2.aliran-aliran atau mazhab-mazhab fiqh

20
OLEH: OLEH: SYARIF HIDAYATULLAH, S.S.I, MA SYARIF HIDAYATULLAH, S.S.I, MA

Upload: ananda-bibah

Post on 16-Sep-2015

841 views

Category:

Documents


119 download

DESCRIPTION

study islam uin syarifhidayatullah jakarta

TRANSCRIPT

  • OLEH: SYARIF HIDAYATULLAH, S.S.I, MA

  • A.Pengertian MazhabSecara bahasa/etimologi mazhab berarti tempat pergi atau pendapat.

    Secara istilah/terminologi mazhab berarti pendapat, fatwa, paham, aliran atau metode yang ditempuh oleh seorang alim besar dalam Islam atau Imam Mujtahid dalam menetapkan hukum suatu perisiwa berdasarkan Al-Quran atau Al-Hadits, atau mengenai suatu peristiwa yang diambil dari Al-Quran atau Al-Hadits.

    Selanjutnya pengertian mazhab berkembang menjadi kelompok umat Islam yang mengikuti cara istinbath (mengeluarkan/menetapkan hukum Islam) Imam Mujtahid tertentu, atau mengikuti pendapat Imam Mujtahid tertentu tentang masalah hukum Islam.

  • B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Berkembangnya Mazhab-Mazhab Ini:Ada 3 Faktor utama yang menyebabkan berkembangnya mazhab-mazhab ini:Semakin luasnya wilayah umat Islam , mencakup wilayah-wilayah di semenanjung Arab, Irak, Mesir, Syam (Suriah dan sekitarnya), Persia, dan lain-lain.Adanya interaksi antara umat Islam dengan bangsa yang ditaklukkannya.Beberapa wilayah yang ditaklukkan itu jauh dengan ibukota khilafah (kekhalifahan atau pemerintahan umat Islam), hal ini membuat para amir (gubernur), para hakim dan para ulama harus melakukan ijtihad untuk memberikan jawaban terhadap berbagai problem atau masalah baru yang muncul.Adanya dukungan yang besar dari pemerintah untuk kemajuan ilmu pengetahuan (baik ilmu pengetahuan agama, maupun ilmu penegetahuan umum).

  • C. Macam-Macam Mazhab (dalam Fiqh)Mazhab Ahlus Sunnah:

    Imam Abu Said al-Hasan bin Yasar al-Bashri (wafat 110 H).Imam Abu Hanifah al-Numan bin Tsabit bin Zautha (wafat 150 H).Imam al-Auzai Abu Amr Abd Ar-Rahman bin Amr bin Muhammad (wafat 157 H).Imam Sufyan bin Said bin Masruq al-Tsauri (wafat 160 H).Imam al-Laits bin Saad (wafat 175 H).Imam Malik bin Anas al-Ashbahi (wafat 179 H).Imam Sufyan bin Uyainah (wafat 198 H).Imam Muhammad bin Idris al-Syafii (wafat 204 H).Imam Ishaq bin Rahawaih (wafat 238 H).Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 241 H).Imam Daud bin Ali al-Ashbahani al-Baghdadi (wafat 270 H), terkenal sebagai pendiri mazhab zhahiri, yang mengambil zhahir/redaksional Al-Quran dan Al-Hadits.Dan Lain-Lain

  • Dari mazhab-mazhab (fiqh) ini ada beberapa yang dapat bertahan dan berkembang terus sampai sekarang, yaitu:

    Mazhab Hanafi, Pendirinya adalah Imam Abu Hanifah.

    Mazhab Maliki, Pendirinya adalah Imam Malik bin Anas.

    Mazhab Syafii, Pendirinya adalah Imam al-Syafii.

    Mazhab Hanbali, Pendirinya adalah Imam Ahmad bin Hanbal.

  • Faktor-faktor yang menyebabkan 4 mazhab tersebut yang dapat bertahan hingga sekarang:Pendapat-pendapat mereka dikumpulkan dan dibukukan baik oleh Imam mazhabnya ataupun oleh para muridnya.

    Adanya para murid yang berusaha menyebarluaskan pendapat imam mazhabnya.

    Adanya para murid dari imam mazhab tersebut yang memiliki kedudukan terhormat atau tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, organisasi sosial, ataupun pemerintahan.

    Adanya kecenderungan jumhur (mayoritas) ulama untuk menyarankan agar keputusan yang diambil oleh para hakim berasal dari suatu mazhab (memilih pendapat dari salah salah satu mazhab), hal ini agar para hakim tersebut tidak hanya mengikuti hawa nafsu semata.Maka tentu saja para hakim ini akan memilih salah satu pendapat dari pendapat-pendapat mazhab-mazhab yang sudah dibukukan.

  • Para Imam dari mazhab-mazhab ini:Imam Abu hanifahBiografi singkatnya Nama lengkapnya Abu Hanifah al-Numan bin Tsabit bin Zautha al-Taimi, berasal dari keturunan Persia, lahir di Kufah pada 80H/699 M, dan wafat di Baghdad pada 150 H/767 M. Ia menjalani hidup di dua lingkungan sosio-politik, yakni di masa akhir dinasti Umawiyah/Bani Umayyah dan masa awal dinasti Abbasiyah. b) Karya-karyanya Abu Hanifah meninggalkan 3 karya besar:Fiqh al-Akbar, al-Alim wa al-Mutaalim, dan Musnad Fiqh al-Akbar.Karya-karyanya ini belum dikodifikasikan semasa ia hidup, setelah ia meninggal karya-karyanya ini baru dikodifiksikan oleh para muridnya.

    c) Murid-MuridnyaAdapun murid-murid Imam Abu Hanifah yang berjasa membukukan pemikirannya adalah:Abu Yusuf Yaqub bin Ibrahim al-Anshari (113-182H).Muhammad bin Hasan al-Syaibani (132-189 H).Zufar bin Huzail bin al-Kufi (110-158 H).Al-Hasan bin Ziyad al-Lului (133-204 H)

  • Penyebaran Mazhabnya Pengikut mazhabnya banyak ditemukan di Irak, Turki, Wilayah Balkan, Cina, India, Pakistan, Rusia, Wilayah Asia Tengah, Tunisia, Turkistan, Suriah, Mesir, dan Libanon.Mazhab Hanafi ini banyak dianut umat Islam pada masa kekhalifahan Bani Abbas (Daulah Abbasiyyah), dan pada masa Daulah Utsmaniyah menjadi mazhab resmi negara, meskipun para pemerintah (sultan) dari Daulah Utsmaniyah bersikap sangat toleran terhadap mazhab lain.

    Sumber Pendapatnya Mengenai Hukum Islam (Fiqh)/ Dasar-Dasar MazhabnyaAl-QuranAl-Sunnah; Ia juga menerima hadits ahad dengan syarat: perawinya tidak melakukan apapun yang bertentangan dengan hadits yang ia riwayatkan sendiri, tidak bertentangan dengan al-qiyas, dan perwinya faqih (ahli ilmu agama).Aqwal al-Shahabah (Pendapat para sahabat Rasulullah), baik yang bersifat mengikat yaitu berupa al-Ijma (Konsensus/terjadi kesepakatan) atau yang tidak mengikat berupa Fatwa Shahabah (tidak terjadi kesepakatan/ada yang berbeda pendapat).Al-Qiyas (menganalogikan permasalahan yang belum disebutkan apa hukumnya dalam Al-Quran atau Al-Hadits kepada permasalahan yang telah disebutkan apa hukumnya dalam Al-Quran atau Al-Hadits).Al-Istihsan {Mengutamakan/ mementingkan qiyas khafi (samar/tersembunyi) daripada qiyas jali (jelas/nyata) berdasarkan dalil atau Mengutamakan/ mementingkan qiyas khafi (samar/tersembunyi) daripada qiyas jali (jelas/nyata) berdasarkan dalil}.Al-Urf (adat atau kebiasaan yang berlaku yang tidak bertentangan dengan Al-Quran atau Al-Hadits).Al-Hiyal (bentuk jamak dari al-Hilah) al-Syariyah (yaitu upaya untuk menghindar/menjauh dari kemudharatan atau dari yang haram melalui cara yang tidak bertentangan dengan Al-Quran atau Al-Hadits. Jadi bukan menghalalkan yang haram).

  • Imam Malik bin AnasBiografi singkatnyaNama lengkapnya Abu Abdillah Malik bin Anas bin Malik bin Abu Amir bin al-Harits. Ia dilahirkan di kota Madinah, tahun 93H/712M, dan wafat pada hari Ahad, 10 Rabiul Awal 179H/798M di Kota Madinah pada masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid dari Daulah Abbasiyyah. Selain sebagai ahli fiqh ia juga terkenal sebagai ahli hadits. Menurut suatu riwayat ia berguru kepada tidak kurang dari 700 orang ulama, dan 300 diantaranya merupakan ulama tabiin. b) Karya-karyanyaDalam suatu riwayat dikatakan bahwa Imam Malik menghimpun Hadits Rasulullah SAW selama 40 tahun , dan dalam riwayat lainnya dikatakan ia hapal 100.000 hadits, dari 100.000 itu ia periksa lebih dalam lagi sehingga ia mengambil 10.000 darinnya, kemudian ia teliti lagi dan ia cocokkan dengan Al-Quran sehingga ia mengambil 5000 darinya, dan ia himpun dalam kitabnya al-Muwattha (yang secara sistimatika merupakan kitab Fiqh dan secara isi juga merupakan kitab hadits, karena banyak menghimpun banyak Hadits-Hadits Rasulullah SAW) . Kitab Fiqh yang bernama al-Mudawwanah al-Kubra, merupakan himpunan dari +1.036 fatwa/pendapat Imam Malik yang dihimpun oleh murid Imam Malik, Asad bin Furat al-Naisaburi (wafat 213 H), yang dirapikan dan disempurnakan oleh Sahnun {Abd al-Salam bin Said al-Tanukhi (wafat pada 240 H)}, muridnya yang lain.

    Penyebaran Mazhabnya Mazhabnya mulanya tersebar di Kota Madinah, lalu tersebar di wilayah Hijaz (Makkah dan sekitarnya), hingga Mesir.Ketika munculnya mazhab Syafii, mazhab ini sempat surut di Mesir karena banyak yang mengikuti mazhab Syafii, kemudian pada masa pemerinthan kesultanan Ayyubiyyah, Mazhab ini kembali hidup di Mesir.Pada masa pemerintahan Umat Islam di Andalusia, banyak ulama yang bermazhab Maliki menjadi hakim negara, sehingga mazhab ini berkembang pesat di Andalusia. Saat ini Pengikut mazhabnya banyak ditemukan di wilayah Afrika seperti Maroko, Mesir, Aljazair, Tunisia dan Libia, Juga meskipun tidak banyak dapat ditemukan di sekitar Jazirah Arabia seperti Kuwait, beberapa wilayah di Arab Saudi (khususnya beberapa wilayah di Makkah), dan lain-lain.

  • d) Sumber Pendapatnya Mengenai Hukum Islam (Fiqh)/ Dasar-Dasar MazhabnyaAl-QuranAl-Sunnah; Ia juga menerima hadits ahad dengan syarat: perawinya tidak melakukan apapun yang bertentangan dengan hadits yang ia riwayatkan sendiri, tidak bertentangan dengan Ijma Ahl Madinah, dan tidak bertentangan dengan al-qiyas.Ijma al-Shahabah (Konsnensus/Kesepakatan Para Sahabat Rasulullah).Ijma Ahl Madinah (Konsensus Penduduk Madinah) atau Amal Ahl Madinah (Perbuatan Penduduk Madinah), yaitu yang sebelum terbunuhnya Utsman bin Affan, karena meneurutnya, perbuatan ahl/penduduk Madinah sebelum terbunuhnya Utsman bin Affan adalah berdasarkan Sunnah Rasulullah SAW dan perbuatan para sahabat Rasulullah SAW. Ia mengedepankan Ijma Ahl Madinah ini dari hadits ahad. Fatwa al-Shahabah (Pendapat Para Sahabat Rasulullah), yaitu fatwa dari para sahabat besar.Al-Qiyas (menganalogikan permasalahan yang belum disebutkan apa hukumnya dalam Al-Quran atau Al-Hadits kepada permasalahan yang telah disebutkan apa hukumnya dalam Al-Quran atau Al-Hadits). Ia mengedepankan al-Qiyas ini dari hadits ahad. Al-Mashlahah al-Mursalah (Kemaslahatan yang tidak disebutkan dalam Al-Quran atau Al-Hadits, tetapi tidak bertentangan dengan Al-Quran atau Al-Hadits).Sadd al-Dzarai (bentuk jamak dari al-dzariah), (yaitu menutup segala jalan atau perbuatan yang dapat menuju atau mengarah kepada hal yang diharamkan).Al-Istishhab (Menjadikan hukum yang telah ditetapkan pada masa lalu tetap berlaku pada masa sekarang, hingga adanya dalil yang menunjukkan perubahan atasnya).Menurut sebagian Ulama yang bermazhab Maliki, seperti Qadhi Abdul Wahab al-Maliki, Imam Malik juga menggunakan: Syaru Man Qablana (Syariat Umat Sebelum Kita, yaitu yang belum dihapus oleh Syariat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad). Sedangkan menurut sebagian lagi seperti Sayyid Muhammad Musa tidak ada pernyataan Imam Malik mengenai hal ini.Menurut sebagian Ulama yang bermazhab Maliki, Imam Malik juga menggunakan: Al-Istihsan {Mengutamakan/ mementingkan qiyas khafi (samar/tersembunyi) daripada qiyas jali (jelas/nyata) berdasarkan dalil atau Mengutamakan/ mementingkan qiyas khafi (samar/tersembunyi) daripada qiyas jali (jelas/nyata) berdasarkan dalil}.

  • Imam al-Syafii (Muhammad bin Idris al-Syafii) Biografi singkatnyaNama lengkapnya Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi al-Syafii bin Said bin Ubaid bin Yazid bin Hasyim bin Abdul Mutthalib bin Abd al-Manaf bin Qushay al-Quraisyi. Ia lahir di Gaza pada bulan Rajab tahun 150H/767M dan wafat di Kairo pada 29 Rajab 204 H/20 Januari 820M. Ia menghapal Al-Quran pada umur 7 tahun, dan pada umur 13 tahun ia sudah menghapal kitab al-Muwattha karya Imam Malik. Ia dibesarkan di Makkah dan banyak berguru kepada ulama ahli Fiqh dan ulama ahli Hadits, seperti Imam Malik dan Muhammad bin Hasan al-Syaibani (murid Imam Abu Hanifah). Pada 195 H ia pergi ke Baghdad dan menetap disana selama 2 tahun, lalu kembali lagi ke Makkah. Pada 198 H ia kembali ke Baghdad, menetap disana beberapa bulan, lalu pergi ke Mesir dan menetap disana hingga ia wafat. b) Karya-karyanyaImam al-Syafii memeiliki dua pandangan, Qaul Qadim (Pendapat Lama) yang terdapat dalam kitabnya yang bernama al-Hujjah yang dicetuskan di Baghdad, dan Qaul Jadid (Pendapat Baru) yang terdapat dalam kitabnya yang bernama al-Umm yang dicetuskan di Kairo.Imam al-Syafii merupakan orang pertama yang menulis kitab Ushul Fiqh yang kitabnya samapi kepada kita, kitab Ushul Fiqhnya bernama al-Risalah. Dan masih banyak kitab-kitab lainnya yang berisi apa yang didiktekan/diajarkan kepada muridnya, kemudian muridnya yang menulisnya, atau Kitab yang ditulis oleh muridnya yang berisi pendapat-pendapat Imam al-Syafii seperti Harmalah (didiktekan kepada Harmalah bin Yahya), kitab Ikhtilaf al-Hadits (berisi penjelasan Imam al-Syafii tentang Hadits-Hadits), dan lain-lain. Penyebaran Mazhabnya Mazhabnya mulanya tersebar di Kota Mesir, karena ia mengajarkan Qaul Jadidnnya di Masjid Amr bin Ash dan banyak ulama yang belajar kepadanya seperti al-Buwaithi, Ismail bin Yahya dan lain-lain. Mazhab ini juga tersebar di wilayah Iraq, lalu ke wilayah khurasan (sekarang Afghanistan dan sekitarnya), Pakistan, Syam (Syria dan sekitarnya), Yaman, Persia, Hijaz (Makkah, Madinah dan sekitarnya), India, daerah-daerah di Afrika dan andalusia, dan terus tersebar hingga Indonesia.Saat ini Pengikut mazhabnya banyak ditemukan di wilayah Arab Selatan, Wilayah Afrika Timur, Wilayah Asia Timur, Wilayah Asia Tengah, , beberapa wilayah di Arab Saudi (khususnya beberapa wilayah di Madinah), Yaman, Turkmenistan, Suriah, Kazakhstan, Bahrain, India, Indonesia dan Malaysia.

  • Sumber Pendapatnya Mengenai Hukum Islam (Fiqh)/ Dasar-Dasar MazhabnyaAl-QuranAl-Sunnah; Ia juga menerima hadits ahad dengan syarat: perawinya tepercaya, perwinya berakal dan dapat memahami apa yang diriwayatkannya, perwinya dhabith (kuat ingatannya), perwinya benar-benar mendengar sendiri dari orang yang menyampaikan hadits itu kepadanya, perwinya tidak menyalahi para ahli ilmu yang juga meriwayatkan hadits itu.Al-Ijma (Konsnensus/Kesepakatan Para Ulama).Al-Qiyas (menganalogikan permasalahan yang belum disebutkan apa hukumnya dalam Al-Quran atau Al-Hadits kepada permasalahan yang telah disebutkan apa hukumnya dalam Al-Quran atau Al-Hadits). Qaul Shahabi (pendapat para Sahabat Rasulullah), Imam al-Syafii mengambil pendapat sahabat Rasulullah yang tidak ada sahabat lain yang menentang pendapat tersebut, jika terjadi pertentangan, maka Imam al-Syafii mengambil yang menurutnya paling dekat kepada Al-Quran dan As-Sunnah, atau yang dikuatkan oleh al-Qiyas.Menurut sebagian Syafiiyah (Ulama yang bermazhab Syafii), Imam al-Syafii juga menggunakan: Al-Istishhab (Menjadikan hukum yang telah ditetapkan pada masa lalu tetap berlaku pada masa sekarang, hingga adanya dalil yang menunjukkan perubahan atasnya).

  • Imam Ahmad bin HanbalBiografi singkatnyaNama lengkapnya Ahmad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin hasan al-Syaibani. Ia lahir di Baghdad pada bulan Rabiul Awal tahun 164 H/780 M dan wafat di Ia belajar fiqh kepad Abu Yusuf (Murid dari Imam Abu Hanifah), lalu ia menjelajah ke berbagai daerah untuk belajar hadits diantaranya kepada Sufyan bin Uyainah, Ibrahim bin Saad, Yahya bin Qathan dan lain-lain, ia juga menjelajah ke berbagai wilayah untuk mengumpulkan Hadits, kumpulan Hadits miliknya ini bernama Musnad Imam Ahmad. Ia juga belajar fiqh kepada Imam al-Syafii dan Imam al-Syafii juga belajarb hadits kepadanya. Ia adalah murid Imam al-Syafii yang paling setia, dan tidak pernah berpisah dengannya, kecuali setelah Imam al-Syafii pindah ke Mesir.

    b) Karya-karyanyaIa menyusun banyak karya, diantaranya: Kitab Musnad (Imam Ahmad), Kitab Tafsir Al-Quran, Kitab Nasikh wa al-Mansukh, Kitab al-Muqaddam wa al-Muakhkhar fi Al-Quran, Kitab Jawab Al-Quran, Kitab Tarikh, Kitab Manasik al-Kabir, Kitab Manasik al-Shaghir, KitabThaat al-Rasul, Kitab al-Illah, Kitab al-Shalah, dan lain-lain. Penyebaran Mazhabnya Mazhabnya mulanya tersebar di tempat tinggal Imam Ahmad, yaitu di Kota Baghdad (Wilayah Iraq), lalu menyebar ke wilayah Syam (Suriah dan sekitarnya), kemudian berkembang di Mesir pada abad ke-7 H. Saat ini mazhabnya menjadi mazhab fiqh resmi dari pemerintahan Arab Saudi, dan pengikut mazhabnya banyak ditemukan di wilayah Jazirah Arab, Palestina, Suriah dan Iraq.

  • Sumber Pendapatnya Mengenai Hukum Islam (Fiqh)/ Dasar-Dasar MazhabnyaAl-Quran.Al-Sunnah.Al-Ijma (Konsnensus/Kesepakatan Para Ulama).Fatwa Shahabi (fatwa atau pendapat para Sahabat Rasulullah), Imam Ahmad bin Hanbal mengambil pendapat sahabat Rasulullah yang tidak ada sahabat lain yang menentang pendapat tersebut. Apabila terdapat perselisihan/pertentangan pendapat diantara para sahabat Rasulullah tentang suatu masalah, maka Imam Ahmad bin Hanbal mengambil/memilih Fatwa Shahabat (Sahabat Rasulullah) yang menurutnya paling dekat kepada Al-Quran dan As-Sunnah.Hadits Mursal dan Hadits Dhaif, Imam Ahmad bin Hanbal membagi hadits menjadi shahih dan dhaif, bukan shahih, hasan dan dhaif seperti kebanyakan ulama lain. Jika Imam Ahmad bin Hanbal tidak menemukan permasalahan yang akan dibahas dalam Al-Quran, Al-Hadits yang shahih, fatwa shahabat (baik yang disepakati atau terjadi pertentangan), maka Imam Ahmad bin Hanbal menggunakan hadits dhaif dan hadits mursal.Al-Qiyas (menganalogikan permasalahan yang belum disebutkan apa hukumnya dalam Al-Quran atau Al-Hadits kepada permasalahan yang telah disebutkan apa hukumnya dalam Al-Quran atau Al-Hadits). Jika Imam Ahmad bin Hanbal tidak menemukan permasalahan yang akan dibahas dalam Al-Quran, Al-Hadits yang shahih, fatwa shahabat (baik yang disepakati atau terjadi pertentangan), hadits dhaif dan hadits mursal, maka Imam Ahmad bin Hanbal menggunakan al-Qiyas. Menurut sebagian Hanabilah (Ulama yang bermazhab Hanbali), Imam Ahmad bin Hanbal juga kadang-kadang menggunakan: Al-Mashlahah al-Mursalah (Kemaslahatan yang tidak disebutkan dalam Al-Quran atau Al-Hadits, tetapi tidak bertentangan dengan Al-Quran atau Al-Hadits).Menurut sebagian Hanabilah (Ulama yang bermazhab Hanbali), Imam Ahmad bin Hanbal juga kadang-kadang, meskipun sangat jarang menggunakan: Al-Istishhab, Al-Istihsan dan Sadd al-Dzarai.

  • Mazhab Syiah:Mazhab Syiah asalnya bukan sebagai mazhab dalam bidang hukum Islam (fiqh), melainkan aliran dalam bidang politik yang berpendapat bahwa yang berhak menjadi Khalifah adalah Ali bin Abi Thalib dan keturunannya (yang merupakan keturunan dari Fathimah putri Rasulullah SAW), dan lama-lama akhirnya juga masuk ke ranah teologi/ilmu kalam dan juga hukum Islam (fiqh).

    Beberapa mazhab/aliran Syiah tidak banyak melibatkan dirinya dalam bidang hukum Islam (fiqh), tetapi hanya dalam bidang politik dan ilmu kalam/teologi. Mazhab/aliran Syiah seperti ini termasuk golongan kecil, seperti: Syiah Sabaiyah (pengikut Abdullah bin Saba), Syiah al-Ghurabiyah, Syiah al-Kisaniyah (pengikut Mukhtar bin Ubaid al-Tsaqafi), Syiah al-Nashiriyah, Syiah al-Hakimiyah, Syiah al-Rafidhah dan Druz.

  • Mazhab Syiah:Sedangkan Beberapa mazhab/aliran Syiah juga membahas bidang hukum Islam (fiqh), diantaranya:Syiah ImamiyahDisebut juga Syiah Itsna Asyariyah (Dua Belas), karena mereka memiliki 12 imam yang nyata dan tidaka ada imam yang harus diikuti selain 12 imam tersebut.Ke-12 Imam itu adalah: Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husein bin Ali, Ali Zain al-Abidin, Muhammad al-Baqir, Jafar al-Shadiq, Musa al-Kazhim, Ali al-Ridha, Muhammad al-Jawwad, Ali al-Hadi, Hasan al-Askari dan Muhammad al-Mahdi.Rangkaian ini berhenti pada Imam Muhammad al-Mahdi karena ia tidak meninggalkan keturunan, ia hilang pada saat masih kecil dan menurut mereka Imam Muhammad al-Mahdi ini hilang untuk sementara waktu dan kelak akan datang lagi untuk memimpin umat, oleh karena itu ia disebut Imam al-Muntazhar (Imam yang dinanti). Mereka meyakini selama ia bersembunyi/menghilang, ia memimpin umat melalui para pemerintah dan ulama Syiah.Mereka berpendapat bahwa yang berhak menjadi Imam/Khalifah adalah yang merupakan keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fathimah putri Rasulullah SAW, dan ditunjuk oleh Imam/Khalifah sebelumnya.Paham ini menjadi paham resmi di wilayah Iran sejak permulaan abad ke-16 hingga sekarang.

  • Mazhab Syiah:Selain Syiah Itsna Asyariyah (Dua Belas), ada juga Syiah Ismailiyah, Imam Syiah Ismailiyah sama dengan Syiah Itsna Asyariyah (Dua Belas) hingga imam ke-6 dan mulai timbul perbedaan pada imam ke-7.Menurut Syiah Itsna Asyariyah (Dua Belas), Ismail anak dari Jafar al-Shadiq, meninggal lebih dahulu dari Imam ke-6 ini, maka tempatnya digantikan oleh adiknya, yaitu Musa al-Kazhim.Tetapi sebagian Syiah tetap setia pada Ismail anak dari Jafar al-Shadiq ini, meskipun ia meninggal duluan. Menurut mereka Ismail-lah imam ke-7, bukan Musa al-Kazhim. Maka Syiah ini disebut Syiah Ismailiyah, juga disebut Syiah tujuh, karena hanya mengakui tujuh imam yang nyata.

  • Mazhab Syiah:Imam Syiah yang ke-6, yaitu Jafar al-Shadiq (wafat 148 H), terkenal akan ilmu agamanya. Ia pernah belajar satu guru dengan Imam Abu Hanifah.Syiah Imamiyah menetapkan hukum Islam (fiqh) berdasarkan kepada: Al-Quran, Al-Sunnah, al-Ijma (Konsensus/kesepakatan Ulama) dan al-Rayu (akal/pendapat Ulama).Kitab-Kitab Syiah Imamiyah dalam bidang fiqh antara lain: al-Mukhtashar al-Nafi karya Abu Qasim al-Husain al-Huli, Syarai al-Islam karya Jafar al-Hasan al-Huli, Jawahir al-Kalam karya Muhammad al-Najafi , dan lain-lain. Kitab-Kitab Syiah Imamiyah dalam bidang ushul fiqh antara lain: al-Kafi karya Jafar Muhammad bin Yaqub al-Khulaini, al-Tahzib dan al-Itibar karya Muhammad bin Hasan, dan lain-lain.Mulanya ulama syiah Imamiyah menggunakan metode Ushul Fiqh mirip/mengikuti metode Ushul Fiqh Imam Syafii dalam menetapkan hukum Islam (fiqh), tetapi lama-kelamaan, mereka menetapkan ushul fiqh sendiri dan memiliki cara sendiri dalam menetapkan hukum Islam (fiqh). Mereka berijtihad menggunakan al-maslahah, tidak menggunakan al-Qiyas.

  • Mazhab Syiah:Syiah ZaidiyahMerupakan mazhab/aliran yang paling dekat dengan Ahlusunnah/Sunni. Mazhab/aliran ini dinamakan Syiah Zaidiyah, karena mereka merupakan pengikut Zaid bin Ali Zain al-Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, juga merupakan keturunan dari Fathimah putri Rasulullah SAW. Mereka berpendapat bahwa yang berhak menjadi Imam/Khalifah adalah yang merupakan keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fathimah putri Rasulullah SAW, dan ditetapkan melalui musyawarah.Zaid bin Ali Zain al-Abidin ini mula-mula belajar pada ayahnya sendiri, lalu belajar satu guru dengan Jafar al-Shadiq, lalu sempat belajar kepada Washil bin Atha (dari Mutazilah), juga belajar kepada ulama-ulama lain dari berbagai aliran.Ia merupakan orang yang dihormati ulama lain karena menguasai Ulum Al-Quran, Tauhid, Fiqh, Filsafat dan lain-lain. Ia juga pernah menjadi guru dari Imam Abu Hanifah selama 2 tahun.Fatwa-fatwa atau kumpulan pendapatnya terdapat dalam kitab bernama al-Majmu, yang isinya meliputi hadits, tafsir dan fiqh. Beberapa isi kitabnya memiliki persamaan dengan pendapat/fatwa dari 4 Imam dari Mazhab Ahlusunnah/Sunni, karena ia mengambil pendapatnya bersumber kepada Al-Quran, Al-Hadits dan pendapat Sahabat Rasulullah SAW.Mazhab Syiah Zaidiyah ini berkembang di beberapa wilayah di Yaman dan di bagian selatan semenanjung Arabia.