221038000 akuntansi manajemen analisis biaya volume dan laba

Upload: benny-suhendra

Post on 14-Oct-2015

95 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    1/41

    DISUSUN OLEH:

    KELOMPOK VII

    1. Paulo M.P. Harianja (11.032.111.006)

    2. Linceria Manurung (11.032.111.071)

    3. Simjoli Rivi Ricardo Cibro (11.032.111.112)

    Fakultas Ekonomi

    Jurusan Manajemen

    Universitas Darma Agung

    Medan

    2014

    1

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    2/41

    Analisis biaya-volume-laba merupakan metode estimasi bagaimana

    perubahan biaya variabel per unit, harga jual per unit, jumlah biaya

    tetap per periode, volume penjualan, dan bauran penjualan akan

    mempengaruhi laba.

    Analisis biaya-volume-laba adalah pemeriksaan bagaimana jumlah

    pendapatan dan jumlah biaya berubah seiring dengan perubahan

    volume penjualan.

    Analisis biaya-volume-laba adalah instrumen yang lazim dipakai

    untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen

    untuk pengambilan keputusan.

    2

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    3/41

    Analisis biaya-volume-laba tergantung pada sejumlah asumsi yang

    membatasi. Diantara asumsi-asumsi tersebut adalah:

    Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel ataupun biaya tetap.

    Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan.

    Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan.

    Analisisnya untuk sebuah produk, atau bauran penjualan dari bermacam

    macam produk adalah konstan dalam kisaran relevan.

    Hanya terdapat satu pemicu biaya: volume unit produk atau rupiah

    penjualan. Dalam perusahaan pabrikasi, tingkat persediaan pada awal dan akhir periode

    adalah sama.

    3

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    4/41

    Marjin kontribusi (contribution margin) adalah perbedaan antara harga jual per unit dan biaya

    variabel per unit. Istilah marjin kontribusi kerap pula digunakan untuk mengacu ke jumlah marjinkontribusi (total contribution margin) yang merupakan perbedaan antara jumlah penjualan dan jumlah

    biaya variabel. Marjin kontribusi dapat pula dinyatakan sebagai suatu persentase dari pendapatan

    penjualan.

    4

    P.T. Istana Dewata

    Laporan Laba Rugi Kontribusi

    31 Maret 2001

    Per Unit Jumlah

    Penjualan (800 VCD Player)

    Kurang: biaya variabel

    Marjin Kontribusi

    Kurang: biaya tetap

    Laba (rugi) bersih

    Rp 250.000

    Rp 150.000

    Rp 100.000

    Rp 200.000.000

    Rp 120.000.000

    Rp 80.000.000

    Rp 70.000.000

    Rp. 10.000.000

    Rasio marjin kontribusi =Marjin kontribusi

    Penjualan

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    5/41

    5

    Titik impas (break-even point) adalah volume penjualan di mana jumlah

    pendapatan dan jumlah biayanya sama; tidak terdapat laba maupun rugi bersih.

    Laba bersih akan diperoleh bilamana volume penjualan berada di atas titik

    impas, sedangkan rugi bersih akan diderita bila volume penjualan berada di

    bawah titik impas.

    Komputasi Titik Impas: Metode Persamaan (Equation Method)

    Penjualan - Jumlah biaya = Laba bersih

    atau,

    Penjualan - Biaya variabel - Biaya tetap = Laba bersih

    atau,

    Penjualan = Biaya Variabel + Biaya tetap + Laba bersih

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    6/41

    Contoh:

    P.T. Istana Dewata, Harga jual per unitRp 250.000

    Biaya variabel per unit.............Rp 150.000

    Biaya tetap.............................................Rp 70.000.000

    Titik impasnya dihitung sebagai berikut:

    Penjualan = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba bersih

    250.000P = 150.000P+ 70.000.000 + 0

    100.000P = 70.000.000

    P = 700 unitVCDplayer

    P = Rp 175.000.000 (700 x Rp 250.000)

    Di mana,

    P= Titik impas penjualan VCDplayer

    6

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    7/41

    Komputasi Titik Impas: Metode Kontribusi Unit (Uni t Contibution M ethod)

    atau,

    Contoh: (P.T. Istana Dewata), Harga jual per unitRp 250.000

    Kurang: biaya variabel per unitRp 150.000

    Marjin kontribusi per unit....Rp 100.000

    Rasio marjin kontribusi........................ 40%

    Biaya tetap...........................................Rp 70.000.000

    Maka:

    Titik impas = (Biaya tetap/Marjin kontribusi per unit) = (Rp 70.000.000/Rp 100.000) = 700 unit

    atau,

    Titik impas = (Biaya tetap/Rasio marjin kontribusi) = (Rp 70.000.000/40%) = Rp 175.000.000

    Marjin kontribusi per unitBiaya tetapTitik impas (dalam unit) =

    Titik impas (dalam rupiah) =Biaya tetap

    Rasio marjin kontribusi

    7

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    8/41

    Komputasi Titik Impas: Ancangan Grafis (Graphic Approach)

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    (dalamj

    utaanru

    piah)

    Volume Penjualan (dalam ratusan unit)

    P.T. Istana Dewata

    (Grafik Titik Impas)

    Biaya tetap

    (Rp 70.000.000)

    Titik impas

    (Break-Even Point)

    (700 unit VCDplayeratau nilai

    penjualan Rp 175.000.000)

    Biaya variabel

    (Rp 150.000 per unit VCDplayer)

    Garis Biaya Tetap

    8

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    9/41

    Dalam penentuan titik impas melalui grafik biaya, laba ditunjukkan oleh perbedaan

    antara jumlah pendapatan dan jumlah biaya. Grafik laba (profit graph) hanyamenggambarkan laba dan rugi serta menghilangkan garis-garis biaya dan pendapatan.

    Dengan data dari P.T Istana Dewata, garis laba digambarkan dengan cara berikut:

    Mencari kerugian atas penjualan sebesar nol. Kerugian ini adalah besarnya biaya

    tetap Rp 70.000.000, yang lalu dipatok pada sumbu vertikal.

    Mencari laba atau kerugian pada volume penjualan lainnya. Sebagai contoh, pada

    penjualan 700 unit VCD player, labanya adalah nol (Rp 175.000.000 (Rp

    105.000.000 + Rp 70.000.000)), atau pada penjualan 1.000 unit, labanya sebesar

    Rp 30.000.000.

    Setelah kedua titik tersebut diidentifikasi, lalu ditarik garis diantara kedua titik

    tersebut.

    9

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    10/41

    10

    -80

    -60

    -40

    -20

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    Rugi

    Volume Penjualan (dalam ratusan unit)

    P.T. Istana Dewata

    (Grafik Laba)

    Garis Impas

    Titik impas

    (Break-Even Point)

    (700 unit VCDplayeratau nilai

    penjualan Rp 175.000.000)

    Laba

    (dalamj

    utaanrupish)

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    11/41

    Marjin pengaman penjualan (margin of safety, MS) adalah kelebihan penjualan

    yang dianggarkan di atas volume penjualan impas. Marjin pengaman penjualan inimenentukan seberapa banyak penjualan boleh turun sebelum perusahaan menderita

    kerugian. Marjin pengaman penjualan dipandang sebagai ukuran kasar resiko. Selalu

    terdapat kejadian-kejadian, yang tidak diketahui ketika rencana disusun yang dapat

    menurunkan pejualan di bawah tingkat yang diharapkan sebelumnya.

    atau,

    11

    Marjin pengaman penjualan = Penjualan dianggarkan Penjualan impas

    Persentase marjin pengaman penjualan =Marjin pengaman penjualan dalam rupiah

    Penjualan

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    12/41

    P.T. Pralaya P.T. Bratayuda

    Jumlah Persen Jumlah Persen

    Penjualan

    Kurang: biaya variabel

    Marjin kontribusi

    Kurang: biaya tetap

    Laba bersih

    Titik impas:

    Rp 120.000 : 25%

    Rp 270.000 : 50%

    Marjin pengaman penjualan dalam rupiah

    (Jumlah penjualan Penjualan impas)

    Rp 600.000 Rp 480.000Rp 600.000 Rp 540.000

    Marjin pengaman penjualan dalam persentase

    Rp 120.000 + Rp 600.000

    Rp 60.000 + Rp 600.000

    Rp 600.000

    Rp 450.000

    Rp 150.000

    Rp 120.000

    Rp 30.000

    Rp 480.000

    Rp 120.000

    20%

    100

    75

    25

    Rp 600.000

    Rp 300.000

    Rp 300.000

    Rp 270.000

    Rp 30.000

    Rp 540.000

    Rp 60.000

    10%

    100

    50

    50

    12

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    13/41

    Tuasan operasi (Operating leverage) adalah tingkat pengeluaran biaya tetap di dalam sebuah

    perusahaan. Tuasan operasi mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

    kenaikan laba bersih manakala volume penjualan melonjak. Karena perbedaan antara marjin

    kontribusi dan laba operasi adalah biaya tetap, maka perusahaan dengan biaya tetap yang tinggi

    umumnya akan mempunyai tuasan operasi yang tinggi pula. Apabila perusahaan mempunyai

    operating leverage yang terbilang tinggi, maka keuntungannya akan sangat peka terhadap

    perubahan penjualan. Persentase kenaikan (atau penurunan) yang kecil dalam penjualan dapat

    mengakibatkan persentase kenaikan (atau penurunan) yang besar dalam keuntungan yang diraih.

    13

    P.T. Badai Gurun P.T. Gelora Samudra

    Jumlah Persen Jumlah Persen

    Penjualan

    Kurang: biaya variabel

    Marjin kontribusi

    Kurang: biaya tetap

    Laba bersih

    Rp 400.000

    Rp 240.000

    Rp 160.000

    Rp 120.000

    Rp 40.000

    100

    60

    40

    Rp 400.000

    Rp 120.000

    Rp 280.000

    Rp 240.000

    Rp 40.000

    100

    30

    70

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    14/41

    Dari tabel sebelumnya, perusahaan Gelora Samudra mempunyai proporsi biaya tetap yang

    lebih tinggi dari segi biaya variabelnya dibandingkan P.T. Badai Gurun, kendatipun jumlah biaya

    pada masing-masing kedua perusahaan tersebut (yakni Rp 360.000) sama pada tingkat penjualan

    Rp 400.000. Namun, apabila penjualan pada masing-masing perusahaan dinaikkan sebesar 10%

    (dari Rp 400.000 menjadi Rp 440.000), maka laba bersih P.T. Gelora Samudra melonjak sebesar

    70% (dari Rp 40.000 menjadi Rp 68.000), sedangkan P.T. Badai Gurun mengalami kenaikan laba

    bersih hanya sebesar 40% (dari Rp 40.000 menjadi Rp 56.000).

    14

    P.T. Badai Gurun P.T. Gelora Samudra

    Jumlah Persen Jumlah Persen

    Penjualan

    Kurang: biaya variabel

    Marjin kontribusi

    Kurang: biaya tetap

    Laba bersih

    Rp 440.000

    Rp 264.000

    Rp 176.000

    Rp 120.000

    Rp 56.000

    100

    60

    40

    Rp 440.000

    Rp 132.000

    Rp 308.000

    Rp 240.000

    Rp 68.000

    100

    30

    70

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    15/41

    Kadar/faktor tuasan operasi (degree of operating leverage) yang terdapat dalam perusahaan

    pada tingkat penjualan tertentu dapat diukur melalui rumus berikut:

    Faktor tuasan operasi (degree of operating leverage) di P.T. Badai Gurun dan P.T. GeloraSamudra pada tingkat penjualan Rp 400.000 adalah:

    Dengan membaca faktor tuasan operasi di atas, apabila penjualan meningkat sebesar 10%,

    maka laba bersih P.T. Badai Gurun akan melonjak sebesar 4 kali lipat (atau 40%), dan laba bersih

    P.T Gelora Samudra akan melambung 7 kali lipat (atau 70%).

    15

    Marjin kontribusiFaktor tuasan operasi =

    Laba bersih

    P.T. Badai Gurun:Rp 160.000

    Rp 40.000= 4 P.T. Gelora Samudra:

    Rp 280.000

    Rp 40.000= 7

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    16/41

    Laba Sasaran

    Contoh: P.T. Istana Dewata -- Harga jual per unit..........Rp 250.000-- Biaya variabel.................Rp 150.000

    -- Biaya tetap......................Rp 75.000.000

    Apabila P.T. Istana Dewata menargetkan laba tahunan sebesar 20%,, hal ini berarti bahwa P.T.

    Istana Dewata mempunyai laba sasaran Rp 24.000.000 (20% x Rp 120.000.000). Maka untuk

    memperoleh laba tersebut jumlah unit VCDplayeryang harus dijual adalah sebagai berikut:Penjualan = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba bersih

    Rp 250.000X = Rp 150.000X+ Rp 70.000.000 + Rp 24.000.000

    Rp 100.000X = Rp 94.000.000

    X = 940 unit (Xadalah jumlah unit VCDplayer yang harus dijual)

    Laba sasaran dapat dicari dengan menggunakan marjin kontribusi per unit, dengan rumus berikut:

    16

    Volume penjualan =Biaya tetap + Laba sasaran

    Marjin kontribusi per unit

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    17/41

    Dampak Perubahan Harga Jual

    Kenaikan harga jual per unit akan menurunkan titik impas penjualan, sedangkan

    penurunan harga jual per unit akan menaikkan titik impas penjualan. Dengan memakai

    analisis biaya-volume-laba, manajer dapat menentukan besarnya volume penjualan

    yang mesti berubah setelah melakukan perubahan harga supaya dapat mencapai laba

    sasaran yang ditetapkan.

    Contoh:

    Misalkan P.T. Istana Dewata mempertimbangkan kenaikan harga sebesar Rp 40.000

    per unit. Berapakah banyaknya unit VCD player yang harus dijual pada harga baru

    tersebut agar mencapai titik impas? Dan berapa pula yang harus dijual untuk

    memperoleh laba Rp 24.000.000? Tingkattingkat penjualan dapat dicari sebagai

    berikut:

    17

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    18/41

    Dampak Perubahan Harga Jual

    18

    Data

    Semula

    Kenaikan Harga Jual

    (Rp 40.000)

    Harga jual per unit

    Biaya variabel

    Marjin kontribusi per unit

    Biaya tetap

    Laba sasaran

    Penjualan impas (unit) =

    =

    Penjualan (unit) untuk =

    mencapai laba sasaran

    sebesar Rp 24.000.000 =

    Rp 250.000 per unit

    Rp 150.000 per unit

    Rp 100.000 per unit

    Rp 70.000.000

    Rp 24.000.000

    Rp 70.000.000 =

    Rp 100.000

    700 unit =

    Rp 94.000.000 =

    Rp 100.000

    940 unit =

    Rp 290.000 per unit

    Rp 150.000 per unit

    Rp 140.000 per unit

    Rp 70.000.000

    Rp 24.000.000

    Rp 70.000.000

    Rp 140.000

    500 unit

    Rp 94.000.000

    Rp 140.000

    671 unit

    Naik

    Turun

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    19/41

    Dampak Perubahan Biaya Variabel

    Kenaikan biaya variabel akan menaikkan titik impas penjualan, sedangkanpenurunan biaya variabel akan menurunkan titik impas penjualan. Untuk memprediksi

    imbas perubahan biaya variabel ini, manajer dapat memakai analisis biaya-volume-laba

    untuk menentukan besarnya volume penjualan yang mesti berubah supaya dapat

    mencapai laba sasaran yang ditetapkan.

    Contoh:

    Diasumsikan P.T. Istana Dewata berpeluang untuk memotong biaya variabel

    sebesar Rp 10.000 per unit karena membeli dalam partai besar. Laba sasaran

    diasumsikan tidak berubah, tetap sebesar Rp 24.000.000. Berapakah banyaknya VCD

    player yang harus dijual oleh P.T. Istana Dewata untuk mencapai titik impas? Dan

    berapa pula yang harus dijual untuk meraup laba Rp 24.000.000? Tingkat-tingkat

    penjualan tersebut dapat dicari sebagai berikut:

    19

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    20/41

    Dampak Perubahan Biaya Variabel

    20

    Data

    Semula

    Penurunan Biaya Variabel

    (Rp 10.000)

    Harga jual per unit

    Biaya variabel

    Marjin kontribusi per unit

    Biaya tetap

    Laba sasaran

    Penjualan impas (unit) =

    =

    Penjualan (unit) untuk =

    mencapai laba sasaran

    sebesar Rp 24.000.000 =

    Rp 250.000 per unit

    Rp 150.000 per unit

    Rp 100.000 per unit

    Rp 70.000.000

    Rp 24.000.000

    Rp 70.000.000 =

    Rp 100.000

    700 unit =

    Rp 94.000.000 =

    Rp 100.000

    940 unit =

    Rp 250.000 per unit

    Rp 140.000 per unit

    Rp 110.000 per unit

    Rp 70.000.000

    Rp 24.000.000

    Rp 70.000.000

    Rp 110.000

    636 unit

    Rp 94.000.000

    Rp 110.000

    855 unit

    Turun

    Turun

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    21/41

    Dampak Perubahan Biaya Tetap

    Kenaikan biaya tetap akan menaikkan titik impas penjualan, sedangkan penurunan

    biaya tetap akan menurunkan titik impas penjualan. Untuk memprediksi imbas

    perubahan biaya tetap ini, manajer dapat memakai analisis biaya-volume-laba untuk

    menentukan besarnya volume penjualan yang mesti berubah supaya dapat mencapai

    laba sasaran yang ditetapkan.

    Contoh:

    Diasumsikan bahwa manajer P.T. Istana Dewata mempertimbangkan kenaikan

    biaya iklan sebesar Rp 2.000.000. Berapakah banyaknya unit VCDplayeryang harus

    dijual oleh P.T. Istana Dewata untuk mencapai titik impas? Dan berapa pula yang harus

    dijual untuk meraup laba sebesar Rp 24.000.000? Tingkat-tingkat penjualan dapat

    dihitung sebagai berikut:

    21

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    22/41

    Dampak Perubahan Biaya Tetap

    22

    Data

    Semula

    Kenaikan Biaya Tetap

    (Rp 2.000.000)

    Harga jual per unit

    Biaya variabel

    Marjin kontribusi per unit

    Biaya tetap

    Laba sasaran

    Penjualan impas (unit) =

    =

    Penjualan (unit) untuk =

    mencapai laba sasaran

    sebesar Rp 24.000.000 =

    Rp 250.000 per unit

    Rp 150.000 per unit

    Rp 100.000 per unit

    Rp 70.000.000

    Rp 24.000.000

    Rp 70.000.000 =

    Rp 100.000

    700 unit =

    Rp 94.000.000 =

    Rp 100.000

    940 unit =

    Rp 250.000 per unit

    Rp 150.000 per unit

    Rp 100.000 per unit

    Rp 72.000.000

    Rp 24.000.000

    Rp 72.000.000

    Rp 100.000

    720 unit

    Rp 96.000.000

    Rp 100.000

    960 unit

    Naik

    Naik

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    23/41

    Dampak Perubahan Simultan Harga Dan Biaya

    Dalam praktik di lapangan, harga dan biaya kerap berubah secara simultan. Biaya

    variabel sering berubah dan perusahaan juga turut bereaksi dengan mengubah harga-

    harga produknya

    Contoh:

    Misalkan manajer P.T. Istana Dewata mempertimbangkan suatu kenaikan biayaiklan sebesar Rp 2.000.000. Manajer berharap dapat menutup kenaikan biaya iklan itu

    dengan menaikkan harga jual sebesar Rp 40.000 per unitnya. Berapakah banyaknya

    unit VCD player yang harus dijual P.T Istana Dewata untuk mencapai titik impas? Dan

    berapa pula yang harus dijual agar meraup laba Rp 24.000.000? Tingkat-tingkatpenjualan tersebut dapat dicari sebagai berikut:

    23

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    24/41

    Dampak Perubahan Simultan Harga Dan Biaya

    24

    Data

    Semula

    Kenaikan Biaya Tetap(Rp 2.000.000) dan Harga Jual

    (Rp 40.000)

    Harga jual per unit

    Biaya variabel

    Marjin kontribusi per unit

    Biaya tetap

    Laba sasaran

    Penjualan impas (unit) =

    =

    Penjualan (unit) untuk =

    mencapai laba sasaran

    sebesar Rp 24.000.000 =

    Rp 250.000 per unit

    Rp 150.000 per unit

    Rp 100.000 per unit

    Rp 70.000.000

    Rp 24.000.000

    Rp 70.000.000 =

    Rp 100.000

    700 unit =

    Rp 94.000.000 =

    Rp 100.000

    940 unit =

    Rp 290.000 per unit

    Rp 150.000 per unit

    Rp 140.000 per unit

    Rp 72.000.000

    Rp 24.000.000

    Rp 72.000.000

    Rp 140.000

    514 unit

    Rp 96.000.000

    Rp 140.000

    686 unit

    Naik

    Naik

    Turun

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    25/41

    Bauran Penjualan dan Analisis Titik Impas

    Sebagian besar perusahaan pada umumnya menjual lebih dari satu lini produk pada

    bermacam-macam harga jual. Selain itu, produk-produk yang dijual sering pula

    mempunyai biaya-biaya variabel per unit yang berlainan. Harga jual dan biaya variabel

    yang berlainan di antara lini produk tersebut akan membuat lini-lini produk yang ada

    mempunyai marjin kontribusi yang berbeda-beda pula.

    Analisis bauran penjualan (sales mix analysis) melibatkan penentuan kombinasipaling menguntungkan dari penjualan produk pada saat perusahaan menjual lebih dari

    satu lini produk.Yang sangat terkait dengan analisis bauran penjualan adalah kajian

    profitabilitas lini produk yang dirancang untuk mencari produk-produk mana yang

    merugikan perusahaan.

    Contoh:

    P.T. Pedang Menoreh mempunyai dua lini produk: lini produk AS800 dan lini

    produk IBX005. Untuk tahun 2001, penjualan, biaya, dan titik impas perusahaan

    tampak pada Tabel 1, dan untuk tahun 2002 tampak pada Tabel 2

    25

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    26/41

    26

    P.T. Pedang Menoreh

    Data Penjualan Tahun 2001

    Produk AS800 Produk IBX005 Jumlah

    Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    Penjualan

    (-)Biaya variabel

    Marjin kontribusi

    (-)Biaya tetap

    Laba bersih

    Rp 800.000

    Rp 600.000

    Rp 200.000

    100

    75

    25

    Rp 3.200.000

    Rp 1.600.000

    Rp 1.600.000

    100

    50

    50

    Rp 4.000.000

    Rp 2.200.000

    Rp 1.800.000

    Rp 1.080.000

    Rp 720.000

    100

    55

    45

    TABEL 1. Analisis Titik Impas pada Multiproduk

    Komputasi titik impas:

    Biaya tetap Rp 1.080.000

    Rasio marjin kontribusi 45%= Rp 2.400.000

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    27/41

    27

    P.T. Pedang Menoreh

    Data Penjualan Tahun 2002

    Produk AS800 Produk IBX005 Jumlah

    Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    Penjualan

    (-)Biaya variabel

    Marjin kontribusi

    (-)Biaya tetap

    Laba bersih

    Rp 3.200.000

    Rp 2.400.000

    Rp 800.000

    100

    75

    25

    Rp 800.000

    Rp 400.000

    Rp 400.000

    100

    50

    50

    Rp 4.000.000

    Rp 2.800.000

    Rp 1.200.000

    Rp 1.080.000

    Rp 120.000

    100

    70

    30

    TABEL 2. Analisis Titik Impas pada Multiproduk: Terdapat Pergeseran Bauran Penjualan

    Komputasi titik impas:

    Biaya tetap Rp 1.080.000

    Rasio marjin kontribusi 30%= Rp 3.600.000

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    28/41

    Pada Tabel 1, titik impas ada pada penjualan sebesar Rp 2.400.000, diperoleh dengan

    membagi biaya tetap Rp 1.080.000 dengan rasio marjin kontribusi 45%. Namun penjualan sebesar

    Rp 2.400.000 ini menunjukkan titik impas hanya sebatas bauran penjualan tidak berubah. Apabila

    bauran penjualan berubah, titik impas penjualan juga akan berubah. Hal ini dapat diilustrasikan

    dengan menganggap bahwa pada tahun 2002 terjadi pergeseran dari lini produk IBX005 yang

    menguntungkan (dengan rasio marjin kontribusi 50%) menuju lini produk AS800 yang kurang

    menguntungkan (dengan rasio marjin kontribusi hanya 25%). Data penjualan untuk tahun 2002

    seperti tersaji pada Tabel 2

    Walaupun penjualan tidak mengalami perubahan (tetap pada Rp 4.000.000), bauran

    penjualan mengalami perubahan yang berlawanan dengan apa yang tersaji pada Tabel 1. Penjualan

    yang jumlahnya besar kini berasal dari lini produk AS800. Pergeseran bauran penjualan ini telah

    menyebabkan rasio marjin kontribusi dan jumlah laba merosot tajam dari tahun sebelumnya.

    Rasio marjin kontribusi merosot dari 45% pada tahun 2001 menjadi 30% pada 2002, sedangkan

    laba bersih merosot tajam dari Rp 720.000 pada tahun 2001 menjadi Rp 120.000 pada 2002. Titik

    impas penjualan mengalami peningkatan dari Rp 2.400.000 pada tahun 2001 menjadi

    Rp 3.600.000 pada tahun 2002.

    28

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    29/41

    Penentuan Biaya Pokok Penuh/Absorsi (Full Costing atau Absorption Costing)

    Penentuan biaya pokok penuh (full costing) memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya

    produk (product costs), tidak peduli apakah biaya tersebut bersifat variabel ataukah tetap. Oleh karena

    itu, penentuan harga pokok penuh mengalokasikan suatu bagian dari biaya overhead pabrikasi tetap

    maupun variabel kepada setiap unit produk. Dengan demikian, biaya satuan produk dengan metode

    penentuan biaya pokok penuh ini terdiri atas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,

    dan biaya overhead pabrikasi tetap dan variabel.

    29

    Penentuan Biaya Pokok Penuh

    (Full Costing)

    Penentuan Biaya Pokok Variabel

    (Vari able Costing)

    Bahan baku langsung

    Tenaga kerja langsung

    Overhead pabrikasi variabel

    Overhead pabrikasi tetap

    Beban penjualan dan administratif

    Biaya produkBiaya produk

    Biaya periode Biaya periode

    Klasifikasi Biaya-Penentuan Biaya Pokok Penuh dan Penentuan Biaya Pokok Variabel

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    30/41

    Penentuan Biaya Pokok Variabel (Variable Costing)

    Variable costing kadangkala disebut juga direct costing (penentuan biaya pokok

    langsung) atau marginal costing(penentuan biaya pokok marjinal).

    Dalam metode penentuan biaya pokok variabel (variable costing), hanya biaya-

    biaya produksi variabel saja yang dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok

    penjualan. Ketika tingkat aktivitas diukur dalam unit-unit produk yang dihasilkan,

    maka biaya-biaya variabel biasanya terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja

    langsung, dan overhead pabrikasi variabel. Biaya overhead pabrikasi tetap tidaklah

    diperlakukan sebagai biaya produk. Biaya overhead pabrikasi tetap diperlakukan

    sebagai biaya periode, seperti halnya biaya penjualan dan administratif, dan dibebankan

    seluruhnya terhadap pendapatan dalam periode tersebut.

    Metode ini menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan biaya satuan

    yang berubah secara berlawanan dengan volume produksi karena biaya overhead

    pabrikasi tetap diperlakukan sebagai biaya periode.

    30

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    31/41

    Diperlukan tiga langkah dalam penerapan penentuan biaya pokok variabel:

    Semua biaya, dianalisis secara cermat guna menentukan mana yang berperilaku variabel

    dan mana yang berperilaku tetap.

    Biaya pabrikasi variabel, dibebankan sebagai biaya produk. Oleh karena itu, persediaan

    barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan biaya pokok penjualan dibiayakan dengan

    berdasarkan pada biaya-biaya pabrikasi yang bervariasi sejalan dengan tingkat produksi.

    Semua biaya overhead pabrikasi tetap serta beban penjualan dan administratif

    diperlakukan sebagai biaya periode dan dibebankan ke laporan laba rugi pada saat

    dikeluarkan. Kendatipun demikian, beban penjualan dan administratif variabel dipisahkan

    dari beban penjualan dan administratif tetap tatkala disajikan pada laporan laba rugi. Beban

    penjualan dan administratif variabel serta biaya pabrikasi variabel dikurangkan daripendapatan penjualan guna menentukan marjin kontribusi pada periode berjalan. Sebaliknya,

    beban penjualan dan administratif tetap serta biaya overhead pabrikasi tetap dikurangkan

    dari marjin kontribusi guna menentukan laba bersih selama periode berjalan.

    31

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    32/41

    Perbandingan Laporan Laba Rugi dengan Metode Penentuan Biaya Pokok

    Variabel dan Biaya Pokok Penuh

    Pada saat metode full costing yang digunakan, laporan laba rugi biasanya diformat

    dengan menggunakan format fungsional (functional format), yang mengklasifikasikan biaya-

    biaya berdasarkan fungsi biaya seperti pabrikasi, penjualan, dan administrasi. Format

    laporan laba rugi fungsional (functional income statement) mengurangkan biaya pabrikasi

    (yang ditunjukkan oleh biaya pokok penjualan) dari pendapatan untuk mencari laba kotor.

    Sedangkan untuk mencari laba bersihnya, biaya penjualan dan administratif dikurangkan

    dari laba kotor.

    Apabila digunakan metode penentuan biaya pokok variabel, perusahaan dapat menyusun

    laporan laba rugi yang mengklasifiksikan semua beban dari segi perilakunya, sebagai biaya

    tetap atau variabel. Dengan memisahkan komponen-komponen biaya variabel dari biayatetap, maka dapat disusun laporan laba rugi dengan format marjin kontribusi. Dengan adanya

    informasi marjin kontribusi, pembaca laporan keuangan dapat membuat estimasi wajar

    seberapa banyak laba akan berubah disebabkan adanya perubahan penjualan.

    32

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    33/41

    Contoh:

    P.T. Kincir Khayangan memproduksi sebuah lini produk kanvas rem motor. Selama

    tahun 2001, perusahaan memproduksi 100.000 unit kanvas dan menjual sebanyak 75.000

    unit kanvas dengan harga Rp 27.000 per unitnya. Biaya-biaya selama tahun berjalan adalah

    sebagai berikut:

    Biaya pabrikasi (per unit)

    Bahan baku.................................................................... Rp 3.800

    Tenaga kerja................................................................... Rp 3.600

    Overhead variabel.......................................................... Rp 3.000

    Overhead tetap (Rp 240.000.000 : 100.000 unit)......... Rp 2.400

    Biaya pemasaran dan administratif

    Variabel (per unit yang terjual)...................................... Rp 2.600

    Tetap.............................................................................. Rp 160.000.000

    33

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    34/41

    P.T. Kincir Khayangan

    Laporan Laba Rugi (Variable Costing)

    31 Desember 2001Pendapatan penjualan

    (Rp 27.000 x 75.000)

    Dikurangi biaya variabel

    Biaya pabrikasi variabel

    (Rp 10.400 x 75.000)Beban pemasaran dan administratif

    (Rp 2.600 x 75.000)

    Margin kontribusi

    Dikurangi biaya tetap

    Biaya pabrikasi tetap

    Beban pemasaran dan administratif tetap

    Laba bersih

    Rp 780.000.000

    Rp 195.000.000

    Rp 240.000.000

    Rp 160.000.000

    Rp 2.025.000.000

    Rp 975.000.000

    Rp 1.050.000.000

    Rp 400.000.000

    Rp 650.000.000

    34

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    35/41

    35

    P.T. Kincir Khayangan

    Laporan Laba Rugi (Full Costing)

    31 Desember 2001Pendapatan penjualan

    (Rp 27.000 x 75.000)

    Dikurangi biaya pokok penjualan

    Biaya pabrikasi variabel

    (Rp 10.400 x 75.000)

    Biaya pabrikasi tetap

    (Rp 2.400 x 75.000)

    Laba kotor

    Dikurangi beban pemasaran dan administratif

    Variabel

    (Rp 2.600 x 75.000)

    Tetap

    Laba bersih

    Rp 780.000.000

    Rp 180.000.000

    Rp 195.000.000

    Rp 160.000.000

    Rp 2.025.000.000

    Rp 960.000.000

    Rp 1.065.000.000

    Rp 355.000.000

    Rp 710.000.000

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    36/41

    Rekonsiliasi Penentuan Biaya Pokok Variabel dan Biaya Pokok Penuh

    Dari kedua laporan laba rugi sebelumnya terlihat adanya perbedaan angka laba bersih antara

    pendekatan variable costingdenganfull costing. Perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh

    perlakuan terhadap biaya pabrikasi tetap. Metode penentuan biaya pokok penuh memasukkan

    biaya-biaya tersebut ke dalam biaya persediaan, sedangkan metode penentuan biaya pokok

    variabel memperlakukan biaya tersebut sebagai beban yang akan dikenakan kepada periode

    pengeluaran.Dalam kondisi di mana biaya overhead pabrik tetap per unit produk sama dalam persediaan

    awal dan persediaan akhir, perbedaan laba bersih persis sama dengan perubahan persediaan dikali

    tarif overhead pabrikasi tetap per unit. Untuk P.T. Kincir Khayangan, perubahan persediaan

    tersebut adalah:

    Unit yang diproduksi...........................................100.000 unit

    Unit yang terjual.................................................. 75.000 unit

    Kenaikan persediaan..................................... 25.000 unit

    36

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    37/41

    Dengan memakai tarif overhead pabrikasi tetap Rp 2.400 per unit, perbedaan angka lababersihnya adalah Rp 2.400 x 25.000 unit = Rp 60.000.000. Perbedaan tersebut selarasdengan perhitungan berikut:

    Laba bersih denganfull costing.................................................Rp 710.000.000

    Laba bersih dengan variable costing.........................................Rp 650.000.000

    Persediaan...........................................................................Rp 60.000.000

    Ketika tarif overhead pabrikasi tetap berbeda dalam persediaan awal dan persediaanakhir, rekonsiliasi angka laba bersih dilakukan sebagai berikut:

    Laba bersih dengan fu ll costing

    + Overhead pabrikasi tetap dalam persediaan awal

    - Overhead pabrikasi variabel dalam persediaan akhir

    = Laba bersih dengan variable costing

    Contoh:Misalnya diasumsikan bahwa pada tahun 2002 P.T. Kincir Khayangan memproduksi

    80.000 kanvas rem dan menjualnya sebanyak 100.000 unit. Anggaplah jumlah biaya tetap,biaya variabel per unit, dan harga jualnya sama seperti tahun 2011.Perusahaan ini memakaiarus biaya FIFO. Akibatnya, tarif overhead pabrikasi tetap selama tahun 2002 adalah Rp3.000 (Rp 240.000.000 : 80.000).

    37

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    38/41

    38

    P.T. Kincir Khayangan

    Laporan Laba Rugi (Variable Costing)

    31 Desember 2001Pendapatan penjualan

    (Rp 27.000 x 100.000)

    Dikurangi biaya variabel

    Biaya pabrikasi variabel

    (Rp 10.400 x 100.000)Beban pemasaran dan administratif

    (Rp 2.600 x 100.000)

    Margin kontribusi

    Dikurangi biaya tetap

    Biaya pabrikasi tetap

    Beban pemasaran dan administratif tetap

    Laba bersih

    Rp 1.040.000.000

    Rp 260.000.000

    Rp 240.000.000

    Rp 160.000.000

    Rp 2.700.000.000

    Rp 1.300.000.000

    Rp 1.400.000.000

    Rp 400.000.000

    Rp 1.000.000.000

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    39/41

    39

    P.T. Kincir Khayangan

    Laporan Laba Rugi (Full Costing)

    31 Desember 2001Pendapatan penjualan

    (Rp 27.000 x 100.000)

    Dikurangi biaya pokok penjualan

    Biaya pabrikasi variabel

    (Rp 10.400 x 100.000)

    Biaya pabrikasi tetap

    [(Rp 2.400 x 25.000) + (Rp 3.000 x 75.000)]

    Laba kotor

    Dikurangi beban pemasaran dan administratif

    Variabel

    (Rp 2.600 x 100.000)

    Tetap

    Laba bersih

    Rp 1.040.000.000

    Rp 285.000.000

    Rp 260.000.000

    Rp 160.000.000

    Rp 2.700.000.000

    Rp 1.325.000.000

    Rp 1.375.000.000

    Rp 420.000.000

    Rp 955.000.000

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    40/41

    Laba bersih 2002 di antara kedua metode costingtersebut direkonsiliasikan dengan

    cara sebagai berikut:

    Laba bersihfull costing..................................................Rp 955.000.000

    + Overhead tetap dalam persediaan awal........................ Rp 60.000.000

    (Rp 2.400 x 25.000)

    - Overhead tetap dalam persediaan akhir........................(Rp 15.000.000)

    (Rp 3.000 x 5.000)

    = Laba bersih variable costing...........................................Rp 1.000.000.000

    40

  • 5/25/2018 221038000 Akuntansi Manajemen Analisis Biaya Volume Dan Laba

    41/41

    41