 ml larutan boraks dan meneteskan tiga tetes indikator metil orange ke dalam larutan tersebut.
Menitrasi 10 ml larutan boraks 0,002 N dengan larutan HCl 0,002 N hingga warna larutan boraks berubah dari orange menjadi pink.
Mengambil 10 ml larutan umpan kemudian menambahkan tiga tetes indikator pp ke dalam larutan tersebut.
Menitrasi larutan umpan dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna larutan umpan berubah dari ungu menjadi bening,
Mengulangi langkah-langkah di atas sekali lagi.
4. Standardsisasi HCl 0,002 N dengan boraks 0,002 N
5. Titrasi Larutan Umpan dengan Larutan HCl 0,1 N
8
Mengulangi langkah ketiga dan keempat sekali lagi.
Mengeset ketinggian float pada flowmeter setinggi 4 cm dengan cara mengatur kran, dan menjaga agar ketinggian float konstan.
Mengeset beda ketinggian manometer setinggi 3 cm dengan cara mengatur kran.
Mengulangi percobaan dari langkah ketiga untuk beda ketinggian manometer3.5 cm, 4 cm, 4.5 cm, 5 cm, dan 5.5 cm.
Menimbang piknometer yang berisi larutan sampel.
Mengukur waktu alir larutan sampel dengan viskosimeter Ostwald.
6. Absorpsi
7. Menentukan Densitas dan Viskositas Larutan Sampel
9
Mengisi tangki air penjerap sampai penuh.
Menyalakan kompresor untuk menggelembungkan NH3.
Mengambil 100 ml hasil bawah untuk dititrasi, ditimbang, dan diukur waktu alirnya, setelah lima belas menit proses absorbsi berlangsung.
Mengambil 10 ml larutan sampel kemudian menambahkan tiga tetes indikator pp ke dalam larutan tersebut.
Menitrasi larutan sampel dengan larutan HCl 0,002 N hingga warna larutan sampel berubah dari ungu menjadi bening.
Mengulangi langkah-langkah di atas untuk sampel yang diambil setiap lima belas menit, hingga diperoleh enam data.
8.Titrasi Larutan Sampel dengan HCl 0,001 N
VI. ANALISIS DATA
1 a. Standarisasi Larutan HCl 0.1 N dengan Larutan Boraks 0.1 N
V boraks=1/2 ( V1+V2 )
N boraks=
2 x m boraks
BMboraks xVlart
V HCl=1/2 (V1+V2 )
NHCl=
N boraks V boraks
V HCl
b. Standarisasi Larutan HCl 0.002 N dengan Larutan Boraks 0.002 N
V boraks=1/2 ( V1+V2 )
N boraks=
2 x m boraks
BMboraks xVlart
V HCl=1/2 (V1+V2 )
NHCl=
N boraks V boraks
V HCl
2. Menentukan Normalitas Larutan NH3
a. Larutan Umpan
V HCl=1/2 (V1+V2 )
10
NNH3
=NHCl V HCl
V NH3
b. Larutan Sampel
NNH3
=NHCl V HCl
V NH3
3. Menentukan Densitas Larutan Umpan dan Larutan Sampel
Berat aquadest=(Berat piknometer+aquadest)-(Berat piknometer kosong)
Berat larutan umpan=(Berat piknometer+umpan)-(Berat piknometer kosong)
ρ larutan umpan=
Berat larutan umpanBerat aquadest
xρaquadest
Berat larutan sampel=(Berat piknometer+sampel)-(Berat piknometer kosong)
ρ larutan sampel=
Berat larutan sampelBerat aquadest
xρaquadest
4. Menentukan Viskositas Larutan Umpan dan Larutan Sampel
μlarutan umpan=
tumpan xρumpan
t aquadest xρaquadest
xμaquadest
μlarutan sampel=
tsampel xρsampel
t aquadest xρaquadest
xμaquadest
5. Menentukan Kecepatan Alir Gas
Persamaan yang digunakan :
G=C0+C1 H +C2 H2+C3 H3+C4 H4+C5 H5
dengan : G = debit gas, L/detik
H = beda tinggi cairan manometer, cm
C0 =-2.25682x10−2
C1 = 0.1130436
C2 = -5.845913x10−2
C3 = 1.588013x10−2
C = -1.977440x10−3
C5 = 9.203384x10−5
11
6. Menentukan Kecepatan Aliran Cairan
Persamaan yang digunakan :
L=C0+C1 H+C2 H2+C3 H3+C4 H4+C5 H5+C6 H6+C7 H7
dengan : L = debit cairan, L/detik
H = beda tinggi cairan manometer, cm
C0 = 2.751086
C1 = -1.566852
C2 = 0.7226046
C3 = -2.302872x10−2
C = -1.284978x10−2
C5 = 3.667250x10−3
C6 = -4.421679x10−4
C7 = 1.837703x10−5
7. Menghitung Kadar Amonia dalam Larutan dan Gas
Ratio mol NH3 dalam cairan :
X1=
N NH3.V lart . 1/1000.BMaquadest
ρlart . V lart−NNH3.V lart . BMNH3
.1 /1000
Karena BM air= 18.0154 g/gmol dan BM NH3 = 17.0307 g/gmol (Perry, 1984),
maka persamaan di atas menjadi :
X1=
18 .0154 .N NH3
ρlart . 1000−17 .0307 .N NH3
Ratio mol NH3 dalam gas dihitung dengan persamaan :
LS (X 2−X1)=GS (Y 2−Y 1)
Air yang masuk absorber bebas NH3 ; X2 =0 sehingga persamaan menjadi :
Y 2=−
LS
GS
X1+Y 1
Y 2=Y 1−
LS
GS
X1
12
8. Menghitung Persamaan Kurva Kesetimbangan Amonia-Udara pada Suhu dan
Tekanan Percobaan
Persamaan kesetimbangan didapat dengan membaca 2 titik yaitu (x1 ,y1 ) dan (x2 ,y
2 ) pada literatur (Brown, 1950).
Titik (x1 ,y1 ) adalah titik (0,0) yang menggambarkan suatu keadaan dimana tidak
terdapat amonia (keadaan awal). Sedangkan titik (x2 ,y2 ) diambil dari data
konsentrasi umpan. Mula-mula x2 (dalam fraksi mol) dikonversikan ke x2 (fraksi
massa) dengan menggunakan persamaan :
x2=N NH3
. BMNH3
ρumpan . 1000
Kemudian dari titik x2 ditarik garis vertikal sampai memotong equilibrium
construction lines pada 14.7 psia. Dari perpotongan tersebut ditarik garis
horisontal sampai memotong kurva saturated vapors pada 14.7 psia, selanjutnya
dibaca harga y2 -nya pada fraksi massa amonia. Dari kedua titik diperoleh
persamaan untuk kurva kesetimbangan :
y-y1
y2 -y1
=x-x1
x2−x1
y = Mx
Dengan M adalah slope
Persamaan di atas masih dalam basis fraksi massa sehingga harus dikonversikan
lagi ke dalam basis fraksi mol dengan cara :
yberat NH3 /17 . 0307
berat udara/28 . 84=Mx .
berat NH3/17 . 0307
berat lart/18 .0154
y.28.84 = Mx.18.0154
y=18 . 0154
28. 84Mx
y = M’x
Menggunakan basis mol bebas solut, maka :
Y1+Y
=M'X
1+ X
9. Menentukan LS dan GS
13
LS=gmol aquadestdetik
=L ρaquadest
BMaquadest
GS=berat udara bebas amonia
( BMudara )(det ik )
Karena P=1 atm, maka campuran gas dianggap ideal sehingga massa jenisnya :
ρ=P . BM
RT
GS=G . ρudara
BMudara(1+Y 1)
10. Menentukan Fraksi Mol NH3 Fase Gas pada Puncak Menara
Y 2=Y 1−LS
GS
X1
11. Menentukan Difusivitas Amonia-Udara
Difusivitas amonia melalui udara pada 0o
C adalah 0.198 cm2
/s (Perry, 1984).
Amonia dan udara merupakan gas non polar, maka difusivitas amonia melalui
udara dapat dihitung dengan persamaan Hirchfelder, Bird dan Spot (Treybal,
1981).
DAU=
0 . 001858 .T 3/2 .( 1M A
+ 1M U )
P . τAU
2 .Ω
0 .5
Dengan: DAU = difusivitas amonia melalui udara, cm2
/s
T = suhu absolut, K
MA = berat molekul amonia, g/gmol
MU = berat molekul udara, g/gmol
P = tekanan absolut, atm
τ AU = diameter tumbukan (merupakan parameter Lennard-Jones), Ao
Ω = integral tumbukan
Persamaan di atas dapat disederhanakan untuk pasangan gas yang sama pada
kondisi yang berbeda, sehingga menjadi :
14
DAU T2 , P2=DAU T1 , P1(T 2
T 1)
3 /2
( P1
P2)(ΩT 1
ΩT 2)
Pada umumnya harga ΩT 1 mendekati ΩT 2 (Treybal,1981) dan pada keadaan ini
P1= P2 , sehingga :
DAU T2
=DAU T1(T2
T1)
3 /2
12. Menentukan Persamaan Garis Operasi
Berdasarkan Gambar 3 dapat disusun neraca massa amonia dari Z=0 sampai Z=Z
pada keadaan ajeg.
GS Y 1+LSX =GS Y + LS X1
X=X1+
GS
LS(Y-Y1 )
Y=Y 1+
LS
GS(X-X1)
13. Menentukan Koefisien Transfer Massa NH3 dalam Fase Gas (KY a) pada
berbagai Kecepatan Aliran Udara.
Neraca massa NH3 pada fase gas dalam elemen volume pada keadaan ajeg
adalah :
(GS Y Z )−(GS Y Z +ΔZ )−KY a (Y-Y¿ ) AΔZ=0
lim
ΔX→ 0
Y Z+ΔZ−Y Z
ΔZ=−
K Y aA
GS
(Y-Y¿ )
dYdZ
=−K Y aA
GS
(Y-Y¿ )
∫Y1
Y2dY(Y-Y¿ )
=−∫0
Z KY aA
GS
dZ
∫Y1
Y2dY(Y-Y¿ )
=−KY aAZ
GS
15
KY a=−GS
AZ∫Y1
Y2dY(Y-Y¿ )
Langkah-langkah perhitungan KY a seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
14. Menentukan Konstanta Hasil Analisis Dimensi
( KY aDp2RT
PDAU)=k ( ρg vg Dp
μg)a1
( ρL v LDp
μL)
a2
Kecepatan cairan konstan sehingga a1 =0 dan persamaan di atas menjadi :
( KY aDp2RT
PDAU)=k ( ρg vg Dp
μg)a1
Log (K Y aDp2 RT
PDAU)= Log k + a1 Log( ρg vg Dp
μg)
Karena bentuk persamaan linier, maka k dan a1 dapat dicari dengan metode
regresi linier. Bentuk umum persamaan untuk regresi linier adalah :
Y=aX+b
a=∑ X∑ Y-n∑ XY
(∑ X )2−n∑ X2
b=
∑ Y-a∑ X
n
dengan : Y=Log( KY aDp2 RT
PDAU)
X=Log( ρg vg Dp
μg)
a = a1
b = Log k
n = jumlah data
Untuk menghitung X, maka harus dicari dulu ρg dan vg
vg=GA
= 4 G
πD2
16
ρg=P .BMRT
15. Menghitung Ralat Percobaan
Kesalahan Relatif=|
K Y a persamaan-KY a percobaan
KY a persamaan|x100%
VII. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Normalitas Larutan HCl = 0,1408 mgrek/mL
Normalitas Larutan HCl hasil pengenceran= 0,0014 mgrek/mL
Normalitas Larutan Umpan =0,0943 mgrek/mL
Rapat massa larutan umpan pada 28ºC = 0,9958g/mL
Viskositas larutan umpan pada 28ºC =8,9914.10-3 g/cm.detik
Daftar I. Data Normalitas, Densitas, dan Viskositas Larutan Sampel
No. Volume NH3, mL Volume HCl, mL Konsentrasi NH3, N
1 10 5,4000 7,5600E-04
2 10 6,2000 8,6800E-04
3 10 6,8000 9,5200E-04
4 10 7,5000 1,0500E-03
5 10 9,1000 1,2740E-03
6 10 9,4500 1,3230E-03
Dari daftar di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi NH3 di larutan,
maka densitas dan viskositas larutan semakin kecil.
Dari perhitungan selanjutnya diperoleh :
1. G = 81,69690312 mL/detik
17
2. L = 5,5272 mL/detik
3. Ls = 0,305734352 gmol air/detik
4. xumpan = 1,6134 X 10-3 mgmol NH3/gmol larutan
xsampel = dapat dilihat pada daftar II
5. DAU, 28ºC = 0,2292 Cm2/detik
6. Untuk x2 = 0,0016134, dari Figure 551 Brown diperoleh y2 = 0,03
Persamaan kesetimbangan dalam basis fraksi mol :
y = 11,6152 xPersamaan kesetimbangan dalam solute free basis dan basis fraksi mol :
Y ¿=11. 6152 x1−11.6152 x
7. Y1= 1,9098E-02
Hasil perhitungan nilai Gs, x1, y2, dan persamaan garis operasi untuk tiap sampel dapat
dilihat pada Daftar II.
Daftar II. Data Perhitungan Gs, X1, Y2, dan Persamaan Garis Operasi
No. Gs x1 y2 Persamaan garis operasi
1 3,3851E-03 1,37523E-05 1,7856E-02 Y = 90,3167 x + 1,7856 E-02
2 3,7180E-03 1,5671E-05 1,7809E-02 Y= 82,2308 x + 1,7809 E-02
3 4,0987E-03 1,71721E-05 1,7817E-02 Y= 74,5932 x + 1,7817 E-02
4 4,5029E-03 1,8938E-05 1,7812E-02 Y= 67,8971 x + 1,7812 E-02
5 4,8979E-03 2,29759E-05 1,7664E-02 Y= 62,4221 x + 1,7664 E-02
6 5,2566E-03 2,38572E-05 1,7710E-02 Y= 58,1625 x + 1,7710 E-02
Semakin cepat kecepatan alir gas bebas NH3 dengan kecepatan alir cairan bebas NH3
konstan, maka jumlah NH3 terserap dalam cairan sebagai hasil bawah akan semakin
besar, dan semakin besar pula konsentrasi NH3 yang keluar sebagai hasil atas.
Persamaan garis operasi untuk masing–masing sampel dapat diplotkan pada grafik X
versus Y seperti pada Gambar 3.
18
0.0000 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 0.0010 0.0011
0.0000E+00
2.0000E-02
4.0000E-02
6.0000E-02
8.0000E-02
1.0000E-01
1.2000E-01
Y=90,3167+1,7856E-2
Y=82,2308X+1,7809E-2
Y=74,5932X+1,7817E-2
Y=67,8971X+1,7812E-2
Y=62,4221X+1,7664E-2
Y=58,1625X+1,771E-2
Y*=11,6152X/(1-11,6152X)
X, gmol NH3/gmol H2O
Y,
gm
ol
NH
3/g
mo
l g
as
Gambar 3. Grafik Hubungan antara Garis Operasi dengan Kurva Kesetimbangan
Sebagai contoh perhitungan integral untuk menghasilkan Kya, dilampirkan daftar hasil
perhitungan dari sampel 1 yaitu pada Daftar III.
19
Daftar III . Data Untuk Hitung Integral Untuk Sampel 1
No. y x y* 1/(y-y*)1 1,7856E-02 0 0 55,696472772 1,7980E-02 1,37364E-06 2,5543E-05 55,392175853 1,8104E-02 2,74887E-06 5,1116E-05 55,091189874 1,8228E-02 4,1241E-06 7,6691E-05 54,79346115 1,8353E-02 5,49933E-06 1,0227E-04 54,498936946 1,8477E-02 6,87456E-06 1,2784E-04 54,207565937 1,8601E-02 8,24979E-06 1,5342E-04 53,91929778 1,8725E-02 9,62502E-06 1,7900E-04 53,634082969 1,8849E-02 1,10003E-05 2,0458E-04 53,3518734510 1,8974E-02 1,23755E-05 2,3017E-04 53,0726219111 1,9098E-02 1,37507E-05 2,5575E-04 55,69647277
Selanjutnya nilai Kya dapat dihitung dengan persamaan (2). Daftar IV menunjukkan
hasil perhitungan Kya, vg , y , dan ρg untuk tiap sampel
Daftar IV. Data Hasil Perhitungan Kya, Kecepatan Gas, y rata-rata, Berat
Molekul Gas,dan Massa Jenis Gas
No. K y a
vg y
BM g ρg
1 9,3664E-08 3,4387701 1,8141E-02 28,6258 1,1589E-03
2 1,02874E-07 3,7769111 1,8119E-02 28,6260 1,1589E-03
3 1,13407E-07 4,16363009 1,8123E-02 28,6260 1,1589E-03
4 1,24592E-07 4,57424999 1,8120E-02 28,6260 1,1589E-03
5 1,3552E-07 4,97545885 1,8049E-02 28,6269 1,1590E-03
6 1,45445E-07 5,33983677 1,8071E-02 28,6266 1,1590E-03
Dari daftar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semkin besar kecepatan alir gas maka
nilai koefisien transfer massa keseluruhan volumetris (Kya) akan semakin besar pula.
Dengan regresi linier diperoleh persamaan untuk mencari nilai Kya :
Dapat diplotkan grafik vg versus Kya seperti pada Gambar 4.
20
3 3.5 4 4.5 5 5.58.0000E-08
9.0000E-08
1.0000E-07
1.1000E-07
1.2000E-07
1.3000E-07
1.4000E-07
1.5000E-07
Kya Per-cobaan
Vg, cm/detik
Kya
, g
mo
l/cm
3.d
etik
Gambar 4. Grafik Hubungan antara Kecepatan Linear Gas (Vg) dengan Kya
Dari perbandingan antara Kya percobaan dan persamaan diperoleh kesalahan relatif
seperti tercantum pada Daftar V
21
Daftar V . Data Kesalahan Relatif Kya Percobaan terhadap Kya
Persamaan
No. Kya percobaan Kya persamaan Kesalahan relatif, %1 9,3664E-08 9,36744E-08 0,011179
2 1,02874E-07 1,02887E-07 0,012107
3 1,13407E-07 1,13421E-07 0,011953
4 1,24592E-07 1,24607E-07 0,012051
5 1,3552E-07 1,3554E-07 0,015005
6 1,45445E-07 1,45465E-07 0,014077
Jumlah 0,076371
Kesalahan relatif rata-rata = 0,076371 %
6=0,012729 %
Kesalahan relatif tersebut terjadi karena beberapa hal, antara lain :
a. Adanya cairan umpan yang ikut keluar bersama gas terutama untuk kecepatan alir
gas yang besar.
b. Air yang dianggap murni mengandung zat lain yang berpengaruh terhadap densitas
sampel dan harga X2 (rasio mol cairan masuk).
c. Transfer massa juga terjadi dari fase cairan ke gas.
d. Ada gas lain selain amonia yang ikut larut dalam cairan sehingga mempengaruhi
nilai Kya.
VIII. KESIMPULAN
a. Persamaan hubungan Kya dan kecepatan linier gas dengan analisis dimensi
b. Semakin besar aliran gas, harga Kya semakin besar
c. Persamaan kurva kesetimbangan :
Y ¿= 11,6152 x1−11,6152 x
d. Kesalahan relatif rata-rata percobaan = 0,012729 %
22
IX. DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G.,1950, “Unit Operations”, Modern Asia Edition,pp. 322-324, John
Wiley and Sons, Inc., New York.
Perry, R.H., Green, D.W., and Maloney, J.O., 1997, “Perry’s Chemical
Engineers’ Handbook”, 7ed., pp. 2-8, 2-27, 2-29, 2-320, 2-321, 2-322,
2-323, 14-40, McGraw-Hill Book Company, New York.
Treybal, R.E., 1981 “Mass Transfer Operations”, 3ed., pp. 194-195,275-
291,310, McGraw-Hill International Book Company, Tokyo.
23
Algoritma Perhitungan unttuk Mencari Parameter Perancangan Menara Absorber, Kya
1
Menentukan konstanta analisis dimensi
a2
L
LL
a1
g
gg
AU
2
Y DpvDpvk
PD
RTaDpK
Menentukan kecepatan volumetrik gas (G) dan cairan (L)
7
7
6
6
5
5
4
4
3
3
2
210 HCHCHCHCHCHCHCCL
55
44
33
2210 HCHCHCHCHCCG
Menentukan kecepatan molar
bebas solut (Ls & Gs)
)Y1(BM
G.G
1udara
udaraS
aquadest
aquadest
S BM LL
Menghitung nilai Kya
∫Y2
Y1*
SY )Y-(Y
dY
AZ
GaK
Menentukan persamaan garis operasi dengan neraca massa
elemen volum pada gas
1
S
S1 X-X
G
LYY
Menentukan ρ, μ (cairan dan gas)
aquadest
aquadestaquadest
sampelsampelsampel larutan x
xt
xt
aquadestsampel larutan x
aquadestBerat
sampel larutanBerat
3
3
NH
HClHClNH V
VNN
Menentukan normalitas NH3
Menghitung kadar amoniak pada gas (Y2) dengan neraca massa overall
1
S
S12 X
G
LYY
Menentukan difusivitas NH3 dalam air
5.0
2
AU
UA
3/2
AU .P.
M1
M1
.T.001858.0
DΩ
ΩΩ
2
1
2
1
2/3
1
2P,T AUP,TAU T
T
P
P
T
T D D
1122
Menentukan kecepatan linier gas (vg)
2g D
G4
A
Gv