2 tinjauan pustaka 2.i deskripsi dan klasifikasi tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap...

17
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatic Forsk.) Klasifikasi dan identifikasi daun kangkung air menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan) Genus : Ipomoea Spesies : Ipomoea aquatica Forsk. Morfologi tanaman kangkung air dapat dilihat pada Gambar 1 Gambar 1 Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.) Tanaman Kangkung mempunyai daun licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5 6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini berwarna hijau pucat dan menghasilkan bunga berwarna putih, yang menghasilkan kantong, mengandung empat biji benih (Nisma & Arman 2008).

Upload: buihuong

Post on 07-Mar-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

3

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatic

Forsk.)

Klasifikasi dan identifikasi daun kangkung air menurut Cronquist (1981)

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea aquatica Forsk.

Morfologi tanaman kangkung air dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.)

Tanaman Kangkung mempunyai daun licin dan berbentuk mata panah,

sepanjang 5 – 6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun

berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini berwarna

hijau pucat dan menghasilkan bunga berwarna putih, yang menghasilkan kantong,

mengandung empat biji benih (Nisma & Arman 2008).

Page 2: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

4

Daun kangkung dapat dipanen setelah 6 minggu sesudah penanaman. Jika

penanaman basah yang digunakan, potongan kangkung sepanjang 12 inci ditanam

dalam lumpur dibiarkan basah dan tenggelam dalam air mengalir. Panen dapat

dilakukan 30 hari setelah penanaman. Apabila pucuk tanaman dipetik, cabang dari

tepi daun akan tumbuh lagi dan dapat dipanen setiap 7 – 10 hari. (Nisma & Arman

2008)

2.2 Morfologi Tumbuhan Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.)

Akar tumbuhan kangkung (Ipomoea aquatic Forsk.) tumbuh menjalar

dengan percabangan yang cukup banyak. Pada bagian batang berbentuk menjalar

di atas permukaan tanah basah atau terapung, kadang- kadang membelit. Tangkai

daun melekat pada buku-buku batang, bentuk daunnya seperti jantung, segitiga,

memanjang, bentuk garis atau lanset, rata atau bergigi, dengan pangkal yang

terpancung atau bentuk panah sampai bentuk lanset (Prasetyawati 2007).

Prasetyawati (2007) menjelaskan bahwa tanaman kangkung air memiliki

karangan bunga di ketiak, bentuk payung atau mirip terompet, berbunga sedikit.

Terdapat daun pelindung tetapi kecil, daun kelopak bulat telur memanjang tetapi

tumpul. Tonjolan dasar bunga bentuk cincin, tangkai putik berbentuk benang,

kepala putik berbentuk bola rangkap. Bentuk buahnya bulat telur yang di

dalamnya berisi 3-4 butir biji. Bentuk biji bersegi-segi agak bulat dan berwarna

cokelat atau kehitam-hitaman. Habitat tumbuh tanaman kangkung air di tempat

yang lembab, daerah rawa, parit, sawah, pinggir-pinggir jalan yang tergenang.

Menurut Steenis (2005) Tumbuhan Kangkung air (Ipomoea aquatica

Forsk.) dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Tanaman kangkung air

termasuk semak, daur hidupnya kadang-kadang berumur satu tahun atau

menahun (Prasetyawati 2007). Tumbuhan kangkung air (Ipomoea aquatica

Forsk.) merupakan tumbuhan yang hidup di air dan biasanya disebut dengan

hydrophyta. Sistem perakarannya di tanah meskipun tempat tumbuhnya adalah di

perairan (Lukito 2001)

2.3 Komposisi Gizi Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.)

Tanaman kangkung sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia karena

tanaman ini termasuk dalam sayuran daun yang dikonsumsi sehari-hari oleh

Page 3: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

5

masyarakat . Komposisi kimia tanaman kangkung air dapat di lihat pada Tabel 1

berikut :

Tabel 1 Komposisi kimia kangkung air dalam 100 gram bahan

Komponen Jumlah (gram)

Air 89,7

Karbohidrat 5,4

Protein 3,0

lemak 0,3

Kalori 0,029 (Kcal)

Kalsium 0,073

Potassium 0,05

Besi 0,0025

Vitamin C 0,032

Vitamin A 6300 s.l

Vitamin B 0,07 Sumber : Abidin et al. (1990)

2.4 Anatomi dan Jaringan pada Tumbuhan

Individu tumbuhan terdiri dari organ, jaringan dan sel. Tiap-tiap bagian

dari tumbuhan tersebut mempunyai susunan dan fungsinya masing-masing.

Anatomi organ yang umumnya dipelajari pada tumbuhan adalah akar, batang dan

daun.

2.4.1 Akar

Akar merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk memperkuat

berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam

tanah, mengangkut air dan unsur hara ke bagian tumbuhan yang memerlukan, dan

tempat penimbunan zat makanan cadangan. Anatomi akar primer yang dipotong

membujur tersusun dari tudung akar, epidermis akar, korteks, endodermis, dan

stele (Nugroho et al. 2006).

Menurut Mulyani (2006), Gambaran anatomi akar primer adalah sebagai

berikut.

a. Tudung akar, merupakan penutup ujung akar yang tersusun dari sel-sel

parenkim. (Dickison 2000).

b. Epidermis (epiblem/lapisan piliferous). Sel-sel epidermis akar berdinding tipis

dan biasanya tidak mengandung kutikula. (Nugroho et al. 2006).

Page 4: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

6

c. Korteks, umumnya tersusun atas sel-sel parenkim yang kadang-kadang

mengandung karbohidrat dan kadang mengandung kristal. (Nugroho et al.

2006).

d. Endodermis, tersusun oleh satu lapis sel yang berbeda secara fisiologi, struktur,

dan fungsi dengan lapisan sel di sekitarnya (Nugroho et al. 2006).

e. Stele, Lapisan terluar dari stele adalah perisikel/perikambium sehingga

letaknya di sebelah dalam dari endodermis dan di sebelah luar dari berkas

pengangkut. (Nugroho et al. 2006).

Pada Monocotyledoneae, biasanya tidak terjadi penebalan sekunder, tetapi

terjadi sklerifikasi pada sebagian atau seluruh perisiklus. (Fahn 1991; Mulyani

2006). Struktur anatomi akar tumbuhan Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae

dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 2 Struktur anatomi akar pada tumbuhan Monocotyledoneae dan

Dicotyledoneae

(Sumber: Arnett dan Braungart (1970)

2.4.2. Batang

Batang tanaman memiliki tiga fungsi utama, yaitu mendukung daun dan

struktur reproduksi, menyediakan pengangkut bagian dalam, dan menghasilkan

jaringan baru (Berg 2008). Perbedaan nyata antara penampang melintang batang

dan penampang melintang akar hanyalah ukuran unsur-unsur pengangkutan dalam

batang yang lebih besar dan lokasinya yang jauh dari pusat batang (Fisher dan

Dunham 1992). Pada organ batang terdapat tiga bagian pokok yang berkembang

Page 5: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

7

dari jaringan protoderm, prokambium, dan meristem dasar, yaitu epidermis dan

derivatnya, korteks, dan stele (Nugroho et al. 2006).

Parenkim yang terdapat pada batang dan berhubungan dengan udara dalam

ruang antar sel, biasa disebut aerenchym. Aerenchym merupakan parenkim

dimana ruang-ruang antar selnya cukup besar dan di dalamnya terdapat udara.

Tumbuhan air mengandung aerenchym cenderung lebih besar, hal ini selain

memudahkan sistem aerasi juga membuat tumbuhan lebih mudah mengapung

(Sutrian 1992). Sel-sel aerenchym membentuk fenomena seperti bintang dan

disebut Sternzelle. Bentuk aerenchym pada tumbuhan Juncus effucus dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3 Sel bintang pada tumbuhan Juncus effusus; A= Letak Sel Bintang

dalam Markparenkim; B= Dua sel diperbesar; C= Plasmodesma

(Sumber: Brune et al. 2007)

Endodermis merupakan jaringan yang terdiri dari selapis sel khusus,

membatasi korteks dari silinder vaskuler. Sel-sel penyusun endodermis teratur

dalam bentuk lingkaran mengelilingi silinder vaskuler, sejajar dengan epidermis.

Pada dinding-dinding sel endodermis terdapat jalur-jalur yang mengandung zat

lignin dan suberin. (Sutrian 1992).

2.4.3. Daun

Daun biasanya tersusun oleh berbagai macam jaringan, tetapi secara garis

besar tersusun atas jaringan pelindung (epidermis dan derivatnya), jaringan dasar

(mesofil), jaringan pengangkut, jaringan penguat, jaringan sekretori. (Nugroho et

al. 2006). Secara umum daun tersusun atas jaringan epidermis, mesofil, dan

Page 6: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

8

jaringan pengangkut. Model penampang 3 dimensi jaringan pada daun dapat

dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Penampang jaringan daun

(Sumber: Davidson 2005)

Epidermis merupakan jaringan penyusun tubuh tumbuhan paling luar yang

umumnya terdiri dari selapis sel dan terdapat pada bagian atas daun. Epidermis

mempunyai fungsi melindungi bagian dalam organ tumbuhan, sedangkan pada

daun epidermis juga berfungsi mengurangi transpirasi, oleh karena itu sering

dilapisi kutikula dan lilin yang bersifat kedap air (Sutrian 1992).

2.5 Pemeriksaan Histologi Tumbuhan

Histologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur internal dari

tanaman. Histologi berhubungan dengan struktur sel dan jaringan. Tanaman

terdiri atas jaringan vegetatif dan jaringan reproduktif. Secara morfologi, jaringan

merupakan kesatuan sejumlah sel, serupa dalam asal-usul dan fungsi utama,

bersifat terus-menerus (Eames dan MacDaniels 1953). Kajian objektif untuk

mengidentifikasi histologi pada tanaman diukur dalam gambaran mikroskopis.

Morfologi sel digambarkan dengan ukuran sel dan bentuk dan dengan ketebalan

dinding sel (Guillemin et al. 2004).

Hasil preparat histologis pada tumbuhan dapat menunjukkan informasi

yang tidak didapat melalui pemeriksaan secara visual. Banyak penelitian baik

dilakukan secara in vitro maupun in vivo bisa dimengerti karena adanya penelitian

secara histologi. Sebagai contoh, somatik embrio dapat diproduksi di permukaan

daun, tetapi mungkin morfologi yang menyimpang tidak akan diketahui. Dengan

menggunakan metode histologi dan pemeriksaan anatomi dengan cermat, para

Page 7: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

9

peneliti akan dapat melihat karakteristik somatik embrio. Contoh lain dari teknik

histologi digunakan untuk melihat struktur spesifik asli dari tumbuhan.

Perkembangan histologi dapat dipelajari dari waktu ke waktu secara teratur

dengan melihat jaringan sampel atau langsung dilihat pada jaringan dewasa

(Trigiano et al. 2005).

Metode pembuatan preparat terlebih dahulu dilakukan sebelum

mempelajari histologi tanaman. Metode pembuatan preparat dapat dibagi menjadi

tiga macam, yaitu preparat segar, preparat utuh (whole mount), dan preparat yang

dilakukan proses penanaman (embedding). Pembuatan preparat segar dilakukan

dengan sayatan tipis melintang dan diletakkan pada gelas objek kemudian

diwarnai. Pembuatan preparat utuh merupakan metode pembuatan preparat

sampel secara utuh biasanya untuk tanaman dengan ukuran kecil. Tahapan untuk

preparat ini terdiri atas fiksasi bertahap, penggunaan xilol berseri, pewarnaan,

inkubasi, dehidrasi, dan perekatan ke gelas preparat, dan dilakukan penutupan.

Proses pembuatan preparat embedding terdiri atas gelatin embedding, paraffin

embedding, nitrocellulose embedding, double embedding, dan embedding pada

plastik (Kiernan 1990).

Histologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur internal dari

tanaman. Histologi berhubungan dengan struktur sel dan jaringan. Kajian objektif

untuk mengidentifikasi histologi pada tanaman diukur dalam gambaran

mikroskopis. Morfologi sel digambarkan dengan ukuran dan bentuk, serta

adengan ketebalan dinding sel (Guillemin et al. 2004).

2.6 Analisis Proksimat pada Tumbuhan

Tumbuhan pangan utama yang dibutuhkan oleh tubuh manusia adalah

jenis tumbuhan sayur atau sayuran. Sayuran sangat dianjurkan untuk dikonsumsi

sehari-hari, karena sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, antioksidan dan

serat pangan. Pada sayuran terdapat kandungan gizi baik makro maupun mikro.

Kandungan gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak, sedangkan

golongan mikro terdiri dari vitamin dan mineral (Haris dan Karmas 1989). Zat-zat

gizi menyediakan kebutuhan sel-sel tubuh yang beraneka ragam. Sebagai “mesin

hidup”, sel memerlukan energi, bahan-bahan pembangunan dan bahan-bahan

Page 8: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

10

untuk memperbaiki bagian yang rusak dengan menggunakan zat-zat gizi

(Muchtadi 2001).

2.6.1 Protein

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur

C, H, O, dan N serta mengandung fosfor dan belerang. Sebuah asam amino terdiri

dari sebuah gugus amino (-NH2), sebuah karboksil (-COOH), sebuah atom

hidrogen, dan gugus R yang terikat pada sebuah atom C yang dikenal sebagai

karbon α, serta gugus R merupakan rantai cabang. Protein berfungsi sebagai

enzim, alat pengangkut dan penyimpan, pengatur pergerakan, penunjang mekanis,

pertahanan tubuh, media perambatan impuls syaraf, dan pengendalian

pertumbuhan (Winarno 2008).

Semua makhluk hidup memerlukan protein. Manusia dan binatang

memerlukan protein yang berasal dari tanaman, sedangkan tanaman sanggup

membangun protein dari bahan-bahan yang diperoleh dari tanah dan udara sekitar

(Suhardjo & Kusharto 1988). Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu

karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa protein juga mengandung

unsur-unsur mineral yaitu fosfor, sulfur dan besi. Molekul protein tersusun dari

satuan-satuan dasar kimia yaitu asam amino. Protein berfungsi sebagai bahan

dasar pembentuk sel-sel dan jaringan tubuh. Selain itu, protein juga berperan

dalam proses pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh yang

mengalami kerusakan. Sayuran yang mengandung protein adalah yang berasal

dari biji-bijian, misalnya kacang panjang, buncis, dan kecambah (Wirakusumah

2007).

2.6.2 Lemak

Lemak merupakan zat yang dibentuk dari unit-unit terstruktur dengan

suatu hidrofobisitas yang tegas, larut dalam pelarut organik tetapi tidak dalam air.

Komponen utama dari lemak adalah turunan asam lemak. Asam lemak dapat

digolongkan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak

jenuh dicirikan dengan tidak bercabang, rantai molekul lurus dengan jumlah atom

karbon genap yang dominan pada asam lemak ini. Asam lemak tak jenuh

memiliki ikatan ganda yang biasanya ditunjukkan sebagai jenis isolene atau asam

lemak non-konjugasi (Belitz et al. 2009).

Page 9: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

11

Lemak mempunyai komposisi kimia yang unik sehingga tidak larut dalam

air, melainkan dapat larut dalam pelarut organik antara lain kloroform atau

benzen. Komposisi kimia lemak juga juga menentukan bentuk lemak yaitu lemak

(fat) yang berupa padatan pada suhu kamar misalnya lemak hewan, sedangkan

minyak (oil) adalah lemak berbentuk cairan dalam temperature kamar misalnya

minyak jagung, minyak kedelai, minyak kelapa sawit dan minyak zaitun. Secara

umum formulasi kimia suatu asam lemak adalah CH3(CH2)nCOOH (Muchtadi

2001).

2.6.3 Karbohidrat

Karbohidrat mengandung atom karbon bersama dengan hidrogen dan

oksigen dalam rasio yang sama. Komponen karbohidrat alami yang dihasilkan

oleh organisme tidak dalam bentuk formula empiris yang sederhana, melainkan

dalam bentuk oligomer (oligosakarida) atau polimer (polisakarida) dari gula

sederhana (BeMiller dan Whistler 1996).

Komponen gula utama di dalam sayuran adalah glukosa dan fruktosa (0,3-

4 %), seperti halnya sukrosa (0,1-12 %). Pati banyak tersimpan pada sayuran akar

dan batang. Polisakarida berupa pektin memiliki peranan dalam kekokohan

tanaman (Belitz et al. 2009). Pektin terdapat di dalam dinding sel primer tanaman,

khususnya di sela-sela antara selulosa dan hemiselulosa. Senyawa-senyawa pektin

diklasifikasikan menjadi asam pektat, asam pektinat (pektin), dan protopektin.

Asam pektat dapat membentuk garam dalam jaringan tanaman diantaranya

kalsium dan magnesium. Asam pektinat juga dapat membentuk garam yang

disebut garam pektinat (Winarno 2008).

2.6.4 Air

Air terikat merupakan istilah yang umum dipakai untuk air yang terdapat

dalam bahan makanan. Air terikat dianggap sebagai suatu sistem yang mencakup

air yang mempunyai derajat keterikatan berbeda-beda dalam bahan. Menurut

Winarno (2008) derajat „keterikatan air, air terikat di dalam bahan dibagi atas

empat tipe, yaitu :

1) Tipe 1 adalah molekul air yang terikat pada molekul-molekul lain melalui

suatu ikatan hidrogen yang berenergi besar.

Page 10: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

12

2) Tipe 2 adalah molekul-molekul air membentuk ikatan hidrogen dengan

molekul air lain, terdapat dalam mikrokapiler

3) Tipe 3 adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan,

yakni membran, kapiler, serat.

4) Tipe 4 adalah air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air

murni, dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan penuh

Air yang terkandung di dalam jaringan tanaman umumnya 80 - 90 % berat

segar dari tanaman basah dan kurang dari 20 % berat dari tanaman kering.

Pengaruh dari hilangnya air pada tanaman adalah tanaman menjadi layu dan

kehilangan berat serta secara tidak langsung menimbulkan perubahan yang

diinginkan ataupun yang tidak dinginkan (Fennema 1996).

2.6.5 Vitamin

Vitamin adalah senyawa kimia atau zat gizi yang sangat penting dan

dibutuhkan tubuh walaupun dalam jumlah yang sangat kecil, untuk pemeliharaan

kesehatan dan pertumbuhan normal dimana sebagian besar tidak dapat disintesis

oleh tubuh, sehingga harus masuk ke dalam tubuh melalui bahan makanan.

Vitamin dikelompokan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam lemak

(vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut dalam air (B1, B2, B3, B4, B5,

B6, B12, asam folat, biotin, dan vitamin C) (Wirakusumah 1997). Vitamin yang

sangat diperlukan tubuh diantaranya vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam

folat, B12 (sianokobalalamin), vitamin C, vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan

vitamin K. Vitamin walaupun sifatnya mikro namun memiliki peran yang penting

(Muchtadi 2001). Untuk menguji kandungan vitamin dalam bahan pangan dapat

digunakan metode kromatografi (Huyghebaert 2003).

2.6.6 Vitamin A

Vitamin A merupakan jenis vitamin yang aktif dan terdapat dalam

beberapa bentuk yaitu vitamin A alkohol (retinol), vitamin A aldehida (retinal),

vitamin A asam (asam retinoat), vitamin A ester (ester retinil). Vitamin A

termasuk dalam vitamin yang dapat larut dalam lemak (Winarno 2008). Senyawa

dengan aktivitas vitamin A yang terdapat dalam tanaman, termasuk kelompok

karotenoid akan diubah menjadi vitamin A pada proses metabolisme tubuh setelah

Page 11: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

13

dikonsumsi oleh manusia dan hewan (Andarwulan & Koswara 1992). Struktur

molekul dari vitamin A dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Struktur molekul vitamin A (Sumber : Specker & DeMarin 1992)

2.6.7 Serat

Sayuran merupakan sumber serat utama. Kandungan serat pada sayuran

sangat bermanfaat dalam pencegahan berbagai penyakit. Serat makanan dalam

diet sangat efektif mencegah berbagai penyakit dan gangguan pencernaan

misalnya sembelit dan diare, divertikulum, wasir, karies gigi, jantung koroner,

kanker kolon, kencing manis dan batu empedu. Serat yang merupakan zat non gizi

terbagi dari dua jenis, yaitu serat kasar (crude fiber) dan serat makanan (dietry

fiber). Serat kasar adalah bagian tanaman pangan yang tersisa atau tidak dapat

dihidrolisis kembali oleh larutan asam sulfat atau natrium hidroksida dalam

analisis proksimat, belum menunjukkan kandungan serat total sedangkan serat

makanan adalah serat yang tetap ada dalam usus besar setelah proses pencernaan.

Nilai serat kasar lebih kecil 1/3-1/2 dari nilai serat makanan (Soelistijani 1998).

Kandungan serat kasar dalam bahan pangan dapat dihitung setelah sampel kering

didestruksi dengan H2SO4 dan NaOH. Kandungan serat kasar dapat diketahui

setelah beberapa kandungan utama misal protein, lemak, karbohidrat, dan pati

dihilangkan (AOCS 2006).

2.6.8 Mineral dan fungsinya

Menurut Arifin (2008) unsur mineral adalah salah satu komponen yang

sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein dan

vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Berbagai unsur

Page 12: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

14

anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua

mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial.

Mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral

makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh

dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari antara lain natrium, klorida, kalsium,

fosfor, magnesium dan belerang sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari

100 mg sehari misalnya besi, iodium, mangan, litium seng dan sebagainya.

Jumlah mineral mikro di dalam tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal

sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial (Almatsier 2003).

Mineral makro

Menurut Spears (1999) mineral makro merupakan mineral yang

diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif besar meliputi kalsium, fosfor,

kalium, natrium, sulfur, klor dan magnesium. Beberapa unsur mineral makro yang

dibutuhkan oleh tubuh sebagai berikut:

a. Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan mineral paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu

1,5% sampai 2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg.

Dari jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi

terutama dalam bentuk hidroksiapatit. Kalsium tulang berada dalam keadaan

seimbang dengan kalsium plasma pada konsentrasi kurang lebih 2,25 sampai

2,60 mmol/l (9 sampai 10,4 mg/100 ml). Selain di dalam tulang, kalsium juga

menyebar di seluruh tubuh, yakni pada cairan ekstraseluler dan intraseluler

(Almatsier 2003).

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, ikan, serealia, kacang-

kacangan dan hasil kacang-kacangan, serta sayuran hijau namun sayuran

mengandung zat yang yang menghambat penyerapan kalsium yakni serat, fitat

dan oksalat. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium bagi orang

Indonesia ditetapkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI (1998) dalam

Almatsier (2003) adalah sebagai berikut :

Bayi : 300-400 mg

Anak-anak : 500 mg

Remaja : 600-700 mg

Page 13: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

15

Dewasa : 500-800 mg

Hamil dan menyusui : + 400 mg

b. Fosfor (F)

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari

berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam

kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi

yang tidak dapat larut. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh,

separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler. Fosfor merupakan

bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat dalam tiap inti sel dan

sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang peranan

penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi

dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP) (Almatsier 2003).

Fosfor yang diserap tumbuhan sebagian besar dalam bentuk fosfat. Fosfor

dalam tumbuhan berada dalam molekul DNA dan RNA, membran sel, dan

molekul ATP yang dapat berupa simpanan energi pada batang, daun dan buah

namun lebih banyak ditemukan dalam jumlah besar pada biji dan buah daripada

daun. Fosfor berperan dalam beberapa reaksi pelepasan energi. Fosfor yang sudah

tidak terpakai keluar dari metabolisme dan disimpan sebagai asam fitat dimana

diperlukan dalam masa dormansi pada biji dan umbi-umbian. Dedaunan tidak

mengandung fosfor sebagai asam fitat, karena fosfor dalam daun selalu dalam

bentuk aktif. Fosfor dalam tanaman penting di dalam pertumbuhan jaringan dan

produksi tanaman (Johnson & Uriu 1990).

c. Kalium (K)

Kalium merupakan ion bermuatan positif yang terutama terdapat di dalam

sel. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraseluler adalah 1 : 10

sedangkan di dalam cairan ekstraseluler 28 : 1. Sebanyak 95% kalium tubuh

berada di dalam cairan intraseluler. Jumlah kalium di dalam plasma darah

menunjukkan metabolisme seluler alami lebih baik daripada yang disimpan dalam

tubuh. Plasma kalium akan keluar ketika terjadi kehancuran jaringan tubuh

(katabolisme) dan juga asidosis yang mengindikasikan kalium meninggalkan sel

untuk membantu menormalkan keseimbangan asam basa (Almatsier 2003).

Page 14: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

16

d. Natrium (Na)

Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler. 35% sampai 45%

natrium ada di dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan

empedu dan pancreas, mengandung banyak natrium. Sumber utama natrium

adalah garam dapur atau NaCl. Garam dapur di dalam makanan sehari-hari

berperan sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet (Almatsier 2003).

Sumber natrium adalah garam dapur, mono sodium glutamate (MSG),

kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Diantara makanan yang

belum diolah, sayuran dan buah juga mengandung sedikit natrium. Taksiran

kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500 mg (Almatsier

2003).

Mineral Mikro

a. Besi (Fe)

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam

tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3 sampai 5 gram di dalam tubuh

manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh :

sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke beberapa jaringan tubuh, sebagai

alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi

enzim di dalam jaringan tubuh. Walaupun terdapat luas di dalam makanan banyak

penduduk dunia mengalami kekurangan besi, termasuk Indonesia. Kekurangan

besi sejak tiga puluh tahun terakhir diakui berpengaruh terhadap produktivitas

kerja, penampakan kognitif, dan sistem kekebalan (Almatsier 2003).

Sumber besi yang baik adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan

ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan,

sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk

besi bagi orang Indonesia ditetapkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI

(1998) dalam Almatsier (2003) adalah sebagai berikut :

Bayi : 3-9 mg

Anak-anak : 10 mg

Remaja : 14-25 mg

Dewasa : 13-26 mg

Hamil dan menyusui : + 2 - +20 mg

Page 15: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

17

b. Tembaga (Cu)

Tembaga ada dalam tubuh sebanyak 50 sampai 120 mg. Sekitar 40% ada

di dalam otot, 15% di dalam hati, 10% di dalam otak, 6% di dalam darah dan

selebihnya di dalam tulang, ginjal, dan jaringan tubuh yang lain. Di dalam plasma,

60% dari tembaga terikat dari seruloplasmin, 30% pada transkuperin dan

selebihnya pada albumin dan asam amino (Almatsier 2003).

Sebagian besar tembaga di dalam daun-daunan terdapat dalam bentuk

netral atau kompleks anionik yang lebih mudah larut daripada dalam bentuk lain

misal tembaga sulfat. Hanya sejumlah kecil tembaga yang dibutuhkan oleh

tanaman dan ketika persediaannya cukup, tembaga dapat berpindah dengan

mudah dari daun tua ke daun yang lebih muda. Lebih dari separuh tembaga berada

di kloroplas dan terlibat dalam reaksi fotosintesis (Johnson & Uriu 1990).

Tembaga terdapat luas di dalam makanan. Sumber utama tembaga adalah

tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian, serealia, dan

coklat. Amerika Serikat menetapkan jumlah tembaga yang aman untuk

dikonsumsi adalah sebanyak 1,5 sampai 3 mg sehari (Almatsier 2003).

c. Seng (Zn)

Seng terdapat dalam semua jaringan tubuh yaitu di hati, otot dan tulang.

Jumlah mineral seng dalam tubuh kira-kira 28 mg perkilogram berat badan bebas

lemak (Suharjo dan Kusharjo 1988). Jaringan yang banyak mengandung seng

adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut dan kuku.

Di dalam cairan tubuh, seng terutama merupakan ion intraseluler. Seng di dalam

plasma hanya merupakan 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh yang mempunyai

masa pergantian yang cepat (Almatsier 2003).

Sumber paling baik adalah protein hewani, terutama daging, hati, kerang,

dan telur. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk seng bagi orang Indonesia

ditetapkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI (1998) dalam Almatsier (2003)

adalah sebagai berikut :

Bayi : 3-5 mg

Anak-anak : 8-10 mg

Remaja dan Dewasa : 15 mg

Hamil dan menyusui : + 10 mg

Page 16: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

18

2.9 Pengaruh Pengolahan terhadap Penurunan Mineral

Pengolahan pangan bertujuan untuk mendapatkan bahan pangan yang

aman untuk dimakan sehingga nilai gizi yang dikandung bahan pangan tersebut

dapat dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan lain dari pengolahan yaitu agar

bahan pangan tersebut dapat diterima, khususnya diterima secara sensori

(penampakan, aroma, rasa dan tekstur) (Apriyantono 2002).

Kerusakan zat gizi berlangsung secara berangsur-angsur tergantung dari

proses pengolahannya. Penggunaan peralatan masak dapat mempengaruhi

keberadaan dari mineral, penggunaan perkakas besi dapat menaikkan kandungan

besi dalam bahan pangan yang diolah dengan perkakas tersebut (Gaman &

Sherrington 1992). Faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat kerusakan

pada pemasakan dengan panas adalah lama waktu dan suhu pemanasan (Soeparno

1994).

Perebusan adalah cara memasak makanan dalam cairan yang sedang

mendidih (100 0C). Bahan pangan yang dimasak menggunakan air akan

meningkatkan daya larut. Pemanasan dapat mengurangi daya tarik-menarik antara

molekul-molekul air dan akan memberikan cukup energi pada molekul molekul

air tersebut sehingga dapat mengatasi daya tarik menarik antar molekul dalam

bahan pangan tersebut, oleh karena itu daya larut mineral pada bahan yang

melibatkan ikatan hidrogen akan meningkat dengan meningkatnya suhu (Winarno

2008).

Penyiapan makanan dalam kehidupan sehari-hari diakhiri dengan proses

pengolahan panas. Proses pengolahan makanan dapat meningkatkan daya cerna

dan kenampakan, memperoleh flavor, dan merusak mikroorganisme dalam bahan

pangan (Azizah et al. 2009). Pengolahan panas merupakan salah satu cara paling

penting yang telah dikembangkan untuk memperpanjang umur simpan.

Pengolahan panas juga mempunyai pengaruh yang merugikan pada zat gizi,

karena degradasi panas dapat terjadi pada zat gizi (Harris & Karmas 1989). Proses

pengolahan akan memberikan perubahan karakteristik secara fisik maupun

komposisi kimia dalam sayuran.

Pengolahan yang biasa dilakukan terhadap tanaman kangkung sebelum

dikonsumsi adalah pengukusan. Pengukusan termasuk perlakuan pemasakan

menggunakan panas basah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu aman,

Page 17: 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman ... · berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara ke

19

bergizi dan dapat diterima secara sensori maupun kimia (Harris & Karmas 1989).

Pengukusan secara nyata dapat menurunkan kadar zat gizi makanan yang

besarnya bergantung pada cara mengukus dan jenis makanan yang dikukus.

Keragaman susut zat gizi di antara berbagai cara pengukusan terutama terjadi

akibat penelusan dan degradasi oksidatif (Harris & Karmas 1989).

Alat yang digunakan untuk proses pengukusan berupa dandang yang

terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah untuk air pengukus dan bagian

berlubang di atasnya untuk tempat sayuran. Sebelum sayuran dimasukkan

sebaiknya air dididihkan terlebih dahulu, setelah itu baru sayuran dimasukkan.

Untuk sayuran berwarna hijau sebaiknya dandang jangan ditutup terlalu rapat.

Metode pengukusan memberikan beberapa keuntungan yaitu kandungan gizi tidak

banyak berkurang, rasa sayur lebih enak, renyah, dan harum, serta kemungkinan

sayur menjadi hangus hampir tidak ada (Novary 1999).