19 bab ii tinjauan pustaka 2.1 audit kinerja sektor publik 2.1.1

24
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Audit Menurut Arens, et.al (2012) menyatakan definisi Auditing adalah sebagai berikut : “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa auditing adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002): “Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyapaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan” Menurut kedua pernyataan mengenai audit tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses akumulasi dan evaluasi bukti secara obyektif untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasil- hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Menurut Agoes (2013) Auditing adalah : “suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangangan yang telah disusun oleh pihak manajemen, beserta catatan-catatan pembuktian dan bukti-bukti

Upload: truongtuong

Post on 14-Jan-2017

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Audit Kinerja Sektor Publik

2.1.1 Pengertian Audit

Menurut Arens, et.al (2012) menyatakan definisi Auditing adalah sebagai

berikut :

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

information to determine and report on the degree of correspondence

between the information and established criteria. Auditing should be done

by a competent, independent person.”

Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa auditing adalah pengumpulan data

dan evaluasi bukti tentang informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing

harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Pengertian audit menurut Mulyadi (2002):

“Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan

tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan serta menyapaian hasil-hasilnya kepada pemakai

yang berkepentingan”

Menurut kedua pernyataan mengenai audit tersebut, penulis dapat

menyimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses akumulasi dan evaluasi

bukti secara obyektif untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian

antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasil-

hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Menurut Agoes (2013) Auditing adalah :

“suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak

yang independen, terhadap laporan keuangangan yang telah disusun oleh

pihak manajemen, beserta catatan-catatan pembuktian dan bukti-bukti

Page 2: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

20

pendudkungnya, dengan tujuan dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran keuangan tersebut.”

Sedangkan pengertian auditing menurut Whittington, et.al (2012) sebagai

berikut:

“Auditing is an examination of a company’s financial statements by a firm

of independent public accountants. The audit consists of a searching

investigation of the accounting records and other evidence supporting

those financial statements. By obtaining an understanding of

thecompany’s internal control, and by inspecting documents, observing of

assets, making enquires within and outside the company, and performing

other auditing procedures, the auditors will gather the evidence necessary

to determine whether the financial statements provide a fair and

reasonably complete picture of the company’s financial position and its

activities during the period being audited”.

2.1.2 Pengertian Audit Sektor Publik

Menurut Suhayati dan Rahayu (2010) pemahaman Audit Sektor Publik

adalah sebagai berikut :

"Audit yang berasal dari lembaga pemeriksa pemerintah, di Indonesia

lembaga yang bertanggung jawab secara fungsional atas pengawasan

terhadap kekayaan atau keuangan negara adalah Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) sebagai lembaga pada tingkat tertinggi,

BadanPengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat

Jendral (Itjen) yang ada pada departemen - departemen pemerintah"

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit sektor publik merupakan

audit yang mengarah pada pemeriksaan pemerintah yang meliputi audit atas hal -

hal yang berkaitan dengan keuangan, audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas

operasi organisasi.

Menurut Halim (2007) mengenai makna audit sektor publik adalah sebagai

berikut :

“Auditing sektor publik adalah suatu control atas organisasi pemerintah

yang memberikan jasanya kepada masyarakat, seperti pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah, Audit dapat mencakup audit laporan

Page 3: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

21

keuangan, audit kepatuhan, maupun audit operasional, Auditornya adalah

auditor pemerintah”.

Pengertian audit sektor publik menurut Rai (2008) adalah sebagai berikut :

“Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang

menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaanya

berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan Negara lainya dengan

tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang dikemukakan dengan

kriteria yang ditetapkan”.

Dari pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa audit

sektor publik adalah suatu kontrol atas organisasi pemerintah dalam menyediakan

pelayanan dan penyediaan barang kepada masyarakat dengan tujuan untuk

membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.

2.1.3 Jenis- jenis Audit Sektor Publik

Jenis-jenis audit sektor publik menurut Mahmudi (2011) yaitu:

1. Audit Keuangan

Audit keuangan adalah suatu proses yang sistematik untuk memperoleh

dan mengavaluasi bukti secara obyektif atas asersi manajemen mengenai

peristiwa dan tindakan ekonomi, kemudian membandingkan kesesuaian

asersi manajemen tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Audit Kinerja

Audit kinerja adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara obyektif atas kinerja suatu organisasi, program,

fungsi, atau aktivitas/kegiatan.

Page 4: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

22

3. Audit dengan Tujuan Tertentu

Audit dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan

tujuan khusus diluar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.

Termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan

atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan audit investigasi.

4. Audit Forensik

Audit forensik atau yang lebih dikenal dengan akuntansi forensik

merupakan disiplin ilmu yang relatif baru dalam akuntansi. Sebagai suatu

ilmu yang baru, belum terdapat definisi baku dari akuntansi forensik.

Terdapat beberapa definisi yang menjelaskan akuntansi forensik, misalnya:

“forensic accounting is the action of identifiying, recording, settling,

axtracting, sorting, reporting, and verifying past financial data or other

accounting activities for settling current or prospective legal disputes or

using such past financial data for projecting future financial data to settle

legal dispules.”

(Crumbley (2003) Forensic and Investigative Accounting)

Menurut (Tuanakotta, 2010) pengertian Akuntansi Forensik :

“Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas,

termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di

dalam atau di luar pengadilan”

Menurut Bastian (2007) mengatakan bahwa jenis audit sektor publik dapat

diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu :

1. Audit keuangan (Financial Audit)

Menurut bastian (2007), Codification of Auditing Standards and

Procedurs (New York:AICPA, 1988) mengatakan bahwa definisi audit atas

laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:

Page 5: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

23

“Tujuan pengujian atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah

untuk mengekspresikan suatu opini yang jujur mengenai posisi keuangan,

hasil operasi, dan arus kas yang disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum. Laporan auditor merupakan media yang mengekspresikan

opini auditor, atau dalam kondisi tertentu, menyangkal suatu opini”.

2. Audit Kinerja (Performance Audit)

Audit kinerja adalah pemeriksaan secara objektif dan sistematik terhadap

berbagai macam bukti untuk dapat melakukan penilaian secara independen

atas kinerja entitas atau program atau kegiatan pemerintah yang diaudit.

3. Audit Investigasi (Special Audit)

Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu,

yang tidak dibatasi periodenya, dan lebih spesifik pada area-area

pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefesiensi atau indikasi

penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit beberapa rekomendasi untuk

ditindaklanjuti bergantung pada derajat penyimpangan wewenang yang

ditemukan.

Sedangkan berdasarkan Undang-Undang no.15 tahun 2004, terdapat tiga

jenis audit keuangan Negara, yaitu :

1. Audit Keuangan

Audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan

yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah

disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip-

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi yang

komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 6: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

24

2. Audit Kinerja

Audit yang dilakukan secara obyektif dan sistematis terhadap berbagai

macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi,

efesiensi, efektivitas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas

yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas publik.

3. Audit dengan Tujuan Tertentu

Audit khusus, diluar audit keuangan dan audit kinerja yang bertujuan

untuk memberikan kesimpulan atas hal yang diaudit.

Dari ketiga pernyataan atas jenis-jenis audit sektor publik, penulis dapat

menyimpulkan bahwa terdapat tigas jenis audit sektor publik yaitu :

1. Audit Keuangan

Audit keuangan adalah suatu proses yang sistematik untuk memperoleh

dan mengevaluasi bukti secara obyektif yang bertujuan untuk memberikan

keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan

telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

2. Audit Kinerja

Audit kinerja adalah pemeriksaan secara objektif dan sistematik terhadap

berbagai macam bukti untuk dapat melakukan penilaian secara independen

atas kinerja suatu entitas atau program atau kegiatan pemerintah yang diaudit.

Audit kinerja berfungsi untuk mengetahui apakah penggunaan keuangan

Page 7: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

25

Negara dalam rangka mencapai target dan tujuan telah memenuhi prinsip

ekonomi, efesiensi,dan efektivitas, tidak melanggar ketentuan hukum,

peraturan perundangan, dan kebijakan manajemen.

3. Audit dengan Tujuan Tertentu

Audit dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan

tujuan khusus diluar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja yang

bertujuan untuk memberikan kesimpulan atas hal yang diaudit. Termasuk

dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal

yang berkaitan dengan keuangan audit investigasi, maka dari itu, audit dengan

tujuan tertentu dapat disebut juga sebagai audit investigasi.

2.1.4 Pengertian Kinerja

Pengertian Kinerja menurut Moeharismo (2009):

“Merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis

suatu organisasi”.

Pengertian kinerja menurut Bastian (2007),

”Kinerja merupakan sesuatu yang dicapai oleh organisasi dalam periode

tertentu”.

Dari kedua pernyataan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa

kinerja (performance) merupakan suatu gambaran atas tingkat pencapaian suatu

kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi melalui

perencanaan strategis suatu organisasi dalam periode tertentu.

2.1.5 Pengertian Audit Kinerja Sektor Publik

Menurut Rai (2008) definisi audit kinerja sektor publik adalah :

“Audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai

macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang di audit dalam hal

ekonomi, efesiensi, dan efektifitas dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas publik”.

Page 8: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

26

Pengertian audit kinerja sektor publik menurut Ulum (2009) :

“Pengujian sistematis, Terorganisasi, dan objektif atas suatu entitas untuk

menilai pemanfaatan sumber daya dalam memberikan pelayanan publik

secara efesien dan efektifit dalam memenuhi harapan stakeholder dan

memberikan rekomendasi guna peningkatan kinerja”.

Penulis menyimpulkan dari kedua pengertian diatas bahwa audit kinerja

sektor publik adalah suatu audit yang dilakukan di instansi sektor publik dengan

tujuan menilai kinerja dalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektivitas untuk

memperbaiki kinerja dan memberikan pelayanan publik secara efesien dan efektif

dalam memenuhi harapan stakeholder dan memberikan rekomendasi guna

peningkatan kinerja.

2.1.5.1 Audit Kinerja

Menurut Bastian (2007) audit kinerja adalah:

“Pemeriksaan secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam

bukti untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja

entitas atau program/ kegiatan pemerintah yang diaudit”.

Berdasarkan Undang-Undang No. 15 tahun 2004 mengatakan bahwa audit

kinerja adalah:

“Audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai

macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal

ekonomi, efesiensi, dan efektivitas, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerja dan entitas yang di audit dan meningkatkan akuntabilitas publik”.

Dari kedua penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa audit

kinerja adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara objektif dan sistematis

terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja entitas program atau

kegiatan pemerintah yang diaudit.

Dengan audit kinerja, tingkat akuntabilitas pemerintah dalam proses

pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggung jawab akan meningkat,

sehingga mendorong pengawasan dan kemudian tindakan koreksi. Ketika audit

Page 9: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

27

kinerja merangkul pertanyaan yang lebih luas dari keterampilan kinerja, profesi

akuntansi dan audit harus dilengkapi dengan keterampilan profesional lainnya.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang dipaparkan oleh (Jones dan

Pendlebury, 2010).

2.1.5.2 Standar Pelaksanaan Audit Kinerja

Menurut Rai (2008), terdapat empat pernyataan yang berkaitan dengan

syarat-syarat dalam merencanakan dan mengawasi pekerjaan di lapangan yang

harus dipenuhi:

1. Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.

2. Staf harus disupervisi dengan baik.

3. Bukti yangt cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk menjadi

dasar yang memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa.

4. Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan

dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang

berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan

harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang

berpengalaman, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan

tersebut, dapat memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat

menjadi bukti yang mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi

pemeriksa.

Page 10: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

28

2.1.5.3 Aspek-aspek Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Menurut Mahsun, et.al (2007) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja

organisasi sektor publik meliputi aspek-aspek atara lain :

1. Kelompok masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.

2. Kelompok proses (process) adalah ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan,

maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut.

3. Kelompok keluaran (output) adalah suatu yang diharapkan langsung dapat

dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berwujud (tangible) maupun tidak

berwujud (intangible).

4. Kelompok hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah yang efek langsung.

5. Kelompok manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir

dari pelaksanaan kegiatan.

6. Kelompok dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif

maupun negatif.

2.1.5.4 Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Menurut Mahsun, Sulistyowati, dan Purwanugraha (2007), terdapat

manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun eksternal organisasi

sektor publik :

1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan

untuk pencapaian kinerja.

2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.

Page 11: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

29

3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya

dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki

kinerja.

4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi

pelaksana yang telah diukur sesuai dengan system pengukuran kinerja

yang telah disepakati.

5. Menjadi alat komunikasi antarbawahan dan pimpinan dalam upaya

memperbaiki kinerja organisasi.

6. Mengidentifikasikan apakah kepuasaan pelanggan sudah terpenuhi.

7. Membantu memahami proses kegiatan intansi pemerintah.

8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

9. Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan.

10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

2.2 Good Government Governance

2.2.1 Pengertian Good Governance

Good governance merupakan tata kelola yang baik pada suatu usaha yang

dilandasi oleh etika professional dalam berusaha atau berkarya. Pemahaman

Good Governance dapat didefinisikan seberapa jauh pemahaman atas konsep tata

kelola perusahaan atau organisasi yang baik oleh para auditor, wujud penerimaan

akan pentingnya suatu perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk

mengatur hubungan, fungsi dan hubungan berbagai pihak dalam kepentingan

berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan publik dan untuk

menciptakan keunggulan managemen kinerja baik pada perusahaan bisnis

Page 12: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

30

manufaktur (good corporate governance) ataupun perusahaan jasa, serta lembaga

pelayanan publik atau pemerintah. (Sapriyah,2011)

2.2.2 Pengertian Good Government Governance

Istilah good governance berasal dari induk bahasa Latin, yaitu gubernare

yang diserap oleh Bahasa Inggris meliputi govern, yang berarti steer

(mengendalikan), direct (mengarahkan), rule (memerintah). Penggunaan utama

istilah ini dalam Bahasa inggris adalah to rule with authority, atau memerintah

dengan kewenangan.

Pengertian good governance diatas merupakan suatu pemahaman atau

pijakan dari akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Good governance

sebenarnya memiliki makna sebagai kepengelolaan atau kepengarahannya yang

baik bukan kepemerintahannya yang baik. Memang pemahaman ini mempunyai

perbedaan dengan pemahaman dasar di lingkungan kita selama ini, antara lain

yang diperkenalkan oleh Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan. (2011)

Menurut OECD dan World Bank mensinonimkan good governance

sebagai :

“penyelangaraan managemen pembangunan yang solid dan

bertanggungjawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efesien,

penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka, dan pencegahan

korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan disiplin

anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya

aktivitas kewiraswastaan”.

Menurut UNDP ( United Nations Development Program) (2010) yang

dikutip oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, definisi good

governance adalah :

Page 13: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

31

“Penggunaan wewenang ekonomi politik dan administrasi guna mengelola

urusan-urusan Negara pada semua tingkat ”

Governance mempunyai tiga kaki (three legs): economic, political, and

administrative. Economic governance meliputi proses-proses pembuatan

keputusan (decision-making process) yang memfalitasi aktivitas economi di

dalam negeri dan interaksi diantara penyelanggara ekonomi. Economic

governance mempunyai implikasi terhadap equity, poverty, and quality of life.

Political governance adalah proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi

kebijakan. Administrative governance adalah sistem implementasi proses

kebijakan. Dengan demikian institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu

state (Negara atau pemerintahan), private sector (sektor swasta atau dunia usaha),

dan society (masyarakat), yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya

masing-masing.

Badan Perancangan Pembangunan Nasional Republik Indonesia

(Bappenas RI) mencoba untuk mengidentifikasi perbedaan definisi antara

governance dan government sebagai berikut :

1. Government

Secara umum istilah government lebih mudah dipahami sebagai

“pemerintah” yaitu lembaga beserta aparaturnya yang mempunyai

tanggung jawab untuk mengurus Negara dan menjalankan kehendak

rakyat.

Page 14: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

32

2. Governance

Governance merupakan seluruh rangkaian proses pembuatan keputusan/

kebijakan dan seluruh rangkaian proses dimana keputusan itu

diimplementasikan atau tidak diimplementasikan.

Setelah peneliti mencoba mendefinisikan mengenai pengertian istilah

governance sebagaimana telah diuraikan diatas, maka peneliti mencoba untuk

mendefinisikan pengertian good governance mulai dari pengertian secara umum

hingga pada akhirnya yang mengarah pada ruang lingkup Pemerintah terutama

Pemerintah Daerah, sebgaimana hal yang menjadi fokus pada penelitian ini. Dua

lembaga yang bertaraf internasional yaitu United nation Development Program

(UNDP) mengidentifikasikan definisi dari good governance, menurut UNDP

good governance di definisikan sebagai berikut :

“Good governance is among other things, participatory, transparent and

accpuntable. It is also effective and equitable. And it promotes the rule of

law. Good governance ensures that political, social and economic

priorities are based on broad consensus in society and that the voices of

the poorest and the most vulnerable are heard in decision-making over the

allocation of development resources”.

2.2.3 Karakteristik Good Government Governance

Good Government Governance menurut Tim Pengembangan Tata Kelola

Pemerintahan yang baik BPKP (2003), mengemukakan bahwa karakteristik atau

prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam pemerintahan yang baik (good

governance) adalah:

1. Partisipasi (participation)

2. Transparansi (transparency)

3. Akuntabilitas (acountibility)

Page 15: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

33

4. Kemandirian (independency)

5. Pertanggungjawaban (responsibility)

Penjelasan mengenai prinsip-prinsip good governance akan dijelaskan

berikut ini :

1. Partisipasi (participation)

Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan harus memiliki hak

suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara

langsung maupun melalui lembaga perwakilan sesuai dengan

kepentingan dan aspirasinya.

2. Transparansi (transparency)

Harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran informasi berbagai

proses, kelembagaan dan informasi harus dapat di akses secara bebas

oleh mereka yang membutuhkan, dan informasi harus dapat disediakan

seacara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan

sebagai alat monitoring dan evaluasi.

3. Akuntabilitas (acountibility)

Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor pelayanan dan

warga Negara madani memiliki pertanggungjawaban kepada publik

sebagaimana halnya kepada stakeholder pertanggungjawaban tersebut

berbeda-beda, tergantung pada jenis keputusan organisasi itu bersifat

internal atau eksternal.

Page 16: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

34

4. Kemandirian (independency)

Dalam melaksanakan peran dan tanggung jawabnya pemerintah harus

bebas dari segala bentuk kemungkinan yang berpotensi menimbulkan

benturan kepentingan. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa

pengambilan keputusan dilakukan secara independen, bebas dari segala

bentuk tekanan pihak lain.

5. Pertanggungjawaban (responbility)

Organisasi harus mematuhi peraturab perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka

panjang, serta setiap individu bertanggung jawab atas segala

tindakanya sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Audit kinerja merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara objektif dan

sistematis terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja suatu entitas atau

program pemerintah yang diaudit. Pengertian tersebut sejalan dengan pernyataan

Bastian (2007) yang menyatakan bahwa audit kinerja merupakan pemeriksaan

secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti untuk dapat

melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program

pemerintahan yang diaudit. Audit kinerja dalam pelaksanaanya harus didorong

juga dengan independensi auditor yang baik. Independensi berarti bahwa auditor

harus jujur, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak kepentingan umum.

Page 17: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

35

Sikap mental independen tersebut meliputi independen dalam fakta (in fact)

maupun independen dalam penampilan (in appearance).

Good Government Governance merupakan penyelenggaraan managemen

pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan demokrasi

dan pasar yang efesien, penghindaraan salah alokasi dan investasi yang langka

dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan

disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya

aktivitas kewiraswastaan. (OECD dan World Bank). Salah satunya upaya

mewujudkan good government governance adalah dengan menigkatkan

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara. Dalam

peemerintahan yang transparan dan akuntabel tentunya ada suatu jaminan bahwa

segala informasi atau peristiwa penting kegiatan pemerintah terekam dengan baik

dengan suatu ukuran-ukuran yang jelas dan dapat diikhtisarkan melalui proses

akuntansi kedalam bentuk laporan keuangan. Melalui laporan keuangan

pemerintah, informasi yang dibutuhkan berbagai pihak seperti masyarakat, para

wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa, pihak yang memberi

atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah itu

sendiri untuk pengambilan keputusan akan dapat disajikan secara komprehensif.

Salah satu bentuk penerapan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dalam

kontesknya yaitu suatu kesepakatan menyangkut pengaturan Negara yang

diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani dan swasta. Untuk

mewujudkan tata pemerintahan yang baik perlu dibangun dialog antara pelaku-

pelaku penting dalam Negara. Dalam bidang pengelolaan keuangan

Page 18: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

36

Negara/daerah adalah melalui pemberlakuan kewajiban kepada seluruh

pemerintah untuk daerah menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD). Tata pemerintah yang baik terkait erat dengan kontribusi, pemberdayaan,

dan keseimbangan peran antara tiga pilarnya yaitu pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat. Tata pemerintahan yang baik juga menisyaratkan adanya kompetisi.

Birokrasi sebagai pelaksana kebijakan publik atau sebagai perangkat otoritas atas

peran-peran Negara dalam menjalankan amanat yang diembannya.

2.3.1 Review Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan disajikan beberapa rangkuman mengenai penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan judul dalam penelitian yaitu sebagai berikut

(Tabel 2.1) :

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

Nama

Judul Penelitian

Variabel

penelitian

Hasil Penelitian

Innosanto

Beawiharta

dan Sri

Rahayu

(2014)

Olp;

Pengaruh Peran

Inspektorat Pembantu

Kota Dan Implementasi

Good Government

Governance Terhadap

Pencegahan Kecurangan

Pada Kota Administrasi

Jakarta Timur Tahun

2014

XI : Pengaruh

Peran

Inspektorat

Pembantu Kota

X2 :

Implementasi

Good

Government

Governance

Y : Pencegahan

Kecurangan

Pada Kota

Administrasi

Jakarta Timur

Tahun 2014

Menunjukan bahwa

semakin tinggi peran

inspektorat

pembantu kota,

maka tindakan

pencegahan

kecurangan akan

semakin meningkat.

Dan implementasi

good government

governance

berpengaruh

signifikan terhadap

Pencegahan

Kecurangan.

Page 19: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

37

Nama

Judul Penelitian

Variabel

penelitian

Hasil Penelitian

Pujiono dan

I Ketut Jati

Pengaruh Audit Sektor

Publik

TerhadapPengembangan

Akuntansi Pemerintahan

Di Indonesia

XI : Pengaruh

Audit Sektor

Publik

Y :

Pengembangan

Akuntansi

Pemerintahan

Di Indonesia

Menunjukan bahwa

untuk memperbaiki

auditsektor publik di

Indonesia, yang

harus diperhatikan

pertama kali adalah

perbaikan pada

sistemdan standar

akuntansi

pemerintahan oleh

badan yang

independen yang

mendapat mandat

darilembaga

eksekutif negara.

Langkah berikutnya

baru melakukan

perbaikan pada

sistem danstandar

audit. Demikian

akan diperoleh hasil

yang memuaskan

dan jaminan

keamanan aset

negara bisa

dilaksanakan dengan

baik.

Achmad

Badjuri

Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi

Kualitas Hasil

Pemeriksaan Audit

Sektor Publik

Bahwa integritas dan

kompetensi auditor

sektor publik

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap kualitas

hasil pemeriksaan

yang dihasilkan. Hal

ini menunjukkan

bahwa semakin

tinggi integritas dan

kompetensi yang

dimiliki oleh auditor

sektor publik pada

Tabel 2.1

(Lanjutan)

Page 20: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

38

Nama

Judul Penelitian

Variabel

penelitian

Hasil Penelitian

saat melaksanakan

penugasan

profesional auditnya

akan mendorong

meningkatnya

kualitas hasil

pemeriksaan yang

dihasilkan. Auditor

sektor publik

diharapkan selalu

menjaga integritas

dan meningkatkan

kompetensinya

dalam bertugas

sebagai wujud

pertanggungjawaban

kepada masyarakat

yang menjadi salah

satu pihak pengguna

hasil audit sektor

publik.

Ulfa Fimela

(2011)

pengaruh good

governance, gaya

kepemimpinan dan

komitmen organisasi

terhadap kinerja sektor

publik pada Kabupaten

Kampar

X1 : Pengaruh

Good

Governance

X2 : Gaya

kepemimpinan

X3 : Komitmen

Organisasi

Y : Kinerja

Sektor publik

Menunjukkan

hubungan yang

signifikan antara

good governance,

gaya kepemimpinan

dan komitmen

organisasi terhadap

kinerja sektor

publik.

Dian Kemala

(2011)

Pengaruh pemahaman

prinsip-prinsip good

governance,

pengendalian intern dan

komitmen organisasi

terhadap kinerja sektor

publik

X1 :

pemahaman

prinsip-prinsip

good

governance

X2 :

pengendalian

intern

X3 : komitmen

organisasi

Y : kinerja

Mengindikasikan

organisasi berhasil

dalam mencapai

kinerja sektor publik

dengan

menggunakan

pemahaman prinsip-

prinsip good

governance dan

pengendalian intern.

Tabel 2.1

(Lanjutan)

Page 21: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

39

2.3.2 Hubungan Audit Kinerja Sektor Publik terhadap Penerapan Good

Government

Audit kinerja sektor publik adalah audit yang dilakukan secara objektif

dan sistematis terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang

diaudit dalam hal ekonomi, efesiensi, dan efektifitas dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas

publik (I Gusti Rai, 2008). Hal tersebut juga sesuai dengan Undang-Undang

No.15 Tahun 2004 tentang Audit Kinerja. Dengan audit kinerja, tingkat

akuntabilitas pemerintah dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak yang

bertanggung jawab akan meningkat, sehingga mendorong prngawasan dan

kemudian tindakan koreksi. Ketika audit kinerja merangkul pertanyaan yang lebih

luas dari keterampilan kinerja, profesi akuntansi dan audit harus dilengkapi

dengan keterampilan professional lainnya. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan

yang dipaparkan oleh (Jones dan Pendlebury, 2010).

Audit kinerja sektor publik dapat membantu dalam mengawasi dan

meninjau jalannya kinerja pemerintah sektor publik untuk lebih optimal dalam

menjalankan tugas atau program pemerintah secara bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan. Dengan adanya audit kinerja sektor publik maka setiap entitas

pemerintah akan bekerja secara optimal dan meningkatkan kinerjanya, sehingga

akan meningkatkan efektivitas good government governance. Jadi seharusnya

Nama

Judul Penelitian

Variabel

penelitian

Hasil Penelitian

sektor publik

Tabel 2.1

(Lanjutan)

Page 22: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

40

tinggi audit kinerja sektor publik, maka akan semakin tinggi pula penerapan good

government governance.

Berdasarkan latar belakang dan analisis pustaka di atas, maka hipotesis

penelitian ini adalah:

Ho : Audit Kinerja Sektor Publik tidak berpengaruh signifikan terhadap Good

Government Governance.

Ha : Audit Kinerja Sektor Publik berpengaruh signifikan terhadap Good

Government Governance

(Solid dan Bertanggungjawab,

Efesiensi dan Efektif)

Page 23: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

41

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

(Solid dan Bertanggungjawab,

Efesiensi dan Efektif)

Laporan Keuangan

Pemerintahan Daerah

UU No.32 Tahun 2004

(Pemerintah Daerah)

Otonomi Daeah

Kinerja Pemerintah Daerah

Transparansi dan Akuntabilitas

Publik

Audit Kinerja Inspektorat

Good Goverment Governance

Partisipasi.

Transpransi.

Akuntabilitas.

Kemandirian.

Pertanggungjawaban.

Pekerjaan harus

direncanakan secara

memadai.

Staf harus disupervisi

dengan baik.

Bukti cukup,

kompeten dan

relevan.

Pemeriksa

mempersiapkan

dokumen kertas

Page 24: 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Kinerja Sektor Publik 2.1.1

42

Dari gambar model penelitian diatas Good Government Governance merupakan

turunan dari konsep tata kelola umum, yang penjelasan menurut OECD dan World

Bank itu sendiri yaitu penyelenggaraan managemen pembangunan yang solid dan

bertanggung jawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efesien,

penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik

secara politk dan administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan

legal dan politikal framework bagi tumbuhnya aktivitas kewirausahaan. Selanjutnya

dari definisi Audit Kinerja Sektor Publik menurut I Gusti Rai menjelaskan bahwa

audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai macam bukti

untuk menilai kinerja entitas yang di audit dalam hal ekonomi, efesien, dan

efektivitas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang di audit dan

meningkatkan akuntabilitas publik. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat adanya

pengaruh Audit Kinerja Sektor Publik terhadap Penerapan Good Government

Governance. Audit kinerja tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang

diaudit dan untuk meningkatkan akuntabilitas publik, akuntabilitas termasuk dalam

Penerapan Good Government Governance.