10. kestabilan lereng

56
Kestabilan lereng

Upload: muhammadzakizulkifli

Post on 06-Jul-2016

76 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kestabilan lereng

TRANSCRIPT

Page 1: 10. KESTABILAN LERENG

Kestabilan lereng

Page 2: 10. KESTABILAN LERENG

Metode Analisis kestabilan lereng

Metode yang umum dilakukan adalah dari

analisis stabilitas lereng didasarkan atas

dari batas keseimbanganFaktor aman

stabilitas lereng diistimasikan dengan

menguji kondisi keseimbangan pada saat

terhitung keruntuhan mulai terjadi

Page 3: 10. KESTABILAN LERENG

Metode ke dua tentang analisis lereng yang

didasarkan atas teori elastisitas atau

plastisitas untuk menentukan tegangan

geser pada tempat kritis untuk dibandingka

dengan kuat geser.

Page 4: 10. KESTABILAN LERENG

Kekuatan Masa Batuan

Untuk analisa kestabilan lereng perlu diketahui

sifat fisik dan sifat mekanik batuan. Sifat

fisiknya diperlukan data : bobot isi batuan (γ),

sedangkan sifat mekaniknya adalah kuat geser

batuan yang dinyatakan dalam parameter

kohesi (c) dan sudut geser dalam (θ).

Page 5: 10. KESTABILAN LERENG

2 macam gaya

Secara prinsip pada suatu lereng sebenarnya terjadi 2 macam gaya yaitu gaya penahan (R) dan gaya penggerak (W sin ψ ).

Gaya penahan yaitu gaya yang menahan massa dari penggerak agar tidak terjadi longsoran, sedangkan gaya penggerak adalah gaya yang menyebabkan massa bergerak sehingga terjadi kelongsoran.

Page 6: 10. KESTABILAN LERENG

Lereng akan longsor jika gaya gaya penggeraknya lebih besar dari gaya penahan atau W sin ψ > R

R

ψ

Wsinψ

Gaya yang bekerja pada suatu blok di atas bidang miring

Wcos ψ

W

Page 7: 10. KESTABILAN LERENG

Bobot isi batuan(γ)

Akan menetukan besarnya beban yang

diterima pada permukaan bidang longsor

dinyatakan dalam berat per volume dengan

rumus :

γn = Wn/(Ww – Ws)

γn = Bobot isi batuan Wn = Berat conto asli

Ws = Berat conto jenuh Ww = Berat conto Jenuh

Page 8: 10. KESTABILAN LERENG

Kohesi (c),

Adalah gaya tarik menarik antar partikel

dalam batuan dinyatakan dalam satuan berat

per satuan luas. Nilai kohesi (c) diperoleh

dari pengujian kuat geser langsung.

Page 9: 10. KESTABILAN LERENG

Sudut geser dalam (θ),

sudut yang dibentuk dari hubungan antara

tegasan normal dengan tegangan geser di

dalam material tanah atau batuan.

τr σn

θ

τr

c

σn

Page 10: 10. KESTABILAN LERENG

Faktor keamanan

= c + σ tan θ

Faktor Keamanan(FK) lereng terhadap longsoran

tergantung pada ratio antara kekuatan geser tanah ( ) dan

tegangan geser yang bekerja (m).

Jadi F.K = /m ............. apabila > 1 stabil & < 1

longsor

Fs(faktor keamanan) =

gerakan meningkatk yang gaya

gerak menghambat yang gaya

Page 11: 10. KESTABILAN LERENG

rotational slip

Fs = rT/XW R = jari-jari logsoran

T = gayageser

X = jarak ttk berat massa ke garis

vertikal dan tk pusat longsoran

W = berat massa

Page 12: 10. KESTABILAN LERENG

Cara analisis kemantapan lereng

No Analisis Cara Bidang

longsoran *)

Tanah

**)

Batu

**)

Keterbatasan

I Berdasarkan

pengamatan

visual

Menbandingkan

kestabilan lereng

yang ada

L,P,B 0 0 1.Kurang teliti;

2.Tergantung pengalaman seseorang;

3.Disarankan untuk dipakai bila tidak ada

resiko

II Menggunakan

Komputasi

Fellennius

Bishop

Jambu

L

L,P,B

L,P,B

0

0

0

-

0

0

Fellenius kurang teliti, hanya dapat

menghitung faktor keamanan tetapi tidak

dapat menghitung defirmasi

III Menggunakan

Grafik

Cousins

Jambu

Duncan

Hock& Bray

L

L

P

P,B

0

0

0

-

-

0

0

0

1.Material homogen

2.Umumnya struktur sederhana

Keterangan : *) L = Lingkaran **) 0 = digunakan

P = Planar - = tidak digunakan

B = Baji

Page 13: 10. KESTABILAN LERENG

Pengaruh struktur geologi terhadap

kestabilan lereng

(a) Kemiringan Struktur geologi (b) Kemiringan Struktur geologi searah lereng

berlawanan lereng

(c) Struktur geologi tidak (d) Tanah, pasir atau material

beraturan dengan spasi yang rapat

lepas lainnya

Page 14: 10. KESTABILAN LERENG

Nilai faktor keamanan lereng pada

berbagai kondisi

No Ketentuan Minimum

1 Faktor keamanan lereng umum 1,2 – 1,3

2 Analisis balik longsoran besar 1,1

3 Kondisi geologi yang komplek, lapisan

tanah/batuan yang lunak, adanya air tanah

1,3

4 Kondisi lereng sederhana 1,2

5 Pekerjaan sipil 1,5

Page 15: 10. KESTABILAN LERENG

Faktor keamanan minimum kemantapan lereng (DPU, 1994)

Resiko*) Kondisi Bahan Parameter kuat geser **)

Maksimum Sisa

Teliti Kurang

Teliti

Teliti Kurang Teliti

Tinggi Dengan gempa 1,5 1,75 1,35 1,5

Tanpa gempa 1,8 2 1,6 1,8

Menengah Dengan gempa 1,3 1,6 1,2 1,4

Tanpa gempa 1,5 1,8 1,35 1,5

Rendah Dengan gempa 1,1 1,25 1 1,1

Tanpa gempa 1,25 1,4 1,1 1,2

Page 16: 10. KESTABILAN LERENG

Resiko tinggi

apabila konsekuensi terhadap manusia cukup

besar, bangunan sangat mahal dan atau sangat

penting; Resiko menengah apabila

konsekuensi terhadap manusia sedikit,

bangunan tidak begitu mahal dan atau tidak

begitu penting; Resiko rendah apabila tidak

ada konsekuensi terhadap manusia dan

bangunan .

Page 17: 10. KESTABILAN LERENG

Kuat geser maksimum

**) Kuat geser maksimum adalah harga puncak dan dipakai bila massa tanah atau batuan yang potencial longsor tidak mempunyai bidang discontinuitas dan belum pernah mengalami gerakan; Kuat geser sisa digunakan bila massa tanah / batuan yang potencial longsor mempunyai bidang discontinuitas dan atau pernah bergerak (walaupun tidak mempunyai bidan discontinuitas)

Page 18: 10. KESTABILAN LERENG

Penggunaan /aktivitas dan sudut lereng yang optimum

PENGGUNAAN/ % SUDUT LERENG

AKTIVITAS 0-3 3-5 5-10 10-15 15-30 30-70 >70

Rrekreasi umum + + + + + + +

Bangunan terhitung + + + + + + +

Jalan urban/Kota + + +

Sistem septik + +

Perkotaan + + + +

Perumahan konvensional + + + +

Pusat perdagangan + +

Jalan raya + +

Lapangan terbang +

Jalan kereta api +

Jalan lain + + + + + 45%

Page 19: 10. KESTABILAN LERENG

Mencegah Runtuhnya Sebuah Lereng

A. Memperkecil Gaya Penggerak/Momen

Penggerak.

Gaya penggerak dapat diperkecil hanya

dengan merubah bentuk lereng yaitu

membuat lereng lebih landai, memperkecil

ketinggian lereng,, meniadakan beban yang

memberati bagian puncak, drainase pipa,

pemotongan dinding., menurunkan permukaan

air tanah melalui drainasi atau pemompaan.

Page 20: 10. KESTABILAN LERENG

B. Memperbesar Gaya Penahan

/Momen Penahan

Untuk memperbesar daya penahan dapat

dilakukan dengan menerapkan beberapa

metode perkuatan tanah diantaranya,

menempatkan berat tambahan pada kaki

lereng, tembok penahan / dinding penahan

tanah.

Page 21: 10. KESTABILAN LERENG
Page 22: 10. KESTABILAN LERENG
Page 23: 10. KESTABILAN LERENG

Jejala kawat

Pengikat beton

Page 24: 10. KESTABILAN LERENG

Kekar

Angker

Tumpuan beton

Baut beton

Page 25: 10. KESTABILAN LERENG

kekar

Lubang injeksi semen

Page 26: 10. KESTABILAN LERENG

Sumur

pompa

Pengeringan

Saluran

Page 27: 10. KESTABILAN LERENG
Page 28: 10. KESTABILAN LERENG

Pembobotan parameter pengaruh tanah longsor

N

N

o

Faktor

Pengaruh

Parameter Pengaruh Bobot Skor

mak

Skor

Min

1 Bentuk lahan Proses 50 10

2 Lereng Kemiringan lereng 50 10

3 Geologi Tingkat pelapukan batuan 5 1

Struktur perlapisan batuan 5 1

Struktur geologi sesar* 50 10

4 Tanah Ketebalan solum tanah 5 1

Tektur tanah 5 1

Drainase 5 1

Stabilitas 5 1

5 Lahan Penggunaan lahan 5 1

Kerapatan vegetasi 5 1

Jumlah 190 38

*Sukartono 2004 modifikasi PSBA UGM, 2001

Page 29: 10. KESTABILAN LERENG

Klas kerawanan tanah longsor

No Interval Total Skor Kriteria Kerawanan Klas

1 28 – 65 Rendah 1

2 66 – 102 Sedang 2

3 103 - 140 Tinggi 3 Sumber : Analisis PSBA UGM 2001

Page 30: 10. KESTABILAN LERENG

Indeks kerawanan tanah longsor

No Tingkat

Kerawanan

Indeks

Kerawanan

Penjelasan

1 Rendah 0 Daerah aman ancaman

korban jiwa tidak ada

2 Sedang 0.5 Daerah kurang aman, potensi

terhadap ancaman korban

jiwa

3 Tinggi 1 Daerah tidak aman, ancaman

korban jiwa tinggi

Sumber : Analisis PSBA UGM 2001

Page 31: 10. KESTABILAN LERENG

Kriteria tingkat resiko akibat tanah longsor

No Jumlah jiwa yang terancam Tingkat Resiko

1 Tanpa Rendah

2 1 – 10 Sedang

3 > 10 Tinggi

Page 32: 10. KESTABILAN LERENG
Page 33: 10. KESTABILAN LERENG
Page 34: 10. KESTABILAN LERENG
Page 35: 10. KESTABILAN LERENG

Aplikasi perhitungan

RMR & SMR

Page 36: 10. KESTABILAN LERENG

Kemantapan lereng tambang

terbuka

Beberapa parameter :

Kondisi struktur geologi

Sifat2 fisik & mekanik mataerial

Tekanan air tanah

Geometri lereng

Page 37: 10. KESTABILAN LERENG

Kondisi struktur geologi adalah

Parameter yang paling

diperhitungkan Klasifikasi massa batuan yg t.d. bidang

lemah/kekar dan derajat pelapukan masa

batuan.

Sudut kemantapan lereng

Deskripsi kekar untuk melihat potensi

kelongsoran

Arah penggalian terhadap kemantapan lereng

Page 38: 10. KESTABILAN LERENG

Rock mass rating (RMR)

RMR disebut pula Geomechanics Classification oleh Bieniawski (1973):

RMR t.d. 6 parameter :

1. UCS,

2. RQD,

3. Jarak kekar(Discontinuity),

4. Kondisi kekar,

5. Kondisi air tanah dan

6. Orientasi kekar.

Page 39: 10. KESTABILAN LERENG

5 kelompok bobot total RMR

Bobot yg tinggi menunjukkan kualitas massa

batuan yang lebih baik. Karena isi kekar bisa

terisi oleh kuarsa, lempung, karbonat, kaolin,

klorit, dan kekerasannya juga berbeda, maka

evaluasi kondisi kekar harus mengikuti

standard.

Penentuan bobot RMR memerlukan sifat-sifat

kekar pada massa batuan pembentuk lereng

Page 40: 10. KESTABILAN LERENG

Dasar Kelongsoran lereng akibat

kekar dengan model longsoran

1. Longsoran busur(Tripical longsoran tanah): adalah longsoran terjadi pada tanah(over burden, waste dan batuan lapuk). Terjadi dengan sistem kekar yang rapat dan tidak mempunyai struktur.

2. Longsoran bidang : Kemiringan kekar rata-rata searah dsengan kemiringan lereng, fenomena ini tidak berlaku untuk massa batuan skistos,

Page 41: 10. KESTABILAN LERENG

3. Longsoran Baji: garis perpotongan 2 bidang

kekar mempunyai kemiringan ke arah

kemiringan lereng.

4. Longsoran Toppling: massa batuan terdiri dari

bidang diskontiniu yang hampir tegak dan bila

terjadi pada massa batuan kuat , rekahan tarik

akan melendut terus dan miring kearah

kemiringan lereng

Page 42: 10. KESTABILAN LERENG

Longsoran secara umum

Secara umum longsoran lereng mempunyai

bentuk dan kinematik yang berbeda tergantung

dari karakteristik massa material

pembentuknya.

Material tanah biasanya didasarkan atas sifat

kuat tekannya(< 1 Mpa) dan kalau > 1 Mpa

disebut batuan.

Page 43: 10. KESTABILAN LERENG

Lereng yg t.d. batuan akan tidak setabil bila

didalamnya terdapat bidang-bidang lemah yg

memiliki orientasi positif terhadap muka

lereng.

Orientasi dip, dan jarak antar bidang lemah

mempengarui bentuk longsoran lereng batuan.

Page 44: 10. KESTABILAN LERENG

Unconfined Compressive Strength

Test

Contoh berbentuk silinder, balok atau prisma ditekan dari satu arah(uniaxial).

Secara teoritis tegangan pada contoh searah dengan gaya, tetapi kenyataannya arah tegangan tidak searah dengan gaya yang dikenakan contoh, karena ada pengaruh dari plat penekan yang menghimpit contoh, sehingga pecahan tidak berbentuk cone.

Page 45: 10. KESTABILAN LERENG

Nilai UCS

Nilai UCS didapat dari gaya tekan ketika

sample batuan tersebut pecah dibagi luas

penampang sample dengan rumus :

qv = P/A

qv = kuat tekan (UCS)

P = gaya tekan

A = Luas penampang

Page 46: 10. KESTABILAN LERENG

TABEL KLASIFIKASI TEKNIS

BATUAN UTUH(ucs) DEERE PEMERIAN

KEKUATAN

UCS (MPa) BATUAN

Sangat lemah 1 – 25 Kalk. Batugaram

Lemah 25 – 50 Batubara, siltstone, sekis

Sedang 50 – 100 Batupasir, Slate, Shale

Kuat 100 – 200 Marmer, granit, guenis

Sangat Kuat > 200 Kwarsa, dolerit, gabro, basalt

Page 47: 10. KESTABILAN LERENG

POINT LOAD TEST

Pengujian ini dilakukan secara tidak langsung

dilapangan untuk mengetahui kekuatan strenth.

Dengan bentuk silinder(50 mm) atau tidak

beraturan, tidak besar sehingga dengan cepat

diketahui di lanpangan.

Nilai Point load test didapat dari hasil pembagian

kuat tekan dengan nilai D2

Is =P/D2 Is = Point load index, P=Gaya tekan

D = diameter sample indeks RQD

Page 48: 10. KESTABILAN LERENG

RQD = PANJANG INTI BOR >0.10M/PANJANG

TOTAL BOR(M) X 100 %

RQD (%) KUALITAS BATUAN

< 25 SANGAT JELEK

25 – 50 JELEK

50 – 75 SEDANG

75 - 90 BAIK

Page 49: 10. KESTABILAN LERENG

KEKAR

Identifikasi kondisi diskontinyu ini sangat komplek,

oleh karena itu pengamatan dilakukan secara terpisah

dan meliputi :

Pemisah (sparation) dan kandungan bahan pengisi

Kekerasan (roughness,

Pelapukan (Weathered)

Kemenerusan (countinuity of joint)

Page 50: 10. KESTABILAN LERENG

Klasifikasi untuk spasi kekar

Pemerian Spasi Kekar Keterangan

Sangat lebar > 3 m Padat

Lebar 1 – 3m Masif

Cukup dekat 0.3 – 1m Bloky/seamy

Dekat 50 – 300mm Terpecah

Sangat dekat < 50mm Hancur dan tersebar

Page 51: 10. KESTABILAN LERENG

Kondisi Air Tanah

Air dapat mengakibatkan kondisi massa pembentuk lereng menjadi tidak mantap disebabkan oleh: air

1.menaikan beban massa pembentuk lereng

2. yg berada diantara bidang lemah akan membentuk lapisan film dan berpeluang sebagai bidang celincir

3. yg mengalir akan melarutkan zat sementasi

4. dpt memperbesar pori2 dan ikatan antar butir lemah.

Page 52: 10. KESTABILAN LERENG

Beberapa hal yg perlu

diperhatikan

Variasi tinggi muka air tanah

Pola aliran air tanah

Permeabilitas batuan

Unsur kimia terlarut dalam air tanah

Orientasi Kekar

Page 53: 10. KESTABILAN LERENG

Slope Massa Rating (SMR)

Dalam menyertakan bobot pengatur orientasi kekar Romana(1980), memodifikasi RMR yang dikenal dengan SMR. Dengan rumus

SMR = RMR –(F1xF2xF3)+F4

Dimana: F1= tergantung pada pararelisme antara kekar dan

kemiringan muka lereng (Strike)

F2= berhub. Dip kekar pada longsoran bidang

F3= menunjukkan hub.antara kemiringan jenjang dg dip kekar

F4= berhub. Dg. Metode penggalian lereng

Page 54: 10. KESTABILAN LERENG

CONTOH HASIL PERHITUNGAN RMR DAN

SMR

TITIK

BOR

RM

R

SMR DES.BATU

AN

KESTABILA

N

TIPE LONGSOR

BGT.01 59 51.9 SEDANG MANTAP Dikontrol oleh kekar

BGT.02 59 51.9 SEDANG MANTAP Dikontrol oleh kekar

BGT.03 57 49 SEDANG MANTAP Dikontrol oleh kekar

BGT.04 46 38.9 TIDAK

BAIK

TDK

MANTAP

Dikontrol oleh kekar

BGT.05 60 52 SEDANG MANTAP Dikontrol oleh kekar

Page 55: 10. KESTABILAN LERENG

SARAN

Berdasarkan data diatas perlu dilakukan

tindakan pencegahan dengan memperkecil

lereng dan merubah jenjang kemiringan lereng

khususnya sekitar BGT.04 dengan kemiringan

jenjang harus lebih kecil dari dip kekar dengan

selisih sekitar >10 derajat(30) untuk

menaikkan nilai SMR dari lereng sehingga

menjadi lebih stabil.

Page 56: 10. KESTABILAN LERENG