2012-2-00990-stif bab2001

18
METODE KRIGING Ordinary Kriging Menurut David(1977) dalam Kumar dan Remadevi(2006) Kriging adalah sebuah teknik untuk menoptimalisasi estimasi unbiased suatu titik dengan menggunakan semi semivariogram dan sekumpulan data actual. Sedangkan menurut Eldeiry dan Garcia(2009) Kriging adalah suatu teknik untuk memprediksi suatu lokasi dengan menggunakan nilai rata-rata bobot sample data terdekat. Ordinary Kriging adalah metode geostatistika yang digunakan untuk memprediksi data pada lokasi tertentu. Metode ini merupakan interpolasi suatu nilai peubah pada suatu titik tertentu yang dilakukan dengan mengamati data sejenis dilokasi lainnya (Rachmawati, 2009). Ordinary Kriging menduga suatu variabel pada suatu titik tertentu dilakukan dengan mengamati data yang sejenis pada suatu daerah. Metode Ordinary Kriging merupakan metode Kriging yang menghasilkan estimator yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Hal tersebut berarti mempunyai variansi terkecil dibanding estimator lain. Data yang digunakan pada metode Ordinary Kriging merupakan data spasial dengan rata-rata populasi tidak diketahui dan di asumsi bersifat stasioner (Alfina, 2010). Dalam

Upload: try-rusdianto

Post on 08-Apr-2016

30 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2012-2-00990-STIF Bab2001

METODE KRIGING

Ordinary Kriging

Menurut David(1977) dalam Kumar dan Remadevi(2006) Kriging

adalah sebuah teknik untuk menoptimalisasi estimasi unbiased suatu titik

dengan menggunakan semi semivariogram dan sekumpulan data actual.

Sedangkan menurut Eldeiry dan Garcia(2009) Kriging adalah suatu teknik

untuk memprediksi suatu lokasi dengan menggunakan nilai rata-rata bobot

sample data terdekat.

Ordinary Kriging adalah metode geostatistika yang digunakan

untuk memprediksi data pada lokasi tertentu. Metode ini merupakan

interpolasi suatu nilai peubah pada suatu titik tertentu yang dilakukan

dengan mengamati data sejenis dilokasi lainnya (Rachmawati, 2009).

Ordinary Kriging menduga suatu variabel pada suatu titik tertentu

dilakukan dengan mengamati data yang sejenis pada suatu daerah.

Metode Ordinary Kriging merupakan metode Kriging yang

menghasilkan estimator yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiased

Estimator). Hal tersebut berarti mempunyai variansi terkecil dibanding

estimator lain. Data yang digunakan pada metode Ordinary Kriging

merupakan data spasial dengan rata-rata populasi tidak diketahui dan di

asumsi bersifat stasioner (Alfina, 2010). Dalam menggunakan Ordinary

Kriging diperlukan langkah-langkah:

a. Menentukan semi variogram empiris

b. Menentukan semivariogram Numerik

c. Menghitung semi variance

d. Menghitung prediksi

Estimator Ordinary Kriging bisa ditulis(Fischer dan Getis, 2010, p338-

341):

(2.1)

dimana

(2.2)

Page 2: 2012-2-00990-STIF Bab2001

Keterangan:

= Nilai Prediksi pada variabel X

= Pembobot yang menentukan ukuran jarak antar titik

= 1,2,, n, dimana n adalah banyaknya data yang akan diolah

= Nilai Actual pada variabel X pada data ke i

Cara mencari adalah sebagai berikut:

(2.3)

Dimana

(2.4)

(2.5)

Keterangan:

C = Matrix Covariance antar pengamatan Actual

D= Matrix Covariance antar pengamatan Actual dan prediksi

Robust Kriging

Page 3: 2012-2-00990-STIF Bab2001

Robust Kriging adalah pengembangan dari Ordinary Kriging, dimana pada

Robust Kriging memperhitungkan outlier. Sehingga hal tersebut dapat dapat

diartikan bahwa Robust Kriging digunakan ketika mendapati data yang ber

outlier. Model yang mendasari Robust Kriging adalah(Research Centre

Foulum,2003):

(2.6)

Dimana

i

= Nilai Prediksi pada variabel X

= Pembobot yang menentukan ukuran jarak antar titik

w(·) = transformasi dari bobot variogram yang berfungsi mengurangi nilai

extrim (outlier).

Variogram dan Semivariogram

Menurut Munadi (2005) dalam (Alfina,2010) pada geostatistika, terdapat

suatu perangkat dasar dari geostatistika untuk visualisasi, pemodelan dan

eksplorasi autokorelasi spasial dari variabel terorganisasi yang biasa dikenal

sebagai semivariogram. Semivariogram adalah setengah dari variogram, dengan

simbol γ. Sesuai dengan namanya, Variogram adalah ukuran dari variansi.

Variogram digunakan untuk menentukan jarak dimana nilai-nilai data pengamatan

menjadi tidak saling tergantung atau tidak ada korelasinya. Simbol dari variogram

adalah 2γ. Semivariogram ini digunakan untuk mengukur korelasi spasial berupa

variansi eror pada lokasi u dan lokasi u + h.

Variogram eksperimental adalah variogram yang diperoleh dari data yang

diamati atau data hasil pengukuran. Variogram didefinisikan sebagai

berikut:

(2.7)

Page 4: 2012-2-00990-STIF Bab2001

2γ(h) = nilai variogram dengan jarak h

γ(h) = nilai semi variogram dengan jarak h

Z( ) = nilai pengamatan dititik

Z( +h) = nilai pengamatan dititik +h

N(h) = banyaknya pasangan titik yang mempunyai jarak h

Gambar 2.1. General Semivariogram

Sumber : (Spadavecchia,2008)

Variogram empiris mempunyai bentuk kurva yang paling mendekati

variogram eksperimental. Sehingga, untuk keperluan analisis lebih lanjut

variogram eksperimental harus diganti dengan variogram empiris. Variogram

empiris terdiri dari 3 model, yaitu:

a. Model Spherical

(2.8)

Dimana:

h = jarak lokasi antar sampel

C = sill, yaitu nilai variogram untuk jarak pada saat besarnya konstan

(tetap). Nilai ini sama dengan nilai variansi data.

a = range, yaitu jarak pada saat nilai variogram mencapai sill.

b. Model Eksponensial

Page 5: 2012-2-00990-STIF Bab2001

(2.9)

c. Model Gaussian

(2.10)

Contoh gambar variogram empiris disediakan pada Gambar 2.1.

Covariance

Covariance adalah ukuran untuk menentukan hubungan kesamaan antar

data. Setiap model variogram mempunyai perhitungan covariance yang berbeda.

Yaitu:

Rumus dari covariance Spherical adalah sebagai berikut(Isaaks dan Srivastava,

1989, p292):

(2.10)

Rumus dari covariance Eksponensial adalah sebagai berukut:

(2.11)

Rumus dari covariance Gaussian adalah sebagai berukut:

(2.12)

Keterangan:

Page 6: 2012-2-00990-STIF Bab2001

= Matrix Covariance

Mean Square Error(MSE)

MSE adalah metode untuk mendeteksi error antara data prediksi dengan

data Actual

Rumus MSE sebagai berikut (Kumar dan Remadevi, 2006):

MSE =

(2.13)

Keterangan :

= Nilai Prediksi

= Nilai Actual Data

Z-Score

Z-Score atau biasa di sebut nilai standar, menentukan berapa banyak

standar deviasi sebuah elemen dari mean, Z-Score yang kurang dari 2 atau lebih

dari 2, bearti data mempunyai outlier(Preedy, 2012). Z-Score bisa dihitung

dengan rumus (Stattrek, 2013) :

Zi= (2.14)

Dimana z adalah z score, X adalah nilai dari elemen, µ adalah mean populasi, dan

σ standar deviasi.

Peak Ground Acceleration (PGA)

PGA adalah besaran yang digunakan untuk mengukur kecepatan pada

permukaan tanah. Irwansyah dan Winarko (2012) menyatakan bahwa Informasi

mengenai karakteristik PGA akibat gempa, dapat diperoleh melalui rekaman

kejadian pada masa yang lalu. Perekaman Ground Acceleration, dimungkinkan

untuk mengekstrasi karakteristik utama dari rekaman ground motion seperti peak

ground velocity. Percepatan gempa dapat dihitung sebagai percepatan dibatuan

dasar, maupun percepatan gempa dipermukaan tanah.

Page 7: 2012-2-00990-STIF Bab2001

Nilai nilai PGA dapat ditentukan dengan fungsi atenuasi. Fungsi atenuasi

adalah suatu fungsi yang menggambarkan korelasi antara intensitas tanah

setempat, Magnitude gempa, serta jarak suatu titik dari pusat gempa. Para ahli

telah banyak merumuskan banyak fungsi atenuitasi, dimana fungsi atenuitasi yang

berlaku di suatu tempat belum tentu berlaku ditempat lain. Karena fungsi

atenuitasi sangat bergantung dari kondisi alam ditempat tersebut. Irsyam et

al,2010 dalam Irwansyah dan Winarko(2012)Pemilihan fungsi atenuitasi

berdasarkan kondisi geologi dan lapisan tektonik disuatu tempat. Besarnya

kekuatan PGA yang terjadi di Indonesia bisa dijelaskan dari Gambar 2.2. Dari

gambar bisa diketahui besarnya PGA kota Aceh 0,3-0,4g.

Sumber: Irsyam et al (2010)

Gambar Peta Hazard Gempa Indonesia Dibatuan Dasar pada Kondisi

PGA (T= 0 Detik) untuk 2% PE 50 Tahun

Perancangan Aplikasi Program

Teknologi informasi adalah rangkaian kegiatan yang difasilitasi peralatan

elektronik yang mencakup pengolahan, transmisi, dan penyajian informasi. TIK

merupakan konvergensi dari tiga wilayah yaitu teknologi informasi, data dan

informasi, serta masalah-masalah sosiol ekonominya. Perkembangan TIK dapat

diukur berdasarkan 4 dimensi yaitu keterhubungan, akses, kebijakan dan

penggunaan (Hermana, 2007).

Language

R adalah bahasa pemograman statistik dan grafik. R dikembangkan di Bell

Laboratories oleh Rick Becker, John Chambers dan Allan Wilks. R menyediakan

berbagai teknik statistika dan teknik grafik yang sangat bisa dipergunakan secara

Page 8: 2012-2-00990-STIF Bab2001

luas. oleh Rick Becker, John Chambers dan Allan Wilks. R dapat dijalankan

untuk Unix, Windows, dan Macintosh(Anonim, 2013).

R, Selain mampu melakukan manipulasi data, perhitungan statistik dan

pemograman grafik. R juga mempunyai kelebihan kelebihan lain, seperti

Penanganan data dan fasilitas penyimpanan yang efektif

Rangkaian perhitungan dalam array, terutama matrix

Koleksi tools yang besar, koheren dan berintegrasi untuk data analisis

Menggunakan bahasa programming S yang simple dan efektif yang

menggunakan syarart, perulangan dan fungsi rekursif.

Java Programming

Berbasis komputer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membuat

interface program untuk pengaplikasian metode Kriging. Yang bearti penelitian

ini merubah perhitungan yang dilakukan secara manual menjadi otomatis dengan

komputer.

Pemograman dengan bahasa java dikembangkan oleh Sun Microsystems

sebagai bahasa berorientasi objek untuk tujuan umum yaitu, aplikasi bisnis

interaktif, dan aplikasi internet berbasis web. Java dapat dijalankan di berbagai

computer karena tidak mengeksekusi instruksi pada komputer secara langsung.

Sebaliknya, Java berjalan pada komputer hipotetis yang dikenal sebagai Java

Virtual Machine. (Farrell, 2010, p8).

Java merupakan bahasa pemrograman yang popular dikalangan para

programmer, dengan demikian sangat ideal untuk membuat suatu proyek. (Wild,

2011).

Kelebihan menggunakan Java menurut Campione(2001,p) dan

Badley(2002,p3):

- Multiplatform. Java dapat dijalankan dibeberapa beberapa system operasi.

Sistem Operasi yang mendukung java adalah Microsoft Windows, Linux,

Mac OS.

- Object Oriented Programming. Java merupakan salah satu bahasa

Page 9: 2012-2-00990-STIF Bab2001

pemrograman berbasis objek secara murni. Semua tipe data diturunkan

dari kelas dasar yang disebut Object. Kelebihan ini menjadikan Java

sebagai salah satu bahasa pemograman termudah, bahkan untuk fungsi

fungsi yang advance seperti komunikasi antara komputer sekalipun.

- Library yang banyak, sehingga memudahkan programmer

mengembangkan aplikasi.

- Mudah didekompilasi. Dekompilasi adalah proses membalikkan dari

kode jadi menjadi kode sumber. Ini dimungkinkan karena kode jadi

Java merupakan bytecode yang menyimpan banyak atribut bahasa

tingkat tinggi, seperti nama-nama kelas, metode, dan tipe data.

Kekurangan menggunakan Java:

- Masih ada beberapa hal yang tidak kompatibel antara platform satu

dengan platform lain. Untuk J2SE, misalnya SWT-AWT bridge yang

sampai sekarang tidak berfungsi pada Mac OS X.

- Penggunaan memori untuk program berbasis Java jauh lebih besar

daripada bahasa tingkat tinggi generasi sebelumnya seperti C/C++ dan

Pascal (lebih spesifik lagi, Delphi dan Object Pascal).

NetBeans

NetBeans adalah sebuah open source project yang merupakan developr kit

untuk membuat program berbasis Java. Di Juni 2000 Netbean dibuat menjadi

opensource oleh Sun Microsystems, yang menjadi sponsor sampai januari 2010.

Dua produk dari NetBeans adalah NetBeans IDE dan NetBeans Platform.

NetBeans IDE (Integrated Development Environment ) adalah sebuah proyek

open-source yang memungkinkan pengguna mengembangkan Java Desktop,

Mobile, aplikasi web, dan menyediakan peralatan untuk para pengembang PHP

dan C/C++. NetBeans ditulis dalam Java dan dapat dijalankan dalam berbagai

macam system operasi (Anonim, 2013). NetBean dapat diunduh secara gratis di

netbeans.org/downloads/index.html

Fitur- Fitur NetBeans adalah sebagai berikut(Anonim, 2013):

- Module System, Sifat modular NetBeans memberikan developer

kekuatan untuk memenuhi persyaratan yang kompleks dengan

Page 10: 2012-2-00990-STIF Bab2001

menggabungkan beberapa modul kecil atau sederhana. Apabila

developer menggunakan salah satu modul standar NetBeans, maka

develope dapat mengintegrasikan modul pihak ketiga atau

mengembangkan sendiri.

- Lifecycle Management, Seperti server aplikasi lainnya, NetBeans

menyediakan layanan siklus hidup ke aplikasi java desktop.

Aplikasi server mengerti bagaimana menyusun modul web, modul

EJB, dan artefak yang terkait, ke dalam aplikasi web. dan modul

NetBeans melakukan hal yang serupa dan menyusun aplikasi java

desktop. Netbean juga menyediakan main method sehingga

developer tidak perlu membuat nya lagi

- Pluggability, Service Infrastructure, and File System, Ini adalah

salah satu fitur unggulan NetBeans, user bisa langsung menginstal

modul yang mereka inginkan di aplikasi yang sedang mereka

jalankan. NetBeans juga menyediakan infrastructure untuk

mendaftarkan dan menarik service, memungkinkan developer

menurunkan ketergantungan terhadap modul individual.

- Window System, Standarized UI Toolkit, and Advance Data-

Oriented Components, NetBeans memungkinkan anda

memaksimalkan dock dan window tanpa perlu melakukan coding

yang rumit.Swing dan JavaFX adalah toolkit UI Standar java dan

bisa digunakan pada NetBeans

- Miscellaneous Features, Documentation, and Tooling Support,

NetBeans IDE, yang merupakan pengembangan perangkat lunak

kit (SDK) dari NetBeans Platform, menyediakan banyak template

dan alat-alat, seperti memenangkan penghargaan Matisse GUI

Builder yang memungkinkan Anda untuk dengan mudah

mendesain tata letak aplikasi Anda.

Interaksi Manusia dan Komputer

Page 11: 2012-2-00990-STIF Bab2001

Setiap manusia yang menjadi pengguna komputer, berkomunikasi dan

berkolaborasi dengan komputer melalui antarmuka (Shneiderman, 2010).

Terdapat delapan aturan (8 Golden Rules) yang harus diperhatikan dalam

membuat desain antarmuka, yaitu :

1. Berusaha untuk konsisten

Tindakan-tindakan konsisten diperlukan seperti konsisten pada pemakaian

warna, layout, jenis tulisan, dan pembuatan menu.

2. Menyediakan fungsi yang bersifat umum

Rancangan perlu memiliki fungsi-fungsi yang mudah dikenali pengguna

yang beragam atau penjelasan pemakaian aplikasi juga memiliki fungsi

tambahan yang mendukung aplikasi tersebut untuk para ahli. Fungsi yang

bersifat umum diperlukan karena jenis pengguna yang beragam dari yang

baru mengenal komputer hingga yang sudah ahli dengan komputer.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Sistem harus memberikan umpan balik dengan respon yang berbeda di

setiap kondisi yang ada untuk segala aksi yang dilakukan pengguna.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan penutupan

Dialog penutupan dibuat sebagai tanda bahwa langkah-langkah yang

dilakukan sudah benar.

5. Memberikan pencegahan terhadap kesalahan yang sederhana

Aplikasi harus dapat mendeteksi kesalahan yang dilakukan oleh pengguna

dan langsung memberikan penanganan kesalahan dengan cara yang mudah

dipahami dan instruksi yang spesifik untuk penanganannya.

6. Memungkinkan pengembalian aksi sebelumnya

Diperlukan pengurangan kecemasan dari pengguna karena kesalahan yang

dilakukannya. Pengurangan kecemasan ini dapat dilakukan dengan

memungkinkan pengguna kembali ke keadaan sebelumnya sehingga

pengguna dapat mengeksplorasi secara leluasa.

7. Mendukung pengendalian internal

Pengguna dapat mengontrol sistemnya sehingga dapat merespon

tindakannya sendiri. Pengguna juga tidak akan merasa dirinya yang

dikendalikan oleh sistem.

Page 12: 2012-2-00990-STIF Bab2001

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Perancang harus menghindari antarmuka dimana pengguna harus

mengingat informasi dari satu tampilan yang akan dipakai di tampilan

lainnya karena terbatasnya kapasitas ingatan manusia dalam hal merespon

informasi jangka pendek.

Waterfall Model

Menurut Sommervile (2011), Waterfall Model adalah dasar dari aktivitas

proses yang terdiri dari spesifikasi, pengembangan, validasi, evolusi. Semua

aktivitas direpresentasikan dalam tahapan proses yang terpisah seperti spesifikasi

kebutuhan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian dan

sebagainya.

Gambar Waterfall Model

Tahapan dari Waterfall Model seperti pada Gambar 2.5 merefleksikan

pokok-pokok dari aktivitas pengembangan :

1. Requirements Definition

Pada tahap ini, didefinisikan mengenai layanan yang diberikan oleh

sistem, batasan sistem, dan tujuan ditetapkan setelah melakukan konsultasi

dengan pengguna sistem. Definisi ini dilakukan secara rinci dan dibuat

sebagai spesifikasi dari sistem

2. System and Software Design

Perancangan sistem menyediakan kebutuhan perangkat keras atau

perangkat lunak dengan menyediakan arisitektur dari keseluruhan sistem.

Proses perancangan sistem melibatkan pengidentifikasian dan penjelasan

abstraksi sistem dan hubungannya.

3. Implementaion and Unit Testing

Page 13: 2012-2-00990-STIF Bab2001

Perancangan sistem direalisasikan menjadi sebuah program atau unit

program. Pengujian melibatkan verifikasi untuk memastikan apakah setiap

unit memenuhi spesifikasi sistem.

4. Integration and System Testing

Setiap program yang sudah ada diintegrasikan dan di uji sebagai salah satu

keutuhan sistem untuk memastikan apakah kebutuhan sistem sudah

terpenuhi. Setelah pengujian dilakukan, sistem baru disebarkan ke

pengguna.

5. Operation and Maintenance

Pada tahap ini dilakukan instalasi terhadap sistem dan digunakan dalam

praktiknya. Perbaikan melibatkan koreksi terhadap kesalahan yang tidak

ditemukan sebelumnya, memperbaiki implementasi unit sistem, dan

meningkatkan kinerja sistem.