1.2009 rusydiana ekonomi islam substantif (naskah isi)

Upload: arif-yulianto

Post on 09-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku Islam

TRANSCRIPT

  • 1Ekonomi Isl am Substant i f

    Riset Ekonomi Islam:Peluang dan Tantangan

    ...sebagai sebuah ilmu, semestinya Ekonomi Islam juga bukan hanyaperlu ditransformasikan ke dalam tataran praktis-implementatif,tapi harus pula diiringi dengan perkembangan di sisi akademis-teoretis. Keduanya mesti berjalan beriringan. Tidak kemudian satuberlari dan yang lainnya berjalan di tempat...

    Hari ini, dunia sedang dikejutkan dengan perkembangan yangmencengangkan akan sebuah disiplin ilmu yang sesungguhnyabukanlah barang baru- yang dipastikan paling banyak menyentuhproblem masyarakat dunia. Saat ini ekonomi Islam sedang mengalamieuforia, baik di negara berkembang, atau di negara maju sekalipun.Industri keuangan serta bentuk lembaga ekonomi Islam lain tumbuhdi seantero jagat, mulai dari Timur Tengah, kawasan Asia hingganegara-negara Barat seperti Inggris. Di Indonesia, ekonomi Islamsebagian besar mengejawantah menjadi industri keuangan syariah,utamanya Bank Syariah yang juga menjadi entitas yang paling lakudijual pasca krisis moneter 1997.

  • 2 Ekonomi Isl am Substant i f

    Jika kita menggunakan kacamata kritis, maka di sana ada halyang patut kita perhatikan. Perkembangan ekonomi Islam di tataranpraktik, tidak diimbangi dengan pengembangan ekonomi Islam padasisi teori. Padahal, sebagai sebuah ilmu, semestinya ekonomi Islamjuga bukan hanya perlu ditransformasikan ke dalam tataran praktis-implementatif tetapi harus pula diiringi dengan perkembangan disisi akademis-teoretis. Keduanya mesti berjalan beriringan. Tidakkemudian satu berlari dan yang lainnya berjalan di tempat. Danberpijak dari argumentasi inilah, riset-riset pengembangan keilmuanekonomi Islam menjadi amat penting.

    Seperti yang telah kita ketahui, dalam peta pemikiran danpengembangan ekonomi Islam saat ini terdapat tiga arus pemikiranutama, yakni: Pertama, Mazhab Baqir al-Sadr dengan tokohutamanya Baqir Sadr dan Ali Syariati. Aliran ini memiliki paham bahwaterdapat perbedaan mendasar antara ilmu ekonomi dan Islam. Danoleh karenanya, istilah ekonomi harus diganti dengan kata Iqtishad.Mazhab ini pula cenderung tidak menyetujui aksioma ekonomikonvensional limited resources-unlimited wants. Kedua, MazhabMainstream dengan tokoh-tokohnya: M.A. Mannan, Umer Chapra,Nejatullah Siddiqi, Monzer Kahf dan Anas Zarqa. Jika yang pertamaberwarna fundamentalis, yang kedua ini lebih bersifat jalan tengahdalam penyikapan terhadap ekonomi konvensional. Dan karenasifatnya yang moderat, mazhab ini menjadi paling dominan. Ide-ideyang ditawarkan menggunakan economic modelling dan metodekuantitatif, serta didukung oleh lembaga-lembaga besar yangmendukung untuk pengkajian dan publikasi hasil-hasil kajian mereka.Mazhab ketiga dan yang paling kritis adalah Mazhab Alternatifdengan pionernya Timur Kuran dan Muhammad Arif. Aliran ketigaini mengajak umat Islam untuk bersikap kritis tidak saja terhadapkapitalisme dan sosialisme, tetapi juga terhadap ekonomi Islam yangsaat ini berkembang. Menurut pendapatnya Islam pasti benar. Akan

  • 3Ekonomi Isl am Substant i f

    tetapi ekonomi Islam belum tentu benar sebab ia hanya merupakaninterpretasi manusia terhadap ajaran Islam.

    Adanya perbedaan tiga mazhab pemikiran kontemporertersebut, menurut penulis menunjukkan bahwa ekonomi Islamadalah dinamis dan di kemudian hari mampu mewujud dalampengertiannya sebagai sebuah sistem (Islamic Economic as a System)dan bukan hanya definisinya sebagai sebuah ilmu (as a Science).

    Pengembangan Teori

    Dalam hal pengembangan ekonomi Islam yang bersifatakademis-teoretis, Islam memiliki paradigma tersendiri. Pertama, isu-isu dan masalah hangat yang sedang dihadapi didekati denganmelihat pengalaman-pengalaman ekonomi (behavior) negara Muslimmasa silam dengan segala khazanahnya. Tidak cukup dengan itu,masalah yang ada kemudian dianalisis dengan pendekatan ekonomikontemporer dengan tools analysis modern.

    Setelah menghasilkan postulat-postulat, aksioma dan teori-teori ekonomi Islam hasil pengalaman empiris, kemudian ditelurkanmenjadi bentuk institusi-institusi dan kebijakan negara yang sifatnyamakro dan terintegrasi. Ketika terdapat kekurangan danketaksempurnaan, dilakukanlah feedback (baca: evaluasi) sehinggadalam jangka panjang model-model yang tadi telah dihasilkan akanmenjadi lebih sempurna, establish dan relatif dapat diaplikasikanpada sebanyak-banyaknya tempat dan waktu.

    Beberapa Rintangan

    Untuk mencapai hasil yang maksimal, studi dan riset ekonomiIslam yang dilakukan tentu saja tidak terlepas dari rintangan-rintangan yang harus dihadapi. Menurut Siddiqi (2008), sedikitnyaterdapat enam rintangan yang menghambat kemajuan danperkembangan riset yang lebih mendalam tentang ekonomi Islam.Keenam hambatan itu adalah:

  • 4 Ekonomi Isl am Substant i f

    1. Ketiadaan studi-studi sejarah dalam riset.

    Ini berkaitan dengan kemampuan para peneliti mengaksessumber-sumber pengetahuan dari rujukan aslinya: bahasa Arab dantermasuk juga fiqh muamalah. Sehingga saat ini kita kehilanganagenda besar. Area riset tentang sejarah ekonomi masyarakat muslimmenjadi sangat kurang. Padahal selayaknya, para peneliti ekonomiIslam mesti mampu membaca bukan hanya sumber utama yakniAlquran dan Hadits serta sumber lain, tapi juga mengelaborasisejarah-sejarah bangsa muslim masa lampau. Karena dengan itu,kita akan mendapat ibar sehingga kita tidak akan terjerumus duakali ke dalam lubang kesalahan berekonomi yang sama.

    2. Kekurangan studi dan riset yang sifatnya empiris.

    Sudah menjadi rahasia umum bahwa ekonomi Islam saat inirelatif masih bersifat normatif. Ia kekurangan sisi empirisnya. Padahal,untuk mengembangkannya, mau tidak mau ekonomi Islammembutuhkan empirical data yang tak sedikit. Sehinggamemudahkan dalam menganalisis dan membuat model-modelpersamaan ekonomi baru. Tidak ada salahnya jika kita ikutmempelajari fakta-fakta ekonomi di negara-negara Barat sebagaibahan komparasi.

    3. Dukungan institusi yang tidak memadai.

    Tak ada uang, tiada kerja. Begitu pula riset. Maksudnya,pengembangan ekonomi Islam melalui riset-riset yang terpadumengharuskan dukungan institusi (dana) yang tidak sedikit. Namunsayangnya, jumlah pusat riset ekonomi Islam dunia saat ini masihdapat dihitung dengan jari. Apalagi di Indonesia. Yang ada hanyaterbatas pada pusat-pusat pelatihan dan short course yang memangdemandnya tinggi.

  • 5Ekonomi Isl am Substant i f

    4. Ketidaktaatan norma dan etika dalam riset dan publikasi.

    Hambatan riset ekonomi Islam lainnya adalah menyangkutplagiarisme. Sesungguhnya, jika melihat sejarah, para pakar keilmuanIslam dahulu sangat terkenal dengan orisinalitasnya. Justru pakar-pakar Baratlah yang ternyata banyak menjiplak karya-karya ulamamuslim tanpa etika dan norma yang baik dalam penulisan karyailmiah. Kepatuhan terhadap etika riset menjadi sebuah keharusan.

    5. Lemahnya visi penelitian.

    Harus kita akui bahwa visi penelitian yang dimiliki paraakademis Islam masih lemah. Padahal semestinya kerja ilmiah paraintelektual muslim memiliki kontribusi positif terhadap pengembangankomunitas Islam. Para peneliti ekonomi Islam harus punya tanggungjawab sosial kepada masyarakat sehingga mampu menghasilkanprestasi, umpamanya: mengurangi kemiskinan, pengangguran, danmencapai pertumbuhan.

    6. Salah dalam memilah.

    Salah dalam memilah antara dimensi Ketuhanan (divine) danhumanitarian (kemanusiaan) terhadap pustaka dan warisan Islam.Mana yang fixed, dan mana yang variabel. Sehingga berdampakpada takutnya sang intelektual untuk melakukan ijtihad-ijtihadekonomi. Padahal sejatinya, ada kesepakatan terhadap landasanfilosofis, sumber pengetahuan dan prinsip umum ekonomi Islam,yakni Alquran dan Sunnah. Ada pula hal-hal yang variabel akibatperbedaan interpretasi terhadap sumber naql, pendekatan danmetodologi, serta tafsiran terhadap format sistem ekonomi Islam.

    Solusi Alternatif

    Rintangan-rintangan yang dihadapi di atas menjadi sebuahtantangan yang harus dituntaskan segenap intelektual Muslim.Upaya yang mungkin ditempuh adalah dengan mulai mencoba

  • 6 Ekonomi Isl am Substant i f

    mengalihkan sumber-sumber daya yang ada pada riset-risetpengembangan dengan efektif dan efisien. Selain itu juga denganmemberi keleluasaan yang lebih besar terhadap institusi-institusi risetdengan memprioritaskan penelitian yang lebih penting dan manfaatuntuk kepentingan masyarakat banyak. Yang lain dan tidak kalahpenting, para peneliti dan pengembang ekonomi Islam harus mampumengembalikan kepercayaan diri: Berani untuk menjadi seorangmujtahid yang jujur dan beretika. Wallahu alam. (Aam SlametRusydiana)

  • 7Ekonomi Isl am Substant i f

    Selamat Datang Dinar

    dinar tidak bisa dibuat untuk spekulasi. Ia tidak bisa dimainkansebagai komoditas yang bisa diperdagangkan. Celah memper-dagangkannya memang masih ada. Tapi ketiadaan margin daritransaksinya membuat keengganan para spekulan di manapun

    Hadirnya mata uang berbasis emas di Indonesia bukan lagisekedar angan, walau masih jauh panggang dari api setidaknyadiskursus mengenai penggunaan mata uang dinar kembali mencuatdi tengah ancaman inflasi yang mengkhawatirkan.

    Diyakini dinar bisa menjadi alternatif mata uang Indonesiasetelah sekian lama rupiah tidak mampu berkutik menghadapihantaman krisis moneter. Bagi yang mencermati, krisis selalumengajarkan banyak hal. Tentu saja banyak orang yang merasa gusar,mengapa perekonomian bisa terpuruk hanya karena nilai mata uangberubah. Hal ini bisa terjadi karena uang kertas yang ada saat inihanyalah legal tender, artinya hanya berupa dekrit negara yangmenganggap bahwa itu adalah uang.

  • 8 Ekonomi Isl am Substant i f

    Jika suatu saat hukum menyatakan itu bukan uang, makayang tersisa hanyalah tumpukan kertas berwarna yang tak memilikinilai dan makna. Padahal sejatinya uang adalah alat tukar yang dapatmenggantikan posisi barang. Keterpurukan rupiah terhadap dolarAS mendorong sebagian masyarakat melirik mata uang dinar. Lalutimbul pertanyaan, kenapa harus dinar? Ada beberapa alasan yangmelandasi.

    Pertama, dinar adalah mata uang yang stabil. Sejarahmembuktikan, sejak zaman Rasulullah dinar terbukti menjadi matauang yang paling stabil dibanding dengan mata uang manapun.Dinar tidak mengalami inflasi yang begitu besar. Penelitian yangdilakukan Prof. Roy Festrem dari Barkeley University menghasilkansebuah kesimpulan bahwa dalam kurun waktu 400 tahun hinggatahun 1976 harga emas konstan dan stabil. Justru nilai emas daritahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan. Tahun 1800 hargaemas persatu troy ons setara dengan 19,39 dolar AS, tapi pada tahun2004 dengan kadar yang sama harga emas sebesar 455,75 dolarAS.

    Artinya selama 24 tahun emas malah mengalami apresiasisebesar 2250 persen. Bandingkan dengan dolar yang dari tahun ketahun mengalami ketidakstabilan nilai. Menurut Miller, satu dolarsetelah 55 tahun terhitung sejak 1940-1995 hanya berharga 8 sen,yang berarti telah kehilangan 92 persen nilainya. Data dari WorldOutlook Report menyebutkan, sejak tahun 2002 nilai riil efektif dolarterus merosot dan terpangkas hingga 20 persen (Hamidi: 2007).Bagaimana dengan rupiah? Nasibnya jauh lebih parah. Dari tahunke tahun rupiah terus mengalami depresiasi terutama oleh dolar.Inflasi cenderung semakin naik. Devaluasi rupiah yang pernahdilakukan pemerintah menyebabkan harga-harga naik 2,5 hingga30 persen.

  • 9Ekonomi Isl am Substant i f

    Kedua, dinar tidak bisa dibuat untuk spekulasi. Ia tidak bisadimainkan sebagai komoditas yang bisa diperdagangkan. Celahmemperdagangkannya memang masih ada. Tapi ketiadaan margindari transaksinya membuat keengganan para spekulan di manapun.Hal ini karena sebagai mata uang dinar memiliki nilai intrinsik sesuaidengan beratnya masing-masing (4.25 gram emas 22 karat dantiga gram perak murni).

    Ketiga, pendayagunaan dinar-dirham secara fantastik praktisakan mengurangi ketergantungan tunggal terhadap dolar AS. Maknareflektifnya, akan semakin kecil kemungkinan negara pengguna dinarsetiap saat digoyang oleh hegemoni dolar dan para fund manageryang sejauh ini terus melakukan spekulasi secara destruktif untukkepentingannya sendiri. Kian mengecilnya ketergantungan terhadapdolar AS -dengan demikian- akan berkorelasi konstruktif terhadapupaya stabilisasi ekonomi makro dan mikro.

    Keempat, dinar tidak perlu menggunakan alat hedging sepertihalnya fiat money yang mesti melakukannya untuk melindungi diridari perubahan kurs. Ini karena dinar memiliki nilai intrinsik yangotomatis menjadi pelindung bagi dirinya sendiri. Meera (2004)menandaskan emas memiliki nilai intrinsik yang menjadi garansi danperlindungan dari kemungikinan gencetan situasi eksternal yang takdiinginkan. Emas menjadi bernilai bukan karena dekrit ataudiundangkan suatu negara sebagaimana fiat money tapi karenakandungan logam mulianya yang diakui semua orang.

    Sesuai dengan hukum aksi-reaksi, seiring dengan usahamenghidupkan kembali dinar, tentu saja akan ada usaha untukmerintanginya. Tantangan itu datang dari pihak-pihak yang merasakepentingannya terganggu oleh kehadiran mata uang dinar. Merekaadalah sebuah kekuatan yang tersistem dan mapan, yang menikmatikeuntungan besar dari perdagangan maya di pasar uang. Pertanyaan

  • 10 Ekonomi Isl am Substant i f

    dan penyataan kritis bernada penampikan pun mengemuka, apakahpenggunaan dinar sudah feasible dan applicable? Penerapan dinarterbukti tidak praktis dan tidak fleksibel, gagasan penerapan matauang dinar tak lebih dari upaya penerapan syariat Islam sebab dinaradalah mata uang khusus umat Islam. Dan lain sebagainya.

    Menjawab masalah feasible dan applicable tidaknyapenerapan dinar khususnya di Indonesia, penulis menganggap sangatmungkin dilakukan apalagi dengan persediaan emas di Indonesiayang cukup memadai. Malah penerapan dinar ini akan memotivasipemerintah untuk mengeksplorasi tambang-tambang emas yangmasih terpendam. Kemudian masalah dinar tidak praktis dan fleksibel,ini menjadi masalah klasik yang kerap dilontarkan. Para kritikus kerapmengajari pihak-pihak pengusung ide penerapan dinar untukberkaca pada sejarah. Dalam sejarah, dinar ditinggalkan karena faktortidak praktis dan sulit dibawa ke mana-mana. Argumennya, jika dinarditerapkan, bagaimana dengan transaksi-transaksi besar, apakah harusmembawa emas berkarung-karung atau sebesar jam dinding?

    Sebaliknya, dalam transaksi barang-barang remeh, sepertipermen, berapa standar emas yang mesti ditetapkan? Seiring dengankemajuan teknologi, emas sangat mungkin se-fleksibel fiat money.Dengan menggunakan pembayaran melalui digital gold, dinar tidakharus dibawa ke mana-mana. Pemerintah hanya menyediakan kartupembayaran semisal ATM sedangkan persediaan emas (dinar) yangdimiliki diletakkan di Bank. Untuk di pedesaan yang masih belumterjangkau kecanggihan digital gold, untuk sementara pemerintahbisa mengeluarkan uang kertas tetapi tetap di back up oleh emasseperti ketika diterapkannya sistem Bretton Woods. Sekali lagi, iniuntuk sementara waktu, pada saatnya sistem digital gold bisamenyeluruh hatta ke pelosok desa. Khusus transaksi barang-barangremeh, menarik gagasan Al-Maqrizi, untuk tetap menggunakan fulusatau dari bahan lainnya.

  • 11Ekonomi Isl am Substant i f

    Hambatan selanjutnya adalah efek psikologis kalangan non-muslim yang menganggap dinar adalah mata uang khusus umatIslam. Tantangan ini sebenarnya dapat dihilangkan dengan carasosialisasi yang gencar kepada masyarakat tentang sejarah dinar yangberasal dari kerajaan Bizantium di mana raja dan penduduknya padawaktu itu mayoritas beragama Nasrani. Cara lain -seperti dikatakanAdiwarman A. Karim- adalah dengan mengganti istilah Dinar menjadiGold Money.

    Ala kulli hal, sebagai negara dengan penduduk muslimterbesar di dunia, Indonesia diharapkan menjadi pioner penarapanmata uang dinar. Menarik sekali apa yang disampaikan oleh MennegBUMN Sugiharto usai membuka konferensi ke-12 uang logamASEAN di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (19/9/2005), Umat IslamIndonesia perlu satu means of currency, means of exchange yanganti-inflasi, antispekulasi dan antikezaliman, Semoga. (Mahbubi Ali)

  • 12 Ekonomi Isl am Substant i f

    Redesign Ekonomi Islam

    permasalahan ekonomi modern jelas berbeda dengan masalampau, sangat kompleks dan memerlukan dunia perbankan.Jangan sampai kenangan indah masa lalu membuat kita terjebakdalam kejumudan. Ingat, al-ashlu fil muamalah al-ibaahah. Makayang menjadi polemik bukanlah ada atau tiadanya bank syariah,tetapi posisinya dalam grand design ekonomi Islam

    Ekonomi Islam: Suatu Kajian Global

    Dalam diskursus ilmu ekonomi dalam beberapa dekadeterakhir, ekonomi Islam telah merebut perhatian para pemikirekonomi di seluruh dunia. Berbagai konferensi, workshop, seminar,kajian ilmiah, baik yang bersifat regional maupun internasional,internal muslim maupun eksternal non muslim, telah diadakan untukmerumuskan bentuk serta arah ekonomi Islam di dunia kontemporer.Hal ini tidak terlepas dari situasi sosial-politik yang menstimulasinya.Pertama, meredupnya sistem ekonomi ala Karl Marx akibatditinggalkan para pengikutnya setelah runtuhnya Uni Sovyet danEropa Timur karena terbukti tidak dapat menyelesaikan masalah

  • 13Ekonomi Isl am Substant i f

    masyarakat komunis. Kedua, keberhasilan semu sistem ekonomikapitalis: kemakmuran di negara-negara Barat dan kehancuran dinegara-negara miskin dan berkembang dengan indikatornya berupatingkat pendapatan nasional, jumlah pengangguran, utang luarnegeri, tingkat inflasi, dan lain-lain.

    Setelah konferensi ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976yang mencoba merumuskan bentuk perekonomian di negara-negaramuslim lalu di follow-up dengan pendirian Lembaga Riset EkonomiIslam Internasional di King Abdul Aziz University, Jeddah, secaraperlahan ekonomi Islam menemukan bargaining positionnya danmenjadi solusi alternatif dalam perhelatan ekonomi global. Ditandaidengan bermunculannya Lembaga Keuangan Syariah (LKS) terutamadalam sektor perbankan dan pasar modal. Lembaga keuanganinternasional seperti Citibank, HSBC, Allianz dan lainnya, berlomba-lomba meluncurkan produk maupun unit usaha berbasis syariah.

    Fenomena ini menimbulkan dua sudut pandang berbeda. Padakutub positif, ekonomi menjadi sarana dakwah Islam yang efektifdalam artian dapat dirasakan langsung manfaatnya secara lahiriah.Sedangkan pada kutub negatif, ekonomi Islam dijadikan komoditasuntuk memperkaya kaum kapitalis terutama untuk menarik dana-dana segar dari Timur Tengah. Hal inilah yang seharusnya menjadipemikiran para ekonom muslim, jangan sampai terjadi pergeseranyang fundamental dalam pergerakan ekonomi Islam: sebagai saranadakwah dan perjuangan menuju kesejahteraan umat menjadikomoditas dan sarana imperialisasi negara muslim.

    Perbankan dalam Struktur Ekonomi Syariah

    Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam desain ekonomi Islamsekarang, sektor perbankan dan keuangan menjadi sangat dominandan dianggap sebagai sisi yang paling rasional untuk dikembangkan.Padahal ekonomi Islam seperti yang disampaikan Umer Chapra dalam

  • 14 Ekonomi Isl am Substant i f

    The Future of Economic meliputi seluruh aspek ekonomi. Hal ini terjadikarena sektor perbankan telah menjadi trend-setter ekonomi duniakarena paradigma umum yang menjadikan uang sebagai komoditasyang tak pernah terlepas dari bunga (interest). Uang dan bungamenjadi suatu kesatuan (dwi tunggal) yang saling menopang sebagaialat pemupuk kekayaan. Perbankan pun menjadi wadah palingstrategis untuk mempraktikkan konsep ini. Ekonomi Islam yangmerupakan pemain baru mau tak mau ikut dalam arena yang telahtersedia walaupun dengan pembatasan-pembatasan syariah(Tamanni, 2005). Maka wajarlah, kritik tajam terhadap perbankansyariah terus bermunculan seperti buku The Fallacy of IslamicBanking karya Umar Vadillo. Akibat yang terjadi adalah penyempitanserta pergeseran pemahaman terhadap ekonomi Islam itu sendiridan mengidentifikasikannya sebagai perbankan syariah. Padahal,dalam sejarah pemikiran ekonomi Islam klasik yang memunculkannama-nama seperti: Zaid bin Ali, Abu Hanifah, al-Auzai, Abu Yusuf,Abu Ubaid, al-Ghazali, sampai Ibnu Khaldun, analisis ekonomimencakup seluruh aspeknya seperti teori makro-mikroekonomi,struktur keuangan publik, pengentasan kemiskinan dan perwujudankemakmuran, mekanisme pasar dan harga, perdagangan, sampaimasalah politik-ekonomi. Yang menjadi pertanyaan adalah, salahkahjika pengembangan perbankan syariah menjadi langkah awal dalammewujudkan konsep ekonomi Islam yang kaffah?

    Kehadiran LKS dalam setting ekonomi modern adalah suatukeharusan. Sangat sulit dibayangkan jika desain ekonomi Islammenegasikan sektor perbankan dan pasar modal. Kita akui bahwalembaga intermediasi semisal bank nyaris tidak ada dalam sejarahekonomi Islam, yang populer adalah pembiayaan langsung ataupembayaran langsung. Namun permasalahan ekonomi modern jelasberbeda dengan masa lampau, sangat kompleks dan memerlukandunia perbankan. Jangan sampai kenangan indah masa lalu

  • 15Ekonomi Isl am Substant i f

    membuat kita terjebak dalam kejumudan, ingat al-ashlu filmuamalah al-ibaahah. Maka yang menjadi polemik bukanlah adaatau tiadanya bank syariah, tetapi posisinya dalam grand designekonomi Islam.

    Blue Print Ekonomi Syariah Global

    Melihat berbagai persoalan di atas, sudah saatnya negara-negara muslim di seluruh dunia membuat cetak biru ekonomi Islamyang utuh dan menyeluruh dalam rangka mengubah pemikiranekonomi Islam menjadi gerakan ekonomi Islam. Dengan begitustarting point, arah perjuangan, dan target-targetnya menjadi jelas.Cetak biru ini dapat mencontoh model-model ideal yang pernahada sebagai bahan acuan. Namun sekali lagi, tidak terjebak pada -meminjam istilah Dawam Rahardjo- glorifikasi atau nostalgiakejayaan masa lampau. Tidak mungkin kita mengadopsi secara utuh(totally adopted) sistem ekonomi di masa Umar bin Abdul Aziz ataudi masa kegemilangan Islam yang lain. Namun setidaknya persentasekemiskinan yang mendekati nol dan penggunaan tenaga kerja penuh(full employment) dapat menjadi landasan berpikir yang ideal danlogis, tidak utopis.

    Dalam penyusunan cetak biru ini, ada beberapa prasyarat(prequisite) yang harus dipenuhi demi kesempurnaannya. Pertama,adanya prioritasisasi pengembangan ekonomi Islam dalam skalaglobal. Sektor apakah paling strategis untuk dikembangkan danbagaimana caranya. Hal ini dapat ditempuh dengan terusmengadakan kajian ilmiah, seminar dan penelitian, yang tidak parsialdan dapat menjawab tantangan ekonomi kontemporer. Hal ini jugaharus mempertimbangkan situasi dan kondisi ekonomi yang telahterbentuk agar tepat sasaran.

    Kedua, menggagas kesamaan visi dan misi perjuangan.Menuangkannya dalam gradualisasi atau pentahapan-pentahapan

  • 16 Ekonomi Isl am Substant i f

    dengan target yang terukur, baik khusus maupun umum. Sepertiyang Rasulullah saw contohkan dalam pengharaman khamr,penghapusan sistem ribawi pun tidak bisa dilakukan secara radikaldan tergesa-gesa. Kesamaan pola pikir ini diharapkan dapatmeminimalisir pertentangan internal yang mengganggu efektivitasgerak.

    Ketiga, memiliki parameter dari sudut pandang yang jelas.Pada sisi ini, para mujtahid ekonomi harus mampu mengeksplorasiAlquran dan Sunnah serta korelasinya dengan realitas (al-waqi) yangada di komunitas ekonomi. Maqasid as-Syariah harus digali lebihmendalam karena ia merupakan parameter akhir yang mengindi-kasikan bahwa Islam telah benar-benar diterapkan (totally aplicated).

    Terakhir, Blue Print ini tidak boleh memarjinalkan aspek Islamyang lain di luar ekonomi. Karena di sinilah inti ekonomi Islam itusendiri. Mengaitkan spiritualitas, universalitas, dan aktivitas ekonomi.Seperti yang disampaikan oleh Hasan Turabi dalam Fiqih Demokratis(2001), jangan sampai tersebar kemusyrikan ekonomi di masyarakatIslam: penilaian atas kemakmuran umat menggunakan tolak ukurekonomi semata, tidak dengan yang lain. (Muhamad Jarkasih)

  • 17Ekonomi Isl am Substant i f

    Distorsi Distribusi Harta

    dengan lancarnya skema dan syariat zakat, akan menambahpendapatan masyarakat sehingga apa yang dinamakan dalamistilah ekonomi dengan MPC (marginal propensity to consume)atau tambahan alokasi pendapatan untuk konsumsi masyarakatmiskin akan meningkat pula. Implikasinya, daya beli masyarakatuntuk memenuhi kebutuhan dasar dengan sendirinya akanmeningkat...

    Akhir-akhir ini kita semua tersentak mendengar dan membacaberbagai pemberitaan di media massa tentang Indonesia yangkonon katanya sebagai negara penghasil beras, lumbung padi yangcukup besar. Negara dengan kekayaan alam yang sangat melimpah,ditambah dengan predikat sebagai negara dengan jumlah populasimuslim terbesar di dunia, kini sebagian rakyatnya ternyata masihbanyak yang mengalami kekurangan gizi, malnutrisi atau busunglapar.

    Sebuah paradoks memang. Namun hal ini setidaknyamenggambarkan kepada kita bahwa selama ini kekayaan atau harta

  • 18 Ekonomi Isl am Substant i f

    yang ada masih terkonsentrasi pada sebagian orang kaya saja.Dengan kata lain telah terjadi distorsi distribusi pada harta.Persaudaraan dan kasih sayang masih hanya sebagai wacana publikbelaka tanpa realisasi. Jiwa-jiwa Umar bin Khattab yang selaluberkeliling melakukan ronda malam guna memastikan seluruhrakyatnya tidur dalam keadaan sudah terpenuhinya hak mereka dandengan rela memanggul sendiri gandum ketika didapati ada rakyatnyayang belum makan, sepertinya belum tertanam dan terbentuk padaspirit penguasa sang pemegang amanah di negeri ini.

    Tidak diragukan lagi bahwa busung lapar, malnutrisi, atauapapun namanya adalah akibat dari kemiskinan di mana masyarakattidak mampu memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) merekasendiri karena daya beli yang mereka miliki sangat rendah.

    Lantas sebagai saudara mereka, apakah kita akan selamanyadiam, hanya mencela dan menyalahkan ini semua pada kemalasanmereka sehingga mereka miskin? Atau kita menyalahkan sepenuhnyapada para tetangga sekitar yang tak acuh atas nama dogma agamayang memang telah memvonis mereka (tetangga yang tak acuhpada kemiskinan tetangganya) sebagai orang-orang yang belumsempurna keimanannya tanpa adanya tindakan nyata dari kita sendiri?Ataukah kita hanya bisa mencibir pemerintah yang menyatakanpenyakit ini sebagai kejadian luar biasa?

    Tidak salah jika agama Islam telah memperingatkan umatnyaagar harta kekayaan jangan hanya beredar pada sebagian orangkaya saja. Karena memang beragam permasalahan sosial maupunekonomi berpangkal dari tidak lancarnya distribusi harta ini. Salahsatunya adalah problematika merebaknya penyakit busung laparini. Itulah mengapa prinsip distribusi kekayaan dalam ekonomi Islamadalah pemerataan pendapatan walaupun bukan berarti mesti samarata. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat al-Hasyr ayat 7

  • 19Ekonomi Isl am Substant i f

    yang artinya: Supaya harta itu jangan hanya beredar padasebagian orang kaya di antara kalian.

    Salah satu upaya Islam dalam pemerataan pendapatan adalahdengan adanya ajaran zakat. Di mana dalam harta kekayaan si kayaterdapat hak yang harus ditunaikan kepada fakir miskin dan beberapagolongan yang berhak menerimanya. Dengan adanya zakat (yangdiambil dari golongan kaya dan dibagikan kepada orang-orangmiskin) diharapkan tidak hanya dapat membersihkan harta dan jiwamuzakki dari sifat kikir dan terlalu cinta dunia serta membersihkan simustahik dari sifat iri, dengki atas kekayaan saudaranya, tetapi jugamampu memberikan pengaruh secara ekonomi. Mengapa? Karenadengan lancarnya skema dan syariat zakat, akan menambahpendapatan masyarakat sehingga apa yang dinamakan dalam istilahekonomi dengan MPC (marginal propensity to consume) atautambahan alokasi pendapatan untuk konsumsi masyarakat miskinakan meningkat pula. Implikasinya, daya beli masyarakat untukmemenuhi kebutuhan dasar dengan sendirinya akan meningkat.Bukankah dengan satu ajaran saja Islam telah memberikan solusiyang tepat dan efektif?

    Namun kenyataan menunjukkan bahwa belum sepenuhnyamasyarakat muslim sadar akan kewajiban zakat. Meninggalkankewajiban ini tidak membuat perasaannya bersalah dan tidak tenangsebagaimana ketika dia meninggalkan shalat. Padahal kedudukanantara keduanya adalah sama. Banyak ayat Alquran yangmenggandengkan dua kewajiban ini dalam satu paket ayat. Olehkarena itulah, khalifah Abu Bakar Shiddiq sangat keras kepada orangyang tidak mau membayar zakat. Seperti tercermin dalampernyataannya: Demi Allah aku tidak akan memisahkan sesuatuyang telah Allah dan Rasulnya satukan (maksudnya zakat danshalat).

  • 20 Ekonomi Isl am Substant i f

    Busung lapar merupakan fenomena yang ditimbulkan olehrendahnya daya beli masyarakat tertentu sebagai akibat adanyaketimpangan ekonomi sehingga dalam sistem pasar bebas pasaryang dibentuk berdasarkan mekanisme harga yakni melalui jumlahpermintaan dan penawaran, kelompok ini akan terpinggirkan karenatidak memiliki daya beli yang memadai.

    Untuk mengatasi hal ini selayaknya pemerintah sebagailembaga yang paling bertanggung jawab dalam pemenuhankebutuhan dasar (basic needs fulfillment) rakyatnya harusmengupayakan agar daya beli masyarakat terutama pada kebutuhanpokok dapat tetap terjaga sehingga dapat dengan mudah masukkeluar pasar.

    Dalam hal ini, khalifah Umar bin Khattab telah mengajarkankepada kita melalui jejak sirahnya. Beliau pernah mengeluarkankebijakan untuk mengeluarkan kupon dan membagikannya kepadagolongan masyarakat yang ketika itu sebagian masyarakatmengalami tingkat daya beli yang sangat rendah dan tidak mampumembeli kebutuhan pokok. Saat itu terjadi kenaikan harga gandumyang sangat tajam, dan meski Umar telah menerapkan kebijakanimpor untuk menurunkan harga, masyarakat tetap tidak mampuuntuk membelinya. Akhirnya dikeluarkanlah kebijakan tersebut(menerbitkan kupon) untuk menaikkan daya beli masyarakat miskin.Itulah komitmen seorang Umar bin Khattab, komitmen yangseharusnya dimiliki pula oleh para pemegang amanah kekuasaandalam hal menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat yangdipimpinnya.

    Pemerintah juga dalam hal ini bisa melakukan upaya lewatpasar itu sendiri, sebagaimana yang diusulkan oleh ahli ekonomiIslam Bangladesh, M.A. Mannan. Menurutnya, pemerintah dapatmengenakan zero to N pricing untuk barang dan fasilitas publik.

  • 21Ekonomi Isl am Substant i f

    Yang dimaksud dengan zero to N pricing adalah penerapan hargayang berbeda-beda untuk sasaran konsumen serta jumlah barangdan jasa yang berbeda-beda (Hendrie Anto, 2003). Atau dalam istilahekonomi konvensional dikenal dengan istilah diskriminasi harga (pricediscrimination).

    Kebijakan ini diterapkan guna mewujudkan komitmen Islamterhadap pemerataan dan keadilan terutama dalam hal pemenuhankebutuhan dasar bagi masyarakat miskin ketika disparitas (jurangperbedaan) pendapatan si kaya dan si miskin cenderung lebar denganmenerapkan harga khusus pada barang-barang dan jasa publik yangvital seperti listrik, air, susu bayi, obat-obatan serta kebutuhan pokoklainnya.

    Dengan adanya upaya optimalisasi zakat di atas, perhatianpemerintah dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang adil, baiklangsung ataupun melalui sektor pasar sebagai sarana pemenuhankebutuhan manusia, diharapkan kasus-kasus yang bertitik tolak dariadanya kemiskinan serta distorsi distribusi dalam harta kekayaan inidapat diantisipasi dan dicegah kemunculannya kembali di masamendatang.

    Akhirnya, marilah kita semua sebagai umat Islam untuk lebihmencintai saudara kita sebagaimana mencintai diri sendiri. Bukanhanya perkataan namun berupa tindakan nyata yang saudara kitabutuhkan. Banyak jalan kebaikan jika memang zakat belum mampukita tunaikan. Pintu infak, sedekah masih terbuka lebar. Mari kitaubah preferensi konsumsi kita dengan tidak hanya mempertim-bangkan want (keinginan) yang cenderung dikuasai nafsu tetapi harusberdasarkan need (kebutuhan) yang benar-benar kita butuhkansehingga tidak terjerumus dalam lembah tabdzir. Dan hanya kepadaAllah lah segala permasalahan dikembalikan. Billahi taufik walhidayah. (Atep Firmansyah).

  • 22 Ekonomi Isl am Substant i f

    Bank nDeso

    pandangan umum yang mengatakan bahwa si miskin tidak akanbisa memperjuangkan nasibnya sendiri sehingga harus meluludibelas-kasihani orang kaya yang baik hati, juga tidak menemukankesesuaiannya. Grameen memberi jawaban yang mencengangkan:orang miskin juga bisa mengeluarkan dirinya sendiri dari kubangankemiskinan

    Prolog

    Dunia tersentak. Kaget sekaligus takjub. Amatlah langka bahkan nyaris tak ada, seorang yang berlatar belakang ekonomimeraih penghargaan nobel di bidang perdamaian. Lazimnya,penerima penghargaan jenis ini adalah ia yang aktif dalam halrekonsiliasi antarnegara atau yang sejenisnya. Dan bukan lulusanstrata tiga ekonomi yang tiap harinya dekat dan bergumul dengankebanyakan orang miskin. Barangkali menjadi suatu hal wajarandaikata sang doktor meraih penghargaan nobel yang sama dibidang ekonomi. Namun tidak. Ia justru mendapat nobel dalambidang lain: Perdamaian. Ada apa gerangan? Mengapa dan siapakah

  • 23Ekonomi Isl am Substant i f

    sang doktor yang kini menjadi bahan perbincangan hangat seanterodunia itu?

    Ialah Profesor Muhamad Yunus, doktor lulusan negeri PamanSam yang menjadi rising star itu. Ia berkebangsaan Bangladesh.Bangladesh adalah satu negara di benua Asia dengan jumlahpenduduk terbanyak ke-8 di dunia. Atau sekitar 132 juta jiwa.Bangladesh baru mengecap kemerdekaan dari Pakistan tahun 1971.Tak kurang setengah lebih dari jumlah penduduknya berada padagaris kemiskinan. Dengan pendapatan perkapita penduduk amatrendah, yakni sekitar US$ 380, Bangladesh menjadi sebuah negarayang amat miskin, terpuruk, dan terbelakang dalam peta ekonominegara-negara dunia. Bayangkan, sekitar 1974 atau tiga tahun setelahterbebas dari belenggu imperialis, Bangladesh mengalami famine(baca: kelaparan mahadahsyat) yang menelan bukan hanya puluhanatau ratusan. Tapi jutaan miskin. Maka tidaklah heran, jika di dunia iniada seorang pakar kemiskinan yang belum berkunjung dan menganalisisnegara kecil ini, maka belumlah sempurna kepakarannya.

    The Phenomenon

    Melihat fenomena kematian besar-besaran akibat kelaparanyang menimpa kebanyakan rakyat miskin di negaranya, Yunus secarakejiwaan amat terusik. Hatinya seolah teriris. Mengapa tidak, ia adalahdoktor dengan otak cemerlang yang kuliah di negara yang katanya-super power dan terbaik di dunia. Namun pada saat yang bersamaan,ia hanya bisa duduk termanggu tak dapat berbuat apapun. Maka,atas inisiatifnya kemudian Yunus membuat sebuah konseppemberdayaan kaum lemah dengan membentuk sebuah lembagasimpan-pinjam bernama Grameen Bank. Grameen Bank merupakanBahasa Bengali yang jika dikonversi ke dalam Bahasa Indonesiamenjadi Bank Desa atau Bank Pedesaan. Atau bisa kita sebut BankNdeso.

  • 24 Ekonomi Isl am Substant i f

    Secara perlahan namun pasti, Grameen Bank (GB) menunjuk-kan hasil yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Berdasarkan dataUKM Center FEUI (2006), pada tahun 1997, GB telah berhasilmengentaskan jumlah orang miskin sebanyak 15,1 %, atau sekitar10 juta penduduk miskin. Artinya, jika diasumsikan setengah darijumlah seluruh penduduk Bangladesh adalah termasuk ke dalamgolongan strata miskin (132 dibagi dua menjadi 66 juta jiwa), maka15,1 % dari 66 juta jiwa telah berhasil diangkat dari statuskemiskinannya. Berturut-turut kemudian 1998 (13 juta), 2000 (26juta), dan 2003 (33 juta). Data terakhir menyebutkan, pada tahun2005 GB telah berhasil mengentaskan jumlah miskin Bangladeshsebesar 58,40 % atau sekitar 38 juta jiwa. Sungguh sebuah capaianyang sangat fenomenal.

    Rationale: Sixteen Decisions sebagai Kunci Sukses

    Pertanyaan yang lantas muncul kemudian adalah apakahsebenarnya keistimewaan yang GB miliki dibanding konsepempowerment lain yang sejenis sehingga eksistensinya yangextraordinary? Berikut ini adalah beberapa poin yang penulis anggapsignifikan sebagai kunci sukses Grameen Bank Bangladesh.

    #1 Pro Poor System

    Kunci pertama yang GB miliki adalah selalunya ia bergerakdan bermain dengan rakyat lemah. Mungkin bisa kita katakan: Darimiskin, oleh miskin, untuk miskin. Strategi ini akan sangat efektif danampuh diterapkan khususnya di negara yang struktur masyarakatnyadominan dengan kemiskinan (mayoritas NSB, Negara SedangBerkembang). Namun tidak juga menutup kemungkinan, negaramaju pun bisa saja memakainya. Karena negara sekaliber AmerikaSerikat, struktur orang miskinnya tetap ada, bahkan tidak bisa dibilangsedikit.

  • 25Ekonomi Isl am Substant i f

    #2 Right time-Right place-Right man

    Ada poin penting yang perlu diperhatikan. GB tidak serta mertaketiban pulung sukses melainkan ada pula faktor yang tak bisadikesampingkan: Right time-right place-right man. Right time karenapada waktu itu Bangladesh berada pada titik nadir akibat bencanafamine yang ganas. Bahkan kala itu baru saja merdeka. Akan laincerita jika GB tumbuh pada saat-saat masa penjajahan atau saatkondisi ekonomi sosial masyarakat telah establish. Right place karenadi Bangladesh itulah segala bentuk kemiskinan ada. Dalam bahasalain, andai Grameen Bank diterapkan di Indonesia atau Malaysia,belum terjamin perkembangannya akan sepesat dan sefenomenalseperti saat ini, karena struktur dan jumlah masyarakat miskin yangberbeda. Right man karena sang pendiri dan penggagas GB adalahseorang doktor ekonomi yang memang paham betul teori-teoriekonomi dan kemiskinan.

    #3 Konsep yang Sederhana

    Rahasia lain mengapa GB mampu menjadi solusi kemiskinanadalah konsepnya yang sangat sederhana. Simpel dan mudahdipahami bahkan oleh orang yang tidak mengecap pendidikansekalipun. Bukan berdasarkan teori ekonomi njlimet yang membuatorang mengernyitkan dahi. Coba saja simak sixteen decisions berikutini. Sixteen decisions adalah enam belas norma-norma organisasiatau semacam janji setia anggota yang harus dipegang erat-eratuntuk dilaksanakan secara rutin dan gradual oleh para anggota GB.Isinya antara lain: We shall bring prosperity to our families. Weshall not live in dilapidated house. We shall grow vegetables allthe year round. We shall plan to keep our families small. We shalleducate our children and ensure that they can earn enough to payfor their education. We shall not inflict any injustice on anyone;neither shall we allow anyone to do so. We shall always be ready

  • 26 Ekonomi Isl am Substant i f

    to help each other. If anyone is in difficulty, we shall all help. Weshall take part in all social activities collectively, dan lain-lain.(Mubyarto, 2004)

    #4 Prinsip GB = Prinsip Islam

    Jika secara cermat kita amati dan analisis, ke-16 janji setia(sixteen decisions) tersebut berujung pangkal ke dalam nilai-nilai intiberikut: kesederhanaan konsep, kegigihan berusaha, kemandirian,kerja keras, kepedulian terhadap pendidikan, kesehatan, dankebersihan lingkungan, dorongan untuk berbuat adil dan membantusesama, disiplin, kegotongroyongan, hingga dorongan untukberwirausaha. Nilai-nilai tersebut sejatinya adalah nilai-nilai Islam yangsesungguhnya. Atau dalam makna lain, nilai dan norma yangGrameen Bank miliki adalah sama dan sebangun dengan nilai-nilaiyang agama Islam promosikan. Hal ini menjadi wajar dan amat bisadipahami karena Muhamad Yunus yang notabene aktor tunggal GBadalah seorang intelek yang beridentitas muslim.

    #5 Mendobrak Mapan

    Selain faktor-faktor di atas, ada hal lain yang tidak kalah pentingdan strategis yang menjadi determinan kunci keberhasilan GB: bahwaM. Yunus dengan GB-nya telah berhasil mendobrak pandanganumum yang berlaku, atau dalam bahasa yang lebih ekstrem,mendobrak mapan. Yunus berhasil menjungkir balik tesis yangmenyebutkan bahwa orang miskin itu adalah golongan masyarakatyang akan sukar melunasi pinjaman jika mereka diberikan kredit.Secara telak, melalui konsep pemberdayaan ekonomi masyarakatvia Grameen ini, tesis tersebut tak lagi laku dijual. Fakta mencatatNPL atau kredit macet GB tidak melebihi angka 3 %. Sebuahpembuktian baru yang sukar terbantahkan.

  • 27Ekonomi Isl am Substant i f

    Selain itu, pandangan umum yang mengatakan bahwa simiskin tidak akan bisa memperjuangkan nasibnya sendiri sehinggaharus melulu dibelaskasihani orang kaya yang baik hati, juga tidakmenemukan kesesuaiannya. Grameen memberi jawaban yangmencengangkan: orang miskin juga bisa mengeluarkan dirinya sendiridari kubangan kemiskinan.

    Beberapa Kritik Telak

    Meski secara prinsip yang tertuang dalam sixteen decisionsrelatif ideal dan tak ada celah noda, ada beberapa kritik yang bisadialamatkan kepada GB. Pertama, GB masih mengakui eksistensibunga. Hal ini menjadi noda terbesar dan paling nampak jelas terlihat.Bahkan angkanya pun tidaklah bisa disebut kecil, yakni hingga 30%.Dua, jika secara teliti kita amati, GB bersifat womensentris artinya iaberorientasi hanya kepada golongan ibu rumah tangga yang notabenelebih cocok dengan naluriahnya sebagai pengurus dan pengayomkeluarga. Bukan sebagai pencari nafkah dengan meminjam modalkemudian bekerja. Ini pula dapat diartikan bahwa GB bersifat elitis.Ketiga dan tidak kalah penting, GB masih merupakan subordinatdari satu komando bank besar di Bangladesh. Lain halnya dengan kasusBMT di Indonesia yang merupakan kelembagaan masyarakat lokal.

    Jika kita melakukan komparasi dengan kasus di Indonesia,maka ada hal menarik yang bisa diperbandingkan. Mengapaperjuangan ekonomi syariah Indonesia yang dimulai sejak tahun 1992belum menunjukkan hasil yang memuaskan, padahal hingga saatini telah terhitung 15 tahun lamanya, sementara GB dengan hanyawaktu 10 tahun saja (1976-1980an) telah mampu mencapai prestasiyang tidak sederhana: membebaskan jerat kemiskinan pendudukBangladesh? Padahal yang pertama telah dengan benar menggunakankonsep bagi hasil, sedang yang kedua masih bergelimang bunga?Yang pertama masih belum berhasil menurunkan struktur masyarakat

  • 28 Ekonomi Isl am Substant i f

    miskin yang hingga saat ini terhitung sekitar 40 juta jiwa (18%), sedangyang kedua telah sukses mengentas miskin dengan jumlah yanghampir sama? Nampaknya ada yang salah dengan perjuanganekonomi syariah kita. (Aam Slamet Rusydiana)

  • 29Ekonomi Isl am Substant i f

    Ramadhan, MomentumKebangkitan Ekonomi Islam

    ...implikasi puasa sejatinya tidak saja berdimensi ibadah spiritualan-sich, tetapi juga mengajarkan akhlak horizontal (muamalah),khususnya dalam bidang bisnis. Aneh bila ada orang berpuasadengan khusyuk, tetapi melanggar ajaran-ajaran Allah dalammuamalah, seperti masih mempraktekkan riba yang diharamkan

    Selama ini kerap timbul kesan bagi sebagian umat Islam bahwabulan Ramadhan adalah bulan istirahat dan bulan berleha-lehamenunggu kumandang adzan maghrib. Pemahaman seperti ini timbuldari salah baca terhadap makna Ramadhan yang sebenarnya. Secaraetimologi, Ramadhan berasal dari akar kata ramadl yang berartimembakar. Artinya, Ramadhan adalah momentum umat Islamuntuk membakar dosa lebih intensif dibandingkan bulan lain,sehingga usaha dan semangat beribadah pun mesti lebih masifdilakukan. Konon, para sahabat mempersiapkan penyambutanRamadhan selama enam bulan. Enam bulan setelahnya, merekakhusyuk meminta kepada Allah swt. agar ibadah shaum-nya diterima.

  • 30 Ekonomi Isl am Substant i f

    Dalam lembaran sejarah generasi terdahulu, jihad sebagai jalanmeraih kejayaan Islam kerap digelorakan justru pada bulanRamadhan. Penaklukan, kemenangan dan kejayaan Islam seringkalidijumput dan diraih pada bulan ini.

    Kalender 18 Ramadhan tahun ke-8 Hijrah, Rasulullah sawbersama 12000 kaum Muslimin bertolak dari Madinah menujuMakkah dalam peristiwa Fathu Makkah (penaklukan Makkah).Pembukaan kota Makkah ini menandai sebuah era baru di dalamIslam setelah sebelumnya kaum Muslimin selalu tertindas bahkandikepung oleh pasukan Ahzab (sekutu) selama berminggu-minggudi Madinah. Era baru ini dibangkitkan oleh Rasulullah melalui PerangAhzab dengan sabdanya; Setelah tahun ini, kaum Quraisy tidakakan berani mendatangi kalian, kekuatan mereka telah musnah,dan mereka tidak akan memerangi kita sesudah hari ini. Sekaranggiliran kita yang akan memerangi mereka, Insya Allah.

    Pada 28 Ramadhan tahun ke-92 Hijrah (19 Juli 711 Masehi),kaum Muslimin di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad membukaAndalusia (Spanyol) yang dikenal dengan sebutan Futuh Andalusia.Thariq bin Ziyad menyeberangi selat antara Afrika dan Eropa atasperintah Musa bin Nushair; penguasa Islam kala itu. Ketika pasukanIslam sampai di seberang, beliau memerintahkan agar kapal-kapalperang Islam dibakar. Kemudian ia berpidato di hadapan pasukannya:Musuh di depan kalian. Apabila kalian mundur, lautan ada dibelakang kalian. Ucapan ini melahirkan kekuatan dahsyat. Berturut-turut kota demi kota jatuh ke tangan kaum Muslimin. Akhirnya padabulan Ramadhan, Andalusia jatuh ke tangan kaum Muslimin. Sejarahmencatat, di kemudian hari Andalusia menjadi pusat ilmupengetahuan dan mercu peradaban manusia di zamannya.

    Perang Badar sebagai perang terbesar dan kemenanganterbesar yang diraih umat Islam di awal perkembangannya di Madinah

  • 31Ekonomi Isl am Substant i f

    juga terjadi pada bulan Ramadhan, tepatnya tanggal 17 Ramadhantahun ke-2 Hijrah. Begitu juga dengan keberhasilan Raja Bebes dantentaranya mengusir tentara Salib secara total terjadi pada Ramadhantahun 675 H. Keberhasilan umat Islam menghancurkan tentara Tartardi perang Ain Jalut juga terjadi pada 15 Ramadhan 658 H. Masihbanyak lagi peristiwa penting pada bulan ini yang melengkapi antitesispemahaman sebagian umat Islam selama ini.

    Apa yang ingin disampaikan dari peristiwa di atas? Dalamkonteks historis, bulan Ramadhan merupakan momentum pentingdan monumental dalam kebangkitan dan kejayaan Islam. Telahbanyak perubahan besar dalam sejarah dakwah Islam yang terjadipada bulan ini. Ramadhan juga telah mengantarkan Islam tersebarke semenanjung Afrika dan Eropa. Sementara dalam konteks ibadah,Ramadhan adalah bulan semangat dan motivasi untuk memperbaikidiri dengan sederet ketaatan. Dus, saatnya generasi berikutnyamenapaktilasi dan mengukir kembali kemenangan-kemenangan itu,merebut kembali perabadan Islam yang terampas.

    Dalam perspektif kekinian, perang dengan fisik bukan hal yangideal. Mengambil alih peradaban tidak lagi tepat dilakukan dengantodongan mesiu dan pedang. Peradaban saat ini dihegemoni olehmereka yang menguasai ekonomi. Maka, meraih peradaban mestidilakukan dengan memperkuat aspek ekonomi itu. Kebangkitan Islamhanya akan terejawantah dalam wujudnya yang ideal ketika ekonomiIslam dapat membumi dan menjadi landasan aktifitas perekonomianumatnya.

    Di sinilah, bulan Ramadhan menjadi momentum lahirnyasemangat dan kesadaran umat Islam untuk melakukan aktifitasekonomi sesuai ajaran agamanya: menanggalkan riba (bunga),menjauhi gharar, maysir, tadlis, ihtikar dan lain sebagainya. Sebab,implikasi puasa sejatinya tidak saja berdimensi ibadah spiritual an-

  • 32 Ekonomi Isl am Substant i f

    sich, tetapi juga mengajarkan akhlak horizontal (muamalah),khususnya dalam bidang bisnis. Aneh bila ada orang berpuasadengan khusyuk, tetapi melanggar ajaran-ajaran Allah dalammuamalah, seperti masih mempraktikkan riba yang diharamkan.

    Transaksi ribawi pada dasarnya timbul dari keserakahan hawanafsu untuk mendapatkan keuntungan semu. Padahal nafsu adalahmusuh terbesar umat Islam. Maka genderang perang terhadap ribauntuk membunuh hawa nafsu harus ditabuh dari sekarang. KetikaRasulullah kembali dari salah satu peperangannya, beliau bersabda:Kalian telah tampil ke depan dengan cara terbaik. Untuk itu, kaliantelah kembali dari jihad yang lebih kecil kepada jihad yang lebihbesar. Mereka berkata: Apakah jihad yang lebih besar itu? Beliaumenjawab: Perjuangan hamba-hamba Allah atas hawa nafsumereka.

    Setelah kesadaran itu muncul, implementasi aktifitas ekonomisyariah ini diharapkan dapat memperkuat sendi perekonomian umatyang puncaknya akan melahirkan social distributive justice (keadilandistribusi sosial). Harta tidak hanya berputar pada segelintir orang.Konsep zakat, infak, shadaqah dan wakaf akan berjalan optimal. Secarakuantitatif, ukuran keberhasilan kondisi ini dapat direpresentasikandalam langkah nyata pada tingkat kemiskinan, kesehatan, pendidikandan standar lain yang lazim digunakan. Sementara secara aplikatif-empirik bisa dilihat dengan kemampuan menghadapi krisis panjang(benchmark kasus Nabi Yusuf) dan upaya mengentaskan kemiskinansehingga tidak ditemukan lagi mustahiq zakat seperti pada masakekhalifahan Umar bin Abdul Aziz, dan wujudnya kecintaanmasyarakat luas kepada ilmu pengetahuan yang tinggi sepertitercermin dalam pemerintahan Harun al-Rasyid. Wallahu Alam bis-shawab. (Mahbubi Ali)

  • 33Ekonomi Isl am Substant i f

    Paradigma Ekonomidan Peran Dakwah

    profitable hanya dinilai dengan satuan uang. Padahalmenguntungkan dalam konteks tersebut seharusnya berartiberkeadilan. Meski secara materil rugi, tetap dianggap untungkarena niat dan proses telah memenuhi aspek syariah. Karenaitulah mengapa penerapan profit-loss sharing berjalan di tempat

    Ekonomi, dipandang sebagai disiplin sosial maupun sains, takpernah berhenti berevolusi. Di sisi sosial, fenomena globalisasimembuat relasi-relasi antar entitas ekonomi semakin tak terbatas.Masalah sosial kontemporer pun kerap berujung pangkal padaekonomi. Sebaliknya pada sisi sains, modernisasi telah menelurkantesis-tesis baru menggantikan tesis usang yang karatan. Nilai-nilaikualitatif semakin terkuantitatifkan. Alat-alat analisis baru mutlakdibutuhkan, mengikuti rumitnya problem-problem ekonomikontemporer.

    Di sudut lain, nilai dan norma, variabel yang sempat termarji-nalkan dari aktivitas ekonomi, diangkat kembali. Ekonom Barat melihat

  • 34 Ekonomi Isl am Substant i f

    kembali hipotesis Aquinas (1225-1274) atau Max Weber (1905)dengan semangat relijius-kristen (Achsien, 2000). Umat Islam, setelahdidikte oleh Barat pasca runtuhnya Khilafah, mencoba merumuskankembali konsep ekonominya melalui wacana dan aplikasi sistemekonomi Islam. Intinya para ekonom kembali mempertimbangkanetika-moral. Walaupun begitu, terdapat perbedaan mendasar antarakedua pihak di atas dalam memandang permasalahan ekonomi itusendiri.

    Ekonomi dalam pandangan Barat memiliki dua permasalahanbesar, kemiskinan dan pengangguran (Mankiw, 2003). Oleh karenaitu, wilayah kerja ekonomi meminjam istilah Stuart Mill- haruslah exprofesso (sesuai dengan profesinya). Ketika dua hal tersebut menjadinihil, ekonomi telah berjalan semestinya. Berbeda dengan Islam,sebagaimana dirumuskan oleh Anas Zarqa (1959), ekonomi (dimensimuamalah) hanyalah subordinasi dari syariah yang merupakan intidari ajaran Islam, di samping akidah dan akhlak. Maka, ekonomibukanlah segala-galanya. Ekonomi hanya sempurna jika dan hanyajika akidah, syariah dan akhlak telah tersintesis sempurna. Takmenyimpang dari Alquran dan Sunnah. Minimnya penganggurandan kemiskinan tak menjadi sebuah nilai positif, jika berlandaskanpada norma materialistik semata.

    Di sinilah kita melihat adanya sebuah gap of paradigm yangterentang begitu jauh antara keduanya. Sehingga mengapamembangun paradigma menjadi amat penting dan sering diangkatdalam diskusi belakangan ini.

    Ekonomi Islam Saat Ini

    Harus diakui bahwa kebangkitan ekonomi Islam terjadi di saatsistem kapitalisme berada pada tahap kematangannya (maturity).Implikasinya adalah, paradigma, world view dan asumsi kapitalistiksangat rawan dan mungkin terbawa dalam membangun pemahaman

  • 35Ekonomi Isl am Substant i f

    ekonomi Islam. Penulis memandang, masalah ini sama bahkan lebihberbahaya dibanding dengan masalah ekonomi yang bersifat aplikatif,seperti akad dan kebijakan ekonomi. Sesuatu yang bersifat praktikalbisa sama secara esensi tapi berbeda dalam hal hakikat. Apakahseseorang telah dianggap sebagai Islamic economic man jika iabermuamalah dengan akad berbasis syariah namun bermotif materialsemata? Lalu dalam kerangka asumsi, akad-akad syariah selalumenguntungkan (profitable), sering dipersepsikan dari sisi materisemata.

    Profitable dinilai dengan satuan uang. Padahal menguntungkandalam konteks tersebut seharusnya berarti berkeadilan. Meski secaramateril rugi, tetap dianggap untung karena niat dan proses telahmemenuhi aspek syariah. Karena itulah mengapa penerapan profit-loss sharing berjalan di tempat. Jelas saja, institusi keuangan Islammenghadapi hal dilematis, di sisi aktiva harus melempar dana dengandampak profit-loss dan di sisi pasiva harus selalu berprofit. Karenamasyarakat sebagai surplus unit tak bersedia menanggung bebankerugian.

    Fenomena lain yang cukup mengkhawatirkan adalah metodesosialisasi ekonomi Islam itu sendiri. Secara garis besar, sosialisasiekonomi Islam kepada komunitas awam lebih banyak menggunakansarana seminar, pelatihan, dan diskusi panel. Padahal pemahamanyang holistik mengenai suatu hal tidak dapat dibangun secara instan.Apalagi, materi yang disampaikan tidak dimulai dengan pembentukanparadigma dan world view Islam, melalui materi asas-tauhid, tapilangsung loncat kepada praktikal-akad. Walau ada, porsinya amatlahsedikit.

    Fakta-fakta ini dikhawatirkan terus mengendap dan menye-babkan ekses negatif yang berkepanjangan terhadap ekonomi Islamitu sendiri. Jangan sampai terjadi salah penilaian terhadap ekonomi

  • 36 Ekonomi Isl am Substant i f

    Islam. Melihat fakta bahwa ada sebagian komunitas awam yangskeptis terhadap konsep perbankan Islam, harus dicermati secaraseksama bahwa jangan-jangan hal itu bisa jadi sebagai pertandaarus balik ekonomi syariah, kemajuan di sisi materi dan kemundurandi sisi esensi.

    Membangun Paradigma dengan Dakwah

    Sebagai solusi permasalahan di atas, komunitas yang bergerakdalam ekonomi Islam haruslah membuat model-model yang lebihefektif dan tepat dalam mengkomunikasikan ekonomi syariah. Model-model inovatif yang mampu mengakselerasikan ekonomi Islam secaratotal.

    Di sinilah kita memerlukan metode dakwah ekonomi Islamtepat. Setidaknya ada hal yang menjadi syaratnya: pertama, tidakparsial namun holistik. Artinya, pengenalan ekonomi Islam tidakberkutat pada sisi ekonomi semata, namun mencakup seluruh aspekIslam sehingga menghasilkan pemahaman yang benar. Kedua, tidaktemporer namun berkelanjutan. Sebagai contoh, para peserta seminaratau pelatihan dapat terus di follow-up dengan membentukkelompok-kelompok yang nantinya dapat membahas materi ke-Islaman maupun ekonomi yang lebih mendalam. Tolak ukursuksesnya sebuah pelatihan atau seminar ekonomi Islam jangan lagidilihat dari banyaknya peserta, apalagi besarnya margin sebagaisisa anggaran atau keuntungand. Tapi sejauh mana pesertamampu memahami ekonomi Islam secara komprehensif. Ketiga, tidakeksklusif namun inklusif. Ekonomi Islam tidak hanya beredar dikalangan akademis dan praktisi saja, tapi juga harus menyentuhkalangan grass root yang merupakan pelaku ekonomi mayoritas. Disinilah organisasi semisal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), PusatKomunikasi Ekonomi Syariah (PKES) hingga FoSSEI (Forum SilaturahmiStudi Ekonomi Islam) diharapkan mampu melebarkan sayapnya dalampembinaan masyarakat. (Muhamad Jarkasih)

  • 37Ekonomi Isl am Substant i f

    Antara Kapitalisme danSosialisme

    ekonomi Islam, sebagaimana Islam, memiliki sikap yang moderat(wasthiyyah). Ia tidak menzalimi kaum lemah sebagaimana terjadipada masyarakat kapitalis, tetapi juga tidak menzalimi hak individudan kelompok kaya sebagaimana ada pada sistem sosialisme-komunisme. Ekonomi Islam berada pada posisi tengah danseimbang antara keduanya

    Lucu rasanya, ketika penulis mengikuti seminar-seminar ekonomiIslam, atau saat berdiskusi dengan rekan, baik dalam sebuahforum di kampus atau yang hadir dalam seminar tersebut, banyakdiantara mereka yang berpendapat, bahwa ekonomi Islam adalahanti-kapitalis. Mereka sangat keras menghujat praktik kapitalismedewasa ini, dan mengangkat setinggi-tingginya ekonomi Islam. Entahpendapat mereka ini berangkat dari rasa semangat yang menggebu-gebu, ingin menerapkan sistem ekonomi Islam di Indonesia, ataujustru berangkat dari ketidakpahaman, atau lebih tepatnya mungkin,ketidaktahuan tentang kandungan asasi dari kapitalisme itusesungguhnya, dan perkembangan perekonomian secara historismaupun nilai-nilai ekonomi Islam itu sendiri.

  • 38 Ekonomi Isl am Substant i f

    Esensi Kapitalisme

    Kapitalisme, sesuai asal katanya kapital yang berarti modal,ialah sistem perekonomian yang menganggap modal sebagaipenggerak perekonomian. Kapitalisme mengakui kekuasaan kaumpemodal (kapitalis) sebagai motor perekonomian yang menanamkanmodalnya dengan mengambil risiko kerugian atas usahanya. Pasaryang dikehendaki sebagai alokator interaksi supply dan demandyang sempurna dan ef isien adalah mekanisme pasar bebas.Maksudnya, biarkan saja perekonomian berjalan dengan wajar tanpacampur tangan pemerintah, sebab nanti akan ada tangan-tangantak terlihat (invisible hands) yang akan membawa perekonomiantersebut ke arah keseimbangan. Dengan kata lain, kapitalisme adalahsebuah sistem di mana negara memberikan kebebasan bagi warganyauntuk mengelola semua sumber daya dan kekayaan yang dimilikinya,namun tetap tidak boleh terjadi praktik monopoli di pasar. Sebab,pandangan semua ekonom sadar, termasuk para pemikir kapitalis,bahwa monopoli adalah penyakit yang akan merusak danmenghancurkan sebuah sistem perekonomian. Maka tidak heran,ketika Adam Smith, pelopor sistem ini, menganjurkan peran negaraseminimal mungkin dan mengusahakan seluas-luasnya kebebasanbagi para pelaku ekonomi yang mengandalkan self-interestnya. Inilahkonsep laissez faire-laissez passer ala kaum Fisiokrat yang berawaldari pendapat Francis Quesnay.

    Adalah sebuah keniscayaan, seandainya fenomena ketimpanganpendapatan memang terjadi dalam sistem kapitalisme karenapersaingan yang terjadi dalam masalah alokasi sumber daya.Kemiskinan sebagai konsekuensi dari ketimpangan pendapatan,merupakan gejala alamiah (sunnatullah) yang tidak hanya terjadidalam sistem kapitalisme, tetapi lebih disebabkan rendahnya faktorproduktivitas dan kemajuan masyarakat. Inilah yang dilawan olehkapitalisme melalui konsep spesialisasi pekerjaan (division of labor).

  • 39Ekonomi Isl am Substant i f

    Paham Sosialisme

    Sosialisme muncul sebagai antitesis dari kapitalisme. Ia lahirdidorong oleh fenomena kemelaratan kaum buruh dan petani yangterkena dampak revolusi industri yang telah menyebar ke seanteroEropa. Sosialisme mengajak umat manusia untuk meninggalkankepemilikan individu atas alat-alat produksi -yang mendukung sistemkapitalisme- dan menyarankan perlunya penguasaan komunitas(yang dilambangkan oleh negara) atas perekonomian, sehinggaseluruh individu mempunyai tingkat kesejahteraan yang relatif sama,tanpa adanya ketimpangan distribusi pendapatan dan homo hominilupus. Intinya, sosialisme benar-benar berpondasikan nilai-nilai dankesejahteraan sosial dalam menyusun perekonomian. Ciri utamasosialisme yaitu berada pada hilangnya kepemilikan individu atasalat-alat produksi dan sangat mengandalkan peran pemerintahsebagai pelaksana perekonomian dan meninggalkan pasar.

    Posisi Ekonomi Islam

    Jika kita cermati alur masing-masing pemikiran kapitalismedan sosialisme di atas, ada banyak kesamaan dengan ekonomi Islam.Mekanisme pasar bebas yang dianjurkan dalam kapitalisme, ternyatajauh sebelumnya Rasulullah saw telah menyetujui market mechanismof price dan menganjurkan kepada umatnya untuk memanfaatkanmekanisme pasar dalam penyelesaian masalah-masalah ekonomi danmenghindari tasir (penetapan harga oleh pemerintah) jika tidakdiperlukan. Namun, bukan berarti penetapan harga selamanyadilarang, melainkan dianjurkan untuk barang-barang publik (publicgoods) dan kondisi khusus lainnya seperti dijabarkan oleh IbnuTaimiyyah dalam bukunya, Ahkam al-Suuq (Karim, 2003; Qaradhawi,2001; dan Chapra, 2000).

    Pertentangan utama kapitalisme dengan ekonomi Islam adalahterletak pada asas individu yang dianutnya. Di mana kapitalisme

  • 40 Ekonomi Isl am Substant i f

    sangat menjunjung tinggi kebebasan berusaha dengan semangatkompetisi antarindividu tanpa sama sekali mempermasalahkanpenumpukan harta kekayaan, pengembangannya secara riba danakumulasi kapital, serta masalah pembelanjaannya yang menanggalkannilai-nilai sosial. Asas yang lebih tepat disebut homo-homini lupus(manusia adalah serigala bagi manusia lainnya). Perhatian terhadapkepentingan orang lain hanya dilaksanakan dengan pertimbanganpenambahan manfaat (marginal profit and utility) yang dapatdijelaskan dengan konsep pareto optimum improvement.

    Begitu pula dengan konsep sosialisme yang mempunyaikesamaan paham, yaitu lebih mengutamakan kepentingan dankesejahteraan sosial di atas kepentingan dan kesejahteraan individu.Hanya saja terdapat perbedaan yang mencolok, karena dalammencapainya, sosialisme menyalahkan kelompok kaya (kapitalis) danhendak berusaha memiskinkan kelompok kaya tersebut denganmerampas hak kepemilikan individu, terutama atas alat-alat produksi.Sedangkan Islam tidak pernah menganjurkan memusuhi kekayaandan orang-orang kaya. Bahkan Islam sendiri menganjurkan agarsetiap orang menjadi kaya sebagai bagian dari kebahagiaan yangharus dicapainya di dunia. Ekonomi Islam memilih jalan keadilan dalammencapai kesejahteraan sosial. Bahwa kesejahteraan sosial yangtercapai haruslah dibangun di atas landasan keadilan.

    Dus, Ekonomi Islam, sebagaimana Islam, memiliki sikap yangmoderat (wasthiyyah). Ia tidak menzalimi kaum lemah sebagaimanaterjadi pada masyarakat kapitalis, tetapi juga tidak menzalimi hakindividu dan kelompok kaya sebagaimana ada pada sistemsosialisme-komunisme. Ekonomi Islam berada pada posisi tengahdan seimbang (equilibrium) antara modal dan usaha, produksi dankonsumsi, dan masalah pendapatan. Setidaknya ada empat hal yangmenjadi ciri umum dari ekonomi Islam yang membedakannya

  • 41Ekonomi Isl am Substant i f

    dengan konsep perekonomian lainnya: (1)Pelarangan riba (QS 2: 275-280), (2)Implementasi Ziswaf (QS 9: 103), (3)Produksi dan Konsumsibarang yang halal (QS 2: 168), dan (4)Tidak boros dan bermewah-mewahan (QS 25: 67).

    Keempat hal inilah yang tidak dimiliki oleh sistem kapitalismemaupun sosialisme. Di sisi lain, ekonomi Islam sudah menegaskantujuannya dalam kerangka maqashid al-Syariah yang mencakuppenjagaan atas agama, harta, keturunan, jiwa, dan akal. Kelima halini harus terjaga dalam kehidupan seseorang. Dan sebagai sistemekonomi yang berlandaskan pada Al-Quran dan Sunnah, EkonomiIslam juga merupakan bagian dari persoalan muamalah, oleh karenaitu berlaku ketetapan bahwa segala aktivitas muamalah pada dasarnyaboleh (mubah), kecuali ada syariah yang melarangnya. Berkebalikandari masalah ibadah. Jadi, setiap pengembangan dalam ekonomiIslam dapat dilaksanakan dengan seluas-luasnya selama tidakmelanggar syariah yang telah ditetapkan. (Abdussalam)

  • 42 Ekonomi Isl am Substant i f

    Definisi Ulang Ekonomi Islam

    ...institusi keuangan adalah implementasi dari sebuah Ilmu Ekonomi.Atau dengan kata lain, jika diibaratkan sebagai sebuah bangunan,Ilmu Ekonomi adalah landasan atau fondasi dari semua kegiatanperekonomian, termasuk pula lembaga keuangan...

    Tiga puluh tahun sudah, semenjak kelahirannya kembali, ekonomiIslam sampai saat ini masih menjadi sebuah wacana yang sangathangat untuk diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Dalammemperingati hari jadinya yang ke-30, ternyata ekonomi Islam masihmempunyai banyak masalah dan pekerjaan rumah yang harusdiselesaikan. Salah satu masalah yang terjadi dalam perkembanganekonomi Islam saat ini adalah gap yang terjadi antara perkembanganekonomi Islam dalam hal institusi dan perkembangan ekonomi Islamdalam tataran akademis.

    Di satu sisi secara institusi, ekonomi Islam mengalami perkem-bangan yang sangat pesat. Lembaga-lembaga keuangan Islam saatini bagaikan jamur di musim hujan. Jaringan kantor cabang diperluas,

  • 43Ekonomi Isl am Substant i f

    aset-aset perusahaan meningkat tajam, berbagai percepatan pundilakukan baik dari sisi internal perusahaan maupun regulasi-regulasiyang mendukungnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya BankUmum Syariah (BUS) yang membuka kantor cabang di berbagaidaerah ataupun Bank dengan Unit Usaha Syariah (UUS) yangmelaksanakan program office channeling. Hal yang kurang lebihsama juga terjadi pada Lembaga Keuangan Syariah yang lain sepertiAsuransi, Reksa Dana dan lain-lain.

    Akan tetapi di sisi lain, ekonomi Islam mengalami perkembanganyang sangat lamban dalam bidang akademis atau keilmuan. Padahaljika kita mencoba melihat lebih dekat, institusi keuangan adalahsebuah implementasi dari sebuah Ilmu Ekonomi. Atau dengan katalain, jika diibaratkan sebagai sebuah bangunan, Ilmu Ekonomi adalahlandasan atau fondasi dari semua kegiatan perekonomian termasuklembaga keuangan. Dalam ekonomi kapitalis, bank (konvensional)adalah sebuah implementasi dari sistem ekonomi kapitalis, denganbunga sebagai instrumen utamanya. Bunga juga telah menjadi standardasar dalam mengatur perekonomian sebuah negara.

    Tingkat kekuatan sebuah bangunan pertama kali diukur darikuat atau tidaknya fondasi bangunan tersebut. Apabila fondasinyalemah, maka suatu bangunan tidak akan dapat berdiri dengan kokoh.Tapi jika memiliki fondasi yang kuat, maka bangunan tersebut akandapat berdiri dengan tegak dan kuat pula.

    Dengan lambannya perkembangan ekonomi Islam dari sisiakademis, maka perkembangan ekonomi Islam yang ada sekarangini belum mempunyai fondasi yang kokoh untuk melawan danmenggantikan sistem perekonomian yang sudah lahir sebelumnya,baik itu sosialis maupun kapitalis. Ekonomi Islam seakan-akankehilangan identitasnya sebagai sebuah sistem ekonomi. Tanpadidukung regulasi-regulasi dan sebuah sistem perekonomian yang

  • 44 Ekonomi Isl am Substant i f

    menyeluruh, penerapan ekonomi Islam di sebuah negara tidak akandapat berjalan dengan sempurna. Sebagai contoh, ekonomi Islammewajibkan sebuah sistem perbankan yang tanpa riba. Sebuah banknon-riba bisa diterapkan, akan tetapi saat ini pemerintah masihmenggunakan bunga sebagai instrumen utama kebijakan moneterdan pengendalian inflasi. Hal ini tentunya akan sangat mempengaruhiterhadap kinerja dari bank tersebut. Bank syariah tidak akan dapatberoperasi secara murni jika pemerintah masih menggunakan bungadalam berbagai aspek kegiatan ekonomi.

    Keadaan yang terjadi saat ini, masyarakat dan para ekonombanyak yang hanya menganggap bahwa ekonomi Islam hanyalahsebuah Institusi Keuangan Islam, baik itu Bank, Asuransi, Reksa Danaatau pun Lembaga Keuangan Islam yang lainnya. Padahal sebuahperekonomian bukanlah hanya sekadar itu, akan tetapi jugamencakup sebuah sistem ekonomi secara menyeluruh yangmengatur semua aspek perekonomian sebuah negara termasuk didalamnya regulasi yang mendukung lembaga keuangan sertakebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidangekonomi seperti kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

    Oleh karenanya, diperlukan sebuah pendefinisian ulang(redefinisi) tentang arti dan makna dari ekonomi Islam, yaitu sebuahkonsep yang mengatur gerak langkah pelaku ekonomi dalammenjalankan kegiatan ekonomi dengan berdasarkan Alquran danHadits yang berfungsi sebagai frame atas kebijakan dan langkahyang ingin direalisasikan. Selain itu, ekonomi Islam juga memposisikanmanusia sebagai khalifah di bumi, dan oleh karenanya segala aktivitasekonomi yang dijalankan manusia haruslah sebagai sebuah upayauntuk mewujudkan kesejahteraan semua umat manusia di bumi.

    Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umat manusiamelalui ekonomi Islam, tidak cukup hanya Bank atau Lembaga

  • 45Ekonomi Isl am Substant i f

    Keuangan saja yang berperan, tetapi juga dibutuhkan dukungandari regulasi dan sistem perekonomian negara secara keseluruhan.Dan hal yang tak kalah pentingnya adalah sumber daya manusiasebagai aktor ekonomi yang berperan dalam pengambilan kebijakan,pembuat regulasi, dan penentu arah perekonomian suatu bangsa.(Ahmad Farabi)

  • 46 Ekonomi Isl am Substant i f

    Suku Bunga, Inflasi, dan KrisisKeuangan Dunia

    akibatnya, penyembuhannya hanya bersifat sementara, sepertiobat-obatan analgesik, mengurangi rasa sakit hanya bersifatsementara. Beberapa saat kemudian, krisis muncul kembali, bahkanlebih parah, mendalam dan serius

    Pengalaman krisis demi krisis yang menimpa ekonomi dunia dalamsatu abad terakhir ini seharusnya telah menyadarkan kepadakita bahwa masalah inflasi telah berkembang menjadi persoalan yangsemakin kompleks. Diawali dengan terjadinya malapetaka yang besar(the great depressions) pada tahun 1930-an, kemudian disusuldengan terjadinya krisis Amerika Latin pada dekade 1980-an, akhirnyamuncul kembali pada krisis moneter di Asia pada pertengahan tahun1997-an, adalah pengalaman ekonomi dunia dengan inflasi tingginya(hyper inflation) yang sangat merusakkan sendi-sendi ekonomi(Triono, 2006).

  • 47Ekonomi Isl am Substant i f

    Perpaduan kebijakan yang digunakan untuk mengatasi krisismalah menimbulkan krisis bertambah parah. Inilah sebuah dilemayang sampai saat ini belum terpecahkan sebagaimana secara jelasdikatakan oleh Samuelson dan Nordhaus. Bahkan merekamengatakan kebijakan atau solusi yang ditawarkan oleh para ahlidalam memecahkan permasalahan inflasi dan pengangguran secarabersamaan justru menyebabkan efek samping yang lebih buruk daripenyakitnya itu sendiri. Ini terjadi dikarenakan obat yang diberikanhanya sebatas menghilangkan penyakit bagian permukaan saja,sementara penyakit bagian dalamnya masih belum disembuhkan.

    Penyakit bagian dalam yang belum tersentuh oleh perpaduankebijakan di atas adalah terkait dengan hakikat mata uang itu sendiridan sistem yang melingkupinya serta penyalahgunaan dari fungsidasar uang sebagai alat tukar yang bertambah menjadi tidak hanyasebatas sebagai alat tukar, melainkan juga menjadi sebuah barang(komoditas) yang turut diperdagangkan dengan imbalan bunga(interest). Yang lainnya adalah masalah kewajiban cadangan bankkomersial (fractional reserve banking system).

    Menurut Chapra (2000), jika kita hendak melakukan pengobatan,maka tidak akan ada pengobatan yang efektif kecuali hal itu diarahkankepada arus utama masalah. Contoh penyelesaian masalah yanghanya sampai kepada gejala adalah: penyelesaian krisis ekonomidengan hanya melihat ketidakseimbangan anggaran, ekspansimoneter yang berlebihan, defisit neraca pembayaran yang terlalubesar, naiknya kecendrungan proteksionis, tidak memadainyabantuan asing dan kerja sama internasional yang tidak mencukupidan sebagainya. Akibatnya, penyembuhannya hanya bersifatsementara, seperti obat-obatan analgesik, mengurangi rasa sakithanya bersifat sementara. Beberapa saat kemudian, krisis munculkembali, bahkan lebih parah, mendalam dan serius.

  • 48 Ekonomi Isl am Substant i f

    Dampak Destruktif Bunga

    Siregar (2001), telah memberi penjelasan tentang dampak dariadanya suku bunga terhadap ketidakstabilan ekonomi. Menurutnyadengan adanya ketentuan suku bunga, maka pinjaman padaperbankan akan memerlukan kepastian pengembalian. Olehkarenanya, peminjaman perbankan hanya akan diberikan kepadapeminjam yang memiliki jaminan kredit guna meng-cover pinjamantersebut dan kecukupan cash flow untuk memenuhi kewajibannya.Akibatnya, dana bank hanya akan mengalir kepada golongan kayasaja. Sedangkan golongan miskin tidak akan pernah memperolehbagian pinjaman kredit perbankan.

    Fakta selanjutnya menunjukkan bahwa golongan kaya yangmemperoleh kredit tersebut umumnya memanfaatkan dana tersebuttidak hanya untuk investasi yang produktif saja, tetapi juga untukkeperluan yang non produktif, seperti untuk conspicius consumption(konsumsi barang lux, yang hanya berguna untuk simbol status),pengeluaran yang tidak bermanfaat, termasuk juga untuk keperluanspekulasi. Hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya ekspansimoney demand yang cepat, hanya untuk keperluan konsumsi nonproduktif dan tak bermanfaat.

    Tingginya inflasi (hyper inflation) yang menimpa Indonesiapada krisis moneter di tahun 1997-an juga tidak terlepas dari ulahspekulan mata uang di bursa valas tersebut. Akibat adanya spekulasidi bursa valas, nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS.Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS inilah yangmengakibatkan harga-harga barang impor menjadi sangat tinggi.Indonesia sebagai negara yang mayoritas industrinya masihbergantung pada bahan baku impor, dengan naiknya harga barangimpor inilah yang menyebabkan terjadinya inflasi tinggi di Indonesia(Tambunan, 1998).

  • 49Ekonomi Isl am Substant i f

    Fakta Empiris Indonesia

    Menurut penelitian yang dilakukan penulis tentang determinaninflasi Indonesia dengan metode estimasi Vector Autoregression(VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) pada tahun 2008,didapat hasil yang menunjukkan bahwa suku bunga ternyataberpengaruh positif dan dominan terhadap inflasi Indonesia. Olehkarena itu perlu dikaji kembali keberadaan institusi bunga di dalamperekonomian, apakah bermanfaat bagi kestabilan moneter Indonesiaataukah malah sebaliknya. Apakah bermanfaat sebagai obatpenyembuh ampuh, ataukah malah menjadi virus potensial yangdapat menyebabkan sakit moneter yang lebih akut.

    Hasil lain dari penghitungan menunjukkan bahwa depresiasinilai tukar rupiah menjadi faktor kedua setelah suku bunga yangmemberi kontribusi cukup besar terhadap inflasi (9.2% dalam modelmixed). Dengan fakta ini, menjaga kestabilan mata uang menjadi halyang urgen, baik karena intrinsiknya yang stabil maupun karena diback-up dengan jelas oleh institusi berwenang. Hal ini berkaitan eratdengan jenis mata uang yang dipakai oleh suatu negara maupundengan problem seigniorage. Apakah bentuk fiat ataukahcommodity money yang akan mampu menjaga stabilitas mata uang.

    Penemuan yang tidak kalah penting dari riset yang penulislakukan adalah bahwa model monetaris merupakan pendekatanyang paling banyak dilakukan untuk menganalisis penyebab inflasi,baik di negara maju maupun negara berkembang. Model inimenjelaskan bahwa penyebab utama inflasi adalah akibat terlalubanyaknya uang beredar. Baik yang dicetak oleh bank sentral (uangkartal) maupun yang diciptakan oleh bank komersial (berbentuk giral)sebagai konsekuensi logis dari aturan fractional reserve bankingsystem. Karenanya perlu ada pengaturan dan pembatasanpenciptaan uang, umpamanya dengan pemikiran fully (100%)reserve banking.

  • 50 Ekonomi Isl am Substant i f

    Fenomena Krisis Keuangan Amerika

    Krisis moneter Amerika saat ini menggejala menjadi krisiskeuangan global. Program bailout sebesar USD 700 miliar kemudianmenjadi nihil. Program itu gagal meningkatkan kepercayaan parapelaku pasar pada upaya stabilisasi. Hal ini juga merupakan sinyalyang sangat jelas bahwa krisis belum akan mereda dalam waktudekat. Beberapa bulan lalu ekonom Amerika ada yang mengatakanbahwa krisis keuangan Amerika akan mengantarkan perekonomianAmerika pada situasi resesi atau bahkan depresi yang diikuti olehkondisi hiperinflasi seperti yang pernah dialami Jerman sebelumperang dunia kedua (Sakti, 2008).

    Pasar modal di Amerika, Eropa, Asia dan beberapa emergingmarket countries di Amerika Selatan rontok, dimana kejatuhan pasarmencatatkan rekor yang fantastis. Dow Jones jatuh mencapai 800,06poin, meskipun kemudian ditutup dengan kejatuhan akhir 350 poin.Namun angka indeks Dow Jones menunjukkan angka terburuknyadalam 4 tahun terakhir yaitu berada di bawah angka 10.000. Krisisjuga bahkan mulai menjalar ke Asia. Pasar saham Jepang turun 4,25%,Korea 4,3%, Hong Kong 5% dan Australia 3,4%. Sementara diIndonesia IHSG pada 6 September 2008 lalu, terjun bebas 10,03%.

    Ekonomi Islam memandang fenomena krisis keuangan duniayang sedang terjadi sekarang ini tidak jauh dari ihwal masalah moneter,uang, dan fungsi-fungsinya. Tidak semua fungsi uang dalam ekonomikonvensional bisa diimplementasikan dalam sistem ekonomi Islam.Keterlibatan interest, gambling dan gharar dalam motif permintaanuang untuk berspekulasi telah menyebabkan motif ini secara kerasditentang oleh Islam yang justru inilah yang menjadi penyebabutama krisis yang terjadi. Sehingga spekulasi di pasar uang menjadisangat menarik. Tidak seperti halnya dengan ekonomi konvensional,prinsip ekonomi Islam menentang keras uang itu untuk diperlakukan

  • 51Ekonomi Isl am Substant i f

    sama dengan barang (commodity) yang dapat diperjualbelikansemata-mata untuk meraih keuntungan.

    Konsep uang dalam Islam berbeda dengan konsep uang dalamsistem kapitalis. Dalam Islam, uang adalah uang yang hanya berfungsisebagai alat tukar. Jadi uang adalah sesuatu yang terus mengalirdalam perekonomian, atau lebih dikenal sebagai flow concept.Sedangkan dalam ekonomi konvensional, uang adalah barang modal(capital), komoditas dagangan, sesuatu yang bisa ditukarkan, danbeberapa kapasitas yang lain. Atau dengan kata lain, uang adalahsesuatu yang biasa disimpan atau stock concept.

    Problematika moneter di dunia saat ini kerap menjadipenyebab nomor wahid terjadinya krisis ekonomi di banyak negara,termasuk US financial crisis. Padahal pada zaman Rasulullah sawdahulu, masalah itu tidak menjadi sebuah kendala yang pokok. Salahsatu alasannya adalah, karena salahnya para ekonom memandanguang. Uang yang seharusnya menjadi flow malah menjadi stock.Yang seharusnya hanya menjadi perantara, malah menjadi komoditasyang diperdagangkan. Bahkan dijadikan sebagai alat spekulasi yangmenghancurkan. (Aam Slamet Rusydiana)

  • 52 Ekonomi Isl am Substant i f

    Konsep Uang dalam Islam

    dalam Islam, uang adalah uang yang hanya berfungsi sebagaialat tukar. Jadi uang adalah sesuatu yang terus mengalir dalamperekonomian, atau lebih dikenal sebagai flow concept. Ini berbedadengan sistem perekonomian kapitalis, di mana uang dipandangtidak saja sebagai alat tukar yang sah (legal tender) melainkanjuga dipandang sebagai komoditas

    Dalam setiap sistem perekonomian, fungsi utama uang selalusebagai alat tukar (medium of exchange). Fungsi utama ini lalumemiliki darivasi fungsi-fungsi lain seperti uang sebagai standard ofvalue (pengukur nilai), store of value (penyimpan nilai), unit of accountdan standard of deferred payment (pengukur pembayaran tangguh).

    Dalam Islam, uang adalah uang yang hanya berfungsi sebagaialat tukar. Jadi uang adalah sesuatu yang terus mengalir dalamperekonomian, atau lebih dikenal sebagai flow concept. Ini berbedadengan sistem perekonomian kapitalis, di mana uang dipandangtidak saja sebagai alat tukar yang sah (legal tender) melainkan jugadipandang sebagai komoditas. Dengan demikian, menurut sistem

  • 53Ekonomi Isl am Substant i f

    ini, uang dapat diperjual belikan dengan kelebihan baik on the spotmaupun secara tangguh. Dalam perspektif ini uang juga dapatdisewakan (leasing).

    Dalam Islam, apapun yang berfungsi sebagai uang, makafungsinya hanyalah sebagai medium of exchange (alat tukar). Ia bukansuatu komoditas yang bisa diperjualbelikan dengan kelebihan baiksecara on the spot maupun bukan. Satu fenomena penting darikarakteristik uang adalah bahwa ia tidak diperlukan untuk dikonsumsi,ia tidak diperlukan untuk dirinya sendiri, melainkan diperlukan untukmembeli barang yang lain sehingga kebutuhan manusia dapatterpenuhi. Inilah yang dijelaskan oleh Imam Ghazali bahwa emasdan perak hanyalah logam yang di dalam substansinya (zatnya itusendiri) tidak ada manfaat atau tujuan-tujuannya. Al-Ghazali dalamkarya monumentalnya, Ihya Ulumiddin mengatakan: Kedua-duanya tidak memiliki arti apa-apa tetapi keduanya mengartikansegala-galanya. Keduanya ibarat cermin, ia tidak memiliki warnatapi bisa mencerminkan semua warna.

    Dari sinilah pertanyaan kemudian mengemuka, jika uang dalamIslam hanya berfungsi sebagai alat tukar, apakah Islam membatasipenggunaan emas dan perak sebagai satu-satunya mata uang yangdiakui syara atau memberikan kebebasan penggunaan mata uangdari bahan apa pun dengan catatan fungsinya dapat terpenuhi? Darisinilah tulisan ini menemukan muaranya.

    Dinar-Dirham dalam Lintas Sejarah

    Emas, dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia,sudah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum Masehi. Hal itu ditandaipenemuan emas dalam bentuk kepingan di Spanyol, yang saat itudigunakan oleh Paleolithic Man. Dalam sejarah lain disebutkan bahwaemas ditemukan oleh masyarakat Mesir kuno (Circa) 3000 tahunsebelum masehi. Sedangkan sebagai mata uang, emas mulai

  • 54 Ekonomi Isl am Substant i f

    digunakan pada zaman Raja Lydia (Turki) sejak 700 tahun sebelumMasehi. Sejarah penemuan emas sebagai alat transaksi dan perhiasantersebut kemudian dikenal sebagai Barbarous Relic (JM Keynes).

    Lahirnya Islam sebagai sebuah peradaban dunia yang dibawadan disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW telah memberikanperubahan yang cukup signifikan terhadap penggunaan emassebagai mata uang (dinar) yang digunakan dalam aktivitas ekonomidan perdagangan. Pada masa Rasulullah, ditetapkan berat standardinar diukur dengan 22 karat emas, atau setara dengan 4,25 gram(diameter 23 milimeter). Sementara Khalifah Umar bin Khattabmenentukan standar koin dengan berat 10 Dirham setara dengan 7Dinar (1 mitsqal).

    Pada tahun 75 Hijriah (695 Masehi) Khalifah Abdul Malikmemerintahkan Al-Hajjaj untuk mencetak Dirham untuk pertamakalinya, dan secara resmi beliau menggunakan standar yangditentukan oleh Khalifah Umar bin Khattab.

    Dinar-Dirham dalam Alquran dan Hadits

    Dalam Alquran dan Hadits, emas dan perak telah disebutkanbaik dalam fungsinya sebagai mata uang atau sebagai harta danlambang kekayaan yang disimpan. Ini dapat kita lihat dalam QS. at-Taubah: 34 yang menjelaskan orang-orang yang menimbun emasdan perak, baik dalam bentuk mata uang maupun dalam bentukkekayaan biasa dan mereka tidak mau mengeluarkan zakatnya akandiancam dengan azab yang pedih. Ayat ini juga menegaskan tentangkewajiban zakat atas logam mulia secara khusus. Dalam QS al-Kahf:19, Allah menceritakan kisah Ashabul Kahf (penghuni gua) yangmenyuruh salah seorang dari teman mereka untuk membelanjakanuang peraknya (wariq) guna membeli makanan sesudah merekatertidur selam 309 tahun di gua. Alquran menggunakan kata wariqyang artinya uang logam dari perak atau dirham.

  • 55Ekonomi Isl am Substant i f

    Di samping itu banyak sekali hadits Nabi Muhammad SAWyang menyebut dinar-dirham atau menggunakan kata wariq.Rasulullah SAW bersabda, Dinar dengan dinar, tidak ada kelebihanantara keduanya (jika dipertukarkan); dan dirham dengan dirham,tidak ada kelebihan di antara keduanya (jika dipertukarkan ). (H.R.Muslim). Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menggunakan kata wariqseperti dalam hadis berikut ini: Uang logam perak (wariq) yangjumlahnya di bawah lima auqiyah tidak ada kewajiban zakat atasnya.(H.R. Bukhari dan Muslim).

    Dinar-Dirham; Apresiasi Dua Arah

    Diskursus dan pro kontra mengenai hukum penggunaan matauang dinar-dirham dalam Islam ramai dibicarakan sejak abadpertengahan. Para ulama sepakat untuk tidak sepakat. Perdebatanitu berkisar pada domain; apakah mata uang adalah masalah syarayang sudah ditetapkan oleh Allah swt, atau hanya masalah tradisi-terminologis yang penetapannya diserahkan pada kebiasaanmasyarakat (urf)? Apakah hanya emas dan dirham yang memilikiotoritas sebagai satu-satunya mata uang umat Islam (single money)atau bisa berlaku mata uang yang lain?

    Sederet ulama berpendapat bahwa uang adalah masalah syarayang telah diatur oleh Allah swt. Alquran hanya menyebutkan emas,perak, dinar, dan dirham sebagai barang-barang yang memiliki nilai,dan tidak pernah menyebutkan mata uang lainnya. Maka menjadihal yang niscaya bagi umat Islam untuk menggunakan emas danperak (dinar-dirham) sebagai satu-satunya medium of exchange.Pendapat ini diusung oleh ulama-ulama besar seperti Abu Hanifah,Abu Yusuf, fatwa kalangan Hanafiyah dalam Al-Fatawa al-Hindiyah,kalangan malikiyah dalam pendapatnya yang tidak popular, kalanganSyafiiyah dalam pendapat yang ashah (As-Suyuthi: Asybah wan-Nadzair), Kalangan Hanabilah dalam salah satu pendapatnya, An-

  • 56 Ekonomi Isl am Substant i f

    Nakhai dan Mujahid, Al-Maqrizy, dan beberapa ulama-ulamakontemporer lainnya (An-Nabhani dalam An-Nidzam Al-Iqtishadi)

    Al-Maqrizy barangkali satu dari ulama-ekonom yang sangatlantang menyuarakan pendapatnya bahwa mata uang yang sahmenurut syara hanyalah emas dan perak. Beliau berpendapat bahwayang berhak untuk jadi alat pengukur harga dan nilai barang-barangkomoditi dan pekerjaan hanyalah emas dan perak. Lebih lanjut, beliautidak melihat dalam hadits shahih dan pada umat terdahulumenjadikan uang selain emas dan perak. Umat terdahulu dalamkondisi terdesak hanya menjadikan selain emas sebagai alat tukarbarang-barang remeh, dan mereka tidak menganggapnya sebagaimata uang sama sekali dan tidak pernah mengganti posisi emasdan perak. Dari sinilah Al-Maqrizy menyatakan bahwa hanya emasdan perak yang pantas dijadikan mata uang, tidak yang lain (Al-Maqrizy dalam An-Nuquud Al-Islamiyah). Dalam karya yang lain,Kasyful Ghummah, Al-Maqrizy menyatakan dengan lantang: matauang yang bisa diterima baik oleh agama, logika, dan tradisi hanyalahemas dan perak. Yang lain tidak.

    Pada kutub yang berlawanan, sekelompok ulama berpendapatbahwa uang adalah masalah tradisi-terminologis yang dikembalikanpada kebiasaan manusia dan tidak terbatas pada barang tertentu.Menurut Al-Baladziri dalam Futuhul Buldan, Umar bin Khattab ra.pernah punya keinginan untuk menjadikan mata uang dari kulit unta.Aku ingin (suatu saat) menjadikan kulit unta sebagai alat tukar,ungkapnya. Menurutnya, sebagai alat tukar (medium of exchange)uang tidak harus terbatas pada dua logam mulia saja. Karenasesungguhnya, apapun, dapat berfungsi menjadi uang termasuk kulitunta.

    Di antara ulama yang memiliki pandangan di atas adalahMuhammad bin Al-Hasan dari kalangan hanafiyah, kalangan

  • 57Ekonomi Isl am Substant i f

    Malikiyah dalam pendapatnya yang mutamad (kuat), kalanganSyafiie dalam qaul (pendapat) keduanya, kalangan Hanbali dalampendapatnya yang mutamad, dan diunggulkan (tarjih) oleh IbnuTaimiyah, Ibnu Qayyim. Pendapat ini diusung oleh mayoritas ulamakontemporer, dan menjadi keputusan Majami Ilmiyah Al-Islamiyah(Al-Zarqa, Syarhul Qawaid Al-Fiqhiyah, hlm. 174)

    Ikhtitam

    Terlepas dari pro-kontra seputar hukum penggunaan dinar-dirham sebagai mata uang dalam islam, penetapan mata uang mestimemperhatikan faktor stability (kestabilan nilai), fairness (keadilan),foreign exchange risk (resiko valuta asing), competitiveness (dayasaing), dan reliability (ketahanan) sebagai acuan. Dengan memper-hatikan faktor-faktor ini maka dinar-dirham diakui banyak kalangansebagai mata uang yang memenuhi kualifikasi di atas. Wallahualam. (Mahbubi Ali)

  • 58 Ekonomi Isl am Substant i f

    Arus Kiri-KananEkonomi Syariah

    keberhasilan perbankan syariah hendaknya tidak hanya diukurmelalui komparasi total assetnya dengan konvensional, tetapi jugaharus berdasarkan efektivitasnya dalam mengentaskan kemiskinanmelalui pemberdayaan sektor riil. Khusus di Indonesia, proseskaderisasi praktisi ekonomi syariah harus menjadi agenda utamaguna meningkatkan syariah compliance yang tepat...

    Sejak dikonsepkan oleh Nabi saw 1400 tahun yang lalu, ekonomiIslam terus mengalami perkembangan yang dinamis baik sebagaimazhab ekonomi (Baqir Shadr) maupun ilmu ekonomi (Monzer Kahf),mengiringi realitas sosial dan politik yang mempengaruhinya. Pascaruntuhnya kekhalifahan Islam 1924, komunitas dan entitas ekonomiIslam turut mengalami degradasi juga revivalisasi. Jika sebelumnyaistilah ekonomi Islam tak pernah dikenal karena sudah inheren dalamsetiap aktivitas ekonomi masyarakat muslim, maka ketika Baratmengambil estafet kepemimpinan politik dan ekonomi, istilahisasimenjadi sesuatu yang tak dapat dihindarkan sebagai salah satusimbolisasi sebuah perlawanan yang tak pernah berhenti.

  • 59Ekonomi Isl am Substant i f

    Di era ekonomi kontemporer, dimana sektor perbankanmenjadi sesuatu yang tak terhindarkan (taken for granted), ekonomiIslam pun harus bermain pada arena yang sama, yang pada dasarnyatidak menjadi masalah ketika aturan main (rule of the game) masihbersandarkan kepada keadilan tanpa kedzaliman (2:276), keridhaantanpa pemaksaan (4:29), amanat tanpa khianat (4:58).

    Oleh karena itu, pemaparan empat aksi dan reaksipenulismenyebutnya arus terhadap euphoria Islamisasi ekonomi baikdalam ranah teori maupun aplikatif menggunakan pendekatanpenilaian terhadap perbankan syariah yang menjadi trigger dalamkebangkitan ekonomi langit yang sedang dibumikan.

    Arus Kiri-Destruksif

    Perang wacana atas eksistensi ekonomi Islam menurut arusini bergerak pada ada dan tidaknya, dengan melakukan studi kritispada interpretasi kemapanan ekonomi Islam itu sebagai konsep yangsempurna dan aplikatif. Pengusung arus ini mengatakan bahwa Islamhanya membawa semangat moral dalam kehidupan ekonomi.Dalam perbankan, golongan ini menolak pengharaman riba sebagaipertimbangan hukum, tetapi hanya sebagai pertimbangan moraldan kemanusiaan saja (Abdulah Saeed, 1996) juga menolakpenafsiran bahwa bunga adalah riba. Membuat asumsi bahwa profitand loss sharingsebagai karakteristik utama bank syariahmerupakan gagasan yang utopis atau mustahil diterapkan secarasempurna. Kemudian, mengkritik kedudukan Dewan Syariah sebagailadang justifikasi kebenaran transaksi atau akad-akad yang sebenarnyamasih diperselisihkan oleh para fuqaha. Sehingga keberadaan bankIslam patut dipertanyakan keotentikannya. Mereka beranggapanbahwa mekanisme perbankan yang ada