10 dinding penahan tanah
DESCRIPTION
dinding penahan tanahTRANSCRIPT
IV. DINDING PENAHAN TANAH
Pendahuluan
Suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas atau alami atau tanah yang miring/
lereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri, guna mencegah terjadinya
keruntuhan tanah disebut dinding penahan tanah.
Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara aktif pada struktur dinding sehingga struktur
akan cenderung terguling atau tergeser. Sehingga dalam perencanaan faktor guling dan gesernya
dinding penahan tanah menjadi pertimbangan pokok.
Jenis-jenis Dinding Penahan Tanah
Berdasarkan cara untuk mencapai stabilitasnya, maka dinding penahan tanah dapat digolongkan
dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Dinding Grafitasi (Grafity Wall)
Dinding ini biasanya dibuat dari beton murni
(tanpa tulangan) atau dari pasangan batu kali.
Stabilitas konstruksinya diperoleh hanya dengan
mengandalkan berat sendiri konstruksi.
Biasanya tinggi dinding tidak lebih dari 4 meter.
2. Dinding Penahan Kantilever (Cantilever Retaining Wall)
Stem
Toe
Tumit
Biasanya dibuat dari beton bertulang terdiri dari
dinding vertikal dan tapak lantai. Masing-masing
berperan sebagai balok atau plat kantilever.
Stabilitas diperoleh dari berat dinding penahan
dan berat tanah di atas tumit tapak (hell).
Terdapat 3 struktur yang berfungsi sebagai
kantilever, yaitu : dinding vertikal (stem), tumit
dan ujung kaki (toe)
Material yang ditahan
Material yang ditahan
3. Dinding Counterfort
Stem
Counterfort
Pelat
Bila tekanan tanah aktif pada dinding vertikal
cukup besar, maka bagian dinding vertikal dan
tumit perlu disatukan (kontrafort) yang berfungsi
sebagai pengikat tarik dinding vertikal dan
ditempatkan pada bagian timbunan dengan
interval jarak tertentu.
Biasanya tinggi dinding lebih dari 7 meter.
4. Dinding Buttress (Buttress Wall)
Buttress
Stem
Pelat
Dinding ini hampir sama dengan dinding
kontrafort, hanya bedanya bagian kontrafort
diletakan di bagian depan dinding yang berfungsi
memikul tegangan tekan. Bagian tumit lebih
pendek dari pada bagian kaki. Stabilitasnya
diperoleh dari beratnya dan berat tanah di atas
tumit tapak.
Biasanya tinggi dinding lebih dari 7 meter.
5. Abutmen Jembatan (Bridge Abutment)
lantai Jembatan Perkerasan depan
Toe Stem
Hest
Struktur ini berfungsi seperti dinding penahan
tanah yang memberikan tahanan horisontal dari
tanah timbunan di belakangnya. Pada
perencanaannya, struktur ini dianggap sebagai
balok yang dijepit pada dasar dan ditumpu bebas
pada bagian atasnya.
Material yang ditahan
Material yang ditahan
6. Box Culvert
Atas
dinding
Box dapat dibuat dengan satu atau dua lubang
dan berfungsi sebagai portal kaku tertutup yang
dapat menahan tekanan tanah lateral dan beban
vertikal. Dimana pada lubang tersebut biasanya
untuk mengalirkan air yang melintas di bawah
jalan.
Dalam memilih jenis dinding penahan tanah yang ekonomis, faktor-faktor yang mempengaruhi
antara lain : sifat tanah, kondisi lokasi, metode pelaksanaan dan ketingian tanah yang ditahan.
Dari jenis dinding penahan tanah di atas yang sering digunakan adalah jenis kantilever dan
kontrafort.
Dimensi Dinding
Saat merancang struktur beton bertulang, diperlukan dimensi pendahuluan dari masing-masing
bagian, yang hanya dipakai untuk arahan pada permulaan perhitungan. Ukuran yang lebih besar
atau lebih kecil dari ukuran taksiran di atas dapat digunakan asal memenuhi persyaratan stabilitas,
kekuatan, dan kelayanan yang telah ditetapkan.
Dimensi awal dinding penahan tanah kantilever dan kontrafort dapat dilakukan mengikuti petunjuk
berikut :
Lantai
Dinding Kantilever
Ukuran sementara dinding kantilever dapat dilihat pada gambar berikut :
0,20 m
H Dinding Vertikal
Tumit
Ujung kaki (0,07-0,10)H
(0,07-0,10)H atau 0,30 m
L1 ≤ 1/3L
(0,45 – 0,75)H
L
Ukuran sementara Dinding Kantilever
Bagian tapak dinding harus dibuat sedemikian tebal, sehinga kuat menahan gaya geser berfaktor.
Pada umumnya lebar bagian tapak dapat diambil sebesar (0,45 – 0,75)H, dimana H adalah tinggi
dinding penahan yang dihitung dari dasar tapak ke ujung atas dinding vertikal. Besarnya lebar
tapak dasar tergantung pada beban yang bekerja di belakang dinding. Lebar tapak L, terdiri dari
lebar ujung kaki dan tumit. Lebar ujung kaki L1 ≤ 1/3 L, sedangkan lebar tumit L2 = (L-L1) dan
ketebalan dinding bagian bawah biasanya dibuat sama dengan tebal tapak serta tebal minimal
dinding atas diambil 20 cm.
0,75 m
Taksiran lebar tapak dan beban di belakang dinding
Dinding Kontrafort
Lebar tapak dinding kontrafort dapat diambil sama dengan lebar tapak dinding kantilever, yaitu :
(0,45 – 0,70) H. Kontrafort dapat ditempatkan pada jarak (0,30 – 0,60)H, dengan tebal tidak
kurang dari 20 cm. Tingi kontrafort sebaiknya sama dengan dinding vertikal, tetapi bila diinginkan
ketinggian yang lebih kecil, dapat dikurangi sebesar (0,12 – 0,24 ) H.
Stabilitas Dinding Penahan Tanah
Dalam merencanakan dinding penahan tanah, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menetapkan ukuran dinding penahan untuk menjamin stabilitas dinding penahan. Dinding penahan
harus stabil terhadap guling, geser maupun penurunan akibat dilampauinya daya dukung tanah.
H
± 0,45 H
H
H H
± 0,65 H
± 0,70 H ± 0,70 H
Stabiltas Terhadap Guling
Terguling
Akibat tekanan tanah aktif horisontal yang kuat,
maka dinding penahan akan terguling pada titik
guling A. Gaya guling ini akan dilawan oleh berat
sendiri dinding penahan, berat tanah di atas tumit
dan tekanan tanah aktif vertikal. Besarnya gaya
guling dan gaya perlawanan dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
Momen Guling :
Momen Perlawanan :
Faktor keamanan terhadap guling :
Stabiltas Terhadap Geser
Tergeser
Akibat tekanan tanah aktif horisontal yang kuat,
maka dinding penahan akan tergeser atau
terdorong. Gaya geser ini akan dilawan oleh berat
sendiri dinding penahan, berat tanah di atas tumit
dan tekanan tanah pasif. Besarnya gaya
perlawanan dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
Gaya perlawanan Geser :
dimana : = Koefisien gesek antara tanah
dan tapak dinding (lihat tabel
di bawah.
Faktor keamanan terhadap geser :
Tabel nilai koefisien gesek antara tanah dengan tapak dinding penahan
No. Jenis Tanah
1.
2.
3.
4.
Tanah berbutir kasar
Tanah berbutir kasar (mengandung lumpur)
Lumpur
Tanah cadas
0,55
0,45
0,35
0,60
Bila faktor keamanan gesek terlampaui (SF ≥ 1,5), maka jalan keluarnya adalah membuat koperan
(pengunci) di bawah tapak.
1 2
Koperan
Pp
Dengan membuat koperan, dapat menimbulkan tekanan tanah pasif Pp2 dan dapat menggeser
bidang keruntuhan dari garis 1 ke garis 2. disamping itu, bidang geser akan bertambah panjang.
Nilai Pp2 dapat dihitung dengan rumus berikut :
Stabiltas Terhadap Penurunan
Akibat gaya-gaya horisontal dan vertikal pada
dinding penahan, maka akan menimbulkan
tegangan pada tanah. Apabila tegangan yang
timbul melebihi tegangan ijin tanah, maka akan
terjadi penurunan tanah yang mengakibatkan pula
penurunan struktur. Untuk tapak yang berada
pada kondisi tertekan (e ≤ L/6). Besarnya
tegangan tanah yang timbul persatuan luas dapat
h1
h2
Penurunan
dihitung dengan persamaan berikut :
Tegangan tanah di titik A adalah :