abses peritonsil ( quinsy ) jh

20
Joseph Halim 10.2009.037 B-3

Upload: regina-caecilia

Post on 06-Dec-2015

294 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Joseph Halim10.2009.037B-3

Page 2: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Identitas pasien Keluhan utama RPS RPD RPK RS

Page 3: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Susah menelan / rasa mengganjal? Nyeri pada saat menelan? Demam? Batuk? Sekret? Keluhan kambuhan? Post nasal drip?

Page 4: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Mulut dan Tenggorokan Lakukan inspeksi dengan bantuan senter dan

penahan lidah Minta pasien menjulurkan lidah dan sentuh

bagian atap rongga mulut Lakukan inspeksi gusi dan gigi untuk mencari

karies. Pertimbangkan kemungkinan abses gigi.

Lihat tonsil, uvula, dan dinding posterior. Minta pasien berkata ‘aah’. Adakah peradangan, eksudat, pembesaran atau pertumbuhan?

Page 5: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Hitung darah lengkap, kultur darah Tes Monospot tonsillitis dan bilateral cervical lymphadenopathy.

Jika positif, penderita memerlukan evaluasi/penilaian hepatosplenomegaly.

“Throat culture” atau “throat swab and culture” : diperlukan untuk identifikasi organisme yang infeksius.

Plain radiographs: pandangan jaringan lunak lateral (Lateral soft tissue views) dari nasopharynx dan oropharynx dapat membantu dokter dalam menyingkirkan diagnosis abses retropharyngeal.

Computerized tomography (CT scan): biasanya tampak kumpulan cairan hypodense di apex tonsil yang terinfeksi (the affected tonsil), dengan “peripheral rim enhancement”.

Ultrasound, contohnya: intraoral ultrasonography

Page 6: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh
Page 7: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh
Page 8: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Abses peritonsil

Abses parafaring

Abses retrofaring

Abses submandibula

Etiologi

Komplikasi TA atau infeksi kelenjar mukus Weber

Komplikasi tonsilektomi, limfogen dan hematogen

ISPA, trauma, TBC

Komplikasi infeksi ruang leher dalam lain

Gejala klinis

Odinofagia, otalgia, suara gumam, regurgitasi hipersaliva, trismus

Trismus, indurasi di sekitar angulus mandibula, demam, inflamasi faring

Disfagia, odinofagia, nangis, anoreksia, demam , leher kaku, nyeri, sesak nafas

Nyeri leher, indurasi di bawah mandibula / sublingual, trismus

Page 9: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Menegakkan diagnosis penderita dengan abses peritonsil dapat dilakukan berdasarkan anamnesis tentang riwayat penyakit, gejala dan pemeriksaan fisik penderita. Aspirasi dengan jarum pada daerah yang paling fluktuatif, atau punksi merupakan tindakan diagnosis yang akurat untuk memastikan abses peritonsil

Page 10: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Abses retrofaring Abses parafaring Abses submandibula

Page 11: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Abses retrofaring paling sering terjadi pada anak-anak, sering kali merupakan sekuele ISPA dengan supurasi kelenjar getah bening retrofaring yang membentuk abses.

Penyakit ini dapat pula disebabkan oleh trauma tembus.

Abses retrofaring bermanifestasi sebagai nyeri tenggorok akut disertai demam tinggi, kaku leher, dan kadang-kadang gangguan pernafasan.

Page 12: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Abses parafaring : peradangan yang disertai pembentukan pus pada ruang parafaring. Ruang parafaring dapat mengalami infeksi secara langsung akibat tusukan saat tonsilektomi, limfogen dan hematogen

Gejala dan tanda utama adalah trismus, indurasi atau pembengkakan di sekitar angulus mandibula, demam tinggi dan pembengkakan dinding lateral faring, sehingga menonjol ke arah medial.

Page 13: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Abses submandibula di definisikan sebagai terbentuknya abses pada ruang potensial di regio submandibula. Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar liur atau kelenjar limfa submandibula

Gejala dan tandanya terdapat demam dan nyeri leher disertai pembengkakan di bawah mandibula dan atau di bawah lidah, mungkin berfluktuasi. Trismus sering ditemukan.

Page 14: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Etiologi Orang dewasa usia 20 sampai 40 tahun Komplikasi tonsilitis akut Kuman penyebab : aerob (Streptococcus pyogenes,

Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae), anaerob (Fusobacterium)

Patofisiologi Daerah sup & lat fossa tonsilaris (ruang potensial

peritonsil) adalah jar ikat longgar infiltrasi pus Pada stad awal (stad infiltrat) oedem , hiperemis

bila proses berlanjut (terbentuk pus) fluktuasi (+) tonsil terdorong ke medial, depan, bawah,

Page 15: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Uvula bengkak & terdorong ke sisi kontra lateral

Bila proses berlangsung terus iritasi m. pterigoid interna trismus

Abses bisa pecah spontan aspirasi

Page 16: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Abses peritonsil dapat terjadi pada umur 10-60 tahun, namun paling sering terjadi pada umur 20-40 tahun. Pada anak-anak jarang terjadi kecuali pada mereka yang menurun system imunnya, infeksi bisa menyebabkan obstruksi jalan nafas yang signifikan pada anak-anak. Infeksi ini memiliki proporsi yang sama antara laki-laki dan perempuan.

Di Amerika insiden tersebut kadang-kadang berkisar 30 kasus per 100.000 orang per tahun, kemungkinan hampir 45.000 kasus setiap tahun

Page 17: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Terapi : Stad infiltrasi : AB dosis tinggi,

simptomatik, kumur dgn cairan hangat Bila abses (+) ; pungsi insisi Tonsilektomi : Achaud : segera ( bersama drainase

abses) Atiede : 3 – 4 hr setelah drainase abses Afroid : 4 – 6 minggu sesudah drainase

abses

Page 18: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Komplikasi : Abses pecah : aspirasi paru,

pneumonitis atau abses paru. Abses parafaring Mediastinitis Penjalaran intrakranial : trombosis

sinus kavernosus, meningitis, abses otak

Page 19: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Abses peritonsoler hampir selalu berulang bila tidak diikuti dengan tonsilektomi., maka difunda sampai 6 minggu berikutnya. Pada saat tersebut peradangan telah mereda, biasanya terdapat jeringan fibrosa dan granulasi pada saat operasi

Page 20: Abses Peritonsil ( Quinsy ) Jh

Terima kasih