1132 survei hidrografi

91

Upload: yassir-arafat

Post on 25-Nov-2015

754 views

Category:

Documents


201 download

DESCRIPTION

Hidrologi

TRANSCRIPT

  • Dr. der Nat. Poerbandono, S.T., M.M.Ir. Eka Djunarsiah, M.T.

    Suruei Hidrografi

    dengauf

  • RF. TEK. i 1. 0t. 2005

    Savnbutaw

    Hidrografi sebagai suatu ilmu pada awalnya difokuskan untuk menunjangnavigasi kapal-kapal di laut. Sejalan dengan perkembangan teknologi sertameningkatnya kebutuhan manusia yang berkembang dengan pesatnya sertasetelah beberapa perguruan tinggi terkenal mengantisipasi perkembangantersebut dengan memasukkan h idrografi sebagai mata kul iah, i I mu hidrografimenjadi disiplin yang mulai dipelajari secara intensif dan ilmiah pada suatuprograrn studi. Departemen Teknik Ceodesi, lnstitut Teknologi Bandung,sebagai pelopor pendidikan geodesi di lndonesia, telah mulai mengembangkanilmu hidrografi sejak tahun .1982.

    lndonesia sebagai salah satu negara maritim yang besar, sudahsepantasnyalah ikut berperan serta dalam pengembangan hidrografi tersebut,terutama dalam bidang pendidikan untuk menghasilkan sumberdaya manusiayang akan mengelola wilayah perairan kita yang sangat luas ini. Sayangnya,literatur yang tersedia untuk mempelajari serta mengembangkan ilmuhidrografi tersebut sangat terbatas. Kekurangan literatur hidrografi itu tidakhanya terasa di lndonesia saja, akan tetapi juga di luar negeri. Oleh sebabitu, penerbitan buku hidrografi yang sederhana ini, minimal akan merupakanbacaan berharga bagi mahasiswa serta siapa sa.ja yang berminat dalambidang hidrografi untuk mempelajari serta menambah wawasannya. Selainitu, mudah-mudahan buku hidrografi ini dapat menjadi pancingan bagiilmuwan-ilmuwan lain untuk membahas serta menulis, baik dalam bentukmakalah maupun buku mengenai hidrografi.

    Para kontributor tulisan-tulisan dalam buku ini, terutama upayaDr. Por.rlr.rnno sebagai penulis utama l-ruku ini, yang telah berusaha danh.kr,ri,r kcr,rs rl,rl,rnr mcwujurlkan lltrkrr ini, pattrt kita hargai. Murlah-rnucJahan

    Dr. der Nat. Poerbandono,Survei Hidrografi

    S.T., M.M. & lr. Eka Djunarsiah, M.T.

    EditorSettingDesarn Sampul

    : Rose Herlina, S.Si.: Teddy Soleh Susandi: lman Taufik, B.A.

    Diterbitkan & dicetak oleh pT. Refika AditamaJl. Mengger Cirang No. 98, Bandung 40254Telp. (022) 5205985, Fax. (022) 52OS}B4e-ma il : re{ika I @rad. net. idAnggota IKAPI

    Cetakan Pertama: Maret 2005

    lsBN 979- ) )01-24-)Hak Cipta DilinclLrngi Unrlang-urrrl;rng.Dilar.rng meng,uttp,tt.tu n)(,ml)(,rlr,rrry,rkTANPA lZlN TERTULIS rl,rri lrr.rrr.rlrir

    sel;agian,rt,trr scluruh isi br-rku ini

  • buku ini dapat memberikanlndonesia.

    sumbangan dalam pengembangan hiara nrahasisw,ryang strl,rrrg hclajar atau meminati disiplin geografi fisik, tcknik p,rrrt,ri,grrrlogi, orr',tttogt,tfi [isik serta disiplin lain yang mcnartrh pcrlr,rti,rp p,rrl,r[t'ttoltrr.rr,r ;irr,rl' lr,rrl,rrr ,rir rlan interaksinya rlongirn rl;rs,rr pcr.,rir,rn. l,r,rrrrlisbtlr,tsttltt',t lr,rlrw,r l,r'tttlr,rr,r lrott'nsial brrku ilri tcl,rlt nrr,ngr,rr.rl lisik,r

  • rlua di fakultas-fakultas tckrrik, kcbumian alau ilmu pengct.rlrrl,rtt ,rl,tttt.Selain itu, pemahaman terhadap beberapa materi di buku ini akan lebihbaik jika pembaca telah mengenal dasar-dasar ilmu ukur tanah dan pemetaan.

    Topikropik yang disajikan dalam buku ini dipilih sedemikian rupauntuk menggambarkan sebagian dari lingkup hidrografi modern, karenanya-untuk sementara- topik hidrografi klasik (navigasi laut dan survei industrilepas pantai) ditinggalkan. Survei hidrografi adalah sebagian dari aktivitashidrografi. Pemilihan kata 'survei' pada judul buku ini sengaja dipakaiuntuk memperkuat konsentrasi pembahasan pada teknik-teknik pengadaandata hidrografi secara setempat (in-situ) dan ilustrasi penEEunaannya secaradeskriptif. Pengetahuan yang disajikan diusahakan terhindar informasi yangbersifat nice to know dengan sedapat mungkin memilih hal-hal yang has tobe known.

    Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penulisan buku ini adalahdalam menentukan kedalaman pembahasan. Tingkat kedalaman pembahasanyang dituliskan di buku ini merupakan pandangan subjektif penulis terhadapkebutuhan pembaca dan dianggap sebagai topik-topik yang harus diketahuipembaca. Beberapa detil, terutama operasi persamaan-persamaanmatematika, sengaja tidak disajikan untuk menghindari jumlah halamanyang akan menjadi terlalu banyak. Kesulitan lain yang dihadapi adalahpenyeragaman simbol. Simbol yang digunakan di buku ini masih didasarkanpada kelaziman pemakaian di tiaptiap topik pembahasan. Karenanya,sehubungan dengan itu dan tentu saja hal-hal lainnya, dalam rangkamenghindari perbedaan pemahaman, penulis membuka kesempatan untukberdiskusi dengan para pembaca. Diskusi tersebut akan sangat bermanfaatuntuk perbaikan isi dan penyajian buku ini pada edisi berikutnya'

    Naskah-naskah yang menjadi bahan utama dalam buku ini tidak mungkinterpublikasikan tanpa kesediaan Refika Aditama untuk menerbitkannya. Kamimenyampaikan pujian kepada Refika Aditama atas keberaniannya memilihnaskah dari topik keilmuan yang dijalani sedikit orang untuk diterbitkansebagai referensi akademik nasional. Selain itu, banyak pihak yang membuatkami bersemangat menyelesaikan buku ini. Untuk itu, kami sangat berterimakasih kepada para kontributor: Samsul Bachri, Ph.D., Hasanuddin Z. Abidin,Ph.D. dan lrdam Adil, M.T. atas sumbangan tulisan mereka yanS sanSatberarti untuk memperkuat isi buku ini. Kami juga berterima kasih kepadaguru kami, I)r.-lng. Sjamsir Mira, atas kesediaannya membaca danmemlx'rb;tikr naskah final kami serta memberikan kata sambtltiltl' IJ

  • oaftar Isi

    SAMBUTANPENGANTAR PENUTlSDAFTAR ISI

    Bab 1 PENDAHULUAN -- 1A. Terminologi dan Perkembangan HidrografiB. Definisi dan Lingkup Hidrografi .......C. Kelembagaan Hidrografi .....D. Kompetensi Profesi dan Akademisi Hidrografi ......E. Konfigurasi Survei HidrografiF. Referensi Akademik HidrografiReferensi

    Bab 2 SISTEM REFERENS! GEODETIK DAN PENENTUAN POStStDI TAUT .. 9

    A. Sistem Referensi Ceodetika. Sistem Koordinatb. Datum Ceodetikc. Proyeksi Peta .Penentuan Posisi di Laut..a. Ceometri Caris Posisi ................b. Penentuan Posisi Berbasis Caris Posisi.c. Teknik Penentuan Posisi secara Optikrl. Pr.rrcntuan Posisi secara Elektronikl'r,rrr.rrlu.rrr l'osisi rlengan CPS,r k,rr,rIlr.r l.,lrk \rslom CPS.......lr lvt,lnrh' l'r,rrr.rrlu,rrr l'osisi rk'rrg.rrr (;l'S ..

    B.

    I

    )4

    4lt(r

    9I01',2

    142020)2242()l2ilt/

    C.

  • C.d.

    Ketelitian Posisi CPSAplikasi Penentuan Posisi CPS dalam Bidang SurveiKelautan

    l(l

    4046474B

    51525555575963

    696970

    73737474B1B2B3B6B99191929496

    e. Keunggulan Metodef. Kendala CPS dalam

    Penentuan Posisi CPSPenentuan Posisi ......

    Referensi

    Bab 3 PASUT DAN DATUM VERTIKAL -- slA. Pasut

    a. Teori Pasutb. Model Matematika Pasut dan Konstanta Harmonik...'...c. Tipe Pasut

    B. Arus PasutC. Datum Vertikal

    a. Pengamatan Pasutb. Pengikatan Stasiun Pengamat Pasut .

    D. Prediksi Pasut.a. Analisis Harmonikb. Prediksi LAT ..c. Pengaruh Faktor-faktor Non-Harmonik

    Referensi

    Bab + PEMERUMAN -- 71A. Pengukuran Kedalaman

    a. Desain Lajur Perumb. Prinsip Penarikan Caris Kontur.......c. Teknik Pengukuran Kedalaman

    B. Akustik Bawah Air untuk Pemerumana. Sifat Celombang Akustik.......b. Alat Perum Cemac. Sumber Kesalahan dan Kalibrasi ..".d. Pemeriksaan Data Pemeruman

    C. Detil Situasi dan Caris Pantaia. Caris Pantai ....b. Pengukuran Detil Situasi dan Caris Pantai

    D. Beberapa Ketentuan tentang Kartografi Peta LautReferensi

    66676B

    Bab 5 PENGUKURAN ARUS DAN SEDIMEN -- 97A. Pengukuran Arus . 97

    ,r. Sif.rr Ct'r.tk.ttt Bitrlitn Air.... ()7

    xii

    lr. l'ro,,r'rlttr l'r,rrlirrkut,ttt Artts( . l'rrrr,,rp l'r.rrgrrkrrr.rrr Arus dengan C,tra Akuslik .............rl. l'r,rrgol,rlran dan Penyajian Data Pengukurarr Arus

    B. Pr.rrl3,ukuran dan Analisis Sedimena. Karakter Sedimenb. Pengambilan Contoh Sedimenc. Analisis Distribusi Ukuran Butir .d. Analisis Konsentrasi Sedimen

    Referensi

    Bab 6 PENETAPAN BATAS IAUT -- 123A. Konsep Batas Laut Berdasarkan UNCLOS 1982B. Wilayah Perairan Berdasarkan UNCLOS 1982

    a. Perairan Pedalamanb. Laut Teritorial ....c. Zona Tambahand. Zona Ekonomi Eksklusif

    l(x)l0it07l0()ilt|)I t7I I ()t)t

    12412ltt'),,l.f 5I ) (tI )7

    e. Landas Kontinen I )7f. Laut Lepas I 2t)

    C. Penetapan Batas Laut di lndonesia...... I )tlD. lmplementasi Penetapan Batas Laut Daerah di Lapangan ..... I l)

    a. Penentuan Lokasi Daerah Survei I l)b. Pemasangan Pilar Titik Referensi ....c. Penggambaran dan Penentuan Koordinat Titik Batas .....

    Referensi

    Lampiran ALampiran BLampiran CLampiran D

    TENTANG PENUTIS .- 163

    l .i rl.]4135

    Transformasi Koordinat .... .. .. 1 37Model Matematika Penentuan Posisi 141Segiempat dan Elips Kesalahan 147Standar Ketelitian Survei Hidrografi .l5ir

  • !Pendahulurrn

    A. TERMINOLOGI DAN PERKEMBANGAN HIDROGRAFIKata hidrografi merupakan serapan dari bahasa lnggris ,hydrograplry,.

    secara etimologis, 'hydrography' ditemukan dari kata sifat dalam lr,rh,rs,rPrancis abad pertengahan 'hydrographique', sebagai kata yang berhul)un,.l,urdengan sifat dan pengukuran badan air, misalnya: kedalaman rl;rrr ,rrrrr(Merriam-Webster online, 2004). Tabel 1 .1 memperlihatkan beberap;r rn,rkn,rleksikal' hydrography' beserta sumbernya.

    Tabel 1.1 Makna leksika! 'hydrography'

    DEFINISI SUMBERThe art and science of compiling andproducing charts, or maps, of water-coveredareas of the Earth's surface.

    EncyclopaediaBritannica(2004)

    The sclence of the measurement anddescription and mapping of the surface of theearth with special reference to navigation

    HyperDictionary(2004)

    The art of measuring and describing the sea, Webster's '191.1QOOa);BrainyDictionary(20O4)

    lakes, rivers, and other waters, with theirphenomena.That branch of surveying which embraces thedetermination of the contour of the bottom ofa harbor or other sheet of water, the depth ofsoundings, the position of channels andshoals, with the construction of charts

    :' x ! : ! t ! ltSL h e:spptaybr

  • '\^rr' /f'lr"'t''tl'rrrt I J---- -t Br--tt:-r*ir - r-r E---

    t lirrgga scl(it.u',rl

  • ,\",u, il,/,,'y,a/,r

    -

    a r &J r r a r r r:- Et r i E&E -r Fr -' *E lEt I

    -- - -

    E - - -'

    rlarr cl

  • .\urut, //,,/"ot.a,l,c. a i-J & { r-

    - EE-Er rtr E;E.-:r.Er r

    -EE rf r, - c.}

    4 t ,!

    Cambar /. / Konfigurasi survei hidrografi

    Data yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas dapat disajil

  • ,\u."r, /1,/*r.ul,Br r! &-Jlr-- r

    -

    DE -rr- ---.-.-.

    r-r r-r-r-r:D - = -

    > - -

    r

    Mir.r, S. (l()()()). lly

  • '!':'J!!r'!r--r ----]ErrE!-- EDD;

    lok.rl rl.rrr rr.gion,rl. l).rlrrrn gloll,rl IX.'rt,lnril rlitct.rpl----

    ,,r.r,lrl,,,,l-

    --

    FDI

    morrdrirrt y;trtt;memolorrrl 1t

    meridian

    Cambar 2. / Lintang (9"), buiur (1") dan tinsgi (h) geodetik titik l' grarl.rsistem koordinat geodetik

    dengan pusat massa elipsoid referensi (Cambar 2.2). Karakteristik sislctttkoordinat ECEF adalah:

    . Sumbu-Z ke arah Kutub Utara.

    . Sumbu-X adalah perpotongan bidang yang dilalui meridian rrl,rnr,rdan bidang ekuator.

    . Sumbu-Y adalah perpotongan suatu bidang yang membcnlttl< stttlttl90" sebelah timur sumbu-X dan bidang el

  • Cambar 2.2 Sistem koordinat kartesian tiga dimensi

    b. Datum GeodetikPenentuan suatu datum geodetik didasarkan pada bentuk bumi,

    sedangkan penetapan suatu sistem referensi didasarkan pada keperluanmenggambarkan posisi geografis suatu titik. Elipsoid yang digunakan sebagaisistem referensi untuk menyatakan posisi suatu titik, mempunyai parameter-parameter: setengah sumbu panjang (jari-jari ekuator a) dan koefisienpegepengan (hubungan antara jari-jari ekuator dan kutub f = (a-b)la).Parameter-parameterelipsoid referensi lainnya seperlisetengah sumbu pendek(jari-jari kutub b) dan eksentrisitas e = (a'?-b2)lb2 = f(2-f) dapat dihitung daria, b dan f. Cambar 2.3 memperlihatkan parameter-parameter sebuahelipsoid.

    l')

    setengah sumbu pendek (b)=

    jari-jari kutubsetengah sumbu panyang (a)=

    jari-jari kutub

    pusat e lip so id

    C am bar 2 .3 Parameter-parameter elipsoid

    WCS-1984 telah digunakan oleh sistem penentuan posisi glolr,rl sr,1,rl.1987 dan menjadidatum standaryangdisepakatisecara internasion,rIsr,lr,rpi,rrdatum untul< sistem referensi horisontal. Elipsoid yang digunal

  • !.':'J''!'t'!r -

    - r- r'r'r-

    --3 jr-ErrEr-E Er.E--D - - D - E ,ltaramt,tcr translasi (t,, t,.,t,), tiEa l)ilramcter rotasi (cv, p, y) tl,rrr .,,rltrparameter skala (Cambar ).4). Rumus-rumus yang digunakan r-rttlul>>>>---- ---_-----D

    _

    -

    G- --

    j j-

    lll0"Bll l7,1"BB l6li"BB I ll()" lt'l

    c ambar 2.7 Pembagian zona proyeksi L) niversal rransyerse Mercaktr

    titik *ol sernubelahan burni

    Ulara

    >x

    titik nol sejatititik nslsemubelahan burni

    Selatant.

    ..^ . ".

    *:..-.-.,,;4

    a

    >x

    (,antbar 2 .U Sketsa zona sistem koordin.tl bitlang proyt'kri I lttivrrsal

    vt

    1

    Fxo(3{3e

    I?lUBT

    l meridian" i111H.I rore UIM

    1

    iiI2

    t1

    I

    fransverse Mercator

  • '!':'J!!'z|!rrrr -r!.rErEr rf,BrlD-D*,,,-

    B. PENENTUAN POSISI DI LAUToleh, lr. Samsul Bachri. llEng..?h.D.

    Posisi suatu titik di atas bidang datar dapat ditentukan dengan l

  • *:'J!'!'t::!r -

    r E -,-

    --

    ri r r a r f, r r - -

    D r -. -

    t - -D - - > - r D - l

    HiperbolikCaris-garis hiperbolik adalah garis-garis yang terbentul< olt'lr lrlil:

    s,,, . ,,'

  • '!,':' !/'!"1: lE r -

    E r B -

    E r. E E - - -

    -

    E ] r r B E D. = - -

    G - -

    r -

    B -,

    St'l,rinorlr[),lt l)(ls,lnl.l L()l'sr'1x'rti y,rtrgrlilunjul

  • '!':'J/!t'!- - -- - - -- --E-EE-, r, -E - E - - -- -

    efek l

  • Metode Elektro-optiklnstrumen elektro-optik terutama dipakai untuk meng,al)lil(.rsikan

    kombinasi LOP lingkaran konsentrik (pengamatan jarak). Cambar 2.15memperlihatkan penggunaan sistem Polarfix dariAtlas untuk mengukur jarakdan arah dari titik+itik referensi di pantai ke kapal di laut yang ditentukanposisinya. Posisi diperoleh dengan kombinasikan pengukuran jarak secaraelektronik (dengan gelombang radio) dan pengukuran arah (sudut) dengancara optik. Pada titik yang ditentukan posisinya ditempatkan reflector danpada titik referensi di darat ditempatkan alat elektro optik.

    Snring lleadsw lt72 0 000

    Control UnirswltT0Aool

    Cambar 2. /5 Penentuan posisi u dengan perpotongan arah dan jarak darititik referensi (sumber: Krupp Atlas)

    Pengamatan jarak dapat pula diperoleh dengan teknik-teknik pengukuranlaser alignment beam, tracking tacheometer dan rotating laser beam. Denganteknik laser alignment beam, pengamatan jarak 5, secara elektronik dilakukandengan bantuan reflektor di titik referensii (Cambar 2.16a). Teknik trackingtacheometer dilakukan untuk mengukur jarak 5.,, atau S,, dengan bantuanreflektor optik di kapal yang ditentukan posisinya (Cambar 2. t(rh).Tacheometer adalah suatu sistem pengukr-rr jarak clengan gr,lonrlr,rrrgt.lt.ktrom.rgrrr.lik. Tr.knik nilatittl-i, /;rsr,r /rr'.urr rl;r1l;rt ltrrl,t rli;r,rk,rr rlrlrrh

    28

    -rr"rr*

    AZ t026 A OO0

    Oo-Board St.tion

    ',r.r.,,, l',1,,. ",,r r r.,,,,1,.111. ,{ l',.,,.,,rt,,.,,' 1,,,,.r,,r,1r I ,,,,r;:il ;; ;r; ";;; il ; ; il ;:;;ilil,

    Parl.l llitl,rrrgrl,tl,tr (( r,unl r,u .'.l(rr ). 5tr

  • ,\'u.ur, //,,/.ooral,f r -E L*-- -r rE=E-rrEr-r r-rr r--r--D----DD = r

    saat (lil('rim.l oleh target. lnstrumen elektrorrik 3x10r5M >3.1 0-r0 Radiasi kosm ik3x108-3x10r5M 3x10-ro-3x10 Sinar-X, gamma, ultra

    violet. cahava tamoak3x.l 0"-3x',I 0BM 0.01-3x10-r lnfra m erah30000-3x l 0sM 1-0.01 Extra H igh Frequency(EHF)3000-10000M 10-1 Super H igh Frequencl

    (SH F)3 00-3 000M 1x1O'z-10 Ultra Hig,h Freguency

    (U H F)30-300M 1x10r-1x1O'] Very High Frequency(VHF)3-3 0M l xl04-1x 0.r High Frequ ency (H F)300k-3M lxl05-1x 04 Medium Freq uency (M F)30-300k 1 x 1 06- 1 x 0s Low F reclue n cy (L F)3-30k lx.l 07-1x 0n Very Low Frequency (VLF)

    Celombang elektromagnetik dengan frekuensi 3 hingga 3x106 MHztergolong gelombang radio dan gelombang mikro. Beberapa sistem naviBasidan penentuan posisi elektron i k memanfaatkan gelomban g elektromagneti kpada rentang frekuensi ini. Sistem navigasi Omega menggunakan VLF, sistemDecca dan Loran C menggunakan LF, sistem radiobeacons menggunakanLF darr MF, sistem NAVSAT menggunakan VHF dan UHF, sistem NAVSTARmenggunakan UHF, sedangkan sistem RADAR menggunakan UHF, SHFdan VHF.

    Pengukuran farak secara ElektronikPengul

  • ,\L.x; //,i/,oo,oth- ---

    &Jdengan jangkauan sekitar.l0 km. ['arla konrlisi cuirr.ir yirrrg lr,rrl. lrr,l x'r ,rp,rsistem dapat mengukur jarak sampai 100 km. Contoh sistem ini rrris,rlrrya:Syledis, Miniranger, Trisponder, Microfix dan Autotape.

    Penentuan posisi ini menggunakan gelombang menengah denganfrekuensi antara 1.5 hingga 5 MHz dapat mencapai jarak maksimum antara150 hingga 1200 km. Pencapaian jarak pengukuran sangat tergantung padarefleksi dari ionosfer dan lintasan gelombang melalui daratan atau lautan.Contoh darisistem gelombang menengah ini misalnya: Argo, Hi-Fix, Raydist,Ceoloc dan Hydrotac. Frekuensi rendah digunakan untuk navigasi di lautlepas dan seluruh dunia yang tidak memerlukan ketelitian tinggi. SistemLoran C memanfaatkan rentang frekuensi ini (sekitar 100 kHz) untukmenjangkau jarak pengukuran sekitar 1000 km pada siang hari dan sekitar2000 km pada malam hari. Untuk navigasi dengan jangkauan seluruh dunia,posisinya dapat ditentukan dengan sistem Omega yang menggunakanfrel

  • ,\n.,n, //,,/roor,u{,r &iE &*r r r--BE---

    ---rGrr-rG-:-- GG>* >- G r r r

    ponrill

  • ,\".tt, fi,/.t,1tt11,r r.i

    -

    lit J r.r --

    - -' - - !

    -

    rD-t-E:-F--- EB- G>- -

    - -

    t -r

    Frekuens Dasar(0silatorAtom)

    10.23M1'tz

    204600

    I

    ,

    tI,

    t

    ?10

    a

    x154 .--}i'

    ---r; -11875.47WH2 I

    '-':t* |" -- 1Q1

    1227.60MH2 I

    :** |panjang:perioda:

    VKode-ClA1.023M1"12

    .:.:T:

    $23 chips'1ms

    tKode-P {Y}10.23MH2i'30m

    NaviphonMessage

    50Hz

    Tipe Satu-Frekuens

    Trpe Dua-Frekuensi

    Kode-P {Y} 1 Navigatian10.23MH2 Messagei'3om

    ',, Y:Y2,3547x10"cirps 1500hrh

    2fi7 harl

    Canbar 2.20 Struktur f rekuensi dan parameter dasar komponen sinyal GPS

    Untuk dapat menerima dan memproses sinyal-sinyal yang dipancarakandari satelit CPS yang selanjutnya digunakan dalam penentuan posisi,kecepatan maupun waktu, diperlukan alat penerima sinyal CPS (CPSreceiver). Receiver CPS untuk penentuan posisi, seperti yang ditunjukkanpada Cambar 2.21, dapat dibagi atas receiver tipe navigasi, tipe pemetaandan tipe geodetik. Receiver tipe navigasi (navigation type) yang kadangdisebut tipe genggam (handheld receiver) umumnya digunakan untukpenentuan posisi absolut secara instan yang tidak menuntut ketelitian terlalutinggi. Receiyer navigasi tipe sipil dapat memberikan ketelitian posisi sekitar5 hingga 10 meter dan tipe militer sekitar 3 hingga 5 meter.

    PenentuanPosisi

    Tipe Navigasi

    Tipe Pemetaan

    Tipe Geodetik

    --o TiPe SiPil\rc Tipe Militer

    ReceiverGPS

    Penentuan o---4Tining Receiver

    ( ,,rrrrlt,rr.' .r / Klasifik.psi 71,1 1.jvpr Cl'S (Abirlirl, 20(l(l)

    - - ;;;;;;;il;: i;,;:;;;';;i;;: ;; ;: ;il;y,lt.lll t'n(.trutrtrrl kr,tr.lrlr,rn lx.l x,r.rp,r rlttt, st'1x'rti: sttrvt'i rl,ttt 1x'tlx't,t,lll rl('()l()Blrlan lxtrtantlr,rrrll,rrr, lx,t(,nt,tl,t,ttl 1x'lir, scrt;r lrmlraltgtttt,ttt tl,ttt 1x't.cttl,ti,t,tttJtasis data Sislcnr lrrkrnrr,rsi ( ir,ogr.r[i (SlC). Sedartgkatt rer-t'ivt'r tilx'gt'rxft'likrumumnya

  • ,\i,.*, //,l,rjro/,E Er- I d.r

    - -.

    -E-it:-- - r- Er---ra--EEF

    - - - -

    D -

    -

    ] I

    yang ditunjul

  • ,\7,*, //,/,oo.rl,r rr-4.{r

    -

    G--r-r--EE------'f ----}-}}-- --rr

    Tabel 2.2 Faktor-faktor yang, mempeng,aruhi ketelitian pencnlu.ur lx,!tasadengan GPS (dimodifikasi dari Abidin, 2000)

    FAKTOR SUMBERKetelitian data . Tipe data yang digunakan

    . Kualitas receiver

    . Level dari kesalahan dan biasCeometri satelit . Jumlah satelit

    . Lokasi dan distribusi satelit

    w:. Stati k, r apid-static, pseudo-ki nematic.stop and go, kinematik. One and multi-monitor station

    Strategi pemrosesan data . Rea/ time dan post processing. Strategi eliminasi dan pengkoreksian

    kesalahan dan bias. Metode estimasi yang digunakan. Pemrosesan base/ine dan perataan jaringan. Kontrol kualitas

    Sejak 1 Mei 2000, kebijakan SA (Se/ective Availability) sudah ditiadakan,sehingga tingkat ketelitian penentuan posisi real-tirne secara absolut denganCPS menjadi bertambah baik dari kisaran 50 hingga 100 m menjadi sekitar5 hingga 10 m. Luasnya spektrum ketelitian posisi yang diberikan oleh CPSini adalah salah satu keindahan CPS, karena pemakai CPS mempunyaikeleluasaan dalam melaksanakan penentuan posisi sesuai dengan tingkatketelitian yang diperlukan secara optimal dan effisien (baik waktu maupunbiaya). Oleh karena itu, CPS dapat melayani cukup banyak aplikasi dengantuntutan ketelitian yang beragam.

    d. Aplikasi Penentuan Posisi GPS dalam Bidang SurveiKelautanDalam hal survei dan pemetaan sefta penentuan posisi di laut, CPS

    telah digunakan untuk keperluan survei hidro-oseanografi, survei seismik,penentuan posisi rambu-rambu dan peralatan bantu navigasi serta titik-titikpengeboran minyak lepas pantai, ataupun untuk mempelajari kirrirktcrislikartrs, golomlr;rrrg, atarrl'run l),lsul rli lepas p;tnt,ri. B;rlrkarr lx'lx't ,tp,r 1x'ttcltli

    40

    AESOIUIt lrosl lt( )NlN(,

    DIFF ERENTI AL POS]NON/NG

    .Sl'S wrllr selecltve availabilily > > - - - r

    . l)('n('nlu,ln lx)sisi s('r'rs()r-s('nsor lri

  • *:!*f!- -:-- E-

    -E r --3 -.- r - ---r - E--- - F D D, D E - rTttrgantuttl3, gracla jcnis rlittit y;urg rligunakan s(]rl.l nl('l(xh, pr,rrlntrr,rn

    posisi yang digunakan, ketelitian posisi kinematik yang diberik.rrr ok'lr (il)Sdapat berkisar dari tingkat: rendah (penentuan posisi absolut rlcnganpseudorange) sampai tingkat tinggi (penentuan posisi diferensial denganfase). Dari segi aplikasinya, metode kinematik CPS ini akan bermanfaatuntuk navigasi, pemantauan (surveillance), guidance, fotogrametri, airbornegravimetry, survei hidrografi dan lainnya.

    Sistem DGPSDCPS adalah akronim yang sudah umum digunakan untuk sistem

    penentuan posisi real-time secara diferensial menggunakan data pseudorange.Sistem ini umumnya digunakan untuk penentuan posisi objek-objek yangbergerak. Untuk merealisasikan tuntutan real-time-nya, maka monitorstation harus mengirimkan koreksi diferensial ke pengguna secara real-timemenggunakan sistem komunikasi data teftentu, seperti yang dilustrasikanpada Cambar 2.28. Koreksi diferensial ini dapat berupa koreksi pseudorange(seperti RTCM SC-104) maupun koreksi koordinat. Dalam hal ini, yangumum digunakan adalah koreksi pseudorange. Koreksi koordinat jarangdigunakan, karena koreksi ini menuntut bahwa stasiun referensi pengirimkoreksi serta pengamat mengamati set satelit yang sama, dimana hal iniumumnya tidak selalu dapat direalisir dalam operasional lapangannya.Ketelitian tipikal posisi yang diberikan oleh sistem DCPS ini adalah berkisar

    satelit GPS

    pengguna

    shsiunreferensi /'\.rt

    koreksidiferensial

    44

    ( ,,rrrtlttr 2.211 Sislt m l)GPS

    4tt

    ;;, ;;,;, :ffiffi1;;;;;:-;;;il;;il:lX;l'S itti rrtrtrrrrr rlrlirrn,rl.,rrr p,rrl,r,,rrrvci sulvci kol,tttl,rtr. lctli,rtrltttrli 1r,rrl,rlLr.rs wil,ry,rlr (,rl\up,rn l.,rrr,k,,rrf,r, sistcnt lX;l'}S tttlltttlltty,r rlilrcrl,rk,rrr ,rl,r.,Lo< al An,a l X ;l'\ (l n t X il'S)

  • e. Keunggulan Metode Penentuan Posisl GPSPertama, CPS dapat digunakan setiap saat tanpa tcrg.ttltttttg w,rl
  • Idalam suatu datum lokal yang hubungan geomL'trisny,t (l('nll,rlr (l,lltrrllWCS-84 tidak diketahui atau tidak jelas.

    Ketiga, komponen tinggi koordinat tiga-dimensi yang diberikan CPSadalah tinggiyang mengacu ke permukaan ellipsoid, yaitu ellipsoid referensiWCS-84. Jadi, tinggi titik yang didapatkan dengan CPS bukanlah tinggioftometris, yaitu tinggi yang mengacu ke permukaan geoid (umum didekatidengan muka laut rata-rata, MSL), yang umum digunakan sehari-hari untukkeperluan praktis. Perlu diingat bahwa tinggi CPS tidak boleh langsungdiintegrasikan dengan tinggi yang diperoleh dari pengukuran terestris denganmetode sipat datar (levelling) ataupun dengan MSL yang diestimasi darihasil pengamatan pasut.

    Keempat, karena CPS merupakan teknologi yang relatif baru, makasumberdaya manusia yang menguasai masalah teknologi ini di lndonesiarelatif masih belum terlalu banyak. Oleh sebab itu, seandainya suatu instansipemerintah ingin menggunakan teknologi CPS ini untuk mendukung pekerjaan-pekerjaan survei kelautan di lingkungan mereka, maka selain pengadaanperangkat keras dan perangkat lunak CPS, penyiapan sumber daya manusiayang terkait

    .iuga tidak boleh dilupakan. Tanpa didukung dengan sumberdaya manusia CPS dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, makaperalatan-peralatan yang canggih sekalipun akan menjadi kurang berarti.

    Referensi

    Abidin, H. Z. (2000). Penentuan Posisi Dengan CPS dan Aplikasinya. P.f .Pradnya Paramita, Jakarta. Edisi Kedua. ISBN 979-408-377-1. 268pp.

    Abidin, H.2., Jones, A., & Kahar, ). (2002). Survei dengan CPs. P.T.Pradnya Paramita, Jakarta. ISBN 979-408-380-1. Edisi Kedua. 280pp.

    Davis, R.E., Foote, F. S., Anderson,.l. M. & Mikhail, E. M. (1981).Surveying. Theory and Practice. McCraw-Hill. New York, USA.

    Langley, R. B. (199S). RfK CPs. CPS World, Vol. 9, No. 9, September,pp. 70-76.

    Wells, D. 8., Beck, N., DelikaraogloU, D., Kleusberg, A., Krakiwsky, E.J., Lachapelle, C., Langley, R. B., Nakiboglu, M., Schwarz, K. P.,Tranquilla, J. M. & Vanicek, P. (1986). Cuide to CPS PositioninS4.Canadian CPS Associates. Fredericton, N.8., Canada.

    l)trstakirL,ttt1;t'r,t,rr, W (|'lll,l) ', 1,,v(,yi,)li .urr/ ('h,rrtlrrg l/rr' \r',r, I lsr.vrlr

    ()< r',trrogr ,r1rlry \r'r ir,s. Arrrsterclam, Thr: Ncthr:rl,rrr

  • ,\"",". /il.,'!rql,]D

    -r l:* r

    - -t - ----r.- - -B-BD-l;- G-

    -_

    D _ > _ _ _ E_ I

    50

    f

    Ilnh ilPasut dan l):rtum lurl

    A. PASUTPasut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya pcrnrtrk,r,rrr

    air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gr,rvrr,rsrbenda-benda langit terutama bulan dan matahari. pengarulr gr,rvir,r,,rbenda-benda langit terhadap bumi tidak hanya menyebabkan p,rsrrr l,rrrr,tetapi

    .iuga mengakibatkan perubahan bentuk bumi (bodily tides) rl,rrr ,rtrrro,,lr,r(atmospheric tldes). lstilah 'pasut laut'pada buku ini akan dinyat,rk,rrr rft,rrpi,rrr'pasl;t'yan8 merupakan gerak naik dan turun muka laut deng.rrr p.r r,rrr,rata-rata sekitar 12.4 jam atau 24.Bjam. Fenomena lain yang berhtrl)unti,urdengan pasut adalah arus pasut, yaitu gerak badan air mr.rrujrr tr,rrrmeninggalkan pantai saat air pasang dan surut.

    Permukaan air laut dipakai sebagai tinggi nol. Kedalaman su.rtu rirrkdi dasar perairan atau ketinggian titik di pantai mengacu pada permuk,r.rrrlaut yang dianggap sebagai bidang referensi (atau datum) vertikal. K,rrcn,rposisi muka laut selalu berubah, maka penentuan tinggi nol harus clilakuk,rrrdengan merata-ratakan data tinggi muka air yang diamati pada rcnt.rngwaktu tertentu. Data tinggi muka air pada rentang waktu tertenlu jtrg,rberguna untuk keperluan peramalan pasut. Analisis data pengamatan lirrggimuka air juga akan berguna untuk mengenali karakter pasut dan ft.rronrcrr,rlain yang mempengaruhi tinggi muka air laut.

    cravitasi bulan merupakan pembangkit utama pasLrt. w,rlirtrprrrr lrr(lss,rmal,rlr,rri j,rrrh lchih hesar dibanding massa btrl.rrr, n.lnr.u,r k.rrt,1,r j,rr,rklltll,rtt y,rrrli l,rrrlr L'lrilt tlt'l

  • !":'!l!'r'!r - -

    ! rr -

    ] r- D r,ri- t r-.D --

    E- D > -

    > D,

    Fs). Di titikP badan air tertarik menjauhi bumi ke arah bulan. seiring dengan menjauhnyalokasi titik pengamat terhadap bulan, gaya gravitasi yang bekerja padatitik-titik di permukaan bumi pun akan semakin kecil. Di tilik /,', gayasentrifugal lebih dominan dihanrJing llaya gr;rvitasi bulan (F,, < /-,,) , ,,r,lrirr1i1i,rbarlan ;rir lt'rtlril< nrt'nj,ruhi lrrrnri p,rrl;r ;rr,rh ntr.nj,rrrlti lrLrl,rrr.

    5?

    (3.1)

    | ',, ,,,r ,1,,,, I ,,,r,,,,, \/, , r,l.,,l-l.lB--- F-->>>>>-----D - ---- - -

    --

    - -

    E- -

    D-i

    Irrrrrrr(- ')i D,;{>

    \-'.1--1i,,.-

    *u:;r{&Cambar 3. / Arah gaya sentrifugal dan gaya gravitasi bulan yang hekerj.r

    di permukaan bumi

    Fenomena pembangkitan pasut menyebabkan perbedaan lirrgl;rpermukaan air laut pada kondisi kedudukan-kedudukan tertentu rlari lrrrnrr,bulan dan matahari. SaaI spring, yaitu saat kedudukan matah,rri \('t{,ut,,dengan sumbu bumi-bulan, maka terjadi pasang maksimum 1t,rrl,r trtrk rlrpermukaan bumi yang berada di sumbu kedudukan relatif bLrmi, lrrrl,rrr rl,rrrmatahari (Cambar 3.2). Saat tersebut terjadi ketika bulan harrr rl,rrr lrrrl,rrrpurnama. Fenomena pasut pada kedudukan demikian disebut rk'rrg,rrr ,,l,nnttlde atau pasut perbani.

    m atah ari

    Cambar 3.2 Kedudukan bumi, bulan dan matahari saat sprrng(bulan baru dan purnama)

    Saat neap, yaitu saat kedudukan matahari tegal< lurrrs tk'ng,rn srrrrrlrtrbumi-brrlan, terjadi pasut minimum pada titik di pcrmtrk,r.rrr lrrrnri y,rrrliteg;tk lttrrtr sttntlxt btrmi-hulan (Cambar 3.3). Saal tersclrul lr.rj,rrlr rli pcrr,nrp,rtbttl,ttt ,tw,rl rl,ttt pctctttpitl bulan akltir. Fcnom('n,t l),lsul 1l,rrl,r l

  • ,\',,rrr, /lihyr(,--E-E-f lE---r-trr-r--tr-rrE-f :=f

    --'r l-Dr

    bulan

    matahari>

    Cambar 3.3 Kedudukan bumi, bulan dan matahari saat neap(perempat bulan awaldan perempat bulan akhir)

    Cambar 3.4 memperlihatkan data pengamatan tinggi muka air y,,(t)terhadap waktu t (jam) selama 1 piantan atau 25 jam saat pasut perbanidengan tunggang pasut sekitar 2 meter dan 1 bulan atau 744 jam. Tipepasut yang diperlihatkan tergolong harian ganda dengan jarak waktu duaposisi muka air tertinggi sekitar 6 jam. Pasut perbani dan pasut mati berjarakwaktu sekitar 7 hari, sedangkan jarak waktu dua pasut perbani adalahsekitar 14 hari.

    ()

    180 186 192 198 0I (hour) 200 400 600I (iour)Cambar 3.4 Dala pengamatan tinggi muka air 1 piantan (25 iam) dan

    1 bulan (744iam) diDelta Mahakam, Kalimantan(sumberd.rta: Tol.tl [ & P lndonesie)

    800

    ;- ;;;;;;;"-;;.;; ;, ;;-; ;;;;; *'

    l),rsttl rlttttorl,,ll.,rrI rlr.ttll,uI Ix't\.ln),1(ln:

    !r,= A,cos(rul+r/) (|..i)rlengan yn = Iinggi muka air saat t, An = amplitudo pitstrl, rr) = l

  • ,\7,*., //,,/,0y.,(,r IrI-f,

    -rrI;-rr-r -EII rIIrI-IG:-; -E----3

    Tabel 3.1 Komponen-komponen harmonik pasut utama

    SPESIES NAMAKOMPONEN

    PERIODA(iam)

    FENOMENA

    Semi-diurnal M2 Cravitasi bulan denganorbit lingkaran dan sejajarekuator bumi

    12.42

    s2 1 2.00 Cravitasi matahari denganorbit lingkaran dan sejajarekuator bumi

    N2 12.66 Perubahan jarak bulan kebumi akibat lintasan yangberbentuk elips

    K2 11 .97 Perubahan jarak mataharike bumi akibat lintasanyang berbentuk elips

    Diurnal K1 23.93 Deklinasi sistem bulandan matahari

    o 25.82 Deklinasi bulan24.07 Deklinasimatahari

    Periodapanjang

    M, 327.86 Variasi setengah bulanan661.30 Variasi bulanan2191.43 Variasi semi tahunan

    Perairandangkal

    25M2 11 .61 lnteraksi bulan danmatahari

    MN52 1 3.1 3 lnteraksi bulan danmatahari denganperubahan jarak matahariakibat lintasan berbentukeliPs

    MKt B.1B lnteraksi bulan danmatahari denganperubahan jarak bulanakibat lintasan berbentukelips

    Mo 6.21 2x kecepatan sudut M,

    56

    MS 2.20 interaksi M, dan S

    trl

    l.rlrr.l t..l l'r.rrgr.lrxnpokkan lipr. ;nsrrl

    NI[AIBENTUK

    frNrsPASUT

    FENOMENA

    0

  • '!:'!'!f!D]D D-,- --- -=- r - -- r----!.;>D DD - D - - -

    Ut,tr,t tl,ttt kt'ktt.tt.ltl ,trtts lt,tsttt tr(l)

  • Irglt W,rtt'r //rr'/rr1.;ht'st /t,vr'/ rr',rr /rcr/,rt ,r ltll:- t lty,l/r. rr,rlr,rsur/,r( (, in ot-rt, tiHigh WaterSprings (MHWS)

    An arbitrary level, approximating that of mean highwater springs. (Hydrographic Service, Royal Australian

    Higher HighWater LargeIide (HHWLT)

    The average of the highest high waters, one from eacltof 19 years of observations.

    HighestAstronomicalride (HAT)

    The highest tidal level which can be predicted to occLtrunder average meteorological conditions and under anycombination of astronomical conditions (lHODictionary, S-32, 5th Edition, 2244)

    lndian SpringLow Water

    An arbitrary tidal datum approximating the level of themean of the lower low water at spring tides. Also calledlndian tidalplane. (lHO Dictionary, S-32, 5th Edition,2427) A tidal datum approximating the lowest waterlevel observed at a place, originated by C.H. Darwin forthe tides of lndia at a level below MSL being equal tothe sum of amplitudes of the harmonic constituents M2,52, Kl and O1; usually below that of the lower lowwater at spring tides. Also called lndian tide plane.(Hydroeraohic Service. Roval Australian N

    Creat lakesDatum 1985(ICLD 1985)

    A vertical reference system with its zero based on themean water level at RimouskilPointe-au-Pire, Quebec,over the period 1970 to l9BB.

    Local Datum An arbitrary datum defined by a local harbour authority,from which levels and tidal heights are measured by thi

    An approximation of ntean low water adopted as thereference level for a limited area, irrespective of betterdeterminations at a later date. Used mostly in harbourand river engineering. used ln inland (non-tidal) waters.It is generally defined as a level which the daily meanwater level would f all below less than 5o/" of the timeand by no more than 0.2 metres during the navigationseason. A single level surface is usually chosen as thelow water datum for a whole lake. On a river, lowwater datum is a sloping surface which approximatesthe river surface at a low state. (Canadian HydrographicService)An arbitrary level, apytroximating that ---

    l( / o! zr,l / r rt\W,ttt,r l,rrlir.,r(/{'(l lWl lrIowr,rlAstrotuttttit,tlfirle (LA I)

    l/rr .rr, t,t1',',,/ l/rr'lotvr",l /rrtv tt/'l 1 r..il, I tl t,lt.,t't v,tllt)tl\.

    It It

    I /r,. /r,rvlrl tt lt'it,al wiu lii ,,,, ltr' ltrttlt lttl lrt ru t rtrurrr/r,r ,rvcr,tgt'ntet

  • '!': !'!r!t D -

    D D D D D l r D r D -

    D -

    r - -

    r -

    D D !. D > > D -

    D r r

    LJrtttrl< l-->D >>*>---->D-DD----

    --

    G- -

    - ->

    (L")

    rlt:ngan A, =.rrrrPlilrrrlo konrl-ronen patsut kc-i, n -- ittrttl,tlt l

  • '!':' !!!r! r. i ] -

    ! -

    D -

    ! i r. D ] r E - - - -

    D D -

    D D. > > D P i - - -

    C.tr.r y,trtg p,rlitrg scrlcrlr,rn.t trrrltrl< ntorrg,rr.r.t,rli ll,rsrrl rlrl,rl..rrl',rrr rlt'rr1i,rnpalem al,ru ramhrr l)eng,lmat ltasut (C.rmllar J.li). Tirrggr rrirr[,r ,ur scli,rpjam diamati secara manual oleh operator (pencatat) dan dicatat p.t

  • '!':' !(f!-, -

    : - =

    E -

    r D r -

    . - -

    3 r -

    D D B -, - D > D - - - - r r

    Kt'rl,rs llort'l--

    - - - --- -D -

    Cambar 3. I0 Skema penBlkatan staslun pengamal pasur

    Beberapa persyaratan untuk penempatan lokasi stasiun pasut yang lt,rrrtsdipenuhi antara lain adalah:

    . Lokasi stasiun pasut harus mengSambarkan karakterislil< l)ir\,rrrflsurut di daerah sekitarnYa'

    . Tanah di daerah lokasi stasiun pasut harus keras (tidak lrtrltttttPrtr)

    . Lokasi stasiun pasut sebaiknya .lauh dari muara stttt13,ti, tttrlrrl.menghindari pengarulr aliran serta endapan dan s,rtltp,rlr y,rrrp,terbawa menuju ke laut.

    . Perairan di lokasi stasiun pasut diupayakan bersih datt it'rtrilt ',r'tl,rtidak terganggu oleh tetumbuhan laut yang ada di sekil,rrrry,r.

    . Lokasi dicari sedemikian rupa agar memudahkan pengaw,ts,ttt rl,ttrpemeliharaan stasun Pasut'

    . Terlindung dari pengaruh ombak dan gelombang serta pcttg,trtrlrlai nnya secara langsung'

    D. PREDIKSI PASUTPrediksi pasut dituiukan untuk memperoleh informasi tirrggi nrtrl

  • '!':' !'"!'!''!r -

    ! i' n t B, -

    t -

    ]. ! . -

    r -

    B -

    r- -

    l > > - -

    - - t r

    tlt,tsittg-ttt,tsitt13 to-r,rttgt'tl.ttt ro-11/r,rsc rlr,rr.l. l)t'rry,l,t,ut (lr.rr1i,rrr r,u,r 1ltmemhreri informasi tirrggi mul

  • '!t:,' !'!f! D ; -. -, -

    ], 3 D r. r r r D -

    G -

    I -

    D D D D D > > -

    -

    i D - -

    stttll3lti, ll,rrrjir rl,rrr st'll,t1"i,titty,t). Kotttporrcrr rron-lt.rrrr)orrrk rl,r1r,rl rlrllrrrrrlt,rldari panjartg rJala pcnBamatan pasut yang cukup dan kort'l,rsr rL,rrli,rrr tl,rt.rpenBamatan lainnya, seperti: curalr hujan dan debit air. Lok.rsi lok,rsr y,rngterpengaruh oleh komponen non-harmonik adalah daerah-dacr.rlr pantaiyang dekat dengan muara sungai atau dataran-dataran rendah pantai yangberada pada daerah aliran sungai.

    Referensi

    Adams, R. (2004). Seam/ess Data and Vertical Datums - Reconci/ing ChartDatum with a Clobal Reference Frame. The Hydrographic Journal.t13.

    cA R I s (2 003 ). v e rti c al D atu m . http ://www. ca ri s. com/s -57 I atrributtdef/d-verdat.htm.

    de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, l. A. (2002).Hydrography. Delft University Press. Delft, The Netherlands.

    Defant, A. (1985). Ebb and F/ow. University of Michigan Press, AnnArbor, USA.

    Crant, t. t. (,988). Simplified Tidal Analysis and Predictton. Lighthouse,37, Canadian Hydrographic Service, Nova Scotia, Canada.

    Hidrografisch Bureau (1949). overzichtder cetijleer. Afdeling Hydrografie,Ministerie van Marine, Staat der Nederlanden.

    Knauss, J. A. (1979). lntroduction to Physical Oceanography.Prentice-Hall. New Jersey, USA.

    Poerbandono (2003). sediment T ransport Measu rements and Model t i ng i nthe Meldorf Bight Tidal Channels, Cerman North Sea Coast.Dissertation. University of Kiel, Cermany.

    70 1t

    .,

    Pt-.morumiln

    Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditujukan rntlrrl D D D, D ]

    lct'tl,tl,ttll,ttt llcr,lrl,t 1t,rrl,r l,titrr l,tjtrr pcrrl3rrlr

    - ->

    l)t'ttgttl

  • Y:'%: -B D r - r

    -E--.- a--B-r r 3r--E- D>D D > - -

    r r

    Dari Ptltt13Ltl

  • 'y'ru --

    E- -r---.t -r r - - - rlD- r,D. DD- D - -

    tlcttg,ttt t)x)t(xlo tttttl

  • 'y'Y-- rE-r

    --:- r -- -- r- - r-r rE--D D D D D, f, E jl)t'lt

  • '2'% --D -3-I--- - -rE-D - DE

    --

    Drr -

    - -- -

    -. - --

    Al,rl Pt'rtrnr g('nr.l nlcnl.l,gun.rk.rn prirrsip pt:rrgrrktrr,ur lilr,rl. rl,rrg,rrrmemanfailtkan gelombang akustik yang dipancarkan tl.rrr rr,rrrrlusur(cambar 4.9). Transduser adalah bagian dari alat perum gema yang me.gubahenergi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara)dan sebaliknya. celombang akustik tersebut merambat pada medium air-dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau dapat diprediksi- hinggamenyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali ke transduser

    Gambar 4.9 pengukuran kedalaman secara akustik

    Perum gema menghitung selang waktu sejak gelombang dipancarkandan diterima kembali (At), 5sh;r*ga jarak dasar perairan relatif terhadaptransduser adalah:

    (4.10)

    dengan 4 = kedalaman hasil ukuran dan v = kecepatan gelombang akustikpada medium air. Hasil pengukuran kedalaman akan direkam sel

  • 'Y'Y*r f,a- -EDEr 3-- --r--:r -- -==3l - - - * - r j

    tlt'ng.tn v = 11rl)irl r,lntl),rl gclorrtll,rng.tktrslik, K = nt(xlulu., r,l,r.,lr,,rl,r., llrritl,rdan r = densitas fluida. Modulus fluida menyatakan kompn'silrrlit,rs, yaiturasio perubahan tekanan terhadap perubahan volume. Pada medium yanglebih padat, misalnya: air dan udara, untuk mengubah volume suatu zatdiperlukan perubahan tekanan yang lebih besar. Karenanya, gelombangakustik merambat lebih cepat di air (sekitar 1450 hingga 1500 m/s) daripadadi udara (sekitar 300 m/s), sebab air lebih tidak compressible dibandingudara.

    a. Sifat Gelombang AkustikKompresibilitas medium merupakan fungsi dari densitasnya, sehingga

    cepat rambat gelombang akustik pun merupakan fungsi densitas. Densitasair (laut) dipengaruhi oleh terutama suhu, salinitas dan tekanan hidrostatik(kedalaman perairan). Pada suhu air laut 20'C, densitasnya adalah sekitar1023.4 kg/m:t dan modulus elastisitasnya 2.28x10e N/m2, sehingga cepatrambat Belombang akustik adalah 1492.6 mls atau hampir 1 500 m/s. Akurasipengukuran jarak akustik akan dipengaruhi oleh estimasi cepat rambatgelombang akustik. Untuk mengestimasi cepat rambat gelombang aksutik,beberapa formula empirik dapat digunakan, yan6 salah satunya adalah(Medwin, 1975\:

    v = 1449.2 + 4.67 - 0.05572 + 0.00029T +(t.34- 0.017)(s- 35) + 0.0r6ddengan f = temperatur dalam "C, 5 = salinitas dalam psu dan d = kedalamandalam m. Formula di atas berlaku untuk kedalaman hingga.l000 m.

    Celombang akustik merambat pada suatu medium dengan memindahkanenerginya melalui partikel-partikel medium rambatnya. lntensitas gelombangakustik adalah besarnya energi yang mengalir pada selang waktu tertentumelalui satu satuan luas medium rambatnya:

    (4.13)

    dengan I = intensitas akustik, P = daya dan A = luas bidang mediumrambat. lntensitas akustik dinyatakan dalam WatVm2 clan merupakan krrarlr.,rtdari tekanan (p dalam N/m')). lntensitas akustik mempunyai rr.nt,rrrli y,rn1isangat lclrar, sehingl3;t trnttrk ntonyatal

  • ,\:* /&ral3 t

    - - -

    I E r,l -

    t n E G- =&G GE- -.Lt E G___D

    -

    i D _ _t E _ !_

    rL'ttttl

  • ,\,t* /tur$,>---D----Blfr___l___

    -D---.---*>>_-D>]D__

    cambar 4./3 Rekaman profir kedaraman pada perubahan kedaramanperairan yang ekstrem

    Ketelitian pendeteksian perubahan kedaraman pada arat perum gemajuga dipengaruhi oleh panjang pursa, yaitu jarak antar pembangkitangelombang. Jika perubahan kedaraman rebih kecir dari setengah panjangpulsa, maka perubahan tersebut tidak akan terdeteksi oleh perum gema.Perum gema hanya dapat mendeteksi perubahan kedaraman yang rebihbesar dari setengah panjang pursanya. Lebar pancaran gerombang dan panjangpulsa merupakan keterbatasan alat perum gema yang berasal dari desaindan kemampuan teknologi pemeruman hingga ,rrt ini, sehingga padaumumnya ketelitian pengukuran kedalaman dengan teknik akustik ini berkisarpada angka i dm. Jika profil kedalaman yang rinci diperlukan, maka harusdilakukan interpretasi terhadap hasil perekaman data pada kertas perum.

    c. Sumber Kesalahan dan Kalibrasisumber-sumber kesalahan dalam operasi pengukuran kedalaman dengan

    alat perum gema di lapangan ditunjukkan oleh Tabel 4.1 . Kesalahan-kesalahantersebut dapat terjadi sendiri-sendiri atau bersamaan. Hampir semua strnrlr.rkesalahan yang ditunjukkan tersebirt merupakan kesalahan sistemati k, sr,l ri r rgg,rclapat rJiclesain.ara mengatasinya untuk mendapatkan h;rsil pr,rrllrrkrrr,rrry,rrrg lrt'n,rr.

    tt6

    I-

    D'D ] D =-

    FDFD>>>>Gf, >ts -

    - - -

    D'D - -

    > - - -

    - -'; *'-:I']'

    Ialx.l 4. I Srrnrlx.r lrr.rl,rlr.rrr ;x.rrgrrkrrr.rn kctl.rl.rtrtatr tlt'ttg.ttt p('rtrttr H('itt.t(KllK l(r.larrl.rrr)

    KrsAL\lrAN KCI\DISI-SU,3ER

    I'rrlrm genu Ilrrgrw'l,rr I rrls.t,rw,rl Gxesan saat lxrlt sliltts ttrlxl,rl rrtl

  • -Y! -- - -

    D F..- -l-.r D----D--DD--DDDF- - - D .

    (..tr.r y,rng t,lcl;= = > j J, 7 - -' - - j, J,l lrl:l'l'

  • .f.4, lrtWr--

    -D- -D--*- D--D-- - -

    E----r rD-D- >- - -

    i D -

    Itl[ornt'tsi l('rIl,llll-] ltllt'rittlsi kt'tt'liti.rrr lx.ngukrrr.ln krrl,rl,rrrr,rrr rl,r,,rt rlrlilr,rlpada Lampiran D. .f ika selisih kecraraman yang dipc,roleh p,rrr,r lx,rrx)rorgir.lajur utama dengan lajur sirang merebihi toreransi,

    .ukr'p"ng.-rkrrr.rn pacJalajur utama yang bersangkutan harus diulang.

    ;,,:;,;;; ;;;;;;;,, ;;:, ";;;,., .;;;,";;;;,cl

  • 'y'Y ---r D-

    -I-Dr- D-D -- r, Dr DDD> F;.' E D r D ]ilr (liw.rl(ili ok'lr g,rris.rir lirr1.i1.;i, lrcrup,r jr,j.rl< lx,nnul\,r,rlr ,rrr l,rrrlyang paling tinggi yang dapat tcr;adi parJa dar.rr.rn.

    (c) Untuk daerah pantai yang bertebing terjal, garis pantainy.r arlalahbibir tebing tersebut.

    (d) Untuk daerah rawa dan tumbuhan semak, garis pantainya adalahbatas tumbuhan terluar ke arah laut.

    (e) Untuk pantai buatan, garis pantainya diwakili oleh garis batasterluar suatu bangunan permanen buatan manusia yang terletakdi pinggir pantai.

    Cambar 4.16 Garis pantai dari garis air tinggi

    sebelum kegiatan pengukuran garis pantai dilakukan, sebaiknya terlebihdahulu harus dilakukan survei pendahuluan untuk mengenal karakteristikpantai yang akan ditemui. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memeriksapeta-peta lama yang tersedia. Kegiatan ini dapat dianggap sebagai bagiandari kegiatan perencanaan sebelum survei lapangan dilaksanakan.Berdasarkan informasi awal ini, dapat ditentukan metode dan peralatan apayang akan digunakan untuk penentuan garis pantai.

    b. Pengukuran Detil Situasi dan Garis PantaiPengukuran detil situasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data detil

    pada permukaan bumi (unsur alam maupun buatan manusia) yang diperlukanbagi pelaksanaan pemetaan situasi yang bertujuan memberikan gamlraransituasi secara lengkap pada suatu daerah di sepanjang parrrai rlcrrli,rrr sl

  • Y'Y ---i - D-- = - ] -- D - D-----]*--- - DID -, D -

    lt'tlgttkttr,ttt l.l,lris l)(lltl,li tl,tp.tl lrula dil,rkuk.rrr ntcnggrrrr,rl.,rrr r ,rr,r 1//splatau polar (tacimetri). Untuk keperluan ini, diperlukan scdikitrry,r s(fl),rs,utg,titik kontrol (kerangka dasar) sebagai referensi posisi. Keraparan titik detilpantai tergantung dari skala peta yang akan dibuat, serta bentuk geometrisgaris pantai. semakin besar skala peta, semakin rapattitik ddiil pantai yangharus diukur. Demikian juga, kerumitan bentuk garis pantai akanmemperbanyak titik detil yang harus diukur. Ketelitian detil situasi dan garispantai yang disyaratkan umumnya adalah 1 mm pada skala peta. Sebagaicontoh, untuk peta dengan skala I :5000, maka ketelitian yang disyaratkanadalah 1 mm x 5000 = 5 m. Jika dikaitkan dengan ketelitian yang dapardicapai oleh cPS, maka penentuan posisinya harus dilakukan secaradiferensial dan cukup menggunakan data pseudo range (yangdapat mencapaiketelitian t hingga 5 m). Sedangkan jika menggunakan ntetode Rea/ flmeKinematic (RTK)flsng2n menggunakan data fase, ketelitian yang dapat dicapaiadalah t hingga 5 cm. Tabel 4.2 memperlihatkan syarat pengambilan detilsituasi dan garis pantai untuk beberapa orde ketelitian survei.

    Tabel4.2 Standar ketelitian detil situasi dan garis pantai

    SURVEI ORDESPESIAT

    SURVE!ORDE 1

    SURVEIORDE 2 dan 3

    2m 2m 5m

    10 m 20mPosisi alat bantu 10 m 10 m 20m

    D. BEBERAPA KETENTUAN TENTANG KARTOGRAFIPETA LAUT

    lHo telah mempublikasikan ketentuan pokok mengenai pemilihan danpenggunaan simbol dan warna yang diterbitkan dengan namaPeta Laut Nomor 1: simbol-simbol dan singkatan peta Laut (ChartNumber l: Nautical Chart Simbols and Abbreviations). Publikasi tcrsr.lrutberisi legenda untuk peng,lLrnan siml^rol (termasuk warna) rla, sirrgl>=-->- -D D ! - - -D e- - - > - -'i I',1'!"J'

    n('ll,lt,t n('ll,tl,t ,utlJ,llnl,lny,r ll l( ) lll,rll tttlttcl,t;)l\,lll lll,llll ,r',Ill. l',rtlo|lt,rlt1lt't,t l,tttt, y,tiltt. rl,tlttttt vr,ttr[,r], rl.rlttttt llottsottl,tl,',t',lctll l]l()y('l\',1,',1',1('llls,rtuan, kt'tt'liti,rrr (sl.,rl,r),',rrttlr,rl tl,ttt w,trlt,t (Iirllcl 4.l).

    Tabel 4.3 Aspek kartografi peta laul

    ASPEK KETENTUANDatum vertikal Lokal dengan chart datum, disebr-ttl tlttrltrktengah

    Datum horisontal Titik kontrol horisontal pada elipsoiclareferensi WGS '84 dalam sistem gratiktrl(jaring garis proyeksi lintang dan l^ruiur) p,rrl,rinterval 1O-20 cm di peta dengan grarlrt,rttttttframe (skala pembagi gratikul) di tt.pi-tr'prbatas muka petanya

    Sistem proyeksi Mercator untuk 75'LU-75'LSPolar Stereografis untuk 75o-90"1[.] rl,rrr750-9001S

    Sistem satuan Metrik, dalam meter atau mil lautKetelitian 2 1:10.000 untuk bandar, pelabulr:ttr, ,rlrtr

    pelayaran dan perairan wajib panclu2 1 :20.000 untuk alur pendekat pel.tItttlt,rtrdan perairan lain yang digunakan ter,tlttruntuk pelayaran> 1 :50.000 untuk daerah pantai sampaikedalaman rata-rata sekurang-kurangny;t l0tlt1:50.000-1 :100.000 untuk daerah cleng,tttkedalaman antara E@_

    Simbol dan warna Peta konvensional: mengikuti Peta Laut No. IPeta disital: mengikuti SP-52 IHO tetrt,rtll-iAspek Kartografi ECDIS dan SP-.57 lH()tqnlang Standar Pertuk !lL-

    lika data peta laut disajikan dalam wuiud digital mitl

  • ?% -G, r.--EE-- F--DrD -D- D-D-D I DD - -- - -

    Ii.ef'erensi

    de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, l. A. (2002).Hydrography. Delft University Press. Delft, The Netherlands.

    lnternational Hydrographic Organization - IHO (1998). Standards forHydrographic Surveys. Special Publication No. 44, 4th Edition.lHB. Monaco.

    Medwin, H. (1975). Speed of Sound in Water: A Simple Equation forRea/istic Parameters. Journal of the Acoustical Society of America(58), 1318-1319.

    Kelompok Bidang Keahlian Kelautan (1989). Pendidikan Survei HidrografiITB-PERTAMINA. Diktat Kuliah. Jurusan Teknik Ceodesi, lnstitutTeknologi Bandung.

    Lurton, X. (2002). An lntroduction to Underwater Acoustics.Springer

    - Praxis Publishing. Chichester, UK.

    Pongukuran Arus dan Sedlmen

    A. PENGUKURAN ARUSArus adalah gerakan badan air. Di pantai dengan perairan tl,rrrgk'rl,

    arus dapat dibangkitkan oleh pasut, gelombang dan -sampai tingkat tt'rl0ttltt

    angin. Pengetahuan mengenai dinamika arus pada suatu wilayith 1x't'ttt'ttt,uigu, p"niing r-rntuk ka.iian mengenai dinamika dan kualitas litrgktttrg'rtr,ert, ,ekryasa wilayah. Teknik pengukuran arus dapat dilakuk.lrr r['ttg'tttpendel

  • ,\7,*, //^/n,,pnr,l,D Dr-blr

    -DD- -r-rt-_ __ __-D_ _DtD_ t_ _D

    -

    > _ i r.

    lllilss'{l ,lir y,rrrg lrr'rgt'r,ll< rk'ttg.rtr rl,ts,tr pt'r,rir,rrr. I ril

  • .\n,*, 1,,/,ro.t,(,E-- ! L L. -

    -E -rE E-E -- rDtrrr,-E E---._.- -

    _- _ _ t r _ rb. Prosedur Pengukuran Arus

    Pada lingkungan laut yang didominasi oreh pasr-rt, m,rr}GF-==-* --EE-]- - - -D F -

    D -'

    Dlr

    "i

    potongan lokasipengukuran arus

    t /. t.. \"''

    ^ arah arus

    cambar5.3 Beberapa saran penentuan Iokasi stasiun pengukuran arus

    Pengukuran arus dengan cara mekanikCurrent meter adalah alat pengukur arus yang sanSat populer. Pada

    saat awal dikembangkannya, alat ini bekerja secara mekanik (Cambar 5'4)'Badan air yang bergerak memutar baling-baling yang dihubungkan deng,attsebuah roda gigi. Pada roda gigi tersebutterdapat penghitung (counter)danpencatat waktu (time-keeper) yang merekam jumlah putaran untuk setialrsatuan waktu. Melalui suatu proses kalibrasi, jumlah putaran per satu,llrwaktu yang dicatat dari alat ini dikonversi ke kecepatan arus dalam mctcrper sekon (mA). Alat ukur ini mempunyai ketelitian pengukuran yang relatifsangat baik. Beberapa desain current meter mampu mengukur perubahankecepatan gerak badan air sampai dengan 1 mm/s. Kini, telah berkembapgcurrent meter yang bekerja secara elektronik dan mempunyai kemampuanperekaman data yang sangat besar.

    I lirrgga clewasa ini, currentmetersan,lat umumdipakai untuk mcnguktrr,rr,rlr rl,rrr l

  • a) USGS Price Type AA b) Neyrpic DumasCambar 5.4 Beberapa tipe awal current rneter mekanik

    dasar perairan. Kedalaman pengukuran yang dipilih biasanya sekitar 60%dari permukaan air (arau 4oo/" kedalaman dari dasar perairan). pada kedalamantersebut kecepatan yang terukur biasanya sama dengan kecepatan arusrata-ratanya. Jika pada suatu kolom air diperlukan lebih dari satu datapengukuran arus, maka akan diperlukan dua atau lebih current meter yangdigantung pada kedalaman pengukuran yang berbeda. Keputusan mengenaijumlah alat yang dipakai pada suatu kolom pengukuran akan sangat tergantungpada kebutuhan dan penggunaan data pengukuran tersebut, ketersediaansumberdaya (alat dan biaya) dan kondisi lapangan (utamanya sifat gerakanbadan air).

    Pengukuran arus dengan cara akustikTeknik pengukuran arus yang saat ini merupakan state-of-the-art dilakukan

    dengan memanfaatkan gelombang akustik. Beberapa diantaranya adalahAcoustic Doppler Profiler. (ADp) dan Acousric Doppler Current profiler(ADCP) (cambar 5.5). Pada alat ini, gelombang akustik dipancarkan melaluitransduser dan merambat di bepanjang kolom air. pada suatu lapisan airyang diukur kecepatan arusnya, gelombang dipantulkan kembali menujutransduser oleh partikel sedimen dan prankton (yang bergerak dengankecepatan sama dengan kecepatan gerak air). Karena adanya gcrak relatifpemantulgelombang tcrhadap alat ukur arus akustik, mak.r gr.lrrrrlr,rrrg y,rrrg

    10?

    'f

    rlilcrint,r,rl

  • {,\".u, /1,/.,,,t.a(,--

    lD b.!rr--f r--.--r rDrD-- ED_D__i___ D_ -_

    _

    mdk.l nliltcri.tl-nt.tlt'ri,rl l)(l(l(ll t('rsusl)('nsi l),r(la lapisarr,ur y,urli (lr1l\1r ,ll(,11memantuIkan Selombang yang ditembakkan tersebut kembaIi l

  • ,\',,,ur, /1,/.r,t n,il,r D-

    -lrl>r-lD--llD_]D_,_B_ _irBDD

    -- -> D - _ _ ]

    l),1(l,l,lr,lllJitttLrr(rl,rnvt'rtik,rl)rl,rrrr-rr,tsirrg-nl,tsirUlrlisr,lrrrl,_(,1),rll,rl.r,rr,1r,rl,rrrUtara dan kecepatan Timur, sching,ga r

  • H,\^",r, h,/,tj.,(,-t -Db&rr---_D__t_DDD-______DD__-__ D

    _ D,Penghitungan l)chit Air

    Jika pengukuran arus sepaniang korom vertrkar tcrs.rri.r, ,r,rl

  • .\ur*, //r,/.oora/,- =

    t -'L &.

    - -

    rr -

    I.-r rG- t--E --E--

    --

    E- -

    -

    r r f, r E E r

    a) Secara polar

    b) Dengan vektor menurutCambar 5.9 Visualisasi pengukuran arus pada

    siklus pasut (Ali, 2OO4)

    0.5 mhd

    t li!/r,IiII1/ / /t,1- L-'__l_t l-. L-\ t -r 1---r-7- z-/(c lolal t ,/ ,: r

    l',,,.1,,1.,,,.,,' .\,,,,1,,,,',,,1,,,,.,,-

    - - -B-->DDDD]=-- >D-D-DD--5-DDl- -DD->D-

    > 0.5m/s

    j

    Cambar.5. l0 Vektor kecepatan arus dari pengukuran sesaat pada beberapastasiun pengukuran ketika menielang surut(dimodifikasi dari Ali, 2004)

    arus. Sebagian besar kandungan sedimen di bumi adalah kuarsa denganmassa jenis rata-rata p, - 265Okg/mj. Angka tersebut lazim dipakai untukberbagai aplikasi kajian sedimentasi. Walaupun clemikian, pada lokasi-lokasitertentu, misalnya pantai berterumbu karang atau pantai yang bahansedimennya didominasi oleh produksi erupsi vulkanik atau bahan organik,massa jenis sedimen rata-ratanya harus ditentukan berdasarkan hasil survei(pengambilan contoh sedimen) setempat.

    a. Karakter SedimenSedimen dicirr atau dikarakterisasi menurut sifat-sifat alami yang

    climilikinya, yaitu misalnya: ukuran butir (grain size), densitas, kecepirl,rrrjatuh, komposisi, porositas, bentuk dan sebagainya. Dalam studi angkul,rrrsedimen, ukuran butir merupakan karakter sedimen yang sangat pentingkarena dipakai untuk merepresentasikan resistensinya terhadap agcrrt)engangkut. Ukuran butir sedimen diwakili oleh diameternya yanB biasarry.rrlisimlrolk,ur sr'lr;rg;ri d. Satuan yang lazim digunakan untuk ukuran butirscrlinrr.rr ,ul,rl,rlr rrrilinrr:ter (mm) dan mikrometer (pm). Berdasarkan ukurarrlrrrlirrry,r, rr,rlurrr.n rhl

  • ,\1.n, //,/roo,aLr ri

    -

    (-L--F-f --.- =- - -

    -- -D!- D-DD-D >> D

    - -

    D -

    E

    1922). Cambar 5.1'l memperlihatkan klasifikasi se(lun('n nr('rrunrl ul\ur,urbutirnya berdasarkan skala Wentworth. Cara lain untuk mcny,r(.rl(,ur l>>>D D - > - DD -';:'::':'l':l';:'':,'-'l'r'l'

    rur.rrgikrrli l\(.( (,1,,r(,ln rl,ur,rr.rlr,rrur. ( ',rttll),tt 'r. l./ tttltttlx'rlrlr,rll.,rrr lrrtlrrrtrll,rtr

    ,ln(,tr,t profi l kt'< (,l,,ll,ut ,rrrrr d,ur k

  • T,\o.*, //,,/rno.:---lL

    ---

    t::-IIE-Er- ]i:EEEESl__D_ D > _ _ a_ _ Er

    Cambar 5.13 Grab sampler (Foto: Catot H. pramono)

    Carnbar 5.14 Bottle sampler (Foto: Catot H. pramono)

    menggunakan pump sampler untuk mengamati perubahan atau dinamikakonsentrasi sedimen dalam selang waktu pengamatan. Teknik pengambilancontoh ini disebut sebagai pengukuran langsu ng(direct sampting). pengambilancontoh sedimen tersuspensi terutama ditujukan untuk mcngt.l,rlrrri k11ps3ptrirsi

    114

    ;;;;;;;; ;;; ; ;;:;; ;,",;;;;;, ;,,Kotlsentrasi sedimen dapat dinyatakan secara altsolut rl,rl,rnr kg/rrrr lrrr,rss,rstlclimen per volume contoh air) atau relatif dalam mi/m' (volrrrtr, strlirrrr,nper volume contoh air).

    Cara lain yang dapat dipakai untuk mengukur konserrtr.rsi scrlinrprrtersuspensi adalah dengan teknik optik atau akustik. cara-qrrl t('rst,lrrrtdigolongkan sebagai pengukuran tak langsung (indirectsamplinc). ponguktrr,rrrkekeruhan (turb id ity). Teknik ini memanfaatkan perambatan (transnrlsslep)(Cambar 5.1 5a) atau pembelokan (scatte ring) cahayatampak (Cambar 5. I 5lr)(biasanya cahaya merah dengan panjang gelombang sekitar 660 nm). Al,rryang dipakai biasanya optical beam transmissometer untuk sistem lrarrsnrisidan optical Backscatterance Sensor (oBS) untuk teknik pemlx,lok,rrr.Pengukuran konsentrasi sedimen dengan teknik akustik (Cambar 5.1'rr )dilakukan dengan pengukuran intensitas akustik (dari gelombang ,rkrr,,trkberfrekuensi tinggi, sekitar 1000 kHz) yang dipantulkan (back.sr,rflu) olr,lrsedimen yang terdapat pada kolom air. Pengukuran secara tak l,rrrg.,trnp.dengan teknik optik maupun akustik hanya memberi informasi korrslrrtr,r,,rrelatif, oleh karena itu, kalibrasi menggunakan pengambilan conlolr l,rpg,.rrrr11harus dilakukan.

    Hubungan antara pengukuran optik dengan konsentrasi serlinx,rr rrrrtrrlrteknik transmisi dan teknik pembelokan masing-masing dinyatakarr rft'rr1g,rrr(van Rijn, .1993):

    kre-k" (5.9)

    It .t

    -

    p.n-kzr'Io "-1' (5'1o)

    dengan /, = intensitas perambatan yang diterima receiver, /,, = intr.rrsil,rsyangdikirim melalui transmitter, c = konsentrasi sedimen dan k,, k., st,rl.r k,adalah konstanta-konstanta kalibrasi yang dapat diperoleh mcl;rlui .rnirlisisregresi menggunakan beberapa data konsentrasi sedimen yang cliukur s(,( ,rr,rlangsrrrrg.

    I lttlrtrtrg,rtt,tttlilra pengukuran akustikdengan konsenlr,rsi srrlilrx.rr \(\ ,y,rcnrgririk rlrny,rl,rL,rrr rk,rrgan (Cartner, 2OO2*

    I I_=

    Io

    lllluHtr) ,r/ t/r (,ill)

  • T,\1.,*, //n/.19.fi,! f, r t L *rr-E-.EE---t----t---E--->---D -

    r -Br

    .,1

    i pembelokan

    absorpsi

    a) Memanfaatkan perambatan cahaya tampak

    / pembelokan

    abs0rpsi

    b) Memanfaatkan pembelokan cahaya tampakalal ukur

    arus akustik

    transduser

    ;;;-;;, ;;;, ;;;;;;; ;;;,;;;konstarrta-k

  • ,\".",, //,,/,uo.ul,] t -

    r L { r r. D r -,

    r -

    } r t D -

    r -

    } r _ } r _ D} }} _ _ _ D _. _ } r

    Tabel 5.1 Data hipotetik hasil penimbangan sualu ((,trt(,lrsedimen dasar perairan dengan teknik sieving

    a ; :i ! ; {} (}.1 0.2 {).3I (mm) r/ (nrnr)(,aml>ar 5. / (r Hasil analisis contoh sedimen

    - - l;;.;;, ;;;;;;; " ;;;;;;;:;;,' ;;,;;,;,;,

    llr.llr.rirll;r l 4 0.063i-::l-4 0'125 {'063:: 2-3 0.25 -o.l ?si:: l*2 o's-.o ?s

    KilornctrcsO I I I 4 5statutcmrtesoiffi

    Mcdian grain diameter

    :0-l r.0-0 s.'ri j pebbles, mustclsI manh elc);

    cambar 5.17 Peta sebaran sedimen dasar perairan menurut dr,, di Tay I slttdry,lnggris (Buller & McManus,1975)

    d. Analisis Konsentrasi SedimenContoh air yang diambil dari suatu kolom air akan melaltri l)r()\('\

    filtrasi untuk memisahkan partikel-partikel sedimen dari air mclaltri st'lrtt,tltfilter. Massa sedimen pada contoh air yang diambil diperolch rlt'tr1i,tttmenimbang selisih berat kering filter setelah dan sebelum filtrasi. Kortst'ttlt,tstsedimen diperoleh dengan membagi massa sedimen tlr:t.l1-i.rtl vttlttrtlt' 'tttcontoh. Data l

  • ,fnn l,i/-o.rl,---rG&r r= r _:__t D_ r__r-__t:-_-]

    _ ___: __ _r

    Lalu .rrrgkut.l, sulim('a (/ nro,)y.ltak(rn m(rss(r s(\li,r(,a y,lrH rr.r,rrgkrrpada setiap m2 ruas pe'ampang daram setiap detik. lrrf,rrrr,rsi rajupengangkutan sedimen dari dua penampang pengukuran ditujukan untukkajian dinamika batimetri (perubahan erevasi dasar perairan) di antara dualokasi potongan pengukuran (cambar 5.18). pendekatan ini mengasumsikanbahwa tidak ada sumber sedimen rain kecuari yang berasar dari dasar perairan.Pada sistem yang ditujukkan pada Cambar S. t A, lika e,,1eou,maka kapasitasangkut yang dimiliki arus mengangkat sedimen dari dasar ierairan sehinggaakan terjadi erosi (pengikisan). i"brriknyr, jik" q,,r%,,, maka arus kehirangansebagian kapasitas angkutnya drn ,"nluirhkan sedimen yang diangkutnyake dasar perairan sehingga terjadi aup*iri (pengendapan).

    E"s

    - - ;;,,:,;;;;;;;-;;;;;r;,, ;;, ;; ; :; ;;'; ;. ;st'lltlrti inttlraksi ,ttll,lr,r l),rlr,rlr z\lrr,rrr Sungai dcngirrr kaw.rs,rrr lx,\rc1. l,,r,,1l.,rrrstlclimen yang rli,rrrgktrl oh'h sttttgai adalah salah salu lrah,lr y,yrA l)('1t1rliuntuk menjaga stabilitas pantar scbagai penggantisedimcn yang hil,rpg,rkilr,rrc'nergi yang bekerja di pantai karena aksi gelombang rl.rn l)itsul. l).rl,rrrr lr,rlini, sumber sedimen lain (selain yang berasar dari dasar llcr,riran) y,,r,.rberasal dari permukaan tanah pada suatu sistem aliran sungai jug.r hartrsdiperhitungkan. Kelebihan pasokan dari sungai akan mengakibatk,rrrpengendapan di pantai, sebaliknya kekurangan pasokan sedimen dari sulg.rrakan mengakibatkan mundurnya garis pantai.

    ReferensiAli, M. (2004). Lapctran Pengukuran Arus pulau SenraI< l)tun

    Tidak dipublikasikan.Buller, A. T. & McManus, ). (197S). Sediments r>f lht, I,ry

    Estuary. r. Bottom sediments of the lJpper and L)py,r MnrtlrrReaches. Proceedings of RoyalSociety Edinburgh (7t>), 4l4vl.

    de Jong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, L A. (2()o2)Hydrography. Delft University press. Delft, The Nerhcrr,rntrs.

    Dyer, K. R. (1986). Coastal and Estuarine Sediment Dynami

  • q'!:'!/tT '!,> D,

    - - D

    - - - -

    D F r -

    ] D - - -

    D D F F > D > > -

    E

    5

  • 'Y' !:t':y- D -

    r - -

    r -

    r D D - - - -

    D D r i D -

    D D -

    E D - -

    > D r -A. KONSEP BATAS LAUT BERDASARKAN UNCI,oS T982

    Negara-negara pantai berkewajiban menyajikan batas wirayahperairannya dalam bentuk peta laut atau daftar koordinat geografis darititik-titik dasar (basepoints) terluar wilayahnya. Dalam peta laut tersebutharus disajikan informasi yang dibutuhkan bagi pelayaran, serta yang palingpenting adalah garis-garis pangkal (base/ines) yang digunakan untuk mengukuibatas-batas wilayah laut (maritime zone). Konsep penetapan batas laut yangtercantum dalam konvensi dimaksudkan untuk penentuan wilayah perairannegara-negara pantai di dunia terutama negara-negara yang telah meratifikasikonvensi tersebut.

    Dalam uNCLos 'r982 ada beberapa wirayah atau zona perairanyurisdiksi yang ditentukan dari suatu garis pangkal, yaitu:

    (1) Perairan Pedalaman (lnternal Waters): pasal B,(2) Laut Teritorial (Territorialsea): pasal 3 _ 16,(3) Zona Tambahan (Contiguous Zone): pasal 33,(4) Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone): pasal 55 _ 75,(5) Landas Kontinen (Continentat Shetft: pasal 76 _ 85,(6) Laut Lepas (High Sea): pasal 86 _ 120.caris pangkal merupakan acuan penarikan batas terruar (outer rimit)

    dari wilayah-wilayah perairan yurisdiksi tersebut. Ada dua macam garispangkal yang tercantum dalam UNCLOS 1982, yaitu:

    (1) Caris pangkal normal (normalbaseline); dan(2) Caris pangkal lurus (straight baseline), termasuk di dalamnya garispenutup sungai dan teluk serta garis pangkal kepulauan(arch i pe I agi c b asel i ne).caris pangkal normar dapat diartikan sebagai garis air rendah(low water /lne) sebagaimana yang terrihat sebagai garis kedaraman nor

    pada peta laut skala besar yang diakui secara resmi di negara tersebut.sedangkan garis pangkal lurus adalah garis rurus yang menghubungkan duatitik dasar yang terletak pada garis air rendah (Cambar 6.tj.

    Dalam uNCLos r9B2 disebutkan juga bahwa setiap negara pantaibebas menentukan dan memilih garis-garis pangkal yang akan digunakanuntuk menetapkan batas wilayah perairannya, asarkan memenuhi beberapapersyaratan yang diatur dalam konvensi. Kewajiban suatu negilr.,r p,rrraiberkaitan dengan penetapan batas wilayah pcrairan aclal,rh n,r('rr.rrtul\,ln

    124

    l',,,, r,,1,,,,, 1t,,r,,,, L,,,r-.f, DDD ----i-l->-----D- - - D---i:-- -*D - -- -

    .::i

    garis air rendah =

    garis pangkal normal

    tlarrs arr rerrrlirhpenutup teluk

    -r-=a)3

    penutup

    v

    *regrrirprngk\C)/

    kepulauan

    pelabuhan VCambar 6.7 Macam-macam garis pangkal

    sendiri garis pangkal wilayahnya dan harus diperlihatkan pada peta l,rrriatau dibuatkan daftar koordinat geografis dari titiktitik dasarnya. Selanjutny,r,salinan dokumen tersebut diserahkan kepada Sekretaris Jenderal PBB. l-l,rlkhusus yang harus diperhatikan adalah apabila dalam penetapan garis pangk,rltersebut berpengaruh pada hak negara pantai yang bersebelahan atauberhadapan.

    B. WILAYAH PERAIRAN BERDASARKAN UNCLOS 1982Wilayah-wilayah perairan berdasarkan UNCLOS 1982 ditunjukkan olch

    Cambar 6.2 dengan penjelasan sebagai berikut.

    a. Perairan PedalamanBerdasarkan pasal B UNCLOS 1982, perairan pedalaman adalah perair.rrr

    yang terletak pada sisi darat garis pangkal laut teritorial.

    b. Lnut Terltorial| ),rl,rrrr ;r,r,,,rl I tlN('t ()S 1 982 disehutkan hahwa seti,rp nog,aril [)ar)t,u

  • \7rx, //,i/roXtn/,r 3-,

    -

    D D- ri- -.--

    t,f D1- --

    tD-DBE--EDD5 - -

    D

    trlik

    pailgkal

    350mil

    alau

    25il0m * 100mil.,/

    Cambar 6.2 Wilayah Perairan berdasarkan UNCTOS l9B2

    berhak menetapkan lebar laut teritorialnya hingga suatu batas yang tidakboleh melebihi 12 mil laut, diukur dari garis pangkal yang telah ditentukan.Di dalam kawasan ini, negara pantai mempunyai hak berdaulat atas ruangudara di atas laut teritorial, dasar laut serta tanah di bawahnya. penarikangaris batas wilayah laut teritorial antara dua negara pantai yang berhadapanatau berdampingan didasarkan pada garis tengah (median /lne) yangtitik-titiknya mempunyai jarak yang sama terhadap titik-titik terdekat padagaris pangkal kedua negara, kecuali karena alasan historis atau keadaankhusus. Caris pangkal untuk mengukur lebar laut teritorial harus dicantumkandalam peta dengan skala yang memadai atau diberikan dalam bentukkoordinat geografis.

    c. Zona TambahanZona tambahan dimaksudkan agar negara pantai dapat melaksanakan

    pengawasan yang diperlukan untuk:(i) Mencegah pelanggaran peraturan bea cukai, fiskal, imigrasi di

    dalam wilayah laut teritorial; dan(ii) Menghukum pelanggaran tersebut di atas yang dilakukan di clalam

    wilayah laut teritorial.

    176

    -' ;;,;1.;,;;,:;;;;;;;,; ;;,; ;; ; ;;; ; ; i; ; ;,y.rrrg rliguttitk.ttt trrrl r tl* t ttt't r1,it tkt tt l,tttt torit0ri,tl.

    d. Zona Ekonomi EksklusifPada kawasan ini suatu negara pantai mempunyai hak cl

  • ,\i,n ///n1n/,--rD-

    - -L---

    -'----3--D- -i-------D--

    - -

    -r E(iit.ltb'tr (r"i ntt'ttltrl.rlih.rlk.rrr l)('n(,rnruan llatas lancJas k,rrr,rr,rr lr,,rtl,rs,rrk.rnkonvensi Hukum Laut pBB tahun i982.

    Cambar 6.3 Batas landas kontinen (lHO, 1993)

    Negara pantai mempunyai hak berdaurat atas sumber kekayaan aram(hak eksklusi0 untuk tujuan eksprorasi dan eksproitasi. Jika negara pantaitidak memanfaarkan haknya, tidak seorangprr'aup; ,;r;;;r" kegiataneksplorasi dan eksproitasi tanpa persetujuan tegas dari negara pantai yangberhak' Negara pantaijuga berhak menetapkan persyaratan bagi pemasanganpipa dan kabel bawah raut negara rain di atas randas kontine-nnya, denganmaksud untuk pencegahan, p"ngrrrngun, dan pengendalian pun."rrrrnatau terganggunya kegiatan eksplorasidin eksploitari."oi ,r*tr! itu, negarapantai mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayrrun rruu'rumbanganberupa barang merarui pihak berwenang bertarian dengan eksproitasi sumberkekayaan alam non-hayati landas kontinen di luar 200 mil laut.

    128

    ; - ;;;f"- - - - - - - - - - - - B - - - - - - I:r'l',ri : l'] : i :' I

    Scmua lr.rgi,rrr rl,rrr l,rul y,rng tirlak tcrtnirsrrk rl,rl,rnr /()n,l (,1\()n()ilileksklusif, laut tcritori.rl

  • l', ''. r"1""' l\"r" 1 ""r

    --

    Fl -

    _--DF-EDP>>---i!-Ea-l!Dti -

    DGi-- Dt

  • ''::' !! :!- - -

    F . r t -

    i -

    - -., - - - - - D

    -

    > > -

    > D - -

    r D -

    r,

    D. IMPLEMEN'l'ASI PENETAPAN BATAS I.Atlt l)AllllAltDI LAPANGAN

    a. Penentuan Lokasi Daerah SurveiAgar penetapan bratas wilayah laut antar propinsi di lndonesia dapat

    dilakukan, maka diperlukan survei daratan dan lautan, yang terdiri dari:(1) Survei geodetik dan topografik(2) Pengamatan pasut(3) Survei batimetrikSurvei geodetik dan topografik diperlukan dalam rangka penentuan

    garis pantai (sebagai acuan penarikan batas) dan titik-titik panglcal (yangterletak pada garis pantai), sebagai dasar untuk meng-klaim wilayah lautsejauh 12 mil laut dari garis pantai ke arah laut atau perairan kepulauan,sesuai ketentuan pasal 3 UU No. 22 tahun 1999. Survei ini juga diperlukanuntuk penentuan koordinat geodetik titik-titik referensi yang di lapangandiwakili secara fisis dalam bentuk BM (bench mark).

    Untuk menentukan lokasi daerah survei bagi penempatan titik-titikreferensi, diperlukan peta-peta seperti Peta Laut, Peta Rupa Bumi, PetaLingkungan Pantai, Peta Lingkungan Laut Nasional atau peta lainnya yangrelevan. lnformasi utama dari peta tersebut yang diperlukan bagi kegiatanpenetapan batas laut, adalah garis parrtai yang tergambar dengan baik atautelah diperlihatkan secara jelas pada peta. Berdasarkan bentuk garis pantai,selanjutnya dapat cliperkirakan letak titik-titik dasar (sesuai dengan penBertianyang telah ditetapkan).

    Lokasi titik-titik referensi sebaiknya ditempatkan di sekitar pantai danberada di dekat titik-titik dasar, pada tempat yang aman dan tidak tergenangair pasang, agar dapat bertahan lama. Secara visual diupayakan posisititik-titik referensi ini terletak sedemikian rupa sehin6ga masih dapatmenjangkau posisi titik-titik dasar dengan alat ukur optis. Survei batimetridan pengukuran topografi pantai, idealnya dilakukan di sepanjang pantai didekat lokasi titik referensi dengan cakupan ke arah laut sejauh garis pasangsurut. Akibatnya, panjang jalur survei ke arah laut akan bervariasi, tergantungpada kelandaian topografi dasar Iaut dan besarnya tunggang pasut. Semakinlandai dan semakin besar tunggang air, maka semakin panjang jalur surveiyang diperlukan. Pengamatan pasut sebaiknya dilakukan pada dua lokasiyang mewakili daerah survei batimetri. Lokasi daerah survei, secarakeselurr:han dapat dilihat pada Cambar 6.6.

    1\)

    |,.,,, t,,|,,,,, I\,,r,,,, L,,,ra]-i3t Dt-----DD>>- -- ---

    _G-_,- - _ - - -D Dr t-r

    A iltik referensi '*

    gans allretttlitlt

    Cambar 6'6 Daerah survei

    Survei di atas diperlukan apabila garis pantai belum diketahui' lrk'r

    telahtersediapetadasar(PetaRupaBumiatauPetaNavigasiLaut).'[.rl,rbesar, maka garis p"*i dapat juga ditentukan '"'t*:'11-11:'-*ut

    t r'tttt'tt

    yang ada pada peta tersebut dengan asumsi bahwa garis pantai pasut rt'ttrl'rlr

    berimpit dengan garrs pantai yang ada dalam peta'

    b. Pemasangan Pilar Titik Referensi

    Spesifikasipilartitikreferensidiperlukanagarterjadikeseragaman

  • t:: !!:'!- r. r r

    - - - -

    B r - - - - -- -

    rr -

    r -

    DID' F -

    G - -

    -,

    c. Penggambaran dan Penentuan Koordlnat 'l'lllk lfntasBerdasarkan berbagai kemungkinan letak titik-titik parrgk,rl, nt,rl

  • ,lir* //,,/.yte/,----,- ---,b--!-D--_ ___D- D-__DDDb-_ r __D

    _D

    =l

    Transformasi l(oord i nrtl

    Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk melakukan tratrsfot'ttt,tsidari sistem koordinat kartesian ke sistem koordinat geodetik.

    p -

    e2 acost g

    7 = atanZ(Y,X) (4. r)t^- Pn=--N(E)

    cos(q)

    dengan (p,1,h = lintang, bujur dan tinggi di atas elipsoid darr X, Y, /koordinat kartesian ECEF serta parameter-parameter lainnya:

    N(rP) =

    deng;rn ,t = setengah sumbu panjang elipsoi

  • ,(,*, //,/.g.(,!--f rGrI r----IlG!-;-I-:-!-t]-=D *- t E

    - - -

    Rr.rrlrus y,lng (li!lun,tl

  • Y''l

    ,\i.n, //,,/.,y.a/,-ElrBEtt-E-G-lEl--rf

    -IEIItr_DDD __ _ _ _ r _r

    tModel Matematika Penentuan lDosisi

    Hubungan fungsional antara pengamatan (besaran yang diukur) dc'ttg.tttparameter (besaran yang akan ditentukan nilainya) dinyatakan dalam morl'lmatematika penentuan posisi. Besaran-besaran yang diukur adalah ,rr,tlt,sudut, jarak dan selisih jarak.

    Semua model matematika yang telah dilinierkan dapat ditulis dalanr lrcrrtrrl.umum:

    W+AX-V = 0 (lt.l)

    dengan W = nilai pendekatan yang dihitung berdasarkan koorrlttt,tlpendekatan minus nilai yang diukur (misalnya, d'.,,-d';,,), A = fi,tlrtk',desain, X = parameter yang dicari, yairu dx,,, dy,, atau d{p,,,c17,,

  • ,\;,.*, //,,/Htrdl,D-

    -D-Df-E-----t-D--BD----D----DlD -- -

    D-Pengamatan ArahHubungan antara arah su;rtu garis dengan titik-titik yang dik.t,rlrrri rr.r, akanditentukan nilai koordinatnya pada sisteir koordinat kartesian dapat dinyatakandengan:

    I , ,,,t1,,,.,,,-rlErEtr-D-----------r,=---

    - ------

    D-- --

    ttt,tl

  • -tI

    ,\'o.*, //,,/.o1.d,--E l:EE-E rrtrtr-- Ir-r-

    ----I.rt l-l - - D - - r --

    r I

    ;;;;; ;;;;--- - - - - - - - - - -

    r - -E D - -'- -' :"Jr'J'

    IltrllLrngan antarit l)(.nl.i,u]l,rl,ltr iarak clcngan k

  • t::' !'!''f"!r B G r r G

    -- -

    r r -.

    : r -

    i -

    E B -

    r D -

    E -

    D - - - -

    r r r,

    Model m;tlcntatika l)()n,l.lrnillarr sclisilr j.rr.rl< lr.rrla sistcrrr koorrlrrr,rt l',rrlr.sr,rrradalah:

    fl

    Fij, =b?, - dY,)- d#,

    F,j, =bi, - al,)- a?,,

    ( Nl rrt,plsina,g,-lIP"

    Pada sistem koordinat geodetik, model matematika pengamatan selisih jarakadalah:

    Segiempat dan BIiPs Kesalahrtn

    Pendekatan Trigonometrik dan Segiempat Kesalahan

    Cambar C.1 memperlihatkan penentuan posisi k menggunakan kollllritt,trtLOp garis lurus dengan pengamatan arah di titik i dan titik l. Jika [)orrl],rrrr,rl,rrrl

  • ,\i,,,t, //,,/.,,y. t/,-

    t- -

    -

    DD-- --lD__il t_t._ilD___>__

    _- D>- _ t l

    l)'trlit p,l,r8,l. g.lris yillr!r s,l.r-r.rt r

  • ,\l,tn; //,/.,y,r/,--E--- t--

    ---E--B!-E-EE_:__;D->_ __ ! r _i E_

    Gambar c.3 segiempat kesalahan dik dan / menggunakan kombinasi topgaris lurus dari i danl

    Pendekatan Analitik dan Elips KesalahanHubungan antara pengamatan dengan parameter dinyatakan dengan modelumum:

    L= f(*)

    ;::;;,; ;;; l;;;;; ;;;;;;;;ffi ;;: ;.,- .,;'; ",rl

  • $|rx, //n/.01,a/,r rr r I ! D El.-G- E f, It Gr-._rGGr-Il

    -

    > l D, '

    F D G Erleng,an 1r.lr,r 1l.rr13.lrn(rl(ur 1t - 1/ol . q, aclalatr v.lri,lrrsr r)(,rrH.r,,rr,rr y,rrrldiperoleh dari ketelitian alat.'cambar C.4 memperlihatkan penentuan posisi k dengan kombinasi garisposisi lingkaran konsentrik dari i dan l.

    L rlrl'lrr rttr'3

    - = ! Err'-

    -sC, Grf r -'J--== Ir= D D l = G I E r 3 r ' I I

    selringga diperoleh koortlittitt titik k sebagai beriktrt:

    (c.2 3)

    (^:

    \\d,\

    \\\\ /(d'J4,

    II

    -r" \Gambar C.4 penentuan posisi titik k dari titik i dan titikl menggunakan

    kombinasi garis posisi lingkaran konsentrik

    Modelfungsional untuk masing-masing pengamatan jarak pada kasus sepertiyang ditunjukkan pada Cambar C.4 dinyatakan dengan:

    F,=i,*=(i* - fr,)' +(y* - i,)rlt'i

    F, = i 1r= (.io - i,l+(io - r,y)Koreksi v pacla pengamatan memberikan:

    xl =rl +tr,1,=ri +lv

    dengan xr, = koordinat pendekatan untuk xu dan yuo = koordinat pendekatanuntuk y*. xur dan yu, adalah koordinat titik k yang diperoleh dari iterasipertama. Selanjutnya, koordinat tersebut dipakai sebagai koordinat kpendekatan untuk tahap iterasi berikutnya. lterasi dilakukan terus hinggakonvergen ((Ax, Ay)+Q). Selanjutnya, disusun matriks variansi-kovariansi :

    Ix = (e'pt|0,r.,. '

    (x,f,),,,,,..11' I "i o.,l= Lo,, "i )

    [ao, !f It;t L# #lr^ir r;l

    (c.20)

    (c.21)

    (c.24\

    Kualitas pengukuran yang diselesaikan dengan pendekatan analitikdirepresentasikan dengan elips kesalahan (error ellipse) yang dibangun darimatriks variansi-kovariansi di atas. Ellips kesalahan ini menjelaskan kualitaspengukuran (atau pengamatan) secara visual. cambar 2.41 adalah elipskesalahan yang diperoleh dari matriks variansi-kovariansi.

    Solusi aplikasi prinsip kuadrat terkecil dinotasi dengan:

    * = fA'llA, I

    152

    ((" t2)

    Gambar C.5 Elips kesalahan

    151

  • ,tl,r,r, //,,/r,yr,(,D]

    - - -

    i ---t r _-_ _ _ __i__.__t

    _ _-D*D-.D_

    tlips l

  • sxl%rr r.E E- E E-

    -

    E r r : Br - -

    E r rr r -

    r D - - - -

    ] r r. r rinternasional (implementasi uNCLos 1gB2), pcmork,l,ur l,rur rlanmeteorologi, serta berbagai proyek kerekayasaan termasuk untuk lx,nggaliansumber daya ketautan (lHo, 1998). sP-44 ini akan diperbaharui setiaplima tahun sekali (Monahan & wells, 2000). Di samping perubahan dalamstandar ketelitian penentuan posisi (berbasis sateli0 maupun cakupan areasurveidasar laut 10}o/o (dengan multibeam echosounder), pemakaian Sp-44edisi terbaril irti disertai pemahaman tentang teori kesalahan, terutamapengertian tentang tingkat kepercay aan g|Yo yang berkaitan dengan ketelitianposisi dan kedalaman.

    Klaclflkaal SurvelSurvei hidrografi dibagi berdasarkan berbagai persyaratan ketelitian untukdaerah yang disurvei (Tabel D.1). Standar ketelitian untuk masing-masingorde survei mencerminkan kepentingan ini dan secara efektif menggantikanstandar penentuan posisidan kerapatan data berdasarkan skala yang digunakanpada standar survei hidrografi edisi sebelumnya.

    Tabel D.l l0.rtrilrcl nrryelontr Spesid I 2 3

    CONTOHDAERAH

    Pelabuhan,tempatberlabuh, danterusan kritisdenganhambatansarat kapalminimum

    Pelabuhan,pelabuhannrendekatiterusan, jaluranjuran, dandaerahperairandengankedalamanhinesa 100 m

    Daerah yangtidak tercakupdalam OrdeSpesial dan 1,atau daerahdengankedalamanhingga 200 m

    DaerAh lepaspantai yangtidak tercakupdalam OrdeSpesial, 1,dan 2

    Survei hidrografi orde spesial mencakup daerah dengan karakteristik dasarlaut yang berbahaya bagi keselamatan pelayaran. Orde survei inimembutuhkan ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan standarketelitian yang lama. Kantor atau dinas hidrografi negara anggota IHObertanggung jawab untuk menentukan daerah mana saja yang harus disurveidengan orde ini, termasuk kualitas data hasil survei. Survci ()r

  • '!':' !!f!- D B -E- ] - - - -- r r - - -r r - ->- - - D - - D r D r

    trntuk titik krltttr

  • ,\im l,J.2.a/,If r..l-l.f

    -E-Br:r.f I_L_E:__f I:___>Da _

    -

    I r r: r

    Tabel D.5 Standar kerapatan data, deteksi fitur bawah raur, rr:'ar rajurmaksimum dan ketelitian model batimetrik

    ;;;;"-;;;;,;,;il;, ;;;, ;;;;;, ;daerah survei harus dikombinasikan dengan kesalah,ttt 1x'trgttkttr,trt ktrl,tl,tttt,ttluntuk penentuan ketelitian titiktitik kedalaman.

    Beberapa pengukuran lainnya, seperti pengambilan sampel bawah lautdan pengamatan arus laut juga masih dicantumkan dalam SP-44 Edisi ke-4.Pengambilan sampel bawah laut dimaksudkan untuk menentukan kondisidasar laut (dapat juga disimpulkan dari berbagai sensor, seperti: echosounder,side scan sonar atau sub-bottom profiler). Kondisi dasar laut ini diperlukanantara lain untuk penentuan lokasi peniangkaran kapal. Pada kondisinormal, pengambilan sampel tidak diperlukan pada daerah dengan kedalamanlebih dari 200 m. Jarak antar sampel umumnya 10 kali dari lebar jalursurvei yang terpilih. Untuk penentuan daerah lokasi penjangkaran, jarakantar sampel dapat semakin dirapatkan. Sedangkan pengamatan arus lautbiasanya dilakukan pada daerah sekitar pelabuhan dan terusan, terutamajika kecepatan arus melebihi 0.5 knot. Secara umum, pengamatan arussebaiknya dilakukan sepanjang mereka dapat membawa pengaruh terhadapnavigasi permukaan. Lamanya pengamatan tidak kurang dari 15 hari (dapatmencapai 29 hari) dengan interval minimal satu jam'

    Agar dapat dilakukan pengkajian secara komprehensif terhadap kualitasdata survei, diperlukan dokumen untuk memfasilitasi penggunaan data tersebutuntuk berbagai keperluan pengguna. Semua informasi yang berkaitan dengankualitas data (metadata) hendaknya tidak hanya berkaitan dengan kapalsurvei, daerah, tanggal dan peralatan yang digunakan, tetapi iuga tentangprosedur-prosedur kalibrasi, penentuan kecepatan gelombang akustik danmetode-metode reduksi pasut. Estimasi tentang ketelitian data yang berkaitandengan tingkat kepercayaan sebaiknya juga dimasukkan.

    Referensilnternational Hydrographic Organization, (1998). IHO Standards for

    Hydrographic Surveys. Special Publication Number 44, 4thEdition. lnternational Hydrographic Bureau - lHB, Monaco'

    Monahan, D. & Wells, D. (2000). IHO SP 44 Standards for HydrographicSurveys and the Demands of the New Century, Ocean MappingCroup, UNB, Canada.

    Berkaitan dengan lebar lajur survei pada edisi-edisi sebelumnya, bergantungpada skala survei, sedangkan pada standar yang baru bergantung padakedalaman rata-rata perairan (lihat: Tabel D.5). pengecualian berlaku untukorde spesial yang menggunakan cakupan dasar laut 1oo%. pembesaranlebar lajur survei dapat saja dirakukan, jika prosedur-prosedur yang adatelah dipenuhisehingga menjamin deteksi bahaya secara baik. Sistem-sistemsonar yang digunakan untuk masing-masing orde survei harus mampumendeteksi fitur bawah raut, sesuai dengan standar yang diberikan.

    Lain-lain

    Dalam standar survei yang baru, persyaratan yang berkaitan denganpengukuran tinggi (pengamatan) pasut juga terah ditetapkan. Kesarahanpengukuran total tidak boreh merebihi t 5 cm pada tingkat kepercayaan95% untuk orde spesiar dan t 10 cm untuk orde survei rainnya. Kesarahanpengukuran tinggi pasut ditambah dengan kesalahan pada pr,rs,., rx,rontuan

    160

    Mungkindiperlukan pada

    10%d jika lebih

    TIMETRIKTINGKAT

    b = 0.05m

    161

  • !':'!'!T "!nDD -D r -- -.r D- r--D D.-r---

    -- - -

    D, r, -

    PustakaDjunarsjah, E. (2001). Standar Survei (Baru) clalam .strrvcl t tidrograf i(sP

    - 44 lHo Edisi ke-4 Tahun t99B). Forum rlmiah Tahunan rsr.

    Surabaya.Federal ceographic Data Committee (2000). ceospatial positioning

    Accuracy Standards. subcomrnittee on Marine and Coastal spatialData, Federal Ceographic Data Committee. Virginia, USA.

    Janhidros TNI-AL (1983). Standar Ketelitian Survey Hidrografi, JawatanHidro-oseanografi TNI-AL. Jakarta.

    Mills, J. (1998). New /nrernational standards for Hydrographic Adoptect.Newsletter Seahorse. The Hydrographic society of America, vol.Vll No.4. Rockville, USA.

    Thomson, D.8., Wells, D.& Falkenberg, w. H. (r981). An rntroductionto Hydrographic surveying. Lecture Notes No. 53. University ofNew Brunswick, Canada.

    Poerbandono menyelesaikan riset doktoral tentangpengukuran dan pemodelan arus dan angkutansedimen di Departemen llmu-ilmu Kebumian,Fakultas.-Matematika dan llmu Pengetahuan Alam,Universitas Kiel, Jerman 1999 -2003' Sejak diangkatmenjadi.dosen di Kelompok Keahlian (KK)Hidrografi, Departemen Teknik Ceodesi, FakultasTeknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) - lnstitutTeknologi Bandung ilfg) t 997, ia mulai tertarikDr. der Nal. Poerbandono,s.T., M.M.

    dengan kajian dinamika fisik kawasan pesisir, angkutan sedimen dan instrumenakustik bawah air. Publikasi-publikasinya di konferensidan workshop ilmiahinternasional dalam 3 tahun terakhir, seperti: lnternational Conference onCoastal Engineering, Coastal Sediment, ADCP UsersWorkshop, F/C dan IEEE Working Conference on Current MeasurementTechnology, bertopik pengukuran dan pemodelan angkutan sedimen sertapenggunaan instrumen akustik untuk pendugaan kandungan dan laju angkutansedimen. Poerbandono adalah dosen di Departemen Teknik Ceodesi ITByang bertugas mengajar mata kuliah Hidrografi, Angkutan sedimen danDinamika Pesisir pada program sar.iana dan mata kuliah Dinamika Pesisirpada program magister. Tahun ini hingga dua tahun mendatang ia dimintasebagai post-doctorate research fellow di Universitas Kiel, Jerman untukmenjalankan penelitian tentang pengukuran dan pemodelan dinamika badanair dan sedimen di perairan tropis serta beberapa tugas akademik lainnyadalam rangka kerjasama penelitian dan pendidikan antara ITB danUniversitas Kiel, Jerman. Lahir di Jember, 25 Januari 1970. MenamatkanSekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)dan Sekolah MenengahAt;rs (SMA) rli kota yang sama. Menikah dengan salsalia Anggaraswati sejak1()()') rl,rrr '.r'i,rk 2000 dikaruniai satu anak laki-laki.

    "162 161

  • Eka Djunarsjah adalah Magister Teknik alumniDepartemen Teknik Ceodesi FTSP - ITB tahun 1996dan kandidat doktor dalam bidang teknik geodesidan geomatika di departemen yang sama. lamenaruh minat pada pengembangan peta lautelektronik, teori navigasi laut dan spektrumimplementasi Aspek-aspek Ceodetik Hukum Laut(Ceodeti c Aspects of the Law of theSea-CALOS)- yang menjadi tema riset doktoralnya.

    Diangkat menjadi dosen di KK Hidrografi, Departemen Teknik CeodesiFTSP

    - ITB tahun 1994 dan banyak terlibat dalam kegiatan nasional yang

    berkaitan dengan kajian pemetaan pesisir dan laut serta penetapan bataswilayah di laut. Telah menghasilkan beberapa diktat kuliah tentang hidrografidan Aspek Teknik Hukum Laut untuk Departemen Teknik Ceodesi FTSP -lTB. Di Departemen Teknik Ceodesi lTB, saat ini Eka Djunarsjah aktifmengajar mata kuliah Hidrografi, Aspek Teknis Hukum Laut dan SistemPendukung Keputusan pada program sarjana dan mata kuliah Batimetri danPenentuan Posisi pada program magister. Selain itu, ia pun adalah dosen diSekolah Tirtggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) yang bertugas mengajarmata kuliah Survei dan Penentuan Posisi Kelautan. Beberapa penelitianyang pernah dilakukannya antara lain: Pemetaan Batas Propinsi Laut dalamPerspektif UU No. 22 tentang Pemerintahan Daerah, Kajian Batas Lautlndonesia dan Timor Leste, Kajian lmplementasi Kadaster Kelautan dilndonesia, Kajian Batas Maritim lndonesia dan Negara Tetangga, KajianDatum Maritim Batas Laut lndonesia dan Negara Tetangga dan ModelPrediksi LAT untuk Penetapan Batas Laut di Perairan lndonesia. Lahir diCurup, 27 luli 1967 dan menyelesaikan SD di kota yang sama, menamatkanSMP hingga SMA di Bandung. Tahun 1996 menikah dengan Laksmi dandikaruniai satu anak perempuan yang lahir tahun 1 997.

    1AA

    i:lr. Samsul Bachri,M.Eng., Ph.D.

    Ilonlrlbulor

    -

    Setelah menamatkan program magister diUniversitas New Brunswick dengan topik tesispenentuan posisi horisontal di laut dengan gelombangradio, Samsul Bachri menyelesaikan penelitiandoktoral di Universitas Curtin, Australia pada tahun1999 dengan topik disertasi tentang deteksiperubahan daerah aliran sungai dengan penginderaanjauh dan sejak ZOO3 menjabat Ketua KK Hidrografi.Telah menjadi akademisi di KK Hidrografi,

    Hasanuddin Z. Abidin menyelesaikan penelitiandoktoral di Departemen Teknik Ceodesi danCeomatika, Universitas New Brunswick, Kanadapada tahun 1 992 dengan topik disertasi tentanS,aspek-aspek geometrik dan komputasi pemecahanambiguity secara on-the-fly pada pengamatan sinyalClobal Positining System (CPS). Sejak tahun 1986menjadi akademisi di KK Ceodesi, DepartemcnTeknik Ceodesi FTSP

    - ITB dan telah barry;rk

    Deparremen Teknik ceodesi FTSP - ITB sejak tahun 1979 dan telahberkontribusi pada Forum llmiah Tahunan lkatan Surveyor lndonesia danbeberapa konferensi CALOS. Memi nati Sistem I nformasi Ceografi dan apl i kasi

    data penginderaan jauh