1212913 selvi agustina nurcahya.pdf

Upload: ahmad-ruslan-efendi

Post on 06-Jul-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    1/21

    0

    ANALISA KOORDINASI PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH

    PADA TRAFO 30 MVA DI GI.70 KV SIMAN KEDIRI

    PROPOSAL SKRIPSI

    Disusun Oleh :

    SELVI AGUSTINA NURCAHYA

    NIM. 12.12.913

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO S-1

    KONSENTRASI TEKNIK ENERGI LISTRIK

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

    2016

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    2/21

    1

    ANALISA KOORDINASI PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH PADA

    TRAFO 30 MVA DI GARDU INDUK 70 KV SIMAN KEDIRI

    I.  PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    System proteksi merupakan salah satu bagian paling penting dalam system

    tenaga listrik secara keseluruhan.tanpa adanya pengaman,tenaga listrik yang

    dihasilkan tidak dapat ditransmisikan dan didistribusikan kepada konsumen

    dengan tingkat kualitas yang tinggi.Koordinasi system proteksi yang baik akan mengisolasi daerah

    gangguan,untuk menjaga dan meningkatan performasi system proteksi perlu

    dilakukan koordinasi directional overcurrent relay (DOCR) sebagai

     perlindungan utama di jaringan distribusi.untuk analisi gangguan hubung

    singkat menggunakan bantuan simulasi software ETAP PowerStation.

    Algoritma Genetika merupakan metode adaptive yang bisa digunakan

    untuk memecahkan suatu pencarian nilai dalam sebuah masalahoptimasi.Algoritma genetika yang dilandasi oleh sifat-sifat evolusi alam yang

    menghasilkan sebuah teknik penyelesaian dan penentuan parameter.adalah

    suatu metode perhitungan numerik yang digunakan untuk mengoptimalkan

    suatu kinerja system yang baik

    1.2 Perumusan Masalah

    Sesuai latar belakang yang telah dijelaskan, permasalahan yang akan

    dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

    1. 

    Bagaimana cara keja koordinasi dari relay arus lebih (OCR) dengan relay

    Metode genetika untuk memproteksi trafo yang ada di GI. Siman Kediri?

    2.  Bagaimana mensimulasikan koordinasi dari relay arus lebih (OCR)

    sebagai proteksi pada trafo?

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    3/21

    2

    3.  Bagaimana mengetahui di mana ada arus gangguan yang dapat

    menyebabkan kedua relay tersebut memberikan perintah untuk trip?

    Dari permasalahan diatas maka skripsi ini mengusung judul :

    ”ANALISA KOORDINASI PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH PADA

    TRAFO 30 MVA DI GARDU INDUK 70 KV SIMAN KEDIRI” 

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :

    1.  Menganalisa serta menerapkan cara kerja koordinasi relay arus lebih

    (OCR) dengan relay diferensial untuk memproteksi trafo yang ada di GI.

    Siman Kediri.

    2. 

    Mensimulasikan koordinasi relay arus lebih (OCR) dengan relay

    diferensial sebagai proteksi pada trafo.

    3.  Mengetahui keadaan sebelum dilakukan pemasangan koordinasi relay arus

    lebih (OCR) dengan relay diferensial dan sesudah pemasangankoordinasi

    relay arus lebih (OCR) dengan relay diferensial.

    1.4 Batasan Masalah

    Agar pembahasan tidak terjadi penyimpangan dari maksud dan tujuan

    dalam penyusunan skripsi ini maka penulis memberi batasan sebagai berikut :

    1.  Analisa koordinasi relay arus lebih (OCR) menggunakan  software ETAP

     Power Station7.0.0.

    2.  Relay yang digunakan adalah relay arus lebih (OCR)

    3.  Zona proteksi hanya pada trafo yang ada di GI. Siman Kediri.

    1.5 Metodelogi Penelitian

    Untuk menyelesaikan skripsi ini diperlukan langkah - langkah sebagai

     berikut:

    1. 

    Studi literature

    Mencari referensi  –   referensi yang berasal dari jurnal ilmiah, buku, user

    manual peralatan dan dari narasumber yang di percaya terkait dengan

    analisa yang akan dibahas.

    2. 

    Pengambilan data

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    4/21

    3

    Sebelum melakukansimulasi, dilakukan pengambilan data pada

    daerahyang mengalamipermasalahan, data tersebut meliputi :

     

    Data kuantitatif, yaitu berupa data yang dapat dihitung seperti datakoordinasi relay proteksi (etap power station 7.0.0)

      Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk diagram, dalam hal ini

     berupa  single line diagram  tentang proteksi yang ada pada GI

    Siman Kediri.

    3. 

    Pengolahan data.

    Padatahapinidilakukanpengolahandatayangtelahdiperoleh dari GI Siman

    Kediri,untuk di simulasi pada software yang digunakan

    4. 

    Simulasi

    Koordinasi relay proteksi ini disimulasi dengan menggunakan ETAP

    Power Station 7.0.0

    5. 

    Analisis danPenarikan kesimpulan

    Melakukananalisisdarihasilsimulasidanmenarikkesimpulansecara

    keseluruhan dari apayang telah dianalisakan pada pensimulasian.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan metode studi

    literatur yang dilakukan dengan pengolahan data dan tahapan simulasi.

    Sistematika penyusunanskripsiterbagidalam5babdengan pembahasan yang

     bersifatindividusehinggadiharapkanuntukmudah dipahami. Sistematika

     penulisan tersebut antaralain:

    BABI :PENDAHULUAN 

    Dalam Bab ini berisikanLatarBelakang, Rumusan Masalah, Tujuan,

    BatasanMasalah,MetodologiPenelitian,danSistematikaPenulisan

    yangdigunakan dalam pembuatan skripsi ini.

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    5/21

    4

    BABII : LANDASANTEORI 

    PadaBabinidibahastentangteori – teoriyangmendukungdalam

    simulasi dan analisaskripsi ini.

    BABIII:SISTEM JARINGAN GI. SIMAN KEDIRI, JAWA TIMUR  

    Dalambabiniakandibahasmengenaiperencanaandanpembuatan

    skripsiyang

    meliputipengolahandatadanmensimulasikanpadasoftware ETAP

    Power Station 7.0.0.

    BABIV :SIMULASI DAN ANALISA 

    Dalambabinimerupakanbabyangmemaparkanhasilsimulasidan

    menganalisahasilsimulasi.

    BABV :KESIMPULANDAN SARAN 

    Dalambabiniberisikesimpulan – kesimpulanyangdiperolehdari

     perencanaan dan pembuatanskripsi ini serta saran – saran guna

    menyempurnakan dan mengembangkan sistem lebih lanjut.

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    6/21

    5

    II.  KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Relay Proteksi

    Sistem proteksi atau pengaman suatu tenaga listrik yang membentuk suatu

     pola pengaman tidaklah hanya relay pengaman saja tetapi juga Current

    Transformer [CT] dan Voltage Transformer [VT] yang merupakan perangkat

    instrumen pada relay pengaman, sumber daya DC merupakan sumber untuk

    mengoperasikan relay pengaman dan pemutus tenaga PMT yang akan

    menerima perintah akhir dari relay pengaman. Sistem proteksi/pengaman

    tenaga listrik adalah satu kesatuan antara CT, VT, Relay, sumber DC , dan

    PMT. Adanya kesalahan dari salah satu komponen tersebut akan berakibat

    sistem tersebut tidak jalan atau kegagalan sistem.

    Relay proteksi dapat merasakan adanya gangguan pada peralatan yang

    diamankan dengan mengukur atau membandingkan besaran-besaran yang

    diterimanya, misalnya arus, tegangan, daya, sudut fasa, frekuensi, impedansi

    dan sebagainya, dengan besaran yang telah ditentukan, kemudian mengambil

    keputusan untuk seketika ataupun dengan perlambatan waktu membuka

     pemutus tenaga.

    Tugas relay proteksi juga berfungsi menunjukkan lokasi dan macam

    gangguannya. Dengan data tersebut memudahkan analisa dari gangguannya.

    Dalam beberapa hal relay hanya memberi tanda adanya gangguan atau

    kerusakan, jika dipandang gangguan atau kerusakan tersebut tidak

    membahayakan.

    Dari uraian di atas maka relay proteksi pada sistem tenaga listrik berfungsi

    untuk:

    a) Merasakan, mengukur dan menentukan bagian sistem yang tergangguserta memisahkan secepatnya sehingga sistem lainnya yang tidak

    terganggu dapat beroperasi secara normal.

     b) Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu.

    c) Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian sistem yang lain yang

    tidak terganggu di dalam sistem tersebut serta mencegah meluasnya

    gangguan.

    d) Memperkecil bahaya bagi manusia.

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    7/21

    6

    Untuk mendapatkan daerah pengaman yang cukup baik, dalam sistem

    tenaga listrik terbagi di dalam suatu daerah pengaman yang cukup dengan

     pemutusan subsistem seminimum mungkin.

    Untuk memenuhi fungsi di atas, relay proteksi harus memenuhi

     persyaratan berikut :

    1. Selektif

    2. Reliable (Dapat Diandalkan)

    3. Cepat

    4. Sensitif

    5. Ekonomis dan Sederhana.

    2.1.1 

    Tipikal Relay Proteksi Dan System

    Tipikal representasi logic dari relay diberikan dalam gambar 2-1.

    Komponen-komponen system dapat berupa elektromagnetik, solit state

    atau kombinasi keduanya. Fungsi logic yang digunakan sangat umum,

    sehingga dalam setiap unit dapat berupa kombinasi keseluruhan atau

    dalam banyak kasus tidak dibutukan keseluruhannya.

    Gambar 2-1. Presentasi logic dari sebuah relay proteksi

    Desain khusus dan fiture yang ada sangat variatif dan tergantung

    kebutuhan, fabrikasi berbeda, dan prioda desain particular yang

     berbeda. Awalnya semua relay proteksi memiliki tipe yang sama, yaitu

    tipe elektromekanis yang sampe sekarang masih banyak digunakan,

    namun tipe solod state juga semakin luas penggunaannya.

    Meski kecemdrungan ini semakin meningkat, mungkin

    membutuhkan waktu lama sebelum tipe elektromekanis betul-betul

    ditinggalkan.Peralatan tipe solid memiliki keunggulan dalam akurasi

    waktu, sensor frekuensi, dan untuk system butuh keputusan logic yang

    lebih dari satu. Solodstate umumnya digunakan pada system tenaga

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    8/21

    7

    tegangan rendah dimana relay dan PMT keduanya merupakan satu

    kesatuan.

    gambar 2-2. Tipikal representatip relay proteksi yang digunakan

    bagi proteksi system tenaga 

    Penggunaan relay elektromekanis dalam system ini dirasakan

    kurang akurat, kadang kala tidak sensitive, dan sukar melakukan

     pengujian. Saat ini relay tipe solidstate semakin banyak dipakai dalam

    system tenaga listrik.

    2.1.2  Klasifikasi Relay Proteksi

    1.  Berdasarkan besaran input

    -  Arus [I] : Relay arus lebih (OCR) dan relay arus kurang (UCR)

    -  Tagangan [V] : Relay tegangan lebih [OVR] dan relay tegangan

    kurang [UVR]

    -  Frekuensi [f] :Relay frekuensi lebih [OFR] dan relay frekuensi

    kurang [UFR]

    -  Daya [P,Q] : Relay daya Max / Min relay arah / Directional

    Relay daya balik

    2. 

    Berdasarkan karakteristik waktu kerja

    -  Seketika [ relay instan / moment / high speed ]

    -  Penundaan waktu [ time delay ]

      Definite time relay

      Inverse time relay

    Kombinasi instan dengan tunda waktu

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    9/21

    8

    3.  Berdasarkan jenis kontak

    -  Relay dengan kontak dalam keadaan normal terbuka [ normally

    open contact ]

    Relay dengan kontak dalam keadaan normal tertutup [ normally

    close contact ]

    4. 

    Berdasarkan fungsi

    -  Relay proteksi

    -  Relay monitor

    -  Relay programing : Recloseing relay synchron check relay 

    -  Relay pengaturan [ regulating relay ]

    Relay bantu sealing unit , closing relay, dan tripping relay 

    5.  Berdasarkan prinsip kerja

    -  Tipe elektromekanis

    a.  Tarikan magnet : - tipe plunger  

    - tipehiged armateur  

    - tipe tuas seimbang

     b. Induksi : - tipe shaded pole 

    - tipe KWH

    - tipe mangkok [ Cup ]

    -  Tipe Thermis 

    -  Tipe gas : relay buccholz  

    -  Tipe tekanan : preasure relay 

    -  Tipe static [ Elektronik ]

    2.2  Transformator

    Tranformator adalah alat yang digunakan untuk memindahkan energylistrik arus bolak-balik dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain dengan

     prinsip kopel magnetik. Tegangan yang dihasilkan dapat lebih besar atau

    lebih kecil dengan frekuensi yang sama.Tranformator ada beberapa macam

    yaitu tranformator distribusi dan tranformator arus.

    2.2.1  Tranformator distribusi

    Tranformator distribusi adalah untuk mengurangi tegangan utama

    dari system distribusi listrik untuk tegangan pemanfaatan penggunaan

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    10/21

    9

    konsumen.Tranformator distribusi yang umum digunakan adalah

    tranformator  step-down  20kV/400V.tegangan fasa ke fasa system

     jaringan tegangan rendah adalah 380 V. karena terjadi drop tegangan,

    maka pada tegangan rendahnya dibuat diatas 380V agar tegangan di

    ujung penerima tidak lebih kecil dari 380V. sebuah tranformator

    distribusi perangkat statis yang dibangun dengan dua atau lebih gulungan

    digunakan untuk mentranfer daya listrik arus bolak-balik oleh induksi

    elektro magnetic dari satu sirkuit ke yang lain pada frekuensi yang sama

    tetapi dengan nilai-nilai yang berbeda tegangan dan arusnya.

    Tranformator distribusi yang terpasang pada tiang dapat di

    kategorikan menjadi :

    1.  Confentional transformer  

    2.  Completely self-protecting ( CSP ) transformer  

    3.  Completely self-protecting for secondaru banking ( CSPB )

    transformer  

    Confentional transformer   tidak memiliki peralatan proteksi

    terintegrasi terhadap petir, gangguan dan beban lebih sebagi bagian dari

    trafo. Oleh karena itu dibutuhkan fuse cutout untuk menghubungkan

    Confentional transformer dengan jaringan distribusi primer.  Lightning

    arrester juga perlu ditambahkan untuk trafo jenis ini.

    Completely self-protecting ( CSP ) transformer   memiliki

     peralatan proteksi terintegrasi terhadap petir, beban lebih, dan hubung

    singkat.  Lightning arrester   terpasang langsung pada tangki trafo sebagai

     proteksi tehadap petir.Untuk proteksi terhadap beban lebih, digunakan

    fuse yang dipasang didalam tengki. Fuse ini disebut weak link . Proteksitrafo terhadap gangguan internal menggunakan hubung proteksi internal

    yang di pasang antara belitan primer dengan bushing primer.

    Completely self-protecting for secondaru banking ( CSPB )

    transformer mirip dengan CSP transformer , tetapi pada trafo jenis ini

    terdapat sebuah circuit breaker  pada sisi sekunder, circuit breaker ini

    akan membuka sebelu, weak link  melebur.

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    11/21

    10

    2.2.1.1  Kontruksi tranformator

    Tranformator merupakan alat listrik statis yang digunakan

    untuk memindahkan daya dari satu rangkaian ke rangkaian lain

    dengan mengubah tegangan, tampa mengubah daya dan

    frekuensi. Tranformator terdiri dari dua kumparan yang saling

     berinduksi ( mutual inductance). Kumparan ini terdiri dari lilitan

    konduktor berisolasi sehingga kedua kumparan tersebut terisolasi

    secara elektrik antara yang satu dengan yang lain.

    Gambar 2-3. Kontruksi dasar tranformator

    Besar tegangan dan arus pada kumparan sekunder diatur

    menggunakan perbandingan banyaknya lilitan antara kumparan primer dan kumparan sekunder berdasarkan rumus :

     

    Dimana :

     Np = Banyaknya lilitan kumparan sisi primer

     Ns = Banyaknya lilitan kumparan sisi sekunder

    Vp = Tegangan sisi primer (V)

    Vs = Tegangan sisi sekunder (V)

    Ip = Arus sisi primer (Amp)

    Is = Arus sisi sekunder (Amp)

    2.2.1.2  Prinsip kerja tranformator

    Tranformator memiliki dua kumparan yaitu kumparan

     primer dan kumparan sekunder, dan kedua kumparan ini bersifat

    induktif. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber

    tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncuk

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    12/21

    11

    didalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut

    membentuk jaringan tertutup maka mengalir arus primer.

    Akibatnya fluks di kumparan primer terjadi induksi (  self

    induction ) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena

     pengaruh induksi dari kumparan primer atau di sebut sebagai

    induksi bersama ( mutual induction) yang menyebabkan

    timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah

    arus sekunder jika rangkaian sekunder dibebani, sehingga energy

    listrik dapat di transfer keseluruhan.

    e = (-) N 

    ( volt )

    dimana :

    e = Gaya gerak listrik (Volt)

     N = Banyak lilitan

     

      = Perubahan fluks magnetic (weber/sec)

    2.2.2  Tranformator Arus

    Tranformator arus atau Current Tranformer (CT) adalah

    transformator yang berfungsi untuk :

    1.  Memperkecil besaran arus listrik (Ampere ) pada system tenaga

    listrik menjadi besaran arus untuk system pengukuran dan proteksi.

    2.  Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu

    memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangan tinggi.

    3.  Memungkinkan standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder.

    Gambar 2-4. Tranformator Arus

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    13/21

    12

    Prinsip kerja Tranformator arus pada dasarnya sama dengan

    tranformator daya. Jika pada kumparannya primer mengalir arus I1,

    maka pada kumparan primer timbul gaya gerak magnet N1I1.

    Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti, kemudian

    membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan sekunder. Jika

    kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir

    arus I2, arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N1I1 pada kumparan

    sekunder. Bila trafo tidak mempunyai rugi-rugi (trafo ideal) berlaku

     persamaan :

     N1I1 = N2I2 Atau

     

    Dimana :

     N1 : jumlah belitan kumparan primer

     N2 : jumlah belitan kumparan sekunder

    I1 : arus kumparan primer

    I2 : arus kumparan sekunder

    2.3  Relay Arus Lebih (OCR)

    Relay arus lebih adalah relay proteksi yang memberikan respon

    dengan adanya arus tertentu dan vara kerjanya simple dan harganya lebih

    murah. Proteksi arus lebih berbeda dengan proteksi beban lebih.Dimana

     proteksi arus lebih adalah untuk mengamankan arus gangguan dan proteksi

     beban lebih untuk pemakaian beban.

    Rele arus lebih induksi piringan (disk ) memberikan waktu operasi

    invers dengan suatu karakteristikwaktu minimum tertentu (definite minimum

    time). Relay mempunyai dua elektromagnit, elektromagnit bagian atas

    mempunyai dua lilitan yang terdiri dari prime dan sekunder yang di

    hubungkan ke tranformator arus (CT) dari saluran untuk daerah pengamanan

    dan membuka dengan waktu yang dapat ditentukan. Seperti gambar dibawah.

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    14/21

    13

    Gambar 2-5. Relay tipe induksi piringan (disk )

    Tipe relay ini terdiri dari implementasinya terdiri dari tiga kutub

    electromagnet. Tenaga untuk operasi relay adalah menggunakan lilitan pada

     pusat kutub inti. Salah satu kutub bagian luar dilengkapi dengan lilitan

    dengan suatu kelembatan dan kutub yang satu lagi tanpa lilitan.Arus (I) pada

    lilitan utama menghasilkan flux (), yang dihasilkan melalui piringan sampe

    ke penjaga (keeper ).ini mengarah ke L sebelah kiri dan R  sebelah kanan,

    maka  = L + R . Dihubung singkatnya lilitan ketinggalan pada kaki kiri

    menyebabkan L ketinggalan dari R  dan . Dengan fundamental arus fick-

    up dimasuki, maka torsi dari magnit yang cukup untuk menjadi sumber

     pengendalian dan menyebabkan piringan mulai bergerak. Torsi ini

    mengakibatkan interaksi antara piringan dengan arus yang dihasilkan dari

    masing-masing kutub dan dua kutub flux yang lain.

    Standart kurva karakteristik arus  –   waktu dari inverse time over

    current   relay diperlihatkan pada gambar dibawah (IEEE standart inverse-

    time, vol.14 1996)

    Gambar 2-6. Kurva dari karakteristik inverse time over current relay

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    15/21

    14

    Berhubung dengan persamaan pada tipe relay induksi piringan yang

     berputar maju posisi penuh. Torsi operasi adalah sebanding untuk akar-akar

    arus dan sama dengan penjumlahan dari moment inersia waktu piringan

    dipercepat.

    Maka untuk pengaturan tosi memberikan persamaan dibawah

     K  I .I 2 = m

     + K d 

    +

      +  S

    Dengan :

      = putaran piringan

    max = putaran piringan untuk kontak menutup

    K I  = hubungan arus dengan torsi konstan

    m = momen inersia piringan

    K d  = factor tarikan magnit

    S  = torsi awal

    F  = torsi maximum

    Momen inersia dari piringan kecil maka diabaikan dan sumber torsi

    digambarkan konstan, sebab dari gradient kompensasi menambah torsi yang

    menyebabkan memperlambat dari piringan, maka persamaan diatas dapat

    disederhanakan

     K  I  . I 2 -  S  = K d 

     

    Konstanta K I dapat dihilangkan dengan mengenal M yang mana ratio

    dari arus masukan I untuk memulai menggerakkan piringan (arus pick up)

     bila M = I/Ipu. Maka integral persamaan diatas

     = ∫

    ( M2  –  1 )dt

    Dengan T0  adalah waktu yang dibutuhkan untuk putaran piringan

    untuk putaran penuh. Persamaan integral di atas sama-sama dibagi dengan  

    maka pesamaan dinamik

    ( M2 –  1 )dt = ∫

    dt = 1

    t(I) adalah karakteristik arus waktu dan konstanta A = K d/ S . terakir

     persamaan waktu adalah

    t(I) =

       =

     

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    16/21

    15

    Tersambungnya kontak-kontak tergantung pada nomor lilitan yang

    digunakan dan dapat diatur dengan memberikan arus setting yang diinginkan.

    Dengan terminalnya terdiri dari tujuh tap untuk batas dari 50% - 200% dalam

     batas 25 %. Jika relay kembali merespon untuk gangguan maka tingkatan

    disusun untuk memberikan batas 10% - 70%. Penyesuaian dari setting arus

    adalah dengan memasukan satu pin antara sumber jepitan dibebani dari soket

     jembatan (pada nilai batas). Ketika pin ditikar berarti menukan nilai setting

     pada relay. Relay dengan otomatis untuk setting yang paling tinggi,

    selanjutnya tranformator arus sekunder (CTs) tidak membuka rangkaian.

    Lilitan kedua, merupakan kekuatan induksi dari sisi primer, dan dihubungkan

    seri pada lilitan magnit.

    Relay arus lebih tipe induksi memberikan waktu operasi inverse 

    dengan satu karakteristik waktu minimum tertentu (definite minimum time).

    Relay mempunyai dua elektromagnet. Elektromagnet bagian atas mempunyai

    dua lilitan yang terdiri primer dan sekunder yang dihubungkan ke

    tranformator arus (CT) dari saluran untuk darah pengamanan dan membuka

    dengan waktu yang ditentukan.Tersambungnya kontak-kontak tergantung

     pada nomor lilitan yang digunakan dan dapat diatur dengan memberikan arus

    setting yang diinginkan. Dengan terminalnya terdiri dari tujuh tap untuk batas

    dari 50% - 200% dalam batas 255. Jika relay kembali merespon untuk

    gangguan tanah maka tingkatan disusun untuk memberikan batas 10% - 70%.

    Penyesuaian dari setting arus adalah dengan memasukkan suatu pin antara

    sumber jepitan dibebani dari soket jembatan (pada nilai batas). Ketika pin

    ditukar berarti menukar nilai setting pada relay. Relay otomatis dengan

    setting paling tinggi. Selanjutnya tranformator arus sekunder (CTs) tidakmembuka rangkaian.Lilitan kedua, merupakan kekuatan induksi dari sisi

     primer, dan dihubungkan seri dengan lilitan pada magnit.

    Torsi pada relay arus lebih elektromekanik tipe induksi persamaannya

    adalah :

    T = k . I2rms –  k 2

    Dengan Irms = Arus rms yang lewat pada lilitan

    K 2 = Torsi kerja dari sumber

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    17/21

    16

    Piringan alumunium akan mengerakkan kontak yang mana menutup kedua

    ujung kontak (kontak menutup), ketika piringan mempunyai rotasi sudut,

    dapat diatur 0o –  360o dan tergantung kepada settin relay.

    2.4 

    Relay Differensial

    Sebuah relay differensial didefinisikan sebagai relay yang bekerja

    ketika perbedaan fasor dari dua atau lebih listrik melebihi jumlah yang

    ditentukan. Hampir seluruh tipe relay, ketika dihubungkan dengan cara

    tertentu dapat bekerja menjadi relay differensial. Relay differensial bekerja

    dengan membandingkan nilai arus pada CT sisi kumparan primer dan CT sisi

    kumparan sekunder. Apabila selisih antara kedua CT tersebut melebihi

    nilaisetelan maka relay akan trip.

    Kebanyakan relay differensial adalah tipe “differensial arus”. Tipe

    relay differensial ini mungkin bekerja kurang akurat dengan gangguan (misal

    eksternal) seperti CT yang sama tidak memiliki arus sekunder yang sama

    terhadap kesalahan konstruksional atau di bawah kondisi gangguan dapat

    menyebabkan terjadinya saturasi pada CT, adanya arus sekunder yang tidak

    sama dan perbedaan arus sekunder dapat menyebabkan pendekatan nilai

     pickup relay. Kekurangan ini ditanggulangi dalam relay differensial tipe

     persentase (percentage differential relay). Gambar 2-7, menunjukkan

    hubungan rangkaian sederhana untuk relay.

    Arus differensial dalam operating coil Iop adalah IAe – IBe, sementara

    arus dalam restraint coil R adalah (IAe+ IBe)/2, karena operating coil

    dihubungkan ke restraint coil. Dengan kata lain jumlah lilitan pada restraint

    coil adalah N, total ampere turn IRT adalah IAe N/2 + IBe N/2 atau sama dengan

     jika (IAe+ IBe)/2 mengalir melalui seluruh kumparan.Karakteristik kerja relay tipe ini ditunjukkan pada Gambar 2-8,

    kecuali pada arus rendah, rasio dari arus operasi differensial terhadap arus

    restraint rata-rata adalah persentase yang sesuai.

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    18/21

    17

    Gambar 2-7 Rangkaian ekivalen relay differensial

    Gambar 2-8 Karakteristik Kerja Relay Differensial

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    19/21

    18

    III. DESAIN FLOWCHART

    START

    PENGAMBILAN DATA

    -single line diagram

    - trafo

    - generator 

    -beban

    Inisialisasi populasi

    PENGATURAN OCR 

     Apakah terjadi

    kegagalan koordinasi

    END

    Tidak

    Run short circuit

    PERBAIKAN

    YA

     

    Gambar 3.1. Diagram alir Pemodelan Koordinasi Proteksi Relay arus

    lebih

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    20/21

    19

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Gajić,Z.2007.Design principles of high performance numericalbusbar

    differential protection. Relay Protectionand Substation Automation ofModern

     Power Systems(Cheboksary, September9-13, 2007).

    [2] Blackburn,J.Lewis&Domin ,Thomas J.2007, Protective Relaying Principles

    and Applications ThirdEdition.CRCPress.USA.

    [3] PT. PLN (Persero) P3B Sumatera UPT Padang, “Relay dan Kontrol,” Padang. 

    [4] Ir. H. Hazairin Samaulah, M. Eng, Ph. D, “Dasar -Dasar Sistem Proteksi

    Tenaga Listrik,” Palembang:UNSRI, 2000. 

    [5] Stevenson. Jr and William. D, “Analisis Sistem Tenaga Listrik Edisi

    Keempat,” Jakarta:Erlangga, 2005.

    [6] Juan M. Gers and Edward J. Holmes, “Protection of Electricity Distribution

     Network 2nd Edition,” The Institution of Electrical Engineers, London, United

    Kingdom, 2004.

    [7] Francisco das Chagas, Fernandes Guerra and Wellington Santos Mota,

    ”Current Transformer Model,” IEEE Transaction Power Delivery, vol. 22, no.

    1, January 2007.

    [8] Soni Gupta and Bhatnagar, “A Course in Electrical Power,” Delhi: Dhan pat

    Rai and Sons, 1977.

    [9]Sandro G.A Perez, “Modeling Relays for Power System Protection Studies”,

    Thesis:Department of Electrical Engineering, University of Saskatchewan,

    canada. 2006.

    [10] zknn, “Sistem Proteksi Tenaga Liatrik”, Universitas Sumatra Utara.[11] Hendra Marta Yudha, Ir,MSEE, “Rele Proteksi –  Prinsip dan Aplikasi”,

    Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Unsri.

    [12] ZhihuanLi, Yinhong Li,XianzhongDuan, MultiobjectiveOptimal

    ReactivePowerFlow UsingElitist Nondominated SortingGenetic

    Algorithm:Comparison andImprovement, Journal of Electrical

     Engineering&Technology Vol. 5, No. 1, pp. 70~78, 2010 

  • 8/16/2019 1212913 SELVI AGUSTINA NURCAHYA.pdf

    21/21

    20