2. pemisahan campuran

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang, manusia tidak dapat lepas dari bahan-bahan kimia, hampir disemua aspek kehidupan manusia dapat ditemukan bahan-bahan kimia. Mulai dari aspek kesehatan, kecantikan, industri, pertanian, perkebunan, peternakan, perhutanan dan lain-lain. Ditambah lagi sekarang bahan-bahan kimia sudah mulai merambat dalam bidang militer yang dapat membahayakan kehidupan manusia, oleh karena itu, kita harus mengenal bahan-bahan kimia, apa saja yang berada ditengah-tengah kita. Namun pada umumnya, bahan-bahan yang beredar di masyarakat sudah terbentuk suatu campuran yang terdiri atas dua unsur zat atau lebih. Dalam ilmu kimia, campuran tersebut dapat dipisahkan dengan berbagai cara. Pengetahuan ini dinamakan pemisahan dan pemurnian, selain dibidang ilmu kimia. Pemisahan dan perincian juga dibutuhkan dalam bidang industri, seperti pemisahan logam dan mineral, pengelolaan air limbah, pengelolaan minyak bumi dan lain-lain. Untuk mengenal dan mengetahui tentang pemisahan dan pemurnian perlu diadakan percobaan-percobaan. Namun sebaiknya kita harus terlebih dahulu mengenal alat-alat

Upload: tri-septiningsih

Post on 01-Dec-2015

130 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fydsvhm,x

TRANSCRIPT

Page 1: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang, manusia tidak dapat lepas dari bahan-bahan kimia,

hampir disemua aspek kehidupan manusia dapat ditemukan bahan-bahan kimia.

Mulai dari aspek kesehatan, kecantikan, industri, pertanian, perkebunan,

peternakan, perhutanan dan lain-lain. Ditambah lagi sekarang bahan-bahan kimia

sudah mulai merambat dalam bidang militer yang dapat membahayakan

kehidupan manusia, oleh karena itu, kita harus mengenal bahan-bahan kimia, apa

saja yang berada ditengah-tengah kita. Namun pada umumnya, bahan-bahan yang

beredar di masyarakat sudah terbentuk suatu campuran yang terdiri atas dua unsur

zat atau lebih.

Dalam ilmu kimia, campuran tersebut dapat dipisahkan dengan berbagai

cara. Pengetahuan ini dinamakan pemisahan dan pemurnian, selain dibidang ilmu

kimia. Pemisahan dan perincian juga dibutuhkan dalam bidang industri, seperti

pemisahan logam dan mineral, pengelolaan air limbah, pengelolaan minyak bumi

dan lain-lain.

Untuk mengenal dan mengetahui tentang pemisahan dan pemurnian perlu

diadakan percobaan-percobaan. Namun sebaiknya kita harus terlebih dahulu

mengenal alat-alat dan bahan-bahan percobaan, agar dapat berjalan lancar dan

berhasil.

Sebagian besar ilmu pengetahuan kimia merupakan ilmu percobaan, dan

sebagian besar pengetahuannya diperoleh dari penelitian dilaboratorium, misalnya

pemisahan dan pemurnian campuran. Pemisahan dan pemurnian campuran

dilakukan dengan tujuan mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah

tercemar atau tercampur. Campuran dua atau lebih zat dimana dalam

penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing,

dan tidak memiliki susunan yang tetap.

Campuran dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu campuran homogen

dan campuran heterogen. Campuran homogen merupakan campuran yang tidak

16

Page 2: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

17

bisa dibedakan antara zat-zat yang bercampur didalamnya, sedangkan campuran

heterogen merupakan campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat

bercampur satu dengan yang lain secara sempurna sehingga dapat dikenali

perbedaan sifat-sifat partikel dari zat yang bercampur tersebut, seperti bentuk dan

warna.

1.2. Tujuan Percobaan

- Untuk mengetahui cara pemisahan yang digunakan dalam Praktikum kali ini.

- Untuk mengetahui prinsip yang digunakan pada:

a. kristalisasi

b. ekstraksi

c. dekantasi

- Untuk mengetahui kadar NaCl pada 10 gr campuran dan 50 ml aquadest.

Page 3: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

18

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Campuran (mixture) adalah penggabungan dua atau lebih zat dimana

dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-

masing. Beberapa contoh diantaranya adalah udara, minuman ringan, susu dan

semen. Campuran tidak memiliki susunan yang tepat. Jadi sampel-sampel udara

yang diperoleh dari kota yang berbeda bisa berbeda susunannya karena perbedaan

ketinggia, pencemaran dan lainnya.

Campuran bisa homogen dan heterogen. Ketika satu sendok gula

dilarutkan kedalam air, setelah pengadukan yang cukup lama. Susunan dari

campurannya diseluruh bagian larutan akan sama, larutan ini adalah larutan

homogen (homogeneus mixture). Namun ketika pasir dicampurkan dengan serbuk

besi, butir pasir dan serbuk besi akan tetap terlihat terpisah. Jenis campuran ini,

dimana susunannya tidak seragam disebut campuran heterogen. Penambahan

minyak ke dalam air juga menghasilkan campuran heterogen karena cairannya

tidak memiliki susunan yang konstan (Raymond, 2004)

Setiap campuran homogen ataukah heterogen dapat dibuat dan demiikian

dipisahkan dengan cara fisika menjadi komponen-komponen murninya tanpa

mengubah identitasnya dari setiap komponen. Jadi gula dapat diperoleh kembali

dari larutannya dalam air dengan memanaskan larutan itu dan menguapkannya

hingga kering. Dengan mengembunkan uap airnya kita dapat memperoleh

kembali komponen airnya. Untuk memisahkan sebagian dari serbuk besi dari

pasir yaitu dengan menggunakan magnet, karena pasir tidak tertarik oleh magnet

setelah pemisahan, komponen-komponen campuran akan memiliki susunan dan

sifat yang sama seperti semula (Raymon, 2004).

Dalam kimia dan teknik kimia proses pemisahan digunakan untuk

mendapatkan dua atau lebih produk yang murni dari suatu campuran senyawa

kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dengan keadaan

tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis

senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan

murni atau proses produksi suatu suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi.

18

Page 4: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

19

Proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam teknik

kimia. Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahan

minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran beberapa jenis hidrokarbon.

Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak buumi akan lebih

berharga apabila memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi

menjadi komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar,

pelumas dan aspal (Wikipedia, 2011).

Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses

perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi

proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan

yang digunakan tergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara

mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya murah

daripada proses pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat

dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi)

proses kimiawi harus dilakukan (Wikipedia, 2011).

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai

metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase komponen

penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fase)

atau campuran heterogen (lebih dari satu fase). Suatu campuran heterogen dapat

mengandung dua atau lebih fase yaitu : padat, cair, cair-gas dan gas. Pada

beberapa kasus dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk

mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan. Prinsip proses pemisahan

untukproses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utama

proses pemisahan yaitu :

- Sedimentasi

- Flotasi

- Sentrifugasi

- Filtrasi

Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan

pemisahan dari terbentuknya suatu fase baru sehingga campuran menjadi suatu

campuran heterogen yang mudah dipisahka. Fase baru terjadi atau terbentuknya

Page 5: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

20

dari adanya perbedaan sifat fisik dan kimiawi masing-masing komponen.

Berbagai metode yang digunakan untuk terjadinya suatu fase baru sehingga

campuran homogen dapat dipisahkan yaitu :

- Kristalisasi

- Sublimasi

- Kromatografi

- Absorbsi

- Adsorbso, dll (Wikipedia, 2011)

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang

mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala

laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk

mendapatkan zat murni attau beberapa zat murni dari campuran, sering disebut

sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu

sampel (Analisis Laboratorium).

Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan

menjadi dua golongan yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan

kompleks. Metoe pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara

satu tahap, proses terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan sederhana.

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahap kerja, diantaranya

penambahan bahan tertentu. Pengaturan proses mekanik alat dan reaksi-reaksi

kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih

metode sedrehana. Contohnya, pengolaha biji dari pertambangan memerlukan

proses pemisahan kompleks. Keadaan zat diinginkan dan dalam keadaan

campuran harus diperhatikan untuk menghindari kesalahan. Pemilihan metode

pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain ; keadaan zat yang diinginkan

terhadap campuran apakah zat ada didalam sel makhluk hidup, apkah bahan

terikat secara kimia dan sebagainya. Yang kedua kadar zat yang diinginkan

terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besa. Yang ketiga sifat khusus

dari zat yang di inginkan da campurannya misalnya zat tidak tahan panas, mudah

Page 6: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

21

menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih dan sebagainya. Yang

keempat standar kemurnian yang didinginkan kemurnian 100% memerlukan tahap

yang berbeda dengan 96% dan yang kelima zat pencemar dan campurannya yang

mengutusi beserta sifatnya dan yang terakhir adalah nilai guna zat yang

diinginkan harga dan biaya proses pemisahnnya (Rahayu, 2009)

Page 7: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

22

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Gelas Beker

Penjepit Tabung

Batang Pengaduk

Sendok

Neraca Analitik

Cawan Porselen

Gunting

Alat Tulis

Corong Gelas

Pipet Pasteur

Hotplate

3.1.2 Bahan

Aquadest

Pasir

Garam Dapur

Kapur Tulis

Kertas Saring

Tissue

Kertas Lebel

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Dekantasi

Disiapkan gelas beker

Diambil 100 ml aquades menggunakan pipet

Dimasukkan kedalam gelas beker

Diambil pasirsebanyak 1 sendok

Dimasukkan kedalam gelas beker yang sama22

Page 8: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

23

Diaduk menggunakan batang pengaduk

Didiamkan hingga mengendap

Diamati dan dilakukan pencatatan dari hasil percobaan.

3.2.3 Filtrasi

Disiapkan gelas beker

Diambil 100 ml aquades menggunakan pipet

Dimasukkan kedalam gelas beker

Diambil kapur yang telah dihaluskan menggunakan cawan porselein

sebanyak 1 sendok

Dimasukkan kedalam gelas beker yang berisi aquades sebanyak 100 ml

Diaduk beberapa saat secara merata menggunakan batang pengaduk

Disaring menggunakan kertas saring

Diamati dan dilakukan pencatatan dari hasil percobaan yang telah

dilakukan.

3.2.3 Rekristalisasi

Disiapkan gelas beker

Ditimbang gelas beker kosong menggunakan neraca analitik dan dicatat

dikertas lebel

Dimasukkan garam yang telah dicampurkan dengan pasir sebanyak 10

gram kedalam gelas beker

Diambil aquades sebanyak 50 ml menggunakan pipet

Dimasukkan kedalam gelas beker yang sama

Diaduk beberapa saat secara merata menggunakan batang pengaduk

Diaduk sampai garam terlarut

Disaring diatas corong menggunakan kertas saring

Dipanaskan air hasil saringan tersebut keatas hot plate

Ditunggu sampai air kering

Ditimbang kembali gelas beker yang berisi kristal-kristal garam

Diamati dan dilakukan pencatatan dari hasil percobaan

Page 9: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

24

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel hasil pengamatan Pemisahan campuran.

Perlakuan Pengamatan

Diambil aquades sebanyak 100 ml

Diambil 1 sendok pasir Diaduk diamati

Cair, Bening

Padat, Coklat

Pasir mengendap, aquades berwarna keruh kecoklatan.

Diambil aquadest 100 ml Diambil 1 sendok kapur yang

telah dihaluskan Diaduk hingga rata Disaring menggunakan kertas

saring Diamati

Cair, Bening Padat / Serbuk, putih

Aquades berwarna keruh

Kapur mengendap dikertas saring, aquades kembali berwarna bening.

Diambil aquadest 50 ml Diambil 10 gram garam dan

pasir Diaduk hingga garan terlarut Disaring menggunakan kertas

saring dan ipanaskan menggunakan hot plate

Diamati

Cair, Bening Garam : Padat, Putih

Pasir : Padat, Coklat Warna aquades menjadi keruh Aquades menjadi bening,

terdapat endapan dikertas saring

Menjadi padat, putih dan menjadi garam

24

Page 10: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

25

4.2 Perhitungan

Diketahui :

Berat campuran ( pasir + garam ) = 10 Gram

Berat kosong gelas beker = 101,59

Berat NaCl = 110,77

Ditanya : % NaCl . . . .?

Dijawab : Berat kosong gelas beker - Berat NaCl =

101,59 – 110,77 = 9,18 Gram

= 91,8 % Nacl

4.3 Pembahasan

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang

mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala

laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk

mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering

disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam

suatu sampel ( analisis laboratoriun ).

Page 11: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

26

Jenis jenis pemisahan dan pemurnian campuran yang umumnya digunakan

yaitu:

1. Filtrasi

Filtrasi atau penyaringan, merupakan metode pemisahan zat padat dari

cairannya dengan menggunakan alat berpori ( penyaring ). Dasar pemisahan

matode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya.

Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar

dari pori saringan dan meneruskan pelarut. Proses filtrasi yang dilakukan adalah

bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring.

Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaringan

disebut residu (ampas). Contoh : membersihkan air dari sampah pada pengolahan

air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen

(pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup

dari kotoran yang ada pada gula.

2. Sublimasi

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat

padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak

menyublim akan tertinggal. Bahan – bahan yang menggunakan metode ini adalah

bahan yang mudah menyublim seperti kamfer dan iod.

3. Kristalisasi

Kristalisasi merupkan kelanjutan dari evaporasi yaitu proses pemisahan bahan

padat berbentuk kristal dari suatu larutan dengan cara menguapkan pelarutnya.

Pada kristlisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal

itu terjadi Karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan

tidak cukup pekat maka dapat dipekatkan terlebih dahulu dengan cara penguapan.

Kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Melalui kristalisasi diperoleh zat

padat yang lebih murni karena komponen larutan lainnya yang kadarnya lebih

kecil tidak ikut mengkristal.

4. Destilasi

Destilasi merupakan cara pemisahan campuran yang didasarkan pada

perbedaan titik didih komponen-komponen penyusunnya. Prinsip kerja cara

Page 12: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

27

penyulingan ini didasarkan pada perbedaan titik didih dari dua zat yang

bercampur atau partikelnya yang satu mendidih atau menguap sedangkan yang

lain tidak.

5. Ekstraksi

Proses ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut antara 2 pelarut

yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari suatu

pelarut ke pelarut lain.

6. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari

pengotornya dengan cara penarikan bahan pengabsorbsi secara kuat sehingga

menempel pada permukaan bahan pengabsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai

untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula

yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.

7. Kromatografi

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik

padat cair, maupun gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan

dengan cara lain. Dasar kromatografi adalah perbedaan daya serap suatu zat

dengan zat lainnya. Cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak

disebut eluen ata fasa bergerak. Sedangkan padatan yang menyerap komponen

disebut adsorben atau fasa tetap.

Dari hasil pengamatan tentang pemisahan campuran dapat dijelaskan pada

masing – masing teknik pemisahan dan pemurnian zat yaitu terdiri dari teknik

dekantasi, filtrasi serta rekristalisasi.

Yang pertama perlakuan dengan teknik dekantasi, yaitu dicampurkannya

dengan aquades dengan ukuran 100 ml dengan satu sendok pasir lalu

dimasukkan kedalam gelas beker, lalu kedua bahan tersebutdiaduk dan

didiamkam selang beberapa menit lalu diamati, air dan pasir tidak bisa

bercampur, dan membentuk endapan pasir pada dasar gelas. Hal ini karena

massa jenis pasir yang lebih besar daripada air, dan dengan adanya gaya

gravitasi terbentuklah endapan pasir.

Page 13: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

28

Yang kedua perlakuan dengan cara filtrasi yaitu pencampuran antara

aquades yang berukurab 100 ml dengan kapur yang sudah dihaluskan /

ditumbuk, kemudian dua bahan tersebut diaduk lalu disaring

menggunakan kertas saring dan setelah itu diamati, air keruh yang berisi

kapur, setelah disaring menggunakan kertas saring menjadi bening

kembali karena partikel kapur tersaring oleh kertas saring. Hal ini

berdasarkan perbedaan ukuran partikel antara kapur dan air sehingga

partikel zat yang lebih besar tertinggal di kertas saring.

Yang ketiga perlakuan dengan cara brekristalisasi yaitu dengan cara

mencampurkan aquades berukuran 50 ml dengan 10 gram campuran

garam dan pasir kedalam gelas beker kemudian diaduk lalu didiamkam

beberapa saat lalu disaring menggunakan kertas saring,. Setelah disaringan

lalu dipanaskan hingga memadat setelah itu ditimbang kemudian dihitung

hasil dan terjadi perubahab yaitu warna berubah menjadi bening dan

menjadi padat. setelah penimbangan dan dihitung kembali sebagai berikut:

= 91,8 % Nacl

Pada percobaan kali ini mempunyai beberapa perlakuan dan pada

perlakuan tersebut mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing yaitu dekantasi

adalah proses pemisahan padatan dari cair yaitu memisahkan pasir dengan

aquades yang dicampurkan, kemudian mengendap. Dan padatan dibiarkan turun

pada dasar, kemudian cairan dituangkan hati-hati agar padatan tadak terganggu,

atau pada percobaan kali ini pengamatan tentang pemisahan campuran dengan

cara melarutkan atau mengendapkan. Kemudian filtrasi yang bertujuan mengamati

pemisahan campuran dengan cara nenyaring kapur yang telah disaring atau

campuran dari aquades dengan kapur yang kemudian disaring. dan didapati

cairannya jernih. Pada konsepnya dalam pengamatan ini adalah pemisahan zat

Page 14: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

29

padat dengan cairan, dengan cara mengendapkannya pada penyaring. Dan yang

terakhir adalah kristalisasi yaiti pencampuran garam dan pasir yang dilarutkan

dalam gelas beker yang berisi aquades dan diaduk, lalu disaring menggunakan

kertas saring dan didapat cairan tersebut memadat. Jadi percobaan atau

pengamatan kali ini, fungsinya mengetahui bagaimana cara kristalisasi dalam

pemisahan campuran yaitu menggunakan proses pengendapan zat padat dengan

kadar garam tersebut.

Beberapa faktor kesalahan yang sering terjadi dalam praktikum kali ini

adalah kesalahan pengukuran berat gelas sebelum dan sesudah pemanasan larutn

NaCl. Selain itu kesalahan dalam penentuan kadar NaCl yang terdapat pada

larutan. Selain itu jika praktikan lalai dalam mengambil gelas beker yang telah

dipanaskan, gelas beker tersebut bisa pecah

Prinsip pemisahan dan kemurnian meliputi komponen yaitu dekantasi,

filtrasi dan rekristalisasi. Dekantasi adalah proses pemisahan zat padat dan zat

cairyang saling tidak larut ( pada temperatur tertentu ) dengan cara menuangkan

zat cairnya. Dekantasi ini digunakan apabila kedua zat tercampur ini sudah

terpisah sendiri, padat dibawah dan cair diatas. Filtrasi adalah proses pemisahan

padatan dari cairan dengan menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui

oleh cairan.penyaringan ini biasanya menggunakan kertas saring sehingga dapat

menahan partikel suspensi. Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu

fluida dengan melewatkannya pada medium. Range filtrasi pada industri mulai

dari penyaringan sederhana hingga pemisahan kompleks. Rekristalisasi

merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana

zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarukkan dalam suatu pelarut

kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam

pelarut tertentu dikala suhu diperbesar, karena konsentrasi total impuriti yang

rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan

mengendap.

Page 15: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

30

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari praktikum pemisahan campuran maka dapat

disimpulkan seperti di bawah ini:

Page 16: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

31

- Praktikum kali ini menggunakan cara pemisahan secara dekantasi, filtrasi,

dan rekristalisasi.

- Prinsip yang digunakan pada cara

a. Kristalisasi menggunakan prinsip perbedaan titik didih.

b. Ekstraksi menggunakan prinsip berdasarkan kelarutan

c. Dekantasi menggunakan prinsip perbedaan massa jenis dan partikel

- Kadar NaCl pada 10 gr campuran dan 50 ml aquadest adalah

% NaCl = x 100 %

berat NaCl- berat gelas kosong

110,77-101,59 = 9,18 = x 100 %

= 91,8 gr

5.2 Saran

Pada percobaan kali ini, yaitu tentang pemisahan campuran, diharapkan

mahasiswa mampu mengerti tentang metode yang digunakan pada praktikum kali

ini,yaitu metode dekantasi filtrasi, dan kristalisasi dan mampu menentukan hasil

perhitungan dari kadar bahan yang dijumlahkan pada campuran tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Raymond, Chang. 2004. Konsep-konsep Inti Jilid 3. Penerbit Erlangga : Jakarta

Sagiyo dan Sriyana. 1991. Fisika dan Kimia Edisi 2. Jajah Mada : Yogyakarta

Razak, Abdhi. 1984. Penuntun Praktikum Kimia. Ganesa Exact : Jakarta

31

Page 17: 2. PEMISAHAN CAMPURAN

32

32