2026-50 wewenang gereja

30
WEWENANG GEREJA “Lalu Yesus menjawab mereka, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.’” Yohanes 5:19 “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” Roma 13:1 Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia Kotak Pos 1114 Surabaya 60011

Upload: crista-fianica-wulolo-rantetandung

Post on 02-Dec-2015

297 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Watchman Nee

TRANSCRIPT

WEWENANG GEREJA

“Lalu Yesus menjawab mereka, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Anak tidak dapat

mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab

apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.’”

Yohanes 5:19

“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah,

yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.”

Roma 13:1

Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia

Kotak Pos 1114

Surabaya 60011

WEWENANG GEREJA

I. ALLAH MENDIRIKAN WEWENANG

SEBAGAI PRINSIP PENGENDALIAN ALAM SEMESTA

Ketika Allah menciptakan alam semesta, Ia telah mendirikan wewenang sebagai

prinsip pengendalian-Nya atas alam semesta. Allah sendiri adalah wewenang yang

tertinggi, juga sebagai sumber segala wewenang. Di bawah-Nya terdapat beberapa

penghulu malaikat yang juga membawahi banyak malaikat. Menurut catatan kitab

Yeremia dan Yesaya, pada masa itu masih ada lagi satu jenis makhluk hidup lain di bumi.

Inilah pengaturan Allah atas alam semesta pada mulanya. Allah tidak saja dengan

wewenang-Nya menopang manusia yang hidup, juga menopang semua planet dalam

jagat raya, bumi dan segala isinya. Dengan perintah wewenang-Nya, Allah mendirikan

hukum-hukum bagi semuanya itu, agar setiap kehidupan alamiah dan setiap benda

alamiah memiliki hukum-hukum tertentu untuk ditaati. Karena itu, wewenang merupakan

perkara yang sangat penting dalam alam semesta. Jika ada satu jenis benda atau satu

makhluk hidup tidak menaati hukum yang ditetapkan Allah, maka alam semesta bisa

menjadi kacau.

II. SEJARAH PEMBERONTAKAN DALAM ALAM SEMESTA

A. Pemberontakan Penghulu Malaikat

Namun, apakah yang terjadi kemudian? Kita tahu bahwa dunia yang terdahulu

telah jatuh. Kejatuhan itu dikarenakan Satan (Iblis), penghulu malaikat yang dilantik

Allah, ingin meninggikan dirinya sendiri. Ia berkata dalam hatinya, “Aku hendak naik ke

langit, aku hendak mendirikan takhtaku . . . hendak menyamai Yang Mahatinggi!” (Yes.

14:13-14). Iblis tidak memberontak terhadap yang lain, melainkan terhadap wewenang.

Ia hendak menyamai kedudukan Allah, mengangkat dirinya sebagai Allah; ia merasa

tidak puas menjadi tuan atas segala sesuatu di bawah Allah; ia memberontak terhadap

wewenang Allah dan ingin merebut segala wewenang Allah. Akibatnya, bintang fajar itu

menjadi “Satan”, malaikat yang terang itu menjadi “Iblis”. Peristiwa ini terjadi sebelum

manusia diciptakan.

B. Pemberontakan Umat Manusia yang Pertama Kali

1. Pengaturan Allah Atas Manusia

Setelah manusia diciptakan, Allah menempatkan mereka dalam taman Eden. Di

dalam dunia ini, Allah mempunyai pengaturan-Nya dengan wewenang yang ditetapkan-

Nya. Allah terlebih dulu menciptakan lakilaki, kemudian menciptakan perempuan;

terlebih dulu menciptakan suami, kemudian istri. Allah menetapkan Hawa harus tunduk

kepada Adam, dan menetapkan manusia harus taat kepada Allah. Dan Allah menetapkan,

anak-anak harus menaati orang tua, hamba menaati majikan, rakyat harus menaati

pembesar dan raja. Allah mempunyai pengaturan tertentu, dan Allah telah mendirikan

wewenang.

2. Tipu Daya dan Perusakan Iblis

Namun, Iblis datang ke taman Eden dan menipu manusia. Iblis tidak saja menipu

manusia agar berbuat dosa, bahkan menipu manusia untuk menggulingkan wewenang

yang ditetapkan Allah. Allah telah menetapkan perempuan harus menaati laki-laki, tetapi

di taman Eden, laki-lakilah yang menuruti perempuan. Allah menetapkan Adam menjadi

kepala, tetapi di taman Eden, Hawalah yang menjadi kepala; Hawa yang mengajar,

menentukan, dan mengeluarkan pendapat. Satu-satunya pengaturan yang ada ialah

perempuan harus taat kepada laki-laki, istri harus taat kepada suami. Tetapi pengaturan

yang satu-satunya ini telah dirusak oleh Iblis.

3. Kejatuhan dan Pendurhakaan Manusia

Walau dalam perusakan ini yang mendurhaka adalah dua orang, tetapi itu telah

mencakup pendurhakaan seluruh dunia. Tidak saja wewenang di antara sesama manusia

telah digulingkan, wewenang di antara manusia dengan Allah juga digulingkan. Iblis

berkata kepada Hawa bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan

kamu akan menjadi seperti Allah; Allah tidak menghendaki kamu mirip Allah, maka

Allah melarang kamu memakannya. Di sini terdapat dua pendurhakaan: pertama,

manusia mendurhaka kepada wewenang yang Allah tetapkan di antara manusia; kedua,

manusia mendurhaka kepada wewenang Allah sendiri. Dengan perkataan lain, baik

wewenang Allah yang langsung maupun wewenang perwakilan Allah, kedua-duanya

telah didurhakai. Manusia tidak taat kepada Allah, manusia mengira dengan berbuat

demikian ia akan dapat menjadi Allah, demikianlah wewenang Allah digulingkan.

Manusia ingin menjadi Allah, manusia ingin menggulingkan wewenang Allah.

Sebenarnya, Hawa harus taat kepada Adam; dalam banyak perkara, Hawa harus

selalu bertanya kepada Adam. Namun, Hawa tidak berbuat demikian, dia malah lebih

dulu berpikir dan menentukan, akibatnya dialah yang lebih dulu berdosa. Ketahuilah,

pikiran yang merdeka adalah perintis perbuatan dosa. Jika manusia tidak belajar mencari

petunjuk atau belajar bertanya di hadapan wewenang perwakilan yang didirikan Allah,

jika manusia tidak belajar melihat suatu perkara di hadapan Allah, sebaliknya malah

mengandalkan pikirannya yang merdeka, mengira buah itu sedap dipandang, enak

dimakan dan dijamah, mengira setelah memakannya akan beroleh hikmat, maka

akibatnya tidak saja memberontak terhadap Allah, juga mengingkari wewenang yang

Allah dirikan di bumi ini. Karena itu, perbuatan dosa yang terjadi di taman Eden

sekaligus telah menggulingkan dua wewenang: wewenang perwakilan dan wewenang

langsung.

4. Manusia Meniru Iblis, Hidup dalam Pendurhakaan

Kisah taman Eden justru meniru perbuatan Iblis. Iblis hendak meninggikan

dirinya dan menyamai Allah, ia juga memperdaya manusia, agar manusia berbuat hal

yang sama. Dalam taman ria yang pertama, kerub yang terang itu bermaksud mendurhaka

kepada Allah; dalam taman ria yang kedua, manusialah yang mendurhaka kepada Allah.

Sejak hari itu, manusia terus-menerus menempuh jalan pendurhakaan. Itulah sebabnya,

dalam Roma 5:18-19 tidak saja dikatakan, “Melalui satu pelanggaran banyak orang

beroleh penghukuman,” juga dikatakan, “Melalui ketidaktaatan satu orang banyak

orang telah menjadi orang berdosa.” Ingatlah, dalam pandangan Allah, yang terjadi di

taman Eden bukan saja satu kali perbuatan dosa, tetapi juga satu kali pendurhakaan.

Jangan sekalikali mengira bahwa di taman Eden hanya ada perbuatan dosa, di situ pun

ada pendurhakaan. Karena ketidaktaatan satu orang, maka dosa telah masuk ke dalam

dunia. Sejak hari itu, manusia hidup dalam prinsip pendurhakaan.

C. Pemberontakan Umat Manusia Setelah Air Bah

1. Setelah Air Bah Allah Mengatur Pemerintahan

Setelah air bah, Allah menetapkan manusia menjadi pengatur, sejak itu mulailah

ada pemerintahan. Dari Adam sampai ke air bah, tidak ada pemerintahan, hanya ada

keluarga. Pemerintahan baru dimulai kurang lebih 1.656 tahun setelah penciptaan dunia.

Setelah ada pemerintahan, wewenang pengaturan tidak saja ada dalam keluarga, juga

dalam pemerintahan. “Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan

tertumpah oleh manusia” (Kej. 9:6). Inilah titik awal pemerintahan.

2. Pemberontakan Bangsa-bangsa

Sesudah air bah, kita melihat betapa Ham mendurhaka kepada wewenang

ayahnya (Kej. 9:22-27), dan setelah itu, Allah mulai mengadakan bangsa-bangsa. Tetapi

bangsa-bangsa itu kemudian bersama-sama membangun menara Babel. Walaupun hal itu

di antara mereka sendiri bukan suatu pemberontakan, namun mereka telah bersatu untuk

memberontak kepada Allah. Kalau pemberontakan di taman Eden bersifat perseorangan,

perkeluarga, maka pemberontakan di menara Babel bersifat kenegaraan. Manusia ingin

membangun menara yang puncaknya sampai ke langit. Dengan kata lain, manusia ingin

mencapai dan memperoleh kedudukan Allah. Allah memberikan batu kepada manusia,

namun manusia membuat bata untuk meniru batu buatan Allah. Dengan bata-bata yang

dibuat itu, mereka ingin membangun sebuah menara yang puncaknya mencapai langit

untuk menyamai Allah. Jadi, setelah air bah, bangsa-bangsa bersatu untuk memberontak

kepada Allah.

D. Pemberontakan Bani Israel

1. Allah Memilih Abraham Menjadi Orang yang Taat

Sebab itu, Allah lalu memilih Abraham, bukan hanya sebagai nenek moyang

orang beriman, juga sebagai wakil orang yang taat. Ketika bangsa-bangsa memberontak

dan terjadi kekacauan di menara Babel, Allah memilih Abraham. Abraham dipilih tidak

hanya untuk percaya, juga untuk taat. Allah mencari, mengharapkan, dan mendambakan

memperoleh manusia yang taat. Pada hari-hari pemberontakan, Allah mendambakan

adanya manusia yang berdiri pada posisi ketaatan.

Tidak saja Abraham sendiri adalah orang yang taat, istrinya pun adalah orang

yang taat. Tidak saja Abraham dan Sarah taat kepada Allah, Sarah pun taat kepada

Abraham. Sarah tidak saja taat di hadapan Allah, yakni menerima wewenang yang

langsung, ia pun menerima wewenang perwakilan — Abraham. Kedua orang, suami istri

ini, taat di hadapan Allah, taat pula di antara mereka sebagai suami istri, yakni di antara

sesama manusia. Mereka telah memelihara prinsip wewenang Allah di bumi, dan di sini

terlahirlah umat Allah. Umat Allah adalah kaum terpilih berdasarkan wewenang Allah.

2. Allah Mendirikan Wewenang di antara Bani Israel

Allah memberi tahu Abraham bahwa keturunannya akan diperhamba di Mesir,

tetapi sampai keturunan yang keempat, Ia akan membawa mereka keluar dari Mesir.

Kemudian kita nampak kisah keluarnya bani Israel dari Mesir yang dipimpin oleh Musa.

Allah terlebih dulu memperoleh Musa seorang, terlebih dulu menyuruh Musa menjadi

orang yang taat, mengenal wewenang Allah, kemudian baru menyuruhnya memimpin

keluar bani Israel, serta menegakkan wewenang Allah yang langsung di antara mereka.

Sewaktu mereka keluar dari Mesir, mereka beroleh penyertaan Allah sendiri, ada tiang

awan dan tiang api. Allah juga memperlihatkan wewenang-Nya sendiri, yakni hukum-

hukum dan perintah-perintah-Nya kepada mereka. Bersamaan dengan itu, Allah pun

melantik Musa dan Harun menjadi wewenang-Nya; Musa dan Harun adalah wewenang

yang dilantik oleh Allah, yaitu wewenang perwakilan yang diletakkan di tengah-tengah

bani Israel.

3. Allah Tidak Mengizinkan Manusia Berdosa kepada Wewenang-Nya

Allah tidak saja tidak mengizinkan manusia berdosa kepada diri-Nya sendiri,

Allah pun tidak mengizinkan manusia berdosa kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para

imam dan nabi-nabi-Nya. Allah telah menegakkan wewenang-Nya di antara bani Israel.

Berkalikali mereka dihukum, tidak lain karena mereka telah melanggar wewenang-Nya.

Pada waktu itu, banyak orang yang berdosa kepada wewenang, akibatnya mereka tidak

dapat masuk ke tanah Kanaan.

4. Pemberontakan Turun-temurun Bani Israel

Setelah mereka masuk ke tanah Kanaan, mereka kembali tidak taat kepada Allah,

bahkan sangat gawat. Mereka mengharapkan ada seorang di antara manusia yang menjadi

raja mereka. Mereka merasa kurang puas terhadap penguasaan langsung Allah atas

mereka, mereka ingin menempuh jalan orang dunia, yaitu ingin memiliki seorang raja

yang mengatur mereka. Karena itu, Allah berkata kepada Samuel, “Mereka bukan

menolak kamu, melainkan menolak Aku.” Setelah itu, kita melihat Saul terpilih,

kemudian Daud. Allah melantik Daud sebagai wewenang, dan melalui tangan Daud

tersedialah bahan-bahan pembangunan Bait Suci untuk menyatakan Allah tinggal

bersama umat-Nya. Bait itu selesai dibangun pada zaman Salomo.

Tetapi, begitu Salomo wafat, bani Israel segera menyembah berhala. Sejak hari

itu, kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda ditolak Allah. Walaupun setelah itu Allah masih

memelihara mereka beberapa tahun, dan membiarkan mereka memiliki beberapa raja

lagi, namun itu dikarenakan Allah telah berjanji kepada Daud, bukan berarti Ia senang

mempertahankan kerajaan Israel. Di sini Anda nampak, tidak ada satu dosa yang dapat

disamakan dengan penyembahan berhala, sebab berhala berdiri pada kedudukan yang

merebut penyembahan kepada Allah. Setelah itu dan seterusnya, seluruh sejarah bani

Israel hanya merupakan sejarah pemberontakan semata.

III. TUHAN YESUS MENDIRIKAN TELADAN KETAATAN

A. Tuhan Yesus adalah Manusia yang Sepenuhnya Taat

Sampai saat Yesus, orang Nazaret itu, dilahirkan di bumi, barulah ada seorang

manusia pilihan Allah. Tuhan Yesus berkata, “Bagaimana Aku mendengar, begitu pula

Aku katakan; Aku tak dapat berbuat apa-apa menurut diri-Ku sendiri, melainkan melihat

perbuatan Bapa-Ku, barulah Aku berbuat; Aku tidak mencari kemauan-Ku sendiri,

melainkan kemauan Dia yang mengutus Aku.” Di sini Anda nampak ada satu orang yang

tidak berani berbicara dan berbuat sesuatu menurut diri-Nya sendiri, Ia sepenuhnya taat

di bawah wewenang Allah.

Tuhan Yesus adalah Allah, setara dengan Allah, tetapi Dia sepenuhnya taat di

bawah wewenang Allah (Flp. 2:5-11). Setelah Dia mati di atas salib, Allah

membangkitkan Dia dari kematian, dan mengangkat Dia menjadi Yang tertinggi, menjadi

Tuhan dan Kristus, serta mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya

karena nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit, yang ada di bumi dan yang

ada di bawah bumi; dan segala lidah mengaku, “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi

kemuliaan Allah.

Setelah kenaikan-Nya ke surga, Tuhan mendirikan gereja-Nya. Hal ini tidak

seperti yang disangka manusia, yaitu mendirikan sebuah organisasi atau sebuah instansi.

Tuhan yang bangkit dari kematian dan naik ke surga adalah kepala gereja, dan segenap

gereja adalah Tubuh-Nya. Dengan perkataan lain, bagaimana Dia dulu di bumi

menempuh kehidupan yang taat, hari ini Dia pun ingin diekspresikan di dalam gereja-

Nya.

B. Injil adalah Perintah untuk Ditaati Manusia

Dalam Alkitab, Injil adalah sebuah perintah. Ketika kita mendengar Injil, Alkitab

menunjukkan kepada kita bahwa kita wajib percaya. Tetapi, ketika kita percaya kepada

Injil, Alkitab pun menunjukkan kepada kita bahwa kita adalah penurut-penurut Injil. Roh

Kudus dikaruniakan kepada orang-orang yang menurut (taat). Kita adalah orang-orang

yang dari dalam hati taat kepada firman yang diberitakan kepada kita. Ingatlah, menerima

Tuhan Yesus, percaya, dan diselamatkan juga merupakan suatu ketaatan. Ini adalah

perintah Allah, yang menghendaki setiap orang mempercayainya; karena itu, percaya

adalah taat. Begitu seseorang berada di dalam gereja, ia harus belajar taat kepada Tuhan,

taat kepada wewenang Allah.

C. Prinsip Dasar Gereja adalah Taat

Berabad-abad sepanjang sejarah, seluruh dunia telah memberontak. Prinsip utama

dunia ialah jika tidak bisa menggulingkan wewenang Allah yang langsung, maka

berusaha menggulingkan wewenang perwakilan yang Allah dirikan. Hari ini, telah tiba

saatnya Tubuh Kristus, yakni gereja, didirikan di bumi, dan prinsip dasar gereja adalah

prinsip ketaatan. Karena itu, perkara yang semula Allah tetapkan dalam dunia, hari ini

Allah tuntut dengan tegas di dalam gereja-Nya. Hari ini Allah menuntut dengan tegas, di

dalam gereja, setiap perempuan harus tunduk kepada laki-laki. Ini adalah satu perkara

yang sangat sulit bagi orang-orang dunia! Andaikata Anda bertanya kepada seorang

perempuan di dunia ini, maukah ia tunduk kepada laki-laki? Ia pasti mengatakan, itu

bukan keharusan dan tidak perlu. Tetapi, hari ini di dalam gereja, Allah menuntut setiap

perempuan harus tunduk kepada laki-laki, istri harus tunduk kepada suami.

Dalam surat-surat rasuli yang setinggi surat Efesus dan Kolose pun terdapat

perintah-perintah tersebut: istri harus taat kepada suami, anak-anak harus taat kepada

orang tua, hamba harus taat kepada majikan. Ini bukan bahasa dalam dunia, melainkan

bahasa dalam gereja.

Dalam surat Efesus maupun Kolose yang merupakan surat rasuli yang tertinggi,

kita nampak bahwa dulu kita semua adalah anak-anak durhaka, prinsip hidup kita mutlak

mirip dengan orang dunia, yaitu memberontak; itulah sebabnya kita disebut anak-anak

durhaka. Hari ini, Allah memberi kita satu perintah: istri harus taat kepada suami, anak-

anak harus taat kepada orang tua, hamba harus taat kepada majikan; ini berbeda dengan

seluruh dunia. Ini pun menunjukkan kepada kita bahwa taat adalah prinsip dasar gereja

pada hari ini.

D. Taat kepada Wewenang-wewenang dalam Dunia

Kita dapat nampak lebih jelas lagi perkataan dalam Roma 13:1 yang mengatakan,

“..sebab tidak ada pemerintah (wewenang), yang tidak berasal dari Allah; dan

pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” Semua wewenang ditetapkan

oleh Allah. Lagi pula, di sini khusus dikatakan bahwa kita tidak saja harus takluk atau

tunduk kepada pemerintah, juga kepada pejabatpejabat. “Bayarlah kepada semua orang

apa yang wajib kamu bayar: Pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai

kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak

menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.” Tidak

ada satu jilid kitab yang sejelas surat Roma dalam menerangkan keselamatan. Tetapi,

dalam Roma 12, dari masalah persembahan (konsikrasi) hingga pasal 14, dikatakan

bahwa kita tidak saja di dalam gereja harus taat, bahkan di dalam dunia pun harus

demikian. Setiap orang harus tunduk kepada pemerintah (wewenang) yang ada di

atasnya.

IV. TAAT KEPADA WEWENANG ADALAH CIRI-CIRI GEREJA

Gereja adalah suatu lembaga, dan lembaga ini memiliki satu ciri khusus, yaitu

hidup di dalam dunia dengan sifat-sifat yang taat. Hidup kita di dunia adalah

berprinsipkan ketaatan.

A. Gereja adalah Lembaga yang Memelihara Wewenang Allah

Hari ini gereja harus berbuat sedemikian rupa sehingga dapat mengumumkan

bahwa Allah di dalam gereja hari ini telah memperoleh apa yang dulu tidak diperoleh-

Nya pada masa Adam. Apa yang tidak diperoleh Allah di antara orang dunia, bisa

diperoleh-Nya di dalam gereja hari ini. Apa yang tidak diperoleh Allah di antara kerajaan

Israel, bisa diperoleh di dalam gereja hari ini. Apa yang tidak diperoleh Allah di antara

bangsa-bangsa, negara-negara, dan berbagai pihak, bisa diperoleh-Nya di dalam gereja.

Dengan perkataan lain, hari ini, di muka bumi ini, setidak-tidaknya harus ada lembaga

yang dapat memelihara wewenang Allah, itulah gereja. Gereja harus menengadah dan

berkata, “Tuhan, apa yang tidak Engkau peroleh dari diri Iblis, bisa Kau peroleh dari diri

kami; apa yang tidak Engkau peroleh pada diri Iblis dan malaikat-malaikat yang

memberontak, bisa Kau peroleh di dalam gereja!”

Karena itu, hari ini gereja harus mengekspresikan wewenang Allah di hadapan

pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa. Hari ini gereja di bumi tidak hanya

untuk memberitakan Injil dan membina dirinya sendiri, tetapi juga untuk

mengekspresikan wewenang Allah. Di semua tempat di bumi ini, wewenang Allah telah

ditolak, tetapi justru di dalam gereja wewenang Allah terpelihara. Di dunia ini, tidak ada

satu tempat pun yang mencari kehendak Allah, hanya di dalam gerejalah ada orang yang

mencari kehendak-Nya. Dengan kata lain, gereja adalah satu lembaga yang taat. Jadi, jika

Anda belum beroleh selamat dan belum masuk gereja, itu tidak usah dikatakan, tetapi jika

Anda sudah masuk gereja, maka hari ini Anda mempunyai satu keperluan yang

mendasar, satu prinsip dasar yang harus Anda pelihara di hadapan Allah, yaitu agar

wewenang Allah dapat terlaksana di dalam gereja. Kehendak Allah tidak terlaksana di

dunia ini, tetapi bagaimanapun kehendak-Nya harus terlaksana di dalam gereja. Anda

wajib memelihara wewenang Allah di dalam gereja.

B. Di dalam Gereja Harus Belajar Menjadi Orang yang Taat

Sebab itu, semua saudara saudari dalam gereja harus belajar menjadi orang-orang

yang taat. Ingatlah, tidak ada satu dosa yang lebih hebat daripada ketidaktaatan. Sebab

hal ini mutlak berlawanan dengan eksistensi gereja. Ketika Tuhan Yesus berada di bumi,

masalahnya bukan terletak pada baik tidaknya kehidupan yang Dia tempuh, melainkan

pada taat tidaknya Dia kepada Allah. Sebenarnya, jika Dia berbuat apa saja menurut diri-

Nya sendiri, semua yang diperbuat-Nya pasti baik; tetapi Dia berkata, “Anak tidak dapat

berbuat apa-apa menurut diri-Nya sendiri; Aku tidak berbuat menurut diri-Ku sendiri,

melainkan menurut Bapa yang mengutus Aku.” Ingatlah, dalam alam semesta ini ada satu

wewenang yang harus dipelihara. Tuhan telah memeliharanya, hari ini gereja pun harus

memeliharanya.

Apa yang tidak diperoleh Allah pada zaman-zaman yang silam, hari ini akan

diperoleh-Nya di dalam gereja. Apa yang tidak diperoleh Allah di segala tempat, hari ini

akan diperoleh-Nya di dalam gereja. Sebab itu, gereja adalah satu-satunya tempat Anda

belajar taat. Di dalam gereja, kita tidak saja membicarakan apa yang baik dan buruk, apa

yang ya dan tidak, bahkan harus membicarakan ketaatan. Gereja adalah tempat untuk kita

belajar taat. Jadi, kita harus nampak, hari ini tidak ada satu kesaksian yang lebih penting

daripada kesaksian ketaatan. Hari ini alam semesta telah memberontak, alam semesta

telah jatuh, dan alam semesta berdiri di atas kedudukan yang lain. Hari ini dalam alam

semsta Allah tidak menemukan satu tempat pun yang menerima wewenang-Nya. Karena

itu, semua anak Allah dalam gereja harus belajar taat.

C. Taat adalah Hayat dan Sifat Gereja

Taat adalah hayat dan sifat gereja. Prinsip dasar dalam gereja adalah ketaatan.

Keberadaan gereja justru adalah untuk memelihara ketaatan. Gereja mutlak berlawanan

dengan kondisi pemberontakan yang ada pada bangsa-bangsa. Kalau bangsa-bangsa hari

ini berkata, “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka, dan membuang tali-

tali mereka!” (Mzm. 3:3). Kita ingin bebas, kita ingin terlepas dari kuasa Anak Allah.

Maka gereja hari ini harus berkata, “Kami dengan sukarela meletakkan diri kami di

bawah belenggu-belenggu-Nya, dan dengan senang hati meletakkan diri kami di bawah

tali-tali Anak Allah, untuk belajar taat.” Karena itu, ada satu perkara yang istimewa

terjadi dalam gereja, yaitu gereja menjadi sebuah lembaga istimewa yang menaati

wewenang. Gereja di bumi tidak saja memelihara wewenang Allah yang langsung, tetapi

juga memelihara wewenang Allah yang tidak langsung, yaitu wewenang perwakilan.

V. WEWENANG DALAM GEREJA

Dalam Alkitab terdapat banyak nasihat tentang ketaatan. Sekarang akan kita lihat

perkara ini dalam empat bagian.

A. Taat Kepada Hukum Tubuh

1. Dalam Tubuh Ada Satu Hukum

Gereja adalah Tubuh Kristus yang di dalamnya terdapat satu hukum tertentu.

Setiap organ mempunyai fungsinya, dan setiap anggota tubuh mempunyai hukum yang

mengatur mereka. Walau hari ini pengetahuan manusia bertambah maju secara pesat,

namun kita belum benar-benar memahami mengapa tubuh manusia bisa demikian;

mengapa dalam tubuh ada suatu hukum yang mengaturnya, dan setiap anggota tubuh

harus tunduk kepada hukum itu. Jika ada salah satu anggota tubuh bergerak menurut

kemauannya sendiri, segera ia menjadi penyakit. Ciri khusus tubuh ialah kesatuan. Bila

kesatuan ini rusak, tubuh akan menderita sakit.

Sebab itu, tidak ada seorang anak Allah pun yang dapat melanggar hukum Tubuh

Kristus dengan melakukan aktivitas sendirian. Semua aktivitas yang dilakukan sendirian

adalah pernyataan pemberontakan. Bergerak sendirian adalah sebutan lain dari

pemberontakan; bergerak sendirian adalah ketidaktaatan atas wewenang; bergerak

sendirian berarti tidak taat kepada wewenang kepala, tidak taat kepada prinsip kesatuan

yang Allah tetapkan dalam Tubuh, dan tidak taat kepada hukum kesatuan yang Allah

tetapkan di dalam Alkitab. Bergerak sendirian tidak saja berarti tidak tunduk kepada

Tubuh, bahkan tidak taat kepada Tuhan.

2. Fungsi dan Pengaruh Timbal-Balik di antara Anggota Tubuh

Melalui Roh Kudus, Tuhan telah membaptis semua anak-Nya menjadi satu

Tubuh. Kesatuan yang terkandung di dalamnya sangatlah intim. Jika satu anggota

bersukacita, seluruh Tubuh bersukacita; jika satu anggota susah, seluruh Tubuh ikut

susah. Berapa besarnya hubungan semacam ini, kita tidak tahu. Adakalanya ada seorang

saudara bertanya kepada saya, “Mengapa hari ini begitu bangun pagi hatiku merasa sedih

tanpa alasan?” atau “Mengapa dua hari ini aku merasa luar biasa gembira?” Saya tidak

dapat menjelaskan apa sebabnya. Namun, sering kali penyebabnya tidak dapat Anda

temukan dalam diri Anda sendiri, karena pada diri Anda tidak ada sesuatu yang bisa

membuat Anda luar biasa gembira, atau luar biasa sedih. Dalam Tubuh ada banyak fungsi

yang tidak dapat kita jelaskan. Kelak, di hadapan Tuhan, barulah kita tahu dengan jelas,

mengapa ada beberapa hari aku memiliki kekuatan yang luar biasa, dan mengapa ada

beberapa hari aku merasa luar biasa lemahnya. Ingatlah, anggota-anggota Tubuh lain bisa

mempengaruhi kita, kita pun bisa mempengaruhi anggota-anggota lain. Walaupun kita

tidak tahu bagaimana pengaruh itu mempengaruhi kita, tetapi kita tahu bahwa kesatuan

ini adalah satu fakta. Pada hari ini, kita tidak tahu bagaimana kita dapat bersatu dan dapat

saling berfungsi, tetapi faktanya kita adalah satu kesatuan, seperti anggota Tubuh

mempengaruhi seluruh Tubuh.

3. Bergerak Sendirian Berati Mendurhaka

Di antara kita ada satu hukum yang harus kita taati, yaitu apa yang dilihat oleh

segenap Tubuh di hadapan Allah, aku pun melihatnya; apa yang ditolak oleh segenap

Tubuh di hadapan Allah, aku pun menolaknya, dan apa yang diterima oleh segenap

Tubuh di hadapan Allah, aku pun menerimanya. Aku adalah salah satu anggota Tubuh,

aku tidak dapat berfungsi sendirian. Tubuh mempunyai hukumnya, kesatuan adalah

wewenang. Aku tidak dapat menuruti pendapat diri sendiri. Bila aku menuruti pendapat

sendiri, itu adalah satu pendurhakaan, pemberontakan, tidak taat kepada wewenang. Hari

ini kita wajib nampak wewenang Tubuh; Tubuh adalah wakil wewenang Kristus. Bila

aku meninggalkan Tubuh dan melakukan suatu aktivitas sendiri, itu berarti aku adalah

pendurhaka.

4. Perumpamaan Kanker

Saya pernah memakai kanker sebagai perumpamaan. Kanker adalah suatu

penyakit yang terganas di antara segala penyakit. Bila penyakit kanker timbul pada

bagian tubuh yang mana saja, maka sel-sel pada bagian itu akan bertumbuh secara tidak

terkendali. Walau setiap sel mempunyai daya tumbuh, tetapi pertumbuhannya terkendali

oleh suatu hukum yang mengatur mereka sedemikian rupa sehingga tidak melampaui

batas-batas tertentu.

Misalnya, sel-sel dalam tangan saya sekarang sudah berhenti bertumbuh.

Andaikata tangan saya tergores dan terluka, maka sel-sel di bagian yang luka itu akan

bertumbuh, dari dua bertumbuh menjadi empat, delapan, dan seterusnya, hingga luka itu

sembuh kembali. Mengapa bisa demikian? Sebab di sini terdapat suatu hukum yang

menyuruhnya bertumbuh. Setelah bagian yang luka sembuh kembali, sel-sel itu tidak

bertumbuh lagi. Siapakah yang memberitahu kepada sel-sel itu agar tidak bertumbuh

lagi? Bagaimanakah ia bertumbuh dan bagaimanakah ia tidak bertumbuh lagi? Kita tidak

tahu. Tetapi kita melihat: ia bertumbuh, itulah hal yang wajar, sebab saya luka; dan ia

berhenti bertumbuh, itu pun hal yang wajar, sebab luka saya sudah sembuh. Di sini ada

satu hukum, sampai sebutir sel pun mengetahuinya; ia tahu bahwa tubuh mempunyai satu

hukum yang mengharuskan ia bertumbuh terus, ia pun tahu bahwa tubuh mempunyai satu

hukum yang menghendaki ia berhenti bertumbuh. Sel-sel itu tahu apa artinya ketaatan.

Ingatlah, segenap hukum tubuh adalah wewenang Allah. Setiap sel harus taat

kepada wewenang ini. Bila tangan saya luka, sel-sel di kedua sisinya akan bertumbuh

terus hingga luka-luka itu rapat. Saya bersyukur kepada Allah, sel-sel itu berhenti dari

pertumbuhannya bila luka-luka itu sudah sembuh. Kalau sel-sel itu bertumbuh terus,

itulah yang disebut penyakit kanker. Kanker berarti dalam tubuh tidak ada keperluan itu,

tetapi ada sel-sel yang mengabaikan peraturan yang harus ditaati oleh sel-sel di seluruh

tubuh, dan yang bertumbuh terus. Pertumbuhan yang demikianlah yang akan menjadi

penyakit kanker.

Setiap sel harus menerima pembatasan. Tetapi di sini ada sebuah sel yang tidak

mempedulikan kapan harus bertumbuh dan kapan harus berhenti bertumbuh, ia hanya

bertumbuh terus menurut kemauannya sendiri. Dalam seluruh tubuh, aku tidak

menghiraukan bagaimana sel-sel lainnya, aku hanya tahu bertumbuh terus menurut

kemauanku sendiri. Itulah yang disebut sel-sel ganas yang mengerikan. Pertumbuhannya

yang sedemikian akan mempengaruhi seluruh tubuh, dan seluruh sel dalam tubuh akan

diseretnya untuk membantu pertumbuhannya. Ia hanya membesarkan dirinya sendiri,

tidak menguntungkan tubuh. Sebenarnya seluruh sel dalam tubuh harus membuat tubuh

menjadi baik, tetapi sekarang semuanya malah terpengaruh olehnya. Ketika seseorang

menderita penyakit kanker, sel-sel dalam seluruh tubuhnya akan terseret olehnya untuk

membuatnya lebih besar. Ia (sel ganas) adalah benda lain, yang telah meninggalkan

hukum tubuh.

Sebab itu, bila seseorang tidak taat kepada wewenang, tidak taat kepada hukum

tubuh, dan tidak berbuat menurut prinsip kesatuan, tetapi menurut kemauan diri sendiri,

ia adalah suatu penyakit kanker. Semua makanan yang melaluinya akan dimakan habis

olehnya demi pertumbuhan dirinya sendiri, bukan demi pertumbuhan tubuh. dia hanya

memperluas dirinya sendiri, tidak memperluas tubuh. Karena itu, sulitlah bagi seorang

dokter untuk menyembuhkan penyakit kanker, sebab di sini ada satu prinsip yang lain,

yang bertumbuh menurut kemauannya sendiri.

5. Harus Menerima Pembatasan Hukum Tubuh

Tubuh Kristus adalah sesuatu yang hidup. Mungkin boleh kita katakan demikian,

bahwa tidak ada sesuatu yang lebih hidup, lebih bersatu, dan lebih penuh hayat daripada

tubuh kita. Kalau ada seorang saudara atau saudari, sebelum ia percaya Tuhan sudah

terbiasa sendirian dalam melakukan apa saja, maka setelah ia percaya Tuhan, ia menjadi

sebuah sel di dalam Tubuh, dan ia adalah salah satu anggota Tubuh. Setiap sel dalam

Tubuh memiliki satu hukum yang membatasi pertumbuhannya. Dalam Tubuh terdapat

hukum pembatasan, dan ia harus berbuat menurut hukum Tubuh, tidak dapat berbuat

menurut kemauannya sendiri. Begitu Anda berbuat menurut kemauan sendiri, Anda

segera menjadi penyakit kanker di dalam Tubuh. Kanker tidak dapat membantu Tubuh,

sebaliknya, kanker akan mencelakakan Tubuh.

Kita takut akan orang-orang yang bertindak sendirian, kita takut akan orang-orang

yang tidak menaati pembatasan Tubuh, kita takut akan orang yang berbuat menurut

kemauan dirinya sendiri, dan kita takut akan orang yang walau berada di dalam Tubuh,

tetapi tidak belajar taat kepada wewenang Tubuh. Setelah kita percaya Tuhan, hendaklah

kita ingat bahwa prinsip rohani yang pertama ialah Tubuh adalah wewenang yang Allah

dirikan di bumi; Tubuh adalah suatu wewenang. Di dalam Tubuh terdapat hukum Allah,

aku tidak dapat melanggar hukum tersebut, aku tidak dapat berbuat sembarangan menurut

kemauan sendiri. Bila aku berbuat menurut kemauan sendiri, aku segera menjadi seperti

sel-sel ganas yang tidak menerima pembatasan dalam tubuh, yang bertumbuh sekehendak

diri sendiri, dan yang sama sekali merusak kesatuan. Jika demikian, aku segera menjadi

sebuah kanker yang tidak bisa bersatu dengan orang lain, yang sama sekali bertindak

sendirian, tidak membantu Tubuh, bahkan mencelakakan Tubuh. Karena itu, kita harus

belajar menerima keputusan dan pembatasan Tubuh, serta taat kepada gerakan hayat

dalam seluruh Tubuh.

6. Belajar Tidak Merusak Fakta Kesatuan

Semakin lama kita menjadi orang Kristen di hadapan Tuhan, kita akan semakin

nampak bahwa kesatuan Tubuh adalah satu fakta. Fakta kesatuan ini adalah fakta yang

dahsyat. Sebab itu, kita harus belajar tidak merusak fakta ini. Jika kita merusak fakta ini,

berarti kita tidak sah, tidak taat dan mendurhaka. Bila kita merusak fakta ini, wewenang

Allah tidak akan ada pada diri kita. Wewenang itu harus ada di dalam setiap sel. Selsel

dalam tubuh harus saling berfungsi, bukan berfungsi sendirian. Hal ini sungguh ajaib.

Semakin Anda mengerti masalah tubuh, Anda akan semakin nampak alangkah tepatnya

gereja diilustrasikan sebagai tubuh.

B. Prinsip Dua atau Tiga Orang

Ada satu prinsip lagi dalam Alkitab yang tak dapat tidak kita taati, yaitu prinsip

“dua atau tiga orang”. Bacalah kitab Injil Matius 18:15-21. Tuhan Yesus berkata, “Sebab

di mana dua atau tiga orang dengan sehati (ibarat keserasian suara musik) berkumpul

dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka. Dan apa pun yang kamu

minta, akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga.” Ini adalah satu janji yang sangat

besar yang Tuhan berikan kepada kita. Jika ada dua atau tiga orang yang dapat sehati

dengan mutlak, tanpa raguragu sedikit pun, maka Tuhan berjanji, “Aku akan ada di

tengah-tengah kamu, dan mengabulkan doamu.”

1. Seorang saja Sudah dapat Mewakili Tubuh

Tuhan juga mengatakan, jika hari ini aku berdosa kepada seorang saudara, dan

jika ia berkata kepadaku, “Kamu telah melakukan satu dosa kepadaku, kamu bersalah

besar”, tetapi aku menyangkal, dan berkata kepadanya, “Aku kira, aku tidak bersalah,

kamulah yang bersalah. Aku tidak merasa bersalah, aku merasa benar.” Namun jika

saudara itu tetap mengatakan “Kamu bersalah!” Bagaimana seharusnya? Aku harus

belajar mendengar perkataan saudara. Kalau aku di hadapan Tuhan mau belajar

menerima nasihat, maka ketika saudara itu sendiri menegur aku, aku harus segera

menyadari kesalahanku. Ini merupakan satu prinsip Tubuh: satu orang saja sudah dapat

menjadi wakil. Meskipun aku benar dan merasa tidak bersalah, tetapi saudara tersebut

telah banyak pengalamannya di hadapan Tuhan, dan ia telah menerima pelajaran yang

dalam, ia nampak kesalahan saya, maka ia datang menasihati saya. Kalau saya di hadapan

Allah adalah seorang yang lunak, saya harus segera mengaku kepadanya, “Saudara, ya,

aku memang bersalah, maafkanlah aku.”

Tidak usah banyak orang, satu orang saja sudah bisa terhitung sebagai wewenang.

Seorang saudara yang berada di samping Anda itulah wewenang, dan orang itu sudah

dapat mewakili Tubuh, yakni seluruh gereja. Karena itu, aku harus nampak, jika

perbuatanku memang salah, cukuplah dibuktikan oleh seorang saudara itu. Aku tidak

mengatakan kalau ada bukti baru kita terima; melainkan kita harus bereaksi dengan cepat

di hadapan Allah, sehingga tidak perlu sampai ditegur oleh dua atau tiga orang, atau oleh

seluruh gereja. Dalam realitas rohani, asalkan ada seorang saudara yang menegur aku,

aku sudah seharusnya terjamah dan sadar. Seorang saudara itu sudah terhitung sebagai

Tubuh, ia sudah dapat mewakili Tubuh.

2. Dua atau Tiga Orang itulah Wewenang

Adakalanya memang perlu kesaksian dari dua atau tiga orang. Mungkin ketika

seorang saudara menegur aku, aku masih tidak sadar, maka ia minta bantuan satu atau

dua orang saudara lainnya untuk meyakinkan aku. Saudara-saudara itu tentunya cukup

jelas dan mengasihi Tuhan, lagi pula berbobot dan matang dalam melayani Tuhan.

Setelah mereka, dua atau tiga orang itu, datang menegur aku, “Menurut hemat kami,

kamu memang bersalah”, maka pada saat demikian aku harus ingat perkataan Tuhan,

“Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di

tengahtengah mereka.”

Jika mereka dengan sehati menanggulangi satu masalah, doa mereka akan

dikabulkan oleh Tuhan, dan Tuhan akan bertindak bagi mereka. Jika mereka dengan

serasi menanggulangi suatu perkara, niscaya Tuhan akan menuruti penanggulangan

mereka yang serasi itu. Jadi, kalau dalam hal ini Tuhan menuruti penanggulangan

mereka, dapatkah aku mengabaikan penanggulangan mereka? Kalau Tuhan menerima

keputusan mereka, dapatkah aku menolak keputusan mereka? Kalau Tuhan

membenarkan perkara-perkara yang mereka lakukan dengan sehati, dapatkah aku

menyalahi mereka? Tidak, aku harus segera menuruti-Nya. Kalau Tuhan dapat

mendengar teguran mereka yang dilakukan dengan sehati terhadap kesalahanku,

bagaimanapun patutlah aku menerimanya. Sebab apa yang mereka ikat, diikat pula di

surga; apa yang mereka lepaskan, dilepaskan pula di surga. Kalau demikian, mungkinkah

aku melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang di surga?

Jelaslah, bahwa dua atau tiga orang itu adalah wewenang. Sudah tentu mereka

tidak berbicara dengan sembarangan, mereka adalah orang-orang yang berwewenang,

takwa, dan taat di hadapan Tuhan. Bila mereka dengan sehati berkata kepada Anda,

“Kamu bersalah”, sekalipun Anda tidak merasa bersalah, Anda tetap harus tunduk dan

berkata, “Ya, aku bersalah.” Anda tidak usah menunggu seluruh gereja bangkit menegur

Anda. Bagi orang yang reaksinya cukup cepat, begitu bertemu dengan seorang saja, ia

sudah tahu. Bagi orang yang reaksinya agak lamban, setelah ia bertemu dengan dua

orang, barulah ia tahu. Seringkali walaupun Anda tidak merasa bersalah, tetapi jika ada

dua atau tiga orang saleh bersama-sama menyalahkan Anda, haruslah Anda bersikap taat

di hadapan Allah, jangan angkuh dan tetap mengatakan bahwa Anda tidak bersalah.

C. Belajar Menaati Wewenang Gereja

Matius 18 juga memperlihatkan kepada kita, jika dua atau tiga saudara itu telah

menasihati Anda, tetapi Anda tetap tidak merasa bersalah, maka mereka akan

menyampaikan masalahnya kepada gereja, agar seluruh gereja memberikan pertimbangan

di hadapan Allah. Kalau seluruh gereja di hadapan Allah telah memberi keputusan dan

menghakimi kesalahan Anda, bagaimanakah sikap Anda? Apakah Anda akan berkata,

“Walaupun Tubuh memutuskan aku bersalah, Kepala tidak memutuskan aku bersalah;

walaupun orang tua menolak aku, Allah menerima aku; walaupun saudarasaudara

menolak aku, Tuhan tidak menolak aku, aku mau memikul salib.” Jika Anda bersikap

demikian, itu jelas menunjukkan bahwa Anda berada di luar gereja. Anda masih mengira

bahwa Anda teraniaya, berkorban bagi Tuhan, menderita dan diperlakukan buruk oleh

saudara-saudara. Tetapi ketahuilah, Anda harus belajar taat, dan berkata, “Benarlah apa

yang diputuskan oleh gereja”. Di sini tidak ada keputusan lain. Jika segenap saudara

saudari menyalahkan aku, walaupun aku merasa benar, aku tetap salah. Kita wajib belajar

menaati wewenang gereja.

Di dalam gereja di bumi ini, terkandung wewenang Allah. Jangan sekali-kali

Anda bersikeras sedemikian rupa sampai mengatakan, “Walau seluruh saudara

mengatakan aku bersalah, tetapi aku mengatakan, aku tidak bersalah.” Ketahuilah, orang

yang sombong tidak ada kedudukan di sini; orang yang sombong tidak bisa taat di sini;

orang yang sombong tidak mengetahui apa itu gereja. Jika seluruh gereja mengatakan,

“Aku salah, aku harus belajar mengakuinya dengan lemah lembut, rendah hati dan taat.

Anda tidak dapat mengatakan bahwa gereja tidak ada wewenang. Gereja memiliki

wewenang. Keputusan gereja di hadapan Allah akan diakui oleh Allah, dan apa yang

gereja tolak di hadapan Allah, ditolak pula oleh Allah. Jangan berkeras kepala

sedemikian rupa sehingga tidak menghiraukan keputusan segenap saudara saudari, dan

tetap membenarkan diri Anda sendiri. Jika Tuhan mengizinkan mereka dengan sehati

mengatakan Anda salah, Anda harus yakin bahwa Anda sungguh-sungguh salah.

Setiap anak Allah di dalam gereja, harus belajar taat. Adakalanya, seorang

saudara dapat mewakili gereja, dua atau tiga orang saudara juga dapat mewakili gereja.

Anda harus menjadi orang yang lunak di hadapan Allah, tidak keras kepala, dan harus

menempuh pelajaran taat. Anak-anak Allah harus berdiri di atas prinsip taat. Di dalam

gereja, kita semua wajib belajar taat.

D. Taat kepada Wewenang Perwakilan dalam Gereja

Dalam gereja, tidak saja ada seorang, dua, atau tiga orang saudara yang mewakili

wewenang Allah, seringkali segenap gereja mewakili wewenang Allah.

1. Saudara-saudara Pewajib yang Menjadi Penatua

Namun, di samping itu, Alkitab juga menampakkan kepada kita adanya saudara-

saudara pewajib, yakni saudara-saudara yang menjadi penilik atau penatua, yang khusus

mewakili wewenang Allah. Saudarasaudara lainnya harus berdiri di atas kedudukan taat

di hadapan Allah. Dalam gereja ada wewenang yang Allah dirikan, dan tugas mereka

adalah menilik. Sebab itu, saudara-saudara harus belajar menerima keputusan mereka,

dan taat kepada mereka.

Anak-anak Allah hidup di dunia ini harus berusaha mencari perintah untuk ditaati,

bukan hanya mencari pekerjaan. Saya sering merasa, banyak orang muda yang tidak

begitu berguna. Mengapa? Boleh jadi mereka memiliki pekerjaan, tetapi mereka tidak

dapat taat. Di antara mereka banyak yang tidak dapat taat. Jika Anda bertanya kepadanya,

“Sudah berapa tahun Anda bekerja?” Mungkin ia menjawab bahwa ia sudah bekerja

sepuluh tahun, dan sudah melakukan banyak pekerjaan. Tetapi, jika Anda bertanya lagi,

“Siapakah yang pernah Anda taati selama hidup Anda ini?” Boleh jadi, seorang pun tidak

ada yang ia taati. Padahal ketaatan adalah prinsip dasar dalam kehidupan gereja.

Karena itu, setiap orang di antara kita wajib belajar taat. Jika seseorang dalam

seumur hidupnya tidak pernah taat kepada siapa pun, itu adalah perkara yang sangat

kasihan. Kita harus belajar taat di hadapan Allah, tidak saja taat kepada Allah, juga taat

kepada wewenang yang Allah dirikan di bumi, yaitu gereja. Kita pun harus taat kepada

wewenang yang Allah lantik di dalam gereja, yakni saudara-saudara pewajib gereja.

Anda boleh mengatakan bahwa Anda telah bekerja beberapa tahun, tetapi Anda tidak

dapat mengatakan bahwa Anda tidak memberontak kepada Tuhan. Jika Anda tidak

pernah taat kepada siapa pun, itu adalah kesulitan pokok Anda. Jika Anda nampak di

hadapan Allah, Anda akan menyadari bahwa Anda tak dapat tidak harus taat.

2. Saudara-saudara Tua yang di Depan

Sekarang saya ingin bersama Anda membaca beberapa ayat yang khusus

berkenaan dengan penatua.

Satu Korintus 16:15-16 mengatakan, “Kamu tahu bahwa Stefanas dan

keluarganya adalah orang-orang yang pertama-tama bertobat (buah sulung) di Akhaya,

dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan bagi orang-orang kudus.

Karena itu, taatilah orang-orang yang demikian dan setiap orang yang turut bekerja dan

berjerih payah.” Mereka tidak berambisi lain di dalam gereja di Korintus selain melayani

kaum saleh. Paulus menasihati seluruh kaum saleh, agar taat kepada mereka. Anda harus

taat kepada wewenang yang Allah lantik di dalam gereja. Tidak saja taat kepada Stefanas

sekeluarga, juga kepada orang-orang yang turut bekerja dan berjerih payah dengan

Stefanas. Di depan Anda banyak saudara yang tua dan dewasa, yang lebih dulu berada di

dalam Kristus daripada Anda, juga yang mengabdikan diri demi saudara saudari. Mereka

inilah yang harus Anda hormati. Jangan sekali-kali mengira mereka itu boleh

diremehkan, tidak, Anda harus menaati mereka.

3. Orang-orang yang Tua

Satu Petrus 5:5 mengatakan, “Hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-

orang yang tua.” Kalimat di atasnya membicarakan masalah penatua. Penatua adalah

segolongan orang yang lebih tua usianya di hadapan Tuhan. Petrus menasihati orang-

orang muda agar taat kepada orang-orang yang tua. Sebab mereka di hadapan Tuhan

menjadi teladan mereka (ayat 3). Jika ada orang yang menggembalakan Anda menurut

kehendak Allah, hendaklah Anda belajar menaati orang itu di hadapan Tuhan. Mereka di

hadapan Allah menjadi contoh Anda, maka Anda harus belajar tunduk kepada mereka.

Dalam gereja, saudara-saudara tua yang mewakili Tuhan adalah orang-orang yang

terutama harus Anda taati di hadapan Tuhan.

4. Penatua-penatua yang Baik Pimpinannya

dan Mereka yang dengan Jerih Payah Berkhotbah dan Mengajar

Satu Timotius 5:17 mengatakan, “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut

dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan

mengajar.” Anda harus melipatgandakan penghormatan Anda kepada penatua-penatua

yang cakap memimpin atau mengatur gereja, jangan sekali-kali meremehkan atau

mengkritik mereka. Anda harus menghormati para penatua, lebih-lebih mereka yang

dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar, yakni yang berkarunia dalam pelayanan

firman. Ada penatua yang dapat menjadi pelayan firman, ada juga yang tidak dapat. Anda

tidak saja harus menaruh hormat kepada yang dapat menjadi pelayan firman, kepada

yang tidak dapat menjadi pelayan firman pun harus demikian.

Di sini saya ingin mengingatkan: Banyak saudara saudari yang mempunyai satu

kesalahan pokok dalam hal ketaatan, yaitu mereka memilih orang-orang yang ingin

mereka taati. Mereka mengira bahwa yang harus mereka taati adalah orang-orang yang

sempurna. Ingatlah, Tuhan tidak pernah menetapkan demikian. Ketaatan bukan ditujukan

kepada orang-orang yang sempurna, melainkan kepada wewenang Tuhan yang ada pada

mereka. Kalau Anda memilih orang untuk Anda taati, di dunia ini Anda tidak mungkin

menemukan seorang pun yang patut Anda taati, sebab siapa saja dapat Anda temukan

kekurangannya. Sekalipun rasul Petrus yang datang, Anda tetap dapat menemukan

kekurangannya. Karena itu, Anda cukup melihat satu hal, yaitu jika saudara itu berada di

depan Anda, dialah orang yang harus Anda taati.

Kalau Anda ingin berdalih, Anda bisa mengajukan ribuan dalih. Misalkan di sini

ada seorang penatua, ia hanya bisa mengatur gereja, tidak memiliki ministri firman.

Mungkin Anda mengira, Anda tidak perlu menghormatinya, karena Anda lebih pandai

berkhotbah daripadanya. Tetapi firman Allah mengatakan, “Penatua yang baik

pimpinannya patut dihormati, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan

mengajar”. Di sini tidak ada masalah pilih-memilih. Banyak orang yang ingin dengan

pilihannya sendiri menutupi ketidaktaatan dan pendurhakaan mereka, itu adalah

perbuatan yang bodoh. Asalkan orang itu lebih senior dan berada di depan Anda, Anda

harus menaatinya, jangan mengkritiknya.

5. Orang yang Memimpin Kita

Ibrani 13:17 mengatakan, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah

kepada mereka.” Firman Allah sangat tegas. Kita harus taat kepada semua pemimpin kita

dan wajib tunduk kepada mereka. Anda tidak boleh memilih orang-orang yang Anda

senangi untuk Anda taati. Jika Anda hanya taat kepada perkataan seorang saudara, tidak

taat kepada perkataan saudara lainnya, itu bukanlah ketaatan yang sejati. Ketahuilah,

Anda bisa menaati perkataan seorang saudara, itu tidak mengherankan. Jika Anda ingin

belajar taat, taatilah semua orang yang berada di depan Anda, jangan hanya orang yang

berada di atas kepala Anda. Belajarlah taat kepada pimimpin-pemimpin kalian, tidak

hanya kepada orang-orang tertentu yang berkarunia istimewa atau yang luar biasa dipakai

Tuhan. Karena itu, Anda harus sering mencari siapa yang berada di depan Anda.

Mungkin suatu waktu nanti Anda meninggalkan tempat Anda dan pergi ke tempat

lain. Ketika Anda bertiga atau berlima berhimpun bersama di tempat yang baru, pertama-

tama yang harus Anda ketahui ialah siapakah yang harus Anda taati. Kita harus tunduk

kepada orang yang berada di depan kita. Bila ada tiga atau lima orang saudara berhimpun

selama dua atau tiga jam, dengan sendirinya akan muncul seorang yang ditunjuk Allah

sebagai pemimpin, dan kepadanya yang lainnya harus tunduk. Ciri-ciri orang Kristen

ialah taat, bukan pekerjaan. Ciri-ciri orang Kristen ialah mengenal semua pemimpin.

Saya yakin, jika di suatu tempat ada lima atau enam orang saudara berhimpun bersama

dan setiap orang berada pada posisinya masing-masing, ini sungguh sangat indah.

Kalaupun ada sepuluh atau dua puluh orang saudara berkumpul bersama, dengan

sendirinya Anda akan mengetahui, siapakah yang berada di depan Anda. Setelah Anda

tahu, Anda harus tunduk kepadanya.

“Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka.” Mengapa?

“Sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung

jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukan dengan gembira, bukan dengan

keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” Siapa saja yang

berada di depan Anda adalah orang-orang yang berjaga-jaga atas jiwa Anda dan

melakukan tanggung jawab atasnya; maka mereka adalah orang-orang yang harus Anda

taati di hadapan Allah.

6. Mereka yang Bekerja Keras dan Memimpin di dalam Tuhan

Satu Tesalonika 5:12-13 mengatakan, “Kami minta kepadamu, Saudara-saudara,

supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin

kamu di dalam Tuhan dan menegur kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh

menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.” Ada orang-orang yang di

dalam Tuhan mengatur Anda, memimpin Anda, terhadap orang-orang inilah Anda harus

menaruh hormat dan harus taat. Sebab itu, jika orang Kristen sampai tidak menemukan

seorang pun di dunia ini yang dapat ia taati, ia benarbenar orang yang aneh. Orang

Kristen harus nampak bahwa di mana-mana banyak orang yang berada di depannya, yang

berbobot dalam hal kerohanian, dan yang bisa memimpinnya, mereka semua adalah

orang-orang yang patut ia taati.

Demikianlah Anda akan nampak bahwa di dalam gereja terpelihara satu prinsip

yang tidak dapat Allah temukan di dalam Iblis, di dalam dunia, dan di dalam alam

semesta. Prinsip ini ialah ketaatan. Dalam gereja ada satu pelajaran dasar yang harus kita

pelajari. Apa yang telah ditolak di dalam dunia ini, harus kita peroleh di dalam gereja.

Dalam gereja ada satu prinsip dasar, yaitu harus taat.

7. Harus Taat kepada Semua Wewenang

Kita telah nampak bahwa kesatuan Tubuh itulah wewenang. Kita juga telah

nampak bahwa satu orang dapat mewakili Tubuh Kristus, dua atau tiga orang juga dapat

mewakili Tubuh Kristus, satu gereja lokal pun dapat mewakili Tubuh Kristus. Terakhir,

kita pun nampak bahwa para penatua yang memimpin kita di dalam Tuhan, juga

mewakili Tubuh Kristus. Semuanya itu adalah wewenang Allah yang Allah dirikan di

antara kita, yang patut kita taati, hormati dan turuti. Jika demikian, niscayalah nama

Tuhan akan ada di tengahtengah kita, firman Tuhan pun ada di tengah-tengah kita.

Dengan demikian, barulah kita layak menjadi gereja di Filadelfia.

W.N.