1. alkohol fenol
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkohol merupakan senyawa organik yang cukup populer, rumus
molekulnya secara umum dapat ditulis sebagai R OH dengan R adalah gugus
alkil dan gugus hidroksil O-H sebagai gugus fungsi. Alkohol mempunyai struktur
yang serupa dengan air, dimana satu hidrogen digantikan dengan air, dimana satu
hidrogen digantikan dengan gugus alkil. Fenol serupa dengan alkohol tetapi gugus
fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik dan dengan Ar (sebagai aril)
maka rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar OH. Alkohol lebih rendah (
C1−C5) yang lebih besar dalam molekulnya, sedangkan alkohol yang tinggi (C6
keatas) terutama mempunyai sifat-sifat alkana, hanya sedikit larut dalam air,
tetapi lebih larut dalam pelarut organik.
Dalam kehidupan sehari-hari alkohol juga biasa digunakan sebagai pemati
rasa (anestetik), sebagai bakterisid dan masih banyak senyawa alkohol dan eter
lainnya. Sedangkan fenol merupakan actirator kuat dalam reaksi substasi aromatic
elektrofilik.
Fenol mempunyai gugus yang seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya
melekat langsung pada cincin aromatik. Fenol merupakan asam yang lebih kuat
dari pada lakohol atau air. Fenol dengan pKa = 0 dengan kekuatan asam kira-kira
di tengah etanol dan asam asetat. Ion fenoksida merupakan basa yang lebih lemah
dibandingkan iot. Oleh karena itu fenoksida dapat diolah dengan sesuatu fenol dan
NaOH dalam air.
Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar kita dapat membedakan sifat
fisik dan kimia dari alkohol dan fenol dengan beberapa uji, antara lain uji
kelarutan, uji warna dan uji keasaman.
1.2 Tujuan Percobaan
Mengetahui kelarutan dari alkohol dan fenol
1

Mengetahui keasaman dari alkohol dan fenol
Mengetahui kereaktifan dari alkohol dan fenol
Mengetahui perbedaan alkohol dan fenol
2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Alkohol merupakan senyawa organik yang cukup populer, rumus
molekulnya secara umum dapat ditulis sebagai R OH dengan R adalah gugus
alkil dan gugus hidroksil O H sebagai gugus fungsi.Alkohol adalah senyawa
seperti airyang satu hidrogen diganti oleh rantai cincin hidrokarbon. Gugus OH
pada alkohol disebut fungsi hidroksi atau gugus hidroksi. Ini bukanlah ion
hidroksida sebab gugus ini terikat pada karbon secara kovalen.Kimiawan sering
membagi alkohol difatik berdasarkan strukturnya sesuai dengan jumlah gugus R
yang menempel pada penggambar gugus hidroksil (Wilbraham, 1992).
Baik nama IUPAC maupun nama biasa digunakan untuk alkohol. Untuk
menamai alkohol rantai lurun maupuntersubtitusi dengan sistem IUPAC, haruslah
akhiran pada nama alkana induk dan gantilah dengan akhiran oi. Alkana
induk adalah rantai karbon terpanjang yang mengandung karbon pengemban
gugus hidroksi.Dalam penomeran rantai lurus terpanjang berilah nomor terkecil
untuk karbon pengemban gugus hidroksil. Alkohol yang mengandung dua, tiga
atau empat subtansi OH disebut diol,triol dan tretol (Wilbraham, 1992).
Alkohol dengan sekurang-kurangnya satu hidrogen melekat pada karbon
pembawa hidroksil dapat dioksidasi menjadi senyawa hidroksil.Alkohol primer
menghasilkan aldehida yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam
karboksilat.Alkohol sekunder menghsilkan keton.Peratikan bahwa sewakru
alkohol dioksidasi menjadi aldehid dan keton dan kemudian menjadi asam
3

karboksilat, jumlah ikatan diantara atom karbon reaktif dan atom oksigen
meningkat dari satu menjadi aldehida atau keton lalu menjadi asam
karboksilat.Sedangkan alkohol tersier karena tidak memiliki atom hidrogen pada
karbon pembawa hidroksi, maka alkohol tersier tidak mengalami jenis oksidasi ini
(Hart, 2003).
Alkohol mungkin senyawa organik yang paling dikenal oleh
mahasiswa.Apabila gugus hidroksil dirangkaikan pada suatu atom karbon dari
lingkaran benzena, senyawa itu dikenal sebagai fenol, anggota yang paling
sederhana dari golongan ini yakni hidroksi benzena. Fenol sering kali ditinjau
secara terpisah dari alkohol karena sifat kimianya agak berbeda. Fenol merupakan
zat cair yang bertitik didih tinggi atau zat padat yang berbau menusuk.Fenol dan
kresol berasar dari terlarang dan berbahaya yang digunakan dalam obat-obatan.
Fenolnya sebagai disinfektan (Pine, 2006).
Berikut sifat-sifat dari fenol, atom H dapat :
1. Mempunyai sifat asam, atom H dapat diganti tak hanya dengan logam, tetpi
juga dengan basa. Sifat asam dari fenol lemah dan fenolat ini dapat diuraikan
dengan cara karbonat.
2. Mudah dioksidasi oleh O2 udara dan membari zat-zat warna, mereduksi larutan
fehling.
3. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan Fe Cl3.
4. Mempunyai sifat antiseptik, beracun Ka = 1 ×10−10.
Fenol biasanya diberi nama sebagai turunan senyawa induknya.
Gugus hidroksi dinamai sebagai subtituen bila berada dalam molekul yang sama
dengan gugus asam karboksilat, aldehid atau keton (Hary, 2003).
4

Fenol termasuk senyawaan yang mempunyai gugus-gugus hidroksil yang
langsung berikatan pada inti benzen. Sistesis fenol:
1. Derivat halogen dari benzen dengan larutan basa pada suhu tinggi, tekanan
tinggi
2. Peleburan garam-garam dari asam sulfonat dengan basa
3. Penguraian dari garam-garam diazonium
Cara-cara 1 dan 2 dalam teknik dan cara 3 pada keadaan spesial.
Oleh karena memiliki gugus fungsi yang sam, alkohol dan fenol mempunyai
banyak kemiripan sifat, akan tetapi juga dengan katalis asam relatif mudah
memutuskan 1 ikatan C OH dari alkohol, pemutuusan tersebut sukar terjadi
pada fenol, protonisasi gugus hidroksil fenolik dapat terjadi tetapi lepasnya
molekul air dapat menghasilkan kation fenil. Denganhanya dua gugus yang
melekat, karbon positif pada kation fenilseharusnya terdehidrasi dan berbentuk
linier, akan tetapi geometri ini dicegah oleh struktur cincin benzena, sehingga
kation fenil sangat sulit terbentuk (Hart, 2003).
Alkohol mirip air dalam hal bersikap sebagai suatu basa dan menerima
sebuah proton (menghasilkan suatu alkohol terprotonkan,ROH2+¿ ¿
.Seperti air pula,
suatu akohol dapat bersikap sebagai asam dan melepaskan sebuah proton
(menghasilkan ion alkoksida, Ro−¿ ¿ , seperti air, alkohol adalah asam atau basa
yang sangat lemah, untuk alkohol murni atau alkohol dala air, kesetimbangan
ionisasi terletak disebelah kiri (di daerah alkohol tak terionkan). Dalam larutan
encer dalam air, alkohol mempunyai pKa yang kira-kira sama dengan pKa air,
namun dalam keadaan murni (tak ada air) alkohol-alkohol jauh lebih lemah
daripada air, satu alasan mengapa alkohol murni mempunyai keasaman yang lebih
rendah adalah karena alkohol mempunyai tetapan dielektrik yang lebih rendah.
Karena mereka kurang polar, alkohol kurang mampu mendukung ion dalam
larutan daripada molekul air. Dalam larutan air yang encer, alkohol mempunyai
nilai pKa yang kira-kira sama seperti air (Fessenden, 1982).
Ada gugus OH hidroksil adalah ciri khas alkohol dan fenol. Tergantung
pada sifat atom karbon dimana gugus OH menempel. Alkohol digolongkan
menjadi tiga kelas yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.
5

Sebagai suatu kelompok senyawa, alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya
sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai,
pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat
molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya adalah lebih seperti
hidrokarbon. Akibatnya, alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut
dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikia. Titik didih
dan kelarutan fenol sangat bervariasi, tergantung pada sifat subsituen yang
menempel pada benzena (Petrucci, 1987).
Atom oksigen bervalensi dua, bisa satu atau keduanya berikatan denga
karbon, bila satu berikatan dengan hidrogen dan yang lain berikatan dengan
C O H. Bentuk senyawa ini merupakan senyawa organik hidroksilat ( OH).
Bila gugusOH- terikat pada atom karbon alifatis disebut alkohol alifatik dan bila
gugus OH terikat pada cinci aromatis disebut fenol (Petrucci, 1987).
6

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
1 Alat dan Bahan
1.1 Alat-Alat
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Sikat tabung
Gelas kimia
Botol reagen
Spatula
Batang pengaduk
1.2 Bahan-Bahan
Alkohol 95%
n-heksan
FeCl3
Fenol
Indikator PP
Kalium
Aquades
Kertas label
Sabun cair
Tissue
2 Prosedur Percobaan
31 Uji Kelarutan
a. Alkohol
Dimasukkan 1 pipet alkohol ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 10 tetes n-heksan lalu diamati
Ditambahkan 3 tetes FeCl3
7

Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
b. Fenol
Dimasukkan 10 tetes fenol ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 10 tete n-heksan lalu diamati
Ditambah 3 tetes FeCl3
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
32 Uji Warna
a. Alkohol
Dimasukkan 10 tetes alkohol dalam tabung reaksi
Ditambahkan 2 tetes FeCl3
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
b. Fenol
Dimasukkan 10 tetes fenol ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 2 tetes FeCl3
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
33 Uji Keasaman
a. Alkohol
Dimasukkan 10 tetes alkohol lalu dimasukkan ke dala tabung reaksi
Ditambahkan sedikit kalium lalu diamati
Ditambahkan 4 tetes indikator PP
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
b. Fenol
Dimasukkan 10 tetes fenol lalu dimasukkan ke dala tabung reaksi
Ditambahkan sedikit kalium lalu diamati
Ditambahkan 4 tetes indikator PP
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
BAB 4
8

HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
1. Uji Kelarutan
a. Alkohol
Dimasukkan 1 pipet alkohol ke
dalam tabung reaksi
Ditambahkan 10 tetes n-heksan
Diamati
Ditambahkan 3 tetes FeCl3
Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi
b. Fenol
Dimasukkan 1 pipet fenol ke
dalam tabung reaksi
Ditambahkan 10 tetes n-heksan
Diamati
Ditambahkan 3 tetes FeCl3
Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi
Bening
Larutan menjadi satu fasa
warna kuning
Bening
Larutan menjadi dua fasa, atas
bening dan bawah ungu tua
2. Uji Warna
a. Alkohol
Dimasukkan 10 tetes alkohol
dalam tabung reaksi
Ditambahkan 2 tetes FeCl3
Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi
b. Fenol
Bening
Warna larutan menjadi ungu
tua
9

Dimasukkan 10 tetes fenol
dalam tabung reaksi
Ditambahkan 2 tetes FeCl3
Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi
Bening
Larutan menjadi warna kuning
3. Uji Keasaman
a. Alkohol
Dimasukkan 10 tetes alkohol
ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan sedikit kalium
Diamati
Ditambahkan 4 tetes indikator
PP
b. Fenol
Dimasukkan 10 tetes fenol ke
dalam tabung reaksi
Ditambahkan sedikit kalium
Diamati
Ditambahkan 4 tetes indikator
PP
Tidak terjadi apa-apa
Berwarna merah lembayung
tetapi lebih cerah
Mengeluarkan letupan api
Menjadi ungu lembayung
42 Reaksi
1 Indikator +KOH
2 Fenol + Kalium
10

43 Pembahasan
Apabila gugus hidroksil dirangkaikanpada suatu atom karbon dari lingkar
benzen, senyawa itu dikenal sebagai fenol. Anggota yang paling sederhana dari
golongan ini yakni hidroksibenzen disebut fenol. Fenol sering kali ditinjau secara
terpisah dari alkohol karena sifat kimianya agak berbeda. Sifat fisik dan kimia
fenol serta karakteristiknya
Zat cair tidak berwarna
Memiliki bau yang khas
Mudah menguap
Tidak larut dalam polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar
atau nonpolar
Titik leleh : 50℃
Titik didih : 80,1℃
Densitas 0,88
Sifat kimia
Bersifat kasiogenik (racun)
Merupakan senyawa nonpolar
Tidak begitu reaktif tapi mudah terbakar
Lebih mudah mengalami reaksi subtitusi daripada adisi
Alkohol merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus hidroksi OH.
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena
dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut.
Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul-molekulnya maupun
dengan air. Berikut adalah sifat-sifat alkohol
Titik didih alkohol lebih tinggi dibanding dengan titik didih alkana yang
mempunyai atom C yang sama.
Alkohol Bonya lebih tinggi dari pada alkana, tetapi lebih rendah daripada air
11

Tidak berwarna
Baunya khas
Memiliki struktur
H H
H C C OH atau CH 3CH 2 OH
H H
Gugus fungsi OH
Sedangkan struktur fenol adalah
OH
Pada praktikum ini terdapat 3 percobaan yaitu uji kelarutan, uji keasaman
dan uji warna.Yang pertama adalah uji kelarutan. Pada percobaan ini digunakan
pelarut n-heksan sebagai pelarutnya. Alkohol ditambah dengan n-heksan berwarna
bening dan setelah ditambah FeCl3warna berubah menjadi kuning dan 1 fasa
larutannya (homogen). Sedangkan pada saat fenol ditambah dengan n-heksan
warnanya juga bening tetapi ketika ditambah FeCl3 larutan menjadi 2 fasa, diatas
berwana bening dan dibawah berwarna ungu tua. Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa alkohol bersifat semipolar karena dapat larut dalam pelarut
non polar (n-heksan), sedankan fenol bersifat polar karena tidak dapat larut dalam
pelarut n-heksan yang bersifat non polar.
Percobaan yang kedua adalah uji warna. Reagen yang digunakan untuk uji
warna adalah FeCl3. Ketika fenol ditambah dengan FeCl3 hasil reaksinya adalah
dari warna bening menjadi ungu tua. Dan ketika alkohol ditambah dengan FeCl3
hasil reaksi yang dihasilkan adalah dari warna bening berubah menjadi warna
kuning. Pada fenol ditambah dengan FeCl3 dapat berwarna karena FeCL3
merupakan pereaksi spesifik untuk menguji adanya gugus fenolik dalam sampel.
Sehingga ketika direaksikan dengan fenol dapat berwarna karena dalam sampel
fenol terdapat gugus fenolik. Sedangkan pada sampel alkohol tidak berwarna
12

ungu ketika ditambah dengan FeCl3 karena pada alkohol tidak terdapat gugus
fenolik.
Dan percobaan yang terakhir adalah uji keasaman.Pada uji keasaman fenol
ditambah dengan kalium akan menghasikan letupan api kecil. Hal ini menandakan
bahwa kereaktifan fenol sangat besar. Dan ketika ditambah dengan indikator PP
warna larutan menjadi ungu tua. Sedangkan ketika alkohol ditambahkan dengan
kalium tidak terdapat letupan api. Hal ini menandakan bahwa kereaktifan alkohol
lebih rendah dibandingkan dengan fenol.Pada uji keasaman alkohol dan fenol
didapatkan bahwa fenol lebih bersifat asam dibandingkan dengan alkohol. Hal ini
dikarenakan alkohol lebih mudah melepaskan atom H pada strukturnya karena
alkohol memiliki rantai terbuka sehingga saat direaksikan dengan kalium atom
K+¿ ¿ tersebut dapat dengan mudah berikatan dengan OH−¿¿ membentuk suatu basa
yaitu KOH, sehingga alkohol bersifat basa kuat asama lemah, hal ini ditunjukan
dengan warna larutan yang berubah dari bening menjadi anggur terang setelah
ditambahkan indikator PP. Perubahan warna ini menunjukkan larutan tersebut
banyak mengandung OH−¿¿. Sedangkan pada fenol atom H cenderung tertarik ke
dalam resonansi, artinya semakin sulit atom K menggantikan posisi atom H
tersebut dan membentuk ikatan dengan OH−¿¿ atau dengan kata lain asam yang
dihasilkan distabilkan oleh resonansi dengan muatan negatifnya disebar oleh
cincin aromatik sehingga fenol lebih bersifat asam kuat,basa lemah. Hal ini
ditunjukkan dengan warna larutan yang berubah dari bening menjadi merah
lembayung yang lebih pekat setelah ditambah indikator PP.
Pada praktikum ini terdapat beberapa fungsi reagen , antara lain :
Indikator PP berfungsi untuk mengetahui keberadaan gugus OH yang terdapat
pada sampel.
Kalium berfungsi untuk mengetahui kereaktifan dari sampel
FeCl3 berfungsi sebagai pereaksi spesifik untuk mendeteksi adanya gugus
fenolik pada sampel
n-heksan berfungsi sebagai pelarut untuk mengetahui kelarutan dari sampel
Dalam percobaan ini terdapat beberapa fungsi perlakuan, antara lain:
Dipipet berfungsi untuk mendapatkan reagen dengan jumlah yang diinginkan
13

Ditambahkan reagen, untuk mencampurkan kedua reagen agar terjdi reaksi
Diaduk berfungsi untuk membuat larutan menjadi homogen atau membuat
larutan agar tercampur sempurna
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH.
Pada rantai karbon utama terdapat tiga jenis alkohol, antara lain alkohol primer,
alkohol sekunder dan alkohol tersier.
1. Alkohol Primer : jika suatu karbon mengikat satu atom karbon lain. Contohnya
CH 3CH 2Br
2. Alkohol Sekunder : jika karbon yang mengikat gugus –OH juga mengikat dua
atom karbon lain. Contohnya CH 3CH CH3 CH 2
Cl3. Alkohol Tersier : jika karbon mengikat gugus –OH juga mnegikat tiga atom
karbon lain. Contohnya CH 3
CH 3 CCH 3CH 2
ClPrinsip pada percoaan uji kelarutan adalah “ Like Dissolve like “ dimana
senyawa yang memiliki sifat kepolaran sama maka akan saling melarutkan.
Pada uji warna prinsipnya adalah mengetahui gugus fenolik dengan
pereaksi spesifiknya yaitu FeCl3 .
Pada uji keasaman prinsipnya adalah membandingkan keasaman fenol dan
alkohol dengan penambahan kalium.
BAB 5
14

PENUTUP
1 Kesimpulan
Berdasarkan dari uji kelarutan didapatkan kelarutan dari fenol adalah
polar karena saat direaksikan dengan n-heksan, fenol tidak bereaksi atau
larutan menjadi dua fase. Sedangkan alkohol bersifat semipolar karena
dapat menjadi homogen (satu fasa) dengan pelarut n-heksan yang bersifat
non polar.
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa fenol lebih asam daripada
alkohol, hal ini terjadi karena atom O pada fenol tertarik ke dalam
resonansi sehingga ketika direaksikan dengan kalium sulit untuk
membentuk senyawa basa yaitu KOH, sedangkan pada alkohol karena
memiliki rantai terbuka sehingga dapat dengan mudah membentuk
senyawa baru (KOH) ketika ditambah kalium. Hal ini terlihat dari warna
alkohol yang lebih cerah dibanding fenol ketika dititrasi dengan indikator
PP.
Dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa fenol lebih reaktif
dibandingkan dengan alkohol. Hal ini dapat dilihat ketika fenol ditambah
kaliumakan menghasilkan letupan api kecil, sedangkan alkohol tidak.
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa alkohol bersifat semi polar, dan
fenol bersifat polar, lalu fenol lebih reaktif dibandingkan alkohol dan
fenol lebih bersifat asam dibandingkan alkohol.
2 Saran
Sebaiknya pada percobaan berikutnya digunakan sampel yang ada disekitar
kita.Contohnya tape, daun pepaya, dll.Agar kita mengetahui kandungan alkohol –
fenol yang terdapat didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
15

Fessenden. 1982. Kimia Organik edisi ke-3 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Hart, H. 2003. Kimia Organik edisi kedua. Jakarta: Erlangga
Petrucci-Suminar R.H. 1985. Kimia Dasar dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga
Wilbraham.1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB
16