abraham maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah mempengaruhi sejumlah bidang yang berbeda

50
Abraham Maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah mempengaruhi sejumlah bidang yang berbeda, termasuk pendidikan. Ini pengaruh luas karena sebagian tingginya tingkat kepraktisan’s teori Maslow. Teori ini akurat menggambarkan realitas banyak dari pengalaman pribadi. Banyak orang menemukan bahwa mereka bisa memahami apa kata Maslow. Mereka dapat mengenali beberapa fitur dari pengalaman mereka atau perilaku yang benar dan dapat diidentifikasi tetapi mereka tidak pernah dimasukkan ke dalam kata-kata. Maslow adalah seorang psikolog humanistik. Humanis tidak percaya bahwa manusia yang mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan dan bala bantuan (behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis). Humanis berfokus pada potensi. Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas kemampuan. Manusia mencari batas-batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label “berfungsi penuh orang”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini, “orang-aktualisasi diri.” Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan . Semua kebutuhan dasar itu adalah instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi yang sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila lingkungan yang benar, orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak “benar” (dan kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah. Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai berikut: Teori Kebutuhan Maslow 1. Kebutuhan Fisiologis

Upload: fikri-surya

Post on 29-Jul-2015

272 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Abraham Maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah mempengaruhi sejumlah bidang yang berbeda, termasuk pendidikan. Ini pengaruh luas karena sebagian tingginya tingkat kepraktisan’s teori Maslow. Teori ini akurat menggambarkan realitas banyak dari pengalaman pribadi. Banyak orang menemukan bahwa mereka bisa memahami apa kata Maslow. Mereka dapat mengenali beberapa fitur dari pengalaman mereka atau perilaku yang benar dan dapat diidentifikasi tetapi mereka tidak pernah dimasukkan ke dalam kata-kata.

Maslow adalah seorang psikolog humanistik. Humanis tidak percaya bahwa manusia yang mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan dan bala bantuan (behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis). Humanis berfokus pada potensi. Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas kemampuan. Manusia mencari batas-batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label “berfungsi penuh orang”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini, “orang-aktualisasi diri.”

Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu adalah instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi yang sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila lingkungan yang benar, orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak “benar” (dan kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.

Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai berikut:

Teori Kebutuhan Maslow

1.  Kebutuhan Fisiologis

Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.

2.  Kebutuhan Keamanan

Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.

3.  Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan

Page 2: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.

4.  Kebutuhan Esteem

Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.

5.  Kebutuhan Aktualisasi Diri

Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida,  lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat negara. Dia bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia merekomendasikan cara pendidikan dapat beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik untuk tumbuh pendekatan orang. Maslow menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh menjadi orang-aktualisasi diri / jenis-nya sendiri. Sepuluh poin yang pendidik harus alamat yang terdaftar:

1. Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin mereka dan mendengar perasaan mereka-suara batin.

2. Kita harus mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya mereka dan menjadi warga negara dunia.

3. Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup, panggilan mereka, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan karier yang tepat dan pasangan yang tepat.

4. Kita harus mengajar orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada sukacita yang harus dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk melihat yang baik dan gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak.

Page 3: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

5. Kita harus menerima orang seperti dia atau dia dan membantu orang belajar sifat batin mereka. Dari pengetahuan yang sebenarnya bakat dan keterbatasan kita bisa tahu apa yang harus membangun di atas, apa potensi yang benar-benar ada.

6. Kita harus melihat itu kebutuhan dasar orang dipenuhi. Ini mencakup keselamatan, belongingness, dan kebutuhan harga diri.

7. Kita harus refreshen kesadaran, mengajar orang untuk menghargai keindahan dan hal-hal baik lainnya di alam dan dalam hidup.

8. Kita harus mengajar orang bahwa kontrol yang baik, dan lengkap meninggalkan yang buruk. Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua daerah.

9. Kita harus mengajarkan orang untuk mengatasi masalah sepele dan bergulat dengan masalah serius dalam kehidupan. Ini termasuk masalah ketidakadilan, rasa sakit, penderitaan, dan kematian.

10. Kita harus mengajar orang untuk menjadi pemilih yang baik. Mereka harus diberi latihan dalam membuat pilihan yang baik.

Carl Rogers : Psikolog Aliran HumanismePosted on Psychology.

Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.

Latar belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.

Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

Page 4: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.

Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda – beda tergantung pada pengalaman – pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):

1. Keterbukaan pada pengalaman Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.

2. Kehidupan Eksistensial Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul

Page 5: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

4. Perasaan Bebas Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan – paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.

5. Kreativitas Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.

Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.

Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.

Rogers juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.

Teori Rogers ini memang sangat populer dengan masyarakat Amerika yang memiliki karakteristik optimistik dan independen karena Rogers memandang bahwa pada dasarnya manusia itu baik, konstruktif dan akan selalu memiliki orientasi ke depan yang positip. Pertanyaannya yaitu : Apakah teori ini juga akan sama efektifnya jika diaplikasikan pada masyarakat dengan budaya, dan struktur sosial serta sistem kemasyarakatan yang berbeda dengan Amerika?

Sumber Referensi:Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.

Page 6: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

GEORGE KELLYPosted: September 28, 2009 in Psikologi, Uncategorized

2

Lahir di Peth, Kansas pada 28 April 1905 George Kelly adalah seorang ahli fisika, matematika, sosiologi, pendidikan, dan psikologi klinis.

Gambaran Teori:• Teori kepribadian Kelly memiliki dasar terkait dengan pikiran individu (kognitif)• Menekankan pada cara seseorang dalam mangkonstruksi, mengontrol, dan meramalkan peristiwa disekitar dunianya• Proses kognitif sebagai pusat kepribadian individu, sedangakan emosi dan perilaku dipengaruhi oleh kognisi

Pandangan Kelly tentang Manusia dan PengetahuanA. Manusia adalah sebagai scientist (ilmuwan) yang mencoba untuk memprediksi atau mengontrol fenomena atau tingkah laku.Konsekuensi logis dari pandangan tersebut adalah:a. Manusia itu pada dasarnya berpandangan kemasa depan, yaitu mencapai masa depan yang lebih baik dari masa sekarangb. Manusia memiliki kemampuan untuk mempresentasikan atau mengkonsep lingkungan daripada meresponnyac. Manusia dapat mengembangkan rumusan-rumusan alternatif teoritis tentang fenomena, menafsirkan dan mengkonstruksi- kan lingkungannyad. Kehidupan merupakan representasi atau konstrusi dari kenyataan; dan kualitas hidup manusia ditunjukkan manusia untuk menciptakan dan menciptakan kembali dirinya sendiriB. Manusia itu bebas (free) tetapi sebenarnya juga terkukung (determined)Sistem konstruk individu dilengkapi dengan mengambil kebebasan untuk mengmbil keputusan (freedom of decision) dan keterbatasan bertindak (imitation of action), sebab dia tidak dapat membuat pilihan diluar alternatif-alternatif yang telah ditentukan.Struktur Kepribadian menurut Kelly

Konstruk adalah cara yang digunakan individu untuk menginterpretasikan atau menerangkan fenomena Konstruk terbentuk dari perilaku individu dalam mengartikan persamaan dan kontras (perbedaan) Tanpa konstruk hidup akan kacau balau, kita tidak akan mampu mengatur dunia kita, mendeskrisikan dan mengklasifikasikan peristiwa, objek, dan orang-orang disekitar kita Sekurang-kurangnya ada tiga elemen untuk membentuk suatu konstruk: Dua elemen merupakan konsep kesamaan (the similiarity pole of construct) Elemen terakhir merupakan konsep yang berbeda (the contrast pole of construct) dengan konsep kedua elemen pertama Konstruk tersusun atas perbandingan kesamaan (similiarity) dan kontras (contrast)

Page 7: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Dua tipe konstruk: Verbal ConstructDapat diekspresikan melalui kata-kata Preverbal ConstructDigunakan bahkan ketika individu tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkannya, dan dipelajari individu sebelum individu mengembangkan fungsi bahasa

Hierarki Sistem Konstruk1. Superordinate constructYaitu konstruk yang berada diurutan paling atas. Didalam konstruk ini terdapat konstruk- konstruk yang spesifik dan lebih sempit artinya.2. Subordinate constructYaitu konstruk-konstruk yang lebih spesifik dan memiliki artian lebih sempit lagi.

Contoh dari sistem konstruk ini misalnya:• Superordinate construct : bunga• Subordinate construct : mawar, melati, anggrek

Struktur, Dinamika, dan Perkembangan Kepribadian

Kelly tidak pernah begitu eksplisit mengenai asal-usul konstruk Konstruk berasal dari pengamatan individu terhadap pola berulang suatu peristiwa Ulasan Kelly tentang pertumbuhan dan perkembangan hanya sebatas pada perhatian terhadap perkembangan preverbal construct pada masa kecil dan peninterpretasian budaya Individu berada dalam kelompok budaya yang sama, dimana mereka menggunakan cara yang sama dalam mengartikan suatu fenomena dan memiliki espektasi yang sama terhadap suatu perilaku

PsikopatologiPsikolpatologi menurut Kelly : Kekacauan respon pada kecemasan Kekecauan pada fungsi sistem konstruk

Perilaku abnormal melibatkan upaya untuk menahan suatu struktur sistem konstruk, meskipun ia telah mengulangi prediksi yang tidak tepat.Kekacauan psikologis merupakan kekacauan yang melibatkan kecemasan dan upaya yang salah dalam membangkitkan lagi perasaan mampu dalam mengantisipasi peristiwa.

Kecemasan terjadi ketika individu menyadari bahwa sistem konstruk mereka tidak sesuai dengan fenomena yang mereka alami.Contoh:Seorang anggota direksi keuangan yang memiliki “konstruk” anti korupsi, tetapi dikemudian hari ia mendapati dirinya korupsi.

Individu akan mengalami ketakutan (fear) ketika ia mendapatkan konstruk baru pada sistem konstruknya.

Page 8: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Individu akan mengalami ancaman (threat) apabila ia merasakan perubahan komperhensif yang signifikan pada sistem konstruknya.

Psikoterapi Kelly Didasarkan pada premis constructive alternativism (kepercayaan terhadap suatu variasi dari kemungkinan pilihan-pilihan yang tersedia, dengan cara membangun dunia sendiri).

Psikoterapi merupakan semacam rekonstruksi, mengganti gagasan-gagasan yang kurang efektif dengan gagasan yang cocok, mengganti gagasan- gagasan ancaman dengan gagasan yang seimbang.Misalnya :• Ancaman (threat) berasal dari gangguan inti gagasan seseorang;• Rasa bersalah (guilt) akibat pemisahan dari tugas seseorang;• Agresi dari suatu gagasan yang dapat menyatakan ancaman terhadap orang lain.

TEORI ANALITIK FAKTORIAL CATTELL

Suatu teori empiris, yakni tehnik analisis faktor, dan pendirian teoritis yang

perkembangannya sangat tergantung pada penggunaan metode tersebut,yakni teori kepribadian

dari Raymond B. Cattell. Para teoritis lain yang berkecimpung dibidang kepribadian telah pula

menggunakan tehnik ini; H.J Eysenck, J.P Guilford, Cyril Burt, L.L Thurstone dan W.

Stephenson termasuk dalam jajaran para pelopor yang penting. Akan tetapi teori Cattell

merupakan teori kepribadian yang paling komprehensif dan yang paling tuntas dikembangkan

berdasarkan analisi faktor.

Seorang psikolog inggris terkemika dan yang menjadi sangat terkenal karena karyanya

tentang kemampuan-kemampuan mental ( Spearman,1927). Ia berpendapat bahwa jika kita

menyelidiki dua tes kempuan yang paling berhubungan, maka kita bisa berharap menemukan

dua macam faktor yang ikut menentukan performans pada dua tes tersebut pertama, terdapat

faktor umum dan yang kedua terdapat faktor khusus. Metode analisis faktor dikembangkan

sebagai sarana untuk menentukan adanya faktor-faktor umum dan membantu untuk

mengenalinya. Analisis faktor dewasa ini memberikan tekanan khusus pada faktor-faktor

kelompok ini.

Suatu pemahaman terinci tentang analisis faktor tidak terlalu diperlukan untuk tujuan

pemaparan dalam bab ini; akan tetapi penting bahwa pembaca menyadari logika umum yang

melatarbelakangi tehnik tersebut. Teoritikus faktor biasanya memulai penelitian tentang

tingkahlaku dengan sejumlah besar skor untuk masing-masing dari sejumlah besar subyek.

Idealnya, pengukuran-pengukuran ini harus mencakup bermacam-macam aspek tingkahlaku.

Page 9: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Berdasarkan indeks-indeks kasar ini, penelitian kemudian memakai tehnik analisis faktor untuk

menentukan faktor-faktor pokok atau mengontrol variasi pada variabel-variabel permikaan

tersebut.

Hasil analisis faktor tidak hanya mengisolasikan faktor-faktor fundamental, tetapi juga

memberikan pengukuran dan kumpulan skor sutu taksiran tentang sejauh manakah pengukuran

dari masing-masing faktor. Taksir ini biasanya disebut muatan faktor ( factor loading ) atau

serapan ( saturation) dari suatu pengukuran dan menunjukan seberapa banyak variasi pada suatu

pengukuran tertentu disebabkan oleh masing-masing dari antara faktor-faktor tersebut. Faktor-

faktor hanya merupakan usaha untuk merumuskan variabel-variabel yang dianggap akan

menjelakan komleksitas aneka ragam tingkahlaku yang dapat diamati.

Salah satu persoalan lain yang ternyata sedikit kontroversial di kalangan para analis faktor

yang perlu dikemukakan di sini ialah pembedaan antara sistem-sistem faktor othogonal dan

sistem-sistem faktor oblique ( besarta pengertian tentang faktor-faktor tingkat kedua atau

“second order factor”). Penggunaan faktor-faktor olique mengandung suatu implikasi tambahan.

Jika diperoleh faktor-faktor yang berkorelasi satu sama lain, maka dapat diterapkan lagi pada

korelasi-korelasi diantara faktor-faktor tersebut, misalnya pemfaktoran tes-tes kemampuan

( abilitytests ) kerapkali menghasilkan faktor-faktor urutan pertama, seperti “ kelancaran verbal”

( verbal fluency) “ kempuan numerik” ( numerical ability), “ visualisasi ruang” ( spatial

visualization ) kemudian orang dapat melanjutkan memfaktor korelasi-korelasi antara faktor-

faktor urutan pertama, sehingga mungkin menemukan suatu faktor urutan kedua” inteligensi

umum” general intelligence” faktor-faktor “verbal” dan “non verbal” yang luas.

Teori Cattell tentang Kepribadian

Dalam diri Raymond Cattell kita menemukan sosok seorang peneliti yang minat besarnya

pada metode-metode kualitatif tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap data dan

masalah-masalah psikologis. Ia menaruh perhatian pada penemuan peneliti yang menggunakan

metode-metode penelitian lainya, meskipun intisari pandangan didasarkan pada hasil-hasil

analisis faktor karena dari sinilah ia mendapatkan variabel-variabel yang di anggap sangat

penting untuk menerangkan tingkah laku manusia. Kemampuan menerjemahkan ide-ide

psikoligis kedalam rumusan-rumusan matematis yang jelas, akan tetapi dari sekalian teoritikus

yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling menyerupai Henry Murray.

Page 10: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi : Murray menyebut

“needs” atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebut “dynamic traits” atau sifat-sifat

dinamik; keduanya banyak menggunakan perumusan psikoanalitis.

Raymond Bernard Cattell lahir di Staffordshire, inggris pada tahun 1905 dan

menyelesaikan pendidikan di inggris. Ia mendapatkan gelar B.Sc dari Universitas London pada

tahun 1924 dalam bidang kimia, dan P.Hd dalam bidang psikologi dibawah bimbingan

Spearmandi institut yang sama pada tahun 1929.

Sama semua teoritikus lain yang menekankan metode analisis faktor, Cattell sangat

berhutang budi pada karya rintisan Spearman dan pengembangan-pengembangan luas yang

dilakukan oleh Thurstone, dalam menelusuri dimensi-dimensi yang mendasari tingkah laku dan

penekanannya pada self- regarding sentimen ( dorongan untuk mempertahankan harga diri ).

Dalam jangka 40 tahun, Cattell telah menerbitkan buku-buku dan artikel-artikel dala

jumlah yang menakjubkan, meliputi tidak hanya dalam bidang penelitian kepribadian dan

pengukuran jiwa ( mental measurement) tetapi juga dalam topik-topik dalam bidang-bidang dari

psikologi eksperimental, psikologi sosial dan ilmu genetika manusia.

Pandangan sekilas tentang perkembangan berbagai minat Cattell dalam bidang psikologi

dapat diperoleh dari 62 makalah yang dikumpulkan dalam personality and social

psychology( 1964 ). Cattell adalah juga pencipta banyak tes psikologi, termasuk The culture free

test of intelegence ( 1944 ), The O-A pesonality test batter (1954), dan The 16 pesonality factor

questionnaire ( bersama D.R Saunders dan G.F. Stice,1950 )

Hakikat Kepribadian: Struktur Sifat-sifat

Sistem konstruk-konstruk yang dikemukakan Cattell merupakan salah satu dari yang paling

komleks dari teori yang kita bahas dalam buku ini. Akan tetapi keadaan ini oleh Cattell hanya

dianggap sebagai keadaan sementara, sebagaimana terungkap dari kutipan berikut:

“pengetahuan kami tenyang psikologi dinamik sebagian besar berasal dari metode klinis

dan metode naturalistik dan baru yang kedua berasal dari eksperimen terkontrol, sedangkan

dalam proses penempatan pada sebuah basis yang lebih kokoh dengan memakai metode-metode

statistikyang lebih canggih”

Cattell melihat kepribadian sebagai suatu struktur sifat-sifat (traits) yang komleks dan

terdiferensiasi, yang motivasinya sebagai besar tergantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat

ini, yang disebut dinamic traits atau sifat-sifat dinamik.

Page 11: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Sifat-sifat

Sifat merupakan yang terpenting dari sekalian konsep Cattell. Sifat adalah suatu “ struktur

mental” , suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah-laku yang dapat di observasi untuk

menjelaskan keteraturan atau regularitas dan ketetapan atau konsisten dalam tingkah laku ini.

Cattell menyatakan bahwa jika sifat-sifat campuran memang harus merupakan hasil

campuran dari kedua faktor ini, maka sekurang-kurangnya ada kemungkinan bahwa sifat-sifat

sumber dapat dibagi atas sifat-sifat yang merupakan hasil pengaruh hereditas, dan sifat-sifat yang

berasal dari faktor-faktor lingkungan.

Sifat-sifat Abilitas dan Temperamen

Dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data utama tentang keptibadian, yakni: life

record atau catatan riwayat hidup atau data –L; self-rating queslionncire atau kuesioner

penelitian-diri atau data-Q; dan objective test atau tes objektif atau data-T.

Hal penting yang menetukan hasil analisis faktor adalah titik tolaknya, yakni variabel-

veriabel permukaan dengan mana seorang peneliti mulai, dan Cattell sangat menekankan

pentingnya mentepkan sampel yang memadai dari seluruh bidang kepribadian pada awal

penelitian penjajakan.

Faktor-faktor kepribadian utama oleh Cattell dipandang terdapat secara mantap baik pada

data-L maupun data-Q perlu dicatat bahwa banyak dari nama-nama faktor mengambarkan

kegemaran khas Cattell untuk menciptakan istilah-istilah baru, Parmia,Premsia,Autin.

Contoh Faktor data-T, (T) 24, Kecemasan”

Muatan pengukuran

Kesediaan untuk mengakui kelemahan-kelemahan biasa.

Kecendrungan untuk setuju.

Sifat rendah hati dalam melakukan perbuatan yang belumpernah dicoba.

Sifat keras serba mencari kesalahan yang tertinggi.

Sedikit kegemaran terhadap bacaan yang patut dipertanyakan.

Emosionalitas yang tinggi dalam menyatakan pendapat.

Banyak simtom ketegangan kecemasan yang tertahan.

Cattell berpendapat bahwa sebagian dari langkah kecocokan antar sumber-sumber data

mungkin hanya berati bahwa pendekatan-pendekatan pengukuran yang berbeda mengambil

sampel data pada tingkat generalitas yang berlainan, akibatnya kesesuaian satu-lawan –satu antar

Page 12: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

faktor tidak berhasil ditemukan, sebaliknya hanya terdapat kecocokan antar tingkat pada taraf

sedang.

Persamaan Spesifikasi

Andaikan orang bisa menggambarkan kepribadian berdasarkan abilitas, temperamen, dan

bermacam-macam sifat lainnya, untuk memprediksi respon seorang individu dalam suatu situasi

khusus tertentu. Atau dalam dunia akademik, sebuah persamaan sepesifikasi dapat

dikembangkan untuk memprediksi prestasi akademik berdasarkan variabel-veriabel abilitas dan

keperibadian ( bdk,Cattell dan Butcher,1968 )

Sifat-sifat Dinamis

Dalam sistem Cattellada 3 macam sifat-sifat dinamik yang penting yakni,sikap,Erg dan

sentimen. Erg kira-kira serupa dengan dorongan-dorongan biologis, sedangkan sentimen serupa

dengan struktur-struktur sikap yang dipelajari. Sikap. Bagi Cattell, siakap adalah variabel

dinamik yang menjelma, ungkapan struktur dinamik dasar yang dapat diamati, dari mana erg dan

sintimen serta hubungannya satu sama lain dapat disimpulkan. Intensitas tertentu untuk

melakukan serangkaian tindakan terhadap suatu objek. Jadi, “saya ingin sekali mengawini

seorang wanita” menunjukan suatu intensitas minat(“ingin sekali”) untuk melakukan suatu

tindakan (“ kawin”) terhadap suatu objek (“seorang wanita”).

Erg. Secara sangat sederhana, erg adalah suatu sifat sumber yang ditentukan oleh pengaruh

konstitusi dan dinamik. Tekanan yang luar biasa pada motivasi ergik mencerminkan

keyakinannya bahwa faktor-faktor hereditas tingkah laku telah diremehkan oleh para psikolog

amerika masa kini.

Sentimen. Sentimen adalah sifat sumber dinamik yang dibentuk oleh lingkungan. Jadi,

sentimen sama dengan Erg, kecuali bahwa sentimen adalah akibat pengaruh faktor-faktor

pengalaman dan sosio-kultural, bukan faktor-faktor konstitusi. Dari divinisi maupun pemakaian

konsep sangat sesuai dengan konsep serupa dalam teori McDougall, yang juga disebut sentimen.

Dalam pandangan Cattell, sentimen cendrung terorganisasi sekitar objek-objek budaya

yang penting, seperti pranata-pranata sosial atau tokoh-tokoh. Ke arah mana berbagai konstelasi

sikap yang rumit tumbuh dan terfokus selama pengalaman hidup individu.

Kisi-kisi Dinamika. (dinamic traits) saling berhubungan dalam satu pola subsidiation

(Cattall meminjam istilah tersebut dari Murray). Hal ini berati bahwa unsur-unsur tertentu

bersifat subsider terhadap unsur-unsur lainnya, atau berfungsi sebagai sarana bagi tercapainya

Page 13: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

tujuan dari unsur-unsur lainnya itu. Jalur-jalur yang beraneka ragam dan tumpang tindih antara

erg dan sentiman serat sikap-sikap yang di ungkapnnya ini merupan dasar untuk menyimpulkan

erg dari sentimen. Apabila kita amati bahwa sekumpulan sikap tertentu cenderung berlainan

dalam hal kekuatan antara orang yang satu dengan yang lain, atau dalam diri seseorang dari

waktu ke waktu, maka kita dapat menyimpulkan adanya suatu struktur erg atau sentimen yang

mendasarinya.

Diri.Diri ( self) merupakan salah satu sentiman, tetapi yang istimewa yang penting, karena

hampir semua sikap kurang lebih cenderung mencerminkan sentimen-diri. Dalam beberapa

penelitian ( lihat misalnya, Cattell dan Horn,1963) sentimen-sentimen superegodan sentimen diri

ideal yang berhubungan tetapi berbeda itu bahkan juga muncul, Cattell dipandang memainkan

peranan menentukan dalam rangka integrasi kepribadian, dengan saling menghubungkan

pengungkapan dari berbagai erg dan sentimen.

Konflik dan Penyesuaian diri. Cattell telah mengemukakan bahwa suatu cara praktis untuk

menyatakan tingkat konflik yang dimunculkan oleh suatu tindakan tertentu terhadap seseorang

ialah dengan menggunakan persamaan spesifikasi ( specification equation ) yang menunjukkan

keterlibatan sifat-sifat sumber dinamik orang itu ( erg dan sentimen ) dalam tindakan tersebut.

Misalnya minat pemuda untuk kawin memiliki persamaan spesifikasi erg seks, sifat suka

berteman, dan rasa ingin tahuannya; ia berfikir bahwa orang tuanya akan merestui dan hal itu

akan berpengaruh baik bagi harga dirinya.

Pemecahan teoritis yang dikemukakan Cattell ialah membagi situasi ( dan indeks-indeks

situasi dari unsur-unsur yang teletak pada belakan persamaan ) menjadi dua komponen;

komponen pertama menunjukan stimulasi pokok, (focal stimulus),yakni aspek situasi yang

direspon secara langsung oleh orang yang bersangkutan, sedangkan komponen lainnya

menunjukan kondisi-kondisi latar belakang(background conditions) ,yang menetukan keadaan

organisme pada saat sedang berlangsung. Kondisi-kondisi latar belakang ini memainkan peranan

formal modulator-modulator,yang untuk sementara waktu mengubah makna psikologis sesuai

secara sistematis, sehingga respon individu bisa berubah.

Perkembangan Kepribadian

Perkembangan kepribadian pada taraf deskriptif semata-mata, dengan memetakan

perubahan struktur-struktur kepribadian selama kehidupan seseorang. Dalam penelitian-

penelitian tentang temperamen dan sifat dinamik, Cattelldean kawan-kawannya telah

Page 14: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

mengadakan penelitian analisis faktor pada tingkat orang dewasa dan kanak-kanak, dalam rangka

mengembangkan alat-alat yang mampu mengukur faktor-faktor kepribadian yang sama pada usia

yang berberda-beda.

Cattell telah mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kesulitan ini ialah

melakukan penelitian-penelitian perantara terhadap kelompok-kelompok usia menengah; maka,

dibandingkannyalah versi orang dewasa dan versi anak berusia 11 tahun dari koesioner

kepribadian yang dianalisis faktor secara terpisah dengan memberikan kedua-duanya kepada

kelompok menengah yang berusia 16 tahun(Cattell dan Beloff, 1953).

Cattell telah membahas bukti akan adanya kecendrungan-kecendrungan akibat pengaruh

usia pada berbagai faktor temperamen, seperti misalnya meningkatkan H ( petualang) C

( kekuatan ego) serta menurunkan O ( kecenderungan merasa salah) dan L ( kecurigaan) antara

usia 11 sampai 23 tahun ( Sealy dan Cattell,1966).

Analisa Hereditas dan Lingkungan

Selama beberapa tahun , Cattell sangat tertarik menyelidiki bobot relatif pengaruh genetik

dan pengaruh lingkungan terhadap sifat-sifat sumber. Untuk mengembangkan suatu metode yang

dinamakannya Analisis Verians Abstrak Ganda ( Multiple Abstact Variance Analysis). Cattell

menginterpretasikan ini sebagai bukti apa yang disebut Hukum pemaksaan kearah terata

biososial yakni suatu kecenderuangan dari pengaruh-pengaruh lingkungan untuk secara

sistematis melawan munculnya variasi genetik.

Belajar

Cattell membedakansekurang-kurangnya tiga jenis belajar yang memainkan peranan

penting dalam perkembangan kepribadian. Dua yang pertama adalah pengkondisian klasik

(clasical conditional )dan pengkondisian instrumenal/ operan ( instrumental

conditioning/operant) dari psikolog eksperimen yang sudah terkenal luas.

Jenis belajar yang ketiga dinamakan integration learning jenis belajar ini pada dasarnya

merupakan sejenis belajar instrumental yang lebih canggih. Menurut Cattell, personality learning

paling tepat dilukiskan sebagai suatu perubahan berdimensi ganda sebagai respon terhadap

pengalaman dalam situasi yang berdimensi ganda, personality learning secara empiris ialah

melalui prosedur yang disebut analisis jalan penyesuaian diri ( adjustment path analysis).

Integrasi antara pematangan dan belajar

Page 15: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Cattell mencoba memadukan perubahan-perubahan kepribadian yang disebabkan oleh

pengaruh-pengaruh lingkungan dan pematangan yang memiliki dasar genetik kedalam bagian

teoretis( Cattell,1973b) istilah treptik yang disebabkan oleh agen-agen yang bersifat eksternal

seperti stimulasi,dietobat-obatan dan sebagainya. Tujuannya adalah membagi atau membedakan

kurva-kurva perubahan perkembangan berbagai sifat kedalam komponen-komponen genetik dan

treptik.

Konteks Sosial

Memusatkan perhatian pada individu dalam interaksi dengan lignkungan dekat mereka.

Pada bagian ini kita akan meninggalkan pembatasan itu dan meninjau usaha-usaha yang telah

dilakukan Cattell untuk memberikan tekanan yang memadai pada faktor-faktor pembentuk

tingkah laku yang bersifat sosiokultural. Ada banyak peranan sosial yang dapat berperan sebagai

sumber yang membentuk atau mempengaruhi kepribadian namun yang peling penting ialah

keluarga. Disamping sumber pengaruh utama ini, ada pun pranata-pranata lain yang peranannya

patut dipertimbangkan, seperti pekerjaan, sekolah,kelompok sebaya, agama, partai politk,dan

bangsa. Ternyata analisis faktor memainkan peranan yang sama menentukannyadalam

mendeskripsikan kepribadian individu.

Penelitian Khas dan metode-metode Penelitian

Dalam bagian ini, akan kita bahas dengan sangat singkat sejumlah aspek khas pandangan-

pandangan Cattell tentang penelitian kepribadian. Penelitian yang menggunakan analisis faktor

dan kegemarannya yakni tentang sifat-sifat dinamika seorang individu.

Dimuka sudah kita singgung keyakinan Cattell bahwa penelitian bersekala besar akan

membuahkan kemajuan-kemajuan yang apaling berartibagi masa depan bidang ini. Pertama, ada

penelitian-penelitian teknik-R yang merupakan pendekatan yang lazim dikalangan psikolog.

Disini, sejumlah besar individu membandingkan berdasarkan kinerja mereka pada dua tes atau

lebih, disini yang kita pertanyakan adalah seberapa konsistenkah tingkah laku individu itu dan

statistik yang diperoleh merupakan indeks tentang seberapa jeuh aspek-aspek yang berbeda dari

tingkahlaku individu sejalan.

Penelitian Analisis Faktor terhadap seorang individu

Jenis penelitian ini mengandung masalah-masalah khusus dalam segi metode. Di samping

kesulitan memperoleh subyek yang kooperatif dan dapat diandalkan, kita harus memiliki alat

ukur yang dapat dikenalkan berulang kali pada individu yang sama tanpa menimbulkan efek-efek

Page 16: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

yang berarti yang disebabkan oleh pengetesan yang berulang ulang itu sendiri dan kita berharap

dengan sifat yang memperlihatkan fluktuasi yang cukup besar dari hari ke hari.

Jadi, struktur faktor umum dari populasi mampu melukiskan secara cukup baik oknum

khusus ini, tidak ada faktor-faktor khusus penting muncul dari analisis. Setelah faktor-faktor

berhasil di identifikasikan, maka nisa di estimasikan skor-skornya untuk setiap sisi pengukuran,

dengan grafik selama preode eksperimen.

Beberapa Formulasi Lain

Dua penyumbang utama dibidang ini selain Cattell adalah H.J. Eysenck dan J.P. Guilford.

Seorang teoritikus ketiga , William Stephenson, bisa juga ditambahkan namun karena penelitian

tentang teknik-Q telah dibahas dalam bab 8 , maka cukup kita catat disini bahwa analisi faktor

terhadap berbagai ekspresi seseorang juga merupakan cara lain mempelajari kepribadian dengan

analisis faktor.

H.J.Eysenck

Eysenck melihat suatu kepribadian sebagai sesuatu yang hierarkis. Atau type-type( types),

pada tingkat berikutnya adalah sifat-sifat ( traits). pada tingkat type, Eysenck menganalisa

kepribadian menurut tiga dimensi yang luas, yakni; Neurotikisme, ekstraversi-introversi, dan

psikotikisme,karia penelitian empirisnya yang paling luas dan berkenan dengan dua yang pertama

dari tiga faktor ini. Tentang ini Eysenck berpandangan sama, namun berpendapat bahwa tingkat

analisisnya secara teoritis lebih berbobot dan secara empiris lebih dapat diandalkan ( Eysenck,

1956).

J.F. Guilford

Kepribadian sudah dimulai sekurang-kurangnya pada awal tahun 1930-an, ketika ia

menerbitkan sebuah makalah yang menunjukan bahwa item-item yang dimaksudkan untuk

mengukur sifat tunggal introversi-ekstroversi sesungguhnya mencakup beberapa faktor

kepribadian yang berbeda ( Guilford,1934) salah satu hasil dari penelitian ini adalah inventori

keperibadian yang di namakan Guilford zimmerman Temperament Survey ( Guilford dan

Zimmerman, 1949 ), yang mengukur 10 sifat yang dirumuskan sebagai faktor-aktivitas umum,

rasa terkekang versus ratimia ( kecenderungan untuk takenal susuah), sifat subyek berkuasa, sifat

suka bergaul, stabilitas emosi, objektivitas, keramah-tamahan, sifat hati-hati, hubungan-

hubungan pribadi, dan kejantanan tampak, ada sedikit persamaan antara daftar ini dan daftar

Cattell. Rupanya sampai taraf tertentu, hal ini disebabkan karena Guilford lebih suka

Page 17: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

menggunakan faktor-faktor ortogonal, sedangkan Cattell membiarkan faktor-faktornya bersifat

oblik satu sama lain.

Guilford melihat keperibadian sebagai suatu struktur sifat yang tersusun secara hirarkis,

mulai dari tipe-tipe yang luas pada puncaknya. Kemudian sifat-sifat primer , kemudian hexes

( yakni, diposisi-diposisi agak khusus sepeti kebiasaan-kebiasaan.) .Guilford juga mengakui

adanya sejumlah sub-area utama dalam keperibadian serta sifat-sifat abilitas, teperamen dan

dinamik. Jadi, dalam ranah temperamen, dimensi “positf-negatif “ melahirkan faktor “ percaya

dari versus interior” dalam bidang tingkah laku umum dan faktor” sifat periang versus sifat

pemalu” dalam bidang emosi.

Status Sekarang dan Evaluasi

Selama beberapa tahun Cattell berhasil mengembangkan suatu teori kepribadian yang luas,

beraneka ragam dan komleks, sebagai suatu prestasi intelektual, teorinya itu hendaknya

dipandang setara dengan teori-teori lain yang dibahas dalam buku ini.

Jelas juga bahwa Cattell dan para koleganya telah menghasilkan data empiris berkaitan

dengan teori mereka dengan jumlah yang melampaui jumlah data yang diilhami oleh sebagian

terbesar dari teori-teori kepribadian yang telah dibicarakan. Minat teoritis Cattell yang begitu

luas rupanya selalu cenderung membawanya ke suatu proyek baru sebelum yang lama benar-

benar terpancang dengan kokoh. Penelitian kepribadian yang baik memang lambat dan mahal.

Sebagian terbesar atas usaha Cattell sendiri lah bahwa banyak segi dalam teorinya memiliki

landasan empiris sebanyak sebagaimana kita lihat.

Teori Cattell tidak bisa disebut pelopor dalam arti sebagai mana sebutan tersebut dikenakan

pada teori freud, Roger atau Sullivan, atau bahkan Allport atau Murray , kendati teori ini telah

menarik sejumlah kecil pengikut yang aktif. Hal ini sebagian disebabkan oleh seluk-beluk teknik

faktor analisis, telah membuat seorang pembaca awam mundur atau menyingkir. Sesungguhnya

sayang, karena justru pembaca terahir ini lah yang seharusnya bisa menghargai kekayaan

gagasan-gagasan teoritis Cattell dan harta karun fakta mentah yang berhasil dikumpulkan oleh

laboratoriumnya selama bertahun-tahun. Bagaimana pun, harus harus di ingat bahwa teori Cattell

sampai kini masih aktif berkembang –penilaian akhir belum diperlukan atau belum cocok untuk

dilontarkan pada saat ini.

Konsep Kepribadian Menurut

Page 18: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Kurt Lewin Written by Administrator    Thursday, 03 June 2010 01:47 Kurt Lewin lahir pada tanggal 9 September 1890 di desa Mogilno, Jerman, sekarang wilayah Polandia. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara, Lewin menyelesaikan sekolah menengahnya di Berlin, Jerman tahun 1905 kemudian ia masuk Universitas di Freiburg dengan maksud belajar ilmu kedokteran, tetapi ia segera melepaskan idenya ini setelah satu semester belajar psikologi pada universitas yang sama. Setelah meraih gelar doktornya pada tahun 1914, Lewin bertugas di ketentaraan Jerman selama empat tahun. Pada akhir perang ia kembali ke Berlin sebagai instruktur dan asisten penelitian pada fakultas Psikologi ‘Berlin Psychoanalytic Institute’.

Tahun 1933 ia pindah ke Amerika dan menghabiskan sisa hidupnya di Amerika Serikat. Lewin bekerja dalam bidang psikologi anak-anak pada Universitas Cornell (1933) selama dua tahun sebelum dipanggil ke Universitas negeri Iowa sebagai profesor psikologi pada Badan Kesejahteraan Anak (1935-1945). Pada tahun 1945, Lewin menerima pengangkatan sebagai profesor dan direktur Pusat Penelitian untuk dinamika kelompok di Institut Teknologi Massachussetts. Pada waktu yang sama, ia menjadi direktur dari Commission of Community Interrelation of The Amerika Jewish Congress, yang aktif melakukan penelitian tentang masalah masalah kemasyarakatan. Ia meninggal secara mendadak karena serangan jantung di Newton Ville, Massachussetts, pada tanggal 9 Februari 1947 pada usia 56 tahun.

Konsep-Konsep Kepribadian dari Lewin

Bagi Lewin, teori medan merupakan sekumpulan konsep dimana seseorang dapat menggambarkan kenyataan psikologis. Konsep-konsep ini harus cukup luas untuk dapat diterapkan dalam semua bentuk tingkah laku, dan sekaligus juga cukup spesifik untuk menggambarkan orang tertentu dalam suatu situasi konkret. Lewin juga menggolongkan teori medan sebagai “suatu metode untuk menganalisis hubungan-hubungan kausal dan untuk membangun konstruk-konstruk yang ilmiah.

Ciri-ciri utama dari teori Lewin, yaitu : 1) tingkah laku adalah suatu fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah laku itu terjadi2) Analisis dimulai dengan situasi keseluruhan dimana bagian-bagian komponennya dipisahkan 3) Orang yang kongkret dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan secara matematis.

Konsep-konsep teori medan telah diterapkan Lewin dalam berbagai gejala psikologis dan sosiologis, termasuk tingkah laku bayi dan anak anak , masa adolesent , keterbelakangan mental , masalah-masalah kelompok minoritas, perbedaan-perbedaan karakter nasional dan dinamika kelompok. Dalam makalah ini, kita akan memusatkan perhatian pada teori Lewin tentang struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian yang dikaitkan dengan lingkungan psikologis, karena orang-orang dan lingkungannya merupakan bagian-bagian ruang kehidupan (life space) yang saling tergantung satu sama lain. Life space digunakan Lewin sebagai istilah untuk keseluruhan medan psikologis. Terakhir kita akan membahas evaluasi konsep kepribadian dari KURT LEWIN .

Page 19: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

1) Struktur KepribadianLewin menggambarkan manusia sebagai pribadi berada dalam lingkungan psikologis, dengan pola hubungan dasar tertentu. Dengan cara ini , Lewin berusaha mematematisasikan konsep-konsepnya sejak dari permulaan. Matematika Lewin menggambarkan hubungan-hubungan spasial dengan istilah-istilah yang berbeda. Pada dasarnya matematika Lewin merupakan jenis matematika untuk menggambarkan interkoneksi dan interkomunikasi antara bidang-bidang spasial dengan tidak memperhatikan ukuran dan bentuknya.Pemisahan pribadi dari yang lain-lainnya di dunia dilakukan dengan menggambarkan suatu figur yang tertutup. Batas dari figur menggambarkan batas-batas dari entitas yang dikenal sebagai pribadi. Segala sesuatu yang terdapat dalam batas itu adalah P (pribadi), sedangkan segala sesuatu yang terdapat di luar batas itu adalah non-P.

Selanjutnya untuk melukiskan kenyataan psikologis ialah dengan menggambar suatu figur tertutup lain yang lebih besar dari pribadi dan yang melingkupnya. Bentuk dan ukuran figur yang melingkupi ini tidak penting asalkan ia memenuhi dia syarat yakni lebih besar dari pribadi dan melingkupimya. Figur yang baru ini tidak boleh memotong bagian dari batas lingkaran yang menggambarkan pribadi. Lingkaran dalam elips ini bukan sekedar suatu ilustrasi atau alat peraga, melainkan sungguh-sungguh merupakan suatu penggambaran yang tepat tentang konsep-konsep struktural yang paling umum dalam teori Lewin, yakni pribadi, lingkungan psikologis dan ruang hidup. Unsur-unsur pembentuk kepribadian menurut Kurt Lewin terdiri atas :a. Ruang HidupRuang hidup mengandung semua kemungkinan fakta yang dapat menentukan tingkah laku individu. Ruang hidup meliputi segala sesuatu yang harus diketahui untuk memahami tingkah laku kongkret manusia individual dalam suatu lingkungan psikologis tertentu pada saat tertentu. Tingkah laku adalah fungsi dari ruang hidup. Secara matematis: TL=f(RH). Fakta-fakta non psikologis dapat dan sungguh-sungguh mengubah fakta-fakta psikologis. Fakta-fakta dalam lingkungan psikologis dapat juga menghasilkan perubahan-perubahan dalam dunia fisik. Ada komunikasi dua arah antara ruang hidup dan dunia luar yang bersifat dapat ditembus (permeability), tetapi dunia fisik (luar) tidak dapat berhubungan langsung dengan pribadi karena suatu fakta harus ada dalam lingkungan psikologis sebelum mempengaruhi/dipengaruhi oleh pribadi.b.Lingkungan Psikologisyaitu daerah di dalam elips tetapi diluar lingkaran. Daerah ini dibagi-bagi dalam pecahan-pecahan yang disebut region. Sedangkan semua garis yang tertera pada diagram diatas yang merupakan batas antar sel, antar region disebut bondaris. Lingkungan Psikologis berhenti pada batas pinggir elips, tetapi batas antara pribadi dan lingkungan juga bersifat dapat ditembus. Hal ini berarti fakta fakta lingkungan dapat mempengaruhi pribadi.Secara matematis : P = f (LP)Dan fakta fakta pribadi dapat mempengaruhi lingkungan.Secara matematis : LP = f (LP)c. PribadiMenurut Lewin, pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian-bagian yang terpisah meskipun saling berhubungan dan saling bergantung. Daerah dalam personal dibagi menjadi sel-sel. Sel-sel yang berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut sel-sel peripheral (p), sel-sel dalam pusat lingkaran disebut sel-sel sentral (s). Sistem motor bertidak sebagai suatu kesatuan karena

Page 20: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

biasanya lahannya dapat melakukan suatu tindakan pada satu saat. Begitu pula dengan sistem perseptual artinya orang hanya dapat memperhatikan dan mempersepsikan satu hal pada satu saat. Bagian bagian tersebut mengadakan komunikasi dan interdependen, tidak bisa berdiri sendiri.d. Lingkungan Non-PsikologisLingkungan ini luasnya tidak terhingga sehingga tidak mempunyai bondaris (pada gambar dibatasi persegi empat). Apa saja yang ada tetapi tidak menjadi stimulus bagi diri seseorang bisa termasuk kedalam lingkungan non psikologis seperti benda,obyek, fakta-fakta atau situasi sosial. Benda atau obyek secara fisik dekat individu tetapi bila tidak menyentuh fungsi psikologisnya maka benda itu secara psikologis tidak berada di daerah psikologis sehingga benda berada di daerah non psikologis (daerah kulit asing).

2) Dinamika Kepribadian Konsep-konsep dinamika pokok dari Lewin terdiri atas energi psikis (psychic energy), tegangan , kebutuhan (need), tindakan (action) meliputi vector (kekuatan yang mendorong terjadinya tingkah laku) dan valensi ( nilai region dari lingkungan psikologis bagi pribadi) serta lokomosi ( perpindahan lingkaran pribadi). Konstruk-konstruk dinamik ini menentukan lokomosi khusus dari individu dan cara ia mengatur struktur lingkungannya, Lokomosi dan perubahan-perubahan struktur berfungsi mereduksikan tegangan dengan cara memuaskan kebutuhan.Suatu tegangan dapat direduksikan dan keseimbangan dipulihkan oleh suatu lokomosi substitusi. Proses ini menuntut bahwa dua kebutuhan erat bergantungan satu sama lain sehingga pemuasan salah satu kebutuhan adalah melepaskan tegangan dari sistem kebutuhan lainnya. Akhirnya, tegangan dapat direduksikan dengan lokomosi-lokomosi murni khayalan. Seseorang yang berkhayal bahwa ia telah melakukan suatu perbuatan yang sulit atau menempati suatu jabatan yang tinggi mendapat semacam kepuasan semu dari sekedar berkhayal tentang keberhasilan.

3) Perkembangan Kepribadian Menurut Lewin, hakekat Perkembangan Kepribadian itu adalah :a) Diferensiasi yaitu semakin bertambah usia, maka region-region dalam pribadi seseorang dalam LP-nya akan semakin bertambah. Begitu pula dengan kecakapan kecakapan/ keterampilan keterampilannya. Contoh : orang dewasa lebih pandai menyembunyikan isi hatinya daripada anak-anak (region anak lebih mudah ditembus). b) Perubahan dalam variasi tingkah lakunyac) Perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah lakunya lebih kompleks.d) Bertambah luasnya arena aktivitas individucontoh: Anak kecil terikat oleh masa kini sedangkan orang dewasa terikat oleh masa kini, masa lampau dan masa depan. e) Perubahan dalam realitas. Dapat membedakan mana yang khayal dan yang nyata, pola berpikir meningkat ,contohnya dari pola berpikir assosiasi menjadi pola berpikir abstrak.

EVALUASI KONSEP KEPRIBADIAN MENURUT KURT LEWIN Kritik terhadap teori Lewin dapat dikelompokkan dalam 4 topik yaitu :1) Penggambaran tipologis dan vaktorial dari Lewin tidak mengungkapkan sesuatu yang baru tentang tingkah laku, banyak teori lain yang lebih komprehensif dan bila teori itu digambarkan dengan tipologi Lewin maka hasilnya akan lebih menggambarkan jiwa manusia bila dibandingkan dengan rincian struktur jiwa dari Lewin.2) Lewin tidak mengelaborasi pengaruh lingkungan luar atau lingkungan obyektif, memang

Page 21: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

dikemukakan sifat bondaris antara lingkungan psikologis dengan lingkungan obyektif yang permeable, namun hal ini tidak diikuti oleh penjelasan dinamika bagaimana lingkungan luar itu mempengaruhi region-region atau menjadi region baru. 3) Lewin kurang memperhatikan sejarah individu pada masa lalu sebagai penentu tingkah laku. Ini merupakan resiko teori yang mementingkan masa kini dan masa yang akan datang. 4) Lewin menyalahgunakan konsep ilmu alam dan konsep matematika. Memang tidak mudah memahami jiwa dengan memakai rumus-rumus matematika. Bahkan Lewin berani mengambil resiko dengan memakai istilah-istilah dalam matematika dan fisika untuk dipakai dalam psikologi dengan makna yang sangat berbeda dengan makna aslinya.

Konsep Kepribadian menurut Gordon Allport

Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita. Allport selalu mementingkan adanya sifat, kompleks dan khas dari tingkah laku manusia. Semua itu memiliki dasar / kesatuan / unitas. Tingkah laku yang disadari adalah yang terpenting. Dan juga mementingkan ego / self . Menurutnya,self merupakan satu-satunya sepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self dibentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologic dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri cerdas, menyenangkan, jujur, baik hati dan menarik.

●      Struktur dan dinamika kepribadian

Di teori lain, struktur dan dinamika dibahas secara terpisah. Namun oleh allport semua itu dinyatakan dalam bentuk sifat. Antara struktur dan dinamika itu sama. Sifat adalah penekanan teori allport sehingga sering disebut dengan traits psychology.

Organisasi dinamik menekankan bahwa kepribadian selalu berkembang dan berubah. Psikofisis menunjukan bahwa kepribadian bukan hanya mental dan neural, namun jiwa dan raga menjadi suatu kesatuan pribadi. Kepirbadian individu dipengaruhi oleh kepribadian masing masing dari istilah menentukan. Yang dimaksudkan dengan khas / unik adalah allport memberi penekanan pada individualitas, bahwa tidak ada 2 orang yang benar benar sama dalam hal kepribadian. Kepribadian itu memiliki arti sebagai adaptasi / penyesuaian diri dengan lingkungan.

●      Watak mengisyaratkan norma tingkah laku tertentu dimana individu akan dinilai perilakunya. Watak sebagai kepribadian yang di evaluasi dalam arti normatif. Watak yang baik adalah watak yang sesuai dengan norma yang berlaku.

Page 22: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

●      Temperamen biasanya menunjuk pada disposisi disposisi yang erat kaitannya dengan faktor faktor biologis / fisiologis dan sedikit sekali mengalami perubahan dalam perkembangan dan memiliki peran yang besar dibanding aspek aspek lain.Temperamen adalah gejala karakteristik dari sifat individu , termasuk mudah tidaknya kena rangsangan emosi , cepat / tidak berekasi, kualitas hidup. Bergantung pada faktor konstitusional, terutama keturunan.

●      Sifat adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan. Sifat memiliki eksistensi dalam diri individu. Sifat dibedakan dengan habits. Kebiasaan merupakan kecenderungan kecenderungan bersifat menentuka. Sifat merupakan sifat gabungan dari beberapa kebiasaan. Menurut allport, sifat dan sikap adalah predisposisi untuk merespon dan khas , dapat membimbing tingkah laku, merupakan hasil belajar dan faktor genetis.

●      Sikap, berhubungan dengan suatu objek sehungga lebih luas. Makin besar objek dikenai sifat, maka sifat dan sikap akan menjadi semakin mirip. Sikap biasanya mengandung penilaian terhadap suatu objek.

Orang dapat memiliki suatu sifat tapi tidak dapat memiliki suatu tipe. Sifat dapat memunculkan keunikan pribadi, sedangkan tipe menenggelamkannya. Pembagian sifat :

1. sifat kardinal ( pokok )Sangat menonjol, sehingga pengaruhnya dapat langsung dilihat. Jenisnya relatif kurang biasa sehingga tidak tampak. Sifat kardinal nampak pada setiap orang tapi tidak semua orang punya sifat ini

2. Sifat sentralMerupakan kecenderungan kecenderungan yang sangat khas pada individu, sering muncul dan sangat mudah disimpulkan . contoh : ekstravert dan introvert

3. Sifat sekunder

Contoh Perilaku :

Seseorang memiliki kepribadian yang matang menurut allport memiliki hal-hal dibawah ini. Berikut contoh perilakunya :

1. Ekstensi sense of self

Seorang mahasiswa semester akhir yang telah masuk dalam masa dewasa awal, berusaha untuk memperluas “link” agar mereka bisa memperluas pergaulan mereka, sehingga dengan mengenal berbagai macam orang mahasiswa itu belajar ubtuk lebih mengerti minat orang lain dan mengerti minatnya sendiri. Misalnya saja dalam hal pekerjaan yang akan ia geluti nanti. Dengan begitu ia mulai mempunyai rencana masa depan, apa yang ingin ia lakukan demi masa depannya.

1. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain

Seseorang yang telah masuk ke masa dewasa awal dan madya pasti berusaha mencari kedekatan dengan lawan jenis, itu semua dilakukan untuk membina hubungan dengan orang lain. Seperti mencari pasangan hidup, serta meminta persetujuan keluarga atas pilihannya.

Page 23: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

1. Penerimaan diri

Dalam masa ini emosi seseorang tidak lagi meluap-luap, misalnya saja ia diputus oleh kekasihnya, ia akan lebih bisa mengontrol diri, tidak mudah frustasi dalam menghadapinya.

1. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan

Bila seseorang mengalami masalah, misalnya saja masalah yang cukup besar dikantor, maka ia harus dapat mengatasinya tanpa panik atau malah merusaknya, ia pun sudah bisa memilih mana tugas yang cocok untuknya dan mana yang tidak.

1. Objektifikasi diri: insight dan humor

Contoh perilakunya adalah empati, kita harus bisa menempatkan diri di posisi orang lain, agar bisa diterima oleh masyarakat, kita tidak menjadi seseorang yang teralu subyektif. Dan juga dalam hidup ini kita butuh hiburan, seperti tv yang berisi acara komedi misalnya, itu tidak hanya dianggap sebagai sesuatu yang bisa ditertawakan, tetapi lebih agar kita bisa melihat keanekargaman manusia.

1. Filsafat Hidup

Seseorang yang mulai dewasa, ia pasti telah memiliki patokan dalam hidupnya, misalnya saja pemuda islam, ia pasti telah menaati perintah islam, dan menjadikan itu semua sebagai falsafah hidup maupun pegangan hidupnya.

John Dollard

John Dollard dilahirkan di Menasha, Wisconsin, pada tanggal 29 Agustus 1900. Ia menerima gelar A.B. dari Universitas Wisconsin pada tahun 1922 dan berturut-turut meraih M.A. (1930) dan Ph.D.-nya (1931) dalam bidang sosiologi di Universitas Chicago. Dari tahun 1926 sampai dengan 1929 la menjadi salah seorang pembantu rektor Universitas Chicago.

Pada tahun 1932 ia menerima jabatan rektor di bidang antropologi di Universitas Yale dan pada tahun berikutnya menjadi rektor di bidang sosiologi pada Institut of Human Relations yang baru saja didirikan. Pada tahun 1935, ia menjadi peneliti pada institut tersebut dan pada tahun 1948 menjadi peneliti dan profesor di bidang psikologi. Ia dipensiunkan sebagai profesor pada tahun 1969. Ia memperoleh pendidikan dalam psikoanalisis dari Institut Berlin dan menjadi anggota dari Western New England Psychoanalytic Society. Keyakinan Dollard dan dedikasi pribadinya terhadap penyatuan ilmu-ilmu pengetahuan sosial tercermin tidak hanya dalam tulisan- tulisannya tetapi juga dalam fakta bahwa ia pernah mengemban tugas- tugas akademik di bidang antropologi, sosiologi, dan psikologi pada satu universitas.

Dollard telah menulis banyak artikel teknis dalam ilmu-ilmu pengetahuan sosial mulai dari etnologi sampai psikoterapi. Ia telah mengarang sejumlah buku yang juga mencerminkan

Page 24: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

minatnya yang luas itu. Caste and class in a Southern town (1937) adalah suatu penelitian lapangan yang sangat dihargai mengenai peranan orang- orang kulit hitam dalam suatu masyarakat di bagian selatan di AS dan merupakan salah satu contoh karya awal analisis kebudayaan dan kepribadian. Karya ini disusul oleh sebuah buku serupa, Children of bondage (1940), yang ditulis bersama Allison Davis. Ia menerbitkan dua buku berisi analisis psikologis tentang rasa takut: Victory over fear (1942) dan Fear in battle (1943); dan suatu monograf penting mengenai penggunaan bahan sejarah kehidupan, Criteria for the life history (1936). Bersama Frank Auld dan Alice White ia menerbitkan Steps in psychotherapy (1953), sebuah buku yang menyajikan suatu metode psikoterapi yang mencakup pendeskripsian yang rinci tentang individu yang sedang dalam perawatan, dan bersama Frank Auld menerbitkan Scoring human motives (1959).

2.2.2    Neal Miller

Neal Miller dilahirkan di Milwaukee, Wisconsin, pada tanggal 3 Agustus 1909 dan meraih gelar B.S.-nya dari Universitas Washington pada tahun 1931. Ia meraih gelar M,.A.-nya dari Universitas Stanford pada tahun 1932 dan Ph.D.-nya di bidang psikologi dari Universitas Yale pada tahun 1935. Dari tahun 1932 sampai dengan tahun 1935 ia menjadi asisten di bidang Psikologi pada Institute of Human Relations dan antara tahun 1935-1936 ia mendapat beasiswa dari Social Science Researc Council dan memanfaatkannya untuk mengikuti pendidikan analisis pada Institut Psikoanalisis Wina. Dari tahun 1936 sampai tahun 1940, menjadi asisten dosen dan selanjutnya lektor pada Institute of Human Relations. Ia menjadi peneliti dan lektor pada tahun 1941. Dari tahun 1942 sampai tahun 1946, ia memimpin suatu proyek penelitian psikologi untuk Angkatan Udara AS. Pada tahun 1946, ia kembali ke Universitas Yale, menjadi profesor dalam program kuliah James Rowland Angell di bidang psikologi pada tahun 1952. Ia menetap di Yale sampai tahun 1966n dan selanjutnya menjadi profesor psikologi dan kepala Laboratorium Psikologi Fisiologis pada Universitas Rockefeller.

Selain karena kerjasamanya dengan John Dollard, Miller juga sangat terkenal di kalangan psikologi berkat karya eksperimental dan teoritisnya yang cermat tentang proses pemerolehan dorongan- dorongan, hakikat perkuatan, dan penelitian tentang konflik. Penelitian awalnya semata- mata bersifat behavioral, tetapi sejak tahun 1950-an Miller mulai menaruh perhatian pada mekanisme- mekanisme fisiologis yang mendasari dorongan dan perkuatan serta gejala- gejala sejenis lainnya. Karya ini disajikan secara rinci dalam terbitan-terbitan jurnal, meskipun banyak di antaranya telah pula diringkaskan dalam tiga bab buku pegangan yang sangat elok (Miller, 1944, 1951a, 1959). Penghargaan atas sumbangan-sumbangannya tercermin pada berbagai tanda jasa yang diterimanya. Ini meliputi keanggotaannya dalam National Academy of Science yang bergengsi itu, terpilih menjadi ketua American Psychological Association (1959), menerima medali Warren dari Society of Experimental Psychologist (1957), dan menerima Medal of Science dari Presiden (1965), suatu tanda kehormatan yang hanya dimilikinya bersama dua ilmuwan behavioral lain.

Miller dan Dollard bersama- sama telah menulis dua buku yang berisi penerapan versi yang disederhanakan dari teori Hull pada masalah- masalah yang menjadi garapan psikolog sosial (Social leraning and imitation, 1941) dan pada masalah- masalah yang menjadi perhatian psikolog klinis atau psikolog kepribadian (Personality and psychotherapy, 1950).

Page 25: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

2.2       TEORI

Dollard dan Miller bekerja sama di Institute of Human Relations, Universitas Yale, mengembangkan pendekatan interdisiplin tiga bidang ilmu; teori belajar, psikoanalitik, dan antropologi sosial. Teori mereka banyak dipengaruhi oleh Teori Hull-Spence, yang terutama menangani peran motivasi dalam tingkah laku dan bagaimana motivasi belajar dapat diperoleh. Mereka berusaha menjelaskan konsep-konsep pentingdari psikoanalitik, seperti kecemasan-konflik-represi menggunakan prinsip-prinsip psikologi belajar dan kondisi sosial dari belajar. Menurut Dollard dan Miller, bentuk sederhana dari teori belajar adalah “mempelajari keadaan dimana terjadi hubungan antara respon dengan cue-stimulusnya”. Bahasan mengenai prinsip-prinsip asosiasi, ganjaran atau reinforsemen menjadi sangat penting.

Struktur kepribadian

Kebiasaan (habit) adalah satu-satunya elemen dalam teori Dollard dan Miller yang memiliki sifat struktural. Habit adalah ikAtan atau asosiasi antara stimulus dengan respon, yang relative stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Karena itu gambaran kebiasaan seseorang tergantung pada event khas yang menjadi pengalamannya. Namun susunan kebiasaan itu bersifat sementara. Maksudnya, kebiasaan hari ini mungkin berubah berkat pengalaman baru keesokan harinya. Dollard dan Miller menyerahkan kepada ahli lain rincian perangkat habit tertentu yang mungkin menjadi ciri seseorang, karena mereka lebih memusatkan bahasannya mengenai proses belajar, bukan kepemilikan atau hasilnya. Namun mereka menganggap penting kelompok habit dalam bentuk stimulus verbal dari orang itu sendiri atau dari orang lain, dan responnya yang umum juga berbentuk verbal. Dollard dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drives), seperti rasa takut sebagai bagian kepribadian yang relative stabil. Dorongan primer (primary drives) dan hubungan stimulus-respon yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian, walaupun kurang penting dibanding habit dan dorongan sekunder, karena dorongan primer dan hubungan stimulus-respon bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik.

Dinamika Kepribadian

Motivasi – Dorongan (Motivation – Drives)

Dollard dan Miller sangat memerhatikan motivasi atau drive. Mereka tidak menggambar atau mengklasifikasi motif tertentu, tetapi memusatkan perhatiannya pada motif-motif yang penting, seperti kecemasan. Dalam menganalisa perkembangan dan elaborasi kecemasan inilah mereka berusaha menggambarkan proses umum yang mungkin berlaku untuk semua motif. Dalam kehidupan manusia banyak sekali muncul dorongan yang dipelajari (secondary drives) dari atau berdasarkan dorongan primer seperti lapar, haus dan seks. Dorongan yang dipelajari itu berperan sebagai wajah semu yang fungsinya menyembunyikan dorongan bawaan. Kenyataannya, di masyarakat Barat yang modern, dari pengamatan sepintas terhadap masyarakat dewasa, pentinganya dorongan primer sering tidak jelas. Sebaliknya, yang kita lihat adalah dampak dari dorongan yang dipelajari seperti kecemasan, malu dan kebutuhan kepuasan. Hanya dalam proses perkembangan masa anak-anak atau dalam periode krisis dapat dilihat jelas beroperasinya dorongan primer. Dollard dan Miller mengemukakan bahwa bukan hanya dorongan primer yang

Page 26: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

diganti oleh dorongan sekunder, tetapi hadiah atau penguat yang primer ternyata juga diganti dengan hadiah atau penguat sekunder. Misalnya senyum orang tua secara bijak terus menerus dihubungkan dengan aktivitas pemberian makanan, penggantian popok dan aktivitas yang memberi kenyamanan lainnya: ”senyum” akan menjadi hadiah sekunder yang sangat kuat bagi bayi sampai dewasa.

Penting diperhatikan bahwa kemampuan hadiah/penguat sekunder untuk memperkuat tingkah laku itu tidak tanpa batas. Hadiah/penguat sekunder lama kelamaan menjadi tidak efektif , kecuali kalau hadiah/penguat sekunder itu kadang masih berlangsung bersamaan dengan penguat primer.

Dollard dan Miller setuju dengan Freud yang memandang kecemasan adalah tanda bahaya, semacam antisipasi menghindari rasa sakit (yang pernah dialami pada masa lalu). Behaviorisme menjelaskan perolehan kecemasan sebagai tanda bahaya itu melalui proses kondisioning klasik, dan penyebarannya ke dalam pribadi dijelaskan melalui perolehan reinforsemen dan generalisasi stimulus.

Proses Belajar

Dollard dan Miller melakukan eksperimen rasa takut terhadap tikus. Peralatannya adalah kotak yang dasarnya diberi aliran listrik yang menimbulkan rasa sakit. Kotak itu diberi sekat yang dapat diloncati tikus, sisi satu diberi warna putih dan sisi lain diberi warna hitam. Dibunyikan bel bersamaan dengan pemberian kejutan listrik pada kotak putih yang membuat tikus kesakitan, yang segera dihentikan kalau tikus itu meloncat dari kotak putih ke kotak hitam. Ternyata sesudah terjadi proses belajar, warna kotak yang putih dan atau bunyi bel saja (tanpa kejutan listrik) telah membuat tikus meloncati sekat. Ini adalah reaksi takut terhadap rasa sakit. Percobaan ditingkatkan dengan menutp sekat dan memasang pengumpil yang harus ditekan tikus agar pintu penghubung ke sekat hitam terbuka (tikus bisa lari ke kotak hitam yang bisa bebas dari kejutan listrik dan bel berhenti). Ternyata kemudian tikus berhenti berusaha menabrak sekat (yang tidak dapat diloncati lagi), dan menemukan cara baru yakni menekan pengumpil untuk membuaka pintu sekat. Eksperimen ini mendemonstrasikan beberapa prinsip belajar yakni;

1. Classical conditioning (tikus terkondisi merespon bel sebagai tanda aka nada kejutan listrik)

2. Instrumental learning (tikus belajar respon meloncati sekat sebagai instrumental menghindari rasa sakit)

3. Extinction (tingkah laku meloncat tidak dilakukan lagi, diganti dengan menekan pengumpil)

4. Tampak pula primary drive (rasa sakit dan tertekan) memunculkan learned atau secondary drive (rasa takut) yang kemudian memotivasi tingkah laku organisme bahkan ketika sumber rasa sakit sudah tidak muncul.

Dari eksperimen-eksperimennya, Dollard dan Miller menyimpulkan bahwa sebagian besar dorongan sekunder yang dipelajari manusia, dipelajari melalui belajar rasa takut dan anxiety. Mereka juga menyimpulkan bahwa untuk bisa belajar orang harus menginginkan sesuatu, mengenali sesuatu, mengerjakan sesuatu dan mendapat sesuatu (want something, notice

Page 27: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

something, do something,  get something). Inilah yang kemudian menjadi empat komponen utama belajar, yakni drive, cue, response dan reinforcement.

1. Drive adalah stimulus (dari dalam diri organisme) yang mendorong terjadinya kegiatan tetapi tidak menentukan bentuk kegiatannya. Kekuatan drives tergantung kekuatan stimulus yang memunculkannya. Semakin kuat drivenya, semakin kuat tingkah laku yang dihasilkannya.

2. Cue adalah stimulus yang member petunjuk perlunya dilakuakn respon yang sesungguhnya. Pengertian cue mirip dengan pengertian realitas subjektif dari Rogers, yakni cue adalah petunjuk yang ada pada stimulus sepanjang pemahaman subjektif individu.

3. Response adalah aktivitas yang dilakukan seseorang. Menurut Dollard dan Miller, sebelim suatu respon dikaitkan dengan suatu stimulus, respon itu harus terjadi terlebih dahulu. Dalam situasi tertentu, suatu stimulus menimbulkan respon-respon yang berurutan, disebut initial hierarchy of response. Belajar akan menghilangkan beberapa respon yang tidak perlu, menjadi resultant hierarchy yang lebih efektif mencapai tujuan yang diharapkan.

4. Reinforcement maksudnya agar belajar terjadi, harus ada reinforcement atau hadiah. Dollard dan Miller mendefinisikan reinforcement sebagai drive pereda dorongan (drive reduction). Event yang hanya meredakan sebentar stimuli pendorongnya akan memperkuat respon apapun yang terlibat. Bisa dikatakan, reduksi drive menjadi syarat mutlak dari reinforcement. Hipotesis mengenai reduksi drive ini menimbulkan kontroversi, dan Miller sendiri terus berusaha mencari pembenarannya.

Proses Mental yang Lebih Tinggi

Perluasan Stimulus – Respon

Dollard dan Miller memperluas apa yang dimaksud dengan stimulus – respon,. Untuk contoh kasus, seorang pilot yang pesawatnya meledak karena diserang musuh, kemudian sang pilot menjadi fobia, takut terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pesawat dan pertempuran. Konsep drive, cue, response dan reinforcement menjadi kurang tepat karena stimuli penyebab takut bukan lagi suara ledakan, tetapi juga pikirandan ingatan tentang pesawat dan ledakannya. Sehingga teori belajar bukan hanya menjelaskan tingkah laku yang sederhana, tetapi juga hal-hal yang makna dan terapannya berkaitan dengan persoalan kepribadian yang kompleks.

Pakar teori belajar tradisional umumnya beranggapan bahwa mengaburkan objektivitas dari definisi stimulus dan respon akan membuat teori belajar menjadi berbahaya yang sama dengan yang dihadapi psikoanalisis yakni; menjkadi sangat tidak cermat dan menipu. Namun perluasan pengertian itu membuat teori belajar tradisional terhindar dari objektivitas yang steril.

Generalisasi Stimulus

Menurut Dollard dan Miller, ada dua tipe interaksi individu dengan lingkungannya. Pertama, interaksi yang umumnya memiliki respon berdampak segera (immediate effect) terhadap lingkungan dan dituntun oleh cue atau situasi tunggal. Kedua, respon menghasilkan isyarat (cue

Page 28: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

producing response) yang fungsi utamanya membuka jalan terjadinya generalisasi atau diskriminasi.

Respon yang dipelajari dalam dalam kaitannya dengan suatu stimulus, dapat dipakai untuk menjawab stimulus lain yang bentuk atau wujud fisiknya mirip. Ini disebut generalisasi stimulus (stimulus generalization). Semakin mirip stimulus lain itu dengan stimulus aslinya, peluang terjadinya generalisasi tingkah laku, emosi, pikiran atau sikap semakin besar. Pada manusia, bisa terjadi generalisasi mediasi (mediated stimulus generalization), yakni generalisasi karena stimulus lain dengan stimulus asli dimasukkan ke dalam klasifikasi yang sama berdasarkan alasan (reasoning) tertentu, atau diberi label (nama) yang sama.

Reasoning

Cue Producing Response itu umumnya terjadi melalui sejumlah event internal yang disebut alur berpikir (train of thought). Reasoning pada dasarnya merupakan pengganti perbuatan nyata menjadi Cue Producing Response internal yang lebih efisien untuk memecahkan masalah daripada mencoba-coba. Reasoning memungkinkan orang menguji alternatif respon tanpa benar-benar mencobanya, sehingga menyingkat proses memilih tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih efektif. Lebih lanjut, urutan berpikir itu dapat dipandang sebagai hubungan stimulus-respon dalam kondisioning klasik.

Bahasa (Ucapan, Pikiran, Tulisan Maupun Sikap Tubuh)

Merupakan respon isyarat yang penting sesudah reasoning. Dua fungsinya yang penting sebagai respon isyarat adalah generalisasi dan diskriminasi. Dengan member label yang sama terhadap dua atau lebih event yang berbeda, terjadi generalisasi untuk meresponnya secara sama. Sebaliknya, label yang berbeda terhadap event yang hampir sama memaksa orang untuk merespon event itu secara berbeda pula. Perbedaan antara stimuli dipengaruhi oleh factor sosiokultural.

Dollard dan Milller sangat mementingkan peran bahasa dalam motivasi, hadiah dan pandangan ke depan. Kata mampu membangkitkan drive dan memperkuat atau member jaminan. Kata dapat berfungsi sebagai pengatur waktu, maksudnya kata dapat menguatkan tingkah laku sekarang secara verbal dengan menggambarkan konsekuensi masa yang akan datang. Jelasnya, intervensi verbal terhadap drive-cue-response-reinforcement telah membuat tingkah laku manusia menjadi semakin kompleks. Tanpa kata atau pikiran untuk mendukung motivasi lintas waktu, tingkah laku mungkin menjadi kurang konsisten dan kurang fleksibel.

Secondary Drives

Dalam masyarakat yang modern yang kompleks, tingkah laku tidak semata-mata diatur oleh penguat primer (misalnya, makanan dan air). Kehidupan manusia modern dibentuk oleh perjuangan memeroleh prestise, status, kebahagiaan, kekayaan, ketergantungan, dan sebagainya. Menurut Dollard dan Miller, stimulus atau cue apapun yang sering berasosiasi dengan kepuasan dorongan primer, dapat menjadi reinforcement sekunder.

Page 29: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Umumnya drive sekunder bersifat rentan, manakala drive itu berulang-ulang gagal menjadi reinforcement, drive itu menjadi lemah. Anak yang gagal mendapat pujian orang tua karena usahanya tidak mencapai prestasi yang diharapkan, sering berakibat anak menjadi bosan dan menolak berusaha mendapat pujian. Pada drive primer itu tidak terjadi. Namun ada juga drive sekunder yang sangat mantap, bahkan lebih kuat dibandingkan dengan drive lapar dan rasa sakit fisik. Misalnya nilai kebenaran dan integritas tetap dipertahankan (sebagai sumber reinforcement) sampai mati.

Model Konflik

Formulasi tingkah laku konflik dari Dollard Miller sangat terkenal. Tidak ada seorang pun yang kalis dari konflik berbagai motif dan kecenderungan, dan konflik yang parah sering mendasari tingkah laku menyedihkan dan simptom neurotik, karena konflik itu membuat orang tidak dapat merespon secara normal dapat meredakan drives yang tinggi. Ada tiga bentuk konflik, yakni konflik approach-avoidance (orang dihadapkan dengan pilihan nilai positif dan negatif yang ada di satu situasi), konflik avoidance-avoidance (orang dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama negatif), dan konflik approach- approach (orang dihadapkan dengan pilihan yang sama-sama positif). Ketiga konflik itu yang mengikuti lima asumsi dasar mengenai tingkah laku konflik berikut:

1. Kecenderungan mendekat (Gradient of Approach); kecendrungan mendekati tujuan positif semakin kuat kalau orang semakin semakin dekat dengan tujuannya itu.

2. Kecenderungan menghundar (Gradient of Avoidance); kecenderungan menghundar dari stimulus negatif semakin kuat ketika orang semakin dekat dengan stimulus negative itu. Dua asumsi diatas sebagian dapat dijelaskan dari prinsip yang lebih mendasar, yakni kecenderungan mendapat perkuatan (Gradient of Reinforcement) dan generalisasi stimulus (Stimulus Generalization). Pengertian kecenderungan mendapat perkuatan: hadiah dan hukuman yang segera diberikan memberi dampak lebih besar dibanding menundanya. Semakin dekat ke tujuan, kenikmatan sebagai dampak dari pencapaian tujuan itu akan semakin segera diperoleh. Sedang generalisasi stimulus adalah fenomena; semakin jelas tujuannya, terjadi proses generalisasi tujuan sebagai stimulus, dan semakin kuat stimulus itu mendorong terjadinya respon yang sesuai.

3. Peningkatan gradient of avoidance lebih besar dibanding gradient of approach. 4. Meningkatnya dorongan yang berkaitan dengan mendekat atau menghindar akan

meningkatkan tingkat gradient. Jadi meningkatnya motivasi akan memperkuat gradient mendekat atau gradient menjauh pada semua titik jarak dari tujuan. Hal sebaliknya akan terjadi kalau dorongannya menurun.

5. Jikalau ada dua respon yang bersaing, yang lebih kuat akan terjadi.

Ketidaksadaran

Dollard dan Miller memandang penting faktor ketidaksadaran, tetapi formula analisis asal muasal factor ini berbeda denga Freud. Dollard dan Miller membagi isi-isi ketidaksadaran menjadi dua. Pertama ketidaksadaran berisi hal yang tidak pernah disadarai, sperti stimuli, drive dan respon yang dipelajari bayi sebelum bisa berbicara sehingga tidak memiliki label verbal. Juga apa yang dipelajari secara nonverbal, dan detil dari berbagai keterampilan motorik. Kedua,

Page 30: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

berisi apa yang pernah disadari tetapi tidak bertahan dan menjadi tidak disadari karena adanya represi. Orang belajar melakuakan represi, atau menolak memikirkan sesuatu yang menakutkan, rasa takut akan berkurang. Kurangnya rasa takut itu dapat dipandang sebagai suatu reinforcement dari tingkah laku tidak memikirkan (represi) hal yang menakutkan. Orang kemudian memiliki repertoire tingkah laku tidak mudah takut.

Kesadaran verbal sangat penting, karena label verbal sangat esensial dalam proses belajar. Generalisasi dan diskriminasi lebih efisien dengan memakai symbol verbal. Jika tanpa label maka kita dipaksa untuk bekerja dengan tingkat intelektual yang primitif. Kita harus terikat dengan ikatan stimulus yang nyata, dan tingkah laku kita mirip dengan tingkah laku bayi atau binatang yang tidak berbahasa.

Perkembangan Kepribadian

Perangkat Innate, Respon Sederhana dan Primary Process

Dollard dan Miller menganggap perubahan dari bayi yang sederhana menjadi dewasa yang kompleks sebagai proses yang menarik, sehingga banyak karyanya yang menjelaskan masalah ini. Bayi memiliki tiga repertoire penting, yakni:

1. Refleks spesifik (specifics reflexes); Bayi memiliki beberapa refleks spesifik yang kebanyakan berupa respon tertentu terhadap stimulus atau kelompok stimulus tertentu. Misalnya, rooting reflex: sentuhan pada pipi direspon dengan memutar kepala kea rah pipi yang disentuh

2. Respon bawaan yang hirarkis (innate hierarchies of response); Kecenderungan melakukan respon tertentu sebelum melakukan respon lainnya. Misalnya, bayi berusaha menghindari stimulus yang tidak menyenangkan sebelum menangis.

3. Dorongan primar (primary drives); Stimulus internal yang kuat dan bertahan lama, yang biasanya berkaitan dengan proses fisiologik seperti lapar, haus dan rasa sakit. Drives ini memotivasi bayi untuk melakukan sesuatu tetapi tidak menentukan aktivitas spesifik apa yang harus dilakukan.

Melalui proses belajar, bayi berkembang dari tiga repertoire tingkah laku primitif diatas menjadi dewasa kompleks. Makhluk bayi itu terus-menerus berusaha mengurangi tegangan, dorongan, memunculkan respon-respon, menjawab stimuli baru, memberi reinforsemen respon baru, memunculkan motif sekunder dari drive primer, dan mengembangkan proses mental yang lebih tinggi melalui mediasi generalisasi stimulus.

Konteks Sosial

Kemampuan memakai bahasa dan respon isyarat sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dimana orang itu berkembang. Sebagian besar interaksi anak dengan lingkungannya berkenaan dengan bagaimana menghasilkan symbol komunikasi verbal (verbal cues), serta bagaimana memahami simbol verbal produk orang lain. Bahasa adalah produk sosial, dan kalau proses bahasa itu penting, lingkungan sosial pasti juga penting dalam perkembangan kepribadian.

Page 31: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

Dollard dan Miller menekankan saling ketergantungan antara tingkah laku dengan lingkungan sosiokultural. Ditunjukkannya bagaimana psikolog memberikan prinsip belajar yang membantu ilmuwan sosial memeperhitungkan secara sistematik event kultural yang penting, dan sebaliknya bagaimana ilmuwan sosial membantu teoritisi belajar menyesuaikan prinsip-prinsip belajar dengan pengalaman nyata manusia yang menjadi kondisi belajar. Bagi Dollard dan Miller prinsip-prinsip belajarnya dapat diterapkan lintas budaya. Mereka yakin bahwa tingkah laku orang dipengaruhi oleh masyarakatnya.

Situasi Pembelajaran (Training Situation)

Seperti teoritisi psikoanalitik, Dollard dan Miller menganggap 12 tahun kehidupan awal sangat penting dalam menentukan tingkah laku dewasa. Berbeda dengan orang dewasa (dan anak) yang memiliki cara untuk keluar dari situasi yang menimbulkan frustrasi. Ada banyak peristiwa dimana konflik mental parah yang tidak disadari dapat terjadi. Dollard dan Miller mengemukakan empat hal yang mudah menimbulkan konflik dan gangguan emosi, yakni; situasi pemberian makan, toilet training (latihan kebersihan), pendidikan seks awal, dan latihan mengatur marah dan agresi. Analisis Dollard dan Miller terhadap empat situasi latihan diatasbanyak memakai formulasi Freud.

Tabel Asal Muasal Konflik Emosional: Situasi Belajar yang Kritis

Efikasi Lingkungan Prediksi Hasil Tingkah Laku

Tinggi ResponsifSukses, melaksanakan tugas yang sesuai dengan kemampuannya

Rendah Tidak responsifDepresi, melihat orang lain sukses pada tugas yang dianggapnya sulit

Tinggi Tidak ResponsifBerusaha keras mengubah lingkungan menjadi responsive, melakukan protes, aktivitas sosial, bahkan memaksakan perubahan

Rendah Responsif Orang menjadi apatis, pasrah, merasa tidak mampu

1. Situasi makan (feeding situation); adalah situasi pertama yang banyak mengajarkan sesuatu.

2. Pendidikan kebersihan (cleaning training); Belajar mengontrol proses urinasi dan defakasi merupakan tugas yang kompleks dan sulit bagi bayi.

3. Pendidikan seks awal (Early sex training); Tabu mengenai masturbasi yang membuat anak merasa sangat berdosa sesudah melakukan masturbasi, bersumber dari orang tua yang menanamkan dalam diri anak kecemasan yang sangat dalam seks.

4. Pengendalian marah dan agresi (Anger-anxiety); Apabila anaknya marah, orang tua sering mengamuk, menghukum, sehingga anak belajar menekan rasa marahnya. Tanpa rasa marah ini akan membuat kepribadian anak tidak dapat berkembang.

2.3       DISKUSI MENGENAI ADLER

2.3.1    Kelebihan Teori

Page 32: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

1. Konsep-konsep utamanya jelas dan memiliki rincian yang di dukung oleh data empirik.2. Jarang ada formulasi yang kabur semacam intuisi, karena memakai pendekatan positif

secara keras.3. Kecuali hal pendekatan positivis yang keras, teori S-R terbuka untuk merangkul

fenomena empiric yang luas, teori ini tidak keberatan memakai konsep-konsepnya untuk membantu mengembangkan fenomena kompleksitas tingkah laku. Teori Dollard dan Miller berusaha menjelaskan konsep-konsep psikoalisis menjadi semakin “ilmiah”.

4. Teori Dollard dan Miller secara khas adalah teori proses belajar, sesuatu yang sangat penting dari semua teori kepribadian, tetapi tidak banyak mendapar perhatian. Karena itu teorinya menjadi model dari teoritisi lainnya.

5. Dollard dan Miller secara eksplisit memakai variable sosiokultural lebih dari pakar lainnya. Karena itu teorinya banyak dipakai oleh pakar antropologi cultural setara dengan pemakaian psikoanalisis.

2.3.2    Kekurangan

1. Teori S-R dikritik dalam hal mementingkan tingkah laku sederhana, utamanya dalam tingkah laku binatang, dan mengabaikan fungsi kognitif yang kompleks.

2. Teoritisi Holistik berpendapat bahwa teori S-R yang terpisah-pisah, pendekatan atomistik tidak dapat memahami tingkah laku manusia seutuhnya.

BAB III

PENUTUP

Dollard dan Miller bekerja sama di Institute of Human Relations, Universitas Yale, mengembangkan pendekatan interdisiplin tiga bidang ilmu; teori belajar, psikoanalitik, dan antropologi sosial. Teori mereka banyak dipengaruhi oleh Teori Hull-Spence, yang terutama menangani peran motivasi dalam tingkah laku dan bagaimana motivasi belajar dapat diperoleh. Mereka berusaha menjelaskan konsep-konsep pentingdari psikoanalitik, seperti kecemasan-konflik-represi menggunakan prinsip-prinsip psikologi belajar dan kondisi sosial dari belajar. Menurut Dollard dan Miller, bentuk sederhana dari teori belajar adalah “mempelajari keadaan dimana terjadi hubungan antara respon dengan cue-stimulusnya”. Bahasan mengenai prinsip-prinsip asosiasi, ganjaran atau reinforsemen menjadi sangat penting.

1. Konsep-konsep utamanya jelas dan memiliki rincian yang di dukung oleh data empirik.2. Jarang ada formulasi yang kabur semacam intuisi, karena memakai pendekatan positif

secara keras.3. Kecuali hal pendekatan positivis yang keras, teori S-R terbuka untuk merangkul

fenomena empiric yang luas, teori ini tidak keberatan memakai konsep-konsepnya untuk membantu mengembangkan fenomena kompleksitas tingkah laku. Teori Dollard dan Miller berusaha menjelaskan konsep-konsep psikoalisis menjadi semakin “ilmiah”.

4. Teori Dollard dan Miller secara khas adalah teori proses belajar, sesuatu yang sangat penting dari semua teori kepribadian, tetapi tidak banyak mendapar perhatian. Karena itu teorinya menjadi model dari teoritisi lainnya.

Page 33: Abraham Maslow Mengembangkan Teori Kepribadian Yang Telah Mempengaruhi Sejumlah Bidang Yang Berbeda

5. Dollard dan Miller secara eksplisit memakai variable sosiokultural lebih dari pakar lainnya. Karena itu teorinya banyak dipakai oleh pakar antropologi cultural setara dengan pemakaian psikoanalisis.

1. Teori S-R dikritik dalam hal mementingkan tingkah laku sederhana, utamanya dalam tingkah laku binatang, dan mengabaikan fungsi kognitif yang kompleks.

2. Teoritisi Holistik berpendapat bahwa teori S-R yang terpisah-pisah, pendekatan atomistik tidak dapat memahami tingkah laku manusia seutuhnya.

REFERENSI

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian.

http://a11no4.wordpress.com/2010/03/21/teori-stimulus-respon-hull-dollard-miller/