118685228 tension headache

47
Laporan Simulasi Kasus TENSION HEADACHE Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Ilmu Farmasi Kedokteran Oleh: Essy Dwi Damayanthi I1A001067 Pembimbing : Dr. Alfi Yasmina, M.Kes

Upload: ribnu31

Post on 16-Feb-2015

111 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

TTh

TRANSCRIPT

Page 1: 118685228 Tension Headache

Laporan Simulasi Kasus

TENSION HEADACHE

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian

Ilmu Farmasi Kedokteran

Oleh:

Essy Dwi Damayanthi

I1A001067

Pembimbing :

Dr. Alfi Yasmina, M.Kes

Universitas Lambung Mangkurat

Fakultas Kedokteran

Laboratorium Farmasi

Banjarbaru

Page 2: 118685228 Tension Headache

2006

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nyeri kepala merupakan gejala umum yang pernah dialami hampir semua

orang dan lebih dari 90% populasi pernah mengalami satu jenis sakit kepala. Setidak-

tidaknya secara episodik selama hidupnya. Di Amerika Serikat lebih dari 23 juta

orang mengalami nyeri kepala, dimana 17,6% diderita oleh wanita dan 6% pada laki-

laki (1,2,3).

Nyeri kepala dapat merupakan bagian dari gejala sisa (sekuele) akibat

peningkatan tekanan intrakranial, cedera kepala, tumor otak, ketegangan mata,

sinusitis, perubahan atmosfir, alergi makanan, strees emosional, alkohol, makanan,

dan sebagainya. Daftar faktor-faktor etiologi yang mugkin menjadi penyebab nyeri

kepala tidak ada habisnya dan bersifat individual. Ada tiga jenis nyeri kepala,

berdasarkan klasifikasi Internasional Nyeri Kepala dari IHS (International Headache

Society) yang terbaru tahun 2004, terdiri atas Migraine, Tension Type Headache

(TTH), serta Cluster Headache dan cephalalgia lainnya dari nyeri kepala primer

lainnya (1,2,4).

Tension headache atau nyeri kepala tipe tegang adalah manifestasi dari reaksi

tubuh terhadap stres, kecemasan, depresi, konflik emosional, kelelahan atau hostilitas

Page 3: 118685228 Tension Headache

yang tertekan.Respon fisiologis yang terjadi meliputi refleks pelebaran pembuluh

darah ekstrakranial serta kontraksi otot-otot rangka kepala, leher dan wajah (5).

1.2. Definisi

Tension Type headache atau nyeri kepala tipe tegang didefinisikan sebagai

rasa berat atau tertekan yang menetap, pada kedua sisi kepala yang timbul episodik

dan berkaitan dengan stres, tetapi dapat berulang hampir setiap hari tanpa adanya

faktor psikologis. Nyeri ini timbul karena kontraksi terus-menerus otot-otot kepala

dan tengkuk yaitu m. splenius kapitis, m. temporalis, m.maseter, m.

sternokleidomastoideus, m. trapezius, m. servikalis posterior, dan m. levator skapula.

Sifat nyerinya biasanya berupa rasa tertekan atau diikat, dari ringan-berat, bilateral,

tidak dipicu oleh aktivitas fisik dan gejala penyertanya tidak menonjol (6,7). Tension

headache ini juga dikenal sebagai stres headache, muscle contraction headache,

psychomiogenic headache, ordinary headache, and psikogenik headache (8).

1.3. Epidemiologi

Pada penelitian di Amerika, tension headache merupakan penyakit nyeri

kepala primer. Penyakit ini 88% dijumpai pada wanita dan 66% pada laki-laki dan

sekitar 60% serangan sakit kepala jenis ini terjadi pada usia lebih dari 20 tahun (8).

1.4. Etiologi

Etiologi dari tension headache ini belum diketahui secara pasti, namun diduga

disebabkan oleh beberapa faktor pencetus antara lain adalah cahaya yang

menyilaukan, stres psikososial, kecemasan, depresi, stres otot, marah, terkejut, serta

penggunaaan obat untuk tension headache yang berlebihan (6).

Page 4: 118685228 Tension Headache

1.5. Klasifikasi

Klasifikasi nyeri kepala tipe tegang/ Tension Headache menurut Ad Hoc

Committee of The International Headache Society adalah sebagai berikut (6,8) :

1. Nyeri kepala tipe tegang episodik

a. Minimal mengalami 10 kali episode nyeri kepala, dimana jumlah hari

dengan nyeri kepala tersebut < 180 hari/tahun (<15 hari/bulan)

b. Nyeri kepala berlangsung antara 30 menit sampai 7 hari

c. Sekurang-kurangnya memiliki dua gambaran khas nyeri berikut ini :

- Kualitas nyeri seperti diikat atau ditekan

- Intensitas nyeri ringan sampai sedang

- Lokasi bilateral

- Tidak diperberat dengan berjalan menaiki tangga atau aktivitas fisik sejenis

d. Tidak ada mual atau muntah, tidak ada fotofobia dan fonofobia

2. Nyeri kepala tipe tegang kronik

a. Rata-rata frekuensi nyeri kepala > 15 hari/bulan (>180 hari/tahun) selama 6

bulan yang memenuhi kriteria 1b-1d diatas

b. Sekurang-kurangnya memiliki dua gambaran khas nyeri pada nyeri kepala

tipe tegang episodik

c. Tidak ada muntah, dan tidak lebih satu hal berikut : mual, fotofobia atau

fonofobia

1.6. Patofisiologi

Page 5: 118685228 Tension Headache

Patofisiologi dari TTH sangat kompleks dan banyak faktor yang

mempengaruhinya, baik dari faktor sentral maupun perifer. Pada penderita TTH

didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi jaringan

miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar ke kepala

mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot

maupun tendon tempat insersinya (9).

TTH adalah kondisi stres mental, nonfisiologikal motor stres, dan miofasial

lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya yang menstimuli

perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi supraspinal pain, kemudian

berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing-masing individu mempunyai sifat self

limiting yang berbeda-beda dalam hal intensitas nyeri kepalanya (8,10).

Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga struktur

fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut

kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang

bermyelin (A∞ dan AB) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan/

tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous, seperti misalnya

proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul

proses sensitisasi serabut Aoc dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri

tekan pada tension type headache (9).

Page 6: 118685228 Tension Headache

Dulu dianggap bahwa kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat

menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam tension type headache

sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle contraction headache. Akan tetapi

pada akhir-akhir ini pada beberapa penelitian yang menggunakan EMG

(elektromiografi) pada penderita tension type headache ternyata hanya menunjukkan

sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot, jika

meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif

terhadap nyeri. Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri

kepala (8,9,10)

Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial

trigger point yang berukuran kecil, hanya beberapa milimeter saja (tidak terdapat

pada semua otot). Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin( dilepas dari

platelet), bradikinin( dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan

kalium (yang dilepas dari sel otot), substance P dan Calcitonin Gene Related Peptide

dari aferens otot berperan sebagai stimulan sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet.

Jadi pada saat ini yang dianggap lebih berperan adalah nyeri miofascial terhadap

timbulnya TTH (8,9).

Page 7: 118685228 Tension Headache

Untuk jenis TTH episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap

nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi otot

sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain inhibitory

activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan

terhadap timbulnya nyeri pada tension headache. Semua nilai ambang pressure pain

detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik maupun

ekstrasefalik (9).

Page 8: 118685228 Tension Headache

1.7. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala yang dapat timbul pada tension headache adalah nyeri kepala

yang dirasakan seperti kepala berat, pegal seperti diikat tali yang melingkari kepala,

kencang dan menekan. Kadang-kadang disertai nyeri kepala yang berdenyut. Bila

berlangsung lama, pada palpasi dapat ditemukan daerah-daerah yang membenjol,

keras dan nyeri tekan. Dapat pula disertai gejala mual, kadang-kadang muntah,

vertigo, lesu, sukar tidur, mimpi buruk, sering terbangun menjelang pagi dan sulit

tidur kembali, hiperventilasi, perut kembung, sedih, hilangnya kemauan untuk belajar

atau bekerja, anoreksia dan keluhan depresi lainnya. Bisa juga nyeri dirasakan seperti

perasaan tegang yang menjepit di kepala dan nyeri berlokasi di daerah oksipito

servikal (5,7)

Bentuk akut dikaitkan dengan keadaan stres, kegelisahan dan atau kelelahan

temporer yang biasanya berlangsung satu atau 2 hari. Tipe kronis biasanya nyeri

bersifat bilateral, tidak mereda, dapat berlangsung siang maupun malam hari, dan

berlangsung sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun, terasa menekan, tidak

berdenyut dan sering dikaitkan dengan perasaan gelisah, depresi dan perasaan

tertekan (4,7).

Gejala yang lain dari nyeri kepala ini berupa konsentrasi yang lemah,

perasaan lelah dan iritabel. Kualitas nyeri kepala ini digambar sebagai nyeri yang

tumpul dan menetap. Sering tidak digambarkan sebagai rasa nyeri tetapi sebagai rasa

berat atau rasa tertekan atau juga rasa ketat. Pada 25% penderita serangan nyeri

tumpul dapat kemudian berubah menjadi rasa berat dan kadang-kadang ada kualitas

Page 9: 118685228 Tension Headache

berdenyut (pulsasi). Nyeri kepala yang tumpul ini bisa berasal dari bangunan yang

terletak dalam di kulit. Pada beberapa keadaan, nyeri dapat dirasakan terlokalisir di

satu tempat misalnya : orang dengan kebiasaan mengerutkan dahi dapat merasakan

nyeri di daerah bitemporal, dan orang dengan kebiasaan leher lurus merasakan nyeri

di oksipital (11).

Gambaran intensitas nyeri pada nyeri kepala ini sebagai “seakan-akan kepala

akan pecah, yang menunjukkan karakteristik histerik”. Sedangkan durasi dari nyeri

kepala ini dapat kontinyu menetap sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Penderita dapat melaporkan tak pernah sembuh dari nyeri kepalanya. Namun selama

perjalanan yang panjang itu intensitas nyerinya dapat menyusut dan mengembang

dari jam ke jam. Frekuensi nyeri akan dilaporkan setiap hari, ters menerus dan tak

pernah bebas nyeri kepala, pola temporalnya disebut pola undulasi (bergelombang),

dimana nyeri menetap kontinyu, periodisitasnya tak jelas dan awitannya tidak

paroksismal (11).

Selain itu juga ada gelaja lain pada nyeri kepala tegang otot ini yaitu (11) :

- Fotofobia ringan namun konstan, mendorong penderita memakai kacamata hitam

walaupun hari mendung.

- Gejala-gejala GI : nausea pada pagi hari, Vomitus (jarang), sendawa belebihan dan

mengeluarkan flatus.

- Hiperventilitas, gangguan konsentrasi, kurang minat dalam bekerja dan melakukan

hobi, Gejala-gejala ini dapat ditafsirkan sebagai sindrom cemas (anxietas).

Page 10: 118685228 Tension Headache

- Rasa nyeri di dada kiri, di punggung dan region koksigeus. Rasa nyeri ini

bersamaan gejala GI dan Gejala psikosomatik lainnya dapat ditafsirkan sebagai

sindrom depresi.

Banyak penderita yang mengalami nyeri kepala tegang otot walaupun tak ada

stress emosional yang berat. Pada nyeri kepala yang sudah berlangsung lama, faktor

pencetus bisa juga berlaku sebagai faktor yang memperberat sehingga akan

menambah intensitas nyerinya. Gerakan-gerakan pada jurusan tertentu dapat

memperberat nyerinya (11).

Pada tension headache biasanya tidak ditemukan kelainan organik, anemia

sedang dan tekanan darah sistemik yang sedikit tinggi atau rendah tidak relevan bagi

tension headache, yang menonjol adalah unsur fobia berupa sakit kepala kalau

melihat orang banyak, sakit kepala kalau berada ditempat yang tinggi atau sakit

kepala kalau naik lift, jenis fobia yang diproyeksikan dalam keluhan adalah agorafia

(fobia terhadap tempat yang luas dan ramai), akrofobia (fobia terhadap kecuraman),

klustrofobia (fobia terhadap ruang yang sempit). Tension headache yang diwarnai

dengan unsur histerik adalah klavus histerik yaitu sakit kepala yang terpusat pada

kalvarium. Sakit kepala semacam ini hampir selalu disertai gejala globus histerikus

yaitu perasaan seolah-olah tenggorokan dicekik atau kerongkongan tersumbat (12).

Nyeri kepala tension headache bisa berupa suatu aktivitas yang dapat

menyebabkan kepala berada pada 1 posisi dalam jangka waktu lama tanpa bergerak,

sehingga menyebabkan sakit kepala, aktivitas tersebut meliputi pengetikan atau

penggunaan computer, pekerjaan halus dengan tangan dan penggunaan mikroskop.

Page 11: 118685228 Tension Headache

Tidur di dalam suatu ruangan yang dingin atau tidur dengan posisi leher yang salah

dapat mencetuskan sakit kepala jenis ini (13).

1.8. Diagnosis

Tidak ada tes khusus untuk menegakkan diagnosis TTH. Penderita yang

mempunyai riwayat pengobatan dan melakukan pemeriksaan fisik termasuk evaluasi

neurological yang cermat dapat membantu menegakkan diagnosis. Diagnosis pasti

dapat ditentukan dari anamnesa, riwayat medis dan pemeriksaan fisik.

1.9. Penatalaksanaan

Pada nyeri kepala tension headache penatalaksanaan yang dilakukan adalah

sebagai berikut (6,7,8,13,14,15) :

1. Terapi psikofisiologis

Terapi ini dapat berupa terapi relaksasi, program untuk mengatasi stres, serta

tehnik ayap balik hayati (biofeedback). Dengan modalitas terapi tersebut, frekuensi

tension headache serta beratnya penyakit dapat berkurang. Strategi pengelolaan stress

mungkin sangat menolong pada tension headache. Perubahan cara hidup mungkin

diperlukan untuk nyeri kepala tension headache kronik. Cara tersebut meliputi

istirahat yang cukup dan latihan, perubahan dalam pekerjaan atau kebiasaan relaksasi

ataupun perubahan yang lain

2. Fisioterapi

Terapi ini berupa latihan pengendoran otot-otot, misalnya latihan relaksasi,

yoga, semedi, diatermi, kompres hangat, TENS (Transcutaneus electrical nerve

Page 12: 118685228 Tension Headache

stimulation) ataupun terapi akupuntur. Terapi fisik dan teknik relaksasi ini dapat

memberikan keuntungan pada kasus-kasus khusus.

3. Farmakoterapi

Terdiri atas terapi abortif yang bertujuan untuk menghentikan atau

mengurangi serangan penyakit pada tension headache tipe episodik, serta terapi

pencegahan/preventif untuk terapi jangka panjang yang bermanfaat pada tension

headache kronik, namun dapat juga digunakan pada tension headache tipe episodik.

Obata-obatan yang dapat digunakan pada pengobatan tension headache yaitu :

a. Analgetikum /Non Streoid Anti Infalammatory Drugs (NSAIDs), dapat

menghilangkan rasa nyeri kepala ringan dan sedang, bila sebelumnya diberi obat

yang memacu gastrointestinal. Obat-obat yang dapat digunakan yaitu :

Asam Asetilsalisilat 500 mg tablet dengan dosis 1500 mg/hr

Metampiron 500 mg tablet dengan dosis 1500 mg/hr

Glafein 200 mg tablet dengan dosis 600-1200 mg/hr

Asam Mefenamat 250-500 mg tablet dengan dosis 750-1500 mg/hr

Ibuprofen 400-800 mg tablet dengan dosis < 2400 mg/hr

b. Hipnotik-sedatif/antiansietas. Kerjanya terutama merupakan potensiasi inhibisi

neuron dengan asam gamma-aminobutirat (GABA) sebagai mediator. Efek

sampingnya berupa inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan

psikomotor, gangguan koordinator berpikir, bingung, disartria, mulut kering dan rasa

pahit. Obat-obat yang dapat digunakan yaitu :

Page 13: 118685228 Tension Headache

Klordiazepoksid 5 mg tablet dengan dosis 15-30 mg/hr

Klobazam 10 mg tablet dengan dosis 20-30 mg/hr

Lorazepam 1-2 mg tablet dengan dosis 3-6 mg/hr

Diazepam 2-5 mg tablet dengan dosis 2-10 mg/hr

c. Antidepresan. Cara kerjanya dengan memblokade pengambilan kembali

noradrenalin dan memblokade aktivitas kolinergik, adrenergik, dan reseptor histamin.

Efek sampingnya adalah mengantuk, mulut kering, mata kabur dan sukar berak.

Obat-obatan yang dapat digunakan misalnya :

Amitriptilin 10/25 mg tablet dengan dosis 150-300mg/hr

Maprotiline 25/50/75 mg tablet dengan dosis 25-75 mg/hr

Amineptine 100 mg tablet dengan dosis 200 mg/hr

d. Antagonis serotonin, sebaiknya diberikan dalam bentuk sediaan injeksi atau spray

nasal, jika pemberian oral tidak memungkinan saat ada gejala mual atau muntah.

Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan kadar neurotransmitter

serotonin di otak. Obat yang digunakan yaitu :

Metysergid 2 mg tablet dengan dosis 4-6 mg/hr

Sumatriptan 100 mg tablet dengan dosis 300 mg/hr

Fluoksetin 10 mg tablet dengan dosis maksimal 60 mg/hr

e. Agonis selektif reseptor α2, obat yang digunakan yaitu tizanidin. Cara kerjanya

adalah dengan mencegah mengecilnya dan melebarnya pembuluh darah secara

abnormal. Bekerja pada rangsangan sentral neuron-neuron penghambat. Efek

sampingnya adalah mengantuk, mulut kering dan depresi. Beberapa penelitian

Page 14: 118685228 Tension Headache

menyatakan bahwa tizanidin ternyata efikasius, aman dan dapat ditoleransi pada

terapi profilaksis nyeri kepala harian.

Serangan akut berespon terhadap aspirin dan obat AINS lainnya seperti asam

asetilsalisilat, metampiron maupun asam mefenamat. Untuk tindakan profilaksis

diberikan pengobatan amitriptilin, atau pemberian kembali inhibitor selektif serotonin

dan tizanidin sangat berguna dalam beberapa kasus. Meski banyak pasien berespon

terhadap benzodiazepin seperti diazepam, obat-obat ini harus dibatasi penggunaannya

karena memiliki potensi adiktif (6,7,8).

Selain ketiga jenis terapi diatas adapula cara-cara lain yang bisa digunakan

untuk meredakan nyeri pada tension headache, diantaranya yaitu (6,7) :

1. Botulinum toksin A (BTX A), adalah obat yang poten untuk beberapa penyakit

berat yang berhubungan dengan kenaikan tonus otot. Meskipun mekanismenya belum

diketahui secara pasti, diduga BTX A mempunyai target menurunkan Substance P,

dan sebagai relaksan otot.

2. Injeksi dengan anastesi lokal, misalnya injeksi prokain, prokain-kofein kompleks,

lidokain dan lain-lain, atau yang lebih dikenal dengan istilah injeksi trigger point,

yang juga membantu mempercepat penyembuhan.

1.10. Pencegahan

Pencegahan yang dilakukan pada nyeri kepala Tension Headache ini dapat

berupa teknik relaksasi pencegahan dan penghindaran situasi stress. Pada beberapa

orang, suatu pengobatan sehari dapat membantu, secara khas dapat digunakan

Trisiklik antidepresan, bahkan untuk orang-orang tanpa depresi (5).

Page 15: 118685228 Tension Headache

Pencegahan lain meliputi penggunaan bantal yang berbeda atau mengubah

posisi tidur, posisi saat membaca harus benar, saat bekerja atau melakukan aktivitas

lain yang dapat menyebabkan sakit kepala. Latihan leher dan bahu harus sering

terutama saat mengetik, menggunakan computer atau pekerjaan lain. Selain itu juga

harus cukup tidur dan istirahat atau pemijitan otot dapat mengurangi sakit kepala.

Mandi atau berendam air panas/dingin dapat membebaskan sakit kepala untuk

sebagian orang (13).

Nyeri kepala Tegang Tension Headache dapat berkurang atau membaik

dengan beberapa cara antara lain (11) :

- Obat vasodilator

- Obat analgetik

- Kombinasi Kafein-analgetik

- Relaksasi dan masage tengkuk

- Relaksasi volunter pada otot kering dan mandibula

1.11. Prognosis

Prognosis dari Tension Headache umumnya memberikan respon yang baik

terhadap pengobatan tanpa pengaruh efek sisa (11).

Page 16: 118685228 Tension Headache

BAB II

SIMULASI KASUS

2.1. Kasus

Anamnesa

Tuan Gerry, usia 27 tahun, alamat Apartemen The Peak Room No.221

karyawan swasta di perusahaan konsultan bisnis, sedang ada perjalanan bisnis di

Banjarmasin, datang ke klinik dengan keluhan sakit kepala. Sejak beberapa bulan

yang lalu, keluhan sakit kepala sering timbul, kadang hilang dalam beberapa menit,

kadang berlangsung lama. Sakit kepalanya berupa rasa berat dan kencang di pelipis,

belakang kepala dan leher dan memberat di sore hari. Tidur tidak nyenyak, sering

terbangun jam 2 atau 3 pagi dan susah tidur lagi. Konsentrasi juga sulit, tidak ada

mual atau gangguan penglihatan.

Pemeriksaan

Tanda Vital: Tekanan darah : 130/85 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Nafas : 20 kali/menit

Suhu tubuh : 37oC

Kepala : Tidak ada tanda trauma

Visus : OD-1.00

OS-1.50, penderita memakai kacamata yang tepat

Mulut dan gigi : Tidak ada kelainan (ada tambahan pada M2 kanan atas)

Page 17: 118685228 Tension Headache

Leher : otot leher dan punggung tegang

Thorak, abdomen dan ekstremitas : Tidak ada kelainan

Diagnosis : Tension Headache

2.2. Tujuan Pengobatan

Mencegah faktor pencetus dan pengobatan non medik untuk mengurangi

penggunaan obat-obatan tension headache sehingga efek samping dari obat-

obatan ini dapat dikurangi

Pengobatan simptomatik/abortif untuk mengatasi keluhan-keluhan penderita,

saat terjadinya serangan tension headache

Pengobatan pencegahan digunakan agar penderita mengalami serangan

tension headache yang lebih jarang serta lebih ringan dan stabil selama

periode waktu yang lama sehingga dapat mengubah perjalanan alamiah

serangan, serta untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit

2.3. Daftar Kelompok Obat Beserta Jenisnya yang Berkhasiat untuk Kasus ini

(6,7,8,14)

No. Golongan Obat Jenis Obat1. NSAIDs Asam mefenamat, ibuprofen, aspirin, metampiron2. Hipnotik-sedatif/ antiansietas Klobazam, lorazepam, diazepam, klordiazepoksid3. Antidepresan Amitriptilin, Nortriptilin, maprotilin4. Antagonis serotonin Metysergid, sumatriptan, fluoksetin, amineptin5. Agonis selektif reseptor α 2 Tizanidin

2.4. Perbandingan Kelompok Obat(6,7,8,14,16)

Page 18: 118685228 Tension Headache

No Kelompok/Jenis Obat

Khasiat Keamanan BSO (efek samping obat)

Kecocokan (kontraindikasi

obat)1 NSAIDs

Asam mefenamat

Meredakan pegal pada otot dan persendian, sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid dan pasca bedah

Gangguan dan perdarahan GI, ulkus peptik, sakit kepala, mengantuk, pusing, cemas, gangguan penglihatan, ruam kulit, diskrasia darah, nefropati

Perdarahan/tukak saluran cerna, gangguan hati dan ginjal

Ibuprofen Analgetik-antipiretik, antiinflamasi

Mual, muntah, diare,konstipasi, nyeri dan rasa panas di epigastrium

Riwayat tukak lambung, hpersensitifitas terhadap ibuprofen atau aspirin dan non streoid antiinflamasi lain

Metampiron Sakit kepala karena tegang dan terlalu capai, neuralgia serta sakit yang berhubungan dengan infuenza

Reaksi hipersensitif, agranulositosis, denyut nadi cepat

Hipersensitivitas

Asam asetil salisilat, asetosal, aspirin

Meringankan sakit kepala, pusing, sakit gigi, nyeri otot, menurunkan demam

Iritasi lambung, mual, muntah, ulkus peptik, gangguan GI, peningkatan waktu perdarahan, hipoprotrombinemia, pusing, tinitus

Tukak lambung, gangguan perdarahan, asma

2 Hipnotik-sedatif/antiansietasKlobazam Anti konvulsi, ansiolitik,

sedatif, relaksasi otot.Mulut dan tenggorokan kering, gangguan saluran cerna, kegagalan pernapasan, urtikaria

Depresi ssp, penderita psikosis dan gangguan mental, myastenia gravis, gangguan pernapasan

Lorazepam Hipnotik dan antiansietas, status epileptikus, katatonia akibat neuroleptik

Sedasi, pusing, lesu, ataksia Penderita gagal ginjal dan pasien geriatri

Diazepam Relaksan otot pada semua bagian tubuh, termasuk trauma otot lokal, pengurangan terhadap ansietas sedang atau berat,

Mengantuk, lemas, halusinasi, bradikardi, urtikaria, konstipasi, mual, neutropenia, depresi pernapasan, ikterik

Glaukoma, psikosis, syok, koma, intotoksikasi alkohol akut

Page 19: 118685228 Tension Headache

Klordiazepoksid

Pengobatan manifestasi organik dari ansietas

Mulut kering, konstipasi, gangguan miksi

Glaukoma

3 AntidepresanAmitriptilin Antidepresi, terutama

bila diperlukakan sedasi. Nocturnal enuresis pada anak

Mulut kering, sedasi, pandangan kabur, konstipasi, mual, sulit BAK, efek pada kardiovaskular (aritmia, hipotensi postural, takikardi, sinkop, terutama pada dosis tinggi) barkeringat, tremor, ruam, gangguan perilaku (terutama anak), hippomania, binggung (terutama usia lanjut), gangguan fungsi sensual, perubahan gula darah, nafsu makan bertambah, Lebih jarang terjadi lidah hitam, ileus paralitik, kejang, agranulositosis, leukopenia, eosinofilia, purpura, trombositipenia, hiponatremia, sakit kuning.

Infark miokardinal yang baru, aritmia, mania, penyakit berat

Maprotilin Depresi, terutama bila diperlukan sedasi

Sama dengan amitriptilin, efek antimuskarinik lebih jarang, sering terjadi ruam pada kulit, pada dosis tinggi resiko kejang meningkat.

Sama dengan : amitriptilin, riwayat epilepsy

4 Antagonis serotoninMetysergid Menghambat efek

vasokontriksi dan pressor serotonin pada otot polos vaskuler, profilaksi tension headache

Gangguan saluran cerna, insomnia, nervositas, halusinasi, bingung, klemahan badan, nafsu makan menurun

Serangan migren akut

Sumatriptan Sering digunakan untuk pengobatan nyeri kepala. Sangat berkhasiat untuk mengatasi mual, muntah, dan fotophobia

Efek samping ringan dan sepintas berhubungan dengan cara pemberian dan gangguan rasa setelah pemberiaan per oral, gangguan sensasi berupa kesemutan, rasa panas, rasa tidak enak pada dada

Penyakit jantung koroner, ischemic, angina

Amineptin Depresi Reaksi kulit, sakit kuning, mudah tersinggung, gugup,

Huntington’s chorea, riwayat

Page 20: 118685228 Tension Headache

insomnia, hipotensi, konstipasi, mulut kering

hepatitis karena amineptin

Fluoksetin Antidepresi, bulimia nervosa, gangguan obsesif konfulsif

Saluran cerna, reaksi hipersensitifvitas, mulut kering, gugup, cemas, nyeri kepala, insomnia, palpitasi, tremor, binggung, hipotensi, hippomania/mania, mengantuk, asthenia, kejang, demam, disfungsi seksual, berkeringat, gangguan gerak, & diskinesia, sindrom, neuroleptik maligna, hiponatremia, gangguan fungsi hati, anemia aplastik, GPDO, ekimosis, pneumonia eosinofilik, hiperprolaktinemia, anemia hemolitik, pankreatitis, pansitopenia, kecenderungan bunuh diri, trombositopenia, purpura trombositopenik, pendarahan vagina pada pemutusan obat, perilaku kekerasan, rambut rontok

Anak tidak dianjurkan, penyakit jantung, epilepsi yang sulit dikendalikan, bersama dengan terapi elektrosyok, riwayat mania, gangguan hati dan ginjal, hamil dan menyusui, hindari pemutusan mendadak.

5. Agonis selektif reseptor ∞2

Tizanidin Mengobati gangguan spasme otot, profilaksis tension headache kronik

Rasa kantuk, hipotensi, mulut kering, astenia

-

2.5. Pilihan Dan Alternatif Obat Yang Digunakan

Page 21: 118685228 Tension Headache

A. Terapi Simptomatik/Abortif Tension Headache dengan NSAIDs(14,16)

Uraian Obat Pilihan Obat AlternatifNama Obat Asam mefenamat IbuprofenBSO Generik: Asam mefenamat tab

500 mgPaten : Mefinal, tiap kaplet mengandung asam mefenamat 500 mg

Generik:Ibuprofen tab 400 mgPaten : Ibufen, tiap tablet mengandung ibuprofen 200 mg, 400 mg dan 600 mg

BSO yang diberikan

Tablet/kaplet, pemberian lebih mudah

Tablet, pemberian lebih mudah

Dosis Referensi 500 mg diberikan secara oral tiap 8 jam atau 3 x sehari

400 mg 3 x sehari

Dosis untuk kasus 500 mg 3 x sehari Sesuai dosis referensi

Frekuensi pemberian dan alasannya

Hanya jika perlu 3 x sehari sewaktu serangan nyeri, karena hanya untuk serangan akut

Hanya jika perlu 3 x sehari sewaktu serangan nyeri, karena hanya untuk serangan akut

Cara pemberian dan alasanya

Oral, pemberian lebih mudah dan praktis

Oral, pemberian lebih mudah dan praktis

Saat pemberian dan alasannya

Setelah makan, karena dapat mengiritasi lambung

Bersama makanan/setelah makan, untuk mengurangi efek samping berupa gangguan gastrointestinal

Lama pemberian dan alasannya

Sampai gejala berkurang/menghilang

Sampai gejala berkurang/menghilang

B. Terapi Preventif Tension Headache dengan Hipnotik-sedatif/antiansietas(14,16)

Uraian Obat Pilihan Obat AlternatifNama Obat Klobazam LorazepamBSO Generik: Klobazam tab 10

mgPaten : Frisium, tiap tablet mengandung klobazam 10 mg

Generik: Lorazepam tab 2 mgPaten : Ativan, tiap tablet mengandung 0,5 mg, 1 mg dan 2 mg

BSO yang diberikan Tablet, pemberian lebih mudah

Tablet, pemberian lebih mudah

Dosis Referensi 20-30 mg, 2-3 kali sehari 2-4 mg, 2 x sehari Dosis untuk kasus Sesuai dosis referensi Sesuai dosis referensiFrekuensi pemberian 2 x sehari, sesuai dosis 2 x sehari, sesuai dosis

Page 22: 118685228 Tension Headache

dan alasannya referensi referensiCara pemberian dan alasannya

Oral, pemberian lebih praktis dan mudah

Oral, pemberian lebih praktis dan mudah

Saat pemberian dan alasannya

Siang dan malam hari, untuk mengurangi ketegangan dan stres

Siang dan malam hari, untuk mengurangi ketegangan dan stres

Lama pemberian dan alasannya

Sampai gejala berkurang/menghilang

Sampai gejala berkurang/menghilang

2.6 Resep yang benar dan rasional untuk kasus tersebut

a. Resep pilihan

Dr. Essy DwiSIP : 0912/1983

Praktek UmumAlamat Praktek : Alamat rumah :Jl. A. Yani Km 37 No. 9 Jl. Kutilang No. 19Banjarbaru BanjarbaruTelp. (0511) 7427467 Telp. (0511) 4772976

Banjarbaru, 14 Oktober 2006

R/ Asam mefenamat tab. 500 mg No. IX

S. p.r.n. t.d.d. tab. I p.c (nyeri kepala)

R/ Klobazam tab 2 mg No. X

NI S. b.d.d. tab I merid.et.n

Pro : Tn. GerryUmur : 27 tahun Alamat : Apartemen The Peak Room No.221

b. Resep Alternatif Spesialistik

Page 23: 118685228 Tension Headache

Dr. Essy DwiSIP : 0912/1983

Praktek UmumAlamat Praktek : Alamat rumah :Jl. A. Yani Km 37 No. 9 Jl. Kutilang No. 19Banjarbaru BanjarbaruTelp. (0511) 7427467 Telp. (0511) 4772976

Banjarbaru, 14 Oktober 2006

R/ Ibufen tab 400 mg No. IX

S. p.r.n. t.d.d. tab. I p.c (nyeri kepala)

R/ Ativan tab 2 mg No. X

NI S. b.d.d. tab I merid.et.n

Pro : Tn. GerryUmur : 27 tahun Alamat : Apartemen The Peak Room No.221

2.7. Pengendalian Obat

Pada kasus ini penderita di diagnosis mengalami tension headache. Secara

umum tatalaksana secara farmakologi pada penyakit ini berupa :

1. Terapi simptomatik, untuk mengurangi rasa sakit pada saat terjadi serangan.

2. Hipnotik-sedatif/antiansietas, untuk mengatasi kesulitan tidur dan ketegangan

pada otot.

Terapi ideal pada penderita tension headache adalah menghindari faktor

Page 24: 118685228 Tension Headache

penyebab, mengobati keluhan dan mencegah kembalinya serangan. Mengingat faktor-

faktor pencetus kadang-kadang tidak mungkin dihindari, maka pengobatan simtomatik

adalah terapi pertama, diikuti dengan hipnotik-sedatif atau anti ansietas serta terapi

antidepresan yang bersifat jangka panjang. Pada kasus ini sebagai terapi utama adalah

asam mefenamat yang berfungsi sebagai pengobatan simtomatik untuk mengatasi

serangan akut atau episodik.

Asama mefenamat digunakan sebagai analgesik, yang menghambat enzim

siklooksigenase dan fosfolipase A2. Derivat-derivat obat ini mencapai kadar puncak

plasma dalam 30-60 menit dan mempunyai waktu paruh serum yang pendek yaitu 1-3

jam. Obat ini terikat sangat kuat dengan protein plasma, sehingga interaksi terhadap

obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping obat ini antara lain menimbulkan

dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung, eritem kulit, dan

bronkokonstriksi Terapi simptomatik alternatif yang diberikan pada kasus ini adalah

pemberian ibuprofen yang memiliki efek analgesik yang sama dengan aspirin, dengan

daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Obat ini tidak menimbulkan efek samping

yang serius pada dosis analgesiknya. Obat ini bekerja dengan cara menurunkan

aktivitas siklooksigenase, sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin

terganggu (14).

Pemakaian tablet analgesik harian dapt memacu timbulnya rebound headache

sebagai efek wear off dan akan menjadi predisposisi timbulnya nyeri kepala harian

yang kronis (6). Oleh karena itu pada pemakaiannya hanya dianjurkan bila perlu pada

saat timbul nyeri kepala. Apabila nyeri sudah hilang, maka pemakaian analgesik ini

Page 25: 118685228 Tension Headache

dapat dihentikan.

Selain obat-obat simptomatik, diperlukan juga obat-obat preventif yang bersifat

hipnotik-sedatif, yang berguna untuk mengurangi gejala-gejala penyerta yang timbul,

serta obat anti depresan untuk terapi jangka panjang. Akan tetapi, apabila obat-obat

antiansietas diberikan bersamaan dengan antidepresan, maka akan terjadi interaksi obat

yang dapat menekan sistem saraf pusat. Oleh karena itu, pada kasus ini hanya diberikan

antiansietas untuk menghindari terjadinya interaksi obat tersebut (14).

Obat antiansietas pilihan yang digunakan pada kasus ini adalah klobazam.

Klobazam pada kasus ini memiliki efek utama sebagai antiansietas dan relaksan otot.

Mekanisme kerjanya terutama sebagai potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-

aminobutirat (GABA) sebagai mediator dan memiliki efek non sedatif. Pemakaian obat

ini memiliki resiko tinggi untuk kebiasaan meneruskan penggunaannya, sebab efek

obat yang masih dapat dipertahankan setelah dosis terakhir berlangsung sangat singkat.

Oleh karena itu perlu diberikan konseling pada penderita terhadap pemakaian obat ini.

Obat alternatif yang digunakan adalah lorazepam. Efek samping obat ini yang paling

umum adalah sedasi (15,9%), pusing (6,9%), lesu (4,2%) dan ataksia (3,4%).

Pemberian obat ini setiap hari tidak menimbulkan efek kumulasi (14).

Pengobatan dengan obat-obat psikotropika tersebut dapat diteruskan untuk

jangka waktu panjang. Pada tahap ini penderita diharapkan sudah mempunyai sikap

mental yang rasional sehingga dapat menerima penerangan dan nasehat-nasehat praktis

mengenai cara untuk mengatasi ketegangan mental yang mengakibatkan tension

headache. Selanjutnya, obat-obat dapat dihentikan dengan catatan pada waktu-waktu

Page 26: 118685228 Tension Headache

penderita dalam keadaan afektif yang melemahkan pengendalian emosi, obat-obat

tersebut di atas boleh dipergunakan lagi untuk beberapa hari yang bersifat sementara

dan darurat (12).

BAB III

Page 27: 118685228 Tension Headache

KESIMPULAN

Telah dibahas suatu kasus tension headache pada seorang laki-laki umur 27

tahun mengeluh sakit kepala berupa rasa berat dan kencang di pelipis, belakang

kepala dan leher dan memberat di sore hari. Tidur tidak nyenyak, sering terbangun

jam 2 atau 3 pagi dan susah tidur lagi, serta konsentrasi juga sulit. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan tekanan darah 130/85 mmHg, denyut nadi 80x/menit dan respirasi

20x/menit. Obat pilihan pertama yang diberikan pada kasus ini adalah asam

mefenamat golongan NSAIDs dan untuk obat alternatifnya adalah Ibuprofen golongan

NSAIDs pula. Obat pilihan untuk preventif tension headache adalah klobazam

golongan benzodiazepin dan obat alternatifnya dapat dipilih lorazepam.

DAFTAR PUSTAKA

Page 28: 118685228 Tension Headache

1. Bennett, G. Cecil Textbook of Medicine 21st Edition Vol.2. Saunders Company, Philadelphia; 2000. p.2066-2069

2. Ambre, J.J. 1993. Drug Evaluations Annual. American Medical Association, Chicago; 1993. p.133-136.

3. Mardjono. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta; 1988.p.90-91

4. Price, S.A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4. EGC, Jakarta; 1994.h.975

5. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid II. Media Aesculapius FKUI, Jakarta; 2001.h.41-43

6. Wibowo, Samekto dan Abdul Gofir. Farmakoterapi dalam Neurologi. Salemba Medika, Jakarta; 2001.h.108-111

7. A.A.Bgs.Ngr.Nuartha, Harsono et al. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Gajah Mada University Press, Yogyakarta; 1996.h.243-244

8. Singh, Manish K. Muscle Contraction Tension Headache. http://emedicine.com// Diakses pada tanggal 10 Oktober 2006

9. Bendtsen L. Central Sensitization in Tension type Headache-Possible Pathophysiological Mechanisms. Cephalalgia 2000;20:486-508

10. Bolay H, Moskowitz MA. Mechanism of Pain Modulation in Chronic Syndromes. Neurology 2002;59:52-57

11. Hadinoto S. Simposium Nyeri Kepala dan Sindrom Nyeri Lain yang Berhubungan. Edisi Pertama. Penerbit : Panitia Simposium Nyeri Kepala IDASI Cabang Semarang. Semarang. 1987

12. Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Dian Rakyat, Jakarta; 1999.h.17-21

13. http: // www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000797.htm. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2006

14. Sinta, Meta, Tony Handoko, Sardjono, Freddy W, FD Suyatna, Udin S et al. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. FKUI. Jakarta; 2001.h.109-270

Page 29: 118685228 Tension Headache

15. Dodick, David W. Chronic Daily Headache. NEJM 2006:354:2:158-165

16. Hardjasaputra, P.S.I. Data Obat di Indonesia (DOI) Edisi 10. Grafidian Medipress, Jakarta; 2002