6.bab i & bab ii septya (2).docx

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan suatu eleman vital bagi kehidupan manusia, dimana setiap makhluk hidup membutuhkan air pada setiap harinya. Tidak terkecuali juga dengan masyarakat yang tinggal di kota madya Dumai dan sekitarnya yang juga membutuhkan air dalam kehidupan sehari-hari. Air di kota Dumai memiliki ciri khas yang unik dimana air di area kota Dumai memiliki warna yang coklat, memiliki bau yang kurang sedap. Namun Air tersebut tetap harus digunakan untuk kagiatan & keperluan kehidupan sehari-hari. Dengan terlebih dahulu melakukan survey dan melihat kebutuhan masyarakat akan perlunya air di Kota Dumai, maka kami memiliki ide untuk membuat suatu alat untuk mengubah air yang berwarna coklat di kota dumai dengan cara mengembangkan produk pompa air yang selau digunakan masyarakat. Yaitu dengan membuat sistem penyaringan/ Filtrasi pada pompa. B. Batasan Masalah Dalam penyusunan makalah ini, yang berjudul “Pengembangan Pompa dengan Menambahkan Membran 1

Upload: rio-prianggautama

Post on 28-Sep-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahAir merupakan suatu eleman vital bagi kehidupan manusia, dimana setiap makhluk hidup membutuhkan air pada setiap harinya. Tidak terkecuali juga dengan masyarakat yang tinggal di kota madya Dumai dan sekitarnya yang juga membutuhkan air dalam kehidupan sehari-hari.Air di kota Dumai memiliki ciri khas yang unik dimana air di area kota Dumai memiliki warna yang coklat, memiliki bau yang kurang sedap. Namun Air tersebut tetap harus digunakan untuk kagiatan & keperluan kehidupan sehari-hari.Dengan terlebih dahulu melakukan survey dan melihat kebutuhan masyarakat akan perlunya air di Kota Dumai, maka kami memiliki ide untuk membuat suatu alat untuk mengubah air yang berwarna coklat di kota dumai dengan cara mengembangkan produk pompa air yang selau digunakan masyarakat. Yaitu dengan membuat sistem penyaringan/ Filtrasi pada pompa.

B. Batasan Masalah Dalam penyusunan makalah ini, yang berjudul Pengembangan Pompa dengan Menambahkan Membran Mikrofiltrasi membatasi ruang lingkup pembahasan, yaitu:1. Apa fungsi & manfaat dari pengembangan pompa ?2. Bagaimana respon/ atau tanggapan masyarakat selaku target pasar?3. Bagaimana prinsip kerja pompa yang telah ditambah dengan membran filter?4. Bagaimana proses penambahan filter pada pompa?

C. TujuanAdapun tujuan dari Pengembangan Pompa dengan Menambahkan Membran Mikrofiltrasi ini adalah sebagai berikut:1. Mahasiswa mampu menuangkan ide Pengembangan Pompa dengan Menambahkan Membran Mikrofiltrasi.2. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja Pengembangan Pompa dengan Menambahkan Membran Mikrofiltrasi..4. Mahasiswa mampu mengetahui proses Pengembangan Pompa dengan Menambahkan Membran Mikrofiltrasi5. Mahasiswa memberikan solusi untuk permasalahan air di kota dumai denan Pengembangan Pompa dengan Menambahkan Membran Mikrofiltrasi6. Mahasiswa mengetahui respon, keinginan dan kebutuhan dari produk

D. ManfaatDengan adanya pengembangan produk pompa ini diharapkan: 1. Memberikan solusi alternatif bagi masyarakat tentang permasalahan kebersihan air;2. Merespon keinginan masyarakat dalam hal mendapatkan produk untuk mendapatkan air yang jarnih.

E. Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menyusun dan meyelesikan makalah ini dilakukan dengan cara:1. Berdiskusi dengan kelompok kerja;2. Berdiskusi dengan dosen pembimbing;3. Studi literature, yaitu membaca buku refrensi yang berhubungan dengan malakah yang penulis susun;4. Melakukan survei langsung mengenai objek dari makalah yaitu air kota dumai.5. Memberikan Quisioner tentang keinginan & kebutuhan masyarakat kota dumai kepada masyarakatnya langsung

BAB IILANDASAN TEORI

A. Air TanahAir tanahadalahairyang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuandi bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satusumber dayaairyang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Selainairsungaidanairhujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentinganindustri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah yang bersih & jernih telah mayoritas.1. Mutu Air TanahSifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan limbah, dll Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal dari air (water born diseases).2. Parameter Air Tanah yang Berhubungan a. BesiKeberadaan besi pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar. Besi ditemukan dalam bentuk kation ferro (Fe2+) dan ferri (Fe3+). Pada perairan alami dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang cukup, ion ferro yang bersifat mudah larut dioksidasi menjadi ion ferri. Pada oksidasi ini terjadi pelepasan elektron. Sebaliknya, pada reduksi ferri menjadi ferro terjadi penangkapan elektron. Proses oksidasi dan reduksi besi tidak melibatkan oksigen dan hidrogen (Eckenfelder, 1989; Mackereth et al., 1989).Fenomena serupa terjadi pada badan sungai yang menerima aliran air asam dengan kandungan besi (ferro) cukup tinggi, yang berasal dari daerah pertambangan. Sebagai pertanda terjadinya pemulihan (recovery) kualitas air, pada bagian hilir sungai dasar perairan berwarna kemerahan karena terbentuknya Fe(OH)3 sebagai konsekuensi dari meningkatnya pH dan terjadinya proses oksidasi besi (ferro) (Cole, 1988).b. KesadahanKesadahan (hardness) adalah gambaran kation logam divalen (valensi dua). Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun (soap) membentuk endapan (presipitasi) maupun dengan anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan logam.Pada perairan tawar, kation divalen yang paling berlimpah adalahkalsium dan magnesium sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun alkalinitas, yaitu bikarbonat dan karbonat.Kesadahan pada ditentukan dengan titrasi menggunakan sabunstandar yang dapat bereaksi dengan ion penyusun kesadahan. Dalam perkembangannya, kesadahan ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA (ethyene diamine tetra acetic acid) atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium.c. Warna Banyak air permukaan khususnya yang berasal dari daerah rawa-rawa, sering kali berwarna sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan industri tanpa dilakukan pengolahan untuk menghilangkan warna tersebut.Bahan-bahan yang menimbulkan warna tersebut dihasilkan dari kontak antara air dengan reruntuhan organis seperti daun dan kayu, yang semuanya dalam berbagai tingkat-tingkat pembusukan (de composition).Warna yang disebabkan oleh bahan-bahan yang tersuspensi dikatakan sebagai apparent color yang disebabkan oleh kentalan organis atau tumbuh-tumbuhan yang merupakan koloid yang disebut sebagai true color. Dalam analisa air penting untuk membedakan antara apparent color dengan true color.Hal yang disimpulkan dari tinjauan tentang unsur warna sebagai satu standar persyaratan kualitas air minum adalah bahwa unsur tersebut dicantumkan dalam standar persyaratan. Hal ini mengingat bahwa:1) Air yang berwarna dalam tingkatan tertentu akan mengurangi segi estetika dan tidak diterima oleh masyarakat.2) Dengan ditetapkan standar warna sebagai salah satu persyaratan kualitas,diharapkan bahwa semua air minum yang akan diberikan kemasyarakat akan dapat langsung diterima olehmasyarakat.(Sutrisno,TC., dkk .,2002)

d. KekeruhanAir dikatakan keruhapabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebai secara baik dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi lainnya. Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public Health Service mengenai kekeruhan ini adalah batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat, tetapi dalam praktek angka standar ini umumnya tidak memuaskan.kekeruhan pada air merupakan salah satu yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air untuk umum, mengingat bahwa kekeruhan air tersebut akan mengurangi segi estetika.(Sutrisno,TC., dkk .,2002)

e. pHpH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan. Ia merupakan juga satu cara untuk menyatakan kosentrasi ion H+. Dalam penyedian air, pH merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktifitas pengolahan yang akan dilakukan, misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi, pelunakan air (water softening) dan dalam pencegahan korosi. Yang sangat penting untuk diketahui bahwa kosentrasi OH- suatu larutan tidak dapat diturunkan sampai nol dan sebaliknya. (Sutrisno,TC., dkk .,2002)

f. TDS (total dissolvent solid)Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105C. Jumlah koloid yang tidak larut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran. (Sutrisno,TC., dkk .,2002)g. SuhuTemperatur dari air akan mempengaruhi penerimaan(acceptance) masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengolahan, terutama apabila temperatur tersebut sangat tinggi. Temperatur yang diinginkanadalah 50F-60F atau 10C-15C. Temperatur air mempengaruhi secara langsung toksisitas banyak bahan pencemaran, pertumbuhan mikroorganisme dan virus. B. PompaPompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan darisuatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkanenergi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus.Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction)dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenagamekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimanatenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.C. MembranMembran (semipermaebel membrane) adalah sebuah lapisan tipis yang memiliki kemampuan untuk memisahkan materi sebagai fungsi dari sifat-sifat fisik dan kimia ketika suatu driving force diaplikasikan kepadanya.secara khusus membran didefinisikan sebagai lapisan tipis (film) yang berada diantara dua fasa dan berfungsi sebagai selektif barrier diantara dua fasa tersebut (peter, 1996).Sebenarnya membran dapat ditemukan dilingkungan sekitar kita, hanya saja kita tidak menyadarinya. Sebagai contoh adalah sel-sel yang menyusun tubuh kita dan makluk hidup lainnya yang dibungkus dengan membrane semipermaebel yang sangat selektif sehingga hanya zat-zat tertentu saja yang dapat masuk dan keluar sel.Contoh lainya adalah kulit dan usus kita yang merupakanpintu gerbangbagi pertukaran zat, baik yang masuk maupun yang keluar dari tubuh kita juga dikatagorikan sebagai membrane semipermeabel.Pada dasawarsa 1950-1960-an, untuk menjernihkan air sumur digunakan cara sederhana, yakni dengan melewatkan air kedalam bak. Kemudian dilakukan bahan penambahan bahan koagulan (tawas/alumunium sulfat). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan proses pemu rnian air tidak hanya dilakukan secara tradisional, tetapi juga dengan teknologi membran salah satunya yaitu membran mikrofiltrasi.1. Teknologi MembranTeknologi membran merupakan teknologi yang dipakai dalam memurnikan fluida cair. Teknologi membran telah tumbuh dan berkembang secara dinamis sejak pertama kali dikomersilkan oleh Sartorius-Werke di Jerman pada tahun 1927. Membran adalah sebuah lapisan tipis yang memiliki kemampuan untuk memisahkan materi sebagai fungsi dari sifat sifat fisik dan kimia ketika suatu driving force diaplikasikan terhadapnya. Membran memisahkan material atas dasar bentuk dan ukuran molekul. Proses membran melibatkan umpan (cair dan gas) dan gaya dorong (driving force) akibat perbedaan tekanan (P), perbedaan konsentrasi (C) dan perbedaan energi (E).Kondisi optimal kinerja membran pada umumnya dinyatakan oleh besarnya permeabilitas dan selektivitas membran terhadap suatu spesi kimia tertentu. Makin besar nilai permeabilitas dan selektivitas membran, maka kinerja membran semakin baik (Radiman dkk, 2002). Berdasarkan gaya dorong (driving force), secara umum membran terbagi atas 6 jenis, yaitu mikrofiltrasi (MF), ultafiltrasi (UF), nanofiltrasi (NF), reverse osmosis (RO), dialisis dan elektrodialisis. Keterangan dari keenam membran tersebut, dapat dilihat pada tabel 2.2Tabel 2.1 Perbandingan Keenam Jenis Teknologi Membran Berdasarkan Gaya Dorong Mikrofiltrasi (MF)1. Membran memiliki ukuran lebih besar dari ultrafiltrasi (UF)1. Dapat menahan koloid besar dan partikel serta mikroorganisme berukuran > 10 m1. Beroperasi pada tekanan antara 0,1-2 bar1. Batasan fluks lebih besar dari 50 ltr/m2.jam.bar1. Umumnya berstruktur simetrik1. Aplikasi: sterilisasi minuman dan farmasi, pengolahan air limbah atau fermentasi kontinu, recovery logam dalam bentuk koloid

Ultrafiltrasi (UF)1. Merupakan membran makroporos dengan ukuran pori 0,001-0,2 m1. Mampu menahan partikel, koloid serta mikroorganisme 1. Tekanan operasi antara 1-10 bar1. Batasan fluks mencapai 10-50 ltr/m2.jam.bar1. Kebanyakan berukuran asimetrik1. Memisahkan senyawa berberat molekul tinggi dari senyawa berberat molekul rendah1. Aplikasi: industri makanan, industri farmasi, industri kertas, pengolahan limbah cair

Nanofiltrasi (NF)1. Hanya dapat dilewati senyawa dibawah 1 nm1. beroperasi pada tekanan antara 5-20 bar1. Batasan fluks mencapai 1,4-12 ltr/m2.jam.bar1. Membran dapat merejeksi kuat ion-ion divalen, sedangkan ion-ion monovalen lebih sedikit1. Aplikasi: pelunakan (pengolahan) air minum

Reverse Osmosis (RO)1. Membran mempunyai suatu lapisan tak berpori (tidak terdeteksi alat yang disebut SEM)2. Permeabel terhadap air dan alkohol3. Sebelum dilewatkan ke membran, fluida terlebih dahulu ditekan secara osmosis4. Tekanan operasi pada membran 10-100 bar5. Batasan fluks 0,05-1,4 ltr/m2.jam.bar6. Aplikasi: memisahkan bahan-bahan berberat molekul rendah dari larutan

Dialilsis 1. Umumnya digunakan untuk memisahkan garam dari mikcrosolute dari larutan yang mengandung makromolekul1. Aplikasi: pencucian darah

Elektrodialisis1. Membran yang digunakan membran penukar ion yang disusun secara berselang-seling diantara elektroda1. Memisahkan bahan-bahan bermuatan dari larutan1. Aplikasi: desalting larutan ionik, pemisahan asam amino dari larutan, proses klor-alkali

Sumber : Scott, K., 1995Dalam operasi membran dikenal dua jenis pola aliran, yaitu aliran cross-flow dan aliran dead-end. Pada sistem cross flow, aliran umpan mengalir melalui suatu membran, dengan hanya sebagian saja yang melewati pori membran untuk memproduksi permeat, sedangkan aliran pelarut atau cairan pembawa akan melewati permukaan membran sehingga larutan, koloid dan padatan tersuspensi yang tertahan oleh membran akan terus terbawa menjadi aliran balik. Pada sistem dead end, keseluruhan dari fluida melewati membran (sebagai media filter) dan partikel tertahan pada membran, dengan demikian fluida umpan mengalir melalui tahanan membran dan tahanan penumpukan partikel pada permukaan membran (Humprey and Keller II, 1997). Dengan demikian, pada kasus sistem aliran dead-end penyumbatan (clogging) dan pembentukan cake pada membran lebih cepat terjadidibandingkan dengan sistem aliran cross-flow karena deposisi partikel pada permukaan membran akan tersapu (swept away) oleh kecepatan aliran umpan. Gambar 2.1memperlihatkan kedua jenis aliran dalam membran tersebut.

Gambar 2.1. Aliran dead-end dan crossflow

2. Modul MembranSecara umum, modul membran memiliki dua macam konfigurasi yaitu konfigurasi datar (flat) dan konfigurasi tubular.a. Konfigurasi datarPada konfigurasi datar, ada dua macam modul yang biasa digunakan, yaitu modul membran yang menyerupai alat filtrasi yang disebut jenis plate and frame dan jenis spiral wound. Gambar 2.2 dan 2.3 memperlihatkan skematik kedua jenis modul tersebut. Pada jenis plate and frame, modul-modul membran disusun sedemikian rupa dengan jarak tertentu dan dibuat sejajar. Umpan masuk searah dengan membran, menembus membran melalui permukaan atas membran, dan keluar sebagai permeat dari bagian dalam membran. Pada jenis spiral wound, modul terdiri dari dua membran datar, penjarak umpan dan bahan berpori pengumpul permeat yang digulung membentuk silinder. Pada bagian tengah silinder terdapat pipa pengumpul permeat yang berfungsi untuk menampung aliran permeat dan mengalirkannya sebagai produk. Penjarak umpan merupakan suatu ayakan yang berfungsi untuk meningkatkan turbulensi aliran umpan pada permukaan membran. Dua lembar membran dan bahan berpori pengumpul permeat disatukan sedangkan penjarak umpan dibiarkan terbuka agar aliran umpan dapat masuk. Larutan umpan mengalir aksial sepanjang modul dalam celah yang terbentuk antara penjarak dan membran.

Gambar 2.2 Modul membran plate and frame

Gambar 2.3 Modul membran spiral wound

b. Konfigurasi tubularModul membran jenis ini berbentuk tube atau pipa. Umpan (effluent feed) ditekan masuk ke dalam tube ataupun serat dari arah luar sedangkan permeat mengalir melalui sisi dalam tube. Berdasarkan ukuran diameter tubular membran yang dipakai, konfigurasi tubular digolongkan atas tiga modul:1) Modul tubular, umumnya memiliki diameter 5-25 mm2) Modul kapiler, memiliki diameter 0,5 hingga 10 mm3) Modul hollow fiber, memiliki ukuran yang lebih kecil dari 0,5 mm dan diperlukan ratusan hingga ribuan fiber untuk membentuk satu kesatuan (bundle)

Gambar 2.4 Modul membran tubular

Gambar 2.5 Modul membran hollow fiberTabel 2.2 Perbandingan Modul-Modul MembranKonfigurasi KarakteristikPlate and FrameSpiral WoundTubularHollowFiber

Manajemen fluidaBaikBaikKurangBaik

Kemampuan menampung SS (Suspense Solid)CukupRendahBaikRendah

Kemudahan pencucianSedangKadang-kadang sulitMudahMudah

EnergiRendah Sedang (aliran laminar)SedangTinggi(turbulen)Rendah

Sumber: Timoti, 2005

3. Klasifikasi Membrana. Klasifikasi berdasarkan parameter sebagai berikut (peter, 1996):1) Gaya dorong (driving force)2) Mekanisme pemisahan (mechanism of separation)3) Struktur membran (membrane structure)4) Fasa kontak (phase in contact)b. Klasifikasi Membran berdasarkan beda tekanan1) Mikrofiltrasi: memiliki ketebalan 20-150 m dan ukuran pori 0,05-10 m operasi tekanan berkisar antara 0,1-2 bar dan batasan fluksnya lebih besar dari 50 L/m2 jam. Opersai membran ini diterapkan untuk sterilisasi minimum dan farmasi, permanenan sel (cell harvesting), klasifikasi juice, metal recovery dalam bentuk koloid, pengolahan limbah cair dan fermentasi secara kontiniu (mulder,1996)2) Ultarafitrasi: memiliki ketebalan1-20 nmdan ukuran pori 1-200 nm. Operasi tekanan antara 1-5 bar dan batas fluknya 10-50 L/m.Jam. Kemampuan membran ini dapat menahan koloid, partikel, semua jenis mikroorganisme seperti bakteri dan virus atau mikromolekul yang berukuran antara 0,0001-0,02 nm tetapi dapat dilalui zat terlarut seperti kation dan anion sederhana. Membran ini dapat dibuat dari bahan polimer dan zat organik seperti solulosaasetat(CA),poliakrilat,polisulfon,akrilik,polikarbonal,PVC,poliamida,poliasetat,polivinildenefluorida juga dapat dibuat dari bahan keramik, alumunium oksida dan sebagainya (Mulder,1996)3) Nanofitrasi: biasa disebut sebgai low pressure reverse osmosis atau membran softening karna banyak digunakan untuk proses pelunakan air. Berdasrkan selektifitas dan kemampuan pemisahannya, membran nanofitrasi berdasarkan diantara reverse osmosis dan ultrafitrasi, karena membran ini didisain untuk memisahkan multivalent ions (seperti kalsium dan magnesium) dalam operasi pelunakan air atau senyawa yang berukuran dibawah 1 nm. Baru-baru ini membran nanofitrasi juga digunakan untuk control organik dalam pengolahan air minum (peter,1996). Pada nanofitrasi ion monovalen hanya terejeksi sendiri. Membran ini beroperasi pada tekanan 0-20 bar dan batasan fluksnya mencapai 1,4-12 L/m. jam (Mulder, 1996).4) Revorse osmosis: memiliki ketebalan sublayer 150 nm, toplayer 1 nm dan ukuran pori lebih kecil dari 2 nm. Operasi tekanan berkisar antara 10-100 bar dengan batasan fluksnya mencapai 0,05-1,4 L/m.Jam. operasi berjalan dengan adanya gaya dorong.pemisahan bahan bukan berdasarkan ukuran molekul tetapi berdasarkan solution-diffasion. Membran ini disebut juga operasi Hiper Filtration karena tekanan yang digunakan harus lebih besar dari tekanan osmosis sebelum dilewatkan kemembran. Diterapkan untuk mendapatkan garam-garam dari larutan dengan berat molukul rendah. (Mulder,1996)

BAB IIIPEMBAHASANA. Prinsip kerja

Gambar 2.6 Gambar prinsip kerja

Gambar 2.6 Gambar Pompa filter

B. Metodologi Penelitian

Persiapan Alat dan BahanPemerikasaan Kualitas Air BakuPenghitungan VolumePenentuan Fluks (J)Pemeriksaan Kualitas Air ProsesMenghitung rejeksiMetode penelitian ini terdiri dari studi literatur, persiapan alat dan bahan, penentuan variabel proses, penelitian, kegiatan analisa sampel, dan pengolahan data akhir hasil penelitian. Diagram alir kegiatan penelitian ditampilkan sebagai berikut:

Proses Mikrofiltrasi

Gambar 3.1 Diagram Alir Kegiatan Penelitian

1. Bahan dan Alata. BahanBahan-Bahan yang digunakan dalam penilitian ini adalah umpan (air tanah), aquadest dan NaOHb. alat-AlatAlat utama yang digunakan adalah satu unit modul membran 0.5 m yang dilengkapi dengan pompa dan alat pengukur tekanan.penilitian mengunakan membran mikrofiltrasi berbahan sellulosa asetat (Ca) yang berbentuk hollow fiber. Peralatan analisa meliputi timbangan analitik, pH meter, thermometer, gelas ukur, gelas kimia dan botol sampel.2. Prosedur penelitiana. Sebelum masuk membran air umpan dianalisa pada beberapa parameter.b. Air umpan dipompakan kemembran pada tekanan operasi 0.1 bar selama 120 menit.c. Air keluaran membran ditampung pada tiap 5 menit,kemudian diukur volumenya.d. Ambil sejumlah sampel dan air keluaran membran.e. Sejumlah sampel tersebut dianalisa di Dinas Pekerjaan Umum dan Pengujian Provinsi Riauf. Ulangi percobaan a hingga e pada tekanan 0.3 bar, dan 0.5 bar3. Variabel Penelitiana. Variabel Tetap yaitu Waktu penampunganb. Variabel Berubah Tekanan operasi : 0.1 bar, 0.3 bar, dan 0.5 bar

4. Teknik Analisa Sampel dan Pengolahan Data Hasil PenelitianSampel akan dianalisa terbagi atas 3 jenis yakni sampel air tanah pada tekanan 0.1 bar, 0.3 bar dan 0.5 bar yang telah dilewatkan ke proses membran. Sampel yang diperoleh dari setiap percobaan tersebut kemudian dianalisa untuk mengetahui kadar Suhu, Fe, TDS, kekeruhan, dan warna nya di Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu pH air tanah sebelum dan setelah melewati membran juga diukur. Data dari hasil penelitian diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik yang menunjukkan pengaruh tekanan terhadap fluks dan rejeksi membran mikrofiltrasi serta ketahanan membran terhadap waktu operasi yang kemudian dianalisis.5. Parameter yang diukurParameter yang diukur dalam penelitian ini meliputi :a. Warna, TDS, Fe, Suhu, Kekeruhan dan pH setelah melewati membran mikrofitrasi.b. Fluks yang dihitung dengan cara menghitung laju alir permeat per luas membran.

C. Quisioner1. Quisioner mengenai keinginan & kebutuhan masyarakat

Nama :Alamat :

Pertanyaan PrimerSangat PerluPerluKurang perluTidak perlu

Adanya pompa yang menggunakan filter untuk menjernihkan air

Pertanyaan SekunderSangat BaikBaikBiasaTidak baik

Pompa filter mudah dalam pengoperasiannya

Pompa filter mudah dalam perawatan

Filter pompa mudah diganti

Nama :Alamat :

Pertanyaan PrimerSangat PerluPerluKurang perluTidak perlu

Adanya pompa yang menggunakan filter untuk menjernihkan air

Pertanyaan SekunderSangat BaikBaikBiasaTidak baik

Pompa filter mudah dalam pengoperasiannya

Pompa filter mudah dalam perawatan

Filter pompa mudah diganti

Nama :Alamat :

Pertanyaan PrimerSangat PerluPerluKurang perluTidak perlu

Adanya pompa yang menggunakan filter untuk menjernihkan air

Pertanyaan SekunderSangat BaikBaikBiasaTidak baik

Pompa filter mudah dalam pengoperasiannya

Pompa filter mudah dalam perawatan

Filter pompa mudah diganti

Nama :Alamat :

Pertanyaan PrimerSangat PerluPerluKurang perluTidak perlu

Adanya pompa yang menggunakan filter untuk menjernihkan air

Pertanyaan SekunderSangat BaikBaikBiasaTidak baik

Pompa filter mudah dalam pengoperasiannya

Pompa filter mudah dalam perawatan

Filter pompa mudah diganti

BAB IVKesimpulan dan Saran

A. KesimpulanSetelah melakukan uji coba & quisioner terhadap Pengembangan Pompa dengan Menambahkan Membran Mikrofiltrasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Pengembangan Pompa dengan Menambahkan Membran Mikrofiltrasi sudah baik2. Masyarakat menerima Produk Pompa dengan Menambahkan Membran Mikrofiltrasi3. Kebutuhan air jernih bisa di penuhi dengan menggunakan Pompa dengan Menambahkan Membran MikrofiltrasiB. SaranPeriksa kondisi dan tingkat kejenuhan membran secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Andi,. 2006, Reverse Osmosis dan Kombinasi Koagulasi Ultrafiltrasi Untuk Penyisihan Warna dan Zat Organik Air Gambut, Fakultas Teknik Universitas Riau.Deniva, anne.,2003,Penurunan Zat Organik Menggunakan Teknologi Membran, Tugas Akhir,ITB.Humprey, L.J., and Keller II, E.,G., 1997, Separation Process Technology, Mc Graw Hill,New York.Khopkar,2002,konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia, jakarta.Mulder M.,1996,Basic Prinsiples of Membrane Technology,Kluwer Academic Publisher, Netherlands.

25