ikma10fkmua.files.wordpress.com · web viewpengertian dan lingkup bahasan organisasi ...4 bab ii...

95
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami diberikan kemudahan dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk lebih memperdalam lagi mengenai ilmu administrasi dan lebih mempermudah dalam mendukung proses pembelajaran pada mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Widodo J. Pudjirahardjo selaku dosen pengajar mata kulah AKK dan Bapak Tito sebagai dosen pembimbing pembuatan makalah ini serta pihak – pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materi maupun moril atas penyelasaian makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih jauh dari harapan. Maka dari itu kami terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami makalah ini dapat memberi wawasan dan 2

Upload: vuongnguyet

Post on 16-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat

dan karuniaNya sehingga kami diberikan kemudahan dalam menyusun dan

menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk lebih memperdalam lagi

mengenai ilmu administrasi dan lebih mempermudah dalam mendukung proses

pembelajaran pada mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Widodo J. Pudjirahardjo

selaku dosen pengajar mata kulah AKK dan Bapak Tito sebagai dosen pembimbing

pembuatan makalah ini serta pihak – pihak yang telah memberikan bantuan baik

secara materi maupun moril atas penyelasaian makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih jauh dari harapan. Maka dari itu

kami terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan

makalah ini. Harapan kami makalah ini dapat memberi wawasan dan pengetahuan

mengenai hal – hal yang berkaitan dengan organisasi dimana mencakup pengertian,

ruang lingkup, dan lain sebagainya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, Maret 2011

Kelompok 2

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...2DAFTAR ISI………………………………………………………………………...3BAB IPengertian dan Lingkup Bahasan Organisasi………………………………………...4BAB IITeori Organisasi………………………………………………………………………7BAB III Asas dan Prinsip Organisasi…………………………………………………………19BAB IVJenis Organisasi……………………………………………………………………...24BAB VStruktur Organisasi…………………………………………………………………..28BAB VIPrinsip Pengembangan Organisasi…………………………………………………..41BAB VIIPerilaku Organisasi……………………...................................................................46BAB VIIIRuang Lingkup Perilaku Organisasi…………………………………………………52KESIMPULAN……………………………………………………………………..57DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………59LAMPIRAN............................................................................................................60

3

BAB 1

Pengertian dan Lingkup Bahasan Organisasi

1.1 Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.

Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak

ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan

beberapa pendapat sebagai berikut :

A. Chester I. Barnard mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system

kerjasama antara dua orang atau lebih” (I define organization as a system

of cooperatives of two more persons)

B. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every

human association for the attainment of common purpose” (Organisasi

adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)

C. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic

bringing together of interdependent part to form a unified whole through

which authority, coordination and control may be exercised to achive a

given purpose”. (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada

bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk

suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan

pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).

4

Dari teori para ahli di atas, bisa disimpulkan bahwa ORGANISASI adalah

kumpulan beberapa individu yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Tiga

unsur utama dalam suatu organisasi, yaitu: organisasi memiliki kegunaan atau tujuan,

pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan, terdiri dari sekelompok manusia dan

merupakan wadah sekelompok orang untuk bekerjasama.

Dari perspektif proses-terkait, organisasi dipandang sebagai suatu entitas yang

terorganisir dan fokus pada organisasi sebagai satu set tugas atau tindakan. Dari sudut

pandang fungsional. Fokusnya adalah pada bagaimana entitas seperti bisnis atau

otoritas negara yang digunakan. Dari perspektif kelembagaan, organisasi dipandang

sebagai suatu struktur tujuan dalam konteks sosial.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek

seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi

sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik

adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya,

karena memberikan kontribusi seperti.

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan

yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.

Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam

keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang

dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

5

1.2 Ciri-ciri Organisasi

A. Adanya komponen ( atasan dan bawahan)

B. Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)

C. Adanya tujuan

D. Adanya sasaran

1.3 Ringkasan

Organisasi merupakan sekumpulan individu-individu yang bekerja sama

untuk mencapai satu tujuan. Organisasi dicirikan dengan adanya komponen, adanya

kerja sama, adanya tujuan, dan sasaran.

6

BAB II

Teori- Teori Organisasi

2.1 Teori Klasik

Teori organisasi klasik disebut juga, antara lain teori organisasi

spesialisasi, teori formalisma, teori struktur (the stucture theory of organization). 

Muncul untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.

A. Ciri Teori klasik :

1. Memiliki tujuan tertentu yang dinyatakan secara explisit

2. Kerjasama dan koordinasi antara orang-orang yang tergabung dalam

organisasi itu baik sebagai individu maupun kelompok.

2.2.1 Teori Tipe Organisasi

Teori ini disebut juga sebagai teori birokrasi oleh Max Weber

A. Ciri Birokrasi modern (ideal):

1). Adanya prinsip pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional

areas), umumnya diatur oleh hukum/peraturan-peraturan

administrasi, yaitu:

a). Adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus

birokrasi

b). Adanya pendelegasian wewenang

c). Setiap tugas yang dilaksanakan menuntut

keahlian/keterampilan (spesialisasi). Yang dapat

7

diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang

mempunyai keahlian

2). Adanya prinsif hierarki.

3). Manajemen kantor modern didasarkan pada  dokumen

tertulis/diarsipkan.

4). Tugas dalam organisasi dilaksanakan  berdasarkan

spesialisasi, diperlukan pendidikan dan latihan secara terus

menerus.

5). Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh

6). Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh

perturan-peraturan/perundang-undangan, maka setiap

apparatus birokrasi harus mempelajari perundang-undangan

dan memahaminya.

B. Unsur Birokrasi Ideal:

1) Hirarki

2) Kualitas Keahlian,

3) Aspek-aspek keahlian,

4) Kewenangan dan kekuasaan yang legal.

C. Fungsi Birokrasi Ideal:

1) Spesialisasi

2) Struktur

3) Kemungkinan meramalkan dan kestabilan

4) Rasionalisasi

8

5) Bagian dari demokrasi

D. Strategi Untuk Mencapai Tujuan Organisasi (5 Prinsip):

1) Prinsip spesialisasi

2) Prinsip rantai komando atau prinsip hirarki

3) Prinsip loyalitas

4) Prinsip impersonal

5) Prinsip uniformalitas

2.2.2 Teori Manajemen Ilmiah

Menurut Fredrick Winslow Taylor dalam bukunya (Scientific

Manajement, 1911) dan Charles Babbage (The economy of machinery

and manufactures, 1832) terdapat beberapa prinsip dan manajemen

ilmiah sebagai berikut :

A. Prinsip:

1) Pembagian Kerja Berdasarkan Keterampilan (waktu dan tenaga

dapat dihemat bila prinsif pembagian kerja diterapkan dalam

produksi)

2) Mempelajari kebiasaan kerja pegawai dan menganalisisnya

3) Seleksi pegawai secara ilmiah

4) Kerjasama antara pengawas dan pegawai

5) Pembagian tanggung jawab antara manajemen dan pegawai

secara wajar

9

B. Manajemen ilmiah:

1) Penghematan dalam mendidik pekerja yang magang dalam satu

perusahaan

2) Penghematan dalam pemakaian material belajar

3) Menghemat waktu dan menghindari perpindahan tempat kerja

4) Menghemat waktu dalam tukar menukar alat kerja

5) Keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan dengan sistem

berulang

6) Dalam pembagian tugas pekerjaan, disarankan mengganti pekerjaan

tangan manusia dengan mesin

2.2.3 Kesimpulan teori- teori klasik:

A. Teori birokrasi:

1) Menerapkan “one best way” dalam melaksanakan pekerjaan.

2) Menyeragamkan cara melakukan pekerjaan dengan mempelajari

gerak dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan satu

pekerjaan (time and motion studies).

3) Melakukan seleksi pekerjaan sesuai dengan tugas khusus yang

akan dilaksanakan dan pegawai dilatih secara efisien sebelum

melaksanakan tugas.

10

4) Upah/gaji dibayar berdasarkan potongan kerja yang telah

diselesaikan (piece rate system) oleh seseorang dan bukan

perkelompok kerja.

5) Pegawai dirangsang untuk melampaui target yang telah ditentukan

dengan cara memberikan bonus.

B. Scientific Management:

1) Memfokuskan unit analisisnya pada kegiatan pisik pekerjaan

(hubungan pegawai dan pekerjaannya/manusia dan alat/mesin).

2) Tujuan utamanya memperbaiki tugas pekerjaan rutin dan yang

bersifat repetitive.

3) Pendekatannya bersifat empiris, induktif dan melakukan penelitian

terperinci terhadap pekerjaan untuk menentukan bagaimana yang

paling efisien suatu pekerjaan harus dilakukan.

4) Sasaran utama adalah organisasi tingkat bawah

(operasional/bengkel kerja).

5) Pandangannya bersifat mikro dan orientasinya botton up (dari

tingkat bawah organisasi ke tingkat atas)

C. Efisiensi:

1. Dengan tolak ukur

a) Segi produktivitas (hasil/output)

Segi hasil/output/produktivitas, perbandingan antara hasil

minimum yang ditetapkan dengan hasil ril yang dicapai

11

(efisien=hasil ril>hasil minimal ditetapkan, normal=hasil

ril=hasil minimal ditetapkan, tidak efisien=hasil ril)

b) Segi penghematan (pengorbanan/input)

Segi pengorbanan/input/penghematan, perbandingan antara

pengorbanan maksimal yang ditetapkan dengan

pengorbanan ril (efisien=pengorbanan rilpengorbanan

maksimal ditetapkan)

2. Tanpa tolok ukur

1. Segi produktivitas/hasil/output, dengan

pengorbanan yang sama, hasil berbeda (hasil

tinggi=efisien, hasil rendah=tidak efisien).

2. Segi penghematan/pengorbanan/input, dengan

pengorbanan yang berbeda, memberikan hasil yang sama

(kecil pengorbanan=efisien, besar pengorbanan=tidak

efisien).

2.2 Teori Organisasi Neo Klasik

Human relations movement (pendekatan hubungan kemanusiaan), setiap

orang berbeda, mempunyai keunikan tersendiri sesuai dengan keadaan, sikap,

kepercayaan dan motivasi hidup masing-masing.

Dalam bekerja, manusia tidak mungkin terlepas dari keunikan, tetapi

akan mempengaruhi tindakan dan cara berfikir. Faktor yang mendekatkan orang

12

satu sama lain adalah faktor kesamaan (daerah, kegemaran, profesi,

kepercayaan dan ideologi).

Keakraban hubungan akan terwujud dalam bentuk organisasi informal

yang selalu membayangi organisasi formal. Dua orang pemimpin harus

menyadari dan memperhitungkan kehadiran organisasi informal dalam

menganalisis masalah organisasi formal.

A. Elemen-Elemen:

1) Indidvidu.

2) Kelompok kerja (organisasi informal).

3) Manajemen partisipatif.

B. Tujuan Dilaksanakan Human Relations:

1) Kepuasan psikologis pegawai.

2) Moral tinggi.

3) Disiplin tinggi.

4) Loyalitas tinggi.

5) Motivasi tinggi

2.3 Teori Modern

Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu

saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan.

13

A. Karakteristik Teori Modern:

1) Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,

2) Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,

3) Memandang organisasi sebagai suatu sistem,

4) Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama

dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan

lingkungannya,

5) Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu

yang saling ketergantungan.  Multidisiplin.

B. Kontributor Teori Modern:

1) Alfred Korzybski, 1993

Manusia hidup dalam tiga dunia yang berbeda, yaitu

dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik

beratkan masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan,

penyimpulan, kekakuan bahasa, lingkungan komunikasi, sifat

kata-kata, dan pentingnya tanggapan.

2) Mary Parker Follet, 1920

Keseimbangan antara perhatian individu dan

organisasi; mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam

suatu semangat kerja sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap

orang adalah bagian dari suatu kelompok; dan masyarakat;

14

dorongan individu diterima tanpa mengorbankan kepentingan

organisasi.

3) Chester I. Barnard, 1938

Organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis;

individu, organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan

bagian dari lingkungan organisasi aspek organisasi formal dan

informal.

2.4 Organisasi Statis

Arti statis: Organisasi adalah wadah kerjasama sekelompok orang

untuk mencapai tujuan tertentu.Arti dinamis: kreatif, selalu dinamis bergerak,

mencari-mencari dan mencari. .arti dinamis. Organisasi adalah sebuah sistem

atau kegiatan. sekelompok orang untuk dalam perumusan. tujuan organisasi.

Terdapat pembagian. tugas dalam .Organisasi dalam arti statis. Organisasi

dalam arti dinamis. Organisasi 2 macam yaitu organisasi dalam arti ststis dn

organisasi dalam arti dinamis. .Organisasi yang dinamis sifatnya bukan

organisasi yang bersifat statis. ada perincian dan pembagian tugas yang jelas,

dalam kegiatan da'wah organisasi yang

2.5 Organisasi Dinamis

Organisasi Dinamis adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan

usaha merencanakan skema organis, mengadakan departemenisasi,

menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari orang-orang di dalam

suatu badan/organisasi. Kalo mau disingkat, “organisasi dinamis” adalah

15

kegiatan-kegiatan mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan

organisasi suatu usaha.

2.6 Organisasi Terbuka

Sistem ini lebih menekankan saling hubungan dan saling

ketergantungan antara unsur – unsur organisasi yang bersifat sosial dan

teknologi yang dipengaruhi oleh variabel sehingga jika salah satu variabel

berubah maka yang lain akan berpengaruh.

Sistem organisasi terbuka mempunyai tiga aliran :

1) Aliran hubungan kemanusiaan

2) Aliran bidang pengembangan organisasi yang baru

3) Aliran fungsional dalam lingkungan

Karakteristik sistem organisasi terbuka (menurut Burns dan Stalker) :

1) Tugas – tugas non rutin terjadi pada keadaan yang tidak stabil

2) Pengetahuan khusus diperlukan untuk tugas umum/bersama

(common tasks)

3) Menekankan tercapainya tujuan

4) Konflik dalam organisasi disesuaikan dan diimbangi dengan

interaksi antar anggota yang sederajat

5) Menekankan pula dengan rasa tangggung jawab

6) Kesetiaan dan tanggung jawab ditujukan kepada organisasi

sebagai keseluruhan

16

7) Organisasi dipandang sebagai struktur jaringan kerja yang dapat

mengalami perubahan

2.7 Organisasi Tertutup

Sistem ini dasarpemikiran nya banyak dipengaruhi oleh ilmuwan

fisika dan diterapkan pada suatu sistem yang mekanistis.Konsentrasi ya pada

hal-hal yang internal.Sifat yang menonjol dari sistem tertutup adalah

kecenderungan yang kuat untuk bergerak mencapai keseimbangan dan enteropi

yang statis.

Karakteristik lain seperti yang dikatakan oleh Tom Burns dan G.M

Stalker adalah

1) Tugas rutin terjadi dalam keadaan yang stabil

2) Adanya pembagian tugas

3) Sarana dan pertanggung jawaban

4) Konflik di dalam organisasi diselesaikan dari atasan

5) Prestise adalah pelekat di dalamnya yakni bahwa kedudukan

seseorang didalam nya dipengaruhi oleh kedudukan jabatan nya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem tersebut menekankan adanya

keteraturan dalam menjaga kestabilan.sistem ini disebut juga sistem yang

klasik atau tradisional.Max Weber menyebutnya tipe ideal dari suatu

organisasi.suatu tipe ideal adalah bahwa organisasi itu berusaha untuk

menjadi apa yang seharusnya terjadi.

17

2.8 Ringkasan

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem tersebut menekankan adanya

keteraturan dalam menjaga kestabilan.sistem ini disebut juga sistem yang

klasik atau tradisional.Max Weber menyebutnya tipe ideal dari suatu

organisasi.suatu tipe ideal adalah bahwa organisasi itu berusaha untuk

menjadi apa yang seharusnya terjadi.

18

BAB 3

PRINSIP ORGANISASI

3.1 Prinsip organisasi

Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat berjalan sebagaimana

mestinya. Untuk menjalankan suatu organisasi agar dapat berjalan dengan baik

diperlukan adanya prinsip organisasi yang dapat diartikan sebagai aturan yang

harus diikuti. Prinsip organisasi diperlukan agar suatu organisasi dapat berjalan

secara efektif dan efisien. Sehingga semua pelaku dalam organisasi tersebut tahu,

memahami dan mengenal apa yang menjadi tujuan dalam organisasi tersebut. Ada

beberapa pendapat para ahli tentang prisip organisasi diantaranya :

Menurut Urwick (Catatan tentang Teori Organisasi, 1952), sebuah organisasi

dibangun pada sepuluh prinsip:

1. Prinsip tujuan - Setiap organisasi dan setiap bagian dari organisasi

harus merupakan ekspresi dari tujuan usaha yang bersangkutan, atau

itu adalah eaningless dan karena itu berlebihan.

2. Prinsip spesialisasi - Kegiatan dari setiap anggota dari setiap

kelompok yang terorganisir harus dibatasi, sejauh mungkin, dengan

kinerja fungsi tunggal.

3. Prinsip koordinasi - Tujuan penyelenggaraan per se, yang dibedakan

dari tujuan melaksanakan, adalah untuk memudahkan koordinasi:

kesatuan usaha.

19

4. Prinsip otoritas - Dalam setiap kelompok yang terorganisir otoritas

tertinggi harus istirahat di suatu tempat. Harus ada garis yang jelas dari

wewenang kepada setiap individu dalam kelompok

5. Prinsip tanggung jawab - Tanggung jawab dari atasan atas tindakan

bawahan adalah mutlak.

6. Prinsip definisi - Isi dari masing-masing posisi, baik tugas yang

terlibat, wewenang dan tanggung jawab merenungkan dan hubungan

dengan posisi lain harus secara jelas didefinisikan secara tertulis dan

dipublikasikan kepada semua pihak terkait.

7. Prinsip korespondensi - Dalam setiap posisi, tanggung jawab dan

wewenang harus sesuai.

8. Prinsip rentang kendali - Tidak ada orang yang harus mengawasi

lebih dari lima, atau paling banyak, enam bawahan langsung yang

bekerja Interlocks.

9. Prinsip keseimbangan - Adalah penting bahwa berbagai unit organisasi

harus disimpan dalam keseimbangan.

10. Prinsip kontinuitas - Re-organisasi adalah proses terus menerus: dalam

setiap ketentuan khusus usaha harus dibuat untuk itu ".

Menurut Max Waber, adalah sebagai berikut:

1. Keahlian, Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

organisasi, harus didasarkan keahlian, sehingga mampu menjalankan

tugas dengan baik;

20

2. Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur, Pelaksanaan

tugas pekerjaan harus sesuai dengan kebijaksanaan, peraturan dan

prosedurnya;

3. Jenjang hirarki, Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat

dipertanggung jawabkan kepada atasan melalui mata rantai tingkat

unit dalam organisasi;

4. Formalitas, Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak

ada pertimbangan yang bersifat pribadi;

5. Meritokrasi system, Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian

harus didasarkan pada sistem kecakapan (maritokrasi system).

3.2 Prinsip Mutlak Organisasi

Dari beberapa pendapat para ahli di atas berkaitan dengan pembentukan atau

penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip penting

organisasi yaitu :

1. Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat

penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan

terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.

2. Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan

jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini

supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat

tercapainya suatu tujuan.

21

3. Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang

jelas maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan

(wewenang) dari masing-masing unit kerja.

4. Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari

pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus

menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul

diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.

5. Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul

antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam

struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak

dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.

6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur

organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan

terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang

memberikan delegasi (perintah) akan nampak.

7. Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan

suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja

akan tercipta.

3.3 Ringkasan

Ada banyak prinsip organisasi yang berbeda menurut para ahli.

Namun pelaku organisasi harus memiliki prinsip mutlak yang dijadikan

sebagai pedoman dalam menjalankan organisasi tersebut. Setiap prinsip harus

dijalankan dengan baik agar suatu organisai dapat berjalan dengan lancar

22

tanpa hambatan apapun. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan

semakin  cepat tercapai dan sesuai dengan harapan terbentuknya organisasi.

23

BAB 4

BERBAGAI JENIS ORGANISASI

Dalam membentuk suatu organisasi, sebaiknya menentukan jenis

organisasinya terlebih dahulu. Adapun jenis dari organisasi adalah sebagai berikut:

4.1 Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.

A. Bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang,

semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang.

B. Bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang

terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab

dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.

4.2 Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu:

A. Organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, Hamner

mendefinisikan sebagai “the groups to which a member is assigned as

a part of his or her work”. Seperti organisasi pemerintahan, organisasi

yang berbadan hukum.

B. Organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan

bersifat pribadi,saling tertarik, karena kebutuhan akan tukar informasi

untuk saling melengkapi ataupun karena kesamaan sikap. Seperti

persahabatan, rasa setia kawan, rasa sesuku dan sedarah dapat

merupakan unsur pendorong terbentuknya kelompok informal ini.

C. Organisasi non formal adalah suatu organisasi yang hanya terdapat

ketua dan anggotanya saja. Seperti, geng motor.

24

4.3 Berdasarkan tujuan.

C. Organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau ‘profit oriented’

D. Organisasi sosial atau ‘non profit oriented ‘

4.4 Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu:

A. Organisasi pendidikan

B. Organisasi kesehatan

C. Organisasi pertanian, dan lain lain.

4.5 Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :

C. Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan.

D. Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik.

E. Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja.

F. Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan.

4.6 Berdasarkan pihak yang memakai manfaat.

A. Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya

terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi

B. Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati

oleh pelanggan, misalnya bank

C. Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha,

seperti berbagai perusahaan

D. Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya

terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti organisasi

pelayanan kesehatan, contohnya rumah sakit, Puskesmas.

4.7 Organisasi Berstruktur Produk

25

Jenis organisasi ini membagi tugasnya ke dalam dimensi produk.

Artinya sebuah garis koordinasi atau kelompok koordinasi terbagi atas jenis

produk yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Misalnya sebuah perusahaan

menghasilkan produk A, B, dan C.

Pada setiap produk tersebut terdapat bagian atau divisi yang

mendukung kesuksesan produk di pasar. Setiap produk akan memiliki divisi

pemasaran, SDM, dan produksi sendiri.

Pengelompokan divisi tersebut bertujuan untuk memaksimalkan garis

koordinasi dalam satu kelompok produk yang dihasilkan. Tingkat fleksibilitas

dari jenis organisasi ini tinggi karena semua orang yang ada dalam struktur ini

akan lebih mudah untuk beradaptasi. Namun demikian, tingkat efisiensi

keberjalanan organisasi akan sangat rendah bila tidak dikelola dengan baik.

4.8 Organisasi Berstruktur Fungsional

Berbeda dengan organisasi yang berstruktur produk, organisasi

berstruktur fungsi lebih menitikberatkan adanya koordinasi yang jelas

antarfungsi yang terlibat dalam sebuah organisasi. Target besar yang ingin

dicapai adalah efisiensi dan spesialisasi dari setiap fungsi yang ada dalam

organisasi.

Struktur ini cocok untuk lingkungan yang sudah stabil dan tidak terlalu

banyak berubah sesuai dengan waktu. Selain itu, struktur ini akan merangsang

anggota organisasi untuk lebih mahir pada fungsi yang dimilikinya. Namun

demikian, struktur ini akan cocok untuk organisasi yang berukuran kecil

sampai sedang serta menghasilkan produk yang tidak variatif.

26

Struktur ini akan membuat beban pengambilan keputusan tertuju pada

puncak organisasi. Artinya proses pengambilan keputusan akan sangat lambat,

sehingga respon terhadap perubahan lingkungan pun akan semakin lambat.

Proses inovasi pun akan semakin sulit karena setiap fungsi bersekat. Tapi, hal

ini bisa ditingkatkan performansinya dengan melakukan teknik TQM.

4.9 Organisasi Berstruktur Hibrid (Campuran)

Jenis organisasi ini merupakan gabungan dari struktur organisasi

produk dan fungsional. Setiap produk yang diproduksi memiliki fungsi yang

dibutuhkan oleh produk tersebut. Selain itu, organisasi juga memiliki struktur

fungsional yang tetap mengontrol secara terpusat jalannya organisasi.

Salah satu yang dominan dari struktur ini adalah keputusan menjadi

tidak terdesentralisasi, tetapi juga tidak tersentralisasi. Artinya perlu koordinasi

yang tinggi antarfungsi pokok yang dimiliki dan juga struktur yang berada

dalam garis koordinasi produk. Karena sifatnya, jenis organisasi dengan

struktur ini akan mudah beradaptasi jika terdapat perubahan pada lingkungan

secara mendadak.

4.10 RINGKASAN

Dalam organisasi terdapat berbagai jenis dari organisasi yang di

kelompokkan berdasarkan jumlah orang yang menentukan pemimpin dan

anggota, berdasarkan lalu lintasnya suatu kekuasaan seorang pemimpin,

berdasarkan hubungan personal setiap anggota, tujuan, fungsi, pihak yang

memakai manfaat, struktur fungsional dan juga hibrid (campuran) yang akan

membentuk suatu organisasi.

27

BAB 5

STRUKTUR ORGANISASI

5.1 Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen (unit kerja) dalam organisasi.

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan

bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan

(koordinasi).

Selain itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan, saluran

perintah dan penyampaian laporan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas

pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana

hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus

menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

5.2 Elemen struktur organisasi

Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika

hendak mendesain struktur, antara lain:

A. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas dalam organisasi dibagi ke dalam

beberapa pekerjaan tersendiri.

B. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan

secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk,

geografi, dan pelanggan.

28

C. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari

puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung

jawab kepada siapa.

D. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer

secara efisien dan efektif.

E. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana

tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam

organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.

F. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

5.3 Desain organisasi yang umum

Desain organisasi merupakan proses memilih dan mengimplementasikan

struktur yang terbaik untuk mengolah sumber untuk mencapai tujuan. Ada beberapa

desain organisasi meliputi :

A. Struktur sederhana

Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar

departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang

terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana

paling banyak dipraktikkan dalam berbagai usaha kecil di mana manajer dan

pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah

kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan,

ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu

kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun

selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai

29

tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan

sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban

(overload) di puncak.

B. Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas operasi yang sangat rutin

yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal,

tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional,

wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan

yang mengikuti rantai komando.

Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan yang

terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan

spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik subunit, karena tujuan

unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan

besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan

aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien

sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka

hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.

C. Struktur Matriks

Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis

wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan

produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen periklanan, perusahaan

pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan

30

konstruksi, rumah sakit, lembaga pemerintah, universitas, perusahaan

konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.

Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk

departementalisasi: fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi

fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang

meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan

dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan

terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional

yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai

anggaran.

31

Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan

kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di

antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi

target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung

jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk,

tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks berupaya menarik

kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan mereka.

Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia

mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur

matriks memiliki dua atasan manajer departemen fungsional dan manajer

produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.

5.4 Desain Struktur Organisasi Modern

a) Struktur tim

Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk

mengoordinasikan berbagai kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim

adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala departemental dan

mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga

mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.

b) Organisasi virtual

Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi

utama bisnis.

32

c) Organisasi Nirbatas

Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan

rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti

departemen dengan tim yang diberdayakan.

5.5 Model desain struktur organisasi

Ada dua model ekstrem dari desain organisasi yaitu :

1. Model mekanistis

Sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi

yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.

2. Model organik

Sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi,

memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang

komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.

5.6 Faktor penentu struktur organisasi

Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan

sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah beberapa faktor

utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi,

yaitu :

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk

mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara

keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Tepatnya,

struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan

33

signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk

menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi

dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi-

dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing

dimensi.

Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk

dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi

yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran

untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi

imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk atau pasar baru hanya

setelah viabilitas terbukti.

b. Ukuran Organisasi

Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi

secara signifikan mempengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi besar

yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak

spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan

daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Ukuran

memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran

menjadi kurang penting saat organisasi meluas.

c. Teknologi

Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input

menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk

34

mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk

atau jasa.

d. Lingkungan

Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga atau kekuatan di luar

organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan ini

biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah,

kelompok tekanan publik, dan sebagainya.

Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu

berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis tak

banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul

pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak

banyak aktivitas dari kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi

organisasi.

Organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis seperti peraturan

pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru,

kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus

berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang

statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding

lingkungan yang dinamis.

Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah

organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk

mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur

organisasi.

35

5.7 Model struktur organisasi

Cara yang baik untuk mulai berpikir tentang struktur organisasi pemodelan

adalah untuk memikirkan cara yang jelas. Bayangkan sebuah perusahaan di mana

orang bekerja di departemen, yang diselenggarakan dalam divisi. Gambar 0.1

menunjukkan model eksplisit untuk ini di mana setiap bagian dari struktur ini adalah

kelas yang terpisah.

Gambar 0.2 Struktur organisasi yang eksplisit dan jelas

Struktur eksplisit memiliki dua kelemahan utama. Mereka tidak bekerja

dengan baik jika ada banyak umum perilaku antara jenis organisasi. Mereka juga

menanamkan kategori yang current organisasi ke dalam desain. Harus ada beberapa

tambahan daerah antara divisi dan departemen, ada beberapa modifikasi yang harus

dilakukan.

36

Division Department Person1 1

Gambar 0.3 Organisasi hirarki

Menghadapi masalah ini, solusinya adalah untuk menciptakan supertype

untuk organisasi yang membawa Anda ke Organisasi Hirarki pada Gambar 0.3.

Hirarki organisasi bekerja paling baik bila anda tidak memiliki perilaku yang jauh

berbeda antara struktur organisasi. Hal ini juga memungkinkan Anda untuk tetap

sangat fleksibel jika jenis organisasi baru muncul. Jika Anda memiliki beberapa

perilaku yang bervariasi yang dapat Anda gunakan untuk menarik subtipe bawah ini.

Gambar 0.4 Menambahkan Partai ke hirarki organisasi

Sesuai dengan struktur oganisasi Henry Mintzberg, yang mana setiap

organisasi terdiri dari enam

bagian dasar.

37

Gambar 0.5 Model Mintzberg

Enam dasar organisasi menurut Mintzberg :

a. Strategic Apex (top management)

Strategis puncak, rumah dari manajemen puncak dimana seluruh kekuasaan dan

tanggung jawab berada. Dalam konsepsi Henry Mintzberg, mereka yang berada di

puncak strategis dari suatu organisasi berfungsi untuk mengatur strategi, garis besar

agenda, mengalokasikan sumber daya, desain, dan staf organisasi. Hubungan puncak

strategis ke bagian lain dari organisasi mirip dengan hubungan inti-pinggiran dalam

banyak hal. CEO, Presiden, dan anggota Dewan ratusan atau ribuan mil jauhnya dari

tempat inti operasi, atau areal produksi organisasi berada. Ukuran dari suatu

organisasi adalah kunci untuk jumlah pengaruh puncak strategis ini pada bagian

konstituen lainnya, seperti inti operasi, staf pendukung, garis tengah, atau

technostructure.

b. Middle Line (middle management)

Rantai yang menghubungkan puncak strategis dengan operating core (inti operasi)

dengan menggunakan otoritas formal yang didelegasikan.

c. Operating Core (operations, operational processes)

38

Mereka yang melakukan pekerjaan dasar yang berhubungan langsung dengan

produksi produk dan jasa.

d. Technostructure (analysts that design systems, processes, etc)

Para analis yang melayani organisasi dengan mempengaruhi pekerjaan orang lain.

Mereka mendesain, merencanakan, mengubah, atau mengontrol orang-orang yang

melakukannya, tetapi mereka tidak melakukannya sendiri.

e. Support Staff (support outside of operating workflow)

Terdiri dari unit khusus yang memberikan dukungan kepada organisasi di luar alur

kerja operasi.

f. Ideology (halo of beliefs and traditions;  norms, values, culture)

5.8 Ringkasan

Struktur organisasi adalah susunan unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur

organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja serta fungsinya. Struktur Organisasi

menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan

yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah struktur organisasi:

(1)Spesialisasi pekerjaan yaitu pembagian tugas sesuai fungsi dan tanggung

jawabnya. (2)Departementalisasi yaitu mengelompokan pekerjaan berupa proses,

produk, geografis, dan pelanggan. (3)Rantai komando yaitu garis wewwnang yang

menjelaskan tanggung jawab dari mulai puncak organisasi hingga eselon paling

bawah. (4)Rentang kendali yaitu luas wilayah atau jumlah yang dipimpin dan

39

diarahkan. (5)Sentralisasi dan desentralisasi berkaitan dengan pengambilan

keputusan. (6)Formalisasi yaitu sejauh ana pekerjaan tersebut dijalankan.

Struktur organisasi yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan. Hal ini

disebabkan adanya perbedaan dalam hal wewenang dan tanggung jawab, juga adanya

hubungan internasional anatar pekerjaan, faktor pegawai, dan faktor fisiknya. Untuk

itu struktur organisasi terbagi menjadi berbagai macam seperti struktur matriks,

struktur sederhana, birokrasi, dan lain sebagainya.

BAB 6

Prinsip Pengembangan Organisasi

6.1 Pengertian

Pengertian Pengembangan Organisasi (OD) adalah startegi untuk merubah

nilai manusia dan struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan

40

lingkungannya. Prinsip pengembangan Organisasi merupakan suatu

penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur)

suatu organisasi.

Dalam kenyataannya organisasi seringkali terjadi stagnan yang

disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan

dianggap bisa menyebabkan dis equilibrium. Hal ini mengakibatkan patologi

dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, kaderisasi dan

inovasi. Sebab penolakan terhadap perubahan adalah :

A. Security

Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu

penyesuaian.

B. Ekonomi

Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung

kerugian dengan adanya perubahan.

C. Psikologis dan budaya

a. Persepsi

Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang

terhadap perubahan.

b. Emosi

Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak

perubahan.

c. Kultur

Berguna sebagai dasar dalam menilai hal baru yang diterimanya.

41

6.2 Faktor penyebab dilakukannya pengembangan organisasi adalah :

A. Kekuatan eksternal

1. Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.

2. Perkembangan IPTEK.

3. Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang

membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar

organisasi untuk masa depan organisasi.

B. Kekuatan Internal

Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan

sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan.

Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokan dengan kebutuhan yang

ada.

6.3 Pendekatan Pengembangan Organisasi

Didalam pengembangan Organisasi terdapat pendekatan integratif yaitu :

A. Adanya organisasi dan manajemen yang terencana ke arah organisasi dan

manajemen yang manusiawi.

B. Adanya perkembangan konsepsi latihan kepekaan dan studi laboratorium.

Pemikiran ini didahului oleh Kurt Lewin mengenai Counter Group

bergeser pda Incounter Group. Hal ini dirasa tidak bisa membantu

didalam prakteknya.

C. Pengembangan potensi manusia.

6.4 Geseran didalam OD terjadi pada nilai, proses dan teknologi.

A. Geseran nilai yang dibawa OD diantaranya adalah:

42

a. Penggunaan seluruh sumber-sumber yang tersedia.

b. Pengembangan potensi manusia.

c. Efektivitas dan kesehatan organisasi.

d. Pekerjaan yang menarik dan menantang.

e. Kesempatan untuk mempengaruhi lingkungan kerja.

f. Penerimaan terhadap kemanusiaan.

Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang

dianggap tepat, benar dan baik dalam pengelolaan SDM.

B. Geseran proses meliputi

a. Proses efektif

b. Proses manajemen

c. Proses pelaksanaan kerja

C. Geseran teknologi yang diutamakan adalah teknologi yang bias menjawab

kualifikasi posisi manusia

6.5 Karakteristik Pengembangan Organisasi

A. Keputusan penuh dengan pertimbangan.

B. Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan

organisasi.

C. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang

mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi.

D. Kolaborasi.

E. Teori sebagai alat analisis.

43

6.6 Langkah-Langkah Pengembangan Organisasi

A. Penilaian keadaan.

B. Pemecahan masalah.

C. Implementasi.

D. Evaluasi.

Pengembangan Organisasi (OD) mendefinisikan sebuah kesuksesan

jangka panjang untuk sebuah organisasi yang melibatkan mempertahankan

melalui pengujian waktu. OD adalah disiplin yang semata-mata didasarkan pada

gagasan bahwa orang akan berperforma lebih baik untuk kepentingan organisasi

jika mereka diperlakukan dengan bermartabat dan hormat.

Organisasi Pembangunan adalah perubahan yang teratur dan sistemik

yang membantu organisasi atau bagian dalam organisasi untuk menjadi lebih

mendasar dan dipelihara dengan menggunakan ilmu perilaku dan teori

organisasi, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan yang paling menonjol

adalah tentang bagaimana hubungan individu dan kelompok mempengaruhi

seluruh organisasi. Pengembangan organisasi berfokus untuk memastikan

hubungan yang menguntungkan antar-dan intra-unit dan membantu kelompok

yang terlibat memprakarsai dan mengakomodasi perubahan yang akan datang.

6.7 Ringkasan

Prinsip pengembangan Organisasi merupakan sebuah metode yang

digunakan untuk mengubah persepsi masyarakat dan organisasimenjadi lebih

tanggap dengan lingkungannya, namun pelaksanaanya terjadi banyak penolakan

yang desebabkan karena faktor security, ekonomi, psukologi dan budaya.

44

Adapula faktor yang menyebabkan diberlakukannya pengembangan organisasi

baik faktor eksternal maupun internal. Faktor tersebut diharapkan dapat

membantu pengembangan organisasi sehingga masyarakat dan organisasi bisa

lebih adaptif dengan lingkungannya.

BAB 7

PERILAKU ORGANISASI

7.1 Pengertian Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi (organizational behaviour, OB) adalah suatu bidang studi

yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam

organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki

45

keefektifan organisasi. OB mempelajari tiga determinan perilaku dalam organisasi

perorangan, kelompok dan struktur. OB mempedulikan studi terhadap apa yang

dilakukan orang-orang dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku tersebut

mempengaruhi kinerja dari organisasi itu.

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana

seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap

kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Secara sederhana,

dalam mempelajari perilaku organisasi tercakup empat unsur utama, yaitu:

1. Aspek psikologi tindakan manusia itu sendiri, sebagai hasil studi

psikologi.

2. Adanya bagian lain yang diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari

tindakan manusia dalam organisasi. Uang misalnya merupapakan

salah satu faktor/pertimbangan mengapa seseorang memasuki suatu

organisasi. Oleh sebab itu, ilmu ekonomi perlu juga mendapatkan

perhatian. Psikologi, sebagai contoh lain, penting karena sikap

(attitude) akan mempengaruhi prestasi orang yang bersangkutan.

3. Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin, mengakui bahwa individu

dipengaruhi oleh bagaimana organisasi diatur dan siapa yang

mengawasi mereka. Oleh sebab itu, struktur organisasi memegang

peranan penting dalam membahas perilaku organisasi.

4. Walaupun disadari akan adanya keunikan masing-masing individu,

perilaku organisasi lebih banyak menekankan pada tuntutan manager

bagi tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan. Dengan

46

demikian, selalu diusahakan agar usaha masing-masing individu

selaras dengan tujuan organisasi.

7.2 Tujuan dari perilaku organisasi

Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar dari

faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika individu dan kelompok dalam sebuah

kerangka organisasi sehingga individu dan kelompok-kelompok dan organisasi untuk

mana mereka berasal bisa menjadi lebih efisien dan efektif. Bidang ini juga

mencakup analisis faktor organisasi yang mungkin mempunyai pengaruh terhadap

perilaku individu dan kelompok. Banyak penelitian perilaku organisasi pada akhirnya

bertujuan menyediakan profesional manajemen sumber daya manusia dengan

informasi dan alat-alat yang mereka butuhkan untuk memilih, melatih, dan

mempertahankan karyawan dalam mode yang menghasilkan keuntungan maksimal

bagi karyawan individual maupun bagi organisasi.

7.3 Perilaku Organisasi

Menurut pengertiannya adalah bidang, yang relatif baru interdisipliner studi.

Meskipun menarik paling banyak dari ilmu-ilmu psikologis dan sosiologis, juga

terlihat untuk bidang ilmiah lain studi untuk wawasan. Salah satu alasan utama untuk

pendekatan interdisipliner adalah karena bidang perilaku organisasi melibatkan

beberapa tingkat analisis, yang diperlukan untuk memahami perilaku dalam

organisasi karena orang tidak bertindak dalam isolasi. Artinya, pekerja pengaruh

lingkungan mereka dan juga dipengaruhi oleh lingkungan mereka.

7.4 Generalisasi mengenai perilaku

47

Menyadari bahwa banyak pandangan yang diyakini mengenai perilaku

manusiawi itu didasarkan pada intuisi bukannya fakta.

a. Studi sistematik

Memperhatikan hubungan, mencoba menghubungkan sebab dan akibat, dan

menarik kesimpulan yang didasarkan pada bukti ilmiah.

b. Tantangan dan kesempatan

Untuk OB : ada banyak tantangan dan kesempatan bagi para manajer untuk

menggunakan konsep OB. Perlu dilakukan peninjauan ulang dari beberapa isyu yang

lebih kritis yang dihadapi para manajer untuk mana OB menawarkan pemecahan atau

sekurangnya beberapa wawasan yang bermakna ke arah pemecahan-pemecahan.

c. Memperbaiki kualitas dan produktivitasmanajemen kualitas total (TQM)

Yaitu suatu filsafat manajemen yang didorong oleh pencapaian kepuasan

pelanggan secara konstan lewat perbaikan sinambung dari semua proses

organisasional. TQM mempunyai implikasi untuk OB karena TQM menuntut para

karyawan untuk memikir ulang apa yang mereka lakukan dan menjadi lebih terlibat

dalam mencapai sebuah keputusan.

d. Menanggapi globalisasi

Para manajer harus menjadi mampu untuk bekerja sama dengan orang-orang dari

budaya-budaya yang berlainan.

e. Memberi kuasa orang-orang

Manajer didorong untuk mengusahakan agar karyawan mereka berperanserta

dalam keputusan yang dikaitkan dengan kerja.

f. Merangsang inovasi dan perubahan

48

Kemenangan akan menghinggapi organisasi-organisasi yang memelihara

keluwesan, terus-menerus memperbaiki kualitas, dan mengalahkan pesaing dengan

suatu aliran yang konstan dari produk dan jasa yang inovatif.

7.5 Kelompok Tingkat Analisis

Pada tingkat individu analisis, perilaku organisasi melibatkan studi

pembelajaran, persepsi, kreativitas, motivasi, kepribadian, omset, kinerja tugas,

perilaku koperasi, perilaku menyimpang, etika, dan kognisi. Pada tingkat analisis

kelompok, perilaku organisasi melibatkan studi tentang dinamika kelompok, intra dan

konflik antargolongan dan kohesi, kepemimpinan, kekuasaan, norma, komunikasi

interpersonal, jaringan, dan peran. Pada tingkat analisis, perilaku organisasi ini

berdasarkan ilmu sosiologis dan sosio-psikologis. Pada tingkat analisis organisasi,

perilaku organisasi melibatkan studi tentang topik seperti budaya organisasi, struktur

organisasi, keragaman budaya, kerjasama antar-organisasi dan konflik, perubahan,

teknologi, dan kekuatan lingkungan eksternal. Pada tingkat analisis, perilaku

organisasi mengacu pada antropologi dan ilmu politik.

Sejumlah tren penting dalam studi perilaku organisasi adalah fokus upaya

penelitian. Pertama, berbagai studi penelitian telah meneliti topik pada tingkat grup

analisis daripada eksklusif pada tingkat individu analisis. Sebagai contoh, sedangkan

pemberdayaan sebagian besar telah diteliti sebagai motivasi membangun tingkat

individu, para peneliti telah mulai mempelajari pemberdayaan tim sebagai sarana

untuk memahami perbedaan dalam kinerja kelompok. Penelitian serupa telah

difokuskan pada mengangkat tingkat analisis untuk karakteristik kepribadian dan

perilaku kooperatif dari tingkat individu untuk tingkat grup.

49

Ciri-ciri kepribadian yang terkait dengan fleksibilitas, tahan banting stres, dan

inisiatif pribadi juga subjek penelitian. Contoh ciri-ciri kepribadian termasuk

kecenderungan individualisme atau kolektivisme, self-monitoring, keterbukaan

terhadap pengalaman, dan kepribadian yang proaktif. Bentuk perilaku yang

konstruktif dan berorientasi pada perubahan di alam juga dipelajari. Bentuk-bentuk

perilaku yang proaktif di alam dan bertindak untuk memperbaiki keadaan bagi

kelompok, individu, atau organisasi. Contoh perilaku ini termasuk penjualan masalah,

mengambil inisiatif, komunikasi berorientasi pada perubahan konstruktif, inovasi, dan

sosialisasi proaktif.

Dari uraian diatas, dapatlah disimpulkan beberapa hal sangat yang penting

untuk diperhatikan. Pertama, perilaku organisasi adalah suatu bidang yang

interdisipliner dan yang memanfaatkan hasil dari cabang ilmu yang lain. Kedua,

walaupun mendapat sumbangan dari ilmu lain, bidang ilmu ini, tetap dapat berdiri

sendiri, karena pusat perhatiannya pada perilaku manusia dalam berorganisasi.

Ketiga, perilaku organisasi memberikan arah dan petunjuk bagi pencapaian tujuan

organisasi dengan lebih baik. hal ini berbeda dengan psikologi dan sosiologi yang

hanya memberi bantuan untuk dapat mengerti dan menguraikan tindakan seseorang

atau kelempok, sedangkan perilaku organisasi bersifat penerapan. Atau dengan

perkataan lain, perilaku organisasi berhubungan dengan pemanfaatan pengetahuan

bagi pencapaian tujuan organisasi sebagaimana yang diharapkan.

50

BAB 8

RUNAG LINGKUP PERILAKU ORGANISASI

8.1 Pengertian

Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini

adalah sebuah bidang akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan

memanfaatkan metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan

psikologi. Disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber

daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.

8.2 Disiplin penyumbang pada bidang perilaku organisasi

51

Perilaku organsiasional merupakan suatu ilmu perilaku terapan yang

dibangun atas sumbangan dari sejumlah disiplin perilaku. Bidang yang menonjol

adalah psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik.

Psikologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pada tingkat analisis

individual atau mikro. Sedangkan keempat disiplin ilmu yang lain merupakan

penyumbang pemahaman pada tingkat makro seperti proses dan organisasi

kelompok.

A. Psikologi

Psikologi merupakan ilmu sains yang berusaha mengukur,

menjelaskan, dan kadang mengubah perilaku manusia dan binatang lain.

Para psikolog memperhatikan studi dan upaya memahami perilaku

individual. Mereka yang telah menyumbangkan dan menambah pengetahuan

perilaku organisasi adalah teoritisi pembelajaran, teoritisi kepribadian,

psikolog konseling, dan yang paling berperan penting adalah psikolog

industri dan organisasi.

Psikolog industri atau organisasi yang dini memperhatikan problem

kelelahan, kebosanan, dan faktor-faktor lain yang relevan dengan kondisi

kerja yang dapat menghalangi kinerja kerja yang efisien. Dewasa ini,

sumbangan mereka telah diperluas untuk mencakup pembelajaran, persepsi,

kepribadian, pelatihan, keefektifan kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan

motivasi, kepuasan kerja, proses pengambilan keputusan, penilaian kerja,

penugkuran sikap, teknik seleksi karyawan, desain pekerjaan, dan stress

kerja.

52

B. Sosiologi

Bila psikolog memfokuskan perhatian mereka pada individu,

sosiolog mempelajari sistem sosial dimana para individu mengisi peran-

peran mereka. Jadi sosiologi mempelajari orang dalam hubungan dengan

sesama manusia. Secara spesifik, sosiolog telah member sumbangan mereka

yang terbesar kepada perilaku organisasi melalui studi mereka terhadap

perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi yang formal dan

rumit. Beberapa bidang dalam perilaku organisasi yang menerima masukan

yang berharga dari para sosiolog adalah dinamika kelompok, desain tim

kerja, budaya organisasi, teori dan struktur organisasi formal, teknologi

organisasi, birokrasi, komunikasi, kekuasaan, konflik, dan perilaku antar

kelompok.

C. Psikologi Sosial

Psikologi sosial adalah suatu bidang di dalam psikologi, tetapi

memadukan konsep-konsep baik dari psikologi maupun dari sosiologi.

Psikologi sosial focus pada pengaruh orang yang satu dengan yang lain.

Salah satu bidang utama dari para psikolog sosial adalah perubaha-

bagaimana melaksanakannya dan bagaimana mengurangi penghalang

rehadap penerimaan baiknya. Para psikolog sosial menyumbangkan hal

penting pada bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap

meliputi: pola komunikasi, cara-cara di dalam kegiatan kelompok yang

53

dapat memuaskan kebutuhan manusaia, serta proses mengambil sebuah

keputusan dalam kelompok.

D. Antropologi

Pakar antropologi mempelajari masyarakat untuk mempelajari

mengenai manusia dan kegiatan mereka. Karya mereka mengenai budaya

dan lingkungan, misalnya, telah mebantu kita dalam memahami perbedaan

nilai fundamental, sikap, dan perilaku antara orang dalam negeri yang

berlainan serta dalam organisasi yang berlainan. Banayk dari pemahaman

menganai budaya organisasi, lingkungan organisasi, dan beda antara budaya

nasional merupakan hasil karya para pakar antropologi.

E. Ilmu Politik

Sumbangan ilmu politik penting dalam memahami perilaku dalam

organisasi. Ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan kelompok

dalam suatu lingkungan politik. Organisasi adalah entitas politik maksudnya

adalah jika kita harus mampu dengan akurat menjelaskan dan meramalkan

perilaku orang-orang dalam organisasi, maka kita perlu memasukkan

perspektif politis ke dalam analisis kita.

Perilaku organisasi sesungguhnya terbentuk dari perilaku individu

yang ada dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu sebagai mana telah

disinggung di atas pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan

meliputi atau menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu. Dengan

demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi

hanya terbatas pada dimensi internal dari suatu organisasi. Dalam kaitan ini

54

aspek yang menjadi unsur komponen atau sub sistem dari ilmu perilaku

organisasi antara lain adalah : motivasi, kepemimpinan, stress dan atau

konflik, pembinaan karier, masalah system imbalan, hubungan komunikasi,

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, produktivitas dan atau

kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengembangan

organisasi(organizational development), dan sebagainya.

Sementara itu aspek yang merupakan dimensi eksternal organisasi

seperti faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi,

kependudukan dan sebagainya, menjadi kajian dari ilmu manajemen

strategik (strategic management). Jadi, meskipun faktor eksternal ini juga

memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi

dalam mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam

konteks ilmu perilaku organisasi.

8.3 Ringkasan

Perilaku organisasi merupakan suatu ilmu terapan yang dibangun dari

sejumlah disiplin ilmu. Disiplin ilmu yang turut menyumbang keberhasilan

dalam membentuk perilaku Organisasi adalah Psikologi, Sosilogi, Psikologi

Sosial, Antropologi, dan Ilmu Politik. Jika masing-masing disiplin ilmu itu

dilakukan dengan maksimal maka akan terbentuk pula perilaku organisasi yang

baik

55

Kesimpulan

Organization a word that taken from greek, means the appliances. A lot of

theory has been created by the experts, so we try to conclude it. Organization is a

cooperation between individuals to achieve some goals together.

Can be conclude that the system emphasize regularity to keep this system

stability and also called the classic system or traditional system. Max weber called

them ideal types from some organization. Some ideal types are the organization try to

be what they must become.

56

A good organization must have a principle to be its basic. The most important

things that the organization must have is coordination, team work, the sme goals to

reach and delegation of power.

In organization there are a lot of type of organization that devide according to

how many people who lead it and the members. Based on the structre of the

outgoing’s of leader, based on personal relation each numbers, purpose, functions, the

side who used the benefit, the produce’s sturcture, functional structure and also the

hybrid (mix type between the two types above).

The organization structure are the unit worker array in an organization. The

organization structure showed there are many work division with the function.

Organization structure showed clearly detachment activity between one with the other

and how the activity relation and the function are borderlined. The organization

structure the one with the other had the differences. This thing cause that difference

within authority and responsibility, and also there are related between occupation and

international, employee factor, and physic factor. The organization structure allowed

it become many kind like matriks structure, simple structure, bureucracy, etc.

The depvelopment organization principle is some methods that used to charge

the public perception and the organization become more responsive with their

environment, but the application become many rejected that because the secure

factor, economic, pschycologic and the culture there’s some factor that cause

development.Organization invorce, the external factor and also internal factors. Those

factors hope could help the organization development untill the public and the

organization

57

Organization behaviour is a study that learn how to conduct individual level,

group and organization as well as their impact on perfromances. The function from

learning this study is to understand the factor that influences between members in it.

And to make the organization work more efficient and effectively.

The organization manner are an application science from some dicipline

science. The dicipline science that partake tha succide to make the organization

manner are pschicologic, sociologic, social pschicologic, anthropologic and political

science. If each a dicipline science to do with all out that would also formed good

organization manner.

DAFTAR PUSTAKA

Barnard, I.C. 1938. The Functions of the Executive Cambridge. Massachusetts: Oxford University Press London.Bellone, C.J. 1980. Organization Theory And The New Public Administration.Boston: Allyn And Bacon, Inc.Berman, E.M. 2006. Performance and Productivity in Public and Non ProfitOrganization. New York: Me Sharpe.Denhard, R. 1984. Theories of Public Organization. California: Brooks/ColePublishing Co.Harmon, Michael M. and May, Richard T. 1986. Organization Theory for Public Administration. Toronto: Little, Brown and Company.Jr, R. Schermerhorn. 1996. Management and Organization behavior. USA: John Wiley & Sons.

58

Steward, D.W. and Garson, G.D. 1983. Organization Behaviour and Public Management. New York: Marcel Dekker, Inc.Weber, Max. 1947. The Theory of Social and Economic Organization. London: Collier Macmillan Publisher.

Web terkait :Viewed March 15th, http://en.wikipedia.org/wiki/OrganizationViewed March 15th, www.referenceforbusiness.com/managemen t/Ob-Or/Organizational-Behavior Viewed March 16th, www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedViewed March 16th, www.budpar.go.idViewed March 17th, http://oxforddictionaries.comViewed March 18th, http://wadsworthmedia.com Viewed March 20th, http://managementhelp.org/org_chng/org_chng.htmViewed March 21st, http://dana.ucc.nau.edu/resources/era/social_systems/barnard.doc

LAMPIRAN

Undang – Undang yang Mengatur Organisasi

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1985

Tentang

ORGANISASI KEMASYARAKATAN

Menimbang :

59

2.4 bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh

masyarakat Indonesia, kemerdekaan Warganegara Republik Indonesia untuk

berserikat atau berorganisasi dan kemerdekaan untuk memeluk agamanya

dan kepercayaannya masing-masing dijamin oleh Undang-Undang Dasar

1945.

2.5 bahwa pembangunan nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a

memerlukan upaya untuk terus meningkatkan keikutsertaan secara aktif

seluruh lapisan masyarakat Indonesia serta upaya untuk memantapkan

kesadaran kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945.

2.6 bahwa Organisasi Kemasyarakatan sebagai sarana untuk menyalurkan

pendapat dan pikiran bagi anggota masyarakat Warganegara Republik

Indonesia, mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan

masyarakat Pancasila berdasarkan Undang- Undang Dasar 1945 dalam

rangka menjamin pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa, menjamin

keberhasilan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, dan

sekaligus menjamin tercapainya tujuan nasional.

2.7 bahwa mengingat pentingnya peranan Organisasi Kemasyarakatan

sebagaimana dimaksud dalam huruf c, dan sejalan pula dengan usaha

pemantapan penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka menjamin

60

kelestarian Pancasila, maka Organisasi Kemasyarakatan perlu menjadikan

Pancasila sebagai satu-satunya asas.

2.8 bahwa berhubung dengan hal-hal tersebut di atas, maka dalam rangka

meningkatan peranan Organisasi Kemasyarakatan dalam pembangunan

nasional, dipandang perlu untuk menetapkan pengaturannya dalam Undang-

undang.

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar

1945.

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

Nomor II/MPR/1983 tentang Garis – Garis Besar Haluan Negara:

UNDANG-UNDANG TENTANG ORGANISASI

KEMASYARAKATAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan Organisasi Kemasyarakatan adalah

organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia

61

secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperanserta dalam

pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Organisasi Kemasyarakatan berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asas.

(2) Asas sebagahnana dimaksud dalam ayat (1) adalah asas dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pasal 3

Organisasi Kemasyarakatan menetapkan tujuan masing-masing sesuai dengan sifat

kekhususannya dalun rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

62