repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/e. ova... · i...

180
PENGARUH PENGAMALAN TAREKAT SYADZILIYAH TERHADAP KESALEHAN SPIRITUAL SANTRI PESANTREN CIDAHU PANDEGLANG BANTEN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: E. Ova Siti Sofwatul Ummah NIM. 1112033100049 JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: vuongcong

Post on 05-Feb-2018

307 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

PENGARUH PENGAMALAN TAREKAT SYADZILIYAH

TERHADAP KESALEHAN SPIRITUAL SANTRI PESANTREN CIDAHU

PANDEGLANG BANTEN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

E. Ova Siti Sofwatul Ummah

NIM. 1112033100049

JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

i

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah

Terhadap Kesalehan Spiritual Santri Pesantren Cidahu Pandeglang Banten.”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tata cara pengamalan Tarekat

Syadziliyah dan pengaruhnya terhadap kesalehan spiritual santri Pesantren Cidahu

Pandeglang Banten yang dikenalkan dan dikembangkan oleh Abuya Dimyathi.

Penelitian ini perlu dilakukan karena Tarekat Syadziliyah yang

berkembang di Pesantren Cidahu Pandeglang Banten merupakan Tarekat yang

banyak diikuti oleh santri, masyarakat Pandeglang dan sekitarnya, masyarakat di

luar Pandeglang, hingga masyarakat luar Pulau Jawa yang datang dari berbagai

profesi dan kalangan. Lautan manusia berkumpul setiap bulan Maulid di

penghujung bulan, bertujuan untuk ijazah Tarekat Syadziliyah yang memang

dilaksanakan satu tahun sekali di Pesantren tersebut. Hal demikian terjadi karena

Tarekat Syadziliyah yang dikembangkan oleh Abuya Dimyathi mudah untuk

dilaksanakan oleh semua kalangan dan sebagaimana yang diajarkan oleh

pencetusnya yaitu Syaikh Al-Syadzili untuk tidak memeninggalkan kehidupan

dunia.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif

dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara, dan studi pustaka (library

research). Penelitian yang dilakukan pada Januari hingga Juli 2017 melibatkan

penerus mursyid Tarekat Syadziliyah Cidahu Pandeglang yang biasa disebut

dengan badal, santri putra, dan santri putri Pondok Pesantren Cidahu.

Penulis membatasi penelitian ini cukup pada wilayah kesalehan

spiritual santri Pesantren Cidahu yang sudah berbaiat Tarekat Syadziliyah.

Kesalehan spiritual yang dimaksud adalah ibadah yang ditujukan untuk diri

sendiri dan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt. semata. Maka penelitian

ini memuat rumusan masalah seperti, bagaimana amalan Tarekat Syadziliyah

yang diajarkan oleh Abuya Dimyathi? serta bagaimana pengaruh pengamalan

Tarekat Syadziliyah terhadap kesalehan spiritual santri Pesantren Cidahu?

Hasil dari penelitian ini, menemukan bahwa, tata cara pengamalan

Tarekat Syadziliyah adalah dengan mengamalkan istighfar, salawat ummi, kalimat

tauhid sebanyak 100 kali, do’a khusus dalam Tarekat Syadziliyah, dan wasilah

kepada Rasulullah Saw. hingga mursyid terakhir yang mengijazahkan, diamalkan

pada setiap ba’da waktu shalat maghrib dan subuh dengan fardiyah atau

berjama’ah. Selain itu, temuan dari hasil penelitian ini adalah bahwa Tarekat

Syadziliyah memberikan dampak atau pengaruh yang berbeda antara santri putri

dan santri putra. Dimana santri putri merasakan perubahan kesalehan spiritualnya,

karena mengamalkan Tarekat Syadziliyah setelah berbaiat adalah sebuah

keharusan sepanjang hidup dan dengan demikian wirid Tarekat Syadziliyah

menjadi pegangan amaliyah sepanjang hayat yang dapat mengantarkan pengamal

tersebut lebih dekat dengan Allah Swt. Sedangkan santri putra menganggap

bahwa kesalehan spiritual adalah bukan hanya dihasilkan dari pengamalan satu

tarekat atau wirid saja, melainkan pengamalan wirid dan zikir yang lain pun

memberikan pengaruh terhadap kesalehan spiritual santri putra di Pesantren

Cidahu Pandeglang Banten.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Tuhan semesta alam,

Tuhan yang maha pengasih di alam dunia dan Tuhan yang maha penyayang di

alam akhirat kelak. Tuhan yang selalu memberikan karunia dan nikmat kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salawat dan

salam selalu tercurah kepada Rasulullah Saw., kepada keluarganya, sahabat-

sahabatnya, dan kita sebagai ummatnya yang menanti pertolongannya di akhirat

nanti. Amin.

Penulis ucapkan syukur kepada Allah Swt. atas selesainya penulisan dan

penyusunan skripsi yang berjudul ”PENGARUH PENGAMALAN TAREKAT

SYADZILIYAH TERHADAP KESALEHAN SPIRITUAL SANTRI

PESANTREN CIDAHU PANDEGLANG BANTEN” sebagai tugas akhir

akademis pada Jurusan Aqidah Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah berkat bantuan,

bimbingan, dan dukungan berbagai pihak. Karena itu perkenankanlah penulis

untuk menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam dan khusus kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA dan

Dekan Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. Masri Mansoer, MA

2. Prof. Dr. Zainun Kamal Fakih, M.A dan Hanafi, M.Ag selaku dosen

pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktunya di tengah

kesibukan dan aktifitas padatnya untuk membimbing dan mengarahkan

penulis demi perbaikan dan hasil skripsi yang mendekati sempurna.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

iii

3. Dra. Tien rohmatin, M.A, sekalu ketua Prodi Aqidah dan Filsafat Islam .

dan Dr. Abdul Hakim Wahid, MA selaku Prodi Jurusan Aqidah dan

Filsafat Islam.

4. Din Wahid, M.A Ph.D, selaku dosen penasihat akademik saya yang selalu

berkenan ditemui ketika penulis menemukan kesulitan selama perkuliahan

dan berkenan membimbing dalam penulisan proposal skripsi penulis.

5. Jajaran Dekanat fakultas Ushuluddin dan khusus kepada seluruh Dosen

Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam yang senantiasa ikhlas memberikan

perkuliahan dan membimbing selama penulis belajar di Jurusan Aqidah

Filsafat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepada Dr. Wiwi Siti Sajaroh, MA dan Kusen, Ph.D yang dengan tangan

terbuka bersedia untuk berdiskusi bersama penulis mengenai hal-hal yang

belum dipahami oleh penulis. Bu, Pak, terimakasih diskusi-diskusi

hangatnya.

7. Kepada almagfurlah almarhum Bapak tercinta dan tersayang H. Tb.

Ahmad Zidni Ma’ani di surga firdaus sana yang berhasil menularkan api

semangatnya kepada saya dan selalu menjadi alasan untuk bangkit di

setiap rapuh yang menerjang. Dan kepada Mamah Eneng Romdon Farihah

yang cinta dan kasih sayangnya tak pernah padam dan selalu

mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir. Semoga

Allah ridho atas segala amaliyah mamah, serta tak lupa kepada Nenek Hj.

Humaedah yang selalu bertanya dan menanti cucunya mengenakan toga,

semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan umur panjang.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

iv

8. Bapak Nur Hafidz, MA, bapak non biologis saya yang senantiasa berkenan

diganggu untuk sekedar mendengarkan keluh kesah penulis selama

penyusunan skripsi.

9. Kepada Ceceu Ervi siti Zahroh dan Kakak Ahmad Shofi Azzaki yang

pernah memberikan nasihat bahwa skripsi yang bagus adalah skripsi yang

selesai. Terimakasih atas segala nasihat dan petuahnya. Juga kepada Ceceu

Ima Siti Madihah dan Kakak Aziz Jazuli yang selalu berkenan direpotkan

untuk meminjamkan dan membelikan buku-buku referensi penulis.

Kepada A Asep, Neng Ana, dan Ayuy, adik-adik yang sedang ditempa di

Pondok Pesantren, ngeselin tapi ngangenin kalau di rumah ga ada trio

kwek-kwek itu, yang rajin ya belajarnya, masa depan di tangan mu untuk

meneruskan perjuangan. Tak lupa kepada Kak Khafif Sirojudin yang rajin

menemani ngopi bermartabat dan jalan-jalan bermartabatnya, terimakasih

kopi, buku, dan kisah-kisah kuno dimasa kuliah dulu, inspiring! Juga

kepada ketiga keponakan penulis, Rt. Jatiayu Labibah sering bertanya “ate

pa kapan wisuda kaya bunda?,” Rt. Zidna Falaha Bariza yang selalu salah

menyebutkan nama saya, dan Aghnina Ruqayah ‘Asyabillah yang baru

bisa teriak-teriak dan selalu membuat rindu. Semoga kalian menjadi

perempuan tangguh dan bermanfaat untuk agama, negara, dan bangsa.

10. Kepada Abuya Muhtadi yang bersedia ditemui dan berbagi banyak hal

soal ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Juga kepada santri-santri Pesantren

Cidahu yang berkenan diwawancarai tentang berbagai hal soal penelitian

disela-sela aktifitas di pesantren yang padat merayap.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

v

11. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Aqidah Filsafat angkatan 2012

yang selalu membuat rindu dengan diskusi-diskusi selama masa

perkuliahan.

12. Keluarga besar Piramida Circle Jakarta, walaupun kita sudah lama tidak

bersua, tapi tahun tahun pertama bersama kalian adalah waktu yang luar

biasa.

13. Kepada Kabinet DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, good job!

Dan terimakasih untuk segala cerita dan pengalamannya selama satu tahun

kemarin.

14. Kepada Niha, adik kecil yang dewasa sebelum waktunya dan terimakasih

untuk bahu yang selalu siap sedia untuk dengerin keluh kesah. Kepada Eka

yang mau direpotin kalau nginep dikosan. Nirma, Abun, Gunawan,

Khotib, Irfan yang rajin nemenin ngopi, tetep keep in touch sampai

selamanya ya!

15. Keluarga besar PMII KOMFUSPERTUM yang tak henti berkarya dan

mengabdi untuk kemajuan agama, bangsa, dan negara. Juga kepada adik-

adik jelita di KOPRI KOMFUSPERTUM, terimakasih sudah selalu

bersedia menjadi penggerak diskusi di senja hari dan menjadi alasan

penulis bertahan menempa kalian. karena menjadi pintar dan banyak tau

saja tidak cukup. Jalan kalian masih panjang dan panjang umur

perjuangan!.

16. Kepada Farisha yang baik untuk bantu terjemah beberapa lembar

refernensi sampai tengah malam.

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

vi

17. Kepada Baity Jannaty yang sudah melanjutkan perjalanan ataupun yang

masih mengejar cita-cita, terimakasih, kalian seru!

18. Kepada special one yang masih dirahasiakan identitasnya, terimakasih

selalu menjadi pendengar yang baik dan ribut-ribut kecil yang akan selalu

menjadi kenangan, juga api-api semangat yang selalu berbeda cara untuk

menyampaikannya. Semoga segera mendapat hidayah untuk penyelesaian

studi tingkat akhirnya, juga selalu diberi kemudahan dan kelancaran

meraih mimpi-mimpinya.

19. Kepada A Feri, yang bersedia menemani pulang dan pergi ketempat

penelitian sampai-sampai rela mengorbankan aktifitas di liburan

kuliahnya. Kak Ateng yang bersedia menemani sampai larut malam di

tempat penelitian. Juga Farhan yang bersedia sampai malam mengantarkan

ke tempat penelitian.

20. Kepada Tim Ziarah Nusantara: Mbah Ari Agus, Kak Deri, Kak Tirta, dan

Kak Anhari, Syamsul dan Suci yang rajin ngajak ziarah dan pengajian, dan

jalan-jalan serta rujakan. Semoga kita semua senantiasa selalu berada

dalam keberkahan dan Lindungan Allah Swt. Amin. Oia, satu lagi, yang

rajin ngajak latihan Silat Pagar Nusa dan keliling-keliling galeri pameran

keris Nusantara dan kebudayaan Nusantara lainnya.

21. Kepada Kak Kiki, teman baru dari Sokka Gakai Indonesia yang rajin

memberi semangat dan do’a menurut keyakinan agamanya untuk

kelancaran skripsi penulis.

22. Kepada Abang Selamet Widodo, wartawan keren yang rela kurang

istirahat demi segala deadline dan kepada M. Nur Azami sahabat lama

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

vii

yang tiba-tiba menyeret penulis ke lubang perjuangan kembali. Dua orang

ini patner keren dan selalu tangguh disetiap medan juang. Semoga niat

baik kita membuahkan hasil yang baik pula.

23. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

diatas lembaran putih ini, namun tidak akan mengurangi rasa terimakasih

saya kepada semua pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak kekurangan, olehkarenanya kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Adapaun segala kekurangan dan

kesalahan pada skripsi ini menjadi penanggungjawab penulis. Harapan

penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dan

bermanfaat untuk perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Ciputat, 11 Oktober 2017

(E. Ova Siti Sofwatul Ummah)

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................

B. Tinjauan Pustaka ............................................................................

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................

E. Metodologi Penelitian ....................................................................

1. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................

2. Metode Penelitian ....................................................................

3. Instrumen Penelitian ................................................................

4. Teknik Analisis Data ...............................................................

F. Data Primer dan Data Sekunder ....................................................

G. Sistematika Penulisan ....................................................................

BAB II PENGERTIAN TAREKAT DAN KESALEHAN SPIRITUAL

A. Tarekat ...........................................................................................

a. Pengertian Tarekat ...................................................................

b. Tujuan Tarekat .........................................................................

c. Jenis-jenis Tarekat ...................................................................

d. Ajaran Pokok Tarekat ..............................................................

e. Pandangan Hidup Pendiri Tarekat Syadziliyah .......................

i

ii

viii

xi

1

9

11

11

12

12

12

12

13

13

13

16

16

16

19

20

22

22

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

ix

f. Pokok-pokok Ajaran Tarekat Syadziliyah ...............................

g. Cabang-cabang Tarekat Syadziliyah........................................

B. Kesalehan Spiritual ........................................................................

a. Pengertian Kesalehan ...............................................................

b. Pengertian Spiritual .................................................................

c. Hubungan Tarekat dengan Kesalehan Spiritual ......................

d. Kriteria Kesalehan Spiritual dalam Tarekat Syadziliyah ........

BAB III SEJARAH TAREKAT SYADZILIYAH

A. Biografi Pendiri dan Sejarah Tarekat Syazdiliyah .........................

B. Pendidikan Al-Syadzili ..................................................................

C. Konsep dan Ajaran Tarekat Syadziliyah .......................................

D. Tata Cara Tarekat Syadziliyah .......................................................

E. Penyebaran Tarekat Syadziliyah Di Indonesia ..............................

F. Penyebaran Tarekat Syadziliyah di Pandeglang ............................

G. Abuya Dimyathi: Biografi, Tradisi Sufi dan Karya-karyanya .......

a. Biografi Abuya Dimyathi ........................................................

b. Sanad Keilmuan Abuya Dimyathi ...........................................

c. Kesufian Abuya Dimyathi .......................................................

d. Prinsip-prinsip Tarekat Syadziliyah Abuya Dimyathi .............

e. Karya-karya Abuya Dimyathi ..................................................

f. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................

BAB IV PENGARUH PENGAMALAN TAREKAT SYADZILIYAH

TERHADAP KESALEHAN SPIRITUAL SANTRI PESANTREN

CIDAHU PANDEGLANG BANTEN

A. Praktik Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu Pandeglang ......

26

28

28

28

29

29

31

33

33

35

38

50

52

52

53

53

61

77

80

83

84

87

88

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

x

B. Deskripsi Pengaruh tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Spiritual Santri Pesantren Cidahu ..................................................

a. Deskripsi Kondisi Santri Pengamal tarekat Syadziliyah Pra

Baiat .........................................................................................

b. Deskripsi Kondisi Santri Pengamal tarekat Syadziliyah Pasca

Baiat .........................................................................................

1. Pengaruh Pengamalan Istighfar .........................................

2. Pengaruh Pengamalan Shalawat Ummi .............................

3. Pengaruh Pengamalan Kalimah Tauhid .............................

4. Pengaruh Pengamalan Do’a ..............................................

5. Pengaruh Pengamalan Wasilah dan Rabithah ...................

C. Analisa Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Spiritual Santri Pesantren Cidahu Pandeglang ..............................

a. Pengaruh Dikalangan Santri Putra ...........................................

b. Pengaruh Dikalangan Santri Putri ...........................................

c. Pengaruh Positif .......................................................................

d. Pengaruh Negatif .....................................................................

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ....................................................................................

B. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

96

96

103

106

109

112

113

114

116

116

118

120

121

122

122

122

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI HURUF ARAB LATIN

Skripsi ini menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi” yang terdapat

dalam Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2012/2013.

No. Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا 1

B Be ب 2

T Te ت 3

Ts te dan es ث 4

J Je ج 5

H ha dan garis bawah ح 6

Kh ka dan ha خ 7

D De د 8

Dz de dan zet ذ 9

R Er ر 10

Z Zet ز 11

S Es س 12

Sy es dan ye ش 13

S es dengan garis di bawah ص 14

D de dengan garis dibawah ض 15

T te dengan garis dibawah ط 16

Z zet dengan garis dibawah ظ 17

Koma terbalik di ta hadap kanan ‘ ع 18

Gh ge dan ha غ 19

F Ef ف 20

Q Ki ق 21

K Ka ك 22

L El ل 23

M Em م 24

N En ن 25

W We و 26

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

xii

H Ha ه 27

Apostrof ‘ ء 28

Y Ye ي 29

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri

dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

Unuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

No Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

1 A Fathah

2 I Kasrah

3 U Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

No Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

Ai Fathah __ ى 1

Au Kasrah __ و 2

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

No Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

 a dengan topi ا 1

diatas

Î i dengan topi diatas ئ 2

Û u dengan topi di ؤ

atas

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

xiii

Kata Sandang

Kata yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال

dialihaksarakan menjadi hururf /I/, baik diikuti oleh huruf syamsiyyah, maupun

huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl, al-dîwân bukan aḍ-ḋîwân.

Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab yang dilambangkan

dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الض رورة tidak

ditulis ad-ḏarûrah, melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 dibawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) lihat contoh 2. Namun jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti

kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat

contoh 3).

Contoh:

No. Kata Arab Transliterasi

Ṯarîqah طريقة 1

al-jâmi’âh al-Islâmiyyah الجمعة االسالمي ة

waẖdat al-wujûd وحدة الوجود

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

xiv

Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab hurf kapital dikenal, dalam alihaksara

ini huruf kapital ini juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku

dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk

menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri,

dan lain-lain. Penting diperhtikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang,

maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî, bukan Abû

Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberap ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih

aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak

tebal (bold). Jika menurut EYD. Judul ini ditulis dengan cetak miring, maka

demikianlah halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari

Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya

berasal dari bahasa Arab. misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd

al-Samad al-Palimbânî, Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîr.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sufisme1dan tarekat2 merupakan praktik keagamaan yang cukup populer

Indonesia. Bahkan, belakangan ini kecenderungan sufistik telah menjangkau

kehidupan masyarakat kelas menengah sampai masyarakat kelas atas (elite)

dengan angka pertumbuhan yang cukup signifikan terutama di daerah

perkotaan. Tampaknya gejala gaya hidup ala sufistik mulai digandrungi

sebagian orang yang selama ini dianggap bertentangan dengan kondisi dan

gaya hidup mereka (perkotaan). Gejala ini bisa jadi sebagai bentuk

pemenuhan unsur spiritual yang belum juga terpenuhi oleh ibadah rutin.3

Kata tarekat berasal dari bahasa Arab yaitu tarîqah dengan akar kata

taraqa-yatruqu-turûq, bentuk jamaknya al-ṯuruq,4 secara bahasa berarti jalan,

tempat atau metode. Dalam tradisi tasawuf, istilah tarekat hanya dipakai

dengan pengertian jalan yang lurus sampai abad ke- 11 M/5H yang dipakai

oleh setiap calon sufi untuk mencapai tujuannya, yaitu berada sedekat

1 Sufisme adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan

akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi.

2 Tarekat adalah cara atau metode untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merupakan

praktik tasawuf yang terorganisir dan terlembaga, umumnya nama sebuah tarekat selalu

dinisbatkan kepada pendiri dari gerakan tarekat tersebut. Tarekat mempunyai Syeikh, upacara

ritual dan bentuk zikir sendiri. 3 Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat: Studi Pemikiran dan Pengamalan Sufi, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2013), h. 183

4 Pencarian taraqa, Syauqi Dhaif, Al-Mu’jâm Al-WasÎt, (Mesir: Maktabah Shurouq ad-

Dauliyyah, tt), h. 582

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

2

mungkin dengan Allah atau dengan kata lain berada di hadirat-Nya tanpa

dibatasi oleh dinding atau hijab.5

Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi

atau aspek spiritualitas. Spiritualitas ini dapat mengambil bentuk yang

beraneka ragam di dalamnya. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawuf lebih

menekankan pada aspek rohaninya ketimbang aspek jasmaninya. Dalam

kaitannya dengan kehidupan, ia lebih menekankan kehidupan akhirat

ketimbang dengan kehidupan dunia fana. Sedangkan dalam kaitannya dengan

pemahaman keagamaan ia lebih menekankan aspek esoterik ketimbang

eksoterik, lebih menekankan penafsiran batiniah ketimbang penafsiran

lahiriah. Dan hal tersebut merupakan kajian spesifik dari tarekat.

Para sufi mempercayai keutamaan rûh ketimbang badan, dan lebih

mempercayai dunia spiritual ketimbang dunia material. Secara ontologis

mereka percaya bahwa dunia spiritual lebih hakiki dan ril dibanding dengan

dunia jasmani. Bahkan sebab terakhir dari segala yang ada ini, yang

merupakan sumber kehidupan spiritual berasal dari Tuhan. Bukan seperti yang

disangkakan kaum materialis bahwa yang ril adalah yang bersifat material.

Begitu nyata status ontologis Tuhan yang spiritual tersebut, sehingga para sufi

berkeyakinan bahwa Dialah satu-satunya Realitas Sejati; Dialah “asal” dan

sekaligus “tempat kembali,” alpha dan omega. Hanya kepada-Nya para sufi

5 Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat: Studi Pemikiran dan Pengamalan Sufi, h. 184

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

3

mengorientasikan jiwa mereka, karena Dialah buah kerinduan mereka, dan

kepada-Nya mereka akan berpulang untuk selama-lamanya.6

Manusia memiliki dua rumah, satu rumah jasadnya, yaitu dunia rendah ini,

yang lain rumah ruhnya, yaitu alam yang tinggi. Tetapi karena hakikat

manusia terletak pada ruhnya, maka manusia merasa terasing di dunia ini,

karena alam ruhanilah tempat ruh atau jiwa manusia yang sesungguhnya.

Perasaan terasing inilah yang kemudian memicu sebuah “pencarian mistik”

(mystical quest) dari seorang manusia, dan dengan itu pula manusia memulai

perjalanan spiritualnya menuju Tuhan. Inilah yang disebut sebagai “tarekat”

(ṯarîqah). Namun karena Tuhan sebagai “tujuan akhir” perjalanan manusia

yang bersifat rohani, maka manusia harus berjuang menembus rintangan-

rintangan materi agar ruhnya menjadi suci.7

Dari keyakinan ini muncullah cara hidup spiritual yang pada prinsipnya

bertujuan pada “pendekatan” dengan “sumber” dan “tujuan” hidupnya yaitu

Tuhan. Cara hidup spiritual ini bisa mengambil bentuk menyebut-nyebut nama

Tuhan, atau dikenal dengan istilah “zikir”. Zikir yang dipraktikkan seorang

sufi dengan tujuan memenuhi jiwanya dengan nama-nama (asmâ’) Tuhan,

sehingga dapat merasakan kehadiran dan kedekatannya. Selain zikir dengan

menyebut nama Tuhan, ada juga praktik lain dalam bentuk merenungkan dan

berulang-ulang membaca firman-Nya dengan penuh kecintaan. Tujuan dari

merenungkan dan berulang-ulang membaca firman-Nya agar dengan begitu

seorang Sufi memahami ”kehendak” Tuhan dan menghayati “hikmah” dan

6 Mulyadi Kartanegara, Filsafat Etika, dan Tasawuf, (Jakarta: Ushul Press, 2009), h. 90-

92 7 Mulyadi Kartanegara, Filsafat Etika, dan Tasawuf, h. 92

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

4

‘ibrah yang terkandung di dalamya. Selain itu, bentuk lain mendekatkan diri

kepada Tuhan yaitu “bersendiri dengan Tuhan” (tahannus) di tengah malam

buta, ketika yang lain sedang tidur lelap, atau apa yang kita kenal dengan

sebutan “qiyâm al-lail”, sehingga dengan demikian tercapai hubungan intim

dan personal dengan Tuhan. Muncullah dari sini buah hubungan dalam bentuk

“munâjât” atau “lamâhât”, yakni lintasan-lintasan cahaya ilahi. Tentu saja,

untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan jalan-jalan yang sudah

disebutkan di atas, para sufi memerlukan jalan, bukan hanya sekedar jalan

biasa, tetapi disini ialah jalan spiritualitas yang disebut dengan istilah tarekat

(ṯarîqâh). Selain tarekat sering juga digunakan dengan kata sulûk yang artinya

juga jalan spiritual, dan orang-orangnya disebut salÎk. Tetapi kata tarekat juga

dipakai untuk merujuk sebuah kelompok persaudaraan atau ordo spiritual

yang biasanya didirikan oleh seorang Sufi besar seperti ‘Abd al-Qadîr al-

Jîlani, Syadzili, Jalal al-Dîn Rumi, dan lain-lain. Nama tarekat tersebut

biasanya disnisbatkan dengan nama-nama pendirinya, atau julukan yang

diberikan oleh para pengikutnya. Karena itu kita mengenal tarekat Qadariyah,

Syadziliyah, atau Mawlâwiyah.8

Sebagai jalan spiritual, tarekat ditempuh oleh para sufi9 atau zahid10 di

sepanjang zaman. Setiap orang yang menempuhnya mungkin mempunyai

pengalaman yang berbeda-beda, sekalipun tujuannya adalah sama, yaitu

menuju Tuhan, mendekati Tuhan atau bersatu dengan-Nya, baik dalam arti

8 Mulyadi Kartanegara, Filsafat Etika, dan Tasawuf, h. 93

9 Sufi adalah seseorang yang disucikan, dalam arti, ialah mereka yang dengan tertib dan

disiplin berzikir atau usaha mendekatkan diri kepada Allah Swt. melalui jalan lain selain berzikir,

seperti mengasingkan diri dari keramaian, dan lain-lain

10 Zahid adalah orang yang menjauhkan diri dari kemewahan

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

5

majazi atau hakiki, dalam apa yang disebut sebagai kesatuan mistik atau

ittihâd. Meskipun begitu para ahli sepakat untuk memilah-milah tahapan

perjalanan spiritual ini kedalam stasiun-stasiun (maqâmât) dan keadaan

(ahwâl). Perbedaan antara keduanya adalah, sementara maqâmât dicapai

melalui usaha yang sadar dan sistematis, ahwâl adalah keadaan jiwa (mental

states) yang datang secara spontan, sebagai hadiah dari Tuhan, dan umumnya

bersifat relatif cepat dan tidak bertahan lama.11

Berangkat dari permulaan munculnya gerakan-gerakan sufi angkatan awal

ini ternyata menjadi permulaan lahir dan berkembangnya gerakan sufi bukan

hanya di jazirah Arab, namun juga merambah ke Nusantara dengan corak dan

ṯariqâh yang sama dengan pendiri gerakan sufi.

Beberapa sumber primer yang kita punyai secara tegas mengemukakan

bahwa tarekat-tarekat mendapatkan pengikutnya, pertama-tama, di lingkungan

istana dan lama kemudian barulah merembes kalangan masyarakat awam.

Para penulis dan penyebar tarekat di Sumatera pada abad ke 17 M seperti

Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Al-Sumatrani bekerja di bawah lindungan

pihak kerajaan. Kronika berbahasa Jawa dari Cirebon dan Banten

menceritakan bagaimana pendiri dinasti raja sendiri mengunjungi Tanah Arab

dan berbai’at menjadi pengikut sejumlah tarekat (Syattariyah, Naqsabandiyah,

Kubrawiyah, Syadziliyah). Tarekat dipandang sebagai sumber kekuatan

spiritual, sekaligus melegitimasi dan mengukuhkan posisi raja. Jelaslah bahwa

11 Mulyadi Kartanegara, Filsafat Etika, dan Tasawuf, h. 107

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

6

para raja tidak berminat kepada upaya yang membuat kekuatan supernatural

yang sama dapat dimiliki oleh semua warga negara mereka.12

Di Nusantara, salah satu daerah yang dikenal kental dengan tradisi tasawuf

salah satunya adalah Kabupaten Pandeglang, Banten. Kabupaten Pandeglang

juga memiliki julukan kota sejuta santri. Hal tersebut karena banyaknya

lembaga pendidkan Islam seperti pesantren, madrasah, majlis taklim, dan

kobong13. Aktifitas keberagamaan di majlis taklim pada umumnya

beranggotakan masyarakat, umumnya kaum ibu yang juga menginduk ke

pesantren atau madrasah yang dipimpin oleh seorang kiai yang fokus

mendidik jamâ῾ah majlis taklim melalui pengajian pembacaan kitab klasik

(kitab kuning) atau kiai yang memiliki kapasitas sebagai seorang mufti atau

seorang mursyid tarekat.

Salah satu contoh aktifitas keberagaman masyarakat Kabupaten

Pandeglang adalah seperti di Kampung Cidahu, Desa Tanagara. Di kampung

tersebut ada sebuah pesantren yang dipimpin oleh seorang mufti/mursyid14

Tarekat Syadziliyah yaitu Abuya Dimyathi. Dari semenjak Abuya Dimyathi

menetap di Kampung Cidahu pada tahun 1963 M dan membuka pengajian

serta mengijazahkan Tarekat Syadziliyah dan tarekat lainnya untuk santri dan

masyarakat umum yang ingin berbai῾at. Rutinitas tersebut dilaksanakan

hingga ia wafat. Selepas wafatnya Abuya Dimyathi, kegiatan tersebut masih

12 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, (Bandung: Mizan,

1995), h. 197 13 Sebutan untuk pondok pesantren tradisional, kegiatan didalamnya adalah mengkaji

kitab-kitab klasik secara berkala yang diajarkan oleh seorang kiyai. 14 Mufti atau Mursyid dalam tarekat adalah sebutan untuk seorang guru pembimbing

dalam dunia tarekat, yang telah memperoleh izin atau ijazah dari guru mursyid diatasnya yang

terus bersambung sampai kepada guru mursyid pendiri tarekat yang menyambung sampai

Rasulullah Saw. untuk mentalqin zikir atau wirid tarekat kepada orang-orang yang datang meminta

bimbingannya.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

7

berlangsung dan dilanjutkan oleh putra-putrinya. Kegiatan pengajian di

pesantren untuk santri yang menetap dan masyarakat masih tetap berlanjut,

termasuk kegiatan ijazah Tarekat Syadziliyah yang dapat dilaksanakan kapan

saja, tergantung pada santri atau masyarakat yang datang untuk berbai’at.

Namun setelah wafatnya Abuya Dimyathi, kegiatan ijazah Tarekat

Syadziliyah itu dilaksanakan hanya satu tahun sekali, yaitu di setiap bulan

Maulid. Kegiatan rutin lainnya adalah penyelenggaraan istighâtsah kubrâ

yang dilaksanakan satu bulan sekali secara rutin. Kegiatan istighâtsah kubrâ

adalah kegiatan yang baru dirintis selepas wafatnya Abuya Dimyathi dan

didalam pelaksanaan kegiatan tersebut, ada serangkaian acara yang khusus

membacakan syair-syair dalam kitab kisah sahabat dalam perang badar yang

ditulis oleh Abuya Dimyathi.

Fenomena masyarakat, santri-santri Pesantren Cidahu dan santri-santri

pesantren lain yang berdatangan berduyun-duyun dengan tujuan untuk bai῾at

atau ijazah Tarekat Syadziliyah pada bulan Maulid di Pesantren Cidahu yang

seketika berubah seperti lautan manusia, pada prinsipnya terjadi karena

Tarekat Syadziliyah adalah sebuah tarekat yang tidak menitik beratkan pada

praktek ῾uzlah, dan zuhûd atau mengasingkan diri dari dunia. Menurut Al-

Syadzili, zuhûd tidak melulu meninggalkan dunia dan meninggalkan profesi

yang sedang digeluti,15 lebih jauh lagi menurut Al-Syadzili meninggalkan

kehidupan dunia secara berlebihan akan menghilangkan perasaan syukur, dan

sebaliknya, memanfaatkan dunia secara berlebihan maka akan menimbulkan

kezaliman. Selanjutnya, ia senantiasa menganjurkan pengikutnya agar

15 Ensiklopedi Tasawuf (Bandung: Angkasa, 2008), h. 85

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

8

menggunakan nikmat Allah secukupnya baik dalam hal pakaian, makanan,

dan kendaraan, serta hal materil lainnya.16 Maka dari itu, orang-orang yang

ingin ijazah Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu, datang dari berbagai

kalangan dan profesi, hal tersebut terjadi karena tarekat ini mudah untuk

diamalkan dan cocok untuk semua tingkatan baik tingkat pemula dan tingkat

mahir, dalam arti, tingkat pemula, mereka yang baru mengenal apa itu tarekat

dan terpanggil hatinya untuk mengamalkan, dan tingkat mahir, adalah mereka

yang ingin memperkuat latihan spiritual serta menambah sanad tarekat, hizib,

atau wirid. Sehingga, mereka merasa bahwa tarekat ini adalah tarekat yang

cocok untuk diamalkan dan juga tidak ada aturan-aturan yang dianggap

memberatkan oleh para pengamalnya. Selain itu, kemasyhuran dari Abuya

Dimyathi yang dikenal sebagai ulama yang wara’ dan memiliki kualitas

keilmuan yang tinggi juga sebagai daya tarik dari Tarekat Syadziliyah ini, dan

pengamalan Tarekat Syadziliyah yang ringan, yaitu hanya dilaksanakan dua

kali dalam sehari, pada waktu sesudah shalat magrib dan shalat subuh,

ditambah dengan bilangan wiridnya yang relatif dapat dilaksanakan dalam

waktu singkat, juga wiridnya yang singkat, dan ada konsep keseimbangan

antara dunia dan akhirat bagi pengamal Tarekat ini, kesemuanya adalah daya

tarik dari Tarekat Syadziliyah itu sendiri.

Penulis tertarik untuk meneliti tentang Tarekat Syadziliyah di Pesantren

Cidahu Pandeglang Banten karena menurut penulis Tarekat Syadziliyah

disana memiliki corak yang unik, sebagaimana yang pernah diucapkan oleh

16 Sri Mulyati dan Wiwi Siti Sajaroh, Laporan Penelitian Kolektif Buku Ajar Tasawuf

Pasca Ibn’ Arabi, (Jakarta: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2006), h. 22

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

9

Abuya Dimyathi sebagai mursyid Tarekat Syadziliyah, bahwa tarekatnya

adalah ngaji. Hal tersebut dibuktikan, dengan komitmen untuk tidak pernah

meninggalkan pengajian yang diampunya, dan oleh karenanya Abuya

Dimyathi memiliki kharisma tersendiri sehingga menjadi daya tarik

masyarakat untuk berbaiat kepadanya, ditambah dengan posisinya sebagai

mursyid Tarekat Syadziliyah yang wiridnya ringan untuk dilaksanakan melalui

pembacaan zikir, salâwat, tahlîl, do’a dan wasilah, semakin membuat yakin

santri dan masyarakat bahwa antara mursyid dan tarekat yang diijazahkan

olehnya adalah meyakinkan. Selain menjadi media mendekatkan diri kepada

Allah Swt. juga tidak menghambat aktifitas yang berbaiat Tarekat

Syadziliyah. Atas latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menyusun

sebuah karya tulis dengan judul “Pengaruh Pengamalan Tarekat

Syadziliyah Terhadap Kesalehan Spiritual Santri Pesantren Cidahu

Pandeglang Banten”

B. Tinjauan Pustaka

Dari hasil tinjauan pustaka, penulis menemukan beberapa karya yang

membahas soal Tarekat Syadziliyah, diantaranya: Skripsi yang ditulis oleh

Sa’adatul Janah mengenai Tarekat Syadziliyah dan Hizibnya, skripsi tersebut

memaparkan mengenai pengertian hizib dalam Tarekat Syadziliyah, sejarah

singkat perkembangan Tarekat Syadziliyah dan variasi hizib-hizib dalam

Tarekat Syadziliyah.

Buku Jejak Spiritual Abuya Dhimyati, yang ditulis oleh Muhammad

Murtadho Hadi. Dalam buku tersebut dipaparkan mengenai riwayat hidup

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

10

Abuya Dimyathi sebagai mursyid Tarekat Syadziliyah di Kampung Cidahu,

Kabupaten Pandeglang. Buku ini juga memaparkan tentang riwayat

pendidikan, hingga gambaran besar tradisi sufi dari Abuya Dimyathi.

Buku Tiga Guru Sufi Tanah Jawa: Wejangan-wejangan Ruhani yang

ditulis oleh Muhammad Murtadho Hadi. Dalam buku ini, dijelaskan mengenai

wejangan-wejangan (pesan-pesan) dari Abuya Dimyathi soal kehidupan dan

cara hamba mendekatkan diri kepada Allah.

Buku Manaqib Abuya Cidahu: Pesona Langkah Di Dua Alam, ditulis oleh

H. Muhammad Murtadho. Dalam buku ini, membahas soal riwayat hidup

Abuya Dimyathi dimulai dari kelahiran hingga wafatnya. Ditambah,

didalamnya dituliskan riwayat pendidikan Abuya Dimyathi dari kecil hingga

ia menjadi mursyid Tarekat Syadziliyah. Selain itu, buku ini juga menuliskan

tentang karomah dan kelebihan baik ketika Abuya masih hidup hingga Abuya

wafat.

Tulisan-tulisan tersebut diatas menuliskan tentang hizib-hizib dan tradisi

Tarekat Syadziliyah yang diajarkan Abuya Dhimyati kepada santri dan

masyarakat umum di Kampung Cidahu Kabupaten Pandeglang. Maka

selanjutnya, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui lebih lanjut mengenai

pengaruh Tarekat Syadziliyah terhadap kesalehan spiritual bagi para jamâ῾ah

Tarekat Syadziliyah yang sudah berbai῾at, khususunya para santri di Pesantren

Cidahu yang sudah berbai῾at.

Dari tinjauan pustaka diatas, didapatkan literatur mengenai sejarah awal

perkembangan tarekat syadziliyah, hizib-hizibnya, pemikiran mengenai

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

11

tarekat oleh Abuya Dimyathi dan amaliyah lainnya. Namun, dari tinjauan

pustaka tersebut, belum ada yang meneliti dan menuliskan soal pengaruh

Tarekat Syadziliyah bagi kesalehan spiritual santri-santri Pesantren Cidahu

Pandeglang. Maka, penelitian ini bermaksud untuk menuliskan mengenai

pengaruh Tarekat Syadziliyah terhadap kesalehan spiritual santri-santri

Pesantren Cidahu Pandeglang.

C. Pembatasan dan Perumsan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis fokus pada penelitian pengaruh

pengamalan Tarekat Syadziliyah yang diajarkan oleh Abuya Dhimyati, seperti

pembacaan zikir, salâwat, tahlîl, do’a, dan tawassul/wasilah terhadap

kesalehan spiritual santri-santri Pesantren Cidahu Pandeglang Banten yang

sudah berbaiat Tarekat Syadziliyah. Melalui pembatasan ini, maka dapat

diformulasikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana amalan Tarekat Syadziliyah yang diajarkan oleh

Abuya Dhimyati kepada santri-santri Pesantren Cidahu

Pandeglang?

2. Bagaimana pengaruh Tarekat Syadziliyah yang diajarkan oleh

Abuya Dhimyati kepada santri-santri Pesantren Cidahu Pandeglang

terhadap kesalehan spiritual?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tradisi Tarekat Syadziliyah

seperti pengamalan wirid-wirid dalam Tarekat syadziliyah dan pengaruhnya

bagi kesalehan spiritual santri-santri Pesantren Cidahu Pandeglang yang

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

12

diajarkan dan dikembangkan oleh Abuya Dhimyati. Selain itu, penelitian ini

juga bertujuan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi strata satu

(S1) di Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam.

E. Metodologi Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pesantren Cidahu yang terletak di

Kampung Cidahu, Desa Tanagara, Kecamatan Cadasari Kabupaten

Pandeglang Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada Januari sampai

dengan Juli 2017.

2. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian

kulaitatif. Yaitu salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang

diamati, disajikan dalam bentuk kata-kata.17 Dan menggunakan teknik

pengumpulan data melalui wawancara, dan library research atau studi

pustaka.18

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen

wawancara berupa pertanyaan seputar data pribadi, keikutsertaan dalam

Tarekat Syadziliyah, pengamalan mengamalkan Tarekat Syadziliyah, dan

pengaruh Tarekat Syadziliyah bagi pengamal tarekat tersebut. Wawancara

tersebut dilakukan bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam

mengenai pengalaman yang dirasakan oleh santri-santri Pesantren Cidahu

yang telah berbai’at. Selanjutnya penulis melakukan studi pustaka atau

library research untuk mengkonfirmasi hasil temuan dilapangan dan teori-

teori seputar pengamalan Tarekat Syadziliyah.

17 Bogdan R dan Biklen S, Qualitative Research for Education, (Boston: MA Allyn and

Bacon, 1992), h. 21

18 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2014), h.

19

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

13

4. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis melalui dua

tahapan analisis data yaitu:

1. Penyajian data dalam bentuk penulisan sekumpulan informasi yang

didapat dan dituliskan dalam bentuk uraian yang mendalam, dan

2. Penarikan kesimpulan dengan cara memikir ulang selama

penulisan, dan meninjau ulang catatan lapangan.

F. Data Primer dan Sekunder

Data primer untuk penelitian ini adalah hasil wawancara dengan badal

Tarekat Syadziliyah, dan santri-santri. Sedangkan data sekunder penelitian ini

adalah adalah buku Manaqib Abuya Cidahu: Pesona Langkah Di Dua Alam,

kitabnya mengenai Tarekat Syadziliyah, yaitu Hidayatul Jalâliyah, buku Tiga

Guru Sufi Tanah Jawa, dan buku Spiriualitas Abuya Dimyathi, dan buku-buku

yang membahas tasawuf, tarekat, tarekat syadziliyah, jurnal-jurnal dan skripsi

yang menulis tentang Tarekat Syadziliyah.

G. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini menjadi sistematis, maka disusun rencana pembahasan

yang akan disajikan sebagai hasil dari penelitian ini:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai latar belakang

penulisan skripsi, rumusan dan pembatasan penelitian, tujuan penelitian,

hingga metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data

penulisan skripsi ini.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

14

Bab II Pengertian Tarekat dan Kesalehan Spiritual

Pada bab ini penulis memaparkan mengenai teori-teori seputar

pengertian mengenai tarekat, pengertian tarekat menurut para ahli, tujuan

dari tarekat itu sendiri, jenis, dan ajaran pokok tarekat. Pada sub bab

berikutnya, penulis akan memaparkan mengenai pengertian kesalehan dari

sumber yang penulis dan spiritual itu sendiri.

Bab III Sejarah Thariqah Syadziliyah

Pada bab III ini, penulis akan memaparkan mengenai sejarah Tarekat

Syadziliyah dimulai dari sejarah pendirinya, hingga perjalanan Tarekat

Syadziliyah itu sendiri sampai ke Pesantren Cidahu Pandeglang Banten

yang dikenalkan dan dikembangkan oleh Abuya Dimyathi.

Bab IV Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Spiritual Santri Pesantren Cidahu Pandeglang

Pada bab IV ini, penulis akan memaparkan hasil penelitian mengenai

pengaruh pengamalan Tarekat Syadziliyah terhadap kesalehan spiritual

santri Pesantren Cidahu Pandeglang Banten yaitu meliputi kondisi santri pra

ijazah atau baiat Tarekat Syadziliyah, proses ijazah atau baiat, hingga

kondisi mental state santri yang sudah ijazah atau baiat tarekat tersebut

selama bertahun-tahun. Selain itu, penulis juga akan memaparkan mengenai

pengaruh positif dan negatif hasil dari temuan penelitian yang penulis

lakukan.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

15

Bab V Penutup

Pada bab V ini, penulis akan memaparkan mengenai kesimpulan

yang penulis dapat dari hasil penelitian. Dan pada sub bab terakhir, penulis

akan memberikan saran dari hasil penelitian yang penulis lakukan.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

16

BAB II

PENGERTIAN TAREKAT DAN KESALEHAN SPIRITUAL

A. Tarekat

a. Pengertian Tarekat

Tarekat berasal dari kata bahasa Arab yaitu tarîqah dengan akar kata

taraqa-yatruqu-turûq, bentuk jamaknya al-ṯuruq.1 Secara etimologi,

tarekat berarti; jalan, cara (al-kaifiyâh), metode, sistem (al-uslûb),

madzhab, aliran haluan (al-madzhab), keadaan (al-hâlah), pohon kurma

yang tinggi (al-nakhlah al-tawîlah), tiang tempat berteduh, tongkat payung

(‘amud al-mizallah), yang mulia, terkemuka dari kaum (syarîf al-qaum),

dan goresan atau garis pada sesuatu (al-khaṯṯ fî al-syay’).2

Secara terminologi, kata tarekat ditemukan dalam berbagai definisi

diantaranya menurut Annamari Schimmel, tarekat adalah “jalan” yang

ditempuh para sufi, dan digambarkan sebagai sebagai jalan yang

berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut syâr’ sedangkan anak

jalan disebut ṯarîq. Kata turunan ini menunjukkan bahwa menurut

anggapan para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama

yang terdiri atas hukum ilahi, tempat berpijak bagi setiap muslim. Tak

mungkin ada jalan tanpa adanya jalan utama tempat ia berpangkal.

1 Pencarian kata taraqa, Syauqi Dhaif, Al-Mu’jam Al-Wasit, (Mesir: Maktabah Shurouq

ad-Dauliyyah, tt), h. 582 2 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 305 dikutip dari

Luis Makluf, Al-Munjid fi Al-Lughat wa Al-A’lam, beirut: Daar Al-Masyiq, 1986, h. 465

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

17

Pengalaman mistik tidak mungkin didapat apabila perintah syariat yang

mengikat tidak ditaati terlebih dahulu dengan seksama.3

Abu Bakar Aceh mendefinisikan tarekat adalah jalan, petunjuk dalam

melaksanakan ibadah sebuah ajaran yang ditentukan Rasul Muhammad

Saw. dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi῾în, turun temurun sampai

kepada guru, sambung menyambung dan rantai berantai.4

Harun Nasution mendefinisikan tarekat sebagai jalan yang harus

ditempuh oleh sufi, dengan tujuan untuk berada sedekat mungkin dengan

Allah.5

L. Masignon mengatakan bahwa tarekat mempunyai dua makna dalam

dunia Sufi. Pertama, dalam abad ke-9 M dan abad ke-10 M berarti cara

pendidikan akhlak dan jiwa bagi mereka yang berminat menempuh hidup

sufi. Kedua, setelah abad ke-11 M tarekat mempunyai arti suatu gerakan

yang lengkap untuk memberikan latihan-latihan rohani dan jasmani oleh

segolongan orang-orang Islam menurut ajaran-ajaran keyakinan-keyakinan

tertentu.6

Alwi Sihab mendefinisikan tarekat secara umum sebagai metode

latihan atau amalan (zikir, wirid, murâqabah), juga pada institusi guru dan

murid yang tumbuh bersamanya. menurut istilah tasawuf sendiri, tarekat

3 Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam, Terj. Supardi Djoko Darmono

dkk., dari Mystical Dimension of Islam (1975), (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 123 4 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat, Cet. Ke-2, (Jakarta: FA. H.M Tawi&Son

Bag, 1966), h. 48 5 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid II, (Jakarta: UI Press,

2012), h. 89 6 Abu Bakar Aceh, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Cet. Ke-7, (Solo: Ramdhani,

1993), h. 63

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

18

adalah perjalanan khusus bagi para sufi yang menempuh jalan menuju

Allah Swt. perjalanan yang mengikuti jalur yang ada melalui tahap dan

seluk-beluknya. Tarekat betapapun banyak pengertiannya, tapi tetap pada

satu tujuan, yaitu tujuan moral yang mulia. Tidak ada perbedaan yang

prinsipil antara satu tarekat dengan tarekat lainnya.7

Martin Van Bruinessen mendefiniskan tarekat sebagai tahapan paling

akhir dari perkembangan tasawuf. Secara harfiah tarekat berarti jalan

mengacu baik pada sistem latihan meditasi maupun amalan (murâqabah,

zikir, wirid, dan lainnya) yang dihubungkan dengan sederet guru sufi yang

disebut sanad, dan organisasi yang tumbuh di seputar metode yang khas.

Menurut Martin, tarekat tidak hanya sekedar ritual mendekatkan diri

kepada Allah melalui serangkaian ketentuan zikir, wirid, dan sebagainya,

lebih dari itu, tarekat adalah sebuah keluarga besar, dan setiap anggota

keluarganya menganggap diri mereka bersaudara satu sama lain.8

Al-Ghazali, dalam Al-Munqiz min al-Ḏalâl menjelaskan bahwa:

“Tarekat itu awal. Syarat-syaratnya adalah penyucian hati serta

keseluruhan dari apa saja selain Allah Swt. kunci pembukanya laksana

takbir awal shalat yang menenggelamkan hati dalam zikir pada Allah Swt.

dan berakhir fana’ di dalam-Nya.”9

7 Alwi Sihab, Akar Tasawuf Di Indonesia: Antara Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi:

(Depok: Pustaka Iman, 2009), h. 183 8 Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsabandiyah Di Indonesia, (Bandung: Mizan, 1992),

h. 15 9 Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2012), h. 295

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

19

b. Tujuan Tarekat

Dari pengertian tarekat diatas, bahwa tujuan dari tarekat adalah

a. Mendekatkan diri kepada Allah dengan berusaha mengangkat

dirinya melampaui batas-batas kediriannya sebagai manusia

melalui amalan-amalan zikir tertentu, penyucian batin,

meninggalkan larangan-larangan-Nya, menghiasai diri dengan sifat

terpuji, taat menjalankan perintah agama, taubat atas segala dosa,

dan muhasabah diri.10

b. Sampai kepada Allah, yaitu ma῾rifat langsung kepada-Nya, atau

bahkan bersatu kembali dengan-Nya. Ma῾rifat disini bukan berupa

pengetahuan semata, melainkan berupa pengalaman. Pengalaman

bertemu dengan Tuhan melalui tanggapan kejiwaannya, bukan

melalui pancaindra atau akal.11

c. Membetuk kekeluargaan, dalam arti setiap pengamal tarekat,

otomatis menjadi sebuah keluarga dari tarekat tersebut. Hingga

seseorang pengamal tarekat tertentu dapat melakukan perjalanan

antar negara dengan singgah di sebuah zawiyah dari kerabatnya di

belahan negara lain. 12

10 Sri Mulyati (ed), Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah Di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2011), h. 9 11 Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, h. 296 12 A. Riyadhi, Tarekat Sebagai Organisasi Tasawuf: Melacak Peran Tarekat dalam

Perkembangan Dakwah Islamiyah, (Jurnal at-Taqaddum, Volume 6, Nomor 2, Nopember 2014),

h. 360

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

20

c. Jenis-jenis Tarekat

Tarekat secara umum terbagi menjadi dua, yaitu mu῾tabarrah dan

ghairu mu῾tabarrah. Suatu tarekat dianggap sebagai mu῾tabarrah jika

amalan dalam tarekat itu dapat dipertanggungjawabkan secara syarî῾at.

Sedangkan suatu tarekat dianggap ghairu mu῾tabarrah jika amalan tarekat

tidak dapat dipertanggungjawabkan secara syarî῾at. Pengertian lain

tentang tarekat mu῾tabarrah dan ghairu mu῾tabarrah adalah, jika suatu

tarekat memadukan antara syarî῾at dan hakikat, mempunyai silsilah

sampai kepada Rasulullah Saw., pemberian ijazah dari mursyid yang satu

terhadap mursyid yang lainnya, maka tarekat tersebut disebut dengan

tarekat mu῾tabarrah. Dan sebaliknya, jika suatu tarekat tidak sesuai

dengan kriteria tersebut diatas, maka tarekat tersebut adalah ghairu

mu῾tabarrah.13

Yang menjadi indikator utama untuk menilai sebuah tarekat, apakah

tarekat tersebut tergolong mu῾tabarrah atau ghairu mu῾tabarrah adalah

Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. serta amalan para sahabat,

baik yang dibiarkan atau yang disetujui oleh Nabi Muhammad Saw.

semangat yang menjiwai tarekat mu’tabarrah ini adalah keselarasan dan

kesesuaian antara ajaran esoteris Islam dan eksoteriknya.14

13 Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual: Solusi Problem Manusia Modern, (Jogjakarta:

Pustaka, 2003), h. 45-46 14 Taufik Abdullah et.al, “Tarekat”, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2008 ), h. 317

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

21

Di Indonesia, tarekat mu’tabarrah berjumlah 4615, yaitu:

1. Rûmiyah

2. Rifai῾yyah

3. Sa῾diyyah

4. Bakriyyah

5. Justiyyah

6. Umariyyah

7. Alawiyyah

8. Abasiyyah

9. Zainiyyah

10. Dasuqiyyah

11. Akbariyyah

12. Bayumiyyah

13. Malamiyyah

14. Ghoibiyyah

15. Tijaniyyah

16. Uwaisiyyah

17. Idrisiyyah

18. Samaniyyah

19. Buhuriyyah

20. Usyaqiyyah

21. Kubrowiyyah

25. Ghozaliyyah

26. Hamzawiyyah

27. Hadaddiyyah

28. Matbuliyyah

29. Sumbuliyyah

30. ‘Idrusiyyah

31. Utsmaniyyah

32. Syadziliyyah

33. Sya῾baniyyah

34. Kalsyaniyyah

35. Khodiriyyah

36. Syathoriyyah

37. Khalwatiyyah

38. Bakdasiyyah

39. Syuhrowardiyyah

40. Thoriqah Ahmadiyyah

41. ‘Isawiyyah Ghoribiyyah

42. Turuqi Akabiril-Auliyyaˊ

43. Qâdiriyyah wa

Naqsyabandiyyah

44. Kholidiyyah

15 Artikel Nama-nama Thoriqah Mu’tabarah, diakses dari

http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/06/nama-nama-tarekat-mutabaroh.html, diakses pada

Kamis, 25 Mei 2017 pukul 16:53

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

22

22. Maulawiyyah

23. Jalwatiyyah

24. Bairumiyyah

Wa Naqsyabandiyyah

45. Haqqaniah wa

Naqsyabandiyah

46. Ahli Mulazamatil-Qur’an Wa

al-Sunnah Wadâilil Khoiroti

Wata῾limi al-Fathil Qaribi

Au-Kifayatul-Awami.

d. Ajaran Pokok Tarekat

Secara umum, pokok dari ajaran semua tarekat diantaranya adalah:

Pertama, mempelajari semua ilmu pengetahuan yang bersangkut paut

dengan pelaksanaan semua perintah. Kedua, mendampingi guru-guru dan

teman setarekat untuk melihat bagaimana cara melakuan suatu ibadah.

Ketiga, meninggalkan segala rukhsah dan ta’wîl untuk menjaga dan

memelihara kesempurnaan amal, keempat, menjaga dan mempergunakan

waktu serta mengisinya dengan wirid dan do’a guna membentuk pribadi

yang khusu’ dan hudur, dan kelima, mengekang diri dari hawa nafsu dan

agar diri terjaga dari kesalahan.16

e. Pandangan Hidup Pendiri Tarekat Syadziliyah

Dalam sebuah kitab yang ditulis oleh salah satu dari murid Al-Syadzili

yaitu Ibn ‘Atha’illah al-Iskandari dalam kitab Lataif al-Minân diantaranya

menuliskan pandangan hidup Al-Syadzili, yaitu:

16 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian tentang Mistik, (Jakarta: FA.H.M

Tawi&Son Bag, 1966), h. 50

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

23

1. Istidlâl terhadap keberadaan Allah. Al-Syadzili berkata:

“bagaimana caranya mengenalkan dengan zat yang arif (maha

tahu), atau bagaimanakah cara mengenal sesuatu Yang Maha

Terdahulu keberadaan-Nya dari segala sesuatu yang ada

(wujud)?”. Dalam pernyataan yang lain: “kami melihat dengan

bashîrah (pandangan) iman, oleh karena itu kami tidak lagi

perlu akan dalîl (bukti) dan burẖân (argumen).” Ini

menunjukkan bahwa al-Syadzili mengikuti manhaj Islam

dalam menetapkan wujud Allah dengan mengungkapkan

bahwa wujud-Nya adalah wujud yang paling jelas dan nyata

sehingga tidak lagi membutuhkan berbagai bukti dan

argumen.”

2. Tidak menganjurkan murid-muridnya meninggalkan profesi

duniawi mereka. Dia senantiasa mengajarkan kepada

pengikutnya agar menggunakan nikmat Allah secukupnya baik

dalam hal pakaian, makanan, dan kendaraan agar dapat

menumbuhkan rasa syukur atas rahmat-Nya. Sedang, jika

meninggalkan kehidupan dunia secara berlebihan maka akan

menghilangkan perasaan syukur, dan sebaliknya jika

memanfaatkan dunia secara berlebihan maka akan

menimbulkan kezaliman.

3. Tidak mengabaikan pengamalan syari῾at. Ini menunjukkan

pemikirannya adalah berdasarkan Al-qur’an dan Sunnah.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

24

4. Zuhûd qalbi, dalam artian meniadakan segala sesuatu didalam

hati selain Allah. Jadi, zuhûd bukan berarti meninggalkan dunia

dengan serta merta oleh karena itu, tidak ada larangan bagi

seorang penempuh jalan spiritual hidup sebagai hartawan.

5. Beraktifitas sosial demi kemaslahatan ummat adalah bagian

hasil dari kontemplasi. Al-Syadzili mencoba menyeimbangkan

antara kepentingan spiritual pribadi dengan kepentingan orang

banyak.

6. Tasawuf adalah riyâdah atau merupakan latihan-latihan jiwa

dalam rangka beribadah dan menempatkan diri sesuai dengan

ketentuan Allah. Oleh karena itu, ia menjelaskan lebih lanjut

bahwa seorang sufi memiliki empat sifat, yaitu: berakhlak

dengan akhlak Allah, senantiasa melaksanakan perintah Allah,

tidak menolong nafsu karena malu terhadap Allah, dan

senantias tetap hati dalam baqa’ bersama Allah. Kemudian ia

mengajarkan murid-muridnya mewiridkan hizib-hizib

(kumpulan zikir), sehingga terdapatlah beberapa macam hizib,

yaitu hizb al-fath, al-birr (al-hizb al-kabîr), al-ayat, dan hizb

bahr. Ia mengatakan bahwa siapa yang mengamalkan hizb-hizb

tersebut maka ia akan mendapatkan apa yang kami dapatkan,

dan sebaliknya.

7. Memperoleh ma῾rifat sebagai salah satu tujuan tasawuf.

Ma῾rifat diperoleh melalui dua jalan. Pertama yaitu melalui

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

25

mawâhib atau pemberian langsung dari Allah, dan kedua,

makâsib atau melakukan riyadah dan mujâhadah.

8. Tafsir isyarat atau tafsir berdasarkan petunjuk spiritual yang

membimbing kepada ma῾ârij ruh yang dapat meningkat dengan

meningkatnya ketaatan dan kedekatan kepada Allah. Guru

besar Al-Azhar, pengamal Tarekat Syadziliyah, ‘Abd Halim

Mahmud mengistilahkan tafsir isyarat dengan nistilah ajwa’

karena setiap wali Allah dianugerahkan pemberian (ajwa’) ini

tanpa ada pertentangan antara satu dengan yang lain walaupun

terjadi perbedaan istilah/ungkapan. Namun bukan berarti al-

Syadzili menakwil secara serampangan saja, tetapi menurutnya

setiap takwil yang menyimpang dari ajaran Nabi Saw. dan

sahabat adalah takwil esoterik yang sesat (ta’wil batini dal).

9. Ru’yah shâlihah (mimpi yang baik). Salah satu corak tasawuf

al-Syadzili adalah meyakini kebenaran pertemuan spiritual

dengan ruhaniah para Nabi, sahabat, dan para wali atau

mengunjungi suatu tempat suci dan lain-lain. Sebagaiamana dia

katakan, “aku melihat (dalam alam spiritual) seakan-akan aku

bersama para nabi dan shiddiqîn” dan masih banyak riwayat

lain mengenai ru’yah yang dia alami.17

17 Sri Mulyati dan Wiwi Siti Sajaroh, Laporan Penelitian Kolektif Buku Ajar Tasawuf

Pasca Ibn ‘Arabi, (Jakarta: Fakultas Ushuluddin dan filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2006), h. 22-23

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

26

f. Pokok-pokok Ajaran Tarekat Syadziliyah

Pokok-pokok dasar tarekat Syadziliyah yang disebut al-usûl al-

khamsah diantaranya adalah:

1. Taqwa kepada Tuhan lahir dan batin;

2. Mengikuti sunnah dalam perkataan dan perbuatan;

3. Mencegah menggantungkan nasib kepada manusia;

4. Rela kepada pemberian Tuhan baik sedikit maupun banyak, dan

5. Berpegang kepada Tuhan dalam waktu susah dan senang.

Menurut Tarekat Syadziliyah ini, implementasi taqwa dilakukan

dengan wara’ dan istiqâmah, pelaksanaan sunnah dengan penelitian amal

dan perbaikan budi pekerti, pelaksanaan penggantungan nasib dengan

sabar dan tawakal, pelaksanaan rela terhadap ketetapan Tuhan dengan

hidup sederhana dan merasa puas dengan apa yang dimiliki, dan yang

terakhir adalah pelaksanaan pengembalian diri dan berpegang kepada

Allah dengan ucapan tahmîd dan syukûr.18

Kelima ajaran (al-usûl al-khamsah) tersebut juga berdiri diatas lima

sendi yang harus dipegang teguh oleh pengikut Tarekat Syadziliyah serta

menjadi ciri khas dari perilaku keseharian para pengikut Tarekat

Syadziliyah, sebagai berikut:

1. Semangat yang tinggi, yang mengangkat seorang hamba kepada

derajat yang tinggi.

18 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian tentang Mistik, h. 53

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

27

2. Berhati-hati dengan yang haram, yang membuatnya dapat meraih

penjagaan Allah atas kehormatannya.

3. Berlaku benar/baik dalam berkhidmat sebagai hamba, yang

memastikannya kepada pencapaian tujuan kebesaran-

Nya/Kemuliaan-Nya.

4. Melaksanakan tugas dan kewajiban, yang menyampikannya kepada

kebahagiaan hidupnya.

5. Menghargai (menjunjung tinggi) nikmat, yang membuatnya selalu

meraih tambahan nikmat yang lebih besar.19

Selain usûl al-khamsah, Tarekat Syadziliyah ini juga memiliki

tahapan dimana para penempuh jalan sufi melakukan dua metode

yaitu: metode khas dan metode ‘âm. Pengertiannya adalah: tarîqât bagi

kalangan khas adalah jalan yang ditempuh oleh kalangan yang dicintai

Allah Swt. (al-muhibbûn), yang merupakan abdâl (pengganti) para

Rasul, sedangkan tariqât bagi kalangan ‘âm (umum) adalah tarekat

yang ditempuh oleh para pecinta Allah Swt. (al-muhibbîn), yaitu abdal

para Nabi.

Pengertian lain dari tariqât khas yaitu tarekat elit yang sulit dicerna

akal biasa, dan langka sekali yang mampu menguraikan substansinya.

Bagi yang belum mampu cukup dengan tariqât ‘âm, yaitu jalan

penempuhan melalui satu tahap ke tahap lainnya yang lebih luhur

19 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, (Surabaya:

IMTIYAZ, 2014), h. 305-306

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

28

hingga sampai pada satu tahap tertentu, yaitu, “tempat duduk yang

benar di sisi Raja Yang Maha Berkuasa”.

g. Cabang-cabang Tarekat Syadziliyah

Tarekat Syadziliyah ini mempunyai bebdrapa cabang, yaitu: Al-

Qasimiyah, Al-Madaniyah, Al-Idrisiyah, As-Salamiyah, Al-Handusiyah,

Al-Qauqajiyah, Al-Faidhiyah, Al-Jauhariyah, Al-Wafa’iyah, Al-Azmiyah,

Al-Hamidiyah, Al-Faisiyah, Al-Darqawiyah, dan Al-Hasyimiyah.20

B. Kesalehan Spiritual

a. Pengertian Kesalehan

Menurut KBBI kesalehan adalah ketaatan (kepatuhan) dalam

menjalankan ibadah; kesungguhan menunaikan ajaran agama.21 Pengertian

kesalehan yang lain adalah berasal dari kata ‘saleh’ yang dirangkai dengan

awalan ‘ke’ dan akhiran ‘an’ yang berarti hal keadaan yang berkenaan

dengan saleh. Kata saleh itu sendiri berasal dari Bahasa Arab yang berarti

baik. Beramal saleh berarti bekerja dengan pekerjaan yang baik. Sahal

Mahfudh dalam bukunya “Nuansa Fiqih Sosial” menjelaskan bahwa ada

dua jenis ibadah, yaitu: pertama, yang bersifat qasîrah, yaitu ibadah yang

manfaatnya kembali kepada pribadinya sendiri. Kedua, ibadah

muta῾addiyah yang bersifat sosial. Sahal Mahfudh juga menjelaskan

bahwa didalam Islam dikenal ada huqûq Allah (hak-hak Allah), yaitu hak-

hak seperti ibadah yang dikaitkan dengan kesalehan seseorang. Semakin

20 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 306 21 KBBI, pencarian ‘saleh’ diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kesalehan

diakses pada 24 Mei 2017, pukul 11:38

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

29

ta῾at seseorang dalam melaksanakan hak-hak Allah, maka semakin saleh

individu tersebut.22

Kesalehan individual kadang disebut juga dengan kesalehan ritual,

Karena lebih menekankan dan mementingkan pelaksanaan ibadah ritual

individu, seperti shalat, puasa, zakat, haji, zikir, dst. Disebut kesalehan

individual karena hanya mementingkan ibadah yang semata-mata

berhubungan dengan Tuhan dan kepentingan diri sendiri.23

b. Pengertian Spiritual

Menurut KBBI spiritual adalah berhubungan dengan atau bersifat

kejiwaan (rohani, batin).24 Sedangkan menurut pengertian lain adalah

seperti yang dikemukakan Viktor Frankl mendefinisikan spiritualitas

sebagai “hati nurani”, hati nurani adalah semacam spiritualitas alam bawah

sadar, yang sangat berbeda dengan insting-insting alam bawah sadar. Hati

nurani bukan hanya sekedar salah satu faktor diantara bermacam-macam

faktor. Dia adalah inti dari keberadaan manusia dan merupakan sumber

integritas personal kita.25

h. Hubungan Tarekat dengan Kesalehan Spiritual

Tarekat dan kesalehan spiritual adalah dua hal yang saling berkaitan.

Tarekat dipandang secara umum sebagai jalan menuju Tuhan, dan ini

22 Abdul Jamil Wahab (ed), Indeks Kesalehan Sosial Masyarakat indonesia, (Jakarta:

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2015), h. 9 23 Helmiati, Kesalehan individu dan kesalehan sosial, diakses dari https://uin-

suska.ac.id/2015/08/19/meyakini-shalat-sebagai-obat-muhammad-syafei-hasan/ diakses pada:

Rabu, 24 Mei 2017 pukul 10:38 24 KBBI, pencarian ‘spiritual’ diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kesalehan

diakses pada 24 Mei 2017, pukul 11:40 25 Abdul Jamil Wahab (ed), Indeks Kesalehan Sosial Masyarakat indonesia, h. 14

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

30

meliputi metode sufistik dalam mendekatkan diri kepada Tuhan melalui

maqâmât atau stasiun-stasiun dan program penyucian jiwa, zikir, tafakur,

meditasi, qiyâm al-lail, dan sebagainya. Karena perjalanan menuju Tuhan

adalah merupakan pengalaman pribadi yang tidak didapat melalui panca

indra. Sedangkan buah dari tarekat itu sendri adalah kesalehan spiritual

yang diraih dan dirasakan setelah seseorang mampu melalui tahapan-

tahapan dan babak-babak perjalanan menuju Tuhan.26

Dalam pembahasan tarekat sebagai perjalanan spiritual dengan

buahnya adalah kesalehan spiritual, dua istilah teknis berikut ini tidak

dapat diabaikan yaitu “maqâmât” dan “ahwâl,” yang berarti tahap-tahap

perjalanan atau stasiun. Namun menurut para sufi, ada perbedaan antara

maqâmât dan ahwâl. Diantaranya: Maqâmât adalah tahap-tahap perjalanan

spiritual yang dilakukan oleh sufi dengan gigih dan disengaja untuk

memperolehnya. Perjuangan ini pada hakikatnya adalah perjalanan

spiritual yang panjang dan melelahkan untuk melawan hawa nafsu,

termasuk ego manusia, yang dipandang berhala terbesar, dan itu adalah

salah satu kendala menuju Tuhan. Kerasnya perjuangan spiritiual ini

misalnya dapat dilihat dari kenyataan bahwa seorang sufi memerlukan

waktu puluhan tahun untuk bergeser dari satu stasiun ke stasiun lainnya.

Ahwâl, didapat dan dialami secara spontan sebagai hadiah dari Tuhan.

Diantara ahwâl yang sering disebut adalah takut, syukur, rendah hati,

takwa ikhlas, gembira. Meskipun ada perbedaan diantara para penulis

tasawuf, namun kebanyakan mengatakan bahwa ahwâl dialami secara

26 Mulyadi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 175

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

31

spontan dan berlangsung sebentar tanpa usaha dan perjuangan keras

seperti halnya maqâmât. Ahwâl adalah sebagai hadiah berupa kilatan-

kilatan ilahi (divine flashes), yang biasa disebut lama῾ât.27

Maka, hubungan Tarekat dan kesalehan spiritual adalah, tarekat

sebagai pelaksanaan, usaha, dan jalan dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah. Sedangkan kesalehan spiritual hasil dari syari῾at sebagai

aturan beribadah dan tujuan terakhirnya adalah mendapatkan hasil ma῾rifat

kepada Allah. Namun, kesalehan spiritual ini adalah satu-satunya jalan

yang harus ditempuh sebagai usaha untuk semakin dekat dan mencapai

Allah.

i. Kriteria Kesalehan Spiritual dalam Tarekat Syadziliyah

Ushûl al-Khomsah menurut analisa penulis, secara general adalah

menjadi barometer kesalehan ritual, atau kesalehan spiritual seseorang

yang mengikuti dan telah berbai’at Tarekat Syadziliyah. Maka, pertama

dengan amalan istighfar dalam Tarekat Syadziliyah mempengaruhi

kesalehan seseorang dalam ketaqwaan kepada Allah Swt. sehingga ia

semakin enggan berjauhan dengan Allah Swt. dan semakin menjaga

dirinya dari perbuatan-perbuatan dosa. Kedua, dengan mengamalkan

salawat ummi memberi pengaruh terhadap pengikut Tarekat Syadziliyah

untuk semakin meningkatkan dan istiqamah dalam melaksanakan ibadah-

ibadah sunnah. Ketiga, dengan mengamalkan talqin, maka mempengaruhi

sesorang dalam meneguhkan keimanan dalam rangka menjalankan hak-

hak Allah Swt. keempat, do’a khusus dalam tarekat Syadziliyah, memberi

27 Mulyadi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, h. 180

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

32

pengaruh terhadap ketergantungan seseorang dalam mengharapkan segala

harapnya kepada Allah Swt. kelima dengan wasilah atau rabithah

memberi pengaruh terhadap penguatan sanad dan ikatan persaudaraan

antar pengamal Tarekat Syadziliyah dan hal tersebut menggambarkan

bahwa dengan menyampaikan do’a melalui perantara Nabi Saw., Al-

Syadzili sebagai pendiri Tarekat Syadziliyah, hingga mursyid terakhir

yang mengijazahkan Tarekat Syadziliyah adalah bentuk bahwa Tarekat

Syadziliyah adalah tarekat yang mu’tabarah (diakui) karena sanadnya

bersambung hingga kepada Rasulullah Saw.

Dengan demikian, kriteria kesalehan spiritual pengamal Tarekat

Syadziliyah diantaranya adalah:

1. Taqwa kepada Allah Swt. dengan berusaha bersungguh-

sungguh menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala

larangan-Nya.

2. Menjalankan ibadah-ibadah sunnah yang diutamakan oleh

Rasulullah Saw.

3. Berserah diri kepada Allah Swt. dan yakin akan segala

keputusan dari-Nya

4. Menggantungkan segala pengharapan dan do’a hanya kepada

Allah Swt sebagai bentuk husnudzan kepada Allah Swt..

5. Mengikuti anjuran-anjuran dalam beribadah dengan cara

melaksanakan wirid atau hizib sesuai dengan ketentuan yang

telah ditentukan sesuai petunjuk dari mursyidnya.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

33

BAB III

SEJARAH TAREKAT SYADZILIYAH

A. Biografi Pendiri dan Sejarah Tarekat Syadziliyah

Tarekat Syadziliyah, seperti kebanyakan tarekat lainnya dinisbatkan

kepada pendirinya. Pendiri Tarekat Syadziliyah yaitu Abû al-Hasan ‘Ali al-

Syadzili. Nama lengkapnya adalah ‘Ali bin ‘Abdullah bin ‘Abd al-Jabbar Abu

Hasan al-Syadzili. Silsilah keturunanya terhubung dengan Hasan bin ‘Ali bin

Abi Talib, cucu Nabi Muhammad, Saw.1

Al-Syadzili lahir di desa Gumara, Tunisia dekat Ceuta saat ini, di utara

Maroko. sekitar tahun 593 H/1196-1197 M dan wafat di padang pasir

Hotmaithira, Mesir, 656 H/1258 M. Mengenai tahun kelahirannya, ada

beberapa perbedaan pendapat mengenai tahun kelahiran al-Syadzili ini

diantaranya, Siradj al-Dîn Abû Hafs menyebut tahun kelahirannya pada 591

H/1069 H; Ibn Sabbagh menyebut tahun kelahirannya pada 583 H/ 1187 M;

dan J. Spencer Timingham mencatat tahun kelahiran al-Syadzili pada tahun

593 H/1196 M.2

Tarekat Syadziliyah, dalam arti pendirinya yaitu al-Syadzili memiliki

silsilah keturunan dengan Hasan bin ‘Ali bin Abi Talib. Dengan demikian ia

pun memiliki nasab dengan putri Rasululllah Saw, yaitu Sayyidâtina Fatimah

al-Zahra. Dalam Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf ditulisakan

silsilah lengkap al-Syadzili sebagai berikut:

1 Sri Mulyati dan Wiwi Siti Sajaroh, Laporan Penelitian Kolektif: Tasawuf Pasca Ibn

‘Arabi (Jakarta: Fakultas Ushuluddin UIN, 2007), h. 1 2 Sri Mulyati (ed), Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia

(Jakarta: Kencana, 2011), h. 58

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

34

Al-Sayyid al-Syaikh Abi al-Hasan al-Syadzili bin ‘Ali bin ‘Abdullah bin

Tamim bin Hurmuz bin Hatim bin Qusay bin Yusuf bin Isa bin Yusya bin

Ward bin Batâl bin ‘Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Isa bin Muhammad

bin Abi Muhammad bin Imam Hasan bin Sayyidina ‘Ali r.a dan Sayyidatina

Fatimah binti Rasûlullah Sayyidinâ Muhammad, Saw.3

Selain itu, Tarekat Syadziliyah adalah salah satu tarekat yang diakui

kebenarannya (al-mu῾tabarrah), karena silsilah keilmuan al-Syadzili adalah

bersambung sampai Rasûlullah Saw. Pengakuan mu῾tabarrah bagi Tarekat

Syadziliyah adalah bukan hanya karena sanad keilmuan yang muttasil sampai

Rasulullah Saw., namun juga karena apa-apa yang diajarkan dan dipraktekkan

tidak bertentangan dengan dua pedoman umat Islam yaitu, Al-Qur’ân dan

Sunah. Adapun sanad keilmuan dari Syaikh Abi al-Hasan al-Syadzili adalah:

Qutb al Muhaqqiqîn Sultan al-Auliyâ’ Syaikh Sayyid Masyîsy dari Qutb al

Syarîf ‘Abd al-Rahmân al-Hasan dari Qutb al Auliya’ Taqiyuddîn al-Fuqâir al-

Sufi dari Syaikh Fakhruddîn dari Syaikh Qutb Nuruddîn ‘Ali dan Syaikh Qutb

Tajuddîn Muhammad dari Syaikh Qutb Zainuddîn Al-Qazwini dari Syaikh

Qutb Ibrahim al-Basri dari Syaikh Qutb Sa’id Al-Ghazwani dari Syaikh Qutb

Abû Muhammad Jabîr dari Awwal al-Aqtab Sayyid Al-Syarîf Al-Hasan ibn

‘Ali dari Sayyidina ‘Ali ibn Abi Talib dari Sayyidina Muhammad Saw.4

3 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 303 4 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 306

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

35

B. Pendidikan Al-Syadzili

Sekilas tentang biografi pendidikan pendiri tarekat Syadziliyah yaitu Abu

al-Hasan al-Syadzili, ia adalah seseorang yang amat mencintai ilmu, tekun dan

giat dalam menuntut ilmu. Diceritakan menurut penuturan para pengikutnya

bahwa ia pernah terjangkit sebuah penyakit yang nyaris membutakan kedua

matanya. Al-Syadzili lahir ditengah keluarga dengan profesi Buruh Tani.5

Namun keadaan tersebut tidak membuat semangat belajarnya padam.

Pendidikan pertamanya ia dapatkan dari kedua orang tuanya di tanah

kelahirannya Tunisia. Ia mengenyam pendidikan dasarnya, yaitu ilmu-ilmu

agama lahir dengan penguasaan yang matang, kemudian setelah menguasai

ilmu agama lahir, ia mempelajari ilmu-ilmu hakikat.6

Sejak kecil ia berada dibawah bimbingan Syaikh Abi Syaid al-Bazi dan

kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Qorawiyyin di Fez

Maroko dan disana ia bertemu dengan beberapa sarjana yang

memperkenalkannya kepada ilmu-ilmu hukum Islam. Kemudian al-Syadzili

diperintahkan oleh gurunya tersebut untuk menemui Syaikh Abu Fatkhi Iraqi

Washiti, akan tetapi setelah bertemu dengan Syaikh Abu Fatkhi Iraqi Wasiti,

al-Syadzili diperintahkan kembali ke negara asalnya untuk bertemu dengan

Syaikh Abû Muhammad ibn ‘Abd al-Salman ibn Masyisyi dan darinya al-

Syadzili mendapat bimbingan rohani.7 Syaikh Abu Muhammad ibn ‘Abd Al-

Salman ibn Masyisyi (w. 628 H/ 1228 M) adalah ulama besar, yang dikenal

5Muhammad Juni, Sejarah Perkembangan dan Peranan Tarekat Syadziliyah Di Kabupaten

Bekasi (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN, 2008), h. 20 6 Muhammad Juni, Sejarah Perkembangan dan Peranan Tarekat Syadziliyah Di

Kabupaten Bekasi, h. 21 7 Muhammad Juni, Sejarah Perkembangan dan Peranan Tarekat Syadziliyah Di

Kabupaten Bekasi, h. 222

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

36

sebagai “Qutb dari Qutb para Wali”, seperti halnya syaikh ‘Abd. al-Qadîr al-

Jilani (w. 561 H/1166 M).8

Sebelum menjadi seorang sufi sekaligus pendiri tarekat Syadziliyah, al-

Syadzili juga berguru kepada seorang sufi besar bernama Abul Abbas Al-

Mursi (w. 686). Ia pergi menjelajahi negeri-negeri demi melakukan perjalanan

keilmuannya. Dimulai dari tanah kelahirannya Tunisia, dan negeri lainnya di

Timur, termasuk mengunjungi Makkah untuk menunaikan ibadah haji

beberapa kali. Dalam perjalanan keilmuannya tersebut, ia berguru juga kepada

guru sufi lainnya yaitu: Abu ‘Abdillah bin Harazim dan Abdus Salam bin

Masyisy. dari kedua gurunya ini ia memperoleh khirqah yaitu berupa

sepotong kain atau pakaian dari guru yang dianggap mengandung kesucian

dan menjadi kenang-kenangan bagi murid itu sendiri. Dengan memperoleh

khirqah, artinya, ia sudah mencapai taraf pegetahuan kesufian yang memadai.

Setelah menerima khirqah tersebut, al-Syadzili pergi menuju Tunisia, Afrika

Utara, untuk menyebarkan dan mengembangkan pandangan tasawufnya.

Namun, disana ia tidak mendapat sambutan yang baik dari masyarakat.

Melihat respon yang kurang baik dari masyarakat Tunisia, ia pindah

melanjutkan perjalanannya menuju kota Iskandariah, kota sebelah utara Kairo,

Mesir.

Di Mesir ia mendapat sambutan dan perlakuan yang baik. Dengan melihat

respon baik dari masyarakat Iskandariah, maka menetaplah ia disana untuk

beberapa waktu. Salah satu hal yang membuatnya diterima dengan baik adalah

8Sri Mulyati dan Wiwi Siti Sajaroh, Laporan Penelitian Kolektif: Tasawuf Pasca Ibn

‘Arabi, h. 5

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

37

cara hidup yang sederhana dan perawakannya yang menarik. Selain itu, ia

memiliki kharisma sehingga memudahkan ia mendapat simpati dari

masyarakat luas. Dan hal tersebut juga memudahkan ia untuk menyebarkan

pandangannya mengenai tasawuf.9 Disiplin dan apa yang telah diajarkan oleh

al-Syadzili di kota Iskandariyah, Mesir terkristal dalam sebuah tarekat yang

diambil dari namanya sendiri, yaitu Tarekat Syadziliyah.10

Menurut kisah turun temurun di kalangan tarekat Syadziliyah, al-Syadzili

dipandang sebagai wali yang keramat. Kekeramatan tersebut karena

pernyataan dari Nabi Muhammad Saw. sendiri. Pernyataan yang datangnya

dari Nabi Muhammad Saw. didapatkannya melalui mimpi bertemu dengan

Nabi Muhammad Saw., dalam mimpi tersebut Nabi berkata kepada al-

Syadzili: “Hai Ali, pergilah engkau masuk ke negeri Mesir. Disana engkau

akan mendidik 40 orang shiddiqîn (jujur).”11 Sejak itulah al-Syadzili memulai

menyebarkan pemahamannya mengenai tasawuf dan sedikit demi sedikit

mulai berdatangan orang-orang yang ingin menjadi murid dan mengamalkan

apa-apa yang diamalkan oleh al-Syadzili.

Dalam tarekat Syadziliyah, bagi siapa saja orang Islam yang berakal dan

beriman, yang ingin mengamalkan zikir, wirid, atau hizb dari tarekat

Syadziliyah ini, maka boleh menjadi murid Tarekat Syadziliyah, tentunya

melalui proses pembaiatan atau talqin zikir. Upacara pemberian khirqah yang

merupakan tanda pengakuan sebagai anggota atau pentasbihan seorang untuk

menjadi murid, atau pengikut atau pengamal ajaran tarekat itu disebut dengan

9 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 304 10 Muhammad Juni, Sejarah Perkembangan dan Peranan Tarekat Syadziliyah Di

Kabupaten Bekasi, h. 23 11 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, , h. 305

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

38

baiat atau pentalqinan zikir (talqin). Pembaiatan adalah sebuah proses

penjanjian atau sumpah kesetiaan dan ketundukan seorang murid baru

terhadap seorang mursyid suatu tarekat. Seorang murid menyerahkan dirinya

untuk dibina dan dibimbing dalam rangka membersihkan hati dan jiwanya,

serta mendekatkan diri kepada Allah. Selanjutnya seorang mursyid

menerimanya (ijâb qabûl) dengan mengajarkan zikir (talqîn al-dzikr) kepada-

Nya.12 Maka, jika pelaksanaan prosesi bai῾at menjadi seorang pengikut

Tarekat Syadziliyah selesai, resmilah seorang murid itu menjadi pengikut

Tarekat Syadziliyah dan berhak mengamalkan amaliyah yang telah

diijazahkan kepada muridnya.

C. Konsep dan Ajaran Tarekat Syadziliyah

Pada dasarnya, mengamalkan tarekat adalah upaya mendekatkan diri

kepada Allah Swt. melalui amaliyah seperti membaca zikir, istighfar,

shalâwat, dan talqin. Adapun amaliyah yang diajarkan oleh Syadziliyah

adalah membaca istighfar, membaca shalawat Nabi seperti Shalawat An-Nur

Adz-Dzat seperti berikut:

الساري في سائر ر نا محمد النور الذاتي والس ك علي سيد اللهم صل وسلم وبار

فات السماء والص

Juga membaca dzikir (lâ Ilâha Illa Allah) yang didahului dengan wasilah

dan rabitah. Juga membaca hizib, antara lain Hizb al-Nasr, al-Kafi, al-Bahr, al-

Barr, al-Birhatiyah atau al-Abaladiyah, al-Salâmah, al-Hujb, al-Mubârak, al-

Falâh, al-Lutf, al-Nur, al-Jalâlah, al-Dâirah, dan lain-lain.

12 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, , h. 307

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

39

Amalan-amalan tersebut boleh dilakukan secara sendiri-sendiri

(munfarid/fardhiyah) maupun secara bersama-sama (jamâ῾ah) yang biasa disebut

sebagai ibadah khusus (khususiyah).13

Adapun praktik Tarekat Syadziliyah, antara lain:

1. Istighfar

Membaca istighfar adalah menjadi ajaran dari tarekat Syadziliyah.

Dengan membaca istighfar dimaksudkan untuk memohon ampun kepada

Allah dari segala dosa yang telah dilakukan oleh seseorang. Esensi dari

istighfar adalah bertaubat dan kembali kepada Allah dengan keadaan

pasrah. Kembali kepada-Nya dari keadaan tercela menuju keadaan yang

terpuji.14

2. Salawat Nabi

Membaca salawat kepada Nabi Muhammad Saw. adalah memohon

rahmat dan karunia bagi Nabi Saw. agar pembacanya juga mendapat

balasan limpahan rahmat dari Allah Swt. membaca salawat nabi adalah

merupakan ungkapan cinta (al-Mahabbah) dari seorang pecinta kepada

diri Nabi Muhammad Saw.

Adapun redaksi shalawat Tarekat Syadziliyah adalah sebagai berikut:

ك ونبيك ورسولك النبي المي و على اله و ال لهم صل على سيد نا محمد عبد

ين صحبه و سلم تسليما بقدر عظمة ذا تك في كل وقت وح

3. Zikr

13 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 307 14 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 309

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

40

Ajaran yang paling utama dan merupakan keniscayaan dalam suatu

tarekat adalah zikir atau mengingat dan selalu menyebut nama Allah

(dzikrullah), demikian pula Tarekat Syadziliyah. Adapun cara berzikir itu

bermacam-macam, antara lain, zikir lisan dengan suara keras (jahr), zikir

dalam hati (qalb) dengan tidak bersuara, dan zikir secara sembunyi (sirr

atau khafi). Dzikir yang diamalkan ahli Tarekat Syadziliyah adalah zikir

nafi’ itsbat yang berbunyi “lâ ilâha illallah”, dan diakhiri dengan

mengucapkan “Sayyiduna Muhammad Rasûlullah Saw” dan diamalkan

juga zikr ism al-dzat yang berbunyi “Allah, Allah”. Adapun cara

mengamalkannya, pertama adalah dimulai dengan megucapkan zikr nafi’

itsbat, yaitu lafadz “la ilah illa Allah” dibunyikan secara perlahan dan

dibaca panjang, dengan mengingat maknanya yaitu tiada zat yang dituju

kecuali hanyalah Allah (lâ maqsuda illa Allah), dibaca sebanyak tiga kali,

dan diakhiri dengan mengucapkan “Sayyiduna Muhammad Rasulullah

Saw”. kemudian diteruskan dengan zikr nafi’ itsbat (la ilaha illa Allah)

tersebut sebanyak seratus kali. Ketika mengamalkan zikir Tarekat

Syadziliyah dianjukan supaya hati senantiasa zikr ism al-Dzat (Allah,

Allah). Ajaran yang khas ketika membaca zikir adalah mengeraskan suara

atau memberi penekanan yang kuat pada tiga tempat, yaitu pada akhir

lafadz lâ, ditengah lafadz ilâha, dan pada akhir lafadz Allâh.15

4. Wasîlah dan Rabitah

Wasîlah dalam tradisi tarekat dipahami sebagai suatu yang dapat

mendekatkan atau mengantar seorang salik ke hadirat Allah Swt., agar

15 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 311

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

41

pendekatan yang dilakukan dapat berhasil dengan cepat. Wasîlah

sebetulnya sering kali dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari,

khususnya hubungan vertikal atas dan bawah. Apabila seorang hamba

ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt., maka ia sebaiknya mencari

wasîlah agar upaya yang dilakukannya segera berhasil. Dalam tradisi

tarekat khususnya Syadziliyah, orang yang dipandang paling dekat dengan

Allah Swt. adalah Rasul Muhammad Saw., kemudian disusul para nabi

lain dan al-Khulafa’ Al-Râsyidîn, tâbi῾in, tâbi῾al-tâbi῾in, auliya’, dan

masyayikh atau para mursyid. merekalah yang dianggap hamba-hamba

yang paling dekat dengan Allah Swt.

Dalam praktek tawassul yang biasa diajarkan dan biasa dilakukan oleh

Tarekat Syadziliyah diantaranya adalah membaca surat Al-Fatihah yang

ditujukan kepada arwah suci (al-muqaddasah) dari Nabi Muhammad Saw.

sampai mursyid yang mengajar atau mentalqin zikir. Artinya wasîlah itu

dilakukan terhadap Nabi Muhammad Saw., nabi-nabi lain, al-Khulafa’ al-

Rasyidun, tâbi’in, tâbi’ al-tâbi’in, auliya, dan masyayikh atau para

mursyid yang merupakan orang-orang saleh.

Selain wasîlah atau tawassul, ada pula praktek rabitah yaitu

meghubungkan rohani seorang murid terhadap guru atau mursyidnya.

Ketika murid tersebut akan melakukan dzikir kepada Allah, maka pada

umumnya ahli tarekat melakukan praktek rabitah ini. Rabitah merupakan

adab dalam pelaksanaan seorang murid dengan mengingat rupa gurunya

(syaikhnya) dalam ingatan. Sebelum ia melakukan zikir, terlebih dahulu ia

harus menghadirkan sosok gurunya baik mengingat wajah atau mengingat

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

42

kebiasaannya dengan cara membayangkannya hadir bersamanya. Adapun

rabitah yang dipraktekkan pada Tarekat Syadziliyah adalah dengan

menyebut ism dzat, yaitu lafadz “Allah, Allah” didalam hati. Praktek

rabitah ini seperti itu dimaksudkan untuk menghindarkan diri dari

perbuatan yang diidentikkan dengan perilaku orang-orang musyrik dan

untuk menjaga kemurnian tauhid. Alasan lain adalah apabila seorang

murid melakukan zikir harus menghadirkan rupa guru atau mursyidnya,

bisa jadi praktek itupun membahayakan keselamatan keimanan murid

tersebut jika dilakukan dalam keadaan menjelang ajal. Maka yang diingat

atau yang dihadirkan bukan Allah, melainkan sosok gurunya. Hal tersebut

tentu membahayakan keselamatan iman murid tersebut.16

5. Wirid

Wirid merupakan sebuah amalan kebiasaan yang harus diamalkan

secara terus-menerus dan istiqamah pada waktu-waktu tertentu. Wirid juga

adalah sebagai upaya dari seorang murid untuk terus dapat dekat dan

berkomunikasi dengan Tuhannya. Wirid dalam tarekat, biasanya

diamalkan dalam waktu dan bilangan yang tertentu juga. Seperti misalnya

dilakukan selepas setiap selesai mengerjakan shalat lima waktu, sepertiga

malam yang akhir, pagi atau sore, atau waktu-waktu tertentu lainnya.

Wirid ini biasanya berupa potongan-potongan ayat, salawat, atau nama-

nama indah Allah (Al-Asma’ al-Husna).

Adapun perbedaan wirid dan zikir dalam tradisi tarekat adalah, zikir

hanya bisa dilakukan oleh murid-murid yang sudah mendapatkan ijazah

16 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 313

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

43

dari mursyid atau syaikh dalam prosesi khusus (bai῾at, talqin, atau

khirqah). Sedangkan wirid tidak harus diijazahkan oleh seorang mursyid

dan tidak diberikan dalam prosesi khusus. Dari segi tujuannya, zikir dan

wirid pun memiliki tujuan yang berbeda. Jika zikir dilakukan hanya untuk

niat mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan wirid dibaca dengan

maksud dan tujuan tertentu, misalnya, untuk melancarkan rizki,

keselamatan, kewibawaan, dan lainnya.

Adapun wirid yang dianjurkan adalah penggunaan ayat

QS At-Taubah [9]: ayat 128-129:

يز عليه كم عز ن أنفس يص عليكملقد جاءكم رسول م ما عنتم حر

نين يم بٱلمؤم ح ه إل هو عليه ) ٨٢١ (رءوف ر ل إل فإن تولوا فقل حسبي ٱلل

يم توكلت وهو رب ٱلعرش [٨٢١-٨٢١]سورة التوبة, )٨٢١ (ٱلعظ

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu

sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan

(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi

penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling

(dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak

ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia

adalah Tuhan yang memiliki ´Arsy yang agung" [At Tawbah,128-

129].

Selain penggalan surat diatas, wirid lain yang dilakukan adalah ayat

kursi yang dibaca minimal 11 kali setelah shalat fardhu. Akan terjadi

perbedaan Wirid antara satu murid dengan lainnya sesuai dengan

kebijakan dari seorang mursyid.17

6. Adab (Etika Murid)

17 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 313

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

44

Dalam tradisi Tarekat, setidaknya ada empat adab yang menjadi

landasan bertindak, diantaranya: adab murid kepada Allah, adab murid

kepada mursyidnya, adab murid kepada dirinya sendiri dan adab murid

kepada ikhwan serta sesama muslim. Yang dimaksud adab murid kepada

Allah, yaitu, dalam rangka usaha mendekatkan diri kepada Allah, maka

sebaiknya, sebelum menghadap Allah maka seorang murid harus

menggunakan adabnya seperti memperhatikan kesucian, dan kebersihan

tempat, pakaian, dan dirinya sebelum bermunajat kepada Allah, memakai

wewangian, bersikap baik, bertutur kata baik, merendahkan diri, tidak

menggunakan kata-kata perintah dan memaksakan kehendaknya kepada

kehendak Allah Swt., serta ridha dan harus selalu bersyukur.

Adab murid terhadap mursyidnya adalah, bahwa murid patuh dan taat

terhadap bimbingan gurunya, tidak banyak bertanya tentang amalan yang

diberikan oleh gurunya, tidak boleh menentang perbuatan mursyidnya,

harus mengikuti pilihan mursyid jika terjadi perbedaan pendapat, baik

dalam masalah kulliyah, juz’iyah atau furu῾iyah, ibadah ataupun masalah

adat atau kebiasaan. Ketika sedang menghadap guru, ia tidak boleh banyak

bicara di hadapannya, tidak boleh duduk di tempat yang sudah disediakan

untuk gurunya, tidak boleh melakukan pekerjaan penting kecuali dengan

izin guru, seperti bepergian jauh, menikah, dan lain-lain.

Adab murid kepada diri sendiri. Memegang prinsip tingkah laku yang

lebih sempurna (al-akhlâq al-kamîlah), jangan sampai melakukan

perbuatan yang membuatnya menjadi tercela. Janji-janji yang pernah

diucapkan, hendaknya segera dipenuhi, apabila bergaul dengan orang yang

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

45

lebih tua, hendaklah ia senantiasa menghormatinya, dan menyayangi

orang-orang yang lebih muda dan mengasihinya. Bergaul dengan orang-

orang baik (salih), tidak melakukan hal-hal yang berlebihan, tidak boleh

berharap terhadap sesuatu yang keputusannya berada di tangan makhluk.

Berpaling dari cinta dunia (hubb al-dunya), tawadu, khauf kepada Allah,

dan mengharapkan pengampunan hanya darinya.

Adab murid terhadap sesama ikhwan dan sesama muslim seperti,

menyenangkan ucapan mereka di hadapan setiap muslim dan jika bertemu

hendaknya saling berjabat tangan dan mengucapkan salam. Merendahkan

diri dan bergaul dengan akhlak yang baik dan memperbaiki prasangka

kepada mereka. Menghindari pertikaian dan mendamaikannya jika hal itu

terjadi.18

7. Hizib

Secara bahasa, Al-Hizb berarti tentara atau pasukan. Hizib adalah suatu

do’a yang cukup panjang, dengan lirik dan bahasa yang indah, yang

disusun seorang ulama besar. Hizb adalah kumpulan doa khusus yang

sudah sangat populer di kalangan masyarakat Islam khusunya kalangan

pesantren dan pengamal tarekat. Hizb ini biasanya adalah do’a andalan

dari seorang syaikh yang biasanya juga diberikan kepada muridnya dengan

ijazah yang jelas (ijazah sarih). Do’a ini diyakini kebanyakan masyarakat

Islam atau kaum santri yang memiliki daya spiritual yang sangat besar.

18 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 315

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

46

Menurut Syadziliyah, daya spiritual hizb itu bukan datang dari jin,

tetapi murni dari Allah. Apabila terjadi kasus orang yang mengamalkan

hizb ini, ternyata jin yang turut campur, maka yang perlu diluruskan

adalah niat dari seseorang mengamalkan hizb tersebut. Amal sebaik

apapun jika niat dalam hatinya jahat, maka niat jahat itulah yang akan

menjadi kenyataan dan hasilnya hanya akan berhenti ada niatnya itu yang

biasanya tidak ikhlas karena Allah. Karena itu, jika seseorang ingin

memasuki tarekat, maka hal pertama yang harus diperbaiki adalah soal

niat, semata-mata hanya karena Allah.19

Syaikh Abu al-Hasan al-Syadzili sendiri telah berwasiat kepada para

pengikutnya dalam hal hizib ini, bahwa semua murid yang mengikuti

Tarekat Syadiliyah supaya mengamalkan Hizb Bahr, karena didalamnya

terdapat nama-nama Allah yang besar sekali berkahnya. Dengan membaca

al-asma’ al-husna berarti seseoang berzikir dan mengingat Allah dengan

99 nama indah-Nya yang memiliki pengaruh spiritual yang besar.

Pengaruh tersebut akan didapatkan oleh siapapun dengan meminta ijazah

kepada guru yang berwenang. Sedangkan sesorang yang tidak meminta

ijazah dari seorang guru, maka ia tidak akan mendapatkan manfaat secara

rohaniah, bahkan setan yang akan menjadi gurunya dan ia akan tersesat.

Hizb yang diajarkan Tarekat Syadziliyah jumlahnya cukup banyak dan

setiap murid tidak menerima hizb yang sama, karena disesuaikan dengan

situasi, kondisi dan kesiapan rohani murid itu sendiri, serta hal itu

bergantung dengan kebijaksanaan mursyid.

19 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 316

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

47

Adapun hizb-hizb yang biasa diajarkan dalam Tarekat Syadziliyah,

diantaranya hizb al-asyfa’, hizb al-kâfi, atau al-autad, hizb al-bahr, hizb

al-baladiyah atau al-birhatiyah, hizb al-barr, hizb an-nasr, hizb al-

mubarak, hizb al-salâmah, hizb al-nur, dan hizb al-khafi. Hizb-hizb diatas,

tidak boleh diamalkan seluruhnya oleh setiap orang, hanya hizb-hizb

tertentu saja yang sudah mendapat ijazah dari mursyid atau seorang murid

yang ditunjuk mursyid untuk mengijazahkannya.20

8. Zuhud

Zuhud adalah ketidak adanya ketergantungan pada harta dan hal-hal

yang bersifat dunia lainnya. Sikap rakus terhadap harta, banyak berbuat

yang tidak baik, memakan yang tidak jelas status halal haramnya

(syubhat), dan berkata sia-sia akan mengotori jiwa serta menjauhkan diri

dari Allah. al-Sarraj menegaskan, bahwa zuhud adalah maqâm yang mulia,

dan ini merupakan langkah awal bagi seorang yang menuju Allah. Dengan

kata lain, zuhud adalah keadaan dimana tidak berkeinginan terhadap dunia.

Jika sesorang menarik diri dari menikmati kehidupan dan lebih tekun

beribadah, berarti ia telah zuhud di dunia. Jadi, zuhud adalah kedinginan

hati untuk tidak menginginkan segala kepentingan dunia.

Pada hakikatnya, zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Tuhan.

Mengamalkan tarekat tidak harus meninggalkan kepentingan duniawi

secara lahiriah. Karena itulah, pengikut tarekat boleh saja berbisnis,

berdagang, berwirausaha, tetapi jangan sampai semua itu menjadi sebab

yang menjadikan hati lupa kepada Tuhan dan bergantung kepada harta

20 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 316

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

48

yang dimilikinya. Kewajiban seorang hamba ketika ia sudah mapan, maka

ia harus bersedekah.21

9. Uzlah dan Suluk

Uzlah berarti mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat atau

khalayak ramai, untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat

mengotori jiwa, seperti menggunjing, mengadu domba, bertengkar,

memikirkan keduniaan, dan lainnya. Ajaran tentang mengasingkan diri

(khalwat) ini dilaksanakan dengan mengambil pelajaran sejarah dari

perjalanan spiritual Nabi Muhammad Saw. ketika sedang melakukan

pengasingan diri di Gua Hira’ menjelang masa pengangkatan kenabiannya.

Dalam pandangan Syadziliyah, untuk mengamalkan tarekat seorang murid

tidak harus meninggalkan kehidupan duniawi secara membabi buta.

Berdzikir dengan mengasingkan diri dari keramaian, seperti ketika suluk di

pondok, merupakan latihan untuk membiasakan zikir sebelum mereka

dapat melakukan zikir di keramaian, dalam kehidupan sehari-hari, dalam

kesibukan kerja, dan dalam segala keadaan yang penuh tantangan.22

Adapun suluk adalah suatu perjalanan menuju Tuhan yang dilakukan

dengan berdiam diri di pondok atau zawiyah, dengan ikhtiar atau usaha-

usaha tertentu sesuai dengan ajaran-ajaran mursyid. Membaca zikir

tarekat, amal shalih, dan lain-lain. Suluk di pondok pesulukan dalam

tradisi Tarekat Syadziliyah dipahami sebagai pelatihan diri untuk

membiasakan diri dan menguasai kata hatinya agar senantiasa mampu

21 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 318 22 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 319

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

49

mengingat dan berdzikir kepada Allah, dalam keadaan bagaimana, kapan,

dan dimanapun. Suluk di pondok merupakan suatu pekerjaan yang sangat

mudah, karena segala kebutuhan jasmani dan rohani telah tersedia. Suluk

adalah dzikir di tempat yang sunyi dan sepi atau uzlah dalam kesepian.

Jadi, tidak ada beban pikiran yang memberatkan dirinya, tidak ada sesuatu

yang mengganggu konsentrasinya untuk senantiasa berdzikir kepada

Allah. Karena itulah suluk hanya merupakan latihan bagi seorang salik

untuk selalu berzikir kepada Allah. Uzlah yang sesungguhnya adalah jika

seseorang mampu senantiasa melakukan zikir atau selalu ingat kepada

Allah dalam keadaan apapun tidak tergantung pada tempat, waktu, dan

keadaan ramai.23

Adapun amaliyah wirid-wirid atau zikir Tarekat Syadziliyah

selengkapnya adalah membaca Surat Al-Fatihah, membaca syahadat 100

kali, membaca takbir 100 kali, membaca surat Al-Fatihah yang ditujukkan

kepada Nabi Muhammad Saw., kepada Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq,

Umar ibn Al-Khattab, Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Tahlib, Hasan,

Husein, Hamzah, Abdul Qadair Al-Jilani, Abdus Salam ibn Masyisy, Abul

Hasan As-Syadzili, semua guru Syadziliyah, Walisongo di Indonesia, Nabi

Khidir, Nabi Adam, Hawa, semua nabi dan rasul, syuhada’, orang-orang

shaleh, semua waliyullah, ulama, semua malaikat, semua kaum mukminin

mukminat dan muslimin, muslimat. Selanjutnya membaca istigfar 100

23 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 320

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

50

kali, membaca kalimah tayyibah 100 kali dan diakhiri dengan membaca

do’a. 24

D. Tata Cara Tarekat Syadziliyah

Seorang yang ingin memasuki atau mengambil zikir dari Tarekat

Syadziliyah, persyaratan secara umumnya adalah Islam, berakal, dewasa dan

sudah paham ilmu syari’at minimal tentang amaliyah sehari-hari, khususnya

shalat. Jika dia seorang perempuan yang sudah bersuami, maka harus

mendapatkan izin dari suaminya.

Sedang persyaratan khsus dan tata caranya adalah sebagai berikut:

1. Datang kepada guru mursyid untuk memohon izin memasuki

tarekatnya dan menjadi muridnya. Hal ini dilakukan sampai

memperoleh izin dan perkenaannya.

2. Puasa tiga hari (biasanya hari Selasa, Rabu, dan Kamis).

3. Setelah selesai berpuasa, datang lagi kepada guru mursyid dalam

keadaan suci yang sempurna untuk menerima talqin, zikir atau

bai῾at.

Setelah memperoleh talqin, zikir atau bai῾at dari guru mursyid

tersebut, yang berarti telah tercatat sebagai anggota Tarekat Syadziliyah,

maka ia berkewajiban untuk melaksanakan aurad sebagai berikut:

a. Rabithah kepada guru mursyid.

b. Hadrah Al-Fatihah untuk;

1. Memohon Ridha Allah Swt.

24 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 320

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

51

2. Nabi Muhammad Saw.

3. Syaikh Abul Hasan Ali As-Syadzili dan ahli silsilahnya.

4. Guru Mursyidnya dan ahli silsilahnya

c. Membaca istighfar 100x

d. Membaca shalawat Nabi 100x sebagai beritkut:

Dalam kondisi normal atau biasa:

ي وعلى آ له و صحبه ك و رسولك النبي الم اللهم صل علي سيد نا محمد عبد

ين م بقدر عظمة ذا تك في كل وقت وح وسل

Dalam kondisi mendesak atau musafir:

د صلى هللا نا محم على سيد

e. Membaca tahlil/hailalah 100x, yang ditutup dengan tiga kali

membaca:

د رسول هللا صلى عليه وسلم هللا عليه وسلم نا محم لا له إل هللا سيد

f. Kemudian dilanjutkan dengan 3x membaca:

ي ضا ك مطلوبي إله ي ور انت مقصود

g. Membaca Al-Fatihah 3x

h. Membaca Ayat Kursi sekali

i. Membaca Al-Ikhlas 3x

j. Membaca Al-Falaq 3x

k. Membaca An-Nas 3x

l. Membaca doa.25

25 A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, h. 325

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

52

E. Penyebaran Tarekat Syadziliyah Di Indonesia

Penyebaran Tarekat Syadziliyah ke Indonesia tentunya melalui proses

yang panjang. Tarekat Syadziliyah tidak serta-merta datang begitu saja dan

diterima oleh penduduk Indonesia. Belum diketahui dengan pasti sanad

mursyid pertama Tarekat Syadziliyah di Indonesia. Namun, di Indonesia,

ulama-ulama besar terdahulu yang diketahui berbaju Syadziliyah diantaranya,

Hadrotu Syaikh KH. Hasyim Asy’ary, KH. Wahab Hasbullah, Mbah Kiyai

Soleh Langitan, Mbah Kiyai Ma’shum Lasem, Syaikh Kholil Bangkalan,

Mbah Kiyai Syahlan Kiran, Mbah Kiyai Zainuddin Mojosari, Mbah Kiyai

Dalhar bin Abdurrahman Watucongol, Magelang, dan KH. Abdul Hamid

Pasuruan.26 Dari ulama-ulama Indonesia inilah Tarekat Syadziliyah menyebar

luas ke daerah Indonesia lainnya, penyebaran berikutnya melalui murid-

muridnya yang telah berbai῾at kepada para mursyid.

F. Penyebaran Tarekat Syadziliyah di Pandeglang

Penyebaran tarekat Syadziliyah Di Pandeglang, tepatnya Pesantren Cidahu

berlokasi di Kampung Cidahu, Desa Tanagara, Kecamatan Cadasari

Kabupaten Pandeglang Banten. Pesantren Cidahu ini menjadi pusat

penyebaran Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Pandeglang Banten. Mursyid

Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Pandeglang ini adalah seorang pendiri

Pesantren Cidahu sendiri, yaitu Abuya Dimyathi.

Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Pandeglang yang dikembangkan oleh

Abuya Dimyathi bersanad dari Mbah Dalhar Watucongol, Magelang. Mbah

26 Purnawarman Buchori, Manaqib Sang Quthub Agung, (Pondok Peta: Jawa Timur,

2007), h. 79

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

53

Dalhar bernama lengkap Ahmad Nahrawi bin Abdul Rahman bin Abdul

Ra’uf.27 Kemudian, ijazah Tarekat Syadziliyah yang kedua bersanad dari

Mbah Baidlowi (KH. Baidlowi), Lasem.28 Kemudian pada tahun 1963 M

Abuya Dimyathi kembali ke kampung halamannya Kampung Cidahu,

Pandeglang, dan memulai membuka pengajian kitab kuning dan tahfiz al-

Qur’an, serta ijazah Tarekat Syadziliyah mula mula untuk putra dan putrinya,

kemudian untuk masyarakat umum. Dimulai pada tahun 1963 M hingga

sekarang, Tarekat Syadziliyah masih terus disebarkan dan diamalkan oleh para

pengikutnya dari kalangan santri dan kalangan masyarakat umum.29

G. Abuya Dimyathi: Mursyid Tarekat Syadziliyah di Kabupaten

Pandeglang Banten

a. Biografi Abuya Dimyathi

Abuya Dimyathi dengan nama kecil Ahmad Dimyathi adalah anak

pertama dari pasangan suami-istri KH. Amin dan Hj. Ruqoyah. Ahmad

Dimyathi lahir di kampung Kalahang, desa Cigadung, kecamatan Cadasari

kabupaten Pandeglang Provinsi Banten pada Sabtu, 27 Sya’ban 1337

H/Juni 1920 dan wafat pada malam jum’at pukul 02.50 WIB tanggal 7

Sya’ban 1423 H/3 Oktober 2003 M.30 Ia memiliki dua adik laki-laki

bernama KH Achmad Was’i dan KH. M. Sayuthi.31

27 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu: Pesona Langkah di Dua Alam,

(Pandeglang, Pesantren Cidahu: ttt), h. 99 28 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu: Pesona Langkah di Dua Alam, h. 158 29 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu: Pesona Langkah di Dua Alam, h. 161 30 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 2-3 31 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam

h. 3-4

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

54

Semenjak dalam kandungan, Dimyathi kecil sudah menampakkan ciri-

ciri keistimewaan bahwa kelak lahir nanti ia menjadi seorang yang tegas,

gagah, dan berani seperti harimau dan juga menjadi seorang yang shalih.

Do’a dan harapan itu diucapkan oleh KH. Amin, ayah dari Dimyathi kecil,

ketika ibunya, Hj. Ruqoyah menyampaikan bahwa selama mengandung

Dimyathi kecil, hampir setiap malam bermimpi berada disebuah taman

bunga yang indah, sedangkan ditengah-tengah hamparan taman bunga

tersebut terdapat seeokor harimau yang sedang duduk santai, sesekali

harimau tersebut berjalan berlenggak-lenggok sambil mengibaskan

ekornya, akan tetapi pandangan harimau tersebut menatap ibunda

Dimyathi kecil dalam mimpi tersebut. Selain mimpi tersebut,

keistimewaan dari kehamilan ibunda Ahmad Dimyati ketika itu adalah

selalu terdorong untuk taqorrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah)

dengan qiyam al-lail karena sering terbangun di tengah malam dan dzikir.

Pada pagi harinya pun ibunda Ahmad Dimyathi tidak merasakan ngantuk

dan tidak merasakan beban di perutnya sebagaimana perempuan hamil

pada umumnya.32

Semenjak usia balita, Ahmad Dimyathi terbiasa bangun tengah malam

dan tidak tidur kembali hingga waktu subuh tiba dengan bermain-main

sendiri. Menginjak usia empat tahun, Dimyathi kecil senantiasa

memperhatikan ayahnya yang sedang zikr sirr di masjid dan mengikuti

gerakan memutar tasbih seperti yang ayahnya lakukan. Pernah suatu hari

ayahanda Dimyathi kecil menasihatinya; “nak, kamu masih kecil, amalan

32Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 7

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

55

itu jangan diperlihatkan kepada manusia, justru amalan itu harus

disembunyikan, sekalipun disembunyikan, Allah maha tahu”. Semenjak

peristiwa itu, Dimyathi kecil menyembunyikan tasbihnya seusai

melaksanakan shalat jama῾ah di masjid bersama ayahnya dan segera

bergegas pulang ke rumahnya dan menirukan seperti yang ayahandanya

lakukan seusai shalat yaitu memutar tasbih seperti orang berzikir.

Karena kebiasaan yang ditunjukkan oleh orang tuanya, sehingga

kebiasaan-kebiasaannya pun sudah mengakar kuat dalam diri Dimyathi

sedari kecil. Selain mengikuti ayahnya pergi shalat berjama῾ah di masjid,

Dimyathi kecil juga sudah memainkan peran penting sebagai seorang

muadzin cilik dimasa kanak-kanaknya. Ia pun sudah gemar membaca bait-

bait rawi dalam kitab Al-Barzanji setiap malam jumat di masjid kampung

Kalahang. Demikianlah madrasah dan pendidikan pertama yang

didapatkan oleh Dimyathi kecil dari kedua orang tuanya.

Masa kanak-kanak Dimyathi, kurang lebih sama seperti anak-anak

lainnya, ia pun sempat mengenyam pendidikan formal di Sekolah

Verpolg School (sekolah rakyat) atau Sekolah Rakyat (SR)33. Letak

sekolahnya 650 m dari kediaman Dimyathi kecil. Alasan Dimyathi

kecil bersekolah bukan semata-mata ingin belajar dan pintar,

melainkan juga ia ingin pergi bermain keluar rumah seperti anak-anak

pada umumnya. Kedua orang tua Dimyathi sangat menyayangi

Dimyathi kecil, sehingga amat sangat dijaganya karena Dimyathi kecil

seolah didapat dari nadzar kedua orang tuanya setelah kematian empat

33 Wawancara dengan H. Muqothil, Putera Abuya Dimyathi pada 11 Januari 2016

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

56

kakaknya sebelum Dimyathi lahir. Maka dari itu, Dimyathi kecil

dilarang bermain jauh dari lingkungan rumahnya.

Dimyathi kecil tumbuh menjadi anak yang santun, dan pintar. Ia

menjadi kesayangan guru-guru di sekolahnya karena kesantunan dan

kepintarannya. Kak Atih—panggilan kecil Dimyathi di sekolah—

memiliki bakat dalam beberapa mata pelajaran, diantaranya adalah

matematika, geologi (ilmu bumi), dan pandai bernyanyi. Kecerdasan

Dimyathi kecil dalam mata pelajaran matematika terbukti setiap

sebelum selesai jam sekolah, ada kebiasaan menjawab soal-soal Porm

Soom (matematika) dan selalu Dimyathi kecil yang menjawab soal-

soal Porm Soom untuk pertama kali dan disilakan untuk pulang

terlebih dahulu.34 Selama mengikuti pendidikan di Verpolg School,

nilai tertinggi dari Dimyathi kecil adalah matematika, sejarah, ilmu

bumi, dan seni suara.35 Selain bersekolah di Verpolg School, Dimyathi

kecil juga mendapatkan tarbiyah dan ta῾lim langsung dari

ayahandanya sendiri khususnya dalam bidang tilawah al-qur’an,

nahwu, sharf, dan seni lagu-lagu membaca bait-bait marhaba.36

Pada usia remaja, Dimyathi masih melanjutkan sekolahnya sambil

mengaji di Pesantren Kiyai Madjid. Di usianya yang masih remaja, ia

sudah diminta untuk mengajar putra Kiyai Madjid bernama Halimi dan

beberapa santri lainnya kitab matan al-jurumiyah dan al-Qur’an. Hal

34 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 12 35 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 13 36 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 14

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

57

tersebut tidak mengherankan karena sejak sebelum mengaji kepada

kiyai yang lain, Dimyathi kecil lebih dahulu mendapat pengajaran dari

ayahandanya sendiri. Selain bersekolah, mengaji dan mengajar,

Dimyathi muda juga mengabdikan dirinya untuk membantu pekerjaan

rumah gurunya.

Pada tahun 1936, yaitu pada usia enam belas tahun, Dimyathi

muda lulus dari Verpolg School (Sekolah Rakyat untuk tingkat dasar

dan menengah). Beberapa guru di sekolahnya pada satu kesempatan

mengunjungi kediaman Dimyathi muda dan membujuk ayahanda KH.

Amin untuk mengizinkan Dimyathi muda melanjutkan sekolahnya ke

H.I.S (Sekolah Rakyat untuk tingkat Menengah Atas) karena menurut

pandangan dan pemantauan dari guru-guru, Dimyathi muda memiliki

talenta, bakat, dan kecerdasan yang tidak biasa dari anak-anak lainnya.

Namun, KH. Amin keberatan memberi izin Dimyathi muda untuk

melanjutkan pendidikan formalnya dengan alasan tidak mempunyai

biaya, meskipun guru-guru yang mendatangi kediaman KH. Amin

menjanjikan akan menanggung seluruh biaya pendidikan (beasiswa)

Dimyathi muda jika ia bersedia melanjutkan pendidikan formalnya.

Tapi, Dimyathi muda lebih memilih melanjutkan pendidikannya di

pesantren mengkuti jejak dan keinginan ayahandanya.37

Sebelum Dimyathi muda berjalan diatas bumi dengan tujuan

menemui orang-orang ‘alîm atas petunjuk dari orang tua dan gurunya

untuk ngaji ataupun untuk berdiskusi, sang ayah lah guru pertama

37 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 15

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

58

dalam hal pengetahuan agama dan guru pertama yang mengijazahkan

Tarekat Syadziliyah. Sekalipun Abuya Dimyathi diketahui pernah

berijazah selain Tarekat Syadziliyah namun, hingga akhir hayatnya, ia

hanya ingin mengijazahkan Tarekat Syadziliyah.

Panjang perjalanan dan lamanya menuntut ilmu tidak membuatnya

puas begitu saja. Memang jika mudah merasa cukup, dengan hitungan

beberapa tahun untuk menuntut ilmu, Abuya Dimyathi mungkin

merasa cukup. Bahkan, terhitung sejak kelulusannya dari Verpolg

School dan memutuskan untuk melanjutkan ngaji hingga ia berumah

tangga pada tahun 1948 M istri dan anaknya pun tak ketinggalan ia

boyong ikut ke pesantren karena ingin mendidik dan mengawasinya

secara langsung.

Selama masa hidupnya, Abuya Dimyathi pernah menikah sebanyak

lima kali. Pernikahan pertamanya dilaksanakan 12 tahun sesudah ia

lulus dari Verpolg School dengan seorang wanita bernama Hj. Ashmah

Binti Abuya Jasir Abdul Halim,38 Perempuan asli kampung Cidahu

Pandeglang ini yang kelak menjadi tempat menetap dan mensyiarkan

Islam hingga akhir hayatnya. dari pernikahannya dengan istri pertama

ini Abuya Dimathi dikaruniai 7 orang anak, yaitu: Ahmad Muhtadi,

Muchammad Murtadlo, Abdul Aziz Fakhrudin, Ahmad Muntaqo,

Musfiroh, Ahmad Muqotil, dan Ahmad Syafi’i (alm.).39

38 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 16 39 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 17

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

59

Perempuan kedua yang ia nikahi bernama Nyai Qomariyah,

mojang pasundan yang ia nikahi ketika sedang menetap di sebuah

pesantren yang diasuh oleh Mama Tubagus Ahmad Bakri bin Tubagus

Sida bin Tubagus Arsyad atau yang terkenal dengan sebutan Mama

Sempur dan tidak dikaruniai keturunan.

Perempuan ketiga yang Abuya Dimyathi nikahi adalah seorang

putri Mbah Nawawi Jejeran Jogjakarta bernama Nyai Dalalah. Dari

hasil pernikahan dengan Nyai Dalalah ini dikarunia 6 (enam) orang

anak yaitu: Ahmad Ajhuri (alm.), Qoyyimah, Ahmad Mujahid (alm.),

Ahmad Munfarij (alm.), Ahmad Mujtaba, dan Ahmad Muayyad

(alm.).40

Perempuan keempat yang Abuya Dimyathi nikahi pada tahun 1970

bernama Hj. Muthi’ah berasal dari Kampung Domba, Serang. Dari

hasil pernikahannya, dikaruniai seorang anak bernama Muhammad

Thoha (alm.)41

Pada tahun 1997, Abuya Dimyathi mengutarakan keinginannya

kepada putra keduanya untuk menikahi seorang Janda bernama Nyai

Hj. Afifah Binti H Marhasan berasal dari Labuan, Pandeglang

pernikahan terakhirnya ini, abuya tidak dikaruniai anak.42

Diketahui, bahwa Abuya Dimyathi, mendidik putra-putrinya

dengan tangannya sendiri. Prinsip Abuya Dimyathi dalam mendidik

40 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 19 41 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 20 42 Muhammad Murthado, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 20

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

60

putra-putrinya adalah segala ilmu yang ia miliki harus diajarkan

kepada putra-putrinya terlebih dahulu sebelum ia mengajarkannya

kepada orang lain. Sehingga diceritakan bahwa apabila putra-putrinya

belum berkumpul pada waktu mengaji, maka ia tidak akan

membacakan kitab yang akan dibacakannya kepada putra-putrinya

hingga berkumpul semua. Segala ilmu yang hari ini diamalkan kembali

oleh putra-putrinya adalah hasil dari pendidikan dari Abuya Dimyathi

terhadap putra-putrinya. Abuya Dimyathi dengan bersungguh-sungguh

mendidik putra-putrinya, sehingga dituturkan oleh putra pertama dari

Abuya Dimyathi, yaitu Abuya Muhtadi, “saya bisa seperti ini adalah

hasil didikan dari Abuya, bukan dari Makkah, Arab, atau pesantren

lokal di Indonesia, dan ilmu yang saya miliki ini hanya 15% dari ilmu

yang Abuya Dimyathi miliki, karena banyaknya ilmu yang ia pelajari

dan ia miliki selama proses mencari ilmu selagi Abuya Dimyathi

masih berjalan di atas bumi.” Seperti telah menjadi tradisi turun-

temurun, putra-putri dari Abuya Dimyathi hingga cucu-cucunya

mengikuti pola pendidikan seperti Abuya Dimyathi yang mengenyam

pendidikan formal hanya sampai tingkat dasar saja, sistem pendidikan

selanjutnya ialah pendidikan pesantren tradisional hingga anak-anak

dan cucunya diizinkan oleh kiyai pengasuh pesantren tradisional

dimana tempat putera-puteri dan cucunya bermukim untuk segera

mengamalkan ilmu-ilmunya di masyarakat. 43

43 Wawancara dengan Abuya Muhtadi pada 03 Agustus 2017

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

61

Sebelum menetap dan mensyiarkan Islam di tanah Banten, abuya

terlebih dahulu menjelajahi tempat-tempat yang ia dengar terkenal

akan keilmuan seseorang yang menjadi icon di daerah tersebut,

dimulai dari tanah pasundan hingga tanah seribu masjid, Lombok.

Bukan hanya menetap dari satu pesantren ke pesantren yang lain, ia

juga mengunjungi ahli-ahli ilmu hanya sekedar untuk berbincang,

berdiskusi, dan membahas satu permasalahan. Tak heran, keilmuan

Abuya Dimyathi semakin teruji dan namanya masyhur dikalangan

orang-orang ‘alim. Tidak jarang juga, Abuya Dimyathi diminta untuk

mengisi pengajian dan membacakan sebuah kitab ketika ia singgah di

sebuah pesantren. Hal tersebutlah yang mengantarkan keharuman

nama dan ilmunya.

b. Sanad Keilmuan Abuya Dimyathi

Ahmad Dimyathi adalah seorang mursyid besar Tarekat Syadziliyah.

Panggilan abuya yang melekat padanya adalah sebutan dan tanda bahwa ia

adalah tokoh kiyai yang kharismatik. Sedangkan mursyid adalah istilah

yang berlaku dalam tradisi suluk dan tarekat untuk menyebut seorang

pembimbing spiritual dalam suatu jama῾ah tarekat. Mursyid merupakan

figur pemegang otoritas tertinggi untuk membimbing murid-murid dan

jama῾ah suatu tarekat.44

Setelah selesai dan merasa cukup mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi

fondasi awal, yaitu ilmu-ilmu alat (nahwu, sarf, mantiq, dan balaghah),

44Murtado Hadi, Tiga Guru Sufi Tanah Jawa: Wejangan-wejangan Ruhani, (Pustaka

Pesantren, Yogyakarta, 2010), h. 9-10

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

62

dan fikih yang menjadi standar di Banten. Abuya Dimyathi muda keluar

dari tanah kelahirannya menuju Jawa (sebutan khas bagi orang Banten

untuk menujuk daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah).

Berikut ini akan dipaparkan sanad-sanad kelilmuan Abuya

Dimyathi dimulai dari guru-guru yang berasal dari tanah

kelahirannya—Banten—hingga perjalanannya ke tanah Jawa.

1. Sanad Keilmuan Abuya Dimyathi di Tanah Banten

Guru pertama Abuya Dimyathi di tanah kelahirannya adalah

Syaikh Abdul Halim Kadupeusing, Pandeglang. Ia adalah seorang

ulama sepuh Banten yang mukhlis. Dan sangat berpengaruh terhadap

Abuya Dimyathi. Memiliki karakter yang ‘alim, zuhud, dan memiliki

banyak hizib dan wirid. Sanad keilmuan Abuya Abdul Halim Kadu

Peusing ini mutassil sampai Syaikh Nawawi Al-Bantani.45

Kadupeusing adalah pondok pesantren yang pertama kali Dimyathi

muda singgahi untuk melanjutkan pendidikannya setelah selesai dari

Verpolg School. Pada sekitar pertengahan tahun 194246 Karena

keterbatasan ekonomi, sehingga Dimyathi muda pun tidak pernah

membawa bekal dan memiliki kitab ketika pengajian berlangsung dan

selalu hadir dalam setiap pengajian yang diselenggarakan oleh Abuya

Abdul Halim. Hanya dengan modal meminjam kitab kepada santri

lainnya, adalah cara Dimyathi muda untuk memperdalam dan

45 Murtadho Hadi, Jejak Spiritual Abuya Dimyathi, (Pusta Pesantren: Yogyakarta, 2009),

h. 32 46 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 59

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

63

mengulang-ulang pelajaran dalam pengajian yang disampikan oleh

gurunya setiap malam diatas pukul 00.00.47

Hasil dari kegigihan dan ketekunan Dimyathi muda, hanya dalam

hitungan beberapa bulan saja ia sudah mampu menguasai dan

mengajari santri lainnya berbagai macam kitab. Karena kecerdasan

yang luar biasa, keseriusan dan fokus terhadap apa yang sedang ia

pelajari. Mutola῾ah, menyimak penjelasan gurunya, dan membaca

penjelasan dari kitab teman-temannya adalah cara bagaimana Dimyathi

muda mencintai dan mendalami ilmu.48

Menurut penuturan KH. Tubagus Hasuri Thohir, ketika tahun

1974, ia menjadi santri baru di Pesantren Kadu Peusing, ia betemu

dengan Abuya Dimyathi muda dan saat itu Abuya Dimyathi muda

sudah menjadi seorang ustadz dan mengajar kitab Al-Fiyyah.

Disamping itu, Dimyathi muda sudah sering kali diminta untuk

menggantikan dan mengisi pengajian oleh Abuya Abdul Halim ketika

Abuya Abdul Halim sedang tidak ditempat atau sedang ditempat

sekalipun. Hal tersebut dilakukan oleh Abuya Abdul Halim untuk

menguji dan memberikan pengalaman kepada Dimyathi muda.49

Dengan kasyaf yang dimiliki oleh Abuya Abdul Halim, serta

melihat keiklasan dan kecerdasan yang dimiliki Dimyahi muda,

47 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 62 48 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 63 49 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 63

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

64

akhirnya, untuk kedua kalinya Abuya Dimyathi muda diijazahi

Tariqah Al-Qodiriyah wa An-Naqsabandiyah. Setelah ijazah yang

pertama oleh ayahandanya sendiri ketika sebelum Dimyathi muda

melangkahkan kakinya keluar rumah untuk melanjutkan

pendidikannya.50 Dimyathi muda dianugerahi ijazah Tariqah

Qadiriyah wa Naqsabandiyah oleh Abuya Adbul Halim ini sebanyak

dua kali. Ijazah yang kedua kalinya, diberikan kelak setelah Dimyathi

muda pulang ke Cidahu dari Watucongol, Magelang pada 17

Muharram 1377 H/13 Agustus 1957 M.51

Selain berguru kepada Abuya Abdul Halim, Abuya Dimyathi muda

juga berguru kepada KH. As’adudin. Tidak hanya ketika berguru

kepada Abuya Abdul Halim saja Abuya diminta untuk menggantikan

atau mengisi pengajian, namun ketika ia berguru kepada KH.

As’adudin, Dimyathi muda pun diminta untuk mengisi pengajian, baik

ketika gurunya sedang berhalangan untuk mengaji, ataupun sekedar

untuk menguji kecerdasan Dimyathi muda.52 Ditambah Selain di

Kadupeusing bersama Abuya Abdul Halim dan KH. As’adudin Ia pun

juga ikut mengaji kepada KH. Muslim walaupun hanya ikut

mendengarkan saja. Kedekatan antara Abuya Dimyathi muda dan KH.

Muslim juga begitu dekat. Dimyathi muda pun mengabdikan dirinya

kepada KH. Muslim, bahkan ketika KH. Muslim sedang menyusun

50 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 63 51 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 123 52 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 64

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

65

sebuah kitab, Dimyathi muda yang berperan sebagai pen-tashih

(editor).53

Dimyathi muda menetap di Pesantren Kadupeusing terhitung dari

tahun 1942-1949 M. Dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun ini banyak hal

yang ia kaji dan pelajari. Bahkan ia pernah singgah di Ciomas, Serang

dalam waktu 4 (empat) bulan untuk mengaji kepada KH. Aliyudin

(KH. Uding) kiyai sepuh asal Ciomas (w. 1960 M). KH. Aliyudin

pernah menuntut ilmu di Makkah dan berguru kepada Syaikh Ahmad

Jaha Al-Bantani, Abuya Jasir Abdul Halim (mertua Dimyathi muda

kelak), KH. Baqir Jogja, dan Syaikh ‘Ali Al-Maliky. Dalam kurun

waktu empat bulan tersebut, Dimyathi muda tidak hanya mengaji

kepada KH. Aliyudin, namun juga mengajar ngaji anak-anak KH.

Aliyudin.54 Kitab-kitab yang diajarkan kepada Dimyathi muda

diantaranya adalah Jam῾ul Jawami’, Mantiq, ‘Uqudul Juman, Tafsir

Jalalin, dan Tauhid.55 Lebih jauh lagi, Dimyathi muda juga berguru

berbagai hizb dan shalawat kepada KH. Abdul Chamid bin Suqya yang

terkenal dengan sebutan Abuya Muqri (w. 25 Syawal 1959 M).56

Demikian sanad keilmuan yang dimiliki oleh Abuya Dimyati dari

penjelajahan ilmu di Banten.

2. Sanad Keilmuan Abuya Dimyathi di Luar Banten

53 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 67 54 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 68 55 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 69 56 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 69

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

66

a. Syaikh Mama Sempur-Purwakarta, Jawa Barat

Setelah 4 (empat) bulan lamanya meninggalkan Pesantren

Kadupeusing, Dimyathi muda kembali ke Pesantren dan langsung

mengikuti kegiatan sebagaimana santri pada umumnya. Di suatu

hari, Dimyathi muda secara khusus dipanggil oleh sang guru

Abuya Abdul Halim dan diperintahkan untuk melanjutkan

menuntut ilmu dan menambah pengalaman ke daerah Sempur,

Purwakarta, Jawa Barat.

Perintah dari Gurunya disampaikan kepada keluarga dan istri

tercinta yang baru saja dinikahinya beberapa waktu lalu. Dengan

dibekali ridho dan do’a dari keluarga dan istri tercinta, Abuya

Dimyathi muda pamit menemui gurunya Abuya Abdul Halim dan

dibekali sepucuk surat yang berbunyi:

Assalamualaikum, wr.wb

“Mang...! Kaula nitip anak kaula ngarana Muhammad

Dimyahi”57

Wassalamu’alaikum, wr.wb

TTD

(Abdul halim)58

57 Bang, saya nitip anak saya, namanya Muhammad Dimyathi 58 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 70

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

67

Dimyathi muda dengan semangat keilmuan yang luar biasa

tanpa pernah merasa lelah dan merasa terbatasi oleh keadaan

ekonomi yang menghimpit keluarganya, dengan lapang dada dan

memasrahkan diri kepada Allah, Dimyathi muda keluar dari tanah

kelahirannya untuk mencari dan menemui ulama-ulama gudang

ilmu di luar tanah kelahirannya. Seorang ulama yang pertama kali

ia temui di luar Banten untuk pertama kali adalah Syaikh Mama

Sempur, Purwakarta, Jawa Barat (w. 27 Dzulqo’dah 1395 H/1975

M).59 Seorang ‘alim fikih dan ilmu-ilmu alat, pemilik sanad hadits

dan kitab dari jajaran Syaikh Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh

Yasin Padang. Dari Syaikh Mama Sempur ini, Dimyathi muda

mendapatkan lisensi khusus (sanad) keilmuan fan Tasawuf,

khususnya mutiara-mutiara wushul Syaikh Ibnu ‘Athaillah as-

Sakandari yang disyarahi oleh Syaikh Ibrahim ar-Rundy dan

Syaikh Syarqawi.60 Dimyathi muda mengaji di Sempur

sebagaimana halnya ketika ia mengaji di Kadupeusing, tanpa kitab,

hanya bermodalkan pendengaran dan catatan-catatan kecil dari

sisa-sisa kertas yang ia temukan sebagai pengikat ilmu. Selain itu,

ia pun masih meminjam kitab-kitab dari temannya untuk

muthola’ah pada pukul 00.00 setelah pengajian dilaksanakan.

Selain muthola’ah, Dimyathi muda tak lupa selalu mendekatkan

diri kepada Allah Swt. disela-sela kegiatan mengaji dan mengulang

kitab-kitab yang telah dipelajari.

59 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 72 60 Murtadho Hadi, Jejak Spiritual Abuya Dimyathi, h. 36

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

68

Seiring berjalannya waktu, dan semakin terkenalnya nama

Muhammad Dimyathi dikalangan santri Sempur, maka

berdatanganlah santri-santri yang meminta Dimyathi muda untuk

membuka pengajian di Pesantren Sempur,61 maka ia pun meminta

izin kepada Mama Sempur dan Mama Sempur menyambutnya

dengan senang hati. Dimyathi muda tidak hanya merintis pengajian

di Pesantren Sempur, ia juga merintis pelaksanaan marhaba di

Pesantren Sempur.62

Pada kamis malam tanggal 20 Dzulhijjah 1373 H/ 21

Agustus 1953 M Muhammad Dimyathi dipanggil oleh Mama

Sempur dan dianugerahi ijazah Tariqah Kholwatiyah dan ilmu

Suluk, juga dilimpahkan cara Musofahah dan Musyabakah dan

Muhammad Dimyathi diperintahkan untuk menulis hidzb dan

Tsabat yang selanjutnya ditandatangani oleh Mama Sempur. Ilmu

tersebut didapat secara khusus dari Hadrotusy Syaikh Muhammad

Mukhtar, Bogor di Makkah dan Hadrotusy Syaikh Muhammad

Mahfud di Makkah. Ketika Mama Sempur akan menganugrahi

ilmu-ilmu khusus itu Mama Sempur terlebih dahulu melakukan

istikharah. Hal terakhir yang dianugerahi oleh Mama Sempur

kepada Dimyathi muda adalah pengangkatan Muhammad

Dimyathi sebagai mursyid dan kholifah dalam melanjutkan

61 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam

h. 73 62 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 73

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

69

kekhalifahan thariqah.63 Dalam lain kesempatan, Mama Sempur

menyampaikan agar tariqah tersebut diberikan kepada orang-orang

yang layak.64

Dimyathi muda menetap dan mengaji kepada Syaikh Mama

Sempur selama 3 (tiga) tahun sejak dari tahun 1950 M sampai

1953 M.65 Selain itu, dalam perjalananya berdakwah, Muhammad

Dimyathi juga sempat bersilaturahim kepada kiyai sepuh di daerah

Warungbawang, Cianjur, yaitu Ajengan Hambali, dan Dimyathi

diberi oleh-oleh Ijazah Salawat al-Kubro karangan Syaikh Sultho

al Aulia Al Quthbur Robbaniy, Al-Syaikh ‘Abdul Qadir Al-Jilany

dan seju mlah salawat yang termaktub dalam kitab Afdhol

Al-Shalawat.66

b. Syaikh Dalhar Watucongol

Pada awal tahun 1953 M, Abuya Dimyathi melanjutkan

perjalanan menuntut ilmu menuju Watucongol, Magelang

menemui seorang ‘alim yang dikenal dengan sebutan Mbah

Dalhar. Mbah Dalhar dengan nama asli Ahmad Nahrawi bin Abdul

63 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 82 64 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 83 65 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 93 66Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 87

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

70

Rahman bin Abdul Ra’uf. Ayahanda dari Mbah Dalhar ini adalah

seorang murid dari Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani.67

Rupanya kedatangan Dimyathi muda ke pesantren Watucongol

sudah diketahui terlebih dahulu oleh Mbah Dalhar. Ketika

Dimyathi muda bertemu dengan Mbah Dalhar, mengikuti tamu-

tamu lainnya dengan cara merangkak, hal tersebut justru mendapat

perhatian lain dari Mbah Dalhar. Mbah Dalhar meminta Dimyahi

muda untuk berdiri dengan mengucapkan qum (berdirilah). Maka

Dimyahi muda pun berdiri dan ditanyai oleh Mbah Dalhar, siapa ia

dan dari mana asalnya. Kemudian Dimyathi muda menjawab

dengan menyebutkan namanya dan asalnya. Setelah singkat

pertemuan, Dimyathi muda diminta oleh Mbah dalhar menuju

pondokan dan tepat pada hari ke empat puluh Dimyathi muda baru

dipanggil oleh Mbah Dalhar untuk menemuinya.68

Dimyathi muda sempat tidak diperkenankan untuk mengikuti

aktifitas sebagaimana santri pada umumnya di pesantren tersebut

karena kassyaf Mbah Dalhar kepadanya. Mbah Dalhar juga sempat

meminta Dimyathi muda untuk menyusun kitab penjelasan-

penjelasan dari kitab karangan para ulama terdahulu. Pada

akhirnya Dimyathi muda diizinkan mengikuti pengajian dan

diminta pula untuk mengajarkan apa yang sudah ia dapatkan

sebelumnya kepada santri-santri yang lain dengan satu syarat, yaitu

67Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 101 68Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 100

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

71

tidak boleh memiliki teman.69 Selain itu, Dimyathi muda juga

meminta sanad kitab Hadits Bukhori dan Muslim kepada Mbah

Dalhar sekaligus Mbah Dalhar mengijazahkan Tarekat Syadziliyah

dan diperintahkan untuk menulis ilmu yang tidak tertulis atau

dicetak, yaitu musofahah musyabakah, serta ilmu-ilmu lain

termasuk al-Qur’an.70

Dikemudian hari, Muhammad Dimyathi dipanggil oleh Mbah

Dalhar dan diminta untuk bersama melaksanakan shalat hajat.

Setelah shalat, Dimyathi muda dibai῾at dan dianugerahi maqam al-

‘arif billah71 dan diwariskan ilmu-ilmu yang dimilki Mbah Dalhar

serta dijadikan mursyid Tarekat Syadziliyah.72

Keberadaan Dimyathi muda di Watucongl pun ternyata sampai

ke telinga Syaikh Abdul Malik Purwokerto, teman seperjuangan

Mbah Dalhar ketika masih nyantri di Makkah kepada Sayyid

Muhammad Amin Ridwan al-Madani, Makkah. Hal tersebut

rupanya merupakan hal yang tidak disangka-sangka oleh Mbah

Dalhar, bahwa temannya yang sudah puluhan tahun berkholwat

(mengasingkan diri) tiba-tiba datang kepadanya dengan tujuan

untuk bertemu dengan Muhammad Dimyathi. Beberapa bulan

69Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 101 70Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 103 71 Adalah suatu istilah dalam tashawuf dalam arti tingkatan kewalian. Sedangkan ‘arif

billah adalah golongan para wali yang disebut al-‘arifin 72Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 112

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

72

kemudian Dimyathi muda berkunjung ke kediaman Syaikh Abdul

Malik. Tujuan silaturahim Dimyathi muda kepada Syaikh Abdul

Malik ini adalah sebagai janji yang pernah diucapnya bahwa ia

akan mengunjungi kediaman Syaikh Abdul Malik. Selama tiga hati

tiga malam Dimyathi muda bertamu dikediaman Syaikh abdul

malik dan pada hari kamis, 9 Jumadil Ula 1374 H/13 Januari 1955

M. Syaikh Abdul Malik mengijazahkan berbagai hizb, salawat al-

ism al-a῾dzam, salawat basyair al-khairat, dan salawat-salawat

yang disusun oleh Syaikh Yusuf bin Ismail An Nabhani.73

Menjadi sebuah kebanggaan untuk seorang guru apabila

santrinya mendapat kepercayaan dari kiyai-kiyai sepuh untuk

mengamalkan ilmunya. Hal ini pula yang dirasakan oleh Mbah

Dalhar. Bahwa keberadaan Dimyathi muda diketahui oleh teman-

temannya seperjuangan dulu, diantartanya kedatangan Mbah

Nawawi Jejeran Yogyakarta yang meminta Dimyathi muda untuk

singgah di Jejeran dan membuka pengajian Kitab Tafsir Munir.74

c. Singgah di Tegal

Selain Watucongol, Purwokerto, dan Jejeran, menurut

penuturan salah seorang murid Dimyathi muda bernama Mustofa

yang berasal dari Kediri, Dimyathi muda pernah singgah di desa

Giren Talang, Tegal-Jawa Tengah. Pesantren yang abuya singgahi

73Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h.114 74Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 116

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

73

bernana Al-Tauhidiyah yang diasuh oleh Syaikh Abu Ubaidah. Di

pesantren ini Dimyathi muda menghafal kitab Ad Dasuqi ‘ala

Ummi al-Bahroin, Fathul Mu’in, dan kitab lainnya.75

d. Pesantren Bendo, Pare-Kediri Jawa Timur

Dimyathi muda setelah selesai mengaji di Watucongol,

Magelang, ia melanjutkan perjalanannya menuju Jawa Timur.

Tujuannya kali ini adalah menemui seorang kiyai kharismatik yaitu

KH. Muhajir/KH. Khozin yang tidak pernah meliburkan pengajian

semasa hidupnya. Tercatat hanya lima kali ia meliburkan ngajinya,

yaitu ketika lima hari menjelang wafatnya.76 Tercatat kira-kira

pada tahun 1958 M – 1959 M77 Dimyathi muda berada di

Pesantren Darul Hikam Bendo Kediri.78

e. Syaikh Ma’shum dan Syaikh Baidhowi Lasem

Dari Bendo, Dimyathi muda melanjutkan perjalanannya

menuju Lasem pada tahun 1962 M adalah karena Dimyathi muda

tidaklah mendengar dan melewati seorang ‘alim kecuali ia ingin

berguru.79 Perjalanan Dimyathi muda ke lasem bersama dengan

istri keduanya yaitu Nyai Dalalah dan dititipkan di Pesantren Mbah

Maksum. Sebagaimana masyhur dikalangan para santri dan kiyai,

75Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 122 76Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 141 77Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 139 78Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 138 79Murtadho Hadi, Jejak Spiritual Abuya Dimyathi, h. 37

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

74

bahwa Lasem adalah kota santri tertua dan gudangnya orang-orang

‘alim. Oleh karenanya, tidak heran jika Dimyathi muda menjadikan

Lasem sebagai destinasi selajutnya untuk ia menuntut ilmu dalam

satu fan ilmu. Sebelum menetap di Lasem, Dimyathi muda terlebih

dahulu melakukan perjalanan menuju Madura dengan maksud

singgah di makam Mbah Kholil Bangkalan, Madura untuk

menghafal al-Qur’an di makam tersebut.80 Kemudian

perjalanannya dianjutkan menuju Bali81 dan Lombok82 dengan

tujuan berjalan di bumi Allah dan bertemu dengan santri dan ulama

ketiga pulau tersebut. Seratus hari sudah ia melakukan perjalanan

seorang diri tentunya sangat melelahkan dan beliau bermaksud

melakukan perjalana kembali ke Sumbawa, namun urung ia

lakukan karena ada hal yang memanggil hatinya untuk kembali ke

Lasem.83

Setelah merasa cukup melakukan perjalanan menyebrangi

pulau-pulau, Dimyathi muda kembali ke Lasem. Dalam termin

pencarian ilmu di Lasem, Dimyathi muda menemui dan belajar

kepada dua ulama kharismatik, yaitu Syaikh Ma’shum dan Syaikh

Baidhowi. Seperti masyhur dikalangan santri dan kiyai bahwa

Lasem adalah kota santri dengan spesialisasi fan ilmu gramatika

80Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 149 81Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 152 82Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 153 83Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 155

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

75

dan semantik Bahasa Arab—nahwu, sharf, mantiq dan

balaghah—bisa diumpamakan seperti santri-santri pemula di

Lasem saja sudah hafal Jurumiyah dal Al-Fiyah, bagaimana

dengan santri-santri yang sudah menghabiskan banyak waktu di

Lasem?84

Dua ulama kharismatik diatas adalah memiliki kepribadian

yang berbeda. Jika Syaikh Ma’sum memiliki karakter lembut,

kalem, dan tawadu, lain halnya dengan karakter dari Syaikh

Baidhowi yang memiliki karakter yang keras, kukuh, dan berwajah

tajam dan sangar.85 Dua hal perbedaan diatas adalah dituturkan

langsung oleh Dimyathi muda karena ia memiliki kedekatan sangat

khusus dan karena kedekatannya tersebut Dimyathi muda diberi

kepercayaan untuk menjadi muqri (pembaca) kitab Ulumul qur’an

karya Syaikh as-Suyuthi di pondoknya Syaikh Ma’sum, Lasem.86

Selain menjadi muqri, Dimyathi muda juga menghafal al-Qur’an

dalam waktu empat bulan di bawah bimbingan Mbah Dlowi dan

dibawah bimbingan Mbah Dlowi juga, ia mendapatkan ijazah

Tarekat Syadziliyah untuk kedua kalinya.87

f. Perjalanan diskusi ilmu dari satu ulama ke ulama lainnya

Selain melakukan perjalanan mencari guru, Dimyathi muda

pun melakukan perjalanan diskusi menemui ulama-ulama. Abuya

84Murtadho Hadi, Jejak Spiritual Abuya Dimyathi, h. 37 85 Murtadho Hadi, Jejak Spiritual Abuya Dimyathi, h. 38-39 86 Murtadho Hadi, Jejak Spiritual Abuya Dimyathi, h. 41 87 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 157

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

76

Dimyathi pun pernah singgah di Kediri. Kiyai-kiyai yang

diprediksi pernah berdiskusi bersama Abuya Dimyathi diantaranya

adalah Mbah Jamal (Batho’an), Mbah Juwaini (Tretek), Mbah

Mahrus Ali. Dan Mbah Marzuqi (Lirboyo), Mbah Manaf (Kediri),

dan Mbah Djazuli (Ploso-Kediri).88

g. Singgah di tanah “Tuan Guru-Lombok”

Belum puas Abuya Dimyathi melakukan perjalanan menemui

ulama-ulama dari satu daerah ke daerah lain. Pada satu

kesempatan, Abuya Dimyathi pernah melakukan perjalanan ke

Lombok untuk menemui Tuan Guru Zaenuddin.89 Seperti

pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan ulama dan kiyai, yang

terjadi pastilah rembuk dan diskusi mengenai hal-hal keilmuan,

bertukar pengetahuan dalam masalah ilmu dan rahasia ma῾rifat,

serta perbincangan dalam masalah hakikat.

Lima belas hari keberadaan Dimyathi muda di tanah Tuan

Guru dan selalu dalam keadaan dikelilingi oleh ulama dan santri.

Di Lombok ini juga, Dimyathi muda mengijazahkan Tarekat

Syadziliyah, Dalailul Kahirat, dan shalawat-shalawat lainnya.90

88 Murtadho Hadi, Jejak Spiritual Abuya Dimyathi, h. 45-46 89 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 155 90 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 155

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

77

h. Menetap di Cidahu

Pada tahun 1963, Dimyathi muda pulang dan menetap di

Cidahu. Pada saat itu, ia mulai membuka pengajian-pengajian,

santri-santri mulai berdatangan dari berbagai daerah seperti

Cirebon, Karawang, Magelang, dan Jombang.91 Namun pada saat

itu Dimyathi muda belum memiliki pondok permanen tempat para

santri bermukim. Santri-santri tersebut masih dititipkan di rumah-

rumah tetangga yang dikehendaki untuk digunakan tempat

tinggalnya.

Tidak hanya membuka pengajian untuk para santri, Dimyathi

muda yang baru saja bermukim di Cidahu ini pun membuka

pengajian mingguan untuk para kiyai dan santri. Disamping itu, ia

membuka pengajian al-Qur’an bagi santri yang menghendaki serta

membuka ijazah Tarekat Syadziliyah, wirid-wirid tertentu untuk

umum.92

c. Kesufian Abuya Dimyathi

Abuya Dimyathi, semenjak masih nyantri sudah menampakkan

kesederhanaannya. Bahkan dimanapun Abuya Dimyathi mukim untuk

nyantri, ia terkenal dengan sebutan santri yang tidak pernah makan dan

tidak pernah tidur. Kebiasaan-kebiasaan untuk mendekatkan diri kepada

Allah sudah nampak sejak kecil. Hal ini pun dipengaruhi oleh didikan dari

91 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 160 92 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 161

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

78

kedua orangtuanya. Ayahanda dari Abuya Dimyathi adalah seorang

pengamal Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dengan berzikir sirr.93

Sejak kecil, Abuya Dimyathi sudah terbiasa berzikir walaupun ia

belum memiliki amalan khusus. Menurut penuturannya kepada salah satu

anaknya yaitu Muhammad Murtadho, Abuya senang mendengar gemercik

suara tasbih, sehingga ia senang memutar tasbih seperti apa yang ayahnya

lakukan.94

Berjalannya waktu, kebiasaan-kebiasaan berzikir dan mendekatkan diri

kepada Allah makin melekat didalam diri Abuya Dimyathi. Ditambah

Abuya dipercaya mendapatkan ijazah beberapa tarekat, diantaranya

Tarekat Qadariyah wa Naqsabandiyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat

Khalwatiyah, hizb-hizb, dan salawat oleh guru-gurunya ketika ia

melakukan perjalanan mencari ilmu.95

Namun, kesufian abuya Dimyathi ini makin nampak terlihat setelah ia

menetap di Cidahu dan membuka pengajian untuk putra-putrinya dan

masyarakat umum. Prinsipnya dalam menjalankan kehidupan dengan

berpegang teguh kepada adalah “tarekat aing mah tarekat ngaji.” Hal

tersebut sejalan dengan apa yang dituliskannya dalam kitab Hidayatul

Jalâliyah “quwwat al-‘ilm wa qillat al mujâhadah.”96 Selain itu, apa yang

menjadi prinsip dalam hidupnya seperti sudah dituliskan diatas, ia jalani

93 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 2 94 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 8 95 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam,

h. 63 96 Ahmad Dimyathi, Hidayatul Jalaliyah fi Thariqah Al-Syzdziliyah, (Kudus: Menara

Kudus, tt), h. 4

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

79

dengan sungguh-sungguh, bahkan selama masa hidupnya ia tidak pernah

meninggalkan “ngaji.” Hal tersebut diatas adalah memang betul dengan

sungguh-sungguh dijalankan oleh Abuya Dimyathi selama hidupnya.

Sejak menetap di Cidahu, abuya masih sama seperti ketia ia berada di

pesantren. Ia terus menerus mendekatkan diri kepada Allah dengan

melaksanakan shalat dan berzikir diwaktu malam hari hingga fajar

menyingsing. Berbeda halnya dengan di Cidahu, ketika pagi hingga siang

hari ia mengajarkan puta-putinya dan santri yang berdatangan untuk

membacakan kitab dan mengaji al-Qur’an. Sedangkan jika di pesantren

pada waktu pagi dan siang hari ia mengaji sekaligus mengajar ngaji karena

dimanapun ia berada, selalu diminta oleh kiyai pesantren yang ia singgahi

untuk membacakan kitab kepada santri-santri yang lain. Hal terakhir yang

selalu dijalani oleh Abuya Dimyathi adalah ia secara terus menerus tanpa

putus berpuasa di hari-hari yang tidak diharamkan untuk berpuasa. Bahkan

ketika pertama kali menetap di Cidahu, Abuya Dimyathi masih juga

menjalani hidup seperti ketika ia masih menetap di pesantren. Hidupnya

jauh dari hingar bingar kehidupan mewah dan membuatnya terlena akan

kenikmatan-kenikmatan duniawi. Kehidupan yang sederhana tersebut,

hingga kini masih diikuti oleh putra-putrinya yang melanjutkan peran

Abuya Dimyathi dalam mendidik ummat. Kata sederhana pantas

disematkan kepada putra-putri Abuya Dimyathi dalam hal keduniaan

karena memang menyadari bahwa kehidupan dunia ini adalah tidak ada

apa-apanya dibanding kehidupan di akhirat kelak.97

97 Wawancara dengan Abuya Muhtadi pada 03 Agustus 2017

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

80

d. Prinsip-prinsip Tarekat Syadziliyah Abuya Dimyathi

Sebagaimana ditulis dalam kitab Hidayatul Jalâliyah, dijelasakan

prinsip-prinsip dalam Tarekat Syadziliyah ialah:

ومبنى الطريقة الشا ذلية كثرة الذكر مع الحضور والهمة العلية، ومدارها حب

هللا ورسوله، وشرطها العظم التقوى فى جميع الحوال، وطلب العلم لتصحيح

لقليل والكثير من القوات والموال، والعراض عن ، والرضا با العمال

الناس عند الدبار والقبال. وحصوصيتها قوة العلم وقلة المجاهدة ككثرة

والبسط فى المفاخرالعلية فى الماثر الشاذلية، والكالم على للقادرية، دادالم

الطريقة خطير، والناس من بين مقر ونكير، والكل جم غفير، كل حزب بما

والباطل با لديهم فرحون. والصواب وسيط بين افراط وتفريط، والحق حق،

، ومن خالفه فقد وقع فى زطل، والشرع ظاهر فمن اخذ به اخذ بحظ واف

وادغاءبر، وهللا يعلم الظواهر والسراءر. وذكرت بيانا للكل فى رصن القصر.

صد بعبادته يلتفت الى نوائل، وقوالصادق من جعل اعماله مقاصد لوسائل ولم

التعبد فقط، لطلب مقام آخر قط، اعملوا ما شئتم كل ميسر لما خلق له. اعملوا

ما شئتم. انه بما تعملون بصير.

اعلم: ان الطريق سلوكها وقطع عقبا تها انما هو با لذل والنكسار والخوف

ة الشيخ للمريد و ميل الشيخ له غالبا الشديد سواء بسلوك او غيره او بمحب

ليكون البقدرتزكية النفس وتصفيتها بكثرة الوراد والدكار والتباع لسنن

المصطفى

)وسننها( كما روي عن على كرم هللا وجهه ثالثة: سنة هللا وهو كتمان السر

.وسنة رسوله وهو المداراة للناس وسنة اوليآئه وهواحتمال الذى

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

81

نياه ومن احسن سريرته )ولها اعمل ثالثة( من عمل لآل خرة كفاه هللا امرد

احسن هللا عال نيته ومن اصلح ما بينه وبين هللا اصلح هللا ما بينه وبين الناس.

)ولها ثالث صفات( الصبر على البالء والشكر على الرخاء والرضا بالقضاء.

الحرص واحسد والحقد والكبر ونحوها. )ولها طهارة باطنة( وهي من

مكان.لوب واث)وظاهرة( وهي طهارة البدن وال

كره التعبد فقط ر مع هللا فىسائراعماله ويقصد بذوهو الحضو (ولها حضور)

مقام آخر وذلك ليكون حال ذكره غير خال عن العبادة فان الخلوة لطلب

والرياضة انما شرعا للتفرغ عن الكوان فالصادق من جعل اعماله كلها

مقاصدل وسائل.

ضع التهمة اكثر مما يخاف منالموا)ولها شرط( وهو ان يهرب بنفسه من

القلب كما توجب ال وجود اللم، فان مواضع التهمة توجب السقم على ا

. )واعلم( ان مدارالسعادة مربوط غديةالفسدة السقم على البدن سيم الطباء قليل

ألتوبة من (الطريق اربع بأمرين تعظيم امرهللا والشفقة لخلقه )ومراتب

لى الطاعات واجتناب المخالفات من غير اخالل شرط المعاصى والستقامة ع

وله اركا ن، ترك النام والكالم والطعام والمنام والمراد القلة. والتهذيب, بذلك.

ة النفس. والتقريب، وهو دوام الذكرحتى يصير بمثا ب

“Tarekat Syaziliyah dibangun atas dasar dengan memperbanyak

zikir, menjiwai zikir tersebut, disertai semangat yang tinggi.

Tujuan utama dari pengamalan Tarekat Syadziliyah adalah cinta

Allah dan Rasul-Nya. Syarat yang terpenting adalah ketaqwaan di

dalam segala situasi, menuntut ilmu dengan tujuan

menyempurnakan amal, rela dengan makanan dan harta yang

sedikit, berpaling dari manusia ketika ada dan tidaknya mereka.

Kelebihan dari Tarekat Syadziliyah adalah kuatnya ilmu,

sedikitnya mujahadah seperti banyaknya luapan rahmat bagi

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

82

Tarekat Qodiriyyah, seperti dilapangkannya derajat-derajat yang

tinggi dalam ajaran-ajaran Syadziliyah.

Berbicara tentang tarekat sangatlah rumit, sementara orang-orang

ada yang menerima dan menolak tarekat ini, tarekat juga memiliki

jumlah yang banyak. Semua golongan dari masing-masing tarekat

akan merasa bangga dengan apa yang mereka miliki. Kebenaran

berada di tengah-tengah ketidak hati-hatian dan berlebihan.

Sedangkan kebenaran adalah kebenaran. Dan kebatilan adalah

kebatilan. Syariat adalah kenyataan, dan barang siapa yang

mengamalkannya maka ia telah mengambil bagian kebaikan yang

sangat banyak. Siapa yang menentangnya maka ia telah terjatuh

dalam jurang yang dalam. Sementara Allah mengetahui segala

yang zahir dan yang ada di dalam hati. Dan penulis telah

menyebutkan keterangan untuk semuanya di dalam ungkapan yang

ringkas. Orang yang jujur ialah orang yang menjadikan amal-

amalnya sebagai tujuan utama, bukan perantara, tidak menoleh

kepada pemberian, dan yang menjadikan ibadahnya hanya sebagai

ibadah saja, sama sekali tidak karena meminta satu derajat.

Berkerjalah sebagaimana yang kalian kehendaki; karena segala

sesuatu itu dimudahkan oleh penciptaannya. Berkerjalah

sebagaimana yang kalian kehendaki; karena Allah melihat apapun

yang kalian lakukan.

Ketahuilah bahwa jalan pendekatan dengan Allah ialah dengan

melewati dan menghindari rintangan dengan merasa hina, prihatin,

dan ketakutan yang besar. Baik dengan suluk, atau cara lainnya,

atau dengan kecintaannya seorang syaikh kepada murid. Dan

condongnya seorang syeh tidaklah ada kecuali dengan kadar

kebersihan jiwa dan kesuciannya dengan memperbanyak wirid,

zikir dan ittiba' kepada sunnah-sunnah al-Musthofa Saw.

Sunnah-sunnah tarekat–sebagaimana di riwayatkan dari Sayyidina

Ali karromallah wajhah- adalah tiga hal: sunnahnya Allah yaitu

menjaga rahasia, sunnah rasul yaitu akrab dengan manusia, dan

sunnah para walinya yaitu dengan menahan segala cobaan.

Sunnah-sunnahnya tarekat memiliki tiga amal: barang siapa yang

beramal untuk tujuan akhirat maka Allah cukupkan perkara

dunianya, barang siapa yang memperbaiki hatinya maka Allah

akan memperindahnya di alam terbuka, dan barang siapa yang

memperbaiki hubungan antara dirinya dengan Allah, maka Allah

akan memperbaiki hubungannya dengan manusia.

Tarekat memiliki tiga sifat: sabar atas cobaan, syukur ketika kaya,

dan ridho atas segala yang digariskan.

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

83

Tarekat memiliki pensucian bathin yaitu dari perasaan: tamak,

hasud, dendam, sombong dan lain sebagainya. Serta pensucian

dzahir yaitu kesucian badan, pakaian dan tempat.

Penjiwaan dalam tarekat: yaitu penjiwaan bersama Allah di semua

amalnya, dan dengan zikirnya ia bermaksud untuk ibadah saja,

bukan karena meminta derajat yang lain. Itu semua agar ia dalam

dzikirnya tidak kosong dari ibadah; karena bersepi (uzlah) dan

riyadah dibolehkan untuk tujuan mengosongkan diri dari semua

makhluk. Maka orang yang jujur ialah orang yang menjadikan

semua amalnya sebagai tujuan utama, bukan sebagai perantara.

Syarat dalam Tarekat: yaitu lari membawa dirinya dari tempat-

tempat yang dapat menimbulkan keadaan menjadi buruk yang

dapat menyebabkan sakit di dalam badan, apalagi dengan

minimnya pertolongan dokter. Ketahuilah bahwa pusat

kebahagiaan bergantung pada dua perkara: pengagungan terhadap

perintah Allah dan kasih sayang kepada makhluknya.

Derajat tarekat ada empat: taubat dari kemaksiatan, istiqomah

dalam ketaatan, menghindari pelanggaran-pelanggaran tanpa

adanya kekurangan syarat-syarat yang telah disebutkan

sebelumnya, dan pembersihan jiwa.

Rukun-rukunnya tarekat: meninggalkan (mengurangi) manusia,

pembicaraan, makanan, dan tidur, dan pendekatan yaitu berdzikir

secara teratur sehingga seakan sudah menjadi jiwanya.”98

e. Karya-karya Abuya Dimyathi

Abuya dimyathi tidak terkenal sebagai seorang ulama yang menyusun

kitab-kitab atau menyusun penjelasan-penjelasan dari kitab-kitab karya

ulama terdahulu. Namun meski demikian, ia adalah seorang ulama yang

lengkap memiliki penguasaan berbagai disiplin ilmu. Meskipun ia bukan

seorang ulama yang produktif dalam menyusun sebuah tulisan, namun ia

memiliki beberapa risalah diantaranya:

1. Ashl al-Qodr (syair-syair untuk para sahabat perang badar), ditulis

pada 1965 M/1385 H.

98 Ahmad Dimyathi, Hidayatul Jalaliyah fi Thariqah Al-Syzdziliyah, (Kudus: Menara

Kudus, tt), h. 4-5

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

84

2. Minhaj al-Istifa (menguraikan tentang hizib Nasr dan hizib ikhfa),

ditulis pada tahun 1959 M/ 1379 H.

3. Rosn al-Qosr (menguraikan tentang hizib nasr), ditulis pada 1968

M/1388 H

4. Rachbu al-Qofr I (Menguraikan tentang hizib bahr), ditulis pada

1968 M/1388 H

5. Roshnu al-Qasr II (menguraikan tentang hizib nasr), ditulis pada

1968 M/1388 H

6. Bahjah al-Qolâid, ditulis pada 1973 M/1393 H.

7. Nadzam Tijan al-Darori (syair tentang tauhid), ditulis pada 1973

M/1393 H.

8. Hidayah al-Jalaliyah (dzikir tentang Tarekat Syadziliyah), 1975

M/1405 H.

9. Madad al-Hikam al-matin (kitab yang menguraikan tentang sanad

kitab Hikam, Al-Qur’an, Ilmu Fiqh, Ilmu Tashawuf, dan Talqin),

namun kitab ini tidak ditulis sampai selesai akibat musibah

kebakaran pada tahun 1987 M.99

f. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini Pesantren Cidahu yang berlokasi di Kampung

Cidahu, Desa Tanagara, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang,

Provinsi Banten. Secara umum, masyarakat Kampung Cidahu 100%

beragama Islam dan mayoritas bekerja sebagai petani dan pedagang.

Selain itu, profesi lain selain petani dan pedagang adalah sebagai guru,

99 Muhammad Murtadho, Manaqib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam, h. 271

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

85

atau ustadz. Letak Kampung Cidahu berada kaki Gunung Karang dan

masih terdapat banyak kebun dan persawahan. Aktifitas keagamaan

disana, masih efektif karena terbukti masih terdapat masjid dan musholla

disetiap kampung, serta madrasah, sebagai pusat kegiatan agama

masyarakat, ditambah masing-masing pusat kegiatan tersebut dipimpin

oleh tokoh masyarakat yang dipercaya oleh masyarakat sebagai pembina

dan pemimpin.

Di Pesantren Cidahu. Pesantren Cidahu merupakan tempat

berkembangnya Tarekat Syadziliyah yang dipimpin oleh pendiri pesantren

tersebut yaitu Abuya Dimyathi yang sekaligus berperan sebagai mursyid

Tarekat Syadziliyah. Setelah wafatnya Abuya Dimyathi, predikat mursyid

tersebut dilanjutkan oleh putra pertama dan kedua sebagai badal

(pengganti). Aktifitas di Pesantren Cidahu pengajian selain pengajian

untuk santi-santri yang tinggal di Pesantren Cidahu, diselenggarakan pula

pengajian untuk masyarakat umum, dilaksanakan setiap sabtu pagi,

dimulai pukul 08.00 sampai pukul 11.00, dihadiri oleh masyarakat umum.

Kitab-kitab yang dikaji terdiri dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya

kitab tafsir, hadits, fiqh, dan lainnya. Selain itu, kegiatan pesantren untuk

masyarakat umum adalah istighâtsah kubrâ yang diselenggarakan setiap

satu bulan sekali, setiap malam minggu pertama di awal bulan, dan yang

terakhir adalah ijazah Tarekat Syadziliyah yang dilaksanakan di dua

minggu terakhir bulan Rabiul Awal setiap tahunnya.

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

86

Dari aktifitas-aktifitas pesantren tersebut, memberikan gambaran

positif bagi atmosfir keagamaan baik di dalam lingkungan Pesantren

Cidahu ataupun masyarakat di sekitar lingkungan Pesantren Cidahu.

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

87

BAB IV

PENGARUH TAREKAT SYADZILIYAH TERHADAP KESALEHAN

SPIRITUAL SANTRI PESANTREN CIDAHU

Dalam bab ini, penulis akan memaparkan mengenai hasil penelitian

Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan Spiritual Santri Pesantren

Cidahu. Dalam pengumpulan data, penulis mewawancarai 6 (enam) responden,

terdiri dari 3 (tiga) santri putra dan 3 (tiga) santri putri. 3 (tiga) responden tersebut

terdiri dari masing-masing 1 (satu) orang abdi dalam Pesantren Cidahu, 1 (satu)

lurah kobong, dan 1 (satu) santri berpengaruh di Pesantren Cidahu. Hal tersebut

penulis lakukan karena penulis anggap ketiga responden tersebut yang dapat

mewakili penelitian yang penulis lakukan di Pesantren Cidahu.

Terkait dengan kesalehan spiritual yang penulis maksud, telah penulis

paparkan dalam bab II. Penulis hanya membatasi pada praktik ibadah yang

berkaitan dengan praktik ibadah individu seperti shalat wajib lima waktu, puasa

pada bulan Ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji ke baitullah..

Menurut Harun Nasution, segolongan orang Islam yang belum puas

dengan pendekatan diri kepada Allah melalui shalat, puasa, dan haji, dan mereka

ingin berada sedekat mungkin dengan Allah Swt. melalui jalan al-tasawuf.1

Tasawuf sebagai suatu ilmu pengetahuan, mempelajari cara dan jalan bagaimana

seorang Islam dapat berada sedekat mungkin dengan Allah Swt.2 kemudian, dari

jalan tasawuf berkembanglah tarekat-tarekat sebagai bentuk dari praktik tasawuf

1 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 2009), Jilid

II, h. 68 2 Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang,

2010), h. 43

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

88

yang terlembagakan dan terorganisir serta selalu dinisbahkan dengan nama

pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir pada abad itu. Setiap tarekat mempunyai

syaikh, kaifiyah zikr, dan upacara ritual masing-masing.3 Boleh dikatakan bahwa

tarekat itu mensistematiskan ajaran dan metode-metode tasawuf. Guru tarekat

yang sama mengajarkan metode yang sama, zikir yang sama, murâqabah yang

sama. Seorang pengikut tarekat akan memperoleh kemajuan melalui sederet

amalan-amalan berdasarkan tingkat yang dilalui oleh semua pengikut tarekat yang

sama. Sehingga tarekat yang sudah terorganisir dan memiliki pengikut atau

jama’ah yang tersebar diberbagai daerah, biasanya memiliki mursyid lebih dari

satu, sesuai dengan daerah mereka masing-masing, atau paling tidak, para

jama’ah akan berkumpul bersama dengan mursyid dimana mereka berbaiat.4

A. Praktik Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu Pandeglang

Penulis sepakat dengan pendapat para ahli bahwa Santri-santri yang

bermukim di pesantren Cidahu Pandeglang dan sudah berbai’at Tarekat

Syadziliyah, mereka adalah segolongan orang yang tidak puas dalam praktik

mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat, puasa, dan haji. Santri-santri

Pesantren Cidahu mengamalkan sebuah tarekat yang dinisbahkan kepada salah

satu tokoh sufi terkemuka yaitu al-Syadzili, sehingga jelas, mereka

mengamalkan dan mengikuti Tarekat Syadziliyah.

Hal tersebut diatas sesuai dengan temuan di lapangan bahwa tujuan

seseorang mengikuti tarekat adalah selain tidak puas dengan pendekatan diri

kepada Allah melalui shalat, puasa, dan haji juga berharap bisa menjadi

3 Sri Mulyati (ed.), Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah Di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2011), h. 6 4 Sri Mulyati (ed.), Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah Di Indonesia,

h. 8

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

89

seseorang yang lebih baik dari sebelum mengikuti Tarekat Syadziliyah,

dengan cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. melalui perapalan zikir yang

terus menerus. Sebagaimana yang disampaikan oleh Siti Zulfa mengenai

motivasinya mengikuti Tarekat Syadziliyah yaitu “motivasinya sih ingin jadi

manusia yang lebih baik lagi” dan menurut pengakuan dari Siti Zulfa

mengenai perbedaan kesalehan spiritual ketika sebelum dan sesudah

mengikuti Tarekat Syadziliyah adalah:

“Perbedaan sebelum dan sesudah mengikuti tarekat Syadziliyah itu

sebelum saya ikut Tarekat Syadziliyah saya jarang sekali memegang

tasbih dan juga kurang bersemangat melaksanakan sholat-sholat sunnah.

Dan setelah saya mengikuti ijazah tarekat syadziliyah dan mengamalkan

amalannya, saya merasa tidak tenang jika saya tidak shalat duha, maupun

tahajud.”5

Pada bab sebelumnya, penulis sudah menjelaskan mengenai sanad Tarekat

Syadziliyah yang berkembang di Pesantren Cidahu Pandeglang, dimulai dari

perjalanan mursyid Tarekat Syadziliyah Pandeglang tersebut berjalan dimuka

bumi hingga ia dapat mengembangkan Tarekat Syadziliyah di Tanah Pandeglang.

Bagi para santri, untuk dapat mengamalkan Tarekat Syadziliyah, hanya

santri-santri yang telah berusia diatas 17 tahun yang diperkenankan untuk

mengikuti bai῾at atau ijazah Tarekat Syadziliyah yang dilaksanakan satu tahun

sekali. Adapun prasyarat lain selain sudah berusia 17 tahun yaitu bersedia dengan

sungguh-sungguh mengamalkannya sesuai waktu yang telah diperintahkan, yaitu

setelah waktu shalat maghrib dan shalat isa. Dua pra syarat ini harus dipenuhi

terlebih dahulu agar dalam pengamalan Tarekat Syadziliyah tidak terkesan

serampangan dan asal-asalan. Sehingga, jika pra syarat kedua belum dapat

terpenuhi, maka, sekalipun seorang santri telah berusia diatas 17 tahun, namun ia

belum sanggup untuk berikrar untuk mengikuti ijazah dan mengamalkan Tarekat

5 Wawancara dengan Siti Zulfa Shidiq pada 15 Juli 2017

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

90

Syadziliyah, maka, santri tersebut sebaiknya mempersiapkan diri terlebih dahulu

dan memiliki tekad yang kuat untuk berbaiat.

Sebagaimana keterangan yang didapat dari Siti Masyithoh mengenai

batasan umur, waktu pengamalan Tarekat Syadziliyah bagi para santri yang sudah

diperkenankan mengikuti Tarekat Syadziliyah adalah:

“Tapi sebenernya mah kalo mau ikut Tarekat Syadziliyah ini umurnya

harus udah 17 tahun, kalo belum 17 tahun ya belum boleh ikutan ijazah.

Tapi ada juga sih yang ga ikut tarekat syadziliyah walaupun udah 17 tahun

umurnya, soalnya kalo udah ijazah itu kan harus bener-bener serius

diamalin, ga boleh ditinggalin.”

Lebih jauh lagi Siti Masyithoh menjelaskan mengenai waktu pelaksanaan

Ijazah Tarekat Syadziliyah yaitu:

“Dibuka ijazah toriqat, nanti hari rabu, kalau teteh santri disitu mah

ijazahnya dua rabu terakhir bulan mulud. Tapi itu khusus santrinya Abah

Mur aja. Jadi engga dipaksa sama umi nya, siapa yang mau ijazah ya

silahkan. Itu juga gimana kitanya lagi. Tapi kalo di Abah Muh itu sabtu-

minggu waktu ijazah itu buat umum kalo di Abah Muh.”

Maksudnya adalah perbedaan antara pelaksanaan ijazah diantara dua

mursyid Tarekat Syadziliyah pada setiap bulan Maulid dan hari pelaksanaannya

adalah setiap hari Rabu khusus untuk santri-santri Abuya Murtadho (adik pertama

Abuya Muhtadi) dan hari Sabtu dan Minggu di akhir bulan Maulid untuk santri-

santri dan masyarakat umum.

Setelah kedua pra syarat untuk mengikuti prosesi tersebut terpenuhi, maka

santri tersebut diperkenankan untuk mengikuti serangkaian prosesi bai’at. Dalam

Praktik mengamalkan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu, para santri yang

berikrar dan berbai’at untuk setia dan istiqamah mengikuti petunjuk dari sang

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

91

mursyid serta istiqamah mengamalkan Tarekat Syadziliyah dipersilakan

mengamalkannya setelah prosesi bai῾at atau ijazah selesai dan dianggap sah.6

Sebelum melangsungkan prosesi bai῾at atau ijazah, terlebih santri-santri

yang ingin berbai῾at melaksanakan shalat taubat dua raka῾at sebagai langkah awal

penyucian jiwa, diimami oleh mursyid tarekatnya. Sesuai dengan keterangan dari

Siti Masyithoh mengenai proses sebelum bai’at dan prosesi bai’at Ijazah Tarekat

Syadziliyah “Kita punya wudhu dari kobong bawa mukena dari kobong sama

teteh santri yang lain ke abah. Kita shalat taubat dua roka’at diimamin sama

abah.7 Pelaksanaan shalat taubat tersebut, sejalan dengan apa yang Al-Syadzili

kemukakan bahwa seorang sâlik (seorang murid yang berjalan menuju Allah)

harus bertaubat dari segala dosa yang telah diperbuatnya dengan memohon ampun

kepada Allah. Orang yang baik adalah bukan orang yang tidak pernah berbuat

dosa ataupun tidak pernah berbuat apapun, tetapi orang yang baik adalah orang

yang mengakui segala kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.8

Langkah selanjutnya adalah menunggu giliran untuk dibai῾at atau ijazah

secara langsung, dan satu per satu, sehingga tidak mengherankan pelaksanaan

prosesi bai῾at atau ijazah Tarekat Syadziliyah cukup menyita waktu. Penuturan

yang didapat dari Siti Zulfa Shidiq mengenai proses pembai’atan yaitu:

“Pas waktu itu, maju satu-satu, lalu duduk didepan abahnya, terus ngikutin

bacaan yang abah baca, teh tau kan adu panco? Tu tuh kaya gini teh, kita

disuruh natap matanya abah, abis gitu abahnya merem sambil ngucapin

astafhfirullah, la ilaha illallah sama shalawat umi, abis gitu do’a. Abis

gitu salaman sama abah, salamannya kaya dikerasin gitu dari abahnya,

abis itu selesai. Kita boleh ngamalin Tarekat Syadziliyah deh.”

6 Wawancara dengan Siti Masyitoh, 06 Juli 2017 7 Wawancara dengan Siti Masyitoh, 06 Juli 2017 8 Ensiklopedi Tasawuf (Bandung: Angkasa, 2008), h. 87

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

92

Para santri duduk di depan mursyid sambil menunggu gilirannya di bai’at.

Setelah tiba giliran untuk bai῾at, santri tersebut berhadapan dengan mursyid

mengikuti apa-apa yang diucapkan oleh mursyid. Dalam pelaksanaan bai῾at pada

santri putri, ketika sang mursyid melafalkan wiridan-wiridan Tarekat Syadziliyah,

ia memejamkan matanya, begitupun dengan santri putri dihadapannya, ketika ia

melafalkan wirid-wirid, maka ia pun memejamkan matanya. Hal ini disebut

dengan prosesi adu panco.9 Dalam mengijazahkan Tarekat Syadziliyah, cara yang

digunakan oleh mursyid adalah dengan memilih secara acak kitab-kitab yang

sudah tersusun di depan untuk dipanggil pemiliknya dan mendapat ijazah Tarekat

Syadziliyah. Sang mursyid membacakan lafadz-lafadz yang tertulis didalam kitab

pedoman tarekat dan calon pengikut jama’ah mengikutinya. Menurut penuturan

salah seorang santri yang mengikuti ijazah Tarekat Syadziliyah yaitu Ratu Elis:

“Kita didepan abah, nanti kalo kata abah ditunjuk ini, didepan kita

ditunjuk, kita ikutin kata abah. Nanti kalo ditunjuk dua. Dua-duanya, tiga, ya tiga

tiganya ikutin. kita madep ke abah, kalo kata abah ini, di tunjuk, terus disuruh kita

ikutin lafadz-lafadz tarekt itu sama abahnya, ya maksudnya ijabnya kaya gitu.

Kalau lafadz untuk toriqahnya itu diantaranya lafadz istighfar, abah baca istighfar

tiga kali, kita ngikutin gitu, abah baca shalawat tiga kali kita baca tiga kali. Terus

abah baca tahlil tiga kali, kita ikutin juga, yaudah, itu aja, selesai ijazahnya.”

Kitab-kitab yang sudah tersusun didepan mursyid tersebut akan dipilih

sesuai dengan kasyaf sang mursyid. Tidak akan pasti ketika calon jama῾ah

menyimpan kitab di deretan pertama ia kan disilakan untuk maju terlebih dahulu,

itu semua tergantung kasyaf dari sang mursyid. Bahkan ada seorang calon jama῾ah

yang belum juga disilakan maju untuk berbai῾at padahal kitabnya sudah disusun di

depan mursyid lebih dahulu ketimbang calon jama῾ah yang lain.10

9 Wawancara dengan Siti Zulfa Shidiq pada 17 Juli 2017 10 Wawancara dengan Ratu Elis pada 11 Juli 2017

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

93

Setelah menerima ijazah Tarekat Syadziliyah, maka seorang jama῾ah wajib

membaca segala ketentuan yang telah ditetapkan, seperti harus mengamalkannya

setiap setelah pelaksanaan shalat magrib dan subuh. Jika tertinggal, maka ada

ketentuan harus diganti di hari lain (qada). Jika sudah berbai῾at, maka jama’ah

wajib mengamalkannya seumur hidup.11 Namun, penentuan qodo tersebut adalah

tergantung individu masing-masing mau memberi hukum apa jika tertinggal

mengamalkan. Jika diri sendiri menghukumi wajib untuk qodo, maka ia wajib

mengqodonya, jika ia menghukumi untuk tidak wajib qodo, maka ia tidak wajib

qodo karena tidak ada ketentuan untuk qodo jika tertinggal. Sebagaimana yang

dituturkan oleh Jali kepada penulis:

“Kalau ketinggalan ya di qadha, tapi ya tergantung kita mau ngehukumin

wajib qodho atau enggak. Kalo yakin harus diqodho, ya wajib qodho, kalo

ngerasa yakin ga usah diqodho ya ga usah diqodho.”12

Pengamalan-pengamalan Tarekat Syadziliyah yang dilaksanakan di

Pesantren Cidahu mengikuti seperti apa yang dianjurkan oleh al-Syadzili yang

menegaskan bahwa jika seseorang ingin mendapatkan diri dekat dengan Allah

Swt. maka ia harus selalu ingat kepada Allah melalui zikr, karena tidak akan

sampai seseorang kepada-Nya kecuali dengan melanggengkan zikr. al-Syadzili

juga menegaskan agar memperbanyak membaca hamdalah, istighfâr,dan lâ hawla

wa lâ quwwata illâ bi Allâh. Apabila zikir tersebut dibaca dalam waktu-waktu

tertentu dengan tertib, maka akan mendapatkan keberkahan.13

11 Wawancara dengan Ratu Elis pada 11 Juli 2017

12 Wawancara dengan Jali pada 11 Juni 2017

13 Ensiklopedi Tasawuf (Bandung: Angkasa, 2008), h. 86-87

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

94

Berikut adalah tata cara pengamalan Tarekat Syadziliyah di Pesantren

Cidahu Pandeglang:

1. Membaca istigfar sebanyak 100 kali, adapun lafadz istighfar

Tarekat Syadziliyah:

استغفرهللا

2. Membaca Shalawat Nabi sebanyak 100 kali. Adapun lafadnya:

د نا محم ك ورسولك النب عب اللهم صل على سيد ي وعلى اله و د به وسلم تسليما صح ي االم

عظمة ذ بقد ين ي كل ا تك ف ر وقت وح

3. Membaca Dzikir 100 kali, adapun lafad dzikirnya:

هللا ال ا له ا ال

Dan diakhiri dengan lafadz:

م ل ه و س ي ل هللا عل ص سيد نا محمد رسول هللا

4. Membaca do’a dengan lafadz:

ل هللا ه الاله االهللا محمد رسو د ل مها فى قل ب صل هللا علي ه و سلم سب حاناهلل وبحم الهم ثبت ع

ي ه الذ با د وسالم على ع د لل نات وا لحم م ني ن وا لمؤ م فر لل مؤ لي ذن ب وغ فر ىف ط ص أ نواغ

5. Membaca washilah atau hadhârat:

ال طف ى حضرة النبي نامص يته واله وصحبه واز محمد ى سيد ه وذر الفا تحةواج

ين و سلي ن والشهداء والصالح يع االن بياء والمر ين والقراء ا والى جم د ته مة المج ي ن ألء والمتهجد

الفا تحة

ب ابا الحسن مام القط صا اال ل الطرق حصو ي ع اه لي والى جم الفا تحةعلي الشاذ

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

95

ي ن الي ه ىل ا و واح المشايح المسل سل الفا تحةار

ا ات نم ؤ لم ا و ن ي ن م ؤ لم ا و ات م ل س لم ا و ن ي م ل س لم ع ا يم ج ولدى و ىل ا و ات الفا و م ء ا و م ه ن م اء ي ح أل

تحة

ه و ... والى ع له وفرو 14الفا تحة اصو

Wirid tersebut diatas diamalkan setiap setelah melaksanakan shalat subuh dan

shalat magrib dengan teratur dan disiplin. Hal ini juga sesuai dengan apa yang

diajarkan oleh Al-Syadzili yang mengajarkan untuk melanggengkan berzikir

diwaktu-waktu yang telah ditentukan. Namun apa yeng tertulis dalam kitab

panduan pembacaan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu ini, tidak terdapat

wirid dengan lafadz lâ hawla wa lâ quwwata illâ bi Allâh, dan alhamdulillah. Hal

tersebut terjadi karena apa yang didapatkan oleh mursyid tarekat, akan sesuai

dengan apa yang didapatkan olehnya dahulu ketika mendapatkan anugerah

mursyid tarekat dari gurunya yang terdahulu. Hal ini juga terjadi dalam

pengamalan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu.

Lafadz-lafadz amalan Tarekat Syadziliyah yang tertulis didalam kitab

panduan, adalah sesuai dengan apa yang disampaikan kepada santri-santri yang

mengikuti bai῾at Tarekat Syadzliyah yaitu dengan pertama-tama merapalkan

istighfar, selanjutnya merapalkan shalawat ummi seperti apa yang disampaikan

salah satu santri pesantren Cidahu, dengan lafadz yaitu:

به وسلم تسليما ي وعلى اله وصح ك ورسولك النبي االم عب د د نا محم اللهم صل على سيد

عظمة ذا تك ف ين ي كل وقت بقد ر وح

14 Ahmad Dimyathi, Hidayatul Jalaliyah fi Thariqah Al-Syzdziliyah, (Kudus: Menara

Kudus, tt), h. 1-4

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

96

Selanjutnya ialah dengan membaca kalimat tauhid الاله اال هللا sebanyak 100 kali

dan dilanjutkan صل هللا علي ه و سلم سيد نا محمد رسول هللا

Doanya:

ل هللا ه الاله االهللا محمد رسو د ل مها فى قل ب صل هللا علي ه و سلم سب حاناهلل وبحم الهم ثبت ع

ي ه الذ با د وسالم على ع د لل نات وا لحم م ني ن وا لمؤ م فر لل مؤ لي ذن ب وغ فر ىطف ص أ نواغ

Dan diakhiri dengan membaca tawassul atau hadarat kepada Rasulullah Saw., para

sahabat dan tabi῾in, ‘ulama dan sâlihîn, serta guru-guru mursyid Tarekat

Syadziliyah yang terdahulu.15

B. Deskripsi Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Spiritual Santri Pesantren Cidahu

a. Deskripsi Kondisi Santri Pengamal Tarekat Syadziliyah Pra Baiat

Tarekat Syadziliyah hanya salah satu diantara banyak cara untuk

mendekatkan diri kepada Allah Swt. sehingga pada dasarnya, seseorang

yang mengikuti sebuah tarekat adalah salah satu upaya juga untuk dapat

berada sedekat mungkin dengan Allah Swt. melalui zikr dan membaca

hizb dengan rutin.16

Menurut al-Syadzili, ada hal yang memudahkan jalan menuju Allah

Swt. yaitu mencintai Allah Swt. (mahabbah) dan ma῾rifat. Akan tetapi

ma῾rifat tidak akan dirasakan kecuali dengan telah sungguh-sungguh

melaksanakan syari῾at-syari῾at serta menetapi segala yang wajib diketahui

setiap muslim, yang halal maupun yang haram. Demikian juga dengan

cinta (mahabbah). Objek dan tujuan semua sufi dari masa ke masa ini

15 Wawancara dengan Jali pada 11 Juli 2017 16 Makmun Gharib, Syekh Abu al-Hasan al-Syadzili: Kisah Hidup Sang Wali dan Pesan-

pesan yang Menghidupkan Hati, (Jakarta: Zaman, 2014), terj. Asy’ari Khatib, diterjemahkan dari

Abû al- Ĥ asan al-Syâdzilî: Ĥayatuhû, Tashawwufuhû, wa Aurâduhû, p. 81

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

97

berpijak diatas landasan bahwa cinta ilahiah adalah buah manis ibadah.

Maka, jika kau mencintai Allah Swt., kau harus menjalankan perintah-Nya

dan menjauhi larangan-Nya, maka, kau akan merasakan lezatnya iman dan

indahnya keyakinan.17

Sebetulnya, ada banyak cara untuk berada sedekat mungkin dengan

Allah. Dalam hal ini, yaitu Tarekat Syadziliyah yang menjadi salah satu

jalan pilihan oleh sebagian orang. Oleh karena itu, bila tasawuf diposisikan

sebagai disiplin ilmu, maka tasawuf diartikan sebagai suatu kajian ilmu

pengetahun yang menjelaskan mengenai cara dan jalan yang dilakukan

seorang muslim untuk senantiasa dekat dengan Allah Swt. melalui

pendekatan qalb atau intuisi, pengalaman pribadi, dan tasawuf berpijak

dari keyakinan, serta bertujuan tidak hanya untuk mengenal Tuhannya,

tapi berada sedekat mungkin dengan-Nya melalui metode mesucikan jiwa,

mental, dan spiritual.18

Pengalaman-pengalaman intuisi dalam tarekat ini hanya akan dialami

bagi mereka yang ingin dengan ikhlas menjalaninya. Menurut al-Syadzili,

pintu masuk untuk menuju sedekat mungkin dengan Tuhan dalam Tarekat

Syadziliyah adalah dengan membersihkan hati dari perbuatan-perbuatan

dosa, sehingga, keadaan hati menjadi suci dan bersih, maka pintu untuk

menuju Tuhan pun semakin dekat.19

17 Makmun Gharib, Syekh Abu al-Hasan al-Syadzili: Kisah Hidup Sang Wali dan Pesan-

pesan yang Menghidupkan Hati, p. 91 18 Afif Ansori, Dimensi-dimensi Tasawuf: Buku Daras Jurusan Perbandingan Agama

Fakultas Ushuluddin, (Lampung: IAIN Raden Intan:2016), Cet. I, h. 234-235 19 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, (Jakarta: FA. H.M

& SON BAG, 1966), Cetakan ke 2, h. 52

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

98

Hasil dari wawancara Penulis dengan Debi Gunawan, salah satu santri

Pesantren Cidahu Pandeglang Banten yang sudah ijazah Tarekat

Syadziliyah menuturkan pengakuannya sebelum ia ijazah Tarekat

Syadziliyah “Sebelum mengikuti, untuk saya pribadi saya belum begitu

tau tentang Tarekat Syadziliyah sama wirid apa saja.” Sebelum mereka

ijazah Tarekat Syadziliyah, mereka pun tidak merasakan bahkan tidak

mengetahui pintu-pintu menuju Allah terbuka dekat dengannya. Sehingga

mereka belum memiliki pengalaman zikir dengan disiplin dan teratur di

waktu-waktu yang telah ditentukan.20 Hal demikian dapat terjadi karena

mereka belum mengamalkan wirid dan hizb yang merupakan amalan yang

diwariskan oleh pendiri Tarekat Syadziliyah untuk menuju Allah. Amalan-

amalan tersebut merupakan amalan yang didapat dari Rasulullah Saw.

melalui mimpi atau dari Sayyidina Ali R.A.21 Pada bab III penulis sudah

menuliskan mengenai nasab dari perolehan ilmu dan tradisi tasawuf yang

dimiliki dan disebar luaskan oleh Abuya Dimyathi sebagai mursyid

Tarekat Syadziliyah di Pandeglang. Sehingga dapat diyakini bahwa ajaran

sufi dalam tasawuf adalah sebuah kebenaran dan anugerah yang tidak akan

didapatkan oleh sembarang orang. sebagaimana yang penulis sudah

jelaskan dalam Bab III, ia yang mendapatkan anugerah berupa otoritas

untuk memberi ijazah, tentunya melewati jalan panjang dan membutuhkan

kesabaran ekstra, sehingga seorang guru memutuskan untuk menjatuhkan

estafet kemursyidannya kepada Abuya Dimyathi Cidahu Pandeglang.

20 Wawancara dengan Debi Gunawan pada 15 Juni 2017 21 Sa’adatul Jannah, Tarekat Syadziliyah dan Hizbnya, (Jakarta: Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 28

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

99

Dari hasil wawancara, sebelum berbai῾at, santri-santri tersebut tidak

mengetahui apa itu Tarekat Syadziliyah, dan juga tidak memiliki

pengalaman berzikir secara disiplin dan intens. Karena Tarekat

Syadziliyah menurut aturannya dibaca dalam dua waktu, yaitu setelah

maghrib dan subuh. Debi Gunawan pun menuturkan mengenai hal yang ia

rasa sebelum mengetahui apa itu Tarekat Syadziliyah dan semangatnya

untuk mengamalkan Tarekat Syadziliyah setelah ia ijazah Tarekat

Syadziliyah:

“Sebelum mengikuti, untuk saya pribadi saya belum begitu tau tentang

Tarekat Syadziliyah sama wirid apa saja, tetapi setelah saya mengikuti

atau mempunyai aurod tersebut, barulah saya tertarik dan semangat

melaksanakan amalan-amalannya, saya juga jadi tau gimana cara ngamalin

aurod Tarekat Syadziliyah, aturan ngamalinnya, larangannya, sampe

keutamaannya. Dan sayapun lebih giat dalam mengkaji kitab-kitab yang

ada di pesantren ini.”22

Sehingga, jelas bahwa pengalaman berdzikir dan mengamalkan

Tarekat Syadziliyah hanya akan dirasakan bagi mereka yang sudah

berbai’at dan melangsungkan amalannya secara terus menerus. Sudah

dibahas terlebih dahulu bahwa tarekat merupakan salah satu praktik

tasawuf yang sudah terlembaga dan terorganisir. Sehingga untuk dapat

mengamalkan apa-apa yang sudah menjadi ajaran Tarekat Syadziliyah

harus terlebih dahulu mengikuti bai῾at atau ijazah untuk mendapatkan

petunjuk pengamalan, sanad, dan izin dari sang mursyid. Perbedaan

seseorang yang tidak mengikuti bai῾at atau ijazah dalam mengamalkan

sebuah praktik tasawuf misalnya membaca wirid dan hizb adalah tidak

didapatkannya sanad, yaitu sebuah konsep persaudaraan antara sufi,

22 Wawancara Dengan Debi Gunawan pada 15 Juni 2017

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

100

dimulai dari mursyid terakhir yang memiliki otoritas untuk mengijazahkan

tarekat tersebut, kemudian sampai kepada pendiri tarekat, pencetus wirid

atau hizib tersebut hingga Rasulullah Saw. Bahkan, sanad tersebut

merupakan ikatan persaudaraan hingga akhir di akhirat nanti, sehingga di

akhirat nanti persaudaraan-persaudaraan kaum sufi dan tarekat akan

berkumpul bersama pendiri tarekat dan mursyid-mursyidnya.

Sebagaimana disampaiakan oleh Jali mengenai sanad dalam sebuah

tarekat:

“Dalam Tarekat Syadziliyah, wiridan mencakup wiridan membaca

istighfar, sholawat nabi, tahlil, tasbih, tahmid, dan berdo’a untuk

pribadi dan seluruh mukminin dan mukminat. Sama terakhir itu

tawassul dari mulai Nabi Muhammad Saw., Syaikh al-Syadzili, sampe

sanad guru terakhir yang ijazah tarekat sama kita. Baca tawassul itu

tujuannya untuk mengenal gutu-guru kita dari pendiri tarekat sampe

guru terakhir kita ijazah.”23

Disisi lain, Praktik tarekat dalam tasawuf dengan disiplin berdzikir dan

membaca hizib adalah terapi jiwa untuk mendapatkan ketenangan jiwa.

Karena praktik berdzikir dan membaca hizib dengan disiplin juga

merupakan pendekatan intuisi dan spiritual yang dilakukan para salik

dengan satu-satunya orientasi yaitu mendapat kebahagiaan dan berada

sedekat mungkin dengan Allah24 dengan terlebih dahulu meluruskan niat

disertai keikhlasan hati. Karena posisi niat sangat penting, dan niat pula

yang menjadikan penentu sebuah nilai amaliah kita dihadapan Allah Swt.25

Hal tersebut juga yang dicari oleh para pengamal Tarekat Syadziliyah,

yaitu untuk mendapatkan ketenangan hati agar apa yang dijalani di dunia

23 Wawancara dengan Jali, pada 11 Juli 2017 24 Afif Ansori, Dimensi-dimensi Tasawuf: Buku Daras Jurusan Perbandingan Agama

Fakultas Ushuluddin, (Lampung: IAIN Raden Intan:2016), Cet. I, h. 246 25 Ensiklopedi Tasawuf, h. 86

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

101

ini adalah bukan semata pencarian dunia saja, namun kehidupan akhirat

adalah tujuan utama dari persinggahan sementara di dunia. Oleh

karenanya, kehidupan di dunia ini harus seimbang, antara pencarian dunia

dan akhirat. Sebagaimana yang diutarakan oleh salah Debi Gunawan,

santri pesantren cidahu sebuah ungkapan yang berbunyi “kun fi al-dunya

kaannaka gharibun, wa kun fi al-dunya ka annaka ta’isyu

abadan”(hiduplah di dunia seperti engkau seorang pengembara, dan

hiduplah di dunia seperti engkau akan hidup selamanya).26

Pengalaman pribadi mengenai spiritualitas santri sebelum mengikuti

bai’at atau ijazah Tarekat Syadziliyah adalah berhubungan dengan kondisi

hati atau kejiwaan yang merasa gersang, ibarat dengan sebuah gurun pasir

yang kering dan tidak tersiram air sejuk. Sehingga hidup pun terasa sempit

dan sulit, karena keadaan hati berorientasi kepada dunia yang disertai

dengan kondisi tidak memiliki kedekatan dengan Allah Swt. Selanjutnya,

penyebab lain keadaan jiwa yang gersang adalah karena merasa kurangnya

rasa syukur yang terucap baik didalam hati ataupun dari mulut sendiri,

seperti contoh kurang bersyukur dan masih lalai akan waktu luang dan

waktu sehat yang memungkinkan dapat melaksanakan berbagai macam

pekerjaan di waktu luang tersebut. Sehingga jiwa terus mencari-cari

ketenangan dan kedamaian untuk dirinya. Sebagaimana yang diterangkan

oleh Siti Masyithoh kepada penulis:

“Dulu sih sebelum ngamalin Tarekat Syadziliyah itu kalo subuh ya

berleha-leha aja gitu teh, kadang kalo ngantuk ya ditidur-tidurin. Kalo

sekarang mah seudah ngamalin, alhamdulillah teh jadi kitanya punya

26 Wawancara dengan Debi Gunawan pada 15 Juni 2017

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

102

kedisiplinan waktu sendiri. Jadi, subuh itu kan waktu kita buat

ngamalin ijazah, jadi sebisa mungkin, sengantuk apapun ya harus

diamalin. Pendekatan diri kepada Allah, lebih tenang aja, ya pokoknya

sebisa mungkin kita bisa ngatur waktu. Jadi kalo kita udah punya

kewajiban mah ke waktu juga kita disiplin.”27

Selanjutnya keadaan tersebut, mendorong dan mengantarkan

pencarinya menuju jalan kedamaian yang sesungguhnya, yaitu mendekati

Allah dengan menggantungkan segala kebutuhan dan keadaan hidup

kepada Allah Swt. semata, dan tidak berharap kepada makhluk.28

Selain itu, hal yang berhubungan dengan kesalehan ritual juga menjadi

hal yang dirasakan oleh santri Cidahu. Karena, spirit kesadaran beragama

(religious consciousness) yang seharusnya dilaksanakan dengan diiringi

rasa tanggung jawab dan rasa cinta terhadap Allah Swt. masih abai.

Melaksanakannya pun, masih terasa ada hal yang membuat hati ingin

segera menyelesaiakannya dan tidak terlarut didalam kenikmatan ta’at

kepada Allah Swt.. Seperti yang dituturkan oleh Siti Zulfa Shidiq:

“Perbedaan sebelum dan sesudah mengikuti tarekat Syadziliyah itu

sebelum saya ikut Tarekat Syadziliyah saya jarang sekali memegang

tasbih dan juga kurang bersemangat melaksanakan sholat-sholat

sunnah. Dan setelah saya mengikuti ijazah tarekat syadziliyah dan

mengamalkan amalannya, saya merasa tidak tenang jika saya tidak

shalat duha, maupun tahajud.”

Dari penuturannya diatas, siti Zulfa Shidiq sebelumnya tidak

merasakan semangat dalam melaksanakan dzikrullah, jarang memutar

tasbih, dan dalam melaksanakan ibadah wajib dan melaksanakan ibadah-

ibadah sunnah tidak ada semangat dan gairah.29 Hal tersebut terjadi karena

belum ada ikrar janji setia untuk berusaha memperbaiki diri melalui

27 Wawancara dengan Siti Masyitoh pada 06 Juli 2017 28 Makmun Gharib, Syekh Abu al-Hasan al-Syadzili: Kisah Hidup Sang Wali dan Pesan-

pesan yang Menghidupkan Hati, h. 78 29 Wawancara dengan Siti Zulfa Shidiq pada 17 Juli 2017

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

103

latihan membaca dzikr dan hizib dalam tarekat secara disiplin, serta rasa

ikhlas belum menyertai dalam setiap pelaksanaan ibadahnya. Segala

amaliyah yang diamalkan masih bergantung kepada pengharapan

mendapat pahala dan ketika abai takut akan siksa api neraka. Padahal,

sebagai makhluk, hal yang utama harus dilaksanakan adalah

menghambakan diri kepada Allah Swt. baik lahir maupun batin. Demikian

pemaparan kondisi dan pengalaman santri pra bai῾at atau ijazah Tarekat

Syadziliyah.

b. Deskripsi Kondisi Santri Pengamal Tarekat Syadziliyah Pasca

Baiat

Berikut ini digambarkan hasil dari wawancara penulis bersama

responden mengenai pengaruh Tarekat Syadziliyah terhadap kesalehan

spiritual santri Pesantren Cidahu dalam bentuk tabel:

Responden Amaliyah Tarekat

Syadziliyah

Berpengaruh Tidak

Berpengaruh

Siti Zulfa

Istighfar

Shalawat Ummi

Kalimat Tayyibah

Do’a

Tawassul/Wasilah

Debi Gunawan

Istighfar

Shalawat Ummi

Kalimat Tayyibah

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

104

Do’a

Tawassul/Wasilah

Jali

Istighfar

Shalawat Ummi

Kalimat Tayyibah

Do’a

Tawassul/Wasilah

Ratu Elis

Istighfar

Shalawat Ummi

Kalimat Tayyibah

Do’a

Tawassul/Wasilah

Athoilah

Istighfar

Shalawat Ummi

Kalimat Tayyibah

Do’a

Tawassul/Wasilah

Siti Masyithoh

Istighfar

Shalawat Ummi

Kalimat Tayyibah

Do’a

Tawassul/Wasilah

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

105

Selanjutnya adalah pemaparan mengenai pengalaman santri-santri

Pesantren Cidahu setelah ijazah serta mengamalkan Tarekat Syadziliyah.

Seperti kita ketahui, bahwa Tarekat Syadziliyah adalah tarekat yang

tidak begitu menutup diri dari hubungan individu dengan dunianya. Dalam

artian, seorang pengamal Tarekat Syadziliyah ini adalah tidak perlu

dengan serta merta meninggalkan kehidupan duniawinya demi mengejar

kehidupan akhiratnya kelak. Dengan meninggalkan dunia, akan membuat

perasaan syukur berkurang sedangkan dengan terus-terusan mencari dunia

akan membuat seseorang lupa tujuan hidup di dunia yang sesungguhnya.30

Pengikut Tarekat Syadziliyah juga tidak boleh melarikan diri dari dunia

hanya untuk menjalani kehidupan kontemplatif di tengah masyarakat luas

dalam profesi mereka ataupun berdagang. Murid-murid yang tidak

berjuang mencari penghidupan tidaklah disukai.31 Karena Tarekat

Syadziliyah tidak memiliki konsep sebagai seorang penganut Jabariyah,

(paham yang menganggap manusia terpaksa dan tidak punya pilihan

bertindak) yang memenggantungkan sepenuhnya segala urusan kepada

Allah. Namun Tarekat Syadziliyah mengajarkan sebuah konsep berusaha

dan dalam waktu yang bersamaan juga harus tawakal kepada Allah.32

Sehingga, pencetus Tarekat Syadziliyah ini pun menegaskan bahwa

30 Ensiklopedi Tasawuf, (Bandung: Angkasa), h. 85 31 Sayyed Hossein Nasr (ed.), Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam: Manifestasi,

(Mizan: Bandung, 2003), h. 42 32 Makmun Gharib, Syekh Abu al-Hasan al-Syadzili: Kisah Hidup Sang Wali dan Pesan-

pesan yang Menghidupkan Hati, h. 80-81

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

106

praktik Tarekat Syadziliyah ini adalah tarekat yang mudah untuk

dilaksanakan dan tidak aneh.33

Selain itu, dalam kitab-kitab Tarekat Syadziliyah juga tidak

mensyaratkan hal-hal yang berat kepada syekh tarekat. Namun seseorang

yang ingin mengamalkan Tarekat Syadziliyah harus meninggalkan segala

bentuk maksiyat dan menjalankan ibadah wajib serta melaksanakan ibadah

sunnah semampunya. Ditambah dengan berdzikir sebanyak-banyaknya

dalam sehari semalam, dan sekurangnya seribu kali dalam sehari semalam,

istighfar sebanyak seratus kali, salawat seratus kali serta beberapa zikir

lain.34

Berikut adalah gambaran pengaruh pengamalan Tarekat Syadziliyah

terhadap kesalehan spiritual santri Pesantren Cidahu.

1. Pengaruh Pengamalan Istighfar

Melafalkan istighfar sebanyak seratus kali adalah salah satu wirid

dalam Tarekat Syadziliyah.35 Wirid ini diamalkan sebanyak dua kali

dalam sehari yaitu pada waktu setelah melaksanakan shalat subuh dan

pada waktu setelah melaksanakan shalat magrib, dilaksanakan dengan

cara sendiri-sendiri.36 Pengamalan membaca istighfar diibaratkan

dengan seseorang yang berusaha berada dekat dengan Allah dengan

membersihkan dirinya terlebih dahulu, memohon ampunan atas segala

dosa-dosa yang telah diperbuat dan tidak mengulanginya lagi.

33 Makmun Gharib, Syekh Abu al-Hasan al-Syadzili: Kisah Hidup Sang Wali dan Pesan-

pesan yang Menghidupkan Hati, h. 76 34 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, h. 295

35 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, h. 295 36 Wawancara dengan Athoilah pada 12 Juni 2017

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

107

Melafalkan istighfar, menurut hasil wawancara dengan Santri

Pesantren Cidahu yang mengamalkan Tarekat Syadziliyah, terdapat

dua perbedaan pengaruh. Menurut santri putra, atau yang akrab disapa

dengan sebutan mamang santri membaca istighfar dalam Tarekat

Syadziliyah tidak memberi pengaruh yang berarti terhadap perubahan

Kesalehan Spiritual sesorang, karena, saleh atau tidaknya seseorang,

tidak hanya dipengaruhi oleh mengamalkan Tarekat Syadziliyah,

namun juga dipengaruhi oleh amalam-amalan yang lain dalam

kesehariannya. Akan tetapi, perapalan istighfar juga saling melengkapi

pengaruh positif terhadap santri putra Pesantren Cidahu.37 Seperti yang

disampaikan oleh Debi Gunawan kepada penulis mengenai pengaruh

baik Tarekat Syadziliyah: “Menurut saya pribadi ga juga, itu mah

kembali ke diri masing-masing pokoknya. Kalau saya di bilang baik,

ya alhamdulillah aja, itu bukan cuma karena ngamalin tarekat, tapi

banyak juga pengaruh lain.”

Berbeda halnya dengan apa yang dirasakan dengan santri putri atau

yang akrab disapa dengan teteh santri bahwa mengamalkan wirid

istighfar memberikan dampak yang baik untuk peningkatan kesalehan

spiritualnya dalam hal ibadah individu. Dengan cara menjaga diri dari

perbuatan dosa dan meningkatkan kualitas ketaqwaan serta memohon

untuk senantiasa dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang

mengandung unsur dosa dan keinginan untuk melakukan hal-hal yang

dikatakan dosa menurut syari’at. Selain itu, menunjukkan bahwa

37 Wawancara dengan Debi Gunawan pada 15 Juni 2017

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

108

amalan Istighfar dalam Tarekat Syadziliyah membuatnya mengingat

perbuatan-perbuatan dosa yang pernah dilakukannya dan membuatnya

merasa kecil dihadapan Allah yang maha pemberi ampun dengan terus

meningkatkan ibadah dan menjaga diri dari hal-hal yang berpotensi

merusak atau menurunkan kualitas ibadah. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Ratu Elis kepada penulis mengenai pengaruh

istighfar dalam konteks keseharian santri putri Pesantren Cidahu:

“Ketika saya lagi istigfar saya inget, ya Allah, keinget semua dosa-

dosa yang pernah saya lakuin, pernah ini, pernah ini, pernah ini, ketika

dihati saya ya Allah tolong bimbing, supaya ga neglakuin dosa kaya

gitu lagi ya Allah. Kan umi juga sering ngomong, kalian itu lidah Al-

Qur’an mm... juga hidup dalam lingkungan al-Qur’an kata umi itu.

buat apa kalo harus ngelakuin hal yang sekecil-kecil, apa namanya,

dosa-dosa kecil gitu. Walaupun dosa kecil juga lama-lama mah

bakalan banyak ceunah. Atuh di apa namanya? Dicoba jangan kaya

gitu, apa namanya yah kalo itu? tertarik. Ngeliat orang lain tertarik

untuk ngelakuin hal seperti itu, ya itu mah hal sepele. Kata umi. Terus

inget, ya Allah tiap hari baca al-Qur’an, dengan ini ditambah amalan

istigfar, shalawat, bimbing ya Allah, walaupun emang sebenernya diri

kita yang bisa ngerubah diri kita sendiri, tolong bimbing jangan sampai

seperti itu lagi, jangan sampai ngeliat yang sekecil itu pengen gitu,

sebenernya emang, Cuma yang namanya manusia ya pastinya kaya

gitu lagi. Gitu lagi.38

Perbedaan-pandangan antara santri putra dan santri putri dapat

terjadi karena ada perbedaan pola pendidikan dalam penyelenggaraan

pengajian. Yaitu dimana santri putra memiliki kesempatan untuk dapat

mengaji bersama kiai dan juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi

dengan lingkungan di luar pesantren, diperbolehkan juga mengikuti

agenda-agenda ijazah atau bai῾at untuk mendapat legalitas pengamalan

wirid, hizb, dan amalan lainnya di dalam ataupun di luar pesantren.

38 Wawancara dengan Ratu Elis pada 11 Juli 2017

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

109

Sehingga menimbulkan perasaan bahwa bukan hanya Tarekat

Syadziliyah yang dapat mempengaruhi kepribadian dan kesalehan

para santri putra, namun bisa juga karena telah mengamalkan wirid

atau hizb yang lain.

Berbeda halnya dengan santri putri yang memiliki ruang gerak dan

lingkungan yang terbatas. karena santri Putri di pesantren Cidahu tidak

diizinkan untuk keluar lingkungan pesantren serta juga tidak

diperkenankan memegang alat komunikasi seperti handphone dan

berinteraksi dengan lingkungan sekitar diluar pesantren. Juga tidak

mendapatkan perlakuan yang sama dengan dengan santri putra untuk

dapat mengikuti kegiatan lain diluar pesantren seperti mengikuti

agenda ijazah wirid atau hizb lain di luar pesantren.

2. Pengaruh Pengamalan Shalawat Ummi

Adapun yang dimaksud dengan Salawat Ummi adalah membaca

salawat dan salam kepada Rasulullah Saw. yang tersimpan dalam lafaz-

lafaz tertentu, karena bersalawat kepada Nabi adalah salah satu amalan

yang bernilai ibadah. Pahala Tuhan diberikan kepada mereka yang

mengerjakannya. Sebagaimana Hadits dari Abu Daud, Tirmidzi dan Ibn

Hibban dari Ibn Mas’ud: “Sebaik-baiknya manusia besertaku nanti di hari

kiamat adalah mereka yang memperbanyak shalawat kepadaku.”39

Sama halnya dengan istighfar, membaca shalawat ummi juga

merupakan salah satu rangkaian dari wirid Tarekat Syadziliyah. Begitu

juga yang tertulis dalam kitab-kitab amalan Tarekat Syadziliyah

39 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, h. 273

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

110

menunjukkan pedoman pengamalannya sebanyak seratus kali setiap

setelah waktu subuh dan setelah waktu maghrib. Pengaruh yang menonjol

dari pengamalan shalawat ummi ini adalah terdapat pada santri putri yang

merasa gelisah ketika dirinya meninggalkan salah satu amalan ibadah

sunnah seperti melaksanakan shalat tahajjud dan duhâ. Karena menurut

hasil wawancara, pengamalan shalwat ummi terhadap praktik ibadah-

ibadah sunnah santri putri Pesantren Cidahu meningkat dan ada

kegelisahan tersendiri jika dalam satu hari tidak melaksanakan atau secara

tidak sengaja tertinggal pelaksanaannya. Seperti yang disampiakan oleh

Ratu Elis kepada penulis mengenai apa yang ia rasakan selama setelah

ijazah Tarekat Syadziliyah:

“Jadi kita kan ngamalin shalawat juga yah, harapan sama do’a aku mah

minta dibimbing menuju akhlak yang baik sama Allah, bisa neladanin

akhlaknya Rasulullah Saw. ditambah ada yang kurang rasanya kalau

ketinggalan ngerjain amalan sunnah.”40

Berbeda halnya dengan santri putra Pesantren Cidahu, yang merasakan

hal yang biasa saja terhadap pengamalan shalawat ummi dalam Tarekat

Syadziliyah dan lagi-lagi, kebiasaan untuk melaksanakan ibadah-ibadah

sunnah adalah bukan hal yang tiba-tiba ingin dilaksanakan setelah bai῾at

Tarekat Syadziliyah. Namun hal tersebut adalah sebuah kebiasaan yang

memang harus dibiasakan oleh setiap orang untuk mendapatkan pahala

sunnah sebagai penyempurna ibadah shalat lima waktu yang belum tentu

diterima pelaksanaannya. Ditambah, keberadaan mereka di Pesantren

adalah bukti dari usaha mereka untuk memperbaiki diri, karena menurut

salah satu santri putra sebagai responden yaitu Jali, bahwa jika ia sudah

40 Wawancara dengan Ratu Elis pada 11 Juli 2017

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

111

sempurna amalan kebaikan dan ibadahnya, dia akan berada di tengah-

tengah masyarakat. Bukan berada di pesantren untuk terus belajar.41

Perbedaan pengaruh tersebut terjadi, karena pola penerapan

penyelenggaraan pegajian yang berbeda antar santri putra dan putri. Santri

putra memiliki waktu yang panjang untuk mengikuti pengajian yaitu

dimulai dari waktu subuh hingga menjelang pukul 03.00 dini hari.

Sehingga pendapat santri putra cenderung menunjukkan kepada hal-hal

yang dilakukannya setiap hari memberikan pengaruh baik terhadap

peningkatan kesalehannya, bukan karena serta merta setelah mengikuti

Tarekat Syadziliyah seolah-olah timbul keinginan untuk dapat

melaksanakan ibadah sunnah dengan teratur.

Sedangkan santri putri di pesantren Cidahu memiliki sistem

penyelenggaraan pengajian yang berbeda dengan santri putra. Dimana

santri putri mengaji hingga pukul 21.30 malam dan harus bangun pada

pukul 03.00 dini hari serta melaksanakan ibadah sunnah tahajud.

Melaksanakan ibadah sunnah di sepertiga malam, memang bukan aturan

yang tertulis di kobong santri putri pesantren Cidahu, namun hal itu

seolah-olah menjadi hal yang wajib dilaksanakan dan akan terasa kurang

sempurna jika terlewatkan. Maka dari itu, pelaksanaan ibadah-ibadah

sunnah atmosfirnya lebih terasa dan semangat, ditambah dengan usaha

untuk semakin disiplin dalam menjalankan kegiatan ibadah dan mengaji.

Sehingga pengalaman pribadi santri putri Pesantren Cidahu cenderung

41 Wawancara dengan Jali pada 11 Juni 2017

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

112

memiliki pengalaman bahwa Tarekat Syadziliyah adalah memberikan

pengaruh terhadap kedisiplinan beribadah sunnah.

3. Pengaruh Pengamalan Kalimah Tauhid

Membaca Kalimah Tauhid dalam ajaran Islam, adalah sebuah amalan

yang sangat mulia42 dan hal tersebut juga merupakan salah satu amalan

dalam Tarekat Syadziliyah. Namun, hal yang menjadi berbeda dalam

pengamalan Kalimah Tauhid di tarekat ini adalah dibacakan secara sirr

(dengan samar), tidak dengan pembacaan jahr (dengan keras). Tidak

hanya pembacaan tahlil saja yang dibacakan secara sirr namun semua

rangkaian amalan Tarekat Syadziliyah.

Pengaruhnya bagi kesalehan spiritual santri Pesantren Cidahu ini

diantaranya adalah semakin yakin akan kehadiran Allah Swt. dalam

kehidupan sehari-hari dan meyakini bahwa apa-apa yang terjadi adalah

atas kehendak-Nya dengan segala daya dan upaya yang sudah dilakukan,

dan yang terjadi adalah yang terbaik menurut-Nya. Seperti yang

disampaikan oleh Siti Masyithoh kepada penulis:

“Ya tarekat ini kan salah satu cara berusaha atau tawakal kepada Alah,

kita mah Cuma mampu ikhtiyah ngado’a wungkul, nu nentukeun mah

Allah. Apa lagi kalo lagi punya masalah, Itoh kan ga dewasa orangnya,

dulu itu sebelum mesantren atau sebelum ngamalin tarekat syadziliyah

itu orangnya pinginnya ngeluh, pinginnya marah-marah aja, tapi

setelah itu Itoh mikir-mikir sekarang-sekarang kalo Itoh punya

masalah Itoh lebih tenang ngadepinnya, lebih sabar lagi, ga pernah ada

kata ngeluh lagi kitanya coba untuk selalu tegar. Jadi gimana ya, Itoh

ngerasa jadi Itoh harus coba untuk jadi dewasa lagi dan pastinya mah

pengaruh tarekat itu jadi itoh mau merubah diri jadi lebih baik lagi.”43

42 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, h. 271 43 Wawancara dengan Siti Masyitoh pada 06 Juli 2017

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

113

Selebihnya, baik santri putra maupun santri putri menyetujui bahwa

dengan membaca tahlil atau kalimat tauhid membuat diri menjadi tawakal

serta membuat hati tenang dan lebih dekat kepada Allah adalah sebuah

keharusan karena tidak ada tempat bergantung dan berharap kepada selain

Allah Swt. seperti yang disampiakan oleh Debi Gunawan ”Ya, sebab

itulah salah satu inti dari ajaran Tarekat Syadziliyah. Untuk membuat hati

jadi tenang, santai aja kalaupun hidup lagi susah.” Dan penuturan Siti

Zulfa Shidiq “Kalau setelah mengamalkan, hati saya jadi tenang dan saya

yakin aja apa yang terjadi di hidup saya itu ya yang terbaik dan yang

dikehendaki dari Allah untuk saya.”44

4. Pengaruh Pengamalan Do’a

Berdo’a berarti mengungkapkan isi hati berupa permintaan, rasa

syukur, keluh kesah, permintaan yang hendak diperoleh berupa benda,

berupa tujuan, atau berupa ampunan kepada Alah Swt.45 Do’a adalah

amalan yang menonjol dalam pengamalan setiap tarekat, bukan hanya

Tarekat Syadziliyah saja. Do’a memiliki kedudukan yang hampir sama

dengan ibadah sehari-hari yang diwajibkan kepada orang islam dan rukun

agamanya, tetapi tidak identik sama ibadah wajib seperti shalat, puasa, dan

menunaikan haji. Do’a juga berarti sesuatu yang kita panjatkan keharibaan

Allah Swt. Allah Swt. meminta umatnya untuk berdo’a langsung

kepadanya dan akan diperkenankan do’a-do’a tersebut. Para Sufi, biasanya

memanjatkan do’a dengan cara menyebut nama-nama dan sifat Tuhan

44 Wawancara dengan Debi Gunawan pada 15 Juni 2017 dan Siti Zulfa Shidiq pada 17

Juli 2017 45 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, h. 249

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

114

seperti O... Tuhan yang maha pengasih, O... Tuhan yang memiliki

kemewahan ‘arsy, dan nama-nama Tuhan yang lain.46

Dalam pelaksanaan pengamalan Tarekat Syadziliyah, tentunya juga

terdapat amalan do’a dengan tujuan tertentu, misalnya seperti memohon

ampun untuk diri sendiri dan seluruh umat Islam. Ditetapkannya ilmu

didalam hati serta memohon keselamatan. Pengaruh yang diberikan

amalan do’a ini terhadap kesalehan spiritual santri-santri Cidahu adalah

memantapkan hati untuk memohon pertolongan, perlindungan, permintaan

hanya kepada Allah Swt., selain itu meyakini do’a-do’a yang dipanjatkan

ke haribaan Allah Swt. pasti akan dikabulkan sebagai bentuk husnudzan

kepada Allah. Seperti apa yang disampaikan oleh Ratu Elis kepada penulis

mengenai pengaruh do’a terhadap keyakinan untuk husnudzon kepda

Allah Swt.:

“Sama siapa lagi teh kita mau bergantung, berharap, berdo’a selain

sama Allah. Yang tadi itu teh kata umi, kita minta sama Allah buat

dijauhkan dari sifat-sifat tercela sama minta dibimbing untuk jadi

orang yang baik, soalnya kita lisannya lisan al-Qur’an, hidup

dilingkungan al-Qur’an. Soal husnudzon lewat do’a-do’a kita sama

Allah, kita harus yakin, bakal dikabulin do’a-do’anya.”47

5. Pengaruh Pengamalan Wasilah dan Rabithah

Wasilah dan Rabithah memang sering kita dengar dalam sebuah

praktik pengamalan tasawuf. Wasilah dan rabithah dipahami sebagai

perantara untuk menyampaikan do’a-do’a dan harapan-harapan yang

menjadi keinginan. Dasar dari washilah dan rabithah ini adalah Q.S Al-

46 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, h. 246 47 Wawancara dengan Ratu Elis pada 11 Juli 2017

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

115

Maidah:05 yang menuntut untuk mencari jalan atau perantara untuk

mendekatkan diri kepada Allah:

دوا في سبيلهۦ لعلك ه يلة وج ا إليه ٱلوس وٱبتغو ين ءامنوا ٱتقوا ٱلل أيها ٱلذ ٥٣م تفلحون ي

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah

pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan

Selain itu, adalah kisah perjalanan isra’ dan mi’raj Rasulullah Saw.

bertemu dengan Allah Swt. dengan melalui perantara malaikat Jibril.

Maka, dari kedua dasar tersebut diatas, para ahli sufi meniru perantara

tesebut untuk berdo’a dan menuju Allah melalui perantara para guru. Dan

wasilah diartikan khusus sebagai jalan yang digunakan untuk mencapai

Allah Swt.48 wasilah dan rabithah ini adalah ciri khas yang menjadi

sebuah perekat dan pengikat bagi sebuah gerakan tarekat. Karena,

didalamnya mengandung unsur kekerabatan atau persambungan antara

seorang murid dan gurunya. Hubungan atau ikatan antara guru dan

muridnya ini akan menjadi abadi sampai di hari kiamat kelak dan

hubungan kekerabatan ini pula yang akan mempertemukan antar guru dan

muridnya di akhirat kelak.49

Hakikat dari rabithah menurut kaum sufi adalah bersahabat atau

sesering mungkin bersama dengan mursyid dan guru-guru yang pandai

yang selalu mengingat Allah Swt. dan melihat orang-orang selalu berdzikir

kepada Allah Swt. meski demikian, rabithah ini tidak bermaksud untuk

menghambakan diri kepada mursyid, guru, atau orang yang selalu

berdzikir kepada Allah Swt. namun untuk memperkuat tali persaudaraan

48 Abu Bakar Aceh, Tasawuf dan Tarekat, (Pustaka Aman Press: tt, 1993), h. 15 49 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, h. 54

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

116

dan meyakinkan do’a-do’a yang dipanjatkan akan sampai kepada Allah

Swt. dengan perantara para mursyid dan guru yang senantiasa dekat

dengan Allah Swt.50 hal tersebut juga sejalan dengan apa yang

disampaikan oleh Jali, bahwa dengan bertawasul, artinya kita menitipkan

harapan-harapan kita agar disampaikan melalui perantara orang-orang

shalih untuk disampaikan kepada Allah Swt. karena dengan menitipkan

salam dan do’a kepada orang-orang shalih yang dekat dengan Allah,

menjadi sebuah kepercayaan bahwa orang-orang shalih yang lebih dekat

dengan Allah adalah yang dapat mengkomunikasikan do’a-do’a yang

ditawasulkan kepadanya.51

C. Analisa Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan Spiritual

Santri Pesantren Cidahu Pandeglang

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, maka, dapat dianalisis

pengaruh Tarekat Syadziliyah terhadap kesalehan spiritual santri pesantren

Cidahu sebagai berikut:

a. Pengaruh Di kalangan Santri Putra

Tarekat Syadziliyah, bagi Santri Putra adalah sebuah amaliyah yang

dianggap hal biasa, bahkan peningkatan kesalehan spiritual, pengaruhnya

bukan hanya berasal dari satu amaliyah wirid atau hizib tarekat saja. semua

amaliyah yang biasa dilaksanakan di pesantren yang bersinggungan

dengan ibadah qashirah, menurut Sahal Mahfud dalam bukunya “Nuansa

Fiqh Sosial” adalah ibadah yang manfaatnya kembali kepada dirinya

50 Abu Bakar Aceh, Tasawuf dan Tarekat, h. 22 51 Wawancara dengan Jali pada 11 Juni 2017

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

117

sendiri. Lebih lanjut Sahal Mahfudz menjelaskan bahwa ibadah yang

berkenaan dengan ibadah pribadi, yang manfaatnya hanya untuk diri

sendiri dan menunaikan hak-hak Allah Swt. hal tersebut disebut sebagai

kesalehan individual. Sebagaimana yang telah penulis paparkan pada bab

II, adalah juga memberikan pengaruh terhadap segala upaya peningkatan

kesalehan spiritual.

Selain itu, lingkungan sekitar juga mempengaruhi kondisi kesalehan

spiritual para santri. Dalam hal ini, santri putra di Pesantren Cidahu,

mendapat perlakuan yang sedikit berbeda dengan santri putri Pesantren

Cidahu. Santri putra memiliki akses untuk bersentuhan dengan dunia luar

Pesantren, seperti diperbolehkan membawa alat komunikasi, dan

diperbolehkan pergi keluar lingkungan pesantren hingga kebebasan untuk

mengikuti dan mendapatkan ijazah lain dari sang kiyainya di Pesantren

Cidahu ataupun ijazah diluar pesantren. Sehingga banyak pengalaman

spiritual yang dialami oleh santri putra Pesantren Cidahu, dan

membuatnya membetuk sebuah pandangan bahwa Tarekat Syadziliyah

adalah bukan hanya satu-satunya amaliyah yang dapat mempengaruhi

kesalehan spiritual santri Pesantren Cidahu.

Hal demikian dapat terjadi karena santri putra memiliki pengalaman

dan dapat melihat fenomena praktik keagamaan lain diluar lingkungan

Pesantren Cidahu, sehingga menurutnya, ada hal lain yang dapat lebih

memberikan pengaruh terhadap individu dalam praktik keagamaan dan

peningkatan saleh ritual.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

118

b. Pengaruh Dikalangan Santri Putri

Lain halnya dengan santri putri Pesantren Cidahu yang mengamalkan

Tarekat Syadziliyah, mereka beranggapan bahwa dengan mengamalkan

Tarekat Syadziliyah, artinya amaliyah tersebut adalah salah satu langkah

menuju perbaikan diri dan menambah taqwa kepada Allah Swt. diiringi

dengan segal hal yang berkenaan dengan sebutan manusia taqwa yang

senantiasa berusah berada sedekat mungkin dengan Allah Swt. dan selalu

berkomunikasi dengan Tuhannya melalui dzikr, wirid, dan do’a.

Menurut Toshikiko Izutsu, zikir, wirid, dan do’a adalah cara dari

berbagai macam cara manusia berkomunikasi dengan Tuhannya melalui

isyarat bahasa. Pada umumnya, manusia tidak punya alat untuk berkata-

kata secara langsung dengan Tuhan, seandainya untuk alasan ini

melanggar prinsip-prinsip fundamental bahasa, yakni kesejajaran ontologis

antara kedua belah pihak sehingga terjadi percakapan. Namun dalam

situasi yang luar biasa, yakni pada saat manusia mendapati dirinya dalam

keadaan yang tidak wajar, dalam keadaan jiwa yang tidak sebagaimana

sehari-harinya, karena alasan tertentu jiwanya hampir berada pada titik

batas, maka ia berada pada posisi dapat mengucapkan kata-kata secara

langsung kepada Tuhan. Dalam situasi seperti itu, manusia tidak lagi

menjadi manusia dalam pengertian yang umum, namun sebagaimana

dikatakan al-Kirmani, ia sudah mentransformasikan diri menjadi sesuatu

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

119

yang berada diatas dirinya. Tipe peristiwa linguistik dalam situasi di luar

situasi sehari-hari disebut do’a.52

Alexis Carell yang dikutip oleh Murtadha Mutahhari menegaskan

bahwa do’a merupakan gejala keagamaan yang paling agung bagi manusia

karena pada keadaan itu jiwa manusia terbang melayang kepada Tuhan.”

Selanjutnya ia berkata lagi: “pada batin manusia, ada seberkas sinar yang

menunjukkan kepada manusia kesalahan kesalahan dan penyimpangan

penyimpangan yang kadang dilakukannya. Sinar inilah yang mencegah

manusia dari terjerumus kedalam perbuatan dosa dan penyimpangan. Dan

ada kalanya manusia, pada beberapa keadaan ruhaniahnya, merasakan

kebesaran dan keagungan ampunan Tuhan.”53

Perbedaan pengaruh antara pengamal Tarekat Syadziliyah dari

kalangan santri putra, dan kalangan santri putri karena, dilihat dari

kebiasaan sehari-hari bahwa kehidupan santri putri yang lebih tertutup

kepada dunia luar menyebabkan ruang gerak yang terbatas dan dirinya

merasa selalu berada dalam pengawasan Allah Swt. Selain itu, keberadaan

mursyid tarekat dan guru mengajinya (nyai) yang dekat dengan santri putri

dan mendapat bimbingan langsung dari kedua figur tersebut membuatnya

merasa selalu diawasi serta selalu berada dekat dengan Allah dalam segala

situasi dan kondisi mereka, ketimbang dengan santri putra yang memiliki

akses untuk terhubung dengan dunia luar dan teknologi komunikasi seperti

handphone. Hal demikian mengakibatkan gerak-gerik santri putri

52 Toshikiko Izutsu, terj. Agus Fahri Husen, dkk, Relasi Tuhan dan Manusia, (Yogya:

Tiara Wacana, 1997), h. 213 53 Murtadha Mutahhari, Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci, (Bandung:

Mizan, 2007), h. 57

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

120

Pesantren Cidahu, merasa selalu diawasi dan tanggapan bahwa dirinya

adalah emanasi Tuhan yang harus berakhlak seperti akhlak al-Qur’an juga

menjadi salah satu pengaruh tersendiri bagi praktik peningkatan kesalehan

spiritual atau kesalehan ritual santri putri Pesantren Cidahu. Selanjutnya,

adanya dorongan untuk mendapatkan ketenangan hati dalam rangka untuk

memudahkan menghafal al-Qur’an membuatnya menjadikan amaliyah

Tarekat Syadziliyah sebagai sebuah kewajiban untuk mendapatkan

ketenangan hati. Hal demikian, dalam kajian disiplin ilmu tasawuf,

merupakan salah satu fungsi mengamalkan tasawuf untuk mendapatkan

ketenangan jiwa.54

c. Pengaruh Positif

Pengaruh positif dari pengamalan Tarekat Syadziliyah bagi santri-

santri Pesantren Cidahu adalah menjadikan mereka semakin giat beribadah

dan menjaga diri dari perbuatan-perbuatan tercela. Selain itu

menjadikannya semakin giat untuk mengikuti aktifitas belajar mengajar di

Pesantren Cidahu. Terlebih bagi mereka para santri yang sedang

menghafalkan Al-Qur’an, dengan mengamalkan Tarekat Syadziliyah

membuat hati mereka menjadi tenang dan tentram, karena mencapai

ketenangan adalah salah satu tujuan dalam mengamalkan Tarekat

Syadziliyah. Hal yang rata-rata memang didambakan oleh para pengamal

Tarekat Syadziliyah adalah memiliki hubungan kekerabatan dengan para

pengamal lainnya dan mursyid Tarekat Syadziliyah hingga bersambung

54 Afif Ansori, Dimensi-dimensi Tasawuf: Buku Daras Jurusan Perbandingan Agama

Fakultas Ushuluddin,h. 231

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

121

kepada Rasulullah Saw., hal demikian menjadi motivasi utama para santri

untuk mengamalkan Tarekat Syadziliyah. Karena gerakan tarekat, masih

dianggap sebagai gerakan yang memiliki sebuah keistimewaan dalam hal

mengantarkan diri kepada Allah Swt. sehingga menurut kepercayaan

umum, jika diri kita sudah memiliki kedekatan dengan Allah Swt., maka

Allah Swt. akan mendengarkan segala do’a dan harap dari manusia yang

dekat kepada-Nya.

d. Pengaruh Negatif

Pengaruh negatif dari pengamalan Tarekat Syadziliyah adalah seperti

hal-hal pengharapan yang berlebihan terhadap amalan-amalan Tarekat

Syadziliyah. Misalnya, berharap hanya kepada perapalan amalan-amalan

untuk mendapatkan rizki tanpa adanya usaha terlebih dahulu. Pengaruh

negatif lainnya adalah, adanya perilaku berlebihan dalam mengamalkan

Tareka Syadziliyah, misalnya dalam petunjuk pengamalan hanya

diamalkan sebanyak 100 kali, namun diamalkan sebanyak 150 kali. Hal

tersebut akan berdampak pada terjadinya prilaku tidak produktif dalam hal

ekonomi karena perilaku berharap yang berlebihan namun minim

melakukan usaha. Pengaruh negatif ini bukan datang dari wirid Tarekat

Syadziliyah, namun datang dari individu pengamal Tarekat yang memiliki

ekspektasi berlebih terhadap kekuatan perapalan wirid Tarekat Syadziliyah

dan menganggap bahwa perapalan wirid Tarekat Syadziliyah adalah jalan

satu-satunya untuk mendapatkan yang diinginkan.

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

122

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Pandeglang, yang disebarkan dan

dikembangkan Oleh Abuya Dimyathi, berlokasi di Kampung Cidahu, Desa

Tanagara, Kecamatan Cadasari, Pandeglang Banten adalah salah satu

tarekat terbesar yang berkembang di Kabupaten Pandeglang. Amalan

Tarekat Syadziliyah yang diajarkan oleh Abuya Dimyathi diantaranya

meliputi pengamalan lafadz istighfar, shalawat ummi, kalimah tauhid

sebanyak 100 kali, do’a, dan wasilah atau rabithah. Wirid Tarekat

Syadziliyah tersebut diamalkan setiap ba’da shalat subuh dan magrib.

Adapun pengaruh pengamalan Tarekat Syadziliyah terhadap kesalehan

spiritual santri pesantren Cidahu diantaranya adalah memberikan dampak

positif terhadap peningkatan ibadah shalat wajib 5 waktu dan sunnah,

meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt., memberikan ketenangan hati

dan memberikan pengaruh agar senantiasa berserah diri kepada Allah Swt

baik dalam keadaan sedang mendapatkan nikmat yang banyak ataupun

nikmat yang sedikit.

B. Saran

Saran penulis untuk kelanjutan dari penelitian ini adalah, Tarekat

Syadziliyah baik untuk dikembangkan di perguruan tinggi Islam di

Indonesia, sebagai salah satu bentuk komitmen menjaga spiritualitas

mahasiswa di Universitas Islam. Karena Tarekat Syadziliyah adalah

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

123

tarekat yang penulis katakan seimbang antara pencarian dunia dan akhirat.

Saran yang lain adalah, Tarekat Syadziliyah juga bagus untuk di ijazahkan

dalam setiap mata kuliah keislaman atau tasawuf di perguruan tinggi Islam

di Indonesia, agar setelah mempelajari seputar tasawuf dan tarekat,

mahasiswa mendapatkan satu amalan tarekat sebagai hasil dari

perkuliahan seputar tasawuf dan tarekat.

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdullah, Taufik, et.al, “Tarekat”, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta:

Ichtiar Baru Van Hoeve, 2008.

Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Ansori, Afif, Dimensi-dimensi Tasawuf: Buku Daras Jurusan Perbandingan

Agama Fakultas Ushuluddin, Lampung: IAIN Raden Intan, 2016.

Bakar Aceh, Abu, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, Cet. Ke-2,

Jakarta: FA. H.M Tawi&Son Bag, 1966.

__________, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Cet. Ke-7, Solo: Ramdhani,

1993.

____________, Tasawuf dan Tarekat, tt: Pustaka Aman Press, 1993.

Baldick, Julian, Tasawuf Islam: Sebuah Pengantar Ke Dunia Tasawuf, Terj.

Satrio Wahana, Jakarta: IKAPI, 2002.

Buchori, Purnawarman, Manaqib Sang Quthub Agung, Jawa Timur: Pondok Peta,

2007.

Dimyathi, Ahmad, Hidayatul Jalaliyah, Kudus: Menara Kudus, ttt

Ensiklopedi Tasawuf, Bandung: Angkasa, 2008.

Hadi, Murtado, Tiga Guru Sufi Tanah Jawa: Wejangan-wejangan Ruhani,

Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2010.

Hossein Nasr, Sayyed (ed.), Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam: Manifestasi,

Bandung: Mizan, 2003

Izutsu, Toshikiko, terj. Agus Fahri Husen, dkk, Relasi Tuhan dan Manusia,

Jogjakarta: Tiara Wacana, 1997.

Jamil Wahab, Abdul (ed), Indeks Kesalehan Sosial Masyarakat indonesia,

Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2015.

Jannah, Sa’adatul, Tarekat Syadziliyah dan Hizbnya, Jakarta: Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Juni, Muhammad, Sejarah Perkembangan dan Peranan Tarekat Syadziliyah Di

Kabupaten Bekasi, Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008.

Kartanegara Mulyadi, Filsafat Etika, dan Tasawuf, Jakarta: Ushul Press, 2009.

_________________, Menyelami Lubuk Tasawuf, Jakarta: Erlangga, 2009.

Makmun Gharib, Syekh Abu al-Hasan al-Syadzili: Kisah Hidup Sang Wali dan

Pesan-pesan yang Menghidupkan Hati, Jakarta: Zaman, 2014, terj.

Asy’ari Khatib, diterjemahkan dari Abû al- Ĥ asan al-Syâdzilî: Ĥayatuhû,

Tashawwufuhû, wa Aurâduhû.

Masyhuri, A. Aziz, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, Surabaya:

IMTIYAZ, 2014,

Mulyati, Sri dan Wiwi Siti Sajaroh, Laporan Penelitian Kolektif Buku Ajar

Tasawuf Pasca Ibn’ Arabi, Jakarta: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.

Mulyati, Sri (ed), Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah Di

Indonesia, Jakarta: Kencana, 2011.

Munir Amin, Samsul, Ilmu Tasawuf, Jakarta: Amzah, 2012.

Murtadho, Muhammad, Manaqib Abuya Cidahu: Pesona Langkah di Dua Alam,

Pandeglang: Pesantren Cidahu, ttt.

___________, Jejak Spiritual Abuya Dimyathi, Yogyakarta: Pustaka Pesantren,

2009.

Mutahhari, Murtadha, Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci, Bandung:

Mizan, 2007

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press,

2009.

____________, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang,

2010.

Rusli, Ris’an, Tasawuf dan Tarekat: Studi Pemikiran dan Pengamalan Sufi,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

R, Bogdan dan Biklen S, Qualitative Research for Education, Boston: MA Allyn

and Bacon, 1992.

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Riyadhi, A, Tarekat Sebagai Organisasi Tasawuf: Melacak Peran Tarekat dalam

Perkembangan Dakwah Islamiyah, Jurnal at-Taqaddum, Volume 6,

Nomor 2, Nopember 2014

Schimmel, Annemarie, Dimensi Mistik Dalam Islam, Terj. Supardi Djoko

Darmono dkk., Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000.

Sihab, Alwi, Akar Tasawuf Di Indonesia: Antara Tasawuf Sunni dan Tasawuf

Falsafi, Depok: Pustaka Iman, 2009.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Depok: Raja Grafindo Persada, 2014.

Syukur, Amin, Tasawuf Kontekstual: Solusi Problem Manusia Modern,

Jogjakarta: Pustaka, 2003.

Van Bruinessen, Martin, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, Bandung: Mizan,

1995

____________, Tarekat Naqsabandiyah Di Indonesia, Bandung: Mizan, 1992.

Web

Artikel Nama-nama Thoriqah Mu’tabarah, diakses dari

http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/06/nama-nama-tarekat-

mutabaroh.html, diakses pada Kamis, 25 Mei 2017 pukul 16:53

Helmiati, Kesalehan individu dan kesalehan sosial, diakses dari https://uin-

suska.ac.id/2015/08/19/meyakini-shalat-sebagai-obat-muhammad-syafei-

hasan/ diakses pada: Rabu, 24 Mei 2017 pukul 10:38

KBBI,IpencarianI‘spiritual’IdiaksesIdari

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kesalehan diakses pada 24 Mei 2017,

pukul 11:40

KBBI, pencarian ‘saleh’ diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kesalehan

diakses pada 24 Mei 2017, pukul 11:38

Wawancara

Wawancara Dengan Debi Gunawan, pada 15 Juni 2017

Wawancara dengan Jali, pada 11 Juli 2017

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Wawancara dengan Abuya Muhtadi, Putera Abuya Dimyathi, pada 03 Agustus

2017

Wawancara dengan H. Muqothil, Putera Abuya Dimyathi, pada 11 Januari 2017

Wawancara dengan Ratu Elis, pada 11 Juli 2017

Wawancara dengan Siti Masyitoh, pada 06 Juli 2017

Wawancara dengan Siti Zulfa Shidiq, pada 17 Juli 2017

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Panduan Wawancara Penelitian Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap

Kesalehan Spiritual Santri di Pesantren Cidahu Pandeglang

I. Identitas dan Latar Belakang Kehidupan Responden

1. Siapa nama anda?

2. Berapa usia anda?

3. Dimana alamat anda?

4. Bagaimana urutan dalam keluarga anda?

5. Jenis pendidikan apa yang telah anda tempuh?

6. Pendidikan jenis apa yang sedang ditempuh oleh anda sekarang?

7. Apa saja aktifitas yang anda lakukan di lembaga pendidikan yang anda

ikuti sekarang?

8. Siapa saja dalam keluarga anda yang mengikuti Tarekat Syadziliyah?

II. Seputar keikut sertaan dalam Tarekat Syadziliyah

1. Sejak kapan anda mengikuti Tarekat syadziliyah?

2. Apa motivasi anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

3. Siapa yang mendorong anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

4. Kapan anda mengikuti baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

5. Ceritakan proses pada saat anda baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren

Cidahu?

6. Ceritakan tata cara mengamalkan amalan atau wirid dalam tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

7. Wirid dan hizib apa saja yang diamalkan dalam Tarekat Syadziliyah?

8. Bagaimana pengaruh keikutsertaan anda dalam Tarekat Syadziliyah?

9. Bagaimana pandangan anda tentang Tarekat Syadziliyah?

III. Seputar Pelaksanaan Tarekat Syadziliyah

1. Selain mengamalkan wirid dan hizib apa kegiatan lain dalam Tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

2. Apa manfaat dari mengikuti program dan kegiatan selain wirid dan hizib

Tarekat Syadziliyah?

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

3. Hambatan apa yang ada alami selama mengamalkan wirid dan hizib dalam

Tarekat Syadziliyah?

4. Bagaimana pelaksanaan Tarekat Syadziliyah dan kegiatan yang masih

bersangkutan dengan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu ini?

IV. Seputar Pengaruh setelah Mengikuti Tarekat Syadziliyah

1. Apa perbedaan yang anda rasakan sebelum mengikuti tarekat syadziliyah

dan setelah mengikuti tarekat syadziliyah terhadap kesalehan spiritual

(ibadah) anda?

2. Apakah Tarekat Syadziliyah memberikan pengaruh yang baik untuk

kesalehan spiritual anda?

3. Jika iya, apa pengarug baik yang anda rasakan?

4. Apakah anda pernah meninggalkan dengan sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

5. Apakah anda pernah meninggalkan dengan tidak sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

6. Apakah amalan Tarekat Syadziliyah jika tertinggal dengan sengaja atau

tidak disengaja dapat di qadha dilain waktu?

7. Apakah anda merasa tidak tenang jika anda sengaja meninggalkan amalan

Tarekat Syadziliyah?

8. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan istighfar apakah anda menjadi seorang yang

istiqamah dalam bertaqwa kepada Allah dan menjadi ‘wara? Tidak, biasa

aja

9. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan shalawat apakah anda istiqamah

menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah Saw. dalam beribadah dan

menjadi pribadi yang memiliki teladan yang luhur (akhlaq al-karimah)?

10. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan tahlil apakah anda merasakan hati menjadi

tenang dan menyerahkan segala urusan anda kepad Allah Swt. (tawakal)?

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

11. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah, apakah anda

merasakan perubahan menjadi pribadi yang qona’ah?

12. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan do’a untuk muslimin muslimat, apakah anda

menjadi pribadi yang selalu husnudzan kepada Allah dengan cara selau

bersyukur, dan memohon perlindungan kepada Allah dalam keadaan

senang maupun susah?

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Transkip Wawancara Penelitian Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap

Kesalehan Spiritual Santri di Pesantren Cidahu Pandeglang

I. Identitas dan Latar Belakang Kehidupan Responden

1. Siapa nama anda?

Siti Zulfa Shidiq

2. Berapa usia anda?

21 Tahun

3. Dimana alamat anda?

Baros, Serang Banten

4. Bagaimana urutan dalam keluarga anda?

Anak ke 5 dari 11 bersaudara

5. Jenis pendidikan apa yang telah anda tempuh?

Sekolah Dasar

6. Pendidikan jenis apa yang sedang ditempuh oleh anda sekarang?

Pesantren Salafi1

7. Apa saja aktifitas yang anda lakukan di lembaga pendidikan yang anda

ikuti sekarang?

Mengaji dan tadarus al-Qur’an aja sih, selebihnya ya kegiatan

bebas aja, kaya kegiatan piket di pesantren, terus kegiatan pribadi kaya

nyuci, piket masak, ya begitu aja.

8. Siapa saja dalam keluarga anda yang mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Nenek dan bibi saya

II. Seputar keikut sertaan dalam Tarekat Syadziliyah

1. Sejak k apan anda mengikuti Tarekat syadziliyah?

Saya ikut Tarekat Syadziliyah dari mulai tanggal 29 Desember

2014

2. Apa motivasi anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Ya, motivasinya sih ingin jadi manusia yang lebih baik lagi

3. Siapa yang mendorong anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

1 Pesantren salafi yang dimaksud disini adalah pesantren tradisional yang mengkaji kitab-

kitab yang ditulis oleh ulama-ulama terdahulu

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Yang memotivasi sih teman-teman saya, saya kagum lihat mereka

mengamalkan tarekat syadziliyah, jadi kaya ada kegiatan tambahan baru

lagi aja seudah subuh sama magrib.

4. Kapan anda mengikuti baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Ya itu tadi, tanggal 29 Desember 2014

5. Ceritakan proses pada saat anda baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren

Cidahu?

Pas waktu itu, maju satu-satu, lalu duduk didepan abahnya, terus

ngikutin bacaan yang abah baca, teh tau kan adu panco? Tu tuh kaya gini

teh, kita disuruh natap matanya abah, abis gitu abahnya merem sambil

ngucapin astafhfirullah, la ilaha illallah sama shalawat umi, abis gitu

do’a. Abis gitu salaman sama abah, salamannya kaya dikerasin gitu dari

abahnya, abis itu selesai. Kita boleh ngamalin Tarekat Syadziliyah deh.

6. Ceritakan tata cara mengamalkan amalan atau wirid dalam tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Cara ngamalinnya setiap setelah shalat subuh dan maghrib,

ngamalinnya sambil duduk aja, lebih bagus lagi madep kiblat, kalau ga

madep kiblat juga ga apa-apa sih. Pertama baca hadorot atau wirid dulu

wiridnya baca astaghfirullah 100 kali, shalawat ummi, kaya gini

sholawatnya “allahumma shalli ‘alaa sayyidina muhammadin abdika

warosulikanabiyyil ummiyi wa’ala aalihi washohbihi wasallim taslima

biadadi maa fii ‘ilmika wa biqodri ‘adzomati fii kulli waqtiwwahiin” 100

kali, sama laa ilaha illallah 100 kali, terakhir baca laa ilaha illallah

muhammadur rasulullah. Abis gitu udah baca do’anya.

7. Wirid dan hizib apa saja yang diamalkan dalam Tarekat Syadziliyah?

Saya Cuma ngamalin thoriqoh syadziliyah aja

8. Bagaimana pengaruh keikutsertaan anda dalam Tarekat Syadziliyah?

Ya saya mah teh ngamalin Tarekatnya biasa aja, terus juga

kayaknya pengaruhnya baru buat diri saya sendiri, belum untuk orang lain

9. Bagaimana pandangan anda tentang Tarekat Syadziliyah?

Pandangan saya sih Tarekat Syadziliyah itu hal baik, itu cara atau

amalan yang dilakukan santri agar ia menjadi seseorang yang soleh

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

maupun solehah, dan itu tidak mengganggu waktunya bagi seorang

penghafal al-Qur’an, karena tidak dibutuhkan waktu lama untuk

mengamalkannya.

III. Seputar Pelaksanaan Tarekat Syadziliyah

1. Selain mengamalkan wirid dan hizib apa kegiatan lain dalam Tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Ga ada kegiatan lain selain wiridan aja

2. Apa manfaat dari mengikuti program dan kegiatan selain wirid dan hizib

Tarekat Syadziliyah?

Saya mah Cuma ngamalin wiridan Tarekat Syadziliyah aja teh, jadi

ya Cuma taunya ajaran-ajaran baik di Tarekat Syadziliyah aja.

3. Hambatan apa yang ada alami selama mengamalkan wirid dan hizib dalam

Tarekat Syadziliyah?

Mungkin hambatan saya, saya suka lupa menaruh tasbih dan saya

tidak wiridan, saya wiridan kembali ketika tasbih saya ditemukan. Di hari

itu, saya wiridan menggunakan tangan, meghitung dengan jari tangan

sambil wiridan.

4. Bagaimana pelaksanaan Tarekat Syadziliyah dan kegiatan yang masih

bersangkutan dengan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu ini?

Kegiatannya kalo yang soal Tarekat Syadziliyah itu ya diamalin

sendiri-sendiri aja kalo udah diijazahin mah.

IV. Seputar Pengaruh setelah Mengikuti Tarekat Syadziliyah

1. Apa perbedaan yang anda rasakan sebelum mengikuti tarekat syadziliyah

dan setelah mengikuti tarekat syadziliyah terhadap kesalehan spiritual

(ibadah) anda?

Perbedaan sebelum dan sesudah mengikuti tarekat Syadziliyah itu

sebelum saya ikut Tarekat Syadziliyah saya jarang sekali memegang

tasbih dan juga kurang bersemangat melaksanakan sholat-sholat sunnah.

Dan setelah saya mengikuti ijazah tarekat syadziliyah dan mengamalkan

amalannya, saya merasa tidak tenang jika saya tidak shalat duha, maupun

tahajud.

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

2. Apakah Tarekat Syadziliyah memberikan pengaruh yang baik untuk

kesalehan spiritual anda?

Iya, berpengaruh baik buat saya teh, pengaruh kecilnya buat saya,

saya jadi lebih sering inget istighfar ketika saya akan berbuat dosa,

menurut pribadi saya sih seperti itu.

3. Jika iya, apa pengarug baik yang anda rasakan?

Pengaruh baiknya buat saya itu saya merasa lumayan sering

melaksanakan shalat duha dan tahajud, dan merasa istiqomah aja, semoga

ya teh, dan yang pernah saya bilang, saya lebih sering beristighfar ketika

saya salah bicara dan akan berbuat dosa.

4. Apakah anda pernah meninggalkan dengan sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Iya saya pernah sengaja meninggalkan amalan tarekat syadziliyah

5. Apakah anda pernah meninggalkan dengan tidak sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Iya saya pernah tidak sengaja meninggalkan amalan tarekat

syadziliyah

6. Apakah amalan Tarekat Syadziliyah jika tertinggal dengan sengaja atau

tidak disengaja dapat di qadha dilain waktu?

Iya, jika tidak diamalkan tepat waktu, maka bisa diqodho dilain

waktu.

7. Apakah anda merasa tidak tenang jika anda sengaja meninggalkan amalan

Tarekat Syadziliyah?

Iya, saya merasa tidak tenang kalau saya meninggalkan amalan

dengan sengaja

8. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan istighfar, apakah anda menjadi seorang yang

istiqamah dalam bertaqwa kepada Allah dan menjadi ‘wara?

Yaa saya jadi merasa sedikit istiqomah, tapi tidak sepenuhnya, ya

kan kalo istiqomah atau enggak, tergantung orangnya aja teh. Kalau soal

taqwa juga ya sebisa mungkin saya menjaga agar ga terjerumus ke

perbuatan yang dosa.

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

9. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan shalawat, apakah anda istiqamah

menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah Saw. dalam beribadah dan

menjadi pribadi yang memiliki teladan yang luhur (akhlaq al-karimah)?

Yaa kalau ibadah ibadah sunnah, saya baru mampu shalat duha dan

tahajud, kalau soal berprilaku yang baik, ya itu mah komentar orang lain

ke saya aja gimana nilainya. Tau sebisa mungkin saya mah ga mau bikin

orang lain benci sama saya gara-gara perilaku saya

10. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang didalamya

terdapat amalan tahlil apakah anda merasakan hati menjadi tenang dan

menyerahkan segala urusan anda kepad Allah Swt. (tawakal)?

Kalau setelah mengamalkan, hati saya jadi tenang dan saya yakin

aja apa yang terjadi di hidup saya itu ya yang terbaik dan yang

dikehendaki dari Allah untuk saya.

11. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah, apakah anda

merasakan perubahan menjadi pribadi yang qona’ah?

Sedikit berubah setelah mengamalkan Tarekat Syadziliyah, dan

saya Cuma berharap semoga saya beneran bisa menjadi orang yang

qona’ah beneran

12. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat do’a untuk muslimin dan muslimat, apakah anda

menjadi pribadi yang selalu husnudzan kepada Allah dengan cara selau

bersyukur, dan memohon perlindungan kepada Allah dalam keadaan

senang maupun susah?

Iya, seperti itu, semoga saya selalu husnudzon kepada Allah,

jawabannya ya mendekati iya, saya selalu husnudzon kepada Allah dan

semoga seterusnya saya begitu ya teh, doain.

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Transkip Wawancara Penelitian Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap

Kesalehan Spiritual Santri di Pesantren Cidahu Pandeglang

I. Identitas dan Latar Belakang Kehidupan Responden

1. Siapa nama anda?

Debi Gunawan

2. Berapa usia anda?

26 Tahun

3. Dimana alamat anda?

Kp. Buaran Jarak, Ds. Bonisari, Kec. Pakuhaji Kab. Tangerang

4. Bagaimana urutan dalam keluarga anda?

Anak Pertama

5. Jenis pendidikan apa yang telah anda tempuh?

Sekolah Menengan Pertama

6. Pendidikan jenis apa yang sedang ditempuh oleh anda sekarang?

Pesantren Salafi

7. Apa saja aktifitas yang anda lakukan di lembaga pendidikan yang anda

ikuti sekarang?

Mengaji di pesantren saja

8. Siapa saja dalam keluarga anda yang mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Paman saya

II. Seputar keikut sertaan dalam Tarekat Syadziliyah

1. Sejak kapan anda mengikuti Tarekat syadziliyah?

Sejak tahun 2014

2. Apa motivasi anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Saya mengambil tarekat Syadziliyah dikarenakan Tarekat

Syadziliyah bermadzhab syafi’i dan tarekatnya orang-orang bermadzhab

Syafi’i.

3. Siapa yang mendorong anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Teman-teman dan diperkuat dengan guru saya yaitu Abuya

Muhtadi

4. Kapan anda mengikuti baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Sejak tahun 2010.

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

5. Ceritakan proses pada saat anda baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren

Cidahu?

Sebelum pembai’atan dimulai, kami terlebih dahulu melakukan

sholat taubat dua roka’at berjama’ah yang diimami langsung oleh Abuya

Muhtadi, mursyid Tarekat Syadziliyah pada saat ini, setelah itu barulah

kami dibai’at satu persatu dengan aturan mengantri.

6. Ceritakan tata cara mengamalkan amalan atau wirid dalam tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Tidak ada tata cara khusus dalam pengamalan Tarekat Syadziliyah

Cuma dibaca dengan aturan yang sudah ditetapkan didalam kitab

Hidayatul Jalaliyah. Ya pengamalannya sih pertama baca istigfar,

shalawat yang sudah ditentukan, dan tahlil.

7. Wirid dan hizib apa saja yang diamalkan dalam Tarekat Syadziliyah?

Pertama wiridnya membaca istigfar, shalawat yang sudah

ditentukan itu, yaitu shalawat umi, terus baca tahlil.

8. Bagaimana pengaruh keikutsertaan anda dalam Tarekat Syadziliyah?

Saya, ya sama aja dengan santri Cidahu pada umumnya.

9. Bagaimana pandangan anda tentang Tarekat Syadziliyah?

Pandangan saya sih ya Tarekat Syadziliyah itu harus dibumikan dalam

arti harus diperluas di muka bumi ini pada umumnya, terutama di

Indonesia yang mayoritas besar pengamat madzhab syafi’i.

III. Seputar Pelaksanaan Tarekat Syadziliyah

1. Selain mengamalkan wirid dan hizib apa kegiatan lain dalam Tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Mengaji dan tadarus Al-Qur’an aja, tapi itu bukan bagian dari

pengamalan tarekat, itu Cuma kegiatan rutin di Pesantren aja.

2. Apa manfaat dari mengikuti program dan kegiatan selain wirid dan hizib

Tarekat Syadziliyah?

Manfaatnya sangatah banyak, diantaranya untuk bekal, baik

dikehidupan sekarang ataupun di kehidupan yang akan datang. Sebab

itulah ini dari kami belajar di pesantren ini sebagaimana yang telah

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

ditegaskan oleh ulama “kun fi ad-dunya kaannaka gharibun, wa kun fi ad-

dunya ka annaka ta’isyu abadan”

3. Hambatan apa yang ada alami selama mengamalkan wirid dan hizib dalam

Tarekat Syadziliyah?

Kalau berbicara tentang hambatan, sudah pasti ada sebab yang

namanya wirid atau hizib itu berbentuk ibadah, dan yang namanya ibadah

tidak luput dari cobaan, hambatan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu,

semakin besar cobaan seseorang maka semakin tinggilah serajat

seseorang, dan yang paling enteng hambatan melaksanakan wirid tersebut

adalah malas membaca wiridan itu.

4. Bagaimana pelaksanaan Tarekat Syadziliyah dan kegiatan yang masih

bersangkutan dengan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu ini?

Sebenernya mah kalau untuk pengamalan Tarekat Syadziliyah itu

cuma setahun sekali aja ijazahannya. Jadi ga begitu banyak kegiatan kalo

tarekat syadziliyah, yang penting dawam aja ngamalin tarekat.

IV. Seputar Pengaruh setelah Mengikuti Tarekat Syadziliyah

1. Apa perbedaan yang anda rasakan sebelum mengikuti tarekat syadziliyah

dan setelah mengikuti tarekat syadziliyah terhadap kesalehan spiritual

(ibadah) anda?

Sebelum mengikuti, untuk saya pribadi saya belum begitu tau

tentang Tarekat Syadziliyah sama wirid apa saja, tetapi setelah saya

mengikuti atau mempunyai aurod tersebut, barulah saya tertarik dan

semangat melaksanakan amalan-amalannya, saya juga jadi tau gimana cara

ngamalin aurod Tarekat Syadziliyah, aturan ngamalinnya, larangannya,

sampe keutamaannya. Dan sayapun lebih giat dalam mengkaji kitab-kitab

yang ada di pesantren ini.

2. Apakah Tarekat Syadziliyah memberikan pengaruh yang baik untuk

kesalehan spiritual anda?

Ya, sangat mempengaruhi

3. Jika iya, apa pengaruh baik yang anda rasakan?

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Yang saya rasakan adalah saya menjadi giat dalam wirid dan

ibadah lainnya, terutama lebih giat mengaji. Pokoknya mah jadi lebih rajin

ibadah sama ngaji, kan ngaji juga termasuk ibadah

4. Apakah anda pernah meninggalkan dengan sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Kalau ditinggalkan sengaja, belum pernah

5. Apakah anda pernah meninggalkan dengan tidak sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Ya pernah kalau disengaja mah

6. Apakah amalan Tarekat Syadziliyah jika tertinggal dengan sengaja atau

tidak disengaja dapat di qadha dilain waktu?

Bisa qodo dilain waktu kalau ketinggalan mah

7. Apakah anda merasa tidak tenang jika anda sengaja meninggalkan amalan

Tarekat Syadziliyah?

Ya, begitulah

8. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan istighfar, apakah anda menjadi seorang yang

istiqamah dalam bertaqwa kepada Allah dan menjadi ‘wara?

Tidak juga, masalah istiqomah sama taqwa mah kan gimana

masing-masing aja itu mah, yang pasti masih ngejaga ibadahnya aja

9. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan shalawat apakah anda istiqamah menjalankan

sunnah-sunnah Rasulullah Saw. dalam beribadah dan menjadi pribadi

yang memiliki teladan yang luhur (akhlaq al-karimah)?

Menurut saya pribadi ga juga, itu mah kembali ke diri masing-

masing pokoknya. Kalau saya di bilang baik, ya alhamdulillah aja, itu

bukan cuma karena ngamalin tarekat, tapi banyak juga pengaruh lain

10. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya ada amalan tahlil apakah anda merasakan hati menjadi tenang

dan menyerahkan segala urusan anda kepad Allah Swt. (tawakal)?

Ya, sebab itulah salah satu inti dari ajaran Tarekat Syadziliyah.

Untuk membuat hati jadi tenang, santai aja kalaupun hidup lagi susah

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

11. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah, apakah anda

merasakan perubahan menjadi pribadi yang qona’ah?

Ya, karena itu adalah salah satu persyaratan dari mengamalkan

tarekat syadziliyah

12. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya ada amalan doa untuk kaum muslimin dan muslimat, apakah

anda menjadi pribadi yang selalu husnudzan kepada Allah dengan cara

selau bersyukur, dan memohon perlindungan kepada Allah dalam keadaan

senang maupun susah?

Sebelum dan sesudah mengamalkan tarekat syadziliyah untuk diri saya

pribadi tidak ada istilah su’udzon kepada Allah karena saya yakin ialah satu-

satunya tuhan yang maha adil yang patut kita sukuri atas nikmat Allah yang

diberikan, hanya kepadanyalah kita memohon pertolongan kapanpun dan apapun

permasalahannya.

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Transkip Wawancara Penelitian Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap

Kesalehan Spiritual Santri di Pesantren Cidahu Pandeglang

I. Identitas dan Latar Belakang Kehidupan Responden

1. Siapa nama anda?

Athoillah

2. Berapa usia anda?

35 tahun

3. Dimana alamat anda?

Ds. Pelamunan, Kec. Kramatwatu, Kab. Serang

4. Bagaimana urutan dalam keluarga anda?

Anak ke 3 dari 7 bersaudara

5. Jenis pendidikan apa yang telah anda tempuh?

SLTA

6. Pendidikan jenis apa yang sedang ditempuh oleh anda sekarang?

Pesantren Salafi

7. Apa saja aktifitas yang anda lakukan di lembaga pendidikan yang anda

ikuti sekarang?

Mengaji kitab ulama salaf pondok Cidahu aja

8. Siapa saja dalam keluarga anda yang mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Sekeluarga saya ikut Tarekat Syadziliyah

II. Seputar keikut sertaan dalam Tarekat Syadziliyah

1. Sejak kapan anda mengikuti Tarekat syadziliyah?

Saya mengikutinya sejak pertama mondok di Cidahu aja, pada

tahun 2003

2. Apa motivasi anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Karena Tarekat syadziliyah adalah Tarekat yang memiliki

kekhususan menguatkan ilmu dan sedikit mujahadah.

3. Siapa yang mendorong anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Saya keinginan sendiri dan saran dari guru-guru dan orang tua

4. Kapan anda mengikuti baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Sabtu, kedua pada bulan maulid tahun 1424 Hijriyah atau tahun

masehinya tahun 2003

5. Ceritakan proses pada saat anda baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren

Cidahu?

Sebelum bai’at kita melaksanakan sholat taubat dulu, kemudian

dibai’at satu persatu.

6. Ceritakan tata cara mengamalkan amalan atau wirid dalam tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Amalan dilaksanakan sendiri-sendiri dan dilakukan setelah shalat

subuh dan magrib

7. Wirid dan hizib apa saja yang diamalkan dalam Tarekat Syadziliyah?

Dalam Tarekat Syadziliyah, wiridan mencakup wiridan membaca

istighfar, sholawat nabi, tahlil, tasbih, tahmid, dan berdo’a untuk pribadi

dan seluruh mukminin dan mukminat. Tapi, kalau untuk hizib, tidak

diharuskan, terserah masing-masing.

8. Bagaimana pengaruh keikutsertaan anda dalam Tarekat Syadziliyah?

Saya mah peserta biasa aja, ga kasih pengaruh apa-apa buat orang

lain

9. Bagaimana pandangan anda tentang Tarekat Syadziliyah?

Tarekat syadziliyah ini kan punya kekhususan menguatkan ilmu,

menyedikitkan mujahadah. Jadi pandangan saya mah ga memberatkan lah

buat para pengamalnya, soalnya kan tarekatnya ga harus terus-terusan

ngewirid kitanya, ada waktu juga buat belajar.

III. Seputar Pelaksanaan Tarekat Syadziliyah

1. Selain mengamalkan wirid dan hizib apa kegiatan lain dalam Tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Ya cukup itu aja, kalo ngaji mah itu rutin kegiatannya

2. Apa manfaat dari mengikuti program dan kegiatan selain wirid dan hizib

Tarekat Syadziliyah?

Kalau kegiatannya baik, ya pasti ada manfaatnya

3. Hambatan apa yang ada alami selama mengamalkan wirid dan hizib dalam

Tarekat Syadziliyah?

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Cuma males aja lah hambatannya mah, namanya juga ibadah

4. Bagaimana pelaksanaan Tarekat Syadziliyah dan kegiatan yang masih

bersangkutan dengan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu ini?

Ya begitu-begitu aja neng kegiatannya, ngaji, ngaji, ngaji

IV. Seputar Pengaruh setelah Mengikuti Tarekat Syadziliyah

1. Apa perbedaan yang anda rasakan sebelum mengikuti tarekat syadziliyah

dan setelah mengikuti tarekat syadziliyah terhadap kesalehan spiritual

(ibadah) anda?

Perbedaannya mah biasa aja, sebelum ikut ga tau apa itu tarekat

syadziliyah, setelah ikut ya jadi tau, kalo udah tau ya dilanjutin,

didawamin, sama-sama bentuk ibadah juga, cara taqorub illallah.

2. Apakah Tarekat Syadziliyah memberikan pengaruh yang baik untuk

kesalehan spiritual anda?

Jelas atuh

3. Jika iya, apa pengaruh baik yang anda rasakan?

Pengaruh baiknya itu ya jadi berat kalau ninggalin ibadah, nambah-

nambah sedikit ibadah sunnah, itu aja

4. Apakah anda pernah meninggalkan dengan sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Diniatin sengaja mah ga pernah

5. Apakah anda pernah meninggalkan dengan tidak sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Kalau ada apa gitu yah, lagi dijalan terus lupa ngamalin, ya pernah,

tapi ga disengaja

6. Apakah amalan Tarekat Syadziliyah jika tertinggal dengan sengaja atau

tidak disengaja dapat di qadha dilain waktu?

Bisa, kalau ketinggalan ya di qadha

7. Apakah anda merasa tidak tenang jika anda sengaja meninggalkan amalan

Tarekat Syadziliyah?

Kalau sengaja mah pastinya ga tenang, soalnya itu amalannya

kalau kita mau dapet keutamaan, harus dawam

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

8. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan istighfar, apakah anda menjadi seorang yang

istiqamah dalam bertaqwa kepada Allah dan menjadi ‘wara?

Kalau ngerasa ada perubahan mah ya enggak juga, tapi kalau usaha

untuk selalu taqwa sama istiqamah dalam ibadah mah harus diusahain

9. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan shalawat, apakah anda istiqamah

menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah Saw. dalam beribadah dan

menjadi pribadi yang memiliki teladan yang luhur (akhlaq al-karimah)?

Sunnah-sunnah nabi kan banyak, kalau dalam ibadah diantaranya

yang sangat dianjurkan sama beliau itu kan shalat tahajjud sama shalat

sunnah rawatib, ya sama aja, diusahakan untuk memperbaiki diri lagi,

seperti kanjeng nabi akhlaknya, ibadahnya

10. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan tahlil, apakah anda merasakan hati menjadi

tenang dan menyerahkan segala urusan anda kepad Allah Swt. (tawakal)?

Tawakal itu harus ya kalau kita udah berusaha, tapi kalau kita baru

juga usaha sebentar, belum sungguh-sungguh, tapi udah ga usaha lagi terus

bilang tawakal, itu mah namanya ga usaha. Hati tenang itu kalau udah

usaha betul-betul, terus tawakal atas usahanya, ga ripuh, ga pusing, itu

baru namanya tawakal. Kalo saya sih lagi-lagi masih berusaha aja untuk

jadi pribadi yang baik menurut semuanya, baik menurut Allah, ataupun

menurut manusia.

11. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah, apakah anda

merasakan perubahan menjadi pribadi yang qona’ah?

Hhmm, namanya hidup kita mah ga tau kenapa kita dikasih sekian

sekian sama Allah. Ya kita terima aja, saya juga ga mau terlalu banyak

nuntut, malu sama gusti Allah. Ibadah sedikit, mintanya banyak. Disyukuri

aja yang ada biar hati ga pusing.

12. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan do’a untuk muslimin dan muslimat, apakah

anda menjadi pribadi yang selalu husnudzan kepada Allah dengan cara

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

selau bersyukur, dan memohon perlindungan kepada Allah dalam keadaan

senang maupun susah?

Itu mah udah jadi kewajiban manusia buat husnudzon sama Allah.

Ga boleh kita suudzon, sebab, Allah itu sesuai sangkaan hambanya. Kalau

kata kita baik, ya Allah juga bakal bikin baik, intinya mah husnudzon itu

harus, bersyukur juga, sama jangan lupa berdo’a mohon ampun, dijauhkan

dari api neraka, siksa kubur, dan diampuni dosa-dosanya. dalam Tarekat

Syadziliyah itu kan ada doa untuk muslimin dan muslimat, nah itu juga

ajarannya, kita diajarin untuk jangan pustus ngedo’a sama Allah. Minta

apapun semuanya sama Allah.

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Transkip Wawancara Penelitian Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap

Kesalehan Spiritual Santri di Pesantren Cidahu Pandeglang

I. Identitas dan Latar Belakang Kehidupan Responden

1. Siapa nama anda?

Siti Masyitoh

2. Berapa usia anda?

Kelahiran 1997, jadi sekarang 18 Tahun

3. Dimana alamat anda?

Baros, Serang

4. Bagaimana urutan dalam keluarga anda?

Anak ke 7 dari 7 bersaudara

5. Jenis pendidikan apa yang telah anda tempuh?

Sekolah Menengah Pertama

6. Pendidikan jenis apa yang sedang ditempuh oleh anda sekarang?

Pesantren Salafi, tahfidz al-Qur’an

7. Apa saja aktifitas yang anda lakukan di lembaga pendidikan yang anda

ikuti sekarang?

Ya sekarang mah di pesantren aja, ngaji, ngafalin al-Qur’an, sama

kegiatan lainnya yang ada di Pesantren. Kalo namanya salfi mah ya

gimana kitanya aja. Kalo bangun tidur biasa dibangunin jam tiga, yang

duluan mah duluan, yang enggak mah enggak, terus sholat sendiri-sendiri,

wiridan masing-masing, lanjut sholat subuh berjama’ah, abis sholat subuh

kita bareng-bareng baca surat ar-rahman, al-waqi’ah, sama ad-dukhon

bareng-bareng tuh. Udah ngaji, kita siap-siap setoran tuh sama umi nya,

setoran hafalan-hafalan, ngajinya satu-satu, kadang-kadang dzuhur

selesainya, ngantri satu-satu. Yang udah ngaji itu biasanya yang duluan

piket, soalnya kan yang piket piket masak ke dapur, ada yang piket

kobong, bersih-bersih kobong sampe keluar rumah abahnya, piket dapur

masak di dapur, yang lagi ngaji atuh jojong ngaji itu mah, udah gitu mah

kegiatan masing-masing aja sampe sore. Pokoknya sampe magrib itu

kegiatan masing-masing aja, abis gitu magrib shalat magrib berjama’ah

sama uminya, abis gitu yang ngamalin ya ngamalin tarekat, abis subuh

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

juga yang ngamalin ya ngamalin. Ngamalinnya sendiri-sendiri abis subuh

sama abis magrib. Abis gitu abis magribnya ada yang langsung makan,

ada yang langsung magrib. Terus isa, sholat tuh, tapi ga jama’ah,

jama’ahnya abis subuh sama abis magrib. Soalnya kalo dzuhur ada yang

piket dapur kan, jadinya ga jama’ah, piket dapur kan selesainya ba’da

dzuhur. Ada yang mandi dulu, kan takut ketinggalan, jadi ya ga jama’ah,

ashar kan uminya masak, jadi ga jama’ah, kalo abis magrib kan uminya

biasa gitu yah ngangetin, ngerawat buat makan keluarga, jadi ga keburu

kalau misalnya isa itu jama’ah. Nah abis isa itu langsung ngaji. Itu yang

engga kebagian ngaji malem, ngajinya nanti pagi, jadi emang ngajinya

sehari sekali, satu-satu. Kegiatan ngaji malem itu sampe jam 09.30.

ngajinya kalau malem itu yang itu aja, yang ngaji bi an-nadzor.

Kalau ngaji sama abah Mur itu, ngaji tajwid, hari sabtu pagi, jam 06.30

lah, kalo misalnya ngaji sama Abah Mur itu abah ngaji satu ayat, abah

selesai kita ngikutin satu ayat-satu ayat. Sama abis dzuhurnya itu ngaji

kitab nashoihul i’bad sama ibu-ibu pengajian setiap hari sabtu.

8. Siapa saja dalam keluarga anda yang mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Ibu saya teh

II. Seputar keikut sertaan dalam Tarekat Syadziliyah

1. Sejak kapan anda mengikuti Tarekat syadziliyah?

Udah dua tahun yang lalu ngamalin Tarekat Syadziliyah, jadi sejak

tahun 2015

2. Apa motivasi anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Kalau aku mah ya teh ikut Tarekat Syadziliyah pengen ada

pegangan aja. Punya amalan yang dipegang gitu teh

3. Siapa yang mendorong anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Abah kan buka ijazah Tarekat, ya paling sama uminya dikasih tau

kalau dibuka ijazah toriqat, nanti hari rabu, kalau teteh santri disitu mah

ijazahnya dua rabu terakhir bulan mulud. Tapi itu khusus santrinya Abah

Mur aja. Jadi engga dipaksa sama umi nya, siapa yang mau ijazah ya

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

silahkan. Itu juga gimana kitanya lagi. Tapi kalo di Abah Muh itu sabtu-

minggu waktu ijazah itu buat umum kalo di Abah Muh.

4. Kapan anda mengikuti baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Aduh lupa tanggalnya, ya pokoknya sih dua tahun yang lalu

ijazahnya

5. Ceritakan proses pada saat anda baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren

Cidahu?

Kita punya wudhu dari kobong bawa mukena dari kobong sama

teteh santri yang lain ke abah. Kita shalat taubat dua roka’at diimamin

sama abah, udah gitu, kita duduk tuh, sambil nunggu, abis gitu kita maju

satu satu, kan kitanya bawa buku, bukunya udah disediain di depan.

Kitanya maju satu-satu ke abah, udah gitu, abahnya itu ngajarin tata cara

ngajarinnya, baca istighfar 100 kali, tapi abah Cuma nyontohin sekali.

Astaghfirullahal adzim, udah gitu baca shalawatnya, nanti abah baca, kita

ngikutin, abis baca shalawat kita adu panco sama abah, tapi abahnya pake

sarung tangan adu panco sama kita. Jadi adu panconya juga beda, abah itu

kan baca astaghfirullahal adzim, terus abahnya merem, nah itu gantian,

kitanya yang ngucap astaghfirullahal adzim, terus kita merem. Begitu jadi.

Udah gitu adu panco, kitanya merem kan ya, udah gitu dijatohin tangan

kitanya ke bawah terus tangan abahnya dia atas gitu ya, udah gitu udah,

salaman ke abah, abis gitu kita ngasih mahar ke abah.

6. Ceritakan tata cara mengamalkan amalan atau wirid dalam tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Itu kan diamalinnya setiap waktu seudah subuh sama magrib aja,

baca istighfar, baca sholawat, terus baca do’a, abis gitu baca hadorot.

Udah gitu aja, masing-masing dibaca 100 kali, kecuali do’a sama

hadorotnya. Tapi sebenernya mah kalo mau ikut Tarekat Syadziliyah ini

umurnya harus udah 17 tahun, kalo belum 17 tahun ya belum boleh ikutan

ijazah. Tapi ada juga sih yang ga ikut tarekat syadziliyah walaupun udah

17 tahun umurnya, soalnya kalo udah ijazah itu kan harus bener-bener

serius diamalin, ga boleh ditinggalin.

7. Wirid dan hizib apa saja yang diamalkan dalam Tarekat Syadziliyah?

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Enggak ada yang lain sih, Cuma baca istighfar, shalawat, sama

tahlil aja wiridannya.

8. Bagaimana pengaruh keikutsertaan anda dalam Tarekat Syadziliyah?

Pengaruh ya teh, hhmm kalau pengaruh buat yang lain kayaknya

ga ada deh teh

9. Bagaimana pandangan anda tentang Tarekat Syadziliyah?

Pandangan saya mah untuk tarekat sydziliyah itu baik, bagus buat

ngelatih diri

III. Seputar Pelaksanaan Tarekat Syadziliyah

1. Selain mengamalkan wirid dan hizib apa kegiatan lain dalam Tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Ya ngaji aja teh, biasa kaya santri lainnya

2. Apa manfaat dari mengikuti program dan kegiatan selain wirid dan hizib

Tarekat Syadziliyah?

Ya nambah-nambah ilmu sama nambah hafalan aja

3. Hambatan apa yang ada alami selama mengamalkan wirid dan hizib dalam

Tarekat Syadziliyah?

Hambatan utama mah ya males ngamalin tarekat syadziliyah

4. Bagaimana pelaksanaan Tarekat Syadziliyah dan kegiatan yang masih

bersangkutan dengan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu ini?

Kalau aku kan teh Cuma ikut tarekat syadziliyah, hizb-hizibnya

yang lain belum ikutan.

IV. Seputar Pengaruh setelah Mengikuti Tarekat Syadziliyah

1. Apa perbedaan yang anda rasakan sebelum mengikuti tarekat syadziliyah

dan setelah mengikuti tarekat syadziliyah terhadap kesalehan spiritual

(ibadah) anda?

Dulu sih sebelum ngamalin Tarekat Syadziliyah itu kalo subuh ya

berleha-leha aja gitu teh, kadang kalo ngantuk ya ditidur-tidurin. Kalo

sekarang mah seudah ngamalin, alhamdulillah teh jadi kitanya punya

kedisiplinan waktu sendiri. Jadi, subuh itu kan waktu kita buat ngamalin

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

ijazah, jadi sebisa mungkin, sengantuk apapun ya harus diamalin.

Pendekatan diri kepada Allah, lebih tenang aja, ya pokoknya sebisa

mungkin kita bisa ngatur waktu. Jadi kalo kita udah punya kewajiban mah

ke waktu juga kita disiplin.

2. Apakah Tarekat Syadziliyah memberikan pengaruh yang baik untuk

kesalehan spiritual anda?

Ya pasti memberikan pengaruh yang baik

3. Jika iya, apa pengarug baik yang anda rasakan?

Disiplin soal waktu, lebih tenang, lebih merasa dekat sama Allah

4. Apakah anda pernah meninggalkan dengan sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Sebetulnya mah ga niat sengaja sih, tapi ninggalin mah pernah

5. Apakah anda pernah meninggalkan dengan tidak sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Kalau gara-gara kepepet mah pernah, misalnya lagi sibuk banget

gitu kan lagi repot

6. Apakah amalan Tarekat Syadziliyah jika tertinggal dengan sengaja atau

tidak disengaja dapat di qadha dilain waktu?

Ya kalau ketinggalan ngamalin mah atuh diqodho dilain waktu teh

7. Apakah anda merasa tidak tenang jika anda sengaja meninggalkan amalan

Tarekat Syadziliyah?

Kita kan ngerasa ngamalin tarekat itu kan udah kewajiban, ya

kalau ditinggal atau ketinggalan ga sengaja mah ngerasa ga tenang aja,

makanya itu sampe di qodho

8. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan istighfar apakah anda menjadi seorang yang

istiqamah dalam bertaqwa kepada Allah dan menjadi ‘wara?

Semoga ya teh, do’ain aja jadi pribadi yang baik, taqwanya

semakin meningkat, terus juga ga hubbuddunya.

9. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan shalawat apakah anda istiqamah menjalankan

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

sunnah-sunnah Rasulullah Saw. dalam beribadah dan menjadi pribadi

yang memiliki teladan yang luhur (akhlaq al-karimah)?

Ibadah-ibadah sunnah mah baru sedikit teh, tapi semoga sama

dawam baca shalawat umi termasuk ngejalanin sunnah-sunnah nabi terus

bisa meneladani akhlak-akhlaknya.

10. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan tahlil apakah anda merasakan hati menjadi

tenang dan menyerahkan segala urusan anda kepad Allah Swt. (tawakal)?

Ya tarekat ini kan salah satu cara berusaha atau tawakal kepada

Alah, kita mah Cuma mampu ikhtiyah ngado’a wungkul, nu nentukeun

mah Allah. Apa lagi kalo lagi punya masalah, itoh kan ga dewasa

orangnya, dulu itu sebelum mesantren atau sebelum ngamalin tarekat

syadziliyah itu orangnya pinginnya ngeluh, pinginnya marah-marah aja,

tapi setelah itu itoh mikir-mikir sekarang-sekarang kalo itoh punya

masalah itoh lebih tenang ngadepinnya, lebih sabar lagi, ga pernah ada

kata ngeluh lagi kitanya coba untuk selalu tegar. Jadi gimana ya, itoh

ngerasa jadi itoh harus coba untuk jadi dewasa lagi dan pastinya mah

pengaruh tarekat itu jadi itoh mau merubah diri jadi lebih baik lagi.

11. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah, apakah anda

merasakan perubahan menjadi pribadi yang qona’ah?

Ya, ngerasain juga sih, apa lagi kalau lagi punya kepengen, kalo

belum tercapai, ya disabarin aja dulu. Tapi ya emang suatu hari apa yang

kita pengen ada aja jalannya

12. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat do’a untuk muslimin muslimat, apakah anda menjadi

pribadi yang selalu husnudzan kepada Allah dengan cara selau bersyukur,

dan memohon perlindungan kepada Allah dalam keadaan senang maupun

susah?

Alhamdulillah, kalau misalkan itoh mah ga kaya orang lain, ada yang

ngerasa beda atau enggak kalau udah ngamalin sesuatu. Apa yang itoh alamin

sekarang mungkin karena pengaruh tarekat juga ya. Alhamdulillah sih itoh mah ga

begitu sering mikirin soal keduaniaan sekarang mah. Ga mau maksain juga soal

keduniaan, pokoknya mah sekarang syukurin aja yang ada, tapi itu ya kadang-

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

kadang apa yang kita mau, tiba-tiba ada tanpa kita harus ngumpulin dulu uangnya.

Tapi ya kalo soal bersyukur atau engga selama ini, itoh mah bersyukur aja sama

yang udah di miliki itoh sekarang. Alhamdulillah juga husnudzon terus sama

Allah, kan itu mah emang harus, sangkaan Allah sesuai sangkaan hambanya kan

teh.

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Transkip Wawancara Penelitian Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap

Kesalehan Spiritual Santri di Pesantren Cidahu Pandeglang

I. Identitas dan Latar Belakang Kehidupan Responden

1. Siapa nama anda?

Athoillah

2. Berapa usia anda?

35 tahun

3. Dimana alamat anda?

Ds. Pelamunan, Kec. Kramatwatu, Kab. Serang

4. Bagaimana urutan dalam keluarga anda?

Anak ke 3 dari 7 bersaudara

5. Jenis pendidikan apa yang telah anda tempuh?

SLTA

6. Pendidikan jenis apa yang sedang ditempuh oleh anda sekarang?

Pesantren Salafi

7. Apa saja aktifitas yang anda lakukan di lembaga pendidikan yang anda

ikuti sekarang?

Mengaji kitab ulama salaf pondok Cidahu aja

8. Siapa saja dalam keluarga anda yang mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Sekeluarga saya ikut Tarekat Syadziliyah

II. Seputar keikut sertaan dalam Tarekat Syadziliyah

1. Sejak kapan anda mengikuti Tarekat syadziliyah?

Saya mengikutinya sejak pertama mondok di Cidahu aja, pada

tahun 2003

2. Apa motivasi anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Karena Tarekat syadziliyah adalah Tarekat yang memiliki

kekhususan menguatkan ilmu dan sedikit mujahadah.

3. Siapa yang mendorong anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Saya keinginan sendiri dan saran dari guru-guru dan orang tua

4. Kapan anda mengikuti baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Sabtu, kedua pada bulan maulid tahun 1424 Hijriyah atau tahun

masehinya tahun 2003

5. Ceritakan proses pada saat anda baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren

Cidahu?

Sebelum bai’at kita melaksanakan sholat taubat dulu, kemudian

dibai’at satu persatu.

6. Ceritakan tata cara mengamalkan amalan atau wirid dalam tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Amalan dilaksanakan sendiri-sendiri dan dilakukan setelah shalat

subuh dan magrib

7. Wirid dan hizib apa saja yang diamalkan dalam Tarekat Syadziliyah?

Dalam Tarekat Syadziliyah, wiridan mencakup wiridan membaca

istighfar, sholawat nabi, tahlil, tasbih, tahmid, dan berdo’a untuk pribadi

dan seluruh mukminin dan mukminat. Sama terakhir itu tawassul dari

mulai Nabi Muhammad Saw., Syaikh al-Syadzili, sampe sanad guru

terakhir yang ijazah tarekat sama kita. Baca tawassul itu tujuannya untuk

mengenal gutu-guru kita dari pendiri tarekat sampe guru terakhir kita

ijazah. Tapi, kalau untuk hizib, tidak diharuskan, terserah masing-masing.

8. Bagaimana pengaruh keikutsertaan anda dalam Tarekat Syadziliyah?

Saya mah peserta biasa aja, ga kasih pengaruh apa-apa buat orang

lain

9. Bagaimana pandangan anda tentang Tarekat Syadziliyah?

Tarekat syadziliyah ini kan punya kekhususan menguatkan ilmu,

menyedikitkan mujahadah. Jadi pandangan saya mah ga memberatkan lah

buat para pengamalnya, soalnya kan tarekatnya ga harus terus-terusan

ngewirid kitanya, ada waktu juga buat belajar.

III. Seputar Pelaksanaan Tarekat Syadziliyah

1. Selain mengamalkan wirid dan hizib apa kegiatan lain dalam Tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Ya cukup itu aja, kalo ngaji mah itu rutin kegiatannya

2. Apa manfaat dari mengikuti program dan kegiatan selain wirid dan hizib

Tarekat Syadziliyah?

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Kalau kegiatannya baik, ya pasti ada manfaatnya

3. Hambatan apa yang ada alami selama mengamalkan wirid dan hizib dalam

Tarekat Syadziliyah?

Cuma males aja lah hambatannya mah, namanya juga ibadah

4. Bagaimana pelaksanaan Tarekat Syadziliyah dan kegiatan yang masih

bersangkutan dengan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu ini?

Ya begitu-begitu aja neng kegiatannya, ngaji, ngaji, ngaji

IV. Seputar Pengaruh setelah Mengikuti Tarekat Syadziliyah

1. Apa perbedaan yang anda rasakan sebelum mengikuti tarekat syadziliyah

dan setelah mengikuti tarekat syadziliyah terhadap kesalehan spiritual

(ibadah) anda?

Perbedaannya mah biasa aja, sebelum ikut ga tau apa itu tarekat

syadziliyah, setelah ikut ya jadi tau, kalo udah tau ya dilanjutin,

didawamin, sama-sama bentuk ibadah juga, cara taqorub illallah.

2. Apakah Tarekat Syadziliyah memberikan pengaruh yang baik untuk

kesalehan spiritual anda?

Jelas atuh

3. Jika iya, apa pengaruh baik yang anda rasakan?

Pengaruh baiknya itu ya jadi berat kalau ninggalin ibadah, nambah-

nambah sedikit ibadah sunnah, itu aja

4. Apakah anda pernah meninggalkan dengan sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Diniatin sengaja mah ga pernah

5. Apakah anda pernah meninggalkan dengan tidak sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Kalau ada apa gitu yah, lagi dijalan terus lupa ngamalin, ya pernah,

tapi ga disengaja

6. Apakah amalan Tarekat Syadziliyah jika tertinggal dengan sengaja atau

tidak disengaja dapat di qadha dilain waktu?

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Bisa, kalau ketinggalan ya di qadha, tapi ya tergantung kita mau

ngehukumin wajib qodho atau enggak. Kalo yakin harus diqodho, ya wajib

qodho, kalo ngerasa yakin ga usah diqodho ya ga usah diqodho.

7. Apakah anda merasa tidak tenang jika anda sengaja meninggalkan amalan

Tarekat Syadziliyah?

Kalau sengaja mah pastinya ga tenang, soalnya itu amalannya

kalau kita mau dapet keutamaan, harus dawam

8. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan istighfar, apakah anda menjadi seorang yang

istiqamah dalam bertaqwa kepada Allah dan menjadi ‘wara?

Kalau ngerasa ada perubahan mah ya enggak juga, tapi kalau usaha

untuk selalu taqwa sama istiqamah dalam ibadah mah harus diusahain.

9. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan shalawat, apakah anda istiqamah

menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah Saw. dalam beribadah dan

menjadi pribadi yang memiliki teladan yang luhur (akhlaq al-karimah)?

Sunnah-sunnah nabi kan banyak, kalau dalam ibadah diantaranya

yang sangat dianjurkan sama beliau itu kan shalat tahajjud sama shalat

sunnah rawatib, ya sama aja, diusahakan untuk memperbaiki diri lagi,

seperti kanjeng nabi akhlaknya, ibadahnya

10. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan tahlil, apakah anda merasakan hati menjadi

tenang dan menyerahkan segala urusan anda kepad Allah Swt. (tawakal)?

Tawakal itu harus ya kalau kita udah berusaha, tapi kalau kita baru

juga usaha sebentar, belum sungguh-sungguh, tapi udah ga usaha lagi terus

bilang tawakal, itu mah namanya ga usaha. Hati tenang itu kalau udah

usaha betul-betul, terus tawakal atas usahanya, ga ripuh, ga pusing, itu

baru namanya tawakal. Kalo saya sih lagi-lagi masih berusaha aja untuk

jadi pribadi yang baik menurut semuanya, baik menurut Allah, ataupun

menurut manusia.

11. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah, apakah anda

merasakan perubahan menjadi pribadi yang qona’ah?

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Hhmm, namanya hidup kita mah ga tau kenapa kita dikasih sekian

sekian sama Allah. Ya kita terima aja, saya juga ga mau terlalu banyak

nuntut, malu sama gusti Allah. Ibadah sedikit, mintanya banyak. Disyukuri

aja yang ada biar hati ga pusing.

12. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan do’a untuk muslimin dan muslimat, apakah

anda menjadi pribadi yang selalu husnudzan kepada Allah dengan cara

selau bersyukur, dan memohon perlindungan kepada Allah dalam keadaan

senang maupun susah?

Itu mah udah jadi kewajiban manusia buat husnudzon sama Allah.

Ga boleh kita suudzon, sebab, Allah itu sesuai sangkaan hambanya. Kalau

kata kita baik, ya Allah juga bakal bikin baik, intinya mah husnudzon itu

harus, bersyukur juga, sama jangan lupa berdo’a mohon ampun, dijauhkan

dari api neraka, siksa kubur, dan diampuni dosa-dosanya. dalam Tarekat

Syadziliyah itu kan ada doa untuk muslimin dan muslimat, nah itu juga

ajarannya, kita diajarin untuk jangan pustus ngedo’a sama Allah. Minta

apapun semuanya sama Allah.

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Transkip Wawancara Penelitian Pengaruh Tarekat Syadziliyah Terhadap

Kesalehan Spiritual Santri di Pesantren Cidahu Pandeglang

I. Identitas dan Latar Belakang Kehidupan Responden

1. Siapa nama anda?

Ratu Elis

2. Berapa usia anda?

23 tahun

3. Dimana alamat anda?

Petir, Serang

4. Bagaimana urutan dalam keluarga anda?

Anak ke 5 dari 5 bersaudara

5. Jenis pendidikan apa yang telah anda tempuh?

SLTA

6. Pendidikan jenis apa yang sedang ditempuh oleh anda sekarang?

Pesantren Salafi

7. Apa saja aktifitas yang anda lakukan di lembaga pendidikan yang anda

ikuti sekarang?

Tadarus al-qur’an, tahfidz al-Qur’an, ngaji kitab, sama aktifitas

pribadi aja

8. Siapa saja dalam keluarga anda yang mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Ibu saya

II. Seputar keikut sertaan dalam Tarekat Syadziliyah

1. Sejak kapan anda mengikuti Tarekat syadziliyah?

Sejak lima tahun yang lalu, waktu saya umur 20 tahun

2. Apa motivasi anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Pingin dapet barokah dari Abuya Dimyathi sebagai mursyid

Tarekat Syadziliyah

3. Siapa yang mendorong anda mengikuti Tarekat Syadziliyah?

Yang mendorong untuk ikut sih umi, kata umi, Tarekat Syadziliyah

ini tarekat yang ringan diamalkan, kita punya pegangan untuk wiridan.

4. Kapan anda mengikuti baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Tanggalnya lupa teh, tapi di bulan mulud 5 tahun yang lalu

5. Ceritakan proses pada saat anda baiat Tarekat Syadziliyah di Pesantren

Cidahu?

Kita didepan abah, nanti kalo kata abah ditunjuk ini, didepan kita

ditunjuk, kita ikutin kata abah. Nanti kalo ditunjuk dua. Dua-duanya, tiga,

ya tiga tiganya ikutin. kita madep ke abah, kalo kata abah ini, di tunjuk,

terus disuruh kita ikutin lafadz-lafadz tarekt itu sama abahnya, ya

maksudnya ijabnya kaya gitu. Kalau lafadz untuk toriqahnya itu

diantaranya lafadz istighfar, abah baca istighfar tiga kali, kita ngikutin

gitu, abah baca shalawat tiga kali kita baca tiga kali. Terus abah baca tahlil

tiga kali, kita ikutin juga, yaudah, itu aja, selesai ijazahnya.

6. Ceritakan tata cara mengamalkan amalan atau wirid dalam tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Kalau tata caranya diamalin setiap abis subuh dan magrib.

Diamalin sendiri-sendiri aja, kadang juga suka diingetin sama uminya buat

ngamalin tarekat. Jangan sampe ketinggalan, harus dawam.

7. Wirid dan hizib apa saja yang diamalkan dalam Tarekat Syadziliyah?

Ya itu tadi aja teh wiridannya mah, istigfar, shalawat, sama tahlil,

terakhir do’a sama tawasul.

8. Bagaimana pengaruh keikutsertaan anda dalam Tarekat Syadziliyah?

Kalau saya mah teh biasa aja

9. Bagaimana pandangan anda tentang Tarekat Syadziliyah?

Tarekat Syadziliyah itu menurut aku tarekat yang ringan diamalin,

latihan kita untuk mendekatkan diri sama Allah, sebagai santri salafi saya

mah ngerasa ini ga mengganggu aktifitas ngaji dan ngafalin.

III. Seputar Pelaksanaan Tarekat Syadziliyah

1. Selain mengamalkan wirid dan hizib apa kegiatan lain dalam Tarekat

Syadziliyah di Pesantren Cidahu?

Ya udah itu aja teh kalau kegiatan Tarekat Syadziliyahnya mah

2. Apa manfaat dari mengikuti program dan kegiatan selain wirid dan hizib

Tarekat Syadziliyah?

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Ya nambah-nambah ilmu teh, kaya ngaji, ngafal, itu kan manfaat

buat diri sendiri

3. Hambatan apa yang ada alami selama mengamalkan wirid dan hizib dalam

Tarekat Syadziliyah?

Paling juga males teh hambatannya, apalagi kalau udah datang

udzur, suka males lagi mulainya

4. Bagaimana pelaksanaan Tarekat Syadziliyah dan kegiatan yang masih

bersangkutan dengan Tarekat Syadziliyah di Pesantren Cidahu ini?

Pelaksanaan sama pengamalannya kan sendiri-sendiri diamalinnya

sama santri-santri yang udah ikut ijazah. Ya lancar-lancar aja sih teh

keliatannya.

IV. Seputar Pengaruh setelah Mengikuti Tarekat Syadziliyah

1. Apa perbedaan yang anda rasakan sebelum mengikuti tarekat syadziliyah

dan setelah mengikuti tarekat syadziliyah terhadap kesalehan spiritual

(ibadah) anda?

Bedanya mah sebelum ngamalin, ya kita belum punya pegangan,

setelah ngamalin mah yang aku rasa alhamdulillahnya gitu sama aku juga

tambah mmm.. tambah baik sama akunya juga. Karena emang kita yang

tadinya ga tau apa-apa, dengan kita istifgar, ya kerasa lah ya, ga bisa

diiniin kerasanya itu kaya gimana, Cuma emang kerasa sama akunya juga

nambah baik. Alhamdulillah. Ama yang tadinya aku, biasanya aku tuh

ngobrol abis subuh tuh, kalo misalnya kita jadi banyak ngobrol, apa

namanya tuh, mata jadi ga ngantuk tea, tapi kalo dibawa amalan ngantuk.

Cuma kalo emang kita dipaksain, kita udah dibiasain, alhamdulillah ga ini.

Biasanya untuk ngilangin rasa ngantuk gitu, Cuma ini, kalo ini mah tiap

subuh suka ngantuk aja sih.

2. Apakah Tarekat Syadziliyah memberikan pengaruh yang baik untuk

kesalehan spiritual anda?

Alhamdulillah iya teh, pengaruhnya buat aku baik, jadi ngerasa

jadi orang yang punya banyak dosa terus pengen memperbaiki diri

3. Jika iya, apa pengarug baik yang anda rasakan?

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

Jadi lebih inget dosa, soalnya sering istighfar, sering baca shalawat

juga jadinya aku ngerasa jauh banget, belum bisa neladanain Rosul, jadi

pengen usaha buat dawam ibadah ibadah sunnah, sejauh ini mah itu aja

teh.

4. Apakah anda pernah meninggalkan dengan sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Pernah teh kalau lagi males, masih bolong-bolong kan teh

5. Apakah anda pernah meninggalkan dengan tidak sengaja amalan Tarekat

Syadziliyah?

Ga sengaja juga pernah teh

6. Apakah amalan Tarekat Syadziliyah jika tertinggal dengan sengaja atau

tidak disengaja dapat di qadha dilain waktu?

Bisa diqodho sih teh

7. Apakah anda merasa tidak tenang jika anda sengaja meninggalkan amalan

Tarekat Syadziliyah?

Iya teh, ga tenang, suka iri sama yang lain, kenapa yang lain

kepegang, sedangkan aku engga kepegang amalannya.

8. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan istighfar apakah anda menjadi seorang yang

istiqamah dalam bertaqwa kepada Allah dan menjadi ‘wara?

Iya, ketika saya lagi istigfar saya inget, ya Allah, keinget semua

dosa-dosa yang pernah saya lakuin, pernah ini, pernah ini, pernah ini,

ketika dihati saya ya Allah tolong bimbing, supaya ga neglakuin dosa kaya

gitu lagi ya Allah. Kan umi juga sering ngomong, kalian itu lidah Al-

Qur’an mm.. juga hidup dalam lingkungan al-Qur’an kata umi itu. buat

apa kalo harus neglakuin hal yang sekecil-kecil, apa namanya, dosa-dosa

kecil gitu. Walaupun dosa kecil juga lama-lama mah bakalan banyak

ceunah. Atuh di apa namanya? Dicoba jangan kaya gitu, apa namanya yah

kalo itu? tertarik. Ngeliat orang lain tertarik untuk ngelakuin hal seperti

itu, ya itu mah hal sepele. Kata umi. Terus inget, ya Allah tiap hari baca

al-Qur’an, dengan ini ditambah amalan istigfar, shalawat, bimbing ya

Allah, walaupun emang sebenernya diri kita yang bisa ngerubah diri kita

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36514/1/E. OVA... · i ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengamalan Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan

sendiri, tolong bimbing jangan sampai seperti itu lagi, jangan sampai

ngeliat yang sekecil itu pengen gitu, sebenernya emang, Cuma yang

namanya manusia ya pastinya kaya gitu lagi. Gitu lagi.

9. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan shalawat apakah anda istiqamah

menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah Saw. dalam beribadah dan

menjadi pribadi yang memiliki teladan yang luhur (akhlaq al-karimah)?

Iya teh, jadi kita kan ngamalin shalawat juga yah, harapan sama

do’a aku mah minta dibimbing menuju akhlak yang baik sama Allah, bisa

neladanin akhlaknya Rasulullah Saw. ditambah ada yang kurang rasanya

kalau ketinggalan ngerjain amalan sunnah.

10. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan tahlil apakah anda merasakan hati menjadi

tenang dan menyerahkan segala urusan anda kepad Allah Swt. (tawakal)?

Kalau masalah itu mah teh harus kita tawakal, sama ditambah

tarekat itu kan buat cari ketenangan hati lewat wiridan wiridannya.

11. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah, apakah anda

merasakan perubahan menjadi pribadi yang qona’ah?

Intinya mah bersyukur aja teh, dikasih rizki banyak sedikit, syukuri

aja biar ga pusing sama kitanaya juga teh

12. Setelah mengikuti dan mengamalkan Tarekat Syadziliyah yang

didalamnya terdapat amalan do’a untuk muslimin muslimat, apakah anda

menjadi pribadi yang selalu husnudzan kepada Allah dengan cara selau

bersyukur, dan memohon perlindungan kepada Allah dalam keadaan

senang maupun susah?

Hhmm... sama siapa lagi teh kita mau bergantung, berharap,

berdo’a selain sama Allah. Yang tadi itu teh kata umi, kita minta sama

Allah buat dijauhkan dari sifat-sifat tercela sama minta dibimbing untuk

jadi orang yang baik, soalnya kita lisannya lisan al-Qur’an, hidup

dilingkungan al-Qur’an. Soal husnudzon lewat do’a-do’a kita sama Allah,

kita harus yakin, bakal dikabulin do’a-do’anya.