4_desain penelitian tg 10 okt

Upload: maria-woda

Post on 02-Mar-2016

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • METODOLOGI PENELITIAN

    DESAIN PENELITIAN

    Dr. Ir. MF. ARYANI SUDJA, MKM2012

  • Tujuan Setelah pembelajaran selesai, mahasiswa mampu membedakan dan memilih desain penelitian yang akan digunakan (cross sectional, kasus kontrol, kohort, eksperimen)

  • Desain PenelitianDeskriptifAnalitikStudi PrevalensiEksperimen- Uji Klinis- Quasi ExperimentObservasi- Cross-sectional- Kasus Kontrol- Kohort

  • CROSS-SECTIONALStudi yg meneliti sekaligus suatu faktor pajanan (exposure) dan sebuah penyakit / masalah kesehatan tanpa arah dimensi penyelidikan tertentu (non-directional dimention)Bisa memiliki 2 tingkat kedalaman analisis, bisa masuk lingkup deskriptiof, bisa pula lingkup analitik (memiliki 2 kaki)

  • CROSS-SECTIONALVariabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) dinilai/diukur secara simultan atau pada saat yang bersamaanStudi prevalens : didapatkan prevalens penyakit pd kelompok dgn risiko dan prevalens penyakit pada kelompok tanpa risikoMempelajari etiologi suatu penyakit terutama untuk faktor risiko penyakit yang mempunyai onset yang lama (slow onset) dan lama sakit yang panjang (long duration)

  • CROSS SECTIONALPrevalence Ratio (PR) PR dipakai utk penyakit yang periode ber-risiko-nya terbatas (restricted risk period), yaitu biasanya penyakit akut, sbg estimasi terhadap Incident Density Ratio (IDR)

  • CROSS SECTIONALPENGUKURAN VARIABELINDEPENDEN DAN DEPENDEN DILAKUKAN PADA SATU SAATEFEK (+) AEFEK (+) CEFEK (-) DEFEK (-) BFAKTOR RISIKO (+)FAKTOR RISIKO (-)

  • CROSS SECTIONALRasio Prevalens dapat dihitung dengan membagi prevalens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan prevalens efek pada kelompok tanpa faktor risikoPrevalence Ratio (PR)

    FAKTOR RISIKOEFEKYATIDAKJUMLAHYA ABA + BTIDAKCDC + D

  • CROSS SECTIONALPrevalence Odds Ratio (POR)POR dipakai utk penyakit yang periode ber-risiko-nya panjang (extended risk period), yaitu biasanya penyakit kronis, sebagai estimasi terhadap Cummulative Incident Risk Ratio (IRR)

  • CROSS SECTIONALPrevalens Odds terkena efek pd kelompok dg risiko dibandingkan dgn Prevalens Odds terkena efek pd kelompok tanpa risikoPrevalence Odds Ratio (POR)

    FAKTOR RISIKOEFEKYATIDAKJUMLAHYA ABA + BTIDAKCDC + D

  • Interpretasi Nilai PR dan POR

    RP = 1Prevalensi penyakit pd kelp dg faktor risiko sama dg prev pd kelp tanpa faktor risikoRP > 1Faktor yg diteliti (faktor risiko) merupakan faktor penyebabRP < 1Faktor yg diteliti (faktor risiko) merupakan faktor protektif (pencegah terjadinya efek)

  • TAHAP-TAHAP STUDI CROSS SECTIONALMengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan megidentifikasi faktor risiko dan efekMenetapkan subjek penelitianMelakukan observasi atau pengukuran variabel-variabelMelakukan analisis korelasi dengan membandingkan proporsi antar kelompok

  • KELEBIHAN CROSS SECTIONALMenggambarkan status/masalah kesehatan.Memperkirakan kebutuhan yankes utk perencanaanFormulasi hipotesis (skrining hipotesis) baruLebih feasible, nyaman & hemat waktuCukup valid utk melihat pengaruh faktor risiko dgn penyakit tertentu bila faktor risiko yg diteliti jelas terjadinya mendahului penyakit (outcome)Biasanya diambil dr suatu study population yg lebih besar, maka dimungkinkan utk melakukan generalisasi hasil studi

  • KELEBIHAN CROSS SECTIONALMemungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umumRelatif murah, mudah dan hasil cepat diperolehDapat meneliti banyak variabel sekaligusTidak terancam lost to follow upDapat menjadi pedoman/dasar untuk penelitian kohort atau eksperimen

  • KEKURANGAN CROSS SECTIONALTdk dpt mengukur risiko (risk) atau rate penyakit yg sesungguhnyaKemenduaan temporal (temporal ambiguity), khususnya pd data exposure yg paling terkiniDpt rentan thd kesalahan pengukuran krn informasi yg digali retrospektif berdasarkan ingatan atau catatanStatus penyakit bisa mempengaruhi seleksi subjek (bias seleksi)

  • KEKURANGAN CROSS SECTIONALSering tdk bisa membedakan faktor risiko (prediktor terjadinya penyakit) & faktor prognosis (mempengaruhi perjalanan penyakitTdk efisien utk meneliti penyakit yg prevalensinya rendah (penyakit yg jarang, sangat fatal, atau singkat durasinya)Proporsi pajanan pd kasus prevalence tdk sama dg proporsi pajanan pd kasus incidence

  • KEKURANGAN CROSS SECTIONALSulit utk menentukan hub sebab akibatStudi prevalens lebih banyak menjaring subyek dengan masa sakit yg panjangDibutuhkan subyek yang besar terutama bila variabel yang diukur banyakTidak menggambarkan perjalanan penyakit, insiden maupun prognosisTidak praktis utk meneliti kasus yang jarangKesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek paling lemah

  • Membandingkan klp yg menderita penyakit (kasus) dg klp yg tidak menderita penyakit (kontrol), dg meneliti faktor risiko / penyebabnya.KASUS KONTROLRetrospektifFaktor Risiko

  • KASUS KONTROLHipotesisKelompok dg penyakit X mendapat pajanan faktor risiko yg lebih besar atau lebih sering dibandingkan dg kelompok yg tidak berpenyakit X

  • TAHAP-TAHAP STUDI KASUS KONTROLMenetapkan pertanyaan penelitian & hipotesisMendeskripsikan faktor risiko & efekMenentukan sampel pd kelp kasus & kelp kontrolMelakukan pengukuran efek & faktor risiko Menganalisis data

  • Kasus KontrolOR =A / (A+C)C / (A+C)B / (B+D)D / (B+D):ODDS RATIO (OR) = ODDS KASUS : ODDS KONTROLADBC=

    FAKTORRISIKOEFEKKASUSKONTROLJUMLAHYA ABA + BTIDAKCDC + DJUMLAHA+CB+DA+B+C+D

  • Interpretasi Nilai OR

    OR = 1Faktor risiko tidak ada pengaruhnya thd efek (bebas/netral)OR > 1Faktor yg diteliti (faktor risiko) merupakan faktor penyebabOR < 1Faktor yg diteliti (faktor risiko) merupakan faktor protektif (pencegah terjadinya efek)

  • KELEBIHAN KASUS KONTROLCenderung lebih murah dibanding desain analitik lainnya.Cenderung lebih hemat waktu dibanding desain analitik lainnya.Efisien utk meneliti penyakit yg jarangDpt menyelidiki multiple exposure / risk factor Subjek penelitian lbh sedikit

  • KEKURANGAN KASUS KONTROL

    Rentan thd bias seleksi, krn info ttg paparan dpt mempengaruhi seleksi subjek secara berbeda utk kelompok kasus & kelompok kontrolTdk tepat jika outcome penyakit diukur sbg variabel kontinyuInformasi ttg paparan rentan thd kesalahan pengukuran (bias informasi), terutama apabila dikumpulkan secara retrospektif melalui ingatan (recall) atau catatan medik, krn diukur setelah penyakitnya terjadi.Jika paparan yg diukur adalah paparan masa sekarang, problem yg lebih besar dpt terjadi bias

  • KEKURANGAN KASUS KONTROLRecall Bias. Krn lupa atau responden cenderung lbh mengingat pajanan thd faktor risikoTdk dpt memberikan insidens rateTdk dpt menentukan lbh dr satu variabel dependen, hanya berkaitan dg satu efek / penyakit

  • Membandingkan insidens efek pd klp yg terpapar faktor risiko dg insidens efek pd klp yg tidak terpapar faktor risiko.KOHORT

  • TAHAP-TAHAP STUDI KOHORTMenetapkan pertanyaan penelitian & hipotesisMenetapkan kohortMemilih kelompok kontrolMengidentifikasi variabel penelitian Mengamati timbulnya efekMenganalisis hasil

  • KohortRR =A / (A+B)C / (C+D)RISIKO RELATIF (RR) =Insidens efek pd kelp dg ft risikoInsidens efek pd kelp tanpa ft risiko

    FAKTORRISIKOEFEKYATIDAKJUMLAHYA ABA + BTIDAKCDC + D

  • Interpretasi Nilai RR

    RR = 1Faktor risiko tidak ada pengaruhnya thd efek (bebas/netral)RR > 1Faktor yg diteliti (faktor risiko) merupakan faktor penyebabRR < 1Faktor yg diteliti (faktor risiko) merupakan faktor protektif (pencegah terjadinya efek)

  • Kemaknaan dilihat dari Confidence Interval (CI)

    Jika CI melewati angka 1 (satu)Hubungan tersebut tidak bermaknaJika CI tidak melewati angka 1 (satu)Hubungan tersebut bermakna

  • KELEBIHAN KOHORTDesain terbaik dlm menentukan insidens & perjalanan penyakitDpt menentukan kasus yg fatal / progresif Dpt meneliti beberapa efek sekaligus dr suatu faktor risiko tertentuDpt meneliti berbagai masalah kesehatan yg makin meningkat

  • KEKURANGAN KOHORTMemerlukan waktu yg lama & biaya mahalSeringkali rumitKurang efisien utk meneliti kasus yg jarang terjadiTerancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajananDpt menimbulkan maslh etika, krn membiarkan subjek terpajan faktor yg dicurigai sebagai faktor risiko

  • Memberikan perlakuan/intervensi pd subjek penelitianEKSPERIMEN / UJI KLINISKelompok PerlakuanKelompok KontrolEfek ?Efek ?SUBJEKPENELITIANRR= Randomisasi

  • RANCANGAN EKSPERIMEN

    SampelSebelum / PretestPerlakuan / IntervensiSesudah / PosttestKelompok Perlakuan / IntervensiT0XT1Kelompok KontrolT0-T1

  • TAHAP-TAHAP EKSPERIMENMenetapkan pert penelitian & hipotesisMenetapkan uji klinis/intervensiMenetapkan subjek penelitianMengukur variabel data dasar Melakukan randomisasiMengukur variabel efekMenganalisis hasil

  • KELEBIHAN EKSPERIMENBias dpt dikontrolKriteria inklusi, perlakuan & outcome telah ditentukan lebih dahulu Jumlah perlakuan & kontrol sebandingIntervensi dr luar tdk banyak berpengaruh

  • KEKURANGAN EKSPERIMENBiaya relatif mahal & desain lbh kompleksPaling sering dihadapkan pd masalah etika, krn biasanya hanya memberikan perlakuan kpd klp perlakuan tp tdk pd klp kontrolKadang-kadang sangat tidak praktis

  • WAKTUKapan & lamanya penelitian dilaksanakanTEMPAT / LOKASI PENELITIANDimana penelitian dilaksanakanKemukakan alasan pemilihan lokasi penelitian

  • LATIHAN MEMBUAT DESAIN PENELITIAN

  • *