167156396 makalah otitis media supuratif kronis

Upload: shannaz-yudono

Post on 12-Oct-2015

108 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

case report

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    1/61

    i

    MAKALAH KASUS I

    OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

    Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Presepsi dan Sensory

    Disusun oleh:

    Kelompok 8

    Anggie Putriyani 220110110127

    Anggraeni Mardianti 220110110091

    Bagus Dwi Santoso 220110110151

    Desi Afriyanti 220110110019

    Ezaryana Octary 220110110115

    Hilda Ayu Septian 220110110139

    Iis Septiana Dewi 220110110079

    Melda Iskawati 220110110043

    Neng Tuti Haryati 220110110067

    Nuke Saleh 220110110103

    Nurnila Novia 220110110031

    Nurul Iklima 220110110055

    Vathnawaty Carmilla 220110110007

    FAKULTAS KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2013

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    2/61

    ii

    MAKALAH KASUS I

    OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

    Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Presepsi dan Sensory

    Disusun oleh:

    Kelompok 8

    Anggie Putriyani Anggota

    Anggraeni Mardianti Anggota

    Bagus Dwi Santoso Anggota

    Desi Afriyanti Scriber 1

    Ezaryana Octary Anggota

    Hilda Ayu Septian Anggota

    Iis Septiana Dewi Chair 1

    Melda Iskawati Scriber 2

    Neng Tuti Haryati Anggota

    Nuke Saleh Anggota

    Nurnila Novia Anggota

    Nurul Iklima Anggota

    Vathnawaty Carmilla Anggota

    FAKULTAS KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2013

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    3/61

    iii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat

    dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini sesuai dengan

    waktu yang telah ditentukan.

    Makalah ini membahas tentang Sensory and Preception System khususnya

    mengenai Otitis Media Supuratif Kronis

    Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi dapat

    teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Aan Nuraei, S.Kep., Ners., M.Kep. selaku dosen koordinator mata pelajaran

    Sensory and Preception system

    2. Ibu Chandra Isabella, M.Kep.selaku dosen tutor kelompok 8

    3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya

    membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Akhirnya,

    penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan

    umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya

    kepada kita. Amin.

    Jatinangor, 8 September 2013

    Penulis

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    4/61

    iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ................................................................................................... i

    Kata Pengantar ................................................................................................ iiiDaftar Isi ......................................................................................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 11.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

    1.2 Tujuan ...................................................................................................... 4

    1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 4

    BAB II LANDASAN TEORI........................................................................ 62.1 Anatomi Fisiologi Sistem Pendengaran ..................................................... 6

    2.2 Fisiologi Fungsional Jendela Oval dan Bulat ............................................ 18

    2.3 Prinsip Fisiologi yang Mendasari Konduksi Bunyi ................................... 192.4 Kehilangan Pendengaran............................................................................ 19

    2.5 Faktor-faktor Mempengaruhi Pendengaran ............................................... 20

    2.6 Konsep Penyakit Otitis Media Supuratif Kronis ....................................... 20

    BAB III PENUTUP....................................................................................... 533.1 Simpulan ................................................................................................... 533.2 Saran ......................................................................................................... 53

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 54

    LAMPIRAN NOTULENSI REPORTING................................................. 55

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    5/61

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar belakang

    Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian

    tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas

    otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai

    bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media

    yaitu 25% pada anak-anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan

    dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah.

    Radang telinga tengah menahun atau otitis media supuratif kronik (OMSK),

    yang biasa disebut congek adalah radang kronis telinga tengah dengan adanya

    lubang (perforasi) pada gendang telinga (membran timpani) dan riwayat keluarnya

    cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang

    timbul. Sekret mungkin serous, mukous atau purulen. Penyakit ini biasanya diikuti

    oleh penurunan pendengaran dalam beberapa tingkatan.

    Tipe klinik OMSK dibagi atas dua, yaitu tipe tubotimpanal (tipe rinogen,

    tipe sekunder, OMSK tipe jinak) dan tipe atikoantral (tipe primer, tipe mastoid,

    OMSK tipe ganas). OMSK tipe jinak (benigna) dengan perforasi yang letaknya

    sentral, biasanya didahului dengan gangguan fungsi tuba yang menyebabkan kelainan

    di kavum timpani. Tipe ini disebut juga dengan tipe mukosa karena proses

    peradangannya biasanya hanya pada mukosa telinga tengah, dan disebut juga tipe

    aman karena tidak menimbulkan komplikasi yang berbahaya. OMSK tipe jinak

    dibedakan menjadi dua, yaitu tipe aktif dimana pada tipe ini terdapat sekret yang

    masih keluar dari telinga, dan yang kedua adalah tipe tenang, yang pada pemeriksaan

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    6/61

    2

    telinga akan dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang

    pucat disertai gejala lainnya seperti vertigo, tinitus, atau suatu rasa penuh dalam

    telinga. Sedangkan OMSK tipe ganas dapat menimbulkan komplikasi ke dalam

    tulang temporal dan ke intrakranial yang dapat berakibat fatal.

    Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden

    OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OMSK lebih sering

    dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin Australia dan

    orang kulit hitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari 90% beban dunia

    akibat OMSK ini dipikul oleh negara-negara di Asia Tenggara, daerah Pasifik Barat,

    Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik.4 Kehidupan sosial ekonomi yang

    rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang jelek merupakan

    faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara yang

    sedang berkembang.

    Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam

    hal definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban

    dunia akibat OMSK melibatkan 65330 juta orang dengan telinga berair, 60% di

    antaranya (39200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan.4 Secara

    umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan

    25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.

    Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis

    media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi

    kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk.

    Proses infeksi pada OMSK sering disebabkan oleh campuran mikroorganisme

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    7/61

    3

    aerobik dan anaerobik yang multiresisten terhadap standar yang ada saat ini. Kuman

    penyebab yang sering dijumpai pada OMSK ialah Pseudomonas aeruginosa sekitar

    50%,Proteus sp.20% dan Staphylococcus aureus25%.

    Otitis media supuratif akut atau kronis mempunyai potensi untuk menjadi

    serius karena komplikasinya dapat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan

    kematian. Bentuk komplikasi ini tergantung pada kelainan patologi yang

    menyebabkan otore. Komplikasi ini biasanya di dapatkan pada pasien OMSK tipe

    bahaya tetapi OMSK tipe manapun dapat menyebabkan komplikasi bila terinfeksi

    kuman yang virulen. Dengan tersedianya antibiotika mutakhir komplikasi otogenik

    menjadi semakin jarang. Pemberian obat-obat itu sering menyebabkan gejala dan

    tanda klinis komplikasi OMSK menjadi kurang jelas. Hal tersebut menyebabkan

    pentingnya mengenal pola penyakit yang berhubungan dengan komplikasi ini.

    Otitis Media Supuratif Kronik ini sangat mengganggu dan sering

    menyulitkan baik dokter maupun pasiennya sendiri. Penatalaksanaan OMSK

    didasarkan pada tipe klinik penyakit. Tujuan penting dalam penatalaksanaan OMSK

    adalah untuk mengusahakan telinga yang aman dan pertimbangan fungsional

    merupakan tujuan yang sekunder. Terapi medikamentosa ditujukan pada OMSK tipe

    jinak dan tindakan operasi dikerjakan pada OMSK tipe ganas.

    Antibiotika

    merupakan salah satu medikamentosa yang telah digunakan untuk pengobatan

    OMSK sejak dulu. Namun demikian sampai saat ini masih terdapat perbedaan

    persepsi mengenai manfaat antibiotika, baik yang diberikan secara topikal maupun

    sistemik. Perjalanan penyakit yang panjang, terputusnya terapi, terlambatnya

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    8/61

    4

    pengobatan spesialis THT dan sosioekonomi yang rendah membuat penatalaksanaan

    penyakit ini tetap menjadi problem di bidang THT.

    1.2 Tujuan

    1.2.1 Tujuan umum

    Tujuan umum

    Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan asuhan

    keperawatan pada pasien dengan Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

    Tujuan khusus

    Mengetahui definisi Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

    Mengetahui etiologi Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

    Mengetahui klasifikasi penyakit Otitis Media

    Mengetahui stadium penyakit Otitis Media Akut (OMA) yang

    dikaitkan dengan kasus I yakni Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

    Mengetahui manifestasi klinis Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

    Mengetahui patofisiologi Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

    Mengetahui pemeriksaan diagnostik Otitis Media Supuratif Kronis

    (OMSK)

    Mengetahui penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

    Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien Otitis

    Media Supuratif Kronis (OMSK)

    1.3 Rumusan Masalah

    Apakah definisi Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) ?

    Apakah etiologi Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) ?

    Apakah klasifikasi penyakit Otitis Media ?

    Apa saja manifestasi klinis Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)?

    Bagaimana patofisiologi Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)?

    Apa saja pemeriksaan diagnostik Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) ?

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    9/61

    5

    Bagaimana penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) ?

    Bagaimanakah cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien Otitis

    Media Supuratif Kronis (OMSK)?

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    10/6

    6

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    2.1

    Anatomi Fisiologi Sistem Pendengaran / Sistem Auditoria

    Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks

    (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran

    berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.

    Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan

    kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada

    kemampuan mendengar.

    Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara

    mereka yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    11/6

    7

    ahli otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara

    dan pendidik. Perawat yang terlibat dalam spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat

    raemperoleh sertifikat di bidang keperawatan otorinolaringologi leher dan kepala

    (CORLN= cerificate in otorhinolaringology-head and neck nursing).

    1. Bagianbagian telinga terdiri dari :

    a. Auris Externa / Telinga luar (PINNA)

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    12/6

    8

    Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus,

    dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan

    membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang

    lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama

    oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus

    membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis

    auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi

    temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari

    di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis

    auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai

    kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial

    tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir

    pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula

    seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian

    luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan

    perlindungan bagi kulit.

    Bagian-bagian telinga luar terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    13/6

    9

    1) Daun telinga (Auricula) mengandung cartilago elastic

    a) Concha Auricula

    Cymba Conchae

    Cavum Conchae

    b) Lobulus Aurikula (lembek, tidak mengandung cartilago, mengandung

    jaringan ikat fibrosa dan lemak)

    c) Helix, bagian pangkal dibatasi oleh crus helicis, sedangkan crus helicis

    menjadi pembatas antara cymba conchae dan cavum conchae

    d) Anti helix, mengandung fossa triangularis/tulang rawan dengan

    bagian pangkal dibatasi oleh crura anti helix. Helix dan anti helix dibatasi

    oleh scaphae) Tragus

    2) Liang telinga luar (Meatus acusticus externus) = MAE

    Pembagian :

    a) Meatus acusticus cartilageus

    Berambut

    Mengandung glandula sebasea dan seruminosa yang mengeluarkan secret seperti

    lilin

    Posisi 1/3 lateral

    b) Meatus acusticus asseus terdapat di Posisi 2/3 medial

    b. Auris medial / Telinga tengah

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    14/6

    10

    Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah

    lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua

    Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas

    lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu

    mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan

    rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke

    nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang

    temporal.

    Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus

    stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang

    membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial

    telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian

    dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah.

    Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh

    membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau

    struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah

    mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke

    telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    15/6

    11

    Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm,

    menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun

    dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau

    menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan

    menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.

    Bagian-bagian dari telinga tengah terdiri dari :

    1) Cavitas tympatica

    2) Membrana tympatica

    3) Ossicula auditoria tulang telinga

    Maleus : Terdapat Tuba auditorius

    Incus : Eustachius berhubungan

    Stapes : Dengan nasopharinx dan membuka pada saat menelan

    4) Tuba Auditoria / Tuba Auditorius / Tuba Eustachius

    Telinga terngah terdiri dari suatu ruang yang terletak antara membran timpani

    dan kapsul telinga dalam, tulang-tulang dan otot yang terdapat didalamnya beserta

    penunjangnya, tuba eustachius dan sistem sel-sel udara mastoid. Bagian ini

    dipisahkan dari dunia luar oleh suatu membran timpani dengan diameter kurang lebih

    setengah inci.6

    Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

    telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars

    flaksida (membran shrapnel), sedangkan bagian bawah pars tensa (membran propria).

    Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar adalah lanjutan epitel kulit liang

    telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti sel epitel saluran

    napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah yaitu lapisan yang terdiri dari

    serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan

    sirkuler pada bagian dalam.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    16/6

    12

    Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani disebut

    sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) kearah bawah

    yaitu pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani

    kanan. Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah

    dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,

    sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta bawah-

    belakang, untuk menyatakan letak perforasi membran timpani. Didalam telinga

    tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar kedalam yaitu,

    maleus, inkus dan stapes. Tulang pendengaran didalam telinga tengah saling

    berhubungan. Prosesus longus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada

    inkus, dan inkus melakat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang

    berhubungan dengan koklea. Hubungan antara tulang-tulang pendengaran merupakan

    persendian. Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan

    daerah nasofaring dengan telinga tengah.

    5

    Arteri yang menyuplai membran timpani terutama berasal dari cabang

    aurikuler a. maksilaris interna yang bercabang-cabang dibawah lapisan kulit dan dari

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    17/6

    13

    cabang stilomastoid a. aurilularis posterior dan cabang timpanik a. maksilaris yang

    mendarahi bagian mukosa. Vena yang letaknya superficial bermuara ke v. jugularis

    eksterna sedangkan vena yang lebih dalam sebagian bermuara ke sinus transversus,

    ke vena-vena duramater dan ke pleksus di tuba eustachius, a. timpani anterior yang

    merupakan cabang a. maksilaris dan mendarahi bagian anterior kavum timpani

    termasuk mukosa membran timpani, a. aurikularis profunda cabang dari a. maksilaris

    interna menembus tulang rawan atau tulang dinding liang telinga untuk mendarahi

    kutikular permukaan luar membran timpani.

    Perdarahan kavum timpani berasal dari cabang a. karotis eksterna. Arteri

    timpani anterior cabang dari a. maksilaris yang mendarahi bagian anterior kavum

    timpani. Arteri timpani posterior merupakan cabang a. stilomastoid mendarahi bagian

    posterior kavum timpani. Arteri timpani inferior cabang asendens a. karotis eksterna

    mendarahi bagian inferior kavum timpani. Arteri petrosus superior superasialis dan a.

    timpani superior cabang dari a. meningea media mendarahi bagian superior kavum

    timpani. Arteri karotis timpani cabang a. karotis interna. Aliran vena jalan seiringan

    dengan arterinya untuk bermuara ke sinus petrosus superior dan pleksus pterigodeus.

    Persarafan sensoris baggian luar membran timpani, merupakan terusan dari

    persarafan sensoris kulit liang telinga. N. aurikulotemporalis mengurus bagian

    posterior dan inferior membran timpani, sedangkan bagian anterior dan superior

    diurus oleh cabang aurikuler n. vagus (a. arnold), persarafan sensoris permukaan

    dalam membran timpani (mukosa) diurus oleh n. jacobson yaitu cabang timpani n.

    glosofaringeus.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    18/61

    14

    Saraf sensoris kavum timpani terutama oleh pleksus timpani cabang dari n.

    glosofaringeus. Persarafan simpatis berasal dari pleksus saraf simpatis karotis interna,

    persarafan simpatis terutama berfungsi pada vaskularisasi dan mempunyai efek

    vasokontriksi.

    Muskulus stapedius dipersarafi oleh n. fasialis, akan berkontraksi bila ada

    suara keras. Muskulus tensor timpani dipersarafi N. VII, bila kontraksi akan menarik

    maleus ke medial sehingga membran timpani lebih tegang.

    c. Auris Interna / Telinga dalam

    Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk

    pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial

    VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan

    bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun

    tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak

    membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang

    berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh

    perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    19/61

    15

    Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan

    dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran,

    dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna

    mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe,

    yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui

    aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan

    kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa

    memegang cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat

    tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga

    dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan

    gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambutlabirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang

    cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan

    percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan

    aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam

    kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea,

    bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis,

    utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang

    bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus

    fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut

    dan asupan darah ke batang otak

    Bagian-bagian dari telinga dalam terdiri atas :

    1) Labirinthus osseus / Tulang labirin

    a) Cochlea

    Berisi duktus cochlear

    Teridiri dari :

    Skala vestibule

    Skala medial

    Skala tympani

    Skala vestibule dan media dipisahkan oleh membrane vestibularis.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    20/6

    16

    Skala media dan tympani dipisahkan oleh membrane basilaris, dibagian

    permukaan terdapat organ corti (sel rambut).

    b) Canalis semicircularis yaitu berisi ductus semicircularis dengan berujung pada

    ampula

    c) Vestibula merupakan organ keseimbangan tubuh.

    Terdiri atas :

    Sacculus

    Utriculus

    2) Labirynthus membranaceus / Labirin membranosa

    Terdiri dari :

    a)

    Labirynthus vestibularisb) Labirynthus cochlearis

    Mengandung :

    a) Cairan

    Perilimfe (kaya ion Natrium)

    Endolimfe (kaya ion Kalium)

    b) Sel rambut

    c) Masa gelatinosa (mempengaruhi terhadap kecepatan impuls saraf)

    Terdapat beberapa system yang berkaitan dengan system pendengaran antara

    lain:

    1) Musculus / Otot

    a) Otot ekstrinsik

    Musculus Auricularis Anterior

    Musculus Auricularis posterior

    Musculus Auricularis Superior

    b) Otot intrinsic

    Musculus elicis mayor

    Musculus helicis minor

    Musculus tragicus

    Musculus anti tragicus

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    21/6

    17

    Musculus obliqus auricularis

    Musculus tranversus auricularis

    Musculus auricularis / auriculare

    2) Vaskuler / Pembuluh darah

    a) Rami Auriculares arteri temporal Superficiale

    b) Rami Auriculares arteri auriculars posterior

    3) Os Temporal

    a) Pars Squamosa

    Terdapat tonjolan kea rah depan ( Processus zygomaticus Ossis Tempolaris

    Bagian caudal ( Tuberculum articulare)

    Lekukan di caudal ( Fossa mandibularis)

    b) Pars Tympatica

    c) Pars Styloidea (tonjolan memanjang )

    d) Pars mastoidea (bagian caudal dari Os temporal)

    Tonjolan kearah caudal ( Processus Mastoideus)

    e) Pars Petrosa ( berbentuk pyramid besisi 3 dengan puncak petromedial)

    4) Persarafan

    a) Nervus Vagus R Auricularis : sebelah luar, peremukaan luar membran timpani

    b) Nervus Auricularis magnus R posterior : di belakang daun telinga

    c) Nervus auricularis magnum R anterior : di permukaan depan daun telinga

    d) Nervus Mandibularis

    e) Nervus auriculo temporalis

    f) Nervus meatus acustici eksterni 3-5 berada di akar depan daun telinga, dasar,

    dinding depan dan atap saluran pendengaran luar, lapisan luar membran

    tympani, dan membrane tympatic

    g) Nervus facialis

    h) Nervus auricularis posterior R auricularis berada di semua otot daun telinga

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    22/6

    18

    2.2 Fisiologi fungsional jendela oval dan bulat

    Memegang peran yang penting. Jendela oval dibatasi oleh anulare fieksibel

    dari stapes dan membran yang sangat lentur, memungkinkan gerakan penting,dan

    berlawanan selama stimulasi bunyi, getaran stapes menerima impuls dari membrana

    timpani bulat yang membuka pada sisi berlawanan duktus koklearis dilindungi dari

    gelombang bunyi oleh menbran timpani yang utuh, jadi memungkinkan gerakan

    cairan telinga dalam oleh stimulasi gelombang suara. pada membran timpani utuh

    yang normal, suara merangsang jendela oval dulu, dan terjadi jedai sebelum efek

    terminal stimulasi mencapai jendela bulat. namun waktu jeda akan berubah bila ada

    perforasi pada membran timpani yang cukup besar yang memungkinkan gelombang

    bunyi merangsang kedua jendela oval dan bulat bersamaan. Ini mengakibatkanhilangnya jeda dan menghambat gerakan maksimal motilitas cairan telinga dalam dan

    rangsangan terhadap sel-sel rambut pada organ Corti. Akibatnya terjadi penurunan

    kemampuan pendengaran.

    Gelombang bunyi dihantarkan oleh membrana timpani ke osikuius telinga

    tengah yang akan dipindahkan ke koklea, organ pendengaran, yang terletak dalam

    labirin di telinga dalam. Osikel yang penting, stapes, yang menggo dan memulai

    getaran (gelombang) dalam cairan yang berada dalam telinga dalam. Gelombang

    cairan ini, pada gilirannya, mengakibatkan terjadinya gerakan membrana basilaris

    yang akan merangsang sel-sel rambut organ Corti, dalam koklea, bergerak seperti

    gelombang.

    Gerakan membrana akan menimbulkan arus listrik yang akan merangsang

    berbagai daerah koklea. Sel rambut akan memulai impuls saraf yang telah dikode dan

    kemudian dihantarkan ke korteks auditorius dalam otak, dan kernudian didekode

    menjadi pesan bunyi.

    Pendengaran dapat terjadi dalam dua cara. Bunyi yang dihantarkan melalui

    telinga luar dan tengah yang terisi udara berjalan melalui konduksi udara. Suara yang

    dihantararkan melalui tulang secara langsung ke telinga dalam dengan cara konduksi

    tulang. Normalnya, konduksi udara merupakan jalur yang lebih efisien; namun

    adanya defek pada membrana timpani atau terputusnya rantai osikulus akan

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    23/6

    19

    memutuskan konduksi udara normal dan mengakibatkan hilangnya rasio tekanan-

    suara dan kehilangan pendengaran konduktif.

    2.3 Prinsip Fisiologi yang Mendasari Konduksi Bunyi

    Bunyi memasuki telinga melalui kanalis auditorius ekternus dan

    menyebabkan membrana timpani bergetar Getaran menghantarkan suara, dalam

    bentukm energi mekanis, melalui gerakan pengungkit osikulus oval. Energi mekanis

    ini kemudian dihantarkan cairan telinga dalam ke koklea, di mana akani menjadi

    energi elektris. Energi elektris ini berjalan melalui nervus vestibulokoklearis ke

    nervus sentral, di mana akan dianalisis dan diterjemahkan dalam bentuk akhir sebagai

    suara.Selama proses penghantaran,gelombang suara menghadapi masa yang jauh

    lebih kecil, dari aurikulus yang berukuran sampai jendela oval yang sangat kecil,

    yang meng batkan peningkatan amplitudo bunyi.

    2.4 Kehilangan Pendengaran

    Ada dua jenis kehilangan pendengaran, yaitu:

    a. Kehilangan konduktif

    biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau

    kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti

    itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.

    b. kehilangan sensoris

    melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan

    konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran campuran

    begitu juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan kehilangan suara

    campuran mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori neural akibat

    disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara fungsional (atau

    psikogenik) bersifat inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural

    mekanisme pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan

    emosional.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    24/6

    20

    2.5 Factor-faktor yang mempengaruhi pendengaran

    Pada populasi manula dapat mempengaruhi proses pendengaran antara lain:

    a.pemajanan sepanjang terhadap suara keras (mis. jet, senjata api, mesin gergaji

    mesin),

    b. Beberapa obat, seperti aminoglik dan bahkan aspirin, mempunyai efek ototoksik

    gangguan ginjal dapat menyebabkan perlambatan ek obat pada manula. Banyak

    manula menelan quinin untuk mengatasi kram tungkai, yang dapat mengakib

    hilangnya pendengaran.

    c. Faktor psikogenik dan pn penyakit lainnya (mis. diabetes) juga sebagian

    menimbulkan kehilangan pendengaran sensorineural.

    2.6 Konsep penyakit otitis media kronik

    2.6.1. Definisi

    Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga

    tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga

    yang paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak

    dan juga pada orang dewasa (Soepardi, 1998).

    Otitis media perforata (OMP) atau otitis media supuratif kronis (OMSK)

    adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan

    sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul, sekret

    mungkin encer atau kental, bening atau bernanah.(Kapita selekta kedokteran, 1999)

    Otitis media koronik adalah perforasi pada gendang telinga ( warmasif, 2009)

    Otitis media kronis adalah peradangan teliga tengah yang gigih, secara khas

    untuk sedikitnya satu bulan serta orang awam biasanya menyebut congek (Alfatih,

    2007)

    Otitis media kronik adalah keradangan kronik yang mengenai mukosa dan

    struktur tulang di dalam kavum timpani. Otitis media sering dijumpai pada anak

    anak di bawah usia 15 tahun.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    25/6

    21

    Otitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi

    jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media

    akut yang tak tertangani.

    2.6.2 Epidemiologi

    Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden

    OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OMSK lebih

    sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin

    Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari

    90% beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh negara-negara di Asia Tenggara,

    daerah Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik. Kehidupan

    sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi

    yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi

    OMSK pada negara yang sedang berkembang.2

    Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam

    hal definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban

    dunia akibat OMSK melibatkan 65330 juta orang dengan telinga berair, 60% di

    antaranya (39200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Secara

    umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan

    25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.2

    2.6.3 Manifestasi klinis

    Gejala dapat minimal, dengan berbagai derajat kehilangan pendengaran dan

    terdapat otorrhea intermitten atau persisten yang berbau busuk. Biasanya tidak ada

    nyeri kecuali pada kasus mastoiditis akut, dimana daerah post aurikuler menjadi

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    26/6

    22

    nyeri tekan dan bahkan merah dan edema. Kolesteatoma, sendiri biasanya tidak

    menyebabkan nyeri.

    Evaluasi otoskopik membrane timpani memperlihatkan adanya perforasi,

    dan kolesteatoma dapat terlihat sebagai masa putih di belakang membrane timpani

    atau keluar ke kanalis eksterna melalui lubang perforasi. Kolesteatoma dapat juga

    tidak terlihat pada pemeriksaan oleh ahli otoskopi. Hasil audiometric pada kasus

    kolesteatoma sering memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif atau

    campuran.

    1. Telinga berair (otorrhoe)

    Sekret bersifat purulen (kental, putih) atau mukoid (seperti air dan encer)

    tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas

    kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang

    keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi

    mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya

    secret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan

    infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau

    berenang.

    Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret

    yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan

    produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih,

    mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah

    berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang

    bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    27/6

    23

    dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang

    encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

    2. Gangguan pendengaran

    Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya

    dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan

    pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah

    yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke

    fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db

    ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi

    dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30

    db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani

    serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada

    OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai

    tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai

    penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harus

    diinterpretasikan secara hati-hati.

    Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan

    berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen

    rotundum) atau fistel labirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya

    labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat

    menggambarkan sisa fungsi koklea.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    28/61

    24

    3. Otalgia ( nyeri telinga)

    Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan

    suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya

    drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan

    pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman

    pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya

    otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK

    seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.

    4. Vertigo

    Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya.

    Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat

    erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat

    perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan

    vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan

    menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran

    infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa

    terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan temuan yang serius, karena

    infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam

    sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. Uji

    fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini

    memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membran timpani, dengan

    demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga tengah.

    Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna11

    :

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    29/61

    25

    1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular

    2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.

    3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)

    4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.

    Bagan manifestasi klinis OMSK

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    30/6

    26

    2.6.4 Etiologi

    Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang

    pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari

    nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui

    tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor

    predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Downs syndrom.

    Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor

    insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor Host yang berkaitan dengan

    insiden OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. Kelainan

    humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell- mediated ( seperti infeksi HIV,

    sindrom kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis.Penyebab OMSK antara lain:

    Lingkungan

    Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi

    mempunyai hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan sosioekonomi,

    dimana kelompok sosioekonomi rendah memi liki insiden yang lebih tinggi. Tetapi

    sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet,

    tempat tinggal yang padat.

    Genetik

    Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden

    OMSK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor

    genetik. Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi

    belum diketahui apakah hal ini primer atau sekunder.

    Otitis media sebelumnya.

    Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dariotitis

    media akut dan / atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa

    yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi

    keadaan kronis

    Infeksi

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    31/6

    27

    Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mu kosa telinga tengah hampir tidak

    bervariasi pada otitis media kronik yang aktif menunjukan bahwa metode kultur

    yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah Gram-

    negatif, flora tipe-usus, dan beberapa organisme lainnya.

    Infeksi saluran nafas atas

    Banyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran

    nafas atas. Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan

    menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada

    dalam telinga tengah, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri. Organisme-

    organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk Staphylococcus,

    Pseudomonas aeruginosa, B.prot eus, B.coli dan Aspergillus.Organisme dari nasofaring diantaranya Streptococcus viridians (Streptococcus

    -hemolitikus, Streptococcus -hemolitikus danPneumococcus).

    Autoimun

    Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar

    terhadap otitis media kronis.

    Alergi

    Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi

    dibanding yang bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita

    yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksin-toksinnya,

    namun hal ini belum terbukti kemungkinannya.

    Gangguan fungsi tuba eustachius.

    Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema

    tetapi apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum

    diketahui. Pada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk

    mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan umumnya menyatakan bahwa tuba tidak

    mungkin mengembalikan tekanan negatif menjadi normal.

    Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani

    menetap pada OMSK :

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    32/6

    28

    1. Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan

    produksi sekret telinga purulen berlanjut.

    2. Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan

    pada perforasi.

    3. Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui

    mekanisme migrasi epitel.

    4. Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan

    yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah

    penutupan spontan dari perforasi.

    Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif

    menjadi kronis majemuk, antara lain :1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.

    a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.

    b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total

    2.

    Perforasi membran timpani yang menetap.

    3. Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada

    telinga tengah.

    4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. Hal ini dapat

    disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi

    atau timpanosklerosis.

    5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di

    mastoid.

    6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan

    mekanisme pertahanan tubuh.

    2.6.5 Patogenesis

    Banyak penelitian pada hewan percobaan dan preparat tulang temporal

    menemukan bahwa adanya disfungsi tuba Eustachius, yaitu suatu saluran yang

    menghubungkan rongga di belakang hidung (nasofaring) dengan telinga tengah

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    33/6

    29

    (kavum timpani), merupakan penyebab utama terjadinya radang telinga tengah ini

    (otitis media, OM).

    Pada keadaan normal, muara tuba Eustachius berada dalam keadaan

    tertutup dan akan membuka bila kita menelan. Tuba Eustachius ini berfungsi

    untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah dengan tekanan udara luar

    (tekanan udara atmosfer). Fungsi tuba yang belum sempurna, tuba yang pendek,

    penampang relatif besar pada anak dan posisi tuba yang datar menjelaskan

    mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada anak akan lebih mudah menjalar ke

    telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan OM daripada dewasa.

    Gambar Anatomi tuba eustachius anak dan dewasa

    Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari nasofaring

    melalui tuba Eustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari

    telinga tengah. Pada saat ini terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    34/6

    30

    peradangan pada telinga tengah yang dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrat, seperti

    netrofil, monosit, dan leukosit serta sel lokal seperti keratinosit dan sel mastosit

    akibat proses infeksi tersebut akan menambah permeabilitas pembuluh darah dan

    menambah pengeluaran sekret di telinga tengah. Selain itu, adanya peningkatan

    beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena

    stimulasi bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada telinga

    tengah.

    Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari

    satu lapisan, epitel skuamosa sederhana, menjadi pseudostratified respiratory

    epithelium dengan banyak lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. Epitel respirasi

    ini mempunyai sel goblet dan sel yang bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta

    pembuluh darah. Penyembuhan OM ditandai dengan hilangnya sel-sel tambahan

    tersebut dan kembali ke bentuk lapisan epitel sederhana.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    35/6

    31

    Bagan perjalanan penyakit OMSK :

    2.6.6 Klasifikasi OMSK

    OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu10

    :

    1.Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen.

    Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan

    gejala klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit. Beberapa faktor

    lain yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba eustachius, infeksi

    saluran nafas atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada pasien

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    36/6

    32

    dengan daya tahan tubuh yang rendah, disamping itu campuran bakteri aerob dan

    anaerob, luas dan derajat perubahan mukosa, serta migrasi sekunder dari epitel

    skuamous. Sekret mukoid kronis berhubungan dengan hiperplasia goblet sel,

    metaplasia dari mukosa telinga tengah pada tipe respirasi dan mukosiliar yang

    jelek.

    Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas:

    Fase aktif

    Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh

    perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah

    berenang dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi

    dari mukoid sampai mukopurulen. Ukuran perforasi bervariasi dari sebesar

    jarum sampai perforasi subtotal pada pars tensa. Jarang ditemukan polip yang

    besar pada liang telinga luar. Perluasan infeksi ke sel-sel mastoid

    mengakibatkan penyebaran yang luas dan penyakit mukosa yang menetap

    harus dicurigai bila tindakan konservatif gagal untuk mengontrol infeksi, atau

    jika granulasi pada mesotimpanum dengan atau tanpa migrasi sekunder dari

    kulit, dimana kadang-kadang adanya sekret yang berpulsasi diatas kuadran

    posterosuperior.

    Fase tidak aktif / fase tenang

    Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa

    telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    37/6

    33

    Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam

    telinga.

    Faktor predisposisi pada penyakit tubotimpani :

    Infeksi saluran nafas yang berulang, alergi hidung, rhinosinusitis kronis

    Pembesaran adenoid pada anak, tonsilitis kronis

    Mandi dan berenang dikolam renang, mengkorek telinga dengan alat

    yang terkontaminasi

    Malnutrisi dan hipogammaglobulinemia

    Otitis media supuratif akut yang berulang

    2.Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman = tipe tulang

    Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral

    lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong

    retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom.

    Kolesteatom adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti mentega, berwarna

    putih, terdiri dari lapisan epitel bertatah yang telah nekrotis. Kolesteatom dapat

    dibagi atas 2 tipe yaitu :

    a) Kongenital

    Kriteria untuk mendiagnosa kolesteatom kongenital, menurut Derlaki dan

    Clemis (1965) adalah :

    Berkembang dibelakang dari membran timpani yang masih utuh.

    Tidak ada riwayat otitis media sebelumnya.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    38/61

    34

    Pada mulanya dari jaringan embrional dari epitel skuamous atau dari

    epitel undiferential yang berubah menjadi epitel skuamous selama

    perkembangan.

    Kongenital kolesteatom lebih sering ditemukan pada telinga tengah atau

    tulang temporal, umumnya pada apeks petrosa. Dapat menyebabkan fasialis

    parese, tuli saraf berat unilateral, dan gangguan keseimbangan.

    b) Didapat.

    Kolesteatoma yang didapat seringnya berkembang dari suatu kantong

    retraksi. Jika telah terbentuk adhesi antara permukaan bawah kantong retraksi

    dengan komponen telinga tengah, kantong tersebut sulit untuk mengalami

    perbaikan bahkan jika ventilasi telinga tengah kembali normal : mereka

    menjadi area kolaps pada segmen atik atau segmen posterior pars tensa

    membran timpani.

    Epitel skuamosa pada membran timpani normalnya membuang lapisan

    sel-sel mati dan tidak terjadi akumulasi debris, tapi jika terbentuk kantong

    retraksi dan proses pembersihan ini gagal, debris keratin akan terkumpul dan

    pada akhirnya membentuk kolesteatoma.

    Pengeluaran epitel melalui leher kantong yang sempit menjadi sangat

    sulit dan lesi tersebut membesar. Membran timpani tidak mengalami

    perforasi dalam arti kata yang sebenarnya : lubang yang terlihat sangat kecil,

    merupakan suatu lubang sempit yang tampak seperti suatu kantong retraksi

    yang berbentuk seperti botol, botol itu sendiri penuh dengan debris epitel yang

    menyerupai lilin.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    39/61

    35

    Teori lain pembentukan kolesteatoma menyatakan bahwa metaplasia

    skuamosa pada mukosa telinga tengah terjadi sebagai respon terhadap infeksi

    kronik atau adanya suatu pertumbuhan ke dalam dari epitel skuamosa di

    sekitar pinggir perforasi, terutama pada perforasi marginal.

    Destruksi tulang merupakan suatu gambaran dari kolesteatoma

    didapat, yang dapat terjadi akibat aktivitas enzimatik pada lapisan subepitel.

    Granuloma kolesterol tidak memiliki hubungan dengan kolesteatoma,

    meskipun namanya hampir mirip dan kedua kondisi ini dapat terjadi secara

    bersamaan pada telinga tengah atau mastoid.

    Granuloma kolesterol, disebabkan oleh adanya kristal kolesterol dari

    eksudat serosanguin yang ada sebelumnya. Kristal ini menyebabkan reaksi

    benda asing, dengan cirsi khas sel raksasa dan jaringan granulomatosa.

    Gambar 3. Perjalanan Penyakit OMSK9

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    40/6

    36

    2.6.7 Patofisiologi

    Otitis media supuratif kronis lebih sering merupakan penyakit kambuhan

    daripada menetap. Keadaan kronis lebih berdasarkan waktu dan stadium daripada

    keseragaman gambaran patologi. Ketidakseragaman ini disebabkan karena proses

    peradangan yang menetap atau kambuhan ini ditambah dengan efek kerusakan

    jaringan, penyembuhan dan pembentukan jaringan parut.

    OMP terutama pada masa anak-anak akan terjadi otitis media nekrotikans

    dapat menimbulkan perforasi yang besar pada gendang telinga. Setelah penyakit

    akut berlalu gendang telinga tetap berlubang atau sembuh dengan membran atropi

    kemudian kolps ke dalam telinga tengah memberi gambaran optitis media

    atelektasis.

    2.6.8 Pemeriksaan diagnostic

    Untuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai

    berikut11

    :

    1. Pemeriksaan Audiometri

    Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli

    konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian

    tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas

    sistim penghantaran suara ditelinga tengah. Paparela, Brady dan Hoel (1970)

    melaporkan pada penderita OMSK ditemukan tuli sensorineural yang dihubungkan

    dengan difusi produk toksin ke dalam skala timpani melalui membran fenstra

    rotundum, sehingga menyebabkan penurunan ambang hantaran tulang secara

    temporer/permanen yang pada fase awal terbatas pada lengkung basal kohlea tapi

    dapat meluas kebagian apek kohlea. Gangguan pendengaran dapat dibagi dalam

    ketulian ringan, sedang, sedang berat, dan ketulian total, tergantung dari hasil

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    41/6

    37

    pemeriksaan ( audiometri atau test berbisik). Derajat ketulian ditentukan dengan

    membandingkan rata-rata kehilangan intensitas pendengaran pada frekuensi

    percakapan terhadap skala ISO 1964 yang ekivalen dengan skala ANSI 1969.

    Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ISO 1964 dan ANSI 1969.

    Derajat ketulian Nilai ambang pendengaran

    Normal : -10 dB sampai 26 dB

    Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB

    Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB

    Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB

    Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB

    Tuli total : lebih dari 90 dB.

    Evaluasi audimetri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi

    koklea. Dengan menggunakan audiometri nada murni pada hantaran udara dan

    tulang serta penilaian tutur, biasanya kerusakan tulang-tulang pendengaran dapat

    diperkirakan, dan bisa ditentukan manfaat operasi rekonstruksi telinga tengah untuk

    perbaikan pendengaran. Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa

    membantu :

    a. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB

    b. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif

    30-50 dB apabila disertai perforasi.

    c. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih

    utuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    42/6

    38

    d. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan

    hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.

    Pemeriksaan audiologi pada OMSK harus dimulai oleh penilaian

    pendengaran dengan menggunakan garpu tala dan test Barani. Audiometri tutur

    dengan masking adalah dianjurkan, terutama pada tuli konduktif bilateral dan tuli

    campur.

    2. Pemeriksaan Radiologi.

    Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilai

    diagnostiknya terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri.

    Pemerikasaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak sklerotik,

    lebih kecil dengan pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid yang satunya

    atau yang normal. Erosi tulang, terutama pada daerah atik memberi kesan

    kolesteatom

    Proyeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan adalah :

    a. Proyeksi Schuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari

    arah lateral dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan

    posisi sinus lateral dan tegmen. Pada keadaan mastoid yang skleritik, gambaran

    radiografi ini sangat membantu ahli bedah untuk menghindari dura atau sinus

    lateral.

    b.

    Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga tengah.

    Akan tampak gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat

    diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    43/6

    39

    c. Proyeksi Stenver, memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan

    yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis

    semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang

    sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibat kolesteatom.

    d. Proyeksi Chause III, memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat

    memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT

    scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom, ada atau

    tidak tulang-tulang pendengaran dan beberapa kasus terlihat fistula pada kanalis

    semisirkularis horizontal. Keputusan untuk melakukan operasi jarang berdasarkan

    hanya dengan hasil X-ray saja. Pada keadaan tertentu seperti bila dijumpai sinus

    lateralis terletak lebih anterior menunjukan adanya penyakit mastoid.

    Cholesteatoma.

    Cholesteatoma yang terjadi pada daerah atik atau pars flasida. Banyak teori

    yang diajukan sebagai penyebab cholesteatoma didapat primer,

    tetapi sampai sekarang belum ada yang bisa menunjukan penyebab yang

    sebenarnya.

    Secondary acquired cholesteatoma.

    Berkembang dari suatu kantong retraksi yang disebabkan peradangan kronis

    biasanya bagian posterosuperior dari pars tensa. Khasnya perforasi marginal

    pada bagian posterosuperior. Terbentuknya dari epitel kanal aurikula eksterna

    yang masuk ke kavum timpani melalui perforasi membran timpani atau kantong

    retraksi membran timpani pars tensa.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    44/6

    40

    2.6.9 Penatalaksanaan medis

    Penatalaksanaan OMSK yang efektif harus didasarkan pada faktor-faktor

    penyebab dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian haruslah dievaluasi

    faktor-faktor yang menyebabkan penyakit menjadi kronis, perubahan-perubahan

    anatomi yang menghalangi penyembuhan serta mengganggu fungsi, dan proses

    infeksi yang terdapat ditelinga. Bila didiagnosis kolesteatom, maka mutlak harus

    dilakukan operasi, tetapi obat -obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi

    sebelum operasi.11

    Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana

    pengobatan dapat dibagi atas11

    :

    1. Konservatif

    2. Operasi

    OMSK Benigna Tenang

    Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan

    mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang

    dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas

    memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti,

    timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.11

    OMSK Benigna Aktif

    Prinsip pengobatan OMSK benigna aktif adalah11

    :

    1.Membersihkan liang telinga dan kavum timpani

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    45/6

    41

    2.Pemberian antibiotika :

    antibiotika/antimikroba topikal

    antibiotika sistemik

    1.Pembersihan liang telinga dan kavum timpan (aural toilet)

    Tujuan aural toilet adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk

    perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang

    baik bagi perkembangan mikroorganisme.

    Cara pembersihan liang telinga (aural toilet)11

    :

    Aural toilet secara kering (dry mopping).

    Telinga dibersihkan dengan kapas lidi steril, setelah dibersihkan dapat di

    beri antibiotik berbentuk serbuk. Cara ini sebaiknya dilakukan di klinik atau

    dapat juga dilakukan oleh anggota keluarga. Pembersihan liang telinga dapat

    dilakukan setiap hari sampai telinga kering.

    Aural toilet secara basah (syringing).

    Telinga disemprot dengan cairan untuk membuang debris dan nanah,

    kemudian dengan kapas lidi steril dan diberi serbuk antibiotik. Meskipun cara ini

    sangat efektif untuk membersihkan telinga tengah, tetapi dapat mengakibatkan

    penyebaran infeksi ke bagian lain dan ke mastoid. Pemberian serbuk antibiotik

    dalam jangka panjang dapat menimbulkan reaksi sensitifitas pada kulit. Dalam

    hal ini dapat diganti dengan serbuk antiseptik, misalnya asam boric dengan

    Iodine.

    Aural toilet dengan pengisapan (suction toilet)

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    46/6

    42

    Pembersihan dengan suction pada nanah, dengan bantuan mikroskopis operasi

    adalah metode yang paling populer saat ini. Kemudian dilakukan pengangkatan

    mukosa yang berproliferasi dan polipoid sehingga sumber infeksi dapat

    dihilangkan. Akibatnya terjadi drainase yang baik dan resorbsi mukosa. Pada

    orang dewasa yang koperatif cara ini dilakukan tanpa anastesi tetapi pada anak-

    anak diperlukan anastesi. Pencucian telinga dengan H2O2 3% akan mencapai

    sasarannya bila dilakukan dengan displacement methode seperti yang

    dianjurkan oleh Mawson dan Ludmann.

    2. Pemberian antibiotik topikal

    Terdapat perbedaan pendapat mengenai manfaat penggunaan antibiotika

    topikal untuk OMSK. Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dengan secret

    yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak

    progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.

    Dianjurkan irigasi dengan garam faal agar lingkungan bersifat asam dan merupakan

    media yang buruk untuk tumbuhnya kuman. Selain itu dikatakan bahwa tempat

    infeksi pada OMSK sulit dicapai oleh antibiotika topikal. Djaafar dan Gitowirjono

    menggunakan antibiotik topikal sesudah irigasi sekret profus dengan hasil cukup

    memuaskan, kecuali kasus dengan jaringan patologis yang menetap pada telinga

    tengah dan kavum mastoid. Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar

    masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik

    misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik

    yang paling baik adalah dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    47/6

    43

    resistensi. Obat-obatan topikal dapat berupa bubuk atau tetes telinga yang biasanya

    dipakai setelah telinga dibersihkan dahulu.11

    Bubuk telinga yang digunakan seperti

    11

    :

    a. Acidum boricum dengan atau tanpa iodine

    b. Terramycin.

    c. Acidum boricum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg

    Pengobatan antibiotika topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK

    aktif, dikombinasi dengan pembersihan telinga, baik pada anak maupun dewasa.

    Neomisin dapat melawan kuman Proteus dan Stafilokokus aureus tetapi tidak aktif

    melawan gram negatif anaerob dan mempunyai kerja yang terbatas melawan

    Pseudomonas karena meningkatnya resistensi. Polimiksin efektif melawan

    Pseudomonas aeruginosa dan beberapa gram negatif tetapi tidak efektif melawan

    organisme gram positif. Seperti aminoglikosida yang lain, Gentamisin dan Framisetin

    sulfat aktif melawan basil gram negatif. Tidak ada satu pun aminoglikosida yang

    efektif melawan kuman anaerob.11

    Biasanya tetes telinga mengandung kombinasi neomisin, polimiksin dan

    hidrokortison, bila sensitif dengan obat ini dapat digunakan sulfanilaid-steroid tetes

    mata. Kloramfenikol tetes telinga tersedia dalam acid carrier dan telinga akan sakit

    bila diteteskan. Kloramfenikol aktif melawan basil gram positif dan gram negatif

    kecuali Pseudomonas aeruginosa, tetapi juga efektif melawan kuman anaerob,

    khususnya. Pemakaian jangka panjang lama obat tetes telinga yang mengandung

    aminoglikosida akan merusak foramen rotundum, yang akan menyebabkan

    ototoksik.11

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    48/61

    44

    Antibiotika topikal yang sering digunakan pada pengobatan Otitis Media

    Supuratif Kronik (OMSK) adalah12

    :

    Bagan 1. Antibiotik Topikal12

    Catatan:

    Terapi topikal lebih baik dibandingkan dengan terapi sistemik. Tujuannya untuk

    mendapatkan konsentrasi antibiotik yang lebih tinggi. Pilihan antibiotik yang

    memiliki aktifitas terhadap bakterigram negatif, terutama pseudomonas, dan gram

    positifterutama Staphylococcus aureus. Pemberian antibiotik seringkali gagal, hal ini

    dapat disebabkan adanya debris selain juga akibat resistensi kuman. Terapi sistemik

    diberikan pada pasien yang gagal dengan terapi topikal. Jika fokus infeksi di mastoid,

    tentunya tidak dapat hanya dengan terapi topikal saja, pemberian antibiotik sistemik

    (seringkali IV) dapat membantu mengeliminasi infeksi. Pada kondisi ini sebaiknya

    pasien di rawat di RS untuk mendapatkan aural toilet yang lebih intensif. Terapi

    dilanjutkan hingga 3-4 minggu setelah otore hilang.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    49/61

    45

    3. Pemberian antibiotika sistemik

    Pemilihan antibiotika sistemik untuk OMSK juga sebaiknya berdasarkan

    kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus

    disertai pembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan , perlu

    diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut.11

    Dalam penggunaan antimikroba, perlu diketahui daya bunuh antimikroba

    terhadap masing- masing jenis kuman penyebab, kadar hambat minimal terhadap

    masing-masing kuman penyebab, daya penetrasi antimikroba di masing-masing

    jaringan tubuh dan toksisitas obat terhadap kondisi tubuh. Berdasarkan konsentrasi

    obat dan daya bunuh terhadap mikroba, antimikroba dapat dibagi menjadi 2

    golongan. Golongan pertama antimikroba dengan daya bunuh yang tergantung

    kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya

    golongan aminoglikosida dan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang

    pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak

    menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam.11

    Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin dan ofloksasin) mempunyai

    aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan

    diberikan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi

    III (sefotaksim, seftazidim dan seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi

    harus diberikan secara parenteral. Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan

    untuk OMSK belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK. Metronidazol

    mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob. Metronidazol dapat diberikan pada

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    50/6

    46

    OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama

    2-4 minggu.11

    OMSK Maligna

    Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan

    konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum

    dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses

    sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.11

    Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan

    pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain11

    :

    1.

    Mastoidektomi sederhana ( simple mastoidectomy)

    2. Mastoidektomi radikal

    3.

    Mastoidektomi radikal dengan modifikasi

    4. Miringoplasti

    5. Timpanoplasti

    6. Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach tympanoplasty)

    Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki

    membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan

    pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.11

    Pedoman umum pengobatan penderita OMSK adalah Algoritma berikut11

    :

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    51/6

    47

    Bagan. Algoritma Pengobatan OMSK

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    52/6

    48

    2.6.10 Komplikasi

    Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan

    patologik yang menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten

    dan kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya

    komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media

    akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna

    pun dapat menyebabkan komplikasi.

    Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada

    eksaserbasiakut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom.

    Komplikasi ditelinga tengah :

    a.

    Perforasi persisten membrane timpanib. Erosi tulang pendengaran

    c. Paralisis nervus fasial

    Shambough (2003) membagi atas komplikasi meningeal dan non meningeal :

    A. Komplikasi intratemporal

    1. Perforasi membran timpani

    2. Mastoiditis akut

    3. Paresis n. Fasialis

    4. Labirinitis

    5. Petrositis

    B. Komplikasi ekstratemporal

    1. Abses subperiosteal

    C. Komplikasi intrakranial

    1. Abses otak

    2. Tromboflebitis

    3. Hidrosefalus otikus

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    53/6

    49

    4. Empiema subdural

    5. Abses subdural/ ekstradural

    Pada OMSK tanda penyebaran penyakit dapat terjadi setelah secret berhenti

    keluar, hal ini menandakan adanya secret purulen yang terbendung

    Klasifikasi komplikasi otitis media supuratif

    Komplikasi Intratemporal

    Komplikasi di telinga tengah

    Akibat infeksi telinga tengah berupa tuli konduktif. Pada membran

    timpani yang masih utuh, tetapi rangkaian tulang pendengaran terputus akan

    menyebabkan tuli konduktif yang berat. Biasanya derajat tuli konduktif tidak

    selalu berhubungan dengan penyakitnya sebab jaringan patologis yang

    terdapat di kavum timpanipun misalnya kolesteatoma dapat menghantarkan

    suara ke telingan dalam.

    a.

    Paresis nervus fasialis

    Pada otitis media akut nervus fasialis dapat terkena oleh penyebaran

    infeksi langsung melalui kanalis fasialis. Pada otitis media kronis kerusakan

    terjadi oleh erosi tulang oleh kolesteatom atau oleh jaringan granulasi disusul

    oleh infeksi kedalam kanalis fasialis tersebut.

    Otogenic yang menyebabkan kelumpuhan saraf wajah termasuk OMA,

    OMK tanpacholesteatoma, dan cholesteatoma. Yang pertama biasanya terjadi

    dengan saluran tuba pecah dalam segmen timpani, yang memungkinkan

    kontak langsung mediator inflamasidengan saraf wajah itu sendiri. OMK

    dengan atau tanpa cholesteatoma dapat mengakibatkan kelumpuhan wajah

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    54/6

    50

    melalui keterlibatan saraf pecah, atau melalui erositulang. Kelumpuhan wajah

    sekunder untuk OMA sering terjadi pada anak dengan paresistidak lengkap

    yang datang tiba-tiba dan biasanya singkat dengan pengobatan yang tepat.Di

    sisi lain, kelumpuhan sekunder pada OMK atau cholesteatoma sering

    menyebabkankelumpuhan wajah progresif lambat dan memiliki prognosis

    yang lebih buruk.

    Diagnosis kelumpuhan wajah otogenic dibuat atas dasar klinis. Paresis

    atau kelumpuhanwajah pada OMA, OMK, atau cholesteatoma bukanlah

    diagnosis yang sulit untuk dibuat hanya dengan pemeriksaan sendiri. Peran

    diagnostik pencitraan CT dipertanyakan.Meskipun CT scan tidak diperlukan,

    dapat berguna dalam perencanaan terapi dankonseling pasien. Ketika

    cholesteatoma melibatkan saluran tuba, juga dapat mengikisstruktur seperti

    labirin atau tegmen. Selanjutnya, tingkat erosi tulang dari kanal tuba

    danderajat keterlibatannya lebih dapat dinilai pada CT.

    Penatalaksanaan:

    Pada otitis media akut, perlu diberikan antibiotika dosis tinggi dan

    drenase untuk menghilangkan tekanan didalam kavum timpani. Bila dalam

    jangka waktu tertentu tidak ada perbaikan setelah diukur dengan

    elektromiografi berulah dilakukan dekompresi. Pada otitis media supuratif

    kronis, tindakan dekompresi harus segera dilakukan tanpa menunggu

    pemerikssaan elektrodiagnostik.

    b.Perforasi membran timpani

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    55/6

    51

    Membran timpani yang disebut juga dengan gendang telinga,

    merupakan membran translusen yang kaku (tetapi fleksibel) seperti struktur

    diafragma. Membran timpani bergerak asecara sinkron sebagai respon pada

    berbagai tekanan udara, yang membuat gelombang suara. Getaran gendang

    telinga sitransmisikan melalui rantai osikular kea rah kokhlea. Di kokhlea,

    energi mekanik getaran berubah menjadi energi elektrokimia dan berjalan

    melewatu nervus kranial VIII (vestibulokokhlearis) menuju otak. Membran

    timpani dan perlekatan tulangnya kemudian menjadi sebuah transduser, yang

    merubah satu energi mernjadi energi yang lain.

    Perforasi membran timpani merupakan hasil dari penyakit (terutama

    infeksi), trauma maupun perawatan medis. Perforasi bisa terjasi secara

    temporary ataupun persisten. Efeknya sangat bervariasi baik dalam ukuran,

    lokasi perforasy dan hubungannya dengan keadaan patologi.

    2.6.11

    Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawaan dalam kasus ini adalah

    Gangguan persepsi dan sensoris berhubungan dengan infeksi di

    telinga tengah atau kerusakan di saraf pendengaran ditandai dengan

    keluar secret berwarna hijau dari telinga anak 2 minggu terakhir, kalau

    dipanggil seing tidak menjawab hanya menjawab jika dipangggil

    dengan suara keras, secret purulent keluar dari telinga kiri dan bau

    amis, pendengaran 70 dB.

    Kurang pengetahuan berhubungan dengan prognosis, penatalaksanaan

    dan gaya hisup ditandai dengan riwayat pasien pernah mengeluarkan

    caira sama 4 bulan yang lalu tapi dibiarkan oleh ibu.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    56/6

    52

    Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan

    pendengaran diatndai dengan pasien sering tidak menjawab jika

    dipanggil hanya menjawab jika dipanggil dengan suara yang keras.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    57/6

    53

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Simpulan

    Pendengaran sebagai salah satu indera, memegang peranan yang sangat

    penting karena perkembangan bicara sebagai komponen utama komunikasi pada

    manusia sangat tergantung pada fungsi pendengaran. Apabila pendengaran

    mengalami gangguan pada telinga seperti otitis media yang tekait dengan kasus ini.

    4.2 Saran

    Menjaga pola hidup dan gaya hidup adalah hal terpentig untuk menghindaripenyakit OMSK. Pola makan yang sehat akan membentuk antibody tubuh yang baik

    sehingga tidak mudah terserang penyakit.

    Selain itu pula, sebaiknya tidak mencoba pemindahan serumen telinga di

    rumah dengan cotton bud, jepit rambut, pensil, atau peralatan lain apa pun. Tindakan

    seperti itu biasanya hanya memasukkan lilin lebih banyak dan bisa merusakkan

    gendang pendengar dan akan mengalami penyumbatan pada bagian telinga

    dalam.Sabun dan air di atas sehelai waslap menyediakan higienis telinga eksternal

    yang memadai.

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    58/61

    54

    DAFTAR PUSTAKA

    Pascolini D, Mariotti SP. 2011. Global estimates of visual impairment:2010. BR J Ophthalmol.

    Eva PR, Whitcher JP. 2007. Vaughan & Asburys General Ophthalmology. 17thed. USA : Mc

    Graw-Hill.

    Scanlon V. 2007.Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. 3rded. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

    .

    Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology : A Systemic Approach. 7thed. China: Elsevier :

    2011. (e-book)

    Guyton AC, Hall EH. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11thed. Philadelphia : W.B. Saunders

    Company

    Illyas, S. 2010.Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;.

    Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta.

    George L, Adams. 1997. BOEIS : Buku ajar Penyakit THT. Edisi 6. EGC. Jakarta.

    Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab/UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan

    Tenggorokan RSUD Dr Soetomo Surabaya

    Rukmin, Sri; Herawati, Sri. 1999. Teknik Pemeriksaan THT. EGC. Jakarta

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    59/61

    55

    LAMPIRAN NOTULENSI REPORTING

    A. Uraian Kasus

    Seorang anak perempuan 4 tahun dibawa ibu ke poli THT RSHS dengan keluhan

    keluar secret warna hijau dari telinga anak 2 minggu terakhir, kalau dipanggil sering

    tidak menjawab, hanya menjawab jika dipanggil dengan suara yang keras.Riwayat

    pasien pernah mengeluarkan cairan sama 4 BL. Pasien sering mandi di kolam tempat

    kerbau berendam bersama teman-teman. Menurut ibu pasien, pasien tidak menyukai

    ikan ataupun sayuran. Sehingga dibiarkan memilih makanan sesuai keinginannya,

    sering hanya jajan di warung saja. Pada pemfis didapat secret purulent keluar dari

    telinga kiri warna hijau bau amis, pendengaran 70 dB, cek specimen didapat kuman

    streptokokus (+). Dokter melakukan irigasi telinga dan memberikan obat erlamicetin,tes tulang oleh 6 minggu anak tempat menggaruk-garuk tulangnya.

    B. Pembahasan Kasus

    a) Step 1

    Erlamicetin (Hilda) : Salah satu antibiotic (Neng Tuti)

    Cek specimen (Anggi) : Pengujian secret (Melda)

    Secret Purulen (Nuke) : secret kental berwarna hijau (Anggi), jika

    secret berwarna hijau itu disebabkan oleh

    bakteri, sedangkan jika berwarna putih

    disebabkan virus (Aggra)

    Irigasi telinga : pembersihan telinga (Neng Tuti)

    b) Step 2

    1. Apa hubungan antara tidak suka makan ikan dan sayuran dengan

    penyakit? (Nurnila)

    2. Pengaruh mandi di kolam terhadap penyakit? (Nurul)

    3.

    Berapakah normal pendengaran manusia?(Vatnawaty)

    4. Bagaimana pasien bisa terinfeksi? (Anggra)

    5. Apa saja peran perawat terhadap tumbuh kembang anak?(Nurul)

    6. Apakah penyebab anak menggaruk telinga? (Bagus)

    7. Apa saja penatalaksanaan lain? (Anggie)

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    60/6

    56

    8. Dari manakah sumber kuman berasal? (Nurnila)

    9. Bagian mana yang terkena kenapa di telinga kiri? (Nurul)

    10.Apakah secret selalu berwarna hijau dan berbau amis?( Nuke)

    c)

    Step 3

    1. Ikan banyak mengandung protein untuk pertahanan tubuh, ketika sesorang

    jarang memakan ikan dan sayuran, maka peratahanan tubuh seseorang

    akan lemah (Neng Tuti)

    2. Pengaruh dari air kolam yang mengandung bakteri streptokokus, sehingga

    ketika klien mandi kuman tersebut masuk ke dalam telinga dan

    menginfeksi (Melda)

    3.

    LO4. Adanya respon antigen dan antibody antara tubuh dan bakteri yang masuk.

    Ketika virulen bakteri semakin tinggi maka akan semakin banyak pula

    secret yang terbentuk (Melda)

    5.

    Ubah pola hidup pasies agar lebih sehat, motivasi pasien agar cepat

    sembuh, beri makanan yang menarik sehingga klien bersemangat untuk

    makan, peran orang tua sanagat penting ketika menemukan gejala dini

    segera periksa ke dokter agar penyakit tidak semakin parah (Nurul)

    6.

    Karena ada cairan di telinga (Desi)

    7. Pemberian antibiotic, mengonsumsi makanan yang sehat, dan ubaah gaya

    dan pola hidup agar lebih sehat. (Tuti)

    8. Sumber kuman berasal dari air, makanan yang di makan pasien. Kuman

    tidak hanya menyerang telinga namun dapat menyerang dan menginfeksi

    tuba eustachius. (Vathnawaty, Neng Tuti)

    9. Tidak ada saluran khusus yang menghubungkan telinga kiri dan kanan,

    sehingga yang terkena hanya telinga kiri saja (Neng tuti)

    10.Karena disebabkan oleh bakteri sehingga secret berwarna hijau, jika

    disebabkan oleh virus secret berwarna putih (Anggra)

  • 5/21/2018 167156396 Makalah Otitis Media Supuratif Kronis

    61/6

    57

    d) Step 4

    e) Step 5

    1. Nilai Normal pendengaran

    2.Mind map

    Gaya atau pola hidup anak

    yang tidak sehat

    Port d enty kuman

    streptokokus

    infeksi

    Keluar sekret dan bau

    amis

    Gatal

    digaruk

    luka

    Penyebaran infeksi

    Pemeriksaan diagnostikpenatalaksanaan

    Farmakologi

    Non Farmakologi