03 11 2015 kolesistektomi
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kolesistektomiTRANSCRIPT

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT RESUME KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Nama Mahasiswa : Frandita Eldiansyah
NIM : 112311101014
Tanggal Resume : 3-11-2015
Ruangan : IBS Elektif OK VII
FORMAT RESUME KASUS KELOLAAN HARIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 62 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Jember
No. RM : 038631
Ruangan : Instalasi Bedah Sentral Elektif OK VII
Diagnosa Medis : Cholelitiasis
S (Subjektif)
Pre-Operasi
1. Pasien mengatakan, “Mas kira-kira pelaksanaan operasinya seperti apa ya?
Saya agak takut dengan operasi ini?”

Post Operasi
Pasien mengatakan bahwa bagian perut bekas operasinya terasa sakit seperti
ditusuk-tusuk, skalanya 8, dan sakitnya munculnya terus-terusan.
O (Objektif)
Pre-Operasi
- TD: 160/90 mmHg
- Nadi: 90 x/menit
- RR : 20x/menit
- Pasien memperlihatkan kegelisahan
- Wajah tegang dengan diiringi mulut pasien seperti orang membaca doa
- Pasien sering terlihat menarik nafas panjang
Post-Operasi
- TD: 140/80 mmHg
- Nadi: 80x/menit
- RR: 24x/menit
- Suhu : 36,6 C
- Wajah pasien tampak meringis
- Pasien tampak ingin memegangi perutnya yang sakit namun tidak bisa
karena direstrain
A (Analisa/Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan berdasarkan DS dan
DO):
a) Pre Operasi:
Ansietas berhubungan dengan pre tindakan operatif
b) Post Operasi
Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan pembedahan

P (Perencanaan)
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Ansietas
berhubungan
dengan pre
tindakan operatif.
Setelah dilakukan perawatan
selama 1x 4 jam pasien akan
menunjukkan adanya
penurunan kecemasan atau
hilang. Dengan kriteria hasil:
1. TD
120/80 mmHg
2. Nadi
80-100 x/menit
3. RR:
18-24x/menit
4. Pasien
tampak kooperatif
5. Konta
k mata baik
6. Wajah
tegang berkurang atau
hilang
1. Kaji tingkat kecemasan pasein
2. Berikan penjelasan yang akurat
tentang kondisi penyakit saat ini
dan proses terjadinya penyakit.
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi
cara memahami berbagai
perubahan akibat penyakitnya.
4. Beri dukungan untuk tindakan
operasi
5. Biarkan pasien mengekspresikan
perasaan mereka.
6. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan tidak menakutkan bagi pasien.
7. Kolaborasi dengan tim medis untuk
tindakan pemberian obat sedatif.
1. Mengetahui tingkat kecemasan pasien
2. Pasien mengetahui secara pasti apa yang
sedang dihadapi saat ini.
3. Usaha memberikan koping adaptif.
4. Meningkatkan kekuatan diri untuk
berani menghadapi oprasi
5. Setelah pasien mengekpresikan
diharapkan pasien mampu mengkontrol
ansietasnya dikemudian.
6. Mengurangi factor terjadinya
kecemasan yang semakin mendalam
7. Mengurangi kegelisahan pasien pada
saat operasi.

2 Nyeri
berhubungan
dengan trauma
jaringan
pembedahan
Setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 1x 4 jam
nyeri yang dialami pasien
berkurang/hilang yang ditandai
dengan kriteria hasil:
1. Pasien melaporkan
bahwa nyeri hilang atau
berkurang
2. Skala nyeri berkurang
<5
3. Wajah pasien tenang
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
faktor pencetus, kualitas, lokasi,
skala, durasi, dan frekuensi
nyeri
2. Lakukan pengajaran tentang
teknik distraksi
3. Kolaborasi pemberian obat-
obatan analgetik untuk
meredakan nyeri
4. Tingkatkan istirahat
5. Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
1. Untuk
mengetahui keadaan neri yang dialami
klien dan menentukan tindakan
selanjutnya
2. Membantu
mengurangi nyeri yang dialami klien
dengan pengalihan nyeri
3. Membantu
mengatsai nyeri secara farmakologi
4. Mengurang
i stimulus nyeri
5. Membantu
klien dalam mengontrol nyeri yanag
dialami

berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur

I (Implementasi)
Tanggal
dan Waktu
Implementasi Tanda
Tangan
2-11-2015
08.00
08.45
11.15
1. Membantu serah terima pasien
2. Mengkaji keadaan dan kondisi pasien
3. Memberikan penjelasan kondisi penyakit saat ini dan
proses terjadinya penyakit.
4. Memberikan infomasi terkait seluruh prosedur operasi
5. Memberikan teknik nafas dalam dan distraksi dengan
mengajak pasien berbincang-bincang
6. Mengajurkan kepada pasien untuk berdoa dan banyak
membaca sholawat
7. Menemani pasien masuk ke ruang operasi
1. Membantu pasien memposisikan pada meja operasi
2. Membantu mempersiapkan pasien untuk tindakan
anestesi
3. Memberi dukungan untuk semangat menjalani operasi
4. Melakukan skin test untuk pemberian antibiotik
ceftriaxone
5. Memberikan injeksi ketorolac pada pasien sebelum
dibawa ke ruang operasi
1. Membantu pasien ke ruang post operasi
2. Memasang bed settrail untuk pasien
3. Mengevaluasi kondisi pasien apa yang dirasakan saat ini
4. Memberikan alat penghangat pada pasien
6. Memantau keadaan pasien dengan dengan memasang
monitor TD, RR, dan saturasi oksigen
7. Meminta klien untuk melakukan nafas dalam untuk
megurangi nyerinya

Evaluasi
S:
Pasien mengatakan bahwa perutnya masih terasa sakit
O:
- TD: 130/80
- Nadi: 90x/menit
- Suhu: 36,9 C
- Pasien tampak gelisah
- Wajah klien tampak meringis
- Skala nyeri 8
A:
- Ansietas berhubungan dengan pre tindakan operatif teratasi
- Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan pembedahan teratasi
sebagian.
P:
- Lanjutkan intervensi di ruang rawat inap Catelya

RESUME KASUS
Perawatan Pre Operatif
Pada awalnya pasien mengeluh sering mengalami sakit pada perut kanan
atas kurang lebih 6 jam/hari. Sakit pada perut yang dialami klien menjalar ke
belakang punggung dan tepi atas bahu. Setelah dirasakan nyeri yang semakin
bertambah dan mengganggu aktivitas, pasien dan keluarga memutuskan untuk
memeriksakan diri ke Poli RSU dr. Soebandi Jember. Pasien bermula
memeriksakan di poli umum kemudian disarankan untuk melakukan operasi pada
tanggal 3 Oktober 2015. Kemudian pada tanggal 3 Oktober 2015 pasien dikirim
ke Instalasi Bedah Sentral (IBS). Pasien masuk pukul 08.00 WIB di Ruang Pre
Operasi dengan yang dilakukan pertama oleh perawat adalah timbang terima
pasien, kemudian pasien masuk ke ruangan pre operatif. Pasien telah dipakaian
baju operasi, dengan keadaan belum di infus. Pasien kemudian dilakukan
penginfusan, yang dilakukan pada tangan sebelah kiri dengan caran Asering
500cc. Sebelum memasuki ruang pre operatif pasien telah dilakukan puasa sejak
pukul 21.00, dan keluarga telah menandatangani lembar informed concent terkait
persetujuan untuk dilakukannya operasi Kolesitektomi. Pasien juga telah
mendapatkan pemeriksaan terkait lab: darah, EKG, dan X-Ray. Pasien sudah
dilakukan sciren area operasi dengan telah melepaskan semua baju, mencukur
rambut abdomen, konsultasi anastesi, konsultasi radiologi. Ketika klien datang,
klien terlihat banyak “berkomat-kamit” seperti sedang membaca doa, ketika
ditanyakan klien mengaku sangat takut akan operasi. Kemudian mahasiswa
menjelaskan tentang prosedur operasi untuk memberikan pemahaman bahwa
operasi tidak menakutkan dan aman, klien cukup pasrah dan dianggap cobaan
untuk mengurangi dosa sehingga tetap perkuat doanya. Sebelum memasuki ruang
operasi mahasiwa mengajak klien melakukan doa bersama demi kelancaran
operasi. Setelah semua persyaratan ruang pre medikasi dilakukan, pasien
kemudian dibawa masuk ke ruang IBS OK VII pada ronde ke I.

Intra Operatif
Sesampainya di ruang OK pukul 08.45, pasien kemudian di masukkan ke
ruangan dan di pindah, yang mulanya di brankar kemudian pindah ke meja
operasi dengan dibantu perawat dan mahasiswa. Suhu ruangan pada saat itu
adalah 18oC. Di ruang operasi terdiri dari 1 operaor, 2 asisten operator, 1 perawat
instrumen, 1 perawat sirkular, 1 anastesi, dan 4 observer. Pasien dilakukan skin
test obat ceftriaxone untuk mengecek apakah pasien alergi terhadap antibiotik
ceftriaxone atau tidak. Pasien kemudian dipasangkan tensi di kaki kiri kamudian
dipasangkan oksimetri, seketika itu TD, suhu, Nadi, RR, mulai terdeteksi. Perawat
anastesi kemudian mengoplos obat untuk anastesi yaitu Pethidin, Propofon, dan
Noveron. Anasesi diberikan dengan menggunakan inhalasi yaitu pasien diberikan
sungkup masker oksigen untuk mematenkan jalan nafas dan kemudian dipasang
Endotracheal Tube (ETT) dan mayo.
Gambar 1 Ruang Operasi Kolesistektomi
Asisten operator menutup daerah yang tidak dilakukan insisi dengan kain duk
steril. Memberikan klem duk pada area sekitar insisi yaitu area hipokondrium
kanan. Asisten operator, perawat instrumen, dan operator melakukan SGG yaitu
dengan menghidupkan air, kedua tangan di bilas sampai mencapai siku-siku,
kemudian mengambil sabun mengusap hingga berbusa selanjutnya dimulai dari
bawah siku kanan dan kiri secara bergantian kemudian perlahan naik sampai ke
pergelangan tangan dilakukan selama 60 detik, selanjutnya cuci tangan dengan 6

langkah selama 20-30 detik. Kemudian masuk ke dalam ruangan operasi untuk
menggunakan aprone, dan alat pelindung diri lainnya.
Gambar 2 instrumen untuk operasi
Gambar 3 instrumen untuk operasi (sebelah kanan yang terpotong)
Operasi dimulai dengan membuka lapisan abdomen hipokondrium kanan
kemudian lapisan fat, fasia suprafisial, profunda, musculus oblikus eksternal,
musculus oblikus internal, musculus oblikus transversus, fasia ttansversus, dan
peritonium. Operator membuka insisi dengan menggunakan hak, perdarahan di
suction, arteri yang terbuka dilakukan penutupan segera. Kantung empedu
kemudian di klem dan dipotong kemudian diangkat, setelah pengangkatan
operator mengecek kembali apakah ada kelainan lain. Kemudian insisi ditutup

menggunakan benang multifilament terlebih dahulu kemudian menggunakan
monofilament. Luk ditutup menggunakan sofratul dan kassa kemudian hepafik.
Perawat instrument menyayat kantung empedu, berisi cairan berwarna hitam
merah seperti “coca-cola” dengan sedikit cairan kuning kental. Kemudian perawat
sirkuler membuka bagian dalam dan terdapat batu di dalamnya.
Gambar 4 Batu empedu
Post Operasi
Pasien masuk ruang post operasi pukul 11.20 WIB, di ruang post operasi
pasien dipasang monitor untuk mengetahui tekanan darah, nadi, saturasi oksigen
yang bertujuan untuk mengetahui keadaan umum pasien dan perawat memastikan
bahwa kondisi pasien dalam keadaan baik. Saturasi oksigen 99%, RR=24,
TD=140/80 mmHg, Nadi=80. Kemudian perawat memberikan cairan infus yaitu
Asering. Perawat melakukan pencatatan bahwa pasien telah dilakukan operasi.
Ketika bangun, pasien mengeluh sakit pada perutnya. Kemudian mahasiswa
mengajarkan klien menarik nafas dalam agar mengurangi nyeri.